SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Skolastika Kurnia Ningrum NIM 10101244039
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.
Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam halaman pengesahan adalah asli. Jika tidak asli, saya siap menerima sanksi ditunda yudisium pada periode berikutnya.
Yogyakarta, 20 Maret 2015 Yang menyatakan,
berikan yang terbaik untuk hari ini.” (Dr. „Aidh al-Qarni)
“ Jangan bersedih jika dipandang sebelah mata, buktikan bahwa kau berhak mendapatkan kedua matanya”
Karya ini ku persembahkan teruntuk:
1. Ibuku Loka Barlianingrum dan ayahku Alm. Johanes Sarwono yang selalu memanjatkan do‟a, memberikan kasih sayang, semangat, serta dukungan moril dan materil kepada ananda.
Skolastika Kurnia Ningrum NIM 10101244039
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai: (1) kinerja pegawai yang meliputi prestasi kerja, keahlian, perilaku; (2) kendala kinerja pegawai dan (3) upaya yang sudah dilakukan untuk mengatasi kendala kinerja pegawai
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian berlangsung selama satu bulan yaitu bulan Oktober sampai November yang berlokasi di UPT Selatan, UPT Tengah dan UPT Utara Dinas Pendidikan Kota Magelang. Sumber informasi dalam penelitian ini adalah 3 Kepala UPT, 3 Kasubag TU UPT dan 3 pegawai UPT (untuk kepentingan triangulasi) UPT Dinas Pendidikan Kota Magelang. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Uji keabsahan data dilakukan dengan triangulasi data. Data dianalisis dengan menggunakan model dari Miles dan Huberman dengan tahapan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) kinerja pegawai yang terlihat dari prestasi kerja pegawai masih kurang teliti dan tidak sesuai deadline. Keahlian yang terlihat dari pengetahuan pegawai dengan latar belakang SLTA, inisiatif pegawai untuk bekerja secara mandiri masih kurang namun pegawai memiliki inisiatif untuk saling bekerjasama tanpa menunggu perintah, komunikasi yang terjalin antar pegawai dan pimpinan berjalan lancar dan kerjasama hampir dilakukan disemua pekerjaan. Perilaku pegawai kurang disiplin dan tanggungjawab terhadap pekerjaan. (2) kendala internal yang dialami UPT adalah rendahnya motivasi pegawai, keberadaan pegawai yang tidak produktif, kondisi fisik yang sudah tua, pengalaman kerja yang minim. Kendala eksternal yang dialami pegawai adalah tidak pernah ada pelatihan, fasilitas yang belum mendukung kinerja pegawai, struktur organisasi yang tidak sesuai dengan kondisi aslinya, pegawai tidak memiiki rincian tugas dan kurangnya daya dorong pimpinan. (3) Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala internal adalah pimpinan memberikan dukungan bagi pegawai untuk meningkatkan motivasi kerja dengan berdiskusi agar pegawai semakin berprestasi dan upaya untuk menghadapi kendala eksternal adalah pegawai saling bekerjasama dalam menyelesaikan pekerjaan karena tidak pernah mengikuti pelatihan dan job description yang tidak jelas agar keahlian pegawai yang berbeda-beda dapat teratasi, pembenahan struktur organisasi, memaksimalkan fasilitas yang ada dengan menggunakan komputer secara bergantian dan pimpinan yang lebih tegas pada pegawai dalam memimpin agar perilaku pegawai lebih disiplin dan bertanggung jawab.
karunia-Nya, sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa selama proses penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta selaku pimpinan fakultas yang telah memberikan izin bagi penulis untuk melaksanakan penelitian.
2. Bapak Dr. Cepi Safruddin Abdul Jabar, M. Pd. selaku Ketua Jurusan Administrasi Pendidikan beserta segenap dosen program studi Manajemen Pendidikan yang telah mendidik serta berbagi wawasan.
3. Ibu Meilina Bustari, M. Pd. dan Ibu Lia Yuliana, M. Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk memberikan bimbingan dan motivasi dalam penyusunan skripsi.
4. Bapak Dr. Arif Rohman, M. Si. selaku penguji utama yang telah berkenan menguji dan memberikan masukan untuk penyempurnaan skripsi.
5. Ibu Dr. Wiwik Wijayanti, M. Pd. selaku sekretaris ujian skripsi yang telah berkenan memberikan masukkan untuk penyempurnaan skripsi.
6. Ibu Pandit Isbianti, S. Pd. selaku pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan akademik selama menempuh studi.
7. Ibu, Kakak dan Kakak Ipar serta keponakan yang selalu memberikan do‟a, dukungan moril dan materil serta motivasi selama penyusunan skripsi. 8. Keluarga Soetasam Binoto selaku keluarga besar ananda yang selalu
memberikan do‟a, dukungan moril dan materil serta motivasi selama penyusunan skripsi.
melaksanakan penelitian di UPT Selatan Dinas Pendidikan Kota Magelang. 11. Bapak Suyadi, M. Pd. selaku Kepala UPT Tengah Dinas Pendidikan Kota
Magelang yang telah memberikan ijin serta bantuan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di UPT Tengah Dinas Pendidikan Kota Magelang. 12. Bapak Wasito, M. Pd. selaku Kepala UPT Utara Dinas Pendidikan Kota
Magelang yang telah memberikan ijin serta bantuan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di UPT Utara Dinas Pendidikan Kota Magelang. 13. Teman-teman Program Studi Manajemen Pendidikan angkatan 2010 kelas B
(Selfi, Umi, Wida, Tiak, Mas Listyo, Hega, Danang, Fafa, Simas, Dian, Nurul, Vira, Hanung, Gepe, Hendri, dll) yang telah berbagi pengalaman, memberikan motivasi dan bantuan kepada peneliti.
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah berkenan membantu dalam penyelesaian skripsi.
Semoga semua bantuan moril maupun materil yang telah diberikan kepada penulis menjadi amal kebaikan dan mendapatkan ridho dari Allah SWT. Aamiin. Akhir kata semoga hasil penelitian ini dapat mendatangkan manfaat bagi semua pihak yang terkait.
Yogyakarta, 20 Maret 2015 Penulis,
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PERNYATAAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1
B.Identifikasi Masalah ... 8
C.Batasan Masalah ... 9
D.Rumusan Masalah ... 9
E. Tujuan Penelitian ... 9
F. Manfaat Penelitian ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Konsep Manajemen Personalia ... 12
1. Pengertian Manajemen ... 12
2. Pengertian Manajemen Personalia ... 13
B.Konsep Pegawai ... 14
1. Pengertian Pegawai ... 14
2. Pegawai Negeri Sipil ... 16
3. Tupoksi PNS ... 17
4. Kedudukan PNS ... 20
3. Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja ... 26
4. Faktor yang mempengaruhi Kinerja ... 29
D.Penelitian Relevan ... 31
E. Kerangka Pikir ... 33
F. Pertanyaan Penelitian ... 36
BAB III METODE PENELITIAN A.Pendekatan Penelitian ... 38
B.Setting dan Waktu Penelitian ... 39
C.Fokus Penelitian ... 40
D.Subyek dan Obyek Penelitian ... 40
E. Teknik Pengumpulan Data ... 41
F. Instrumen Penelitian ... 42
G.Keabsahan Data ... 44
H.Teknik Analisis Data ... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Lokasi Penelitian ... 48
B.Hasil Penelitian ... 54
1. UPT Selatan Dinas Pendidikan Kota Magelang ... 54
a. Kinerja Pegawai ... 54
1) Prestasi Kerja ... 55
2) Keahlian ... 57
3) Perilaku ... 65
b. Kendala Kinerja Pegawai di UPT Selatan Dinas Pendidikan Kota Magelang... 69
1) Kendala Internal ... 70
2) Kendala Eksternal ... 72
c. Upaya yang sudah dilaksanakan dalam mengatasi kendala di UPT Selatan ... 80
1) Upaya dalam menghadapi Kendala Internal ... 80
1) Prestasi Kerja ... 85
2) Keahlian ... 87
3) Perilaku ... 93
b. Kendala Kinerja Pegawai di UPT Tengah Dinas Pendidikan Kota Magelang ... 97
1) Kendala Internal ... 98
2) Kendala Eksternal ... 102
c. Upaya yang sudah dilaksanakan dalam mengatasi kendala di UPT Tengah ... 109
1) Upaya dalam menghadapi Kendala Internal ... 109
2) Upaya dalam menghadapi kendala Eksternal ... 112
3. UPT Utara Dinas Pendidikan Kota Magelang ... 117
a. Kinerja Pegawai ... 117
1) Prestasi Kerja ... 118
2) Keahlian ... 119
3) Perilaku ... 123
b. Kendala Kinerja Pegawai di UPT Utara Dinas Pendidikan Kota Magelang ... 126
1) Kendala Internal ... 126
2) Kendala Eksternal ... 128
c. Upaya yang sudah dilaksanakan dalam mengatasi kendala di UPT Utara ... 137
1) Upaya dalam menghadapi Kendala Internal ... 137
2) Upaya dalam menghadapi kendala Eksternal ... 138
C.Pembahasan ... 138
4. UPT Selatan Dinas Pendidikan Kota Magelang ... 138
a. Kinerja Pegawai ... 138
1) Prestasi Kerja ... 139
2) Keahlian ... 141
1) Kendala Internal ... 149
2) Kendala Eksternal ... 151
6. Upaya yang sudah dilaksanakan dalam mengatasi kendala di UPT Selatan ... 156
1) Upaya dalam menghadapi Kendala Internal ... 156
2) Upaya dalam menghadapi kendala Eksternal ... 157
7. UPT Tengah Dinas Pendidikan Kota Magelang ... 160
a. Kinerja Pegawai ... 160
1) Prestasi Kerja ... 161
2) Keahlian ... 162
3) Perilaku ... 166
b. Kendala Kinerja Pegawai di UPT Tengah Dinas Pendidikan Kota Magelang ... 168
1) Kendala Internal ... 168
2) Kendala Eksternal ... 172
c. Upaya yang sudah dilaksanakan dalam mengatasi kendala di UPT Tengah ... 176
1) Upaya dalam menghadapi Kendala Internal ... 176
2) Upaya dalam menghadapi kendala Eksternal ... 177
8. UPT Utara Dinas Pendidikan Kota Magelang ... 179
a. Kinerja Pegawai ... 179
1) Prestasi Kerja ... 179
2) Keahlian ... 180
3) Perilaku ... 183
b. Kendala Kinerja Pegawai di UPT Utara Dinas Pendidikan Kota Magelang ... 185
1) Kendala Internal ... 185
2) Kendala Eksternal ... 186
c. Upaya yang sudah dilaksanakan dalam mengatasi kendala di UPT Utara ... 189
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan ... 192
B.Saran ... 200
DAFTAR PUSTAKA ... 203
Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 43
Tabel 2. Profil Anggota UPT Dinas Pendidikan Kota Magelang tahun 2014 ... 50
Tabel 3. Temuan Lapangan Kinerja UPT Selatan ... 69
Tabel 4. Fasilitas UPT Selatan ... 74
Tabel 5. Temuan Lapanan Kendala Kinerja UPT Selatan ... 80
Tabel 6. Temuan Lapangan Upaya Mengatasi Kendala Kinerja UPT Selatan ... 85
Tabel 7. Temuan Lapangan Kinerja UPT Tengah ... 97
Tabel 8. Fasilitas UPT Tengah ... 104
Tabel 9. Temuan Lapanan Kendala Kinerja UPT Tengah ... 112
Tabel 10. Temuan Lapangan Upaya Mengatasi Kendala Kinerja UPT Tengah ... 117
Tabel 11. Temuan Lapangan Kinerja Pegawai UPT Utara ... 126
Tabel 12. Fasilitas UPT Utara ... 129
Tabel 13. Temuan Lapanan Kendala Kinerja UPT Utara ... 133
Tabel 14. Temuan Lapangan Upaya Mengatasi Kendala Kinerja UPT Utara 137
Tabel 15. Kesimpulan Kinerja Pegawai ... 194
Tabel 16. Kesimpulan Kendala Kinerja Pegawai ... 197
hal
Lampiran 1. Instrumen Penelitian ... 207
Lampiran 2. Data Hasil Penelitian ... 217
Lampiran 3. Data Dokumen ... 279
Lampiran 4. Dokumentasi Gambar ... 290
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Semakin berkembangnya zaman, manusia dituntut untuk selalu tanggap
dalam menjawab tantangan di dunia kerja. Dalam suatu instansi ataupun
organisasi baik itu instansi pemerintahan ataupun swasta keberlangsungan
kegiatan dan suksesnya tujuan organisasi dipengaruhi oleh sumber daya manusia
yang berkualitas, artinya harus memiliki kompetensi yang dibutuhkan organisasi
agar visi dan misi dari organisasi tersebut dapat tercapai. Suyadi Prawirosentono
(1999: 2) mendefinisikan kinerja sebagai performance, yaitu hasil kerja yang
dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi,
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka
upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar
hukum dan sesuai dengan moral dan etika.
Usaha untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan salah satunya
dipengaruhi oleh kualitas personalia pendidikan. Pegawai di suatu instansi
pendidikan memegang peranan penting, pegawai menjadi ujung tombak
keberhasilan pelaksanaan dan tercapainya tujuan organisasi. Pada dasarnya setiap
orang memiliki tingkatan yang berbeda dalam mengerjakan tugas. Kinerja
tergantung pada keinginan, motivasi, usaha dan kemampuan dari masing-masing
individu. Suprihanto (2004: 86) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja pegawai adalah bakat, pendidikan, dan latihan, lingkungan dan fasilitas,
iklim kerja, motivasi dan kemampuan hubungan industrial, teknologi manajemen,
Dalam hal ini pegawai memiliki peranan dalam mendukung tercapainya
tujuan dari organisasi atau instansi pemerintahan. Sesuai dengan peranan pegawai
tersebut, dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 43 Tahun 1999 tentang
perubahan atas Undang-Undang No. 8 tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian dalam Pasal 1 ayat 1 disebutan bahwa “Pegawai Negeri adalah
setiap Warga Negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang
ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu
jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.”
Sesuai dengan pasal tersebut maka setiap Warga Negara Indonesia dapat
diangkat menjadi pegawai negeri jika memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
dan selanjutnya akan diangkat oleh pejabat yang berwenang dengan diserahi tugas
sesuai dengan jabatan yang diterima dan akan memperoleh gaji berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan diserahi tugas dalam suatu
jabatan, Pegawai Negeri juga memiliki kewajiban sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil yang tertuang dalam Pasal 3 bagian kesatu tentang Kewajiban
Pegawai Negeri. Sesuai dengan beberapa ayat yang ada didalamnya dijelaskan
bahwa selain mengucapkan janji sebagai PNS, menaati segala ketentuan peraturan
perundang-undangan PNS juga wajib melaksanakan tugas kedinasan dengan
penuh pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab, bekerja dengan jujur, tertib,
cermat dan bersemangat, masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja, mencapai
masyarakat. Maka dari itu pegawai sangatlah berperan dalam menjalankan
mekanisme kegiatan guna mencapai tujuan dari instasi pemerintahan. Salah satu
unsur dalam PNS adalah tenaga kependidikan, mereka yang termasuk dalam
tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan
diangkat oleh pejabat yang berwenang untuk menunjang penyelenggaraan
pendidikan. Hal ini seiring dengan UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat
5 disebutkan bahwa Tenaga Kependidikan adalah anggota masyarakat yang
mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.
Kemudian pada pasal 39 tentang Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pasal 1 menyebutkan bahwa “Tenaga Kependidikan bertugas melaksanakan administrasi,
pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan”. Dengan berbagai tugas yang dimiliki
oleh tenaga kependidikan diperlukan kinerja yang optimal, tanpa kinerja yang
optimal tujuan dari instansi akan sulit dicapai. Keberhasilan instansi dalam
mencapai tujuan merupakan salah satu cerminan organisasi yang efektif. Penilaian
kinerja pegawai dalam organisasi merupakan hal yang penting karena bermanfaat
untuk mengetahui efektifitas kinerja pegawainya sehingga tujuan organisasi yang
sebelumnya telah menjadi kesepakatan bersama dapat tercapai.
Penilaian kinerja pegawai dalam instansi pemerintah mempunyai aturan
yang baku dalam penilaian kinerja pegawai yaitu dengan SKP (Sasaran Kerja
Pegawai) yang dilakukan pada tiap akhir tahun. Namun penilaian kinerja itu
sendiri tidak semata-mata hanya didasarkan pada SKP, dapat pula dilakukan
menilai kinerja bawahannya. Penilaian kinerja diperlukan untuk mengetahui
keberhasilan seseorang, dalam hal ini pegawai dengan menilai pekerjaan yang
telah dilaksanakan.
Dari hasil penelitian “Kinerja Pegawai negeri Sipil (PNS) di Kantor Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Kutai Timur” oleh Dirk Malaga Kusuma (2013),
diperoleh gambaran bahwa secara keseluruhan kinerja pegawai di BKD
Kabupaten Kutai Timur belum berjalan dengan maksimal karena membutuhkan
lebih banyak SDM serta pegawai memiliki kemampuan serta pengalaman dan
tingkat disiplin pegawai yang masih rendah.
Berjalannya suatu sistem pemerintahan khususnya dalam dunia pendidikan
tidak lepas dari kinerja pegawai. Dewasa ini dibutuhkan pegawai yang memiliki
dedikasi tinggi terhadap pekerjaannya, memiliki komitmen terhadap pekerjaan
dan tentunya kinerja optimal. Dinas Pendidikan Kota Magelang dalam
menjalankan tugasnya dalam bidang pendidikan dibantu oleh 4 UPT (Unit
Pelaksana Teknis), yaitu UPT Selatan, Tengah, Utara dan Desa Buku. Tiga UPT
yaitu tengah, utara dan selatan merupakan lembaga yang melaksanakan kebijakan
pendidikan di Kota Magelang dalam lingkup Kecamatan yang menyediakan
layanan, pembinaan, pengembangan, pemantau pendidikan di tingkat SD dan TK.
Sedangkan UPT Desa Buku merupakan UPT penyedia buku di dalam kawasan
pariwisata Kyai Langgeng sebagai sarana baca penduduk lokal maupun
wisatawan yang berkunjung di kawasan wisata tersebut. Sehingga dalam
penelitian ini, peneliti hanya berfokus pada tiga UPT yaitu Selatan, Tengah dan
Dari hasil observasi pada tanggal 26 Juni 2014 di 3 tempat yaitu UPT
Selatan, Tengah dan Utara dan dengan cara melakukan pengamatan langsung
melihat cara kerja pegawai di UPT Selatan dan melakukan wawancara dengan
Kasubag TU dan salah satu pegawai di bagian umum ditemukan beberapa
permasalahan dan hambatan yang berhubungan dengan kinerja pegawai di UPT
Selatan. Diantaranya adalah, dalam mengerjakan tugas sehari-hari UPT Selatan
dipimpin oleh PLT (Pelaksana Tugas) Kepala UPT yang sekaligus merangkap
sebagai Ketua Seksi Pembinaan SD dan TK di Bidang Pendidikan Dasar Dinas
Pendidikan Kota Magelang, hal ini disebabkan Kepala UPT yang lama pensiun
dan belum ada pengganti yang tetap sehingga belum adanya Kepala UPT
membuat pengawasan belum bisa dilaksanakan secara maksimal karena
keberadaan Kepala PLT UPT Selatan yang tidak setiap hari berada di tempat
karena selain di UPT Selatan juga bekerja di Dinas Pendidikan Kota Magelang.
Hal lain yang juga menjadi masalah adalah UPT Selatan memiliki 4
pegawai tetap/PNS dan 1 tenaga harian lepas sedangkan UPT Selatan membawahi
24 TK, 18 SD Negeri dan 4 SD Swasta. Dengan banyaknya TK dan SD yang
ditangani, sedangkan jumlah pegawai tidak cukup untuk memberikan pelayanan
dan pembinaan kepada SD dan TK di wilayah Magelang Selatan, hal ini membuat
beban kerja tiap pegawai bertambah dalam melaksanakan pekerjaan, akibatnya
pekerjaan pegawai tidak teliti dan tidak sesuai dengan Tupoksi (Tugas Pokok dan
Fungsi). Sebagai salah satu contoh pada pegawai dibagian umum UPT Selatan,
pegawai dibagian ini tidak hanya mengerjakan tugas dibagian umum saja namun
hal ini menyebabkan pekerjaan yang seharusnya diselesaikan menjadi terhambat.
Banyaknya tugas namun tidak diimbangi dengan jumlah pegawai yang mencukupi
mengakibatkan tertundanya pekerjaan dan hasil kerja yang kurang teliti dan tidak
jarang melampaui batas waktu yang diberikan pimpinan.
Kemudian dari hasil pengamatan di kantor UPT Tengah yang juga
melakukan pengamatan langsung melihat cara kerja pegawai di Kantor UPT
Tengah dan dengan melakukan wawancara dengan Kasubag TU pada tanggal 26
Juni 2014 permasalahan yang di UPT Tengah yaitu banyaknya beban kerja tidak
sesuai dengan jumlah pegawai yang ada di Kantor UPT Tengah dengan jumlah
TK dan SD yang paling banyak di Kecamatan Magelang Tengah. Kantor UPT
Tengah hanya memiliki 3 pegawai tetap / PNS dan 1 tenaga harian lepas dengan
28 TK, 24 SD Negeri dan 8 SD Swasta. Hal lain yaitu beberapa pegawai yang
berusia lanjut atau hampir pensiun yang sudah tidak cekatan dalam mengerjakan
tugas sehingga waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan pekerjaan lebih lama
hal ini terkadang membuat pekerjaan terlambat dari batas waktu yang ditentukan.
Usia pegawai yang tua namun tuntutan pekerjaan yang sebagian besar
menggunakan komputer dengan keterampilan pegawai dalam mengoperasikan
komputr yang kurang cekatan menjadikan pekerjaan hanya dikerjakan oleh
satu-satunya tenaga harian lepas di UPT Tengah yang lebih terampil dalam
mengoperasikan komputer. Keberadaan fasilitas yang dimiliki UPT Tengah belum
sepenuhnya mendukung pegawai dalam bekerja karena dari beberapa fasilitas
yang dimiliki oleh UPT Tengah dalam kondisi tidak dapat dipakai, seperti 2
tertunda. Selain itu kebiasaan menunda pekerjaan yang diberikan oleh pimpinan
atau Dinas Pendidikan Kota Magelang menyebabkan penyelesaian pekerjaan
sering tidak tepat waktu. Sebagian dari pegawai seringkali kebut pekerjaan di
hari-hari terakhir deadline, penundaan penyelesaian pekerjaan juga disebabkan
oleh keterlambatan data yang dibutuhkan dari pihak SD atau TK di wilayah
tersebut.
Permasalahan yang ada di kantor UPT Utara memiliki kesamaan dengan
UPT Tengah dan Selatan, dari hasil pengamatan di kantor UPT Utara yang juga
melakukan pengamatan langsung melihat cara kerja pegawai di Kantor UPT Utara
dan dengan melakukan wawancara dengan Kasubag TU pada tanggal 26 Juni
2014 ditemukan beberapa permasalahan, yaitu banyaknya pekerjaan namun tidak
diimbangi dengan jumlah pegawai yang setara dengan beban pekerjaan yang
dimiliki oleh UPT Utara hal ini membuat beberapa pegawai sibuk melakukan
pekerjaan namun juga terdapat pegawai yang melakukan aktivitas diluar
pekerjaan. Kemudian minimnya sarana pengembangan seperti diklat atau
pelatihan untuk mengasah kemampuan pegawai menjadikan keterampilan
pegawai tidak berkembang dan monoton. Kantor UPT Tengah yang dipimpin oleh
Kepala UPT hanya memiliki 4 pegawai tetap dan 1 tenaga harian lepas yang
dibawah pimpinan Kasubag TU dengan 20 TK dan 23 SD Negeri dan Swasta.
Dengan berbagai permasalahan yang ada di UPT Selatan, Tengah dan
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas masalah yang berkaitan
dengan kinerja pegawai di UPT Dinas Pendidikan Kota Magelang berdasarkan
observasi awal yang peneliti lakukan pada tanggal 26 Juni di UPT Selatan, UPT
Tengah dan UPT Utara, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai
berikut:
1. Keberadaan pimimpin yang tidak selalu ada di kantor membuat pengawasan
belum berjalan sepenuhnya terhadap pegawai.
2. Prosedur kerja kurang sistematis, terlihat dari tidak tersedianya tupoksi yang
seharusnya dimiliki oleh masing-masing pegawai.
3. Banyaknya pegawai berusia mendekati masa pensiun dengan penguasaan
teknologi informasi dan komunikasi yang kurang sehingga menghambat
pegawai dalam bekerja.
4. Keberadaan sarana dan fasilitas yang belum memenuhi kebutuhan pegawai
untuk melakukan pekerjaan.
5. Pegawai belum memiliki disiplin kerja, terlihat dari pegawai yang terbiasa
menunda pekerjaan sehingga deadline tidak tepat waktu
6. Minimnya pelatihan atau diklat yang diikuti oleh pegawai UPT Dinas
Pendidikan Kota Magelang yang berdampak pada kemampuan pegawai yang
tidak berkembang.
7. Pembagian kerja tidak efektif, terlihat dari adanya sekelompok pegawai yang
tersebut kurang mempunyai tanggung jawab dan wewenang secara jelas
terhadap beban pekerjaan.
8. Beban pekerjan kantor yang banyak namun pegawai UPT sedikit sehingga
kinerja pegawai belum maksimal
C. Batasan Masalah
Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar belakang dan identifikasi
masalah, maka dengan itu penelitian dibatasi agak lebih spesifik mengenai kinerja
pegawai, kendala yang dialami pegawai secara internal dan eksternal, kemudian
upaya yang sudah dilakukan untuk mengatasi kendala internal dan eksternal.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas maka rumusan masalah untuk
penelitian ini, meliputi:
1. Bagaimana kinerja pegawai di UPT Dinas Pendidikan Kota Magelang?
2. Apa saja yang menjadi kendala kinerja pegawai di UPT Dinas Pendidikan Kota
Magelang?
3. Bagaimana upaya yang sudah dilakukan untuk mengatasi kendala kinerja
pegawai di UPT Pendidikan Kota Magelang?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
mendiskripsikan mengenai kinerja pegawai di UPT Dinas Pendidikan Kota
Magelang, meliputi:
1. Kinerja pegawai di UPT Dinas Pendidikan Kota Magelang
3. Upaya yang sudah dilakukan untuk mengatasi kendala kinerja pegawai di UPT
Dinas Pendidikan Kota Magelang
F. Manfaat Penelitian
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bersifat
teoretis maupun praktis bagi dunia pendidikan. Adapun manfaat yang dapat
diambil dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan melalui
penelitian yang dilaksanakan sehingga memberikan kontribusi pemikiran bagi
pengembangan ilmu administrasi pendidikan khususnya tentang manajemen
personalia lebih rincinya mengenai kinerja pegawai dan upaya peningkatan
kinerja.
2. Manfaat Praktis
Diharapkan dengan adanya penelitian ini maka dapat memberikan suatu
masukan berbagai pihak khususnya pada UPT Dinas Pendidikan Kota
Magelang dalam melakukan penilaian terhadap kinerja pegawainya.
a. Bagi UPT Dinas Pendidikan Kota Magelang
1) Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai
bahan pertimbangan bagi perbaikan dan peningkatan mutu kinerja
pegawai.
2) Sebagai bahan masukan dalan pembinaan profesi pegawai pada UPT
pegawainya sehingga dapat mencapai tujuan, serta visi misi UPT Dinas
Pendidikan Kota Magelang
b. Bagi Kepala UPT Pendidikan Kota Magelang
Dapat mengetahui kendala yang dialami pegawai dalam bekerja
sehingga dapat dilakukan perbaikan untuk meningkatkan kinerja pegawai
UPT Dinas Pendidikan Kota magelang
c. Bagi Pegawai UPT Pendidikan Kota Magelang
Sebagai bahan koreksi atau evaluasi diri bagi pegawai dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sehingga dapat meningkatkan
kinerja pegawai sehingga pegawai merasa lebih diperhatikan dalam
mengembangkan kemampuan dan keahliannya untuk mencapai kinerja yang
diharapkan sesuai dengan tujuan UPT Dinas Pendidikan Kota Magelang.
d. Bagi Jurusan Administrasi Pendidikan
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian
ilmiah bidang administrasi pendidikan. Selain itu, memberikan informasi
kajian lapangan, kenyataan dan kesenjangan yang terdapat dilapangan
mengenai kinerja pegawai.
e. Bagi Mahasiswa
Dengan adanya penelitian ini diharapkan hasil penelitian dapat
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Manajemen Personalia
1. Pengertian Manajemen
Manajemen merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan
oleh organisasi. Manajemen yang baik memudahkan organisasi untuk
mewujudkan tujuan yang telah disepakati bersama. Menurut Malayu S.P
Hasibuan (2013: 9) manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara
efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan oleh
organisasi. Manajemen itu sendiri terdiri dari 6 unsur (6M) yaitu: men, money,
method, materials, machines, dan market.
Menurut Yayat M. Herujito (2004: 1) manajemen adalah pengelolaan suatu
pekerjaan untuk memperoleh hasil dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditentukan dengan cara menggerakan orang-orang lain untuk bekerja. Menurut
Abdurrahmat Fathoni (2006: 79) terdapat sembilan fungsi manajemen yang terdiri
dari perencanaan, pengorganisasian, menggerakan, memberi petunjuk, koordinasi,
pengawasan, pelaporan, menganggarkan, dan evaluasi.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa
manajemen merupakan suatu ilmu dan seni yang mengatur pemanfaatan sumber
daya dalam rangka mencapai tujuan organisasi dimana manusia merupakan salah
2. Pengertian Manajemen Personalia
Manajemen personalia secara umum membahas mengenai kegiatan-kegiatan
manajemen yang berkaitan dengan personalia baik itu dalam lembaga swasta
maupun pemerintahan. Hadari Nawawi (2005: 42) mengatakan bahwa yang
dimaksud dengan manajemen personalia atau manajemen sumber daya manusia
adalah proses mendayagunakan manusia sebagai tenaga kerja secara manusiawi,
agar potensi fisik dan psikis yang dimilikinya berfungsi maksimal bagi
pencapaian tujuan organisasi. M. Manullang dan Marihot Manullang (2008: 6)
berpendapat bahwa manajemen personalia merupakan manajemen yang
menitikberatkan perhatiannya pada persoalan pegawai atau personalia di dalam
suatu organisasi. Manajemen sendiri didalamnya terdapat beberapa kegiatan mulai
dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang merupakan suatu kesatuan dari
proses manajemen.
Menurut Edwin B. Flippo yang dikutip oleh Malayu S.P Hasibuan (2003:
11) yang dimaksud dengan manajemen personalia ialah perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian dari pengadaan, pengembangan,
kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemberhentian karyawan dengan
maksud terwujudnya tujuan perusahaan, individu, karyawan dan masyarakat.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas mengenai manajemen personalia
maka dapat disimpulkan bahwa manajemen personalia merupakan kegiatan
mengelola personil atau karyawan atau pegawai mulai dari perencanaan,
pegawai yaitu potensi fisik dan potensi psikis yang dimilikinya dapat berfungsi
maksimal untuk mencapai tujuan organisasi.
B. Konsep Pegawai 1. Pengertian Pegawai
Manajemen merupakan ilmu yang mengatur dan memanfaatkan sumber
daya manusia untuk menggerakan suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang
telah menjadi kesepakatan bersama, dimana unsur men secara mendalam dibahas
dalam manajemen personalia. Personalia disini adalah tenaga kerja yaitu
karyawan atau pegawai. Istilah-istilah tersebut sebenarnya memiliki arti yang
sama yaitu orang-orang yang bekerja dalam sebuah lembaga baik itu swasta
maupun pemerintahan. Lebih jelasnya akan dikemukakan pendapat ahli mengenai
definisi pegawai.
Menurut Hamzah B. Uno & Nina Lamatenggo (2012: 97) Karyawan berasal
dari bahasa Sansekerta, yakni karya, yang berarti bekerja. Karyawan adalah kata
benda, berupa orang-orang atau sekelompok orang yang mempunyai status
tertentu karena pekerjaannya yang menyebabkan kelangsungan hidup suatu
organisasi atau lembaga. Kemudian dikemukakan oleh Mulyono (2010: 172)
pegawai adalah setiap orang yang menyumbangkan jasa-jasanya kepada suatu
badan usaha baik badan usaha swasta (pegawai swasta) maupun badan usaha
pemerintah (pegawai pemerintah atau pegawai negeri). Menurut Malayu S. P
Hasibuan (2013: 41) pegawai adalah seseorang pekerja tetap yang bekerja
Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli dapat dsimpulkan
bahwa pegawai atau karyawan merupakan orang-orang yang bekerja dalam
organisasi pemerintahan maupun swasta yang menyumbangkan jasa-jasanya dan
berhak mendapatkan kompensasi serta jaminan.
Menurut Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana (2012: 171) pegawai dapat
diklasifikasikan atas beberapa jenis yaitu:
a. Pegawai Harian
Pegawai yang digaji berdasarkan upah harian tertentu, yang diterima
sekali dalam sebulan atau seminggu berdasarkan banyaknya hari dia bekerja.
Jika libur atau pamit cuti makatidak digaji. Kedudukan sebagai pegawai masih
sangat lemah karena dapat diberhentikan sewaktu-waktu jika sudah tidak
diperlukan oleh lembaga pemerintahan. Hak-haknya masih sangat sedikit.
Pegawai harian atau tenaga harian dibedakan menjadi dua, yaitu pegawai
harian lepas atau pegawai tidak organik yang gajinya biasanya diambil dari
uang belanja barang. Kemudian yang kedua adalah pegawai harian organik
yang gajinya didasarkn atas peraturan gaji yang berlaku dan uangnya diambil
dari anggaran belanja pegawai.
b. Pegawai Bulanan.
Pegawai yang menerima gaji penuh tanpa melihat hari libur dan sakit.
Pegawai bulanan diangkat dengan SK (Surat Keputusan). Gaji yang diterima
oleh pegawai bulanan berasal dari anggaran belanja pegawai dan
penerimaannya sudah ditambah dengan tunjangan. Pegawai bulanan juga
c. Pegawai Sementara
Pegawai sementara sebelumnya dianggap sebagai pegawai bulanan
organik yang minimum sudah 3 bulan kemudian baru bisa diangkat sebagai
pegawai sementara, juga harus menempuh lulus ujian tes kesehatan.
d. Pegawai Tetap
Dulunya berkedudukan sebagai pegawai sementara 1-3 tahun, memenuhi
persyaratan untuk diangkat sebagai pegawai negeri sesuai dengan ketetapan
peraturan melamar pegawai. Calon pegawai negeri sipil yang dalam kurun
waktu 2 tahun tidak memenuhi kriteria yang ditentukan maka dapat dilakukan
pemberhentian dengan hormat.
2. Pegawai Negeri Sipil
Oleh karena yang menjadi objek penelitian penulisan sebagian besar adalah
Pegawai Negeri maka dimasukan pula kajian mengenai Pegawai Negeri Sipil.
Peraturan yang mengatur masalah kepegawaian negeri adalah UU No 8 tahun
1974. Kemudian dibuatlah UU No 43 tahun 1999 yang mengatur beberapa
perubahan pokok-pokok kepegawaian dalam UU sebelumnya. Dalam UU No 43
tahun 1999 pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa yang dimaksud dengan pegawai
negeri adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi
syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas
dalam suatu jabatan negeri atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pegawai Negeri terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS), Tentara Nasional
dalam penelitian ini akan membahas pegawai secara mendalam maka tentara dan
polisi akan dibahas lebih lanjut, hanya dijelaskan mengenai perincian Pegawai
Negeri Sipil.
3. Tupoksi PNS
Tupoksi merupakan kependekan istilah dari tugas pokok dan fungsi. Arti
tugas pokok adalah sasaran utama yang dibebankan kepada organisasi untuk
dicapai yang merupakan suatu kewajiban yang harus dijalankan, sedangkan fungsi
menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia merupakan kegunaan suatu hal, daya
guna serta pekerjaan yang dilakukan. Dari arti tersebut maka dapat diambil sebuah
konsep bahwa tugas pokok dan fungsi (tupoksi) adalah sasaran utama atau
pekerjaan yang dibebankan kepada organisasi untuk dicapai dan dilakukan untuk
mencapai tujuan dalam sebuah organisasi. Dalam tupoksi terdapat tugas-tugas
yang harus dikerjakan, pada sebagian organisasi tupoksi bisa diturunkan dan
dijabarkan menjadi job description, yaitu uraian pekerjaan. Job description itu
sendiri muncul berdasarkan job analysis atau analisis jabatan.
Sehubungan dengan kedudukan Pegawai Negeri maka ada beban kewajiban
yang harus dilaksanakan, sejalan dengan kewajiban diberikan juga hak-hak yang
dapat diperoleh seorang PNS.
Dalam UU No 43 tahun 1999 tentang Perubahan atas UU No 8 tahun 1974
tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, setiap Pegawai Negeri wajib setia dan taat
pada Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintahan. Yang dimaksud dengan
kesetiaan dan ketaatan adalah kesediaan dari Pegawai Negeri untuk melaksanakan
jawab. Biasanya kesetiaan dan ketaatan timbul dari pengetahuan dan pemahaman,
oleh karena itu PNS diwajibkan untuk memahami dan mendalami pancasila, UUD
1945, Hukum Negara dan Politik Pemerintahan. Dalam pasal 5 UU Nomor 8
tahun 1974 (pasal ini tidak diubah oleh UU No 43 Tahun 1999) Tentang
Pokok-Pokok Kepegawaian disebutkan bahwa setiap pegawai negeri wajib mentaati
segala peraturan perundang-undangan yang berlaku dan melaksanakan tugas
kedinasan yang dipercayakan padanya dengan penuh pengabdian, kesadaran dan
tanggung jawab.
Disampaikan pula lebih jelas mengenai hak dan kewajiban PNS pada
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab IX Pendidik dan Tenaga Kependidikan pasal 40 ayat 1
dan 2 disebutkan bahwa pendidik dan tenaga pendidikan berhak memperoleh
penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai,
penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja, pembinaan karier sesuai
dengan tuntutan pengembangan kualitas, perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas dan hak atas hasil kekayaan intelektual dan kesempatan untuk
menggunakan sarana, prasarana dan fasilitas pendidikan untuk menunjang
kelancaran pelaksanaan tugas. Kemudian pendidik dan tenaga kependidikan
berkewajiban menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan,
kreatif, dinamis dan dialogis, mempunyai komitmen secara professional untuk
meningkatkan mutu pendidikan dan memberi teladan dan menjaga nama baik
lembaga, profesi dan kedudukan sesuai dengan kepercayan yang diberikan
Disamping itu juga disebutkan hak-hak pegawai negeri. Menurut Pasal 7
UU No 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, setiap pegawai negeri
berhak memperoleh gaji yang layak sesuai dengan beban pekerjaan dan tanggung
jawabnya. Kenaikan gaji Pegawai Negeri Sipil diatur dalam Bab III pasal 11
sampai 14 PP No 7 tahun 1977 Tentang Peraturan gaji Pegawai Negeri Sipil,
kenaikan gaji Pegawai Negeri Sipil terdiri atas kenaikan gaji berkala dan kenaikan
gaji istimewa. Kenaikan gaji berkala diberikan pada Pegawain Negeri Sipil
apabila telah memenuhi syarat-sayarat telah mencapai masa kerja golongan yang
ditentukan untuk kenaikan gaji berkala dan mendapatkan nilai rata-rata “Cukup”.
Kenaikan gaji istimewa diberikan sebagai penghargaan kepada Pegawai Negeri
Sipil yang menurut daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan menunjukan nilai “Amat Baik”.
Hal lain yang juga menjadi hak PNS juga disampaikan oleh Sedarmayanti
(2014: 371) diantaranya adalah:
a. Memperoleh gaji yang adil dan layak sesuai dengan beban kerja dan tanggung jawab
b. Memperoleh cuti
c. Memperoleh perawatan bagi yang tertimpa suatu kecelakaan dalam dan karena menjalankan tugas kewajibannya
d. Memperoleh tunjangan bagi yang menderita cacat jasmani atau rohani dalam dank arena menjalankan tugas kewajibann yang mengakibatkan tidak dapat bekerja lagi dalam jabatan apapun juga
e. Memperoleh uang duka dari kerabat Pegawai Negeri Sipil yang tewas f. Memperoleh pensiun bagi yang telah memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan
g. Memperoleh kenaikan pangkat regular
h. Menjadi peserta Tabungan Asuransi Pegawai Negeri / Taspen (PP No. 10 Tahun 1963)
Dari uraian diatas maka dapat diketahui jika dalam suatu organisasi
khususnya instansi pemerintahan pegawai mempunyai peran dalam tumbuh
kembangnya organisasi dalam mencapai tujuan. Pegawai itu sendiri tidak hanya
PNS, terdapat pegawai honorer ataupun tenaga harian lepas yang turut membantu
organisasi dalam mencapai tujuan. Dimana dalam mencapai tujuan tersebut
terdapat tugas pokok dan fungsi yang dilaksanakan oleh semua pegawai. Tupoksi
tersebut menjadi pedoman bagi para pegawai dalam bekerja. Selain pegawai
dibebani dengan tugas pokok, diberikan pula hak-hak bagi pegawai untuk
mendapatkan kesejahteraan, seperti yang telah dikemukakan diatas tentang
hak-hak yang diperoleh oleh PNS.
Berdasarkan undang-undang dan teori mengenai hak dan kewajiban PNS
maka dapat disimpulkan bahwa sebagai PNS harus menyadari betul apa yang
menjadi kewajibannya sebagai pengabdi negara dimana PNS tidak semata-mata
dituntut untuk mengabdi demi peningkatan mutu pendidikan namun juga
diberikan haknya sebagai penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerjanya.
4. Kedudukan PNS
Penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan nasional tergantung
pada aparatur negara khususnya pegawai negeri. Dalam rangka mencapai tujuan
pembangunan nasional untuk mewujudkan masyarakat yang taat hukum, beradab,
demokratis, adil dan makmur diperlukan pegawai negeri yang dapat memberikan
pelayanan kepada masyarakat secara adil dan merata kepada masyarakat dengan
dilandasi kesetiaan dan ketaatan pada Pancasila dan UUD 1945. Hal ini juga
tahun 1999 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 tahun 1974 tentang
Pokok-Pokok Kepegawaian dijelaskan bahwa pegawai negeri berkedudukan
sebagai unsur aparatur negara yang bertugas untuk memberikan pelayanan pada
masyarakat secara professional, jujur, adil, merata dalam penyelenggaraan tugas
negara, pemerintahan dan pembangunan. Dalam kedudukan dan tugas tersebut
Pegawai Negeri harus netral dari pengaruh semua golongan dari partai politik,
serta tidak diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Sehingga untuk menjamin netralisasinya Pegawai Negeri dilarang menjadi
anggota dan pengurus partai politik.
C. Konsep Kinerja Pegawai 1. Pengertian Kinerja
Kinerja merupakan sesuatu yang penting dalam suatu organisasi baik itu di
perusahaan swasta maupun pemerintahan. Kinerja merupakan salah satu aspek
dalam organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Ada banyak pendapat ahli
mengenai definisi kinerja. Menurut Roeky Achmad (2000: 6) kinerja merupakan
hasil atau apa yang keluar dari suatu pekerjaan dan sumbangan mereka kepada
lembaga. Hal ini sejalan dengan Pabudu Tika (2010: 121) kinerja sebagai hasil
fungsi pekerjaan atau kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi
atau lembaga yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan
organisasi dalam periode tertentu. Kemudian dijelaskan lebih lanjut oleh Irham
Fahmi menyebutkan (2010: 2) kinerja adalah gambaran mengenai tingkat
pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/ kebijaksanaan dalam
perumusan skema strategis (strategic planning) suatu organisasi. Kemudian
menurut Hamzah B. Uno & Nina Lamatenggo (2012: 63) kinerja adalah perilaku
seseorang yang membuahkan hasil kerja tertentu setelah memenuhi sejumlah
persyaratan.
Dari beberapa definisi yang disampaikan oleh para ahli diatas, maka penulis
dapat mengambil kesimpulan bahwa pengertian kinerja adalah suatu hasil kerja
yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam mencapai tujuan
organisasi. Kinerja dalam hal ini berfokuskan pada hasil kerja. Apabila dikaitkan
dengan kinerja pegawai maka akan terlihat dari hasil kerjanya.
2. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja merupakan usaha yang dilakukan oleh pimpinan untuk
menilai kinerja bawahannya. Penilaian kinerja merupakan salah satu cara yang
digunakan untuk menilai dan mengetahui apakah pegawai telah melaksanakan
pekerjaannya dalam suatu lembaga atau organisasi. Menurut Henry Simamora (2004: 338) penilaian kinerja “performance appraisal” adalah proses yang dipakai
oleh organisasi untuk mengevaluasi pelaksanaan kerja individu pegawai.
Penilaian kinerja juga memiliki arti yang sama dengan standar kinerja karena
keduanya sama-sama menilai kinerja pegawai. Menurut Surya Dharma (2010: 82)
standar kerja merupakan sasaran bagi beberapa aspek pekerjaan dapat berupa
sesuatu yang dapat disebut sasaran tetap yang berkenaan dengan ciri-ciri yang
tetap dan berkesinambungan dari sebuah pekerjaan sehinga standar kerja yang
a. Konsisten: dengan nilai organisasi dan sasaran departemental dan organisasi b. Tepat: jelas dan didefinisikan dengan baik, menggunakan kata yang jelas c. Menantang: untuk merangsang standar kerja yang tinggi dan mendorong
kemajuan
d. Dapat diukur: dapat dihubungkan dengan ukuran kinerja yang dapat diukur kuantitatif dan kualitatif
e. Dapat dicapai; ada dalam batas kemampuan dari seseorang. Disepakati oleh manajer serta orang yang bersangkutan
f. Disepakati: oleh manajer serta orang yang bersangkutan
g. Dihubungkan dengan waktu: dapat dicapai pada jangka waktu tertentu h. Berorientasikan kerja kelompok: menekankan kepada kerja sama kelompok
selain pencapaian individu
Terdapat banyak keuntungan dengan diadakannya penilaian kinerja dalam
sebuah organisasi swasta maupun lembaga pemerintahan. Sejalan dengan itu,
Badri Munir Sukoco menyampaikan (2007: 165) pengunaan standar kinerja
memiliki keuntungan, diantaranya adalah:
a. Membantu meningkatkan efisiensi tiap pegawai dalam menjalankan pekerjaannya
b. Membantu menginformasikan pegawai tentang tingkat output yang diharapkan
c. Membantu manajer dalam membuat keputusan SDM, karena pegawai yang kinerjanya dibawah tingkat output yang diharapkan dapat segera diketahui dan diberikan penanganan lebih lanjut
d. Karena karyawan sadar akan prosedur untuk menjalankan pekerjaannya, maka hanya diperlukan sedikit pengawasan dengan memberikan kemandirian atas proses kerja yang dimungkinkan
e. Sebagai dasar dalam memberikan kompensasi kepada pegawai
f. Membantu meningkatkan moral karyawan dengan membuat karyawan sadar akan apa yang diharapkan dari mereka
Kemudian secara lebih rinci terdapat pula Penilaian kerja bagi PNS dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja
Pegawai Negeri Sipil dalam Bab II dijelaskan mengenai Sasaran Kerja Pegawai
yang merupakan bentuk penilaian kinerja bagi PNS, pada pasal 7 dijelaskan lebih
rinci bahwa penilaian SKP meliputi aspek kuantitas, kualitas, waktu dan biaya,
adalah orientasi pelayanan, integritas, komitmen, disiplin, kerjasama dan
kepemimpinan.
Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa penilaian
kinerja adalah usaha yang dilakukan oleh pimpinan untuk menilai kinerja
bawahannya sebagai langkah evaluasi pelaksanaan kerja pegawai. Penilaian
kinerja menilai sejauh mana pegawai mencapai sasaran dari beberapa aspek
pekerjaan yang telah dilaksanakan. Dengan adanya penilaian kinerja diharapan
pegawai mampu meningkatkan efisiensi dalam menjalankan pekerjaannya.
Dalam penilaian kinerja terdapat indikator kinerja yang dapat
menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran dan tujuan dari suatu lembaga
atau organisasi. Menurut Mustofa Kamil (2010: 107) indikator kinerja meliputi
kedisiplinan, kerjasama, ketaatan, kehadiran, kompetensi profesional pegawai
serta kuantitas kerja. Menurut Hadari Nawawi (2006: 67) indikator kinerja
memiliki lima unsur dalam sebuah lingkungan organisasi, yaitu:
a. Kuantitas hasil kerja yang dicapai b. Kualitas hasil kerja yang dicapai
c. Jangka waktu mencapai hasil kerja tersebut
d. Kehadiran dan kegiatan selama hadir ditempat kerja e. Kemampuan bekerja sama
Menurut Mahsun (2006: 77) jenis indikator kinerja pemerintah daerah
meliputi indikator masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat dan dampak. Berikut
penjelasan singkat tentang jenis indikator tersebut:
b. Indikator proses (process) adalah ukuran kegiatan, baik dari segi ketepatan, kecepatan maupun tingkat akurasi pelaksanaan tersebut
c. Indikator keluaran (output) adalah segala sesuatu yang diharapkan langsung dapat dicapai dari suatu kegiatan dapat berupa fisik atau non fisik. Indikator atau tolak ukur keluaran digunakan untuk mengukur keluaran yang dihasilkan dari kegiatan. Dengan membandingkan keluaran instansi dapat menganalisis apakah kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana d. Indikator hasil (outcomes) adalah segala sesuatu yang mencerminkan
berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka waktu menengah (efek langsung)
e. Kelompok manfaat (benefit) adalah segala sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan, indikator manfaat menggambarkan manfaat yang dperoleh dengan indikator hasil
f. Kelompok dampak (impact) adalah pengaruh yang ditimbulkan baik positif maupun negatif
Menurut Sedarmayanti (2014: 377) indikator kinerja atau instrumen
pengukuran kinerja merupakan alat yang dipakai untuk mengukur kinerja individu
seorang pegawai yang meliputi:
a. Prestasi kerja: hasil kerja pegawai dalam menjalankan tugas, baik secara kualitas maupun kuantitas kerja.
b. Keahlian: tingkat kemampuan teknis yang dimiliki oleh pegawai dalam menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya. Keahlian ini bisa dalam bentuk kerjasama, komunikasi, inisiatif, dll.
c. Perilaku: sikap dan tingkah laku pegawai yang melekat pada dirinya dan dibawa dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Pengrtian perilaku disini juga mencakup kejujuran, tanggung jawab dan disiplin.
d. Kepemimpinan: merupakan aspek kemampuan manajerial dan seni dlam memberikan pengaruh kepada orang lain untuk mengkoordinasikan pekerjaan secara tepat dan cepat, termasuk pengambilan keputusan dan penentuan prioritas.
Ditambahkan oleh Mangkunegara A. (2007: 114) unsur-unsur yang dinilai
dari kinerja adalah kualitas kerja, kuantitas kerja, keandalan dan sikap. Kualitas
kerja terdiri dari ketepatan, ketelitian, keterampilan dan kebersihan. Kuantitas
kerja terdiri dari output dan penyelesaian kerja dengan ekstra. Keahlian terdiri dari
inisiatif, kehati-hatian dan kerajinan. Sedangkan sikap terdiri dari sikap terhadap
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa indikator kinerja dapat
menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran dan tujuan dari suatu
organisasi. Dalam penelitian ini beberapa indikator yang akan digunakan dalam
menilai kinerja pegawai meliputi prestasi kerja pegawai dalam menjalankan tugas
baik secara kualitas maupun kuantitas kerja. Kualitas kerja terdiri dari ketepatan,
ketelitian dan keterampilan sedangkan kuantitas kerja dilihat dari output dan
penyelesaian kerja. Keahlian dalam bentuk pengetahuan, inisiatif, komunikasi dan
kerjasama. Kemudian yang terakhir mengenai perilaku yaitu disiplin dan
tanggung jawab pegawai.
3. Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja
Tujuan penilaian kinerja adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan
kinerja lembaga melalui peningkatan kinerja pegawai. Penilaian kinerja tidak
hanya melihat hasil fisik, kemampuan pegawai dalam melaksanakan tugas juga
menjadi penilaian kinerja dan segala hal yang termasuk dalam bidangnya layak
untuk dinilai. Marihot Tua Efendi menjelaskan (2002: 195) tujuan dilakukannya
penilaian unjuk kerja secara umum adalah untuk memberikan feedback kepada
pegawai dalam upaya memperbaiki tampilan kerjanya dan upaya meningkatkan
produktivitas organisasi, dan secara khusus dilakukan dalam kaitannya dengan
berbagai kebijaksanaan terhadap pegawai seperti untuk tujuan promosi, kenaikan
gaji, pendidikan dan latihan, dan lain-lain.
Disampaikan oleh Ati Cahyani bahwa (2009: 93) penilaian kinerja memiliki
berbagai tujuan yaitu dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja pegawai pada
pelatihan, mengidentifikasi kemampuan pegawai, membiarkan pegawai
mengetahui hal yang diharapkan dari lembaga organisasi, memusatkan perhatian
pada pengembangan karier, meningkatkan imbalan, serta memecahkan masalah
dalam pekerjaan.
Penilaian kinerja merupkan suatu proses yang diharapkan dapat
menciptakan pemahaman tentang apa yang harus dicapai sehingga meningkatkan
kinerja pegawai dalam mencapai tujuan organisasi. Marihot Tua Efendi (2002
:195-196) menjelaskan arti pentingnya penilaian kerja sebagai berikut:
a. Perbaikan unjuk kerja memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengambil tindakan-tindakan perbaikan untuk meningkatkan kinerja melalui feedback yang diberikan oleh organisasi
b. Penyesuaian gaji dapat dipakai sebagai informasi untuk mengkompensasi pegawai secara layak sehingga dapat memotivasi mereka
c. Keputusan untuk penempatan, yaitu dapat dilakukan penempatan pegawai sesuai dengan keahliannya
d. Pelatihan dan pengembangannya, yaitu melalui penilaian akan diketahui kelemahan-kelemahan dari pegawai sehingga dapat dlakukan program pelatihan dan pengembangan yang lebih efektif
e. Perencanaan karier, yaitu organisasi dapat memberikan bantuan perencnaan karier bagi pegawai dan menyelaraskannya dengan kepentingan organisasi f. Mengidentifikasi kelemahan-kelemahan dalam proses penempatan, yaitu
unjuk kerja yang tidak baik menunjukan adanya kelemahan dalam penempatan sehingga dapat dilakukan perbaikan
g. Dapat mengidentifikasi adanya kekurangan dalam desain pekerjaan, yaitu kekurangan kinerja akan menunjukan adanya kekurangan dalam perancangan jabatan
h. Meningkatkan adanya perlakuan kesempatan yang sama pada pegawai, yaitu dengan dilakukannya penilaian yang obyektif berarti meningkatkan perlakuan yang adil bagi pegawai
i. Dapat membantu pegawai mengatasi masalah yang bersifat eksternal, yaitu dengan penilaian unjuk kerja atasan akan mengetahui apa yang menyebabkan terjadinya unjuk kerja yang jelek, sehingga atasan dapat membantu menyelesaikannya
Penilaian kinerja diharapkan memberikan masukan pada pegawai untuk
meningkatkan kinerjanya sehingga tujuan dari organisasi dapat tercapai, selain itu
penilaian kinerja pegawai dapat dijadikan pertimbangan apakah penempatan
kinerja pegawai sudah sesuai dengan keahliannya atau belum, jika masih banyak
kekurangan maka dapat diidentifikasi kebutuhan pelatihan. Kemudian
disampaikan oleh Sedarmayanti (2014: 264) terdapat beberapa manfaat yang
diperoleh dari penilaian kinerja:
a. Meningkatkan prestasi kerja. Dengan adanya penilaian, baik pimpinan maupun karyawan memperoleh umpan balik dan mereka dapat memperbaiki pekerjaan atau prestasinya.
b. Memberi kesempatan kerja yang adil. Penilaian akurat dapat menjamin karyawan memperoleh kesempatan menempati sisi pekerjaan sesuai kemampuannya
c. Kebutuhan pelatihan dan pengembangan. Melalui penilaian kinerja, terdeteksi karyawan yang kemampuannya rendah sehingga memungkinkan adanya program pelatihan untuk meningkatkan kemampuan karyawan. d. Penyesuaian kompensasi. Melalui penilaian, pemimpin dapat mengambil
keputusan dalam menentukan perbaikan pemberian kompensasi, dan sebagainya.
e. Keputusan promosi dan demosi. Hasil penilaian kinerja dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk mempromosikan atau mendemosikan karyawan.
f. Mendiagnosis kesalahan desain pekerjaan. Kinerja yang buruk mungkin merupakan suatu tanda kesalahan dalam mendesain pekerjaan. Penilaian kinerja dapat membantu mendiagnosis kesalahan tersebut.
g. Menilai proses rekrutmen dan seleksi. Kinerja karyawan baru yang rendah dapat mencerminkan adanya penyimpangan proses rekruitmen dan seleksi.
Dengan penilaian kinerja, pimpinan dan pegawai memperoleh umpan balik
yang dapat memprbaiki pekerjaannya sehingga prestasi kerjanya meningkat.
Penilaian kinerja juga memberikan kesempatan pada pegawai untuk melakukan
promosi untuk meningkatkan jabatannya. Disampaikan pula oleh Moeheriono
a. Penilaian kinerja atau pengukuran kinerja membantu pimpinan instansi pemerintah dalam penentuan tingkat pencapaian tujuan yang perlu dicapai. b. Memberikan umpan balik bagi para pengelola dan pembuatan keputusan
didalam proses evaluasi dan perumusan tindak lanjut dalam rangka peningkatan kinerja pada masa yang akan datang
c. Menjadi alat komunikasi pimpinan, organisasi, pegawai dan stakeholders eksternal
d. Menggerakan instansi pemerintah kea rah positif. Namun bila sistem pengukuran kinerjanya buruk maka dapat menyebabkan organisasi menyimpang dari tujuan.
e. Mendefinisikan kualitas pelayanan instansi pemerintah.
Dari beberapa pendapat ahli diatas maka dapat disimpulkan penilaian
kinerja memiliki tujuan dan manfaat untuk memperbaiki kinerja lembaga dengan
meningkatkan kinerja pagawai, selain itu penilaian kinerja memberikan feedback
pada pegawai untuk memperbaiki kinerjanya. Dengan penilaian kinerja dapat
dilihat seberapa besar lembaga membutuhkan pelatihan untuk meningkatkan
kinerja pegawainya. Selain itu penilaian kinerja juga sangat membantu pimpinan
dalam penentuan tingkat pencapaian tujuan yang perlu dicapai, hal ini dapat
menggerakan instansi pemerintah kearah positif.
4. Faktor yang mempengaruhi kinerja
Kinerja seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya
dalam bekerja. Faktor-faktor tersebut dapat bersifat positif maupun negatif dalam
diri seorang pegawai dalam menentukan kualitas pekerjaannya. Menurut Moh.
Pabundu Tika (2006: 122) faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil
pekerjaan atau prestasi kerja seseorang atau sekelompok orang terdiri dari faktor
intern dan ekstern, yaitu:
b. Faktor ekstern antara lain berupa peraturan ketenagakerjaan, keinginan pelanggan, pesaingan, nilai-nilai sosial, serikat buruh, kondisi ekonomi, perubahan lokasi kerja, dan kondisi pasar
Menurut Ingrid Tan (2010: 137) ada beberapa faktor yang memperngaruhi
kinerja seseorang yaitu motivasi, kemampuan dan lingkungan kerja. Motivasi
berhubungan langsung dengan kinerja seorang pegawai. Faktor kemampuan
pegawai dan lingkungan kerja tidak berhubungan langsung dengan pegawai.
Namun kedua faktor tersebut dapat mempengaruhi motivasi kerja pegawai.
Menurut Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo (2012: 132) faktor yang
mempegaruhi kinerja seorang pegawai yaitu usaha, kemampuan, keterampilan,
ketepatan persepsi terhadap peran atau tugas, kesempatan untuk berkinerja,
ketersediaan sumber daya yang dibutuhkan, faktor kelompok, faktor organisasi
dan lingkungan seperti gaya kepemimpinan atasan, keamanan tempat kerja dan
iklim organisasi. Menurut Syafri Mangkuprawira dan Aida Viyala yang dikutip
oleh Martinis Yamin dan Maisah (2010: 129) kinerja merupakan suatu kontribusi
multidemensi yang mencakup banyak faktor yang mempengaruhinya, yang terdiri
dari faktor instrinsik atau SDM dan faktor ekstrinsik yang dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. faktor personal atau individu yang meliputi unsure pengetahuan, keterampilan, kemampuan, kepercayaan diri, motivasi dan komitmen yang dimiliki oleh setiap individu
b. faktor kepemimpinan yang meliputi aspek kualitas manajer dan team leader dalam memberikan dorongan, semangat, arahan dan dukungan kerja
c. faktor tim meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim, kekompakan dan keeratan anggota tim
d. faktor sistem meliputi system kerja, fasilitas kerja yang diberikan oleh pimpinan, proses organisasi dan kultur kerja dalam organisasi.
Berdasarkan pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi kinerja pegawai terdapat faktor internal dan eksternal. Faktor
internal adalah faktor dalam diri seseorang yang merupakan bawaan dari lahir dan
sesuatu yang diperoleh ketika ia berkembang. Kemudian yang termasuk dalam
faktor eksternal adalah faktor diluar diri seseorang.
D. Penelitian yang Relevan
Adapun penelitian yang relevan atau mempunyai kesamaan dengan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan judul “Kinerja Pegawai di UPTD Dinas pendidikan Kota Magelang” adalah sebagai berikut:
1. Kinerja Pegawai Puskesmas Kecamatan Sesayap Hilir Kabupaten Tana Tidung oleh Dedy Supriadi (2013)
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kinerja pegawai
puskesmas Kecamatan Sesayap Hilir Kabupaten Tana Tidung. Pengumpulan data
dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan, penelitian lapangan berupa
observasi, wawancara mendalam dan penelitian dokumen. Narasumber ditentukan melalui teknik “purposive sampling” dengan “key informan” adalah Kepala
Puskesmas Sesayap Hilir Kabupaten Tana Tidung. Sedangkan informan adalah
Pimpinan Tata Usaha (TU) Puskesmas Sesayap Hilir, Petugas Puskesmas Sesayap
Hilir dan masyarakat. Data dikumpulkan, dibandingkan kemudian dianalisis.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kinerja pegawai Puskesmas Kecamatan
Sesayap Hilir kabupaten Tana Tidung sudah cukup baik. Hal tersebut dikarenakan
kedisiplinan pegawai atau petugas kesehatan dalam mematuhi peraturan yang
pegawai, tanggung jawab terhadap pelayanan yang diberikan kepada masyarakat
dan kreativitas pegawai untuk mengembangkan puskesmas.
2. Kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kutai Timur oleh Dirk Malaga Kusuma (2013) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja pegawai dan faktor-faktor
yang mempengaruhi kinerja pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Kutai Timur. Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif kualitatif yaitu
penelitian yang memaparkan atau menggambarkan segala peristiwa yang
diperoleh dilapangan dan untuk memecahkan masalah yang ada berdasarkan data
yang diperoleh. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik
penelitian kepustakaan serta teknik penelitian lapangan yang terdiri dari observasi
secara langsung, interview secara langsung dengan narasumber dan dokumentasi.
Narasumber dalam penelitian ini yaitu Kepala Badan kepegawaian daerah (BKD),
para kepala bidang, kassubid, dan para pegawai atau staff yang ada di PKD
Kabupaten Kutai Timur. Dari hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa secara
keseluruhan kinerja pegawai di BKD Kabupaten Kutai Timur belum berjalan
dengan maksimal karena membutuhkan lebih banyak SDM dan memiliki
kemampuan serta pengalaman dan tingkat disiplin pegawai yang masih rendah.
Hal ini ditandai dengan pegawai yang datang terlambat dan sering keluar kantor
saat jam kerja.
Berdasarkan kedua tinjauan hasil penelitian yang relevan diatas,penelitian
ini memiliki persamaan yaitu memiliki fokus pada kinerja pegawai untuk
menghambat kinerja pegawai dimana kendala tersebut dapat terlihat dari
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai, kemudian upaya apa yang sudah
dijalankan untuk meningkatkan kinerja pegawai. Hasil penelitian peneliti
sama-sama menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan diskriptif. Pengumpulan
data dengan dilakukan dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi.
E. Kerangka Berpikir
Kinerja pegawai merupakan hal yang mempengaruhi keberlangsungan suatu
organisasi, baik itu organisasi swasta maupun pemerintahan. Kinerja yang baik
berpengaruh positif terhadap keberlangsungan sebuah organisasi namun jika
kualitas dari kinerja pegawai dalam sebuah organisasi belum maksimal hal ini
dapat mengurangi kualitas organisasi itu sendiri. Permasalahan kinerja pegawai
dalam lembaga seperti masalah kinerja pegawai yang belum maksimal, dan
berbagai hambatan yang terjadi di tempat kerja sehingga membuat pegawai
bekerja tidak optimal dan berbagai masalah lain yang dianggap menghambat
kinerja pegawai dan menghambat kemajuan yang seharusnya dicapai.
Dalam penelitian ini, peneliti mencoba melakukan penilaian kinerja secara
mendalam dan mengetahui faktor apa saja yang menghambat kinerja pegawai.
Pertama yaitu menyangkut prestasi kerja, yang didalamnya termasuk hasil kerja
pegawai dari segi kualitas kerja dan kuantitas kerja. Kualitas kerja merupakan
tingkat sejauh mana baik atau buruknya hasil pekerjaan pegawai. Kuantitas kerja
dinilai dari target yang dicapai dalam bekerja. Kedua yaitu keahlian, yaitu tingkat
kemampuan teknis yang dimiliki pegawai dalam menjalankan tugas yang
belakang pendidikan dapat mempengaruhi keahlian pegawai dalam bekerja.
Penempatan kinerja pegawai sebaiknya disesuaikan dengan latar belakang
pendidikan pegawai agar pegawai lebih menguaasi pekerjaannya. Kemudian
inisiatif yaitu kepekaan pegawai dalam bekerja misalnya tanggap terhadap
pekerjaan maupun saling membantu antar rekan kerja. Pegawai dituntut memiliki
inisiatif yang tinggi dalam menyelesaikan pekerjaannya, sebaliknya pemimpin
juga diharapkan memiliki inisiatif yang tinggi untuk memberikan arahan kepada
pegawai. Komunikasi, yaitu hubungan lisan yang terjalin antar pegawai dengan
pimpinan maupun sesama pegawai