• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN BAZNAS (SIMBA) DAN CITRA LEMBAGA PENGELOLA ZAKAT TERHADAP TRUST MUZAKKI DI BAZNAS KOTA MOJOKERTO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN BAZNAS (SIMBA) DAN CITRA LEMBAGA PENGELOLA ZAKAT TERHADAP TRUST MUZAKKI DI BAZNAS KOTA MOJOKERTO."

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH PENERAPAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI

MANAJEMEN BAZNAS (SIMBA) DAN CITRA LEMBAGA

PENGELOLA ZAKAT

TERHADAP

TRUST MUZAKKI>

DI

BAZNAS KOTA MOJOKERTO

SKRIPSI

Oleh:

DEWI WULANDARI NUR HAMIDAH

NIM: C74213095

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

SURABAYA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

v

ABSTRAK

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Penerapan Teknologi Sistem Informasi

Manajemen BAZNAS (SIMBA) dan Citra Lembaga Pengelola Zakat terhadap Trust Muzakki> di BAZNAS Kota Mojokerto” ini merupakan hasil penelitian kuantitatif yang bertujuan menjawab pertanyaan tentang bagaimana pengaruh penerapan teknologi sistem informasi manajemen BAZNAS (SIMBA) dan citra lembaga pengelola zakat secara simultan dan parsial terhadap trust muzakki> di BAZNAS Kota Mojokerto yang dipimpin oleh Drs. H. Ma’shum Maulani, M.Pd.I.

Metodologi penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Populasi dalam penelitian ini adalah muzakki> BAZNAS Kota Mojokerto yang menggunakan teknologi SIMBA. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling, dengan jumlah 100 infinit muzakki>. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi.

Hasil penelitian yang diolah dengan program SPSS Versi 20 menunjukkan bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0,444 artinya 44,4% trust muzakki> di BAZNAS Kota Mojokerto dipengaruhi oleh variabel penerapan teknologi sistem informasi manajemen BAZNAS (SIMBA) dan citra lembaga pengelola zakat. sedangkan sisanya sebesar 65,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan.

Hasil uji simultan (Uji F) menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 40,

540 lebih besar dari F tabel sebesar 3,095 atinya variabel penerapan teknologi

sistem informasi manajemen BAZNAS (SIMBA) dan citra lembaga pengelola zakat berpengaruh signifikan secara simultan terhadap trust muzakki> di BAZNAS Kota Mojokerto. Hasil uji parsial (Uji t) menunjukkan bahwa nilai t

hitung untuk variabel penerapan teknologi sistem informasi manajemen BAZNAS

(SIMBA) sebesar 4,437 dan citra lembaga pengelola zakat 3,683 lebih besar dari t tabel sebesar 1,984 artinya variabel penerapan teknologi SIMBA dan citra

lembaga pengelola zakat berpengaruh secara signifikan secara parsial terhadap trust muzakki> di BAZNAS Kota Mojokerto.

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ...………...……… i

PERNYATAAN KEASLIAN ………...……... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ………...………. iii

PENGESAHAN ………...………. iv

ABSTRAK ………..………...………... v

KATA PENGANTAR …………..…………...…..………. vi

DAFTAR ISI ………..…………...……...…..…………. viii

DAFTAR TABEL ………..…………...………….…………. xi

DAFTAR GAMBAR ………...…………..………….. xiii

DAFTAR TRANSLITERASI …………...…………....…………. xiv

BAB I : PENDAHULUAN ………...…... 1

A. Latar Belakang Masalah ..…...…….…... 1

B. Rumusan Masalah …………...……….. 14

C. Tujuan Penelitian ……….….…...…...……….. 14

D. Kegunaan Hasil Penelitian ……...……..… 15

BAB II : KAJIAN PUSTAKA ………...………….. 16

A. Landasan Teori ..………...…...….…...…..…. 16

B. Penelitian Terdahulu yang Relevan …...… 37

C. Kerangka Konseptual .…………...…… 41

(8)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

ix

BAB III : METODE PENELITIAN ..……...…...…….…... 44

A. Jenis Penelitian..………....……...….…….. 44

B. Waktu dan Tempat Penelitian ……...…... 45

C. Populasi dan Sampel Penelitian ……...…… 45

D. Variabel Penelitian …….…………...……… 46

E. Definisi Operasional …….……..…...…….. 47

F. Uji Validitas dan Reliabilitas ……...……… 48

G. Data dan Sumber Data …….….…...…….. 51

1. Jenis Data …..………….…...……….. 51

2. Sumber Data …….…...…...….………… 51

H. Teknik Pengumpulan Data ………...…... 52

I. Teknik Analisis Data …….…..…...…….. 53

BAB IV : HASIL PENELITIAN ………...…...….….. 60

A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ..…...….. 60

1. Lokasi Penelitian …….…..…...…….. 60

2. Profil BAZNAS Kota Mojokrto ...… 61

3. Karakteristik Responden …….…...……. 70

B. Analisis Data .….…….………...…….….. 74

BAB V : PEMBAHASAN …….…..…….…...…….….. 90

BAB VI : PENUTUP ……….…...………. 100

A. Kesimpulan ……….…...…..………...……. 100

(9)

x

DAFTAR PUSTAKA ………...………...…..…………. 102

(10)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Perkembangan Pengumpulan BAZNAS Kota Mojokerto dari

Tahun 2013-2015 ...

7

1.2 Perkembangan Jumlah Muzakki> dari Tahun 2013 sampai dengan

2015 ... 8

2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 36

3.1 Definisi Operasional Penelitian ... 45

3.2 Alternatif Jawaban dengan Skala Likert ... 51

4.1 Jenis Kelamin Responden ... 69

4.2 Usia Responden ... 70

4.3 Pendidikan Terakhir Responden ... 71

4.4 Status Pekerjaan Responden ... 71

4.5 Pembayaran Zakat Responden ... 72

4.6 Uji Validitas Variabel Penerapan Teknologi Sistem Informasi Manajemen BAZNAS (SIMBA) ... 73 4.7 Uji Validitas Variabel Citra Lembaga ... 74

4.8 Uji Validitas Variabel Trust ... 75

4.9 Uji Reliabilitas ... 76

4.10 Hasil Uji Normalitas ... 77

(11)

xii

4.12 Hasil Uji Heteroskedastisitas Glejser ... 80

4.13 Hasil Koefisien Determinasi Model Summary ... 82

4.14 Hasil Uji Persamaan Regresi Linier Berganda ... 82

4.15 Hasil Uji F ... 85

4.16 Hasil Uji t Variabel Penerapan Teknologi SIMBA ... 86

(12)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Model Pembentukan Citra ... 34

2.2 Hubungan Variabel X dan Y ... 40

4.1 Struktur Organisasi BAZNAS Kota Mojokerto ... 62

4.2 Halaman awal SIMBA ... 67

4.3 Grafik P-Plot ... 78

(13)

xiv

DAFTAR TRANSLITERASI

Di dalam naskah skripsi ini banyak dijumpai nama dan istilah teknis (technical term) yang berasal dari bahasa Arab ditulis dengan huruf Latin. Pedoman transliterasi yang digunakan untuk penulisan tersebut adalah sebagai berikut:

A. Konsonan

No Arab Indonesia Arab Indonesia

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. ا ت ج ح د ذ ر س ش ص ’ b t th j h} kh d dh r z s sh s} d} ط ظ ف ق ك ل ت و ء t} z} ‘ gh f q k l m n w h ’ Y

Sumber: Kate L.Turabian. A Manual of Writers of Term Papers, Disertations

(Chicago and London: The University of Chicago Press, 1987). B. Vokal

1. Vokal Tunggal (monoftong) Tanda dan

Huruf Arab Nama Indonesia

ــــــــ fath}ah A

ــــــــ Kasrah I

(14)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

xv

Catatan: Khusus untuk hamzah, penggunaan apostrof hanya berlaku jika

hamzah berh}arakat sukun atau didahului oleh huruf yang berh}arakat sukun. Contoh: iqtid}a>’ (ءاضتقا)

2. Vokal Rangkap (diftong) Tanda dan

Huruf Arab Nama Indonesia Ket.

ْ يــــ fath}ah dan ya’ ay a dan y

ْ وـــــ fath}ah dan wawu aw a dan w Contoh : bayna ( نيب )

: mawd}u>‘ ( عوضوم )

3. Vokal Panjang (mad) Tanda dan

Huruf Arab

Nama Indonesia Keterangan

اــــ fath}ah dan alif a> a dan garis di atas

يـــ kasrah dan ya’ i> i dan garis di

atas

وــــ d}ammah dan wawu u> u dan garis di atas

Contoh : al-jama>‘ah ( ةعامجلا ) : takhyi>r ( رييخت )

: yadu>ru ( رودي )

C. Ta’ Marbut}ah

Transliterasi untuk ta>’ marbu>t}ah ada dua :

(15)

xvi

Contoh : shari>‘at al-Isla>m (ماسااْةعيرش)

: shari>‘ah isla>mi>yah (ْةيماسإْةعيرش)

D. Penulisan Huruf Kapital

(16)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Zakat merupakan suatu ibadah amaliyah yang lebih menjurus kepada

aspek sosial, untuk mengatur kehidupan manusia dalam hubungannya

dengan Allah dan dalam hubungannnya dengan sesama manusia. Kalau

sholat lebih menjurus kepada pembinaan kepribadian yang mulia, maka

zakat lebih menjurus kepada pembinaan kesejahteraan masyarakat.1 Dengan

kata lain, zakat disamping memiliki dimensi spiritual juga memiliki dimensi

sosial ekonomi. Dengan demikian, bagi setiap muslim yang telah

menunaikan zakat, tidak hanya beribadah untuk dirinya sendiri tetapi juga

berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan sesamanya, dimana pengeluaran

zakat dibebankan atas harta atau kekayaan seorang muslim sehingga zakat

memiliki tujuan sangat mulia.2

Zakat juga merupakan salah satu bentuk konkret dari jaminan sosial

yang disyariatkan oleh ajaran Islam. Melalui syari’at zakat, kehidupan

orang-orang fakir, miskin dan orang-orang-orang-orang menderita lainnya, terperhatikan dengan

baik. Zakat merupakan salah satu bentuk pengejawantahan perintah Allah

1 Muhammadiyah Ja’far, Tuntunan Ibadat Zakat, Puasa dan Haji, (Jakarta: PT Kalam Mulia,

1997), 3.

2 Deni Riani, “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Muzakki> dalam Membayar

(17)

2

SWT untuk senantiasa melakukan tolong-menolong dalam kebaikan dan

takwa,3 sebagaimana firman Allah SWT dalam surah al-Maa’idah: 2,

... ىَ ۡ تٱَو قك قبۡلٱ َ َل ْا ُنَو َعَتَو ...

٢

Artinya:

“...Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan

takwa...” Q.S al-Maa’idah (5: 2)4

Juga hadits Rasulullah saw riwayat Imam Bukhori dari Anas bahwa

Rasulullah bersabda,

{ َح ْ ُكُ َحَأ ُنقمْؤُيَا قهقسْفَ قِ ق ُُ َم قهْيقخَأ ق ُُ َ

}

Artinya:

“Tidak dikatakan (tidak sempurna) iman seseorang, sehingga ia

mencintai saudaranya, seperti ia mencintai dirinya sendiri”5

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 menjelaskan zakat merupakan

pranata keagamaan yang bertujuan untuk meningkatkan keadilan dan

kesejahteraan masyarakat. Undang-undang ini juga memberikan arahan

kepada seluruh lembaga zakat untuk mampu memperbaiki sistem pengelolaan

zakat di Indonesia, sehingga optimalisasi pengumpulan dana dan penyaluran

zakat dapat lebih terarah, professional dan transparan.6

Di Indonesia zakat dikelola oleh organisasi pengelola zakat yang

terdiri dari Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang dibentuk oleh organisasi

3 Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002), 12. 4 Muhammad Shohibu Thohir, Mushaf Aisyah, (Bandung: JABAL, 2010), hal 106.

5 Shahih Bukhori (Riyadh: Daar el-Salaam, 2000), 3, dalam Didin Hafidhuddin, Zakat dalam

Perekonomian Modern, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002), 12.

6 Hana Septi Kuncaraningsih dan M. Rasyid Ridla, Good Corporate Governance dalam

(18)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

masyarakat dan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) yang merupakan

lembaga pengelola zakat yang dibentuk oleh pemerintah. Sebagai organisasi

resmi pengelola zakat yang dibentuk oleh pemerintah non struktural sesuai

dengan Keputusan Presiden RI No. 8 Tahun 2001.7 Dalam rangka

melaksanakan tugasnya sebagai lembaga pengelola zakat nasionl, BAZNAS

menjalankan fungsi-fungsi utama, sebagaimana diatur dalam pasal 7 ayat (1)

UU Nomor 23/ 2011 adalah sebagai berikut: perencanaan pengumpulan,

pendistribusian, dan pendayagunaan zakat; pelaksanaan pengumpulan,

pendistribusian, dan pendayagunaan zakat; pengendalian pengumpulan,

pendistribusian, dan pendayagunaan zakat; pelaporan dan

pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan zakat.8 BAZNAS juga dapat

bekerjasama dengan pihak terkait sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.9 Tidak mungkin sebuah organisasi pengelola zakat

dapat melakukan segala hal. Namun apabila aspek paling berharga

benar-benar diperhatikan, maka bukan mustahil apa pun target dan program

organisasi akan dapat tercapai.

Agar organisasi pengelola zakat bisa berjalan secara baik, ia harus

didukung oleh sumber daya manusia yang memenuhi kualifikasi tertentu.

Mengacu pada contoh yang telah ditunjukkan Rasulullah saw, yang dipilih

7 Ika Rahmawati, “Pengaruh Publisitas Program-Program Distribusi dan Kredibilitas Lembaga

terhadap Peningkatan Minat Zakat, Infaq, dan Shodaqoh di Baznas Kota Mojokerto”, ( Skripsi--UIN Sunan Ampel Surabaya, 2016).

8 Kementerian Agama RI Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat

Pemberdayaan Zakat, Standarisasi Amil Zakat di Indonesia, 2012, 47-48.

9 Kementerian Agama RI Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat

(19)

4

dan diangkat sebagai amil zakat. Amil zakat hendaknya mereka yang inovatif

dan kreatif sehingga mampu menjalin hubungan dan kerjasama dengan

berbagai lembaga lain peduli terhadap masalah-masalah umat.10

Dana zakat merupakan dana kepercayaan yang dibatasi oleh sumber

zakat itu. Dana itu harus dikumpulkan dan selanjutnya didistribusikan sesuai

sasaran yang telah diketahui/ dan direncanakan. Mengingat zakat adalah dana

kepercayaan, maka pengelolaan dana tersebut harus dikumpulkan pada proses

pertanggungjawaban agar para sumber dana yakin bahwa zakat yang

dikeluarkan didistribusikan dan dimanfaatkan sesuai dengan ketentuan

(syari’ah).11

Secara teori penerapan tata kelola suatu lembaga pengelola zakat

seperti BAZ dan LAZ yang baik dalam pengelolaan zakat akan berpengaruh

dalam trust (kepercayaan) muzakki> untuk membayarkan zakatnya melalui

lembaga-lembaga bersangkutan. Pengelolalan zakat yang profesional,

transparan, dan akuntabel oleh lembaga amil zakat tentu saja akan

menumbuhkan kepercayaan publik terhadap lembaga zakat yang rentan

terjadinya penyelewengan.12

Badan Amil Zakat seyogyanya mampu menunjukkan kekuatan

komitmen, trust dan integritas pada manajemen pelaksanaan zakat,

10 Umrotul Khasanah, Manajemen Zakat Modern Instrumen Pemberdayaan EkonomiUmat,

(Malang: UIN-Maliki Press, 2010), 70-71.

11 Ibid., 60-61.

12 M. Sholahudin, Lembaga Ekonomi Islam, (Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2006),

(20)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

tampaknya perlu membangun nuansa sosiologis yang mampu mendorong

lahirnya gerakan zakat. Jika pada zaman pemerintahan Umar bin Khattab, ia

akan memerangi orang-orang yang mengabaikan zakat, maka pada zaman

modern sekarang ini diperlukan sistem dan bahkan juga kewibawaan yang

mampu mendorong kaum muslimin untuk membayarkan zakat.13

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al Qur’an surat Q.S Al-

Taubah ayat 103.

ُّٱَو ۗۡ ُ ل ٞنَكَس َ َت َ َص نقإ ۡ ق ۡيَ َع قكلَصَو َ قب ق يقككَ ُتَو ۡ ُهُ قك َطُت مةَقَ َص ۡ ق قل َوۡمَأ ۡنقم ۡ ُخ ل يق َع لَيقٌَس

٣

Artinya:

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu

membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka.

Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (Q.S Al-Taubah.

09:103)14

Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan umum lembaga

pengelola zakat yaitu masalah profesionalisme, dibutuhkan adanya penguatan

dari sisi kelembagaan. Menurut Hafidhuddin, faktor pendukung kesuksesan

lembaga amil zakat ialah meningkatkan trust (kepercayaan) muzakki> dalam

menyalurkan wajib zakatnya kepada lembaga amil zakat. Sesungguhnya

zakat itu dikelola ole lembaga amil zakat yang kredibel, amanah, transparan

13 Didin Hafidhuddin, The Power of Zakat Studi Perbandingan Pengelolaan Zakat Asia Tenggara,

(Malang: UIN Malang Press, 2008), hal. 7.

(21)

6

atau amil zakat yang memberikan laporan yang kontinyu kepada

masyarakat.15

Trust (kepercayaan) adalah suatu sejarah proses dependen didasarkan

pada contoh pengalaman-pengalaman yang relevan namun terbatas. Dapat

diambil garis besar bahwa trust adalah suatu harapan yang positif dan

relevan terhadap orang lain yang dapat menjadi familiaritas (kedekatan)

serta ada unsur resiko.16

Trust (kepercayaan) timbul dari suatu proses yang lama. Apabila trust

sudah timbul antara pelanggan/ muzakki> dan perusahaan/ lembaga, maka

usaha untuk membina hubungan kerjasama akan lebih mudah. Trust

(kepercayaan) timbul ditunjukkan oleh suatu kredibilitas yang diperoleh dari

pihak lain karena memiliki keahlian yang dikehendaki untuk melakukan

suatu tugas. Trust (kepercayaan) juga dapat diperoleh karena melakukan

sesuatu hal yang terbaik kepada pihak lain melalui suatu hubungan.17

Tust (kepercayaan) secara umum dipandang sebagai unsur mendasar

bagi keberhasilan suatu hubungan. Tanpa adanya kepercayaan, suatu

hubungan tidak akan bertahan dalam jangka waktu yang panjang. Menurut

Barnes, beberapa elemen penting dari kepercayaan adalah kepercayaan

15 Agung Pandu Dwipratama, “Sistem Informasi Manajemen Zakat, Infaq dan Shodaqoh pada

Badan Amil Zakat Nasional”, (Skripsi--UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), diakses pada 27 September 2016.

16 Danang Kusuma Bakti, “Studi Indigenous Trust to Leader pada Karyawan Jawa”, (Skripsi

--Universitas Negeri Semarang, 2013), diakses pada 20 Oktober 2016.

17 Erik Siswoyo, “Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan, Kepercayaan dan Kepuasan Nasabah

(22)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

merupakan perkembangan dari pengalaman dan tindakan masa lalu; watak

yang diharapkan dari partner, seperti dapat dipercaya dan dapat diandalkan;

kepercayaan melibatkan kesediaan untuk menempatkan diri dalam risiko;

kepercayaan melibatkan perasaan aman dan yakin pada diri partner.18

Trust (kepercayaan) publik pada suatu institusi lembaga pengelola

zakat sangatlah penting dan menentukan. Munculnya sikap percaya terhadap

para penyelenggara zakat, seperti BAZNAS Kota Mojokerto dapat dilihat

dari meningkatnya pengumpulan BAZNAS Kota Mojokerto dari tahun 2013

sampai dengan 2015. Berikut ini merupakan perkembangan pengumpulan

BAZNAS Kota Mojokerto:

Tabel 1.1

Perkembangan Pengumpulan BAZNAS Kota Mojokerto dari Tahun 2013-20151 9

2013 2014 2015 TOTAL

ZAKAT 575.568.836 665.544.808 916.478.795 2.157.592.439

I NFAQ & S{ODAQOH

324.377.900 304.588.614 328.020.739 956.987.253

JUMLAH 899.946.736 970.133.422 1.244.499.534 3.114.579.692

TARGET

PENDAPATAN 976.000.000 976.000.000 1.200.000.000

Sumber: laporan tahunan BAZNAS Kota Mojokerto 2015

Adapun jumlah muzakki> BAZNAS Kota Mojokerto dari sektor zakat

ma<l pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 dari muzakki> PNS dan

masyarakat. Berikut ini merupakan perkembangan jumlah muzakki> di

BAZNAS Kota Mojokerto:

18 Ibid.,

(23)

8

Tabel 1.2

Perkembangan Jumlah Muzakki> dari Tahun 2013 sampai dengan 20152 0

No Jenis Muzakki> Jumlah Muzakki> Zakat Ma<l Pertumbuhan Tahun

2013

Tahun 2014

Tahun 2015

1 UPZIZ (dalam

orang)

1.395 1.403 2.228 60%

2 MASYARAKAT 191 227 235 23%

TOTAL 1.586 1.630 2.463 55%

Sumber: laporan tahunan BAZNAS Kota Mojokerto 2015

Dari tabel di atas dengan jumlah muzakki> BAZNAS Kota Mojokerto

selama tiga tahun terakhir ini, muzakki> cenderung naik.

Berdasarkan sedikit laporan tersebut maka penulis tertarik untuk

mengetahui penyebab trust (kepercayaan) muzakki> pada BAZNAS Kota

Mojokerto. Sehingga menyebabkan semakin meningkatnya muzakki> yang

menghimpun dananya di BAZNAS Kota Mojokerto dan untuk mengetahui

apakah dengan diterapkannya teknologi sistem informasi manajemen

BAZNAS (SIMBA) dan citra lembaga yang baik merupakan penyebab trust

(kepercayaan) muzakki> terhadap BAZNAS Kota Mojokerto.

Saat ini sistem informasi sangat penting bagi setiap badan usaha.

Karena mempercepat dan memperlancar serta mengefisienkan dan

mengefektifkan waktu setiap transaksi sehari-hari dan yang lebih penting

lagi, sistem informasi memiliki fungsi seperti mencatat, mengumpulkan,

(24)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

menyimpan dan memberi laporan setiap kegiatan yang dibutuhkan setiap

badan usaha atau organisasi.21

SIMBA atau Sistem Manajemen Informasi BAZNAS merupakan

sebuah sistem yang menjadi terobosan baru dalam hal memenuhi peran

koordinator zakat nasional bagi terciptanya sistem pengelolaan zakat yang

transparan dan akuntabel di seluruh Indonesia. Dengan basis online, peran

koordinator zakat bisa menjangkau hampir di seluruh wilayah Indonesia.22

Dalam hal integrasi pengelolaan zakat, oleh UU No. 23/ 2011

BAZNAS diberi amanah sebagai koordinator zakat nasional. Dengan adanya

amanah tersebut, BAZNAS kemudian membutuhkan sebuah sistem

manajemen informasi yang dapat membantu operasional BAZNAS (pusat,

provinsi, kabupaten/ kota) dan LAZ dalam sistem manajemen informasi yang

bisa menghasilkan laporan yang berjenjang dari kabupaten/ kota ke provinsi,

dari provinsi ke pusat, dan dari pusat ke Presiden/ DPR. Targetnya adalah

membuat sebuah sistem yang dapat meng-integrasi data BAZNAS pusat dan

BAZNAS di seluruh Indonesia dengan cara yang efektif, singkat serta

terjangkau ke seluruh daerah.23

Berkenaan dengan peningkatan profesionalisme lembaga pengelola

zakat, dengan diterapkannya sistem insormasi manajemen proses penerimaan

zakat bisa dilakukan dengan cepat dan database penerimaan zakat dapat

21 Ibid.,

22 Achmad Subianto, “1 Tahun, BAZNAS telah Kembangkan SIMBA”, dalam

http://pusat.baznas.go.id>berita-utama, diakses pada 30 September 2016.

(25)

10

terintegrasi serta kesalahan dalam melakukan input dan perhitungan zakat

dapat terminimalisir. Dengan demikian, kegiatan pembagian zakat dapat

lebih efektif dan efisien untuk dilakukan. Selain itu, masyarakat/ muzakki>

dapat melihat keterbukaan dalam pengelolaan zakat dan dengan keterbukaan

dalam pelaporan zakat, diharapkan masyarakat/ muzakki> dapat secara mudah

melihat laporan zakat. Sehingga, masyarakat/ muzakki> akan mempunyai

persepsi baik terhadap citra lembaga pengelola zakat, sehingga akan

meningkatkan trust (kepecayaan) muzakki> terhadap lembaga pengelola zakat.

Citra terbentuk dari bagaimana lembaga melaksanakan kegiatan

operasionalnya yang mempunyai landasan utama pada segi layanan. Citra

juga terbentuk berdasarkan impresi dan pengalaman yang dialami seseorang

terhadap sesuatu, sehingga membangun sikap mental. Citra akan diperhatikan

publik dari waktu ke waktu dan akhirnya akan membentuk suatu pandangan

positif yang akan dikomunikasikan dari satu mulut ke mulut yang lain.24

Badan atau Lembaga Amil Zakat merupakan organisasi sosial ekonomi

dalam masyarakat Islam. Dengan kehadiran lembaga zakat telah memberikan

cukup besar kontribusi dalam memberdayakan kaum muslimin. Karena dari

dana-dana muzakki> segala program lembaga zakat bisa diimplementasikan.

Lembaga zakat mempunyai reputasi tersendiri dalam kehidupan

bermasyarakat. Oleh karena itu, lembaga zakat harus berusaha menciptakan

24 Adi Nur Kholis, “Analisis Pengaruh Citra Pondok Pesantren dan Produk Syariah terhadap

(26)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

citra positif dihati masyarakat. Citra inilah yang akan mengiring masyarakat

untuk menyalurkan dananya ke lembaga zakat atau sebaliknya.

Dari sisi lembaga pengelola zakat, penerapan teknologi sistem

informasi manajemen BAZNAS (SIMBA) dan citra lembaga di BAZNAS

Kota Mojokerto akan berpengaruh terhadap trust muzakki> dalam

pengelolaan zakat yang baik dan optimal. Berikut ini merupakan beberapa

referensi dari penelitian mengenai penerapan sistem informasi manajemen di

lembaga zakat dan citra lembaga terhadap trust (kepercayaan) muzakki>.

Menurut Sri Dewi Anggadini, Universitas Padjadjaran Bandung

(2011), bahwa dengan adanya sistem informasi manajemen berbasis

komputer akan memudahkan dalam proses pengambilan keputusan. Dengan

adanya SIM berbasis komputer penyimpanan secara komputerisasi ini dapat

diproses dengan cepat dan dalam pencariannya tidak membutuhkan waktu

yang lama, selain itu dokumen dapat dirawat secara digital. Dengan

demikian, para pimpinan dapat lebih mudah, murah, efisien dan efektif

dalam upaya pengambilan keputusan termasuk didalamnya dalam melakukan

fungsi-fungsi manajemen yang hasil keputusannya tersebut harus dapat

dipertanggungjawabkan.25

Menurut Hana Dian Pratiwi, at al (2013), dalam jurnalnya

menyatakan bahwa tingkat kepercayaan konsumen dalam bertransaksi

25 Sri Dewi Anggadini, “Analisis Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer dalam Proses

(27)

12

secara online dapat dipengaruhi oleh reputasi perusahaan dan kualitas

website.26

Dari analisis dan pemaparan pengembangan sistem, sistem yang

dibangun dapat memenuhi kebutuhan stakeholder khususnya dalam hal

keterbukaan dan kemudahan dalam menunaikan kewajiban zakat dan

bantuan kemanusiaan. Dengan laporan yang secara life terupdate secara

berkala dapat memberikan efek trust (kepercayaan) yang lebih kepada para

muzakki> untuk berzakat. Hasil penelitian Sugiyatno, at. al, STMIK

AMIKOM Yogyakarta (2015).27

Merza Ariszani, et al (2012) dalam jurnalnya menjelaskan bahwa

perusahaan yang memiliki citra positif akan mencerminkan bahwa

perusahaan tersebut mempunyai kualitas layanan yang baik dan konsisten

serta memiliki reputasi dan kredibilitas yang baik pula, oleh karena itu

konsumen akan merasa yakin bahwa perusahaan akan memeberikan apa yang

akan mereka butuhkan dan pada akhirnya menimbulkan kepercayaan pada

konsumen.28

26 Hana Dian Pratiwi, et al, “Pengaruh Reputasi Perusahaan dan Kualitas Website terhadap

Tingkat Kepercayaan Konsumen dalam Bertransaksi secara Online”, (Skripsi--Universitas Brawijaya, 2012), diakses pada 4 Oktober 2016.

27 Sugiyatno, at. al, “Perancangan Aplikasi Muzakki> pada Sistem Informasi Zakat, Infaq dan

Shodaqoh Berbasis Android”, (Artikel--Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia, Yogyakarta, 6-8 Februari 2015), diakses pada 30 September 2016.

28 Merza Ariszani, et al, “Pengaruh Citra Perusahaan terhadap Kepercayaan serta Dampaknya

(28)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

Rizki Wijayanto, at al, Universitas Brawijaya, Malang (2012), dalam

penelitiannya menyatakan bahwa perubahan citra PT Pertamina berpengaruh

signifikan terhadap kepercayaan pada pelayanan SPBU.29

Dengan beberapa referensi penelitian di atas, penulis menyimpulkan

bahwa dalam meningkatkan kepercayaan masyarakat/ muzakki> perlu adanya

strategi dari manajemen amil zakat dalam pengelolaan dan pendistribusian

zakat. Telah dipaparkan di atas, bahwa dalam penerapan teknologi sistem

informasi manajemen dan citra lembaga dapat mempengaruhi trust

(kepercayaan) masyarakat/ muzakki>.

Oleh karena itu, penulis tertarik melakukan penelitian mengenai

penerapan teknologi sistem informasi manajemen BAZNAS (SIMBA) dan

citra lembaga pengelola zakat pada BAZNAS Kota Mojokerto. Penelitian ini

berjudul: “PENGARUH PENERAPAN TEKNOLOGI SISTEM

INFORMASI MANAJEMEN BAZNAS (SIMBA) DAN CITRA

LEMBAGA PENGELOLA ZAKAT TERHADAP TRUST MUZAKKI> DI

BAZNAS KOTA MOJOKERTO”.

(29)

14

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah yang ingin dikaji

penulis sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh penerapan teknologi sistem informasi manajemen

BAZNAS (SIMBA) dan citra lembaga pengelola zakat secara simultan

terhadap trust muzakki> di BAZNAS Kota Mojokerto ?

2. Bagaimana pengaruh penerapan teknologi sistem informasi manajemen

BAZNAS (SIMBA) dan citra lembaga pengelola zakat secara parsial

terhadap trust muzakki> di BAZNAS Kota Mojokerto ?

C. Tujuan Penelitan

Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui:

1. Untuk membuktikan bahwa penerapan tekologi sistem informasi

manajemen BAZNAS (SIMBA) dan citra lembaga pengelola zakat

berpengaruh secara simultan terhadap trust muzakki> di BAZNAS Kota

Mojokerto.

2. Untuk membuktikan penerapan teknologi sistem informasi manajemen

BAZNAS (SIMBA) dan citra lembaga pengelola zakat berpengaruh

(30)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

D. Kegunaan Hasil Penelitian

Adapun kegunaan dari hasil penelitian dapat dibedakan menjadi dua

aspek:

1. Aspek Teoritis:

Dari aspek teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi positif terhadap pengembangan studi ekonomi syari’ah

terutama dalam bidang kelembagaan zakat, mengenai penerapan

teknologi sistem informasi manajemen BAZNAS (SIMBA) dan citra

lembaga dalam meningkatkan trust (kepercayaan) muzakki> untuk

menyalurkan zakat pada BAZNAS Kota Mojokerto.

2. Aspek Praktis :

Dari aspek praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat

dipergunakan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Mojokerto

dan tempat lain dalam hal pengevaluasian, pengembangan, dan

(31)

16 BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Trust Muzakki>

a. Definisi Trust (Kepercayaan)

Menurut Moorman, at al, kepercayaan didefinisikan sebagai

keinginan untuk menyerahkan sesuatu kepada partner yang bisa

dipercaya.1 Penelitian yang sejalan dengan Moorman et al, adalah

penelitian yang dilakukan oleh Morgan dan Hunt, yaitu perilaku

keterhubungan yaang terjadi antara perusahaan dengan mitranya

banyak ditentukan oleh kepercayaan dan komitmen. Sehingga dapat

diperkirakan bahwa kepercayaan akan mempunyai hubungan yang

positif. Sedangkan menurut Robbins, trust adalah suatu sejarah

proses dependen didasarkan pada contoh pengalaman-pengalaman

yang relevan namun terbatas.2 Dapat diambil garis besar bahwa trust

adalah suatu harapan yang positif dan relevan terhadap orang lain

yang dapat menjadi familiaritas (kedekatan) serta ada unsur resiko.

Trust (kepercayaan) konsumen/ muzakki> adalah semua

pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen/ muzakki> dan semua

kesimpulan yang dibuat oleh konsumen/ muzakki> tentang obyek,

1 Moorman, et al, “Factors Affectiۢg Trust iۢ Market Reseach Relatioۢship”, Jounal Marketing Reseach, Vol. 57, diakses pada 14 September 2016.

2 Danang Kusuma Bakti, “Studi Indigenous Trust to Leader pada Karyawan Jawa”, (Skripsi

(32)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

atribut, dan manfaatnya. Obyek dapat berupa produk, orang,

perusahaan, dan segala sesuatu dimana seseorang memiliki

kepercayaan dan sikap. Atribut adalah karakteristik atau fitur yang

mungkin dimiliki atau tidak dimiliki oleh obyek.3Tust (kepercayaan)

secara umum dipandang sebagai unsur mendasar bagi keberhasilan

suatu hubungan. Tanpa adanya kepercayaan, suatu hubungan tidak

akan bertahan dalam jangka waktu yang panjang.

Menurut Barnes, beberapa elemen penting dari kepercayaan adalah:4

1) Kepercayaan merupakan perkembangan dari pengalaman dan tindakan masa lalu.

2) Watak yang diharapkan dari partner, seperti dapat dipercaya dan dapat diandalkan.

3) Kepercayaan melibatkan kesediaan untuk menempatkan diri dalam risiko.

4) Kepercayaan melibatkan perasaan aman dan yakin pada diri partner.

Trust merupakan harapan umum yang dipertahankan oleh

individu yang ucapan dari satu pihak ke pihak lainnya dapat dipercaya.

Trust merupakan sangat penting dalam membangun hubungan jangka panjang antara satu pihak dengan pihak lainnya.

3Fita Usria, “Implementasi dan Peran CSR terhadap Kepercayaan Anggota BMT Fastabiq Pati”,

Iqtishadia, Vol. 7 No. 2, September 2014, diakses pada 10 September 2016.

4 Erik Siswoyo, “Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan, Kepercayaan dan Kepuasan Nasabah

(33)

18

Trust pada dasarnya adalah kemauan suatu pihak untuk

mengandalkan pihak yang lain, yaitu pihak yang mendapat

kepercayaan. Trust juga merupakan sekumpulan keyakinan spesifik

terhadap Integritas (kejujuran pihak yang terpercaya), Benevelonce

(perhatian dan motivasi yang dipercaya untuk bertindak sesuai dengan

kepentingan yang mempercayai mereka), Competency (kemampuan

pihak yang dipercaya untuk melaksanakan kebutuhan yang

mempercayai) dan Predictability (konsistensi perilaku pihak yang

dipercaya).5

Selain kepercayaan yang telah dijelaskan secara umum Allah

SWT juga telah menjelaskan kepercayaan dalam Islam yang disebut

dengan amanah (dapat dipercaya). Sebagaimana yang terkandung

dalama surat An-Nisa’ ayat 58 yang berbunyi:

۞

هّ

ْاوده ت هأ مك مأهي

ته همهۡ

هنيهب م ه هح اهذ هو ه ههأ ٓ هل

س ل

ْاو هت هأ

ب

ل ه لٱ

هّ

هب م

هي ن

ٓۦ

هّ

ا ٗ ي هب ه ي هس ه هك

٨٥

Artiya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”.

Dari terjemahan ayat di atas diketahui bahwasanya Allah SWT menjelaskan amanah sebagaimana sesuatu yang diserahkan kepada

5 Wahab Zaenuri, at al, Membangun Kepuasan dan Loyalitas Nasabah Melalui Atribut Produk,

(34)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

pihak lain untuk dipelihara dan dikembalikan bila saatnya atau diminta oleh pemiliknya. Amanah adalah lawan kata dari khianat. Al-Qur’aۢ sangat erat dengan ajaran tentang kepercayaan (the spirit of trust). Ajaran tentang kepercayaan meliputi tuntutan untuk beraksi, yang dimulai dari pergeseran memandang, berbicara, berperilaku, dan bekerja.

Model kepercayaan organisasional memasukkan sifat

kepribadian yang disebut kecenderungan untuk percaya (propencity to

trust). Kecenderungan dapat dianggap sebagai keinginan umum untuk

mempercayai orang lain. Kecenderungan akan memengaruhi beberapa

banyak trust (kepercayaan) yang dimiliki seseorang untuk orang yang

dipercaya. Trust melibatkan loncatan kognitif melampaui

harapan-harapan yang dijamin oleh dasar pemikiran dan pengalaman. Untuk

membangun sebuah trust (kepercayaan) diperlukan tujuh core values,

yaitu sebagai berikut:6

1) Keterbukaan

Kerahasiaan dan kurangnya transparasi dalam menjalankan

sesuatu akan mengganggu trust building. Oleh karena itu

diperlukan keterbukaan antara kedua belah pihak agar keduanya

dapat saling percaya antara satu sama lain.

(35)

20

2) Kompeten

Adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas atau

peran dalam membangun pengetahuan dan keterampilan yang

didasarkan pada pengalaman dan pembelajaran. Yakni sebagai

syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam

melaksanakan tugas dibidang pekerjaan tertentu.

3) Kejujuran

Kejujuran merupakan elemen terpenting dalam

mendapatkan sebuah kepercayaan, hal ini dimaksudkan untuk

menghindari kecurangan yang bersifat merugikan yang lain. Jujur

bermakna keselarasan antara berita dengan kenyataan dan

kebenaran. Dalam penerapannya, secara hukum tingkat kejujuran

seseorang biasanya dinilai dari ketepatan pengakuan atau apa yang

dibicarakan dengan kebenaran dan kenyataan yang terjadi.

4) Integritas

Integritas adalah keselarasan antara niat, pikiran,

perkataan dan perbuatan. Dalam prosesnya, berjanji akan

melaksanakan tugas secara bersih, transparan, dan profesional

dalam arti akan mengerahkan segala kemampuan dan sumber daya

secara optimal untuk memberikan hasil kerja terbaik. Orang yang

berintegritas tinggi mempunyai sikap yang tulus, jujur,

(36)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

kebenaran untuk menjalankan apa yang dikatakan secara

bertanggung jawab.

5) Akuntabilitas

Akuntabilitas merupakan dorongan psikologi sosial yang

dimiliki seseorang untuk mempertanggungjawabkan sesuatu yang

telah dikerjakan kepada lingkungannya atau orang lain.

Akuntabilitas sekiranya dapat diukur dengan

pertanyaan-pertanyaan tentang seberapa besar motivasi menyelesaikan

pekerjaan dan seberapa besar usaha (daya pikir) untuk

menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan tersebut.

6) Sharing

Sharing adalah sebuah pengakuan atau pengungkapan diri

terhadap orang lain yang berfungsi untuk berbagi sesuatu untuk

meringankan sebuah masalah. Sharing merupakan elemen penting

dalam membangun kepercayaan karena mempunyai manfaat nilai

psikologi yakni membantu membangun hubungan yang lebih

baikantara satu sama lain. Termasuk didalamnya sharing

informasi, keterampilan, pengalaman dan keahlian.

7) Penghargaan

Untuk mendorong sebuah kepercayaan maka harus

terdapat respek saling menghargai antara satu sama lain.

Dalam penelitan ini, kepercayaan terhadap lembaga zakat

(37)

22

dalam mengandalkan lembaga untuk menyalurkan zakatnya kepada

mustah{iqzakat, karena lembaga dianggap amanah, jujur, transparan, dan

profesional. Dengan demikian, muzakki> akan menjadikannya sebagai

pilihan utama dalam berzakat dan mengajak orang lain untuk berzakat di

lembaga amil zakat. Disamping akan menumbuhkan rasa kepercayaan

tinggi muzakki>terhadap lembaga zakat, dana zakat yang terkumpul juga

akan lebih optimal dalam pendistribusiannya.

2. PenerapanTeknologi Sistem Informasi Manajemen BAZNAS (SIMBA)

a. DefinisiTeknologi Sistem Informasi Manajemen

Menurut Maharsih, teknologi informasi dapat didefinisikan

sebagai perpaduan antara teknologi komputer dan telekomunikasi

dengan teknologi lainnya seperti perangkat keras, perangkat lunak,

database, teknologi jaringan, dan peralatan telekomunikasi lainnya.

Selanjutnya, teknologi informasi dipakai dalam sistem informasi

organisasi untuk menyediakan informasi bagi para pemakai dalam

rangka pengambilan keputusan.7

Sedangkan menurut Rahmawati dalam Alannita,teknologi

sistem informasi dapat berjalan dengan efektif apabila anggota dalam

organisasi dapat menggunakan teknologi dengan baik dan sangat

penting bagi individu, salah satu bentuk teknologi sistem informasi

adalah komputer. Komputer sangat membantu kinerja dalam suatu

7 Atik Indarsih, “Pengaruh Teknologi Sistem Informasi Baru dan Kepercayaan dalam Kinerja

(38)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

organisasi, perangkat ini dari tahun ke tahun selalu mengalami

perkembangan, dengan berbagai macam inovasi baru yang dapat

mempermudah kinerja para penggunanya.8

Pada dasarnya sistem informasi mempunyai tiga kegiatan

utama yaitu: menerima data sebagai masukan, kemudian

memprosesnya dengan melakukan perhitungan, penggabungan

unsur-unsur data dan akhirnya dapat diperoleh informasi yang diperlukan

sebagai keluaran. Prinsip tersebut berlaku baik bagi sistem informasi

manual maupun sistem informasi modern dengan penggunaan

perangkat komputer.

Pada umumnya apabila orang membicarakan tentang Sistem

Informasi Manajemen yang tergambar adalah suatu sistem diciptakan

untuk melaksanakan pengolahan data yang akan dimanfaatkan oleh

suatu organisasi.9 Sebelum menjelaskan pengertian Sistem Informasi

Manajemen, terlebih dahulu akan diuraikan pengertian Sistem,

Informasi, Manajemen yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli:

1) Sistem

Secara sederhana suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu

kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen atau

8 Ibid.,

9 Wahyudi Kumorotomo dan Subando Agus Margono, Sistem Informasi Manajemen dalam

(39)

24

variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung

satu sama lain dan terpadu.10

Menurut Kadir, sistem adalah sekumpulan elemen yang saling

terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan.

Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, disebutkan

bahwa sistem mempunyai dua pengertian; (a) seperangkat unsur

ynang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu

totalitas; dan (b) susunan yang teratur dari pandangan, teori, asas

dan sebagainya.11

Dari ketiga definisi di atas, terlihat bahwa sistem memakai

pendekatan pada elemen atau komponen. Artinya, sistem haruslah

terdiri atas berbagai komponen/ elemen yang saling berhubungan

sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh.

2) Informasi

Informasi adalah hasil pemrosesan data yang diperoleh dari

setiap elemen sistem tersebut menjadi bentuk yang mudah

dipahami dan merupakan pengetahuan relevan yang dibutuhkan

orang untuk menambah pemahamannya terhadap fakta-fakta yang

ada. Seringkali informasi disamakan dengan data, padahal data

dan informasi memiliki perbedaan substansi yang cukup mendasar.

Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian/

10 Ibid., 8.

11Sri Dewi Anggadini, “Analisis Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer dalam Proses

(40)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

kesatuan nyata yang terjadi pada saat tertentu. Data mengacu

pada fakta berupa angka-angka, teks, dokumen, gambar, bagan,

kode tertentu serta bentuk lainnya.12

Informasi dapat diperoleh secara mudah, namun sesungguhnya

masih banyak manajer yang kekurangan informasi kalau yang

dimaksud adalah informasi yang berkualitas baik. Informasi yang

memiliki kualitas tinggi akan menentukan sekali efektivitas

keputusan-keputusan manajer. Syarat-syarat tentang informasi

yang baik, lebih lengkap diuraikan oleh Parker, sebagai berikut:13

a) Ketersediaan (availability);

Sudah barang tentu syarat yang mendasar bagi suatu informasi

adalah tersedianya informasi itu sendiri. Informasi harus dapat

diperoleh (accessible) bagi orang yang hendak

memanfaatkannya.

b) Mudah dipahami (comprehensibility);

Informasi harus mudah dipahami oleh pembuat keputusan,

baik itu informasi yang menyangkut pekerjaan rutin maupun

keputusan-keputusan yang bersifat strategis. Informasi yang

rumit dan berbelit-belit hanya akan membuat kurang

efektifnya keputusan manajemen.

c) Relevan;

(41)

26

Dalam konteks organisasi, informasi yang diperlukan adalah

yang benar-benar relevan dengan permasalahan, misi dan

tujuan organisasi.

d) Bermanfaat;

Sebagai konsekuensi dari syarat relevansi, informasi juga

harus bermanfaat bagi organisasi. Karena itu informasi juga

harus dapat tersaji kedalam bentuk-bentuk yang

memungkinkan pemanfaatan oleh organisasi yang

bersangkutan.

e) Tepat waktu;

Informasi harus tersedia tepat pada waktunya. Syarat ini

terutama sangat penting paa saat oganisasi membutuhkan

informasi ketika manajer hendak membuat

keputusan-keputusan yang krusal.

f) Keandalan;

Informasi harus diperoleh dari sumber-sumber yang dapat

diandalkan kebenarannya. Pengolah data atau pemberi

informasi harus dapat menjamin tingkat kepercayaan yang

tinggi atas informasi yang disajikannya.

g) Akurat;

Syarat ini mengharuskan bahwa informasi bersih dari

(42)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

harus jelas dan secara akurat mencerminkan makna yang

terkandung dari data pendukungnya.

h) Konsisten;

Informasi tidak boleh mengandung kontradiksi didalam

penyajiannya karena konsistensi merupakan syarat penting

bagi dasar pengambilan keputusan.

3) Manajemen

Secara umum dikatakan bahwa manajemen merupakan proses

yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,

mengorganisasian, pergerakan, dan pengawasan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya

manusia maupun sumberdaya lainnya.14

Setelah merinci kata kunci yakni: sistem, informasi,

manajemen. Maka dapat dipahami bahwa sistem informasi

manajemen adalah suatu konsep manajemen yang memanfaatkan

sistem informasi secara optimal guna membantu tugas-tugas

manajer dalam pengambilan keputusan. Dengan pendekatan

sistem, maka komponen dalam organisasi dipandang sebagai

bagian yang saling terkait.

SIM (Sistem Informasi Manajemen) dapat didefinisikan

sebagai kumpulan dari interaksi sistem-sistem informasi yang

bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk

(43)

28

menyedikan informasi yang berguna untuk semua tingkatan

manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian.15

SIM adalah suatu sistem yang menyediakan kepada pengelola

organisasi data maupun informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan

tugas-tugas organisasi. Lebih lengkapnya SIM adalah jaringan

prosedur pengolahan data yang dikembangkan dalam organisasi dan

disatukan apabila di pandang perlu, dengan maksud memberikan data

kepada manajemen setiap waktu diperlukan, baik data yang bersifat

intern maupun yang bersifat ekstern, untuk dasar pengambilan

keputusan dalam rangka mencapai tujuan organisasi.16

Menurut Gordon B. Davis, pada dasarnya sebuah sistem

informasi manajemen menerima dan memproses data untuk kemudian

mengubahnya menjadi informasi yang berguna bagi para pengguna

informasi dalam tingkatan manajemen. Untuk memperjelas

pelaksanaan dari sistem informasi manajemen diperlukan beberapa

indikator dari sistem informasi manajemen. Adapun

indikator-indikator dari sistem informasi manajemen, yaitu:17

1) Informasi

Informasi merupakan hasil dari pengolahan data akan tetapi tidak

semua hasil dari pengolahan tersebut bisa menjadi informasi, hasil

15 Danu Wira Pangestu, “Teori Dasar Sistem Informasi Manajemen (SIM)”, dalam

http://bangdanu.wordpress.com, diakses pada 30 September 2016.

16 Wahyudi Kumorotomo, Sistem Informasi Manajemen dalam Organisasi Publik, (Yogyakarta:

Gajah Mada Press, 1996), 96.

17 Rahma, “Sistem Informasi Manajemen”, dalam http://digilib.unila.ac.id, diakses pada 30

(44)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

29

pengolahan data yang tidak memberikan arti serta tidak

bermanfaat bagi seseorang bukanlah merupakan informasi bagi

orang tersebut.

2) Manusia sebagai pengolah informasi

Peranan manusia disini sangat besar yaitu untuk menciptakan

informasi yang akurat, tepat waktu, relevan, dan lengkap. Baik

buruknya informasi yang dihasilkan tergantung dari

profesionalitas dari manusia itu sendiri.

3) Konsep sistem

Sistem adalah suatu bentuk kerjasama yang harmonis antara

bagian/komponensub sistem yang saling berhubungan satu dengan

bagian/komponen/sub sistem lainnya untuk mencapai suatu

tujuan. Selain itu sistem tidaklah berdiri sendiri tetapi juga

dipengaruhi oleh lingkungan, baik itu lingkungan intern maupun

lingkungan ekstern.

4) Konsep organisasi dan manajemen

Organisasi tidak bisa lepas dari kegiatan manajemen dan begitu

pula sebaliknya karena keduanya mempunyai hubungan yang

begitu erat dan kuat.

5) Konsep pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan adalah tindakan pimpinan untuk

(45)

30

dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu diantara

alternatif-alternatif yang dimungkinkan.

6) Nilai informasi

Informasi dapat mengubah sebuah keputusan. Perubahan dalam

nilai hasil akan menentukan informasi. Bahwa suatu informasi itu

harus dapat menjadi ukuran yang tepat, yang nantinya dapat

memberikan masukan bagi pimpinan dalam pengambilan

keputusan.

Jadi dari pengertian diatas dapat ditarik pengertian bahwa

Sistem Informasi Manajemen adalah serangkaian sub-sistem

informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi untuk kemudian

mengubahnya menjadi informasi yang berguna bagi para pengguna

informasi dalam tingkatan manajemen.

b. SIMBA BAZNAS

SIMBA atau Sistem Manajemen Informasi BAZNAS

merupakan sebuah sistem yang menjadi terobosan baru dalam hal

memenuhi peran koordinator zakat nasional bagi terciptanya sistem

pengelolaan zakat yang transparan dan akuntabel di seluruh

Indonesia. Dengan basis online, peran koordinator zakat bisa

menjangkau hampir di seluruh wilayah Indonesia.18

Dalam hal integrasi pengelolaan zakat, oleh UU No.23/2011

itu BAZNAS diberi amanah sebagai koordinator zakat nasional.

18 Achmad Subianto, “1 Tahun, BAZNAS telah Kembangkan SIMBA”, dalam

(46)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

31

Dengan adanya amanah tersebut, BAZNAS kemudian membutuhkan

sebuah sistem manajemen informasi yang dapat membantu

operasional BAZNAS (pusat, provinsi, kabupaten/kota) dan LAZ

dalam sistem manajemen informasi yang bisa menghasilkan laporan

yang berjenjang dari kabupaten/kota ke provinsi, dari provinsi ke

pusat, dan dari pusat ke Presiden/DPR. Targetnya adalah membuat

sebuah sistem yang dapat meng-integrasi data BAZNAS pusat dan

BAZNAS di seluruh Indonesia dengan cara yang efektif, singkat serta

terjangkau ke seluruh daerah.19

BAZNAS akhirnya mengembangkan sebuah teknologi

manajemen informasi yang berbasis jaringan internet bernama

SIMBA. Dalam rancangan tersebut, sistem informasi di BAZNAS

dibangun baik dari teknologinya, ruang lingkupnya, input maupun

output-nya. Setelah itu, dibuatlah standardoperating procedure

(SOP)-nya. Harapannya, SIMBA dapat dipergunakan oleh BAZNAS

di seluruh Indonesia sebagai standar operasional lembaga zakat dan

pelaporan zakat nasional.20

Di dalam SIMBA ada dua sistem, yaitu Sistem Informasi

Operasional (SIO) dan Sistem Informasi Pelaporan (SIP).

Masing-masing BAZNAS dan LAZ menggunakan SIO untuk operasi

sehari-hari dengan pendekatan kas masuk dan kas keluar. Dalam kas masuk,

antara lain, dapat di-input data basemuzakki>, transaksi

(47)

32

penghimpunan dana Zakat, Infaq dan Shodaqoh (ZIS). Sedangkan

dalam kas keluar, bisa di-input data base mustah{iq dan penyaluran

ZIS.21

Data-data tersebut, termasuk yang sifatnya keuangan dan

transaksi keuangan akan di-input dan akan menghasilkan

laporan-laporan, seperti profil muzakki>, jumlah penghimpunan dana ZIS,

profil asnf, dan jenis program penyaluran. Ada juga laporan keuangan

standar yang mengacu kepada Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan (PSAK) 109. Bisa diterbitkan juga kartu nomor pokok

wajib zakat (NPWZ) dan bukti setor zakat. Jadi, dengan SIMBA,

muzakki> dilayani sebaik mungkin mulai dari registrasi sampai ke

pembayaran dan pelaporan.22

Dengan database yang di-input oleh BAZNAS

kabupaten/kota, maka BAZNAS provinsi akan bisa membaca laporan

dari seluruh kabuten/kota yang ada dalamwilayahnya. Begitu juga

BAZNAS. Dia bisa tahu tentang laporan BAZNAS provinsi dan

kabupaten/kota. Inilah kemudian yang akan menjadi sistem informasi

pelaporan (SIP) yang sudah terintegrasi, berbeda dengan SIO yang

berada di masing-masing BAZNAS atau tidak terintegrasi. Dengan

demikian akan lahir laporan zakat nasional dengan standar yang

(48)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

33

transparan, akuntabel dan mudah diakses melalui web masing-masing

BAZNAS (pusat, provinsi,kota/kabupaten) dan LAZ.23

Menurut Ketua Umum BAZNAS dalam kaitan integrasi

pengelolaan zakat nasional dan penerapan aplikasi Sistem

Manajemen Informasi BAZNAS (SIMBA) merupakan dua spektrum

yang tak dapat dipisahkan. SIMBA merupakan sebuah sistem yang

dibangun dan dikembangkan untuk keperluan penyimpanan data dan

informasi yang dimiliki oleh BAZNAS secara nasional. Dengan

sistem yang berbasis internet dan terhubung secara online, Sistem

Manajemen Informasi BAZNAS dirancang untuk dapat digunakan

oleh seluruh badan atau lembaga zakat di seluruh Indonesia tanpa

harus melewati proses instalasi yang rumit Integrasi

pengelolaanzakat dan penerapan aplikasi SIMBA akan semakin

memperkuat sistem zakat nasional yang memberi manfaat terhadap

kesejahteraan masyarakat. Untuk itu BAZNAS daerah dan LAZ perlu

mendukung dan menyiapkan perangkat infrastruktur fisik dan

kapasitas sumber daya manusia agar sistem yang dibangun ini

berjalan dengan baik sesuai harapan kita semua.24

3. Citra Lembaga Pengelola Zakat

Citra dalam bahasa inggris “image” adalah sejumlah kepercayaan,

ide, atau nilai dari seseorang terhadap suatu obyek, merupakan

konstruksi mental seseorang yang diperoleh dari hasil pergaulan atau

(49)

34

pengalaman seseorang, atau merupakan interprestasi, reaksi, persepsi

atau perasaan dari seseorang terhadap apa saja yang berhubungan

dengannya. Istilah citra ini digunakan dalam berbagai konteks seperti

citra terhadap orang, lembaga, perusahaan, merek dansebagainya.25Kotler

mengemukakan teorinya bahwa citra perusahaan adalah respon

konsumen pada keseluruhan penawaran yang diberikan perusahaan dan

didefinisikan sebagai jumlah kepercayaan, ide-ide, dan kesan masyarakat

pada suatu organisai.26

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Citra adalah rupa,

gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi, perusahaan,

organisasi, atau produk.27 Citra adalah produk mempresentasikan

keseluruhan persepsi terhadap produk dan dibentuk dari informasi dan

pengalaman masa lalu terhadap produk itu.28

Citra terbentuk dari bagaimana lembaga melaksanakan kegiatan

operasionalnya yang mempunyai landasan utama pada segi layanan. Citra

juga terbentuk berdasarkan impresi dan pengalaman yang dialami

seseorang terhadap sesuatu, sehingga membangun sikap mental. Citra

akan diperhatikan publik dari waktu ke waktu dan akhirnya akan

25 Sustina, Perilaku Konsumen Dan Komunikasi Pemasaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2003), 331.

26Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan dan Pengenddalian, Jilid Dua, (Jakarta: Erlangga, 2005), 46.

27 Pusat Bahasa Departement Pendidikan Nasional, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 2005), 216.

28 Imdatul Munir, “Pengaruh Harga, Citra Merek dan Kualitas Produk terhadap Keputusan

(50)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

35

membentuk suatu pandangan positif yang akan dikomunikasikan dari satu

mulut ke mulut yang lain.29

Citra bisa diketahui, diukur dan diubah. Penelitian mengena citra

organisasi (corporate image) telah membuktikan bahwa citra bisa diukur

dan diubah, walaupun perubahan citra relatif lambat. Selanjutnya

Ardianto dan Soemirat menjelaskan bagaiamana efek kognitif dari

komunikasi sangat mempengaruhi proses pembentukan citra.30

Model Pembentukan Citra

Kognisi

Stimulus Respon

Rangsang Persepsi Sikap Perilaku

Motivasi

[image:50.595.145.491.254.516.2]

Sumber: Ardianto dan Soemirat

Gambar 2.1

Dari gambar 2.1 di atas dapat dijelaskan bahwa stimulus adalah

input yang diberikan kemudian diproses melalui pola pikir tentang

sesuatu yang dipercaya dapat memengaruhi persepsi, motivasi dan sikap

mereka. Sehingga akhirnya menghasilkan output yaitu berupa respon atau

perilaku tertentu.

29Adi Nur Kholis, “Analisis Pengaruh Citra Pondok Pesantren dan Produk Syari’ah terhadap

Keputusan Nasabah dalam Menggunakan Jasa Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah Artha Mas Abadi di Kabupaten Pati”, (Skripsi--Universitas Negeri Walisongo Semarang, 2015), diakses pada 20 Oktober 2016.

(51)

36

Badan atau Lembaga Amil Zakat merupakan organisasi sosial

ekonomi dalam masyarakat Islam. Dengan kehadiran lembaga zakat telah

memberikan cukup besar kontribusi dalam memberdayakan

kaummuslimin. Karena dari dana-dana muzakki> segala program lembaga

zakatbisa diimplementasikan. Lembaga zakat mempunyai reputasi

tersendiri dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, lembaga

zakat harus berusaha menciptakan citra positif dihati masyarakat. Citra

inilah yang akan mengiring masyarakat untuk menyalurkan dananya ke

lembaga zakat atau sebaliknya.

Menurut Shirley Harrison informasi yang lengkap mengenai citra

meliputi empat elemen sebagai berikut:31

1. Personality, keseluruhan karakteristik perusahaan yang dipahami

publiksasaran seperti perusahaan yang dapat dipercaya,

perusahaanmempunyai tanggung jawab sosial.

2. Reputation, hal yang dilakukan perusahaan dan diyakini publik

sasaranberdasarkan pengalaman sendiri maupun pihak lain, seperti

kinerjakeamanan transaksi sebuah bank.

3. Value, nilai-nilai yang dimiliki perusahaan dengan kata lain

budayaperusahaan seperti sikap manajemen yang peduli terhadap

pelanggan,karyawan yang cepat tanggap terhadap permintaan

maupun keluhanpelanggan.

31Imam Mulyana Dwi Suwandi, “Citra Perusahaan Seri Manajemen Pemasaran, dalam

(52)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

37

4. Corporate Identity, adalah komponen-komponen yang

mempermudahmengenal publik sasaran terhadap perusahaan seperti

logo, warna dan slogan.

Irawan menyatakan, citra perusahaan dapat memberikan kemampuan pada perusahaan untuk mengubah harga premium, menikmati penerimaan lebih tinggi dibandingkan pesaing, membuat kepercayaan pelanggan kepada perusahaan.32

B. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian terdahulu merupakan ringkasan tentang kajian/ penelitian

yang sudah pernah dilakukan diseputar masalah yang akan diteliti sehingga

terlihat jelas bahwa kajian yang akan dilakukan ini tidak merupakan

pengulangan atau duplikasi dari kajian/ penelitian yang tidak ada. Sebuah

penelitian tidak mungkin terlepas dari adanya teori-teori yang diambil dari

buku, penelitian terdahulu, serta sumber lain yang relevan dan masih dapat

dipertanggung jawabkan. Demikian pula dengan penelitian ini yang berjudul

“Pengaruh Penggunaan Teknologi Sistem Informasi Manajemen BAZNAS

(SIMBA) dan Citra Lembaga Pengelola Zaka<t terhadap TrustMuzakki> di

BAZNAS Kota Mojokerto” yang menarik untuk dibahas. Penelitian

terdahulu yang digunakan untuk menunjang dan memberikan perbedaan

antara penelitian yang telah ada dan penelitian ini, dan penelitian terdahulu

tersebut adalah sebagai berikut:

(53)

Gambar

Tabel
Grafik P-Plot ...................................................................................
Perkembangan Pengumpulan BAZNAS Kota Mojokerto dari Tahun 2013-2015Tabel 1.1 19
  Tabel 1.2 Perkembangan Jumlah Muzakki> dari Tahun 2013 sampai dengan 2015
+7

Referensi

Dokumen terkait