• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN. Kota Bogor. Kecamatan Bogor Barat. Purposive. Kelurahan Cilendek Barat RW 05 N1= 113. Cluster random sampling.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODE PENELITIAN. Kota Bogor. Kecamatan Bogor Barat. Purposive. Kelurahan Cilendek Barat RW 05 N1= 113. Cluster random sampling."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PENELITIAN

Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Lokasi penelitian di Kota Bogor. Pemilihan lokasi penelitian secara purposive dengan pertimbangan merupakan salah satu kecamatan dengan jumlah lansia terbanyak di Kota Bogor. Penelitian dilakukan selama bulan Juli sampai Desember 2010.

Cara Pengambilan Contoh

Responden pada penelitian ini adalah seseorang berusia 60 tahun keatas (UU No 13 tahun 1998) yang bertempat tinggal di Kelurahan Cilendek Barat Kecamatan Bogor Barat baik pria maupun wanita yang dibedakan berdasarkan status pernikahan lansia saat ini (menikah atau janda/duda). Pemilihan kelurahan dan RW (RW 05 dan RW 12) dilakukan secara purposive dengan pertimbangan kemudahan menjangkau responden dan jumlah lansia terbanyak di Kelurahan Cilendek Barat. Selanjutnya dilakukan pemilihan responden dari masing-masing RW secara cluster random sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini 66 orang yaitu 33 orang lansia berstatus menikah dan 33 orang lansia berstatus janda/duda. Purposive Purposive Purposive Cluster random sampling

Gambar 4 Kerangka pengambilan responden. Kota Bogor

Kecamatan Bogor Barat

Kelurahan Cilendek Barat

RW 12 N2 = 118 RW 05 N1= 113 RW 12 n = 36 Total n= 66 Janda/Duda n = 33 Menikah n = 33 RW 05 n = 30

(2)

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuisioner meliputi: (1) karakteristik responden, (2) kondisi kesehatan dan fisik responden, (3) tingkat kemandirian responden, (4) dukungan sosial responden dan, (5) gejala stres responden. Data sekunder diperoleh dari studi literatur dari buku, internet dan penelitian-penelitian sebelumnya yang sejenis yang berhubungan dengan topik penelitian.

Tabel 1 Jenis data dan cara pengumpulannya

No Variabel Cara pengumpulan data Alat ukur

A Data Primer

1 Karakteristik responden: Wawancara Kuisioner

-Nama -Umur -Pendidikan -Jenis kelamin

-Besar Keluarga dan jumlah anak -Jumlah dan sumber pendapatan

2 Kondisi kesehatan dan fisik responden Wawancara Kuisioner 3 Tingkat kemandirian responden Wawancara Kuisioner

4 Dukungan sosial responden Wawancara Kuisioner

5 Gejala stres responden Wawancara Kuisioner

B Data Sekunder

1 Jumlah Lansia Literatur

2 Acuan pustaka Literatur

Sementara itu sebelum penelitian dilakukan kuisioner diuji terlebih dahulu untuk mengukur reliabilitas dari kuisioner yang akan digunakan. Pengujian kuesioner dilakukan pada 10 orang responden. Skala pengukuran yang digunakan dalam ordinal sehingga perhitungan reliabilitasnya menggunakan koefisien reliabilitas alpha cronbach.

(3)

Tabel 2 Hasil uji reliabilitas (α-cronbach)

Pengolahan dan analisis Data

Data dianalisis secara deskriptif menggunakan rata-rata dan tabulasi silang, serta analisis inferensia statistik. Pengolahan data meliputi beberapa tahap yaitu pengeditan, pemberian kode, pemberian skor, pengentrian, peng-cleaning-an, dan analisis. Analisis data yang dilakukan yaitu uji beda means, uji Mann-Whitney, uji korelasi Spearman’s dan uji regresi linear berganda.

Tabel 3 Data dan cara pengolahannya

Variabel Item pertanyaan sebelum Item pertanyaan sesudah Reliabilitas (α-cronbach) Gejala Stres (Desneli 2005; Astuti 2007) 25 21 0.876

Dukungan Sosial lansia

(modifikasi dari Hertamina 1996) 40 25 0.898

Kemandirian lansia 35 25 0.920

Variabel Kategori pengukuranDasar

Karakteristik lansia

Jenis kelamin 0. Laki-laki

1. Perempuan

Sebaran responden Usia (Burnside 1979) 1. Lansia awal (60-69)

2. Lansia tengah (70-79) 3. Lansia tua (80-89) 4. Lansia sangat tua (≥90)

Sebaran responden Tingkat pendidikan (tahun) 1. Tidak sekolah

2. Tidak tamat SD 3. Tamat SD 4. Tidak tamat SMP 5. Tamat SMP 6. Tidak tamat SMA 7. Tamat SMA 8. Universitas

Sebaran responden

Status pekerjaan 0. Tidak bekerja 1. Bekerja

Sebaran responden Jenis pekerjaan 1. Tukang becak

2. Dagang/wiraswasta 3. Swasta 4. Sawah/buruh tani 5. Buruh/kuli 6. Tukang urut 7. Pengurus makam 8. Pembantu Sebaran responden

(4)

Tabel 3 lanjutan

Variabel Kategori pengukuran Dasar

Tingkat pendapatan (Rupiah) 1. < 500.000 2. 500.000-999.999 3. 1.000.000-1.499.999 4. 1.500.000-1.999.999 5. ≥ 2.000.000 Sebaran responden

Sumber pendapatan 0. kerja/pensiunan 1. anak

Sebaran responden Besar keluarga (Hurlock

1980) 1. Kecil 2. Sedang (≤ 4 orang) (5-7 orang) 3. Besar (≥ 8 orang)

Sebaran responden Jumlah anak 1. Sedikit (0-3 orang)

2. Sedang (4-6 orang) 3. Banyak (> 6 orang)

Sebaran responden Pola tempat tinggal

responden 1. Sendiri/pasangan 2. Anak dan pasangan atau anak saja 3. Orangtua dan saudara

Sebaran responden

Jumlah keluhan penyakit yang diderita 0. tidak sakit 1. Sakit 1 2. Sakit 2 3. Sakit 3 4. Sakit 4 5. Sakit 5 6. Sakit 6 Sebaran responden

Jumlah keluhan fisik yang dirasakan

0. tidak ada keluhan 1. Keluhan 1 2. Keluhan 2 Sebaran responden Tingkat kemandirian Kemandirian aktivitas

sehari-hari Kurang mandiri (0-10) Cukup mandiri (11-20) Mandiri (21-30) Sangat mandiri (31-40)

Kelas interval

Kemandirian ekonomi Kurang mandiri (0-6) Cukup mandiri (7-12) Mandiri (13-18) Sangat mandiri (19-24)

Kelas interval

Kemandirian emosi Kurang mandiri (0-6) Cukup mandiri (7-12) Mandiri (13-18) Sangat mandiri (19-24) Kelas interval Kemandirian interaksi

sosial Kurang mandiri (0-3) Cukup mandiri (4-6) Mandiri (7-9)

Sangat mandiri (10-12)

Kelas interval

(5)

Tabel 3 lanjutan

Uji korelasi Spearman digunakan untuk menguji hubungan antara berbagai variabel yang akan diteliti. Adapun model yang digunakan sebagai berikut:

=

= = = = = = − 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 n i i n i i n i i n i i n i n i i n i i i i

y

y

n

x

x

y

x

y

x

n

r

Variabel Kategori pengukuranDasar

Kemandirian total Kurang mandiri (0-25) Cukup mandiri (26-50) Mandiri (51-75) Sangat mandiri (76-100) Kelas interval Dukungan sosial

Dukungan emosi Sangat kurang (0-6) Kurang (7-12) Sedang (13-18) Baik (19-24)

Kelas interval

Dukungan instrumental Sangat kurang (0-8) Kurang (9-16) Sedang (17-24) Baik (25-32)

Kelas interval

Dukungan informasi Sangat kurang (0-7) Kurang (8-14) Sedang (15-21) Baik (22-28)

Kelas interval

Dukungan self-esteem Sangat kurang (0-4) Kurang (5-8) Sedang (9-12) Baik (13-16)

Kelas interval

Dukungan sosial total Sangat kurang (0-25) Kurang (26-50) Sedang (51-75) Baik (76-100)

Kelas interval

Tingkat stres Tidak stres (0-27)

Ringan (28-54) Sedang (55-81) Berat (82-108)

Kelas interval

Gejala stres Rata-rata

(6)

Keterangan :

r = koefisien korelasi n = jumlah responden

i = responden ke-i (1, 2, 3,..., n) x, y = peubah acak yang akan dilihat hubungannya

Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan jumlah skor antara responden berstatus menikah dengan responden berstatus janda/duda akan dilakukan uji Mann-Whitnney dan uji beda t :

2 2 2 1 2 1 2 1

n

s

n

s

X

X

t

+

=

Keterangan :

x

1 = rata-rata sampel 1 s1 = simpangan baku sampel 1

x2 = rata-rata sampel 2 s2 = simpangan baku sampel 2

n1 = jumlah sampel 1 n1 = jumlah sampel 2

Sementara itu untuk mengetahui pengaruh kemandirian dan dukungan sosial terhadap tingkat stres responden, uji analisis regresi dilakukan dengan model sebagai berikut :

y

ˆ

=

b

0

+

b

1

x

1

+

b

2

x

2

+

...

+

b

n

x

n

keterangan :

= peubah tak bebas b1, b2, ...,

b

n = koefisien peubah bebas

0

b

= konstanta x1, x2,...,

x

n= peubah-peubah bebas

Sementara untuk mengkategorikan skor pada tingkat kemandirian, dukungan sosial dan tingkat stres responden dengan menggunakan interval kelas. Interval kelas dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :

Skor Maksimum (NT) – Skor Minimum (NR) Interval Kelas (I) =

(7)

Definisi Operasional

Lansia adalah seseorang yang berumur 60 tahun atau lebih.

Status perkawinan lansia dibagi menjadi status menikah dan janda/duda. Usia adalah fase usia lansia yang dikategorikan dalam empat fase yaitu

young-old/lansia awal (60-69 tahun), middle-age-young-old/lansia tengah (70-79 tahun), old-old/lansia tua (80-89 tahun) dan very old-old/lansia sangat tua (lebih dari 90 tahun) (Burnside 1979).

Tingkat pendapatan lansia adalah besarnya uang yang diterima lansia setiap bulannya yang dibagi atas < Rp 500.000, Rp 500.000 - Rp. 999.999, Rp 1.000.000 - Rp 1.499.999, Rp 1.500.000 - Rp 1.999.999 dan ≥ Rp 2.000.000.

Sumber pendapatan lansia adalah asal dari pendapatan lansia yang dibagi atas pensiunan/pekerjaan/tabungan dan anak.

Status pekerjaan lansia adalah status bekerja lansia saat ini yang dikategorikan atas bekerja dan tidak bekerja.

Jenis pekerjaan lansia adalah pekerjaan lansia yang masih dilakukan saat ini. Tingkat pendidikan lansia adalah jenjang pendidikan formal yang pernah

ditempuh lansia, dibedakan menjadi tidak sekolah, tidak tamat SD, tamat SD, tidak tamat SMP, tamat SMP, tidak tamat SMU, tamat SMU dan Perguruan tinggi.

Besar keluarga lansia adalah banyaknya anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah, dikategorikan menjadi keluarga kecil (≤ 4 orang), keluarga sedang (5 - 7 orang), dan keluarga besar (≥ 8 orang) (Hurlock 1980). Jumlah anak lansia adalah banyaknya anak lansia yang dikategorikan menjadi

keluarga kecil (≤ 3 orang), keluarga sedang (4 - 6 orang), dan keluarga besar (> 6 orang).

Pola tempat tinggal lansia adalah pola yang menggambarkan dengan siapa lansia tinggal saat ini yang dikategorikan menjadi tinggal sendiri/bersama pasangan, tinggal bersama pasangan dan anak atau hanya dengan anak serta tinggal bersama saudara atau orangtua.

Kondisi kesehatan lansia adalah kesehatan lansia yang dijelaskan dari jumlah penyakit yang dideritanya terbagi atas tidak sakit, sakit 1, sakit 2, sakit 3, sakit 4, sakit 5 dan sakit 6.

(8)

Kondisi fisik lansia adalah keadaan fisik lansia yang dijelaskan dari jumlah keluhan yang dirasakannya terbagi atas tidak ada keluhan, keluhan 1 dan keluhan 2.

Kemandirian lanjut usia adalah perilaku yang dilihat dari perlakuan lanjut usia terhadap diri sendiri dan lingkungan yang berkaitan dengan pemenuhan hayat hidupnya hari yaitu kemampuan melakukan aktifitas sehari-hari, aktifitas ekonomi dan aktifitas sosial dan emosi lansia.

Dukungan Sosial merupakan setiap dukungan moril (perhatian), materi dan informasi yang didapat lansia dari orang-orang disekitar lansia baik itu dari anak, cucu dan keluarga besar juga dari tetangga ataupun teman dekat lansia yang dilihat dari aspek emosi, instrumental, informasi dan penghargaan diri (self-esteem).

Sumber dukungan lansia adalah asal dukungan sosial yang dimiliki lansia, dikategorikan menjadi dari keuarga saja, dari teman saja serta dari keluarga dan teman.

Stres adalah tekanan yang dialami oleh contoh, sebagai akibat adanya sumber stres dengan asumsi proses penuaan dan keterbatasan-keterbatasan/masalah-masalah yang menyertai penuaan.

Gejala stres lansia merupakan hal-hal yang dirasakan lansia selama enam bulan terakhir yang diindikasikan sebagai gejala stres lansia.

Tingkat Stres merupakan berat ringannya stres yang dialami oleh lansia yang dilihat dari gejala stres yang dialami lansia.

Gambar

Gambar 4 Kerangka pengambilan responden.
Tabel 1 Jenis data dan cara pengumpulannya
Tabel 2 Hasil uji reliabilitas ( α-cronbach)
Tabel 3 lanjutan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Astra Daihatsu Motor sebagai salah satu perusahaan otomotif dengan produksi terbesar di Indonesia harus memiliki sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan untuk mendesain

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran membaca Alquran dengan metode Tilawati di Pondok Pesantren Ibnul Amin Putri Pamangkih Barabai dan

Untuk meminimumkan biaya persediaan tersebut dapat digunakan analisis “Economic Order Quantity” (EOQ).EOQ adalah volume atau jumlah pembelian yang paling ekonomis untuk

Yang menjadi permasalahannya adalah adanya pernyataan dari al-Maqdisi yang menunjukkan gugurnya kewajiban untuk menaati pemimpin sekarang, seakan-akan para pemimpin muslim

Bidang Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Medan, merupakan unsur pendukung tugas Walikota, yang di pimpin oleh seorang kepala badan yang berkedudukan dibawah

Evaluasi postur kerja dapat dilakukan dengan menggunakan metode ROSA ( Rapid Office Strain Assesment ).Faktor-faktor risiko dari penggunaan komputer terbagi atas

Karena esterifikasi antara alkohol dan dan asam organik merupakan reaksi kesetimbangan dapat balik, maka untuk mencapai konversi yang tinggi perlu perlu pemisahan

Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode MOORA( Multi-Objective Optimization on the Basis of Ratio Analysis), Metode Multi-Objective Optimization on the Basis