• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembentukan Susunan Kedudukan Tupoksi Lembaga Teknis Kab.Sumbawa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pembentukan Susunan Kedudukan Tupoksi Lembaga Teknis Kab.Sumbawa"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 4 TAHUN 2008

TENTANG

PEMBENTUKAN, SUSUNAN, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN SUMBAWA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUMBAWA

Menimbang :

Mengingat :

a. bahwa dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, maka Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 4 Tahun 2000 tentang Pembentukan, Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Sumbawa, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 1 Tahun 2002 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 4 Tahun 2000 tentang Pembentukan, Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Sumbawa, perlu disesuaikan;

b. bahwa dalam rangka penyesuaian dan penataan organisasi perangkat daerah senantiasa diarahkan pada efisiensi, efektifitas, dan produktivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Sumbawa.

(2)

dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1665);

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok - pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang -undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3890);

3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548);

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pedoman Satuan Polisi Pamong Praja (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4428);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4593);

(3)

tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4741);

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2007 tentang Pengawasan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah;

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah;

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SUMBAWA dan

BUPATI SUMBAWA

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN SUMBAWA.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Sumbawa.

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

3. Bupati adalah Bupati Sumbawa.

4. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu kepala daerah dalam

(4)

daerah, sekretariat dewan perwakilan rakyat daerah, dinas daerah, lembaga teknis daerah, kecamatan dan kelurahan.

5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Sumbawa.

6. Lembaga Teknis Daerah adalah Badan, Kantor, dan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sumbawa.

7. Unit Pelaksana Teknis adalah unsur pelaksana tugas teknis pada Badan. 8. Eselon adalah tingkatan jabatan struktural.

BAB II PEMBENTUKAN

Pasal 2

(1)Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Sumbawa;

(2)Lembaga Teknis Daerah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah terdiri dari :

1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;

2. Inspektorat;

3. Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat;

4. Badan Penanaman Modal dan Lingkungan Hidup;

5. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa;

6. Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan; 7. Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan;

8. Kantor Arsip dan Perpustakaan;

9. Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian;

10. Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu; 11. Rumah Sakit Umum Daerah;

12. Satuan Polisi Pamong Praja.

BAB III

SUSUNAN ORGANISASI Bagian Kesatu

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pasal 3

(1) Susunan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, terdiri dari :

(5)

2. Unsur Pembantu Pimpinan adalah Sekretariat, terdiri dari : a. Sub Bagian Program;

b. Sub Bagian Keuangan;

c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian. 3. Unsur Pelaksana adalah Bidang, terdiri dari :

a. Bidang Perencanaan Pembangunan Ekonomi, terdiri dari : 1) Sub Bidang Pertanian ;

2) Sub Bidang Pengembangan Dunia Usaha.

b. Bidang Perencanaan Pembangunan Prasarana, terdiri dari : 1) Sub Bidang Prasarana Wilayah;

2) Sub Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup.

c. Bidang Perencanaan Pembangunan Sosial Budaya, terdiri dari : 1) Sub Bidang Pemerintahan;

2) Sub Bidang Sosial Budaya.

d. Bidang Penelitian, Pengembangan dan Statistik, terdiri dari : 1) Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan;

2) Sub Bidang Statistik, Evaluasi dan Pelaporan. 4. Kelompok Jabatan Fungsional

(2) Bagan Struktur Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran I dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.

Bagian Kedua INSPEKTORAT

Pasal 4

(1) Susunan Organisasi Inspektorat , terdiri dari :

1. Unsur Pimpinan adalah

Inspektur ;

2. Unsur Pembantu Pimpinan adalah Sekretariat, terdiri dari : a. Sub Bagian Perencanaan;

b. Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan; c. Sub Bagian Administrasi dan Umum.

3. Unsur Pelaksana adalah Inspektur Pembantu, terdiri dari : a. Inspektur Pembantu Wilayah I, terdiri dari :

(6)

2) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan; 3) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan.

b. Inspektur Pembantu Wilayah II, terdiri dari :

1) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan; 2) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan;

3) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan. c. Inspektur Pembantu Wilayah III, terdiri dari :

1) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan; 2) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan;

3) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan. d. Inspektur Pembantu Wilayah IV, terdiri dari :

1) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan; 2) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan;

3) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan. 4. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan Struktur Organisasi Inspektorat adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran II dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.

Bagian Ketiga

BADAN KESATUAN BANGSA POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT Pasal 5

(1) Susunan Organisasi Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat, terdiri dari :

1. Unsur Pimpinan adalah Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat.

2. Unsur Pembantu Pimpinan adalah Sekretariat, terdiri dari :

a. Sub Bagian Program;

b. Sub Bagian Keuangan;

c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian. 3. Unsur Pelaksana adalah Bidang, terdiri dari :

a. Bidang Kesatuan Bangsa, terdiri dari :

(7)

b. Bidang Perlindungan Masyarakat dan Penanganan Bencana Alam, terdiri dari :

1) Sub Bidang Perlindungan Masyarakat; 2) Sub Bidang Penanganan Bencana Alam.

c. Bidang Politik terdiri dari :

1) Sub Bidang Pengkajian Strategis Bidang Politik; 2) Sub Bidang Pembinaan Politik.

4. Unit Pelaksana Teknis Badan. 5. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan Struktur Organisasi Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran III dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.

Bagian Keempat

BADAN PENANAMAN MODAL DAN LINGKUNGAN HIDUP Pasal 6

(1) Susunan Organisasi Badan Penanaman Modal dan Lingkungan Hidup, terdiri dari:

1. Unsur Pimpinan adalah Kepala Badan Penanaman

Modal dan Lingkungan Hidup;

2. Unsur Pembantu Pimpinan adalah Sekretariat, terdiri dari : a. Sub Bagian Program;

b. Sub Bagian Keuangan;

c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian. 3. Unsur Pelaksana adalah Bidang, terdiri dari :

a. Bidang Penanaman Modal, terdiri dari :

1) Sub Bidang Pengembangan Investasi.

2) Sub Bidang Promosi dan Realisasi Investasi.

b. Bidang Penataan dan Penyajian Informasi Lingkungan Hidup, terdiri dari :

1) Sub Bidang Penataan Lingkungan Hidup;

2) Sub Bidang Penyajian Informasi Lingkungan Hidup. c. Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan, terdiri dari :

1) Sub Bidang Pengkajian Lingkungan.

2) Sub Bidang Pengawasan Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup.

(8)

5. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan Struktur Organisasi Badan Penanaman Modal dan Lingkungan Hidup adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran IV dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.

Bagian Kelima

BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA Pasal 7

(1) Susunan Organisasi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, terdiri dari :

1. Unsur Pimpinan adalah Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa;

2. Unsur Pembantu Pimpinan adalah Sekretariat, terdiri dari : a. Sub Bagian Program;

b. Sub Bagian Keuangan;

c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian. 3. Unsur Pelaksana adalah Bidang, terdiri dari :

a. Bidang Pengembangan Partisipasi Masyarakat dan Kehidupan Sosial Budaya, terdiri dari :

1) Sub Bidang Pengembangan Partisipasi dan Swadaya Masyarakat;

2) Sub Bidang Pengembangan Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat.

b. Bidang Usaha Ekonomi Desa, terdiri dari :

1) Sub Bidang Peningkatan Usaha-Usaha Ekonomi Masyarakat;

2) Sub Bidang Pengembangan Lembaga Ekonomi Masyarakat.

c. Bidang Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna, terdiri dari :

1) Sub Bidang Pemanfaatan Sumber Daya Alam;

2) Sub Bidang Pengkajian Teknologi Tepat Guna. d. Bidang Pemerintahan Desa dan Kelurahan terdiri dari:

1) Sub Bidang Tata Pemerintahan Desa dan Kelurahan; 2) Sub Bidang Kekayaan dan Kelembagaan Desa dan

Kelurahan;

(9)

(2) Bagan Struktur Organisasi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran V dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.

Bagian Keenam

BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN Pasal 8

(1) Susunan Organisasi Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan, terdiri dari :

1. Unsur Pimpinan adalah Kepala Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan.

2. Unsur Pembantu Pimpinan adalah Sekretariat, terdiri dari : a. Sub Bagian Program;

b. Sub Bagian Keuangan;

c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian. 3. Unsur Pelaksana adalah Bidang, terdiri dari :

a. Bidang Keluarga Berencana, terdiri dari :

1) Sub Bidang Pengendalian Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi;

2) Sub Bidang Jaminan Pelayanan Keluarga Berencana. b. Bidang Keluarga Sejahtera, terdiri dari :

1) Sub Bidang Advokasi dan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE);

2) Sub Bidang Pengembangan Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga.

c. Bidang Data dan Jaringan Informasi, terdiri dari: 1) Sub Bidang Pengolahan Data;

2) Sub Bidang Jaringan Informasi.

d. Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak terdiri dari:

1) Sub Bidang Pemberdayaan Perempuan;

2) Sub Bidang Perlindungan Anak. 4. Unit Pelaksana Teknis Badan.

(10)

(2) Bagan Struktur Organisasi Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran VI dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini

Bagian Ketujuh

BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pasal 9

(1) Susunan Organisasi Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan, terdiri dari:

1. Unsur Pimpinan adalah Kepala

Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan .

2. Unsur Pembantu Pimpinan adalah Sekretariat, terdiri dari : a. Sub Bagian Program;

b. Sub Bagian Keuangan;

c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian. 3. Unsur Pelaksana adalah Bidang, terdiri dari :

a. Bidang Administrasi Umum Kepegawaian, terdiri dari:

1) Sub Bidang Pengolahan Data dan Informasi Kepegawaian;

2) Sub Bidang Pengadaan Pegawai.

b. Bidang Pengembangan dan Pendayagunaan Aparatur, terdiri dari:

1) Sub Bidang Kepangkatan dan Pensiun;

2) Sub Bidang Pola Karier.

c. Bidang Pendidikan dan Pelatihan Aparatur, terdiri dari : 1) Sub Bidang Pengelolaan Diklat Struktural;

2) Sub Bidang Pengelolaan Diklat Teknis Fungsional.

d. Bidang Pembinaan Disiplin dan Kesejahteraan Aparatur, terdiri dari:

1) Sub Bidang Pembinaan Disiplin Aparatur; 2) Sub Bidang Kesejahteraan Aparatur. 4. Kelompok Jabatan Fungsional.

(11)

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.

Bagian Kedelapan

KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN Pasal 10

(1) Susunan Organisasi Kantor Arsip dan Perpustakaan, terdiri dari : 1. Unsur Pimpinan adalah Kepala Kantor Arsip dan Perpustakaan. 2. Unsur Pembantu Pimpinan adalah Sub Bagian Tata Usaha.

3. Unsur Pelaksana adalah Seksi, terdiri dari : a. Seksi Kearsipan;

b. Seksi Perpustakaan;

c. Seksi Pengembangan Kearsipan dan Perpustakaan. 4. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan Struktur Organisasi Kantor Arsip dan Perpustakaan adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran VIII dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.

Bagian Kesembilan

KANTOR KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN PERTANIAN Pasal 11

(1) Susunan Organisasi Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian, terdiri dari :

1. Unsur Pimpinan adalah Kepala Kantor

Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian;

2. Unsur Pembantu Pimpinan adalah Sub Bagian Tata Usaha; 3. Unsur Pelaksana adalah Seksi, terdiri dari :

a. Seksi Informasi Ketahanan Pangan; b. Seksi Sumber Daya Penyuluhan; c. Seksi Kelembagaan Penyuluhan. 4. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan Struktur Organisasi Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran IX dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.

(12)

KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU Pasal 12

(1) Susunan Organisasi Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu terdiri dari :

1. Unsur Pimpinan adalah Kepala

Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu;

2. Unsur Pembantu Pimpinan adalah Sub Bagian Tata Usaha; 3. Unsur Pelaksana adalah Seksi, terdiri dari :

a. Seksi Pelayanan;

b. Seksi Verifikasi dan Pengaduan Masyarakat; c. Seksi Pengolahan Data dan Informasi Perizinan. 4. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran X dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.

Bagian Kesebelas

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Pasal 13

(1) Susunan Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah, terdiri dari :

1. Unsur Pimpinan adalah Direktur;

2. Unsur Pembantu Pimpinan adalah Bagian Tata Usaha, terdiri dari: a. Sub Bagian Program;

b. Sub Bagian Keuangan;

c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian. 3. Unsur Pelaksana adalah Bidang, terdiri dari :

a. Bidang Pelayanan, terdiri dari : 1) Seksi Pelayanan Medis; 2) Seksi Penunjang Medis. b. Bidang Keperawatan, terdiri dari :

1) Seksi Bimbingan Asuhan Keperawatan;

2) Seksi Etika dan Mutu Keperawatan. 4. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran XI dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.

(13)

Pasal 14

(1) Susunan Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja, terdiri dari :

1. Unsur Pimpinan adalah Kepala Satuan Polisi Pamong Praja;

2. Unsur Pembantu Pimpinan adalah Sub Bagian Tata Usaha; 3. Unsur Pelaksana adalah Seksi, terdiri dari :

a. Seksi Penyidikan;

b. Seksi Operasi, Ketentraman dan Ketertiban; c. Seksi Kesamaptaan.

4. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan Struktur Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran XII dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.

BAB IV

KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI Bagian Kesatu

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pasal 15

(1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah merupakan unsur pendukung tugas Kepala Daerah , dipimpin oleh Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

(2) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah.

(3) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), menyelenggarakan fungsi :

a. penyusunan perencanaan pembangunan daerah;

b. perumusan kebijakan teknis perencanaan pembangunan daerah ; c. pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan daerah ; d. pembinaan, pengendalian dan fasilitasi pelaksanaan kegiatan bidang

perencanaan pembangunan ekonomi, perencanaan pembangunan prasarana, perencanaan pembangunan sosial budaya serta penelitian, pengembangan dan statistik;

(14)

f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bagian Kedua INSPEKTORAT

Pasal 16

(1) Inspektorat merupakan unsur pengawas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, dipimpin oleh Inspektur yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Bupati dan secara teknis administratif mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah.

(2) Inspektorat mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan daerah kabupaten, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan desa dan pelaksanaan urusan pemerintahan desa.

(3) Inspektorat dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan perencanaan bidang pengawasan; b. perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan;

c. penyelenggaraan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan daerah dan pemerintahan desa dan kasus pengaduan. d. pelaksanaan pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan

penilaian tugas pengawasan;

e. pelaksanaan pembinaan, koordinasi dan evaluasi kegiatan pengawasan;

f. pelaksanaan kegiatan penatausahaan Inspektorat;

g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bagian Ketiga

BADAN KESATUAN BANGSA POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT Pasal 17

(1)Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat merupakan unsur pendukung tugas Kepala Daerah, dipimpin oleh Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

(15)

kebijakan daerah di bidang kesatuan bangsa , politik dan perlindungan masyarakat.

(3)Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan perencanaan bidang kesatuan bangsa, politik dan perlindungan masyarakat;

b. perumusan kebijakan teknis bidang kesatuan bangsa, politik dan perlindungan masyarakat;

c. pengkoordinasian pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah bidang kesatuan bangsa, politik dan perlindungan masyarakat;

d. pembinaan, pengendalian dan fasilitasi pelaksanaan kegiatan bidang pembinaan kesatuan bangsa, perlindungan masyarakat dan penanganan bencana alam serta pembinaan politik;

e. pelaksanaan kegiatan penatausahaan Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat;

f. pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat;

g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bagian Keempat

BADAN PENANAMAN MODAL DAN LINGKUNGAN HIDUP Pasal 18

(1) Badan Penanaman Modal dan Lingkungan Hidup merupakan unsur pendukung tugas Kepala Daerah, dipimpin oleh Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

(2) Badan Penanaman Modal dan Lingkungan Hidup mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang penanaman modal dan lingkungan hidup.

(3) Badan Penanaman Modal dan Lingkungan Hidup dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), menyelenggarakan fungsi:

(16)

b. perumusan kebijakan teknis bidang penanaman modal dan lingkungan hidup;

c. pengkoordinasian pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang penanaman modal dan lingkungan hidup ;

d. pembinaan, pengendalian dan fasilitasi pelaksanaan kegiatan bidang penanaman modal, penataan dan penyajian informasi lingkungan hidup serta pengendalian dampak lingkungan;

e. pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Badan Penanaman Modal dan Lingkungan Hidup;

f. pelaksanaan kegiatan penatausahaan Badan Penanaman Modal dan Lingkungan Hidup;

g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bagian Kelima

BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA Pasal 19

(1) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa merupakan unsur pendukung tugas Kepala Daerah, dipimpin oleh Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

(2) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa.

(3) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan perencanaan bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa ;

b. perumusan kebijakan teknis bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa;

c. pengkoordinasian pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa ;

(17)

masyarakat, usaha ekonomi desa, pemanfaatan sumber daya alam dan teknologi tepat guna serta pemerintahan desa dan kelurahan; e. pelaksanaan kegiatan penatausahaan Badan Pemberdayaan

Masyarakat dan Pemerintahan Desa;

f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bagian Keenam

BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN Pasal 20

(1) Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan merupakan unsur pendukung tugas Kepala Daerah, dipimpin oleh Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

(2) Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang keluarga berencana dan pemberdayaan perempuan.

(3) Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan mempunyai fungsi:

a. penyusunan perencanaan bidang keluarga berencana dan pemberdayaan perempuan;

b. perumusan kebijakan teknis bidang keluarga berencana dan pemberdayaan perempuan;

c. pengkoordinasian pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang keluarga berencana dan pemberdayaan perempuan;

d. pembinaan, pengendalian dan fasilitasi pelaksanaan kegiatan bidang keluarga berencana, keluarga sejahtera, pengolahan data dan pengembangan jaringan informasi, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;

e. pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan;

f. pelaksanaan kegiatan penatausahaan Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan;

(18)

Bagian Ketujuh

BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pasal 21

(1) Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan adalah unsur pendukung tugas Kepala Daerah, dipimpin oleh Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

(2) Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang kepegawaian, pendidikan dan pelatihan.

(3) Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan dalam melaksanakan tugas sebagaimana di maksud pada ayat (2), menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan perencanaan bidang kepegawaian, pendidikan dan pelatihan;

b. perumusan kebijakan teknis bidang kepegawaian, pendidikan dan pelatihan;

c. pengkoordinasian pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang kepegawaian, pendidikan dan pelatihan;

d. pembinaan, pengendalian dan fasilitasi pelaksanaan kegiatan bidang administrasi umum kepegawaian, pengembangan dan pendayagunaan aparatur, pendidikan dan pelatihan aparatur serta pembinaan disiplin dan kesejahteraan aparatur;

e. pelaksanaan kegiatan penatausahaan Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan;

f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bagian Kedelapan

KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN Pasal 22

(19)

(2) Kantor Arsip dan Perpustakaan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang arsip dan perpustakaan.

(3) Kantor Arsip dan Perpustakaan dalam melaksanakan

tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan perencanaan bidang arsip dan perpustakaan;

b. perumusan kebijakan teknis bidang arsip dan perpustakaan;

c. pengkoordinasian pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang arsip dan perpustakaan;

d. pembinaan, pengendalian dan fasilitasi pelaksanaan kegiatan bidang arsip dan perpustakaan;

e. pelaksanaan kegiatan penatausahaan Kantor Arsip dan Perpustakaan;

f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bagian Kesembilan

KANTOR KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN PERTANIAN Pasal 23

(1) Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian merupakan unsur pendukung tugas Kepala Daerah, dipimpin oleh Kepala Kantor yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

(2) Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang ketahanan pangan dan penyuluhan pertanian.

(3) Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan perencanaan bidang ketahanan pangan dan penyuluhan pertanian;

b. perumusan kebijakan teknis bidang ketahanan pangan dan penyuluhan pertanian;

(20)

d. pembinaan, pengendalian dan fasilitasi pelaksanaan kegiatan bidang ketahanan pangan, pengembangan sumber daya penyuluhan dan pembinaan kelembagaan penyuluhan;

e. pelaksanaan kegiatan penatausahaan Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian;

f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bagian Kesepuluh

KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU Pasal 24

(1) Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu merupakan unsur pendukung tugas Kepala Daerah, dipimpin oleh Kepala Kantor yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

(2) Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pelayanan perizinan terpadu.

(3) Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan perencanaan bidang pelayanan perizinan terpadu; b. perumusan kebijakan teknis bidang pelayanan perizinan terpadu; b. pengkoordinasiaan pelaksanaan kegiatan bidang pelayanan perizinan

terpadu;

c. pembinaan, pengendalian dan fasilitasi pelaksanaan kegiatan bidang pelayanan perizinan terpadu;

d. pelaksanaan kegiatan penatausahaan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu;

e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bagian Kesebelas

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Pasal 25

(21)

(2) Rumah Sakit Umum Daerah mempunyai tugas melaksanakan pelayanan kesehatan paripurna kepada masyarakat.

(3) Rumah Sakit Umum Daerah dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan perencanaan bidang pelayanan kesehatan;

b. perumusan kebijakan teknis bidang pelayanan kesehatan; c. pelaksanaan pelayanan medis dan administrasi pasien;

d. pelaksanaan bimbingan asuhan keperawatan, etika dan mutu keperawatan;

e. pembinaan, pengendalian dan fasilitasi pelaksanaan kegiatan bidang pelayanan kesehatan;

f. pelaksanaan penatausahaan Rumah Sakit Umum Daerah;

g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bagian Kedua Belas SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

Pasal 26

(1) Satuan Polisi Pamong Praja merupakan unsur pendukung tugas Kepala Daerah, dipimpin oleh Kepala Satuan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

(2) Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas memelihara dan menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum, menegakkan Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah. (3) Satuan Polisi Pamong Praja dalam melaksanakan tugas

sebagaimana dimaksud pada ayat (2), menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan program dan pelaksanaan ketentraman dan ketertiban

umum, penegakan Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah; b. pelaksanaan kebijakan pemeliharaan dan penyelenggaraan

ketentraman dan ketertiban umum di Daerah;

(22)

d. pelaksanaan koordinasi pemeliharaan dan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum serta penegakan Peraturan Daerah, Keputusan Kepala Daerah dengan aparat Kepolisian Negara, Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dan atau aparatur lainnya; e. pengawasan terhadap masyarakat agar mematuhi dan menaati

Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah.

f. pelaksanaan kegiatan penatausahaan Satuan Polisi Pamong Praja; g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

BAB V

UNIT PELAKSANA TEKNIS BADAN Pasal 27

(1) Unit Pelaksana Teknis Badan merupakan unsur pelaksana teknis yang melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa kecamatan.

(2) Unit Pelaksana Teknis Badan dipimpin oleh seorang Kepala Unit Pelaksana Teknis yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.

(3) Unit Pelaksana Teknis Badan, terdiri dari 1 (satu) Sub Bagian Tata Usaha dan Kelompok Jabatan Fungsional.

(4) Unit Pelaksana Teknis Badan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dibentuk dengan Peraturan Bupati.

BAB VI

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 28

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Lembaga Teknis Daerah sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

Pasal 29

(23)

(2) Setiap Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud ayat (1) dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh Bupati.

(3) Bupati dapat membentuk Jabatan Fungsional sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(4) Jenis dan jenjang Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB VII ESELONERING

Pasal 30

(1)Kepala Badan dan Inspektur merupakan jabatan struktural eselon IIb. (2)Sekretaris pada Badan, Inspektur Pembantu, Kepala Kantor, Kepala

Satuan Polisi Pamong Praja dan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah merupakan jabatan struktural eselon IIIa.

(3)Kepala Bidang pada Badan, Kepala Bagian Tata Usaha dan Kepala Bidang pada Rumah Sakit Umum Daerah merupakan jabatan struktural eselon IIIb.

(4)Kepala Seksi, Kepala Sub Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Unit Pelaksana Teknis Badan merupakan jabatan struktural eselon IV a. (5)Kepala Sub Bagian Tata Usaha pada Unit Pelaksana Teknis Badan

merupakan jabatan struktural eselon IVb.

BAB VIII KEPEGAWAIAN

Pasal 31

Para pejabat dilingkungan Lembaga Teknis Daerah diangkat dan diberhentikan oleh Bupati sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB IX PEMBIAYAAN

Pasal 32

(24)

BAB X

KETENTUAN PERALIHAN Pasal 33

Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Sumbawa diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

BAB XI

KETENTUAN PENUTUP Pasal 34

Pada saat berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 4 Tahun 2000 tentang Pembentukan, Kedudukan, Tugas, Fungsi Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Sumbawa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2002 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 4 Tahun 2000 tentang Pembentukan, Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Sumbawa dan Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 12 Tahun 2005 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera dan Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 28 Tahun 2005 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Informasi Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian serta Peraturan lainnya yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 35

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Sumbawa.

Ditetapkan di Sumbawa Besar pada tanggal 18 Januari 2008

BUPATI SUMBAWA,

(25)

Diundangkan di Sumbawa Besar pada tanggal 18 Januari 2008

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SUMBAWA,

A. KAHAR KARIM

(26)

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 4 TAHUN 2008

TENTANG

PEMBENTUKAN, SUSUNAN, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI LEMBAGA TEKNIS DAERAH

KABUPATEN SUMBAWA

A. PENJELASAN UMUM

Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah, yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan, namun tidak berarti bahwa setiap penanganan urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri.

Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, Kepala Daerah dibantu oleh perangkat daerah. Perangkat daerah adalah unsur pembantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang terdiri dari sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah, lembaga teknis daerah, kecamatan dan kelurahan.

Lembaga Teknis Daerah dapat berbentuk Badan, Kantor, dan Rumah Sakit, merupakan unsur pendukung tugas kepala daerah dengan tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik.

(27)

B. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL.

Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2

Cukup jelas. Pasal 3

Cukup jelas. Pasal 4

Cukup jelas. Pasal 5

Cukup jelas. Pasal 6

Cukup jelas. Pasal 7

Cukup jelas. Pasal 8

Cukup jelas. Pasal 9

Cukup jelas. Pasal 10

Cukup jelas. Pasal 11

Cukup jelas. Pasal 12

Cukup jelas. Pasal 13

Cukup jelas. Pasal 14

Cukup jelas. Pasal 15

Cukup jelas. Pasal 16

Cukup jelas. Pasal 17

Cukup jelas. Pasal 18

(28)

Pasal 19

Cukup jelas. Pasal 20

Cukup jelas. Pasal 21

Cukup jelas. Pasal 22

Cukup jelas. Pasal 23

Cukup jelas. Pasal 24

Cukup jelas. Pasal 25

Cukup jelas. Pasal 26

Cukup jelas. Pasal 27

Ayat (1)

Kegiatan teknis operasional yang dilaksanakan unit pelaksana teknis badan adalah tugas untuk melaksanakan kegiatan teknis yang secara langsung berhubungan dengan pelayanan masyarakat sedangkan teknis penunjang adalah melaksanakan kegiatan untuk mendukung pelaksanaan tugas badan.

Ayat (2)

Cukup jelas. Ayat (3)

Cukup jelas. Ayat (4)

Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Badan meliputi nama, jumlah, dan wilayah kerja.

Pasal 28

Cukup jelas. Pasal 29

Cukup jelas. Pasal 30

Cukup jelas. Pasal 31

(29)

Pasal 32

Cukup jelas. Pasal 33

Cukup jelas.

Pasal 34

Cukup jelas. Pasal 35

Cukup jelas.

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahap akhir DPRD sebagai wakil rakyat, akan membahas dokumen tersebut dan kemudian menentukan kapan Hari Jadi Kabupaten Pangandaran serta menyetujui

Secara keseluruhan dengan intervensi ergonomi pada perancangan alat sortasi belut yang memperhatikan kemampuan dan keterbatasan pekerja dapat mempersingkat waktu

Dilihat dari hasil wawancara yang dilakukan kepada keempat narasumber maka dapat disimpulkan bahwa kedua calon suksesor tidak memiliki keinginan untuk berkarir di

Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun mengembangkan strategi promosi dan sosialisasi dampak konsumsi tembakau terhadap kejadian BBLR sesuai dengan

Berbagai aktifitas manusia seperti pemukiman, pelabuhan, industri, dan penangkapan ikan di wilayah pesisir menyebabkan penurunan kualitas perairan yang secara

Dengan begitu maka dengan adanya permainan congklak yang dipakai  dalam  pelaksanaan  bimbingan  belajar  diharapkan  alat  tersebut  bisa  dipergunakan  secara 

Jika seorang dai, ulama ingin mensiarkan agama islam ini seharusnya menguasai dua ilmu ini, apalagi masyarakat indonesia yang sangat beragam, adat kebiasaan di suatu

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Membandingkan pergerakan harga saham perusahaan-perusahaan pertambangan periode Januari-Desember 2009 yang terdaftar pada indeks