• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PADA PASIEN DENGAN KASUS LUKA DIABETES MELITUS DI PUSAT PERAWATAN LUKA MAJAPAHIT MOJOKERTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN PADA PADA PASIEN DENGAN KASUS LUKA DIABETES MELITUS DI PUSAT PERAWATAN LUKA MAJAPAHIT MOJOKERTO"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATANPADAPASIEN DENGAN

KASUS LUKA DIABETES MELITUS DI PUSAT

PERAWATAN LUKA MAJAPAHIT

MOJOKERTO

ALEKS TOMHISA

NIM. 1514401002

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

STIKES MAJAPAHIT

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

JURNAL STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATANPADAPASIEN DENGAN

KASUS LUKA DIABETES MELITUS DI PUSAT

PERAWATAN LUKA MAJAPAHIT

MOJOKERTO

ALEKS TOMHISA

NIM. 1514401002

Pembimbing 1

pembimbing 2

Dwiharini puspitaningsih, M. Kep Eka Diah Kartiningrum,M.Kes

(3)

Dengan ini kami mahasiswa sekolah tinggi ilmu kesehatan majapahit

mojokerto:

Nama

: Aleks Tomhisa

NIM

: 1514401002

Program Studi

: D3 Keperawatan

Setuju naskah jurnal yang di susun oleh yang bersangkutan setelah

mendapatkan arahan dari pembimbing, di publikasikan dengan

mencantumkan nama tim pembimbing.

Demikian harap maklum

Mojokerto 27 Juli 2018

Aleks Tomhisa

1514401002

Pembimbing 1

pembimbing 2

Dwiharini puspitaningsih, M. Kep Eka Diah Kartiningrum,M.Kes

(4)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PADA PASIEN DENGAN

KASUS LUKA DIABETES MELITUS DI PUSAT

PERAWATAN LUKA MAJAPAHIT

MOJOKERTO

Aleks tomhisa

1514401002

Subjeck : Asuhan, Keperawatan, Luka, Diabetes Mellitus

DESCRITION

Luka diabetes mellitus merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah karena kekurangan insulin secara absolut atau hormon, hal ini berkaitan dengan kadar gula darah yang tinggi terus menerus, sehingga berakibat merusak pembuluh darah, saraf internal. Tujuan peneliti ini adalah untuk menerapkan asuhan keperawatan pada pasien dengan kasus luka diabetes mellitus di Pusat Perawatan Luka Majapahit Mojokerto.

Desain yang digunakan peneliti adalah studi kasus untuk mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan pada pasien dengan kasus luka Diabetes Melitus yang diaplikasikan pada 2 partisipan. Data dikumpulakan melalui hasil pengkajian lalu dianalisa dan dirumuskan diagnosa keperawatan kerusakan jaringan kulit. Rencana intervensi keperawatan. Hasil implementasi di evaluasi selama 3x24 jam. Dari hasil pengkajian pada tanggal 10 Juli 2018 pukul 09.30 WIB, didapatkan diagnosa keperawatan yaitu kerusakan jaringan kulit berhubungan dengan luka diabetes mellitus pada partisipan 1dan 2. Kemudian di terapakan rencana Intervensi yang antara lain pembersihan Luka dari jaringan mati, menggunakan balutan iodosorb mengatur pola makan.

Setelah evaluasi yang dilakukan selama 3x24 jam menunjukan pasien pertama belum ada perubahan namun Nyeri pada kakinya sudah berkurang. Oleh sebab itu pasien hendaknya melakukan perawatan kaki secara rutin dan mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut.

ABSTRACT

Diabetes mellitus is a disease characterized by an increase in blood glucose levels due to absolute insulin deficiency or hormones , this is related to high blood sugar levels continuously, which can damage blood vessels, nerves and other internal structures .The purpose of this researeh is apply Nursing care to Diabetes Mellitus wound patient. Pusat Perawatan Luka Majapahit Mojokerto.

(5)

formulated Nursing diagnose and Nursing intervention planning. Implementation was evaluated durng 3x24 hours.

From the assesment in 10 juli 2018 at 09:30 WIB showed that Nursing diagnose is skin Tissue Damage related with Diabetes Mellitus wounds to first and second patients, and then applicated intervention planning such as clean sing wounds from dead tissue, using iodosorb dressing, and regulated diet.

After evaluated during 3x24 hours showed that fist patient has been no changes but the pain in her legs decreases. There fore the patient should carry out regular foot care and prevent the complication.

Keywords: nursing care diabetic wounds

Contributor

:1.Dwiharini Puspitaningsih.,S.Kep,.Ns,.M.Kes

2. Eka Diah Kartiningrum.,SKM,M.Kes

peningkatan kadar glukosa darah karena kekurangan insulin secara absolut atau hormon (Proverawati, 2010), hal ini berkaitan dengan kadar gula darah yang tinggi terus menerus, sehingga berakibat merusak pembuluh darah, saraf dan struktur internal lainnya.

Jika saraf yang menuju ke tangan, tungkai dan kaki mengalami kerusakan (polineuropati diabetikum) atau luka, maka pada lengan dan tungkai bisa dirasakan kesemutan atau nyeri seperti terbakar dan kelemahan. Kerusakan pada saraf menyebabkan kulit lebih sering mengalami cedera karena penderita tidak dapat meredakan perubahan tekanan maupun suhu. Berkurangnya aliran darah ke kulit juga bisa menyebabkan ulkus (borok) dan semua penyembuhan luka berjalan lambat. Ulkus di kaki bisa sangat dalam dan mengalami infeksi serta masa penyembuhannya lama sehingga sebagian tungkai harus diamputasi Keterlambatan penyembuhan luka bisa menimbulkan kerentanan terhadap terjadinya infeksi. Infeksi inilah yang dapat memperburuk keadaan dan menimbulkan gangrene, seringkali bisa mengakibatkan kematian ataupun resiko tinggi untuk dilakukan amputasi.

(6)

Jumlah penderita luka diabetes meletus berdasarkan data Pusat perawatan luka majapahit mojokerto adalah 159 pasien dan pasien dengan kasus DFU 126, jadi jumlah pasien di tahun 2017 adalah, sebesar 79,2%. Jumlah pasien diabetes melitus di klinik perawatan luka majapahit 2 bulan terakhir 6 penderita luka.

Komplikasi luka DM dibagi menjadi komplikasi akut dan komplikasi kronik. : ketoasidosis diabetik atau KAD dan status hiperglikemi hiperosmolar (SHH). Pada kedua keadaan ini kadar glukosa darah sangat tinggi (pada KAD 300-600 mg/dl, pada SHH 600-1200 mg /dl) dan pasien biasanya tidak sadarkandiri. Keadaan hipoglikemia juga termasuk dalam komplikasi akut DM, dimana terjadi penurunan kadar glukosa darah sampai < 60 mg/dl. Penyakit diabetes mellitus yang tidak terkontrol dalam waktu lama menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan saraf. Pembuluh darah yang dapat mengalami kerusakan dibagi menjadi 2 jenis yakni pembuluh darah besar dan kecil.

Tenik perawatan luka diabetes melitus telah berkembang pesat, yaitu teknik konfensional menggunakan kassa, antibiotik, dan antiseptik sedangkan teknik moderend menggunakan balutan sintetik seperti balutan alginat, balutan foam, balutan hidropolimer, balutan hidrofiber,balutan hidrokoloid, balutan hidrogel, balutan transparan film, dan balutan absorben. Dampak teknik perawatan luka akan mempengaruhi proses regenerasi jaringan sebagai akibat dari prosedur membuka balutan, membersihkan luka, tindakan debridemen, dan jenis balutan yang diberikan sehinga memberikan respon nyeri.

Hal ini didasarkan pada mekanisme pengangkat sisa-sisa jaringan mati pada dasar luka sehingga menstimulasi produksi mediator peradangan. Terjadinya stimulasi Nyeri dapat di pengaruhi TGF sebagai potent anti inflamatory cytokine. Adanya respon nyeri dapat menyebabkan terjadinya stres pada jaringan sehingaga diproduksi kortisol. Hal ini akan berpengaruh terdapat kenyamanan pasien. Tujuan peniliti mampu menerapkan asuhan keperawatan luka diabetes mellitus.

METODE PENELITIAN

(7)

Hasil Dan Pembahasan

1. Pengkajian

Dari hasil pengkajian pada tanggal 10 Juli 2018 pukul 09.30 WIB, partisipan1 berusia 50 tahun mengeluh kakinya terasa Nyeri.Saat pengkajian tidak ada tanda dan gejala tanda-tanda vital Tekanan Darah: 130/90 mmHg Nadi: 89x/menitSuhu: 37,80C Respirasi Rate: 20x/menit BB: 66 kg TB: 147 cm. Pengkajian pada tangga l23Juli 2018 pukul11.15 WIB, partisipanke 2 berusia 62 tahun mengatakan tidak ada keluhan , terjadi luka pada kaki kanannya.Tanda-tanda vital Tekanan Darah : 140/90 mmHg Nadi 81x/ menitSuhu: 37 C, Respirasi Rate: 23x/ menit.

Pada pemeriksaan fisik sistem pernapasan partisipan 1, bentuk dada normal chest, tidak adanya keluhan sesak nafas, irama nafas teratur, jenis pernafasan normal, pemeriksaan palpasi tidak ada nyeri tekan di dada kanan atau kiri, bunyi perkusi paru vesikuler, suara auskultasi paru tidak ada suara tambahan. Sedangkan pemeriksaan fisik sistem pernapasan partisipan 2, bentuk dada normal chest, tidak ada keluhan sesak nafas, irama napaf teratur, jenis pernafasan normal, bunyi perkusi paru vesikuler, suara auskultasi paru tidak ada suara nafas tambahan. Pada pemeriksaan fisik yang dilakukan adalah inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Pada inspeksi untuk melihat adanya peningkatan frekuensi pernapasan, melihat adanya lembab, atau jaringan parut pada dada. Palpasi untuk mengetahui suhu kulit normal, stremitas tangan kanan adanya nyeri tekan. abdominalis Auskultasi dilakukan adalaah suara nafas yang tidak normal, tidak ada suara nafas tambahan terdengar.

Berdasarkan fakta yang ada saat pengkajian sebagian sesuai dengan teori yaitu terdapat ulkus pada kaki pasien.

Luka Diabetes Melitus merupakan suatu penyakit yang di tandai dengan peningkatan kadar glukosa darah karena kekurangan insulin secara absolut atau hormon.

2. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan oleh peneliti didapatkan diagnosa yaitu kerusakan jaringan kulit berhubungan dengan luka diabetes melitus, pada partisipan 1 dan pada partisipan 2 terdapat diagnosa Kerusakan jaringan kulit berhubungan deangan luka diabetes melitus. kerusakan jaringan kulit adalah kondisi dimana ketika individu mengalami luka pada bagian tubuhnya, kerusakan pada saraf menyebabkan kuit lebih kering mengalami cedera karena penderita tidak dapat meredakan perubahan tekanan maupun suhu. Berkurangnya aliran darah ke kulit juga bisa menyebabkan ulkus( borok ) dan semua penyembuhan luka berjalan lambat. Ulkus dikaki bisa sangat dalam dan mengalami infeksi serta masa penyembuhan lama sehingga sebagian tungkai harus diamputasi.

(8)

masalah pasien kedua mengalami luka pada kaki kirinya. Namun tidak merasa Nyeri.

3. Perencanaan

Perencanaan yang akan dilakukan pada partisipan 1 dan 2 akan berbeda, perencanaan yang akan dilakukan pada partisipan 1yaitu : perencanaan melepasakan jaringan mati dari dasar luka dengan menggunakan pinset dan gunting anatomi,membatasi pasien mengomsumsi makanan dan minuman yang terlalu manis. Partisipan ke 2 yaitu: perencanaan mengangkat atau membuang jariang mati dari dasar luka dan untuk bisa mempersiapkan granulasi pada luka

Tujuan perencanaan pada pasien yang dilakukan yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1-2 jam diharapkan Nyeri dapat berkurang.

4. Implementasi

Penulis melakukan tindakan keperawatan selama 3 hari. Setelah diberikan tindakan seperti intervensi didapatkankaki terasa ditusuk-tusuksudah bekurang/hilang dengan cara membersihkan atau mebuang jaringan mati pada dasar lukamembatasi pasien makan makanan yang berminyak dan mengandung santan, karena bisa memperlambatkan penyembuhan luka bisa menimbulkan kerentanan terhadap terjadinya infeksi. Infeksi inilah yang dapat memperburuk keadaan dan menimbulkan gangrene, seringkali bisa menimbulkan kematian ataupun resiko tinggi untuk dilakukan amputasi.

Berdasarkan fakta yang ada implementasi yang dilakukan terhadap pasien sudah sesuai dengan teori sebagian dan kriteria hasil yang didapatkan setelah dilakukan implementasi ada sebagian yang sesuai dengan teori.Pada perkembangan partisipan1 mengalami kerusaka jaringan kulit dan partisipan yang ke 2 mengalami luka Implementasi yang dilakukan pada pastisipan 1 di hari pertama implementasi pasien masih merasa kakinya seperti di tusuk-tusuk,hasilobservasi TTV dari TD: 130/90 mmHg menjadi 140/90 mmHg. Implementasi yang dilakukan pada

5. Evaluasi

Dari hasil evaluasi yang dilakukan selama1-2 jam pada evaluasi hari pertama kondisi partisipan 1 masih merasa kakinya terasa Nyeri. Pada evaluasi hari kedua,partisipan 1 merasa sudah berkurang.

Evaluasi yang dilakukan selama 3x24 jam, setelah dilakukan tindakan pada hari pertama yaitu kondisi kedua pasien masih tetap tidak ada perubahan. Pada hari kedua kondisi pasien 1 sudah ada perubahandan pasien 2 sudah mulai ada perubahan, pada hari ketiga adanya perubahan kondisi pada pasien 1 dan 2, dengan pernyataan pasien 1 bahwa kakinya terasa Nyeri sudah berkurang.intervensi masih dipertahankan pada partisipan 1 maupun 2.

Kesimpulan

1. Pengkajian

Dari hasil pengkajian yang dilakukan berbeda antara pasien 1dengan

(9)

2. Diagnosa Keperawatan

Dari hasil pengkajian dan ditunjang dengan data yang ada ditegakkan diagnosa Kerusakan jaringan kulit berhubungan dengan luka diabetes, pada pasien 1 dan pasien 2.

3. Intervensi Keperawatan

Intervensi yang dilakukan yaitu diagnosa keperawatan untuk kedua pasien yang masing-masing mempunyai intervensi, tujuan dan kriteria hasil yang berbeda, yang sudah sesuai dengan kondisi pasien yang mangacu pada teori yang sudah ada.

4. Implementasi

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada kedua pasien pada hari pertama dilakukan sesuai dengan intervensi yang sudah direncanakan. Pada hari kedua adanya perencanaan tindakan keperawatan yang dimodifikasi pada partisipan 2. Selanjutnya implementasi dilakukan sesuai dengan rencana intervensi yang sudah ada.

5. Evaluasi

Pada kenyataan yang ada dari hasil tindakan pada partisipan 1 dan 2 yang dilakukan intevensi dan implementasi selama 3 hari, evaluasi yang didapat ada masalah keperawatan yang belum teratasi dan ada yang teratasi sebagian sesuai dengan teori

Evaluasi yang dilakukan selama 3x24 jam, setelah dilakukan tindakan pada hari pertama yaitu kondisi kedua pasien masih tetap tidak ada perubahan. Pada hari kedua kondisi pasien 1 sudah ada perubahandan pasien 2 sudah mulai ada perubahan, pada hari ketiga adanya perubahan kondisi pada pasien 1 dan 2, dengan pernyataan pasien 1 bahwa kakinya terasa di tusuk-tusuk sudah berkurang.intervensi masih dipertahankan pada partisipan 1 maupun 2.

A. Saran

1.Bagi PenelitiSelanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan kasus yang berbedadisarankan supaya memperluas intervensi dan lebih memodifikasiintervensi yang sesuai dengan kondisi pasien

2. Bagi Partisipan Supaya lebih memperhatikan asupan nutrisi sesuai yang ditentukan daritenaga medis.dan rutin melaukan perawatan luka.

3.bagi Tenaga Kesehatan Perawat dan anggota tim kesehatan yang paling banyak berhubungan dengan pasien dituntut meningkatkan secara terus-menerus dalam hal pemberian informasi dan pendidikan kesehatan sesuai dengan latar belakang pasien. Serta dalam melakukan kolaborasi dengan tim perawatan luka lebih ditingkatkan lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Antioksidan pada Diabetes Melitus”. Maj Kedokt Indon. Vol 55 (2): 86-91. Setio. (2012). Artikel Kesehatan Wanita. Diperoleh tanggal 15 April 2015 dari http://artikelkesehatanwanita.com

(10)

Diterbitkan. Skripsi. Sumatera Utara: PSIK FK Universitas Sumatera Utara Smeltzer, S.C., dan Bare, B.G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Vol. 1. Edisi 8. Alih Bahasa oleh Agung Waluyo et al. Jakarta: EGC.

Gangren Diabetes Mellitus di RSUP H. Adam Malik Medan. Tidak Subarkah, Taufik. (2014). Indonesia Peringkat 5 Jumlah Penderita Diabetes. Diperoleh tanggal 16 April 2015 dari www.tempo.co Sudarmoko, Arif . (2010). Tetap Tersenyum Melawan Diabetes. Yogyakarta:

Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

Riyadi, S., dan Sukarmin.( 2008). Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Eksokrin dan Endokrin pada Pankreas. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kompres Metronidazol dan NaCl 0,9% terhadap Proses Penyembuhan Luka Diabetik di RSUD Margono Soekarjo Purwokerto”. The Soedirman Journal of Nursing. Vol. 2 (1): 11-16.

Ramaiah, Savitri. (2003). Diabetes Cara Mengetahui Gejala Diabetes Dan Mendeteksinya Sejak Dini. Jakarta : BIP

Riset Kesehatan Dasar (2013). Badan Penelitian Dan Pengembangan Setiawan, B., dan Suhartono, E. (2005). Stres Oksidatif dan Peran

Situmorang, L.L. 2009. Efektivitas Madu terhadap Penyembuhan Luka Supriyatin, Saryono, dan Latifah, L.(2007). Efektivitas Penggunaan Riset Kesehatan Dasar (2013). Badan Penelitian Dan Pengembangan

Setiawan, B., dan Suhartono, E. (2005). Stres Oksidatif dan Peran Situmorang, L.L. 2009. Efektivitas Madu terhadap Penyembuhan Luka Supriyatin, Saryono, dan Latifah, L.(2007). Efektivitas Penggunaan

Yuanita, Alvinda, wantiyah,tantut susanto. (2014). Pengaruh Diabetes Self Management Education (DSME) terhadap Resiko Terjadinya Ulkus Diabetik

Alamat Correspondensi

Email :alextomhisa11@gmail.com

Alamat : Desa Waemite, Fena Liesela, Kabupaten Buru, Provinsi Maluku

Referensi

Dokumen terkait

Pasien diinstruksikan untuk menyikat gigi secara perlahan dengan menggunakan pasta gigi tanpa mengandung deterjen, menyeka lidah, meneruskan penggunaan obat salep yang sudah

Tindakan selanjutnya yaitu melakukan teknik perawatan luka dengan prinsip steril, data subyektif yang didapatkan dari pasien yaitu pasien mengatakan bahwa balutan

Distribusi Frekuensi Gambaran Pengetahuan Perawat Tentang Perawatan Luka Ganggren dengan Mengangkat Jaringan Mati pada Pasien Diabetes Melitus di Ruang Aqsha II

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam pasien merasa tidur dengan nyenyak2. Kriteria Hasil : jumlah jam tidur tidak terganggu, perasaan segar setelah tidur

Pasien diinstruksikan untuk menyikat gigi secara perlahan dengan menggunakan pasta gigi tanpa mengandung deterjen, menyeka lidah, meneruskan penggunaan obat salep yang sudah

Tujuan yang diharapkan penulis setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali 24 jam diharapkan bersihan jalan nafas menjadi efektif dengan kriteria hasil: pasien

Berdasarkan teori di atas dan hasil evaluasi keperawatan yang dilakukan pada pasien Tn.K di dapatkan hasil perbedaan nilai saturasi oksigen pada pasien sebelum dan setelah diberikan

Evaluasi yang dilakukan pada diagnose penurunan curah jantung dengan memberikan terapi oksgien nasal kanul didapatkan hasil S: pasien mengatakan sesak nafas sudah berkurang, O: pasien