• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS HUBUNGAN DANA ALOKASI UMUM, BAGI HASIL PAJAK DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP BELANJA RUTIN KOTA SAMARINDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS HUBUNGAN DANA ALOKASI UMUM, BAGI HASIL PAJAK DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP BELANJA RUTIN KOTA SAMARINDA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

http://www.karyailmiah.polnes.ac.id

ANALISIS HUBUNGAN DANA ALOKASI UMUM, BAGI HASIL PAJAK DAN

PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP BELANJA RUTIN KOTA

SAMARINDA

Indah Agustini Tri Utami

(Staf Pengajar Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda)

Abstract

INDAH AGUSTINI TRI UTAMA: The research aimed to investigate the correlation of

General Allocation fund,Tax Sharing, Local Own Revenues to the Local Government Expenditures in Samarinda City. The other objective is to examine existence of different flypaper effect, a condition when regencies/municipality give different response in determining local expenditure based on central Government transfer compared with local revenue.

This research is using multiple corellation and multiple regression model for analyzing sample data Samarinda city from 2001 - 2010. Analyzed data is time series that consist of Government Allocation Fund, Tax Sharing, local own revenues and local government expenditures which taken from local budget and revenue report for ten years.

Result of analysis indicates that General Allocation fund influence toward Government Expenditures in more significant than the influenced local Own Revenues toward Government Expenditures which mean that flypaper effect occur in all regencies/municipalities of Samarinda city. This situation gives the evidence that local government depend the amount of General Allocation Fund received before deciding the amount of expenditure so that the upcoming period of expenditure will be greater.

Keywords : General Allocation Fund, Tax Sharing ,Local Own Revenues ,and flypaper effect.

PENDAHULUAN

Penerapan otonomi daerah dengan mengacu pada prinsip prinsip good governance difasilitasi oleh pemerintah Pusat dengan meningkatkan alokasi Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) yang disalurkan ke daerah secara umum sumber Pendapatan daerah, berupa dana perimbangan terdiri dari Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Dana Bagi Hasil pajak dan sumber daya alam. serta Pendapatan Asli Daerah terutama dari pajak dan retribusi daerah.

Dari sumber pendapatan daerah tersebut masih didominasi oleh dana perimbangan. Dana perimbangan tersebut jumlahnya cenderung selalu meningkat baik dilihat dari nilai nominal maupun

prosentasenya terhadap pendapatan domestik bruto dan pendapatan domestik netto.

Dana Alokasi Umum merupakan transfer dari pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah, yang bertujuan untuk mengurangi kesenjangan fiskal antar pemerintahan dan menjamin tercapainya standar pelayanan publik minimum diseluruh daerah (Adisasmita:158).

Tujuan otonomi daerah serta Undang Undang No.32 Tahun 2004 tentang kemandirian daerah, dalam membelanjai pembangunan dan pemerataan daerah dapat diukur dengan adanya Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang mencakup hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah dan lain lain pendapatan asli daerah yang syah. Potensi Penerimaan Pajak

(2)

Japan 24% sedang di Indonesia hanya 4% (Dana Perimbangan Keuangan, 2002) dengan potensi pajak sekitar 4% maka Indonesia sangat tertinggal dibandingkan dengan Negara lain. Hal tersebut menunjukkan bahwasanya struktur pajak di Indonesia masih kurang mendukung pengembangan pajak itu sendiri sehingga peranannya terhadap Pendapatan Nasional juga tidak signifikan.

Kendala utama yang dihadapi Pemerintah Daerah dalam melaksanakan otonomi daerah adalah minimnya pendapatan yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD). Proporsi Pendapatan Asli Daerah yang rendah, di lain pihak, juga menyebabkan Pemerintah Daerah memiliki derajat kebebasan rendah dalam mengelola keuangan daerah. Sebagian besar pengeluaran, baik rutin maupun pembangunan, dibiayai dari dana perimbangan, terutama dana alokasi umum. Alternatif jangka pendek peningkatan penerimaan Pemerintah Daerah adalah menggali dari Pendatan Asli Daerah. Pungutan pajak dan retribusi daerah yang berlebihan dalam jangka pendek dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah, namun dalam jangka panjang dapat menurunkan kegiatan perekonomian, yang pada akhirnya akan menyebabkan menurunnya Pendapatan Asli Daerah. (Brahmantio:2002)

Sejak akhir dekade 1950-an, dalam literatur ekonomi dan keuangan daerah, hubungan pendapatan dan belanja daerah didiskusikan secara luas, serta berbagai hipotesis tentang hubungan ini diuji secara empiris. Seperti yang dinyatakan oleh Holtz-Eakin et al (1985), yang dikutip oleh Prakosa (2004), bahwa terdapat keterkaitan sangat erat antara transfer dari Pemerintah pusat dengan belanja pemerintah daerah. Analisisnya dengan menggunakan data runtun waktu selama tahun 1934-1991 untuk mengetahui seberapa jauh pengeluaran daerah dapat dirasionalkan melalui suatu model. Kemudian ada beberapa peneliti baik di Jawa ,bali Sumatra dan kota kota lain di Indonesia yang melakukan penelitian dimana Pemerintah daerah untuk menentukan jumlah Belanja Daerah suatu periode berbeda. Dalam tahun bersamaan, Pendapatan Asli Daerah lebih dominan dari pada Dana Alokasi Umum, dan tetapi untuk satu tahun kedepan, Dana Alokasi Umum lebih dominan.

Munculnya berbagai bentuk peraturan daerah tentang pajak dan retribusi daerah mungkin merupakan indikasi untuk “mengimbangi” pendapatan yang bersumber dari Pemerintah pusat (salah satunya Dana Alokasi Umum).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Rutin di kota Samarinda pada Tahun 2001 – 2010 dan untuk menganalisis kemungkinan terjadinya

flypaper effect pada Belanja Rutin di kota

Samarinda.pada Tahun 2001 – 2010.

PENELITIAN TERDAHULU

Penelitian terdahulu telah dilakukan oleh Prakosa (2004), yang melakukan penelitian di kabupaten/Kota di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasilnya menunjukkan bahwa sandaran Pemerintah daerah untuk menentukan jumlah Belanja Daerah suatu periode berbeda. Dalam tahun bersamaan, Pendapatan Asli Daerah lebih dominan daripada Dana Alokasi Umum, tetapi untuk satu tahun kedepan, Dana Alokasi Umum lebih dominan. Munculnya berbagai bentuk peraturan daerah tentang pajak dan retribusi daerah mungkin merupakan indikasi untuk “mengimbangi” pendapatan yang bersumber dari Pemerintah pusat.

Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Widiyanto (2005), menunjukkan bahwa pengaruh Dana Alokasi Umum lebih sigifikan terhadap Belanja Daerah dibandingkan dengan Pendapatan Asli Ddaerah. Hal ini juga menunjukkan terjadinya

flypaper effect.

Selain itu banyak peneliti sebelumnya menganalisis pengaruh Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Pemerintah Daerah dimana hasil analisis di Pulau Sumatra, diperoleh hasil yaitu, Pendapatan Asli Daerah tidak signifikan berpengaruh terhadap Belanja Daerah. Hal tersebut berarti terjadi

Flypaper Effect. Hal ini sesuai dengan hipotesis

yang menyatakan pengaruh Dana Alokasi Umum terhadap Belanja Daerah lebih besar daripada pengaruh Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Daerah, diterima Hasil ini konsisten dengan temuan-temuan sebelumnya, seperti Aaberge & Langorgen (1997), Andersson (2002), Deller et al (2002), Legrenzi & Milas (2001), Zampelli (1986) dan Sukry & Halim (2004). (Dalam Prakosa).

METODE PENELITIAN RANCANGAN PENELITIAN

Sesuai dengan permasalahan dan hipotesis yang diajukan maka variabel yang akan diteliti adalah :

1. Variabel dependen yang disebut variabel terikat Y adalah Belanja Rutin (BR)

2. Variabel independen yang disebut variabel bebas (X) adalah :

X1 = Dana Alokasi Umum X2 = Bagi Hasil Pajak X3 = Pendapatan Asli Daerah

(3)

http://www.karyailmiah.polnes.ac.id

JANGKAUAN PENELITIAN

Objek penelitian ini adalah wilayah kota Samarinda berdasarkan Dana Alokasi Umum (DAU), Bagi Hasil Pajak ( BHP) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta Belanja Rutin tahun anggaran 2001 – 2010

DATA YANG DIPERLUKAN

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data skunder, yaitu data Pendapatan Asli Daerah (PAD) . Dana Alokasi Umum, Bagi Hasil Pajak data Belanja Rutin Daerah kota Samarinda. Tahun 2001 - 2010

METODE PENGUMPULAN DATA

Metode yang digunakan untuk memperoleh data data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan Metode Observasi, Metode Studi Pustaka dan Kajian Dokumen

METODE ANALISIS DATA

Variable terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah Belanja Rutin. Sedangkan variabel bebasnya (Independent variable) adalah Dana Alokasi Umum, Bagi hasil Pajak dan Pandapatan Asli Daerah.

1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas b. Uji Multikolinteritas. 2. Uji Autokorelasi 3. Alat analisis Statistik.

Bentuk dan model yang digunakan dalam rangka menganalisis hubungan antar variabel yang digunakan adalah sebagai berikut :

BR = ∫ (DAU, BHP, PAD ) Keterangan : BR : Belaja Rutin DAU :

Dana Alokasi Umum

BHP : Bagi Hasil Pajak

PAD : Pendapatan Asli Daerah Selanjutnya dituangkan dalam persamaan Regeresi berganda yaitu sbb :

Y = ∂o+∂1 X1 +∂2 X2 + ∂3 X3 + ……… e Gaspers (1990:71)

Untuk menguji hipotesis 1 sampai 3 digunakan statistik inferensi uji t dengan melihat data Dana Alokasi Umum, Bagi Hasil Pajak dan Pendapatan Asli Daerah melalui program SPSS . Apabila hubungannya positif maka pengaruhnya akan semakin signifikan. Untuk melihat adanya

flaypaper effect, dengan cara membandingkan

antara efek Dana Alokasi Umum, Bagi Hasil Pajak terhadap Belanja Rutin dengan efek Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Rutin.

Dari analisis korelasi berganda maka akan

diproleh suatu ukuran kekuatan asosiasi atau hubungan antara variabel dependen dengan dua atau lebih variabel independen, sedang koefisien korelasi parsial menunjukkan kekuatan asosiasi antara variabel dependen dengan satu variabel independen. Untuk menguji kekuatan atau derajat hubungan yang diperoleh dengan bantuan analisis E-views. pengujian koefisien korelasi dengan uji (F-test).

a. Uji F statistik (Metode Pengujian Simultan) Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara keseluruhan signifikan secara statistik dalam mempengaruhi variabel dependen apabila nilai Probabilitas (F-statistik) < dari alpha 0.05 maka variabel-variabel independen secara keseluruhan atau secara bersama-sama variabel tersebut berpegaruh terhadap variabel dependen. (Atmaja:343)

Untuk menguji hipotesis terhadap beberapa variabel independen (Dana Alokasi Umum, Bagi Hasil Pajak, Pendapatan Asli Daerah) terhadap variabel dependen (Belanja Rutin) secara simultan digunakan uji F

Ho : Variabel variabel independen secara simultan tidak bepengaruh nyata terhadap Belanja Rutin di kota Samarinda.

H1: Variabel variabel secara simultan berpengaruh nyata terhada Belanja Rutin di Kota Samarinda.

Ho = ∂o B1 = B2 = B3 = 0 ( tidak semua nilai B

itu adalah 0)

Adapun kaidah keputusannya adalah sebagai berikut :

Jika Fhitung ˃ F tabel (ᾳ = 0,05 : K : d.f N-K-1) maka Ho ditolak dan

Jika Fhitung ˂ F tabel (ᾳ = 0,05 : K : d.f.N-K-1) maka Ho diterima

b. Uji t statistik

Selanjutnya untuk mengetahui apakah variabel variabel independen secara parsial berpengaruh nyata terhadap Belanja Rutin di kota Samarinda maka digunakan uji –t adapun hipotesisnya adalah sebagai berikut :

Ho : Suatu variabel independen secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap Belanja Rutin di kota Samarinda.

H1 : Suatu variabel independen secara parsial berpengaruh nyata terhadap Belanja Rutin di kota Samarinda.

(4)

Adapun kaidah keputusannya adalah sebagai berikut :

Jika t hitung ˂ t tabel (ᾳ = 0,05 : d.f: N-K-1) maka Ho ditolak dan

Jika t hitung ˃ t tabel (ᾳ = 0,05 : d.f.:N-K-1) maka Ho diterima.

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa Data

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder, dengan menggunakan jenis data deret berkala (time series) atau runtut waktu yaitu dari tahun 1999 -2008 diantaranya adalah Penerimaan Dana Alokasi Umum, Bagi Hasil Pajak, Pendapatan Asli Daerah sebagai variabel independen (X) dan Belanja Daerah sebagai variabel dependen (Y). Untuk membuktikan bahwa hipotesa yang telah dikemukakan maka dalam menganalisa data, digunakan alat analisa dengan menggunakan program Statistical Package for

Social Science (SPSS)

Berdasarkan data Dana Alokasi Umum, Bagi Hasil Pajak, Pendapatan Asli Daerah dan Belanja daerah Pada Tahun 2001 s/d 2010 dilakukan analisa dengan menggunakan alat analisis korelasi dan regresi berganda dengan bantuan program computer SPSS (Statistical

Package for Sosial science) release 16 dan

diperoleh Descriptive statistik sebagai berikut :

Tabel menunjukkan rata - rata dari Dana Alokasi Umum adalah sebesar 1.8443E11 dengan standar deviasi 1.64229E11, rata rata Bagi Hasil Pajak sebesar 6.7752E10 dengan standar deviasi 3.58929E10, rata rata Pendapatan Asli Daerah sebesar 5.3846E10 dengan standar deviasi 3.42518E10 sedang rata rata Belanja Daerah sebesar 3.3059E11 dengan standar deviasi 1.64229E11

Koefisien Korelasi Berganda

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan diantara variabel variabel atau seberapa besar derajat keeratan hubungan diantara variabel variabel maka digunakan ukuran koefisien Pearson

Hasil analisis pada tabel menyajikan besarnya nilai koefisien korelasi pearson antara variabel Dana Alokasi Umum dengan variabel Belanja Daerah sebesar 0,918 dengan probabilitas uji dua pihak sebesar 0,000 karena nilai probabilitas ini lebih kecil dari taraf nyata maka disimpulkan untuk menolak hipotesis nol itu berarti terdapat hubungan yang nyata antara variabel Dana Alokasi Umum dan Belanja Daerah. Begitu juga bagi variabel koefisien korelasi Bagi Hasil Pajak dengan Belanja Daerah sebesar 0,912 dengan probabilitas 0,000 Sedang nilai koefisien korelasi antara variabel Pendapatan Asli Daerah dengan Belanja Daerah sebesar 0,973 dengan probabilitas 0,000

Berdasarkan tabel diatas dapat adianalisa sebagai berikut :

1. Koefisien korelasi R sebesar 0,992 hasil ini menunjukkan bahwa variabel independen yang terdiri dari DAU, BHP dan PAD mempunyai hubungan yang kuat dengan belanja daerah kota Samarinda yaitu sebesar 99,2%.

2. Koefisien diterminasi (R²) sebesar 0,984 yang menunjukkan variabel variabel independen yang digunakan dapat menjelaskan model sebesar 98,4% terhadap Belanja Daerah pemerintah kota Samarinda , sedangkan sisanya dijelaskan variabel lain.

Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data yang diuji normal atau tidak. Jika data yang diuji ternyata tidak normal, sehingga harus dilakukan perbaikan dengan menggunakan logaritma natural.

(5)

http://www.karyailmiah.polnes.ac.id

Hasil perhitungan uji l sampel Kolmogorov-Smirnov pada tabel

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai Asymp.Sig berada diatas 0,05. Dapat disimpulkan bahwa data yang ada berdistribusi normal.

b. Uji autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya)

Dari tabel diperoleh DW sebesar 1,918 sedangkan nilai DW tabel adalah 1,66 untuk dl dan du = 2,34 . karena nilai DW ada diantara 1,66 dan 2,34 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.

c. Uji Kolienieritas ganda (multicolinierity)

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa tidak terjadi multicolinieritas dimana nilai VIF dibawah dari 10 ( Wijaya) yaitu nilai VIF untuk Dana Alokasi Umum sebesar 3,560 Bagi Hasil Pajak sebesar 5,748 dan Pendapatan Asli Daerah sebesar 8,796.

Pengujian Statistik

1. Pengujian Hipotesis (Uji F)

Dari uji ANOVA atau F test didapat Fhitung sebesar 125,531 dengan tingkat signifikan 0,000 sedangkan F tabel adalah 4,76 dengan

demikian F hitung ˃ Ftabel .maka dapat disimpulkan bahwa (Ho ditolak) variabel independen Dana Alokasi Umum, Bagi Hasil Pajak dan Pendapatan Asli Daerah berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Belanja Daerah.

2. Pengujian Hipotesis (Uji t)

Uji t digunakan untuk menguji apakah setiap pengaruh yang ditimbulkan oleh setiap variabel tersebut signifikan atau tidak. Dengan menggunakan SPSS kita dapat menentukan t hitung sebagai berikut :

Dengan jumlah data time series 10 dengan ᾳ = 5% diperoleh t tabel 2,447 dengan hipotesa pengujian :

Ho : koefisien yang digunakan adalah tidak signifikan

Ha : koefisien yang digunakan adalah signifikan

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa t hitung untuk masing masing variabel adalah Dana Alokasi Umum = 3,540. Bagi Hasil Pajak = 1,572 dan Pendapatan Asli Daerah = 3,356 pada taraf nyata 0,05 dengan t tabel 2,447 dimana t hitung masing masing variabel independen adalah Dana Alokasi Umum t hitung 3,540 ˃ t tabel (2,447) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian ada pengaruh positif secara parsial antara variabel dependen dan variabel independen. Sedang Bagi Hasil Pajak t hitung 1,572 ˂ 2,447 dan Pendapatan Asli Daerah 3,356 ˃ 2,447

Dari hasil perhitungan diperoleh persamaan regresi sebagai berikut ;

BR = ∂o + ∂1 0,679 DAU + ∂2 0,882 BHP+ ∂3 2,440 PAD

BR = 1,430E10 + 0,679 DAU + 0,882 BHP + 2,440PAD

Berdasarkan persamaan diatas dapat diartikan bahwa :

a. ∂o Nilai konstanta untuk variabel terikat Balanja Daerah kota Samarinda adalah sebesar 1.430E10 yang berarti jika tidak terpengaruh dengan variabel bebas maka Belanja Daerah Rp. 14.300 milyar

b. ∂1 Koefisien regresi DAU (X1) sebesar 0,679 menyatakan bahwa setiap penambahan Dana Alokasi Umum 1%

(6)

variabel Bagi Hasil Pajak (X2) dan Pendapatan Asli Daerah (X3) tidak berubah

c. Koefisien regresi Bagi Hasil Pajak (X2) sebesar 0,882% menyatakan bahwa sertiap penambahan Bagi Hasil Pajak 1 % akan meningkatkan Belanja Daerah sebesar 0,882 % dengan asumsi Dana Alokasi Umum (X1) dan Pendapatan Asli Daerah (X2) tidak berubah.

d. Koefisien regresi Pendapatan Asli Daerah (X3) sebesar 2,440 menyatakan bahwa setiap penambahan Pendapatan Asli Daerah 1% akan meningkatkan Belanja Daerah sebesar 2,461% dengan asumsi Dana Alokasi Umum (X1) dan Bagi Hasil Pajak (X2) tidak berubah.

Pembahasan

1. Hubungan antara Dana Alokasi, Bagi Hasil Pajak dan Pendapatan Asli Daerah dengan Belanja Daerah.

Tabel diatas menunjukkan bahwa pendapatan daerah lebih banyak diperoleh dari Dana Aalokasi Umum jika dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari Bagi Hasil Pajak dan Pendapatan Asli Daerah dan dari masing masing variabel dari tahun ke tahun mengalami peningkatan secara berkala dimana kanaikan yang signifikan pada saat terjadi perubahan dari era sentralisasi ke era desentralisasi terutama dalam bidang keuangan. Salah satu fungsi Dana Alokasi Umum adalah untuk menutup celah yang terjadi karena kebutuhan daerah melebihi dari potensi penerimaan daerah yang ada sehingga distribusi Dana Alokasi Umum kepada daerah daerah yang memiliki kemampuan relative besar akan menerima lebih kecil dan sebaliknya daerah daerah yang mempunyai kemampuan relatif kecil akan menerima Dana Alokasi Umum lebih besar. Meskipun Pendapatan Asli Daerah kota Samarinda juga mengalami peningkatan tetapi jika dibandingkan dengan peningkatan Dana Alokasi Umum masih lebih besar % peningkatan Dana Alokasi Umum. Ini menunjukkan bahwa daerah masih mempunyai tingkat ketergantungan yang tinggi.

Setiap kenaikan Dana Alokasi Umum, Bagi Hasil Pajak dan Pendapatan Asli Daerah dari tahun ke tahun juga diikuti dengan kenaikan Belanja Daerah yang terdiri dari belanja pegawai, belanja barang, belanja pemeliharaan, belanja perjalanan dinas dan belanja lain lain. Berdasarkan penelitian Mardiasmo bahwa belanja lain lain dari tahun 1992 sampai 1996 di pemerintah tk II se Indonesia mempunyai persentase yang cukup besar yaitu sekitar 10%

Hal ini dapat menyebabkan Dana Alokasi Umum mempunyai hubungan yang nyata atau berpengaruh dalam memenuhi belanja daerah selain Pendapatan Asli Daaerah.

Hasil perhitungan korelasi dan regresi berganda dengan menggunakan program SPSS diperoleh koefisien korelasi sebesar 99,2% ini menunjukkan bahwa hubungan simultan antara variabel Belanja Daerah dengan variabel Dana Alokasi Umum, variabel Bagi Hasil Pajak dan Variabel Pendapatan Asli Daerah sangat kuat. Selain itu dari tanda angka R yang positif menunjukkan arah yang positif, ini berarti penambahan variabel independen Dana Alokasi Umum, Bagi Hasil Pajak dan Pendapatan Asli Daerah akan diikuti oleh penambahan variabel dependen Belanja Daerah. Hal ini mendukung pendapat Aditya (2008) dan Nurul (2006) Yang menyatakan bahwa Pendapatan Asli Daerah mempunyai hubungan positif terhadap belanja operasi dan Prakosa (2004) yang melakukan penelitian diProvinsi Jawa tengah dan Jogyakarta dimana Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah berpengaruh secara signifikan terhadap belanja daerah di kabupaten kota seJawa Bali.

Secara parsial besarnya koefisien korelasi antara Dana Alokasi Umum dan Bagi Hasil Pajak adalah -0,514 dengan probabilitas 0,157, sedang koefisien korelasi Bagi Hasil Pajak dengan Pendapatan Asli Daerah sebesar 0,219 dengan probabilitas 0,572 dan koefisien korelasi Pendapatan Asli Daerah dengan Dana Alokasi Umum sebesar -0,502 dengan probabilitas 0,168. Karena dari ketiga korelasi tersebut probabilitasnya lebih kecil dari taraf nyata maka disimpulkan untuk menolak Ho ini berarti terdapat hubungan yang nyata antara masing masing variabel independen (Dana Alokasi Umum, Bagi Hasil Pajak dan Pendapatan Asli Daerah) dengan variabel dependen.(Belanja Rutin). Berdasarkan uji F atau Anova menghasilkan F hitung (125,531) lebih besar dari F tabel sebesar 4,76 hal ini menunjukkan bahwa secara simultan terjadi pengaruh yang signifikan antara variabel independen (Dana Alokasi Umum, Bagi Hasil Pajak dan Pendapatan Asli Daerah) terhadap variabel dependen. Sedang berdasarkan uji t dengan jumlah data n = 10 dengan ᾳ 0,05 diperoleh t tabel 2,447 maka jika t hitung Dana Alokasi Umum adalah 3,540, Bagi Hasil Pajak adalah 1,572 serta Pendapatan Asli Daerah adalah 3,356 dapat disimpulkan bahwa terjadi pengaruh yang positif secara parsial karena t hitung ˃ dari t tabel untuk Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah. Bagi Hasil Pajak tidak berpengaruh secara singnifikan terhadap belanja daerah hal ini disebabkan karena besarnya bagi hasil pajak

(7)

http://www.karyailmiah.polnes.ac.id

ditentukan oleh pemerintah Pusat tanpa kesepekatan dengan pemerintah daerah. Karena bagi hasil pajak ini merupakan dana perimbangan yang ditujukan untuk pemerataan pendapatan daerah, sehingga daerah penghasil pajak yang besar akan menerima bagi hasil pajak yang sama dengan daerah yang penghasil pajak yang lebih sedikit.

Dilain pihak pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor diserahkan kepada kabupaten/kota hanya sebesar 30% sehingga tidak dapat meningkatkan pendapatan bagi hasil pajak daerah. Yang berakibat kurangnya transfer dari pemerintah pusat ke daerah.

Walaupun Bagi Hasil Pajak tidak berpengaruh terhadap Belanja daerah secara signifikan tetapi bagi hasil pajak yang diperoleh dari pemerintah pusat berupa Pajak Bumi dan Bangunan, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan serta Pajak penghasilan pasal 21, 25 dan 29 dari propinsi berupa Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, mempunyai peranan terhadap kinerja pemerintah kota Samarinda, dimana dari tahun ke tahun mengalami peningkatan misalnya pada tahun 2008 diperoleh Bagi Hasil Pajak sebesar 132,50 milyar yang terdiri dari bagi hasil pajak dari pusat terbesar 67,1 persen dan 32,99 persen dari propinsi. Jika dilihat pada tabel 1.3 kontribusi pajak terhadap belanja daerah sekitar 10 s/d 20%. Dengan meningkatnya penjualan kendaraan bermotor maka diharapkan akan meningkatkan bagi hasil pajak, tentunya harus diikuti dengan kesadaran yang tinggi dari masyarakat untuk membayar pajak dan yang tak kalah penting adalah adanya kejujuran dari petugas pajak. Disadari selama ini masih belum banyaknya potensi pajak secara umum karena dipengaruhi oleh lemahnya sistem hukum dan akuntansi perpajakan dan administrasi Untuk itu maka perlu pembenahan administrasi, perluasan basis pajak ekstensifikasi dan intensifikasi pajak serta meningkatkan kualitas staf aparat pengelola pajak. Selain bagi hasil pajak yang tidak kalah penting adalah Pendapatan asli daerah yang berpengaruh positif terhadap belanja rutin .hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Aditya (2008) dan Nurul (2006) Yang menyatakan bahwa Pendapatan Asli Daerah mempunyai hubungan positif terhadap belanja operasi di Cimahi dan Kabupaten Kuningan dan Kesit Bambang Prakosa (2004) diProvinsi Jawa tengah dan Jogyakarta dimana Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah berpengaruh secara signifikan terhadap belanja daerah di kabupaten kota seJawa Bali, hal ini juga sesuai dengan prinsip anggaran berimbang yang menyatakan bahwa besarnya belanja rutin terutama belanja rutin lain lain harus disesuaikan dengan keadaan dana yang ada.

Walaupun PAD kota samarinda mengalami peningkatan dari tahun ketahun tetapi masih belum dapat mencukupi belanja rutin setiap tahunnya dan jika dilihat pada tabel 1.2 ternyata kontribusi Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Rutin paling tinggi baru mencapai 27% di tahun 2007. Padahal dengan dibuatnya Undang Undang otonomi daerah diharapkan pemerintah daerah dapat memenuhi Belanja Rutinnya Dari Pendapatan Asli Daerah. Untuk itu dalam rangka peningkatan Pendapatan Asli Daerah perlu adanya sosialisasi tentang pajak, jaminan dan kepastian hukum serta memperluas objek pajak.

2. Flypaper effect dari hasil penelitian diketahui bahwa Dana Alokasi Umum mempunyai pengaruh positif yang lebih besar ( 3,540) dibanding dengan pengaruh Bagi Hasil Pajak (1,572) dan Pendapatan Asli Daerah (3,356) terhadap Belanja daerah. Hal ini berarti ditemukan Flypaper effect artinya kebijakan Belanja daerah lebih didominasi oleh Dana Alokasi Umum dari pada Pendapatan Asli Daerah. Dari hasil tersebut berarti terjadi kesamaan dengan penelitian Agustina (2008) dimana terjadi

flypaper effect di sebagian kabupaten /kota di

Sumatra Utara. Kondisi flypaper effect jelas memberikan hambatan dalam pelaksanaan otonomi daerah . karena kondisi tersebut menunjukkan bahwa daerah masih tergantung kepada pemerintah pusat . padahal cita cita utama otonomi daerah adalah untuk menciptakan kemandirian daerah tanpa tergantung pada pemerintah pusat.

Agar tidak terjadi flypaper effect maka diperlukan langkah langkah strategis dalam menggali potensi pendapatan daerah menjadi sangat penting. Disisi lain efektifitas belanja rutin juga perlu mendapat perhatian . terutama pada belanja tak terduga, dimana setiap tahun anggaran terjadi penghabisan anggaran belanja.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Terdapat hubungan yang nyata antara variabel dependen dan independen sebesar 0,918 untuk Dana Alokasi Umum, 0,912 untuk Bagi Hasil Pajak dan 0,963 untuk Pendapatan Asli Daerah masing masing variabel mempunyai hubungan yang nyata mendekati 1. Dengan rentang 0 – 1 maka semakin mendekati angka 1 koefisien korelasinya akan semakin kuat korelasinya untuk masing masing veriabel. Dengan demikian hipotesa (Ha) 1 ,2 dan 3 dapat diterima

2. Variabel Dana Alokasi Umum, Bagi Hasil Pajak, dan Pendapatan Asli Daerah secara bersama sama berpengaruh singnifikan terhadap Belanja Daerah di Kota Samarinda, hal ini dibuktikan dengan hasil nilai F hitung

(8)

3. Secara parsial variabel Dana Alokasi Umum, Bagi Hasil Pajak dan Pendapatan Asli Daerah sebagai variabel independen berpengaruh positif terhadap belanja Daerah kota Samarinda yang ditunjukkan dengan bukti bahwa t hitung 3,540, variabel independen Dana Alokasi Umum lebih besar dari t tabel 2,447 dengan time series 10 dan ᾳ 0,05 sedang untuk Variabel Bagi Hasil Pajak 1,572 dan 3,356 untuk Pendapatan Asli Daerah 4. Ini berarti Dana Alokasi Umum dan

Pendapatan Asli Daerah berpengaruh secara signifikan terhadap Belanja Daerah.

5. Hasil koefisien korelasi (R) sebesar 0,992 menunjukkan bahwa variabel Dana Alokasi Umum, Bagi Hasil Pajak, dan Pendapatan Asli Daerah memiliki hubungan yang kuat dengan Belanja Daerah yaitu sebesar 99,20%. Sedangkan koefisien diterminasi (R²) sebesar 0,984 yang menunjukkan bahwa variabel independen Dana Alokasi Umum, Bagi Hasil Pajak dan Pendapatan Asli Daerah dapat menjelaskan Belanja Daerah Kota Samarinda sebesar 98,40% sedangkan sisanya sebesar 1,60% dijelaskan variabel lain.

6. Terjadi flypaper effect dimana Dana Alokasi Umum yang merupakan dana bantuan dari pemerintah pusat berpengaruh signifikan 3,540 lebih besar dibanding dengan pengaruh signifikan Pendapatan Asli Daerah sebesar 3,356. ini menggambarkan hipotesa Ha ke 2 dapat diterima..

Saran

1. Secara empiris penelitian ini membuktikan bahwa besarnya belanja daerah dipengaruhi oleh jumlah Pendapatan Asli Daerah saja tetapi juga dipengaruhi oleh Bagi Hasil Pajak, Dana Alokasi Umum. Sesuai dengan tujuan otomi daerah diharapkan pemerintah daerah dapat menggali dan mengelola kekayaan milik daerah yang lambat laun dapat membiayai pembangunan daerah dari potensi yang dimiliki daerah sehingga tidak diperlukan lagi transfer dari pemerintah pusat .

2. Walaupun Pendapatan Asli Daerah dari tahun ke tahun telah mangalami kenaikan tetapi masih perlu ditingkatkan, mengingat Pendapatan Asli Daerah belum dapat memenuhi kebutuhan belanja daerah. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah bisa dilakukan dengan mengoptimalkan pendapatan pajak daerah melalui kebijakan yang bersifat intensifikasi pajak dan ekstensifikasi pajak .Adapun usaha kebijakan intensifikasi

meningkatkan pengawasan, meningkatkan efisiensi administrasi dan menekan biaya pemungutan, meningkatkan kapasitas penerimaan melalui perencanaan yang lebih baik. Ataupun ekstensifikasi pajak dimana pemerintah pusat memberikan kewenangan perpajakan kepada pemerintah daerah.

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, R, 2009. Pembiayaan Pembangunan

Daerah, buku ajar untuk mahasiswa Magister

keuangan Daerah, Program Pasca Sarjana, Universitas Hasanudin Makasar

Aditya, Didit, 2008. Pengaruh Pendapatan daerah

terhadap Belanja Operasi di kota Cimahi,

Bandung

Agustina, Pamela, 2009. Flypaper effect pada PAD

dan DAU terhadap Belanja Daerah pada Pemerintah Daerah Kabupaten, kota di Sumatra Utara, tesis , Unuversitas Sumatra

Utara

Algifari, 2000, Analisis Regresi : Teori, Kasus dan

Solusi. Edisi ke Dua ,BPFE, Yogyakarta

Atmaja, Lukas Setia, 1997.Memahami Statistika

Bisnis, Andi, Yogyakarta.

Badan Pusat Statistik (BPS) kota Samarinda , 1999, Samarinda

Bastian, Indra (a), 2006.“Akuntansi Sektor

Publik;Suatu Pengantar”, Erlangga, Jakarta

Deller, Steven, Craig Maher, & Victor Lledo, (2002).

Wiconsin Local Government, state shared revenues and the illusive flypaper effect.

University of Wiconsin-Madison, Working Paper.

Gaspers, Vincent,1990. “Analisis kwantitatif untuk

perencanaan “, Transito, Bandung

Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate

Dengan Program SPSS, ed Ketiga, BP

UNDIP, Semarang

Gujarati, Damodar,1995, Ekonometrika Dasar, Alih Bahasa Sumarno Zain, Erlangga, Jakarta Halim, Abdul, 2004.Akuntansi Sektor Publik

“Akuntansi Keuangan Daerah”,ed Revisi

Salemba Empat, Jakarta.

Haryadi, Dedi dan Entin Sriani Muslim, 2001.Laporan Pra penelitianTentang Anggaran Peka Gender (Studi Kasus Kota Bandung) , jurnal Bandung

(9)

http://www.karyailmiah.polnes.ac.id

Haryanto, Joko Tri, 2002, Potret PAD dan

Relevansinya Terhadap Kemandirian Daerah

Inman,P.Robert, 2008, Journal Flypaper effect,

w.w.w.wifia. Harvard /defender /files.

Isdijoso, Brahmantio, Analisis Kebijakan Fiskal

Pada Era Otonomi Daerah (Studi Kasus: Sektor Pendidikan di Kota Surakarta), Kajian

Ekonomi Dan Keuangan Vol. 6 No. 1, 2002. Jhingan,M.L,2004, “Ekonomi Pembangunan dan

Perencanaan”PT. Raja Grafindo Persada,

Jakarta.

Kusumawardani, Nurul Kamaril, Analisis Pendapatan Asli Daerah atas besarnya belanja operasional pada pemerintah daerah Kabupaten Kuningan, Skripsi Sarjana, Fakultas Ekonomi, Universitas widyatama, 2006.

Maimunah, Mutiara, Flypaper Effect pada Dana

Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Daerah Pada Kabupaten/Kota Di Pulau Sumatra,

Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang 23-26 Agustus 2006.

Mardiasmo,2004.Otonomi Dan Manajemen Keuangan Daerah, Andi,Yogyakarta.

Prakosa, Kesit Bambang, Analisis Pengaruh Dana

Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Prediksi Belanja Daerah (studi empiric di wilayah Propinsi Jawa Tengah dan DIY), JAAI Vol. 8 No. 2,

2004. xvi

Resmi, Siti, 2005,”Perpajakan Teori dan Kasus”.Salemba , Jakarta.

Sidik, Machmud, B, Raksasa Mahi, Robert Simanjuntak & Bambang Brojonegoro (2002).

Dana Alokasi Umum – Konsep, hambatan dan prospek di era otonomi daerah. Jakarta:

Buku Kompas.

Sukriy dan Halim (c), Pengaruh Dana Alokasi

Umum (DAU) Dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Pemerintah Daerah:Studi Kasus Kabupaten/Kota Di Jawa dan Bali, Simposium Nasional Akuntansi

VI:1140-1159, Surabaya 16-17 Oktober 2003 Sumitro, SR, 1961. Pajak dan Pembangunan,

Eresco, Bandung.

Todaro, P. Michael.1999. Pembangunan Ekonomi

di Dunia Ketiga, Edisi ke Enam, Erlangga.

Jakarta

Widiyanto , 2005. Analisis Pengaruh Dana Alokasi

Umum (DAU) dan Pendapatan asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Daerah di Kabupaten/Kota Jawa Tengah dan DIY,

Skripsi Sarjana (Tidak dipublikasikan). Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UII.

Zou, Hong-fu (1994). Dynamic effect of federal

grants on local spending. Journal of Urban Economics 36: 98-115

Gambar

Tabel  menunjukkan  rata  -  rata  dari  Dana  Alokasi  Umum  adalah  sebesar  1.8443E11  dengan  standar  deviasi  1.64229E11,  rata  rata  Bagi  Hasil  Pajak  sebesar  6.7752E10  dengan   standar  deviasi  3.58929E10,  rata  rata  Pendapatan  Asli  Daera

Referensi

Dokumen terkait

membicarakan potensi besar tenaga kerja manusia yang merupakan motor penggerak faktor-faktor penunjang kegiatan

Untuk mengaplikasikan hasil pembelajaran pada Penelitian Pendidikan Fisika digunakan program Matlab dengan menggunakan optimasi dari suatu persamaan gerak bola

membaca kembali transkrip hasil wawancara dan mengutip berbagai pernyataan yang bermakna, menguraikan arti yang ada dalam pernyataan yang signi fi kan untuk menemukan kata

Dalam metode ini penulis mengolah data yang telah didapat menjadi informasi, sehingga sifat-sifat data dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat bagi penulis

nilai tengah jumlah penduduk laki- laki usia 50 tahun ke atas di tiap. kota di propinsi tersebut adalah sebanyak

Bapak Kautsar Riza Salman, SE.,Ak.,MSA.,BKP.,SAS selaku Dosen Wali yang telah membimbing dan memberikan banyak saran pada penulis selama menuntut ilmu di STIE

One of it is PhET simulation (Physics Education and Technology). PhET is an interactive simulation that is very suitable to be applied in education. PhET was

Abstrak – Dalam diskursus tentang keamanan yang saat ini terus berkembang, maka konsep keamanan merujuk pada seluruh dimensi yang menentukan eksistensi negara,