i
PENGARUH PENERAPAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN BAZNAS (SIMBA) DAN CITRA LEMBAGA
PENGELOLA ZAKAT
TERHADAP
TRUST MUZAKKI>
DI
BAZNAS KOTA MOJOKERTO
SKRIPSI
Oleh:
DEWI WULANDARI NUR HAMIDAH
NIM: C74213095
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
SURABAYA
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
v
ABSTRAK
Skripsi yang berjudul “Pengaruh Penerapan Teknologi Sistem Informasi
Manajemen BAZNAS (SIMBA) dan Citra Lembaga Pengelola Zakat terhadap Trust Muzakki> di BAZNAS Kota Mojokerto” ini merupakan hasil penelitian kuantitatif yang bertujuan menjawab pertanyaan tentang bagaimana pengaruh penerapan teknologi sistem informasi manajemen BAZNAS (SIMBA) dan citra lembaga pengelola zakat secara simultan dan parsial terhadap trust muzakki> di BAZNAS Kota Mojokerto yang dipimpin oleh Drs. H. Ma’shum Maulani, M.Pd.I.
Metodologi penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Populasi dalam penelitian ini adalah muzakki> BAZNAS Kota Mojokerto yang menggunakan teknologi SIMBA. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling, dengan jumlah 100 infinit muzakki>. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi.
Hasil penelitian yang diolah dengan program SPSS Versi 20 menunjukkan bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0,444 artinya 44,4% trust muzakki> di BAZNAS Kota Mojokerto dipengaruhi oleh variabel penerapan teknologi sistem informasi manajemen BAZNAS (SIMBA) dan citra lembaga pengelola zakat. sedangkan sisanya sebesar 65,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan.
Hasil uji simultan (Uji F) menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 40,
540 lebih besar dari F tabel sebesar 3,095 atinya variabel penerapan teknologi
sistem informasi manajemen BAZNAS (SIMBA) dan citra lembaga pengelola zakat berpengaruh signifikan secara simultan terhadap trust muzakki> di BAZNAS Kota Mojokerto. Hasil uji parsial (Uji t) menunjukkan bahwa nilai t
hitung untuk variabel penerapan teknologi sistem informasi manajemen BAZNAS
(SIMBA) sebesar 4,437 dan citra lembaga pengelola zakat 3,683 lebih besar dari t tabel sebesar 1,984 artinya variabel penerapan teknologi SIMBA dan citra
lembaga pengelola zakat berpengaruh secara signifikan secara parsial terhadap trust muzakki> di BAZNAS Kota Mojokerto.
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM ...………...……… i
PERNYATAAN KEASLIAN ………...……... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ………...………. iii
PENGESAHAN ………...………. iv
ABSTRAK ………..………...………... v
KATA PENGANTAR …………..…………...…..………. vi
DAFTAR ISI ………..…………...……...…..…………. viii
DAFTAR TABEL ………..…………...………….…………. xi
DAFTAR GAMBAR ………...…………..………….. xiii
DAFTAR TRANSLITERASI …………...…………....…………. xiv
BAB I : PENDAHULUAN ………...…... 1
A. Latar Belakang Masalah ..…...…….…... 1
B. Rumusan Masalah …………...……….. 14
C. Tujuan Penelitian ……….….…...…...……….. 14
D. Kegunaan Hasil Penelitian ……...……..… 15
BAB II : KAJIAN PUSTAKA ………...………….. 16
A. Landasan Teori ..………...…...….…...…..…. 16
B. Penelitian Terdahulu yang Relevan …...… 37
C. Kerangka Konseptual .…………...…… 41
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
ix
BAB III : METODE PENELITIAN ..……...…...…….…... 44
A. Jenis Penelitian..………....……...….…….. 44
B. Waktu dan Tempat Penelitian ……...…... 45
C. Populasi dan Sampel Penelitian ……...…… 45
D. Variabel Penelitian …….…………...……… 46
E. Definisi Operasional …….……..…...…….. 47
F. Uji Validitas dan Reliabilitas ……...……… 48
G. Data dan Sumber Data …….….…...…….. 51
1. Jenis Data …..………….…...……….. 51
2. Sumber Data …….…...…...….………… 51
H. Teknik Pengumpulan Data ………...…... 52
I. Teknik Analisis Data …….…..…...…….. 53
BAB IV : HASIL PENELITIAN ………...…...….….. 60
A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ..…...….. 60
1. Lokasi Penelitian …….…..…...…….. 60
2. Profil BAZNAS Kota Mojokrto ...… 61
3. Karakteristik Responden …….…...……. 70
B. Analisis Data .….…….………...…….….. 74
BAB V : PEMBAHASAN …….…..…….…...…….….. 90
BAB VI : PENUTUP ……….…...………. 100
A. Kesimpulan ……….…...…..………...……. 100
x
DAFTAR PUSTAKA ………...………...…..…………. 102
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Perkembangan Pengumpulan BAZNAS Kota Mojokerto dari
Tahun 2013-2015 ...
7
1.2 Perkembangan Jumlah Muzakki> dari Tahun 2013 sampai dengan
2015 ... 8
2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 36
3.1 Definisi Operasional Penelitian ... 45
3.2 Alternatif Jawaban dengan Skala Likert ... 51
4.1 Jenis Kelamin Responden ... 69
4.2 Usia Responden ... 70
4.3 Pendidikan Terakhir Responden ... 71
4.4 Status Pekerjaan Responden ... 71
4.5 Pembayaran Zakat Responden ... 72
4.6 Uji Validitas Variabel Penerapan Teknologi Sistem Informasi Manajemen BAZNAS (SIMBA) ... 73 4.7 Uji Validitas Variabel Citra Lembaga ... 74
4.8 Uji Validitas Variabel Trust ... 75
4.9 Uji Reliabilitas ... 76
4.10 Hasil Uji Normalitas ... 77
xii
4.12 Hasil Uji Heteroskedastisitas Glejser ... 80
4.13 Hasil Koefisien Determinasi Model Summary ... 82
4.14 Hasil Uji Persamaan Regresi Linier Berganda ... 82
4.15 Hasil Uji F ... 85
4.16 Hasil Uji t Variabel Penerapan Teknologi SIMBA ... 86
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Model Pembentukan Citra ... 34
2.2 Hubungan Variabel X dan Y ... 40
4.1 Struktur Organisasi BAZNAS Kota Mojokerto ... 62
4.2 Halaman awal SIMBA ... 67
4.3 Grafik P-Plot ... 78
xiv
DAFTAR TRANSLITERASI
Di dalam naskah skripsi ini banyak dijumpai nama dan istilah teknis (technical term) yang berasal dari bahasa Arab ditulis dengan huruf Latin. Pedoman transliterasi yang digunakan untuk penulisan tersebut adalah sebagai berikut:
A. Konsonan
No Arab Indonesia Arab Indonesia
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. ا ت ج ح د ذ ر س ش ص ’ b t th j h} kh d dh r z s sh s} d} ط ظ ف ق ك ل ت و ء t} z} ‘ gh f q k l m n w h ’ Y
Sumber: Kate L.Turabian. A Manual of Writers of Term Papers, Disertations
(Chicago and London: The University of Chicago Press, 1987). B. Vokal
1. Vokal Tunggal (monoftong) Tanda dan
Huruf Arab Nama Indonesia
ــــــــ fath}ah A
ــــــــ Kasrah I
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
xv
Catatan: Khusus untuk hamzah, penggunaan apostrof hanya berlaku jika
hamzah berh}arakat sukun atau didahului oleh huruf yang berh}arakat sukun. Contoh: iqtid}a>’ (ءاضتقا)
2. Vokal Rangkap (diftong) Tanda dan
Huruf Arab Nama Indonesia Ket.
ْ يــــ fath}ah dan ya’ ay a dan y
ْ وـــــ fath}ah dan wawu aw a dan w Contoh : bayna ( نيب )
: mawd}u>‘ ( عوضوم )
3. Vokal Panjang (mad) Tanda dan
Huruf Arab
Nama Indonesia Keterangan
اــــ fath}ah dan alif a> a dan garis di atas
يـــ kasrah dan ya’ i> i dan garis di
atas
وــــ d}ammah dan wawu u> u dan garis di atas
Contoh : al-jama>‘ah ( ةعامجلا ) : takhyi>r ( رييخت )
: yadu>ru ( رودي )
C. Ta’ Marbut}ah
Transliterasi untuk ta>’ marbu>t}ah ada dua :
xvi
Contoh : shari>‘at al-Isla>m (ماسااْةعيرش)
: shari>‘ah isla>mi>yah (ْةيماسإْةعيرش)
D. Penulisan Huruf Kapital
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Zakat merupakan suatu ibadah amaliyah yang lebih menjurus kepada
aspek sosial, untuk mengatur kehidupan manusia dalam hubungannya
dengan Allah dan dalam hubungannnya dengan sesama manusia. Kalau
sholat lebih menjurus kepada pembinaan kepribadian yang mulia, maka
zakat lebih menjurus kepada pembinaan kesejahteraan masyarakat.1 Dengan
kata lain, zakat disamping memiliki dimensi spiritual juga memiliki dimensi
sosial ekonomi. Dengan demikian, bagi setiap muslim yang telah
menunaikan zakat, tidak hanya beribadah untuk dirinya sendiri tetapi juga
berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan sesamanya, dimana pengeluaran
zakat dibebankan atas harta atau kekayaan seorang muslim sehingga zakat
memiliki tujuan sangat mulia.2
Zakat juga merupakan salah satu bentuk konkret dari jaminan sosial
yang disyariatkan oleh ajaran Islam. Melalui syari’at zakat, kehidupan
orang-orang fakir, miskin dan orang-orang-orang-orang menderita lainnya, terperhatikan dengan
baik. Zakat merupakan salah satu bentuk pengejawantahan perintah Allah
1 Muhammadiyah Ja’far, Tuntunan Ibadat Zakat, Puasa dan Haji, (Jakarta: PT Kalam Mulia,
1997), 3.
2 Deni Riani, “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Muzakki> dalam Membayar
2
SWT untuk senantiasa melakukan tolong-menolong dalam kebaikan dan
takwa,3 sebagaimana firman Allah SWT dalam surah al-Maa’idah: 2,
... ىَ ۡ تٱَو قك قبۡلٱ َ َل ْا ُنَو َعَتَو ...
٢
Artinya:
“...Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa...” Q.S al-Maa’idah (5: 2)4
Juga hadits Rasulullah saw riwayat Imam Bukhori dari Anas bahwa
Rasulullah bersabda,
{ َح ْ ُكُ َحَأ ُنقمْؤُيَا قهقسْفَ قِ ق ُُ َم قهْيقخَأ ق ُُ َ
}
Artinya:
“Tidak dikatakan (tidak sempurna) iman seseorang, sehingga ia
mencintai saudaranya, seperti ia mencintai dirinya sendiri”5
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 menjelaskan zakat merupakan
pranata keagamaan yang bertujuan untuk meningkatkan keadilan dan
kesejahteraan masyarakat. Undang-undang ini juga memberikan arahan
kepada seluruh lembaga zakat untuk mampu memperbaiki sistem pengelolaan
zakat di Indonesia, sehingga optimalisasi pengumpulan dana dan penyaluran
zakat dapat lebih terarah, professional dan transparan.6
Di Indonesia zakat dikelola oleh organisasi pengelola zakat yang
terdiri dari Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang dibentuk oleh organisasi
3 Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002), 12. 4 Muhammad Shohibu Thohir, Mushaf Aisyah, (Bandung: JABAL, 2010), hal 106.
5 Shahih Bukhori (Riyadh: Daar el-Salaam, 2000), 3, dalam Didin Hafidhuddin, Zakat dalam
Perekonomian Modern, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002), 12.
6 Hana Septi Kuncaraningsih dan M. Rasyid Ridla, Good Corporate Governance dalam
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
3
masyarakat dan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) yang merupakan
lembaga pengelola zakat yang dibentuk oleh pemerintah. Sebagai organisasi
resmi pengelola zakat yang dibentuk oleh pemerintah non struktural sesuai
dengan Keputusan Presiden RI No. 8 Tahun 2001.7 Dalam rangka
melaksanakan tugasnya sebagai lembaga pengelola zakat nasionl, BAZNAS
menjalankan fungsi-fungsi utama, sebagaimana diatur dalam pasal 7 ayat (1)
UU Nomor 23/ 2011 adalah sebagai berikut: perencanaan pengumpulan,
pendistribusian, dan pendayagunaan zakat; pelaksanaan pengumpulan,
pendistribusian, dan pendayagunaan zakat; pengendalian pengumpulan,
pendistribusian, dan pendayagunaan zakat; pelaporan dan
pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan zakat.8 BAZNAS juga dapat
bekerjasama dengan pihak terkait sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.9 Tidak mungkin sebuah organisasi pengelola zakat
dapat melakukan segala hal. Namun apabila aspek paling berharga
benar-benar diperhatikan, maka bukan mustahil apa pun target dan program
organisasi akan dapat tercapai.
Agar organisasi pengelola zakat bisa berjalan secara baik, ia harus
didukung oleh sumber daya manusia yang memenuhi kualifikasi tertentu.
Mengacu pada contoh yang telah ditunjukkan Rasulullah saw, yang dipilih
7 Ika Rahmawati, “Pengaruh Publisitas Program-Program Distribusi dan Kredibilitas Lembaga
terhadap Peningkatan Minat Zakat, Infaq, dan Shodaqoh di Baznas Kota Mojokerto”, ( Skripsi--UIN Sunan Ampel Surabaya, 2016).
8 Kementerian Agama RI Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat
Pemberdayaan Zakat, Standarisasi Amil Zakat di Indonesia, 2012, 47-48.
9 Kementerian Agama RI Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat
4
dan diangkat sebagai amil zakat. Amil zakat hendaknya mereka yang inovatif
dan kreatif sehingga mampu menjalin hubungan dan kerjasama dengan
berbagai lembaga lain peduli terhadap masalah-masalah umat.10
Dana zakat merupakan dana kepercayaan yang dibatasi oleh sumber
zakat itu. Dana itu harus dikumpulkan dan selanjutnya didistribusikan sesuai
sasaran yang telah diketahui/ dan direncanakan. Mengingat zakat adalah dana
kepercayaan, maka pengelolaan dana tersebut harus dikumpulkan pada proses
pertanggungjawaban agar para sumber dana yakin bahwa zakat yang
dikeluarkan didistribusikan dan dimanfaatkan sesuai dengan ketentuan
(syari’ah).11
Secara teori penerapan tata kelola suatu lembaga pengelola zakat
seperti BAZ dan LAZ yang baik dalam pengelolaan zakat akan berpengaruh
dalam trust (kepercayaan) muzakki> untuk membayarkan zakatnya melalui
lembaga-lembaga bersangkutan. Pengelolalan zakat yang profesional,
transparan, dan akuntabel oleh lembaga amil zakat tentu saja akan
menumbuhkan kepercayaan publik terhadap lembaga zakat yang rentan
terjadinya penyelewengan.12
Badan Amil Zakat seyogyanya mampu menunjukkan kekuatan
komitmen, trust dan integritas pada manajemen pelaksanaan zakat,
10 Umrotul Khasanah, Manajemen Zakat Modern Instrumen Pemberdayaan EkonomiUmat,
(Malang: UIN-Maliki Press, 2010), 70-71.
11 Ibid., 60-61.
12 M. Sholahudin, Lembaga Ekonomi Islam, (Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2006),
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
5
tampaknya perlu membangun nuansa sosiologis yang mampu mendorong
lahirnya gerakan zakat. Jika pada zaman pemerintahan Umar bin Khattab, ia
akan memerangi orang-orang yang mengabaikan zakat, maka pada zaman
modern sekarang ini diperlukan sistem dan bahkan juga kewibawaan yang
mampu mendorong kaum muslimin untuk membayarkan zakat.13
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al Qur’an surat Q.S Al-
Taubah ayat 103.
ُّٱَو ۗۡ ُ ل ٞنَكَس َ َت َ َص نقإ ۡ ق ۡيَ َع قكلَصَو َ قب ق يقككَ ُتَو ۡ ُهُ قك َطُت مةَقَ َص ۡ ق قل َوۡمَأ ۡنقم ۡ ُخ ل يق َع لَيقٌَس
٣
Artinya:
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka.
Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (Q.S Al-Taubah.
09:103)14
Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan umum lembaga
pengelola zakat yaitu masalah profesionalisme, dibutuhkan adanya penguatan
dari sisi kelembagaan. Menurut Hafidhuddin, faktor pendukung kesuksesan
lembaga amil zakat ialah meningkatkan trust (kepercayaan) muzakki> dalam
menyalurkan wajib zakatnya kepada lembaga amil zakat. Sesungguhnya
zakat itu dikelola ole lembaga amil zakat yang kredibel, amanah, transparan
13 Didin Hafidhuddin, The Power of Zakat Studi Perbandingan Pengelolaan Zakat Asia Tenggara,
(Malang: UIN Malang Press, 2008), hal. 7.
6
atau amil zakat yang memberikan laporan yang kontinyu kepada
masyarakat.15
Trust (kepercayaan) adalah suatu sejarah proses dependen didasarkan
pada contoh pengalaman-pengalaman yang relevan namun terbatas. Dapat
diambil garis besar bahwa trust adalah suatu harapan yang positif dan
relevan terhadap orang lain yang dapat menjadi familiaritas (kedekatan)
serta ada unsur resiko.16
Trust (kepercayaan) timbul dari suatu proses yang lama. Apabila trust
sudah timbul antara pelanggan/ muzakki> dan perusahaan/ lembaga, maka
usaha untuk membina hubungan kerjasama akan lebih mudah. Trust
(kepercayaan) timbul ditunjukkan oleh suatu kredibilitas yang diperoleh dari
pihak lain karena memiliki keahlian yang dikehendaki untuk melakukan
suatu tugas. Trust (kepercayaan) juga dapat diperoleh karena melakukan
sesuatu hal yang terbaik kepada pihak lain melalui suatu hubungan.17
Tust (kepercayaan) secara umum dipandang sebagai unsur mendasar
bagi keberhasilan suatu hubungan. Tanpa adanya kepercayaan, suatu
hubungan tidak akan bertahan dalam jangka waktu yang panjang. Menurut
Barnes, beberapa elemen penting dari kepercayaan adalah kepercayaan
15 Agung Pandu Dwipratama, “Sistem Informasi Manajemen Zakat, Infaq dan Shodaqoh pada
Badan Amil Zakat Nasional”, (Skripsi--UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), diakses pada 27 September 2016.
16 Danang Kusuma Bakti, “Studi Indigenous Trust to Leader pada Karyawan Jawa”, (Skripsi
--Universitas Negeri Semarang, 2013), diakses pada 20 Oktober 2016.
17 Erik Siswoyo, “Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan, Kepercayaan dan Kepuasan Nasabah
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
7
merupakan perkembangan dari pengalaman dan tindakan masa lalu; watak
yang diharapkan dari partner, seperti dapat dipercaya dan dapat diandalkan;
kepercayaan melibatkan kesediaan untuk menempatkan diri dalam risiko;
kepercayaan melibatkan perasaan aman dan yakin pada diri partner.18
Trust (kepercayaan) publik pada suatu institusi lembaga pengelola
zakat sangatlah penting dan menentukan. Munculnya sikap percaya terhadap
para penyelenggara zakat, seperti BAZNAS Kota Mojokerto dapat dilihat
dari meningkatnya pengumpulan BAZNAS Kota Mojokerto dari tahun 2013
sampai dengan 2015. Berikut ini merupakan perkembangan pengumpulan
BAZNAS Kota Mojokerto:
Tabel 1.1
Perkembangan Pengumpulan BAZNAS Kota Mojokerto dari Tahun 2013-20151 9
2013 2014 2015 TOTAL
ZAKAT 575.568.836 665.544.808 916.478.795 2.157.592.439
I NFAQ & S{ODAQOH
324.377.900 304.588.614 328.020.739 956.987.253
JUMLAH 899.946.736 970.133.422 1.244.499.534 3.114.579.692
TARGET
PENDAPATAN 976.000.000 976.000.000 1.200.000.000
Sumber: laporan tahunan BAZNAS Kota Mojokerto 2015
Adapun jumlah muzakki> BAZNAS Kota Mojokerto dari sektor zakat
ma<l pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 dari muzakki> PNS dan
masyarakat. Berikut ini merupakan perkembangan jumlah muzakki> di
BAZNAS Kota Mojokerto:
18 Ibid.,
8
Tabel 1.2
Perkembangan Jumlah Muzakki> dari Tahun 2013 sampai dengan 20152 0
No Jenis Muzakki> Jumlah Muzakki> Zakat Ma<l Pertumbuhan Tahun
2013
Tahun 2014
Tahun 2015
1 UPZIZ (dalam
orang)
1.395 1.403 2.228 60%
2 MASYARAKAT 191 227 235 23%
TOTAL 1.586 1.630 2.463 55%
Sumber: laporan tahunan BAZNAS Kota Mojokerto 2015
Dari tabel di atas dengan jumlah muzakki> BAZNAS Kota Mojokerto
selama tiga tahun terakhir ini, muzakki> cenderung naik.
Berdasarkan sedikit laporan tersebut maka penulis tertarik untuk
mengetahui penyebab trust (kepercayaan) muzakki> pada BAZNAS Kota
Mojokerto. Sehingga menyebabkan semakin meningkatnya muzakki> yang
menghimpun dananya di BAZNAS Kota Mojokerto dan untuk mengetahui
apakah dengan diterapkannya teknologi sistem informasi manajemen
BAZNAS (SIMBA) dan citra lembaga yang baik merupakan penyebab trust
(kepercayaan) muzakki> terhadap BAZNAS Kota Mojokerto.
Saat ini sistem informasi sangat penting bagi setiap badan usaha.
Karena mempercepat dan memperlancar serta mengefisienkan dan
mengefektifkan waktu setiap transaksi sehari-hari dan yang lebih penting
lagi, sistem informasi memiliki fungsi seperti mencatat, mengumpulkan,
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
9
menyimpan dan memberi laporan setiap kegiatan yang dibutuhkan setiap
badan usaha atau organisasi.21
SIMBA atau Sistem Manajemen Informasi BAZNAS merupakan
sebuah sistem yang menjadi terobosan baru dalam hal memenuhi peran
koordinator zakat nasional bagi terciptanya sistem pengelolaan zakat yang
transparan dan akuntabel di seluruh Indonesia. Dengan basis online, peran
koordinator zakat bisa menjangkau hampir di seluruh wilayah Indonesia.22
Dalam hal integrasi pengelolaan zakat, oleh UU No. 23/ 2011
BAZNAS diberi amanah sebagai koordinator zakat nasional. Dengan adanya
amanah tersebut, BAZNAS kemudian membutuhkan sebuah sistem
manajemen informasi yang dapat membantu operasional BAZNAS (pusat,
provinsi, kabupaten/ kota) dan LAZ dalam sistem manajemen informasi yang
bisa menghasilkan laporan yang berjenjang dari kabupaten/ kota ke provinsi,
dari provinsi ke pusat, dan dari pusat ke Presiden/ DPR. Targetnya adalah
membuat sebuah sistem yang dapat meng-integrasi data BAZNAS pusat dan
BAZNAS di seluruh Indonesia dengan cara yang efektif, singkat serta
terjangkau ke seluruh daerah.23
Berkenaan dengan peningkatan profesionalisme lembaga pengelola
zakat, dengan diterapkannya sistem insormasi manajemen proses penerimaan
zakat bisa dilakukan dengan cepat dan database penerimaan zakat dapat
21 Ibid.,
22 Achmad Subianto, “1 Tahun, BAZNAS telah Kembangkan SIMBA”, dalam
http://pusat.baznas.go.id>berita-utama, diakses pada 30 September 2016.
10
terintegrasi serta kesalahan dalam melakukan input dan perhitungan zakat
dapat terminimalisir. Dengan demikian, kegiatan pembagian zakat dapat
lebih efektif dan efisien untuk dilakukan. Selain itu, masyarakat/ muzakki>
dapat melihat keterbukaan dalam pengelolaan zakat dan dengan keterbukaan
dalam pelaporan zakat, diharapkan masyarakat/ muzakki> dapat secara mudah
melihat laporan zakat. Sehingga, masyarakat/ muzakki> akan mempunyai
persepsi baik terhadap citra lembaga pengelola zakat, sehingga akan
meningkatkan trust (kepecayaan) muzakki> terhadap lembaga pengelola zakat.
Citra terbentuk dari bagaimana lembaga melaksanakan kegiatan
operasionalnya yang mempunyai landasan utama pada segi layanan. Citra
juga terbentuk berdasarkan impresi dan pengalaman yang dialami seseorang
terhadap sesuatu, sehingga membangun sikap mental. Citra akan diperhatikan
publik dari waktu ke waktu dan akhirnya akan membentuk suatu pandangan
positif yang akan dikomunikasikan dari satu mulut ke mulut yang lain.24
Badan atau Lembaga Amil Zakat merupakan organisasi sosial ekonomi
dalam masyarakat Islam. Dengan kehadiran lembaga zakat telah memberikan
cukup besar kontribusi dalam memberdayakan kaum muslimin. Karena dari
dana-dana muzakki> segala program lembaga zakat bisa diimplementasikan.
Lembaga zakat mempunyai reputasi tersendiri dalam kehidupan
bermasyarakat. Oleh karena itu, lembaga zakat harus berusaha menciptakan
24 Adi Nur Kholis, “Analisis Pengaruh Citra Pondok Pesantren dan Produk Syari’ah terhadap
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
11
citra positif dihati masyarakat. Citra inilah yang akan mengiring masyarakat
untuk menyalurkan dananya ke lembaga zakat atau sebaliknya.
Dari sisi lembaga pengelola zakat, penerapan teknologi sistem
informasi manajemen BAZNAS (SIMBA) dan citra lembaga di BAZNAS
Kota Mojokerto akan berpengaruh terhadap trust muzakki> dalam
pengelolaan zakat yang baik dan optimal. Berikut ini merupakan beberapa
referensi dari penelitian mengenai penerapan sistem informasi manajemen di
lembaga zakat dan citra lembaga terhadap trust (kepercayaan) muzakki>.
Menurut Sri Dewi Anggadini, Universitas Padjadjaran Bandung
(2011), bahwa dengan adanya sistem informasi manajemen berbasis
komputer akan memudahkan dalam proses pengambilan keputusan. Dengan
adanya SIM berbasis komputer penyimpanan secara komputerisasi ini dapat
diproses dengan cepat dan dalam pencariannya tidak membutuhkan waktu
yang lama, selain itu dokumen dapat dirawat secara digital. Dengan
demikian, para pimpinan dapat lebih mudah, murah, efisien dan efektif
dalam upaya pengambilan keputusan termasuk didalamnya dalam melakukan
fungsi-fungsi manajemen yang hasil keputusannya tersebut harus dapat
dipertanggungjawabkan.25
Menurut Hana Dian Pratiwi, at al (2013), dalam jurnalnya
menyatakan bahwa tingkat kepercayaan konsumen dalam bertransaksi
25 Sri Dewi Anggadini, “Analisis Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer dalam Proses
12
secara online dapat dipengaruhi oleh reputasi perusahaan dan kualitas
website.26
Dari analisis dan pemaparan pengembangan sistem, sistem yang
dibangun dapat memenuhi kebutuhan stakeholder khususnya dalam hal
keterbukaan dan kemudahan dalam menunaikan kewajiban zakat dan
bantuan kemanusiaan. Dengan laporan yang secara life terupdate secara
berkala dapat memberikan efek trust (kepercayaan) yang lebih kepada para
muzakki> untuk berzakat. Hasil penelitian Sugiyatno, at. al, STMIK
AMIKOM Yogyakarta (2015).27
Merza Ariszani, et al (2012) dalam jurnalnya menjelaskan bahwa
perusahaan yang memiliki citra positif akan mencerminkan bahwa
perusahaan tersebut mempunyai kualitas layanan yang baik dan konsisten
serta memiliki reputasi dan kredibilitas yang baik pula, oleh karena itu
konsumen akan merasa yakin bahwa perusahaan akan memeberikan apa yang
akan mereka butuhkan dan pada akhirnya menimbulkan kepercayaan pada
konsumen.28
26 Hana Dian Pratiwi, et al, “Pengaruh Reputasi Perusahaan dan Kualitas Website terhadap
Tingkat Kepercayaan Konsumen dalam Bertransaksi secara Online”, (Skripsi--Universitas Brawijaya, 2012), diakses pada 4 Oktober 2016.
27 Sugiyatno, at. al, “Perancangan Aplikasi Muzakki> pada Sistem Informasi Zakat, Infaq dan
Shodaqoh Berbasis Android”, (Artikel--Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia, Yogyakarta, 6-8 Februari 2015), diakses pada 30 September 2016.
28 Merza Ariszani, et al, “Pengaruh Citra Perusahaan terhadap Kepercayaan serta Dampaknya
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
13
Rizki Wijayanto, at al, Universitas Brawijaya, Malang (2012), dalam
penelitiannya menyatakan bahwa perubahan citra PT Pertamina berpengaruh
signifikan terhadap kepercayaan pada pelayanan SPBU.29
Dengan beberapa referensi penelitian di atas, penulis menyimpulkan
bahwa dalam meningkatkan kepercayaan masyarakat/ muzakki> perlu adanya
strategi dari manajemen amil zakat dalam pengelolaan dan pendistribusian
zakat. Telah dipaparkan di atas, bahwa dalam penerapan teknologi sistem
informasi manajemen dan citra lembaga dapat mempengaruhi trust
(kepercayaan) masyarakat/ muzakki>.
Oleh karena itu, penulis tertarik melakukan penelitian mengenai
penerapan teknologi sistem informasi manajemen BAZNAS (SIMBA) dan
citra lembaga pengelola zakat pada BAZNAS Kota Mojokerto. Penelitian ini
berjudul: “PENGARUH PENERAPAN TEKNOLOGI SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN BAZNAS (SIMBA) DAN CITRA
LEMBAGA PENGELOLA ZAKAT TERHADAP TRUST MUZAKKI> DI
BAZNAS KOTA MOJOKERTO”.
14
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah yang ingin dikaji
penulis sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh penerapan teknologi sistem informasi manajemen
BAZNAS (SIMBA) dan citra lembaga pengelola zakat secara simultan
terhadap trust muzakki> di BAZNAS Kota Mojokerto ?
2. Bagaimana pengaruh penerapan teknologi sistem informasi manajemen
BAZNAS (SIMBA) dan citra lembaga pengelola zakat secara parsial
terhadap trust muzakki> di BAZNAS Kota Mojokerto ?
C. Tujuan Penelitan
Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui:
1. Untuk membuktikan bahwa penerapan tekologi sistem informasi
manajemen BAZNAS (SIMBA) dan citra lembaga pengelola zakat
berpengaruh secara simultan terhadap trust muzakki> di BAZNAS Kota
Mojokerto.
2. Untuk membuktikan penerapan teknologi sistem informasi manajemen
BAZNAS (SIMBA) dan citra lembaga pengelola zakat berpengaruh
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
15
D. Kegunaan Hasil Penelitian
Adapun kegunaan dari hasil penelitian dapat dibedakan menjadi dua
aspek:
1. Aspek Teoritis:
Dari aspek teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi positif terhadap pengembangan studi ekonomi syari’ah
terutama dalam bidang kelembagaan zakat, mengenai penerapan
teknologi sistem informasi manajemen BAZNAS (SIMBA) dan citra
lembaga dalam meningkatkan trust (kepercayaan) muzakki> untuk
menyalurkan zakat pada BAZNAS Kota Mojokerto.
2. Aspek Praktis :
Dari aspek praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat
dipergunakan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Mojokerto
dan tempat lain dalam hal pengevaluasian, pengembangan, dan
16 BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Trust Muzakki>
a. Definisi Trust (Kepercayaan)
Menurut Moorman, at al, kepercayaan didefinisikan sebagai
keinginan untuk menyerahkan sesuatu kepada partner yang bisa
dipercaya.1 Penelitian yang sejalan dengan Moorman et al, adalah
penelitian yang dilakukan oleh Morgan dan Hunt, yaitu perilaku
keterhubungan yaang terjadi antara perusahaan dengan mitranya
banyak ditentukan oleh kepercayaan dan komitmen. Sehingga dapat
diperkirakan bahwa kepercayaan akan mempunyai hubungan yang
positif. Sedangkan menurut Robbins, trust adalah suatu sejarah
proses dependen didasarkan pada contoh pengalaman-pengalaman
yang relevan namun terbatas.2 Dapat diambil garis besar bahwa trust
adalah suatu harapan yang positif dan relevan terhadap orang lain
yang dapat menjadi familiaritas (kedekatan) serta ada unsur resiko.
Trust (kepercayaan) konsumen/ muzakki> adalah semua
pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen/ muzakki> dan semua
kesimpulan yang dibuat oleh konsumen/ muzakki> tentang obyek,
1 Moorman, et al, “Factors Affectiۢg Trust iۢ Market Reseach Relatioۢship”, Jounal Marketing Reseach, Vol. 57, diakses pada 14 September 2016.
2 Danang Kusuma Bakti, “Studi Indigenous Trust to Leader pada Karyawan Jawa”, (Skripsi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
17
atribut, dan manfaatnya. Obyek dapat berupa produk, orang,
perusahaan, dan segala sesuatu dimana seseorang memiliki
kepercayaan dan sikap. Atribut adalah karakteristik atau fitur yang
mungkin dimiliki atau tidak dimiliki oleh obyek.3Tust (kepercayaan)
secara umum dipandang sebagai unsur mendasar bagi keberhasilan
suatu hubungan. Tanpa adanya kepercayaan, suatu hubungan tidak
akan bertahan dalam jangka waktu yang panjang.
Menurut Barnes, beberapa elemen penting dari kepercayaan adalah:4
1) Kepercayaan merupakan perkembangan dari pengalaman dan tindakan masa lalu.
2) Watak yang diharapkan dari partner, seperti dapat dipercaya dan dapat diandalkan.
3) Kepercayaan melibatkan kesediaan untuk menempatkan diri dalam risiko.
4) Kepercayaan melibatkan perasaan aman dan yakin pada diri partner.
Trust merupakan harapan umum yang dipertahankan oleh
individu yang ucapan dari satu pihak ke pihak lainnya dapat dipercaya.
Trust merupakan sangat penting dalam membangun hubungan jangka panjang antara satu pihak dengan pihak lainnya.
3Fita Usria, “Implementasi dan Peran CSR terhadap Kepercayaan Anggota BMT Fastabiq Pati”,
Iqtishadia, Vol. 7 No. 2, September 2014, diakses pada 10 September 2016.
4 Erik Siswoyo, “Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan, Kepercayaan dan Kepuasan Nasabah
18
Trust pada dasarnya adalah kemauan suatu pihak untuk
mengandalkan pihak yang lain, yaitu pihak yang mendapat
kepercayaan. Trust juga merupakan sekumpulan keyakinan spesifik
terhadap Integritas (kejujuran pihak yang terpercaya), Benevelonce
(perhatian dan motivasi yang dipercaya untuk bertindak sesuai dengan
kepentingan yang mempercayai mereka), Competency (kemampuan
pihak yang dipercaya untuk melaksanakan kebutuhan yang
mempercayai) dan Predictability (konsistensi perilaku pihak yang
dipercaya).5
Selain kepercayaan yang telah dijelaskan secara umum Allah
SWT juga telah menjelaskan kepercayaan dalam Islam yang disebut
dengan amanah (dapat dipercaya). Sebagaimana yang terkandung
dalama surat An-Nisa’ ayat 58 yang berbunyi:
۞
هّ
ْاوده ت هأ مك مأهي
ته همهۡ
هنيهب م ه هح اهذ هو ه ههأ ٓ هل
س ل
ْاو هت هأ
ب
ل ه لٱ
هّ
هب م
هي ن
ٓۦ
هّ
ا ٗ ي هب ه ي هس ه هك
٨٥
Artiya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”.
Dari terjemahan ayat di atas diketahui bahwasanya Allah SWT menjelaskan amanah sebagaimana sesuatu yang diserahkan kepada
5 Wahab Zaenuri, at al, Membangun Kepuasan dan Loyalitas Nasabah Melalui Atribut Produk,
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
19
pihak lain untuk dipelihara dan dikembalikan bila saatnya atau diminta oleh pemiliknya. Amanah adalah lawan kata dari khianat. Al-Qur’aۢ sangat erat dengan ajaran tentang kepercayaan (the spirit of trust). Ajaran tentang kepercayaan meliputi tuntutan untuk beraksi, yang dimulai dari pergeseran memandang, berbicara, berperilaku, dan bekerja.
Model kepercayaan organisasional memasukkan sifat
kepribadian yang disebut kecenderungan untuk percaya (propencity to
trust). Kecenderungan dapat dianggap sebagai keinginan umum untuk
mempercayai orang lain. Kecenderungan akan memengaruhi beberapa
banyak trust (kepercayaan) yang dimiliki seseorang untuk orang yang
dipercaya. Trust melibatkan loncatan kognitif melampaui
harapan-harapan yang dijamin oleh dasar pemikiran dan pengalaman. Untuk
membangun sebuah trust (kepercayaan) diperlukan tujuh core values,
yaitu sebagai berikut:6
1) Keterbukaan
Kerahasiaan dan kurangnya transparasi dalam menjalankan
sesuatu akan mengganggu trust building. Oleh karena itu
diperlukan keterbukaan antara kedua belah pihak agar keduanya
dapat saling percaya antara satu sama lain.
20
2) Kompeten
Adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas atau
peran dalam membangun pengetahuan dan keterampilan yang
didasarkan pada pengalaman dan pembelajaran. Yakni sebagai
syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam
melaksanakan tugas dibidang pekerjaan tertentu.
3) Kejujuran
Kejujuran merupakan elemen terpenting dalam
mendapatkan sebuah kepercayaan, hal ini dimaksudkan untuk
menghindari kecurangan yang bersifat merugikan yang lain. Jujur
bermakna keselarasan antara berita dengan kenyataan dan
kebenaran. Dalam penerapannya, secara hukum tingkat kejujuran
seseorang biasanya dinilai dari ketepatan pengakuan atau apa yang
dibicarakan dengan kebenaran dan kenyataan yang terjadi.
4) Integritas
Integritas adalah keselarasan antara niat, pikiran,
perkataan dan perbuatan. Dalam prosesnya, berjanji akan
melaksanakan tugas secara bersih, transparan, dan profesional
dalam arti akan mengerahkan segala kemampuan dan sumber daya
secara optimal untuk memberikan hasil kerja terbaik. Orang yang
berintegritas tinggi mempunyai sikap yang tulus, jujur,
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
21
kebenaran untuk menjalankan apa yang dikatakan secara
bertanggung jawab.
5) Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan dorongan psikologi sosial yang
dimiliki seseorang untuk mempertanggungjawabkan sesuatu yang
telah dikerjakan kepada lingkungannya atau orang lain.
Akuntabilitas sekiranya dapat diukur dengan
pertanyaan-pertanyaan tentang seberapa besar motivasi menyelesaikan
pekerjaan dan seberapa besar usaha (daya pikir) untuk
menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan tersebut.
6) Sharing
Sharing adalah sebuah pengakuan atau pengungkapan diri
terhadap orang lain yang berfungsi untuk berbagi sesuatu untuk
meringankan sebuah masalah. Sharing merupakan elemen penting
dalam membangun kepercayaan karena mempunyai manfaat nilai
psikologi yakni membantu membangun hubungan yang lebih
baikantara satu sama lain. Termasuk didalamnya sharing
informasi, keterampilan, pengalaman dan keahlian.
7) Penghargaan
Untuk mendorong sebuah kepercayaan maka harus
terdapat respek saling menghargai antara satu sama lain.
Dalam penelitan ini, kepercayaan terhadap lembaga zakat
22
dalam mengandalkan lembaga untuk menyalurkan zakatnya kepada
mustah{iqzakat, karena lembaga dianggap amanah, jujur, transparan, dan
profesional. Dengan demikian, muzakki> akan menjadikannya sebagai
pilihan utama dalam berzakat dan mengajak orang lain untuk berzakat di
lembaga amil zakat. Disamping akan menumbuhkan rasa kepercayaan
tinggi muzakki>terhadap lembaga zakat, dana zakat yang terkumpul juga
akan lebih optimal dalam pendistribusiannya.
2. PenerapanTeknologi Sistem Informasi Manajemen BAZNAS (SIMBA)
a. DefinisiTeknologi Sistem Informasi Manajemen
Menurut Maharsih, teknologi informasi dapat didefinisikan
sebagai perpaduan antara teknologi komputer dan telekomunikasi
dengan teknologi lainnya seperti perangkat keras, perangkat lunak,
database, teknologi jaringan, dan peralatan telekomunikasi lainnya.
Selanjutnya, teknologi informasi dipakai dalam sistem informasi
organisasi untuk menyediakan informasi bagi para pemakai dalam
rangka pengambilan keputusan.7
Sedangkan menurut Rahmawati dalam Alannita,teknologi
sistem informasi dapat berjalan dengan efektif apabila anggota dalam
organisasi dapat menggunakan teknologi dengan baik dan sangat
penting bagi individu, salah satu bentuk teknologi sistem informasi
adalah komputer. Komputer sangat membantu kinerja dalam suatu
7 Atik Indarsih, “Pengaruh Teknologi Sistem Informasi Baru dan Kepercayaan dalam Kinerja
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
23
organisasi, perangkat ini dari tahun ke tahun selalu mengalami
perkembangan, dengan berbagai macam inovasi baru yang dapat
mempermudah kinerja para penggunanya.8
Pada dasarnya sistem informasi mempunyai tiga kegiatan
utama yaitu: menerima data sebagai masukan, kemudian
memprosesnya dengan melakukan perhitungan, penggabungan
unsur-unsur data dan akhirnya dapat diperoleh informasi yang diperlukan
sebagai keluaran. Prinsip tersebut berlaku baik bagi sistem informasi
manual maupun sistem informasi modern dengan penggunaan
perangkat komputer.
Pada umumnya apabila orang membicarakan tentang Sistem
Informasi Manajemen yang tergambar adalah suatu sistem diciptakan
untuk melaksanakan pengolahan data yang akan dimanfaatkan oleh
suatu organisasi.9 Sebelum menjelaskan pengertian Sistem Informasi
Manajemen, terlebih dahulu akan diuraikan pengertian Sistem,
Informasi, Manajemen yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli:
1) Sistem
Secara sederhana suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu
kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen atau
8 Ibid.,
9 Wahyudi Kumorotomo dan Subando Agus Margono, Sistem Informasi Manajemen dalam
24
variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung
satu sama lain dan terpadu.10
Menurut Kadir, sistem adalah sekumpulan elemen yang saling
terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan.
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, disebutkan
bahwa sistem mempunyai dua pengertian; (a) seperangkat unsur
ynang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu
totalitas; dan (b) susunan yang teratur dari pandangan, teori, asas
dan sebagainya.11
Dari ketiga definisi di atas, terlihat bahwa sistem memakai
pendekatan pada elemen atau komponen. Artinya, sistem haruslah
terdiri atas berbagai komponen/ elemen yang saling berhubungan
sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh.
2) Informasi
Informasi adalah hasil pemrosesan data yang diperoleh dari
setiap elemen sistem tersebut menjadi bentuk yang mudah
dipahami dan merupakan pengetahuan relevan yang dibutuhkan
orang untuk menambah pemahamannya terhadap fakta-fakta yang
ada. Seringkali informasi disamakan dengan data, padahal data
dan informasi memiliki perbedaan substansi yang cukup mendasar.
Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian/
10 Ibid., 8.
11Sri Dewi Anggadini, “Analisis Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer dalam Proses
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
25
kesatuan nyata yang terjadi pada saat tertentu. Data mengacu
pada fakta berupa angka-angka, teks, dokumen, gambar, bagan,
kode tertentu serta bentuk lainnya.12
Informasi dapat diperoleh secara mudah, namun sesungguhnya
masih banyak manajer yang kekurangan informasi kalau yang
dimaksud adalah informasi yang berkualitas baik. Informasi yang
memiliki kualitas tinggi akan menentukan sekali efektivitas
keputusan-keputusan manajer. Syarat-syarat tentang informasi
yang baik, lebih lengkap diuraikan oleh Parker, sebagai berikut:13
a) Ketersediaan (availability);
Sudah barang tentu syarat yang mendasar bagi suatu informasi
adalah tersedianya informasi itu sendiri. Informasi harus dapat
diperoleh (accessible) bagi orang yang hendak
memanfaatkannya.
b) Mudah dipahami (comprehensibility);
Informasi harus mudah dipahami oleh pembuat keputusan,
baik itu informasi yang menyangkut pekerjaan rutin maupun
keputusan-keputusan yang bersifat strategis. Informasi yang
rumit dan berbelit-belit hanya akan membuat kurang
efektifnya keputusan manajemen.
c) Relevan;
26
Dalam konteks organisasi, informasi yang diperlukan adalah
yang benar-benar relevan dengan permasalahan, misi dan
tujuan organisasi.
d) Bermanfaat;
Sebagai konsekuensi dari syarat relevansi, informasi juga
harus bermanfaat bagi organisasi. Karena itu informasi juga
harus dapat tersaji kedalam bentuk-bentuk yang
memungkinkan pemanfaatan oleh organisasi yang
bersangkutan.
e) Tepat waktu;
Informasi harus tersedia tepat pada waktunya. Syarat ini
terutama sangat penting paa saat oganisasi membutuhkan
informasi ketika manajer hendak membuat
keputusan-keputusan yang krusal.
f) Keandalan;
Informasi harus diperoleh dari sumber-sumber yang dapat
diandalkan kebenarannya. Pengolah data atau pemberi
informasi harus dapat menjamin tingkat kepercayaan yang
tinggi atas informasi yang disajikannya.
g) Akurat;
Syarat ini mengharuskan bahwa informasi bersih dari
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
27
harus jelas dan secara akurat mencerminkan makna yang
terkandung dari data pendukungnya.
h) Konsisten;
Informasi tidak boleh mengandung kontradiksi didalam
penyajiannya karena konsistensi merupakan syarat penting
bagi dasar pengambilan keputusan.
3) Manajemen
Secara umum dikatakan bahwa manajemen merupakan proses
yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,
mengorganisasian, pergerakan, dan pengawasan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya
manusia maupun sumberdaya lainnya.14
Setelah merinci kata kunci yakni: sistem, informasi,
manajemen. Maka dapat dipahami bahwa sistem informasi
manajemen adalah suatu konsep manajemen yang memanfaatkan
sistem informasi secara optimal guna membantu tugas-tugas
manajer dalam pengambilan keputusan. Dengan pendekatan
sistem, maka komponen dalam organisasi dipandang sebagai
bagian yang saling terkait.
SIM (Sistem Informasi Manajemen) dapat didefinisikan
sebagai kumpulan dari interaksi sistem-sistem informasi yang
bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk
28
menyedikan informasi yang berguna untuk semua tingkatan
manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian.15
SIM adalah suatu sistem yang menyediakan kepada pengelola
organisasi data maupun informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan
tugas-tugas organisasi. Lebih lengkapnya SIM adalah jaringan
prosedur pengolahan data yang dikembangkan dalam organisasi dan
disatukan apabila di pandang perlu, dengan maksud memberikan data
kepada manajemen setiap waktu diperlukan, baik data yang bersifat
intern maupun yang bersifat ekstern, untuk dasar pengambilan
keputusan dalam rangka mencapai tujuan organisasi.16
Menurut Gordon B. Davis, pada dasarnya sebuah sistem
informasi manajemen menerima dan memproses data untuk kemudian
mengubahnya menjadi informasi yang berguna bagi para pengguna
informasi dalam tingkatan manajemen. Untuk memperjelas
pelaksanaan dari sistem informasi manajemen diperlukan beberapa
indikator dari sistem informasi manajemen. Adapun
indikator-indikator dari sistem informasi manajemen, yaitu:17
1) Informasi
Informasi merupakan hasil dari pengolahan data akan tetapi tidak
semua hasil dari pengolahan tersebut bisa menjadi informasi, hasil
15 Danu Wira Pangestu, “Teori Dasar Sistem Informasi Manajemen (SIM)”, dalam
http://bangdanu.wordpress.com, diakses pada 30 September 2016.
16 Wahyudi Kumorotomo, Sistem Informasi Manajemen dalam Organisasi Publik, (Yogyakarta:
Gajah Mada Press, 1996), 96.
17 Rahma, “Sistem Informasi Manajemen”, dalam http://digilib.unila.ac.id, diakses pada 30
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
29
pengolahan data yang tidak memberikan arti serta tidak
bermanfaat bagi seseorang bukanlah merupakan informasi bagi
orang tersebut.
2) Manusia sebagai pengolah informasi
Peranan manusia disini sangat besar yaitu untuk menciptakan
informasi yang akurat, tepat waktu, relevan, dan lengkap. Baik
buruknya informasi yang dihasilkan tergantung dari
profesionalitas dari manusia itu sendiri.
3) Konsep sistem
Sistem adalah suatu bentuk kerjasama yang harmonis antara
bagian/komponensub sistem yang saling berhubungan satu dengan
bagian/komponen/sub sistem lainnya untuk mencapai suatu
tujuan. Selain itu sistem tidaklah berdiri sendiri tetapi juga
dipengaruhi oleh lingkungan, baik itu lingkungan intern maupun
lingkungan ekstern.
4) Konsep organisasi dan manajemen
Organisasi tidak bisa lepas dari kegiatan manajemen dan begitu
pula sebaliknya karena keduanya mempunyai hubungan yang
begitu erat dan kuat.
5) Konsep pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan adalah tindakan pimpinan untuk
30
dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu diantara
alternatif-alternatif yang dimungkinkan.
6) Nilai informasi
Informasi dapat mengubah sebuah keputusan. Perubahan dalam
nilai hasil akan menentukan informasi. Bahwa suatu informasi itu
harus dapat menjadi ukuran yang tepat, yang nantinya dapat
memberikan masukan bagi pimpinan dalam pengambilan
keputusan.
Jadi dari pengertian diatas dapat ditarik pengertian bahwa
Sistem Informasi Manajemen adalah serangkaian sub-sistem
informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi untuk kemudian
mengubahnya menjadi informasi yang berguna bagi para pengguna
informasi dalam tingkatan manajemen.
b. SIMBA BAZNAS
SIMBA atau Sistem Manajemen Informasi BAZNAS
merupakan sebuah sistem yang menjadi terobosan baru dalam hal
memenuhi peran koordinator zakat nasional bagi terciptanya sistem
pengelolaan zakat yang transparan dan akuntabel di seluruh
Indonesia. Dengan basis online, peran koordinator zakat bisa
menjangkau hampir di seluruh wilayah Indonesia.18
Dalam hal integrasi pengelolaan zakat, oleh UU No.23/2011
itu BAZNAS diberi amanah sebagai koordinator zakat nasional.
18 Achmad Subianto, “1 Tahun, BAZNAS telah Kembangkan SIMBA”, dalam
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
31
Dengan adanya amanah tersebut, BAZNAS kemudian membutuhkan
sebuah sistem manajemen informasi yang dapat membantu
operasional BAZNAS (pusat, provinsi, kabupaten/kota) dan LAZ
dalam sistem manajemen informasi yang bisa menghasilkan laporan
yang berjenjang dari kabupaten/kota ke provinsi, dari provinsi ke
pusat, dan dari pusat ke Presiden/DPR. Targetnya adalah membuat
sebuah sistem yang dapat meng-integrasi data BAZNAS pusat dan
BAZNAS di seluruh Indonesia dengan cara yang efektif, singkat serta
terjangkau ke seluruh daerah.19
BAZNAS akhirnya mengembangkan sebuah teknologi
manajemen informasi yang berbasis jaringan internet bernama
SIMBA. Dalam rancangan tersebut, sistem informasi di BAZNAS
dibangun baik dari teknologinya, ruang lingkupnya, input maupun
output-nya. Setelah itu, dibuatlah standardoperating procedure
(SOP)-nya. Harapannya, SIMBA dapat dipergunakan oleh BAZNAS
di seluruh Indonesia sebagai standar operasional lembaga zakat dan
pelaporan zakat nasional.20
Di dalam SIMBA ada dua sistem, yaitu Sistem Informasi
Operasional (SIO) dan Sistem Informasi Pelaporan (SIP).
Masing-masing BAZNAS dan LAZ menggunakan SIO untuk operasi
sehari-hari dengan pendekatan kas masuk dan kas keluar. Dalam kas masuk,
antara lain, dapat di-input data basemuzakki>, transaksi
32
penghimpunan dana Zakat, Infaq dan Shodaqoh (ZIS). Sedangkan
dalam kas keluar, bisa di-input data base mustah{iq dan penyaluran
ZIS.21
Data-data tersebut, termasuk yang sifatnya keuangan dan
transaksi keuangan akan di-input dan akan menghasilkan
laporan-laporan, seperti profil muzakki>, jumlah penghimpunan dana ZIS,
profil asnf, dan jenis program penyaluran. Ada juga laporan keuangan
standar yang mengacu kepada Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) 109. Bisa diterbitkan juga kartu nomor pokok
wajib zakat (NPWZ) dan bukti setor zakat. Jadi, dengan SIMBA,
muzakki> dilayani sebaik mungkin mulai dari registrasi sampai ke
pembayaran dan pelaporan.22
Dengan database yang di-input oleh BAZNAS
kabupaten/kota, maka BAZNAS provinsi akan bisa membaca laporan
dari seluruh kabuten/kota yang ada dalamwilayahnya. Begitu juga
BAZNAS. Dia bisa tahu tentang laporan BAZNAS provinsi dan
kabupaten/kota. Inilah kemudian yang akan menjadi sistem informasi
pelaporan (SIP) yang sudah terintegrasi, berbeda dengan SIO yang
berada di masing-masing BAZNAS atau tidak terintegrasi. Dengan
demikian akan lahir laporan zakat nasional dengan standar yang
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
33
transparan, akuntabel dan mudah diakses melalui web masing-masing
BAZNAS (pusat, provinsi,kota/kabupaten) dan LAZ.23
Menurut Ketua Umum BAZNAS dalam kaitan integrasi
pengelolaan zakat nasional dan penerapan aplikasi Sistem
Manajemen Informasi BAZNAS (SIMBA) merupakan dua spektrum
yang tak dapat dipisahkan. SIMBA merupakan sebuah sistem yang
dibangun dan dikembangkan untuk keperluan penyimpanan data dan
informasi yang dimiliki oleh BAZNAS secara nasional. Dengan
sistem yang berbasis internet dan terhubung secara online, Sistem
Manajemen Informasi BAZNAS dirancang untuk dapat digunakan
oleh seluruh badan atau lembaga zakat di seluruh Indonesia tanpa
harus melewati proses instalasi yang rumit Integrasi
pengelolaanzakat dan penerapan aplikasi SIMBA akan semakin
memperkuat sistem zakat nasional yang memberi manfaat terhadap
kesejahteraan masyarakat. Untuk itu BAZNAS daerah dan LAZ perlu
mendukung dan menyiapkan perangkat infrastruktur fisik dan
kapasitas sumber daya manusia agar sistem yang dibangun ini
berjalan dengan baik sesuai harapan kita semua.24
3. Citra Lembaga Pengelola Zakat
Citra dalam bahasa inggris “image” adalah sejumlah kepercayaan,
ide, atau nilai dari seseorang terhadap suatu obyek, merupakan
konstruksi mental seseorang yang diperoleh dari hasil pergaulan atau
34
pengalaman seseorang, atau merupakan interprestasi, reaksi, persepsi
atau perasaan dari seseorang terhadap apa saja yang berhubungan
dengannya. Istilah citra ini digunakan dalam berbagai konteks seperti
citra terhadap orang, lembaga, perusahaan, merek dansebagainya.25Kotler
mengemukakan teorinya bahwa citra perusahaan adalah respon
konsumen pada keseluruhan penawaran yang diberikan perusahaan dan
didefinisikan sebagai jumlah kepercayaan, ide-ide, dan kesan masyarakat
pada suatu organisai.26
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Citra adalah rupa,
gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi, perusahaan,
organisasi, atau produk.27 Citra adalah produk mempresentasikan
keseluruhan persepsi terhadap produk dan dibentuk dari informasi dan
pengalaman masa lalu terhadap produk itu.28
Citra terbentuk dari bagaimana lembaga melaksanakan kegiatan
operasionalnya yang mempunyai landasan utama pada segi layanan. Citra
juga terbentuk berdasarkan impresi dan pengalaman yang dialami
seseorang terhadap sesuatu, sehingga membangun sikap mental. Citra
akan diperhatikan publik dari waktu ke waktu dan akhirnya akan
25 Sustina, Perilaku Konsumen Dan Komunikasi Pemasaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2003), 331.
26Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan dan Pengenddalian, Jilid Dua, (Jakarta: Erlangga, 2005), 46.
27 Pusat Bahasa Departement Pendidikan Nasional, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2005), 216.
28 Imdatul Munir, “Pengaruh Harga, Citra Merek dan Kualitas Produk terhadap Keputusan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
35
membentuk suatu pandangan positif yang akan dikomunikasikan dari satu
mulut ke mulut yang lain.29
Citra bisa diketahui, diukur dan diubah. Penelitian mengena citra
organisasi (corporate image) telah membuktikan bahwa citra bisa diukur
dan diubah, walaupun perubahan citra relatif lambat. Selanjutnya
Ardianto dan Soemirat menjelaskan bagaiamana efek kognitif dari
komunikasi sangat mempengaruhi proses pembentukan citra.30
Model Pembentukan Citra
Kognisi
Stimulus Respon
Rangsang Persepsi Sikap Perilaku
Motivasi
[image:50.595.145.491.254.516.2]Sumber: Ardianto dan Soemirat
Gambar 2.1
Dari gambar 2.1 di atas dapat dijelaskan bahwa stimulus adalah
input yang diberikan kemudian diproses melalui pola pikir tentang
sesuatu yang dipercaya dapat memengaruhi persepsi, motivasi dan sikap
mereka. Sehingga akhirnya menghasilkan output yaitu berupa respon atau
perilaku tertentu.
29Adi Nur Kholis, “Analisis Pengaruh Citra Pondok Pesantren dan Produk Syari’ah terhadap
Keputusan Nasabah dalam Menggunakan Jasa Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah Artha Mas Abadi di Kabupaten Pati”, (Skripsi--Universitas Negeri Walisongo Semarang, 2015), diakses pada 20 Oktober 2016.
36
Badan atau Lembaga Amil Zakat merupakan organisasi sosial
ekonomi dalam masyarakat Islam. Dengan kehadiran lembaga zakat telah
memberikan cukup besar kontribusi dalam memberdayakan
kaummuslimin. Karena dari dana-dana muzakki> segala program lembaga
zakatbisa diimplementasikan. Lembaga zakat mempunyai reputasi
tersendiri dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, lembaga
zakat harus berusaha menciptakan citra positif dihati masyarakat. Citra
inilah yang akan mengiring masyarakat untuk menyalurkan dananya ke
lembaga zakat atau sebaliknya.
Menurut Shirley Harrison informasi yang lengkap mengenai citra
meliputi empat elemen sebagai berikut:31
1. Personality, keseluruhan karakteristik perusahaan yang dipahami
publiksasaran seperti perusahaan yang dapat dipercaya,
perusahaanmempunyai tanggung jawab sosial.
2. Reputation, hal yang dilakukan perusahaan dan diyakini publik
sasaranberdasarkan pengalaman sendiri maupun pihak lain, seperti
kinerjakeamanan transaksi sebuah bank.
3. Value, nilai-nilai yang dimiliki perusahaan dengan kata lain
budayaperusahaan seperti sikap manajemen yang peduli terhadap
pelanggan,karyawan yang cepat tanggap terhadap permintaan
maupun keluhanpelanggan.
31Imam Mulyana Dwi Suwandi, “Citra Perusahaan Seri Manajemen Pemasaran”, dalam
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
37
4. Corporate Identity, adalah komponen-komponen yang
mempermudahmengenal publik sasaran terhadap perusahaan seperti
logo, warna dan slogan.
Irawan menyatakan, citra perusahaan dapat memberikan kemampuan pada perusahaan untuk mengubah harga premium, menikmati penerimaan lebih tinggi dibandingkan pesaing, membuat kepercayaan pelanggan kepada perusahaan.32
B. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Penelitian terdahulu merupakan ringkasan tentang kajian/ penelitian
yang sudah pernah dilakukan diseputar masalah yang akan diteliti sehingga
terlihat jelas bahwa kajian yang akan dilakukan ini tidak merupakan
pengulangan atau duplikasi dari kajian/ penelitian yang tidak ada. Sebuah
penelitian tidak mungkin terlepas dari adanya teori-teori yang diambil dari
buku, penelitian terdahulu, serta sumber lain yang relevan dan masih dapat
dipertanggung jawabkan. Demikian pula dengan penelitian ini yang berjudul
“Pengaruh Penggunaan Teknologi Sistem Informasi Manajemen BAZNAS
(SIMBA) dan Citra Lembaga Pengelola Zaka<t terhadap TrustMuzakki> di
BAZNAS Kota Mojokerto” yang menarik untuk dibahas. Penelitian
terdahulu yang digunakan untuk menunjang dan memberikan perbedaan
antara penelitian yang telah ada dan penelitian ini, dan penelitian terdahulu
tersebut adalah sebagai berikut:
Gambar
Dokumen terkait