Liabilitas Jangka Pendek, Provisi dan
Kontinjensi
Liabilitas Jangka Pendek, Provisi dan
Kontinjensi
Chapter
Liabilitas Jangka Pendek
1
PSAK 57 Provisi. Liabilitas Kontijensi dan Aset Kontijensi
2
Ilustrasi
3
Agenda
Liabilitas
Liabilitas
Menurut IASB:
Kewajiban sekarang yang timbul dari kejadian di masa lalu yang diselesaikan dengan menyerahkan sumberdaya yang memiliki manfaat ekonomii.
Karakteristik Liabilitas: 1. Kewajiban saat ini
liabilitas Jangka Pendek adalah:
1. liabilitas yang diharapkan dapat dilunasi dalam siklus
operasi normal perusahaan, atau
2. Diharapkan dilunasi dalam waktu 12 bulan sesuadah
tanggal pelaporan
Jenis-jenis liabilitas Jangka Pendek:
Utang Dagang. Utang Wesel.
Utang JP yang jatuh tempo. liabilitas jangka pendek
yang akan di-refinance. Utang dividen.
Deposit dan uang muka. Pendapatan diterima dimuka.
Utang PPN (PPn). Utang PPh.
Saldo yang dimiliki (menjadi hak) pihak lain untuk barang, suplais, dan jasa yang dibeli secara kredit.
Utang Dagang (trade accounts payable)
Timbul karena adanya perbedaan waktu antara saat diterimanya barang atau jasa dan pembayarannya.
Termin penjualan (mis., 2/10, n/30) menetapkan periode kredit.
Contoh transaksi:
•
Pada tanggal 10 Januari 2015, PT ABC
membeli barang dagangan seharga
Rp5.000.000, dengan termin 2/10, n/30.
•
Pada tanggal 20 Januari 2015, 60% dari
utang tersebut dibayar
•
Pada tanggal 10 Februari 2015, sisa
Utang Dagang (trade accounts payable)
Metoda bruto
Jan. 10 Pembelian 5.000.000
Utang Dagang 5.000.000
Jan. 20 Utang Dagang 3.000.000
Kas 2.940.000
Potongan pemb. 60.000
Feb. 10 Utang Dagang 2.000.000
Kas 2.000.000
Metoda neto
UTANG DAGANG
UTANG DAGANG
Jan. 10 Pembelian 4.900.000
Utang Dagang 4.900.000
Jan. 20 Utang Dagang 2.940.000
Kas 2.940.000
Latihan 1
Berikut ini adalah transaksi yang terjadi di PT Inosensius
tahun 2015:
9/3 Dibeli barang dagangan dari PT Audrey seharga
Rp50.000.000,00 dengan syarat 2/10,N/30
18/3 Melunasi 75%
25/3 Melunasi sisanya
Diminta:
Janji tertulis untuk membayar sejumlah uang pada tanggal tertentu di masa mendatang.
Utang Wesel
Timbul dari pembelian, pendanaan, dan transaksi lain. Wesel digolongkan sebagai jangka pendek dan jangka panjang.
Wesel ada yang berbunga dan tidak berbunga ( interest-bearing or zero-interest-bearing).
UTANG WESEL
• Timbul dari pembelian, pendanaan, dan transaksi lain. • Wesel ada yang berbunga dan tidak berbunga (
interest-bearing or zero-interest-bearing).
• Dapat bersifat jangka pendek atau panjang • Jika tidak berbunga diterbitkan dengan diskon
Contoh (Wesel berbunga)
• Pada tanggal 17 September 2015 PT BCD membeli
barang seharga Rp10.000.000 dari PT XYZ, dengan syarat 2/10, n/30.
• Pada tanggal 17 Oktober 2015, PT BCD dak dapat
membayar utangnya sehingga PT XYZ meminta PT BCD membuat promes berjangka 120 hari dengan bunga 12%.
• Pada tanggal jatuh tempo PT BCD melunasi
liabilitasnya.
Okt. 17 Utang Dagang 10.000.000
Utang Wesel 10.000.000
Wesel berbunga
Wesel berbunga
Des. 31 Biaya Bunga 250.000
Utang Bunga 250.000
Bunga = 10.000.000 x 12% x 75/360 = 250.000
Sept. 17 Pembelian 10.000.000
Feb. 14 2016 - PT BCD membayar liabilitasnya
Feb. 14 Utang Wesel 10.000.000
Utang Bunga 250.000
Biaya Bunga 150.000
Kas 10.400.000
Wesel berbunga
Wesel berbunga
Pada tanggal 1 Oktober 2015, PT Arjuna meminjam uang dari Bank Buana Indonesia sebesar Rp10.000.000. Atas peminjaman tersebut Bank meminta kepada PT CDE untuk menandatangani sebuah promes dengan bunga 12% dan dengan jangka waktu 4 bulan.
Latihan
Wesel tanpa bunga.
Pada tanggal 1 Oktober 2017, PT DEF meminjam uang dari Bank Sentosa sebesar Rp10.400.000. Atas peminjaman tersebut, Bank Sentosa meminta kepada PT DEF untuk menandatangani sebuah promes berjangka 4 bulan, tanpa bunga. Jumlah kas yang diterima oleh PT DEF pada saat menerima pinjaman adalah sebesar Rp10.000.000.
Pertanyaan: Buatlah jurnal untuk mencatat penerbitan wesel, penyesuaian pada akhir periode, dan pembayaran utang pada saat jatuh tempo.
Wesel tanpa bunga
Okt. 1 Kas 10.000.000
Diskon Utang Wesel 400.000
Utang Wesel 10.400.000
Des. 31 Biaya Bunga 300.000
Diskon Utang Wesel 300.000
Feb. 1 Utang Wesel 10.400.000
Biaya Bunga 100.000
Kas 10.400.000
Diskon Utang Wesel 100.000
Wesel tanpa bunga
IFRS
•
Okt. 1
Kas 10.000.000
Utang Wesel 10.000.000
•
Des. 31
Biaya Bunga 300.000
Utang Wesel
300.000
•
Feb. 1
Biaya Bunga 100.000
Utang Wesel
100.000
Utang Wesel 10.400.000
Latihan 2
Berikut ini transaksi PT Arjuna yang berkaitan
dengan utang wesel:
30/11 Menerbitkan sebuah wesel sebesar
Rp35.000.000 untuk pembelian barang
dagangan. Jangka waktu 2 bulan bunga
12%.
5/12Diterima pinjaman dari Bank Niagara
Utang Jk. Panjang yang J.T. dalam 1 tahun
• Pada tanggal 1 Januari 2015, PT EFG menerima pinjaman
jangka panjang dari Bank Buana sebesar Rp12.000.000. Disepakati bahwa jangka waktu pinjaman adalah 3 tahun, dengan tingkat bunga 12%, dan angsuran pembayaran dilakukan sebanyak 3 kali setiap tanggal 1 Januari, mulai tanggal 1 Januari 2016.
Pertanyaan: Buatlah jurnal untuk tanggal 1 Januari 2015, 31 Desember 2015.
1 Januari 2016, 31 Desember 2016.
Utang Jk. Panjang yang J.T
Jan. 1 Kas 12.000.000
Utang Wesel JPj 12.000.000
Des. 31 Biaya Bunga 1.440.000
Utang Wesel JPj 4.000.000
Utang Wesel 4.000.000
Utang Bunga 1.440.000
Jurnal tahun 2015
Utang Jk. Panjang yang J.T
Jan. 1 Utang Wesel 4.000.000
Utang Bunga 1.440.000
Kas 5.440.000
Des. 31 Biaya Bunga 960.000 Utang Wesel JPj 4.000.000
Utang Wesel 4.000.000
Utang Bunga 960.000
Jurnal tahun 2016
Utang Jk. Panjang yang J.T
Jan. 1 Utang Wesel 4.000.000
Utang Bunga 960.000
Kas 4.960.000
Des. 31 Biaya Bunga 480.000 Utang Wesel JPj 4.000.000
Utang Wesel 4.000.000
Utang Bunga 480.000
Jurnal tahun 2017
Utang Jk. Panjang yang J.T
Jan. 1 Utang Wesel 4.000.000
Utang Bunga 480.000
Kas 4.480.000
Jurnal tahun 2018
Utang Jk. Panjang yang J.T
Dividen adalah hak pemegang saham atas bagian laba yang harus dibayarkan oleh perusahaan.
Utang Dividen
Umumnya dibayarkan dalam jangka waktu 3 bulan.
Dividend SP kumulatif yang tidak diumumkan tidak diakui sebagai utang.
Utang dividen dalam bentuk saham tidak diakui sebagai utang, namun dilaporkan dalam rekening modal.
Utang Deviden
Utang Dividen
• PT FGH pada tanggal 25 Desember 2017 mengumumkan
pembagian dividen kas sebesar Rp2,50 per lembar. Jumlah saham yang beredar pada saat itu adalah 10.000.000
lembar. Dividen tersebut akan dibayar tanggal 15 Januari 2018.
• Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi pada tanggal 25
Desember 2017 dan 15 Januari 2018.
Utang Deviden
Utang Dividen
Liabilitas Jangka Pendek
Liabilitas Jangka Pendek
Des. 25 Laba Ditahan 25.000.000
Utang Dividen 25.000.000
Jan. 15 Utang Dividen 25.000.000
Kas 25.000.000
Utang Deviden
Mencakup jaminan kas uang dapat dikembalikan yang diterima dari pihak lain.
• Pada tanggal 1 Jan 2018 PT GHI menjual 10 krat (@ 24
botol) Coca Cola kemasan dalam botol. Untuk setiap botol yang dijual, perusahaan memungut uang tanggungan (yang dapat diminta kembali dengan cara menyerahkan botol) kepada pembeli sebesar Rp250,00 per botol.
• Pada tanggal 15 Jan 2018 PT GHI menerima pengembalian
botol kosong sebanyak 216 botol (9 krat).
Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi yang diperlukan
Jan. 1 Kas 60.000
Utang Jaminan 60.000
(untuk mencatat uang jaminan 10 krat botol)
Jan. 15 Utang Jaminan 54.000
Kas 54.000
(untuk mencatat penukaran 9 krat botol)
Merupakan pembayaran yang diterima sebelum barang atau jasa diserahkan
Pendapatan Diterima di Muka (Unearned Revenues)
PT HIJ pada tanggal 1 Desember 2017 mendapat kas sebesar Rp12.000.000 untuk aktiva tetap yang disewa oleh PT XYZ. Aktiva tetap tersebut disewa untuk jangka waktu 12 bulan.
Des. 1 Kas 12.000.000
Pendapatan Sewa DDM 12.000.000
Des. 31 Pendapatan Sewa DDM 1.000.000
Pendapatan Sewa 1.000.000
1/12/18 Pendapatan Sewa DDM 11.000.000
Pendapatan Sewa 11.000.000
Unearned Revenues
Pajak atas Penghasilan:
25 Desember 2017, sedang pemotongan
PPh karyawan disetor oleh PT IJK ke Kas
Negara melalui Bank Persepsi pada tanggal
Utang Pajak
Utang Pajak Penghasilan
Utang Pajak
Utang Pajak
Des. 25 Biaya Gaji dan Upah 100.000.000
Kas 92.500.000
Utang PPh Karyawan 7.500.000
Jan. 10 Utang PPh Karyawan 7.500.000
(Pajak atas Penjualan = Pajak Pertambahan Nilai)
• Atas pembelian kredit barang dagangan sebesar
Rp10.000.000,00, PT Jaya dipungut PPN 10%.
• Atas penjualan kredit barang dagangan sebesar
Rp15.000.000,00, PT Jaya memungut PPN 10%.
• Atas pemungutan PPN tersebut, PT Jaya menyetorkannya ke
Kas Negara.
• Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi:
pembelian, penjualan, dan penyetoran pajak.
Utang Pajak Pertambahan Nilai
Utang Pajak
Utang PPN
Utang PPN
Utang PPN
Pemb. Pembelian 10.000.000 PPN Dibayar di Muka 1.000.000
Utang Dagang 11.000.000
Penj. Piutang Dagang 16.500.000
Penjualan 15.000.000 Utang PPN 1.500.000
Setoran Utang PPN 1.500.000
PPN Dibayar di Muka 1.000.000
• PT KLM membayar gaji dan upah karyawan setiap tanggal 1
bulan berikutnya. Gaji dan upah untuk bulan Desember
2007 adalah Rp20.000.000. PPh atas gaji dan upah tersebut adalah Rp2.000.000. PT KLM menyetor PPh karyawan ke Kas Negara pada tanggal 10 Januari 2008.
• Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi tersebut
di atas, termasuk pengakuan biaya gaji dan upah bulan Desember 2006.
Utang Biaya (Biaya yang Masih Harus Dibayar
Utang Pajak
Utang Biaya
Utang Pajak
Utang Pajak
Des. 31 Biaya Gaji dan Upah 20.000.000
Utang Gaji dan Upah 20.000.000
Jan. 01 Utang Gaji dan Upah 20.000.000
Kas 18.000.000
Utang PPh 2.000.000
Jan. 10 Utang PPh 2.000.000
Utang Bonus
Bonus merupakan pembayaran kepada karyawan diluar gaji reguler yang mereka terima.
Bonus yang dibayarkan merupakan biaya operasi.
Bonus yang belum dibayarkan harus dilaporkan sebagai utang Jangka Pendek.
Utang Bonus
Utang Bonus
• PT Lamtoro memutuskan untuk memberikan bonus pada
karyawannya. Laba yang diperoleh perusahaan tahun 2006 sebelum dikurangi bonus dan pajak adalah Rp280.000.000. Bonus yang akan diberikan adalah 20% dan besarnya pajak 40%.
Buatlah jurnal jika bonus dihitung berdasarkan: 1. Laba sebelum pajak setelah dikurangi bonus.
2. Laba setelah dikurangi pajak sebelum dikurangi bonus 3. Laba setelah dikurangi pajak dan bonus
Utang Bonus
1. Bonus dihitung dari Laba sebelum pajak setelah dikurangi bonus.
b = 20% x (laba - b)
b = 20% x (280.000.000 - b) b = 56.000.000 – 0,2b
1,2b = 56.000.000 b = 46.666.667
Jurnal Biaya Bonus 46.666.667
Utang Bonus
Bonus dihitung atas dasar laba setelah pajak (t) sebelum dikurangi bonus (b)
t = 40% x (laba - b)
t = 40% x (280.000.000 - b) t = 112.000.000 - 0,4b
b = 20% x (laba - t)
b = 20% x (280.000.000 - (112.000.000 - 0,4b)) b = 20% x (168.000.000 + 0,4b)
b = 33.600.000 + 0,08b
b = 33.600.000/0,92 = 36.521.739
Utang Bonus
Bonus dihitung atas dasar laba setelah dikurangi pajak dan bonus:
t = 40% x (laba - b)
t = 40% x (280.000.000 - b) t = 112.000.000 - 0,4b
b = 20% x (laba - b - t)
b = 20% x (280.000.000 - b - (112.000.000 - 0,4b)) b = 20% x (168.000.000 - 0,6b)
b = 33.600.000 - 0,12b
Utang Bonus
•
PSAK 57 (IAS 37) ini bertujuan untuk
mengatur
– pengakuan dan pengukuran provisi,
kewajiban kontinjensi dan aset kontinjensi serta
– untuk memastikan informasi memadai
telah diungkapkan dalam CatLK
•
Agar para pengguna dapat memahami
sifat, waktu, dan jumlah yang terkait
dengan informasi tersebut.
Tujuan & Ruang Lingkup PSAK 57
Provision
Provisi adalah liabilitas yang waktu atau jumlahnya belum pasti atau jumlahnya masih ditaksir.
Provisi
Provisi
Provisi diakui jika memenuhi kondisi berikut ini:
1. Perusahaan mempunyai kewajiban saat ini (legal atau praktis) sebagai akibat kejadian masa lalu.
2. Ada kemungkinkan diperlukan aliran keluaran sumber daya yang mempunyai manfaat ekonomi
Contoh:
• denda atau biaya pemulihan pencemaran lingkungan, yang mengakibatkan arus keluar sumber daya untuk menyelesaikan kewajiban itu tanpa memandang tindakan entitas pada masa datang.
• biaya kegiatan purna-operasi (decommissioning) instalasi
minyak atau instalasi nuklir sebatas jumlah yang harus
Provisi
Provisi
Contoh:
Garansi Hadiah
Biaya Garansi
Biaya Garansi
Janji yang dibuat oleh seorang penjual kepada seorang pembeli untuk memperbaiki kelemahan dalam hal
kuantitas, kualitas, atau kinerja produk.
Biaya Garansi
Garansi
Metode akuntansi untuk garansi:
1. Cash Basis
2. Accrual Basis
Cash Basis
Garansi - Accrual Basis
Utang Garansi
Utang Garansi
2005 Piutang Dagang 500.000.000
Penjualan 500.000.000
Des. 31 Biaya Garansi 26.000.000
Kas/Persediaan Sk Cd 26.000.000
Biaya Garansi 4.000.000
Utang Garansi 4.000.000 (untuk mencatat sisa garansi yang belum diklaim)
Utang Garansi
Utang Garansi
2006 Piutang Dagang 600.000.000
Penjualan 600.000.000
Utang Garansi 4.000.000
Kas/Persediaan SC 4.000.000
Biaya Garansi 31.000.000
Kas/Persediaan SC 31.000.000
Des. 31 Biaya Garansi 5.000.000
Utang Garansi 5.000.000
Utang Hadiah
Utang Hadiah
•
Dalam tahun 2005 PT NOP memutuskan
untuk memberikan hadiah berupa sabun
mandi kepada konsumennya. Untuk itu setiap
pembelian satu unit produk, pembeli akan
mendapat satu lembar kupon hadiah. Setiap
5 lembar kupon dapat ditukar dengan satu
buah sabun mandi. Informasi transaksi yang
terjadi selama tahun 2005 adalah:
•
Dijual 100.000 unit produk dengan harga
Rp50.000/unit.
•
Dibeli 10.000 buah sabun mandi dengan
harga Rp2.000/buah.
•
Diterima 40.000 lembar kupon untuk
ditukar dengan sabun mandi.
•
Perusahaan memperkirakan 60% dari kupon
Utang Hadiah
Utang Hadiah
Penj. Piutang Dagang 5.000.000.000
Penjualan 5.000.000.000
Pemb. Persediaan Hadiah 20.000.000
Kas 20.000.000
Biaya Hadiah 16.000.000
Persediaan Hadiah 16.000.000
Des. 31 Biaya Hadiah 8.000.000
Liabilitas Kontijensi
1. liabilitas potensial yang timbul dari peristiwa
masa lalu dan keberadaannya menjadi pasti
dengan terjadinya atau tidak terjadinya satu
atau lebih peristiwa di masa depan yang tidak
sepenuhnya berada dalam kendali entitas
2. Tidak terdapat kemungkinan entitas
mengeluarkan sumber daya yang mengandung
manfaat ekonomi
Contoh Liabilitas kontijensi
Suatu entitas sedang menghadapi tuntutan di pengadilan atas tuduhan pelanggaran merek dagang. Sampai dengan tanggal 31 Desember belum ada keputusan pengadilan. Ada
kemungkinan entitas akan kalah dan harus membayar kerugian.
Tidak terdapat liabilitas yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu
Simpulan: