• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH MANAJEMEN KURIKULUM SESUAI DENGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH MANAJEMEN KURIKULUM SESUAI DENGA"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

MANAJEMEN KURIKULUM SESUAI DENGAN STANDAR

NASIONAL PENDIDIKAN

Disusun Oleh:

Merilla Gia Cinta (171011500041)

Dosen Pengampu:

Imam Fitri Rahmadi, S.Pd.I, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN

KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PAMULANG

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum merupakan salah komponen yang teramat penting bagi dunia pendidikan. Dikatakan demikian karena kurikulum merupakan panutan atau pedoman dalam penyelenggara proses belajar-mengajar (PBM) di sekolah.

kualitas keluaran proses pendidikan antara lain ditentukan oleh kurikulum dan efektifitas pelaksanaanya. Kurikulum itu harus sesuai dengan filsafat, dan cita-cita bangsa, perkembangan siswa, perkembangan ilmu dan teknologi, serta kemajuan dan tuntutan masyarakat terhadap kualitas lulusan lembaga pendidikan itu. Serta pemahaman tentang konsep dasar pengelolaan kurikulum merupakan hal penting bagi guru.

Manajemen kurikulum dan program pengajaran ini merupakan bagian dari MBS (Manajemen Berbasis Sekolah).

B. Ruang Lingkup Kajian

Kurikulum merupakan hal yang sangat penting untuk proses belajar mengajar, maka kita kali ini akan membahas tentang:

a. Hakikat Manajemen Kurikulum sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan.

b. Manajemen Kurikulum sesuai dengan Standar Nasioanal Pendidikan c. Implikasi Standar Nasional Pendidikan terhadap Manajemen

Kurikulum.

C. Tujuan

(3)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Manajemen Kurikulum sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan.

a. Definisi kurikulum

Secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Inggris yaitu kata curriculum yang berarti rencana pelajaran (Echolz:1984). Kata

Curriculum sendiri berasal dari kata “Currere yang berarti berlari

cepat, tergesa-gesa, menjelajahi, menjalani, dan berusaha

(Hassibuan:1979). Dalam kamus Webstre’s tahun 1857, kurikulum

diartikan sebagai rancangan sejumlah mata pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa untuk naik kelas atau mendapatkan ijazah (menyelesaikan studinya).

Kurikulum dapat diartikan secara sempit atau luas. Dalam arti sempit diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang diberikan di sekolah, sedangkan dalam pengertian luas kuikulum adalah semua pengalaman belajar yang diberikan sekolah pada siswa, selama mereka mengikuti pendidikan di sekolah itu yang tercakup dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 1989, mengartikan kurikulum sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-menngajar. [Raflis Kosasi dan Soetjipto, Profesi Keguruan (Jakarta: Rineka Cipta dan Pusat Perbukuan DEPDIKNAS, 2007), hlm.148].

Menurut Soedijarto, kurikulum merupakan serangkaian pengalamna dan kegiatan belajar yang direncanakan untuk diatasi leh siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan oleh suatu lembag pendidikan yang berwenag. (Wikipedia,”Kurikulum”, diakses dari https://googleweblight.com,10 Juni 2018, 21:02).

(4)

serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.

(Bab 1 Pasal 1 ayat 19).

Adapun pandangan dari beberapa ahli salah satunya yaitu, George A. Beauchamp (1986) mengemukakan bahwa: “ A curriculm

is a written document wich may contain many ingredients, but

basically it is a plan for the education of pulpils durung their

enrollment in given school”. Dalam pandangan modern, pengertian kurikulum lebih dianggapsebgai suatu pengalaman atau sesuatu yang nyata terjadi dalam proses pendidikan, seperti dikemukakan oleh Caswel dan Compbell (1935) yang mengatakan bahwa kurikulum ... to be composed of all the experiences children have under the guidance of teacher. Dipertegas lagi oleh pemikiran Ronald C. Doll (1974) yang mengatakan bahwa: “... the curriculum has changed

from content of courses study and list of subject and courses to all

experiences which are offered to learners under the auspices or

direction of school.

Dalam perbedaan pandangan tersebut, Hamid Hasan (1998) mengemukakan bahwa konsep kurikulum dapat ditinjau dalam empat dimensi, yaitu:

1. Kurikulum sebagai suatu ide yang dihasilkan melalui teori-teori dan penelitian, khususnya dalam bidang kurikulum dan pendidikan.

2. Kurikulum sebagai rencana tertulis, sebagai perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide yang didalamnya memuat tentang tujuan, bahan,kegiatan, alat-alat, dan waktu.

3. Kurikulum sebagai suatu kegaitan, yang merupakan pelaksana dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis dalam bentuk praktik pembelajaran.

(5)

peerubahan perilaku atau kemampuan tertentu dari para peserta didik.

Semaentara itu, Purwardi (2003) memilah pengertian kurikulum menjadi enam bagian:

1. Kurikulum sebagai ide,

2. Kurikulum formal brupa dokumen yang dijadikan sebagai pedoman dan paduan dalam melaksanakan kurikulum,

3. Kurikulum menurut persepsi pengajar,

4. Kurikulum operasional yang dilaksanakan atau dioprasionalkan oleh pengajar di kelas.

5. Kurikulum experience yakni kurikulum yang dialamai oleh peserta didik, dan

6. Kurikulum yang diperoleh dari penerapan kurikulum.

Dan pengertian Manajemen Kurikulum adalah sebagai suatu sistem pengelolaan kurikulum yang komperatif, komperehensif, sistemik dan sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian kurikulum. Serta manajemen kurikulum merupakan subtansi manajemen yang utama disekolah. Prinsip dasar manajemen ini adalah berusaha agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dengan tolak ukur pencapaian tujuan oleh siswa dan mendorong guru ntuk menyusun dan terus menyempurnakan strategi pembelajaran.

b. Ruang Lingkup Kurikulum

Adapun ruang lingkup kurikulum meliputi: 1. Konsep Kurikulum

Kurikulum adalah suatu yang direncanakan sebagai pegangan guna mencapai tujuan pendidikan.

2. Fungsi kurikulum

(6)

2) Fungsi kurikulum bagi anak yaitu sebagai organisasi belajar tersusun yang disiapkan untuk siswa sebgai salah satu konsumsi bagi pendidikan mereka.

3) Fungsi kurikulum bagi guru ada 3 macam yaitu:

I. Sebagai pedoman dalam menyusun dan mengorganisir pengalaman belajar bagi anak didik.

II. Sebgai pedoman untuk mnegadakan evaluasi terhadap perkembangan anak.

III. Sebagai pedoman dalam mengatur kegiatan pendidikan pengajaran.

4) Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah dan pembinaan sekolah yaitu sebagai pedoman dalam mengadakan fungsi supervisi, mengembangkan kurikulum lebih lanjut, sebagai pedoman unruk mengadakan evaluasi kemajuan belajar mengajar. 5) Fungsi kurikulum bagi orang tua murid adalah dapat turut

serta membantu usaha sekolah dalam memajukan putra-pitrinya.

3. Komponen kurikulum

Adapun komponen kurikulum terdiri dari: 1) Tujuan.

2) Bahan pelajaran.

3) Proses belajar mengajar. 4) Evaluasi dan pwnilaian. 4. Pengembangan kurikulum

Pengembangan kurikulum adalah kegiatan yang mengacu untuk menghasilkan kurikulum baru.

5. Landasan-landasan pengembangan kurikulum

(7)

Adapun landasan-landasan pengembangan kurikulum meliputi:

1) Landasan filosofi. 2) Landasan sosial budaya. 3) Landasan psikologis. 4) Landasan organisatoris.

Adapun ruang lingkup manajemen kurikulum sebagai berikut:

1. Manajemen perencanaan.

2. Manajemen pelaksanaan kurikulum. 3. Supervisi pelaksanaan kurikulum. 4. Pemantauan dan penilaian kurikulum. 5. Perbaikan kurikulum.

6. Desentralisasi dan sentralisasi pengembangan kurikulum. Dari keterangan ini tampak sangat jelas bahwa ruang lingkup manajemen kurikulum adalah prinsip dari proses manjemen itu sendiri. Hal ini dikarenakan dalam proses pelaksanaan kurikulum punya titik kesamaan dalam prinsip proses manajemen.

c. Tujuan Manajemen Kurikulum

Dalam prespektif kebijakan pendidikan nasional sebagaimana dapat dilihat dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.

20 Tahun 2003 dinyatakan bahwa: “kurikulum adalah seperangkat

rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunkan sebagai pedoman penyelenggaraan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.

Jadi, berdasarkan uaraian di atas, manajemen kurikulum dan pembelajaran bertujuan untuk:

(8)

2. Mengembangkan sumber daya manusia dengan mengacu pada pendayagunaan seoptimal mungkin.

3. Pencapaian visi dan misi pendidikan nasional

4. Meningkatkan kualitas belajar mengajar disuatu pendidikan tertentu.

d. Fungsi dan Prinsip Manajemen Kurikulum

Prinsip dan fungsi yang harus diperhatikan dalam melaksanakan manajemen kurikulum adalah beberapa hal sebagai berikut, yaitu: 1. Priduktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan

kurikulum merupakan aspek yang harus dipertimbangakan dalam manajemen kurikulum. Pertimbangan bagaimana agar peserta didik dapat mencapai hasil belajar dengan tujuan kurikulum harus menjadi sasaran dalam manajemen kurikulum.

2. Demokratisasi, pelaksanaan manajemen harus berasaskan pada demokrasi yang menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek didik pada posisi yang seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab untuk mencapai tujuan kurikulum. 3. Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam

kegiatan manajemen kurikulum perlu adanya kerjasama yang positif dari berbagai pihak yang terlibat.

4. Efektivitas dan efesiensi, rangkaian manajemen kurikulum harus mempertimbangakan efektivitas dan efesiensi untuk mencapai tujuan kurikulum, sehingga kegiatan manajemen kurikulum tersebut memberikan hasil yang berguna dengan biaya, tenaga dan waktu yang relatif singkat.

(9)

Manajemen Berbasis Sekolah, kebijaksanaan penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), keputusan dan peraturan pemerintah yang berhubungan dengan lembaga pendidikan atau jenjang/ jenis sekolah yang bersangkutan.

Dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan manajemen kurikulum untuk memberikan hasil kurikulum yang lebih efektif, efesien dan optimal dalam memberdayakan berbagai sumber maupun komponen kurikulum. Ada beberapa fungsi dari manajemen kurikulum di antaranya:

1. Meningkatkan eesiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum, pemberdayaan sumber maupun komponen kurikulum dapat ditingkatkan melalui pengelolaan yang terencana dan efektif. 2. Meningkatkan keadilan (equity) dan kesempatan pada siswa

untuk mencapai hasil yang maksimal, kemampuan maksimal dapat dicapai peserta didik tidak hanya melalui kegiatan intrakurukuler, tetapi juga perlu melaluikegiatan ekstra dan kokurikuler yang dikelol secara integritas dalam mencapai tujuan kurikulum.

3. Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar peserta didik, kurikulum yang dikelola secara efektif dapat memberikan kesempatan dan hasil yang relevan dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar.

4. Meningkatakan efektivitas kinerja guru mauoun aktivitas siswa dalam mencpai tujuan pembelajaran, dengan pengelolaan kurikulum yang profesional, efektif dan terpadu dapat memberikan motivasi pada kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam belajar.

(10)

pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian ketidaksesuaian anatara desain dengan implementasi dapat dihindarkan. Di samping itu, guru mauoun siswa selalu termotivasi untuk melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efesien, karena adanya dukungan kondisi positif yang diciptakan dalam kegiatan pengelolaan kurikulum.

6. Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantuk mengembangkan kurikulum, kurikulum yang dikelola secara profesional akan melibatkan masyarakat khususnya dalam mengisi bahan ajar atau sumber belajar perlu disesuaikan dengan ciri khas dan kebutuhan pembangunan daerah setempat.

e. Manfaat Manajemen Kurikulum

Manfaat manajemen kurikulum sebagai berikut:

1. Membantu kita membuat strategi yang lebih baik dengan menggunakan pendekatan yang lebih sistematis, logis, rasional pada pilihan strategis.

2. Kita dapat mempresentasikan kerangka kerja untuk aktivitas kontrol dalam kegiatan sehari-hari dengan lebih baik yang dapat mengatur rencana kegiatan kita..

3. Mendorong pemikiran ke masa depan.

4. Memberikan tingkat kedipsiplinan dan formolitas. f. Aspek yang mempengaruhi penyempurnaan kurikulum

1. Politik dan kebijakan. 2. Tuntutan masyarakat. 3. Dunia kerja.

4. Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi. 5. Historis dan sosiologis.

6. Kebutuhan hidup. 7. Psikologis.

g. Perkembanagan kurikulum di Indonesia 1. 1947, Retjana Peladjaran 1947.

(11)

3. 1964, Retjana Peladjaran 1964. 4. 1968, Berorientasi pada materi. 5. 19775, Berorientasi pada tujuan.

6. 1984, Penyempurnaan kurikulum 1975.

7. 1994, Berorientasi pada aspek nasional dan lokal. 8. 2004, Berbasis kompetensi (KBK).

9. 2006, Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). 10.2013, Berkompetensi dan karakter.

h. Unsur dalam Kurikulum

1. Seperangkat rencana dan pengaturan. 2. Tujuan.

3. Isi dan Bahan Pelajaran.

4. Cara atau pedoman penyelenggaraan.

i. Berkenaan dengan manajemen kurikulum, setipa satuan pendidikan sekolah/madrasah harus mengikuti ketentuan sebagai berikut. Yang tertulis di dalam buku Suparlan, M.Ed.

1. Sekolah/ madrasah menyusun KTSP.

2. Penyusunana KTSP memperhatikan standar kompetensi lulusan, standar isi, dan peraturan pelaksanaannya.

3. KTSP dikembangakn sesuai dengan kondisi sekolah/ madrasah, potensi atau karakteristikdaerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan peserta didik.

4. Kepala sekolah/madrasah bertanggungjawab atas tersusunnya KTSP.

5. Wakil kepala SMP/MTs dan wakil kepala SMA/SMK/MA/MAK bidang kurikulum bertanggungjawab atas pelaksanaan penyusunan KTSP.

6. Setiap guru bertanggung jawab menuyusun silabus setiap mata pelajaran yang diampunya sesuai dengan standar isi, standar kompeensi lulusan, dan panduan penyusunan KTSP.

(12)

(MGMP), Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP), atau Perguruan Tinggi.

8. Penyusunan KTSP tingakat SD dan SMP dikoordinasi, disupervisi, dan difasilitasi oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota sedangkan SDLB, SMALB, SMA, dan SMK oleh Dinas Pendidikan Provinsi yang bertanggungjawab di bidang pendidikan. Khusus untuk penyusunan KTSP Pendidikan Agama (PA) tingkat SD dan SMP dikoordinasi, disupervisi, dan difasilitasi oleh Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota, sedangkan untuk SDLB, SMPLB, SMALB, SMA, dan SMK oleh Kantor Wilayah Departemen Agama.

9. Penyusunan KTSP tingkat MI dan MTs dikoordinasi, disupervisi, dan difasilitasi oleh Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota sedangkan MA dan MAK oleh Kantor Wilayah Departemen Agama Provensi. [Suparlan, Manajemen Berbasis Sekolah: dari Teori samapai dengan Praktik.(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007, hlm 69].

(13)

B. Manajemen Kurikulum sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan

Berkenaan dengan Kalender Pendidikan yang digunakan, Permendiknas No. 19 Tahun 2007 mengatur sebagai berikut.

1. Sekolah/ madrasah menyusun kalender pendidikan/akademik yang meliputi jadwal pembelajaran, ulangan, ujian, kegiatan ekstrakulikuler dan hari libur.

2. Penyusunan kalender pendidikan/akademik: 1) Didasarkan berdasarkan standar isi.

2) Berisi mengenai pelaksanaan aktivitas sekolah/madrasah selama satu tahun dirinci secara semesteran, bulanan, dan mingguan. 3) Diputuskan dalam rapat dewan pendidk dan ditetapkan oleh

kepala sekolah/madrasah.

3. Sekolah/madrasah menyusun jadwalpenyusunan KTSP.

4. Sekolah/madrasah menyusun mata pelajaran yang dijadwalkan pada semester gasal, dan semester genap. [ibid. Hlm 70].

Kurikulum 2013 selain sebagai pedoman guru dalam proses belajar-mengajar kurikulum juga sebagai standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses dan standar penilian kurikulum 2013. Diatur dalam permendikbud 20, 21, 22, dan 23 tahun 2016. Sebagai berikut:

1. Permendikbud No. 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Permendikbud ini digunaka sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.

(14)

2. Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Isi Pendidikan Dasar dan Menengah

Permendibud ini memuat tentang Tingkat Kompetensi dan Kompetensi inti sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Kompetensi inti meliputi sikap spritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan. Ruang lingkup materi yang spesifik untuk setiap mata pelajaran dirumuskan berdasarkan tingkat kompetensi an kompetensi inti untuk mencapai kompetensi lullusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

Dengan diberlakunya Peraturan Menteri ini, maka Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 64 tahun 2013 tentang standar isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan berlaku.

3. Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah

Permendikbud ini berisi kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan satuan pendidikan dasar menengah untuk mencapai kompetensi lulusan. Dengan diberlakunya Peraturan Menteri ini, Maka peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses untuk satuan Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, dicabut dan dinyatakan tidak belaku.

4. Pemendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilian Pendidikan

(15)

C. Implikasi Standar Nasional Pendidikan terhadap Manajemen Kurikulum

Mulayasa (2007) mengatakan bahwa desentralisasi pendidikan dan otonomi daerah diberlakukan untuk memberikan kelulusan pada sekolah dan perlibatan masyarkat untuk mengelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan mengalokasikannyasesuai preoritas dengan seefisien mungkin untuk mencapai hasil yang optimal. Tidak hanya itu dengan pemberdayaan sekolah lewa pemberian otonomi adalah bentuk tanggapdari pemerintah tehadap tuntutan masyarakat dan pemerataan pendidikan

Prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan manajemen kurikulum adalah sebagai berikut.

1. Priduktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum merupakan aspek yang harus dipertimbangakan dalam manajemen kurikulum. Pertimbangan bagaimana agar peserta didik dapat mencapai hasil belajar dengan tujuan kurikulum harus menjadi sasaran dalam manajemen kurikulum.

2. Demokratisasi, pelaksanaan manajemen harus berasaskan pada demokrasi yang menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek didik pada posisi yang seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab untuk mencapai tujuan kurikulum. 3. Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam

kegiatan manajemen kurikulum perlu adanya kerjasama yang positif dari berbagai pihak yang terlibat.

4. Efektivitas dan efesiensi, rangkaian manajemen kurikulum harus mempertimbangakan efektivitas dan efesiensi untuk mencapai tujuan kurikulum, sehingga kegiatan manajemen kurikulum tersebut memberikan hasil yang berguna dengan biaya, tenaga dan waktu yang relatif singkat.

(16)

Apa yang harus dilakukan oleh guru jika kurikulum berubah. Sebagai berikut:

(17)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kurikulum merupakan suatu sistem yang menjadi pedoman atau dapat dikatakan sebagai aturan dalam proses belajar-mengajar serta syarat kelulusan. Jadi seorang guru harus memahami kurikulum untuk mempersiapkan langkah apa yang akan diambil dalam proses mengajar di kelas. Dan jika terjadi perubahan kurikulum guru tidak boleh antipati, dan lebih baik mencoba menjalankannya atau menerapkannya jika tidak mengerti ikuti sosialisasi serta tanya temen sejawat.

Kurikulum berubah dikarenakan tuntutan dari perkembangan zaman serta cita-cita negara.

B. Saran

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Suparlan. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah dari Teori sampai dengan Praktik. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Ali Imron, dkk. 2003. Manajemen Pendidikan. Malang: Universitas Negeri Malang Upi. 2017. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alafabeta

Kosasi Raflis, Soetjipto. 2007. Profesi Pendidikan. Jakarta: PT Asdi Mahasatya Mulyasa. 2012. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya https://sumberbelajarrangga.wordpress.com/2012/12/10/makalah-manajemen-kurikulum-dan-pembelajaran/

https://ganiendraviantoro.wordpress.com/kuliah/semester-4/education-management/makalah-manajemen-kurikulum/

https://mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.com/2013/03/pengertian-dan-ruang-lingkup-kurukulum.html?=1

https://googleweblight.com

https://kriswankurikulum.blogspot.com/?m=1

https://aksibelajar.com/tujuan-manfaat-manajemen-pendidikan/ https://tugassekolahdankuliah.blogspot.com

https://www.gurupembelajar.net/2016/07/permendikbud-terbaru-kurikulum-2013-no_16.html?m=1

Referensi

Dokumen terkait

(4) Kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekuensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan.. Selanjutnya bila kita merujuk pada dimensi pengertian yang terakhir, maka

Konsep serta Prinsip dalam manajemen kurikulum adalah Pertautan yang sempurna dengan agama, termasuk ajaran-ajaran dan nilai-nilainya; Prinsip menyeluruh (universal) pada

Sistem informasi manajemen mempunyai pengertian sebagai suatu metode formal untuk menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu bagi manajemen, yang diperlukan

hal didalam pengembangan suatu kurikulum yaitu sebagai berikut: 1) Menetapkan arena atau lingkup wilayah, yang akan dicakup. oleh kurikulum tersebut, apakah suatu

Dari semua pengertian di atas mengenai sistem, informasi, dan manajemen, Sistem Informasi Manajemen dapat disimpulkan bahwa tujuan dibentuknya Sistem informasi manajemen adalah

Kurikulum adalah suatu hal yang esensial dalam menyelenggarakan pendidikan. Tujuan pendidikan Indonesia bersumber pada pandangan dan cara hidup manusia Indonesia

Hasil yang diperoleh yaitu perencanaan kurikulum dilakukan melalui kegiatan lokakarya yang diadakan pada awal tahun ajaran baru sebagai upaya untuk penerapan kurikulum yan akan

 MANAJEMEN KURIKULUM ADALAH SEBAGAI SUATU SISTEM PENGELOLAAN KURIKULUM YANG KOOPERATIF, KOMPREHENSIF, SISTEMATIK DALAM RANGKA MEWUJUDKAN KETERCAPAIAN TUJUAN KURIKULUM  DALAM