• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam dunia photography dikenal beberapa elemen yang menjadi komponen dasar sehingga membentuk suatu karya yang disebut photo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Dalam dunia photography dikenal beberapa elemen yang menjadi komponen dasar sehingga membentuk suatu karya yang disebut photo."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

elemen photography

Dalam dunia photography dikenal beberapa elemen yang menjadi komponen dasar sehingga membentuk suatu karya yang disebut “photo”. Elemen photography yang akan kita bahas tersebut, adalah :

1. Kamera 3. Film 5. Obyek 2. Lensa 4. Cahaya

Ke – 5 unsur elemen photography ini saling berkaitan dengan erat dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Disebut suatu karya photo, mustahil tanpa kehadiran salah satu dari ke – 5 elemen tersebut di atas. Untuk lebih jelasnya mari kita uraikan satu – persatu :

1. KAMERA

Unsur ini penting sekali dalam photography, karena dengan alat ini kita bisa membuat photo sesuai dengan apa yang kita kehendaki. Kamera merupakan alat mekanik ( hardware ) yang dirancang sedemikian rupa sehingga mampu berfungsi apa saja sesuai dengan kehendak kita.

2. LENSA

Lensa merupakan salah satu bagian yang terpenting dari sebuah kamera. Lensa merupakan mata bagi kamera yang melihat suatu keindahan dari suatu obyek yang akan direkam ke dalam pita celluloid ( film ). Dan melalui lensa pula-lah maka obyek tersebut menjadi bayangan nyata yang terbentuk pada permukaan film.

3. FILM

Film merupakan media yang menjembatani antara obyek yang riil menjadi sebuah karya photo. Dengan demikian, maka melalui film kita bisa membuat photo yang dapat diperbesar/diperkecil maupun dibuat sedemikian rupa sehingga terbentuk sebuah photo yang lebih indah dari obyek aslinya. Dengan kata lain film adalah bahan baku dari pembuatan sebuah photo.

(2)

4. CAHAYA

Cahaya merupakan elemen yang penting bagi photography. Tanpa cahaya, maka semua obyek yang akan kita photo akan tampak gelap/kelam tanpa ada bayangan sedikitpun. Dan yang jelas bahwa photo adalah gambar permainan cahaya, baik itu cahaya putih maupun cahaya yang terdiri dari banyak warna.

5. SINAR

Coba anda bayangkan, jika kita hendak memotret tetapi tidak ada obyek yang akan dipotret. Maka kita hanya akan mendapatkan gambar yang kosong dan hampa tanpa isi sama sekali, sehingga photo tersebut tidak memberi arti apa – apa tanpa sebuah kesan karena tidak ada obyeknya.

Renungkanlah baik – baik, jika salah satu dari unsur tersebut tidak terpenuhi, apa yang terjadi ?.

(3)

peralatan photography

Pada bab ini akan dibahas secara umum mengenai peralatan photography dengan segala peralatan penunjangnya, yaitu :

1. Jenis – jenis kamera 2. Jenis – jenis lensa

3. Jenis – jenis peralatan pencahayaan 4. Jenis – jenis peralatan bantu lainnya

Untuk lebih jelasnya akan diuraikan secara satu persatu di bawah ini :

1. JENIS – JENIS KAMERA

Kamera merupakan peralatan pokok dalam dunia photography, oleh karena itu jenis – jenisnya banyak yang disesuaikan dengan kebutuhan serta tujuan pemakaiannya.

a. range finder

Kamera ini merupakan kamera yang paling sederhana dari jenis kamera yang ada, biasanya kamera jenis ini memiliki pengamat langsung ( direct vision camera ). Dan hampir semua kamera jenis ini mempunyai ukuran yang kecil seperti ukuran saku (pocket size). Serta fasilitas yang sederhana cukup untuk memenuhi kebutuhan pembuatan photo yang cepat dan sederhana dan lensanya tidak dapat di ganti – ganti serta biasanya digunakan untuk dokumentasi dan lain – lain.

Pemakaiannyapun biasanya dari kalangan anak – anak, remaja maupun orang dewasa yang hanya ingin memiliki kamera untuk tujuan yang sederhana, yaitu membuat photo dokumentasi pribadi. Merek serta type kamera jenis ini yang ada dipasaran saat ini antara lain :

- Nikon AF35M, AF35TW dll.

- Canon AF35ML, Autoboy, The Sure Shoot dll. - Minolta

- Yashica

(4)

Kamera jenis Range Finder ini ada pula yang bisa diganti – ganti lensanya ( interchangeable lens range finder camera ) dan kamera ini tentunya ditujukan kepada para pemakai yang lebih dari serius. Kamera jenis ini banyak dibuat pada masa – masa awal dunia photography berkembang, yaitu sekitar tahun 1930.

Merek kamera jenis sudah cukup dikenal sampai sekarang misalnya : Nikon, Canon, Leica dan lani sebagainya.

b. single lens reflex ( SLR )

Ini adalah type kamera yang paling populer dan yang paling banyak dipakai oleh oleh para pemotret/photographer baik amatir maupun profesional.

Kamera jenis ini biasanya mempunyai fasilitas yang beraneka ragam yang memungkinkan kita untuk berkreasi seluas – seluasnya tanpa ada batasan yang berarti. Karena ini memiliki fasilitas utama, yiatu lensa yang dapat dilepas dan ditukar.

Khusus untuk kamera jenis ini akan dibicarakan pada Bab tersendiri.

Merek serta type kamera SLR yang sering kita jumpai misalnya :] - Nikon F2, FM, FM2, FE, FE2, F90x dan lainnya. - Canon F1, FTb, AE1, AV1, F1 New dan lainnya. - Pentax K1000, ME, MX dan lainnya.

- Minolta

- Contax RTS, RTS II, 137 dan lainnya.

(5)

c. roll film single lens reflex

Sesuai dengan namanya, maka kamera jenis ini sangat mirip dengan kamera SLR biasa, hanya bedanya pada ukuran film yang digunakan, yaitu film roll.

Pemakai kamera jenis ini biasanya lebih ke arah yang serius dan profesional karena harganya yang realatif mahal.

Merek serta type kamera jenis ini antara lain :

- Hasselblad C/M, EL/M, ELX, 2000 FC - Mamiya RB 67, RZ 67

- Rolleiflex 66

- Dan lain sebagainya

d. twin lens reflex

Dilihat dari namanya saja sudah dapat kita bayangkan bentuk dari kamera ini. Kamera ini mempunyai 2 buah lensa, satu lensa dipakai sebagai lensa pengamat ( viewing lens ) dan yang lainnya sebagai lensa obyek ( object lens ).

Kamera ini biasanya menggunakan film roll dan ada juga yang menggunakan film kaset 35 mm.

Merek dan type kamera jenis ini natra lain : - Rolleiflex

- Mamiya C220, C330 - Yashicamat

- Dan lain sebagainya.

Twin Lens Reflex

e. view camera

Kamera jenis ini adalah kamera yang di-design khusus untuk keperluan profesional, karena kamera ini mempunyai fleksibilitas yang jauh lebih luas dibandingkan dengan kamera jenis apapun yang telah disebutkan sebelumnya.

Namun karena cara penggunaan serta banyak peralatan yang rumit yang harus dikuasai menyebabkan kamera ini hanya sedikit sekali yang diminati oleh para pemotret/photographer.

(6)

f. pocket camera ( simple camera )

Kamera jenis ini merupakan kamera yang sangat sederhana dengan fasilitas yang sangat terbatas dan menggunakan jenis film kaset ukuran 110.

Merek yang paling populer untuk jenis kamera ini adalah KODAK dan FUJICA.

Pocket Camera

g. jenis – jenis yang lain

- Under Water Camera : biasanya digunakan untuk keperluan khusus sebagai kamera anti air untuk keperluan mengambil objek di dasar laut.

Dengan merek yang terkenal antara lain : Nikonos-V dll.

Under Water Camera

- 35 mm Pocket Camera : kamera jenis ini biasanya sangat mirip dengan jenis range finder, hanya ia mempunyai lensa yang dapat tersimpan rapi di dalam tubuhnya.

Merek yang cukup terkenal antara lain : Minox, Canon, Ricoh dll.

- Type 126 Pocket Kamera : kamera ini bentuknya mirip dengan jenis finder range, hanya film yang digunakan adalah kaset aunkuran 126 dan biasanya tidak mempunyai fasilitas apapun kecuali sebuah lensa tetap dan pengamat langsung.

(7)

- Instant Picture Camera : kamera jenis ini lebih dikenal dengan sebutan kamera Polaroid, meskipun bukan hanya Polaroid saja yang membuatnya.

Kamera ini sifatnya membuat gambar seketika ( instant )dan biasanya fasilitasnya-pun ala kadarnya saja karena hanya dipergunakan untuk keperluan yang serba cepat misalnya pembuatan passphoto kilat, embuatan photo untuk melihat hasil pencahayaan ( test shoot ).

Film yang dipakai adalah dari jenis instant paper atau yang lebih dikenal dengan film polaroid.

(8)

2. JENIS – JENIS LENSA

Khusus untuk jenis – jenis kamera yang mempunyai fasilitas tukar lepas lensa ( interchangeable lense camera ) biasanya telah disediakan sederetan lensa – lensa tambahan lainnya untuk keperluan – keperluan tertentu.

Ada 4 hal yang terpenting yang harus diketahui dalam pemilihan sebuah lensa, yaitu :

1. Camera Mounting

Camera Mounting ini harus disesuaikan dengan body kamera yang akan dipasangkan lensa ini. Setiap pabrik pembuat kamera sudah mempunyai standard-nya masing – masing.

2. Accessories Ring

Garis tengah atau diameter dari ring ini perlu diperhatikan karena pada ring inilah akan kita pasangkan peralatan tambahan seperti filter – filter dan lain – lainnya.

Ukuran ring ini bermacam – macam, mulai dari 49 mm s/d 82 bahkan ada yang lebih besar lagi.

3. Focal Length

Besar kecilnya angka panjang lensa ini menentukan karakteristik dari lensa tersebut.

Makin kecil bilangan mm-nya makin lebar susut pandang ( picture converange ) yang diperoleh.

4. Diagphragma ( f stop )

Besar kecilnya angka f/stop ini menentukan kekuatan dari lensa tersebut.

Yang dimaksud dengan kuat lensa adalah kemampuan sebuah lensa untuk melewatkan seberkas cahaya melalui lensa tersebut, makin banyak cahaya yang dapat dilewatkan maka makin baik lensa tersebut.

Menurut jenisnya lensa kamera ini dibagi menjadi : 1. Lensa Normal ( Normal Lens )

2. Lensa Sudut Lebar ( Wide Angle Lens )

3. Lensa Sudut Ultra Lebar ( Ultra Wide Angle Lens ) 4. Lensa Mata Ikan ( Fish Eye Lens )

5. Lensa Tele Pendek ( Medium Tele/Potrait Lens ) 6. Lensa Tele Panjang ( Telephoto Lens )

7. Lensa Tele Super Panjang ( Super Telephoto Lens ) 8. Lensa Tele Reflex ( Reflex Telephoto Lens )

9. Lensa Zoom ( Zoom Lens )

(9)

Hubungan antara panjang fokus ( focal length ) dan sudut pandang yang akan nampak pada tabir pengamat kamera ( view finder ) dapat kita perbandingkan pada tabel berikut :

(10)

Berikut ini akan diuraikan tentang jenis – jenis lensa yang ada khusus yang digunakan pada kamera SLR 35mm, serta data spesifikasi teknis dan penggunaannya.

1. Lensa Normal ( Normal Lens )

Lensa normal biasanya merupakan perlengkapan lensa standard yang diberikan oleh pabrik pada saat kita membeli kamera SLR 35mm. Ukuran panjang fokusnya biasanya 50mm dan mempunyai diagphragma dari f/1.2 sampai f/2.

Pemakaian umumnya adalah untuk photography biasa saja.

Normal Lens

2. Lensa Sudut Lebar ( Wide Angle Lens )

Lensa – lensa yang temasuk dalam kelompok lensa sudut lebar antara lain :

- Nikkor 24 mm --- f/3, f/2.8

Mempunyai sudut pandang ( picture converage ) : 84 derajat Accessory ring : 52 mm

Pemakaian : Photo Jurnalistik, sport, photo lingkungan, pemandangan, interior, travel dan sebagainya.

- Nikkor 28 mm --- f/2, f/1.8, f/3.5 - Nikkor 35 mm --- f/1.4, f/2, f/2.8

(11)

3. Lensa Sudut Ultra Lebar ( Ultra Wide Angle Lens )

Lensa – lensa yang termasuk dalam kelompok ini antara lain : - Nikkor 13 mm --- f/5.6

Mempunyai sudut pandang ( picture coverage ) 118 derajat. Accessory : sudah ada 4 macam filter untuk photo B/W. Pemakaian : Panorama, arsitektur, interior, efek khusus dll. - Nikkor 18 mm --- f/4

Mempunyai sudut pandang ( picture coverage ) 100 derajat. Accessory : ring 86 mm + tudung lensa.

Pemakaian : Arsitektur, Interior, Photo industri, travel photo dll.

- Nikkor 20 mm --- f/3.5

Mempunyai sudut pandang ( picture coverage ) 94 derajat. Accessory : ring 52 mm.

Pemakaian : Arsitektur, interior, travel photo, sport, pemandangan dll.

4. Lensa Mata Ikan ( Fish Eye Lens )

Lensa – lensa yang temasuk dalam kelompok lensa mata ikan antara lain :

- Fisheye Nikkor 6 mm --- f/2.8 dan 6 mm --- f/5.6 Mempunyai sudut pandang 220 derajat sirkular.

Accessory : sudah dilengkapi dengan filter B/W + ukurannya besar.

Pemakaian : Efek khusus dalam dunia photo komersial dan periklanan.

- Fisheye Nikkor 8 mm --- f/2.8

Mempunyai sudut pandang 180 derajat sirkular. Accessory : sudah dilengkapi dengan filter B/W.

Pemakaian : Efek khusus dalam dunia photo komersial dan periklanan.

- OP Fisheye Nikkor 10 mm --- f/5.6

Mempunyai sudut pandang 180 derajat sirkular.

Lensa ini khusus dirancang untuk digunakan dengan kamera body Nikon F2.

Pemakaian : Efek khusus dalam dunia photo komersial. - Fisheye Nikkor 16 mm --- f/3.5

Mempunyai sudut pandang 170 derajat bingkai penuh. Accessory : Bisa bekerja secara otomatis.

Pemakaian : Efek khusus dalam dunia photo sport, photo jurnalis, travel photo dll.

(12)

Lensa Fish Eye Hasil Image Lensa Fish Eye

5. Lensa Tele Pendek ( Short Telephoto Lens )

Lensa jenis ini sering pula disebut dengan lensa potret, karena sifatnya yang mempunyai sudut pandang yang sangat baik perspektive-nya sehingga sering digunakan untuk membuat photo – photo potret orang.

Beberapa contoh lensa tele pendek ini antara lain : - Nikkor 85 mm --- f/2

Mempunyai sudut pandang 28 derajat. Accessory : ring 52 mm.

Pemakaian : photo potret kepala sampai bahu, candid photo, sport, photo jurnalistik dll.

- Nikkor 105 mm --- f/2.5

Mempunyai sudut pandang 23 derajat. Accessory : ring 52 mm.

Pemakaian : photo potret kepala sampai bahu, candid photo, sport, photo jurnalistik dll.

Short Telephoto Lens /Fix Lens

6. Lensa Tele Panjang ( Telephoto Lens )

Karena sifatnya maka lensa tele panjang ini lebih khusus penggunaannya, dan disamping itu dibutuhkan keterampilan khusus untuk menangani lensa-lensa jenis ini.

Beberapa contoh lensa yang termasuk jenis lensa tele panjang, antara lain :

(13)

- Nikkor 135 mm --- f/2 dan 135 mm --- f/2.8

Penggunaan : sport,foto panggung, foto jurnalistik, wildlife, dll. - Nikkor 180 mm --- f/2.8

Penggunaan : indoor sport dan foto panggung, dll. - Nikkor 200 mm --- f/4

Penggunaan : sport, wildlife, foto kandid, dll.

- Nikkor 300 mm --- f/2.8 IF-ED dan 300 mm --- f/4.5 IF-ED Penggunaan : foto jurnalistik, sport, wildlife, dll.

7. Lensa Tele Super Panjang ( Super Telephoto Lens )

Dari namanya saja sudah dapat dibayangkan bahwa untuk menangani lensa jenis ini diperlukan usaha yang super pula untuk menghasilkan foto yang super. Lensa jenis ini kebanyakan sudah dilengkapi dengan dudukan untuk kaki tiga ( tripod ) supaya kamera dapat tetap diam ditempatnya ( tidak bergetar ). Beberapa lensa yang termasuk dalam jenis lensa tele super panjang, antara lain :

- Nikkor 400 mm --- f/3.5 IF-ED dan 400 mm --- f/4 Penggunaan : sport, wildlife, foto jurnalistik, dll. - Nikkor 600 mm --- f/5.6 IF-ED

Penggunaan : sport, wildlife, efek khusus, dan foto jurnalistik.

8. Lensa Tele Reflex ( Reflex Telephoto Lens )

Lensa tele panjang jenis ini mempunyai konstruksi khusus, yaitu menggunakan sejenis kaca ( mirror ) yang memantulkan bayangan ( reflex ) kedalam tabir pengamat. Dengan demikian tidak dibutuhkan jarak yang terlalu panjang antara kedua lensa didalam konstruksi lensa tele panjang.

Beberapa contoh lensa yang termasuk jenis lensa reflex, antara lain :

- Reflex Nikkor 500 mm --- f/8 - Reflex Nikkor 1000 mm --- f/11 - Reflex Nikkor 2000 mm --- f/11

Penggunaan : sport, wildlife dan efek khusus, dll.

9. Lensa Zoom ( Zoom Lens )

Jenis lensa ini mempunyai konstruksi khusus yang memungkinkan untuk memperoleh sebuah lensa dengan beberapa panjang fokus ( Zoom = variable vocal length ). Banyak keuntungan dengan menggunakan lensa jenis ini, yaitu kita tidak terlalu sering bertukar lensa untuk sebuah obyek yang akan kita potret, disamping itu kita perlu berubah-ubah posisi karena

(14)

obyeknya bergerak, tinggal kita geser saja posisi panjang fokus pada titik yang kita kehendaki.

Beberapa contoh lensa jenis zoom, antara lain : - Zoom Nikkor 28-50 mm --- f/4.5

Penggunaan : foto perkawinan dan dokumentasi lainnya. - Zoom Nikkor 35-70 mm --- f/3.5

Penggunaan : foto jurnalistik, perjalanan dll. - Zoom Nikkor 35-135 mm --- f/4.5

Penggunaan : foto jurnalistik, perjalanan dll. - Zoom Nikkor 80-200 mm --- f/4

Penggunaan : foto kandid, efek khusus, foto potret dll. - Zoom Nikkor 50-300 mm --- f/4.5

Penggunaan : wildlife, sport dll. - Zoom Nikkor 200-600 mm f / 4

Penggunaan : sport, wildlife, foto jurnalistik dll.

Telephoto Lens

10. Lensa Khusus ( Special Purpose Lens )

Ada beberapa jenis lensa yang memang dibuat untuk tujuan-tujuan tertentu, misalnya untuk fotografi arsitektur, pembuatan foto mikroskopis ataupun untuk menghasilkan sebuah gambar yang menampilkan permainan cahaya yang lembut ( dim light ). Beberapa contoh jenis lensa khusus, antara lain :

- Micro Nikkor 55 mm --- f/2.8 - Micro 105 mm --- f/4

- Micro 200 mm --- f/4

Ketiga lensa tersebut diatas adalah lensa-lensa yang digunakan untuk membuat foto dari obyek-obyek yang kecil, misalnya membuat foto close-up kembang, serangga, perhiasan, atau benda-benda teknis lainnya.

(15)

- Medical Nikkor 200 mm --- f/5.6

Lensa ini khusus digunakan untuk fotografi didalam dunia kesehatan dan rumah sakit. Lensa ini sudah dilengkapi dengan Built-in Ring Flash, sehinggga obyek yang akan dipotret akan dicahayai oleh ring flash ini.

11. Lensa Perspective Correction : - PC Nikkor 28 mm --- f/4 - PC Nikkor 35 mm --- f/2.8

Kedua lensa ini khusus dirancang untuk fotografi arsitektur dan pemandangan ( Landscape / panorama ) serta foto interior. Lensa jenis ini mampu mengadakan koreksi atas kesalahan perspektif yang terjadi akibat kelengkungan lensa.

Perspective Correction Lens

- Noct Nikkor 58 mm --- f/1.2

Lensa ini khusus dirancang untuk keperluan pemotretan dengan cahaya seadanya ( available light ). Elemen paling depan lensa ini dilengkapi dengan lensa Aspherical yang mengoreksi titik fokus sedemikian rupa sehingga semua warna jatuh pada satu titik fokus saja, sehingga warna foto yang dihasilkan akan nampak cemerlang meskipun dipotret dengan cahaya seadanya.

Disamping lensa-lensa yang telah disebutkan diatas, masih ada peralatan tambahan yang juga berhubungan dengan lensa utama, yaitu : TELECONVERTER.

Teleconverter adalah gelang lensa yang menyambung, yang tujuannya untuk memperpanjang panjang fokus lensa utamanya. Dengan demikian kita memperoleh pembesaran yang lebih tinggi daripada kalau digunakan lensa aslinya. Kerugian yang utama dari penggunaan Teleconverter ini adalah f/stop-nya turun.

(16)

Beberapa contoh dari Teleconverter yang ada : - Nikon Teleconverter TC-200

Mempunyai pembesaran sebanyak 2 kali dari aslinya. Teleconverter ini bisa digabungkan dengan semua lensa sampai panjang fokus 200 mm.

- Nikon Teleconverter TC-300

Mempunyai pembesaran 2 kali dari aslinya, dan bisa digabungkan dengan lensa mulai dari panjang fokus 300 mm keatas.

- Nikon Teleconverter TC-14

Mempunyai pembesaran 1,4 kali dari aslinya, dan hanya berkurang 1 f/stop-nya saja. Teleconverter ini bisa digunakan untuk semua jenis lensa diatas 300 mm.

3. JENIS – JENIS PENCAHAYAAN dan PERALATANNYA a. Sumber Cahaya

Seperti yang telah disebutkan pada Bab I, maka cahaya merupakan salah satu unsur yang terpenting dalam dunia fotografi. Oleh karena itu kita harus mengenal dengan baik apa dan bagaimana sinar tersebut.

Beberapa sumber cahaya yang dapat kita temui, antara lain : 1. Cahaya Alam ( Natural Light ).

Sumber cahaya alam yang paling baik adalah MATAHARI, karena ia mampu memberikan semua spektrum warna yang diperlukan untuk suatu pencahayaan tertentu yang kita butuhkan. Coba kita perhatikan warna cahaya matahari ketika terbit pada jam 05.30 pagi, kemudian pada tengah hari sekitar jam 12.00 dan ketika akan terbenam sekitar jam 16.30, maka nampak dengan jelas perbedaan warna yang dipancarkan. Dan oleh karena sensitifitas mata manusia lebih rendah dibandingkan dengan film foto, maka perbedaan warna ini akan nampak jelas lagi.

Oleh kaena itu untuk mendapatkan foto-foto yang bermutu harus kita usahakan pencahayaan alami, yaitu memanfaatkan sumber cahaya matahari sebanyak mungkin yang disebut dengan Natural Light.

2. Sumber Sinar Seadanya ( Available Light ).

Sumber cahaya ini biasanya merupakan gabungan dari cahaya alami dan cahaya-cahaya lain yang ada disekitar obyek yang akan kita foto. Cahaya tambahan ini dapat saja merupakan pantulan sinar matahari, baik langsung maupun tidak langsung, serta cahaya lampu yang ada didalam sebuah ruangan. Biasanya foto yang dihasilkan dengan pencahayaan jenis ini lebih bersifat dramatis dengan efek cahaya yang lembut dan mempunyai

(17)

karakteristik warna yang kurang kontras ( pastel ) dan cenderung tidak normal.

3. Sumber Cahaya Buatan ( Artificial Light ).

Sumber cahaya jenis ini adalah sumber cahaya yang sengaja dibuat – ditata sedemikian rupa sehingga karakteristiknya sangat mirip dengan sumber cahaya alam. Biasanya sumber cahaya buatan ini banyak digunakan untuk teknik fotografi di studio, dimana si pemotret dalam pembuatan foto tidak bergantung dengan adanya sumber cahaya alami tersebut.

Beberapa contoh sumber cahaya buatan :

1. Lampu Kilat ( Electronic Flash ).

Jenis lampu kilat ini biasanya berbentuk kecil, mudah dibawa-bawa dan mempunyai sumber daya battery. Lampu kilat ini biasanya hanya mempunyai kekuatan ( Guide Number = GN ) yang relatif kecil, biasanya antara GN14 sampai GN60, karena keterbatasan pada sumber daya yang dapat disupply. Oleh kemajuan teknologi elektonik hampir semua lampu kilat elektronik sekarang ini sudah dilengkapi dengan peralatan komputer sensor, yang akan mengatur secara otomatis besarnya cahaya yang akan dipancarkan kearah sebuah obyek pada bukaan diafrahma tertentu.

Beberapa type lampu kilat elektronik yang ada, antara lain : - Nikon SB-14 - Canon Speedlite 155 - Sunpak - National PE 5650 - Metz Mecablitz 60-CT1 - ………..dll 2. Studio Flash.

Jenis lampu kilat elektronik ini khusus ditujukan kepada para juru potret profesional, dan hampir semua type peralatan lampu kilat studio ini mempunyai sumber daya tenaga listrik

(18)

rumah ( PLN ). Dan kekuatannya pun rata-rata besar, mulai dari GN45 sampai GN200. Dengan menggunakan studio flash ini pemotretan mampu menciptakan segala macam efek pencahayaan yang diinginkan agar diperoleh gambar foto yang unik.

Beberapa type dari lampu kilat studio, antara lain : - BOWENS Mono Silver

- BOWENS Mono Gold - BOWENS Bo Lite - Hansel - Bron Color - Balcar - …….dll Studio Flash

3. Lampu Studio ( Studio Lighting ).

Peralatan ini bukan termasuk jenis lampu kilat, tetapi menggunakan lampu fotografi ( Photoflood Bulb ). Kuat pencahayaan yang dihasilkan oleh lampu ini lebih ditentukan oleh besarnya daya ( watt ) lampu tsb. Biasanya lampu jenis ini mempunyai daya antara 250 watt s/d 500 watt, dan untuk memperoleh cahaya yang lebih terang bisa digunakan lebih dari satu lampu secara bersamaan dan diletakkan sangat berdekatan. Sifat dari fotoflood bulb ini, adalah bahwa ia hanya dapat digunakan untuk jangka waktu yang relatif pendek, kira-kira 2 atau 3 jam pemakaian saja, sesudah itu lampu sudah tidak bisa memberikan pencahayaan yang baik lagi dan harus diganti.

(19)

Ada 2 jenis lampu studio yang ada, yaitu : - Blue light fotoflood bulb

- Normal fotoflood bulb

Blue light fotoflood bulb menghasilkan cahaya kebiruan (blueish) sehingga warna yang ditangkap oleh film nampak lebih netral, mendekati warna cahaya matahari waktu siang menjelang sore. Sedangkan normal fotoflood akan menghasilkan warna yang kekuningan ( yellowish ), dan untuk menghasilkan warna yang abik harus digunakan filter-filter pengkoreksi warna.

b. Alat Pengukur Cahaya ( light meter )

Disamping peralatan sumber cahaya diatas, masih ada beberapa alat bantu lainnya yaitu peralatan pengukuran sinar. Ada beberapa jenis alat pengukur cahaya yang dikenakan dalam dunia fotografi, yaitu :

1. Selenium Lightmeter.

Alat ini adalah jenis pengukur cahaya yang paling sederhana tanpa menggunakan battery sebagai sumber dayanya, dan mempunyai kepekaan serta ketelitian yang cukup baik. Kepekaan lightmeter jenis ini diantara EV4 – EV17. Selenium lightmeter ini banyak dijumpai pada type-type lightmeter dan pada kamera yang kuno.

Contoh : - Sekonik Auto-lumi

- Sekonik Studio Delux L-398 - Gossen Sixtino 2

- Gossen Bisix 2

2. Cds Lightmeter.

Alat ini merupakan jenis pengukur cahaya yang sekelas diatas type selenium, ia menggunakan battery sebagai sumber daya dan mempunyai kepekaan dan ketelitian yang lebih baik daripada type selenium, yaitu diantara EV2 – EV18.

Contoh : - Sekonik Multi Lumi L-248 - Sekonik Auto-Leader L-188 - Gossen Lunasix 3

- Gossen Sixtomat 2 - Gossen Sixton 2

3. SBC ( Silicon Blue Cell ) Lightmeter.

Alat ini merupakan jenis pengukur cahaya yang baik sampai saat ini, karena menggunakan komponen Silicon Blue Cell yang sangat peka terhadap perubahan cahaya dan kebanyakan lightmeter ini sudah dilengkapi dengan peralatan digital yang canggih, yang mampu menunjuk secara langsung angka

(20)

diafrahma serta kecepatan rana untuk suatu keadaan pencahayaan tertentu, sehingga akan menghasilkan pencahayaan yang tepat pada film.

Kepekaan yang dapat dicapai : EV3 s/d EV19 Contoh : - Gossen Profisix

- Minolta Autometer III

4. SPD ( Silicon Photo Diode ) Lightmeter.

Alat ini mempunyai tingkat kepekaan dan ketelitian yang kurang lebih sama dengan type SBC, hanya kecanggihan teknologinya saja yang agak ketinggalan dibandingkan dengan type SBC.

Contoh : - Sekonik Studio Auto II L-448 - Sekonik System Meter L-428

5. SPOT Meter.

Alat pengukur cahaya ini pada dasarnya sama dengan jenis pengukur cahaya yang lainnya, hanya bedanya ia dilengkapi dengan lensa khusus yang membatasi bidang ( area ) yang diukur kuat cahayanya sampai kira-kira 10 derajat saja ( spot ). Hampir semua spot meter ini menggunakan teknologi yang tinggi, yaitu dengan menggunakan Silicon Cell sebagai elemen pengukur cahayanya, dan sekarang ini sudah banyak pula yang telah dilengkapi dengan komputer, sehingga dapat memberi petunjuk langsung tentang pencahayaan yang ada.

Contoh : - Minolta Spotmeter M - Minolta Auto-Spot II

- Sekonik Zoom-meter L-228 - Sekonik View-Spot meter L-438

6. FLASH Meter.

Alat pengukur cahaya ini khususnya dirancang untuk melakukan pengukuran cahaya yang berasal dari lampu kilat elektronik ( Elektonic Flash Unit dan Studio Flash ).

Contoh : - Minolta Flash Meter III - Gossen Master-Six

(21)

7. System Lightmeter.

System lightmeter ini adalah peralatan pengukur cahaya yang lengkap, yang khususnya ditujukan kepada para pemotret profesional. Semua system lightmeter mempunyai banyak peralatan tambahan ( accessores ) yang bisa dihubungkan untuk tujuan-tujuan fotografi tertentu.

Alat-alat tambahan yang biasanya melengkapi System Lightmeter ini antara lain :

- View Finder 5 atau 10 derajat Spot - Mini Receptor

- Booster

- Color Meter Attachment

- Labor / Darkroom Attachment - ……….dll

8. Color Meter.

Alat ini khusus untuk mengukur tingkat kecerahan warna cahaya yang jatuh pada obyek. Dan hampir semua peralatan Color meter yang modern sudah dilengkapi dengan komputer yang mampu memberikan penunjukan beberapa dan jenis filter kompensasi warna yang mana harus dipakai sehingga warna yang timbul pada film akan mempunyai tingkat kecerahan warna yang paling baik.

Contoh : Minolta Color-meter II

9. Camera Built-in Lightmeter.

Alat pengukur cahaya ini merupakan peralatan yang integral dengan kamera, terutama pada kamera yang modern. Hampir semua jenis kamera modern memiliki fasilitas pengukur cahaya, baik yang menggunakan CDS, SPD maupun elemen pengukur cahaya lainnya yang lebih canggih dan lebih akurat.

(22)

4. JENIS – JENIS PERALATAN BANTU LAINNYA

Untuk menghasilkan sebuah image foto yang bagus, alat-alat yang telah disebutkan di atas tidaklah cukup. Apalagi bila dihadapkan dengan situasi & kondisi yang tidak diinginkan atau kebutuhan khusus.

(23)

23

DAFTAR PUSTAKA 1. Majalah Fotomedia

Referensi

Dokumen terkait

Sebelum dilakukan pengaplikasian tepung ikan pada pembuatan biskuit, dilakukan uji bahan baku tepung ikan yang meliputi rendemen, kadar air, kadar protein, kadar

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai infromasi kepada masyarakat mengenai pengaruh lama perendaman asap cair sekam padi terhadap kandungan gizi ikan lele

Peranan mulsa dalam konservasi tanah dan air adalah: (a) melindungi tanah dari butir-butir hujan sehingga erosi dapat dikurangi dan tanah tidak mudah menjadi

Hendaknya menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pairs and Share dalam pembelajaran bahsa Indonesia, khususnya untuk keterampilan membaca pemahaman

Oleh karena itu, disarankan untuk penelitian selanjutnya dapat digunakan data yang lebih banyak bisa berupa LPPD dari pemda tingkat dua (kabupaten/kota) atau pemda propinsi

Laporan ini merupakan pertanggungjawaban Kepala LPMP ProvinsiKepulauan Bangka Belitung atas pelaksanaan tugas dan fungsinya dalammenopang tugasKementerian Pendidikan dan

konsep dan penalaran matematis siswa. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan pemahaman konsep dan penalaran matematis siswa dengan menggunakan

Dengan demikian berdasarkan hasil yang telah ditentukan di atas telah dapat menjawab rumusan masalah yang dikemukan pada bab satu, yaitu penerapan teknik icebreaker dalam