HIDROLOGI TERAPAN
HIDROLOGI TERAPAN
PERENCANAAN
PERENCANAAN
BANJIR RANCANGAN
BANJIR RANCANGAN
Novitasari,ST.,MT
Novitasari,ST.,MT
..
Sub Kompetensi
Sub Kompetensi
Pengenalan dan pemahaman analisis Pengenalan dan pemahaman analisis frekuensi dari data hujan
frekuensi dari data hujan
Pengenalan dan pemahaman analisis Pengenalan dan pemahaman analisis banjir rancangan dari data hujan banjir rancangan dari data hujan
ANALISIS HIDROLOGI
ANALISIS HIDROLOGI
Dalam kaitannya dengan rencana pembuatan Dalam kaitannya dengan rencana pembuatan bangunan air, besaran rancangan yang harus bangunan air, besaran rancangan yang harus didapatkan melalui kegiatan analisis hidrologi didapatkan melalui kegiatan analisis hidrologi secara umum dapat berupa:
secara umum dapat berupa:
Penelusuran elemen even flowPenelusuran elemen even flow debit banjir rancangan (
debit banjir rancangan (design flooddesign flood) )
Penelusuran elemen continuous flow Penelusuran elemen continuous flow debit andalan (
debit andalan (dependable flowdependable flow))
BANJIR RANCANGAN
BANJIR RANCANGAN
Banjir
Banjir rancanganrancangan adalahadalah besarnyabesarnya debit debit banjir
banjir yang yang ditetapkanditetapkan sebagaisebagai dasardasar penentuan
penentuan kapasitaskapasitas dalamdalam mendimensimendimensi bangunan
bangunan--bangunanbangunan hidraulikhidraulik ((termasuktermasuk bangunan
bangunan didi sungaisungai), ), hinggahingga kerusakankerusakan yang
yang dapatdapat ditimbulkanditimbulkan baikbaik langsunglangsung maupun
maupun tidaktidak langsunglangsung oleholeh banjirbanjir tidaktidak boleh
boleh terjaditerjadi selamaselama besaranbesaran banjirbanjir tersebut
tersebut tidaktidak terlampauiterlampaui..
TAHAPAN ANALISIS HIDROLOGI UNTUK TAHAPAN ANALISIS HIDROLOGI UNTUK BANJIR RANCANGAN BANJIR RANCANGAN
Kasus
Kasus OutputOutput Data tersediaData tersedia Tahapan analisisTahapan analisis
1
1 DebitDebit puncakpuncak DebitDebit banjirbanjir maksmaks.. tahunantahunan AnalisisAnalisis frekuensifrekuensi datadata debitdebit 2
2 DebitDebit puncakpuncak HujanHujan harianharian dandan karakteris karakteris--tik
tik daerahdaerah tangkapantangkapan hujanhujan Analisis
Analisis frekuensifrekuensi datadata hujanhujan dandan pengalihragaman
pengalihragaman hujanhujan--aliranaliran ((RationalRational methodmethod)) 3
3 DebitDebit puncakpuncak HujanHujan jamjam--jaman,jaman, hidrografhidrograf banjir
banjir dandan karakteristikkarakteristik DASDAS Analisis
Analisis frekuensifrekuensi datadata hujanhujan dandan pengalihragaman
pengalihragaman hujanhujan--aliranaliran ((UnitUnit hydrographhydrographatauatauRainfallRainfall
--runoffrunoff modelmodel)) 4
4 HidrografHidrograf banjir banjir
Hujan
Hujan jamjam--jaman,jaman, karakteris karakteris--tik
tik DAS,DAS, tidaktidak adaada datadata hidrograf hidrograf banjirbanjir
Analisis
Analisis frekuensifrekuensi datadata hujanhujan dandan pengalihragaman
pengalihragaman hujanhujan--aliranaliran ((SyntheticSynthetic unitunit hydrographhydrograph)) 5
5 HidrografHidrograf banjir banjir
Hujan
Hujan jamjam--jamanjaman dandan hidro hidro--graf
graf banjirbanjir
Analisis
Analisis frekuensifrekuensi datadata hujanhujan dandan pengalihragaman
pengalihragaman hujanhujan--aliranaliran ((UnitUnit hydrographhydrograph)) 6
6 HidrografHidrograf banjir banjir
Hujan
Hujan jamjam--jaman,jaman, hidrografhidrograf banjir
banjir dandan karakteristikkarakteristik DASDAS Analisis
Analisis frekuensifrekuensi datadata hujanhujan dandan pengalihragaman
pengalihragaman hujanhujan--aliranaliran ((UnitUnit hydrographhydrographatauatauRainfallRainfall
--runoffrunoff modelmodel))
KALA ULANG
KALA ULANG
Besarnya banjir rancangan dinyatakan Besarnya banjir rancangan dinyatakan dalam debit banjir sungai dengan kala dalam debit banjir sungai dengan kala ulang tertentu. Kala ulang debit adalah ulang tertentu. Kala ulang debit adalah suatu kurun waktu berulang dimana suatu kurun waktu berulang dimana debit yang terjadi menyamai atau debit yang terjadi menyamai atau melampaui besarnya debit banjir yang melampaui besarnya debit banjir yang ditetapkan (banjir rancangan).
Contoh Kala Ulang
Contoh Kala Ulang
Q
Q5 thn5 thn= = XXmm33/dt atau P5 thn = X mm/dt atau P5 thn = X mm
Bisa terjadi kapanpun dalam range waktu 0
Bisa terjadi kapanpun dalam range waktu 0 –– 5 tahun 5 tahun tersebut 1 kali hujan sebesar
tersebut 1 kali hujan sebesar XXmm atau debit sebesar mm atau debit sebesar
X
Xmm33/dt atau /dt atau XXmm akan disamai atau dilampaui.mm akan disamai atau dilampaui.
Probabilitas terjadinya : Probabilitas terjadinya : -- Bisa terjadi 1 kaliBisa terjadi 1 kali
-- Bisa tidak pernah terjadi dalam 5 tahun tersebutBisa tidak pernah terjadi dalam 5 tahun tersebut -- Bisa banyak (berkaliBisa banyak (berkali--kali) terlampauikali) terlampaui
% 1 ) (
Pr 3
n X
Q
ob m dt
Resiko Kegagalan
Resiko Kegagalan
Apabila dikaitkan dengan faktor resiko Apabila dikaitkan dengan faktor resiko kegagalan, maka dapat digunakan rumus kegagalan, maka dapat digunakan rumus sederhana berikut ini
sederhana berikut ini
dengan :R= resiko kegagalan, dengan :R= resiko kegagalan, T= kala ulang (tahun), T= kala ulang (tahun),
L= umur bangunan/proyek (tahun). L= umur bangunan/proyek (tahun).
LT
R
1
1
1
/
PENETAPAN KALA ULANG
PENETAPAN KALA ULANG
Debit banjir rancangan ditetapkan Debit banjir rancangan ditetapkan berdasarkan beberapa pertimbangan: berdasarkan beberapa pertimbangan:
ukuran dan jenis proyekukuran dan jenis proyek
ketersediaan dataketersediaan data
ketersediaan danaketersediaan dana
kepentingan daerah yang dilindungikepentingan daerah yang dilindungi
resiko kegagalan yang dapat resiko kegagalan yang dapat ditimbulkan
ditimbulkan
kadang bahkan juga kebijaksanaan kadang bahkan juga kebijaksanaan politik
politik
KALA ULANG BANJIR RANCANGAN KALA ULANG BANJIR RANCANGAN UNTUK BANGUNAN DI SUNGAI UNTUK BANGUNAN DI SUNGAI
Jenis Bangunan Jenis Bangunan
Kala Ulang Kala Ulang Banjir Rancangan Banjir Rancangan
(tahun) (tahun) Bendung sungai besar sekali
Bendung sungai besar sekali 100100 Bendung sungai sedang
Bendung sungai sedang 5050 Bendung sungai kecil
Bendung sungai kecil 2525 Tanggul sungai besar/daerah
Tanggul sungai besar/daerah penting
penting
25 25
Tanggul sungai kecil/daerah Tanggul sungai kecil/daerah kurang penting
kurang penting
10 10
Jembatan jalan penting
Jembatan jalan penting 2525 Jembatan jalan tidak penting
Jembatan jalan tidak penting 1010
ANALISIS FREKUENSI ANALISIS FREKUENSI PENETAPAN SERI DATA UNTUK ANALISIS PENETAPAN SERI DATA UNTUK ANALISIS
1.
1. AnnualAnnual Maximum SeriesMaximum Series
Dengan menggambil 1 data maksimum Dengan menggambil 1 data maksimum setiap tahun, yang berarti jumlah data setiap tahun, yang berarti jumlah data dalam seri akan sama dengan panjang dalam seri akan sama dengan panjang data yang tersedia.
data yang tersedia.
X1 X2 X3
3
1 2 n
Tahun ke
-Seri Data X1, X2, X3, …, Xn
2.
2. Peak Over ThresholdPeak Over Threshold((POTPOT))
dengan menentapkan suatu batas bawah dengan menentapkan suatu batas bawah tertentu (
tertentu (ThresholdThreshold) dengan pertimbangan) dengan pertimbangan--pertimbangan tertentu. Semua besaran pertimbangan tertentu. Semua besaran hujan/debit yang lebih besar daripada batas hujan/debit yang lebih besar daripada batas bawah tersebut diambil dan dijadikan bagian bawah tersebut diambil dan dijadikan bagian dari seri data.
dari seri data.
X1 X2 X5
3
1 2
Tahun ke
-Seri Data X1, X2, X3, X4 , X5 ,…, Xn
Ambang X4
Hubungan antara kala ulang hasil analisis Hubungan antara kala ulang hasil analisis
frekuensi dengan data “
frekuensi dengan data “annual annual
Maximum series
Maximum series” dan “” dan “Peak Peak Over Threshold
Over Threshold//Partial SeriesPartial Series””
dengan : TM = Kala ulang dengan
dengan : TM = Kala ulang dengan Maximum Annual Maximum Annual Series
Series
TE = Kala ulang dengan
TE = Kala ulang dengan Partial SeriesPartial Series
1
Parameter statistik seri data perlu diperkirakan untuk Parameter statistik seri data perlu diperkirakan untuk memilih distribusi yang sesuai dengan sebaran data memilih distribusi yang sesuai dengan sebaran data 1. Mean/nilai tengah/rerata
1. Mean/nilai tengah/rerata
2.
2. Simpangan Baku/Standard DeviasiSimpangan Baku/Standard Deviasi
3.
3. KoefisienKoefisien Variansi/Variansi/VariationVariation CoefficientCoefficient
PENENTUAN PARAMETER
PENENTUAN PARAMETER
STATISTIK
4. Asimetri/Kemencengan/SkewnessSkewness
5
5.. KurtosisKurtosis
dengan :
dengan : nn = jumlah data yang dianalisis= jumlah data yang dianalisis
X
Xii = data hujan/debit= data hujan/debit
PENENTUAN PARAMETER
PENENTUAN PARAMETER
STATISTIK
PERKIRAAN JENIS DISTRIBUSI
PERKIRAAN JENIS DISTRIBUSI
1.
1. Distribusi NormalDistribusi Normal
Ciri khas distribusi normal adalah Ciri khas distribusi normal adalah Cs
Terlampaui 0,5 0,20 0,10 0,05 0,02 0,01
Kala Ulang 2 5 10 20 50 100
Faktor Frekuensi K 0 0,842 1,282 1,645 2,054 2,326
1 1,164 1,350 1,534 1,763 1,925
PERKIRAAN JENIS DISTRIBUSI
PERKIRAAN JENIS DISTRIBUSI
2. Distribusi Log Normal 2. Distribusi Log Normal
Ciri khas distribusi Log Normal adalah : Ciri khas distribusi Log Normal adalah : Cs
3. Distribusi GumbelDistribusi Gumbel
Sifat statistik distribusi Gumbel adalah : Sifat statistik distribusi Gumbel adalah : Cs
Tabel 2. Faktor Frekuensi K untuk distribusi log-normal
Cv ()
Kala Ulang
Tabel 3. Faktor Frekuensi K untuk distribusi Gumbel EV I
n Kala Ulang
1,053 1,111 1,25 2 5 10 20 50 100 5 -1,963 -1,631 -1,179 -0,116 1,313 2,260 3,168 4,343 5,224 10 -1,677 -1,400 -1,023 -0,136 1,058 1,848 2,606 3,587 4,323 15 -1,578 -1,320 -0,969 -0,143 0,967 1,703 2,408 3,321 4,005 20 -1,252 -1,277 -0,940 -0,148 0,919 1,625 2,302 3,197 3,836 25 -1,492 -1,251 -0,922 -0,151 0,888 1,575 2,235 3,089 3,728 30 -1,468 -1,232 -0,910 -0,153 0,866 1,541 2,188 3,026 3,653 35 -1,451 -1,218 -0,901 -0,154 0,850 1,515 2,153 2,979 3,598 40 -1,438 -1,207 -0,893 -0,155 0,838 1,495 2,126 2,943 3,554 45 -1,427 -1,198 -0,887 -0,156 0,828 1,479 2,104 2,913 3,519 50 -1,418 -1,191 -0,833 -0,157 0,820 1,466 2,086 2,889 3,491 55 -1,410 -1,185 -0,879 -0,157 0,813 1,455 2,071 2,869 3,467 60 -1,404 -1,180 -0,875 -0,158 0,807 1,446 2,059 2,852 3,446 65 -1,398 -1,176 -0,872 -0,158 0,802 1,438 2,047 2,837 3,428 70 -1,394 -1,172 -0,869 -0,159 0,797 1,430 2,038 2,824 3,413 75 -1,389 -1,168 -0,867 -0,159 0,793 1,424 2,029 2,812 3,399 80 -1,386 -1,165 -0,865 -0,159 0,790 1,419 2,021 2,802 3,387 85 -1,382 -1,162 -0,863 -0,160 0,787 1,413 2,015 2,793 3,376 90 -1,379 -1,160 -0,862 -0,160 0,784 1,409 2,008 2,784 3,366 95 -1,376 -1,158 -0,860 -0,160 0,781 1,405 2,003 2,777 3,357 100 -1,374 -1,155 -0,859 -0,160 0,779 1,401 1,998 2,770 3,349
PERKIRAAN JENIS DISTRIBUSI
PERKIRAAN JENIS DISTRIBUSI
4.
4. Distribusi Log Pearson IIIDistribusi Log Pearson III
Sifat statistik distribusi ini adalah : Sifat statistik distribusi ini adalah :
Jika tidak menunjukkan sifatJika tidak menunjukkan sifat--sifat sifat seperti pada ketiga distribusi di seperti pada ketiga distribusi di atas.
atas.
Garis teoritik probabilitasnya Garis teoritik probabilitasnya berupa garis lengkung. berupa garis lengkung. Tabel 4
Tabel 4 Tabel 5 Tabel 5
Apabila seluruh data telah digambarkan dalam Apabila seluruh data telah digambarkan dalam kertas probabilitas yang dipilih, maka
kertas probabilitas yang dipilih, maka dibandingkan dengan fungsi distribusi teoritik dibandingkan dengan fungsi distribusi teoritik untuk kemudian dilakukan pengujian. untuk kemudian dilakukan pengujian.
Penggambaran garis tersebut dilakukan dengan Penggambaran garis tersebut dilakukan dengan menggunakan persamaan umum
menggunakan persamaan umum Garis Teoritik Garis Teoritik Probabilitas untuk Analisis Frekuensi
Probabilitas untuk Analisis Frekuensi::
dengan : dengan :
X
XTT = besaran (hujan/debit) kala ulang T tahun= besaran (hujan/debit) kala ulang T tahun
X
X = besaran (hujan/debit) rerata= besaran (hujan/debit) rerata
K
K = faktor frekuensi untuk kala ulang T tahun= faktor frekuensi untuk kala ulang T tahun
S
S = simpangan baku= simpangan baku
FUNGSI DISTRIBUSI TEORITIK
FUNGSI DISTRIBUSI TEORITIK
S
K
X
X
T
T.
Cs
()
Kala Ulang
1 ,0 5 3 1 ,1 1 1 1 ,2 5 2 5 1 0 2 0 5 0 1 0 0
0,0 - - - 0,000 0,842 1,282 1,645 2,054 2,326
0,1 - - - -0,017 0,836 1,292 1,673 2,107 2,400
0,2 -1,586 -1,258 -0,850 -0,033 0,830 1,301 1,700 2,159 2,472
0,3 -1,555 -1,245 -0,853 -0,050 0,834 1,309 1,726 2,211 2,544
0,4 -1,524 -1,231 -0,855 -0,067 0,816 1,317 1,750 2,261 2,615
0,5 -1,491 -1,216 -0,857 -0,083 0,808 1,323 1,774 2,331 2,686
0,6 -1,458 -1,200 -0,857 -0,099 0,800 1,329 1,797 2,359 2,755
0,7 -1,423 -1,183 -0,857 -0,116 0,790 1,333 1,819 2,407 2,824
0,8 -1,389 -1,166 -0,856 -0,132 0,780 1,336 1,839 2,453 2,891
0,9 -1,353 -1,147 -0,854 -0,148 0,769 1,339 1,859 2,498 2,957
1,0 -1,317 -1,128 -0,852 -0,164 0,758 1,340 1,877 2,542 3,023
1,1 -1,280 -1,107 -0,848 -0,180 0,745 1,341 1,894 2,585 3,087
1,2 -1,243 -1,086 -0,844 -0,195 0,733 1,340 1,910 2,626 3,149
1,3 -1,206 -1,064 -0,838 -0,210 0,719 1,339 1,925 2,667 3,211
1,4 -1,168 -1,041 -0,832 -0,225 0,705 1,337 1,938 2,706 3,271
1,5 -1,131 -1,018 -0,825 -0,240 0,691 1,333 1,951 2,743 3,330
1,6 -1,093 -0,994 -0,817 -0,254 0,675 1,329 1,962 2,780 3,388
1,7 -1,056 -0,970 -0,808 -0,268 0,660 1,324 1,972 2,815 3,444
1,8 -1,020 -0,945 -0,799 -0,281 0,643 1,318 1,981 2,848 3,499
1,9 -0,984 -0,920 -0,788 -0,294 0,627 1,311 1,989 2,881 3,553
2,0 -0,949 -0,895 -0,777 -0,307 0,609 1,303 1,996 2,912 3,605
2,1 -0,915 -0,869 -0,765 -0,319 0,592 1,294 2,001 2,942 3,656
2,2 -0,882 -0,844 -0,752 -0,330 0,574 1,284 2,006 2,970 3,705
2,3 -0,850 -0,819 -0,739 -0,341 0,555 1,274 2,009 2,997 3,753
2,4 -0,819 -0,795 -0,725 -0,351 0,537 1,262 2,011 3,023 3,800
2,5 -0,790 -0,771 -0,711 -0,360 0,518 1,250 2,012 3,048 3,845
Tabel 4. Faktor Frekuensi K untuk distribusi Pearson I I I
POSISI PENGGAMBARAN
POSISI PENGGAMBARAN
((
PLOTTING POSITION
PLOTTING POSITION
))
Posisi penggambaran pada kertas Posisi penggambaran pada kertas probabilitasyang sesuai untuk distribusi probabilitasyang sesuai untuk distribusi terpilih cara Weibull (1939)
terpilih cara Weibull (1939)
dengan : dengan : m
m = urutan data dari kecil ke besar= urutan data dari kecil ke besar n
n = jumlah data= jumlah data
)
1
(
)
(
n
m
x
x
PROB
iUJI KESESUAIAN DISTRIBUSI
UJI KESESUAIAN DISTRIBUSI
FREKUAENSI
FREKUAENSI
Pengujian kesesuaian terhadap curah Pengujian kesesuaian terhadap curah hujan ini dimaksudkan untuk mengetahui hujan ini dimaksudkan untuk mengetahui kebenaran akan distribusi yang digunakan, kebenaran akan distribusi yang digunakan, sehingga diketahui :
sehingga diketahui :
1.
1. Kebenaran antara hasil pengamatan Kebenaran antara hasil pengamatan
dengan model distribusi yang diharapkan dengan model distribusi yang diharapkan atau yang di dapatkan secara teoritis atau yang di dapatkan secara teoritis
2.
2. Kebenaran hipotesis (hasil model distribusi Kebenaran hipotesis (hasil model distribusi
UJI KESESUAIAN DISTRIBUSI
UJI KESESUAIAN DISTRIBUSI
FREKUAENSI
FREKUAENSI
Untuk keperluan analisis uji kesesuaian Untuk keperluan analisis uji kesesuaian distribusi dipakai dua metode statistik, yaitu distribusi dipakai dua metode statistik, yaitu
1.
1. Uji Chi Kuadrat dan Uji Chi Kuadrat dan 2.
2. Uji Smirnov KolmogorovUji Smirnov Kolmogorov
UJI CHI KUADRAT
UJI CHI KUADRAT
Menguji simpangan secara vertikal dan untuk menguji apakah Menguji simpangan secara vertikal dan untuk menguji apakah distribusi pengamatan dapat disamai dengan baik oleh distribusi distribusi pengamatan dapat disamai dengan baik oleh distribusi teoritis,
teoritis, dengan persamaan:dengan persamaan:
Tabel 6 Tabel 6
Jumlah kelas distribusi dihitung dengan rumus : Jumlah kelas distribusi dihitung dengan rumus :
k
k = 1 + 3,22 = 1 + 3,22 log nlog n Dk
Dk= = kk-- ( ( PP+ + 11)) dimana: dimana:
22= harga chi kuadrat= harga chi kuadrat
Ef
Ef= nilai yang diharapkan untuk kelas i= nilai yang diharapkan untuk kelas i( expected frequency)( expected frequency) Of
Of= nilai yang diamati untuk kelas i= nilai yang diamati untuk kelas i(observed frequency)(observed frequency) k
k = jumlah kelas distribusi= jumlah kelas distribusi
n
n = banyaknya data= banyaknya data
Dk
Dk= derajat kebebasan= derajat kebebasan
P
P = banyaknya parameter sebaran Chi= banyaknya parameter sebaran Chi--Square (ditetapkan = 2)Square (ditetapkan = 2)
Ef Of
Ef 2
2 )
UJI SMIRNOV KORMOGOROV
UJI SMIRNOV KORMOGOROV
Uji ini digunakan untuk menguji simpangan secara horisontal Uji ini digunakan untuk menguji simpangan secara horisontal antara distribusi empiris dan distribusi teoritis. Dari plotting data antara distribusi empiris dan distribusi teoritis. Dari plotting data pada kertas distribusi dapat dihitung besarnya penyimpangan pada kertas distribusi dapat dihitung besarnya penyimpangan antara data teoritis dan data pengamatan :
antara data teoritis dan data pengamatan :
Tabel 7 Tabel 7
dimana :
dimana : P(T)P(T) = peluang teoritis= peluang teoritis
P(E)
P(E) = peluang empiris, dengan metode Weibull = peluang empiris, dengan metode Weibull
Δ
Δcrcr = simpangan kritis= simpangan kritis
Penyimpangan tersebut kemudian dibandingkan dengan Penyimpangan tersebut kemudian dibandingkan dengan penyim
penyimpangan kritis yang masih diijinkan (pangan kritis yang masih diijinkan (crcr) yang mana pada ) yang mana pada studi ini digunakan nilai kritis (significant level) = 5 %. Apabila studi ini digunakan nilai kritis (significant level) = 5 %. Apabila
Δmax
Δmax< < ΔcrΔcrberarti distribusi frekuensi tersebut dapat diterapkan berarti distribusi frekuensi tersebut dapat diterapkan untuk semua data yang ada.
untuk semua data yang ada. T
P
E crP
1.
1. hitung parameter statistik data yang dianalisis, hitung parameter statistik data yang dianalisis, meliputi:
meliputi: XX, , SS, , CvCv, , CsCs, dan , dan CkCk,, 2.
2. berdasarkan nilaiberdasarkan nilai--nilai parameter statistik nilai parameter statistik terhitung, perkirakan distribusi yang cocok terhitung, perkirakan distribusi yang cocok dengan sebaran data,
dengan sebaran data, 3.
3. urutkan data dari kecil ke besar (atau urutkan data dari kecil ke besar (atau sebaliknya),
sebaliknya), 4.
4. dengan kertas probabilitas yang sesuai untuk dengan kertas probabilitas yang sesuai untuk distribusi terpilih, plotkan data dengan nilai distribusi terpilih, plotkan data dengan nilai probabilitas variat
probabilitas variat XiXisebagai berikut: sebagai berikut:
prob (
prob (XiXiXX) = m/(n+1)) = m/(n+1)
dengan:
dengan: mm= urutan data dari kecil ke besar (1 s.d. = urutan data dari kecil ke besar (1 s.d. nn), ), n
n= jumlah data,= jumlah data,
PROSEDUR HITUNGAN
ANALISIS FREKUENSI
tarik garis teoritik dan lakukan uji Chitarik garis teoritik dan lakukan uji Chi--kuadrat kuadrat dan Smirnov
dan Smirnov--Kolmogorov,Kolmogorov,
apabila syarat uji dipenuhi, tentukan besaran apabila syarat uji dipenuhi, tentukan besaran hujan rancangan yang dicari untuk kala ulang hujan rancangan yang dicari untuk kala ulang yang ditetapkan (
yang ditetapkan (RRTT),),
jika syarat uji tidak dipenuhi, pilih distribusi jika syarat uji tidak dipenuhi, pilih distribusi yang lain dan analisis dapat dilakukan seperti yang lain dan analisis dapat dilakukan seperti pada langkah awal.
pada langkah awal.
PROSEDUR HITUNGAN
ANALISIS FREKUENSI
LENGKUNG HUJAN
LENGKUNG HUJAN
Jika diketahui Data Hujan maka dicari Jika diketahui Data Hujan maka dicari Hujan Rancangan dengan Analisis Hujan Rancangan dengan Analisis Frekuensi.
Frekuensi.
Hujan Rancangan sebagai masukan model Hujan Rancangan sebagai masukan model hujan aliran untuk perancangan drainasi hujan aliran untuk perancangan drainasi dapat dipergunakan dengan : kurva/grafik dapat dipergunakan dengan : kurva/grafik intensitas
intensitas––frekuensifrekuensi––lama hujan (IFD) lama hujan (IFD) atau
atau IntensityIntensity––DurationDuration––FrequencyFrequency((IDFIDF). ). Yang sering disebut pula sebagai
Yang sering disebut pula sebagai Lengkung Hujan
Intensitas Hujan Jam
Intensitas Hujan Jam--jaman
jaman
Untuk kasus data hujan jamUntuk kasus data hujan jam--jaman tidak tersedia jaman tidak tersedia (tersedia data hujan harian), digunakan rumus (tersedia data hujan harian), digunakan rumus empiris seperti
empiris seperti rumus Mononoberumus Mononobe
Rumus empiris tersebut digunakan untuk Rumus empiris tersebut digunakan untuk mengubah intensitas hujan harian ke intensitas mengubah intensitas hujan harian ke intensitas hujan dengan lama hujan yang lebih pendek, hujan dengan lama hujan yang lebih pendek, yang dapat ditulis dalam persamaan:
yang dapat ditulis dalam persamaan:
IItt = intensitas hujan untuk lama hujan = intensitas hujan untuk lama hujan tt(mm/jam)(mm/jam)
R
R2424 = = II2424 = curah hujan selama 24 jam (mm) = curah hujan selama 24 jam (mm)
tt = lama hujan (jam)= lama hujan (jam)
3 2 24 . 24
24
t I
It
Debit Rancangan
Debit Rancangan
Debit/Banjir Rancangan adalah besarnya Debit/Banjir Rancangan adalah besarnya debit banjir yang ditetapkan sebagai dasar debit banjir yang ditetapkan sebagai dasar penentuan kapasitas dalam mendimensi penentuan kapasitas dalam mendimensi bangunan
bangunan--bangunan hidraulik (termasuk bangunan hidraulik (termasuk bangunan di sungai), sedemikian hingga bangunan di sungai), sedemikian hingga kerusakan yang dapat ditimbulkan baik kerusakan yang dapat ditimbulkan baik langsung maupun tidak langsung oleh langsung maupun tidak langsung oleh banjir tidak boleh terjadi selama besaran banjir tidak boleh terjadi selama besaran banjir tidak terlampaui.
banjir tidak terlampaui.
Metode Rasional
Metode Rasional
Metode rasional dapat dipandang sebagai cara Metode rasional dapat dipandang sebagai cara perkiraan limpasan yang paling populer, perkiraan limpasan yang paling populer, karena kesederhanaannya.
karena kesederhanaannya.
Mengandung arti penyederhanaan berbagai Mengandung arti penyederhanaan berbagai proses alami, menjadi proses sederhana, proses alami, menjadi proses sederhana, dengan demikian cara ini mempunyai banyak dengan demikian cara ini mempunyai banyak kendala dan keterbatasan pemakaian. kendala dan keterbatasan pemakaian. Hanya digunakan pada DAS dengan ukuran Hanya digunakan pada DAS dengan ukuran kecil, kurang dari
kecil, kurang dari 300 ha300 ha..
Metode Rasional
Metode Rasional
Cara rasional ini bertujuan untuk Cara rasional ini bertujuan untuk memperkirakan debit puncak dengan memperkirakan debit puncak dengan persamaan :
persamaan :
Q
Q
= 0,278
= 0,278
CIA
CIA
dengan : dengan :
Q
Q= debit puncak, dalam m= debit puncak, dalam m33/dt/dt C
C= koefisien limpasan (= koefisien limpasan (runoff coefficientrunoff coefficient) dgn ) dgn range 0
range 0 C C 11
II = intensitas hujan, dalam mm/jam= intensitas hujan, dalam mm/jam
A
A= luas DAS, dalam km= luas DAS, dalam km22
Hidrograf Aliran
Hidrograf Aliran
I ntensitas HujanI
D = tc
tc Waktu
Q
Aliran akibat hujan dengan durasi D < tc
Aliran akibat hujan dengan durasi D = tc
Aliran akibat hujan dengan durasi D > tc
Waktu Konsentrasi
Waktu Konsentrasi
Untuk persamaan waktu konsentrasi dikenal Untuk persamaan waktu konsentrasi dikenal persamaan
persamaan KirpichKirpich::
dengan : dengan :
tc
tc= waktu konsentrasi dalam menit= waktu konsentrasi dalam menit
L
L= panjang sungai dalam km= panjang sungai dalam km
S
S= landai sungai dalam m/m= landai sungai dalam m/m
385 . 0 77 , 0
97
,
3
L
S
Koefisien
Koefisien LimpasanLimpasan
Jenis Penutup Lahan/ Karakter istik Permukaan Nilai Koefisien c
Business Perkotaan Pinggiran
0,70 – 0,95 0,50 – 0,70 Perumahan
Rumah tunggal Multiunit, terpisah Multiunit tergabung Perkampungan Apartemen
0,30 – 0,50 0,40 – 0,60 0,60 – 0,75 0,25 – 0,40 0,50 – 0,70 Industri
Ringan Berat
0,50 – 0,80 0,60 – 0,90 Perkerasan
Aspal dan beton Batu bata, paving
0,70 – 0,95 0,50 – 0,70
Atap 0,75 – 0,95
Halaman tanah berpasir Datar 2% Rata-rata 2 – 7% Curam 7%
0,05 – 0,10 0,10 – 0,15 0,15 – 0,20 Halaman tanah berat
Datar 2% Rata-rata 2 – 7% Curam 7%
0,13 – 0,17 0,18 – 0,22 0,25 – 0,35 Halaman kereta api 0,10 – 0,35 Taman, tempat bermain 0,20 – 0,35 Taman, pekuburan 0,10 – 0,25 Hutan
Datar 0 – 5% Bergelombang 5 – 10% Berbukit 10 – 30%
0,10 – 0,40 0,25 – 0,50 0,30 – 0,60