• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gaya Kepemimpinan pelatih olahraga dalam (4)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Gaya Kepemimpinan pelatih olahraga dalam (4)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

MATA KULIAH PERENCANAAN PROGRAM

PENYULUHAN PERTANIAN

“GAYA KEPEMIMPINAN”

Oleh: Nama : Y U S U F Nirem : 05.1.4.14.0491

KEMENTERIAN PERTANIAN

BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MAGELANG

JURUSAN PENYULUH PERTANIAN YOGYAKARTA 2016

KATA PENGANTAR

(2)

memberikan informasi kepada kita semua betapa pentingnya pemimpin dalam sebuah organisasi.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada, Dr. Ir. Sujono,MP selaku dosen pengampu mata Perencanaan Program Penyuluhan Pertanian.

Demi perbaikan menuju kesempurnaan makalah ini, segala saran dan kritik yang membangun sangat saya harapkan. Akhir kata penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pembangunan penyuluhan pertanian di Indonesia.

Yogyakarta, November 2016

(3)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu masalah yang paling populer dewasa ini adalah masalah kepemimpinan. Pentingnya manajemen merupakan salah satu alat dalam kehidupan suatu organisasi, terutama dalam bidang kehidupan manusia selalu mendapat perhatian khusus. Dalam hal ini selalu dititik beratkan kepada pimpinan. Pimpinanlah yang merupakan motor penggerak dari sesuatu usaha atau kegiatan. Pimpinan tersebut harus mampu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, terutama dalam pengambilan keputusan dan kebijaksanaan yang dapat mempermudah pencapaian tujuan dari organisasi itu secara efektif dan efisien.

Bertitik tolak dari hal-hal tersebut, maka berhasil tidaknya suatu usaha pencapaian tujuan yang telah ditentukan itu sebagian besar akan ditentukan oleh kemampuan pimpinan yang memegang peranan penting dalam rangka menggerakkan orang-orang bawahannya, Keterampilan kepemimpinan (Leadership Skill) yang baik dan efektif sangat penting untuk membangun, mendorong dan mempromosikan budaya dalam perusahaan yang kuat dan akhirnya mencapai kesuksesan. Dengan demikian, keterampilan kepemimpinan diperlukan untuk memaksimalkan efisiensi dan mencapai tujuan organisasi.

(4)

1.2 Tujuan Penulisan

(5)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kepemimpinan dalam Organisasi

Kepemimpinan berasal dari bahasa inggris yaitu leadership. Menurut Tikno Lensufie, Kepemimpinan memiliki arti luas, meliputi ilmu tentang kepemimpinan, teknik kepemimpinan, seni memimpin, ciri kepemimpinan, serta sejarah kepemimpinan. Kepemimpinan bukan berarti memimpin orang untuk sesaat (insidental) seperti memimpin upacara bendera, memimpin paduan suara dan sebagainya. Tapi kepemimpinan lebih kepada seseorang yang memimpin suatu organisasi atau institusi.

kepemimpinan adalah faktor kunci dalam suksesnya suatu organisasi serta manajemen. Kepemimpinan adalah entitas yang mengarahkan kerja para anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan yang baik diyakini mampu mengikat, mengharmonisasi, serta mendorong potensi sumber daya organisasi agar dapat bersaing secara baik.

Konsep kepemimpinan telah banyak ditawarkan para penulis di bidang organisasi dan manajemen. Kepemimpinan tentu saja mengkaitkan aspek individual seorang pemimpin dengan konteks situasi di mana pemimpin tersebut menerapkan kepemimpinan. Kepemimpinan juga memiliki sifat kolektif dalam arti segala perilaku yang diterapkan seorang pimpinan akan memiliki dampak luas bukan bagi dirinya sendiri melainkan seluruh anggota organisasi.

(6)

mencapai tujuan-tujuannya. Pemimpin menunjuk pada personal atau individu spesifik atau kata benda. Sementara itu, kepemimpinan adalah sifat penerapan pengaruh oleh seorang anggota kelompok atau organisasi terhadap anggota lainnya guna mendorong kelompok atau organisasi kepemimpinan otoriter, pemimpin mengendalikan semua aspek kegiatan. Pemimpin memberitahukan sasaran apa saja yang ingin dicapai dan cara untuk mencapai sasaran tersebut, baik itu sasaran utama maupun sasaran minornya. Pemimpin yang menjalankan gaya kepemimpinan ini juga berperan sebagai pengawas terhadap semua aktivitas anggotanya dan pemberi jalan keluar bila anggota mengalami masalah. Dengan kata lain, anggota tidak perlu pusing memikirkan apappun. Anggota cukup melaksanakan apa yang diputuskan pemimpin. Kepribadian dasar pemimpin model ini adalah merah. Kelebihan model kepemimpinan otoriter ini ada pada pencapaian prestasinya.

(7)

semua orang adalah musuh, entah itu bawahannya atau rekan kerjanya. Gaya kepemimpinan otoriter ini kadang kala menekankan kepada bawahannya supaya tidak menjadi ancaman, dengan kedisiplinan yang tidak masuk akal atau dengan target yang tak mungkin dicapai. Gaya kepemimpinan otoriter ini bisa efektif bila ada keseimbangan antara disiplin yang diberlakukan kepada bawahan serta ada kompromi terhadap bawahan. Jurnal Patricia Dhiana Paramita

(8)

menguntungkan dirinya, dan juga menguntungkan lawannya. Dalam bahasa sederhana, seorang pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan jenis ini merupakan diplomator yang ulung, atau win-win solution. Kesabaran dan kepasifan adalah kelemahan pemimpin dengan gaya demokratis ini. Umumnya, mereka sangat sabar dan sanggup menerima tekanan. Namun kesabarannya ini bisa sangat – sangat keterlaluan. Mereka bisa menerima perlakuan yang tidak menyengangkan tersebut, tetapi pengikut-pengikutnya tidak. Dan seringkali hal inilah yang membuat para pengikutnya meninggalkan si pemimpin. Gaya kepemimpinan demokratis ini akan efektif bila :

1). Pemimpin mau berjuang untuk berubah ke arah yang lebih 2). Punya semangat bahwa hidup ini tidak selalu win-win solution, ada kalanya terjadi win-loss solution. Pemimpin harus mengupayakan agar dia tidak selalu kalah, tetapi ada kalanya menjadi pemenang. menurut Thoha (2013:49)

2.3 Teori Dasar Kepemimpinan

Ditinjau dari sejarah perkembangannya dapat dikemukakan disini adanya tiga teori dasar kepemimpinan:

1. Teori Genetis (Keturunan).

Inti dari teori menyatakan bahwa—Leader are born and not made

(9)

sebagai traits within the individual leader. Jadi seseorang dapat menjadi pemimpin karena dilahirkan sebagai pemimpin dan bukan karena dibuat atau dididik untuk itu (leader were borned and note made).

2. Teori Sosial.

Jika teori pertama di atas adalah teori yang ekstrim pada satu sisi, maka teori inipun merupakan ekstrim pada sisi lainnya. Inti aliran teori sosial ini ialah bahwa—Leader are made and not born—(pemimpin itu dibuat atau dididik bukannya kodrati). Jadi teori ini merupakan kebalikan inti teori genetika. Para penganut teori ini mengetengahkan pendapat yang mengatakan bahwa setiap orang bisa menjadi pemimpin apabila diberikan pendidikan dan pengalaman yang cukup. Teori ini memandang kepemimpinan sebagai fugsi kelompok (function of the group). Menurut teori ini, sukses tidaknya suatu pemimpin tidak hanya dipengaruhi oleh sifat-sifat yang ada pada seseorang, tetapi justru yang lebih penting adalah dipengaruhi oleh sifat-sifat dan ciri-ciri kelompok yang didampinginya.

3 3. Teori Ekologis.

(10)

masih ditentukan pula oleh situasi yang selalu berubah yang mempengaruhi perubahan dan perkembangan kehidupan kelompok yang didampingnya.

5

Definisi Kepemimpinan

1. Kepemimpinan adalah prilaku dari seorang individu yang memimpin aktifitas-aktifitas suatu kelompok kesuatu tujuan yang ingin dicapai bersama (share goal) (Hemhill& Coons, 1957:7).

2. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalam suatu situasitertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi, kearah pencapaian satuatau beberapa tujuan tertentu (Tannenbaum, Weschler & Massarik, 1961:24)…. 3. Kepemimpinan adalah pembentukan awal serta pemeliharaan

struktur dalam harapan dan interaksi (Stogdill, 1974:411). 4. Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi

sedikit pada dan beradadiatas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan rutin organisasi (Katz & Kahn,1978:528)

5. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas sebuah kelompok yang diorganisasi kearah pencapaian tujuan (Rauch & Behling, 1984:46)

6. Kepemimpinan adalah sebuah proses memberi arti (pengarahan yang berarti) terhadap usaha kolektif dan yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang dinginkan untuk mencapai sasaran (Jacob & Jacques, 1990:281)

7. Para pemimpin adalah mereka yang secara konsisten memberi kontribusi yangefektif terhadap orde sosial dan yang diharapkan dan dipersepsikan melakukannya (Hosking, 1988:153)

2.4 Fungsi Dari Kepemimpinan

(11)

Perencana, Pelaksana, Penyusun kebijakan, Tenaga ahli, Wakil kelompok luarPengawas dan pengendali pertalian-pertalian di dalam kelompoknya, Pelaksana hukuman dan pujian, Pelerai bawahannya yang bersengketa, Suri teladan bawahannya, Jambang suatu kelompok, Penanggung jawab, Tokoh bapak, Kambing hitam, Pecinta ideologi bagi kelompoknya.

BAB III

KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Organisasi sebagai kesatuan sosial, yaitu terdiri dari orang atau kelompok orang yang berinteraksi satu sama lain. Setiap organisasi dituntut selalu peka terhadap aspirasi, keinginan, tuntutan dan kebutuhan berbagai kelompok dengan siapa organisasi berinteraksi.

(12)

sehingga tidak berlaku hukum rimba. Kepemimpinan juga dapat dikatakan penting apabila memanfaatkan dan mengelola potensi setiap anggota dengan cara yang tepat . Maka dari itu seorang pemimpin dalam mengendalikan kepemimpinannya harus mendorong perilaku positif dan meminimalisir semua yang negatif, mencari pemecahan masalah, mempelajari perubahan di sekitarnya, serta mencanangkan strategi yang tepat untuk mencapai tujuan.

Kepemimpinan sebagai proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan tugas dari para anggota kelompok juga merupakan sarana pencapaian tujuan. Pemimpin dalam kehidupan organisasi mempunyai kedudukan yang strategis dan merupakan gejala sosial yang selalu diperlukan dalam kehidupan kelompok.

Kepemimpinan sangat diperlukan oleh suatu organisasi. Berhasil tidaknya organisasi mencapai tujuannya ak an sangat tergantung pada pemimpinnya. Kepemimpinan adalah proses mengarahkan dan mempengaruhi aktifitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota kelompok. Pemimpin bertanggung jawab dalam mengintegrasikan antara kebutuhan dan keinginan dari anggota organisasi dengan kebutuhan kebutuhan organisasi. Penting kiranya dalam organisasi untuk melaksanakan manajemen kepemimpinan yang akan mendukung organisasi dalam mencapai tujuannya.

3.2 Saran

(13)

3.3 Penutup

Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi “Kepemimpinan dalam Organisasi” yang kami bahas dalam makalah ini, semoga bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua, kami mohon maaf atas banyaknya kekurangan karena terbatasnya referensi yang kami peroleh. Sekiranya para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun untuk kami. Sekian penutup dari kami semoga makalah ini dapat bermanfaat, kami ucapkan terimakasih.

REFERENSI

https://www.google.co.id/url?

sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjj zqjo7u7QAh

http://belajarpsikologi.com/tipe-tipe-kepemimpinan/ http://digilib.unila.ac.id/15583/14/BAB%20II.pdf

http://www.kompasiana.com/rudisalamsinulingga/gaya-gaya-kepemimpinan_54f79ceca33311df1d8b4583

https://www.google.co.id/url?

(14)

%2Fejournal.undip.ac.id%2Findex.php%2Fsmo%2Farticle%2Fdownload

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian dengan judul pengaruh model pembelajaran Kreatif-Produktif terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa kelas X pada pembelajaran biologi di SMA Negeri 2

Kepercayaan Diri dan Konformitas Remaja berpengaruh positif terhadap Perilaku Konsumtif.Berdasarkan koefisiendeterminasi (R square) diperoleh harga R sebesar 0,845

Dengan bahan alam yang digunakan, anak merasa sangat senang melakukan kegiatan pembelajaran, walaupun masih ada anak yang belum bisa mengerjakan kegiatan dengan benar;

[r]

Manurut [ CITATION Mah07 \l 1033 ], dalam penelitiannya menemukan bahwa penyebab ketiga stress pada mahasiswa adalah keadaan lingkungan yang tidak sesuai antara lain

Kemudian kriteria nomor 4 juga mendapat skor 4 dari semua validator karena tata letak isi pada poster lipat memuat 16 aspek yaitu cover, kata pengantar, cerita

horizontal, Jakarta: Gramedia

Dari hal tersebut diatas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pemberian Terapi Humor Terhadap Penurunan Tingkat Stres Pada