• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. misi, tujuan, kurikulum, bahan ajar, pendidik, peserta didik, sarana prasarana,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. misi, tujuan, kurikulum, bahan ajar, pendidik, peserta didik, sarana prasarana,"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan sebuah sistem yang mengandung aspek visi, misi, tujuan, kurikulum, bahan ajar, pendidik, peserta didik, sarana prasarana, dan lingkungan. Kedelapan aspek tersebut satu sama lainnya tidak bisa dipisahkan, karena aspek tersebut saling berkaitan sehingga membentuk satu sistem. Pendidikan merupakan usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan oleh orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar memiliki sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan (Daryanto, 2011:1). Pendidikan harus mampu menghasilkan SDM berkualitas dan profesional, dengan kata lain pendidikan harus menghasilkan lulusan yang mampu berfikir global dan mampu bertindak lokal serta dilandasi dengan akhlak yang mulia. Salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan adalah aspek pendidik atau guru.

Guru merupakan komponen penting dalam sistem pendidikan yang harus mendapat perhatian khusus. Guru akan selalu menjadi sorotan ketika berbicara masalah pendidikan, karena guru selalu terkait dengan komponen manapun dalam sistem pendidikan. Guru juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik terutama dalam proses belajar mengajar. Guru memegang peranan yang sangat penting dalam upaya membentuk watak bangsa dan mengembangkan potensi siswa dalam kerangka pembangunan pendidikan di Indonesia. Menurut Sagala (2009:39) Guru adalah salah satu faktor penting untuk penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Kehadiran guru

(2)

hingga saat ini tidak bisa digantikan, terlebih pada masyarakat Indonesia yang multikultural dan multibudaya, kehadiran teknologi tidak dapat menggantikan tugas-tugas guru yang cukup kompleks dan unik.

Guru yang mempunyai kompetensi tinggi dapat mempengaruhi kerjanya misalnya: merencanakan, mengembangkan, mengevaluasi, serta pemahaman landasan kependidikan. Sedangkan guru yang memiliki kompetensi rendah, sulit untuk mengembangkan profesinya sebagai pendidik

guru. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 pasal 8

menyatakan “Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta mempunyai kemampuan untuk mewujudkan pendidikan nasional. Pasal 9 menyataakan “Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat”. Selain itu pasal 10 ayat 1 menyatakan “Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Guru dituntut untuk meningkatkan kemampuan agar mencapai profesionalisme. Profesionalisme guru menjadi perhatian yang sangat serius, karena guru mempunyai tugas dan peran bukan hanya memberikan informasi-informasi ilmu pengetahuan dan teknologi, melainkan juga menciptkan sikap dan jiwa yang mampu bertahan dalam era ini.

Selain itu Guru dianggap profesional jika telah memiliki sertifikat pendidik yang diperoleh dari program sertifikasi guru, dikarenakan di dalam program sertifikasi guru diberikan materi kompetensi berupa: 1). metode

(3)

pembelajaran; 2). Pembuatan, penggunaan, pemanfaatan media pembelajaran; dan 3). Guru juga dilatih untuk mengembangkan sumber belajar. Berdasarkan kemampuan-kemampuan diatas guru sudah dianggap mampu menjadi guru yang profesional, karena kompetensi-kompetensi diatas sudah cukup mengatasi masalah-masalah pendidikan. Sehingga peneliti tertarik meneliti kompetensi guru tersebut apakah guru tersebut sudah profesional sesuai dengan Undang – Undang Nomor 14 tahun 2005 pasal 8. Aspek profesional guru berarti mengkaji kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru. Profesional dapat dicapai guru dengan menguasi empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Sagala (2009:30) menyatakan guru profesional tidak hanya mengusai satu kompetensi profesional, tetapi guru profesional semestinya meliputi semua kompetensi.

Guru profesional adalah guru yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai dengan kemampuan maksimal. Sebagaimana PP No. 74 Th. 2008 pasal 3 ayat 7 menjelaskan yang dimaksud “Kompetensi profesional adalah kemampuan guru dalam menguasai bidang ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya yang diampunya sekurang-kurangnya meliputi penguasaan: materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan atau mata pelajaran yang akan diampu; dan konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau berhubungan dengan program satuan pendidikan mata pelajaran, dan atau kelompok mata pelajaran

(4)

yang akan diampu. Profesionalisme adalah suatu keahlian tertentu diperlukan dalam pekerjaan tertentu, yang mana keahlian itu hanya diperoleh melalui pendidikan dan keahlian khusus (Arifin 1991:76). Atau dengan kata lain guru profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman mengajar.

Banyak sebagian orang mempunyai pengalaman namun tak jarang dan tak mampu melaksanakan tindakan nyata dari pengalaman tersebut. Pengalaman adalah apa yang sudah pernah dialami dalam kurun waktu tertentu. Menurut Mansur (2007:4) pengalaman mengajar adalah masa kerja guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan surat tugas dari lembaga yang berwenang. Lamanya guru dalam mengajar akan mempengaruhi seberapa kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru, karena dengan pengalaman mengajar yang banyak, guru diharapkan mampu menjadi tenaga pendidik yang kompeten di bidangnya sehingga mampu menciptakan pendidikan yang berkualitas. Pengalaman dan tingkat pendidikan guru pun juga menjadi dasar guru untuk lebih memiliki kompetensi yang baik. Semakin tinggi pengalaman mengajar guru semakin tinggi pula wawasan yang dimiliki guru dan semakin tinggi pendidikan guru maka semakin tinggi pula ilmu yang didapat oleh seorang guru. Lama mengajar merupakan faktor yang mendukung proses mengajar seorang guru, seorang guru akan dapat mengukur kemampuannya dalam mengajar secara lebih baik. Oleh karena itu pengalaman guru mengajar sangat berpengaruh dalam kompetensi yang dimiliki.

(5)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurry Marfu’ah menyimpulkan bahwa antara guru yang sudah bersertifikasi dan yang belum bersertifikasi tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Berdasarkan penelitian tersebut dapat dilihat bahwa kompetensi profesional guru tidak dapat dilihat dari status guru. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Nurry Marfu’ah dengan penelitian ini adalah mengenai kompetensi profesional guru. Perbedaan yang dilakukan oleh Nurry Marfu’ah dengan penelitian ini adalah kompetensi profesional guru PAI yang telah mengikuti program sertifikasi dan yang belum mengikuti program sertifikasi di SMP dan perbedaan kompetensi profesional guru berdasarkan pengalaman mengajar guru di SDN 01 Kepuharjo.

Penelitian yang dilakukan oleh Restu Nur Ciptasari menyimpulkan bahwa kompetensi profesional guru PAI Kelas XII di SMA Kolombo Sleman Yogyakarta cukup baik karena belum memenuhi semua indikator-indikator kompetensi profesional guru. Berdasarkan penelitian yang dilihat bahwa kompetensi profesional guru dapat dilakukan peningkatan seperti melengkapi sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran, memberdayakan guru-guru PAI untuk mengikuti seminar, lokal karya, penataran, dan mengadakan seminar disekolah. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Restu Nur Ciptasari dengan penelitian ini adalah mengenai kompetensi profesional guru. Perbedaan yang dilakukan oleh Restu Nur Ciptasari dengan penelitian ini adalah kompetensi profesional guru PAI Kelas XII di SMA Kolombo Sleman Yogyakarta dan perbedaan kompetensi profesional guru berdasarkan masa jabatan guru di SDN 01 Kepuharjo.

(6)

Perbedaan usia pada guru sering kali membuat kualitas mengajar pada guru berbeda. Menurut Gellerman, para pekerja muda pada umumnya mempunyai tingkat harapan dan ambisi yang tinggi (Waluyo 2015 : 80). Seorang guru akan ada fase dimana guru bersemangat tinggi dan ada juga dengan umur mereka yang bertambah membuat mereka menjadi malas. Guru baru lebih cendurung giat untuk memberikan perubahan-perubahan yang baru untuk sekolah, namun mereka belum banyak memiliki pengalaman. Usia sangat mempengaruhi kinerja, guru lama lebih memiliki kecenderungan kehilangan gairah dan stamina untuk mengajar bahkan untuk membuat model-model pembalajaran yang baru, namun guru lama lebih cenderung memiliki banyak pengalaman. Berdasarkan penjelasan di atas peneliti tertarik untuk meneliti sejauh mana profesional guru kelas di SDN 01 Kepuharjo. Guru profesional akan dapat menyelenggarakan proses pembelajaran dan penilaian yang menyenangkan bagi peserta didikan, sehingga dapat mendorong tumbuhnya kreativitas belajar pada diri peserta didik.

Proses pembelajaran yang terjadi pada guru kelas di SDN 01 Kepuharjo kurang menyesuaikan dengan kondisi dan situasi pembelajaran yang sebenarnya sehingga banyak siswa yang kurang fokus ketika guru menjelaskan materi pelajaran dan tidak terciptanya suasana kelas yang aktif dan kondusif. Cara dan metode pembelajaran yang diterapkan di SD ini tergolong klasikal, karena guru masih lebih banyak ceramahnya. Selain itu dalam hal pemahaman siswa juga kurang, karena guru lebih fokus dalam pembelajaran. Proses pembelajaran guru kurang menguasai kondisi kelas dan metode pembelajaran kurang bervariasi, sehingga pembelajaran menjadi kurang menarik. Pada saat

(7)

mewawancarai bu Sri Rahayu di SDN 01 Kepuharjo mengatakan bahwa, ketika dalam proses pembelajaran guru sudah memberikan ilmu pengetahuan sehingga tidak perlu menggunakan media lain. Media TI di SDN 01 Kepuharjo masih terbatas dan jarang digunakan, hal tersebut keterbatasan guru dalam menggunakan media TI. Kemampuan cara mengajar di depan kelas selama ini masih kurang dimiliki para guru. Pembelajaran yang berlangsung cenderung menunjukan guru lebih banyak metode ceramah, kurang maksimal dalam memanfaatkan media dan fasilitas, kegiatan belajar kurang bervariasi dan peserta didik yang pasif. Pembelajaran seperti ini akan mengakibatkan peserta didik jenuh dan tidak mendengarkan penjelasan guru. Akhirnya inti dari pembelajaran tidak tersampaikan dengan baik dan sempurna.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sendiri di dapatkan dari internet, tanpa membuat sendiri sehingga kurang objektif dalam memberikan pembelajaran sesuai kondisi lapang. Hal ini membuat guru menjadi kurang profesional, namun dalam pengajaran setiap guru memiliki perbedaan antara guru yang memiliki pengalaman mengajar yang lama dengan guru yang memiliki pengalaman mengajar yang baru. Untuk mengetahui kualitas profesional guru SDN 01 Kepuharjo peneliti mengambil judul sebagai berikut “Perbedaan Kompetensi Profisional Guru Berdasarkan Pengalaman Mengajar Di SDN 01 Kepuharjo”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah: “Bagaimana Perbedaan Kompetensi Profisional Guru Berdasarkan Pengalaman Mengajar Di SDN 01 Kepuharjo?”

(8)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian secara umum yaitu untuk Mengetahui Perbedaan Kompetensi Profisional Guru Berdasarkan Pengalaman Mengajar Di SDN 01 Kepuharjo.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitan dapat memberikan manfaat untuk menambah wawasan kompetensi guru, terutama dalam kompetensi profesional guru. Hasil penelitan juga dapat dijadikan acuan dalam pengembangan program pendidikan profesional guru Sekolah Dasar.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan manfaat praktis bagi beberapa pihak seperti:

a. Bagi Siswa, diharapkan dengan adanya kompetensi profesional yang dimiliki guru dengan baik dapat meningkatkan prestasi siswa.

b. Bagi Guru, diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kompetensi profesional yang sangat penting bagi guru. Serta dapat meningkatkan kompetensi profesional bagi guru dalam proses pembelajaran.

c. Bagi Kepala Sekolah, diharapkan pihak sekolah dapat mengevaluasi kompetensi profesional guru dengan bantuan penelitian ini. Sehingga kegiatan pembelajaran di sekolah dapat lebih efektif dan efisien. d. Bagi Peneliti, dapat digunakan sebagai pedoman dan wawasan dalam

(9)

e. Bagi Peneliti lain, dapat digunakan sebagai referensi penelitian relevan selanjutnya.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian akan dilakukan di SDN 01 Kepuharjo. Peneliti akan menganalisis perbedaan Kompetensi Profrsional Guru yang dimiliki guru di SDN 01 Kepuharjo. Subyek penelitian ini adalah guru kelas 1-6 dan guru mata pelajaran di SDN 01 Kepuharjo.

F. Definisi Operasional

Judul diatas perlu ditegaskan agar terhindar dari kesalah pahaman, berikut penjelasannya:

1. Perbedaan adalah suatu hal yang tidak sama antara satu dengan yang lainnya.

2. Kompetensi Guru adalah keahlian atau kecakapan yang harus dimiliki oleh guru untuk meningkatkan suatu pembelajaran.

3. Kompetensi Profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standart kompetensi yang ditetapkan dalam Standart Nasional Pendidikan.

4. Guru adalah tenaga pendidik perofesional yang membimbing, melatih dan membagikan ilmunya kepada peserta didik.

5. Pengalaman mengajar adalah apa yang sudah pernah dialami dalam kurun waktu tertentu, yang lebih terfokus pada tugas utama yaitu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam proses pengembangan kompetensi bagi guru SMP Abulyatama Aceh Besar, kepala sekolah tentu banyak memiliki kendala atau permasalahn terumata dalam memposisikan dirinya

• Namun record dari file lama tersebut hanya terbatas pada record yang tidak sama dengan data yang akan dihapus.. • Sedangkan record yang sama dengan data yang akan dihapus

Coba perhatikan data yang berada di bab sebelumnya mengenai hasil wawancara informan tentang alasan kenapa mereka memakai atribut BTS. Putri mengatakan bahwa dia

image produk PT. Biotech Farma di Kota Bandung. 2) Untuk menganalisa upaya yang perlu dilakukan oleh PT. Biotech Farma dari segi harga, untuk meningkatkan brand.

 Penetapan lintas angkutan penyeberangan dilakukan dengan mempertimbangkan jaringan trayek angkutan laut sehingga mencapai optimalisasi keterpaduan angkutan antar dan

KONTEKS ORGANISASI: STRUKTUR FORMAL LINGKUNGAN BUDAYA STRATEGI PENGHARGAAN, SISTEM- KONTROL KONTEKS ORGANISASI: STRUKTUR FORMAL LINGKUNGAN BUDAYA STRATEGI PENGHARGAAN, SISTEM-

(3) Dalam menjalankan kewenangannya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Ketua dibantu pengelola keuangan Sekolah Tinggi wajib menatausahakan dan mempertanggungjawabkan