• Tidak ada hasil yang ditemukan

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Pembelajaran Melalui Manajemen Biaya Operasional Sekolah Di Sekolah Dasar Negeri Mijen ebonagung Demak T2 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Pembelajaran Melalui Manajemen Biaya Operasional Sekolah Di Sekolah Dasar Negeri Mijen ebonagung Demak T2 BAB IV"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENELITIAN

4.1.

Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Mijen 3 Kebonagung Demak yang beralamat di Jalan Raya Semarang Purwodadi Km. 37 Desa Mijen Kecamatan Kebonagung Kabupaten Demak Jawa Tengah. Status sekolah SD ini merupakan sekolah negeri, status akreditasi sekolah B, untuk waktu penyelenggaraan- nya dilakukan pada pagi hari. SDN Mijen 3 ini merupakan Gugus Sekolah Imbas dengan kategori sekolah SD SPM (Sekolah Pelayanan Minimal). SDN Mijen 3 ini telah melaksanakan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), kurikulum yang digunakan adalah KTSP dan sekolah ini menerima bantuan dana BOS.

4.2.

Hasil Penelitian

4.2.1 Aktivitas Guru dalam Upaya Peningkatan Pembelajaran melalui Manajemen BOS di SDN Mijen 3 Kebonagung Demak

(2)

mendayagunakan bantuan dana BOS yang diberikan kepada sekolah oleh pemerintah pusat yang fungsinya untuk memfasilitasi proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru di SDN Mijen 3 Kebonagung Demak tentunya sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan.

Berdasarkan observasi dan dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti bahwa di SDN Mijen 3 Kebonagung Demak bahwa penggunaan dana BOS dilakukan sesuai dengan aturan yang ada dengan berpanduan pada aturan yang ada yaitu sesuai dengan RKA atau RAPBS yang disusun sebelum tahun ajaran baru, pengelolaannya sendiri dilaksanakan secara transparan, akuntabel, jujur dan dipertanggungjawabkan setiap triwulannya, sedangkan semua siswa tidak dipungut biaya pendidikan karena kebutuhan siswa sudah dicukupi oleh dana BOS tersebut.

Upaya guru dalam mengoptimalisasi

(3)

semua kegiatan yang berkenaan dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pertanggung- jawaban dana pendidikan di SDN Mijen 3 Kebonagung Demak. Untuk mengetahui manajemen dana BOS di SDN Mijen 3 Kebonagung Demak peneliti telah melakukan wawancara dan observasi serta memperoleh dokumentasi secara langsung pada kepala sekolah, guru dan bendahara sekolah.

Berdasarkan hasil observasi, dokumentasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Perencanaan

(4)

Mijen 3 Kebonagung Demak ini merupakan salah satu factor penting keberhasilan penyelenggaraan pendidikan, karena itu dana BOS ini harus dikelola oleh orang yang bertanggungjawab dan dapat dipercaya. RAPBS ini menjabarkan program serta biaya yang dibutuhkan untuk satu tahun ajaran mendatang sebagai acuan dan pengendalian dalam penggunaan dana sekolah yang meliputi sarana prasarana sekolah dan pengembangan profesi guru. Perencanaan ini dilakukan pada tiap awal tahun ajaran dengan melibatkan pihak sekolah yang terkait.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada kepala sekolah, ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan penyusunan perencanaan pembiayaan di SDN Mijen 3 Kebonagung Demak, yaitu 1) kebutuhan selama satu tahun mendatang, 2) hasil evaluasi APBS tahun sebelumnya, dan 3) dana yang dialokasikan dari yayasan untuk satu tahun.

Perencanaan BOS yang dilaksanakan oleh Tim Manajemen BOS sekolah diimplementasikan ke dalam Rencana Anggaran pendapat dan Belanja Sekolah (RAPBS). Disusun bersama oleh kepala sekolah, komite sekolah, dan orang tua/wali siswa. Pembahasan melibatkan seluruh stakeholder

(5)

komponen sekolah meliputi kepala sekolah selaku ketua Tim Manajemen BOS sekolah, komite sekolah, dewan guru, serta perwakilan orang/wali siswa, 2) sebelum merumuskan RAPBS diawali dengan melakukan evaluasi diri sekolah serta analisis SWOT untuk mengidentifikasi kebutuhan sekolah, 3) sekolah bersikap terbuka dalam proses perencanaan dimana bersedia menerima saran dan masukan dari komite, guru, dan orang tua/wali siswa, 4) ada respon positif dan komitmen bersama dari seluruh komponen sekolah untuk memajukan sekolah melalui penyusunan RAPBS sekolah.

2. Pengorganisasian

Pengorganisasian merupakan keseluruhan proses pengelompokkan orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggungjawab dan wewenang untuk menciptakan organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.

Berdasarkan hasil observasi dan dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti bahwa upaya SDN Mijen

3 Kebonagung Demak dalam melakukan

(6)

pembelian sarana prasarana sekolah dan pendukung lain dalam proses pembelajaran SDN Mijen 3 Kebonagung Demak.

3. Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan implementasi terhadap rencana pembiayaan (RAPBS) yang telah disetujui oleh sekolah. Dalam hal ini setiap pengeluaran dan pemasukan sekolah harus dilakukan pencatatan oleh bendahara dengan teliti. Dalam pelaksanaan anggaran BOS meliputi penerimaan dan pengeluaran.

a. Penerimaan pada realisasi penerimaan dana di SDN Mijen 3 Kebonagung Demak seluruhnya bersumber dari penerimaan dana BOS. Dana BOS yang didapat pada tahun ajaran lalu 2013/2014 setelah disusun RAPBS yaitu sebesar Rp 77.969.933,-.

(7)

Pelaksanaan program BOS harus diupayakan sesuai dengan RAPBS. Disusun bersama oleh komponen sekolah mulai dari kegiatan penerimaan dana BOS hingga kegiatan pengeluaran sesuai RAPBS. Terkait dengan pelaksanaan program BOS di SD Negeri Mijen 3 dikemukakan temuan penelitian sebagai berikut: 1) terdapat dua komponen kegiatan yang tidak dilaksanakan oleh Tim Manajemen BOS SD Negeri Candisari 1 dalam mengalokasikan anggaran BOS yaitu: (a) pembelian komputer desktop, dan (b) pemberian transport siswa miskin, 2) Kepala sekolah dan Tim Manajemen BOS SD Negeri Candisari 1 mengalihkan alokasi dana untuk empat kegiatan peningkatan mutu pendidikan yaitu: (a) pembelian buku teks pelajaran, (b) pembiayaan kegiatan remedial, pengayaan, dan pemantapan persiapan ujian, (c) pembiayaan peralatan sekolah, dan (d) pengembangan profesi guru, 3) masih kurangnya dukungan orang tua/wali siswa dalam mendukung pendanaan melalui sumbangan sukarela.

4. Pengawasan

(8)

bendahara sekolah, pengawasan yang dilakukan di SDN Mijen 3 Kebonagung Demak bersifat internal dan eksternal, yaitu: a) internal, pengawasan internal ini dilakukan oleh kepala sekolah sebagai pimpinan. Selaku pimpinan, kepala sekolah melakukan manajemen terhadap pembiayaan kegiatan di sekolah. Setiap transaksi yang dilakukan oleh bendahara harus sepengetahuan kepala sekolah. Sebagai manajer atau pimpinan, kepala sekolah melakukan kegiatan pengawasan dengan melihat laporan dan proses pemasukan dan pengeluaran dana. b) eskternal, sedangkan pengawasan eksternal dilakukan oleh Komite Sekolah SDN Mijen 3 Kebonagung Demak.Dalam hal ini pengawasan diwujudkan dalam bentuk laporan tertulis dan laopran lisan.

(9)

pembelajaran yang dapat membangkitkan aktivitas siswa setidak-tidaknya menjalankan tugas utama yaitu: 1). merencanaan pembelajaran, yang terinci dalam empat sub kemampuan yaitu perumusan tujuan pembelajaran, penetapan materi pembelajaran, penetapan kegiatan belajar mengajar, penetapan metode dan media pembelajaran, penetapan alat evaluasi. 2). pelaksanaan pengajaran yang termasuk di dalamnya adalah penilaian pencapaian tujuan pembelajaran. 3). mengevaluasi pembelajaran dimana evaluasi ini merupakan salah satu komponen pengukur derajat keberhasilan pencapaian tujuan, dan keefektifan proses pembelajaran yang dilaksanakan. 4). memberikan umpan balik. Menurut Stone (dalam Sumiati dan Asra, 2009: 7) umpan balik mempunyai fungsi untuk membantu siswa memelihara minat dan antusias siswa dalam melaksanakan tugas belajar. Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar

Berdasarkan observasi dan dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti di SDN Mijen 3 Kebonagung Demak dalam optimalisasi pelaksanaan BOS aktifitas guru yang dilakukan pertama kali adalah dengan merencanaan pembelajaran, yang terinci dalam empat

sub kemampuan yaitu perumusan tujuan

(10)
(11)

terakhir yang diulas dalam perencanaan pembelajaran di SDN Mijen 3 Kebonagung Demak adalah penetapan alat evaluasi. Yaitu alat yang digunakan guru nantinya untuk mengetahui hasil atau evaluasi tahap akhir setelah kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Pada tahap perencanaan pembelajaran ini SDN Mijen 3 Kebonagung Demak untuk melengkapi kebutuhan yang akan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar menggunakan anggaran dari dana BOS yang diperoleh. Berdasarkan hasil dokumentasi yang diperoleh peneliti bahwa anggaran dana BOS tersebut digunakan untuk melengkapi sarana dan prasarana serta fasilitas sekolah yang digunakan dalam proses KBM.

Tahap kedua yaitu pelaksanaan pembelajaran. Pada tahap pelaksanaan pembelajaran ini guru

melakukan penilaian pencapaian tujuan

pembelajaran. Apakah tujuan pembelajaran yang telah disusun sebelumnya dalam perencanaan pembelajaran berhasil atau tidak. Pelaksanaan pembelajaran ini dilakukan guru dengan menggunakan media serta metode pembelajaran yang telah direncanakan dan dibeli sebelumnya dengan anggaran dana BOS, misalnya penggunaan LCD, computer atau laptop dan media-media pembelajaran yang lainnya.

(12)

dilaksanakan. Dalam tahap evaluasi ini guru melakukan penilaian dari pelaksanaan pembelajaran sebelumnya. Tes tersebut dapat berupa tes tertulis dan tes lisan. Jika ternyata masih ada kekurangan dari tahap evaluasi ini maka kepala sekolah akan segera menindaklanjutinya dengan cara mengirim guru pada workshop atau pelatihan-pelatihan guru KKG yang fungsinya untuk meningkatkan mutu pembelajaran di SDN Mijen 3 Kebonagung Demak. Semua anggaran untuk mengirim guru dalam pelatihan-pelatihan guru atau workshop tentunya juga diambil dari dana BOS. Sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya dalam RAPBS. Kemudian untuk penyusunan tes ataupun kegiatan yang lain dalam proses KBM ini tentunya SDN Mijen 3 Kebonagung menggunakan anggaran dari dana BOS yang telah ada.

(13)

dilaksanakan baru melakukan tindaklanjut pada guru yang bersangkutan.

(14)

karyawan, penentuan alokasi sumber dana, pembelanjaan barang oleh tim belanja barang, sampai dengan barang diterima dan diinventarisir oleh penerima barang. Pembukuan dana BOS diwujudkan dalam bentuk Realisasi Penggunaan Dana BOS disertai lampiran SPJ dan bukti pengeluaran dana BOS. Pelaporan tertulis dilakukan kepada tim manajemen BOS Kabupaten setiap triwulan dan dipajang di papan pengumuman sekolah. (c) Evaluasi penggunaan dana BOS dilakukan secara insidental dalam bentuk pengawasan melekat oleh kepala sekolah dan monitoring internal dilakukan oleh tim manajemen BOS Kabupaten.

Kegiatan pelaporan pelaksanaan program BOS yang dilaksanakan di SD Negeri Mijen 3, antara lain: 1) membuat laporan bulanan, triwulan, dan tahunan sebagai bahan informasi bagi kepala sekolah serta untuk meminimalkan kesalahan penyusunan laporan yang akan dikirim kepada Tim Manajemen BOS Kabupaten, 2) sistematika penyusunan laporan telah sesuai dengan petunjuk penyusunan laporan yang tertuang dalam buku panduan BOS.

(15)

Faktor pendukung dan penghambat dalam upaya optimalisasi pembelajaran melalui pengelolaan BOS merupakan salah satu factor yang ditemui baik oleh kepala sekolah, guru maupun komite sekolah dalam kegiatan pengelolaan BOS di SDN Mijen 3 Kebonagung Demak.

Dalam proses pembiayaan pendidikan seperti dana BOS ini tidak terlepas dari segala macam hambatan dan pendukung. Hal tersebut pula yang dialami di SDN Mijen 3 Kebonagung Demak pada aktifitas guru dalam upaya untuk mengoptimalisasi pembelajaran melalui dana BOS. Hambatan dan pendukung tersebut seperti yang diutarakan oleh kepala sekolah SDN Mijen 3 Kebonagung Demak berikut ini:

“Aktifitas guru dalam upaya mengoptimalisasi pembelajaran melalui pengelolaan dana BOS di SDN Mijen 3 Kebonagung Demak ini ternyata kami mengalami hambatan namun juga ada factor

pendukung yang bisa jadi penyeimbang

terlaksananya aktifitas guru dalam

mengoptimalisasi pembelajaran dengan

(16)

“Persoalan ini yang sering menjadikan pihak sekolah menjadi pusing karena harus mencarikan dana dengan berbagai upaya agar proses belajar mengajar tetap berjalan lancar dan fasilitas

pembelajaran atau sarana prasarana yang

menunjang pembelajaran dapat terlengkapi.

Kemudian kurangnya kelengkapan perpustakaan yang harus dibeli secepatnya sedangkan anggaran dana BOS sudah dibagi pembiayaannya untuk kelengkapan yang lainnya. Kemudian untuk factor pendukungnya adalah Faktor pendukung secara internal adalah adanya staf pengelola yang berkualitas dan professional, serta berjalannya

mekanisme organisasi sesuai prinsip-prinsip

administrasi. Faktor pendukung eksternal adalah adanya kerjasama dan koordinasi yang baik antara sekolah dengan komite.”

(17)

mencarikan dana dengan berbagai upaya agar proses belajar mengajar tetap berjalan lancar dan fasilitas pembelajaran atau sarana prasarana yang menunjang pembelajaran dapat terlengkapi. Kemudian kurangnya kelengkapan perpustakaan yang harus dibeli secepatnya sedangkan anggaran dana BOS sudah dibagi pembiayaannya untuk kelengkapan yang lainnya.

Selain factor penghambat aktifitas guru dalam upaya mengoptimalisasi pembelajaran melalui optimalisasi BOS, ternyata aktifitas guru ini juga mempunyai factor pendukung dalam pelaksanaannya. Factor pendukung tersebut antara lain adalah terdiri dari dua factor yaitu factor pendukung internal dan factor pendukung eksternal. Faktor pendukung secara internal adalah adanya staf pengelola yang berkualitas dan professional, serta berjalannya mekanisme organisasi sesuai prinsip-prinsip administrasi. Faktor pendukung eksternal adalah adanya kerjasama dan koordinasi yang baik antara sekolah dengan komite.

4.3.

Pembahasan

(18)

Aktifitas guru dalam upaya optimalisasi pembelajaran melalui pengelolaan BOS merupakan salah satu kegiatan proses pembelajaran yang dilakukan guru dengan maksud untuk menggunakan dan mengelola dana BOS yang diberikan sekolah yang bersangkutan secara terinci dan teroptimalisasi dengan baik dan benar.

Aktifitas guru dalam upaya optimalisasi pembelajaran melalui pengelolaan BOS di SDN Mijen 3 Kebonagung Demak dilakukan dengan pengelolaan BOS yang tersusun rapi dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan kemudian selain itu adanya optimalisasi pembelajaran yang dilakukan secara bertahap menggunakan sarana prasarana serta strategi pembelajaran yang mampu meningkatkan mutu pembelajaran di SDN Mijen 3 Kebonagung Demak dengan penggunaan anggaran dari dana BOS yang diperoleh sekolah. Selain itu dalam pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SDN Mijen 3 Kebonagung Demak, meliputi:

(19)

2. Pelaksanaan pengelolaan dana BOS diawali dengan kegiatan penyaluran dana BOS dengan melaporkan data jumlah murid dalam bentuk LKIS. Mekanisme penggunaan dana BOS yaitu dimulai dengan pengajuan kebutuhan oleh guru dan karyawan, penentuan alokasi sumber dana, pembelanjaan barang oleh tim belanja barang, sampai dengan barang diterima dan diinventarisir oleh penerima barang. Pembukuan dana BOS diwujudkan dalam bentuk Realisasi Penggunaan Dana BOS disertai lampiran SPJ dan bukti pengeluaran dana BOS. Pelaporan tertulis dilakukan kepada tim manajemen BOS Kabupaten setiap triwulan dan dipajang di papan pengumuman sekolah.

3. Evaluasi penggunaan dana BOS dilakukan secara insidental dalam bentuk pengawasan melekat oleh kepala sekolah dan monitoring internal dilakukan oleh tim manajemen BOS Kabupaten.

(20)

Terdapat persamaan dan perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian yang dilakukan oleh Kusno, Masluyah Suib, Wahyudi (tt). persamaan dari kedua penelitian ini adalah bahwa pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) telah dilaksanakan sesuai dengan mekanisme yang tertuang di dalam buku panduan BOS yang meliputi unsur perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi, serta pelaporan dana BOS. Namun perbedaan penelitian ini adalah jika penelitian sekarang selain untuk melihat pengelolaan BOS tetapi juga untuk melihat aktifitas guru dalam upaya mengoptimalisasi pembelajaran melalui pengelolaan BOS, sedangkan penelitian yang dilakukan Kusno, Masluyah Suib, Wahyudi (tt) hanya untuk mengungkap bahwa pengelolaan dana BOS telah dilaksanakan sesuai dengan mekanisme yang sudah ada.

(21)

yang mencukupi target baik secara kuantitas maupun kualitas.

Terdapat persamaan dan perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu. Persamaannya adalah bahwa pengelolaan pembelajaran menjadi lebih baik dan efektif karena adanya pengelolaan dana BOS yang profesional. Namun perbedaannya adalah jika penelitian sekarang dana BOS diberikan untuk melengkapi fasilitas-fasilitas serta sarana dan prasarana pembelajaran yang masih belum ada, sedangkan pada penelitian yang dilakukan Abdurrahman (2010) yaitu bahwa dana BOS diberikan untuk memberdayakan pembelajaran sehingga pada sekolah yang mendapat anggaran dana BOS ini merupakan sekolah gratis.

4.3.2 Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Upaya Peningkatan Pembelajaran melalui Manajemen BOS di SDN Mijen 3 Kebonagung Demak

Faktor pendukung dan penghambat dalam upaya optimalisasi pembelajaran melalui pengelolaan BOS merupakan hal yang pasti akan ditemui dalam setiap pelaksanaannya. Untuk itu pastinya kepala sekolah dalam kegiatan ini mempunyai strategi untuk mengantisipasi hambatan yang nantinya ditemui.

(22)

Mijen 3 Kebonagung Demak mengalami hambatan dalam pelaksanaannya. Hambatan tersebut yaitu pencairan dana BOS yang tidak tepat atau sering terlambat, sesuai dengan ketentuan pencairan dana BOS tiap triwulan dan pencairan dapat dicairkan pada awal bulan triwulan, tapi yang terjadi untuk dana BOS tahun 2013. Pencairan dilakukan 2 tahap yaitu tahap pertama bulan Januari–Juni 2013 dan tahap kedua Juli-Desember 2013. Hal ini menjadi masalah bagi sekolah karena akan mengganggun pelaksana kegiatan belajar mengajar, padahal kegiatan belajar dituntut harus berjalan akan tetapi disisi lain dana untuk operasional belum tersedia. Persoalan ini yang sering menjadikan pihak sekolah menjadi pusing karena harus mencarikan dana dengan berbagai upaya agar proses belajar mengajar tetap berjalan lancar dan fasilitas pembelajaran atau sarana prasarana yang menunjang pembelajaran dapat terlengkapi. Kemudian kurangnya kelengkapan perpustakaan yang harus dibeli secepatnya sedangkan anggaran dana BOS sudah dibagi pembiayaannya untuk kelengkapan yang lainnya.

(23)

internal adalah adanya staf pengelola yang berkualitas dan professional, serta berjalannya mekanisme organisasi sesuai prinsip-prinsip administrasi. Faktor pendukung eksternal adalah adanya kerjasama dan koordinasi yang baik antara sekolah dengan komite.

Penelitian ini juga pernah dilakukan oleh penelitian Eka Anggraini dan Mayarni (2013), dalam judul Evaluasi Program BOS dalam Peningkatan Sarana Pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan program BOS dalam peningkatan sarana pendidikan di sekolah dasar di Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru masih dalam kategori kurang baik karena masih banyak sekolah yang belum mempunyai sarana yang mendukung kelancaran proses pembelajaran yang lengkap terutama sekolah negeri.

(24)

dalam pelaksanaan program BOS dalam peningkatan sarana pendidikan di sekolah dasar di Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru masih dalam kategori kurang baik karena masih banyak sekolah yang belum mempunyai sarana yang mendukung kelancaran proses pembelajaran yang lengkap terutama sekolah negeri.

(25)

melakukan pengecekan kondisi siswa yang sebenarnya di lapangan disamping berdasarkan surat keterangan dari Kepala Kelurahan.

Terdapat persamaan dan perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian yang dilakukan oleh Abdul Kadir Karding (2008). Persamaannya adalah bahwa pemanfaatan dana BOS benar-benar diarahkan untuk operasional sekolah yang menunjang kelancaran proses belajar. Namun perbedaannya jika penelitian sekarang sekolah dalam anggaran sekolah murni hanya memperoleh dana dari pengelolaan BOS yang diterima tanpa ada sumbangan dari yang lain. Sedangkan jika penelitian yang dilakukan oleh Abdul Kadir Karding (2008) anggaran sekolah selain didapat dari dana BOS tetapi juga sumber dana diperoleh dari APBD dan sumbangan dari orangtua siswa.

Perencanaan keuangan dimulai dari penyusunan rencana anggaran. Penganggaran merupakan kegiatan atau proses penyusunan rencana operasional yang dinyatakan secara kuantitatif. Dalam anggaran tergambar kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan oleh suatu lembaga. Komponen esensial dari penganggaran adalah: 1) rencana, 2) operasional

dan sumber daya, 3) keuangan, 4)

(26)

keadaan, perubahan lingkungan dan kebutuhan sekolah, 3) penyusunan anggaran telah melibatkan seluruh komponen sekolah.

Pelaksanaan Pengelolaan BOS terdiri dari dua sisi yaitu sisi penerimaan dan sisi pengeluaran. Pada sisi penerimaan ditentukan oleh besarnya dana yang diterima oleh sekolah. Pada tingkat sekolah dasar, sumber biaya adalah dari pemerintah baik dari pusat maupun daerah, dari masyarakat baik dari perorangan maupun lembaga atau yayasan serta orang tua siswa berupa iuran sekolah maupun sumber lainnya. Sedangkan pengeluaran adalah alokasi besarnya biaya pendidikan untuk setiap komponen yang harus dibiayai, misalnya dipergunakan untuk membiayai kegiatan proses belajar mengajar, ketatausahaan, sarana dan prasarana sekolah, gaji dan pengembangan sumber daya manusia sekolah, kegiatan ekstrakurikuler dan lain-lain. Dalam biaya pengeluaran sekolah dipakai istilah pengeluaran rutin atau yang bersifat berulang tiap-tiap tahun, seperti gaji, barang yang harus sering diganti. Sedangkan pengeluaran untuk barang-barang yang tahan lama seperti gedung sekolah, laboratorium, sarana olahraga dan fasilitas belajar lainnya.

(27)

pencairan biaya, transaksi kegiatan berupa serah terima uang dan pembuatan kwitansi. Pembukuan

(Accounting) merupakan pola kegiatan yang sangat pokok dalam sistem administrasi keuangan yang tertib. Pembukuan bertujuan agar dana yang dipakai dapat mencapai hasil yang maksimal, efisien dan efektif guna membiayai kegiatan. Pembukuan yang efektif mempunyai indikator mencegah penyalahgu- naan uang yang menyimpang dari prosedur anggaran yang telah ditentukan, mencegah adanya pemborosan dalam pembiayaan, mencegah defisit anggaran dan melakukan verifikasi (pembuktian) bahwa anggaran yang ada telah digunakan sesuai dengan rencana kerja yang telah ditetapkan. Untuk melakukan pembukuan ini diperlukan tata buku, organisasi yang bertugas menyelenggarakan pembukuan dan sistem transaksi.

Pelaksanaan kegiatan memerlukan adanya pengawasan dan pengendalian. Tujuannya agar semua komponen sistem bergerak secara koordinatif, integratif dan sinerjik menuju pencapaian tujuan secara efektif dan efisien. Dalam pembiayaan, pengawasan dan pengendalian dilakukan agar sumber daya finansial yang tersedia dapat dimanfaatkan secara optimal. Kepala sekolah, sebagai manajer, berfungsi sebagai Otorisator dan dilimpahi fungsi

(28)

dilimpahi fungsi Ordonator untuk menguji hak atas pembayaran. Pengawasan dilakukan untuk mencegah penyimpangan keuangan dan mengoreksi kekeliruan pencatatan yang mungkin terjadi. Pengawasan dapat secara internal dan eksternal, dapat pula dilakukan secara struktural maupun fungsional. Cakupannya meliputi pemeriksaan, pembinaan dan evaluasi. Sedangkan pengendalian cenderung dilakukan oleh pimpinan atau atasan langsung, sebagai upaya korektif dan antisipatif terhadap pelaksanaan tugas pengelola.

(29)
(30)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

1. Dapat mengetahui kondisi-kondisi sekolah yang meliputi kondisi fisik, struktur organisasi sekolah, administrasi sekolah, tata tertib, kegiatan kesiswaan, sarana

Implikasi bagi guru bimbingan dan konseling (konselor) yaitu dapat memanfaatkan dan menerapkan program intervensi dengan menggunakan teknik sosiodrama yang telah

P1/L berarti peserta tersebut Lulus Passing Grade sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor37 Tahun 2018 tentang Nilai

Tujuan dari Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah untuk member bekal dan pengalaman kepada mahasiswa praktikan agar menjadi calon pendidik yang professional

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif yang digunakan untuk mengukur kinerja perspektif keuangan dengan menggunakan analisa rasio

[r]

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh