• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN PENGETAHUAN KADER TENTANG DETEKSI FAKTOR RISIKO DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ANJIR MUARA KABUPATEN BARITO KUALA TAHUN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "GAMBARAN PENGETAHUAN KADER TENTANG DETEKSI FAKTOR RISIKO DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ANJIR MUARA KABUPATEN BARITO KUALA TAHUN 2015"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN PENGETAHUAN KADER TENTANG DETEKSI

FAKTOR RISIKO DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ANJIR

MUARA KABUPATEN BARITO KUALA TAHUN 2015

DETI AGUSTIN N, S.ST

AKADEMI KEBIDANAN BUNGA KALIMANTAN

ABSTRAK

Gambaran Pengetahuan Kader Tentang Deteksi Faktor Risiko di Wilayah Kerja Puskesmas Anjir Muara Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015, 6 tabel,11 lampiran.

Keadaan risiko tinggi atau hanya merupakan faktor risiko tinggi kehamilan perlu diketahui secara dini agar ibu hamil dengan kasus risiko tinggi segera dapat diwaspadai oleh tenaga kesehatan sehingga tidak mengalami keterlambatan dalam penanganan kasus risiko tinggiyang dapat membahayakan jiwa ibu hamil. Data yang didapat di Puskesmas Anjir Muara pada bulan Januari-Mei 2008 ibu hamil yang terdeteksi oleh tenaga kesehatan adalah 10 orang (9,8%) dan oleh masyarakat tidak ada dari jumlah sasaran ibu hamil risiko tinggi 102 orang.

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan kader tentang deteksi faktor risiko di Puskesmas Anjir Muara Tahun 2015.

Penelitian ini menggunakan metode deskritif dengan populasi seluruh kader yang ada di wilayah kerja Puskesmas Anjir Muara dengan jumlah 88 orang, dan tidak dilakukan penarikan sampel karena menggunakan teknik sampling jenuh.

Dari hasil penelitian didapatkan gambaran pengetahuan dari 88 responden yaitu 40 orang (46%) mempunyai pengetahuan yang kurang baik tentang deteksi faktor risiko.

Dari hasil penelitian ini didapatkan gambaran pengetahuan dari 88 responden didapat 40 orang (46%) mempunyai pengetahuan yang kurang baik terutama tentang akibat faktor risiko yang tidak dideteksi dini dan manfaat pendeteksian faktor risiko. Pada penelitian ini disarankan untuk kader agar lebih aktif untuk meminta penjelasan kepada petugas kesehatan sehingga dapat mengerti dan memahami tentang deteksi faktor risiko.

(2)

LATAR BELAKANG

Pendeteksian faktor risiko atau kasus risiko tinggi kehamilan ini dapat

dilakukan oleh kader kesehatan terutama kader posyandu yang dipilih oleh

masyarakat dan mendapat latihan-latihan dan pengetahuan kesehatan dari tenaga

kesehatan untuk membantu pelayanan kesehatan dimasyarakat (Sutomo, 1996)

Pendeteksian dini keadaan risiko tinggi ibu dan janin yang akan

memberikan keuntungan sebagai berikut : 1) Melakukan pengawasan yang lebih

intensif, 2) Memberikan pengobatan sehingga risikonya dapat dikendalikan, 3)

Melakukan rujukan untuk mendapat tindakan yang adekuat, dan 4) Segera

dilakukan terminasi kehamilan (Manuaba, 1998)

Latar belakang pengetahuan masayarakat menjadi masalah mendasar

untuk keberhasilan program pelayanan ANC terutama dalam mencapai cakupan

deteksi risiko tinggi yang dirujuk oleh masyarakat sebagai efek dari pengenalan

tanda bahaya pada kehamilan.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Barito

Kuala tahun 2007 didapat 6056 orang Ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas

dan 458 orang (7,5 %) mengalami resiko yang terdeteksi oleh Tenaga

Kesehatan, sedangkan yang terdeteksi oleh masyarakat 17 orang (0,28 %) orang

Ibu Hamil. Dilihat dari sasaran ibu hamil risiko tinggi untuk tahun 2014 di

kabupaten Barito Kuala adalah 1414 orang ibu hamil risiko tinggi, dan yang

terdeteksi oleh tenaga kesehatan adalah 458 orang (32,39 %) dan yang terdeteksi

(3)

Berdasarkan laporan tahunan Puskesmas Anjir Muara Tahun 2014, maka

data ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Anjir Muara selama 1 tahun di

peroleh sebanyak 505 orang ibu hamil, dari 505 orang ibu hamil tersebut yang

terdeteksi mengalami resiko kehamilan adalah 11 orang (0,02 %)Sasaran ibu

hamil risiko tinggi di puskesmas Anjir Muara tahun 2014 adalah 100 orang ibu

hamil risiko tinggi, dari sasaran tersebut yang terdeteksi oleh tenaga kesehatan

adalah 10 orang (10 %), dan yang terdeteksi oleh masyarakat adalah 1 orang

(1%)

Di Puskesmas Anjir Muara Kecamatan Anjir Muara diperoleh data

kehamilan dari bulan Januari sampai dengan bulan Mei tahun 2015 sebanyak 202

orang ibu hamil, dari 202 orang ibu hamil tersebut yang terdeteksi mengalami

resiko kehamilan adalah 10 orang (4,95 %) Sasaran ibu hamil risiko tinggi di

puskesmas anjir muara untuk tahun 2008 adalah 102 orang ibu hamil risiko

tinggi, dan yang terdeteksi oleh tenaga kesehatan adalah 10 orang (9,8 %), dan

oleh masyarakat adalah 0 orang (0%)

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengetahui gambaran

pengetahuan kader tentang deteksi faktor risiko kehamilan di wilayah kerja

Puskesmas Anjir Muara Kabupaten Barito Kuala.

METODE

Rancangan penelitian ini menggunakan metode deskriptif, Populasi dalam penelitian

ini adalah seluruh kader posyandu yang berjumlah 88 orang di wilayah kerja

(4)

teknik sampling jenuh, seluruh kader posyandu yang ada diwilayah kerja puskesmas

Anjir Muara berjumlah 88 orang. Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat

pengetahuan kader tentang deteksi faktor risiko kehamilan. Data Primer : Kuesioner

Data Sekunder : Diambil dari PWS KIA kabupaten barito kuala dan PWS KIA

Puskesmas Anjir Muara. Alat yang digunakan dalam pengumpulan data adalah

kuesioner.

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian yang didapat dari 88 responden di wilayah kerja puskesmas Anjir

Muara adalah sebagai berikut :

a.Umur Responden

Tabel 4.1

Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Wilayah Kerja Puskesmas Anjir Muara Tahun 2015

No. Umur Total

Dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa responden yang berumur

21-30 berjumlah 33 orang (37%)

b. Pendidikan

Tabel 4.2

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Anjir Muara Tahun 2015

(5)

Frekuensi Persentasi (%)

responden yang berjumlah 88 orang.

b.Pengetahuan

1) Distribusi responden berdasarkan tingkat pengetahuan kader

Tabel 4.3

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

Kader Tentang Deteksi Faktor Risiko di Wilayah Kerja Puskesmas Anjir Muara Tahun 2015

No Tingkat Pengetahuan Jumlah

Jumlah (orang) Persentase (%) 1.

dikunjungi dan diberikan kuisioner, didapatkan 40 responden (46%) mempunyai

(6)

PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Anjir Muara dengan

sampel 88 responden di dapatkan 40 orang (46%) kader mempunyai pengetahuan

kurang baik, dan pendidikan kader rata-rata SMP yaitu 34 orang (39%) Dari hasil

wawancara dan kuisioner yang dibagikan kepada 88 responden didapatkan

sebagian besar yaitu 60 responden (68%) menjawab salah pernyataan yang

diberikan tentang akibat apabila faktor risiko tidak terdeteksi secara dini dan dari

59 responden (67%) juga banyak menjawab salah pernyataan yang diberikan

tentang manfaat dari pendeteksian faktor risiko.

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan, pendengaran, penciuman rasa dan raba terhadap suatu

obyek tertentu (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Ki Hajar Dewantara dalam Hasbullah (2006) Pengetahuan tidak

hanya diperoleh secara formal saja tetapi juga melalui pengetahuan informal yang

banyak diperoleh dari aktifitas menonton TV, membaca majalah, dan membaca

surat kabar yang banyak menyampaikan tentang informasi kesehatan.

Menurut Notoatmodjo (2003) bahwa pada umumnya semakin tinggi

tingkat pendidikan maka akan semakin baik pula tingkat pengetahuannya, begitu

pula sebaliknya semakin rendah tingkat pendidikan seseorang maka semakin

rendah pula tingkat pengetahuannya. Dan ini pada khususnya berpengaruh pada

(7)

Kurangnya tingkat pengetahuan kader tentang akibat apabila faktor risiko

tidak terdeteksi secara dini dikarenakan kurangnya penjelasan yang didengar atau

penyuluhan-penyuluhan yang didapat dari tenaga kesehatan atau bidan, dan kader

juga banyak yang belum mengetahui manfaat dari pendeteksian faktor risiko

karena belum memahami secara jelas tentang deteksi faktor risiko tersebut. Dari

hasil wawancara dan kuesioner yang dibagikan banyak kader menjawab salah, hal

ini menunjukkan bahwa kader masih kurang memahami tentang deteksi faktor

risiko. Hal ini juga dapat dilihat dari hasil penelitian yaitu pada pendidikan kader

rata-rata masih rendah yaitu SMP sebanyak 34 responden (39%) sehingga dengan

pendidikan kader yang rata-rata rendah tersebut maka tingkat pengetahuan kader

pun rendah, ini sesuai dengan teori Notoatmodjo (2003). Jadi semakin tinggi

tingkat pendidikan kader maka semakin baik penerimaan dalam informasi yang

diberikan sehingga pengetahuannya akan lebih baik dan sebaliknya semakin

rendah tingkat pendidikan kader maka akan semakin sulit dalam penerimaan

(8)

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

1. Jumlah kader di wilayah Puskesmas Anjir Muara adalah 88 orang.

2. Gambaran pengetahuan dari 88 responden yang dikunjungi dan diberi

kuisioner adalah 40 (46%) mempunyai pengetahuan kurang baik tentang

deteksi faktor risiko. Ini disebabkan karena kurang aktifnya kader dalam

meminta penjelasan atau tambahan informasi kepada petugas kesehatan.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas dapat diajukan saran yaitu kader agar

lebih aktif untuk meminta penjelasan atau tambahan informasi kepada petugas

kesehatan sehingga dapat mengerti dan memahami tentang cara mendeteksi

faktor risiko, macam-macamnya dan manfaatnya. Adanya kerjasama dari kader

untuk mendeteksi faktor risiko dimasyarakat akan mendukung angka kematian

ibu dimasyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006, “ Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan Praktik “. Edisi Revisi VI, Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, S. 1998, “ Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek “. Edisi Revisi IV,

Jakarta : Rineka Cipta.

(9)

Depkes RI. 1993. Sebaiknya Anda Tau. Jakarta : Depkes RI.

Depkes RI. 1994. Mengenal Masalah Kematian Ibu. Jakarta : Depkes RI.

Heru, AS. 1995, “ Kader Kesehatan Masyarakat “ : WHO. Jakarta : EGC.

Hidayat. A. 2007, “Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data“. Jakarta :

Salemba Medika..

Manuaba, IBG. 1998, “ Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga

Berencana Untuk Pendidikan Bidan “. Jakarta : EGC.

Manuaba, IBG. 2002, “ Konsep Obstetri dan Ginekologi Sosial Indonesia “. Jakarta : EGC.

Mochtar, R. 1998, “ Sinopsis Obstetri “ : Obstetri Fisiologi. Edisi 2, Jakarta : EGC.

Notoadmodjo, S. 2003, “ Pendidikan dan Perilaku Kesehatan “. Jakarta : Rineka

Cipta.

Notoadmodjo, S. 2002, “ Metodologi Penelitian Kesehatan “. Jakarta : Rineka Cipta.

Rochjati, P. 2003, “ Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil “. Surabaya.

Saifuddin. 2001, “ Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan

Neonatal “.Jakarta :Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Syahlan JH. 2000, “ Kebidanan Komunitas “. Jakarta : Yayasan Bina Sumber

Kesehatan.

Wiknjosastro, H. 1999, “ Ilmu Kebidanan “. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono

(10)

Gambar

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

Referensi

Dokumen terkait

Rasio C/N yang rendah menunjukkan bahwa ketersediaan unsur hara dalam pupuk lebih tinggi dan lebih cepat tersedia serta dapat diserap oleh akar tanaman cabai.Nilai rasio C/N

Begitu pula yang terjadi dengan pembelajaran berbicara menggunakan pembelajaran kooperatif metode NHT pada kelas VII, kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, dalam

Buruh gendong adalah sesosok perempuan yang biasanya menggunakan jarit (selendang) untuk membawakan barang dagangan pengunjung di pasar-pasar tradisional, dan untuk sasaran

Simpulan dalam penelitian ini adalah peningkatan kemampuan berfikir kreatif siswa yang diajar menggunakan model Pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) lebih

ANALISIS HUKUM TERHADAP HAK MIRANDA BAGI TERSANGKA PEMBUNUHAN DITINJAU DARI UNDANGUNDANG NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Hasil penelitian adalah sebagai berikut : (1)kebutuhan peserta didik terhadap media pembelajaran e-learning geografi didapatkan dari data analisis kebutuhan mengenai

mereka. Kontestasi kekuatan kali ini dimenangkan oleh pihak India. Kemenangan inilah yang mengusik supremasi kaum kulit putih, menumbangkan arogansi mereka, dan, seperti

Dunia saat sedang dilanda sebuah pandemi yaitu Covid-19 yang merupakan sebuah virus yang berasal dari Wuhan China. Akibat adanya pandemi tersebut muncul banyak