• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES FONOLOGIS BAHASA ARAB DALAM ALQURAN SUATU TINJAUAN FONOLOGI GENERATIF. Oleh : Drs. ABDUL AZIZ, WAHAB, M. Ag AHMAD FAUZI, M. Pd AINOL, M. Pd.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROSES FONOLOGIS BAHASA ARAB DALAM ALQURAN SUATU TINJAUAN FONOLOGI GENERATIF. Oleh : Drs. ABDUL AZIZ, WAHAB, M. Ag AHMAD FAUZI, M. Pd AINOL, M. Pd."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Proposal Penelitian

PROSES FONOLOGIS BAHASA ARAB DALAM ALQURAN

SUATU TINJAUAN FONOLOGI GENERATIF

Oleh :

Drs. ABDUL AZIZ, WAHAB, M. Ag

AHMAD FAUZI, M. Pd

AINOL, M. Pd. I

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM(STAI)

ZAINUL HASAN

GENGGONG KRAKSAAN PROBOLINGGO

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

USUL PENELITIAN KOLEKTIF

1. Judul : Proses fonologis bahasa arab dalam Al Quran Suatu tinjauan fonologi generatif

2. Kategori Penelitian : Penelitian Pengembangan 3. Bidang Kajian : Pembelajaran Bahasa Arab 4. Nama Peneliti : Drs. Abd Aziz Wahab, M. Ag

a. Jenis kelamin : laki-laki b. Pendidikan terakhir : Sarjana S-2

c. Jabatan fungsional : Dosen STAI Zainul Hasan Kraksaan

d. Jabatan struktural : Pembantu Ketua I 5. Nama Anggota Peneliti : Ahmad Fauzi, M. Pd.

a. Jenis kelamin : laki-laki b. Pendidikan terakhir : Sarjana S-2 6. Nama Anggota Peneliti : Ainol, M. Pd.I

a. Jenis kelamin : laki-laki b. Pendidikan terakhir : Sarjana S-2 7. Asal Perguruan Tinggi : STAI Zainul Hasan Kraksaan

8. Jangka Waktu Penelitian :

9. Pembiayaan : Bantuan Penelitian Dosen

Probolinggo, 22 Juni 2010 Mengetahui,

Ketua Jurusan PBA,

Muhammad Sugianto, M.Pd.I

Menyetujui,

Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Zainul Hasan Kraksaan Probolinggo

(3)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah Swt., atas segala rahmat serta karunia-Nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan proposal penulisan karya ilmiah, Berkenaan dengan ini, penulis mencoba membahas permasalahan mengenai “ Proses Fonologis Bahasa Arab Dalam Al

Quran Suatu Tinjauan Fonologi Generatif”.

Dalam proposal penulisan karya ilmiah ini, penulis menyadari bahwa hasil akhirnyapun masih banyak kelemahan disana sini, walaupun penulis sudah berupaya semaksimal mungkin, oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih atas saran dan petunjuk kepada penulis, demi kesempurnaan berikutnya.

Tidak lupa juga penulis ucapkan terima kasih banyak kepada yang terhormat :

1. Ketua STAI ZAHA, yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk mengadalakn tinjauan tentang aplikasi hokum sebagai karya ilmiah

2. segenap dosen STAI ZAHA yang telah banyak memberikan motivasi dalam penulisan ini

3. Kepada keluarga yang telah memberikan dukungan penuh dalam penyelesaian proposal ini sehingga dengan mudah dapat dikerjakan.

4. Semua teman dan saudara yang telah banyak membantu tenaga dan fikiran dalam proposal penulisan karya ilmiah ini, sehingga penulis dapat menyelesaikanya dengan tidak ada kendala yang berarti.

5. Semua pihak yang terlibat dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis hanya dapat berdo’a dengan ucapan “Jazaakumullohu Khoiron Jazaa”.

Dengan memanjatkan do’a dan memohon kepada Allah Swt. semoga karya tulis ini dapat memberikan barokah dan manfaat kepada penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya

(4)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan menemukan proses fonologis bahasa Arab dalam Al quran dalam berbagai jenis dan bentuknya, mendiskripsikan proses onologisnya, sekaligus merumuskan kaidah -kaidah fonologi bahasa Arab dalam Alquran. Sebagai bahasa wahyu yang berbahasa Arab, tentunya kaidah

kaidah fonologi tidak sanggup merinci dan menjelaskan secara detail dan mendalam apa yang terkandung di dalam bahasanya. Sehingga jin pun merasa terheran -heran dan sangat kagum ketika mendengarkan bahasa Al Quran ditilawahkan oleh para sahabat Rasulullah saw.

Dalam menganalisis data, ditempuh langkah -langkah berdasarkan prinsip prinsip fonologi generatif, yakni identifikasi data, klasifikasi data, formulasi kaidah, pengujian kaidah, dengan menggunakan penutur asli (verifikasi).

Data diperoleh dari Mushhab (Al - Quran) sebagai sumber data yang utama dalam penelitian. Alhamdulillah, peneliti menemukan bahwa Mushhab (Al Quran) sangat banyak mengandung proses fonologis vang meliputi asimilasi, struktur silabe/struktur suku kata, pelemahan/penguatan, dan netralisasi.

Kata Kunci: Fonologis, Bahasa Arab

(5)

A. PENDAHULUAN

Bahasa Arab adalah bahasa Al -quran dan bahasa Alhadits, sampai saat masih diakui oleh semua kalangan yang muslim dan non muslim, ilmuan maupun kaum yang menganggap "bahasa Arab sebagai bahasa yang memiliki standar ketinggian dan keindahan linguistik yang tinggi yang tiada taranya". (Lagousi, 2002)

Syahin (1980) menyatakan bahwa bahasa bahasa tertulis dan terkaya kandungan deskripsi dan pemaparannya sangat mendetail, beliau menyatakan ungkapannya sebagai berikut: Imamu al syahid Hasan al-Banna menya-takan: Terjemahannya: Bersungguh sungguhlah kalian berbahasa Arab yang baik (fushha) karena yang, demikian itu bahagian dari syariat Islam.

Umar bin Khattab ra. Kholifoh Rasul yang kedua dengan gelar al faruq mengatakan: "Hendaklah kamu sekalian tamat mempelajari bahasa Arab karena bahasa Arab merupakan bahagian dari agamamu". (Akkad, 1997)

Abul Hamid bin Yahya mendengar Syu'bah berkata: pelajarilah bahasa Arab karena bahasa Arab itu menambah daya nalar. (Arsyad, 1997) Para orientalis (almusytasyriqun) menulis tentang dunia timur (dunia Islam) mengenai Al -quran, Alhadits, tarikh dan kebudayaan Islam, hukum -hukum Islam dan lain -lain melalui buku buku yang berbahasa Arab. Mereka (almusytasyriqun) menda-lami bahasa Arab dengan baik dalam mengkaji dan memahami buku buku yang berbahasa Arab yang didapatkan di dunia Islam

Kalau mereka bersemangat mempelajari hahasa Arab untuk membaca dan meneliti buku -buku Islam yang berbahasa Arab, mengapa kita tidak lebih bersemangat lagi untuk mempelajar/i bahasa Arab sebagai bahasa Islam bahasa Al -quran bahasa Alhadits dan bahasa ilmu pengetahuan?

Terjemahannya:

Bahasa Arab adalah bahasa Alquran dan Islam Al -quran diturunkan dalam bahasa Arab yang nyata dan jelas. Maka kaidah - kaidah yang diperlukan dalam memahami Al-quran bersendikan bahasa Arab, memahami asas-asas-nya, merasakan uslub-uslubnya, dan mengetahui rahasia-rahasianya. (Ash Shiddieqy, 1972)

Keteraturan dan keseimbangan dalam ilmu linguistik telah ditemukan oleh para ahli bahasa seperti Tammam Hasan dan Chomsky. Penemuan dan keteraturan tersebut dapat ditelaah bila seseorang mempelajari fono-logi, morfofono-logi, semantik dan wacana serta sintaksis. (Al -Khuli, 1982)

Umam dkk (1974:47) mengungkapkan bahwa bahasa Arab berasal dari rumpun bahasa Semit, yang terdiri dari lima bangsa yaitu: (1) Orang -orang Akkadiah (orang Babilonia dan Assiria), (2) orang -orang Kanan (orang Funisia dan Yahudi), (3) orang -orang Aram (orang Siria dan Khaldia), (4) orang -orang Arab (orang Arab Utara dan Selatan), dan (5) orang -orang Etiopia (orang Habsyi atau Abessinia).

(6)

Hasil rumusan tim penyusun buku pedoman bahasa Arab Dirjen Bimas Islam (Umam, 1974) menyebutkan bahwa bahasa Arab dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok yaitu: (1) Bahasa Arab Klasik (classical Arabic), (2) Bahasa Arab Sastra Modern (modern literacy Arabic), dan (3) Bahasa Arab tutur/pergaulan (modern spoken or colloquial Arabic).

Bahasa Semit (Semit Language/Samiah) termasuk bahasa yang mempunyai penutur terbanyak. Bahasa Semit yang lain termasuk Hebrew (bahasa Yahudi) yakni bahasa yang dituturkan sekarang di Israel, Amharik yang dituturkan di Ethiopia, Akkadain yang dituturkan di Assyria dan Babilonia, tetapi sekarang telah punah, dan Aramiki (Aramaic) yang dituturkan oleh penduduk tanah suci pada masa Nabi Isa as. yang kini masih dipakai oleh penduduk beberapa daerah di Syria. Bahasa Arab dewasa ini disunatkan oleh kebanyakan penduduk wilayah -wilayah yang disebut terakhir, -wilayah bahasa Semit lainnya dituturkan sebelumnya (Ghazzawi, 1992).

Bahasa -bahasa Semit yang beraneka ragam tersebut menunjukkan persamaan-persamaan fonologi, sintaksis, leksem, dan aturan kegramatikalan, misalnya antara bahasa Arab dan bahasa Yahudi, yang keduanya dari rumpun bahasa Semit.

Di Afrika, bahasa Arab menjadi bahasa pertama di negara –negara seperti Mauritania, Maroko, Aljazair, Tunisia, Libya, Mesir dan Sudan. Di Semenanjung Arabia, BahasaArabjuga menjadi bahasa resmi di Oman, Yaman.

Bahrain, Kuwait Arab Saudi, Qatar, Emirat Arab dan jauh ke utara di Yordania, Irak, Lebanon dan Palestina. Menurut Wise (1987), bahasa Arab juga menjadi bahasa India Utara, sebagian orang Turki, Iran, Portugal dan Spanyol.

Bahasa Arab bukan saja sebagai bahasa komunikasi oleh masyarakat penuturnya, melainkan juga sebagal bahasa pengantar dalam demo pendidikan khususnya dalam dunia pendidikan Islam. Karena itulah di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam, secara otomatis mengenal bahasa Arab meski sebatas membaca, mendengar dan menghafal tanpa mengerti maknanya.

Al quran sebagai kitab suci umat Islam sarat dengan berbagai muatan -muatan syariat yang memerlukan analisis -analisis sistematik. Karena itu, makna Al -quran harus dipahami bukan hanya dalam sudut pandang yang sempit, melainkan pemahaman makna tersebut mutlak berwawasan luas dan komprehensif. Hal tersebut tidak dapat terwujud tanpa adanya pemahaman mendekati makna melalui suatu proses fonologis.

Pemahaman makna Al-quran seseorang akan berbeda-beda dalam menafsirkan atau menginterpretasikan suatu persoalan dalam Al-quran berdasarkan perbedaan sudut pandang. Ahli hukum akan menginterpretasikan

penafsirannya ke dalam bahasa hukum, ahli sejarah dengan sendirinva akan melihat dari sudut pandang historis, demikian juga ahli bahasa akan menggu-nakan kacamata bahasa sebagai sarana mendekatkan kandungan isi Al-quran. Dengan demikian, para ilmuan akan menggunakan disiplin ilmunya

(7)

masing-masing dalam memandang suatu persoalan yang dihadapinya berdasarkan kriteria masing-masing.

Salah satu alternatif penafsiran Al -quran, dalam mendekatkan makna, yang sesungguhnya yaitu dengan menggunakan pendekatan kebahasaan berupa analisisfonologis, pendekatan ini identik dengan pendekatan linguistik biasanya (qawaid dan sharaf) dalam bahasa Arab karena metode ini merupakan pendekatan kebahasaan yang menonjol -kan relasi makna terhadap bentuk kata yang sinonim (al -taraduf). Bahasa Arab pada dasarnya mempunyai arti kata yang sama, namun mempunyai makna yang spesifik baik dalam penempatan kata atau pilihan kata menjadi sebuah kalimat maupun dalam susunan (uslub) bahasanya.

Kajian mengenai kebahasaan (linguistik) pada prinsipnya mempunyai sifat keuniversalan. Akan tetapi penulis mengangkat analisis proses fonologis bahasa Arab dalam Al -quran suatu tinjauan fonologi generatif, karena bahasa Arab pada hakikatnya mempunyai beberapa bentuk proses fonologis yang membutuhkan analisis, mengenal spesifikasi dan kedudukannya.

Penelitian tersebut dirasa sangat penting jika dikaitkan dengan Al -quran yang mengandung berbagai bentuk proses fonologis yaitu analisis karena diyakini bahwa penempatan/ pemilihan predikat tersebut bukan tanpa dasar dan tujuan, baik secara struktural maupun secara fungsional.

Analisis proses fonologis tersebut penting untuk menganalisis bentuk bentuk bunyi pada naskah-naskah atau ujaran yang berbahasa Arab pada umumnya, khususnya yang terdapat dalam Al -quran yang mengalami proses fonologis.

Dalam Al -quran dijelaskan bahwa yang pertama -tama diajarkan Allah kepada Nabi Adam as. adalah (Çå. Á.Ó .Ç ãÏ .Úæ ) nama semuanya. Dalam Surat Fushshilat, juz 24 Surat 41, ayat 3,

Terjemahannya:

Kitab yang dijelaskan ayat -ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui.

Bahasa adalah sarana komunikasi vang paling utama pada setiap manusia. Melalui bahasa, manusia akan dapat berkomunikasi dan berinteraksi, berbagi pengalaman, dan belajar -mengajar satu sama lain. Bahasa adalah seperangkat bunyi. Bunyi itu bersistem dan dikeluarkan oleh alat bicara manusia. Ketika kita mendengarkan orang lain berbicara, ketika itulah kita mendengarkan bunyi bahasa. Bunyi itu berfungsi dalam ujaran yang mempunyai makna yang dimaksudkan oleh penuturnya kepada lawan bicaranya. Melalui kajian ini penulis berasumsi bahwa dalam upaya mencapai tujuan proses fonologis bahasa Arab yang, baik dan benar sesuai kaidah fonologi bahasa Arab yang benar dan fasih memerlukan pendidikan khusus sejak usia dini oleh seorang (ahli fonologi) secara intensif dan terprogram. Jika hal itu dapat terwujud dengan baik, maka insya Allah, Alquran sebagai kitab suci umat Islam yang di dalamnya berisi antara lain hudan, syifa, rahmat, dan mau’idhah akan dapat dirasakan dan

(8)

dinikmati oleh kaum muslimin dalam kehidupan sehari -hari dan akan memperoleh keselamatan di dunia dan di akhirat kelak.

Al-quran bermakna 'bacaan' dan yang 'dibaca'. Dalam mushab Alquran, penamaan Quran bermakna sama, keterangan ayat ini terdapat dalam Surat Al -Qiyamah ayat 17 dan 18, terjemahnya: Sesungguhnya Kami mengumpulkan Alquran (di dalam dadamu) dan (menetapkan) bacaanmu (pada lidahmu) itu adalah tanggungan Kami. (Karena itu) jika kamu membacanya, hendaklah kamu ikuti bacaannya.

Mempelajari bacaan Al -quran, dan mempelajari terjemahan dan maknanya tidaklah sesulit yang dibayangkan oleh kebanyakan orang. Dia adalah wahyu Allah dari Yang Maha fitrah yang diperuntukkan untuk hamba -Nya yang fitrah pula. Jika fitrah bertemu dengan yang fitrah tentu akan bersinerji seirama dan akan cepat berasimilasi secara utuh dan sempurna.

B. FONOLOGI (ILMU ASHWAT)

1) Pengertian Fonologi

Penulis akan mengemukakan beberapa pendapat para ahli, Ma'louphe Louis (1984) menyatakan bahwa fonologi (shout), ialah:

Terjemahannya:

Bunyi jama’nya bunyi -bunyi. Sesuatu yang dikenal setiap jenis bunyi dari nyanyian adalah nama -nama bunyi menurut para pakar nahwu; Setiap lafadh (bunyi) yang diserupakan seperti bunyi thaq dalam meniru jatuhnya batu atau diserupakan dengan mengusir hewan seperti hala: pada Kuda dan ‘adas untuk Baghal atau wae pada sesuatu yang mengherankan, akh untuk sakit serta a:h pada hal -hal yang menyedihkan. lbnu Faris (ttp,) menyatakan bahwa shaut ialah:

Terjemahannya:

Ashsha:d wa:wu dan ta adalah huruf asli, yaitu setiap jenis yang terekam pada telinga pendengar. Contohnva kalau dikatakan ini suara Zaid. Dan itu suara laki -laki (suara orang).

Kridalaksana (1984) menyatakan bahwa fonologi: adalah salah satu bidang linguistik yang menyelidiki bunyi -bunyi bahasa menurut fungsinya. Sementara itu Konstowics dan Kissebret (1979) mengatakan bahwa obyek kajian fonologi adalah bunyi -bunyi sebagai refleksi dari suatu sistem yang mendasarinya. Teori fonologi generatif adalah suatu komponen tata bahasa transformasional generatif yang sudah disempurnakan kemudian dikembangkan oleh para pakar bahasa yang lain seminal Chomsky (1968). Pada awalnya tata bahasa generatif ini dipopulerkan oleh pakar bahasa yang cukup dikenal yaitu Noan Chomsky dalam bukunya, Syntatic Structures (1957) serta Aspect of the Theory of Syntax (1965).

Harms (1968) menyatakan bahwa daerah fonologi generatif dapat dijelaskan secara luas, yaitu semua komponen tata bahasa generatif yang berperan

(9)

memberikan representasi ujaran dalam bahasa tertentu. Representasi ujaran itu meliputi bentuk -bentuk fonologi dari morfem yang tercantum dalam leksikon, komponen kaidah struktur morfern, dan komponen kaidah fonologi. Sementara itu Kaseng (1989) menyatakan bahwa komponen kaidah

fonologi memberikan penjelasan fonetik, baik bagi struktur fonetik maupun struktur morfologik. Komponen dan kaidah -kaidah fonologis juga mencakup struktur morfologik yang meliputi infleksi, derivasi dan sebagainya. Cara kerja struktur fonologis dalam struktur morfologik sama dengan cara kerja struktur fonologis. Komponen fonologis dihubungkan dengan komponen lain secara linear karena ia memperlihatkan kejelasan leksikal dan sintaksis kata dan kalimat ke dalam kejelasan fonetik.

2) Ciri -ciri Pembeda

Dalam perkembangan deskripsi linguistik berikutnya para ahli belum ada kesepakatan dalam hal bentuk ciri yang diperlukan untuk mendeskripsikan pola bunyi yang terjadi dalam bahasa. Akan tetapi, sudah terdapat dua ciri yang sering digunakan. Ciri pertama adalah ciri yang disebut dengan ciri utama dan ciri kedua adalah ciri yang dikemukakan oleh Noan Chomsky dan Morris Halle (Ladefoged, 19785) yang dikenal dengan istilah ciri Chomsky -Halle. Ciri utama adalah sebuah properti yang dapat diukur dan dapat digunakan untuk mengelompokkan bunyi -bunyi bahasa. Contohnya, ciri utama nasal yang mengelompokkan fonem bahasa Indonesia menjadi [+ nasal], yaitu /m, n, ç , ñ/ dan [-nasal], yaitu yaitu semua konsonan lain bahasa Indonesia. Ciri utama juga dapat digunakan untuk menentukan bunyi yang memiliki kaidah fonologis yang sama.

Contohnya, [-bersuara] digunakan sebagai penentu fonem bahasa Indonesia /p, c, t, k, s/. Chomsky dan Halle mengungkapkan bahwa setiap ciri memiliki nilai biner, sebagai contoh digunakan enam ciri biner untuk menentukan daerah artikulasi bunyi. Ciri pertama adalah ciri anterior -nonanterior. Ciri kedua adalah ciri koronal -nonkoronal. Ciri ketiga adalah ciri tersebar -tak tersebar. Ciri keempat adalah belakang -tak belakang. Ciri kelima adalah tinggi -taktinggi, dan ciri keenam adalah rendah -takrendah.

Schane (1973) menyatakan bahwa fonem bukanlah merupa -kan satuan yang paling kecil. Masih ada satuan yang lebih kecil lagi dari fonern, yaitu ciri -ciri pembeda. Ciri pembeda itu dapat diklasifikasikan, (2) ciri -ciri golongan utama meliputi silabis (sil), sonoran (son), dan konsonantal (kon). Ciri silabis meng-gambarkan peran suatu segmen dalam struktur silabenya. Pada umumnya vokal adalah (+silabis), sedangkan konsonan (-silabis). Ciri ini juga diperlukan untuk membeda -kan bunyi nasal dan likuid silabis [+silabis] dengan pasangannya nonsilabis.

Ciri sonoran merujuk ke kualitas resonan atau bunyi. Vokal selalu (+sonoran) seperti halnya bunyi nasal, likuid, dan semi vokal. Bunyi ibstruen konsonan hambat, frikatif, afrikatif dan luncuran laringal yaitu [-sonoran]. Ciri

(10)

konsonantal merujuk ke hambatan dalam rongga mulut, baik hambat total maupun geseran. Bunyi hambat, frikatif, tanpa tingkat penyempitan, adalah [+konsonantal], sedangkan vokal dan semi vokal tanpa tingkat penyempitan adalah [-konsonantal], termasuk bunyi laringal (3) tanda -tanda/ciri -ciri artikulasi yang meliputi malar (kontinuan), pelepasan tertunda [pelepasan tak segera], kasar [strident], [nasal], dan [lateral]. Malat (kontinuan) adalah kelompok bunyi yang dihasilkan dengan mengalirkan udara ke rongga mulut dengan bebas. [+Kont] seperti bunyi -bunyi frikatif, tril [r] vokal dan semi vokal. [-Kont] adalah bunyi -bunyi hambat, nasal, dan lateral [l]. Pelepasan tertunda adalah bunyi yang dihambat di dalam rongga mulut yang dilepaskan secara perlahan -lahan sehingga menghasilkan bunyi afrikatif [+pts] dan [-pts] adalah bunyi -bunyi lainnya, terutama bunyi hambat. Strident [strid] adalah kelompok bunyi yang dihambat dengan pelepasan bunyi dalam intensitas yang tinggi, yaitu bunyi -bunti frikatif dan afrikatif [+strid] adalah bunyi-bunyi sibilan [s, ˜, z, ˜, ˜, ˜] dalam bahasa Inggris dan bunyi [ f dan v] [strid] adalah bunyi -bunyi lainnya. Nasan [nasal], -bunyi ini ditandai dengan ditariknya langit -langit lunak (velum ke bawah dan menyentuh bagian belakang lidah), sehingga aliran udara berhembus melewati hidung [+nasal] adalah konsonan, vokal, semi vokal, alir yang disengaukan, [-nasal] adalah semua bunyi -bunyi oral.

Lateral [lat], ciri ini membedakan antara bunyi lateral alir [l] dan nonlateral, misalnya [r], [+Lat] adalah bunyi lainnya terutama [l] dalam bahasa Inggris, [-lat] adalah bunyi lainnya terutama [r]. Ciri -ciri daerah artikulasi meliputi anterior dan koronal. Anterior [ant], bunyi ujar dengan ciri menghasilkan pusat penyempitan sebagai sumber bunyi berada di sebelah depan pangkal gusi. [+ant] adalah bunyi -bunyi labial, dental, dan alveolar, [-ant] adalah bunyi -bunyi plato -alveolar, palatal velar, dan laringal.

Koronal [kor], bunyi konsonan yang ditandai dengan: posisi glotis menyempit, langit -langit lunak terangkat dan posisi bagian depan terangkat sampai berada di atas posisi “netral", [+kor] adalah bunyi-bunyi dental, alveolar, palato alveolar dan palatal. [-kor] adalah bunyi -bunyi labial, velar uvular dan laringal.

3) Proses Fonologis

Penelitian ini akan menguraian proses fonologis bahasa Arab dalam Alquran menurut tinjauan fonologi generatif. Dalam kesempurnaan penelitian ini, penulis akan menggunakan metode proses fonologi menurut Schane (1973) yang meliputi:

Assimilasi, yaitu suatu peristiwa berubahnya sebuah bunyi menjadi bunyi yang lain sebagai akibat dari bunyi yang ada di lingkungannya sehingga bunyi itu menjadi sama atau mempunyai ciri -ciri yang sama dengan bunyi yang mempengaruhinya.

Struktur suku kata. Proses struktur kata mempengaruhi distribusi secara relasional konsonan dan vokal, yaitu dalam hubungan satu sama lain dalam

(11)

kata. Proses ini terjadi karena perubahan distribusi ruas dalam sebuah morfem, baik vokal maupun konsonan.

Pelemahan dan penguatan. Perubahan struktur suku kata yang disebabkan oleh ruas -ruas yang lemah atau kuat dalam kata atau morfem dapat disebut sebagai proses pelemahan dan penguatan.

Netralisasi. Menurut Schane (1973), netralisasi merupakan suatu proses penghilangan perbedaan fonologis dalam lingkungan tertentu.

4) Kaidah fonologia

Kaidah fonologi sangat erat hubugannya dengan proses fonologis. Kaidah fonologi dapat mengubah nilai atau ciri pembeda ruas-ruas formatif yang berlainan tetapi saling berdekatan akibat penggabungan format-fotmat yang mengandung ruas-ruas tersebut (Schane, 1973).

Untuk menyatakan keadaan yang tepat dalam proses fonologis sebetulnya kita telah memberikan suatu kaidah. Pendapat ini didukung oleh Hyman (1975).

Kaidah -kaidah fonologis harus mampu mengubah suatu ruas menjadi ruas lain, seperti melepaskan ruas -ruas, menambah ruas -ruas, menggabungkan ruas-ruas, dan mempermutasikan posisi suatu ruas.

Kaidah-kaidah fonologis dalam fonologi generatif bukanlah pernyataan biasa, contohnya bunyi obstruen menjadi tak bersuara pada akhir kata, akan tetapi pernyataan itu masih perlu diubah menjadi notasi formal. Notasi itu harus tetap untuk menyatakan berbagai jenis proses yang terjadi dalam fonologi dan juga harus tepat menetapkan kesimpulan proses tersebut.

Schane (1973) menyatakan bahwa kalau kita dapat menetapkan secara tepat yang terjadi dalam suatu proses fonologis sebetulnya kita telah memberikan

suatu kaidah. Kaidah -kaidah fonologis itu dikelompokkan menjadi: kaidah perubahan ciri, kaidah pelepasan dan penyisipan, kaidah permutasi dan perpaduan, serta kaidah bervariabel.

Kaidah perubahan ciri, jika ada ruas -ruas mengalami perubahan, maka ada tiga hal yang perlu diketahui yaitu, (1) ruas mana yang berubah, (2) bagaimana ruas itu berubah, dan (3) dalam keadaan bagaimana ruas itu berubah. Kaidah di bawah ini menyatakan bahwa bunyi obstruen menjadi tak bersuara dan bahwa vokal dinasalisasi.

( - Sonoran ) ( - Bersuara ) V ( + Nasal )

Kaidah ini menerangkan bahwa semua bunyi obstruen menjadi tak bersuara pada segala posisi, dan bahwa semua vokal dinasalisasi pada setiap kemunculannya.

Kaidah pelesapan dan penyisipan, suatu ruas yang hilang atau lepas dinyatakan dengan Ø, simbol nol. Ruas yang mengalami pelesapan itu muncul pada sebelah kiri tanda panah dan penyisipan Ø berada di sebelah kanan. Konsonan itu tertentu pada akhir kata dilesapkan jika kata berikutnva dimulai dengan konsonan atau jika konsonan itu pada posisi frase

(12)

(Schane, 1973). Dalam bahasa Perancis, konsonan nasal dilesapkan sesudah vokal nasal.

Dalam bahasa Hanunoo, apabila kata itu dimulai dengan dua konsonan, vokal disisipkan untuk memisahkan gugus konsonan itu. Kaidah permutasi dan perpaduan pada hakekatnya kaidah ini termasuk transformasi (Schane, 1973). Sama juga yang dikembangkan dalam sintaksis untuk menulis kaidah transformasi dan pengoperasiannya termasuk penyisipan, pelesapan, perubahan sebagian, permusi dan perpaduan. Kaidah A Æ B/ ÆC adalah sama dengan AC Æ RC yang lingkungannya disebutkan konsonan nasal dan batas kata, kaidah yang menasalisasi vokal itu diberikan dalam notasi alternatif ini.

Kalau ada tiga kesatuan dalam sebuah deretan dan yang pertama adalah vokal, kedua konsonan nasal dan yang tiga batas kata, maka ruas pertama dinasalisasikan. Tetapi elemen kedua dan ketiga tetap utuh dan tidak berubah. Jika salah satu ruas di sebelah kiri mengalami perubahan, maka perubahan itu dinyatakan di sebelah kanan.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Abercrombie. D. 1967. Elements of General Phonelitics Edinburgh - Edinburgh University Press. Al -Ghulayaini, Syaikh

Mustafa. 1992. Ja:miuddurrus Al Arabiyah. Semarang, CV. Asysyifa'.

Arsyad, Azhar. 2001. Dasar -Dasar Penguasaan Bahasa Arab, Pustaka Pelajar Yogyakarta.

Al -Baithory, 'Ashim Bahjat. 1412 H. Syarhu lbnu 'Aqi:l Lialfiyah lbnu Malik. Jami'atul Al Imam Muhammad Ibnu Suud: Riyadh.

Cahyono, Bambang Yudi, 1995. Kristal -kristal Ilmu Bahasa, Surabaya Airlangga University Press.

Chomsky, N. dan M. Halle. 1968. The Sound Pattern of English. New York Evanston and London: Harper & Row.

Dell, F. 1973. Generative Phonology, Cambridge: Cambridge University Press. Depdikbud. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Harmas, R.T. 1968. Introduction to Phonological Theory. New Jersey - Pretince Hall Inc.

Harun, Abdul Al Salam Muhammad. 1399 H. Mu’jam Maqa:yi:su Al -lugha. Bairut: Da:rul Fiqri.

Ibnu Husain, Muhammad Ibnu Said. 1415 H. Al Adab al Arabiy wa ta:rikhihi Ja:mi’ah Muhammad lbnu Su'ud. Riyad.

Khadimul Haramain asy -syarifain. 1411 H. Al Quran dan terjemahnya.

Muhdlor, Atabik Ali Ahmad Zuhdi, 1996. Kamus Kontemporer Arab Indonesia. Yayasan Ali Maksum: Yogyakarta.

Schane, Sanford A. 1973. Generative Phonology. New Jersey: Prentice Hall Inc. 1992. Fonologi Generative Terjemahan. Kencanawati Gunawan, Jakarta

Glora Angkasa Pratarna.

Subroto. D. Edi.1992. Pengantar Metode Penelitian Linguistik Struktural, Surakarta: Sebelas Maret University Press.

(14)

Tarigan, Hendry Guntur. 1984. Psikolinguistik, Bandung: Angkasa --- 1990. Pengantar Kompetensi Bahasa. Bandung: Angkasa

Verhaar, J.W.M. 1986. Pengantar Linguistik Umum. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Wafiy, 'Aly 'Abdul Wallid, 1945a. 'Ilmu Allughah Da -ru Nahdhah -Qairo --- 1945b. Fiqhu, Allughah. Da:ru Nahdhah:Qairo.

Ya'qub., Imil Badi'. 1982. Fiqhi Allughah Al Arabiyah Wa Khasha:ishuha Da:rul Al Tsaqa:fah Al islamiyah: Bairut.

Referensi

Dokumen terkait

Laju eksploitasi yang didapatkan menggambarkan bahwa upaya pemanfaatan udang windu menggunakan alat tangkap bottom trawl di perairan Aceh Timur sudah berada pada kondisi lebih

In the IH4DS thread of OWS-2, the owsBase.xsd XML Schema, previously defined and used in WCS 1.0, was edited and then used by multiple specific OWSs, including WCS (draft

Sebagai tenaga kesehatan yang terdepan, maka perawat harus bisa menerapkan fungsi dan perannya sebagai pemberi pelayanan keperawatan, manajer, pendidik, change agent ,

Struktur tabel pada pembuatan aplikasi sistem pengolahan nilai raport ktsp sekolah dasar berbasis web di SD Negeri Tapelan adalah sebagai berikut : a.

Mengoptimalkan sum- berdaya manusia merupakan salah satu strategi yang dapat dilakukan, yaitu de- ngan sering mengadakan pelatihan serta penyuluhan tentang pola penerapan Pro-

[r]

Berdasarkan uraian masalah diatas maka peneliti bermaksud untuk membuatkan sistem penjualan berbasis web yang berkonsep e-commerce yang bertujuan untuk mempermudah

Pengadaan Lemari Kayu keperluan Bagian Distribusi ,Penyimpanan dan Penghapusan Biro Perlengkapan dan Pengelolaan Aset Pengadaan Gordyn keperluan Kantor PKK.. Pengadaan Lemari