• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Undang-Undang (Nomor 32 Tahun 2004) tentang Pemerintah Daerah, termasuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Undang-Undang (Nomor 32 Tahun 2004) tentang Pemerintah Daerah, termasuk"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

82 3.1. Objek Penelitian

Daerah telah diberi kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat menurut prakarsa sendiri sebagaimana diatur dalam Undang-Undang (Nomor 32 Tahun 2004) tentang Pemerintah Daerah, termasuk didalamnya kewenangan dalam mengelola urusan kepariwisataan. Kewenangan-kewenangan daerah dimaksud antara lain telah dijabarkan di dalam Peraturan Pemerintah (Nomor 38 tahun 2007) tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten dan Kota, serta secara organisatoris telah diterbitkan pula Peraturan Pemerintah ( Nomor 41 tahun 2007) tentang Organisasi Perangkat Daerah yang mengatur pola organisasi pemerintah daerah.

Untuk pengaturan di bidang pariwisata terdapat beberapa peraturan perundang-undangan yang selama ini mengatur tentang kebijakan pembangunan kepariwisataan tersebut. Di Provinsi kepulauan Bangka Belitung kebijakan pariwisata yang akan menjadi objek penelitian ini adalah: Dokumen RIPPARDA dan Surat Keputusan Gubernur ( Nomor: 188.44/299/III/2008, tanggal 28 Mei 2008), tentang Pembentukan Tim Percepatan Persiapan Visit Babel Archi 2010.

Salah satu kewenangan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang akan didorong untuk menjadi sebuah kekuatan baru di masa yang akan datang baik sebagai sandaran dalam ekonomi maupun pengembangan sosial kemasyarakatan

(2)

adalah sektor pariwisata. Upaya-upaya pemerintah daerah dalam mengembangkan kepariwisataan tersebut dilakukan antara lain diawali dengan telah disusunnya Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPARDA) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2007-2013. Selanjutnya, secara kelembagaan juga telah dibentuk satuan kerja perangkat derah yang membidangi kewenangan pariwisata. Jika semula kewenangan pariwisata ditangani oleh Dinas Perhubungan dan Pariwisata, maka dalam upaya mencapai visi dan misi daerah pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2007-2012 organisasi perangkat daerah yang menangani pariwisata disesuaikan menjadi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.

Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah menyusun berbagai kebijakan dalam mendorong percepatan pengembangan dan pembangunan sektor pariwisata di bidang pemasaran diantaranya adalah program Visit Bangka Belitung Archipelago 2010, serta kegiatan skala internasional Sail Wakatobi Belitong 2011, berbagai acara pertemuan tingkat nasional dan internasional, pengembangan dan peningkatan aksesibilitas, dan infrastruktur, serta sosialisasi dan upaya promotif dalam menyiapkan masyarakat menuju daerah wisata baru di tanah air. Salah satu kebijakan yang penting adalah berkaitan dengan bagaimana kebijakan pariwisata yang dilakukan yang pada akhirnya diharapkan mampu mendatangkan wisatawan yang semakin banyak dari waktu ke waktu. Berbagai program tersebut tertuang dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang dijabarkan sebagai pedoman dalam setiap tahun anggaran.

(3)

Pariwisata sangat memerlukan dukungan dan kerjasama lintas sektor karena sejak lama pariwisata sudah dikenal sebagai kegiatan yang seringkali melewati batas-batas sektoral maupun batas administratif suatu wilayah pemerintahan. Secara kewilayahan di provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang merupakan wilayah kepulauan dan pertambangan diperlukan keterpaduan antar sektor seperti perhubungan, perindustrian perdagangan dan UMKM serta pertambangan.

Kesadaran akan adanya keterbatasan berbagai pihak termasuk organisasi yang terlibat di sektor yang terkait pariwisata harusnya mendorong munculnya format koordinasi yang semakin erat dan efektif seperti yang digambarkan dalam konsep koordinasi antar organisasi sebagai upaya peningkatan kinerja pariwisata daerah di Kepulauan Bangka Belitung. Untuk melihat bagaimana koordinasi terkait pembangunan pariwisata yang dilakukan berbagai organisasi yang berhubungan dengan kepariwisataan secara horizontal di provinsi Kepualaun Bangka Belitung tersebut maka penelitian ini dilakukan.

Karenanya objek penelitian ini tidak hanya ditujukan pada organisasi atau instansi pemerintah saja akan tetapi organisasi dan partisipan sektor swasta yang terkait dengan pariwisata daerah seperti organisasi profesi dan tokoh masyarakat. Oleh karena itu, dalam penelitian ini data diperkaya berdasarkan wawancara dan diskusi mendalam (in - depth interview).

3.2. Desain Penelitian

(4)

pendekatan kualitatif, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif - analitik dan verifikatif analitik dengan berusaha memahami dan menafsirkan makna menurut informan terhadap suatu peristiwa dalam situasi tertentu melalui hasil observasi. Karena itu penelitian menekankan pada konstruksi dari hakekat realitas secara sosial, hubungan dekat antara peneliti dengan apa yang dipelajari dan kecenderungan situasional yang dapat menajamkan kajian. Adapun teori yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teori Alter dan Hage (1993 dalam Alexander, 1995:40) tentang efektifitas koordinasi antar organisasi, serta Klijn dan Teisman (1999 dalam Pratikno, 2008:114).

3.3. Data yang Dipergunakan

Adapun yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi fakta dan informasi menyangkut mulai dari proses koordinasi yang berlangsung di berbagai organisasi yang menyangkut kepariwisataan yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi dan pemantauan dari hasilnya dalam pembangunan pariwisata daerah dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan. Data yang dikumpulkan yaitu data kualitatif primer dan data kualitatif sekunder untuk dipergunakan sebagai dasar analisis dan interpretasi. Adapun rincian data yang dipergunakan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Data Kualitatif Primer, berupa informasi dan data yang memiliki relevansi dengan topik penelitian yang berasal dari informan, yang meliputi :

(5)

1) Mekanisme hubungan organisasi yang terjadi dalam kaitannya dengan pembangunan pariwisata yang telah dilaksanakan di Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, baik yang menyangkut hal-hal formal (seperti perjanjian atau kontrak kerjasama), dan hal-hal yang informal (seperti kesepakatan-kesepakatan lisan), hubungan kerja, hubungan historis (seperti semakin seringnya hubungan yang terjadi antar organisasi dalam kurun waktu sejak adanya program percepatan pembangunan pariwisata), aliran –aliran informasi serta komunikasi ( seperti jenis dan bentuk informasi termasuk yang bersifat lisan, tertulis, digital, data-data serta informasi).

2) Ukuran organisasi dan struktur antar organisasi yang ada, termasuk di dalamnya bagaimana tujuan dan misi organisasi.

3) Pemahaman akan arti kerjasama antar organisasi dalam mendukung pembangunan pariwisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung oleh karyawan dan pimpinan organisasi.

4) Hasil-hasil dari pembangunan pariwisata

5) Mengamati kondisi destinasi pariwisata yang ada

2. Data Sekunder, yang diperoleh dari berbagai dokumen dan foto, arsip, jurnal, karya ilmiah dan data statistik yang diinterpretasikan sehingga muncul data maknawi (kualitatif) meliputi :

1) Dokumentasi organisasi seperti, struktur organisasi, rencana strategis, anggaran, laporan hasil kerja, serta kinerja yang dicapai.

(6)

2) Gambaran umum Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Seperti kondisi Geografi, Demografi, Pemerintahan dan keadaan Sosial Budaya.

3) Data-data ekonomi makro terkait tentang kebijakan pembangunan pariwisata yang dilaksanakan di Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

3.4. Sumber Data

Dalam penelitian ini data terdiri dari dua jenis, yaitu data yang berasal dari informan berupa hasil wawancara berkaitan dengan penelitian yang berhubungan dengan kerjasama dalam pembangunan pariwisata. Data sekunder bersumber dari dokumen dan foto, arsip, jurnal, karya ilmiah dan data statistik dari pihak penerintah, masyarakat serta publikasi media massa. Sumber data dalam penelitian ini dapat dikelompokan, sebagai berikut :

3.4.1. Informan

Informan adalah orang yang ditanyakan mengenai sesuatu hal yang sesuai dengan kedudukan dan status informasi yang akan diketahuinya. Data yang dikumpulkan dari informan berupa kata-kata dan keterangan informan tentang bagaimana pendapat dan perasaan yang terkait dengan hal-hal yang diketahuinya. Sedangkan cara penentuan informan dilakukan menurut atau tergantung pada hal-hal yang ingin diketahui. Para informan diharapkan memenuhi syarat-syarat yaitu : “rich cases, merepresentasikan setting, individu, aktivitas dan menggambarkan

(7)

heterogenitas karakteristik objek penelitian. Dengan demikan informan berada di organisasi pemerintah, swasta, profesi serta tokoh masyarakat .

Informan yang diwawancarai berasal dari :

1) Pimpinan organisasi pemerintahan di Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yang terdiri dari Bappeda, Dinas Kebudayaan dan Periwisata, Dinas Perhubungan, Dinas Pertambangan dan Energi, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, dan Dinas UMKM.

2) Pimpinan Organisasi dunia usaha atau swasta yang terkait dengan kebijakan pariwisata seperti pengusaha hotel, restoran, travel, angkutan, biro perjalanan wisata, jasa hiburan, toko cindera mata beserta jajarannya. 3) Pengurus Lembaga Swadaya Masyarakat dan tokoh masyarakat/Kepala

desa yang terkait dengan pembangunan pariwisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Data dari informan melalui pengamatan dan wawancara mendalam secara bebas dan tak berstruktur selain itu melakukan telaahan terhadap informasi sekunder dan triangulasi. Wawancara dilakukan baik ketika jam kerja maupun di luar jam kerja dengan pendekatan yang lebih informal guna memperoleh informasi yang lebih dalam dari para informan. Demikian pula dengan pengamatan atau observasi yang dilakukan baik terhadap kondisi lingkungan kantor tempat para informan bekerja, maupun pengamatan terhadap kondisi kemasyarakatan dan suasana yang berlangsung di tempat-tempat pariwisata utama serta kegiatan kepaariwistaan yang terdapat di Kepulauan Bangka Belitung, termasuk di lokasi hotel, restoran, bandara serta pelabuhan.

(8)

3.4.2. Kepustakaan

Sebagai sumber data dalam bentuk buku-buku, karya tulis, Koran, buletin yang berkaitan dengan teori-teori atau data-data tentang koordinasi antar organisasi dan kepariwisataan.

3.4.3. Arsip

Penelitian mengambil data atau bahan dari beberapa sumber resmi antara lain, surat keputusan, peraturan perundang-undangan, laporan penelitian, ekspose, hasil-hasil rapat, selain itu juga dokumen berupa foto-foto, data statistik dan naskah-naskah penting lainnya sebagai bahan acuan untuk mendeskripsikan kejadian yang telah lalu.

3.4.4. Observasi

Penelitian juga dilakukan dengan mengamati objek penelitian dengan melaksanakan observasi langsung ke lapangan yaitu melihat bagaimana kerjasama dan koordiansi yang berlangsung antara organisasi yang terkait dengan pembangunan pariwisata. Pengamatan juga dilakukan dengan observasi tempat dan situasi dimana berlangsungnya kegiatan-kegiatan kepariwisataan dan pembangunan pariwisata berlangsung.

3.5. Latar dan Lapangan Penelitian

Latar (setting) penelitian ini adalah situasi berlangsungnya observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan pihak-pihak yang terlibat atau

(9)

mengetahui koordinasi yang terjadi antar organisasi di daerah terkait dengan pembangunan pariwisata, sedangkan lapangan (field) penelitian adalah dalam wilayah Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

3.6. Tahap dan Prosedur Penelitian 3.6.1. Tahap Pra Lapangan

Pada tahap awal penelitian yang dimulai dari menyusun rancangan memilih dan menentukan lokasi penelitian mengurus izin penelitian menjajaki dan menilai situasi lokasi penelitian dengan segala aturan dan norma yang berlaku memilih dan memanfaatkan narasumber informan dan selanjutnya mempersiapkan perlengkapan penelitian.

3.6.2. Tahap Pekerjaan Lapangan

Pada tahap pekerjaan lapangan peneliti mempersiapkan diri untuk memahami latar penelitian memasuki lokasi dan objek penelitian, peneliti juga melakukan komunikasi dengan pendekatan pada subjek penelitian mulai dari suatu tempat ke tempat lainnya. Peneliti juga mencari informasi dari rekan peneliti melalui diskusi setelah melakukan wawancara dan pengamatam serta melakukan editing, reduksi dan klasifikasi semua fakta data dan informasi yang terekam secara utuh mengelompokan data menurut kategori, serta menganalisis temuan penelitian dan mengkomparasikan dengan sumber lainnya. Pada tahap ini peneliti memberikan interpretasi dan memberikan ekplanasi demi menjawab masalah penelitian dan rumusan hipotesis antara fenomena yang diteliti.

(10)

Selanjutnya, pada tahap ini melakukan penulisan laporan penelitian yang selain memuat temuan penelitian juga menguraikan hasil interpretasi dan explanasi temuan penelitian serta perumusan kesimpulan dan rekomendasi penelitian.

3.7. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Pengumpulan data dilakukan dengan melaksanakan observasi langsung ke lapangan dengan melihat bagaimana kerjasama yang berlangsung antara organisasi yang terkait dengan pembangunan pariwisata, melakukan observasi lapangan disertai juga dengan wawancara kepada pihak-pihak terkait yang terlibat langsung dalam kerjasama. Selanjutnya, hasil observasi dan wawancara ditindaklanjuti dengan studi dokumentasi. Pengumpulan data kualitatif dilaksanakan sesuai karakteristik dan situasi serta keadaan yang dihadapi dengan secara langsung terlibat di lokasi penelitian melalui pengamatan dan berperan serta (participant observation), yaitu : melihat, mendengar dan bertanya. Penelitian kualitatif ini juga ditekankan kepada segi proses dari hasil penelitian yang mengungkapkan permasalahan mengenai apa adanya (das sein) sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan penelitian melalui kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang dapat diamati. Kemudian mendeskriptifkan upaya pemecahan masalah dengan jalan menggambarkan secara akurat dari beberapa fenomena, kelompok atau individu, dan hasil penemuan yang ada berdasarkan fakta-fakta, serta mempelajari dan mendalami secara intensif tentang kerjasama antar organisasi yang berhubungan dengan pembangunan kepariwisataan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

(11)

Pendekatan kualitatif yang dipilih oleh peneliti dipergunakan melalui upaya untuk menganalisa data secara terus menerus yang dimulai dari saat pengumpulan data. Analisis dilakukan, data lapangan yang diperoleh disusun, diklasifikasikan, selanjutnya diinterpretasikan sehinga membentuk pola tertentu yang dapat menggambarkan konsep-konsep tertentu serta dapat dicari pola hubungan antar konsep dimaksud.

Peneliti akan menggunakan tahapan-tahapan penelitian dengan teknik analisis data sebagai berikut:

1. Mengumpulkan hasil penelitian yang telah dilakukan melalui wawancara, pengamatan partisipasi, dokumen, arsip, rekaman;

2. Mengklasifikasikan data sesuai dengan objek penelitian yang dilakukan; 3. Mengolah data berdasarkan klasifikasi yang dipadukan dengan teori-teori yang

mendukung;

4. Mencoba menarik kesimpulan dan verifikasi terhadap kumpulan data yang telah dikumpulkan dan dianalisis.

Kesimpulan yang akan dilakukan oleh peneliti akan sangat bergantung kepada jumlah kumpulan catatan lapangan, penyimpanan dan metode pencarian ulang yang peneliti gunakan serta kecakapan peneliti. Penarikan kesimpulan merupakan rangkaian dari suatu kegiatan yang utuh, dengan pembuktian yang dilakukan guna mencari kebenaran dan persetujuan sehinga validitas terpenuhi.

3.7.1. Teknik Pengamatan Langsung

(12)

menggunakan teknik “participant observation”, yaitu observasi dilakukan sebagai studi yang secara langsung dan sistematis untuk mengamati fenomena social dan gejala psikis yang ada dalam rangka analisis. Peneliti merekam keterangan pelaksana dan cara dalam melakukan kegiatan kerjasama antar organisasi dalam pembangunan pariwisata tersebut. Pengamatan juga dilakukan terhadap gejala yang tampak dari hasil kebijakan pembangunan pariwisata. Hal ini antara lain dilaksanakan dengan menelusuri hasil wawancara kepada informan kunci dengan menggunakan peralatan berupa kamera, alat perekan audio dan video, alat tulis serta dilengkapi dengan pedoman wawancara.

3.7.2. Teknik Wawancara Mendalam

Wawancara dilakukan dengan informan terhadap objek yang diteliti.wawancara dilakukan dengan Tanya jawab antara peneliti dengan informan dengan menggunakan panduan wawancara maupun wawancara terbuka dengan memberikan kesempatan kepada informan untuk menyampaikan pandangannya dan pendapatnya tentang fenomena penelitian. Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang objek penelitian secara langsung dari kata informan kunci.

3.7.3. Studi Dokumentasi

Dalam pelaksanaannya penelitian ini juga melakukan studi dokumentasi melalui pencarian data mengenai hal hal atau variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, foto, gambar, notulen rapat, dan sebagainya

(13)

sehingga dapat memberi pemahaman terhadap masalah yang akan diteliti dalam hal ini tentang kerjasama antar organisasi dalam pembangunan pariwisata.

3.8. Teknik Pengujian Keabsahan Data

Sedangkan pengujian terhadap data dilakukan dengan “Triangulation” yaitu teknik pengujian keabsahan data dengan menggunakan teknik yaitu check,

recheck dan cross check terhadap data yang diperoleh dengan cara:

1) Membandingkan data hasil pengamatan penelitian dan data hasil wawancara dengan informan.

2) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi.

3) Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

4) Membandingkan keadaan dan persfektif seseorang dengan pendapat umum

5) Membandingkan hasil wawancara dengan isi sesuatu dokumen yang saling berkaitan.

Teknik triangulasi merupakan teknik pemeriksaan yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data yaitu untuk keperluan pengecekan sebagai pembanding data.triangulasi dapat dilakukan dengan sumber data peneliti atau pengamat lain. Teknik triangulasi yang digunakan adalah teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber (pengamatan wawancara studi kepustakaan dan arsip).Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif.

3.9. Jadwal Penelitian

(14)

batasan waktu terhadap setiap tahapan penelitian maka disusunlah jadwal penelitian lapangan sebagai berikut:

Tabel 3.1. Jadwal Penelitian

No Kegiatan 2011 2012 2013 1-12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 1 Persiapan 2 Penyusunan, konsultasi dan bimbingan Usulan Penelitian 3 Seminar Usulan Penelitian 4 Revisi Usulan Penelitian 5 Penelitan Lapangan 6 Penyusunan dan Konsultasi Naskah Disertasi 7 Ujian Naskah Disertasi dan Revisi 8 Ujian Disertasi dan

Gambar

Tabel 3.1. Jadwal Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

kriteria yang telah ditetapkan untuk memberikan interpretasi terhadap masing-masing interval kelas, maka angka tersebut berada pada rentang interval 120-147 yang tergolong

Siswa dan kelompoknya mendiskusikan : jenis obat yang akan diiklankan (dikaitkan dengan gangguan pada organ pencernaan), kelebihan dan keunggulan dari obat yang

Ini sesuai dengan penelitian lain yang menyebutkan bahwa email dapat mengalami erosi yang disebabkan oleh bahan makanan dan minuman yang bersifat asam.8

garis B), profil B’ (hilangnya lung sliding dengan garis B), profil C (konsolidasi paru yang ekuivalen dengan gambaran garis pleura yang tebal dan

Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas segala jasa dan bantuannya baik moril maupun materiil selama proses penyusunan penelitian untuk penulisan

Homogenisasi Peralatan tidak steril Penggunaan alat yang telah disterilisasi Bukan CCP Tidak terdapat penggumpalan susu Pemantauan peralatan secara berkala

· Sebelum memasang braket USB, pastikan untuk mematikan komputer Anda dan mencabut kabel daya listrik dari stop kontak daya untuk mencegah kerusakan pada braket USB. Konektor IEEE

Prediksi yang dibuat siswa tidak dibatasi oleh guru, sehingga guru juga dapat mengerti miskonsepsi apa yang banyak terjadi pada diri siswa. Hal ini penting bagi guru dalam