Manajemen Kinerja dan Kompensasi
▸ Baca selengkapnya: rencana pemberian umpan balik
(2)Umpan Balik
I enjoy to learn
I obey the rules
I do my best
I already success
1. Overview Manajemen Kinerja
2. Perencanaan dan Pelaksanaan Kinerja 3. Mengelola Produktivitas dan Kualitas 4. Umpan Balik dan Pengukuran Kinerja
5. Tools dan Proses Penilaian Kinerja 6. Review dan Evaluasi Kinerja
7. Presentasi
1st Week
Materi Kuliah
U T S: 05 s.d 14 Maret 2018
8. Pembinaan Sumber Daya Manusia
9. Praktek Penilaian Kinerja di Perusahaan 10. Overview Manajemen Kompensasi 11. Job Evaluation
Pengertian Umpan Balik
Umpan balik dapat didefinisikan sebagai informasi tentang perilaku masa lalu, disampaikan sekarang, yang mungkin mempengaruhi perilaku di waktu yang akan datang. (Schwartz, 1999:43)
Pada dasarnya umpan balik adalah informasi tentang proses pelaksanaan kinerja individu, kelompok, atau organisasi dalam rangka pencapaian tujuan (Wibowo, 2016:136).
Umpan Balik
Umpan balik menjadi tanggung jawab
Manfaat Umpan Balik
Pemberian umpan balik yang baik akan dapat
meningkatkan
iklim organisasi yang sehat
Fungsi Umpan Balik
Secara garis besar Umpan balik memiliki dua fungsi, yaitu:
Fungsi Instruksional:
Mengklarifikasi peran atau mengajarkan perilaku baru.
Fungsi Motivasional:
Proses Model Umpan Balik
Characteristics
• Self- Esteem • Self- Afficacy • Needs and Goals
• Desire for performance
feedback
Perception
• Sign and content of feed back message
Cognitive Evaluations
• Feedback accuracy • Source credibility
• System fairness • Expectations • Behavioral standards
Source
•Others •Tasks •Self
•Direction •Effort
•Persistance •Resistance Behavioral
Outcomes
Self Afficacy adalah suatu perasaan yg timbul pd seseorang bahwa dirinya mampu
utk menyelesaikan tugasnya
- Arah - Usaha - Ketekunan - Resistensi
(Hasil Perilaku Umpan Balik) (Penerima Umpan Balik)
(Sumber
Umpan Balik)
Self esteem sebagai penilaian individu
terhadap dirinya sendiri, yang sifatnya tersembunyi dan tidak
dinyatakan
-Akurasi -Kredibilitas -Kejujuran -harapan
-Standard yg masuk akal
3 Aspek Penerima Umpan Balik: 1. Karakteristik
Individu 2. Persepsi 3. Evaluasi
Umpan Balik tradisional
Umpan Balik Nontradisional
Enam alasan tumbuhnya umpan balik nontradisional: 1. Ketidakpuasan terhadap sistem penilaian kinerja
tradisional.
2. Struktur organisasi berbasis tim menggantikan struktur hierarki tradisional.
3. Multiple- rater system dianggap lebih sah dan valid. 4. Teknologi komputer sangat memfasilitasi
Multiple-rater system.
5. Umpan balik dari bawah ke atas berhubungan baik dengan kecenderungan manajemen partisipatif dan pemberdayaan pekerja.
Umpan Balik Nontradisional
Upward feedback (Umpan Balik Ke atas)
Bidirection evaluation (Evaluasi Dua Arah)
Effectiveness Enhancement System (Sistim Peningkatan Efektivitas)
Using your head no System (Menggunakan Akal Sehat) 360 Degree feedback
Direct Supervisor
Peers/ team members
Relevant others Such as customers And suppliers
Direct Subordinates
•Manager/ focus person self-evaluation of:
• Planning/ administrative/
financial skills
•Technical/ business skills
•Interpersonal skilss
•Problem- solving skills
•Team- building skills
•Other relevant skilss
Robert Kreitner dan Angelo Kinicki,
Organizational Behavior, 2001: 281
Reaksi Terhadap Umpan Balik
Denial (Pengingkaran)
Minimal Denial (rasional)
Moderate Denial (Kurang Sadar)
Advance Denial (Tidak Sadar
Samasekali)
Balance (Seimbang)
Rationalization VS Literal Acceptance
Fight VS Flight
Thats’ interesting VS That’s terrible
Paralysis of analysis VS Ignorance is bliss
Sikap sehat terhadap Umpan
Balik
Memperbaiki Kemampuan Menerima Umpan
Balik
Identify specific employee successes and failure Stop talking and start listening
Discuss the implications of changing or not changing
behaviar
Link past accomplishment to neede changes
Agree on an action plan
Follow up
1 2 3 4
1. Rasional vs Penerimaan Secara Harfiah 2. Melawan vs Melarikan Diri
3. Menarik vs Mengerikan
Umpan Balik yang Baik
Cara membuat umpan balik yang efektif (Kreitner da Kinicki, 2001:283):
Menghubungkan umpan balik dengan tujuan dan harapan
Memberikan umpan balik yang spesifik, terikat pada perilaku yang dapat diamati dan terukur
Menghubungkan umpan balik pada bidang utama
Memberikan umpan balik dengan segera
Memberikan umpan balik positif untuk perbaikan proses kinerja
Memfokuskan pada umpan balik kinerja, bukan kepribadian
Monitoring Umpan Balik
Menggunakan Kalender,
Brown bag lunch,
Umpan balik setiap hari,
Pelajaran bagi Manajer
Tidak boleh diperlakukan sebagai “given”,
Manajer dapat meningkatkan kredibilitas mereka,
Umpan balik negatif biasa disalahpersepsikan,
Umpan balik yang terlalu sering, akan mengurangi kontrol pribadi dan inisiatif
Umpan balik perlu disesuaikan dengan penerimanya,
Average dan below average performance membutuhkan
Kesalahan pada Umpan Balik
Digunakan untuk menghukum dan membuat malu,
Penerima melihat umpan balik tidak relevan,
Informasi yang terlalu lambat,
Penerima percaya bahwa hal yang terjadi diluar kontrolnya,
Umpan Balik Efektif
Constructive (Konstruktif)
Relates exclusively to work
(menghubungkan pada pekerjaan secara eksklusif)
Assesses performance, not personality
(menilai kinerja, bukan kebribadian)
Specific (Spesifik)
Accounts for perceptual
differences
(Memperhitungkan perbedaan persepsi)
Pengukuran Kinerja
Tujuan Pengukuran Kinerja untuk mengetahui:
Deviasi dari rencana yang telah ditentukan
Kesesuaian waktu yang telah ditetapkan
Hal yang harus diketahui oleh Penilai
Mengamati perilaku dan kinerja yang menjadi kepentingannya
Memahami tentang dimensi kinerja
Memahami format skala instrumen
Desain Sistem Pengukuran Kinerja
Berikut pedoman untuk membantu mendesain sistem ukuran kinerja (Harbour,1997:67):
1. Pengukuran mendorong perilaku,
2. Mengukur hasil pekerjaan dan faktor dalam proses mempengaruhi hasil kerja.
3. Sistem pengukuran kinerja memerlukan biaya untuk pengembangan dan pemeliharaan,
4. Pengukuran kinerja spesifik perlu dikaitkan dengan penggunaan spesifik berdasar nama atau jabatan,
5. Mengambangkan ukuran dan sistem yang memberikan kecukupan informasi,
Dasar Ukuran Kinerja
1. Apa yang diukur sesuai kebutuhan pelanggan,
2. Kebutuhan pelanggan diterjemahkan menjadi prioritas strategis,
3. Memberikan perbaikan kepada tim
Kriteria Ukuran Kinerja
Dikaitkan dengan tujuan strategis
Relevan dengan sasaran
Fokus pada output yang terukur
Dasar pengukuran berbasiskan data
Bersifat komprehensif
Indikator Kinerja
Produktivitas
Kualitas
Pemanfaatan
Sumber Daya
Biaya
Ketepatan waktu
Indikator Kinerja (Armstrong, 1994)
Uang Waktu
Indikator Kinerja
Kinerja Layanan
Utilization raters
Time targets
Volume of service Demand/
service provision Productivity
Macam-macam Ukuran Kinerja
Customer service
Enginee ring Health
care
cturing Procurement
sales
Shipping
Sistem Pengukuran Kinerja
Masalah yang timbul dalam pengukuran kinerja:
1. Terdapat banyak ukuran
2. Pengukuran tidak berhubungan dengan strategi 3. Pengukuran bersifat bias
4. Sistem reward tidak setara dengan ukuran kinerja
Ukuran Kinerja Efektif
Spesifik bagi individu atau
kelompok
Mudah dipahami
Disosialisasikan sebelum digunakan
Dapat diakses dengan mudah
Tipe Ukuran Kinerja
1. SIFAT UKURAN
a. Langsung- Tidak Langsung b. Subjektif- Objektif
Sumber: Weather dan Davis,Human Resource Management,1996:347
Tipe dan Akurasi Kinerja
Tipe ukuran kinerja Tingkat akurasi relatif
Langsung Tidak Langsung Objektif Sangat tinggi Tinggi
Subjektif Rendah Sangat rendah
Desain Sistem Pengukuran Kinerja
2. HIERARKI UKURAN
Keuntungan menciptakan hierarki ukuran kinerja:
1. Mengusahakan informasi terkait dengan kinerja spesifik dan relevan pada tingkat yang berbeda dalam organisasi.
2. Ukuran tingkat lebih rendah yang terkumpul dapat degan mudah dikombinasikan dan disatukan untuk menciptakan ukuran lebih tinggi.
Tipe Ukuran Kinerja:
1. Key Resource Indicators (KRI)
2. Performance Indicators (PI)
3. Results Inficators (RI)
Desain Sistem Pengukuran Kinerja
2. HIERARKI UKURAN
Empat dasar dalam mengimplementasikan Key Performance Indicators (KPI), yaitu:
1. Partnership
2. Transfer of power to the front line
3. Measuring and reporting only what matters
4. Linkage of performance measures to strategy through the critical sussess factors
Tujuh karakteristik Key Performance Indicators (KPI), yaitu:
1. Ukuran non finansial,
2. Sering diukur, 24/7, harian atau mingguan,
3. Dilakukan oleh CEO dan tim senior manajemen,
4. Mengindikasikan dengan jelas yang harus dilakukan staf,
5. Ukuran yang mengikat tanggung jawab ke bawah sampai pada tim,
6. Memiliki dampak signifikan,
Desain Sistem Pengukuran Kinerja
2. HIERARKI UKURAN
Hubungan antara Visi, Misi, Strategi, Critical Success Factors, Perspektif Balanced Scorecard dan Ukuran Kinerja
Mission/ Vision/ Values
Strategies (Issues & Initiatives)
Critical Success Factors
Financial Results
Custormer Focus
Learning & Growing
Key Resource Indicators (max 10)
Results Indicators, Performance Indicators (80 or so) Key Performance Indicators (max 10)
Financial Results
Custormer Focus
Desain Sistem Pengukuran Kinerja
3. LINGKUP UKURAN
Ukuran Individual
• Kuantitas
• Kualitas
• Produktivitas
• Ketepatan waktu
• Pengawasan biaya
Ukuran Tim
• Mereview dan merevisi ukuran organisasi dan unit bisnis
• Mereview dan merevisi ukuran
sistem operasi bisnis
• Mengidentifikasi titik pengukuran, proses, dan output
• Mengidentifikasi
penyelesaian tugas
individu
• Mengembangkan
ukuran kinerja
Ukuran Organisasional
• A balanced
Scorecard
• The European
Foundation for
Quality Management Model
• Economic Value
Added
• Traditional Financial