• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan - Majas Dalam Bahasa Pakpak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan - Majas Dalam Bahasa Pakpak"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kepustakaan yang Relevan

Penulisan proposal skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku yang relevan.

Hal ini dikarenakan hasil dari suatu karya ilmiah haruslah dapat dengan mudah

dipertanggungjawabkan dan harus disertai data-data yang kuat serta ada

hubungannya dengan yang akan diteliti.

2.1.1 Pengertian Majas

Dale dalam buku Tarigan 1985:112 Majas, kiasan atau ‘figure of speech’

adalah bahasa kias, bahasa indah yang dipergunakan untuk meninggikan serta

meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta memperbandingkan suatu

benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum.

Warriner dalam buku Tarigan 1985:112 Majas atau ‘figurative language’

adalah bahasa yang dipergunakan secara imajinatif, bukan dalam pengertian yang

benar-benar secara alamiah saja.

Majas merupakan bentuk retorik, yaitu penggunaan kata-kata dalam

berbicara dan menulis untuk menyakinkan ataupun mempengaruhi para penyimak

(2)

Majas sudah seringkali dibicarakan orang terutama oleh para pakar, baik

dari bidang linguistik maupun bidang sastra. Menurut kamus B.Indonesia yang

diterbitkan oleh Tim Media Center Pressindo, Majas adalah kiasan, cara

menggambarkan sesuatu dengan jalan memperbandingkan atau menyamakan

dengan sesuatu yang lain. Menurut Tarigan bahwa majas adalah cara

mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa

dan kepribadian penulis. Menurut Goris Keraf, sebuah majas dikatakan baik bila

mengandung tiga dasar, yaitu: kejujuran, sopan santun, dan menarik.

Seorang pakar Slamet Mulyana mendefinisikan majas sebagai susunan

perkataan yang terjadi karena perasaan yang timbul atau hidup dalam hati penulis,

yang menimbulkan suatu perasaan tertentu dalam hati pembaca. Dari beberapa

pengertian ahli bahasa diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa majas adalah cara

menampilkan diri dalam berbahasa, baik secara tulisan maupun lisan yang di

realisasikan melalui kiasan. Majas merupakan bagian dari gaya bahasa yang

digunakan di saat seseorang ingin mengungkapkan perasaannya, dan seringkali

(3)

2.2. Teori yang Digunakan

Secara etimologis, teori berasal dari kata theoria (Yunani), berarti

kebulatan alam atau realita. Teori diartikan sebagai kumpulan konsep yang telah

teruji, yaitu melalusi kompetensi ilmiah yang dilakukan dalam penelitian.

Teori merupakan landasan fundamental sebagai argumentasi dasar untuk

menjelaskan atau memberi jawaban terhadap masalah yang akan dibahas.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori yang dikemukakan oleh

Tarigan,Moeliono, dkk. Penulis menganggap teori Tarigan, Moeliono, dkk paling

sesuai untuk mengkaji tentang majas perbandingan masyarakat Pakpak.

2.2.1 Pengertian Personifikasi

Tarigan 1985: 113 Personifikasi adalah jenis majas yang melekatkan sifat insan kepada barang yang tidak bernyawa dan ide yang abstrak. Majas ini dapat pula diartikan sebagai penggambaran benda-benda yang tak bernyawa seolah-olah memiliki sifat seperti manusia.

Contohnya:

(1) Mentari mengintip wajahku lewat jendela,

(2) Hujan memandikan tanaman disiang hari,

(3) Badai menderu-deru, lautan mengamuk;

(4)

2.2.2 Pengertian Metafora

Mansoer Pateda 1985:156 Metafora yaitu majas yang melukiskan sesuatu dengan membandingkanya dengan sesuatu yang lain yang sesuatu tersebut sudah diketahui benar baik wujud ataupun sifatnya oleh pendengar/ pembacanya.

Contohnya:

(1) Aku adalah angin yang kembar

(2) Dia adalah anak emas pamanku;

(3) Cinta adalah bahaya yang lekas jadi pudar.

2.2.3 Pengertian Perumpamaan

Tarigan 1985:108 Perumpamaan/Simik adalah majas yang membandingkan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama. Majas ini ditandai oleh pemakai membandingkan bagai, bagaikan, seperti, ibarat, serupa, dan kata pembanding lainnya.

Contohnya:

Bagaikan harimau pulang kelaparan, seperti menyulam di kain yang lapuk.

2.2.4 Pengertian Alegori

Tarigan 1985:117Alegori adalah majas yang menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran, merupakan metafora yang diperluas dan berkesinambungan tempat atau wadah obyek atau gagasan yang diperlambangkan. Dengan kata lain alegori adalah majas yang memakai satu kata untuk makna yang terselubung.

Contohnya:

(1) Iman adalah kemudi dalam mengarungi zaman

(2) Hidup kita diumpamakan dengan biduk atau bahtera yang

(5)

2.2.5 Pengertian Antitesis

Secara kalamiah antitesis berarti ‘lawan yang tepat’ atau pertentangan yang benar-benar (Poerwadarminta, 1976:52)

Antitesis adalah sejenis majas yang mengadakan komparasi atau perbandingan antara dua antonim (yaitu kata-kata yang mengandung ciri-ciri semantik yang bertentangan).

Contohnya:

1. Hidup matinya manusia di tangan Tuhan.

2. Cantik atau tidak, kaya atau miskin, bukanlah ukuran nilai seorang

wanita.

3. Bahasa dapat menunjukkan tinggi rendahnya suatu bangsa.

4. Maju mundurnya desa tergantung dari warganya.

2.2.6 Pengertian Hiperbola

Hiperbola adalah sejenis majas yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan jumlahnya, ukurannya atau sifatnya maksud memberi penekanan pada suatu pernyataan atau situasi untuk memperhebat, meningkatkan kesan dan pengaruhnya (Tarigan,1983:143)

Contohnya :

1.Ibu terkejut setengah mati, ketika mendengar anaknya kecelakaan.

2. Kurus kering tiada daya kekurangan pangan.

3. Tabunganya bermiliar-miliar, emasnya berkilo-kilo.

2.2.7 Pengertian Litotes

(6)

Tarigan 1983:144 Litotes adalah sejenis majas yang mengandung pernyataaan yang dikecil-kecilkan,dikurangi dari kenyataan yang sebenarnya, misalnya untuk merendahkan diri.

Contohnya:

1.Hasil usahanya tidak mengecewakan hati.

2.Kami disuguhi dengan makanan yang tidak membosankan.

3.anak ini sama sekali tidak bodoh.

4.Kelakuan si Rony tidak menecilkan hati orang tuanya.

2.2.8 Majas Ironi

Ironi adalah sejenis majas yang mengimplikasikan sesuatu yang berbeeda, bahkan ada kalanya bertentangang dengan yang sebenar-benarnya dikatakan.

Contohnya:

1.Bersih benar hatimu, semua orang kamu cuci dan kamu fitnah.

2.Aduh, bersih benar kamar ini, puntung rokok dan sobekan kertas

bertebaran di lantai.

3.Saya senang atas kehematannya, uang tabungannya habis buat

berfoya-foya.

4.Alangkah harumnya kamar mandi ini, bau jengkol dan petai.

5.Bagus benar rapornya si andi, banyak benar angka merahnya.

2.2.9 Majas Oksimoron

Majas Oksimoron adalah majas yang mengandung penegakan, pendirian yang menyatakan suatu bertentangan.

Contohnya :

(7)

2.Olah raga naik gunung memang menarik perhatian walaupun

sangat berbahaya.

3.Siaran Televisi dapat dipakai sebagai sarana perdamaian tetapi

dapat juga dipakai sebagai penghasut perperangan.

2.2.10 Majas Metonimia

Metonimia berasal dari bahasa Yunani meta berarti ‘bertukar’ + onym berarti ‘nama’. Metonimia adalah sejenis majas yang mempergunakan nama sesuatu barang bagi sesuatu lain yang berkaitan erat dengannya (Dale,1971:234).

Moeliono (dalam Tarigan,1986:139) mengemukakan bahwa metonimia adalah majas yang memakai nama ciri atau nama hal, sebagai penggantinya.

Contohnya :

1.Kami ke rumah nenek naik kijang.

2.Ayah baru saja membeli Suzuki dengan harga dua belas juta

rupiah.

3.Dia lebih menyukai Diana Nasution daripada penyanyi lain.

4.Kemarin ibu membeli pakaian hugo.

2.2.11 Majas Sinekdoke

Kata sinekdoke berasal dari bahasa Yunani synekdechesthai (syn ‘dengan’ + ex ‘keluar’ dechesthai ‘mengambil,menerima’) yang secara kalamiah berarti ‘menyediakan atau memberikan sesuatu kepada apa yang baru disebutkan’. Dengan kata lain, sinekdoke ialah majas yang menyatakan sebagian untuk pengganti keseluruhan (Tarigan 1986:140).

(8)

Contohnya :

1. Pasanglah telinga baik-baik !

2. Kemana kamu buat matamu?

3. Ibu saya telah mempunyai dua atap di Aceh.

2.2.12 Majas Inversi

Inversi adalah majas yang merupakan permutasi atau perubahahan urutan unsur-unsur konstruksi sintaksis atau perubahan urutan subyek predikat (SP) menjadi predikat subyek (PS).

Contohnya :

1. Saya lapar Lapar saya

2. Dia datang Datang dia

3. Ibu menjahit Menjahit ibu

4. Kami ke palembang Ke palembang kami

5. Mobil ini baru sekali Baru sekali mobil ini

6. Buku ini menarik Menarik buku ini

7. Kakak kami menikah Menikah adik kami

8. Harganya delapan juta Delapan juta harganya

9. Warnanya merah Merah warnanya

10.Si elda lulus Lulus si elda

2.2.13 Majas Eufemisme

Kata eufemisme berasal dari bahasa Yunani euphemizein yang berarti ‘berbicara dengan kata-kata yang jelas dan wajar’ ; yang diturunkan dari eu ‘baik’ + phanai ‘berbicara’. Jadi secara singkat eufemisme berarti ‘pandai berbicara;berbicara baik’.(Tarigan 1986:!43)

Contohnya :

1. Bunting hamil, berbadan dua

2. Utang pinjaman

(9)

5. Mati meninggal

2.2.14 Majas Elipsis

Elipsis ialah majas yang di dalamnya dilaksanakan pembuangan atau penghilangan kata atau kata-kata yang memenuhi bentuk kalimat berdasarkan tata bahasa. Atau dengan kata lain, elipsis adalah penghilangan salah satu unsur penting dalam konstruksi sintaksi yang lengkap (Tarigan 1986:144).

Penghilangan yang dalam majas elipsis ini dapat berupa: a) Penghilangan subyek

b) Penghilangan predikat c) Penghilangan obyek d) Penghilangan keterangan

e) Penghilangan subyek, predikat, dan obyek sekaligus.

Contohnya :

1. Pada waktu pulang membawa banyak barang berharga serta perabot

rumah tangga dari home center. (penghilangan subyek mereka)

2. Dia bersama istrinya ke Medan minggu yang lalu ( penghilangan

predikat : pergi, berangkat ).

3. Mereka tadi siang ( penghilangan predikat, dan obyek membeli mobil).

4. Ke pakpak ( penghilangan subyek, predikat, obyek, keterangan waktu

sekaligus: saya membawa bika ambon ini nanti sore ke pakpak).

2.1.15 Majas Repitisi

Menurut Tarigan repetisis adalah majas yang mengandung perulangan

berkali-kali kata atau kelompok kata yang sama.

Contoh:

Cintaku padamu sejauh barat dari timur

(10)

Cintaku padamu sedalam samudera raya

Cintaku padamu sekuat besi baja

Cintaku padamu sepanas bara besi pijar,

Wahai kekasiku marga padang.

Anakku rajinlah belajar demi masa depanmu

Rajinlah belajar mengangkat derajat keluarga!

Rajinlah belajar menuntut ilmu, rajinlah belajar mencapai cita-cita.

Rajinlah belajar diiringi doa bunda,rajin belajar anakku,Tuhan

selalu bersamamu.

Tidurlah dengan tenang dielus air mataku;

Tidurlah dengan tenang dipangkuan ibu Pertiwi;

Tidurlah dengan tenang dikibar bendera sang merah putih;

Tidurlah dengan tenang dalam kenangan tak kunjung padam, wahai

pahlawanku!

Dikau rela mengorbankan jiwa ragamu demi nusa dan bangsa

tercinta ini.

Referensi

Dokumen terkait

Bagaimana kendala dan solusi yang harus dilakukan UMKM “UD PASTI MAJU” Peternakan Ayam Petelur Kabupaten Blitar dalam mengelola modal kerja sehingga dapat

Kesiapan manajemen IT (43%) Berdasarkan hasil kesiapan penerapan Simpus dengan metode DOQ-IT, maka dapat diketahui bahwa dari kesiapan infrastruktur IT yang sangat

Aspek teknis yaitu tinggi bangunan, Koefisien Dasar Bangunan (KDB), dan 6Koefisien Lantai Bangunan (KLB) pada proyek Perumahan Puri Indah Marsawa lebih kecil dari

Penelitian dibagi menjadi dua tahap : tahap pertama bertujuan untuk mengetahui kecepatan timbulnya berahi dari dosis GnRH yang berbeda, tahap kedua mengetahui

Bila deskripsi diatas dikaitkan dengan penyebab kemiskinan masyarakat Kota Bandar Lampung seperti tertera pada Tabel 1, maka semestinya program aksi sebagai rumusan program

Model yang dikembangkan oleh Van Dijk tersebut dapat digunakan untuk mengkaji sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk mengetahui pemaknaan dari film religi

Salah satu faktor di atas yang termasuk di dalamnya ialah penggunaan alat atau media, dengan adanya media, hasil belajar siswa akan lebih baik, hal ini sesuai dengan

Analisis SWOT adalah salah satu alat yang digunakan dalam sebuah strategi yang melihat Strenght (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity (peluang), dan Threat (ancaman)..