• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI 4 SRAGEN TAHUN PELAJARAN 20102011 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI 4 SRAGEN TAHUN PELAJARAN 20102011 SKRIPSI"

Copied!
172
0
0

Teks penuh

(1)

 

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI

BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI 4 SRAGEN

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Nindya Ayu Wulandari NIM. 071134031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i  

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI

BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI 4 SRAGEN

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Nindya Ayu Wulandari NIM. 071134031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv  

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada :

Big Thanks for Jesus Christ, my Almighty God and Redeemer

Bapak dan Ibu yang dengan tulus selalu memberikandoa, dukungan dan

kasih saying kepadaku. Terimakasih bapak dan ibuk tercinta terutama

untuk dana IMF nya yang selalu mengalir… hehe.. Love u mom pap..

Kedua kakakku yang sangat aku kasihi, mas Ari& mas Aan Thank you

mas buat supportnya dan saya akui kalian memang donator yang

handal..haha..

Kedua kakak iparku tercinta, mba Tanti & mba Rini. Hehe.. Thanks

mba untuk dukungannya selama ini.

Jagoan-jagoan kecilku, dek Dewa, dek Rena, dek Tian, dek Cilla.

Generasi penerus bangsa. Hehe..

Orang-orang yang sangat kukasihi dan sangat membantu dalam

penyusunan skripsiku, Aa’ Ndy, Mas Wisnu, Jimin, Beatrice (dosen

pembimbing ke-3 ku.. haha..), mba Nisa, Anna, Didik. Terimakasih

dukungannya.

(6)

v  

MOTTO

™ “Tidak ada rahasia untuk sukses. Ini adalah hasil sebuah persiapan, kerja

keras, dan belajar dari kesalahan”. (Collin Powel)

™ “Apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu

akan menerimanya”.( Matius 21:22)

™ Bahagiakan orang tua dengan perhatian, kasih sayang, tutur bahasa dan

sikap yang terbaik.(Penulis)

™ Tuhan selalu berikan yang terbaik untukmu, mungkin bukan terbaik yang

(7)

vi  

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 16 November 2011

Penulis

(8)

vii  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Nindya Ayu Wulandari

Nomor Mahasiswa : 071134031

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

KELAS V SD NEGERI 4 SRAGENTAHUN PELAJARAN 2010/2011

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 16 November 2011 Yang menyatakan

(9)

viii  

ABSTRAK

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI 4 SRAGENTAHUN PELAJARAN 2010/2011

Nindya Ayu Wulandari Universitas Sanata Dharma

2011

Jenis penelitian iniadalah penelitian deskriptif tingkat korelasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) bagaimana minat belajar siswa, (2) bagaimana prestasi belajar siswa, (3) apakah ada hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa, dan (4) mengetahui besar sumbangan minat belajar dengan prestasi belajar siswa.Ada dua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat.Minat belajar sebagai variabel bebas dan variabel terikatnya adalah prestasi belajar siswa.

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 4 Sragen.Subyek penelitian adalah siswa kelas V sebanyak 60 siswa. Alat pengumpulan data berupa angket dan dokumentasi. Angket digunakan untuk mengukur minat belajar siswa, sedangkan dokumentasi digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa. Dokumentasi diperoleh dengan melihat data nilai rapor siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik korelasi serial.

Hasil penelitian sebagai berikut : (1) siswa dengan minat belajar rendah sebesar 13,3%, siswa dengan minat belajar sedang sebesar 6,7% serta siswa minat belajar tinggi sebesar 80% ; (2) siswa dengan prestasi belajar rendah sebesar 10%, siswa dengan prestasi belajar sedang sebesar 58,33% serta siswa dengan prestasi belajar tinggi sebesar 31,67% ; (3) minat belajar memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan prestasi belajar siswa, dengan nilai r = 0,834 dan signifikan pada taraf 1% ; (4) minat belajar memberikan sumbangan sebesar 83,4% dengan prestasi belajar siswa.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa minat belajar mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 4 Sragen.Dengan demikian berarti minat juga berpengaruh terhadap prestasi belajar dan memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap prestasi belajar.Minat belajar anak perlu ditumbuhkan dan dikembangkan agar prestasi belajar yang diperoleh dapat maksimal.

(10)

ix  

ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN THE LEARNINGMOTIVATION AND THE LEARNING ACHIEVEMENT OF THE FIFTH GRADE STUDENTS OF PUBLIC ELEMENTARY SCHOOL 4 SRAGEN, IN THE

ACADEMIC YEAR OF 2010/2011

Nindya Ayu Wulandari Sanata Dharma University

2011

This research was a correlative study and aimed to know : (1) how students motivation in learning is, (2) how students learning is, (3) whether there is a correlation between learning motivation and learning achievement, (4) now students learning motivation contribute to their learning achievement. There were two variables in this research : the learning motivation as the independent variables and the learning achievement as the dependent variables.

The research was conducted in the Public Elementary School 4 Sragen and thesubjects of the research were 60 fifth grade students. The data was collected using questionnaires and documentation. The questionnaires were used to measure studentslearning motivation, while the documentation was used to know the students learning achievement. Documentation was conducted by recording the students mark from their rapport. The data wasanalyzed the technique of serial correlation.

The results showed that: (1)13,3% of the students had low learning motivation, 6,7% of the students had medium learning motivation and 80% of the student had high learning motivation (2)10%of the students had low learning achievement, 58,33% of the students had medium learning achievement and 31,67%of the students had high learning achievement , (3) learning motivation had a positive and significant correlation with achievement, achievement with a value of r = 0,834 and significant at 1% level; (4) students learning motivation give significant contribution of 83,4% to studentslearning.

Based on the results it could be concluded that learning motivation of the fifth grade students of Public Elementary School 4 Sragen had a positive correlation their learning achievement. Thus learning motivation also affected learning achievements and had significant contribution to the achievement of learning. Childrens learning motivation should be fostered and developed so that their achievement in learning can be optimized.

(11)

x  

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan tepat waktu. Skripsi dengan judul ”Hubungan Minat Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 4 Sragen” ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan guru sekolah dasar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penyusunan skripsi ini tidak mungkin selesai tanpa dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Rohandi, Ph.D. Selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.

2. Drs. Puji Purnomo, M.Si. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini. 3. Drs. Puji Purnomo, M.Si. Selaku Dosen Pembimbing Pertama yang telah

memberikan ijin penelitian dan memberikan bimbingan, memberikan masukan sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Drs. J. Sumedi. Selaku Dosen Pembimbing Kedua yang telah memberikan bimbingan, kritik, dan saran sampai skripsi ini terselesaikan.

5. Drs. Y. B. Adimassana, MA. Selaku dosen penguji yang telah bersedia memberikan waktu untuk mengkritisi skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen beserta karyawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ilmu dan dukungan kepada penulis.

7. Mastuti Rahayu, S.Pd, M.Pd. Selaku kepala sekolah SD Negeri 4 Sragen yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

(12)

xi  

9. Seluruh siswa kelas V SD Negeri 4 Sragen yang telah bersedia meluangkan waktu untuk mengisi angket penelitian ini.

10. Bapak A. Liliek Suswanto dan Ibu MM. Enny Siswanti selaku orang tua yang senantiasa menyertaiku dengan doa, tanpa lelah memberikan dukungan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

11. Kedua kakakku, Ari Susanto dan Fanny Ardhian, terimakasih untuk dukungan dan kasih sayangnya selama ini.

12. Kedua kakak iparku, Septanti Tri Suwardi dan Hendrica Etmi Primarini, terimakasih untuk dukungannya.

13. Orang-orang yang sangat aku kasihi, Aa’ Rendy, Mas Wisnu, Jimin, Mba Akriz, Mba Nisa, Beatrice, Anna, Didik terimakasih untuk supportnya dan doanya.

14. Teman-teman de’minggir, terimakasih untuk semua dukungannya buat aku. 15. Teman-teman PGSD S1 angkatan 2007, terimakasih atas persaudaraan yang

telah terjalin diantara kita. The best buat kalian.

16. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu per satu yang telah memberikan bantuan berupa apapun sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis mengucapkan terimakasih atas segala doa, dukungan serta perhatian yang telah diberikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran akan penulis terima dengan rendah hati.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Yogyakarta, 16 November 2011 Penulis

(13)

xii  

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Istilah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Minat Belajar ... 7

1. Pengertian Minat Belajar ... 7

2. Macam-macam Minat ... 11

3. Metode Pengukuran Minat ... 12

4. Cara Membangkitkan Minat Siswa ... 16

5. Faktor-faktor yang Mendasari Timbulnya Minat ... 16

6. Ciri-ciri Siswa Berminat Dalam Belajar ... 18

7. Membangkitkan Minat Belajar Siswa Di Sekolah ... 18

B. Prestasi Belajar ... 22

(14)

xiii  

2. Pengertian Prestasi Belajar ... 24

3. Prinsip-prinsip Belajar ... 25

4. Tujuan Belajar ... 30

5. Beberapa Aktivitas Belajar ... 31

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 32

C. Hubungan Antara Minat Belajar Dengan Prestasi Belajar ... 39

D. Hipotesis ... 40

BAB III METODE PENELITIAN ... 41

A. Jenis Penelitian ... 41

B. Variabel Penelitian ... 41

C. Definisi Operasional Variabel ... 42

D. Tempat Penelitian ... 43

E. Jadwal Penelitian ... 43

F. Populasi dan Sampel Penelitian ... 44

G. Instrumen Penelitian / Alat Ukur ... 46

1. Alat Pengumpul Data ... 46

2. Uji Coba Instrumen ... 52

3. Tempat dan Waktu Uji Coba ... 60

H. Teknik Pengumpulan Data ... 60

I. Teknik Analisis Data ... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 66

A. Hasil Penelitian ... 66

1. Minat Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 4 Sragen ... 66

2. Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 4 Sragen ... 72

3. Hubungan Minat Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 4 Sragen ... 79

4. Sumbangan Minat Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD negeri 4 Sragen ... 91

B. Pembahasan ... 92

BAB V PENUTUP ... 95

A. Kesimpulan ... 95

B. Saran ... 96

DAFTAR PUSTAKA ... 98

(15)

xiv  

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian... 43

Tabel 3.2 Jumlah siswa kelas V SD Negeri 4 Sragen ... 44

Tabel 3.3Indikator minat belajar siswa ... 48

Tabel 3.4Indikator dan sebaran item minat belajar siswa sebelum uji coba ... 51

Tabel 3.5 Kisi-kisi item untuk mencari validitas item ... 53

Tabel 3.6 Klasifikasi koefisien korelasi reliabilitas alat ukur ... 57

Tabel 3.7 Hasil perhitungan koefisien reliabilitas uji coba ... 59

Tabel 3.8 Hasil perhitungan koefisien reliabilitas penelitian ... 60

Tabel 3.9 Pengelompokan skor angket minat belajar ... 62

Tabel 3.10Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi ... 65

Tabel 4.1 Klasifikasi skor pola minat belajar ... 67

Tabel 4.2 Data skor minat belajar siswa kelas V SD Negeri 4 Sragen ... 67

Tabel 4.3 Klasifikasi prestasi belajar siswa ... 73

Tabel 4.4 Data prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 4 Sragen ... 74

Tabel 4.5 Skor minat belajar siswa dan prestasi belajar siswa ... 81

Tabel 4.6 Subyek tiap kelompok ... 83

Tabel 4.7 Proporsi individu dalam setiap kelompok ... 84

Tabel 4.8 Nilai rata-rata (mean) dari setiap kelompok ... 85

Tabel 4.9 Besar ordinat ... 86

(16)

xv  

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 4.1 Diagram persentase pola asuh orang tua demokratis siswa

kelas V SD Pangudi Luhur Yogyakarta ... 72 Gambar 4.2 Diagram persentase prestasi belajar siswa kelas V SD

(17)

xvi  

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Angket minat belajar (uji coba) ... 101

Lampiran 2 Hasil uji coba angket (skor 4,3,2,1) ... 105

Lampiran 3 Hasil uji coba angket (skor 0 dan 1) ... 111

Lampiran 4 Validitas tiap indikator dan sebaran item minat belajar ... 117

Lampiran 5 Hasil analisis uji validitas angket minat belajar dengan program SPSS ... 119

Lampiran 6 Hasil analisis reliabilitas uji coba angket minat belajar ... 120

Lampiran 7 Indikator dan sebaran item minat belajarsetelah uji coba ... 122

Lampiran 8 Kisi-kisi item setelah uji coba ... 124

Lampiran 9 Angket polaminat belajar (penelitian) ... 126

Lampiran 10 Data nilai rapor kelas V SD Negeri 4 Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 ... 130

Lampiran 11 Hasil angket penelitian (skor 4,3,2,1) ... 132

Lampiran 12 Hasil angket penelitian (skor 0 dan 1) ... 138

Lampiran 13 Hasil analisis reliabilitas penelitian minat belajar penelitian ... 144

Lampiran 14 Tabel nilai-nilai r Product-Moment dari Pearson ... 145

Lampiran 15 Tabel ordinat pada kurva normal ... 146

Lampiran 16 Hubungan antar kelompok minat belajar dengan kelompok prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 4 Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 ... 148

Lampiran 17 Surat ijin penelitian... 150

Lampiran 18 Surat keterangan penelitian ... 151

(18)

1   

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan, karena pada dasarnya pendidikan merupakan modal utama untuk memajukan suatu Bangsa dan Negara, sehingga dapat menciptakan generasi-generasi muda yang berkualitas dan mampu menghadapi tantangan zaman. Terutama untuk anak sekolah dasar, pendidikan harus sangat diperhatikan. Karena selain untuk memperoleh pengetahuan juga untuk membentuk kepribadian anak.

(19)

Kemajuan dalam bidang pendidikan diharapkan dapat menunjang kesuksesan dalam pembangunan. Dengan demikian jelaslah bahwa sekolah atau pada khususnya pendidik mempunyai tugas yang tidak ringan dalam mengelola proses pendidikan bagi siswa-siswanya dan agar siswanya juga dapat mencapai keberhasilan dalam belajar. Tentunya keberhasilan siswa tidak hanya ditentukan oleh faktor pendidik (guru) saja. Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi siswa dalam mencapai prestasi belajar. Muhibbin (2008:144-155) dalam bukunya yang berjudul Psikologi Belajar menyatakan bahwa terdapat tiga macam faktor yang mempengaruhi belajar siswa yaitu faktor internal, faktor eksternal, faktor pendekatan belajar.

(20)

Dalam kegiatan pembelajaran di kelas, faktor internal dari dalam siswa sangat berpengaruh. Minat merupakan salah satu faktor yang muncul dari dalam individu tiap siswa. Faktor tersebut secara tidak langsung sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Mempunyai inteligensi yang tinggi tapi tidak diimbangi dengan minat yang kuat juga tidak akan memperoleh prestasi belajar yang maksimal.

Siswa yang tidak memiliki minat terhadap suatu mata pelajaran cenderung memberikan reaksi sikap yang negatif. Misalnya, tidak semangat dalam mengikuti mata pelajaran tersebut, tidak memperhatikan guru, dan sering membolos. Secara otomatis jika anak sudah mempunyai minat terhadap suatu mata pelajaran, maka anak tersebut juga mempunyai minat belajar yang tinggi terhadap mata pelajaran tersebut. Siswa akan lebih memusatkan perhatian terhadap mata pelajaran tersebut dan selalu antusias jika diberikan soal latihan atau tugas. Maka dengan didukung adanya minat yang kuat diharapkan juga akan dapat memperoleh prestasi belajar yang maksimal.

(21)

Melalui penelitian ini peneliti ingin mengetahui apakah minat belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar yang diperoleh siswa. Judul penelitian ini adalah “Hubungan Minat Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 4 Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011”.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan, masalah dikhususkan pada :

1. Bagaimana minat belajar siswa kelas V SD Negeri 4 Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011?

2. Bagaimana prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 4 Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011?

3. Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 4 Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011?

4. Seberapa besar sumbangan minat belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 4 Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011?

D. Batasan Istilah

Peneliti merumuskan dua batasan istilah di dalam penelitian ini :

(22)

2. Prestasi Belajar adalah hasil yang dicapai siswa dalam menuntut suatu pelajaran yang menunjukkan taraf kemampuan siswa dalam mengikuti program belajar dalam waktu tertentu, sesuai kurikulum yang telah ditentukan.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas penelitian ini dimaksudkan untuk mencapai tujuan sebagai berikut :

1. Mengetahui bagaimana minat belajar siswa kelas V SD Negeri 4 Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011.

2. Mengetahui bagaimana prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 4 Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011.

3. Mengetahui ada tidaknya hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 4 Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011.

4. Mengetahui seberapa besar sumbangan minat belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 4 Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi Guru

(23)

diri siswa, sehingga siswa mau terlibat dalam kegiatan belajar dan siswa dapat dengan mudah menguasai materi yang diberikan guru.

2. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendorong siswa untuk memiliki minat belajar yang tinggi sehingga dapat menghasilkan prestasi belajar yang memuaskan.

3. Bagi Penulis

Sebagai seorang calon guru, penulis diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa melalui pengembangan minat belajar dalam diri siswa.

4. Bagi rekan-rekan mahasiswa atau siapa saja yang tertarik pada bidang penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi bagi penelitian-penelitian yang relevan dan juga untuk mengembangkan ilmu.

(24)

7   

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Minat Belajar

1. Pengertian Minat Belajar

Minat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli tentang minat. Winkel (1984:30) mendefinisikan minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Sedangkan Fuad Hasan (1989:59) mengartikan minat sebagai hal yang menunjuk pada adanya intensitas dari seseorang terhadap suatu hal, peristiwa, orang, atau benda.

Jersild dan Tasch (Wayan Nurkancana, 1983:224) menekankan bahwa minat atau interest menyangkut aktivitas-aktivitas yang dipilih secara bebas oleh individu. Sedangkan Doyles Fryer (Wayan Nurkancana, 1983:224) mendefinisikan minat atau interest adalah gejala psikis yang berkaitan dengan obyek atau aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada individu.

(25)

Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

Sardiman A. M (1988:76) berpendapat bahwa minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Definisi lain tentang minat juga dikemukakan oleh I.L Pasaribu (1983:52) yaitu minat adalah suatu motif yang menyebabkan individu itu berhubungan secara aktif dengan barang yang menariknya. Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih (Hurlock, 2005:114).

Reber (Muhibbin, 2008:151) juga mengemukakan pendapatnya tentang minat yaitu minat tidak termasuk istilah populer dalam psikologi karena ketergantungannya yang banyak pada faktor-faktor internal lainnya, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan. Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian prestasi belajar siswa. Misalnya, seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap matematika akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa lainnya. Dengan pemusatan yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa untuk belajar lebih giat dan akhirnya memperoleh prestasi belajar yang diinginkan.

(26)

spesifik dari sebuah aktivitas tugas. Riset pada minat terutama telah berfokus pada hubungan antara minat dengan pembelajaran. Minat dihubungkan terutama dengan tindakan pembelajaran mendalam, seperti ingatan atas gagasan pokok dan respons terhadap pertanyaan pemahaman yang lebih sulit, dibandingkan pembelajaran yang hanya pada permukaan, seperti respons terhadap pertanyaan yang sederhana dan ingatan kata-demi-kata atas teks.

Minat adalah syarat mutlak untuk belajar. Perlu diingat bahwa nilai buruk pada suatu mata pelajaran tertentu bukan berarti bahwa anak itu bodoh terhadap mata pelajaran itu. Tapi juga bisa dilihat dari faktor-faktor lain yang menyebabkan hal tersebut yaitu salah satunya adalah minat belajar anak tersebut. Jika anak memiliki minat yang kuat, maka lepaslah tenaga yang luar biasa, sehingga tercapai hasil-hasil yang semula tidak terduga. Minat siswa dapat merupakan bagian dari metode mengajar. Contoh yang diberikan oleh Sylvia Ashton Warner (Wuryani, 2006:365), menggambarkan satu sistem untuk mengajar membaca dengan menggunakan cerita-cerita yang dibuat oleh siswa sendiri dengan topik-topik yang diminati mereka. Minat memainkan peran yang penting dalam kehidupan seseorang.

(27)

positif terhadap belajar di sekolah. Jika diperhatikan dari uraian di atas bisa dikatakan bahwa minat erat hubungannya dengan perasaan individu, obyek, aktivitas dan situasi.

Dalam menumbuhkan minat anak pada suatu mata pelajaran, guru juga mempunyai peranan penting. Guru dalam kaitan ini seyogyanya berusaha membangkitkan minat siswa dalam kegiatan belajar di kelas.

Abu Ahmadi (1991:121) mengemukakan definisi belajar yaitu belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapasitas baru (Dimyati, 2006:10). Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan mengenai definisi belajar yaitu kegiatan yang dilakukan oleh tiap orang dengan tujuan memperoleh kemampuan baru meliputi pengetahuan, pemahaman, pemecahan masalah, ketrampilan, sikap, dan pola tingkah laku. (Wens, 2010:5).

Dari pengertian-pengertian yang telah diuraikan diatas, maka dapat disimpulkan minat belajar merupakan rasa ketertarikan atau rasa lebih suka terhadap aktivitas belajar, sehingga timbul dorongan untuk melakukan atau menekuni hal atau aktivitas tersebut.

(28)

dalam melaksanakan usahanya. Jadi dapat dilihat bahwa minat sangat penting dalam pendidikan, sebab minat merupakan sumber dari usaha. Wrigstone (Wayan Nurkancana, 1983 : 225) menyatakan bahwa anak-anak tidak perlu mendapat dorongan dari luar, apabila pekerjaan yang dilakukannya cukup menarik minatnya.

2. Macam-macam Minat

Minat adalah suatu sikap subyek terhadap obyek atas dasar adanya kebutuhan dan kemungkinan terpenuhinya kemungkinan itu. Secara psikologik minat dapat dibedakan atas (Pasaribuan, 1983:52-53):

a. Minat aktual

Minat aktual adalah minat yang berlaku pada obyek yang ada pada suatu saat dan ruangan yang konkrit.

Minat aktual ini disebut perhatian yang merupakan dasar bagi proses belajar.

b. Minat disposisional

Minat disposisional atau arah minat, yang dasarnya pembawaan (disposisi) dan menjadi ciri sikap hidup seseorang.

(29)

4. Metode Pengukuran Minat

Wayan Nurkancana (1983:227-229) menyebutkan ada beberapa metode yang dipergunakan untuk mengadakan pengukuran minat, yaitu sebagai berikut :

a. Observasi

Pengukuran minat dengan metode observasi mempunyai suatu keuntungan karena dapat mengamati minat anak-anak dalam kondisi yang wajar. Jadi tidak dibuat-buat. Observasi dapat dilakukan dalam setiap situasi, baik dalam kelas maupun di luar kelas. Pencatatan hasil-hasil observasi dapat dilakukan selama observasi berlangsung.

Tetapi guru juga harus menyadari bahwa observasi ini mempunyai kelemahan. Observasi ini tidak dapat dilakukan terhadap beberapa situasi atau beberapa anak dalam waktu yang sama. Apabila kita hendak mengukur minat semua anak yang kita didik, maka kita akan memerlukan waktu yang sangat panjang. Jadi seorang guru tidak mungkin akan berhasil mengukur minat anak-anak hanya dengan mempergunakan observasi. Biasanya observasi dilakukan terhadap beberapa orang anak berdasarkan data yang telah terkumpulkan sebelumnya.

(30)

b. Interview (wawancara)

Interview baik dipergunakan untuk mengukur minat anak-anak. Sebab biasanya anak-anak gemar memperbincangkan hobinya dan aktivitas lain yang menarik hatinya. Pelaksanaan interview ini biasanya lebih baik dilakukan dalam situasi yang tidak formal (informal approach), sehingga percakapan akan dapat berlangsung dengan lebih jelas. Misalnya dalam percakapan sehari-hari di luar jam pelajaran, dengan mengadakan kunjungan rumah dan sebagainya. Guru dapat memperoleh informasi tentang minat anak-anak dengan menanyakan kegiatan-kegiatan apa yang dilakukan oleh anak setelah pulang sekolah, permainan apa yang disenangi, apa hobinya, perjalanan-perjalanan atau tamasya yang berkesan di hatinya, pengalaman apa yang paling mengesankan, buku-buku apa yang disenangi, program radio yang disenangi, film jenis apa yang digemari, dan sebagainya. (Baron dan Bernard, halaman 165).

c. Kuesioner

(31)

pertanyaan dalam interview. Jadi dalam kuesioner guru dapat menanyakan tentang kegiatan yang dilakukan anak diluar sekolah, permainan yang disenangi, bacaan yang menarik hatinya, dan sebagainya. Perbedaannya dengan interview ialah bahwa interview dilakukan secara lisan, dan guru hanya menghadapi seorang anak. Sedang kuesioner dilakukan secara tertulis dan guru menghadapi beberapa orang anak sekaligus.

d. Inventori

Inventori adalah suatu metode untuk mengadakan pengukuran atau penilaian yang sejenis dengan kuesioner, yaitu sama-sama merupakan daftar pertanyaan secara tertulis. Perbedaannya ialah dalam kuesioner responden menulis jawaban-jawaban yang relatif panjang terhadap sejumlah pertanyaan, sedangkan pada inventori responden memberi jawaban dengan memberi lingkaran, tanda chek, mengisi nomor atau tanda-tanda lain yang berupa jawaban-jawaban yang singkat terhadap sejumlah pertanyaan yang lengkap.

Wayan Nurkancana (1983:225-226) berpendapat ada beberapa alasan mengapa seorang guru perlu mengadakan pengukuran terhadap minat anak-anak. Antara lain adalah sebagai berikut :

(32)

mengabaikan hal ini tidak akan berhasil di dalam pekerjaannya mengajar.

b. Memelihara minat yang baru timbul. Apabila anak-anak menunjukkan minat yang kecil, maka merupakan tugas bagi guru untuk memelihara minat tersebut. Anak yang baru masuk ke suatu sekolah mungkin belum begitu banyak menaruh minat pada aktivitas-aktivitas tertentu. Dalam hal ini guru wajib memperkenalkan kepada anak aktivitas-aktivitas tersebut. Apabila anak telah menunjukkan minatnya, maka guru wajib memelihara minat anak yang baru tumbuh tersebut.

c. Mencegah timbulnya minat terhadap hal-hal yang tidak baik. Oleh karena sekolah adalah suatu lembaga yang menyiapkan anak-anak untuk hidup di dalam masyarakat, maka sekolah harus mengembangkan aspek-aspek ideal agar anak-anak menjadi anggota masyarakat yang baik. Dalam keadaan tertentu anak-anak sering menaruh minat terhadap hal-hal yang tidak baik yang terdapat di luar sekolah di dalam masyarakat yang jauh dari ideal. Dalam keadaan yang demikian sekolah melalui guru-guru hendaknya memberantas minat anak-anak yang tertuju kepada hal-hal yang tidak baik, dan dengan metode yang positif mengalihkan minat anak-anak tersebut kepada hal-hal yang baik.

(33)

sukses tidaknya anak dalam pendidikan yang akan datang atau dalam jabatan, namun interest merupakan pertimbangan yang cukup berarti kalau dihubungkan dengan data-data yang lain

5. Cara Membangkitkan Minat Siswa

Proses belajar akan berjalan lancar apabila disertai minat. Minat dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut (Sardiman, 1986:93-94) : a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan

b. Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau c. Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik d. Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar

6. Faktor-faktor yang Mendasari Timbulnya Minat

Menurut Crow dalam Bernadinus Rizki dengan skripsinya yang berjudul Perbandingan Antara Minat Siswa dan Proses Kegiatan Belajar Mengajar pada SD yang Menerapkan PMRI dan SD yang Tidak Menerapkan PMRI Dalam Pembelajaran Matematika (2008:25-26), ada tiga faktor yang mendasari timbulnya minat :

a. Faktor dorongan dari dalam

Merupakan faktor dari dalam yang mendorong suatu aktivitas. Dapat dijelaskan dengan adanya dorongan makan, yang menimbulkan minat untuk mencari makanan, dorongan ingin tahu akan membangkitkan minat untuk mengadakan penelitian, dan sebagainya.

(34)

Dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk melakukan suatu aktivitas untuk memenuhi kebutuhan diterima dan diakui oleh lingkungan sosial. Misalnya minat untuk belajar matematika muncul karena keinginan memperoleh penghargaan dari orang tua.

c. Faktor emosional

Minat erat kaitannya dengan perasaan dan emosi. Biasanya, kesuksesan dalam suatu kegiatan memunculkan perasaan senang, dan mendorong atau menimbulkan minat didalamnya. Kegagalan biasanya menyebabkan hilangnya minat.

Ketiga faktor yang yang menimbulkan minat tersebut tidak berdiri sendiri tetapi merupakan suatu perpaduan atau kesatuan yang saling melengkapi. Dari uraian ini, dapat disimpukan bahwa minat sebagai faktor psikis yang mendorong individu mencapai tujuannya, dipengaruhi oleh berbagai faktor psikis, fisik, serta lingkungan.

7. Ciri-ciri Siswa Berminat Dalam Belajar

Menurut Slameto (2003 :58) siswa yang berminat dalam belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a. Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus.

b. Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati.

(35)

d. Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lainnya.

e. Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan.

8. Membangkitkan Minat Belajar Siswa Di Sekolah

Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap pelajaran mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi minat-minat baru. Menurut ilmuwan pendidikan cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat belajar pada siswa adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada dan membentuk minat-minat baru pada diri siswa. Hal ini dapat dicapai dengan jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaan bagi siswa dimasa yang akan datang. Minat dapat dibangkitkan dengan cara menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa.

Terdapat berbagai faktor yang menyebabkan perubahan dalam minat pada sekolah. Perubahan ini sebagian besar berupa penurunan minat. Apa saja faktor-faktornya dan bagaimana faktor ini mengurangi minat anak pada sekolah. Kondisi yang mempengaruhi minat anak pada sekolah dijelaskan sebagai berikut (Hurlock, 2005:139) :

a. Pengalaman dini sekolah

(36)

anak yang belum siap untuk sekolah. Pengalaman di kelompok bermain dan taman kanak-kanak mempermudah penyesuaian dan menjadikan pengamalaman dini di sekolah lebih menyenangkan.

b. Pengaruh orang tua

Orang tua mempengaruhi sikap anak terhadap sekolah secara umum dan juga sikap mereka terhadap pentingnya pendidikan, belajar, terhadap berbagai mata pelajaran, dan terhadap guru.

c. Sikap saudara kandung

Saudara kandung yang lebih besar mempunyai pengaruh yang sama pada sikap anak terhadap sekolah seperti orang tua. Sebaliknya, sikap saudara kandung yang lebih muda relatif tidak penting.

d. Sikap teman sebaya

Minat dan sikap terhadap sekolah secara umum dan terhadap berbagai kegiatan sekolah sangat diarahkan oleh teman sebaya. Untuk diterima oleh kelompok teman sebaya, anak belajar bahwa ia harus menerima minat dan nilai kelompok. Jika teman sekelas terang-terangan menyatakan ketidaksukaan mereka pada sekolah, ia harus melakukannya juga atau menanggung risiko dipanggil “kutu buku” atau “anak mas guru”.

e. Penerimaan oleh kelompok teman sebaya

(37)

guru dan nilai yang bagus tidak dapat mengimbangi kurangnya penerimaan oleh teman sebaya.

f. Keberhasilan akademik

Besarnya pengaruh keberhasilan akademik pada sikap anak terhadap sekolah akan bergantung pada besarnya nilai keberhasilan akademik dalam kelompok teman sebaya. Bila keberhasilan ini merupakan lambang status, maka ia akan meningkatkan status anak dengan prestasi akademik baik dalam kelompok teman sebaya. Kegagalan akademik mengurangi rasa harga diri semua anak dan menimbulkan rasa tidak senang terhadap lingkungan tempat kegagalan ini terjadi. Jika kegagalan akademik berarti tidak naik kelas, ia lebih lagi memperbesar rasa tidak senang anak pada sekolah, dan mengurangi minatnya pada sekolah.

g. Sikap terhadap pekerjaan

Anak yang dibesarkan oleh orang tua yang berpendapat bahwa masa kanak-kanak harus bahagia dan bebas, biasanya mengembangkan sikap negatif terhadap setiap kegiatan yang menyerupai pekerjaan. Selama sekolah masih bermain-main saja, mereka menyukainya. Tapi dengan kenaikan kelas, lebih banyak upaya dituntut untuk membuat pekerjaan rumah, dan ini menimbulkan rasa tidak suka akan sekolah.

h. Hubungan guru dan murid

(38)

orang tua atau saudara, gambaran media massa, atau bila pengalaman pribadi yang tidak menyenangkan dengan guru, sikap mereka terhadap semua guru cenderung tidak positif.

i. Suasana emosional sekolah

Suasana emosional sekolah dipengaruhi sikap guru dan jenis disiplin yang digunakan. Para guru yang mempunyai hubungan baik dengan murid dan menggunakan disiplin yang demokratis mendorong sikap yang lebih positif pada murid dibandingkan dengan mereka yang mempunyai “anak mas”, yang merasa bosan dengan pekerjaan, yang mengajar secara membosankan dan yang terlalu bersifat otoriter atau permisif dalam pengendalian situasi di kelas.

C. Prestasi Belajar

1. Pengertian Belajar

(39)

Gagne (Ngalim Purwanto, 1987:85) menyatakan bahwa belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performancenya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi. Sedangkan Morgan (Ngalim Purwanto, 1987:85) mengemukakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.

Hintzman (Muhibbin, 2008:65) dalam bukunya The Psichology of Learning dan Memory berpendapat bahwa “Learning is a change in organism due to experience which can affect the organism’s behavior”

(Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme, manusia atau hewan, disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut). Menurut kaum konstruktivis, belajar merupakan proses aktif pelajar mengkonstruksi arti entah teks, dialog, pengalaman fisis, dan lain-lain (Suparno, 1997:61)

(40)

Ngalim Purwanto (1987:253) mengemukakan hal-hal pokok dari definisi-definisi tentang belajar adalah sebagai berikut ;

a. Bahwa belajar itu membawa perubahan

b. Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru

c. Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha

Berdasakan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku yang dapat terjadi melalui latihan atau pengalaman yang mana perubahan itu harus relatif mantap. Diharapkan perubahan tingkah laku yang terjadi adalah perubahan tingkah laku yang baik. Karena ada kemungkinan perubahan tingkah laku tersebut mengarah kepada peruabahan tingkah laku yang lebih buruk.

2. Pengertian Prestasi Belajar

Tujuan dari pendidikan adalah meningkatkan dan mengembangkan kepribadian individu yang sedang menjalani proses pendidikan. Karena manusia mampu untuk belajar maka dia berkembang, mulai dari saat lahir sampai mencapai umur tua. Perkembangan kepribadian erat kaitannya dengan perubahan tingkah laku yang merupakan akibat dari proses belajar.

(41)

kognitif. Sedangkan faktor-faktor eksternal antara lain lingkungan, guru atau pengajar, sarana dan fasilitas untuk pembelajaran, materi pelajaran.

Prestasi adalah bukti keberhasilan yang dicapai (Winkel, 1986:102). Setelah melakukan proses belajar, berarti siswa melakukan perbaikan dalam tingkah laku dan kecakapan-kecakapan atau memperoleh kecakapan-kecakapan dan tingkah laku yang baru. Perubahan-perubahan juga akan terjadi dalam bidang pengetahuan atau pemahaman. Perubahan itu tampak dalam prestasi belajar yang dihasilkan siswa. Siman (1988:28) mendefinisikan prestasi belajar yaitu suatu ukuran dari kemampuan atau kecakapan siswa yang berupa penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dicapai dalam belajar.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan belajar yang dapat dicapai setiap siswa dalam proses belajar. Prestasi belajar ini merupakan wujud dari proses belajar yang dilakukan di sekolah. Prestasi belajar ditunjukkan dengan nilai yang dapat diperoleh siswa selama mengikuti proses belajar. Prestasi belajar siswa dinyatakan dengan tingkat penguasaan, pengetahuan dan ketrampilan yang dikembangkan dalam proses belajar mengajar.

3. Prinsip – prinsip Belajar

(42)

Prinsip belajar yang baik bagi siswa yaitu prinsip belajar yang perlu meningkatkan upaya belajarnya maupun bagi guru dalam upaya meningkatkan mengajarnya. Ketujuh prinsip belajar tersebut adalah sebagai berikut :

a. Perhatian dan Motivasi

Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya.

Disamping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut. Motivasi juga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianggap penting dalam kehidupannya. Perubahan nilai-nilai yang dianut akan mengubah tingkah laku manusia dan motivasinya. Karenanya, bahan-bahan pelajaran yang disajikan hendaknya disesuaikan dengan minat siswa dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.

(43)

Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri. Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu beraneka ragam bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik yang mudah kita amati sampai kegiatan psikis yang susah diamati.

Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan-keterampilan, dan sebagainya. Contoh kegiatan psikis misalnya menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan satu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan, dan kegiatan psikis yang lain.

c. Keterlibatan langsung/berpengalaman

Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. Keterlibatan siswa di dalam belajar jangan diartikan keterlibatan fisik semata, namun lebih dari itu terutama adalah keterlibatan mental emosional, keterlibatan dengan kegiatan kognitif dalam pencapaian dan perolehan pengetahuan, dalam penghayatan dan internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap dan nilai-nilai, dan juga pada saat mengadakan latihan-latihan dalam pembentukan keterampilan.

(44)

Terdapat tiga teori yang menekankan perlunya pengulangan yaitu teori Psikologi Daya, Psikologi Asosiasi, dan Psikologi Conditioning. Teori yang paling tua barangkali adalah Psikolgi Daya. Menurut teori ini belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan, berpikir, dan sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang. Seperti halnya pisau yang selalu diasah akan menjadi tajam, maka daya-daya yang dilatih dengan pengadaan pengulangan-pengulangan akan menjadi sempurna.

Dalam teori Psikologi Asosiasi dikemukakan bahwa belajar ialah pembentukan hubungan antara stimulus dan respons, dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya respons benar. Sedangkan dalam teori Psikologi Conditioning yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari psikologi asosiasi juga menekankan pentingnya pengulangan dalam belajar. Pada psikologi conditioning respons akan timbul bukan karena saja oleh stimulus, tetapi juga oleh stimulus yang dikondisikan.

Ketiga teori tersebut menekankan pentingnya prinsip pengulangan dalam belajar walaupun dengan tujuan yang berbeda. Yang pertama pengulangan untuk melatih daya-daya jiwa sedangkan yang kedua dan ketiga pengulangan untuk membentuk respons yang benar dan membentuk kebiasaan-kebiasaan.

(45)

Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut. Agar pada anak timbul motif yang kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik maka bahan belajar haruslah menantang.

Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar membuat siswa bergairah untuk mengatasinya. Bahan belajar yang baru, yang banyak mengandung masalah yang perlu dipecahkan membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya.

f. Balikan dan Penguatan

Siswa akan belajar lebih bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Hasil yang baik akan merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar selanjutnya. Skinner menyebutkan bahwa dorongan belajar itu tidak hanya oleh penguatan yang menyenangkan tetapi juga yang tidak menyenangkan. Atau dengan kata lain penguatan positif maupun negatif dapat memperkuat belajar.

(46)

g. Perbedaan Individual

Siswa merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua orang siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaam satu dengan yang lain. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis, kepribadian, dan sifat-sifatnya. Perbedaan individual ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. Sistem pendidikan klasikal yang dilakukan di sekolah mayoritas kurang memperhatikan masalah perbedaan individual, umumnya pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan melihat siswa sebagai individu dengan kemampuan rata-rata.

4. Tujuan Belajar

Tujuan belajar menurut Sardiman (1986:28-30) jika ditinjau secara umum ada tiga jenis :

a. Untuk mendapatkan pengetahuan

Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir jenis interaksi dan cara yang dipergunakan untuk kepentingan ini pada umumnya dengan model ceramah, pemberian tugas-tugas bacaan. Dengan cara demikian anak didik akan menambah pengetahuannya dan sekaligus akan mencari sendiri untuk mengembangkan cara berpikir dalam rangka mengembangkan pengetahuannya.

b. Untuk mendapatkan pemahaman konsep dan ketrampilan

(47)

pencapaian keterampilan itu dengan kaidah-kaidah tertentu dan bukan semata-mata hanya mengahafal atau meniru.

c. Untuk mendapatkan pembentukan sikap

Dalam menumbuhkan sikap mental perilaku dan pribadi anak didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Untuk itu dibutuhkan kecakapan dalam mengarahkan motivasi dan berpikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model.

5. Beberapa Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar dialami oleh siswa sebagai suatu proses, yaitu proses belajar sesuatu. Aktivitas belajar tersebut juga dapat diketahui oleh guru dari perlakuan siswa terhadap bahan belajar. Proses belajar sesuatu dialami oleh siswa dan aktivitas belajar sesuatu dapat diamati oleh guru. Berikut ini dikemukakan beberapa contoh aktivitas belajar dalam beberapa situasi (Abu Ahmadi, 1991:125) :

a. Mendengarkan b. Memandang

c. Meraba, membau dan mencicipi/mencecap d. Menulis atau mencatat

e. Membaca

(48)

i. Mengingat j. Berpikir

k. Latihan atau praktek

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku. Perubahan dapat berhasil baik dan tidaknya juga dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor. Faktor-faktor tersebut dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu sebagai berikut (Ngalim Purwanto, 1987:106) :

a. Faktor yang ada pada diri organism itu sendiri yang kita sebut faktor individual. Yang termasuk faktor individual antara lain faktor kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi.

b. Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial. Faktor sosial antara lain adalah faktor keluarga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.

Muhibbin (2008:144-155) berpendapat bahwa terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi belajar, yaitu sebagai berikut :

a. Faktor Internal

(49)

1) Aspek fisiologis

Yang dimaksud dalam aspek fisiologis ini adalah kondisi umum jasmani siswa. Kondisi kebugaran siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas sangat berpengaruh. Untuk mempertahankan kebugaran jasmani siswa sangat dianjurkan memilih pola istirahat mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi.

Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan indera pendengar dan indera penglihatan, juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan di kelas.

2) Aspek Psikologis

Aspek psikologis yang mempengaruhi belajar siswa antara lain sebagai berikut :

a) Inteligensi siswa

Inteligensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Namun harus diakui juga bahwa otak memiliki peran lebih menonjol dalam hubungannya dengan inteligensi manusia daripada peran organ tubuh lainnya.

(50)

seorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk memperoleh sukses.

b) Sikap siswa

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara postitif maupun negatif. Sikap siswa yang positif terhadap guru dan materi yang diajarkan guru merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa tersebut. Sebaliknya, sikap negatif siswa terhadap guru dan materi yang diajarkan guru akan menimbulkan kesulitan belajar. Meskipun bisa saja tidak menimbulkan kesulitan belajar tapi akan berdampak dalam hal lain yaitu prestasi belajar yang dicapai siswa akan kurang memuaskan.

c) Bakat siswa

Bakat merupakan kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing.

(51)

Minat belajar dalam diri siswa dapat menjadi lemah. Lemahnya minat akan melemahkan kegiatan belajar juga. Dan itu akan berdampak pada prestasi belajar. Oleh karena itu, minat belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus. Agar siswa memiliki minat yang kuat, dan dapat menciptakan suasana belajar yang menggembirakan.

e) Motivasi siswa

Pengertian dasar motivasi ialah keadaan internal organisme baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Motivasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

b. Faktor Eksternal

Seperti faktor internal, faktor eksternal siswa juga terdiri atas dua macam, yakni :

1) Faktor Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Dan yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut. Misalnya di lingkungan masyarakat yang kurang kondusif untuk belajar anak.

(52)

keluarga yang keliru, seperti kelalaian orang tua dalam memonitor kegiatan anak, dapat menimbulkan dampak lebih buruk lagi.

2) Faktor Lingkungan Nonsosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

c. Faktor Pendekatan Belajar

Di samping faktor-faktor internal dan eksternal siswa, faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar siswa tersebut. Pendekatan belajar merupakan segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses mempelajari materi tertentu. Pendekatan belajar dapat dibagi menjadi tiga macam tingkatan, yaitu :

1) Pendekatan tinggi a) Speculatif

Pendekatan speculatif yaitu pendekatan berdasarkan pemikiran mendalam, yang bukan saja bertujuan menyerap pengetahuan melainkan juga mengembangkannya.

b) Achieving

(53)

keakuan dirinya dengan cara meraih indeks prestasi setinggi-tingginya. Gaya belajar ini lebih serius daripada yang memakai pendekatan-pendekatan lainnya.

2) Pendekatan menengah a) Analytical

Pendekatan analytical strateginya yaitu berpikir kritis, mempertanyakan, menimbang-nimbang, beragumen. Tujuannya yaitu pembentukan kembali materi ke dalam pola baru/berbeda.

b) Deep

Siswa yang menggunakan deep biasanya mempelajari materi karena memang dia tertarik dan merasa membutuhkannya (intrinsik). Oleh karena itu, gaya belajarnya serius dan berusaha memahami materi secara mendalam serta memikirkan cara mengaplikasikan.

3) Pendekatan rendah a) Reproductif

Strategi dalam pendekatan reproductif yaitu menghafal, meniru, menjelaskan, meringkas. Dan tujuannya yaitu pembenaran atau penyebutan kembali materi.

b) Surface

(54)

belajarnya santai, asal hafal, dan tidak mementingkan pemahaman yang mendalam.

Sedangkan menurut Sumadi Suryabrata (1971:253) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar itu adalah banyak sekali macamnya, terlalu banyak untuk disebutkan satu persatu dan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar, dan ini masih lagi dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu :

(1)Faktor-faktor non sosial (2)Faktor-faktor sosial

b. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri si pelajar, dan inipun dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu :

(1)Faktor-faktor fisiologis (2)Faktor-faktor psikologis

D. Hubungan Antara Minat Belajar Dengan Prestasi Belajar

(55)

yang disampaikan guru dapat diserap dengan baik oleh siswa, jadi dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Untuk mencapai prestasi yang baik disamping kecerdasan ada juga minat, sebab tanpa adanya minat segala kegiatan akan dilakukan kurang efektif dan efisien. Kurangnya minat belajar dapat mengakibatkan kurangnya rasa ketertarikan pada suatu bidang tertentu, bahkan dapat melahirkan sikap penolakan kepada guru.

Beberapa murid kurang berprestasi secara umum, mereka bekerja di bawah kapasitas dalam semua mata pelajaran, beberapa lagi berprestasi di bawah kemampuan mereka dalam beberapa mata pelajaran tertentu. Bila seorang anak kurang berprestasi, biasanya sekolah yang disalahkan. Orang menyimpulkan bahwa para guru tidak mengetahui bagaimana mengajar atau tidak berminat untuk melakukannya dengan baik. Yang lain menyalahkan orang tua karena orang tua terlalu permisif dan tidak menuntut anak mereka belajar di rumah atau memperhatikan pelajaran di sekolah. Kemerosotan prestasi mulai sekitar saat minat anak terhadap sekolah mulai berkurang dan minat akan penerimaan oleh teman sebaya mulai semakin kuat (Hurlock, 142).

(56)

Dalam hal ini prestasi belajar diambil dari nilai rapor lima mata pelajaran inti di sekolah dasar yaitu Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Matematika, dan Pendidikan Kewarganegaraan. Nilai tersebut dihitung rata-ratanya. Kelima mata pelajaran tersebut digunakan karena dianggap sudah dapat mewakili mata pelajaran inti SD. Nilai rapor bersifat obyektif dan merupakan nilai final seorang siswa selama satu semester belajar.

E. Hipotesis

Berdasarkan kajian pustaka dan permasalahan yang disajikan dalam penelitian ini maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

Ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 4 Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011.

 

(57)

41 

 

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu jenis studi

korelasi. Penelitian ini mempelajari hubungan antara dua variabel yaitu untuk

menjelaskan sejauh mana variasi dalam satu variabel berhubungan dengan

variasi dalam variabel lain. Jadi dalam penelitian ini bertujuan untuk mencari

ada tidaknya hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa

kelas V SD Negeri 4 Sragen.

B. Variabel Penelitian

Variabel adalah satu atribut yang dianggap mencerminkan atau

mengungkapkan pengertian atau bangunan pengertian (Furchan, 2007:45).

Variabel dalam penelitian kuantitatif dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas adalah variabel yang mendahului atau yang

mempengaruhi variabel terikat (Furchan, 2007:46). Variabel bebas dalam

peneltian ini adalah minat belajar.

2. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat adalah variabel yang merupakan akibat, atau yang

tergantung pada variabel yang mendahuluinya (Furchan, 2007:46).

(58)

C.Definisi Operasional Variabel

1. Minat Belajar

Minat belajar siswa sebagai variabel dalam penelitian ini adalah

minat belajar yang dibatasi pada sepuluh indikator yaitu menunjukkan

minat terhadap pelajaran, selalu mengingat pelajaran dan mempelajari

kembali, tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan belajar,

perasaan hati setelah belajar, senang menghadapi kesulitan belajar,

mempunyai antusias yang tinggi dalam belajar di kelas, senang berdiskusi

dengan teman dalam mempelajari mata pelajaran, keinginan kuat untuk

maju dan mencapai keberhasilan, orientasi pada masa depan kegiatan

belajar sebagai jalan menuju kreativitas cita-cita yang diukur dengan

angket dan ditunjuk dengan skor yang diperoleh siswa.

2. Prestasi Belajar

Prestasi belajar siswa meliputi penguasaan siswa terhadap lima

mata pelajaran inti di sekolah dasar yaitu Bahasa Indonesia, Ilmu

Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Matematika, dan Pendidikan

Kewarganegaraan. Nilai kelima mata pelajaran tersebut diperoleh dari nilai

rapor siswa.Hasil yang dicapai siswa ini menunjukkan kualitas

(59)

D. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di SD Negeri 4 Sragen UPT Dinas

Pendidikan Kecamatan Sragen yang beralamat di Jalan Diponegoro, Nomor

6, Taman Murni Sragen, Telp (0271) 894142.

E. Jadwal Penelitian

Penyusunan skripsi ini melewati banyak tahapan-tahapan sampai pada

akhirnya skripsi ini disahkan oleh dosen pembimbing. Berikut ini disajikan

jadwal penyusunan skripsi :

Tabel3.1 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Bulan

Jan Feb Mar Jul Agt Sept Okt Nov Des Jan

1. Penyusunan Proposal √

2. Konsultasi Bab I, II, dan III √ √

3. Bimbingan dengan dosen

pembimbing

√ √ √ √ √ √

4. Penyusunan Angket √

5. Uji Coba Angket √

6. Perhitungan Taraf Validitas

dan Reliabilitas angket uji

coba

√ √

7. Pengambilan data penelitian √

(60)

9. Pembahasan √

10. Ujian Skripsi √

11. Revisi Skripsi √ √

12. Pengumpulan Skripsi √

F. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi

syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian (Riduwan, 2008 :

8). Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas V SD Negeri 4 Sragen.

Jumlah siswanya 188 siswa , rinciannya sebagai berikut :

Tabel 3.2 Jumlah siswa kelas V SD Negeri 4 Sragen

Kelas Jumlah Siswa

VA 48

VB 47

VC 47

VD 46

Jumlah siswa seluruhnya 188 siswa

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber

data dan dapat mewakili seluruh populasi (Riduwan, 2008 : 10).Penelitian ini

hanya akan meneliti sampel karena dalam penelitian ini tidak melibatkan

populasi tapi hanya sebagian dari populasi yang sudah dianggap mewakili dari

seluruh populasi.

Dalam penelitian ini sampel yang akan digunakan ditentukan dengan

(61)

data yang unsurnya memiliki sifat yang sama sehingga tidak perlu

mempersoalkan jumlahnya secara kuantitatif (Riduwan, 2008:9). Sampling

adalah cara atau teknik yang digunakan untuk mengambil sampel (Sutrisno

Hadi, 2004 : 183). Suatu cara random yaitu jika kita tidak memiliki individu

yang kita tugaskan untuk mengisi sampel kita. Peneliti akan menggunakan

kelas VA, VB, VD yang tiap kelas akan diambil secara random 20 siswa untuk

sampel penelitian.

Cara untuk merandomisasi sampel dalam penelitian ini adalah dengan

cara undian. Sutisno Hadi (2004 : 184) menyebutkan langkah-langkah

randomisasi dengan cara undian adalah sebagai berikut :

1. Buat daftar yang berisi semua subyek atau individu

2. Beri kode nomor urut kepada semua subyek atau individu

3. Tulis kode-kode itu masing-masing dalam selembar kertas kecil

4. Gulung kertas-kertas itu baik-baik

5. Masukkan gulungan-gulungan kertas itu kedalam tempolong

6. Kocok baik-baik tempolong itu

7. Ambil kertas-kertas gulungan itu satu demi satu sampai jumlah yang kita

perlukan

(62)

G.Instrumen Penelitian/Alat Ukur

1. Alat Pengumpul Data

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket

tentang minat belajar. Dalam menyusun angket ini peneliti juga

mengacu pada kisi-kisi angket yang disusun oleh Cicilia Era

Kumaladalam skripsinya yangberjudul “Hubungan Minat Belajar

Siswa Dan Lingkungan Belajar Siswa Dengan Prestasi Belajar Siswa

Kelas III SMA N 2 Klaten”. Tidak semuanya kisi-kisi angket mengacu

pada sumber yang telah disebutkan di atas.Akan tetapi peneliti juga

memodifikasi kisi-kisi angket tersebut dengan indikator yang setara

dengan anak SD. Peneliti juga memodifikasi angket yang sudah ada.

Adapun landasan peneliti memodifikasi angket tersebut dengan alasan

bahwa angket akan ditujukan untuk siswa SD. Sehingga peneliti

memodifikasi kata-kata yang terdapat pada angket sebelumnya dan

disesuaikan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa SD. Dan

angket ini juga dikembangkan oleh peneliti berdasarkan masalah

variabel dan kajian teoritis dengan bimbingan dari dosen pembimbing.

Peneliti menggunakan kisi-kisi angket tersebut sebagai acuan

dikarenakan indikator-indikator yang dikemukakan dalam kisi-kisi

angket tersebut sesuai dengan kajian pustaka yang diuraikan

peneliti.Dan itu sejalan dengan penelitian yang akan dilakukan. Angket

ini terdiri dari 10 indikator yang kemudian dijabarkan dalam bentuk

(63)

dan item negatif. Adapun bentuk angket minat belajar ini dapat dilihat

pada lampiran 1 halaman 101.

Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket

tertutup yaitu angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa

sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai

dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x)

atau tanda checklist(√) (Riduwan, 2008 : 54)

Angket ini memuat pernyataan-pernyataan mengenai minat

belajar siswa.Dalam penelitian ini setiap butir pernyataan pada angket

memiliki alternatif jawaban yaitu “Sangat Setuju (SS), “Setuju (S)”,

“Kurang Setuju (KS)”, “Tidak Setuju (TS)”. Yang masing-masing

jawaban mempunyai skor tertentu.

1) Item-item positif, dengan pilihan jawaban dan skor yaitu :

(1) Sangat Setuju (SS) : skor 4

(2) Setuju (S) : skor 3

(3) Kurang Setuju (KS) : skor 2

(4) Tidak Setuju (TS) : skor 1

2) Item-item negatif, dengan pilihan dan skor yaitu :

(1) Sangat Setuju (SS) : skor 1

(2) Setuju (S) : skor 2

(3) Kurang Setuju (KS) : skor 3

(4) Tidak Setuju (TS) : skor 4

(64)

Tabel3.3Indikator Minat Belajar Siswa

Indikator Item Postif Item Negatif

Menunjukkan minat terhadap pelajaran

• Saya selalu ingin belajar di sekolah

• Menurut pendapat saya

belajar itu sangat menyenangkan

• Saya senang jika

belajar di kelas

• Saya belajar karena

keinginan saya sendiri

• Saya lebih senang

membaca cerpen daripada belajar

• Saat anda sedang

serius mengerjakan tugas tiba-tiba ada teman mengajak bermain, maka anda akan ikut bermain bersama teman

Selalu mengingat pelajaran dan

mempelajari kembali

• Saya selalu

mengulangi pelajaran jika sampai di rumah

• Apabila besok ada

ulangan harian, maka malam hari

sebelumnya saya selalu belajar

• Saya selalu

meluangkan waktu untuk belajar

• Sesudah menerima

pelajaran, saya tidak pernah mengingat materi yang diajarkan apalagi mempelajari kembali

Tekun menghadapi tugas • Saya selalu ingin

mengerjakan soal-soal latihan

• Jika guru memberikan

PR, saya selalu mengerjakannya

• Saya tidak pernah

mengerjakan tugas

Ulet menghadapi kesulitan belajar

• Saya lebih senang

mengerjakan soal yang mudah daripada soal yang sulit

• Jika ada soal mata pelajaran yang tidak dapat diselesaikan,

• Jika menemui

kesulitan dalam menyelesaikan soal, saya lebih baik meninggalkan soal tersebut

(65)

saya selalu berusaha untuk dapat menyelesaikannya jika menghadapi kesulitan dalam belajar

• Saya malas belajar jika saya memperoleh nilai yang buruk dalam ulangan

Perasaan hati setelah belajar

• Saya merasa senang

setelah mengikuti pelajaran

• Saya merasa bosan

setelah mengikuti pelajaran

• Saya cenderung tidak

memperhatikan sewaktu diberi pelajaran

Senang menghadapi kesulitan belajar

• Sesudah menerima

pelajaran, saya selalu mengingat materi pelajaran

• Jika saya belajar dengan tekun, maka saya akan

mendapatkan hasil memuaskan

• Saya senang

menempuh ulangan-ulangan atau tes-tes karena hal itu berguna untuk mendorong saya agar belajar lebih banyak

• Saya tidak suka

mencoba mengerjakan soal yang belum pernah dijelaskan oleh guru

Mempunyai antusias yang tinggi dalam belajar di kelas

• Saya selalu bertanya kepada guru jika ada materi yang belum jelas dalam pelajaran

• Jika guru menyuruh

mengerjakan soal-soal latihan, saya lebih senang berbicara tentang hal-hal lain dengan teman sebelah

• Bagi saya hanya

(66)

penting mengikuti pelajaran di kelas

• Saya lebih senang

diam daripada mengajukan

pertanyaan pada guru jika ada materi pelajaran yang belum jelas

• Apabila pada jam

pelajaran gurunya tidak hadir, maka saya merasa sangat senang.

Senang berdiskusi dengan teman dalam mempelajari mata pelajaran

• Jika ada masalah yang

tidak dapat saya pecahkan tentang suatu mata pelajaran saya diskusikan dengan teman

• Saya selalu berdiskusi dengan teman jika ada tugas pelajaran yang sulit

• Bagi saya berdiskusi

tentang pelajaran adalah hal yang membosankan.

Keinginan kuat untuk maju dan mencapai keberhasilan

• Saya selalu ingin memperoleh nilai yang baik setiap belajar

• Saya tidak pernah

mengulangi pelajaran jika dirumah.

• Saya tidak pernah

belajar di rumah

• Jika siswa tidak diwajibkan untuk mengikuti pelajaran, tentu saya sudah meninggalkannya

Orientasi pada masa depan, kegiatan belajar sebagai jalan menuju kreativitas cita-cita

• Saya sadar bahwa

pelajaran di sekolah sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari

• Bagi saya mempelajari

pelajaran di sekolah tidak diperlukan, karena tidak mendukung bagi pelajaran lain

(67)

sekolah tidak berguna untuk kehidupan sehari-hari

Berdasarkan

Gambar

Gambar 4.2 Diagram persentase prestasi belajar siswa kelas V SD
Tabel 3.2 Jumlah siswa kelas V SD Negeri 4 Sragen
Tabel 3.9 Pengelompokan skor angket minat belajar
Tabel 3.10 Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pahrtk

Harapan dari hasil audit ini dapat menjadi rekomendasi yang dapat digunakan untuk meningkatkan keamanan sistem informasi yang ada pada Rumah Sakit Islam Jemursari serta

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengetahuan guru tentang siswanya yang meliputi (1) bagaimana pengetahuan guru tentang kemampuan awal

PENCARTfi UMTIR BIBIT PINDAf, L{PANG TEREADAP Pf,RTUMBtIII N TANAMAN CAMBIR.. (VMh Nhtu

FAKULTAS IIIATEMATIKA DAN ILMU PENGEIAIIUAN ALAM. UNIVERSITAS

Mengingat impulse buying sangat memberikan manfaat bagi pelaku ritel, penelitian ini berusaha untuk mengkaji faktor-faktor yang ada di dalam diri konsumen meliputi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Menyelesaikan Studi Pada Program Diploma III Fakultas Ekonomi.

[r]