• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pkp matematika Pkp matematika Pkp matematika Pkp matematika Pkp matematika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pkp matematika Pkp matematika Pkp matematika Pkp matematika Pkp matematika"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA

PADA PECAHAN SEDERHANA MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SD NEGERI LUWIJAWA 02

KECAMATAN JATINEGARA KABUPATEN TEGAL

logo ut

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah Pemantapan Profesional (PDGK4501) Program Studi S I FKIP Universitas Terbuka

Oleh

Nama : ... NIM : ...

(2)

Masa Regiastrasi : 20..

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH SEMARANG FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA

2015

LEMBAR PENGESAHAN

Nama Mahasiswa : NIM :

Program Studi : S- 1 PGSD Tempat Mengajar : SD Negeri Jumlah Pembelajaran : 2 Mata Pelajaran 2 (Dua) Siklus Mata Pelajaran IPA

2 (Dua) Siklus Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Tempat dan tanggal pelaksanaan

Tempat : SD Negeri Tanggal Pelaksanaan : Siklus I

(3)

Siklus II

MATEMATIKA : 28 Maret 2012

Masalah yang merupakan fokus perbaikan : 1. Untuk Mata Pelajaran matematika

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam memahami dan mendeskripikan pecahan sederhana dengan metode pembelajaran demonstrasi yang sering dijumpai pada kehidupan sehari-hari yaitu melalui alat peraga pada buah semangka yang dibagi menjadi beberapa bagian yang menunjukan pecahan sederhana.

Menyetujui, Tegal, 30 April 2012 Supervisor 1 Mahasiswa

HELMI SETYAWAN, S.Pd.,M.Si DEDI RUDIONO NIP. 19710121 199702 1 002 NIM. 8215691

(4)

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan praktik Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) yang saya susun sebagai syarat untuk memenuhi mata kuliah PKP pada Program Studi S1 PGSD Universitas Terbuka (UT) seluruh hasil karya saya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan laporan PKP yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan karya ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau laporan PKP ini bukan hasil karya saya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi, termasuk pencabutan gelar akademik yang saya sandang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

Jatinegara, 30 April 2012 Yang membuat pernyataan

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena telah melimpahkan taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun laporan tugas akhir S1 PGSD yaitu laporan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di Kelas II SD Negeri Luwijawa 02 Kecamatan Jatinegara Kabupaten Tegal Tahun pelajaran 2011/2012.

Laporan ini penulis susun dengan tujuan sebagai bahan masukan bagi guru dalam

mengamalkan ilmunya kepada anak didik supaya mendapatkan hasil belajar yang lebih baik, karena kebahagiaan dan kepuasan seorang guru adalah melihat keberhasilan anak didiknya dalam

menerima, mengerti dan memperhatikan apa yang diajarkan maupun keberhasilan dalam masyarakat.

Dengan kemampuan yang ada penulis telah berusaha semaksimal mungkin supaya laporan ini dapat tersusun dengan baik namun penulis menyadari sepenuhnya, bahwa tanpa adanya bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak, penulis akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. BpkH.Was’ari,S.Pd. MM Kepala UPTD DIKPORA Kecamatan Jatinegara;

2. Para Dosen/Tutor Universitas Terbuka Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ) Semarang, kelompok belajar Kabupaten Tegal;

3. Bpk. Helmi Setyawan, S.Pd.,M.Si selaku pembimbing dan supervisor yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyelesaikan laporan ini;

4. Bpk. Pahruli, Keapala SDN Luwijawa 02 yang telah memberi ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian tindakan kelas;

5. Bpk. Aminudin, S.Pd.SD selaku teman sejawat yang telah membantu penulis mengobservasi penulis dengan teliti dan cermat;

6. Rekan-rekan guru SD Negeri Luwijawa 02

7. Pihak-pihak yang lain yang turut membantu terselesaikannya laporan ini yan tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Dengan kesempurnaan laporan ini penulis mohon kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca. Akhirnya harapan penulis semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan para pendidik pada khusunya.

(6)
(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……… i

LEMBAR PENGESAHAN ………. ii

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ……… iii

KATA PENGANTAR ………. v

DAFTAR ISI ……….……...…… vi

DAFTAR LAMPIRAN ………..……... viii

BAB I PENDAHULUAN ……….. 1

A. Latar Belakang ………..………..……..… 1

B. Rumusan Masalah ………….…..………..………… 4

C. Tujuan Penelitian ………..………..………….. 5

D. Manfaat Penelitian ………..……….. 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ……….……… 8

BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN …… ……….……... 23

A. Subjek Penelitian ……….. 23

B. Deskripsi Persiklus ………….……….….………… 24

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 32

A. Deskripsi Data Persiklus ……….………….. 32

B. Pembahasan Persiklus ……….……….. 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……….………….…… 46

A. Kesimpulan ………..……. 46

(8)

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Disadari atau tidak oleh kita bahwa pendidikan kita saat ini banyak mendapat sorotan dari berbagai pihak. Hai ini terjadi karena nilai prestasi siswa belum mencapai pada hasil yang optimal. Sehingga para pendidik berusaha mencari solusi-solusi supaya dapat memecahkan sebuah masalah dalam suatu pembelajaran antara lain

pembelajaran merupakan proses menggali suatu ilmu dari sumber belajar melalui proses

komunikatif-interaktif, guru, dan siswa yaitu saling bertukar informasi. Istilah keterampilan dalam Pembelajaran Keterampilan diambil dari kata terampil yang mengandung arti kecakapan

melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan cekat, cepat dan tepat. Kata cekat mengandung makna tanggap terhadap permasalahan yang dihadapi dari sudut pandang karakter, bentuk, sistem dan perilaku obyek yang diwaspadai. Di dalamnya terhadap unsur kreatifitas, keuletan mengubah kegagalan menjad I keberhasilan (adversity) serta kecakapan menanggulangi permasalahan dengan tuntas.

Istilah cepat merujuk kepada kecakapan mengantisipasi perubahan, mengurangi kesenjangan kekurangan (gap) terhadap masalah, maupun obyek dan memproduksi karya berdasarkan target waktu terhadap keluasan materi, menunjukkan kecakapan bertindak secara secara presisi untuk menyamakan bentuk, sistem, kualitas maupun kuantitas dan perilaku karakteristik obyek atau karya. Menurut Eggen & Kauchak (1998) menjelaskan bahwa ada enam ciri pembelajaran yang efektif, yaitu : (1) siswa menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan serta membentuk konsep dan generalisasi berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ditemukan, (2) guru menyediakan materi sebagai fokus berfikir dan berinteraksi dalam pelajaran, (3) aktifitas-aktifitas siswa

(9)

Merujuk berbagai pendapat para ahli mengenai pembelajaran, pada hakikatnya guru dituntut untuk mengembangkan proses pembelajaran seoptimal mungkin agar mencapai keberhasilan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Keberhasilan suatu proses pembelajaran ini ditunjukan dengan adanya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang dinyatakan dengan perolehan nilai yang dicapai siswa sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh guru kelas. Dalam hal ini penulis menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk pelajaran matematika sebesar 65. Dengan demikian apabila tingkat keberhasilan yang telah dicapai 85% siswa telah memperoleh nilai 65 atau lebih, maka proses pembelajaran tersebut telah berhasil, namun sebaliknya jika tingkat penguasaan materi kurang dari 85% siswa yang belum memperoleh nilai 65, maka pembelajaran belum berhasil.

Pengalaman penulis dalam pembelajaran matematika kompetensi dasar “mengenal pecahan sederhana ‘’ dikelas III SD Negeri Luwijawa 02, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal, siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 65 sebanyak 16 siswa atau 69% dan siswa yang mendapat nilai diatas 65 sebanyak 11 siswa atau 41% dari jumlah keseluruhan 27 siswa. Untuk mengetahui secara lebih rinci kekurangan-kekurangan yang dialami oleh siswa, penulis melakukan refleksi diri. Adapun beberapa permasalahan yang dialami siswa dalam proses pembelajaran, antara lain :

1. Siswa kurang memperhatikan pembelajaran.

Dari permasalahan di atas, dapat dikatakan bahwa siswa belum berhasil belajar secara efektif, dengan indikator pokok nilai tes formatif rendah. Di samping itu, siswa kurang tertib mengikuti pelajaran dan karena perhatian terhadap pelajaran kurang. Siswa juga kurang aktif (kurang berani menjawab dan mengajukan pertanyaan), dan kemampuan berpikirnya kurang.

Secara singkat dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran matematika kompetensi dasar “ menenal pecahan sederhana” di kelas III SD Negeri Luwijawa 02, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal belum berjalan secara efektif. Hal ini disebabkan karena guru kurang mengaktifkan siswa dalam pembahasan materi, kurangnya pemanfaatan media (kurang alat peraga dan buku sumber), dan guru kurang mengupayakan penanaman konsep kepada siswa dengan memberikan contoh buah

(10)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil analisis masalah di atas penulis merumuskan masalah yang menjadi fokus perbaikan adalah sebagai berikut : “ Apakah penggunaan metode demonstrasi dan diskusi serta penggunaan alat peraga yang sesuai serta memberi penguatan dan bimbingan siswa yang mengalami kesulitan belajar, dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas III SD Negeri Luwijawa 02 dalam menulis lambang bilangan pecahan sederhana?”

Dari identifikasi dan rumusan masalah di atas penulis merumuskan hipotesis tindakan perbaikan sebagai berikut : “ Apabila dalam proses pembelajaran matematika pada kompetensi dasar mengenal pecahan sederhana, guru menggunakan metode demonstrasi dan diskusi serta penggunaan alat peraga yang sesuai, juga dengan pemberian penguatan dan bimbingan siswa yang mengalami kesulitan belajar, maka siswa kelas III SD Negeri Luwijawa 02 akan mampu dan untuk menyelesaikan masalah mengenai pecahan sederhana.”

C. Tujuan Penelitian

Dari latar belakang penelitian yang memusatkan pada proses pembelajaran IPA di kelas III SD Negeri Luwijawa 02 Kecamatan Jatinegara Kabupaten Tegal, tujuan perbaikan pembelajarannya adalah sebagai berikut :

1. Mendiskripsikan penggunaan metode demonstrasi dan diskusi serta penggunaan alat peraga alat-alat / media sebagai penunjang untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas III SD Negeri Luwijawa 02 dalam pembelajaran matematika kompetensi dasar mengenal pecahan sederhana. 2. Mendeskripsikan pemberian penguatan dan bimbingan khusus bagi siswa yang masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah mengenai pecahan sederhana .

D. Manfaat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan penulis pada mata pelajaran IPA di kelas III SD Nageri Luwijawa 02, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten tegal , manfaat penelitian dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagi guru atau peneliti untuk :

a. Memperoleh pengalaman profesional dalam mengatasi siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran matematika pada kompetensi dasar mengenal pecahan sederhana melalui

penggunaan metode demonstrasi dan diskusi serta penggunaan alat peraga.

b. Memperoleh pengalaman professional dalam pembelajaran dengan memberikan tugas kelompok.

(11)

d. Memperoleh materi untuk menulis makalah menngenai mengatasi kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran matematika Pada kompetensi dasar mengenal pecahan sederhana. 2. Bagi sekolah :

Mendorong guru-guru mengembangkan wawasan profesionalnya. Mengingat prestasi sekolah dalam ujian masih rendah, dengan contoh hasil penelitian ini diharapkan rekan-rekan guru mulai terbuka pandangannya mengenai upaya meningkatkan prestasi belajar siswa.

3. Bagi pendidikan pada umumnya

Membuka wawasan guru di berbagai tempat mengadakan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dengan banyaknya guru melakukan PTK diharapkan proses pembelajaran diberbagai sekolah/kelas berjalan lebih efektif.

(12)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Belajar

Dalam penelitian ini, penulis akan memaparkan tentang belajar yang akan dikupas meliputi pengertian, jenis-jenis, factor-faktor yang mempengaruhi dalam belajar yang akan dirumuskan dibawah ini :

1. Pengertian belajar

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan amat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah dan keluarganya sendiri, oleh karenanya itu,

pemahaman yang benar mengenai arti belajar dan hal-hal yang berkaitan dengannya mungkin akan mengakibatkan kurang bermutunya hasil pembelajaran yang dicapai peserta didik. Belajar

merupakan suatu proses psikologi yang menghasilkan perubahan-perubahan ke arah kesempurnaan. Berikut ini beberapa pendapat dari para ahli tentang pengertian belajar. Sumardi Suryabrata dalam Chabib Thoha (1993 : 126) mengartikan belajar sebagai :

a. Aktivitas yang menghasilkan perubahan pada individu yang belajar (dalam arti Behavioral Changes), baik aktual maupun potensial.

b. Perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kemampuan baru dalam waktu yang relatif lama.

c. Perubahan itu terjadi karena usaha.

James L. Mursel dalam Chabib Thoha (1993 : 126) hakekatnya proses belajar adalah : a. Belajar mulai dari persoalan dan merupakan usaha yang dilanjutkan untuk memecahkan masalah yang dihadapi,

b. Proses pemecahan masalah itu melalui pemahaman hubungan masing-masing persoalan dan melalui pemikiran yang mendalam.

c. Belajar sama dengan mengerti.

(13)

dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap, perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas.

Dengan demikian penulis menganalisis bahwa sebenarnya hasil akhir dari kegiatan belajar tidak semata-mata pengembangan intelektual, melainkan juga mencakup sikap dan perilaku yang berkembang dari keadaan semula sebelum belajar. Sikap itu menuju kepada kesimpulan sesuai dengan idealisasi sebelumnya, seseorang yang mengalami belajar akan mengalami pula perubahan yaitu dari tidak bisa menjadi bisa, dari pasif menjadi aktif dari diam menjadi kreatif.

Menurut Gage dalam Ratna Wilis (1989 : 110) belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman yang dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Perubahan perilaku

Gagasan yang menyatakan bahwa belajar menyangkut perubahan dalam suatu organisme, berarti juga bahwa belajar membutuhkan waktu untuk mengukur belajar, kita membandingkan cara organisme itu berlaku pada waktu 1 dan cara organisme itu berperilaku pada waktu 2 dalam suasana serupa. Bila perilaku dalam suasana serupa itu berbeda dengan kedua waktu itu, maka kita dapat berkesimpulan bahwa telah belajar.

b. Perubahan terbuka

Belajar yang kita simpulkan, terjadi bila perilaku hewan-hewan termasuk manusia berubah, perilaku menyangkut aksi atau tindakan, aksi-aksi otot atau aksi kelenjar, dan gabungan dari kedua macam aksi itu. Yang menjadi perhatian utama ialah perilaku verbal dari manusia, seabab dari tindakan-tinadakan menulis dan berbicara manusia, dapat kita tentukan apakah perubahan-perubahan dalam perilaku telah terjadi. Perilaku berbicara, menulis dan bergerak memberi

kesempatan kepada kita untuk mempelajari perilaku-perilaku berpikir, merasa, mengingat masalah yang dialami oleh seseorang secara tuntas dan hal ini sangat berkaitan dengan dengan belajar rasional dimana tujuannya adalah agar siswa mempunyai kebiasaan-kebiasaan baru yang lebih tepat dan positif dalam melaksanakan kegiatan di rumah, sekolah, maupun masyarakat. Belajar apresiasi dan pengetahuan adalah belajar yang saling berkaitan sehingga dalam melaksanakan tujuan keduanya adalah setelah mengembangkan kecakapan dalam kemampuan menghargai secara tepat maka besar kemungkinan siswa memperoleh informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan yang biasanya lebih rumit.

2. Pengertian prestasi belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1991 ; hal 787) prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes angka nilai yang diberikan oleh guru.

(14)

belajar, suatu kecakapan potensial (potensial ability) yaitu kemampuan dasar yang berupa disposisi yang dimiliki oleh individu untuk mencapai prestasi. Kecakapan aktual dan kecakapan potensial ini dapat dimasukkan kedalam suatu istilah yang lebih umum yaitu kemampuan (ability).

Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa setelah siswa yang bersangkutan melakukan aktivitas yang berupa kecakapan nyata (actual) bukan kecakapan potensial. Prestasi belajar ini dapat dilihat secara nyata berupa skor atau nilai setelah mengerjakan suatu tes. Tes yang digunakan untuk menentukan prestasi belajar merupakan suatu alat untuk mengukur aspek-aspek tertentu dari siswa misalnya pengetahuan, pemahaman, aplikasi suatu konsep atau ketrampilan.

3. Factor-faktor yang mempengaruhi belajar

Muhibin Syah (1997 : 132) menjelaskan bahwa secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam.

a. Faktor internal (factor dari dalam siswa, yakni keadaan / kondisi jasmani dan rohani. b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa. c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning) yakni jenis upaya belajar siswa untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

Faktor-faktor di atas dalam banyak hal sering berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain, analisis penulis adalah apabila seseorang siswa yang bersikap conserving terhadap ilmu pengetahuan atau bermotif eksentrik (faktor eksternal) umpamanya biasanya cenderung mengambil pendekatan belajar yang sederhana dan tidak mendalam sebaiknya, seorang siswa yang berintelegensi tinggi (factor internal) dan menadapatkan dorongan positif dari orang tuanya (faktor eksternal), mungkin akan memilih pendekatan belajar yang lebih mementingkan kualitas hasil pembelajaran. Jadi, karena pengaruh faktor-faktor tersebut diataslah muncul siswa-siswa yang high-achievers (berprestasi tinggi) dan under-achievers (berprestasi rendah) atau gagal sama sekali. Dalam hal ini, seorang guru yang kompeten dan professional diharapkan mampu mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan dengan berusaha mengetahui dan mengatasi faktor yang menghambat proses belajar mereka sehingga para siswanya akan merasa senang dan selalu memperhatikan pelajaran disaat guru menerangkan. B. Konsep Metode Demonstrasi

1. Pengertian metode demonstrasi

Menurut Depdikbud Dikti (1998 : 73) metode demonstrasi merupakan format interaksi belajar mengajar yang sengaja mempertunjukkan atau memperagakan tindakan, proses atau prosedur yang dilakukan oleh guru atau orang lain kepada seluruh siswa atau sebagian siswa.

(15)

Sedangkan menurut Winataputra ( 2005 : 418 ) metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukan secara langsung objeknya atau caranya melakukan sesuatu untuk mempertunjukkan proses tertentu.

Pengertian metode demonstrasi adalah merupakan metode perbuatan dengan sengaja yang ditunjukkan dengan peragaan tindakan proses atau prosedur yang dilakukan oleh guru atau orang lain secara langsung pada obyeknya.

2. Tujuan dan manfaat penerapan metode demonstrasi

Menurut Moh. Uzer Usman ( 1993 : 130 ) tujuan dan manfaat metode demonstrasi :

a. Membina rasa tanggung jawab yang dibebaskan kepadanya, karena pada akhirnya tugas tersebut harus dipertanggungjawabkan (direstasi) dengan cara :

1) Laporan tertulis atau lisan 2) Membuat ringkasan 3) Menyerahkan

b. Menemukan sendiri informasi yang diperlukan atau memantapkan informasi yang telah diperolehnya.

c. Menjalin kerja sama dan sikap menghargai hasil kerja orang lain.

Sedangkan menurut Winarno dalam Depdikbud Dikti (1998 : 74 ) tujuan dan manfaat metode demonstrasi antara lain :

a. Mengajarkan suatu proses, misalnya proses pengaturan, proses pembuatan, proses kerja, proses mengerjakan dan menggunakan.

b. Menginformasikan tentang bahan yang diperlukan untuk membuat produk tertentu. c. Mengetengahkan cara kerja.

Dari kedua pendapat tersebut diatas maka dapat diidentifikasikan bahwa tujuan dan manfaat penerapan metode demonstrasi keaktifan siswa lebih menonjol karena setiap siswa dapat terlibat selalu langsung.

3. Langkah-langkah pelaksanaan metode demonstrasi

Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam memahami metode demonstrasi adalah sebagai berikut : pertama, mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran; kedua, memberikan penjelasan tentang topic yang akan didemonstrasikan; ketiga, pelaksanaan demonstrasi bersamaan dengan perhatian dan peniruan dari siswa; keempat, penguatan (diskusi, Tanya jawab atau latihan) terhadap hasil demonstrasi; kelima, kesimpulan.

(16)

a. Mampu secara proses tentang topik yang dipraktikkan.

b. Mampu mengelola kelas, menguasai siswa secara menyeluruh. c. Mampu menggunakan alat bantu yang digunakan.

d. Mampu melaksanakan penilaian proses.

Kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan untuk menunjang, diantaranya adalah : a. Siswa memiliki motivasi, perhatian dan minat terhadap topik yang akan didemonstrasikan. b. Memahami tentang tujuan / maksud yang akan didemonstrasikan.

c. Mampu mengamati proses yang akan dilakukan oleh guru.

d. Mampu mengidentifikasi kondisi dan alat yang digunakan dalam demonstrasi. 4. Karakteristik, pengalaman belajar, keunggulan, kelemahan metode demonstrasi a. Karakteristik Metode Demonstrasi

1) Mempertunjukkan objek yang sebenarnya 2) Ada proses peniruan

3) Ada alat bantu yang digunakan

4) Dapat guru atau siswa yang melakukannya b. Pengalaman Belajar Metode Demonstrasi 1) Mengamati sesuatu pada objek sebenarnya 2) Berpikir sistematis

3) Pemahaman terhadap proses sesuatu 4) Menerapkan sesuatu cara secara proses 5) Menganalisis kegiatan secara proses c. Keunggulan Metode Demonstrasi Menurut Depdikbud Dikti :

1) Memperkecil kemungkinan salah bila dibandingkan kalau siswa hanya membaca atau

mendeangar penjelasan saja, karena demonstrasi memberikan gambaran konkret yang memperjelas perolehan belajar siswa dari hasil pengamatannya.

(17)

Peluang ketertiban siswa memberikan kesempatan siswa mengembangkan kecakapannya dan memperoleh pengakuan dan penghargaan dari teman-temannya.

3) Memudahkan pemusatan perhatian siswa kepada hal-hal yang dianggap penting, sehingga para siswa akan benar-benar memberikan perhatian khusus kepada hal tersebut. Dengan kata lain, perhatian siswa lebih mudah dipusatkan kepada proses belajar dan tidak tertuju kepada orang lain. 4) Memungkinkan para siswa mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang belum mereka ketahui selama demonstrasi berjalan, jawaban dari pertanyaan dapat disampaikan oleh guru pada saat itu pula.

d. Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut

1) Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang teliti dan penerapannya memerlukan waktu yang sama.

2) Demonstrasi menurut peralatan yang ukurannya memungkinkan pengamatan secara tepat oleh siswa pada saat digunakan.

3) Demonstrasi mempersyaratkan adanya kegiatan lanjutan berupa peniruan oleh para siswa terhadap hal-hal yang didemonstrasikan.

4) Persiapan yang kurang teliti akan menyebabkan siswa melihat suatu tindakan, proses atau prosedur yang didemonstrasikan tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya.

C. Media / Alat Peraga

1. Pengertian Media / alat peraga

Media atau alat peraga diartikan sebagai pengajaran yang digunakan guru sebagai perantara untuk menyampaikan bahan-bahan instruksioanal dalam proses pembelajaran sehingga

memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran yang optimal.

Referensi

Dokumen terkait

Dari definisi tersebut dapat diartikan bahwa e-commerce merupakan satu set dinamis teknologi, aplikasi dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen,

Geometri adalah ilmu yang membahas tentang hubungan antara titik, garis, sudut, bidang dan bangun-.

• Yaitu media visual terlihat dari temuan-temuan peneltian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi

dibutuhkan dibutuhkan berdasarkan perkiraan berdasarkan perkiraan waktu yang waktu yang diperlukan dalam diperlukan dalam pelayanan tertentu pelayanan tertentu

Sehubungan dengan telah dilaksanakannya tahapan evaluasi penawaran oleh Kelompok Kerja (POKJA) Konstruksi 1 Dinas Pekerjaan Umum Belanja Modal Pengadaan Jalan Kabupaten/ Kota ( Paket

Di tengah proses pembahasan perubahan UUD 1945 terdapat kesepakatan dasar dalam melakukan perubahan dengan cara addendum yaitu perubahan dilakukan dengan ….. boleh merubah naskah

kedalaman kajian (intensif), mahasiswa diberi kesempatan untuk membangun pemahaman dan teori yang berhubungan dengan evaluasi program dan hasil belajar melalui

Sehubungan dengan Penetapan Daftar Pendek Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Gedung Olah Raga di Long Beluah Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bulungan No