• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 DEPOK TAHUN AJARAN 2017/2018 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 DEPOK TAHUN AJARAN 2017/2018 SKRIPSI"

Copied!
179
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS BUTIR SOAL

UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL

MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS

SMA NEGERI 1 DEPOK

TAHUN AJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh: Rebana Hia 141334086

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

(2)
(3)
(4)

iv

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini saya persembahkan untuk:

 Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria

 Orang tuaku dan keluarga besarku.

 Almamaterku Universitas Sanata Dharma

 Pemerintah Kabupaten Nias Barat dan Romo Purwo,

(5)

v MOTTO

 Andalkan Tuhan dalam segala hal.

 Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu (Matius 6:33)

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 08 Mei 2018 Penulis,

(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Rebana Hia

Nomor Mahasiswa : 141334086

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 DEPOK TEHUN AJARAN 2017/2018”

Dengan demikian yang memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 08 Mei 2018 Yang menyatakan,

(8)

viii ABSTRAK

ANALISIS BUTIR SOALUJIAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS

SMA NEGERI 1 DEPOK TAHUN AJARAN 2017/2018 Rebana Hia

Universitas Sanata Dharma 2018

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas butir Soal Ulangan Akhir Semester Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Depok Tahun Ajaran 2017/2018. Kualitas butir soal ini ditinjau dari aspek validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran dan efektivitas pengecoh.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IPS SMA Negeri 1 Depok. Data dikumpulkan dengan dokumentasi dan dianalisis dengan program Anates Versi 4serta perhitungan manual dengan bantuan program Microsoft Excel.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan: (1) Kualitas soal berdasarkan validitas, soal yang valid berjumlah 27 soal atau 54%, sedangkan soal yang tidak valid berjumlah 23 soal atau 46%; (2) Kualitas soal berdasarkan reliabilitas, dapat disimpulkan butir Soal Ujian Akhir Semester Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Depok Tahun Ajaran 2017/2018 memiliki reliabilitas yang rendah yaitu sebesar 0,48; (3) Kualitas soal berdasarkan daya pembeda, butir soal yang memiliki daya pembeda tidak baik berjumlah 3 butir atau 6%, butir soal yang memiliki daya pembeda jelek berjumlah 28 butir atau 56%, butir soal yang memiliki daya pembeda cukup baik berjumlah 9 butir atau 18%, butir soal yang memiliki daya pembeda yang baik berjumlah 5 butir atau 10%, butir soal yang memiliki daya pembeda yang sangat baik berjumlah 5 butir atau 10%; (4) Kualitas soal berdasarkan tingkat kesukaran, soal yang tergolong sukar berjumlah 9 butir atau 18%, soal yang tergolong sedang berjumlah 15 butir atau 30% dan soal yang tergolong mudah berjumlah 26 butir atau 52%; (5) Kualitas butir soal berdasarkan efektivitas pengecoh, soal yang memiliki efektivitas pengecoh yang sangat baik berjumlah 3 butir atau 6%, soal yang memiliki efektivitas pengecoh yang baik berjumlah 13 butir atau 26%,soal yang memiliki efektivitas pengecoh cukup baik berjumlah 8 butir atau 16%, soal yang memiliki efektivitas pengecoh kurang baik berjumlah 15 butir atau 30%, soal yang memiliki efektivitas pengecoh tidak baik berjumlah 11 butir atau 22%; (6) Berdasarkan analisis butir soal secara keseluruhan, soal yang berkualitas sangat baik terdapat 7 butir atau 14%, soal yang berkualitas baik terdapat 4 butir atau 8%, soal yang berkualitas cukup baik terdapat 11 butir atau 22%, soal yang berkualitas kurang baik terdapat 18 butir atau 36%, soal yang berkualitas tidak baik terdapat 10 butir atau 20%.

(9)

ix ABSTRACT

ANALYSIS OF THE FINAL TEST IN THE ODD SEMESTER OF ECONOMICS SUBJECT IN SOCIAL SCIENCE OF THE ELEVENTH

CLASS OF

SMA NEGERI 1 DEPOK 2017/2018ACADEMIC YEAR RebanaHia

Sanata Dharma University 2018

This researchaims to know the quality of the basic item of economics final test in the odd semester of social science of the eleventh class of SMA Negeri 1 Depok,2017/2018 academic year. The quality of the questions is examined through the validity, reliability, differential variety, difficulty and effectiveness aspects.

This research is a descriptive quantitative research. The subjects of this research were the eleventh grade students of social sciences of SMA Negeri 1 Depok. The collecting data technique wasdocumentation, the data were analyzed by the Anates Verse 4 program and the conventional calculation with Microsoft Excel.

The result of the research shows: (1) The quality of the questions based on validity shows that the valid questions are 27 questions or 54%, meanwhile the non-valid questions are 23 questions or 46%; (2) The quality of the questions based on reliability shows that the questions of the economics final test of the odd semester in social sciences of the eleventh grade student of SMA Negeri 1 Depok 2017/2018 academic year has a low reliability which is 0,48; (3) The quality of the questions based on the differential variety shows that the questions which one not good differential variety are 3 questions or 6%, the questions which have a bad differential variety are 28 questions or 56%, the questions which have a quite good differential variety are 9 questions or 18%, the questions which have a good differential variety are 5 questions or 10%, the questions which have a very good differential variety are 5 questions or 10%; (4) The quality of the questions based on the difficulty shows that there are 9 difficult questions or 18%, 15 intermediate questions or 30%, and 26 easy questions or 52%; (5) The quality of the questions based on the effectiveness shows that there are 3 questions or 6% with a very good effectiveness, 13 questions or 26% with a good effectiveness, 8 questions or 16% with a quite good effectiveness, 15 questions or 30% with less good effectiveness, 11 questions or 22% with a bad effectiveness; (6) Based on the whole analysis of the questions, it shows that there are 7 very good questions or 14%, 4 good questions or 8%, 11 quite good questions, 18 less good questions or 36%, and 10 bad questions or 20%.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih atas pertolongan dan penyertaanNya kepada penulis dalam mempersiapkan dan menyelesaikan skripsi ini, yang berjudul “Analisis Butir Soal Ulangan Akhir Semester (UAS) Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Depok Tahun Pelajaran 2017/2018”.

Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa terselesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan bimbingan untuk kesempurnaan skripsi ini.

(11)

xi

4. Bapak FX. Muhadi, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan bimbingan, semangat dan motivasi selama perkuliahan. 5. Seluruh Bapak/Ibu Dosen yang telah banyak memberikan tambahan

pengetahuan dalam proses perkuliahan.

6. Ibu Theresia Aris Sudarsilah selaku tenaga administrasi Pendidikan Akuntansi.

7. Orang tua, saudara-saudariku yang telah memberikan banyak dukungan, kasih, dan doa kepada penulis selama proses perkuliahan hingga terselesainya penyusunan skripsi ini.

8. Keluarga besar SMA Negeri 1 Depok sebagai tempat dalam melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL).

9. Para Suster, Bapak/Ibu, serta teman-teman terkasih asrama Mahasiswi Syantikara.

10. Teman-teman peserta PPL, Paula, Rama, Danin, Ajeng, Nadia, Lia, Sari, Retno dan Wita.

11. Teman-teman peserta PBM, Oyon, Tessa, Tri dan Bayu. 12. Teman-teman payungan judul skripsi, Siska, Maria dan Ellen. 13. Teman-teman seperjuangan dari Kabupaten Nias Barat.

14. Seluruh sahabat yang dengan caranya sendiri telah mendukung saya dalam menempuh perkuliahan hingga terselesainya skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi

(12)

xii

kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.

Yogyakarta, 08 Mei 2018 Penulis,

(13)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xix

DAFTAR GAMBAR ... xxi

DAFTAR LAMPIRAN ... xxii

(14)

xiv A. Latar Belakang... 1 B. Batasan Masalah ... 3 C. Rumusan Masalah ... 4 D. Tujuan Penelitian ... 4 E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORITIK A. Tinjauan Tentang Evaluasi ... 7

1. Pengertian Evaluasi ... 7

2. Karakteristik Evaluasi ... 7

3. Fungsi Evaluasi Hasil Belajar ... 8

4. Prinsip-prinsip Evaluasi ... 9

a. Kontinuitas ... 9

b. Komprehensif ... 10

c. Adil dan Objektif ... 10

d. Kooperatif ... 10

e. Praktis ... 11

B. Penilaian Hasil Belajar ... 11

1. Pengertian Penilaian Hasil Belajar ... 11

2. Tujuan Penilaian Hasil Belajar ... 12

3. Prinsip-prinsip Penilaian Hasil Belajar ... 14

C. Macam-macam Penilaian ... 15

1. Pengertian Tes ... 15

(15)

xv a. Reliabilitas Tes ... 16 b. Validitas Tes ... 17 c. Objektivitas Tes ... 17 d. Praktikabilitas ... 18 e. Ekonomis ... 18

3. Tujuan dari Tes ... 19

4. Fungsi Tes ... 19

5. Prinsip-prinsip Dasar Penyusunan Tes ... 20

D. Karakteristik Tes Objektif ... 21

1. Penggolongan Tes Objektif ... 21

a. Tes Benar-Salah ... 21

b. Tes Pilihan Ganda ... 22

c. Tes Menjodohkan ... 22

d. Tes Isian ... 23

2. Konsep Tes Pilihan Ganda ... 23

E. Analisis Butir Soal ... 24

1. Pengertian Analisis Butir Soal ... 24

2. Tujuan Kegiatan Analisis Butir Soal ... 25

3. Analisis Butir Soal Secara Kuantitatif ... 25

a. Pendekatan Secara Klasik ... 25

b. Pendekatan Secara Modern ... 26

4. Validitas ... 26

(16)

xvi b. Validitas Item ... 27 5. Reliabilitas ... 28 6. Daya Pembeda ... 30 7. Tingkat Kesukaran ... 33 8. Efektivitas Pengecoh ... 34 9. Kualitas Soal ... 36

F. Hasil Penelitian yang Relevan ... 38

G. Kerangka Berpikir ... 39

H. Pertanyaan Penelitian ... 42

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 43

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 44

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 44

1. Subjek Penelitian ... 44 2. Objek Penelitian ... 44 D. Operasionalisasi Variabel ... 45 1. Validitas ... 45 2. Reliabilitas ... 45 3. Daya Pembeda ... 46 4. Tingkat Kesukaran ... 46 5. Efektivitas Pengecoh ... 46 6. Kualitas Soal ... 47

(17)

xvii

F. Teknik Analisi Data ... 49

1. Validitas ... 49

2. Reliabilitas ... 50

3. Daya Pembeda ... 50

4. Tingkat Kesukaran ... 51

5. Efektivitas Pengecoh ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 55

1. Lokasi SMA Negeri 1 Depok ... 55

2. Visi SMA Negeri 1 Depok ... 55

3. Misi SMA Negeri 1 Depok... 57

4. Tujuan SMA Negeri 1 Depok ... 57

B. Deskripsi Data Penelitian ... 58

C. Hasil Penelitian ... 59 1. Validitas ... 59 2. Reliabilitas ... 71 3. Daya Pembeda ... 71 4. Tingkat Kesukaran... 75 5. Efektivitas Pengecoh ... 77 6. Kualitas Soal ... 80 D. Pembahasan ... 82 1. Validitas ... 82 2. Reliabilitas ... 84

(18)

xviii 3. Daya Pembeda ... 85 4. Tingkat Kesukaran ... 91 5. Efektivitas Pengecoh ... 92 6. Kualitas Soal ... 94 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 99 B. Implikasi ... 100 C. Saran ... 102 1. Bagi Guru ... 102 2. Bagi Sekolah ... 103 DAFTAR PUSTAKA ... 104

(19)

xix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Kriteria Daya Pembeda ... 32

Tabel 2.2 : Kriteria Tingkat Kesukaran ... 33

Tabel 2.3 : Kriteria Indeks Pengecoh ... 35

Tabel 2.4 : Kriteria Kualitas Butir Soal Pilihan Ganda ... 36

Tabel 3.1 : Jumlah Subjek Penelitian ... 44

Tabel 3.2 : Kriteria Daya Pembeda ... 51

Tabel 3.3 : Kriteria Tingkat Kesukaran ... 52

Tabel 3.4 : Kriteria Indeks Pengecoh ... 52

Tabel 3.5 : Kriteria Penilaian Efektivitas Pengecoh ... 53

Tabel 4.1 : Distribusi Soal Ekonomi Berdasarkan Validitas Isi ... 59

Tabel 4.2 : Distribusi Soal Ekonomi Berdasarkan Validitas Item ... 70

Tabel 4.3 : Kriteria Daya Pembeda ... 72

Tabel 4.4 : Interpretasi Daya Pembeda ... 73

Tabel 4.5 : Distribusi Soal Ekonomi Berdasarkan Daya Pembeda ... 74

Tabel 4.6 : Kriteria Tingkat Kesukaran ... 76

Tabel 4.7 : Distribusi Soal Ekonomi Berdasarkan Tingkat Kesukaran ... 76

Tabel 4.8 : Kriteria Indeks Pengecoh ... 77

Tabel 4.9 : Distribusi Soal Ekonomi Berdasarkan Efektivitas Pengecoh ... 79

Tabel 4.10 : Distribusi Soal Ekonomi Berdasarkan Kualitas Soal ... 81

Tabel 4.11 : Kriteria Tingkat Kesukaran ... 92

Tabel 4.12 : Kriteria Indeks Pengecoh ... 93

Tabel 4.13 : Rekapitulasi Perhitungan Butir Soal yang Masuk ke Bank Soal Ditinjau dari Empat Segi ... 95

Tabel 4.14 : Rekapitulasi Interpretasi Butir Soal yang Masuk ke Bank Soal Ditinjau dari Empat Segi ... 96

(20)

xx

(21)

xxi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Skema Kerangka Berpikir ... 41

Gambar 4.1 : Distribusi Soal Ekonomi Berdasarkan Validitas Item ... 70

Gambar 4.2 : Distribusi Soal Ekonomi Berdasarkan Daya Pembeda ... 75

Gambar 4.3 : Distribusi Soal Ekonomi Berdasarkan Tingkat Kesukaran ... 77

Gambar 4.4 : Distribusi Soal Ekonomi Berdasarkan Efektivitas Pengecoh ... 79

Gambar 4.5 : Distribusi Soal Ekonomi Berdasarkan Kualitas Soal ... 82

(22)

xxii

DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1

D. Soal UAS Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS SMA N 1 Depok Negeri 1 Depok ... 107 E. Kunci Jawaban UAS Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS SMA

Negeri 1 Depok Negeri 1 Depok ... 123

LAMPIRAN 2

A. Perhitungan Daya Pembeda ... 125 B. Persebaran 50 Butir Soal Berdasarkan Efektivitas Pengecoh... 128 C. Rekap Analisis Butir Soal ... 138

LAMPIRAN 3

A. Skor Data Tes Siswa UAS Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Depok ... 141 B. Sampel Lembar Jawab Siswa Kelas XI IPS SMA N 1 Depok ... 144

LAMPIRAN 4

A. Validitas ... 146 B. Relibalitas ... 148 C. Daya Pembeda ... 151

(23)

xxiii

D. Tingkat Kesukaran ... 153 E. Efektivitas Pengecoh ... 155 F. Rekap Analisis Butir ... 157

LAMPIRAN 5

A. Surat Pengantar Izin Penelitian dari Program Studi ... 174 B. Surat Izin dari Kepala Badan Kesatuan dan Politik... 175 C. Surat Izin dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, DIY ... 176 D. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 177

LAMPIRAN 6

(24)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu yang menjadi tujuan negara Indonesia yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 pada alinea ke empat adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam mendukung upaya ini, pemerintah menyediakan wadah formal yaitu sekolah. Sekolah melalui tenaga guru membekali peserta didik dengan berbagai pengetahuan, baik bersifat kognitif, psikomotor, ataupun afektif. Guru dalam hal ini sebagai fasilitator bagi peserta didik dansebagai perantara dalam memperoleh pengetahuan untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Keberhasilan pengajaran dapat diketahui melalui kegiatan evaluasi. Berdasarkan hal ini, maka guru harus memahami tentang evaluasi pembelajaran untuk mendapatkan informasi mengenai tingkat kemampuan siswa dan sejauh mana tingkat perubahan yang terjadi di dalam diri siswa.

Menurut Amirono dan Daryanto (2016:71) tes merupakan alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian, yang dapat berupa pertanyaan, pernyataan, perintah, dan petunjuk yang ditunjukan kepada peserta didik dengan tujuan untuk mengukur tingkat kemampuan peserta didik. Bentuk tes yang digunakan oleh institusi pembelajaran dalam Ujian Akhir Semester (UAS) biasanya dalam bentuk objektif (soal pilihan ganda).

(25)

Tes sebagai suatu alat pengukuran dan penilaian kemampuan harus memiliki kualitas yang baik. Menurut Basuki dan Hariyanto (2014:22) ciri-ciri tes yang baik sebagai alat pengukur harus memenuhi persyaratan tes, yaitu memiliki validitas, reliabilitas, objektivitas, praktikabilitas dan ekonomis. Dengan demikian soal tes harus dianalisis guna mengetahui kualitasnya. Analisis kualitas soal merupakantahap yang ditempuh untuk mengetahui kualitas soal, baik keseluruhan tes maupun butir soal yang merupakan bagian dari tes. Analisis butir soal ini mengidentifikasi butir soal mana yang bersifat baik dan kurang baik serta butir soal mana yang dapat dijadikan bank soal, revisi, atau dibuang.Analisis butir soal Ujian Akhir Semester (UAS) gasal mata pelajaran ekonomi Kelas XI di SMA Negeri 1 Depok, Sleman Tahun Pelajaran 2017/2018 dapat dihitung dengan aspek validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan efektivitas pengecoh.Peneliti menjadikan SMA Negeri 1 Depok sebagai tempat penelitian danKelas XI sebagai subjek penelitian karena menurut informasi dari seorang guru SMA Negeri 1 Depok, dari hasil Ujian Nasional (UN) tahun ajaran 2016/2017, SMA Negeri 1 Depok menduduki peringkat ke lima se-Kabupaten Sleman. Untuk program IPS sendiri juga menduduki peringkat yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa SMA Negeri 1 Depok memiliki kualitas pendidikan yang baik. Namun demikian, menurut hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada salah satu guru di SMA Negeri 1 Depok, terkait soal ujian akhir semester gasal kelas XI IPS yang diujikan belum dianalisis dikarenakan keterbatasan waktu dan tenaga. Oleh

(26)

karena itu, kualitas dari soal sebagai instrumen pengukuran hasil belajar siswa belum diketahui.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Butir Soal Ujian Akhir Semester (UAS) Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Depok, Sleman Tahun Ajaran 2017/2018”. Peneliti berharap hasil penelitian ini bisa menjadi masukan bagi guru-guru dalam pembuatan soal.

B. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka batasan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kompetensi dasar yang digunakan dalam penyusunan soal didasarkan padasistem pendidikan Kurikulum 2013.

2. Butir soal yang diteliti adalah soal UAS Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Depok, Sleman tahun Ajaran 2017/2018.

3. Soal-soal yang dianalisis adalah soal bentuk objektif pilihan ganda. 4. Kualitas soal dari segi validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat

kesukaran soal, dan efektivitas pengecoh dengan menganalisis lembar jawaban siswa Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI di SMA Negeri 1 Depok, Sleman Tahun Ajaran 2017/2018.

(27)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kualitas Soal UAS Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS ditinjau dari Validitas?

2. Bagaimana kualitas Soal UAS Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS ditinjau dari Reliabilitas?

3. Bagaimana kualitas Soal UAS Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS ditinjau dari Daya Pembeda?

4. Bagaimana kualitas Soal UAS Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS ditinjau dari Tingkat Kesukaran?

5. Bagaimana kualitas Soal UAS Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS ditinjau dari Efektivitas Pengecoh?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian ini untuk:

1. Menganalisis kualitas Soal UAS Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS ditinjau dari segi Validitas.

2. Menganalisis kualitas Soal UAS Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS ditinjau dari segi Reliabilitas

3. Menganalisis kualitas Soal UAS Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS ditinjau dari segi Daya Pembeda.

(28)

4. Menganalisis kualitas Soal UAS Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS ditinjau dari segi Tingkat Kesukaran.

5. Menganalisis kualitas Soal UAS Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS ditinjau dari segi Efektivitas Pengecoh.

E. Manfaat Penelitian

Hasil pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat: 1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat menjadi bekal dalam mempersiapkan diri memasuki dunia kerja khususnya di bidang pendidikan.

2. Bagi Guru

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan soal yang akan datang sehingga dapat menyempurnakan atau memperbaiki kualitas soal yang kurang baik, dan sebagai referensi dalam memilih soal-soal serta dapat dijadikan umpan balik dalam peningkatan hasil belajar siswa pada periode selanjutnya.

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam pelaksanaan upaya-upaya untuk optimalisasi soal-soal UAS.

(29)

4. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan referensi bagi calon-calon pengajar muda lainnya dan menjadi tambahan koleksi atau bacaan di perpustakaan.

5. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi tingkat penguasaan materi dan pencapaian kompetensi dasar. Jika hasil evaluasi menunjukkan siswa belum mampu mencapai kompetensi maka siswa dapat diberikan motivasi untuk belajar.

(30)

7 BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Tinjauan Tentang Evaluasi 1. Pengertian Evaluasi

Menurut Davies (Dimyati dan Mudjiono, 2006:190), evaluasi merupakan proses sederhana memberikan/menetapkan nilai kepada sejumlah tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang, objek, dan masih banyak yang lain. Menurut Amirono dan Daryanto (2016:1) evaluasi merupakan suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh. Lessinger (Ratnawulan dan Rusdiana, 2015:20) mendefinisikan evaluasi sebagai proses penilaian dengan jalan membandingkan antara tujuan yang diharapkan dengan kemajuan atau prestasi nyata yang dicapai. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan suatu proses untuk menyediakan informasi dalam menentukan nilai dari sesuatu.

2. Karakteristik Evaluasi

Sukardi (2009:3) memaparkan tentang karakteristik dari kegiatan evaluasi, yaitu:

(31)

a. Memiliki implikasi tidak langsung terhadap siswa yang dievaluasi. Ini terjadi ketika seorang guru melakukan penilaian terhadap kemampuan yang tidak tampak dari siswa. Apa yang dilakukan adalah ia lebih banyak menafsir melalui beberapa aspek penting yang diizinkan seperti penampilan, keterampilan, atau reaksi mereka terhadap suatu stimulus yang diberikan secara terencana.

b. Lebih bersifat tidak lengkap. Dikarenakan evaluasi tidak dilakukan secara kontinu maka hanya merupakan sebagian fenomena saja, atau dengan kata lain, apa yang dievaluasi hanya sesuai dengan pertanyaan item yang direncanakan oleh seorang guru.

c. Mempunyai sifat kebermaknaan relatif. Ini berarti, hasil penilaian tergantung pada tolok ukur yang digunakan oleh guru. Di samping itu, evaluasi juga tergantung dengan tingkat ketelitian alat ukur yang digunakan. Sebagai contoh, jika kita mengukur objek dengan penggaris yang mempunyai ketelitian setengah milimeter akan memperoleh hasil pengukuran yang kasar. Sebaliknya, jika seorang guru mengukur dengan menggunakan alat mikrometer yang biasanya mempunyai ketelitian 0,2 milimeter maka hasil pengukuran yang dilakukan akan memperoleh hasil ukur yang lebih teliti.

3. Fungsi Evaluasi Hasil Belajar

Menurut Ratnawulan dan Rusdiana (2015:28) fungsi dari evaluasi pembelajaran adalah:

(32)

a. Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran. Dalam hal ini adalah tujuan instruksional khusus. Dengan fungsi dapat diketahui tingkat penguasaan bahan pelajaran yang dikuasai oleh para siswa atau dapat diketahui hasil belajar yang dicapai para siswa. b. Untuk mengetahui keefektifan proses belajar mengajar yang telah dilakukan oleh guru. Dengan fungsi ini, guru dapat mengetahui berhasil tidaknya dalam mengajar. Rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa tidak hanya disebabkan kurang berhasilnya guru dalam mengajar.

Pendapat lain tentang fungsi dari evaluasi juga dipaparkan oleh Ngalim Purwanto (Sulistyorini, 2009:53), yaitu:

a. Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa setelah mengalami atau melakukan kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu.

b. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran. c. Untuk keperluan Bimbingan dan Konseling (BK).

d. Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang bersangkutan.

4. Prinsip-prinsip Evaluasi

Amirono dan Daryanto (2016:15) memaparkan beberapa yang menjadi prinsip umum dari evaluasi, antara lain:

a. Kontinuitas

Evaluasi tidak boleh dilakukan secara insidental karena pembelajaran itu sendiri adalah suatu proses yang kontinu. Oleh sebab itu, evaluasi pun harus dilakukan secara kontinu. Hasil evaluasi yang diperoleh pada suatu waktu harus senantiasa dihubungkan dengan hasil-hasil pada waktu sebelumnya, sehingga dapat diperoleh gambaran yang jelas dan berarti tentang perkembangan peserta didik. Perkembangan belajar peserta didik

(33)

tidak dapat dilihat dari dimensi produk saja, tapi juga dimensi proses bahkan dimensi input.

b. Komprehensif

Dalam melakukan evaluasi tahap suatu objek, guru harus mengambil seluruh objek itu sebagai bahan evaluasi.

c. Adil dan objektif

Dalam melaksanakan evaluasi, guru harus berlaku adil tanpa pilih kasih. Kata “adil” dan “objektif” memang mudah diucapkan, tetapi sulit dilaksanakan. Meskipun demikian, kewajiban manusia adalah harus berikhtiar. Semua peserta didik harus diberlakukan sama tanpa “pandang bulu”. Guru hendaknya bertindak secara objektif, apa adanya sesuai dengan kemampuan peserta didik. Oleh sebab itu, sikap like dan dislike, perasaan, keinginan, dan prasangka yang bersifat negatif harus dijauhkan. Evaluasi harus didasarkan atas kenyataan (data dan fakta) yang sebenarnya, bukan hasil manipulasi atau rekayasa.

d. Kooperatif

Dalam kegiatan evaluasi guru hendaknya bekerja sama dengan semua pihak, seperti orang tua peserta didik, semua pendidik, kepala sekolah, termasuk dengan peserta didik itu sendiri. Hal ini dimaksudkan agar semua pihak merasa puas dengan hasil evaluasi, dan pihak-pihak tersebut merasa dihargai.

(34)

e. Praktis

Praktis mengandung arti mudah digunakan, baik oleh pendidik itu sendiri yang menyusun alat evaluasi maupun orang lain yang menggunakan alat tersebut. Untuk itu, harus diperhatikan bahasa dan petunjuk mengerjakan soal.

B. Penilaian Hasil Belajar

1. Pengertian Penilaian Hasil Belajar

Menurut peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 104 tahun 2014 tentang penilaian hasil belajar oleh pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, penilaian hasil belajar oleh pendidik merupakan proses pengumpulan informasi/bukti tentang pencapaian pembelajaran peserta didik dalam kompetensi sikap spritual dan sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis, selama dan setelah proses pembelajaran. Groundlund (Jihad dan Haris, 2012:54) memaparkan pengertian penilaian sebagai proses sistematik pengumpulan, penganalisisan dan penafsiran informasi untuk menentukan sejauh mana siswa mencapai tujuan. Sedangkan menurut Amirono dan Daryanto (2016:6)penilaian adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian menjawab

(35)

pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik. Dari beberapa pengertian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa penilaian hasil belajar peserta didik merupakan proses untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar siswa dengan menggunakan berbagai alat penilaian yang dilakukan secara sistematis dan terencana dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa mencapai tujuan pembelajaran.

2. Tujuan Penilaian Hasil Belajar

Basuki dan Hariyanto (2014:154-155) memaparkan tujuan penilaian hasil belajar, yaitu:

a. Menilai kemampuan individual melalui pemberian tugas tertentu atau melalui tes atau kegiatan non-tes, guru mengetahui kemampuan individual siswa dalam menyerap materi bahan ajar yang telah disampaikan.

b. Menentukan kebutuhan pembelajaran. Melalui penilaian, dapat diketahui mana bahan ajar yang sudah dikuasai oleh siswa. Bahan-bahan ajar perlu ditata kembali, Bahan-bahan yang perlu dikuasai harus disampaikan ulang dalam suatu pengajaran remedial, sedangkan siswa yang sudah menguasai bahan ajar dapat diberi bahan pengayaan atau mendapatkan kesempatan akselerasi.

c. Membantu dan mendorong siswa untuk belajar. Dengan mengetahui kelemahannya, tiap siswa memfokuskan diri untuk mempelajari

(36)

bahan-bahan yang belum dikuasainya, mengkaji ulang, berlatih lagi, memperkaya sumber-sumber pengetahuan dan sebagainya sehingga yang lemah dapat diperkuat. Bahan-bahan yang telah dikuasai dapat diperkokoh dengan mempelajari ulang dan memperkayanya.

d. Membantu dan mendorong guru untuk mengajar secara lebih baik. Dengan mengetahui masih banyak siswanya yang belum memiliki kompetensi seperti yang diharapkan, guru akan mencoba memperbaiki metode mengajarnya, serta melakukan penjadwalan ualang terhadap rencana pembelajarannya

e. Menentukan strategi pembelajaran. Dengan mengetahui kelemahan siswa pada saat implementasi strategi pembelajaran tertentu, guru dapat memilih dan menentukan strategi pembelajaran yang lebih sesuai dengan karakteristik bahan ajar yang akan disampaikannya. f. Membuktikan akuntabilitas lembaga. Penilaian merupakan

pertanggungjawaban lembaga untuk dipakai sebagai bahan pelaporan kepada pihak-pihak yang berhak, baik itu siswa sendiri, orang tua siswa, kepala sekolah, pengawas, dan dinas pendidikan. g. Meningkatkan kualitas pendidikan. Bahan-bahan laporan yang

bermula dari kegiatan penilaian dari sejumlah sekolah kepada dinas pendidikan dapat dipergunakan sebagai bahan untuk memperbaiki kualitas pendidikan dalam lingkup dinas pendidikan setempat, bahan-bahan laporan yang berasal dari penilaian oleh setiap guru

(37)

kelas kepada kepala sekolah dapat dipergunakan sebagai bahan memperbaiki kualitas pendidikan di setiap sekolah.

Amirono dan Daryanto (2016:8) juga memaparkan tujuan lain dari penilaian hasil belajar siswa, yaitu:

a. Mendeskripsikan kecakapan belajar para peserta didik sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya.

b. Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para peserta didik ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan.

c. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi pelaksanaannya.

d. Memberikan pertanggungjawaban dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

3. Prinsip-prinsip Penilaian Hasil Belajar

Prinsip-prinsip penilaian hasil belajar yang dipaparkan oleh Basuki dan Hariyanto (2014:156) adalah sebagai berikut:

a. Keeping track, yaitu harus mampu menelusuri dan melacak kemajuan siswa sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah ditetapkan.

b. Checking up, yaitu harus mampu mengecek ketercapaian kemapuan peserta didik dalam proses pembelajaran.

c. Finding out, yaitu penilaian harus mampu mencari dan menemukan serta mendekteksi kesalahan-kesalahan yang menyebabkan terjadinya kelemahan dalam proses pembelajaran.

d. Summing up, yaitu penilaian harus mampu menyimpulkan apakah peserta didik telah mencapai kompetensi yang ditetapkan atau belum.

Selain fungsi di atas, Amirono dan Daryanto (2016:156-157) juga mengungkapkan pendapat lain tentang prinsip lain dari penilaian, yaitu:

(38)

a. Valid, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur.

b. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.

c. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.

d. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.

e. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.

f. Holistik dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai dengan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik.

g. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku.

h. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.

i. Edukatif, berarti penilaian dilakukan untuk kepentingan dan kemajuan peserta didik dalam belajar.

C. Macam-macam Penilaian 1. Pengertian Tes

Sukardi (2014:92) mengemukakan bahwa tes merupakan prosedur sistematis yang direncanakan oleh evaluator guna membandingkan antar perilaku yang dievaluasi. Sementara itu, menurut Amirono dan Daryanto (2016:71) tes merupakan alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian, yang dapat berupa pertanyaan, perintah, dan petunjuk yang ditujukan kepada peserta didik untuk mendapatkan respon sesuai dengan petunjuk tersebut, dengan tujuan untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek

(39)

tertentu dari orang yang dikenai tes. Indrakusuma (Sulistyorini, 2009:86) memaparkan bahwa tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data atau keterangan–keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat. Sedangkan menurut Good (Sukardi, 2014:104) tes merupakan satu set stimulus yang dihadirkan untuk seseorang agar mendapatkan jawaban berdasarkan skor numerik terpilih. Tes dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tes normatif dan tes kriterion. Suatu tes dikatakan sebagai tes normatif apabila evaluator dalam mengevaluasi bisa membandingkan hasil penilaian individu antara satu individu dengan individu lainnya dalam penyelenggaraan tes yang sama. Suatu tes dikatakan kriteria jika para evaluator dalam pengukuran terhadap subjek dan objek yang dievaluasi atas dasar apa yang telah dia perbuat sesuai dengan kapasitasnya tanpa membandingkan dengan orang lain. Dari sejumlah definisi yang telah dipaparkan, peneliti menyimpulkan bahwa tes itu merupakan alat penilaian yang sah, sistematis, dapat dipercaya, dan objektif untuk menentukan kecakapan, keterampilan dan tingkat pengetahuan siswa terhadap bahan ajar berupa tugas yang harus diselesaikan oleh siswa.

2. Ciri-ciri Tes yang Baik

Basuki dan Hariyanto (2014:22) memaparkan beberapa ciri-ciri tes yang baik, antara lain:

(40)

a. Reliabilitas Tes

Menurut Basuki dan Hariyanto (2014:22) suatu tes dikatakan

reliable jika dapat dipercaya. Suatu tes dikatakan dapat dipercaya

apabila hasil yang dicapai oleh tes itu konstan atau tetap. Sedangkan menurut Ratnawulan dan Rusdiana (2015:174) salah satu syarat sebagai salah satu instrumen evaluasi adalah memiliki reliabilitas yang tinggi. Dengan demikian, tes yang memiliki reliabilitas yang tinggi, dapat memberikan hasil yang tetap atau konstan.

b. Validitas Tes

Menurut Sulistyorini (2009:162) valid artinya cocok atau sesuai. Suatu tes dikatakan valid, apabila tes tersebut benar-benar menyasar kepada apa yang dituju. Tes tersebut benar-benar dapat memberikan keterangan atau gambaran tentang apa yang diinginkan. Sedangkan menurut Gay (Sukardi, 2009:31) suatu tes dikatakan valid, apabila instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur. Jika tes tersebut diinterpretasi secara intensif, hasil yang dicapai memang benar menunjukkan ranah evaluasi pencapaian hasil belajar.

c. Objektivitas Tes

Menurut Basuki dan Haryanto (2014:23) objektivitas artinya bebas dari bias. Suatu tes dikatakan objektif jika pendapat atau pertimbangan dari pemeriksa tes tidak ikut berpengaruh dalam proses penentuan angka atau proses pemberian skor. Menurut

(41)

pendapat Sulistyorini (2009:163) suatu tes dikatakan objektif, bila pendapat atau pertimbangan-pertimbangan dari pemeriksa (scorer) tidak turut berpengaruh dalam proses penentuan angka atau proses

scoring. Artinya, tidak ada unsur-unsur subjektif dari pihak

pemeriksa di dalam penentuan score dari jawaban-jawaban tes itu, maka hasilnya akan sama saja.

d. Praktikabilitas

Menurut pendapat Basuki dan Haryanto (2014:23) apabila sebuah tes bersifat praktis dan mudah pengadministrasiannya maka dikatakan bahwa tes tersebut memiliki praktikabilitas tinggi. Sebaliknya, tes yang rumit dan sukar pengadministrasiannya dikatakan sebagai tes yang praktikabilitasnya rendah. Tes yang baik harus bersifat praktis, yang indikasinya dilengkapi oleh petunjuk-petunjuk yang jelas, mudah pelaksanaannya, memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengerjakan soal-soal yang lebih mudah terlebih dahulu, dan mudah pemeriksaannya karena dilengkapi lembar jawaban, kunci jawaban, pedoman pemberian skor, maupun kunci pemberian skor.

e. Ekonomis

Sulistyorini (2009:164) mengungkapkan bahwa arti dari ekonomis di sini adalah bahwa pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan ongkos/biaya yang mahal, tenaga yang banyak, dan waktu yang lama.

(42)

3. Tujuan dari Tes

Menurut Basuki dan Hariyanto (2014:27-29) tujuan dari tes adalah sebagai berikut:

a. Memperoleh umpan balik terhadap hasil pembelajaran baik bagi guru, siswa peserta tes, maupun pihak sekolah.

b. Memperbaiki kurikulum dan program pendidikan. Tujuan ini untuk mengetahui apakah kurikulum sekolah perlu diperbaiki atau tidak. c. Meningkatkan motivasi siswa. Ini dilakukan agar siswa sadar akan

tugasnya sebagai seorang pelajar dan meningkatkan prestasinya. d. Melaksanakan diagnosis dan remedial. Ini dilakukan untuk

memperbaiki penguasaan atau kemampuas siswa.

e. Melakukan penempatan. Dengan pelaksanaan tes, siswa yang sudah cakap ditempatkan di kelas yang advanced, yang rata-rata ditempatkan kelas menengah, intermediate, sedangkan yang kurang cakap ditempatkan di kelas awal, elementary.

f. Melakukan seleksi. Tes dilaksanakan untuk melakukan seleksi jika jumlah kursi yang tersedia di suatu lembaga hanya terbatas, sementara peminatnya melebihi kapasitas yang telah ditetapkan.

4. Fungsi Tes

Menurut Anas Sudijono (Ratnawulan dan Rusdiana, 2015:193) fungsi dari pembuatan tes yaitu, antara lain:

(43)

a. Tes sebagai alat pengukur terhadap peserta didik yaitu mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik setelah menempuh proses belajar mengajar dalam waktu tertentu.

b. Tes sebagai alat pengukur keberhasilan program mengajar di sekolah. Melalui tes akan dapat diketahui program pengajaran yang telah ditentukan sudah tercapai atau belum.

5. Prinsip-prinsip Dasar Penyusunan Tes

Prinsip-prinsip penyusunan tes hasil belajar perlu diperhatikan dalam menyusun tes untuk menilai hasil peserta didik agar tes yang dibuat benar-benar dapat mengukur kemampuan siswa dan ketercapaian tujuan pembelajaran. Menurut Sudijono (2011:97-99) terdapat prinsip-prinsip dasar dalam menyusun tes hasil belajar, yaitu:

a. Tes hasil belajar harus dapat mengukur secara jelas outcomes learning (hasil belajar) yang telah ditetapkan.

b. Butir-butir soal tes hasil belajar harus merupakan sampel yang representatif dari populasi bahan pelajaran yang telah diajarkan. c. Bentuk soal yang dikeluarkan dalam tes hasil belajar harus dibuat

bervariasi.

d. Tes hasil belajar harus didesain sesuai dengan kegunaannya untuk memperoleh hasil yang diinginkan.

(44)

f. Tes hasil belajar disamping harus dapat dijadikan alat pengukur keberhasilan siswa, juga harus dapat dijadikan alat untuk mencari informasi yang berguna untuk memperbaiki cara belajar siswa dan cara belajar guru.

D. Karakteristik Tes Objektif 1. Penggolongan Tes Objektif

Sebagai salah satu jenis tes hasil belajar, Sulistyorini (2009:102-109) memaparkan bahwa tes objektif dapat dibedakan menjadi empat golongan, yaitu:

a. Tes Benar-Salah (True-False Test)

Bentuk tes objektif yang benar-salah adalah berupa pernyataan

(statement). Pernyataan tersebut ada yang benar dan ada yang salah.

Orang yang ditanya bertugas untuk menandai masing-masing pernyataan itu dengan melingkari huruf B jika pernyataan itu betul menurut pendapatnya dan melingkari huruf S jika pernyataan salah.

Lebih lanjut Sulistyorini (2009:103) mengungkapkan kelebihan dari bentuk tes ini adalah sebagai berikut:

1) Dapat mencakup bahan yang luas dan tidak banyak memakan tempat karena biasanya pertanyaan-pertanyaannya singkat saja.

2) Mudah menyusunnya.

3) Dapat digunakan berkali-kali.

4) Dapat dilihat secara cepat dan objektif.

(45)

Sedangkan menurut Sulistyorini (2009:103) kelemahan dari bentuk tes benar salah ini adalah:

1) Sering membingungkan. 2) Mudah ditebak atau diduga.

3) Banyak masalah yang tidak dapat dinyatakan hanya dengan dua kemungkinan benar atau salah.

4) Hanya dapat mengungkapkan daya ingatan dan pengenalan kembali.

b. Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice Test)

Multiple choice test terdiri atas suatu keterangan atau

pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum lengkap, dan untuk melengkapinya harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan, atau multiple choice

test terdiri atas bagian keterangan (stem) dan bagian kemungkinan

jawaban atau alternatif. Kemungkinan jawaban terdiri atas satu jawaban yang benar yaitu kunci jawaban dan beberapa pengecoh

(distractor).

c. Test Menjodohkan (Matching Test)

Matching test dapat diganti dengan istilah mempertandingkan,

mencocokkan, memasangkan, atau menjodohkan. Matching test terdiri atas satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban. Masing-masing pertanyaan mempunyai jawaban yang tercantum dalam seri jawaban. Tugas murid ialah mencari dan menempatkan jawaban-jawaban, sehingga sesuai atau cocok dengan pertanyaannya.

(46)

d. Tes Isian (Completion Test)

Tes isian biasa disebut sebagai tes menyempurnakan, atau melengkapi. Tes isian terdiri atas kalimat-kalimat yang ada bagian-bagiannya yang dihilangkan. Bagian yang dihilangkan atau yang harus diisi oleh murid ini adalah merupakan pengertian yang diminta dari murid.

2. Konsep Tes Pilihan Ganda

Menurut Jihad dan Haris (2012:81) tes pilihan ganda adalah:

suatu tes yang menyediakan tiga sampai lima jawaban atau pilihan tetapi hanya satu yang paling benar atau paling baik daripada pilihan yang lain. Dalam pengertian tersebut dapat juga dikatakan hanya satu yang paling salah atau yang paling jelas. Soal dapat berbentuk pertanyaan, pernyataan, kalimat tidak sempurna, dan kalimat perintah. Peserta tes hanya memilih di antara jawaban yang disediakan.

Sedangkan menurut Amirono dan Daryanto (2016:151) tes pilihan ganda merupakan bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang paling benar atau paling tepat. Amirono dan Daryanto (2016:152) memaparkan lebih lanjut struktur bentuk soal pilihan ganda yang terdiri dari stem yaitu pertanyaan atau pernyataan yang berisi permasalahan yang akan dinyatakan. Option, yaitu sejumlah pilihan atau alternatif jawaban. Kunci, jawaban yang benar atau paling tepat. Distractor, jawaban-jawaban lain selain kunci jawaban-jawaban. Penggunaan bentuk ini menuntut agar pengawas ujian teliti dalam melakukan pengawasan saat ujian berlangsung. Menurut Ebel (Amirono dan Daryanto, 2016:152) tingkat

(47)

berpikir yang diukur bisa tinggi tergantung pada kemampuan pembuat soal.

E. Analisis Butir Soal

1. Pengertian Analisis Butir Soal

Kusaeri dan Suprananto (2012:163) mengemukakan bahwa kegiatan analisis butir soal adalah kegiatan penting dalam penyusunan soal agar diperoleh butir soal yang bermutu. Menurut Basuki dan Hariyanto (2014:129) kegiatan analisis butir soal adalah cara yang berharga serta relatif mudah pengerjaannya, dan merupakan suatu prosedur yang dapat digunakan guru untuk menjawab karakteristik pembelajaran. Sedangkan menurut Ratnawulan dan Rusdiana (2015:148) kegiatan menganalisis butir soal merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan guru untuk meningkatkan mutu soal yang telah ditulis. Dari beberapa pengertian yang telah dipaparkan oleh para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa kegiatan menganalisis butir soal merupakan kegiatan yang wajib dilakukan oleh guru untuk mengumpulkan informasi tentang kualitas soal yang telah dibuat.

Basuki dan Hariyanto (2014:130) mengungkapkan bahwa pada umumnya, analisis butir soal dirancang dengan tujuan untuk mengetahui cacat dalam butir tes sehingga dapat diperbaiki sebelum digunakan pada tes berikutnya, serta untuk menemukan soal yang terlalu mudah atau terlalu sukar untuk dijawab sehingga soal-soal itu dapat diganti dengan

(48)

butir soal yang lain. Dengan kata lain, analisis butir soal bukanlah suatu tujuan, dan baru bermakna setelah merevisi butir-butir soal yang tidak relevan.

2. Tujuan Kegiatan Analisis Butir Soal

Penelaahan kualitas butir soal, menurut Aiken (Ratnawulan dan Rusdiana, 2015:149) memiliki tujuan sebagai berikut:

a. Untuk mengkaji dan menelaah setiap butir soal agar diperoleh soal yang bermutu sebelum soal digunakan.

b. Untuk membantu meningkatkan tes melalui revisi atau membuang soal yang tidak efektif.

c. Untuk mengetahui informasi diagnostik kepada siswa yang sudah/belum memahami materi yang telah diajarkan.

Anastasi dan Urbina (Ratnawulan dan Rusdiana, 2015:149) menegaskan bahwa tujuan utama dari analisis butir soal dalam sebuah tes yang dibuat oleh guru adalah untuk mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dalam tes atau dalam pembelajaran.

3. Analisis Butir Soal Secara Kuantitatif

Kusaeri dan Suprananto (2012:173) memaparkan bahwa penelaah soal secara kuantitatif adalah penelaah butir soal didasarkan pada data empirik. Data empirik ini diperoleh dari soal yang telah diujikan. Ada dua pendekatan dalam analisis secara kuantitatif, yaitu:

a. Pendekatan secara klasik

Analisis butir soal secara klasik adalah proses penelaah butir soal melalui informasi dari jawaban peserta tes guna meningkatkan

(49)

mutu butir soal yang bersangkutan dengan menggunakan teori klasik.

b. Pendekatan secara modern

Analisis butir soal secara modern adalah penelaah butir soal dengan menggunakan teori respons butir atau Item Response Theory

(IRT).

4. Validitas

Menurut Sulistyorini (2009:162) valid artinya cocok atau sesuai. Suatu tes dikatakan valid, apabila tes tersebut benar-benar menyasar kepada apa yang dituju. Tes tersebut benar-benar dapat memberikan keterangan atau gambaran tentang apa yang diinginkan. Sedangkan menurut Sudijono (2011: 163) terdapat dua macam validitas yaitu validitas tes dan validitas item.

a. Validitas Tes

Validitas tes merupakan pengukuran yang digunakan untuk soal yang akan digunakan secara keseluruhan. Pengukuran validitas tes dapat dilakukan secara rasional dan secara empirik.

1) Validitas rasional

Sudijono (2011: 164) memaparkan bahwa validitas rasional adalah validitas yang diperoleh atas dasar hasil pemikiran, validitas yang diperoleh dengan berpikir secara logis. Validitas rasional untuk sebuah instrumen evaluasi

(50)

menunjuk pada kondisi sebuah instrumen yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan penalaran. Jadi suatu tes dikatakan memiliki validitas rasional apabila setelah dilakukan analisis secara rasional menunjukkan bahwa tes hasil belajar tersebut memang dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. 2) Validitas Empirik

Menurut Sudijono, 2011: 167-181 validitas empirik adalah validitas yang bersumber pada atau diperoleh atas dasar pengamatan dilapangan. Sebuah instrumen dikatakan memiliki validitas empirik apabila sudah diuji dari pengalaman atau pengamatan di lapangan, dan terbukti bahwa tes tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.

b. Validitas Item

Sudijono (2011: 182) berpendapat validitas item merupakan suatu ketepatan mengukur yang dimiliki oleh instrumen tes pada tiap butirnya yang menjadi bagian tak terpisahkan dari tes secara keseluruhan, dalam mengukur apa yang seharusnya diukur oleh tes tersebut. Sudijono (2011 : 185) menerangkan rumus yang dapat digunakan untuk menghitung validitas item soal bentuk pilihan ganda dapat dihitung dengan menggunakan rumus korelasi point

biserial sebagai berikut:

rpbi=

Mp - Mt SDt √

p q

(51)

Keterangan :

rpbi = koefisien korelasi point biserial yang melambangkan

kekuatan korelasi antara variabel I dengan variabel II, yang dalam hal ini dianggap sebagai koefisien validitas item Mp = rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang

dicari validitasnya Mt = rerata skor total

SDt = standar deviasi dari skor total

P = proporsi siswa yang menjawab benar Q = proporsi siswa yang menjawab salah

5. Reliabilitas

Kusaeri dan Suprananto (2012:82) mengungkapkan bahwa reliabilitas merujuk pada konsistensi dari suatu pengukuran. Artinya, bagaimana skor tes konsisten dari pengukuran yang satu ke yang lainnya. Menurut Arikunto (2012:104-125) metode dalam mencari besarnya reliabilitas yaitu metode belah dua dengan pembelahan ganjil-genap, dengan rumus sebagai berikut:

r11 = 2 r 1 2⁄ 1 2

(1+ r 1 2⁄ 1 2⁄ )

Keterangan:

(52)

r11 = koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan

Keandalan (reliability) adalah ketepatan suatu alat evaluasi dalam melakukan pengukuran. Suatu tes dikatakan andal apabila tes tersebut dapat dipercaya, konsisten dan produktif. Jadi, yang dipentingkan di sini adalah sejauh mana tes tersebut dapat dipercaya kebenarannya.Interpretasi yang digunakan untuk reliabilitas adalah apabila 𝑟11 sama dengan atau lebih besar daripada 0,70 berarti tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan memiliki reliabilitas yang tinggi. Sementara itu, apabila 𝑟11 lebih kecil dari 0,70 berarti reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi.

Dalam perhitungan reliabilitas, peneliti menggunakan rumus belah dua ganjil-genap. Perhitungan ini sesuai dengan rumus yang digunakan dalam program aplikasi Anates versi 4. Menurut Arikunto (2013:114) salah satu syarat agar dapat menggunakan metode belah dua ganjil-genap adalah banyaknya item harus genap agar dapat dibelah, syarat yang kedua adalah item harus homogen atau paling tidak setelah dibelah terdapat keseimbangan antara belahan pertama dengan belahan kedua. Dalam penelitian ini, item soal tes berjumlah genap sehingga dapat dibelah dua, dan juga seimbang antara belahan pertama dengan belahan kedua.

Sudijono (2011:209) berpendapat bahwa interpretasi terhadap koefisien reliabilitas tes (𝑟11) pada umumnya digunakan patokan sebagai

(53)

1) Apabila 𝑟11 sama dengan atau lebih besar daripada 0,70 berarti tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi (=reliable).

2) Apabila 𝑟11 lebih kecil daripada 0,70 berarti bahwa tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi (un-reliable).

6. Daya Pembeda

Amirono dan Daryanto (2016:143) menerangkan bahwa daya pembeda suatu soal merupakan seberapa jauh suatu soal mempu membedakan antara yang mampu dengan yang tidak mampu. Sedangkan menurut Kusaeri dan Suprananto (2012:175) daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat membedakan antara siswa yang telah menguasai materi yang ditanyakan dan siswa yang belum menguasai materi yang diujikan. Pendapat ahli lain, yakni Basuki dan Hariyanto (2014:140-141) daya beda adalah daya yang mampu membedakan peserta tes yang berkompeten tinggi dengan peserta tes yang kurang kompeten. Jadi, daya pembeda menekankan pada perbandingan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan yang berkemampuan rendah.

Kusaeri dan Suprananto (2012:175-176) memaparkan manfaat dari daya pembeda, yaitu:

a. Meningkatkan mutu setiap butir soal melalui data empiriknya. Berdasarkan indeks daya pembeda, setiap butir soal, dapat diketahui apakah butir soal itu baik, direvisi, atau ditolak.

(54)

b. Mengetahui seberapa jauh masing-masing butir soal dapat mendeteksi atau membedakan kemampuan siswa, yaitu siswa yang telah memahami atau belum memahami materi yang diajarkan guru. Apabila suatu butir soal tidak dapat membedakan kedua kemampuan siswa itu maka butir soal itu dapat dicurigai kemungkinannya:

a. Kunci jawaban soal itu tidak tepat.

b. Butir soal itu memiliki dua atau lebih kunci jawaban yang benar. c. Kompetensi yang diukur tidak jelas.

d. Pengecoh tidak berfungsi.

e. Materi yang ditanyakan terlalu sulit sehingga banyak siswa yang menebak.

f. Sebagian besar siswa yang memahami materi yang ditanyakan berpikir ada yang salah informasi dalam butir soalnya.

Menurut Arikunto (2012:227) perhitungan daya pembeda dibedakan antar kelompok kecil dan kelompok besar. Kelompok kecil merupakan kelompok yang terdiri kurang dari 100 (seratus) orang, sebaliknya kelompok besar adalah kelompok yang terdiri leboh dari 100 (seratus) orang.

a. Kelompok Kecil

Seluruh kelompok peserta tes dibagi dua sama besar, 50% kelompok atas (JA) dan kelompok bawah (JB). Seluruh pengikut tes, dideretkan mulai dari skor teratas sampai terbawah lalu dibagi dua. b. Kelompok Besar

Mengingat biaya dan waktu untuk menganalisis, maka untuk kelompok besar biasanya hanya diambil kedua kutubnya saja, yaitu 27% skor teratas sebagai kelompok atas (JA) dan 27% skor terbawah sebagai kelompok bawah (JB).

(55)

Rumus yang digunakan untuk menghitung daya pembeda pada soal pilihan ganda adalah sebagai berikut:

DP=BA

JA − BB

JB = PA-PB

Dengan keterangan:

DP = daya pembeda soal J = jumlah peserta tes

JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA =banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar.

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar.

PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar. PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.

Arikunto (2012:232) menyampaikan bahwa butir-butir soal yang baik adalah butir soal yang mempunyai indeks diskriminasi 0,4 sampai dengan 0,7. Interpretasi terhadap hasil perhitungan daya pembeda dapat menggunakan kriteria sebagai berikut:

Tabel 2.1

Kriteria Daya Pembeda

Indeks Diskriminasi Kategori Soal

0,71 – 1,00 Baik Sekali

0,41 – 0,70 Baik

0,21 – 0,40 Cukup

0,00 – 0,20 Jelek

(56)

7. Tingkat Kesukaran

Aiken (Ratnawulan dan Rusdiana, 2015:163) menerangkan bahwa tingkat kesukaran adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00. Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari hasil hitungan, berarti semakin mudah soal itu. Suatu soal memiliki tingkat kesukaran 0,00 artinya tidak ada siswa yang menjawab benar dan apabila memiliki tingkat kesukaran 1,00 artinya siswa menjawab benar. Perhitungan ini dilakukan untuk setiap nomor soal.

Menurut Nitko (Ratnawulan dan Rusdiana, 2015:164) rumus yang dipergunakan untuk menganalisis tingkat kesukaran soal objektif adalah:

Tingkat Kesukaran=Jumlah siswa yang menjawab butir soal Jumlah siswa yang mengikuti tes

Sedangkan untuk menghitung tingkat kesukaran soal uraian dapat digunakan rumus berikut ini:

Tabel 2.2

Kriteri Tingkat Kesukaran Indeks Tingkat Kesukaran Kategori

0,00 – 0,30 Soal tergolong sukar

0,31 – 0,70 Soal tergolong sedang

(57)

8. Efektivitas Pengecoh

Kusaeri (2014:109) menerangkan bahwa penyebaran pilihan jawaban (pengecoh) dijadikan dasar dalam penelaah soal, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui berfungsi tidaknya pilihan jawaban yang tersedia. Basuki dan Hariyanto (2014:144) menambahkan bahwa pengecoh bukan sekadar pelengkap pilihan jawaban, tetapi memang sengaja diadakan untuk menyesatkan atau mengecoh siswa menjawab. Oleh sebab itu, pengecoh yang baik harus sejenis atau homogen dengan kunci, atau dibuat semirip mungkin dengan kunci jawaban. Pengecoh yang gagal atau yang buruk melakukan fungsinya adalah pengecoh yang sama sekali tidak dipilih oleh siswa. Hal ini dapat terjadi karena pengecoh terlalu mencolok dan dimengerrti oleh semua siswa sebagai pengecoh. Dengan demikian, pengecoh ini dapat diganti dengan pengecoh yang lebih baik. Untuk menganalisis indeks efektifitas pengecoh dapat digunakan rumus berikut:

IP= P

(N-B)/(n-1)×100% Dengan keterangan:

IP = indeks pengecoh

P = jumlah peserta didik yang memilih pengecoh N = jumlah peserta didik yang ikut tes

B = jumlah peserta didik yang menjawab benar n = jumlah alternatif jawaban (opsi)

(58)

Menurut pendapat Arifin, 2009: 280 berpendapat kriteria untuk menilai penggunaan pengecoh diadaptasi dari SkalaLikert yaitu sebagai berikut:

Tabel 2.3

Kriteri Indeks Pengecoh Persentase Tingkat Indeks

Pengecoh (%) Kategori

76 – 125 Sangat baik

51 - 75 atau 126– 150 Baik

26 - 50 atau 151 - 175 Sedang 0 - 25 atau 176 - 200 Tidak baik

lebih dari 200 Sangat tidak baik

Jika semua peserta didik menjawab benar pada butir tertentu makaIP=0 berarti soal tersebut jelek. Itu berarti pengecoh tidak berfungsi.

Menurut Sugiyono (2012:93-94) penelitian efektivitas pengecoh pada setiap butir soal menggunakan kriteria yang diadaptasi dari skala

Likert yaitu sebagai berikut:

a. Jika keempat jawaban pengecoh berfungsi maka soal dikatakan memiliki efektivitas pengecoh yang baik.

b. Jika terdapat tiga jawaban pengecoh yang berfungsi maka soal dikatakan memiliki efektivitas pengecoh yang baik.

c. Jika terdapat dua jawaban pengecoh yang berfungsi maka soal dikatakan memiliki pengecoh yang cukup baik.

d. Jika terdapat satu jawaban pengecoh yang berfungsi maka soal dikatakan memiliki efektivitas pengecoh yang kurang baik.

(59)

e. Jika semua jawaban pengecoh tidak berfungsi maka soal dikatakan memiliki efektivitas pengecoh yang tidak baik.

9. Kualitas Soal

Kriteria yang digunakan untuk menginterpretasikan kualitas butir soal ditinjau dari segi validitas, daya pembeda, tingkat kesukaran dan efektivitas pengecoh diadaptasi dari Skala Likerthasil penelitian dari Wika Sevi Oktanin (2015:34) yang berjudul “Analisis Butir Soal Ujian Akhir Semester Genap Mata Pelajaran Ekonomi Akuntansi Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kalasan Tahun Ajaran 2013/2014” adalah sebagai berikut:

Tabel 2.4

Kriteria Kualitas Butir Soal Pilihan Ganda

Jumlah kriteria yang terpenuhi (validitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan efektivitas pengecoh)

Kualitas Butir

Soal Revisi Simpan di

Bank Soal

4 Sangat Baik Tidak Perlu Ya

3 Baik Revisi Belum

2 Sedang Revisi Belum

1 Tidak Baik Dibuang Tidak

0

Sangat Tidak

Baik Dibuang Tidak

Berikut ini penjelasan dari table kriteria kualitas butir soal di atas: a. Apabila butir soal memenuhi empat kriteria soal yang baik yaitu

validitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan efektivitas pengecoh, maka soal tersebut dapat dikatakan soal yang sangat baik dan dapat disimpan pada bank soal.

b. Apabila butir soal memenuhi tiga dari empat ksoal yang baik yaitu validitas, tingkat kesukaran, daya pembeda dan efektivitas

(60)

pengecoh, maka soal tersebut dikatakan soal yang baik dan belum bisa disimpan dalam benk soal. Soal tersebut perlu direvisi sampai memenuhi empat kriteria.

c. Apabila butir soal memenuhi dua dari empat kriteria soal yang baik yaitu validitas, tingkat kesukaran, daya pembeda dan efektivitas pengecoh, maka soal tersebut dikatakan soal yang sedang dan belum bisa disimpan dalam bank soal. Soal tersebut perlu direvisis sampai memenuhi empat kriteria.

d. Apabila butir soal memenuhi satu dari empat kriteria soal yang baik yaitu validitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan efektivitas pengecoh, maka soal tersebut dikatakan soal yang tidak baik dan belum bisa disimpan dalam bank soal. Soal tersebut perlu direvisi secara signifikan sehingga lebih baik soal tersebut dibuang atau tidak disimpan dalam bank soal.

e. Apabila butir soal tidak memenuhi dari keempat kriteria soal yang baik yaitu validitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan efektivitas pengecoh, maka soal tersebut dikatakan soal yang sangat tidak baik dan tidak bisa disimpan dalam bank soal. Soal tersebut memerlukan revisi yang signifikan sehingga lebih baik dibuang.

(61)

F. Hasil Penelitian yang Relevan

Berikut ini peneliti memaparkan beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini, penelitian yang relevan ini dapat mendukung teori-teori yang telah dipaparkan sebelumnya.

1. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Siti Nur Indrawati (2015) dalam penelitian yang berjudul “Analisis butir soal ujian akhir semester gasal mata pelajaran pengantar akuntansi dan keuangan kelas X akuntansi di SMK Negeri 1 Tempel tahun ajaran 2014/2015” menunjukkan bahwa: (1) soal yang valid berjumlah 36 butir (90%) sedangkan yang tidak valid 4 butir (10%). (2) Berdasarkanreliabilitas, termasuk soal yang reliabilitasnya sangat tinggi yaitu 0,823. (3)Berdasarkan tingkat kesukaran, termasuk butir soal yang sukar berjumlah 2 butir(5%), sedang 13 butir (32,5%), dan mudah 25 butir (62,5%). (4) Berdasarkan dayapembeda, termasuk butir soal yang tidak baik 2 butir (5%), cukup 7 butir (17,5%),baik 19 butir (47,5%), dan baik sekali 12 butir (30%). (5) Berdasarkan keefektifanpenggunaan distraktor, butir soal yang berfungsi sangat baik 2 butir (2%),berfungsi baik 3 butir (7,5%), berfungsi cukup 12 butir (30%), berfungsi kurangbaik 9 butir (22,5%), dan berfungsi tidak baik/jelek 14 butir (34%). (5)Berdasarkan analisis secara bersama-sama validitas, tingkat kesukaran, dayapembeda, dan keefektifan penggunaan distraktor terdapat soal yang berkualitasbaik berjumlah 8 soal (20%), kurang baik 11 soal (27,5%), dan tidak baik/jelek21 soal (52,5%). Keseluruhan Soal Ujian Akhir Semester Gasal

Gambar

Tabel 4.15  : Penyebab Kegagalan Butir Soal .................................................
Gambar 2.1  Skema Kerangka Berpikir
Tabel  4.2  Distribusi  Butir  Soal  UAS  Gasal  Mata  Pelajaran  Ekonomi  Kelas  XI  IPS  SMA  Negeri  1  Depok  Tahun  Ajaran  2017/2018  berdasarkan Validitas Item
Tabel  4.5  Distribusi  Butir  Soal  UAS  Gasal  Mata  Pelajaran  Ekonomi  Kelas  XI  IPS  SMA  Negeri  1  Depok  Tahun  Ajaran  2017/2018  berdasarkan Daya Pembeda
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil wawancara dengan Ibu Maryati selaku pedagang di pasar pagi (Templek) Wonosari selaku anggota dari lembaga keuangan Syariah (BMT) mengatakan bahwa

Lempung ekspansif adalah lempung yang mempunyai kembang susut yang cukup tinggi akibat perubahan kadar air, tanah lempung ini sering menimbulkan kerusakan bangunan dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kredibilitas merek dan prestise merek berpengaruh positif signifikan terhadap niat beli konsumen pada produk Fashion Riamiranda.. Kata

Dalam pengolahan data didapat bhwa koefisien korelasi linier berganda atau multiple R sebesar 0,90629, artinya terdapat hubungan yang kuat dan positif

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menguji apakah terdapat pengaruh variabel pendapatan, kesesuaian harga, pemahaman agama dan etika konsumsi

Pengukuran luas daun menggunakan metode LAM maupun FK tidak menghasilkan nilai yang sama pada masing-masing sampel daun tanaman jagung maupun daun tanaman bayam. Hal ini

PENERAPAN BRAIN BASED LEARNING BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF ADVENTURE GAME UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SMK. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah dijabarkan pada BAB IV, diperoleh simpulan bahwa penerapan media audio visual dan pendekatan bermain