• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembinaan UMKM Kota Surakarta oleh Dinas Koperasi dan UKM Kota Surakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pembinaan UMKM Kota Surakarta oleh Dinas Koperasi dan UKM Kota Surakarta"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

Pembinaan UMKM Kota Surakarta oleh Dinas Koperasi

dan UKM Kota Surakarta

Anggih Wahid Hidayat

D0108036

S K R I P S I

Disusun Untuk Melengkapi Tugas- Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Jurusan Ilmu Admnistrasi

ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

(3)

commit to user

(4)

commit to user

iv

MOTTO

Jangan lihat masa lampau dengan penyesalan, jangan pula lihat masa depan

dengan ketakutan, tetapi lihatlah sekitar anda dengan penuh kesadaran.

(James Thunder)

Aku akan terus berlari, tak kan terhenti disini, berjuang meraih mimpi,

hingga nafas kan terhenti

( j-rocks )

Hargailah sebuah proses.

(5)

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Skripsiinipenulispersembahkan kepada:

- Bapak & Ibu yang telah mengasihi dan mendukungku dalam segala sesuatu

- Adikku yang kusayangi

- Sahabat-sahabatku yang selalu memberi warna hidupku

-

(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Warohmatullohi Wabarokaatuh

kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis

Pembinaan UMKM

olehDinasKoperasidan UKM Kota Surakarta

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan, dan bimbingan dari awal sampai selesai penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Universitas Sebelas Maret dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang menjadi tempat saya untuk mendapatkan ilmu dan pendidikan.

2. Bapak Drs. Son Haji, M.Si selaku pembimbing skripsi, atas bimbingannya, arahan, dan motivasi dengan sabar dan ikhlas sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

3. Kepada semua pihak yang ikut terlibat dalam membantu penulis dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi.

Akhir kata penulis menyadari penulisan skripsi ini masih belum sempurna. Oleh karena, itu kritik dan saran yang membangun penulis harapkan untuk perbaikan skripsi ini. Penulis berharap penelitian ini dapat dijadikan awal bagi penelitian selanjutnya yang lebih mendalam dan dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang membutuhkannya.

hmatullohi Wabarokaatuh.

Surakarta, Februari 2013

(7)

commit to user

vii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

ABSTRAK ... xii

ABSTRACT ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 10

C. Tujuan ... 10

D. Manfaat ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12

A. Tinjauan Tentang Pembinaan ... 12

B. Tinjauan Tentang UMKM... 19

(8)

commit to user

viii

D. Kerangka Berpikir ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 33

1. Jenis Penelitian ... 33

2. Lokasi Penelitian ... 34

3. Sumber Data ... 34

4. Tekhnik Pengumpulan Data ... 36

5. Validitas Data ... 38

6. Teknik Analisis Data ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

A. Deskripsi Kota Surakarta ... 43

B. Gambaran Umum Dinas Koperasi ... 46

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 59

BAB V PENUTUP ... 99

A. Kesimpulan ... 99

B. Saran ... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 101

(9)

commit to user

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Pertumbuhan Penduduk Kota Surakarta

Tahun 2010 ... 3

Tabel 1.2 Penduduk Angkatan Kerja Kota Surakarta

Tahun 2010 ... 4

Tabel 1.3 Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja Di Sektor UMKM

Kota Surakarta Tahun 2010 ... 5

Tabel 1.4 Jumlah UMKM Kota Surakarta Berdasarkan

Skala Usaha Tahun 2011 ... 6

Tabel 1.5 Jumlah UMKM Kota Surakarta Berdasarkan

Sektor Usaha Tahun 2011 ... 6

Tabel 4.1 Pegawai Dinas Koperasi dan UKM Kota Surakarta

Menurut Satuan Kerja ... 56

Tabel 4.2 Pegawai Dinas Koperasi dan UKM Kota Surakarta

Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 57

Tabel 4.3 Pegawai Dinas Koperasi dan UKM Kota Surakarta

Menurut Pangkat/Golongan ... 57

Tabel 4.4 Jumlah UMKM Berdasarkan Jenis Usaha (FORMAL)

Tahun 2010 ... 60

Tabel 4.5 Komposisi UMKM Berdasarkan Jenis Usaha

Kota Surakarta Tahun 2010 ... 61

(10)

commit to user

x

Kota Surakarta Tahun 2010 ... 62

Tabel 4.7 Rencana Kegiatan Pelatihan Kewirausahaan

Tahun 2012 ... 65

Tabel 4.8 Profil Klaster, Sentra , KUB Kota Surakarta ... 67

Tabel 4.9 Jumlah UKM Binaan Dinas Koperasi dan UKM

(11)

commit to user

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir ... 32

Gambar 3.1 Model Analisa Interaktif ... 42

Gambar 4.1 Susunan Organisasi Dinas Koperasi dan UKM

Menurut Perda Kota Surakarta No. 6 Tahun 2001 ... 50

Gambar 4.2 Pemasaran Produk UKM ... 69

(12)

commit to user

xii

ABSTRAK

Anggih Wahid Hidayat, D0108036, Pembinaan UMKM Kota Surakarta oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta, Skripsi, Jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2013,

UMKM adalah salah satu upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dinas Koperasi dan UKM mempunyai peran untuk melakukan pembinaan terhadap UMKM ini, karena dengan adanya pembinaan yang baik maka UMKM yang ada di surakarta ini akan dapat berjalan dengan baik pula sehingga jika UMKM ini akan dapat menyerap banyak tenaga kerja dan dengan banya ,knya tenaga kerja yang terserap ini maka memungkinkan juga dapat mengurangi tingkat pengangguran yang ada di kota Surakarta ini, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masryarakat. Karena itu penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian terhadap pembinaan Dinas Koperasi dan UKM Kota Surakarta dalam pembinaan UMKM ini.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif sehingga dapat menggambarkan pembinaan Dinas Koperasi dan UKM kaitanya dengan pembinaan UMKM. Adapun Sumber data yang digunakan meliputi data primer yang diperoleh melalui proses wawancara dengan sumber data atau informan dan data sekunder yang yang berasal dari dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian. Metode penarikan sampel yang digunakan bersifat purposive sampling yaitu dengan memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data. Teknik pengumpulan data yaitu dengan cara observasi, dokumentasi, dan wawancara. Uji validitas data dilakukan dengan menggunakan teknik trianggulasi data yaitu menguji data yang sejenis dari berbagai sumber. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis interaktif yang terdiri dari tiga komponen yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian inimenunjukkan bahwa pembinaanyang dilakukanolehDinas Koperasi dan UKM Kota Surakarta dalammembina UMKM sudahcukupbaikdapat dilihat dari Kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UKM yang bisa dijadikan indikator untuk melihat pembinaan Dinas Koperasi dan UKMantara lain sebagai berikut; MengadakanDiklatdalamrangkapeningkatan SDM, UMKM

sejenisdikelompokkansebagai KUB( Kelompok Usaha Bersama),

Fasilitasidalamaksespermodalan, Proritas Pembinaan UKM Yang Memproduksi Produk Unggulan Daerah, Validasi data base UMKM, Fasilitasi dalam memperoleh HKI danIjin, Melakukan kemitraan.

(13)

commit to user

xiii

ABSTRACT

Anggih Wahid Hidayat, D0108036, The Development of UMKM City of

Surakarta ByDinasKoperasidan UKM City of Surakarta.Thesis,

Administration Department, Social and Political Sciences Faculty, Sebelas Maret University.2013

UMKM is one of effort to developing the welfare of the society. DinasKoperasi and UKM has develope to do developing this UMKM, because with this good development. UMKM that exist in Surakarta will run well so that this UMKM could absorb a lot of employees. And with the large amount of employees that absorbed could decrease a lot of of unemployment workers in Surakarta in Surakarta. So that could increase the welfare of the society. Because of that, the writer feels necessary to do this research of the role of DinasKoperasi and UKM Surakarta in Development of UMKM.

The research method that used in this research is descriptive qualitative, so that draw the DinasKoperasi and UKM relating the development of UMKM. The data resource that used is consist of primary data that gained through the interview process with data resource or informant and the secondary data that gained from the documents relating with the research. The sampling method that is used purposive sampling which means choosing the informant that is competent and can be trusted to be the data resource. The collecting data technique is observation, documentation and interview. The data validity test is done by using the data triangulation which means testing the data from any resource. The data analysis technique that used is interactive analysis technique that consist of three components: data reduction, data serving and conclusion.

The result of this research shows that development of UMKM by DinasKoperasidan UKM Surakarta is good enough. could .see through the indicator of the development of UMKM by DinasKoperasi and UKM such asConductingtrainingin order toincrease human resources, UMKM are classified as a type of KUB (Joint Business Group), facilitation of accessto capital, priority UMKMDevelopment TheRegional Produce Featured products, validation data base, Facilitation in obtaining HKI and Permits, In partnership

(14)

commit to user

i

ABSTRAK

Anggih Wahid Hidayat, D0108036, Pembinaan UMKM Kota Surakarta oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta, Skripsi, Jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2013,

UMKM adalah salah satu upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dinas Koperasi dan UKM mempunyai peran untuk melakukan pembinaan terhadap UMKM ini, karena dengan adanya pembinaan yang baik maka UMKM yang ada di surakarta ini akan dapat berjalan dengan baik pula sehingga jika UMKM ini akan dapat menyerap banyak tenaga kerja dan dengan banya ,knya tenaga kerja yang terserap ini maka memungkinkan juga dapat mengurangi tingkat pengangguran yang ada di kota Surakarta ini, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masryarakat. Karena itu penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian terhadap pembinaan Dinas Koperasi dan UKM Kota Surakarta dalam pembinaan UMKM ini.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif sehingga dapat menggambarkan pembinaan Dinas Koperasi dan UKM kaitanya dengan pembinaan UMKM. Adapun Sumber data yang digunakan meliputi data primer yang diperoleh melalui proses wawancara dengan sumber data atau informan dan data sekunder yang yang berasal dari dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian. Metode penarikan sampel yang digunakan bersifat purposive sampling yaitu dengan memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data. Teknik pengumpulan data yaitu dengan cara observasi, dokumentasi, dan wawancara. Uji validitas data dilakukan dengan menggunakan teknik trianggulasi data yaitu menguji data yang sejenis dari berbagai sumber. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis interaktif yang terdiri dari tiga komponen yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian inimenunjukkan bahwa pembinaanyang dilakukanolehDinas Koperasi dan UKM Kota Surakarta dalammembina UMKM sudahcukupbaikdapat dilihat dari Kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UKM yang bisa dijadikan indikator untuk melihat pembinaan Dinas Koperasi dan UKMantara lain sebagai berikut; MengadakanDiklatdalamrangkapeningkatan SDM, UMKM

sejenisdikelompokkansebagai KUB( Kelompok Usaha Bersama),

Fasilitasidalamaksespermodalan, Proritas Pembinaan UKM Yang Memproduksi Produk Unggulan Daerah, Validasi data base UMKM, Fasilitasi dalam memperoleh HKI danIjin, Melakukan kemitraan.

(15)

commit to user

ii

ABSTRACT

Anggih Wahid Hidayat, D0108036, The Development of UMKM City of

Surakarta ByDinasKoperasidan UKM City of Surakarta.Thesis,

Administration Department, Social and Political Sciences Faculty, Sebelas Maret University.2013

UMKM is one of effort to developing the welfare of the society. DinasKoperasi and UKM has develope to do developing this UMKM, because with this good development. UMKM that exist in Surakarta will run well so that this UMKM could absorb a lot of employees. And with the large amount of employees that absorbed could decrease a lot of of unemployment workers in Surakarta in Surakarta. So that could increase the welfare of the society. Because of that, the writer feels necessary to do this research of the role of DinasKoperasi and UKM Surakarta in Development of UMKM.

The research method that used in this research is descriptive qualitative, so that draw the DinasKoperasi and UKM relating the development of UMKM. The data resource that used is consist of primary data that gained through the interview process with data resource or informant and the secondary data that gained from the documents relating with the research. The sampling method that is used purposive sampling which means choosing the informant that is competent and can be trusted to be the data resource. The collecting data technique is observation, documentation and interview. The data validity test is done by using the data triangulation which means testing the data from any resource. The data analysis technique that used is interactive analysis technique that consist of three components: data reduction, data serving and conclusion.

The result of this research shows that development of UMKM by DinasKoperasidan UKM Surakarta is good enough. could .see through the indicator of the development of UMKM by DinasKoperasi and UKM such asConductingtrainingin order toincrease human resources, UMKM are classified as a type of KUB (Joint Business Group), facilitation of accessto capital, priority UMKMDevelopment TheRegional Produce Featured products, validation data base, Facilitation in obtaining HKI and Permits, In partnership

(16)

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia menurut data dari UNICEF dikatakan sebagai sebuah

negara berkembang, sebagai negara berkembang, Indonesia saat ini jelas

sedang melaksanakan pembangunan dalam berbagai bidang kehidupan.

Pembangunan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan pembangunan yang

dilakukan secara sistematis dengan melibatkan semua elemen masyarakat

dilaksanakan secara terpadu untuk mencapai tujuan dalam rangka

kemakmuran masyarakat. Pembangunan merupakan suatu proses perubahan

taraf hidup, dari yang kurang mampu secara ekonomi menjadi lebih mampu

sebagai gagasan untuk mewujudkan sesuatu yang dicita-citakan. Dimana

gagasan tersebut lahir dalam bentuk usaha untuk mengarahkan dan

melaksanakan pembinaan, pengembangan, serta pembangunan bangsa.

Pembangunan merupakan perubahan menuju kearah perbaikan. Perubahan ke

arah perbaikan itu sendiri memerlukan pengerahan segala budi daya manusia

untuk mewujudkan apa yang dicita-citakan.

Pembangunan tidak dapat berhenti atau dihentikan karena manusia

hidup selalu dipenuhi oleh suasana perubahan. Inti pembangunan bukan

(17)

commit to user

menyangkut perubahan sikap masyarakat. Pembangunan harus mampu

membawa umat manusia melampaui pengutamaan aspek-aspek materi dari

kehidupannya sehari-hari. Sesuai dengan pasal 33 ayat 1 UUD 1945

dijelaskan bahwa kemakmuran masyarakat sangat diutamakan tidak hanya

kemakmuran seseorang saja.

Koperasi danUsaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan

representasi dari rakyat Indonesia dalam kehidupan ekonomi nasional,

sehingga perlu diberikan prioritas yang tinggi dalam pembangunan

nasional. Dimana dalam hal ini orang-orang dituntut untuk dapat lebih

mandiri dalam melakukan usaha atau dalam berwirausaha.

Enterpreneurship atau kewirausahaan selalu menjadi topik yang menarik untuk dikaji. Di saat angka pengangguran masih cukup tinggi,

entrepreneur lahir sebagai orang yang jeli melihat peluang dan tidak gampang

menghadapi kesulitan (risk-taker). Kewirausahaan itu pada dasarnya untuk

semua orang karena hal itu dapat dipelajari. Kewirausahaan adalah sebagai

tonggak atau awal dari munculnya perusahaan besar yang dimana sebagai

sebuah tonggak utama perekonomian bangsa, Usaha Mikro Kecil dan

Menengah (UMKM) mempunyai peran strategis di Indonesia. Namun

berbagai permasalahan yang dihadapi bisnis kecil tersebut, salah satunya

akibat lemahnya karakter wirausaha. Akibatnya, UMKM pun kurang berdaya

saing tinggi. Oleh karenanya, diperlukan evaluasi dan pengembangan jejaring

entrepreneurship dalam melakukan optimalisasi sinergis antara perguruan

(18)

commit to user

di Indonesia.(

http://www.umy.ac.id/herry-zudianto-jadilah-pengusaha-untuk-membantu-orang-lain.html akses tanggal 27-05-2012)

Kota Surakarta saat ini juga sudah dapat dikatakan sebagai salah satu

kota yang besar di negara Indonesia ini. Hal ini dapat dilihat dari

perkembangan pertumbuhan penduduk yang ada di indonesia yang dari tahun

ke tahun pertumbuhan penduduk di kota Surakarta ini selalu mengalami

peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel 1.1

Sumber : BPS (Surakarta Dalam Angka 2010)

Data diatas menyatakan bahwa pertumbuhan masyarakat di kota

Surakarta ini dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, sehingga dari

peningkatan pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun tersebut, maka dapat

dikatakan pula bahwa angka angkatan kerja di kota Surakarta ini juga

(19)

commit to user

Tabel 1.2

Penduduk Angkatan Kerja di Kota Surakarta Tahun 2010

Kelompok

Bekerja Pengangguran Jumlah

Jumlah 235.998 22.575 258.573 503.421 51,36 %

Sumber : BPS (Surakarta Dalam Angka 2010)

Data diatas tersebut menyatakan bahwa yang terjadi di kota Surakarta

saat ini tersedia angkatan pekerjaan sebesar 51,36 % dari jumlah penduduk

yang ada. Sehingga dengan jumlah angkatan kerja yang ada ini tentu saja

tidak semua penduduk usia kerja di kota Surakarta dapat tertampung pada

lapangan pekerjaan yang tersedia di kota Surakarta ini. Oleh sebab itu

pemerintah perlu sekali memperhatikan perlunya adanya suatu usaha

perluasan kesempatan kerja. Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah ini

dapat menjadi salah satu alternatif dari pemerintah untuk mengatasi hal

tersebut, karena dengan adanya UMKM ini akan banyak sekali membutuhkan

tenaga kerja, sehingga angkatan kerja yang tidak tertampung dapat terserap

dalam lapangan usaha. Oleh karena itu, pengembangan sektor UMKM perlu

dilakukan dalam rangka penciptaan lapangan kerja yang baru.

Usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan salah satu bagian

penting dalam membangun perekonomian suatu negara ataupun daerah, tidak

terkecuali di Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak perhatian dan

(20)

commit to user

berbagai pihak, baik pemerintah maupun lembaga swasta, termasuk

perbankan. Jumlah tenaga kerja yang mampu diserap oleh UMKM ini juga

dapat dikatakan cukup banyak, hal ini dapat dilihat dalam tabel penyerapan

tenaga kerja di bawah ini:

Tabel 1.3

Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja di Sektor UMKM

Sektor Jumlah Jumlah(%)

Non pertanian 4.533.000 4,56

Pertanian 577.000 0,58

Perdagangan dan jasa 74.928.000 75,38

Aneka usaha 194.03.000 19,57

Total 99.401.000 100,00

Sumber: BPS (dalam angka 2010)

Peran UKM dalam perekonomian sebuah negara, termasuk Indonesia,

memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Sebagai contoh, di Belanda,

UKM merupakan 98,8% perusahaan yang ada dan menyerap 55% angkatan

kerja. Sebanyak 35 juta dollar Amerika ekspor Italia merupakan kontribusi

UKM yang menyerap 2,2 juta tenaga kerja. Di Vietnam, sebanyak 64%

angkatan kerja diserap oleh UKM. Hal serupa juga terjadi di Indonesia.

Menurut data Biro Pusat Statistik dan Kementerian Koperasi dan UKM 2011,

jumlah UMKM pada 2011 menembus angka 55,21 juta unit dengan sebagian

besar (54,6 juta) merupakan usaha mikro, sedangkan usaha kecil sebanyak

(21)

commit to user

UMKM sebanyak 101,72 juta orang atau meningkat 3,55 dibanding 2010

sebanyak 99,401 juta orang. (http ://indo cashregister

.com/2011/12/24/flashback-koperasi-dan-umkm-di-tahun-2011-solusi-untuk-masalah-tenaga-kerja/ diakses tanggal 30-06-2012)

Tabel 1.4

Jumlah UMKM Kota Surakarta Berdasarkan Skala Usaha

Skala usaha Jumlah (unit)

2010 2011

Usaha kecil 5.463 7.547

Usaha Menengah 612 3.083

JUMLAH 6.075 10.630

Sumber:BPS(Surakarta dalam Angka 2011)

Tabel diatas menggambarkan bahwa jumlah UMKM yang ada di

Surakarta mengalami peningkatan yang cukup signifikan terutama pada

Usaha Menengah yang meningkat 3 kali lipat dari tahun sebelumnya.

Rata-rata usia usaha UMKM di Kota Surakarta adalah 22 tahun..(

http://www.umkm-soloraya.com/umkm diakses tanggal 24-05-2012)

Tabel 1.5

Jumlah UMKM Kota Surakarta Berdasarkan Sektor Usaha

Sektor Jumlah (unit)

2009 2010 2011

Non Pertanian 204 304 531

(22)

commit to user

Perdagangan dan jasa 1.875 2.795 4.890

Aneka Usaha 1.753 2.611 4.571

Total 4.075 6.075 10.630

Sumber: BPS(Surakarta Dalam Angka 2011)

UMKM yang ada di Surakarta jika dilihat dari tabel diatas UMKM

yang ada di Kota Surakarta jika dilihat dari sektor usaha mengalami

peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun. Dari beberapa aspek usaha

terdapat sekitar 87 persen UMKM ini memiliki keterbatasan dalam

pengembangan usaha. Sehingga dalam hal ini peran pemerintah khususnya

Dinas yang terkait dapat melakukan pembinaan dan peduli terhadap UMKM

yang ada terutama dalam hal pengembangan usaha. Faktor-faktor yang

dominan membatasi perkembangan usaha UMKM antara lain yaitu:

1. persaingan (persaingan klaster, persaingan domestik dan persaingan

luar negeri),

2. penyelundupan,

3. kebjakan ekonomi,

4. kebijakan harga,

5. penguasaan teknologi,

6. permodalan dan manajerial. (http://www.umkm-soloraya.com/umkm

diakses tanggal 24-05-2012)

Sementara itu, dari 10.630 UMKM yang menjadi binaan Dinas

(23)

commit to user

pengembangan UMKM di kota Surakarta belum optimal. Baru sekitar 48

persen UMKM di Kota Surakarta yang sudah berhubungan dengan Bank.

Meskipun demikian pembinaan UMKM di Kota Surakarta belum optimal,

setidaknya terdapat 63,4 persen UMKM yang belum mendapat pembinaan

secara baik dari aparat yang berwenang. Secara umum, jika dilihat dari aspek

potensi pengembangan produk UMKM, siklus produk UMKM Kota

Surakarta 36 persen dalam tahap perkembangan, 42,5 persen berada dalam

tahap matang.( http://www.umkm-soloraya.com/umkm diakses tanggal

24-05-2012)

Dinas Koperasi dan UKM mempunyai tujuan secara umum untuk

menjadikan koperasi dan UKM sebagai pelaku ekonomi utama dalam

perekonomian yang berdaya saing. Dengan adanya Hal ini Dinas Koperasi

dan UKM kota surakarta ini mempunyai kewajiban untuk melakukan

pembinaan terhadap UMKM yang ada di Surakarta ini, dimana tujuan

pembinaanUMKM ini antara lain adalah untuk

1. meningkatkan akses pasar dan memperbesar pangsa pasar

2. meningkatkan akses terhadap sumber-sumber modal dan memperkuat

struktur modal

3. meningkatkan kemampuan organisasi dan manajemen

4. meningkatkan akses dan penguasaan teknologi(http://www.

(24)

commit to user

Melihat tujuan dari Dinas Koperasi dan UKM ini. Dinas Koperasi

dan UKM harus bisa melakukan pembinaan terhadap UMKM yang ada di

Surakarta ini dengan melihat bahwa masih banyaknya UMKM yang

mempunyai potensi untuk berkembang di Kota Surakarta ini.

Pembinaan terhadap UMKM oleh Dinas Koperasi dan UKM kota

Surakarta ini akan terasa penting karena dengan adanya pembinaan yang baik

maka UMKM yang ada di surakarta ini akan dapat berjalan dengan baik pula

sehingga jika UMKM atau bisa dikatakan industri kecil ini akan dapat

menyerap banyak tenaga kerja dan dengan banyaknya tenaga kerja yang

terserap ini maka memungkinkan juga dapat mengurangi tingkat

pengangguran yang ada di kota Surakarta ini, sehingga dengan berkurangnya

tingkat pengangguran yang ada di Kota Surakarta ini membuat kesejahteraan

penduduk atau masyarakat Surakarta ini akan meningkat pula.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada, maka aspek yang

akan diteliti adalah hal-hal apa saja yang akan dilakukan Dinas Koperasi dan

UKM Kota Surakarta dalam melakukan pembinaan terhadap UMKM yang

ada di Kota Surakarta. Karena pengembangan sektor UMKM di kota

Surakarta ini dirasakan sangat penting. Dengan melihat dari kondisi yang

terjadi saat ini, dimana UMKM ini sendiri dianggap mampu memberikan

lapangan pekerjaan bagi tenaga kerja yang belum terserap dalam dunia

pekerjaan. Selain sektor UMKM ini juga mampu untuk meningkatkan

pendapatan asli daerah. Sehingga membutuhkan peran yang cukup baik dari

(25)

commit to user

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah diatas maka

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

C. TUJUAN PENELITIAN

.Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui Pembinaan UMKM oleh Dinas Koperasi dan UKM

(26)

commit to user

D. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Dapat memberikan masukan dan bantuan pemikiran kepada pihak-pihak

yang terkait dengan pembinaan sektor UMKM kota Surakarta.

2. Dapat menambah pengetahuan bagi kita semua mengenai pembinaan

sektor UMKM

3. Memberikan tambahan pustaka bagi siapa saja yang ingin mengetahui,

mempelajari, dan meneliti lebih lanjut mengenai permasalahan ini.

4. Bagi peneliti, diharapkan dapat menambah pengetahuan dan memperluas

wawasan berkaitan dengan bagaimana pembinaan yang dilakukan Dinas

(27)

commit to user

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Pembinaan

1. Pengertian Pembinaan

Pengertian pembinaan secara umum adalah suatu proses

penggunaan manusia, alat peralatan, uang, waktu, metode, dan system

yang berdasarkan pada prinsip tertentu untuk usaha mencapai tujuan yang

telah ditentukan dengan daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya.

(Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN),1988: 16.)

Pengertian pembinaan yang lain adalah usaha tindakan dan

kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna untuk memperoleh hasil

lebih baik. (Peorwadarmita, 1991:44). Hal ini juga sesuai dengan yang

dikemukakan oleh Miftah Thoha dalam bukunya yang menyebutkan

bahwa :

pernyataan menjadi lebih baik. Dalam hal ini menunjukan adanya kemajuan, peningkatan, pertumbuhan, evolusi, atas berbagai kemungkinan, berkembang, atau peningkatan atas sesuatu. Ada dua unsur dari pengertian ini yakni pembinaan itu sendiri bisa berupa suatu tindakan, proses atau pernyataan dari suatu tujuan, dan kedua pembinaan

(28)

commit to user

Dari pengertian yang diungkapkan diatas dapat disimpulkan pula

bahwa pembinaan ini menyangkut tentang suatu tindakan yang

mempunyai tujuan ke arah yang lebih baik. Selain itu juga Miftah Thoha

dalam bukunya juga menyebutkan bahwa pembinaan menurut Huse and

Cummings merupakan ilmu perilaku dengan memakai perencanaan,

pengembangan jangka panjang yang ditujukan untuk mengembangkan

struktur, dan prosenya, sehingga efektifitas organisasi ini dapat dicapai.

(Miftah Thoha, 2003:8-9).

Adapun pengertian pembinaan yang lain adalah

Human resources development is considered as one of the contributing factors to a economic development and global competitiveness. Studies and researches on human resource development focused on the global and regional levels proved that growth and development of developed countries and newly industrializing countries (NICs) is partly a result of sustained investment in human resource development interventions Richa mishra¸ Implementing Human Resource Development As A Tool For Effective Organizational Change, 1996 Hal 1 )

Dalam pengertian diatas dapat diartikan bahwa Pengembangan

atau pembinaan sumber daya manusia dianggap sebagai salah satu faktor

yang berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi dan persaingan global

suatu negara. Studi dan penelitian tentang pengembangan sumber daya

manusia difokuskan pada tingkat global dan regional membuktikan bahwa

(29)

commit to user

baru (NIC) sebagian merupakan hasil dari investasi berkelanjutan dalam

pengembangan atau pembinaan sumber daya manusia

L. David Brown, Mark Leach and Jane G. Covey dalam

Organization Development for Social Change Hal. 1, mengemukakan

bahwa:

focused on improving internal organizational dynamics and their impacts on organizational performance. OD concepts and tools can be used for purposes of solving social problems and catalyzing constructive social

(L. David Brown, Mark Leach and Jane G. Covey dalam Organization Development for Social Change, 2004 Hal. 1)

Dalam pengertian diatas dapat diartikan bahwa aktivitas

Pengembangan atau pembinaan organisasi (OD) umumnya berfokus pada

peningkatan dinamika internal organisasi dan dampaknya pada kinerja

organisasi. Konsep dan instrumen dari pembinaan organisasi ini dapat

digunakan untuk tujuan memecahkan masalah sosial dan katalisator

perubahan sosial yang konstruktif,

Selanjutnya menurut Widjaja (1986:14) pembinaan adalah suatu

proses atau pengembangan yang mencakup urutan-urutan pengertian,

diawali dengan mendirikan, membutuhkan, memelihara pertumbuhan

tersebut yang disertai usaha-usaha perbaikan, menyempurnakan, dan

mengembangkannya. Pembinaan tersebut menyangkut kegiatan

perencanaan, pengorganisasian, pembiayaan, koordinasi, pelaksanaan, dan

(30)

commit to user

Menurut Musanef (2000:47) bahwa yang dimaksud dengan

Pembinaan adalah segala usaha tindakan yang berhubungan langsung

dengan perencanaan, penyusunan, pembangunan, pengembangan,

pengarahan, penggunaan serta pengendalian segala-segala suatu secara

berdaya guna dan berhasil guna. Diartikan juga bahwa pembinaan adalah

seni dan praktek inspirasi, energi, dan memfasilitasi kinerja, pembelajaran

dan pengembangan SDM. Manfaat dari adalah pembinaan adalah

membuka potensi, organisasi, dan diri SDM untuk mengidentifikasi dan

menentukan tujuan khusus. Selain itu, pembinaan juga membantu individu

mengatasi masalah-masalah yang kompleks /signifikan dalam mencapai

tujuan dan melakukannya dengan cara memerhatikan tiap individual.

Tujuan pembinaan adalah mengarahkan visi, menciptakan suatu dorongan

motivasi, sehingga dapat memberdayakan orang yang sedang dilatih

seperti karyawan melalui membangun hubungan yang lebih kuat terhadap

tujuan hidup/sasaran keberhasilannya. (Diakses melalui

http://vibizlearning.com/new/knowledge/pentingnya_pembinaan_karyawa

n diakses tanggal 22/01/2013)

Dari pengertian pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

pembinaan ini adalah suatu tindakan atau proses yang dilakukan oleh suatu

pihak terkait dalam rangka meningkatkan sumber daya untuk menvapai

hasil yang diharapkan. Sehubungan dengan masalah pembinaan UMKM

ini maka pembinaan disini dapat diartikan sebagai suatu usaha yang

(31)

commit to user

Kota Surakarta melalui program-program pengembangan dan pembinaan

UMKM yang dicanangkan oleh Dinas Koperasi dan UKM ini, yang

terdapat dalam Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Koperasi dan UKM yang

terdapat dalam UU No.20 Tahun 2008. Dimana pembinaan dalam tugas

pokok dan fungsi Dinas Koperasi dan UKM ini mempunyai tujuan untuk:

1. Mewujudkan struktur perekonomian Nasional yang seimbang,

berkembang dan berkeadilan

2. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan UMKM menjadi

usaha yang tangguh dan mandiri

3. Meningkatkan peran UMKM dalam pembangunan daerah penciptaan

lapangan kerja , pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi dan

pengentasan kemiskinan

Dengan demikian, indikator dari pembinaan yang dilakukan oleh

Dinas Koperasi dan UKM dalam melakukan pembinaan terhadap UMKM,

dapat dilihat dari kegiatan pembinaan Koperasi dan UMKM Kota

Surakarta, Adapun kegiatan pembinaan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil

Menengah adalah:

1. Mengadakan Diklat dalam rangka peningkatan SDM

2. UMKM sejenis dikelompokkan sebagai KUB ( Kelompok Usaha

Bersama)

3. Fasilitasi dalam akses permodalan.

4. Proritas Pembinaan UKM Yang Memproduksi Produk Unggulan

(32)

commit to user

5. Validasi data base UMKM.

6. Fasilitasi dalam memperoleh HKI dan Ijin

7. Melakukan kemitraan.

Dimana dengan adanya pembinaan ini, UKM yang ada ini menjadi lebih

baik dari sebelumnya

2. Tujuan pembinaan

.Tujuan pembinaan UMKM selain yang tercantum dalam UU No.

20 Tahun 2008 antara lain adalah:

Meningkatkan akses pasar dan memperbesar pangsa pasar

Meningkatkan akses terhadap sumber modal dan memperkuat

struktur modal

Meningkatkan kemampuan organisasi dan manajemen

Meningkatkan akses dan penguasaan teknologi

3. Model pembinaan UKM

Tiga model pembinaan UKM

1. Model APEC (1995)

Dilingkungan APEC, para menteri yang membidangi UKM,

dalam pertemuan pada tahun 1995 telah mengidentifikasi lima

pokok penting dalam pembinaan dan pengembangan UKM

yakni:

a. SDM

b. Keuangan

(33)

commit to user

d. Akses pasar

e. Akses informasi

2. UNDP (1997)

Untuk mendukung policy and regulatory UNDP

mengemukakan bahwa diperlukan support service yang terdiri

atas 7 bidang:

a. SDM

b. Advisory Services

c. Keuangan

d. Akses pasar

e. Infrastuktur

f. Jaringan Usaha dan Asosiasi sektori

g. Teknologi

3. Model Singapura

Berbeda dengan dua model diatas, model singapura

menyertakan program bantuan tehadap UKM sesuai dengan

tahapan pengembangan UKM. Ada empat tahap yang akan

dilalui UKM yakni:

a. Start-Up

b. Growth

c. Expansion

(34)

commit to user

Untuk tiap tahap telah diidentifikasi paket bantuan bagi UKM.

Model singapura ini perlu dipelajari sebagai contoh untuk

diterapkan di Indonesia. (http://www.

pksm.mercubuana.ac.id/new/elearning diakses tanggal

26-05-2012

B. Tinjauan Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

1. Pengertian UMKM

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor Tahun 20

Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dijelaskan bahwa

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif ynag berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang, perorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,

dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari

Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang. sedangkan Usaha

Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang, perorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,

dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari

Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau

penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. Di dalam

(35)

commit to user

beberapa kriteria Usaha Mikro, kecil, dan Menengah. Kriteria tersebut

antara lain:

a. Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut :

Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00

(lima puluh juta

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; at

au

Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp

300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah

b. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut :

Memiliki kekayaan bersih lebih dari 50.000.000,00 (lima

puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak

500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah ) tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha.

Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp

300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah ) sampai dengan

paling banyak Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus

juta rupiah)

c. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut :

Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00

(lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp

10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk

(36)

commit to user

Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp

2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai

dengan paling banyak Rp 50.000.000.000.,00 (lima puluh

milyar rupiah).

Selain itu , pengertiaan UMKM menurut Biro Pusat statistik (BPS)

jika dilihat dari kriteria jumlah pekerja yang dimiliki. Kriteria

UMKM ini antara lain:

Usaha mikro

Disebut usaha mikro jika karyawan yang dimiliki oleh

usaha ini kurang dari 5 orang

Usaha kecil

Disebut usaha kecil jika karyawanya 5-19 orang

Usaha menengah

Dinamakan usaha menegah jika karyawanya 20-99 orang

dalam stau perusahaan

Meskipun banyak definisi mengenai usah mikro, kecil, dan

menengah namun secara umum UMKM dilihat dari

ciri-cirinyayaitu , sebagai berikut:

Struktur organisasi yang sangat sederhana.

Tanpa staf yang berlebihan.

Pembagian kerja yang kendur.

(37)

commit to user

Aktifitas sedikit yang formal, dan sedikit menggunakan pro

ses perencanaan.

Kurang membedakan asset pribadi dari asset perusahaan

Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 dijelaskan bahwa

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah memiliki asas:

a. Kekeluargaan

b. Demokrasi ekonomi

c. Kebersamaan

d. Efisiensi berkeadilan

e. Berkelanjutan

f. Berwawasan lingkungan

g. Kemandirian

h. Keseimbangan kemajuan, dan

i. Kesatuan ekonomi nasional.

dari asas tersebut dapat disimpulkan bahwa Usaha Mikro, Kecil,

dan Menengah atau UMKM ini bertujuan untuk menumbuhkan dan

mengembangkan usahanya dalam rangka membangun

perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang

berkeadilan. Dimana menurut Maryatmo bahwa terdapat beberapa

bentuk pengembangan yang dapat dilakukan dalam

mengembangkan usaha kecil dan menengah, diantaranya yaitu : (R.

Maryatmo dan Y. Sri Susilo, 1996 : 6)

(38)

commit to user

Dalam pola ini pada dasarnya berusaha mengkaitkan

dengan UKM dengan usaha yang besar. UKM diharapkan

dapat menjadi pemasok (sektor hulu) maupun menjadi

sektor hilir dari kegiatan usaha yang besar.

Menciptakan iklim usaha yang kondusif untuk dan

berkembangnya UKM

Kondisi ini dapat diciptakan dengan memberikan

kesempatan yang lebih besar pada UKM untuk

mendapatkan akses terhadap pasar, akses terhadap sumber

pembiayaan akses terhadap teknologi. Peningkatan akses

pasar dapat dilakukan dengan memberikan proteksi kepada

para UKM. Sedangkan akses terhadap sumber pembiayaan

dapat dilakukan dengan memberikan kemudahan dalam

mengakses kredit perbankan. Akses terhadap teknologi

dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan. Dalam

pelatihan tersebut UKM diharapkan memperoleh berbagai

informasi baru mengenai teknik produksi yang dapat

dilakukan melalui teknologi.

Peningkatan kualitas sumberdaya manusia

Peningkatan sumber daya manusia dapat dilakukan dengan

memberikan pelatihan kepada SDM yang diharapkan dapat

(39)

commit to user

Selain itu juga dijelaskan bahwa pembinaan dan pengembangan

UKM dilakukan dalam berbagai bidang, diantaranya adalah :

1. Bidang produksi dan pengolahan, pembinaan dan

pengembangan dilakukan dengan cara:

a. Meningkatkan teknik produksi dan pengolahan serta

kemampuan manajemen bagi usaha mikro, kecil, dan

menengah.

b. Memberikan kemudahan dalam pengadaan sarana dan

prasarana, produksi dan pengolahan, bahan baku, bahan

penolong, dan kemasan bagi produk usaha mikro, kecil, dan

menengah.

c. Mendorong penerapan standarisasi dalam proses produksi

dan pengolahan.

d. Meningkatkan kemampuan rancang bangun dan

perekayasaan bagi usaha menengah.

2. Bidang pemasaran, pembinaan dan pengembangan dilakukan

dengan cara:

a. Melaksanakan penelitian dan pengkajian pemasaran

b. Menyebarluaskan informasi pasar

c. Meningkatkan kemampuan manajemen dan teknik

pemasaran

d. Menyediakan sarana dan pemasaran yang meliputi

(40)

commit to user

rumah dagang, dan promosi usaha mikro, kecil, dan

menengah.

e. Memberikan dukungan promosi produk, jaringan

pemasaran, dan distribusi.

f. Menyediakan tenaga konsultan profesional dalam bidang

pemasaran.

3. Bidang sumber daya manusia, pembinaan dan pengembangan

dilakukan dengan cara:

a. Memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan

b. Meningkatkan ketrampilan teknis dan manajerial

c. Membentuk dan mengembangkan lembaga pendidikan dan

pelatihan untuk melakukan pendidikan, pelatihan,

penyuluhan, motivasi dan kreativitas bisnis, dan penciptaan

wirausaha baru.

4. Bidang desain dan teknologi, pembinaan dan pengembangan

dilakukan dengan cara:

a. Meningkatkan kemampuan di bidang desain dan teknologi

serta pengendalian mutu.

b. Meningkatkan kerjasama dan alih teknologi.

c. Meningkatkan kemampuan usaha kecil dan menengah di

bidang penelitian untuk mengembangkan desain dan

(41)

commit to user

d. Memberikan insentif kepada usaha mikro, kecil, dan

menengah yang mengembangkan teknologi dan

melestarikan lingkungan hidup.

e. Mendorong usaha mikro, kecil, dan menengah untuk

memperoleh sertifikat hak atas kekayaan intelektual.

Pada kenyataannya UKM merupakan unit usaha yang tergolong

lemah, tidak saja lemah dalam pemilikan aset, tetapi juga lemah

dalam pengetahuan,keterampilan, tekologi yang digunakan, dan

sering juga lemah dalam semangatnya untuk maju. UKM pada

umumnya memiliki kelemahan dalam aksesnya terhadap,

permodalan, informasi pasar, teknologi (hasil penelitian), serta

lemahnya dukungan kebijakan.

Upaya-upaya yang perlu dilakukan dalam pembinaan dan

pemberdayaan usaha kecil harus mengarah pada tiga sasaran.

Sasaran itu antara lain:

a. upaya yang bersifat langsung, yaitu upaya yang arah,

penerapan serta dampaknya terkait dengan usaha kecil.

Upaya ini dapat secara langsung memecahkan masalah

internal yang dihadapi oleh usaha kecil, meliputi pemberian

bantuan; pendanaan dan modal usaha stimulan, pembinaan

sumber daya manusia dan pendampingan, sarana dan

prasaran teknologi, sistem informasi dan jaringan informasi

(42)

commit to user

dan aparat dalam menyelenggarakan kegiatan dalam

lingkaran pemberdayaan usaha kecil.

b. upaya yang bersifat tidak langsung yaitu upaya yang arah,

penerapn dan dampaknya tidak memiliki keterkaitan

langsung terhadap tujuan terbentuknya usaha kecil yang

efisien dan produktif. Upaya ini meliputi ; pemberian

bantuan pembangunan prasarana fisik berupa jaringan jalan,

jembatan, tambahan perahu, pasar, pengembangan

transportasi umum, pengembangan prasarana sosial dasar

dan pengembangan prasarana umum.

c. Upaya khusus yaitu upaya yang dibutuhkan untuk

mempertajam bantuan bagi penanggulangan kasus-kasus

khusus yang menimpa usaha kecil, seperti bantuan khusus

yang mengkoordinasikan berbagai bantuan bagi

pemberdayaan usaha kecil

C. Tinjauan Tentang Dinas Koperasi dan UKM

1. Pengertian Dinas Koperasi dan UKM

Pembentukan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

(UKM) didasarkan dengan mengacu pada Pasal 33 ayat 1 yang

menyatakan bahwa Perekonomian disusun sebagai usaha bersama

berdasar atas asas kekeluargaan. Selain itu, pada Ketetapan Majelis

Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor XVI/MPR-RI/1998

(43)

commit to user

diberdayakan dan dibina dengan baik, karena UMKM ini dipandang

mempunyai kedudukan, peran, dan potensi strategis untuk mewujudkan

struktur perekonomian nasional yang berimbang.

Dinas Koperasi dan UKM Kota Surakarta dalam Peraturan Daerah

Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2001. Dinas Koperasi Dan UKM

mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang

Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Untuk

menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Dinas Koperasi dan UKM ini

mempunyai fungsi:

a. Penyelenggaraan kesekretariatan Dinas,

b. Penyusunan rencana program pengendalian, evaluasi dan

pelaporan

c. Pemberian perijinan di bidang Koperasi dan UMKM,

d. Perumusan kebijakan teknis di bidang koperasi dan UMKM,

e. Penyelenggaraan sosialisasi, Pembinaan jabatan fungsional.

Untuk dasar hukum yang digunakan dalam melakukan pembinaan

ini dapat dilihat di Rencana Strategis Dinas Koperasi dan UKM Kota

Surakarta antara lain adalah Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992

tentang Perkoperasian menegaskan bahwa Pemerintah bertugas:

1. Menciptakan dan mengembangkan iklim dan kondisi yang mendorong

pertumbuhan serta pemasyarakatan koperasi.

2. Memberikan bimbingan dan kemudahan kepada koperasi

(44)

commit to user

Dimana pembinaan koperasi ini dilakukan dengan memperhatikan

keadaan dan kepentingan ekonomi nasional, serta pemerataan kesempatan

berusaha dan kesempatan kerja. Selain itu dasar hukum tentang pembinaan

UMKM ini juga terdapat dalam Undang-undang Nomor 9 Tahun 1995

tentang Usaha Kecil yang menyatakan bahwa tujuan pembinaan ini antara

lain:

1. Menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan usaha kecil menjadi

usaha yang tangguh dan mandiri serta dapat berkembang menjadi usha

menengah

2. Meningkatkan peranan usaha kecil dalam pembentukan produk

nasional, perluasan kesempatan kerja dan berusaha, peningkatan

ekspor, serta peningkatan dan pemerataan pendapatan untuk

mewujudkan dirinya sebagai tulang punggung serta memperkukuh

(45)

commit to user

D. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir digunakan sebagai dasar atau landasan dalam

pengembangan berbagai konsep dan teori yang digunakan dalam

penelitian ini, serta hubungannya dengan perumusan masalah yang telah

dirumuskan. Mengacu pada konsep dan teori di atas, maka kerangka

berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Kota Surakarta merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang

dapat dikatakan memiliki jumlah penduduk yang cukup banyak, sehingga

dengan banyaknya penduduk yang ada di kota Surakarta ini membuat

jumlah angkatan kerja yang ada di Kota Surakarta ini menjadi tinggi.

Dengan adanya banyaknya angkatan kerja yang tidak terserap oleh

lapangan pekerjaan yang ada di Kota Surakarta ini.

Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau yang biasa disebut UMKM

ini merupakan sebuah solusi yang dapat digunakan, dimana UMKM ini

dapat menyerap banyak angkatan kerja yang belum terserap sehingga

UMKM ini dapat menjadi suatu jawaban untuk mengurangi banyaknya

angkatan kerja yang belum terserap. Tetapi masalah yang sering terjadi di

Kota Surakarta menyangkut masalah UMKM ini adalah kurang

terbinanya UMKM tersebut, sehingga untuk mengembangkan usaha yang

mereka miliki para pemilik UMKM ini merasa sulit karena

kendala-kendala yang ada, seperti dalam hal ini adalah permodalan dimana untuk

mengembangkan suatu Usaha ini memerlukan modal yang cukup besar

(46)

commit to user

dalam menyerap tenaga kerja ini, maka pemerintah dengan Dinas Koperasi

dan UKM perlu melakukan pembinaan terhadap UMKM yang ada di Kota

Surakarta ini.

Peran Dinas Koperasi dan UKM dalam Peraturan Daerah Kota

Surakarta Nomor 6 Tahun 2001. Dinas Koperasi Dan UKM mempunyai

tugas pokok menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang Koperasi dan

Usaha Mikro Kecil dan Menengah, sehingga dalam hal ini Dinas Koperasi

dan UKM ini mempunyai peranan yang cukup besar dalam melakukan

pembinaan dan pengembangan terhadap UKM yang ada di Kota Surakarta

ini. Pembinaan tersebut dapat dilihat dari kegiatan pembinaan Dinas

Koperasi dan UKM Kota Surakarta dalam melakukan pembinaan UMKM

yaitu:

1. Mengadakan Diklat dalam rangka peningkatan SDM

2. UMKM sejenis dikelompokkan sebagai KUB ( Kelompok Usaha

Bersama)

3. Fasilitasi dalam akses permodalan.

4. Proritas Pembinaan UKM Yang Memproduksi Produk Unggulan

Daerah

5. Validasi data base UMKM.

6. Fasilitasi dalam memperoleh HKI dan Ijin

7. Temu usaha dengan KADIN . HIPMI dan lainny

sehingga diharapkan UMKM yang ada di Surakarta ini dapat

(47)

commit to user

Gambar 2.1

Skema Kerangka Berpikir

Kegiatan dinkop dalam melakukan pembinaan UMKM:

1. Mengadakan Diklat dalam rangka peningkatan SDM

2. UMKM sejenis dikelompokkan sebagai KUB ( Kelompok Usaha Bersama)

3. Fasilitasi dalam akses permodalan. 4. Proritas Pembinaan UKM Yang

Memproduksi Produk Unggulan Daerah

5. Validasi data base UMKM.

6. Fasilitasi dalam memperoleh HKI dan Ijin

7. Melakukan kemitraan Banyaknya

angkatan kerja yang ada di kota Surakarta

Belum terbinanya UMKM dengan baik

(48)

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

1. JENIS PENELITIAN

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam

kategori penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif yang

dimaksud dalam konteks ini adalah penelitian yang bertujuan untuk

memberikan gambaran mengenai pembinaan Dinas Koperasi dan UKM Kota

Surakarta. Menurut Bungin (2007 : 68) pendekatan kualitatif dengan deskripsi

dapat dijadikan dasar untuk menggambarkan, meringkas berbagai kondisi,

situasi, atau fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi

obyek penelitian, dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai

suatu ciri, karakter, sifat, model, atau gambar tentang kondisi, situasi atau

fenomena tertentu.

Pendekatan deskriptif kualitatif ini dipilih karena dengan pendekatan

ini akan diperoleh pemahaman yang mendalam dan sangat dimungkinkan

memperoleh informasi-informasi baru terkait dengan objek yang diteliti, yaitu

mengenai pembinaan suatu instansi publik. Dengan pendekatan ini,

diharapkan dapat menggambarkan realitas keadaan atau fenomena yang

sebenarnya terjadi di lapangan. Metode penelitian deskriptif kualitatif lebih

tepat apabila digunakan untuk meneliti masalah-maalah yang membutuhkan

studi mendalam. Apalagi terkait tentang bagimana pembinaan UMKM yang

(49)

commit to user

2. LOKASI PENELITIAN

Lokasi penelitian dilakukan di Dinas Koperasi dan UKM Surakarta

yang terletak di Jalan Yosodipuro no. 162 Surakarta. Pemilihan lokasi ini

didasarkan pada kenyataan lapangan bahwa. Dinas Koperasi dan UKM

adalah lembaga yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang koperasi dan UMKM ini. Hal ini mendorong peneliti

untuk memilih Dinas Koperasi dan UKM Kota Surakarta sebagai tempat

penelitian untuk mengkaji lebih dalam tentang peran instansi pemerintah

yang berkenaan dengan pembinaan UMKM yang ada di Surakarta ini.

3. SUMBER DATA

Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk

menyusun suatu informasi (Arikunto, 2006 : 118). Sedangkan sumber data

adalah subyek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto, 2006 : 129). Sumber

data pada penelitian ini meliputi :

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang langsung dikumpulkan sendiri di

lokasi penelitian. Data primer ini dikumpulkan dengan cara wawancara atau

berkomunikasi secara langsung dengan informan kunci yang terpilih.

Teknik dalam pemilihan informan ini digunakan purposive sampling.

Purposive sampling adalah teknik pemilihan dengan kecenderungan peneliti untuk memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan

masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber

(50)

commit to user

informan yang benar-benar mengetahui tentang segala informasi yang

dibutuhkan secara mendalam, yang berhubungan dengan penelitian yang

dilakukan, dalam hal ini adalah tentang pembinaan yang dilakukan oleh

Dinas Koperasi dan UKM Surakarta dalam melakukan pembinaan dan

pengembangan terhadap UMKM yang ada di Kota Surakarta ini. Adapun

sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan memilih informan

sebagai berikut :

1) Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Surakarta

2) Kepala Bidang UMKM Dinas Koperasi dan UKM .

3) Kepala Seksi Pembinaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

(UKM)

b. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung yang

berasal dari data bantu lainnya yang diperoleh atas kerja sama dengan

instansi atau lembaga terkait guna melengkapi data-data yang telah tersedia.

Data sekunder ini dikumpulkan dari berbagai informasi tentang Pembinaan

yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UKM kota Surakarta dalam

melakukan pembinaan terhadap UMKM. Menurut Bungin (2007 : 122)

dokumen adalah informasi yang disimpan atau didokumentaikan sebagai

bahan dokumenter. Sedangkan bahan dokumen yang akan digunakan di

dalam penelitian ini meliputi arsip atau dokumen resmi yang diperoleh dari

(51)

commit to user

4. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk

memperoleh data yang diperlukan untuk penelitian. Cara pengumpulan atau

pengambilan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif meliputi metode

wawancara mendalam (in-depth interview), observasi, dan telaah dokumen (Bungin, 2007 : 107). Penelitian ini antara lain menggunakan teknik

pengumpulan data sebagai berikut :

a. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang berupa tatap muka

percakapan tanya jawab langsung pada pihak yang terkait dengan tujuan

mendapatakan informasi yang lebih jelas dan mempunyai kedalaman yang

cukup tentanng berbagai aspek dalam penelitian ini. Wawancara ini dapat

dilakukan beberapa kali sesuai dengan keperluan para peneliti yang

berkaitan dengan kejelasan dan kemantapan masalah yang sedang diteliti.

Wawancara dilakukan dengan melakukan tanya jawab terhadap narasumber

yang dianggap mengetahui dan dapat memberikan informasi untuk

menggali data deskriptif tentang Pembinaan UMKM oleh Dinas Koperasi

dan UKM Kota Surakarta.

b. Observasi

Observasi merupakan teknik yang digunakan untuk menggali data

berupa dari umber data yang berupa peristiwa tempat atau lokasi,

(52)

commit to user

adalah teknik pengumpulan data dalam penelitian dengan melakukan

serangkaian pengamatan dan penelitian secara langsung terhadap obyek

yang diteliti. Tidak hanya dengan pengamatan, tetapi juga dengan

mendengarkan, mencatat, dan melihat secara langsung kegiatan atau

aktivitas yang dilakukan komponen obyek yang diteliti.

c. Telaah Dokumen

Metode ini untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang

catatan, transkrip, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat dan

sebagainya (Arikunto, 2002: 202). Menurut HB. Sutopo (2002: 55)

mengemukakan bahwa dokumen dan arsip merupakan bahan tertulis yang

bergayutan dengan suatu peristiwa atau aktivitas.

Telaah Dokumen merupakan tipe informasi untuk memperoleh data

sekunder agar mendukung dan menambah bukti serta data dari

sumber-sumber lain. Dokumentasi diperoleh dari dokumen-dokumen administratif,

keputusan dan ketetapan resmi, kesimpulan rapat dan lain sebagainya.

Dokumen dan arsip merupakan sumber data yang sering memiliki posisi

penting dalam pengamatan kualitatif agar pengamat dapat memahami latar

(53)

commit to user

5. VALIDITAS DATA

Data yang telah berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan

penelitian, harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Oleh karena itu,

setiap peneliti harus bisa memilih dan menentukan cara-cara yang tepat untuk

mengembangkan validitas data yang diperolehnya. (H.B. Sutopo, 2002:77-78).

Cara yang digunakan untuk mengembangkan validitas data adalah Triangulasi.

Menurut Patton dalam H.B. Sutopo (2002:78) menyatakan bahwa ada 4

macam triangulasi:

1. Triangulasi data (data triangulation) yaitu dimana peneliti menggunakan beberapa sumber dengan data yang sama.

2. Triangulasi peneliti (investigator triangulation) yaitu pengumpulan data yang sama dan dilakukan oleh beberapa orang peneliti.

3. Triangulasi metodologis (methodological triangulation) yaitu peneltiain yang dilakukan dengan menggunakan metode yang berbeda ataupun dengan

mengggunakan data yang sejenis, tetapi dengan menggunakan teknik

pengumpulan data yang berbeda.

4. Triangulasi teoritis (theoritical trianguilation) yaitu menggunakan penelitian tentang topik yang sama dan datanya dianalisis dengan

menggunakan beberapa perspektif teoritis yang berbeda.

Dalam penelitian ini hanya menggunakan triangulasi metodologis.

Triangulasi metodologis atau metode dilakukan dengan menggunakan

metode atau teknik yang berbeda dalam rangka mendapatkan data yang

(54)

commit to user

membandingkan antara hasil wawancara dengan hasil observasi dan telaah

dokumen sehingga diharapkan kevalidan data akan lebih terjamin.

6. TEKNIK ANALISIS

Menurut Patton dalam Lexi J. Moleong (2002:103) analisis data adalah

proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola,

kategori, dan satuan uraian dasar. Model analisis data yang digunakan adalah

model analisis interaktif yaitu model analisis yang memerlukan tiga komponen

berupa induksi data, sajian data serta penarikan kesimpulan/verifikasi dengan

menggunakan proses siklus (Sutopo HB, 2002 : 48). Dalam penelitian kualitatif

terdapat tiga komponen analisis data seperti yang diungkapkan oleh Miles dan

Huberman dalam Sutopo (2002 : 91-93), yaitu :

1. Reduksi Data

Menurut Miles dan Huberman reduksi data adalah komponen

pertama dalam analisis merupakan proses pemilihan, pemfokusan,

penyederhanaan, dan abstraksi dari fieldnote. Reduksi data dapat juga mempertegas, memperpendek, membuat fokus, dan membuang hal-hal yang

tidak penting serta mempunyai fungsi untuk mengatur data sehingga

simpulan penelitian dapat dilakukan. Selain itu dalam pengumpulan data,

reduksi data membuat suatu batas-batas permasalahan.

Dari data-data yang dihimpun, baik dari hasil wawancara, observasi,

maupun dokumen-dokumen akan dilakukan penyeleksian. Penyeleksian

(55)

commit to user

data yang tidak sesuai atau keluar dari batas penelitian harus direduksi.

Adapun batasan penelitian ini adalah mengetahui seperti apa pembinaan

yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UKM dalam melakukan

pembinaan terhadap UMKM yang ada di Surakarta ini.

2. Sajian Data

Sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi

dalam bentuk narasi yang memungkinkan simpulan penelitian dapat

dilakukan (H. B. Sutopo, 2002: 92). Dengan melihat suatu penyajian data,

peneliti akan melihat apa yang terjadi dan memungkinkan untuk

mengajarkan suatu analisis ataupun tindakan lain berdasarkan penelitian

tersebut. Penyajian data yang lebih baik merupakan suatu cara yang utama

bagi analisi kualitatif yang valid.

Suatu sajian data haruslah berdasarkan pada rumusan masalah yang

telah dirumuskan sebagai pertanyaan dalam penelitian sehingga narasi yang

yang tersaji merupakan deskripsi mengenai kondisi secara terperinci untuk

menjelaskan dan menjawab pertanyaan tersebut. Telah dijelaskan bahwa

penelitian tentang pembinaan UMKM oleh Dinas Koperasi dan UKM ini

merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Untuk menjawab permasalahan

dalam penelitian ini, penyajian data yang digunakan peneliti antara lain,

(56)

commit to user

3. Penarikan Simpulan

Dari awal pengumpulan data, peneliti harus mengerti tentang arti

data yang diperoleh dan mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan,

konfigurasi-konfigurasi yang mungkin terjadi, alur sebab-akibat, dan

proposisi, pada dasarnya makna data harus diuji validitasnya supaya

simpulan penelitian menjadi lebih kokoh dan dapat dipercaya (H. B. Sutopo,

2002: 93).

Setelah adanya pengumpulan data pada tahap awal penelitian yang

mana dalam penelitian data tersebut harus dimengerti yang kemudian

melakukan pencatatan peraturan, pola-pola pernyataan, konfigurasi yang

kemudian mungkin ditarik kesimpulan. Suatu kesimpulan pada awalnya

belum jelas namun setelah adanya reduksi data dan sajian sehingga

memiliki landasan yang kuat. Kemudian ditarik suatu kesimpulan akhir

(57)

commit to user

Gambar 3.1

Model Analisa Interaktif

Sumber : Milles and Huberman dalam Sutopo (2002: 96) Pengumpulan Data

Penarikan Kesimpulan / Verifikasi

(58)

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kota Surakarta

1. Letak Geografi

Kota Surakarta atau yang lebih dikenal dengan Kota Solo, secara

astronomis terletak antara 110 -110 dan

7 -7

Secara geografis wilayah kota Surakarta terletak diantara Gunung lawu

disebelah timur dan Merapi sebelah barat dengan ketinggian ± 92 M diatas

permukaan laut dan berada pada pertemuan Sungai Pepe, Jenes, dan

Bengawan Solo. Posisi Kota Surakarta sangat strategis dijalur lalu lintas

ekonomi perdagangan maupun kepariwisataan diantara Yogyakarta Solo

Semarang , Surabaya Bali.

Batas wilayah administrasi Kota Surakarta meliputi:

Utara = Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Karanganyar

Timur = Kabubaten Karanganyar

Selatan = Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar

Barat = Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar

Luas wilayah administratifnya 4.404,06 Ha sebagian besar telah

menjadi lahan pemukiman seluas 2.672,21 ha dan sisanya brturut-turut

untuk jasa 428,06 ha, ekonomi industri dan perdagangan 383,51 ha, ruang

terbuka 248,29 ha, pertanian 210,83 ha dan lain-lain 461,16 ha. Kota

Gambar

Tabel 4.7 Rencana Kegiatan Pelatihan Kewirausahaan
Gambar 3.1  Model Analisa Interaktif ................................................
Tabel 1.1 Pertumbuhan Penduduk Kota Surakarta
Tabel 1.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Setelah dilakukan penelitian, diperoleh hasil bahwa rata-rata (mean) dari variabel X tentang penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran PAI adalah

Ada pengaruh kompetensi pedagogik dan manajemen pembelajaran terhadap penjamin mutu di Universitas Sang Bumi Ruwa Jurai Lampung cukup baik dengan hasil regresi sebesar Ya = ax1

Puji syukur, Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahamat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat meneyelesaiakn penyusunan

yang dilakukan untuk mengungkapkan pengalaman seseorang atau masyarakat agar dihayati secara estetika oleh penikmat atau penontonnya.Sebuah gerakan dinilai baik jika tujuan

Bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi profitabilitas Bank syariah yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Ukuran NPF , BOPO , Bank

Saat ini, lagi dikembangkan model dengan memanfaatkan data-data GCM – yang bersifat global – untuk memprediksi cuaca atau iklim yang bersifat lokal dengan menggunakan

14 Defisiensi niacin (vitamin B3) dapat menyebabkan 3D (dermatitis, diare dan demensia) sehingga menghasilkan glossitis atau cheilitis dan telah diketahui lebih sering