• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. prinsip penciptaan (dari yang tidak ada menjadi ada) serta hubungan antara Firman dan Elohim (Yoh. 1:1-3),

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1. prinsip penciptaan (dari yang tidak ada menjadi ada) serta hubungan antara Firman dan Elohim (Yoh. 1:1-3),"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Phi atau Rasio Emas yang disebut juga sebagai Angka Emas (Golden Number) ini adalah angka ajaib yang menunjukkan proporsi keseimbangan ideal yang terdapat di seluruh alam semesta ini. Phi dapat dihitung secara matematis, geometri, maupun dari sederetan angka ajaib yang ditemukan oleh Leonardo Fibonacci (deretan angka Fibonacci: 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, ...). Yang menakjubkan dari Rasio Emas atau Phi ini adalah: angka ini dapat kita temukan di mana-mana, misalnya pada ukuran ideal proporsi tubuh manusia, tubuh hewan, serangga, tumbuh-tumbuhan, DNA,VIRUS , kristal salju, seni, arsitektur, sistim tata surya, musik, dan lain-lain. Bahkan struktur atom dari emas murni yang memiliki sistem kristal isometrik berbentuk kubus dan oktahedron (seperti 2 buah piramida yang menepel menjadi satu), ternyata juga mengandung Rasio Emas di dalamnya. Dan yang lebih menakjubkan lagi, ternyata Phi juga dapat kita temukan di dalam kebenaran Alkitab, antara lain dalam:

1. prinsip penciptaan (dari yang tidak ada menjadi ada) serta hubungan antara Firman dan Elohim (Yoh. 1:1-3), 2. ke-esaan Elohim Tritunggal (Bapa, Putra, dan Roh Kudus) yang ajaib bagaikan sebuah segitiga (satu tapi memiliki 3 sisi, 3 sudut, dan 3 buah perbandingan, dengan rasio yang ajaib),antara Firman dan Elohim (Yohanes 1:1-3),

3. ke-esaan Elohim Tritunggal (Bapa, Putra, dan Roh Kudus), 4. persekutuan antara Kristus dan Bapa (Yohanes 14:9), 5. ukuran bahtera Nuh (Kejadian 6:15),

6. ukuran tabut perjanjian (Keluaran 25:10), 7. spektrum warna Tabernakel Musa (Keluaran 26:1),

8. angka antikris (666) adalah “anti-phi” (Why. 13:18), dan lain-lain.

Saya tak dapat menjelaskan dengan panjang lebar mengenai Phi di dalam artikel singkat ini, tetapi Anda dapat mempelajarinya lebih lanjut melalui banyak sekali informasi di buku maupun di internet (coba lihat: http://goldennumber.net/) Tentu Anda pun akan takjub sekali bila menyadari bahwa bukti akan kebijaksanaan dan kemuliaan Sang Pencipta kita yang agung itu dapat kita temukan di dalam segala sesuatu yang terdapat di alam semesta ini.

“Dengarkanlah Aku, hai Yakub, dan engkau Israel yang Kupanggil! Akulah yang tetap sama, Akulah yang terdahulu, Akulah juga yang terkemudian! Tangan-Ku juga meletakkan dasar bumi, dan tangan kanan-Ku membentangkan langit. Ketika Aku menyebut namanya, semuanya bermunculan.” (Yesaya 48:12-13)

“Sebab bumi akan penuh dengan pengetahuan tentang kemuliaan TUHAN (YAHWEH), seperti air yang menutupi dasar laut.” (Habakuk 2:14)

(http://kristenemasmurni.blogspot.com)

(2)

Apakah Tuhan benar-benar ada, atau hanya sekedar hasil khayalan orang-orang religius saja? Bagaimanakah gambaran neraka dan sorga yang sesungguhnya?

Apakah pada saat ini Tuhan masih berbicara kepada manusia? Apakah semua orang Kristen harus bisa berbahasa roh? Apakah di zaman ini masih ada mujizat dan kesembuhan ilahi?

Apakah yang disebut: “kutuk” menurut pandangan Kekristenan, dan adakah cara untuk mengatasinya?

Diposkan oleh life is adventure di 06.40 Tidak ada komentar:

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Golden Ratio & Fibonacci

BILANGAN FIBONACCI Tentang Fibonacci

Perkembangan matematika pada abad pertengahan di Eropa seiring dengan lahirnya Leonardo of Pisa yang lebih dikenal dengan julukan Fibonacci (artinya anak Bonaccio). Bonaccio sendiri artinya anak bodoh, tapi dia bukan orang bodoh karena jabatannya adalah seorang konsul yang wewakili Pisa. Jabatan yang dipegang ini membuat dia sering bepergian. Bersama anaknya, Leonardo, yang selalu mengikuti ke negara mana pun dia melakukan

lawatan.

Fibonacci menulis buku Liber Abaci setelah terinspirasi pada kunjungannya di suatu kota yang sedang tumbuh di Aljazair. Ketika ayahnya bertugas di sana, seorang ahli matematika Arab memperlihatkan keajaiban sistem bilangan Hindu-Arab. Sistem yang mulai dikenal setelah jaman Perang Salib. Kalkulasi yang tidak mungkin dilakukan dengan menggunakan notasi (bilangan) Romawi. Setelah Fibonacci mengamati semua kalkulasi yang dimungkinkan oleh sistem ini, dia memutuskan untuk belajar pada matematikawan Arab yang tinggal di sekitar Mediterania. Semangat belajarnya yang sangat mengebu-gebu membuat dia melakukan perjalanan ke Mesir, Syria, Yunani, Sisilia.

Tahun 1202 dia menerbitkan buku Liber Abaci dengan menggunakan – apa yang sekarang disebut dengan aljabar, dengan menggunakan numeral Hindu-Arabik. Buku ini memberi dampak besar karena muncul dunia baru dengan angka-angka yang bisa menggantikan sistem Yahudi, Yunani dan Romawi dengan angka dan huruf untuk menghitung dan kalkulasi.

Pendahuluan buku berisi dengan bagaimana menentukan jumlah digit dalam satuan numeral atau tabel penggandaan (baca: perkalian) dengan angka sepuluh, dengan angka seratus dan seterusnya. Kalkulasi dengan menggunakan seluruh angka dan pembagian, pecahan, akar, bahkan penyelesaian persamaan garis lurus (linier) dan persamaan kuadrat. Buku itu dilengkapi dengan latihan dan aplikasi sehingga menggairahkan pembacanya. Dasar

pedagang, ilustrasi dalam dunia bisnis dengan angka-angka juga disajikan. Termasuk di sini adalah pembukuan bisnis (double entry), penggambaran tentang marjin keuntungan,

perubahan (konversi) mata uang, konversi berat dan ukuran (kalibrasi), bahkan menyertakan penghitungan bunga. (Pada jaman itu riba, masih dilarang). Penguasa pada saat itu,

Frederick, yang terpesona dengan Liber Abaci, ketika mengunjungi Pisa, memanggil

Fibonacci untuk datang menghadap. Dihadapan banyak ahli dan melakukan tanya-jawab dan wawancara langsung, Fibonacci memecahkan problem aljabar dan persamaan kuadrat.

(3)

Fibonacci Numbers

Barisan bilangan, dimana tiap2 bilangannya adalah hasil jumlah dari dua bilangan sebelumnya dikenal sebagai Barisan Fibonacci : 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, 233, 377, 610, 987, 1597, 2584, 4181, ...

Perbandingan dari dua bilangan yang berurutan disebut golden section (GS) - 1.618033989 . . . . .

dan kebalikannya (1/GS) ~ 0.618033989 . . . jadi bisa kita tuliskan 1/GS = 1 + GS. Segitiga Pascal dan bilangan Fibonacci

Segitiga ini diperkenalkan oleh B. Pascal, meskipun 500 tahun sebelumnya sudah

digambarkan olehmatematikawan Cina Yanghui dan astronomiwan Persia Omar Khayyám pun sudah mengenalnya.

Pascal's Triangle dapat dituliskan dengan formula:

Penjumlahan angka pada tiap diagonal diatas menghasilkan bilangan-bilangan Fibonacci Luarbiasanya bilangan fibonacci ini sering muncul di alam

(4)

Deret Fibonacci mampu menjawab problem kelinci beranak-pinak, alur bunga lily, pola dan jumlah mata nanas, jumlah kelopak dan alur spiral bunga jenis-jenis tertentu. Lewat deret Fibonacci ini dapat diketahui diketahui urutan atau alur yang akurat pada alam. Ukuran ruangan binatang berkulit lunak (moluska) yang berbentuk spiral, nautilus *; jumlah searah jarum jam atau berlawanan jarum jam ‘mata‘ nanas, jumlah kelopak bunga matahari dan ada 2 alur spiral (ke kanan 34 dan ke kiri 55) sesuai dengan deret Fibonacci.

Masalah Kelinci Beranak Pinak

Dalam bukunya yang berjudul Liber Abaci. Kasus itu dijelaskan sebagai berikut:

Sepasang kelinci muda (jantan dan betina) ditempatkan di suatu pulau. Asumsikan bahwa kelinci tidak akan melahirkan sebelum berumur 2 bulan. Kemudian, setelah berumur 2 bulan, setiap pasang kelinci akan melahirkan sepasang kelinci setiap 1 bulan. Pertanyaannya: Berapa

banyak pasang kelinci yang ada di sana setelah n bulan? (Kita juga menggunakan asumsi

bahwa kelinci tidak akan pernah mati.)

Kita dapat mengilustrasikan masalah kelinci itu seperti tabel di bawah. Asumsikan bahwa gambar 1 kelinci berarti 1 pasang kelinci.

Keterangan:

= kelinci muda

= kelinci 1 bulan

(5)
(6)

Kasus kelinci saat itu belumlah menjadi perhatian yang yang menarik. Kemudian, pada abad ke-19, Edouard Lucas mendefinisikan kembali barisan tersebut, dan menamakan barisan tersebut sebagai barisan Fibonacci di mana setiap sukunya diberikan simbol

Barisan Fibonacci dapat didefinisikan kembali sebagai berikut:

. untuk

Note: kita juga dapat mendefinisikan .

Untuk selanjutnya, barisan Fibonacci ini muncul dalam berbagai macam aplikasi. Sebagai contoh, di dalam bidang pertanian, jumlah pola spiral yang muncul pada tanaman (sering disebut sebagai phyllotaxis) selalu merupakan pola barisan Fibonacci.

Fibonacci dan Alam

Tanaman tidak tahu tentang barisan ini - mereka hanya tumbuh dengan cara yang paling efisien. Banyak tanaman menunjukkan bilangan Fibonacci dalam susunan daun sekitar batang. Beberapa kerucut pinus dan kerucut cemara juga menunjukkan bilangan fibonacci, seperti halnya bunga aster dan bunga matahari. Bunga matahari dapat berisi bialangan 89, atau bahkan 144. Tanaman lainnya, seperti succulents, juga menunjukkan bilangan fibonacci.

(7)

Beberapa pohon jenis konifera menunjukkan bilangan Fibonacci dalam benjolan di belalai mereka. Dan pohon-pohon palem menunjukkan bilangan ini di cincin belalai mereka.

Mengapa pengaturan ini terjadi? Dalam kasus pengaturan daun, atau phyllotaxis beberapa kasus mungkin berhubungan dengan memaksimalkan ruang untuk setiap daun, atau jumlah rata-rata cahaya yang jatuh pada masing-masing. Dalam daun kubis pengaturan yang benar mungkin menjadi sangat penting untuk ketersediaan ruang. Jadi alam tidak mencoba untuk menggunakan angka Fibonacci: mereka muncul sebagai hasil dari proses yang lebih

fisik.Itulah mengapa spiral tidak sempurna.

Tanaman menanggapi kendala keadaan fisik, bukan aturan matematika.

Ide dasarnya adalah bahwa posisi dari setiap pertumbuhan baru adalah sekitar 222,5 derajat jauh dari sebelumnya karena menyediakan secara rata-rata ruang maksimum untuk semua tunas. Sudut ini disebut sudut emas dan membagi lingkaran 360 derajat lengkap dalam Golden Section 0,618033989....

Contoh Barisan Fibonacci pada Tumbuhan. Kelopak pada Bunga

Mungkin sebagian besar dari kita tidak pernah meluangkan waktu untuk memeriksa dengan hati-hati jumlah atau susunan kelopak bunga. Jika kita melakukannya, kita akan menemukan bahwa jumlah kelopak pada bunga, (tentu saja yang masih memiliki semua kelopak yang utuh) pada banyak bunga adalah bilangan Fibonacci

 3 kelopak: lily, iris

 5 kelopak: buttercup, wild rose, larkspur, columbine (aquilegia)

 8 kelopak: delphiniums

 13 kelopak: ragwort, corn marigold, cineraria,

 21 kelopak: aster, black-eyed susan, chicory

 34 kelopak: plantain, pyrethrum

 55, 89 kelopak: michaelmas daisies, the asteraceae family

Beberapa spesies memiliki jumlah kelopak yang tepat tetapi yang lain memiliki kelopak bunga sangat dekat secara rata-rata dengan bilangan fibonacci

(8)

ite calla lily

Bunga dengan dua kelopak sangat jarang

euphorbia

Tiga kelopak sering dijumpai

trillium

Lima Kelopak - ada ratusan species, baik yang liar maupun yang budidaya

(9)

Delapan-Kelopak bunga tidak sebanyak seperti lima kelopak, tetapi ada beberapa spesies yang terkenal dengan delapan kelopak.

bloodroot

Tigabelas ...

(10)

Duapuluh satu dan tigapuluh empat sangat sering dijumpai. Cincin luar dari family bunga ester sangat tepat menunjukkan bilangan fibonacci. Aster dengan

13, 21, 34, 55 dan 89 sangat banyak.

shasta daisy with 21 petals

Aster yang sering dijumpai memiliki 34 kelopak... Namun tetap ada beberapa bunga aster yang menyimpang. dan 33 kelopak lebih umum dalam penyimpangan daripada 35 kelopak.

Angka Fibonacci memiliki satu sifat menarik. Jika Anda membagi satu angka dalam deret tersebut dengan angka sebelumnya, akan Anda dapatkan sebuah angka hasil pembagian yang besarnya sangat mendekati satu sama lain. Nyatanya, angka ini bernilai tetap setelah angka ke-13 dalam deret tersebut. Angka ini dikenal sebagai "golden ratio" atau "rasio emas".

233 / 144 = 1,618 377 / 233 = 1,618 610 / 377 = 1,618 987 / 610 = 1,618 1597 / 987 = 1,618 2584 / 1597 = 1,618 Golden Ratio & Golden Section

Dalam matematika dan seni, dua kuantitas/besaran disebut dalam rasio emas (Golden Ratio) jika rasio/perbandingan antara jumlah kedua kuantitas tersebut dengan kuantitas yang besar, sama dengan perbandingan antara kuantitas yang besar dengan kuantitas yang kecil

(11)

Secara aljabar dapat dituliskan:

Golden Ratio sering dituliskan dengan huruf Yunani phi (Φ or φ). Golden Rasio adalah bilangan irasional yang nilainya adalah1.6180339887498... (dst). Angka dibelakang koma akan berlanjut terus tanpa pola. Golden Section menggambarkan hubungan geometris yang mendifinisikan nilai ini.

Golden Rectangle

Golden rectangle adalah persegi panjang yang perbandingan sisi2nya membentuk perbandingan 1 berbanding golden ratio, 1: phi, atau 1 : 1.618.

Sebuah golden rectangle dapat dibuat dengan cara yang sederhana:

1. Gambarlah sebuah persegi/bujursangkar

2. Gambar sebuah garis dari titik tengah salah

satu sisi persegi ke salah satu sudut dihadapannya.

3. Gunakan garis tersebut sebagai jari-jari

untuk mengambar sebuah busur yang menentukan tinggi dari persegi panjang (golden rectangle)

4. Sempurnakan gambar golden rectangle

Golden Spiral

Dalam Geometri, Golden Spiral adalah spiral logaritmik yang faktor pertumbuhannya

(growth factor) b adalah phi atau golden ratio. Secara khusus, sebuah golden spiral semakin melebar atau menjauh dari titik awalnya dengan faktor phi untuk tiap seperempat lingkaran yang dibuat.

(12)

Successive points dividing a golden rectangle into squares lie on a logarithmic spiral which is sometimes known as the golden spiral.

Golden Ratio Dalam Arsitektur dan Seni

Banyak dari para arsitek dan seniman menerapkan golden ratio pada karya-karya mereka, khususnya pada golden rectangle, karena dipercaya bahwa golden rectangle ini secara estetis menyenangkan dan mengagumkan

(13)

Parthenon, Acropolis, Athens.

Kuil Kuno ini dibangun berdasarkan perhitungan Golden Rectangle

The Vetruvian Man"(The Man in Action)" oleh Leonardo Da Vinci Kita dapat menggambar banyak garis dari persegi panjang pada gambar ini.

Kemudian, akan kita dapatkan tiga jenis Golden Rectangles: area kepala, torso, dan area kaki.

(14)

Adolf Zeising, seorang matematikawan dan filsuf pada tahun 1854 menuliskan: The Golden Ratio is a universal law in which is contained the ground-principle of all

formative striving for beauty and completeness in the realms of both nature and art, and which permeates, as a paramount spiritual ideal, all structures, forms and proportions, whether cosmic or individual, organic or inorganic, acoustic or optical; which finds its fullest realization, however, in the human form.

Contoh

Klik gambar untuk melihat animasi golden ratio

Jari-jemari kita memiliki tiga ruas. Perbandingan ukuran panjang dari dua ruas pertama terhadap ukuran panjang keseluruhan jari tersebut menghasilkan angka rasio emas (kecuali ibu jari). Anda juga dapat melihat bahwa perbandingan ukuran panjang jari tengah terhadap jari kelingking merupakan rasio emas pula.

(15)

Rancangan tanpa cela pada cangkang nautilus memiliki bentuk yang mengikuti rumus rasio emas

Saat meneliti cangkang makhluk hidup yang digolongkan sebagai hewan bertubuh lunak atau moluska, yang hidup di dasar laut, bentuk dan struktur permukaan bagian dalam dan luar dari cangkangnya menarik perhatian para ilmuwan:

Permukaan bagian dalamnya halus licin, sedangkan di bagian luarnya bergalur. Tubuh moluska berada di dalam cangkang, oleh karena itu permukaan bagian dalamnya haruslah halus licin. Garis pinggiran luar dari cangkang menambah kekokohan cangkang, sehingga meningkatkan kekuatannya. Bentuk-bentuk cangkang membuat orang kagum karena kesempurnaan dan sifat menguntungkan yang dihasilkan proses penciptaannya. Gagasan spiral pada cangkang terwujudkan dalam bentuk geometris sempurna, dalam bentuk rancangan yang sungguh elok dan "tajam".

Cangkang-cangkang kebanyakan moluska tumbuh mengikuti bentuk spiral logaritmik. Sungguh tidak ada keraguan bahwa hewan-hewan ini tidak memahami perhitungan matematis paling sederhana sekalipun, apalagi bentuk spiral logaritmik. Jadi bagaimana makhluk-makhluk tersebut dapat mengetahui hal itu sebagai yang terbaik baginya untuk tumbuh? Bagaimana binatang-binatang ini, yang oleh sejumlah ilmuwan digambarkan sebagai makhluk "primitif," tahu bahwa spiral logaritmik adalah bentuk terbaik bagi mereka? Mustahil pertumbuhan semacam ini terjadi tanpa adanya suatu pengetahuan atau

kecerdasan. Pengetahuan tersebut ada tapi bukan pada moluska ataupun di alam itu sendiri, meskipun sejumlah ilmuwan menyatakan hal demikian. Sama sekali tidaklah masuk akal untuk berusaha menjelaskan hal tersebut sebagai suatu ketidaksengajaan. Rancangan ini hanya

(16)

dapat dihasilkan oleh suatu kecerdasan dan pengetahuan mahatinggi, yang merupakan milik Allah Yang Mahakuasa, Pencipta segala sesuatu:

"Pengetahuan Tuhanku meliputi segala sesuatu. Maka apakah kamu tidak dapat mengambil

pelajaran (daripadanya) ?" (QS. Al An'aam, 6: 80)

Pertumbuhan mengikuti pola semacam ini digambarkan sebagai "gnomic growth"

(pertumbuhan gnomis) oleh ilmuwan biologi Sir D'Arcy Thompson, seorang pakar dalam bidang tersebut, yang menyatakan bahwa mustahil membayangkan adanya sistem lain yang lebih sederhana, selama pertumbuhan cangkang kerang laut, daripada sistem yang

didasarkan pada pelebaran dan pemanjangan yang terbentuk mengikuti perbandingan yang sama dan tidak berubah. Ia menjelaskan, cangkang tersebut terus-menerus tumbuh, akan tetapi bentuknya tetap sama.

Seseorang dapat menyaksikan salah satu contoh paling bagus dari pertumbuhan semacam ini pada seekor nautilus, yang garis tengahnya hanya beberapa sentimeter. C. Morrison

menjelaskan proses pertumbuhan ini, yang sangat sulit untuk dirancang sekalipun dibantu dengan kecerdasan manusia, dengan menyatakan bahwa di sepanjang cangkang nautilus, spiral yang ada di bagian dalam memanjang dan tersusun atas sejumlah bilik yang disekat oleh dinding-dinding yang terbuat dari karang mutiara. Ketika hewan ini tumbuh, ia membentuk satu bilik lagi di mulut cangkang spiral yang berukuran lebih besar daripada bilik sebelumnya, dan bergerak maju memasuki tempat yang lebih besar ini dengan menutup pintu di belakangnya menggunakan selembar sekat karang mutiara.

Nama ilmiah dari sejumlah hewan laut lain yang memiliki spiral logaritmik dengan rasio pertumbuhan yang berbeda-beda pada cangkang mereka adalah:

Haliotis parvus, Dolium perdix, Murex, Fusus antiquus, Scalari pretiosa, Solarium trochleare.

Ammonite, binatang laut punah yang kini ditemukan hanya dalam bentuk fosil, juga memiliki cangkang yang tumbuh mengikuti bentuk spiral logaritmik.

(17)

Ammonite

Golden Ratio Point adalah Mekkah?

Benarkah kota Mekkah dan Ka'bah adalah golden point nya bumi? seperti yang diceritakan video dibawah ini, jarak antara Mekkah dan kutub selatan dibagi dengan jarak mekkah dan kutub utara, maka akan menghasilkan Golden Ratio yaitu 1,618 ... dan tidak hanya itu saja, jika peta bumi kita datarkan, maka jarak mekah ke sisi-sisi samping peta dan jarak mekah ke kedua sudut yang berhadapan, juga merupakan golden ratio seperti pada gambar di bawah.

(18)

Referensi

Dokumen terkait

biopsikososial harusnya digunakan dalam melakukan penanganan LBP kronis dan pemberian latihan pada pasien merupakan rekomendasi terbaik, akan tetapi pada prakteknya

Maka secara keseluruhan faktor yang paling dominan mempengaruhi motivasi kerja pegawai pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pekanbaru adalah faktor pemeliharan,

memberikan persepsi nilai yang baik terhadap keempat merek sepeda motor tersebut. Nilai rata-rata yang berhasil didapatkan merek sepeda motor Suzuki

[ŋ] menduduki peringkat pertama dalam kesulitan pelafalan bunyi, yakni sebanyak 38 kasus, menyusul tertukarnya bunyi [ǝ] dengan [u] sebanyak 32 kasus, sulit melafalkan suku

Ali, “Rekonfigurasi Jaringan Distribusi Radial Untuk Mengurangi Rugi Daya Pada Penyulang Jatirejo Rayon Mojoagung Menggunakan Metode Binary Particle Swarm

• Orang di dunia kerja Tidak dapat Serohani dengan mereka yang full-time di gereja. • Fungsi utama dari

Hasil analisis didapatkan karir adalah faktor yang paling mempenga- ruhi kinerja perawat sebesar 30 kali lebih tinggi dibandingkan dengan karir yang kurang baik

Distribusi rata-rata frekuensi indeks DMF dapat dilihat pada Tabel 3, dimana dapat diketahui bahwa sebagian responden memiliki gigi yang mengalami kerusakan berat