• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANOREKSIA. Keluhan yang paling sering disampaikan oleh pemilik anjing dan kucing

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANOREKSIA. Keluhan yang paling sering disampaikan oleh pemilik anjing dan kucing"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ANOREKSIA

Keluhan yang paling sering disampaikan oleh pemilik anjing dan kucing yang membawa hewan kesayangannya ke klinik hewan adalah hewannya tidak mau makan atau makannya hanya sedikit. Banyak proses penyakit sistemik dan bahkan lokal yang mempengaruhi masukan pakan (food intake).

Anoreksia adalah tidak adanya selera makan atau hewan tidak tertarik untuk menelan pakan. Pada istilah klinik, anoreksia total adalah hilangnya rasa lapar yang patologik. Anoreksia berkaitan dengan banyak proses penyakit yang secara langsung menghambat atau menekan aktivitas pusat lapar atau merangsang aktivitas pusat kenyang. Anoreksia bisa bersifat parsial atau total, patologik, fisiologik, atau psikologik. Oleh karena anoreksia berkaitan dengan banyak proses penyakit, maka tugas utama seorang klinikus adalah menentukan apakah anoreksia yang terjadi pada pasiennya bersifat patologik atau fisiologik/psikologik, dan mengoreksi penyebab utamanya.

Anoreksia dapat terjadi karena penurunan selera makan (anoreksia sejati) atau terjadi karena faktor lain yang tidak mempengaruhi selera makan (pseudoanoreksia, anoreksia semu). Anoreksia dapat merefleksikan keparahan suatu penyakit.

Penurunan selera makan yang bersifat sementara dapat terjadi karena rasa takut, latihan berat atau bahkan karena adanya perubahan pakan. Penurunan selera makan yang berlangsung lama dapat terjadi karena gangguan emosional. Kucing menolak makanannya bila ditempatkan jauh dari lingkungan rumahnya.

(2)

PATOFISIOLOGI

Selera makan dikontrol oleh “pusat lapar” atau “pusat makan” di nuklei hipotalamus lateral (LHN), dihambat oleh “pusat kenyang” yang berlokasi di nuklei ventromedial (VMN) hipotalamus. Mediator kimia yang dihasilkan oleh rangsangan vagal atau simpatetik pada reseptor perifer dan pusat memberikan masukan pada LHN dan VMN yang akan merubah selera makan. Rangsangan pada LHN secara langsung akan memicu perangsangan psikik untuk mencari dan menelan pakan dan menyebabkan hewan makan dengan lahap. Sedangkan rangsangan pada VMN menyebabkan hewan merasa kenyang, bahkan dalam keadaan ada rangsangan yang secara normal menimbulkan lapar. Pusat kenyang dipercaya menghambat pusat lapar. Lesi neuronal yang merusak VMN menyebabkan hewan tidak tertarik terhadap pakan dan mengakibatkan hilang berat (weight loss) secara progresif.

Banyak penyakit atau gangguan mengakibatkan anoreksia. Pada gangguan tertentu, misalnya kanker, mekanisme sesungguhnya tidak diketahui secara keseluruhan. Untuk tujuan diagnosis, anoreksia dikatagorikan menjadi: primer, skunder, atau semu (pseudo).

(3)

Anoreksia Primer

Anoreksia primer diakibatkan oleh proses penyakit yang langsung melibatkan pusat selera makan di hipotalamus. Kerusakan pusat selera makan mengakibatkan anoreksia total. Kondisi yang menimbulkan ketakutan, kecemasan, dan depresi dapat mengakibatkan anoreksia. Perubahan lingkungan yang mengganggu aktivitas normal sehari-hari dapat juga menyebabkan anoreksia, terutama pada kucing.

Rasa sakit yang hebat yang muncul dari bagian tubuh tertentu dapat mengakibatkan anoreksia, karena dapat menghambat pusat selera makan.

Anoreksia Skunder

Penyakit yang menimbulkan anoreksia skunder terjadi di luar otak, mempengaruhi saraf dan endokrin yang mengatur lapar. Pada banyak penyakit, senyawa yang dihasilkan menghambat aktivitas pusat selera makan. Anoreksia skunder merupakan penyebab utama dari anoreksia pada hewan. Anoreksia umumnya berkaitan dengan mual dan muntah, karena pusatnya saling berhubungan. Tipe rangsangan anoreksia, mual, dan muntah adalah identik, perbedaannya hanya pada besarnya rangsangan. Rasa sakit dapat menyebabkan anoreksia dengan menghambat rangsangan saraf pada pusat selera makan. Rasa sakit juga menimbulkan abnormalitas psikologik yang menghambat lapar.

Gangguan di dalam rongga abdomen seperti distensi serosa berbagai organ abdominal menyebabkan anoreksia melalui alur saraf atau mekanisme yang juga menimbulkan muntah. Distensi lambung dan usus halus (paling

(4)

nyata distensi duodenum) akibat obstruksi menyebabkan anoreksia. Radang hati, pankreas, lambung, usus halus, dan ginjal paling umum menyebabkan anoreksia selain muntah. Pada kasus pyometra, senyawa toksik dari uterus dapat menghambat pusat selera makan.

Anoreksia Semu (Pseudoanorexia)

Penyebab anoreksia pada katagori ini tidak langsung menekan keinginan untuk makan tetapi karena akibat dari ketidakmampuan untuk mengambil, mengunyah, atau menelan pakan. Kondisi ini begitu menyiksa karena hewan tidak dapat makan walaupun sangat lapar. Penyebab pseudoanorexia biasanya dapat diidentifikasi melalui pemeriksaan fisik.

Radang lokal atau luka pada bibir atau mulut, faring, atau esofagus dapat menyebabkan penurunan masukan pakan karena adanya rasa sakit saat makan.

PENANGANAN

Anamnesis dan pemeriksaan klinik secara cermat sangat diperlukan untuk menentukan penyebab dari perubahan selera makan seekor hewan dan membedakan antara perubahan yang sifatnya sementara yang disebabkan oleh komposisi pakan, lingkungan, atau keadaan fisiologik atau psikik hewan tersebut, dan perubahan yang disebabkan oleh penyakit.

Pada kebanyakan kasus, selera makan tidak akan kembali normal apabila penyebabnya tidak ditangani. Oleh karena itu, tujuan pertama terapi anoreksia adalah mengoreksi penyebab pokoknya. Walaupun penanganan

(5)

definitif membutuhkan diagnosis definitif, hewan yang telah mengalami anoreksia selama 3-5 hari harus mendapatkan nutrisi enteral atau parenteral terlebih dahulu sampai diagnosis definitif dapat ditegakkan.

Cara yang paling efektif untuk mempertahan nutrisi bagi seekor hewan adalah melalui komsumsi pakan. Oleh karena itu, harus dilakukan upaya agar anjing dan kucing mau makan sebelum upaya rangsangan kimia terhadap selera makan dilakukan, misalnya dengan mengatur komposisi diet, interval makan, dan faktor lingkungan.

Diet

Kucing lebih memilih pakannya dibandingkan dengan anjing. Kebanyakan kucing menyukai pakan yang basah dan hangat, walaupun ada juga yang menyukai pakan yang kering atau agak basah. Pakan yang berbau daging, ikan, atau keju merangsang selera makan kucing. Pakan untuk kucing sebaiknya disediakan dalam jumlah kecil dalam beberapa kali sehari. Kucing lebih menyukai tempak makan yang terisolasi, karena itu harus diupayakan untuk menghindari keributan. Anjing menyukai pakan yang lebih bervariasi, paling suka pakan yang memiliki kandungan protein dan lemak yang tinggi. Disarankan memberikan pakan dengan bau yang kuat, misalnya pakan kucing dalam kaleng atau pakan anjing yang dihangatkan. Beberapa anjing menyukai makan bersama, sedangkan yang lain suka makan sendiri. Seperti pada kucing, pakan sebaiknnya diberikan dalam jumlah kecil dalam beberapa kali.

(6)

Rangsangan Kimia

Beberapa obat dikenal untuk merangsang selera makan pada anjing dan kucing. Derivat benzodiazepin dan ciproheptadin memiliki aktivitas merangsang selera makan jangka pendek. Diazepam efektif diberikan secara intravena pada dosis 0,2 mg/kg, tetapi total pemberian tidak melebihi 5 mg. Diazepam diberikan dua kali sehari. Rangsangan selera makan pada hewan anorektik cendrung menurun dengan injeksi diazepam berkali-kali. Oksazepam telah juga digunakan pada kucing untuk merangsang selera makan pada dosis 2,5 mg/ekor kucing PO. Efek samping diazepam dan oksazepam adalah sedasi dan ataksia.

Ciproheptadin merangsang selera makan kucing dengan dosis 2-4 mg/kg/hari secara oral, tetapi tidak merangsang selera makan anjing. Pada beberapa kucing dapat timbul efek samping berupa keterujuan (excitability) dan tingkah laku agresif.

Glukokortikod merangsang selera makan secara tidak spesifik pada anjing dan kucing. Bila tidak kontraindikasi terhadap penyakit utamanya, prednisolon efektif merangsang selera makan pada dosis 0,25 mg/kg/hari PO. Terapi dipertahankan selama 5-7 hari. Steroid anabolik seperti stanozolol merangsang selera makan pada beberapa hewan, direkomendasikan pada dosis 1-2 mg PO dua kali sehari atau 25-50 mg IM sekali seminggu.

Walaupun sedikit bukti terhadap efisiensi klinik, vitamin B telah digunakan secara klinik untuk merangsang selera makan pada kucing. Oleh karena memiliki kebutuhan yang tinggi terhadap vitamin B, maka penting untuk menambahkan vitamin B secara parenteral pada kucing yang anorektik.

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Ettinger, S. J. dan E. C. Feldman. 2005. Textbook of Veterinary Internal Medicine Vol. 1. 6th Ed. St. Louis, Missouri: Elsevier Inc.

Kahn, C. M. dan S. Line. 2008. The Merck Veterinary Manual (E-book). 9th Ed. Whitehouse Station, N.J., USA: Merck and Co., Inc.

Lorenz, M. D., L. M. Cornelius, dan D. C. Ferguson. 1997. Small Animal Medical Therapeutics. Philadelphia: Lippincott Raven Publisher.

Lorenz, M. D. dan L. M. Cornelius. 2006. Small Animal Medical Diagnosis. 2nd Ed. Iowa, USA: Blackwell Publishing.

Referensi

Dokumen terkait

Pada perlakuan prebiotik 0% mengalami penurunan kualitas air diduga pakan mengandungan protein berlebihan kelebihan asam amino tidak tercerna mengakibatkan kandungan

Berdasarkan Pasal 97 ayat 3 KUHAP yang menjelaskan: “Permintaan rehabilitasi oleh tersangka atas penangkapan atau penahanan tanpa alasan yang berdasarkan undang-undang atau

Konsep RMA dalam penelitian ini akan digunakan untuk menggambarkan bagaimana Revolution in Military Affairs di Korea Selatan, yangmana bila diteliti, kebijakan keamanan yang

Dengan penurunan harga tersebut, petani akan mengoptimalkan penggunaan obat-obatan untuk menanggulangi hama penyakit sehingga luas tanaman puso dapat ditekan dan luas

Dalam kondisi itu, truk-truk yang memuat cangkang melebihi tonase dan kapasitas turut memperparah kerusakan jalan (Firdaus, 1999 dalam Sentosa, 2012). Pemilihan

Majelis Hakim menentukan 3 (tiga) peserta yang memperoleh nilai tertinggi sebagai finalis, kecuali pada bidang Musabaqah Khaththil Quran, Fahmil Qur’an, Debat Bahasa

Lembaga PAUD (TK) diberikan kebebasan untuk membuat program pembelajarannya sendiri yang mengacu pada Permendiknas nomor 58 tahun 2009 tersebut. Setiap lembaga pendidikan

Berdasarkan hasil uji F ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama yang menyatakan LDR, IPR, NPL, APB, IRR, BOPO, FBIR, PR dan FACR secara bersama-sama