Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) 10 - 1 Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2015 - 2019
Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil yang
optimal diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor penggerak RPI2-JM
agar dapat dikelola dengan baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana dan
sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi yang
ditetapkan kepada lembaga; tata laksana merupakan motor yang menggerakkan organisasi
melalui mekanisme kerja yang diciptakan; dan sumber daya manusia sebagai operator dari
kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga,
penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu
kesatuan.
10.1
Arahan Kebijakan Kelembagaan Infrastruktur
Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan dan
peningkatan kapasitas kelembagaan bidang Cipta Karya pada pemerintahan kabupaten/kota.
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Dalam UU 32/2004 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan dan menjalankan otonomi seluas-luasnya, dengan tujuan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah.
Untuk membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan otonomi, maka dibentuklah
2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan
PP tersebut mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib
yang menjadi urusan pemerintah daerah, dan pemerintah berkewajiban untuk melakukan
pembinaan terhadap pemerintah kabupaten/kota.
PP 38/2007 ini juga memberikan kewenangan yang lebih besar kepada Pemerintah
Kabupaten/Kota untuk melaksanakan pembangunan di Bidang Cipta Karya. Hal ini
dapat dilihat dari Pasal 7 Bab III, yang berbunyi: “(1) Urusan wajib sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan dasar. (2) Urusan wajib sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi: antara lainnya adalah bidang pekerjaan umum”.
Dari pasal tersebut, ditetapkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib
yang menjadi urusan pemerintah daerah, sehingga penyusunan RPI2-JM bidang Cipta
Karya sebagai salah satu perangkat pembangunan daerah perlu melibatkan Pemerintah,
pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.
3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Daerah
Berdasarkan PP 41 tahun 2007, bidang PU meliputi bidang Bina Marga, Pengairan, Cipta
Karya dan Penataan Ruang. Bidang PU merupakan perumpunan urusan yang diwadahi
dalam bentuk dinas. Dinas ditetapkan terdiri dari 1 sekretariat dan paling banyak 4
bidang, dengan sekretariat terdiri dari 3 sub-bagian dan masing-masing bidang terdiri
dari paling banyak 3 seksi.
Gambar 10.1 Keorganisasian Pemerintah Kabupaten/Kota
4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014
Dalam Buku II Bab VIII Perpres ini dijabarkan tentang upaya untuk
meningkatkankapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan adanya upaya
penataankelembagaan dan ketalalaksanaan, peningkatan kualitas sumber daya
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) 10 - 3 Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2015 - 2019
penyempurnaansistem perencanaan dan penganggaran, serta pengembangan sistem
akuntabilitaskinerja instansi pemerintah dan aparaturnya.Untuk mendukung penataan
kelembagaan, secara beriringan telah ditempuhupaya untuk memperkuat aspek
ketatalaksanaan di lingkungan instansipemerintah, seperti perbaikan standar operasi dan
prosedur (SOP) dan penerapane-government di berbagai instansi.Sejalan dengan pengembangan manajemenkinerja di lingkungan instansi pemerintah, seluruh instansi
pusat dan daerahdiharapkan secara bertahap dalam memperbaiki sistem ketatalaksanaan
denganmenyiapkan perangkat SOP, mekanisme kerja yang lebih efisien dan efektif,
danmendukung upaya peningkatan akuntabilitas kinerja.
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand
Design Reformasi Birokrasi 2010-2025
Tindak lanjut dari Peraturan Presiden ini, Menteri Pendayagunaan AparaturNegara telah
mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur NegaraNomor 30 Tahun 2012
tentang Pedoman Pengusulan, Penetapan, dan PembinaanReformasi Birokrasi pada
Pemerintah Daerah. Berdasarkan peraturan menteri ini,reformasi birokrasi pada
pemerintah daerah dilaksanakan mulai tahun 2012,dengan dilakukan secara bertahap
dan berkelanjutan sesuai dengan kemampuanpemerintah daerah.Permen ini memberikan
panduan dan kejelasan mengenaimekanisme serta prosedur dalam rangka pengusulan,
penetapan, dan pembinaanpelaksanaan reformasi birokrasi pemerintah daerah.Upaya
pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya telahdimulai sejak
tahun 2005.Pembenahan yang dilakukan adalah menyangkut 3(tiga) pilar birokrasi, yaitu
kelembagaan, ketatalaksanaan, dan Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk mendukung
tercapainya good governance, maka perlu dilanjutkan dandisesuaikan dengan program reformasi birokrasi pemerintah, yang terdiri dari sembilan program, yaitu :
a. Program Manajemen Perubahan, meliputi: penyusunan strategi manajemen
perubahan dan strategi komunikasi K/L dan Pemda, sosialisasi dan internalisasi
manajemen perubahan dalam rangka reformasi birokrasi;
b. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi: penataan berbagai
peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan/diterbitkan olehK/L dan Pemda;
c. Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi: restrukturisasi tugas dan
fungsi unit kerja, serta penguatan unit kerja yang menangani organisasi, tata
laksana, pelayanan publik, kepagawaian dan diklat;
d. Penataan Tatalaksana, meliputi: penyusunan SOP penyelenggaraan tugas dan fungsi,
e. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi: penataan system rekrutmen
pegawai, analisis dan evaluasi jabatan, penyusunan standar kompetensi jabatan,
asesmen individiu berdasarkan kompetensi;
f. Penguatan Pengawasan, meliputi: penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
(SPIP) dan Peningkatan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP);
g. Penguatan Akuntabilitas, meliputi: penguatan akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah, pengembangan sistem manajemen kinerja organisasi dan penyusunan
Indikator Kinerja Utama (IKU);
h. Penguatan Pelayanan Publik, meliputi: penerapan standar pelayanan pada unit kerja
masing-masing, penerapan SPM pada Kab/Kota.
i. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan.
6. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam
Pembangunan Nasional
Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender ke dalam seluruh proses
pembangunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan fungsional semua
instansi dan lembaga pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah. Presiden
menginstruksikan untuk melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya
perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, danevaluasi atas kebijakan dan
program pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas
dan fungsi, serta kewenangan masing-masing. Terkait PUG, Kementerian PU dan Ditjen
Cipta Karya pada umumnya telah mulai menerapkan PUG dalam tiap program/kegiatan
Keciptakaryaan. Untuk itu perludi perhatikan dalam pengembangan kelembagaan bidang
Cipta Karya untuk memasukkan prinsip-prinsip PUG, demikian pula di dalam pengelolaan
RPIJM Bidang Cipta Karya.
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar
Pelayanan Minimum
Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan dasar bidang PUyang
menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota. Target pelayanan dasar yang
ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari
beban dan tanggungjawab kelembagaan yang menangani bidang ke PU an, khususnya
untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan di dalam dokumen RPIJM. Dalam Permen
ini juga disebutkan bahwa Gubernur bertanggung jawab dalamkoordinasi
penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU, sedangkan Bupati/Walikota bertanggung
jawab dalam penyelenggaraan pelayanan dasarbidang PU. Koordinasi dan
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) 10 - 5 Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2015 - 2019
dilaksanakan oleh instansi yang bertanggung jawab di Bidang PU dan Penataan Ruang
baik provinsi maupun kabupaten/kota.
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk
Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah
Peraturan menteri ini menjadi landasan petunjuk teknis dalam penataan perangkat
daerah. Berdasarkan Permen ini dasar hukum penetapan perangkat daerah adalah
Peraturan Daerah (Perda). Penjabaran tupoksi masing-masing SKPD Provinsi ditetapkan
dengan Pergub, dan SKPD Kab/Kota dengan Perbup/Perwali.
9. Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan
Perkotaan
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah sebagai dasar untuk
memberikan pelayanan perkotaan bagi masyarakat. SPP adalah standar pelayanan
minimal kawasan perkotaan, yang sesuai dengan fungsi kawasan perkotaan merupakan
tempat permukiman perkotaan, termasuk di dalamnya jenis pelayanan bidang
keciptakaryaan, seperti perumahan, air minum, drainase, prasarana jalan lingkungan,
persampahan, dan air limbah.
10. Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan
Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi
Pegawai Negeri Sipil
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah dalam
menghitung kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja dalam rangka penyusunan
formasi PNS. Dalam perhitungan kebutuhan pegawai, aspek pokok yang harus
diperhatikan adalah: beban kerja, standar kemampuan rata-rata, dan waktu kerja. Dalam
keputusan ini, Gubernur melakukan pembinaan dan pengendalian pelayanan perkotaan,
sedangkan Bupati/Walikota melaksanakandan memfasilitasi penyediaan pelayanan
perkotaan. Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dimungkinkan untuk
mengeluarkan peraturan daerah untuk pemantapan dan pengembangan perangkat
daerah, khususnya untuk urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan lebih
khusus lagi tentang urusan pemerintahan pada sub bidang Cipta Karya. Dengan adanya
suatu kelembagaan yang definitif untuk menangani urusan pemerintah pada
bidang/subbidang Cipta Karya maka diharapkan dapat meningkatkan kinerja pelayanan
10.2
Kondisi Kelembagaan Saat Ini
10.2.1
Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya
Dalam rangka melaksanakan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah, Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara menerbitkan Peraturan Daerah
(Perda) Nomor 12Tahun 2006, Perda Nomor 19,20,21,22,25 Tahun 2008, Perda Nomor 10
Tahun 2010 dan Perda Nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan
Tata Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara.
Susunan Perangkat Pemerintah Daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara terdiri dari :
1. Sekretariat Daerah
2. Sekretariat Dewan
3. Dinas Daerah
a. Dinas Pekerjaan Umum
b. Dinas Pendidikan
c. Dinas Pendapatan Daerah
d. Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika
e. Dinas Kesehatan
f. Dinas Koperasi,UKM, Perindustrian dan Perdagangan
g. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
h. Dinas Kehutanan, Perkebunan, Energi dan Sumber Daya Mineral
i. Dinas Perikanan dan Peternakan
j. Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata
k. Dinas Sosial ,Tenaga Kerja danTransmigrasi
l. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
m. Dinas Pasar Kebersihan dan Tata Kota
4. Lembaga Teknis Daerah
a. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
b. Inspektorat
c. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
d. Badan Kepegawaian Daerah
e. Kantor Pengelolaan Lingkungan Hidup
f. Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan KB
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) 10 - 7 Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2015 - 2019
h. Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanaian, Perikanan, Kehutanan dan Ketahanan
Pangan
i. Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
j. Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu
k. Rumah Sakit Umum Kabupaten Hulu Sungai Utara
l. Satpol PP
5. Kecamatan
6. Kelurahan
Struktur Organisasi Pemerintahan Daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara Berdasarkan
Gambar 10.2 Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara Berdasarkan 5. KANTOR DEPAG 6. PENGADILAN
AGAMA 7. KANTOR PAJAK 8. BPS 9. BPN 10. LAPAS 11. BAPAS 12. SAMSAT PROPINSI 13. PT.POS 14. PT.PLN 15. PT.TELKOM 16. PT.BRI CABANG 17. PT.BPD CABANG 18. PT.BNI CABANG
ASISTEN 2.BAGIAN HUBUNGAN
MASYARAKAT SUMBER DAYA ALAM 2.BAGIAN
PEMBANGUNAN 3.BAGIAN ASSET
ASISTEN ADMINISTRASI UMUM
1.BAGIAN HUKUM 2.BAGIAN ORGANISASI 3.BAGIAN KEUANGAN 4.BAGIAN UMUM 3. PEKERJAAN UMUM 4. KEPENDUDUKAN DAN
PENCATATAN SIPIL 5. SOSIAL, TENAGA KERJA
DAN TRANSMIGRASI 6. PERHUBUNGAN,
KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 7. KOPERASI, UKM
PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN 8. PERTANIAN TANAMAN
PANGAN DAN HORTIKULTURA 9. PERIKANAN DAN
PETERNAKAN 10. KEHUTANAN,
PERKEBUNAN, ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
11. PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA. 12. PASAR, KEBERSIHAN DAN
TATA KOTA
LEMBAGA TEKNIS DAERAH
1.BADAN 3.DINAS PEMUDA,
OLAH RAGA, 5.SATUAN POLISI
PAMONG PRAJA
KECAMATAN
1. AMUNTAI TENGAH 2. AMUNTAI SELATAN 3. AMUNTAI UTARA 4. SUNGAI PANDAN 5. BABIRIK 6. DANAU PANGGANG 7. BANJANG 8. SUNGAI TABUKAN 9. HAUR GADING 10.PAMINGGIR
UPTB 1. UPT Keluarga
Berencana Kec. 2. UPT Penyuluh
Pertanian, 5. SUNGAI MALANG
STAF AHLI BUPATI
1.BIDANG HUKUM DAN POLITIK 5.BIDANG EKONOMI
DAN KEUANGAN
SUD INSPEKTORAT BADAN
1.PERENCANAAN
1. UPT. Pendidikan. 2. UPT Cagar Budaya Candi
Agung.
3. UPT Pengelolaan Obat Publik dan Perbakalan Kesehatan. 4. UPT Pengujian Kendaraan
Bermotor.
5. UPT Terminal Bertakwa. 6. UPT Dermaga Danau
Panggang. 7. UPT Kerajinan Rotan. 8. UPT Pengolahan Kayu. 9. UPT Balai Benih padi dan
Palawija. 10. UPT Pertanian 11. UPT Pasar Amuntai. 12. UPT Balai Benih Ikan Lokal . 13. UPT KB
KETERANGAN :
: Garis Pertanggung jawaban : Garis Komando
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) 10 - 9 Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2015 - 2019
Lembaga Daerah mempunyai struktur organisasi dalam pelaksanaan tugasnya.
Adapun lembaga Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara yang terlibat dengan pekerjaan
tersebut adalah:
1. Sekretariat Daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara, dengan susunan organisasi
sebagai berikut:
a. Sekretaris Daerah
b. Asisten Pemerintahan dan Kesra, terdiri dari 3 (tiga) Bagian:
1) Bagian Pemerintahan, terdiri dari 3 (tiga) Sub Bagian:
a) Sub Bagian Pemerintahan Umum;
b) Sub Bagian Otonomi Daerah; dan
c) Sub Bagian Pertanahan dan Pembinaan Wilayah.
2) Bagian Kesejahteraan Rakyat, terdiri dari 3 (tiga) Sub Bagian :
a) Sub Bagian Keagamaan, Kebudayaan dan Pariwisata;
b) Sub Bagian Pendidikan dan Kesehatan; dan
c) Sub Bagian Sosial, Generasi Muda dan Olah Raga.
3) Bagian Humas, terdiri dari 3 (tiga) Sub Bagian:
a) Sub Bagian Pemberitaan dan Penyiaran;
b) Sub Bagian Protokol; dan
c) Sub Bagian Naskah dan Penerbitan.
c. Asisten Perekonomian dan Pembangunan, terdiri dari 2 (dua) Bagian :
1) Bagian Perekonomian dan Sumberdaya Alam, terdiri dari 3 (tiga) Sub Bagian :
a) Sub Bagian Koperasi, UKM, Perindustrian, Perdagangan danBUMN/BUMD;
b) Sub Bagian Penanaman Modal, Lingkungan Hidup Pertambangan &Energi; dan
c) Sub Bagian Pertanian, Peternakan, Perikanan, Kehutanan dan Perkebunan.
2) Bagian Pembangunan, terdiri dari 3 (tiga) Sub Bagian :
a) Sub Bagian Kebijakan Pembangunan;
b) Sub Bagian Verifikasi dan Pelaporan Pembangunan; dan
c) Sub Bagian Monitoring Pembangunan.
d. Asisten Administrasi Umum, terdiri dari 3 (tiga) Bagian :
1) Bagian Hukum, terdiri dari 3 (tiga) Sub Bagian :
a) Sub Bagian Perundang-undangan;
b) Sub Bagian Penyuluhan dan Bantuan Hukum; dan
c) Sub Bagian Dokumentasi Hukum.
2) Bagian Organisasi, terdiri dari 3 (tiga) Sub Bagian :
a) Sub Bagian Kelembagaan dan Analisis Jabatan;
c) Sub Bagian Pendayagunaan Aparatur.
3) Bagian Umum, terdiri dari 3 (tiga) Sub Bagian :
a) Sub Bagian Administrasi Umum, Keuangan dan Persandian;
b) Sub Bagian Perlengkapan; dan
c) Sub Bagian Urusan Rumah Tangga.
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) 10 - 11 Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2015 - 2019
2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Hulu Sungai
Utara dengan struktur organisasi sebagai berikut :
a. Sekretariat
1) Sub Bagian Program
2) Sub Bagian Adm. Umum dan Perlengkapan
3) Sub Bagian Keuangan dan Kepegawaian
b. Bidang Sosial Budaya
1) Sub Bidang Sumber Daya Manusia
2) Sub Bidang Pemerintahan, Sosial Politik dan Budaya
c. Bidang Ekonomi
1) Sub Bidang Pertanian dan Pengairan
2) Sub Bidang Pengembangan Dunia Usaha, SDA dan Lingkungan Hidup
d. Bidang Fisik dan Tata Ruang
1) Sub Bidang Fisik Prasarana
2) Sub Bidang Tata Ruang
e. Bidang Penelitian, Pengembangan dan Statistik
1) Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) 10 - 13 Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2015 - 2019
Gambar 10.4 Bagan Struktur Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara KEPALA BADAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN DAERAH
BIDANG SOSIAL BUDAYA
SUB BIDANG
SUMBER DAYA
MANUSIA
SUB BIDANG
PEMERINTAHAN, SOSPOL & BUDAYA
BIDANG EKONOMI
SUB BIDANG PERTANIAN DAN
PENGAIRAN
SUB BIDANG PENGEMBANGAN DUNIA USAHA, SDA &
LINGK. HIDUP
BIDANG FISIK DAN TATA RUANG
SUB BIDANG FISIK PRASARANA
SUB BIDANG TATA RUANG
BIDANG PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN
STATISTIK
SUB BIDANG PENELITIAN & PENGEMBANGAN
SUB BIDANG STATISTIK
SEKRETARIAT
SUB BAGIAN PROGRAM
SUB BAGIAN ADM.UMUM & PERLENGKAPAN
SUB BAGIAN KEUANGAN & KEPEGAWAIAN KELOMPOK JABATAN
3. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Hulu Sungai Utara, dengan
struktur organisasi sebagai berikut:
a. Kepala;
b. Sub Bagian Tata Usaha;
c. Seksi Tata Lingkungan dan Bina Teknis Amdal, UKL/UPL;
d. Seksi Pengawasan, Pengendalian Pengolahan Limbah dan Pencemaran Lingkungan;
e. Seksi Pemantauan, Pemulihan Kualitas Lingkungan dan Pengaduan Kasus Lingkungan
4. Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Hulu Sungai Utara dengan struktur sebagai
berikut :
a. Kepala Dinas
b. Kelompok Jabatan Fungsional
c. Sekertariat
1) Sub Bagian Program
2) Sub Bagian Adm. Umum dan Perlengkapan
3) Sub Bagian Keuangan dan Kepegawaian
d. Bidang Pengairan
1) Seksi Pembangunan dan Peningkatan Pengairan
2) Seksi Rehabilitasi dan Pemeliharaan Pengairan
e. Bidang Cipta Karya
1) Seksi Bangunan dan Gedung
2) Seksi Prasarana Air Bersih dan Prasarana Lingkungan
f. Bidang Bina Marga
1) Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan
2) Seksi Pembangunan, Pemeliharaan Jembatan dan Operasional Alkal
g. UPTD
5. Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Hulu Sungai Utara
Mengikuti Peraturan Bupati Kabupaten Hulu Sungai Utara Nomor 2 Tahun 2005
tentang Pembentukan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Perusahaan Daerah Air Minum
Kabupaten Hulu Sungai Utara, maka susunan organisasi PDAM Kabupaten Hulu Sungai Utara
terdiri dari:
1. Direktur
2. Satuan Pengawas Intern
3. Bagian Administrasi Umum dan Keuangan
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) 10 - 15 Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2015 - 2019
b. Seksi Keuangan
c. Seksi Kepegawaian
4. Bagian Teknik
a. Seksi Transmisi dan Distribusi
b. Seksi Produksi dan Laboratorium
c. Seksi Perawatan
d. Seksi Perecanaan dan Pengawasan
5. Bagian Hubungan Langganan
a. Seksi Pelayanan Gangguan
b. Seksi Rekening
c. Seksi Meter Air
6. Cabang IKK
a. IKK Danau Panggang
b. IKK Babirik
c. IKK Rantau Bujur
d. IKK Banjang
e. IKK Alabio
f. IKK Muara Tapus
Gambar 10.5 Bagan Struktur Organisasi PDAM Kabupaten Hulu Sungai Utara
BAGIAN TEKNIK BAGIAN HUBUNGAN
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) 10 - 17 Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2015 - 2019
6. Dinas Pasar, Kebersihan Dan Tata Kota Kabupaten Hulu Sungai Utara
Mengikuti aturan yang tertuang dalam Perda Nomor 6 Tahun 2011, tentang
Pembentukan, Struktur Organisasi, Dan Tata Kerja Dinas Pasar, Kebersihan dan Tata Kota
Kabupaten Hulu Sungai Utara mempunyai susunan organisasi terdiri dari:
a. Bagian Sekretariat, terdiri dari 3 (tiga) Sub Bagian :
1) Sub Bagian Program;
2) Sub Bagian Administrasi Umum dan Perlengkapan; dan
3) Sub Bagian Keuangan dan Kepegawaian
b. Bidang Pemeliharaan dan Pengembangan Pasar, terdiri dari 2 (dua) Seksi :
1) Seksi Pemeliharaan Pasar;
2) Seksi Pendataan, Pengembangan Pasar
c. Bidang, Kebersihan Keamanan dan Ketertiban Pasar, terdiri dari 2 (dua) Seksi :
1) Seksi Kebersihan Pasar;
2) Seksi Keamanan dan Ketertiban Pasar;
d. Bidang Kebersihan Lingkungan, terdiri dari 2 (dua) Seksi :
1) Seksi Satgas dan Prasarana Kebersihan;
2) Seksi Angkutan Sampah.
e. Bidang Tata Kota, Pertamanan dan Keindahan Lingkungan, terdiri dari 2 (dua) Seksi:
1) Seksi Tata Kota, Taman dan Penghijauan Kota;
2) Seksi Manajemin Keindahan Lingkungan.
f. Unit Pelaksanaan Teknis, terdiri dari 1 (satu) Sub Bagian Tata Usaha; dan
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
7. Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Utara
Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 20 tahun 2008, Dinas Kesehatan mempunyai
struktur organisasi sebagai berikut :
a. Sekretariat, terdiri dari 3 (tiga) Sub Bagian :
1) Sub Bagian Program;
2) Sub Bagian Administrasi Umum dan Perlengkapan; dan
3) Sub Bagian Keuangan dan Kepegawaian.
b. Bidang Pelayanan Kesehatan, terdiri dari 3 (tiga) Seksi :
1) Seksi Kesehatan Dasar, Rumah Sakit dan Rujukan;
2) Seksi Kesehatan Keluarga; dan
3) Seksi Perbaikan Gizi Masyarakat.
c. Bidang Promosi dan Pemberdayaan Kesehatan, terdiri dari 3 (tiga) Seksi :
2) Seksi Peran Serta Masyarakat dan Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat; dan
3) Seksi Tenaga Kesehatan dan Sarana Kesehatan.
d. Bidang Farmasi, Makanan Minuman dan Pengembangan Kesehatan, terdiri dari 3 (tiga)
Seksi :
1) Seksi Farmasi dan Alat Kesehatan;
2) Seksi Makanan Minuman, Narkotika dan Bahan Berbahaya; dan
3) Seksi Pengembangan Kesehatan.
e. Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, terdiri dari 3 (tiga) Seksi :
1) Seksi Pengamatan dan Pencegahan Penyakit;
2) Seksi Pemberantasan Penyakit; dan
3) Seksi Penyehatan Lingkungan.
f. Unit Pelaksana Teknis; dan
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
Tabel 10.1 Hubungan Penyelenggaraan Urusan Bidang Cipta Karya Kabupaten Hulu Sungai Utara
LEMBAGA
10.2.2
Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya
Seperti telah dipaparkan sebelumnya urusan penyelenggaraan pengembangan bidang
Cipta Karya secara teknis pada dasarnya ditangani oleh beberapa SKPD yakni Pekerjaan
Umum, Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Bappeda, PDAM dan Dinas Pasar, Kebersihan,
dan Tata Kota. Namun demikian terdapat juga SKPD lain yang mendukung penyelenggaraan
pengembangan keciptakaryaan dari aspek non teknis yaitu Dinas Kesehatan. Upaya
dukungan tersebut dilaksanakan oleh Seksi Penyehatan Lingkungan, Bidang Pengendalian
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) 10 - 19 Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2015 - 2019
Seluruh lembaga yang terlibat dalam penyelenggaraan pengembangan permukiman
ini pada dasarnya memiliki tugas yang saling terkait baik dalam fase perencanaan,
pelaksanaan, maupun pada fase operasional.
A. Organisasi Penyelenggara Pengembangan Permukiman
Dalam upaya pengembangan perumahan dan permukiman pada dasarnya merupakan
upaya untuk mewujudkan kondisi perkotaan dan perdesaan yang layak huni, nyaman, damai
dan sejahtera dengan memberikan akses kepada masyarakat untuk dapat memperoleh
permukiman yang layak huni.Upaya ini dilakukan melalui serangkaian strategi:
1. Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan, yang dilakukan melalui program:
a. Pengembangan Kawasan Perumahan RSH / PNS / TNI / POLRI
b. Penataan dan Peremajaan Kawasan (termasuk pembangunan rumah susun
sederhana sewa / rusunawa pada kawasan permukiman kumuh berat)
c. Peningkatan Kualitas Permukiman
2. Pengembangan Permukiman Perdesaan, yang dilakukan melalui program:
a. Pengembangan Kawasan Perdesaan Potensial (Strategis / Unggulan) yang meliputi
kegiatan :
Pengembangan Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa
Pengembangan Kawasan Agropolitan
b. Pengembangan Kawasan Eks Transmigrasi atau Kawasan Terpadu Mandiri (KTM)
c. Penyediaan Prasarana dan Sarana Pulau-Pulau Kecil dan Terpencil
d. Pengembangan Kawasan Perbatasan
3. Pengembangan Permukiman Perkotaan, melalui program:
a. Penyediaan PSD bagi kawasan perumahan RSH / PNS / TNI / POLRI
b. Penataan dan Peremajaan Kawasan (pada kawasan kumuh berat)
c. Peningkatan Kualitas Permukiman
Strategi, program, dan kegiatan pengembangan permukiman pada dasarnya
diarahkan untuk pengembangan prasarana dan sarana dasar perkotaan, pengembangan
permukiman yang terjangkau, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah, proses
penyelenggaraan lahan, pengembangan ekonomi kota dan perdesaan, serta penciptaan
social budaya di perkotaan.
Unsur-Unsur dinas daerah dan lembaga daerah yang terkait dalam penyelenggaraan
Pengembangan Permukiman di Kabupaten Hulu Sungai Utara adalah :
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
2. Badan Lingkungan Hidup
3. Dinas Pekerjaan Umum
5. PDAM Tirta Dharma
Tablel 10.2 Organisasi Penyelenggara Pengembangan Permukiman Kabupaten Hulu Sungai Utara
Lembaga Dasar Hukum
Bentuk
Lembaga Tugas Pokok Fungsi
Bidang
1.Dinas Pekerjaan Umum
Bidang Cipta
Kara
Perda Nomor 20 Tahun 2008
Bidang membantu Bupati dalam
melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang pekerjaan umum dan perumahan
berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan
perumusan kebijakan teknis
di bidang pekerjaan umum dan perumahan;
penyelenggaraan urusan
pemerintahan dan
pelayanan umum di bidang pekerjaan umum dan perumahan;
pembinaan, pelaksanaan
dan pengawasan pengairan;
pembinaan, pelaksanaan
dan pengawasan cipta karya;
2. BAPPEDA
Bidang Fisik dan Tata
Ruang
PP RI Nomor 41 Tahun 2007
Bidang membantu bupati dalam
melaksanakan urusan
pemerintahan daerah di
bidang perencanaan
pembangunan daerah,
penataan ruang dan
statistik
Perumusan kebijakan teknis
di bidang perencanaan pembangunan, penataan ruang dan statistik;
Pengoordinasian di bidang
penyusunan perencanaan pembangunan, penataan ruang dan statistik
Pembinaan dan
pengendalian pembangunan fisik prasarana dan
penataan ruang
3. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Seksi
membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan di bidang lingkungan hidup
Perumusan kebijakan teknis
di bidang lingkungan hidup;
Pemberian dukungan atas
penyelengggaraan pemerintah daerah di bidang lingkungan hidup;
Pembinaan, pelaksanaan
dan pengawasan dan
Pembinaan, pelaksanaan pemantauan dan pemulihan lingkungan hidup
4. Dinas Pasar, Kebersihan, dan Tata Kota
Bidang Tata dalam melaksanakan urusan pasar, kebersihan, dan tata
Perumusan kebijakan
teknis di bidang Pasar, Kebersihan dan Tata Kota;
Pembinaan, pelaksanaan
dan pengawasan di bidang
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) 10 - 21 Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2015 - 2019
Lembaga Dasar Hukum
Bentuk
Lembaga Tugas Pokok Fungsi
Bidang
kota berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan
Tata Kota;
5. PDAM Tirta Dharma
Bagian Teknik Seksi
Perencana air bersih kepada pelanggan
B. Organisasi Penyelenggaraan Urusan Penataan Bangunan dan Lingkungan
Upaya penataan bangunan dan lingkungan dalam RPI2-JM pada dasarnya merupakan
upaya untuk mengendalikan pemanfaatan ruang terutama untuk mewujudkan lingkungan
binaan, khususnya mewujudkan fisik bangunan gedung dan lingkungan yang layak huni dan
berjati
diri.
Upaya ini dilakukan secara umum dengan 4 (empat) strategi besar sebagaiberikut:
1. Penyelenggaraan penataan bangunan gedung agar tertib, fungsional, andal, dan efisien
2. Penyelenggaraan penataan lingkungan permukiman agar produktif dan berjatidiri.
3. Penyelenggaraan penataan dan revitalisasi kawasan dan bangunan agar dapat
memberikan nilai tambah fisik, sosial, dan ekonomi.
4. Penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan untuk mewujudkan arsitektur
perkotaan, dan pelestarian arsitektur bangunan gedung yang dilindungi dan dilestarikan
untuk menunjang kearifan budaya lokal.
Keempat strategi tersebut di atas dijalankan dalam Program Bangunan Gedung,
Program Bangunan Gedung dan Rumah Negara, Program Penataan Lingkungan
Permukiman, dan Program Pemberdayaan Masyarakat di Perkotaan. Program-program
tersebut dikemas dalam kelompok kegiatan sebagai berikut:
1. Kegiatan pembinaan teknis bangunan dan gedung.
2. Kegiatan penataan lingkungan permukiman.
3.
Kegiatan pemberdayaan masyarakat di perkotaan.Dalam beberapa Peraturan Bupati, upaya penataan bangunan dan lingkungan di
Kabupaten Hulu Sungai Utara merupakan upaya yang menjadi tanggung jawab Dinas
Pekerjaan Umum, Dinas Pasar, Kebersihan dan Tata Kota, dan Bappeda. Pembedaan peran,
Tabel 10.3 Organisasi Penyelenggara Upaya Penataan Bangunan Dan Lingkungan Kabupaten Hulu Sungai Utara
Lembaga Dasar Hukum
Bentuk
Lembaga Tugas Pokok Fungsi
Bidang
1. Dinas Pekerjaan Umum
Bidang Cipta Kara
Perda Nomor 20 Tahun 2008
Bidang membantu Bupati dalam
melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang pekerjaan umum dan perumahan
berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan
perumusan kebijakan teknis
di bidang pekerjaan umum dan perumahan;
penyelenggaraan urusan
pemerintahan dan
pelayanan umum di bidang pekerjaan umum dan perumahan;
pembinaan, pelaksanaan
dan pengawasan cipta karya;
2. BAPPEDA
Bidang Fisik dan Tata
Ruang
PP RI Nomor 41 Tahun 2007
Bidang membantu bupati dalam
melaksanakan urusan
pemerintahan daerah di
bidang perencanaan
pembangunan daerah,
penataan ruang dan
statistik
Perumusan kebijakan teknis
di bidang perencanaan pembangunan, penataan ruang dan statistik;
Pengoordinasian di bidang
penyusunan perencanaan pembangunan, penataan ruang dan statistik
Pembinaan dan
pengendalian pembangunan fisik prasarana dan
penataan ruang
3. Dinas Pasar, Kebersihan, dan Tata Kota
Bidang Tata dalam melaksanakan urusan pasar, kebersihan, dan tata kota berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan
Perumusan kebijakan
teknis di bidang Pasar, Kebersihan dan Tata Kota;
Pembinaan, pelaksanaan
dan pengawasan di bidang Tata Kota;
C. Organisasi Penyelenggaraan Urusan Urusan Penyehatan Lingkungan
Permukiman
Upaya penyehatan lingkungan permukiman dalam RPIJM pada dasarnya diarahkan
untuk :
1. Pengembangan sistem pengelolaan air limbah, yang dilakukan melalui program:
a. Pengembangan sistem pengelolaan air limbah terpusat (sewerage system).
b. Pembangunan sarana pengelolaan air limbah komunal berbasis masyarakat
(sanimas).
c. Sarana pengolahan air limbah menunjang kawasan RSH.
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) 10 - 23 Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2015 - 2019
e. Pengembangan perencanaan pengelolaan air limbah.
f. Perluasan cakupan pelayanan air limbah.
g. Peningkatan sistem pengolahan lumpur tinja.
h. Pengembangan pembangunan PS air limbah yang bertumpu pada partisipasi
masyarakat.
i. Pengelolaan sistem air limbah terpadu mendukung perlindungan sumber daya air.
j. Pengembangan kapasitas masyarakat dan swasta.
k. Pembangunan kapasitas pendanaan.
l. Promosi pengelolaan air limbah.
m. Pengembangan inovasi teknologi.
2. Pengembangan sistem pengelolaan persampahan, yang dilakukan melalui program:
a. Pengembangan TPA Regional.
b. Peningkatan kinerja TPA serta up grade TPA open dumping (mendukung UU Sampah).
c. Pengelolaan persampahan terpadu 3R.
d. Pembinaan sistem pengelolaan persampahan.
e. Pengembangan perencanaan pengelolaan persampahan.
f. Pengurangan timbulan sampah.
g. Perluasan cakupan pelayanan persampahan.
h. Peningkatan kualitas sistem pengolahan akhir sampah.
i. Peningkatan pengelolaan sampah terpadu mendukung perlindungan sumber daya air.
j. Pengembangan kapasitas masyarakat dan swasta meningkatkan sistem pengelolaan
persampahan.
k. Pembangunan kapasitas pendanaan pengelolaan persampahan.
l. Promosi sistem pengelolaan sampah.
m. Pengembangan inovasi teknologi sistem pengelolaan persampahan.
3. Pengembangan sistem pengelolaan drainase, yang dilakukan melalui program:
a. Pembinaan pengelolaan sistem drainase.
b. Pengembangan program dan perencanaan pembangunan sistem drainase.
c. Pembangunan PS sistem drainase mendukung kawasan strategis / tertentu dan
pemulihan dampak bencana dan kerusuhan.
d. Pengembangan PS drainase skala kawasan / lingkungan berbasis masyarakat.
e. Pengelolaan sistem drainase terpadu mendukung konservasi sumber daya air.
f. Pengembangan kapasitas pendanaan pembangunan sistem drainase.
g. Promosi pengelolaan PS sistem drainase.
1. Organisasi Penyelenggaraan Pengelolaan Air Limbah Domestik
Menurut Peraturan Bupati No. 10 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan
Tata Kerja, urusan pengelolaan air limbah domestik atau air buangan di Kabupaten Hulu
Sungai Utara menjadi tanggungjawab Bidang Pengawasan dan Pengendalian.
Operasionalisasi penyelenggaraan urusan ini dijalankan oleh Seksi Pengawasan,
Pengendalian Pengolahan Limbah dan Pencemaran Lingkungan (Badan Pengelolaan
Lingkungan Hidup). Tugas dari Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu membantu Bupati
dalam melaksanakan urusan pemerintahan di bidang lingkungan hidup. Sedangkan Badan
Pengelolaan Lingkungan Hidup mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang lingkungan hidup;
b. Pemberian dukungan atas penyelengggaraan pemerintah daerah di bidang
lingkungan hidup;
c. Pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan dan Pengendalian Lingkungan hidup;
d. Pembinaan, pelaksanaan pemantawan dan pemulihan lingkungan hidup;
e. Pelaksanaan urusan kesekretariatan.
Selain BPLH, organisasi yang terlibat dalam penyelenggaraan upaya penyehatan
lingkungan permukiman adalah Badan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Hulu
Sungai Utara sesuai dengan Struktur Organisasi dan Tata Kerja, Peraturan Daerah No. 9
Tahun 2011. Bappeda mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan
daerah serta melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang penataan ruang dan
statistik. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut Bappeda menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang perencanaan pembangunan, penataan ruang
dan statistik;
b. Pengoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan, penataan ruang dan
statistik;
c. Pembinaan dan pengendalian bidang sosial budaya;
d. Pembinaan dan pengendalian bidang ekonomi;
e. Pembinaan dan pengendalian bidang infrastruktur dan tata ruang;
f. Pembinaan dan pengendalian bidang penelitian, pengembangan dan statistik;
g. Pembinaan dan pengendalian bidang perencanaan pembangunan daerah dan
pengendalian, dan;
h. Pelaksanaan urusan kesekretariatan
Pengelolaan air limbah selain dikelola oleh lembaga teknis Badan Perencanaan
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) 10 - 25 Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2015 - 2019
dengan dinas terkait yaitu Dinas Kesehatan. Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 20
tahun 2008, Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam
melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi
dan tugas pembantuan. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Dinas Kesehatan
mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kesehatan;
c. pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan pelayanan kesehatan;
d. pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan promosi dan pemberdayaan kesehatan;
e. pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan farmasi, makanan minuman dan
pengembangan kesehatan;
f. pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan pengendalian penyakit dan penyehatan
lingkungan;
g. pembinaan dan pengawasan unit pelaksana teknis; dan
h. pelaksanaan urusan kesekretariatan.
Gambar 10.6 Bagan Struktur Organisasi Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Hulu Sungai Utara
2. Organisasi Penyelenggaraan Pengelolaan Persampahan
Urusan pengelolaan sampah di Kabupaten Hulu Sungai Utara merupakan urusan
Dinas Pasar, Kebersihan, dan Tata Kota. Penyelenggaran ini sedasarkan pada Peraturan
Daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara No. 6 Tahun 2011 tentang Pembentukan Struktur
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pasar, Kebersihan, dan Tata Kota. Operasionalisasi
penyelenggaraan urusan ini dijalankan oleh Bidang Kebersihan Lingkungan.
Dinas Pasar, Kebersihan, dan Tata Kota mempunyai tugas pokok Dinas Pasar,
Kebersihan, dan Tata Kota. Dalam melaksanakan tugas pokok, Dinas Pasar, Kebersihan, dan
Tata Kota menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang Pasar, Kebersihan dan Tata Kota;
b. Pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan di bidang Pasar;
c. Pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan di bidang Kebersihan;
d. Pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan di bidang Tata Kota;
e. Pembinaan dan pengawasan unit pelaksana teknis; dan
f. Pelaksanaan urusan kesekretariatan
Gambar 10.7 Bagan Struktur Organisasi Dinas Pasar, Kebersihan, dan Tata Kota Kabupaten Hulu Sungai Utara
3. Organisasi Penyelenggaraan Pengelolaan Drainase
Urusan pengelolaan drainase di Kabupaten Hulu Sungai Utara merupakan urusan
yang secara formal tidak tertuang secara tegas dalam tugas pokok SKPD manapun. Namun Penyelenggaraan urusan
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) 10 - 27 Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2015 - 2019
demikian dalam praktik urusan pengelolaan drainase ini dikelola oleh Seksi Seksi Prasarana
Air Bersih dan Prasarana Lingkungan (Bidang Cipta Karya, Dinas Pekerjaan Umum).
Penyelenggaran urusan pengelolaan drainase oleh Seksi ini terjadi karena tugas prasarana
lingkungan yang erat hubungannya dengan sarana drainase.
Mengikuti aturan yang tertuang dalam Perda Nomor 20 Tahun 2008, tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kab. Hulu Sungai Utara maka Dinas
Pekerjaan Umum mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan urusan
pemerintahan daerah di bidang pekerjaan umum dan perumahan berdasarkan asas otonomi
dan tugas pembantuan.
Untuk melaksanakan tugas pokok, Dinas Pekerjaan Umum menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis di bidang pekerjaan umum dan perumahan;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pekerjaan umum
dan perumahan;
c. pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan pengairan;
d. pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan cipta karya;
e. pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan bina marga;
f. pembinaan dan pengawasan unit pelaksana teknis; dan
g. pelaksanaan urusan kesekretariatan
Gambar 10.8 Bagan Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Hulu Sungai Utara
Tabel 10.4 Organisasi Penyelenggara Upaya Penyehatan Lingkungan Permukiman Kabupaten Hulu Sungai Utara
Lembaga Dasar Hukum
Bentuk
Lembaga Tugas Pokok Fungsi
Bidang
1.Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Seksi
membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan di bidang lingkungan hidup
Perumusan kebijakan teknis
di bidang lingkungan hidup;
Pemberian dukungan atas
penyelengggaraan pemerintah daerah di bidang lingkungan hidup;
Pembinaan, pelaksanaan
dan pengawasan dan
Pembinaan, pelaksanaan pemantauan dan pemulihan lingkungan hidup
2.Dinas Kesehatan
Bidang
membantu Bupati dalam
melaksanakan urusan
pemerintahan daerah di
bidang kesehatan
berdasarkan asas
otonomi dan tugas
pembantuan
perumusan kebijakan teknis
di bidang kesehatan
pembinaan, pelaksanaan
dan pengawasan
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan
3.Dinas Pasar, Kebersihan, dan Tata Kota
Bidang dalam melaksanakan urusan pasar, kebersihan, dan tata kota berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan
Perumusan kebijakan
teknis di bidang Pasar, Kebersihan dan Tata Kota;
Pembinaan, pelaksanaan
dan pengawasan di bidang Kebersihan
4.Dinas Pekerjaan Umum
Bidang Cipta daerah di bidang pekerjaan umum dan perumahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan
perumusan kebijakan teknis
di bidang pekerjaan umum dan perumahan
pembinaan, pelaksanaan
dan pengawasan cipta karya
5.Bappeda
Bidang Infrastruktur dan Tata Ruang
Perda No. 9 dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan daerah di bidang perencanaan
Perumusan kebijakan teknis
di bidang perencanaan pembangunan, penataan ruang dan statistic.
Pembinaan dan
pengendalian bidang
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) 10 - 29 Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2015 - 2019
Lembaga Dasar Hukum
Bentuk
Lembaga Tugas Pokok Fungsi
Bidang
pembangunan daerah serta
melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang penataan ruang dan
statistik
infrastruktur dan tata ruang
D. Organisasi Penyelenggaraan Urusan Pengembangan Air Minum
Upaya pengembangan air minum dalam RPIJM pada dasarnya diarahkan pada:
1. Program pembangunan prasarana air minum melalui pendekatan masyarakat di desa
miskin dan rawan air.
2. Program pengembangan air minum di Ibukota Kabupaten / Kota Pemekaran.
3. Program pengembangan air minum di Ibukota Kecamatan (IKK) yang belum mempunyai
sistem dan rawan air.
4. Program penyediaan air minum bagi kawasan RSH / Rusuna.
5. Program penyehatan PDAM.
6. Program pembangunan prasarana dan sarana air minum di perkotaan.
7.
Program penyediaan air baku.Secara operasional di Kabupaten Hulu Sungai Utara upaya pengembangan air minum
dilakukan oleh PDAM, Dinas Pekerjaan Umum, dengan koordinasi Bappeda. Masing-masing
unit dan SKPD dalam upaya pengembangan air minum ini memiliki area tanggung yang
berbeda. Pembedaan peran, tugas dan fungsi dari masing-masing organisasi SKPD terlihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 10.5 Organisasi Penyelenggara Upaya Pengembangan Air Minum Kabupaten Hulu Sungai Utara
Lembaga Dasar Hukum
Bentuk
Lembaga Tugas Pokok Fungsi
Bidang air bersih kepada pelanggan
Lembaga Dasar Hukum
Bentuk
Lembaga Tugas Pokok Fungsi
Bidang
2.Dinas Pekerjaan Umum
Bidang Cipta daerah di bidang pekerjaan umum dan perumahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan
perumusan kebijakan teknis
di bidang pekerjaan umum dan perumahan
pembinaan, pelaksanaan
dan pengawasan cipta karya
3.Bappeda
Bidang Infrastruktur dan Tata Ruang
Perda No. 9 dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah serta
melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang penataan ruang dan
statistik
Perumusan kebijakan teknis
di bidang perencanaan pembangunan, penataan ruang dan statistic.
Pembinaan dan
pengendalian bidang infrastruktur dan tata ruang
Berikut ini akan dicantumkan tabel penjabaran peran masing-masing instansi dan
hubungan kerja dalam pembangunan bidang Cipta Karya.
Tabel 10.6 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya Kabupaten Hulu Sungai Utara
No Instansi
Peran Instansi dalam Pembangunan Bidang
Cipta Karya
Unit / Bagian yang Menangani Pembangunan
Bidang Cipta Karya 1 Bappeda Perumusan kebijakan teknis di
bidang perencanaan pembangunan, penataan ruang dan statistik
Pengoordinasian di bidang penyusunan perencanaan pembangunan, penataan ruang dan statistik
Pembinaan dan pengendalian pembangunan fisik prasarana dan penataan ruang
Bidang Fisik dan Tata Ruang Sub Bidang Fisik Prasarana Sub Bidang Tata Ruang
2 Dinas PU pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan cipta karya
pembinaan dan pengawasan unit pelaksana teknis
Seksi Bangunan dan Gedung Seksi Prasarana Air Bersih dan
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) 10 - 31 Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2015 - 2019
No Instansi
Peran Instansi dalam Pembangunan Bidang
Cipta Karya
Unit / Bagian yang Menangani Pembangunan
Bidang Cipta Karya 3 Badan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (BPLH)
Perumusan kebijakan teknis di bidang lingkungan hidup;
Pemberian dukungan atas penyelengggaraan pemerintah daerah di bidang lingkungan hidup;
Pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan dan Pengendalian Lingkungan hidup;
Pembinaan, pelaksanaan pemantawan dan pemulihan lingkungan hidup
Seksi Pengawasan, Pengendalian Pengolahan Limbah dan
Pencemaran Lingkungan
Seksi Pemantauan, Pemulihan Kualitas Lingkungan dan Pengaduan Kasus Lingkungan
4 Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
menyelenggarakan pengolahan, penyediaan, serta pelayanan air bersih, melalui pengelolaan infrastruktur fasilitas air bersih serta pengaturan sistem distribusi
Seksi Pemantauan, Pemulihan Kualitas Lingkungan dan Pengaduan Kasus Lingkungan
Pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan di bidang Pasar; Pembinaan, pelaksanaan dan
pengawasan di bidang Kebersihan;
Pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan di bidang Tata Kota; Pembinaan dan pengawasan unit
pelaksana teknis;
Bidang Pemeliharaan dan Pengembangan Pasar
Bidang, Kebersihan Keamanan dan Ketertiban Pasar
Bidang Kebersihan Lingkungan, terdiri dari 2 (dua) Seksi : -Bidang Tata Kota, Pertamanan
dan Keindahan Lingkungan
6 Dinas Kesehatan pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan
Seksi Penyehatan Lingkungan.
Selain organisasi penyelenggaraan urusan bidang keciptakaryaan yang telah
dikemukakan di atas, terdapat organisasi yang bertugas untuk menyelenggarakan kegiatan
penyusunan RPI2-JM dan memegang peran strategis dalam pelaksanaan RPI2-JM yang akan
datang di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Organisasi tersebut adalah Satuan Tugas (SATGAS)
Penyusunan Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah Bidang Keciptakaryaan
Kabupaten Hulu Sungai Utara yang dibentuk atas dasar SK Bupati Hulu Sungai Utara No. 412
Tahun 2013 Menurut SK Bupati tersebut organisasi Satgas RPI2-JM ini pada dasarnya
bertugas untuk:
4. Tim Pengarah
b. Menentukan arah kebijakan pelaksanaan pendampingan dan fasilitasi dalam
c. Memberikan dukungna dalam kaitan perencanaan program bidang Cipta Karya antara
Kabupaten/Kota, Provinsi, serta mitra kerjasama lainnya baik di dalam dan di luar
Kementerian Pekerjaan Umum.
2. Tim Pengarah
a. Merencanakan program perencanaan dan pengendalian bidang Cipta Karya;
b. Melaksanakan pembinaan kepada Kabupaten/ Kota terkait perencanaan program
bidang Cipta Karya;
c. Melaksanakan pembinaan kepada Kabupaten/ Kota terkait pengendalian dan
pelaksanaanprogram bidang Cipta Karya;
d. Melakukan peningkatan kapasitas kelembagaan dan kemampuan sumberdaya
manusia untuk meningkatkan dan memperkuat tugas perencanaan dan pengendalian
program di bidang Cipta Karya.
10.2.3
Kondisi Sumber Daya Manusia Bidang Cipta Karya
Secara umum SKPD pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara yang terlibat dalam
penyelenggaraan urusan bidang keciptakaryaan adalah Setda, Bappeda, Dinas Pekerjaan
Umum, PDAM, Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan Dinas Pasar, Kebersihan & Tata
Kota. Selain itu untuk hal penyehatan lingkungan didukung oleh Dinas Kesehatan. Berikut
akan dicantumkan sumber daya manusia yang dimiliki setiap SKPD yang terlibat dalam
bidang keciptakaryaan.
Tabel 10.7 Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya Kabupaten Hulu Sungai Utara
Unit Kerja Golongan Jenis Kelamin Latar Belakang
Pendidikan Jabatan Fungsional
Dinas Pekerjaan
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) 10 - 33 Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2015 - 2019
Unit Kerja Golongan Jenis Kelamin Latar Belakang
Pendidikan Jabatan Fungsional
Dinas Pasar, Kebersihan Dan Tata Kota
Gol I/II: Gol III : Gol IV :
Pria : Orang Wanita : Orang
< SMA : Orang SMA : Orang S1 : Orang S2 : Orang
Jafung TBP : Orang Jafung TLP : Orang
10.3
Analisis Kelembagaan
Dengan mengacu pada kondisi eksisting kelembagaan perangkat daerah, bagian
ini menguraikan analisis permasalahan kelembagaan Pemerintah kabupaten Hulu Sungai
Utara yang menangani bidang Cipta Karya.
10.3.1
Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya
Tujuan analisis keorganisasian adalah untuk mengetahui permasalahan
keorganisasian bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun
keluaran produk RPI2-JM Bidang Cipta Karya. Berdasarkan pengaturan organisasi
penyelanggaraan bidang Keciptakaryaan dalam peraturan-peraturan Bupati Hulu Sungai
Utara masih terdapat sejumlah masalah yang perlu dtangani untuk mengoptimalkan kinerja
pembangunan di bidang keciptakaryaan di Kabupaten Hulu Sungai Utara, permasalahan
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Struktur organisasi yang terkait dengan RPI2-JM sudah ditetapkan berdasarkan
Keputusan Bupati Hulu Sungai Utara No. 412 Tahun 2013 Tentang Satgas Pembentukan
Satuan Tugas penyusunan RPIJM bidang keciptakaryaan.
2. Tugas dan fungsi organisasi bidang Cipta Karya sudah sesuai dengan tugas dan
fungsi masing-masing instansi sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Hulu Sungai
Utara Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga
Teknis daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara. Selain itu ada tambahan instansi yang
terkait dengan Satgas penyusunan RPI2-JM yaitu Dinas Pasar, Kebersihan Dan Tata Kota
sudah ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara Nomor 6 Tahun 2011.
3. Pada aspek institusi, lemahnya koordinasi antar instansi dan antar daerah otonom telah
menimbulkan pola pengelolaan kecitakaryaan yang kurang efisien, bahkan tidak jarang
saling berbenturan. Pada sisi lain, kesadaran dan partisipasi masyarakat, sebagai salah
satu prasyarat terjaminnya keberlanjutan pola pengelolaan keciptakaryaan, masih belum
mencapai tingkat yang diharapkan karena masih terbatasnya kesempatan dan
kemampuan.
4. Berdasarkan kajian kelembagaan dapat dilihat bahwa dalam lingkup instansi
keciptakaryaan masih diketemukan beberapa hal diantaranya: lemahnya koordinasi,
semangat reformasi mengindikasikan bahwa dalam struktur organsasi dan
ketatalaksanaan kelembagaan memerlukan beberapa langkah penyesuaian terkait
dengan tata kepemerintahannya, peran masyarakat dan swasta dalam pengelolaan
infrastruktur keciptakaryaan. Penguatan peran masyarakat, pemerintah daerah, dan
swasta diperlukan dalam rangka memperluas dan memperkokoh basis sumber daya.
10.3.2
Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya
Tujuan analisis permasalahan ketatalaksanaan kelembagaan bidang cipta karya
adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi
maupun keluaran produk RPI2-JM Bidang Cipta Karya. Berikut ini akan dijelaskan analisis
ketatalaksanaan bidang cipta karya di Kabupaten Hulu Sungai Utara.
1. Perda penetapan Organisasi Pemerintah Daerah sudah sesuai dengan tugas pokok
dan fungsi masing-masing instansi yang ada dipemerintahan.
2. Masih lemahnya koordinasi yang terjadi antar instansi yang terkait dalam bidang cipta
karya.
3. Belum jelas hubungan antara pengawasan dalam pengelolaan pengembangan
permukiman, penataan bangunan dan lingkungan, serta penyehatan lingkungan
permukiman yang dilakukan oleh berbagai SKPD.
4. Lemahnya koordinasi antar instansi dan antardaerah otonom telah menimbulkan pola
pengelolaan kecitakaryaan yang kurang efisien, bahkan tidak jarang saling berbenturan.
5. Kesadaran dan partisipasi masyarakat, sebagai salah satu prasyarat terjaminnya
keberlanjutan pola pengelolaan keciptakaryaan, masih belum mencapai tingkat yang
diharapkan karena masih terbatasnya kesempatan dan kemampuan.
10.3.3
Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya
Sementara itu pada aspek sumber daya manusia, dengan berdasarkan pada PP No.
41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, PP No. 100 tahun 2000 jo PP No. 13
tahun 2002 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural, maka
nampak bahwa dari proses penempatan pejabat struktural kunci dalam penyelenggaraan
urusan bidang keciptakaryaan di Kabupaten Banjar masih terdapat sejumlah program
pengembangan kapasitas SDM yang diperlukan. Kebutuhan ini muncul karena adanya
beberapa hal berikut ini:
1. Masih terdapatnya pejabat struktural yang belum menjalani proses penyesuaian
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) 10 - 35 Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2015 - 2019
2. Masih terdapatnya pejabat struktural yang belum dibekali dengan program pendidikan
dan pelatihan yang sangat penting untuk mendukung terhadap pelaksanaan tugas dalam
jabatan-jabatan struktural yang diamanatkan kepada mereka.
Kondisi mutasi personil yang baru saja dijalankan di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Banjar sebagai akibat penataan organisasi perangkat daerah pasca pemberlakuan
PP No. 41 tahun 2007 telah menjadi penyebab belum terpenuhinya hak pengembangan
kapasitas pada personil-personil pejabat struktural tersebut di atas.
10.3.4
Analisis SWOT Kelembagaan
Analisis SWOT Kelembagaan merupakan suatu metode perencanaan strategis yang
digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang
(opportunities), dan ancaman (threats) di bidang kelembagaan. Analisis SWOT dapat
diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi
keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam matriks SWOT. Berdasarkan
penjabaran dari kondisi eksisting kelembagaan, serta pertanyaan-pertanyaan yang perlu
dijawab dalam analisis kelembagaan, maka diperlukan melakukan analisis SWOT
kelembagaan bidang Cipta Karya di yang meliputi aspek organisasi, tata laksana dan sumber
daya manusia.
Strategi yang digunakan adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil
keuntungan dari peluang yang ada (strategi S-O); bagaimana cara mengatasi kelemahan
yang mencegah keuntungan dari peluang yang ada (strategi W-O); bagaimana kekuatan
mampu menghadapi ancaman yang ada (strategi S-T); dan terakhir adalah bagaimana
cara mengatasi kelemahan yang mampu membuat ancaman menjadi nyata atau
menciptakan sebuah ancaman baru (strategi W-T).
Berdasarkan informasi yang disusun dari pertanyaan serta analisis tentang
keorganisasian, tata laksana dan SDM bidang Cipta Karya pada sub-bab sebelumnya,
selanjutnya dapat dirumuskan Matriks Analisis SWOT Kelembagaan. Perumusan strategi
bidang kelembagaan berdasarkan Analisis SWOT diharapkan dapat menjadi acuan dalam
rencana pengembangan kelembagaan. Berikut akan dijabarkan hasil analisis SWOT
Tabel 10.8 Matriks Analisis SWOT Kelembagaan
1) Adanya Fasilitasi Penyusunan RPI2-JM dari Pemerintah pusat; 2) Adanya komitmen dari
pimpinan Bappeda, dan Dinas PU.
3) Adanya kebijakan pemerintah mengenai penambahan anggaran untuk insfrastruktur.
ANCAMAN (T)
a. Tuntutan untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih, berdampak pada prinsip kehati-hatian dalam menjalankan program dan menentukan kebijakan.
b. Harus terpenuhinya target MDGs yaitu 100, 0, 100.
KEKUATAN (S)
a. Kesadaran akan pentingnya RPI2-JM b. Sudah adanya SK. Satgas
RPI2-JM.
Strategi S0 (Kuadran 1)
a. Mendorong koordinasi penyusunan fasilitasi penyusunan RPI2-JM melalui sektor keciptakaryaan;
b. Mendorong komitmen yang kuat dari pimpinan Dinas Pekerjaan Umum dan Bappeda untuk diteruskan kepada pihak-pihak lain yang terlibat dalam penyusunan RPI2-JM.
c. Memaksimalkan usulan program pada kawasan strategis kabupaten.
Strategi ST (Kuadran 2)
a.Memanfaatkan semaksimal mungkin tenaga dan anggaran yang tersedia dalam proses fasilitasi penyusunan RPI2-JM. b.Menjadwalkan pertemuan
koordinasi secara berkala.
c. Harus mampu menganalisis untuk dijadikan usulan progam pada kawasan-kawasan yang rawan air, sanitasi dan kawasan kumuh di kawasan strategis.
KELEMAHAN (W)
a.Masih kuatnya mental birokrasi yang berdampak pada pembatasan ruang gerak pihak yang terlibat; b.Kurangnya koordinasi akibat tidak adanya alur penugasan yang jelas bagi pihak yang terlibat dalam penyusunan RPI2-JM;
c. Basis data yang belum terstruktur dengan baik, sehingga mengakibatkan pengumpulan data dan pengolahan data kurang.
Strategi W0 (Kuadran 3)
a. Proses penyusunan RPI2-JM berdasar pada ketentuan yang berlaku.
b. Penegasan kembali terhadap SK. Satgas RPI2-JM siapa saja yang terlibat dalam penyusunan.
c. Melengkapi usulan dengan readiness criteria agar dapat menyerap anggaran APBN yang lebih banyak.
Strategi WT (Kuadran 4) a. Menguatkan koordinasi antar
instansi yang terkait
keciptakaryaan untuk mencapai tujuan MDG’s dengan
menghilangkan ego pribadi. b. Peningkatan kapasitas dan
kesadaran akan pentingnya sistem kearsipan dan pendokumentasian.
10.4
Rencana Pengembangan Kelembagaan
Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis SWOT sebelumnya, maka dapat
dirumuskan tiga kelompok strategi meliputi strategi pengembangan organisasi, strategi
pengembangan tata laksana, dan strategi pengembangan sumber daya manusia.
Berdasarkan strategi-strategi tersebut, dapat dikembangkan rencana pengembangan
kelembagaan di daerah.
Bagian ini menguraikan rencana dan usulan kelembagaan Pemerintah Kabupaten
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) 10 - 37 Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2015 - 2019
10.4.1
Rencana Pengembangan Keorganisasian
Dalam rangka mengatasi permasalahan yang ada dan yang mungkin dihadapi dalam
penyelenggaraan urusan bidang keciptakaryaan, maka perlu dilaksanakan sejumlah rencana
pengutaan organisasi di bawah ini :
1. Analisis Beban Kerja di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara
2. Analisis Jabatan di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara
3. Revisi SK Satgas Penyusunan RPI2-JM
4. Pembentukan dan pembinaan KSM lingkungan di tingkat masyarakat
10.4.2
Rencana Pengembangan Tata Laksana
Sementara itu dalam rangka mengatasi permasalahan yang ada, dan yang mungkin
dihadapi dalam tata laksana penyelenggaraan urusan bidang keciptakaryaan, maka perlu
dilaksanakan sejumlah rencana penguatan tata laksana di bawah ini:
1. Peningkatan Tupoksi tugas dan tanggung jawab untuk Bidang Cipta Karya, terutama
untuk Seksi berkaitan dengan pelaksanaan RPI2-JM ini. .
2. Pengembangan UPTD Pengelolaan Persampahan menjadi BLUD.
3. Penyusunan data base sistem informasi tata bangunan dan penyehatan lingkungan yang
terintegrasi dari Dinas Bappeda, Dinas Pekerjaan Umum, PDAM, Dinas Kesehatan, Badan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan Dinas Pasar, Kebersihan & Tata Kota dalam rangka
menyeleraskan proses perencanaan, pemrograman, pelaksanaan pembangunan fisik,
pembinaan, operasi dan pemeliharaan, pengawasan dan pengendalian hingga evaluasi
dan penegakkan hukum di bidang keciptakaryaan.
10.4.3
Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
Adapun serangkaian program yang penting untuk dilaksanakan dalam rangka
memperkuat sumber daya manusia penyelenggara urusan bidang keciptakaryaan adalah:
1. Penyesuaian kenaikan pangkat untuk pejabat-pejabat yang telah memenuhi persyaratan
2. Perencanaan karier setiap pegawai sesuai dengan kompetensi individu dan kebutuhan
organisasi. Guna meningkatkan pelayanan kepegawaian, maka perencanaan pegawai
hendaknya mengacu pada analisis jabatan yang terintegrasi sesuai dengan kebutuhan
organisasi.
3. Peningkatan jenjang pendidikan serta mendukung pembinaan kapasitas pegawai melalui
pelatihan. Sesuai dengan lingkup kegiatan bidang Cipta Karya, dalam rangka
peningkatan kualitas SDM terdapat beberapa pelatihan yang diadakan oleh Direktorat