• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGAMBILAN KEPUTUSAN KEPALA SEKOLAH DENGAN MEMBERIKAN PENGHARGAAN (REWARD) Irnie Victorynie

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGAMBILAN KEPUTUSAN KEPALA SEKOLAH DENGAN MEMBERIKAN PENGHARGAAN (REWARD) Irnie Victorynie"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGAMBILAN KEPUTUSAN KEPALA SEKOLAH DENGAN MEMBERIKAN PENGHARGAAN (REWARD)

Irnie Victorynie

E-mail: victorynie@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian penghargaan (reward) terhadap pengambilan keputusan kepala sekolah pada sekolah dasar swasta. Untuk mendapatkan keputusan kepala sekolah yang efektif dan berguna bagi peningkatan mutu pendidikan, maka diperlukan pemberian penghargaan kepada guru. Pemberian penghargaan kepada guru akan memotivasi mereka untuk berpartisipasi lebih aktif dan mendukung pengambilan keputusan kepala sekolah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan terhadap kepala sekolah dalam rangka pengambilan keputusan di sekolah dasar swasta di kota Bekasi dengan menggunakan metode survei dengan analisis jalur diterapkan di pengujian hipotesis. Jumlah sampel terdiri dari 62 kepala sekolah yang dipilih dengan menggunakan rumus Slovin. Penelitian ini menyimpulkan: Ada efek positif langsung pemberian penghargaan pada pengambilan keputusan.

Kata kunci: penghargaan (reward) dan pengambilan keputusan

PENDAHULUAN

Kualitas pendidikan dapat

dicapai apabila semua komponen pendidikan dapat berjalan sesuai

dengan peranannya. Salah satu

komponen pendidikan yang memiliki peran strategis dalam meningkatkan kualitas pendidikan di lingkungan

sekolah adalah kepala sekolah.

Sebagai pimpinan pengelola

pendidikan di sekolah, kepala sekolah

bertanggung jawab terhadap

keberhasilan penyelenggaraan

kegiatan pendidikan dengan cara

menyelenggarakan manajemen

pendidikan yang sesuai dengan

standar mutu yang telah ditetapkan baik oleh Pemerintah Kota Bekasi,

Kementerian Pendidikan maupun

standar internasional melalui ISO.

Dalam teori kepemimpinan

disebutkan bahwa inti dari

kepemimpinan adalah pengambilan

keputusan. Semua operasional

prosedur yang menjadi sistem belajar mengajar di sekolah dasar sangat tergantung kepada keputusan apa saja yang telah ditetapkan. Sistem belajar mengajar dapat berlangsung baik dengan tujuan akhir yaitu peningatan mutu manajemen pendidikan di sekolah dasar dapat diselenggarakan dengan baik apabila

keputusan-keputusan yang diambil kepala

sekolah adalah yang terbaik. Untuk mendapatkan keputusan yang terbaik

maka perlu cara pengambilan

(2)

karyawan dan para guru untuk ikut berperan serta mulai dari persiapan,

pelaksanaan keputusan sampai

evaluasi dari keputusan yang telah ditetapkan.

Untuk menyertakan seluruh karyawan dan para guru dalam

pengambilan keputusan kepala

sekolah, diperlukan sebuah cara yang membuat para karyawan dan para guru merasa menjadi bagian dari

penyelenggaraan manajemen

pendidikan sekolah dan ikut

bertanggung jawab terhadap baik atau buruknya keputusan yang harus di ambil. Salah satu cara tersebut adalah dengan memberi penghargaan kepada para karyawan dan para guru atau pegawai di sekolah.

Pemberian penghargaan secara adil merupakan salah satu faktor yang sangat krusial dalam pencapaian tujuan organisasi. Wayne R. Mondy (2008:182) menjelaskan, “The total reward provided employees in return for their services. The overall purpose of providing compensation are to

attract, retain, and motivate

employees”. Penghargaan adalah total imbalan yang disediakan untuk para karyawan sebagai balasan dari jasa mereka. Kegunaan keseluruhan dari penyediaan kompensasi adalah untuk

memberikan daya tarik,

mempertahankan dan memotivasi para karyawan.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pegawai yang

menerima penghargaan sesuai

dengan pekerjaannya, akan memiliki motivasi yang tinggi dalam bekerja, sehingga pegawai mau berperan serta

dalam penentuan keputusan yang terbaik bagi sekolah dasar.

Tetapi pada kenyataannya,

masih banyak ditemukan bahwa di sekolah belum terjadi pemberian penghargaan kepada para pegawai yang sesuai dengan beratnya beban pekerjaan yang diemban pegawai. Hal ini cukup mempengaruhi motivasi

pegawai dalam penyelenggaraan

operasional sekolah. Dampak

lanjutannya adalah terhadap

kepemimpinan kepala sekolah. Kepala sekolah menjadi sulit melaksanakan pengambilan keputusan yang efektif. Karena pegawai yang merasa tidak mendapat penghargaan akan sulit diminta peran sertanya untuk ikut ambil bagian dalam operasional sekolah khususnya untuk pengambilan

keputusan. Karena penghargaan

adalah sesuatu yang diberikan atas kontribusi kerja yang telah dilakukan karyawan, yang bertujuan untuk memotivasi karyawan.

Setiap karyawan dalam

organisasi tentu memiliki perbedaan

pengetahuan, motivasi, potensi,

keahlian dan lain sebagainya yang dapat mempengaruhi kinerja mereka. Perbedaan-perbedaan tersebut dapat menjadi acuan dalam memberikan

penghargaan. Penghargaan yang

diberikan kepada karyawan dapat berupa kenaikan gaji, pemberian

upah, bonus ataupun berupa

pengakuan, promosi, dan tugas

pekerjaan lainnya yang menarik. Sebagaimana Gibson et al. (2006:178) menjelaskan, “managers distributing rewards must recognize individual differences”. Artinya para manajer

(3)

dalam mendistribusikan penghargaan harus mengenali perbedaan individu.

Apabila manajer telah

mengetahui dengan benar kondisi

karyawannya, maka penghargaan

dapat diberikan sesuai dengan

kebutuhan karyawan tersebut.

Pemberian penghargaan secara tepat tentu akan memberikan dampak yang signifikan bagi penerima penghargaan.

Misalnya karyawan diberikan

penghargaan oleh yayasan melalui kepala sekolah sesuai dengan prestasi kerja yang telah dicapainya, maka

akan mempengaruhi pelaksanaan

tugas dan pekerjaannya serta loyalitas

dan tanggungjawabnya kepada

sekolah. Hal ini akan membuat karyawan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sekolah itu sendiri. Sehingga semua keputusan yang ditentukan kepala sekolah akan didukung oleh semua karyawan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Robbins

dan Judge (2013:220), “the

organization’s reward system

influences decision makers by

suggesting what choices have better personnel payoff”. Sistem pemberian

penghargaan dalam organisasi

mempengaruhi pengambil keputusan dengan menyarankan apa pilihan penghargaan yang lebih baik bagi personil. Dilandasi oleh pemikiran dan landasan teori tersebut, diduga bahwa

penghargaan berpengaruh positif

terhadap pengambilan keputusan Hasil penelitian Randy J. Dunn menyatakan bahwa mengikutsertakan

guru dalam gerakan reformasi

pendidikan sangat penting

dilaksanakan. Bentuk pengikutsertaan guru diantaranya berupa pemberian

otonomi terhadap guru dalam

melaksanakan tugas dan partisipasi guru dalam pengambilan keputusan. (http://search.proquest.com/docview ) Berdasarkan hasil penelitian tersebut diketahui bahwa partisipasi dan pelibatan guru dalam pengambilan

keputusan untuk kepentingan

organisasi sekolah dapat direalisasikan

dengan cara memberikan

penghargaan kepada guru tersebut. Apabila diberikan penghargaan yang

sesuai, maka diduga bahwa

penghargaan tersebut dapat

mempengaruhi keefektifan dan

ketepatan dalam pengambilan

keputusan kepala sekolah dalam upaya pencapaian tujuan organisasi.

Berdasarkan realita di atas, maka penelitian ini dilakukan untuk menguji dan menganalisis pengaruh

langsung penghargaan terhadap

pengambilan keputusan, dengan

subjek penelitian adalah kepala sekolah dasar swasta di Kota Bekasi.

TINJAUAN PUSTAKA Pengambilan Keputusan

Colquitt et. al. (2009:256)

mendefinisikan pengambilan

keputusan sebagai berikut, “decision making is refering to the process of generating and choosing from a set of alternatives to solve a problem”.

Pengambilan keputusan adalah

mengacu pada proses menghasilkan dan memilih dari satu set alternatif untuk memecahkan masalah

Adapun menurut Richard L. Daft

(2012:238) mendefinisikan

pengambilan keputusan sebagai

(4)

process of identifying problems and opportunities and then resolving

them”. Pengambilan keputusan

adalah proses dalam mengenali

masalah-masalah dan

peluang-peluang untuk kemudian dipecahkan. George dan Jones (2012:436)

sependapat dengan beberapa

pendapat di atas bahwa, “decision making can be defined as the process by which members of an organization choose a specific course of action to respond to the opportunities and

problems that confront them”.

Pengambilan keputusan dapat

didefinisikan sebagai proses dimana anggota organisasi memilih aksi tertentu untuk merespon peluang dan masalah yang dihadapi mereka.

Berikut ini penjelasan James L. Gibson et. al. (2006:456) terkait perbedaan tipe keputusan, yaitu sebagai berikut: “1). Programmed Decision. If a particular situation accurs often, a routine procedure usually can be worked out for solving it. Thus, decisions are programmed to the extent that problems are repetitive and routine and a definite procedure has been developed for handling them. 2). Nonprogrammed decision. Decisions are nonprogrammed when they are novel and unstructured. No established procedure exists for handling the problem, either because it has not arisen in exactly the same manner before or because it is complex or extremely important. Such problems deserve special treatment”. 1). Keputusan yang terprogram adalah

jika keputusan yang diambil

berdasarkan sering terjadinya suatu situasi yang khusus, maka biasanya

akan digunakan prosedur rutin untuk memecahkannya. Dengan demikian, suatu keputusan dapat diprogram sejauh keputusan itu berulang-ulang serta rutin dan telah dikembangkan

prosedur yang tertentu untuk

menanganinya. 2). Keputusan tidak terprogram jika keputusan tersebut baru dan tidak terstruktur. Belum ada prosedur yang pasti untuk menangani masalah, karena masalah yang timbul tidak persis sama dengan sebelumnya atau karena masalah itu rumit atau sangat penting. Dengan demikian, masalah seperti itu memerlukan penanganan secara khusus.

Beberapa langkah yang harus

dilaksanakan dalam pengambilan

keputusan menurut Gibson et al. (2006: 459), yaitu: “the decision making process are: (1) Establishing specific goals and objectives and measuring results (2) Identifying problem. (3) Developing alternatives, (4) Evaluating alternatives, (5)

Choosing an alternative, (6)

Implementing the decision, (7)

Controlling and evaluation”. Proses pengambilan keputusan adalah: (1) Menetapkan tujuan dan sasaran

khusus dan mengukur

keberhasilannya (2) Mengidentifikasi

masalah. (3) Mengembangkan

alternatif, (4) Mengevaluasi alternatif,

(5) Memilih alternatif, (6)

Melaksanakan keputusan, (7)

Mengendalikan dan evaluasi.

Kreitner dan Kinicki (2010:337) menambahkan penjelasan sebagai berikut, “the rational model proposes that managers use a rational four-step sequence when making decisions: (1)

(5)

generating alternative solutions, (3) selecting a solution, (4) implementing and evaluating the solution”. Model rasional mengusulkan bahwa manajer menggunakan urutan empat-langkah rasional ketika membuat keputusan: (1) mengidentifikasi masalah, (2) menghasilkan solusi alternatif, (3) memilih solusi, (4) melaksanakan dan mengevaluasi solusi.

Berdasarkan deskripsi konsep di atas dapat disintesiskan pengambilan keputusan adalah proses berupa aktivitas seseorang dalam memilih,

membangun, menetapkan, dan

menghasilkan sebuah pilihan yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah dan memanfaatkan peluang yang ada dengan mendasarkan pada

pertimbangan rasional untuk

menghasilkan keputusan terbaik,

dengan indikator (1) Identifikasi

masalah, (2) Membuat solusi

alternatif, (3) Memilih solusi, (4) Implementasi solusi, dan (5) Evaluasi solusi.

Penghargaan

Hellriegel dan Slocum (2004:96)

mendefinisikan, “a reward is an event that a person finds desirable or

pleasing”. Definisi tersebut

mengandung arti bahwa penghargaan adalah suatu peristiwa/perihal dimana seseorang menemukan sesuatu yang diinginkan atau menyenangkan.

Sedangkan menurut John Shield (2007:30), “a reward is anything tangible that an organization provides to its employees either intentionally or unintentionally in exchange for the employee’s potential or actual work contribution, and to which employees

as individuals attach a positive value as a satisfier of certain self defined needs”. Penghargaan adalah sesuatu yang nyata yang diberikan oleh organisasi kepada karyawan baik sengaja atau tidak sengaja sebagai bentuk pertukaran atas potensi atau

kontribusi kerja karyawan, dan

menjadi sesuatu yang bernilai positif

bagi karyawan sebagai pemuas

kebutuhan tertentu.

Hal senada didefinisikan World at Work (2007:2), “a reward is everything employees get as a result of their employment”. Penghargaan adalah segala sesuatu yang karyawan peroleh sebagai hasil dari pekerjaan mereka. Selanjutnya Kreitner dan

Kinichi (2010:255) menjelaskan

bahwa, “rewards are an ever-present and always controversial feature of organizational life”. Penghargaan adalah fitur yang selalu ada dan selalu

kontroversial dari kehidupan

organisasi.

Penghargaan dapat mendorong dan mempengaruhi karyawan dalam

organisasi, diantaranya akan

berdampak pada tinggi dan rendahnya

kinerja karyawan. Hal tersebut

dikemukakan oleh Gibson et al. (2006:176), “one of the most powerful influences on individual performance is an organization’s reward system”. Salah satu pengaruh paling kuat pada

kinerja individu adalah sistem

penghargaan organisasi.

Penjelasan lain ditambahkan oleh Luthans (2008:93), “organization provide rewards to their personnel in order to motivate their performance and encourage their loyalty and retention”. Organisasi memberikan

(6)

penghargaan kepada personil mereka dalam rangka untuk memotivasi kinerja mereka dan mendorong loyalitas dan retensi mereka.

Berikut ini beberapa tujuan dari pemberian penghargaan dalam organisasi yang dinyatakan oleh Gibson et al. (2006:177), “the main objectives of reward programs are (1) to attact

qualified people to join the

organization, (2) to keep employees coming to work, and (3) to motivate employees to achieve high levels of performance”. Tujuan utama dari program penghargaan adalah (1) untuk menarik orang yang memenuhi syarat untuk bergabung dengan

organisasi, (2) untuk menerima

karyawan agar datang untuk bekerja, dan (3) untuk memotivasi karyawan untuk mencapai tingkat kinerja yang tinggi.

Penghargaan dalam organisasi terbagi dalam dua kategori, yaitu penghargaan ekstrinsik dan

penghargaan intrinsik sebagaimana dijelaskan Gibson et. al. (2006:179) sebagai berikut, “classifies rewards into two broad categories; extrinsic and intrinsic. Extrintic rewards are rewards exsternal to the job, such as pay, promotion, or fringe benefits; Intrinsic rewards are those that are part of the job itself, such as the responsibility, challenge, and feedback

characteristics of the job”.

Mengklasifikasikan penghargaan

menjadi dua kategori besar; ekstrinsik dan intrinsik. Penghargaan ekstrinsik adalah penghargaan exsternal dengan pekerjaan, seperti gaji, promosi, atau

tunjangan; penghargaan intrinsik

adalah mereka yang merupakan bagian dari pekerjaan itu sendiri,

seperti tanggung jawab, tantangan,

dan karakteristik umpan balik

pekerjaan.

Richard L. Daft (2012:466-467) menambahkan, “rewards are of two types: intrinsic and extrinsic. Intrinsic rewards are the satisfactions a person receives in the process of performing a particular action. Extrinsic rewards are given by another person, typically a manager, and include promotions, pay increases, and bonuses”. Penghargaan terdiri dari dua jenis: intrinsik dan ekstrinsik. Penghargaan intrinsik adalah kepuasan seseorang yang diterima dalam proses melakukan

tindakan. Penghargaan ekstrinsik

diberikan oleh orang lain, biasanya manajer, dan termasuk promosi, kenaikan gaji, dan bonus.

Berdasarkan konsep-konsep

yang telah dikemukakan di atas, dapat

disintesiskan bahwa penghargaan

adalah sesuatu yang diberikan atas kontribusi kerja yang telah dilakukan karyawan, yang bertujuan untuk memotivasi karyawan agar berkinerja lebih tinggi dan berusaha memberikan yang terbaik bagi organisasinya, dengan indikator (1) pemberian gaji; (2) pemberian bonus; (3) pemberian tunjangan; (4) Promosi.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada Sekolah Dasar (SD) Swasta di Kota Bekasi. Populasi terjangkau dalam penelitian ini berjumlah 566 guru SD Swasta yang berasal dari 27 SD Swasta di wilayah Kecamatan Rawalumbu (sumber: Dapodik, diolah oleh Sapulidi

(7)

Riset Center April 2016). Perwakilan dari SD Swasta yang diteliti kemudian dipilih berdasarkan kedekatan rentang

kendali wilayah berdasarkan

purposive sampling. Sampel diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling dan diperoleh jumlah 62 guru SD Swasta.

Penelitian ini menggunakan

metode penelitian survey dengan menggunakan analisis jalur (path analysis) untuk mengetahui adanya

pengaruh antar variabel sesuai

dengan model kausal yang terbentuk. Sebelum kuesioner digunakan dalam

penelitian ini, terlebih dahulu

dilakukan ujicoba untuk menentukan validitas dan realibitas instrumen. Hasil tersebut digunakan sebagai instrumen untuk mengambil data dalam penelitian di lapangan. Analisis data meliputi: 1) deskripsi data; 2) uji prasyarat analisis normalitas; 3) analisis jalur yang meliputi: analisis

model, pengujian hipotesis dan

penentuan tingkat pengaruh.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pengambilan Keputusan

Dari data yang diperoleh di lapangan yang kemudian diolah secara statistik ke dalam daftar distribusi frekuensi, banyaknya kelas di hitung menurut aturan Sturges, diperoleh tujuh kelas dengan nilai skor maksimum 140 dan skor minimum 103, sehingga rentang skor sebesar 37. Berdasarkan hasil perhitungan statistik deskriptif diperoleh bahwa instrumen pengambilan keputusan mempunyai nilai rata-rata (mean) sebesar 117,45 dengan nilai standar deviasi 7,52 dimana nilai variansnya

sebesar 56,4812 nilai median 117,50 dan nilai modus sebesar 118,10. Pengelompokkan data dapat terlihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Skor Variabel Pengambilan

Keputusan

No Kelas Interval Batas Frekuensi

Bawah Atas Absolut Komulatif Relatif

1 103 - 108 102,5 108,5 7 7 11,29% 2 109 - 114 108,5 114,5 15 22 24,19% 3 115 - 120 114,5 120,5 18 40 29,03% 4 121 - 126 120,5 126,5 16 56 25,81% 5 127 - 132 126,5 132,5 3 59 4,84% 6 133 - 138 132,5 138,5 2 61 3,23% 7 139 - 144 138,5 144,5 1 62 1,61% 62 100%

Berdasarkan tabel 1 di atas,

selanjutnya akan dibuat

histogramnya. Ada dua sumbu yang

diperlukan dalam pembuatan

histogram yakni sumbu vertikal sebagai sumbu frekuensi absolut, dan sumbu horizontal sebagai sumbu skor perolehan instrumen. Dalam hal ini pada sumbu horizontal tertulis batas-batas kelas interval yaitu mulai dari 102,5 sampai 144,5. Harga-harga tersebut diperoleh dengan jalan mengurangkan angka 0,5 dari data terkecil dan menambahkan angka 0,5 setiap batas kelas pada batas tertinggi. Grafik histogram dari sebaran data instrumen pengambilan keputusan tersebut seperti tertera dalam gambar berikut:

(8)

2. Penghargaan

Data penghargaan mempunyai rentang skor teoretik antara 27 sampai 135 dan rentang skor empiris antara 94 sampai dengan 135, sehingga rentang skor sebesar 41. Hasil perhitungan data diperoleh rata-rata sebesar 114,79; simpangan baku sebesar 9,05; varians sebesar 81,8406; median sebesar 114,00; dan modus sebesar 109,40. Selanjutnya data penghargaan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi seperti disajikan pada tabel 2.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Skor Variabel Pemberdayaan No Kelas Interval Batas Frekuensi

Bawah Atas Absolut Komulatif Relatif

1 94 - 99 93,5 99,5 1 1 1,61% 2 100 - 105 99,5 105,5 6 7 9,68% 3 106 - 111 105,5 111,5 19 26 30,65 % 4 112 - 117 111,5 117,5 12 38 19,35 % 5 118 - 123 117,5 123,5 10 48 16,13 % 6 124 - 129 123,5 129,5 9 57 14,52 % 7 130 - 135 129,5 135,5 5 62 8,06% 62 100%

Berdasarkan tabel 2 di atas,

selanjutnya akan dibuat

histogramnya. Ada dua sumbu yang

diperlukan dalam pembuatan

histogram yakni sumbu vertikal sebagai sumbu frekuensi absolut, dan sumbu horizontal sebagai sumbu skor perolehan instrumen. Dalam hal ini pada sumbu horizontal tertulis batas-batas kelas interval yaitu mulai dari 93,5 sampai 135,5. Harga-harga tersebut diperoleh dengan jalan mengurangkan angka 0,5 dari data terkecil dan menambahkan angka 0,5 setiap batas kelas pada batas tertinggi. Grafik histogram dari sebaran data instrumen penghargaan tersebut seperti tertera dalam gambar berikut:

Pengujian Hipotesis

Penghargaan berpengaruh

langsung positif terhadap

pengambilan keputusan. Ho : β31 < 0

Hi : β31 > 0

Ho ditolak, jika thitung > ttabel. Ho diterima, jika thitung ≤ ttabel

Dari hasil perhitungan analisis jalur, pengaruh langsung penghargaan terhadap pengambilan keputusan, nilai koefisien jalur sebesar 0,277 dimana nilai koefisien thitung sebesar 2,331. Nilai Koefisien ttabel untuk α = 0,05 sebesar 2,00. Oleh karena nilai koefisien thitung lebih besar dari pada Bata s N y at a F rek u en si Ab solu t 1 0 2 , 5 1 0 8 , 5 1 1 4 , 5 1 2 0 , 5 1 2 6 , 5 1 3 2 , 5 1 4 4 , 5 1 3 8 , 5 Batas N ya ta F rek u en si A bs ol ut 1 6 19 12 10 9 5 0 5 10 15 20 9 3 , 5 9 9 , 5 1 0 5 , 5 1 1 1 , 5 1 1 7 , 5 1 2 3 , 5 1 3 5 , 5 1 2 9 , 5

(9)

nilai ttabel maka dengan demikian Ho ditolak dan Hi diterima yaitu bahwa penghargaan berpengaruh

secara langsung terhadap

pengambilan keputusan dapat

diterima.

Pengaruh Penghargaan terhadap Pengambilan Keputusan

Berdasarkan hasil perhitungan nilai koefisien korelasi sebesar 0,393 dan nilai koefisien jalur sebesar 0,277. Dengan demikian terdapat pengaruh

langsung positif pemberian

penghargaan terhadap pengambilan keputusan.

Hasil penelitian tersebut sesuai dengan teori yang menunjukkan

pengaruh penghargaan terhadap

pengambilan keputusan menurut

Robbins dan Judge (2013:220), dalam bukunya berpendapat bahwa, “the

organization’s reward system

influences decision makers by

suggesting what choices have better

personnel payoff”. Teori ini

menunjukkan bahwa sistem

pemberian penghargaan dalam

organisasi mempengaruhi pengambil keputusan dengan menyarankan apa pilihan penghargaan yang lebih baik bagi para guru.

Berdasarkan uraian di atas

jelaslah bahwa penghargaan

berpengaruh langsung positif

terhadap pengambilan keputusan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh positif penghargaan

terhadap pengambilan keputusan

yang ditentukan oleh derajat besarnya pengaruh dalam bentuk koefisien korelasi dan koefisien jalur. Nilai koefisien jalur menentukan besaran

varians pengambilan keputusan

ditentukan oleh penghargaan.

Selanjutnya dapat diketahui

signifikansi pengaruh antara

penghargaan terhadap pengambilan keputusan secara parsial. Hal ini memiliki makna dan penegasan bahwa penghargaan secara empiris bukan satu-satunya variabel prediktor

bagi varians skor pengambilan

keputusan.

Dalam kondisi empirik bahwa untuk mendapatkan pengambilan keputusan dari kepala sekolah dasar swasta yang efektif dan hasilnya dapat

memberi peningkatan mutu

pendidikan, maka diperlukan

pemberian penghargaan kepada guru yang diperoleh dari yayasan melalui kepala sekolah tersebut. Pemberian penghargaan kepada guru akan

memotivasi mereka untuk

berpartisipasi lebih aktif dan

mendukung keputusan-keputusan

yang diambil oleh kepala sekolah.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Colquitt, LePine, dan Wesson. Organizational Behavior: Improving Performance and Commitment in the Workplace. New York: McGraw-Hill Companies, Inc, 2009 Daft, Richard L. New Era of Management. South-Western: Cengage Learning, 2012 George, Jennifer M. and Gareth R. Jones. Understanding and Managing

Organizational Behavior. New Jersey: Pearson Education, Inc, 2012 Gibson, James L. et al. Organizations: Behavior, Structure, Processes. New York:

McGraw-Hill Companies, Inc, 2006

Hellriegel, Don dan John W. Slocum. Organizational Behavior. Canada: South – Western, a Division of Thomson Learning, 2004

Kreither, Robert dan Angelo kinicki. Organizational Behavior. New York: McGraw-Hill Companies, Inc, 2010

Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro. Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur (path analysis). Bandung: Alfabeta, 2012

Shield, John. Managing Employee Performance and Reward: Concepts, Practices, Strategies. Australia: Cambridge University Press, 2007

Stephen P. Robbins dan Timothy A. Judge, Organizational Behavior 15th Edition. England: Pearson Education Limited, 2013

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2008

World at Work. The World at Work Handbook of Compensation, Benefits, and Total Rewards. New Jersey: John Wiley and Sons, Inc, 2007

Wayne R. Mondy, Human Resources Management. (New Jersey: Pearson Education, Inc., 2008

Stephen P. Robbins dan Timothy A. Judge, Organizational Behavior 15th Edition (England: Pearson Education Limited, 2013

Dunn, Randy J., “Controlling teacher militancy: Will recent empowerment efforts have any impact?”, Journal of Business and Economics, Public Service Research Foundation, http://search.proquest.com/docview/

Gambar

Tabel 2. Distribusi Frekuensi  Skor Variabel  Pemberdayaan

Referensi

Dokumen terkait

Seperti penanganan terkait barang bukti (pengibahan dan pemusnahan barang bukti), kategori tindakan pembiaran, dll. Jika UU ini memasukkan kegiatan pembakaran hutan dalam

Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas; imobilisasi (membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan

Diagnosa keperawatan memberikan dasar-dasar pemilihan inter2ensi untuk mencapai hasil yang menjadi tanggung gugat perawat. +dapun persyaratan dari diagnosa

Penelitian bertujuan untuk mempelajari efektivitas teknik pelapisan edible packaging dari karagenan dan gliserol untuk mempertahankan kualitas buah melon potong selama

Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah: (1) Menutup saluran terbuka yang berada tepat di sisi pedestrian; (2) Memperkecil jarak ketinggian pedestrian dengan

Pada pos ini dilaporkan seluruh penyisihan yang dibentuk untuk menutup kemungkinan risiko kerugian sehubungan dengan penyaluran dana oleh BPRS Pelapor kepada bank

Laporan tersebut memberikan status mutakhir mengenai sumberdaya mineral yang dapat digunakan untuk menentukan tahap eksplorasi berikutnya atau studi kelayakan tambang 3.14

Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang bertujuan untuk membantu guru-guru dalam melaksanakan dan mengaplikasikan kurikulum 2013 memperoleh hasil gambaran