• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kesimpulan dari faktor variabel yang akan diteliti. Dalam penyusunan skripsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kesimpulan dari faktor variabel yang akan diteliti. Dalam penyusunan skripsi"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

52 3.1 Obyek Penelitian

Objek penelitian adalah suatu bentuk populasi yang berada dalam letak geografis tertentu dengan karakteristik yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis, untuk mendapatkan sebuah hasil kesimpulan dari faktor variabel yang akan diteliti. Dalam penyusunan skripsi ini objek penelitiannya adalah pengguna media sosial, utamanya pada pengguna youtube dan orang yang sudah bekerja Di PT. Axa Mandiri Financial Services

3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan penulis adalah metode analisis kausal. Penelitian kausal ditujukan untuk mengetahui hubungan yang bersifat sebab akibat antara satu atau lebih variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (dipengaruhi) sedangkan penelitian deskriptif lebih mengenai terhadap pertanyaan keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (Sugiyono, 2010:36-37). Unit analisis pada penelitian ini adalah individu, yaitu para pengguna sosial media yang menggunakan youtube

(2)

3.3.1 Variabel

Menurut (Sugiyono, 2010:38) variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian ini terdiri dari 3 variabel yaitu :

a. Variabel bebas (variabel independen) yaitu Alturisme(X1) dan

Persepsi Kemanfaatan (X2).

b. Variabel Intervening (variabel antara) merupakan variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur (Sugiyono, 2010:39). Dalam penelitian ini variabel intervening yaitu Penggunaan Layanan Jaringan Sosial (Y).

3.3.2 Skala Pengukuran

Pengukuran masing-masing variabel dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Definisi skala Likert menurut Sugiyono (2010:93) adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang dan sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator dijabarkan sebagai titik tolak dalam penyusunan pertanyaan yang kemudian masing-masing pernyataan diberi skor. Pemberian skor dari jawaban terhadap masing-masing variabel dengan ketentuan sebagai berikut :

(3)

Tabel 3.1 Skala Interval Penilaian Skor Sangat Setuju 5 Setuju 4 Netral 3 Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

(Sumber : Sugiyono, 2010;94)

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Dalam penelitian ini yang menjadi variable independen atau variable X adalah Alturism dan persepsi kemanfaatan, serta dalam penelitian ini terdapat variable intervening yaitu pada variable Y yaitu penggunaan jaringan sosiall. Operasionalisasi dari variable-variabel yang diteliti dijelaskan pada 54embe 3.2 berikut ini :

(4)

Tabel 3.2

Operasional Variabel Altruisme

Variabel Dimensi Indikator Skala

Alturisme

Suasana hati

 Jika suasana hati sedang enak, orang juga akan

terdorong untuk

memberikan yang terbaik

Skala Ordinal

Empati

 Seseorang yang altruis merasakan perasaan yang sama sesuai dengan

situasi yang terjadi.

 empati (pengalaman menempatkan diri pada keadaan emosi orang lain seolah-olah

mengalaminya sendiri)

Skala Ordinal

Interpretasi

 Seseorang yang altruisme dapat mengiterpretasikan dan dirinya sendi

Skala Ordinal

Rela berkorban

 Ada hal yang rela dikorbankan dari seseorang yang altruisme

untuk melakukan tindakan menolong.

Skala Ordinal

Inisiatif

 Seseorang yang altruism memiliki inisiatif untuk melakukan tindakan

menolong dengan cepat dan tepat.

Skala Ordinal

Social

responsibility.

 Seseorang yang altruis merasa bertanggung jawab terhadap situasi yang ada disekitarnya

Skala Ordinal

(5)

Variabel Dimensi Indikator Skala

Alturisme

Meyakini Keadilan Dunia

 keyakinan bahwa dalam jangka panjang yang salah akan dihukum dan yang baik akan dapat ganjaran.

 orang yang keyakinannya kuat terhadap keadilan dunia akan termotivasi untuk mencoba memperbaiki keadaan ketika mereka melihat orang yang tidak bersalah menderita. Maka tanpa piker panjang mereka segera bertindak memberikan pertolongan jika ada orang yang kemalangan.

Skala Ordinal

Faktor

Sosiobiologis.

 Secara sepintas perilaku altruistis Memberikan kesan kontraproduktif,mengandun g risiko tinggi termasuk terluka dan bahkan mati. Ketika orang yang ditolong bisa selamat, yang menolong mungkin malah tidak selamat.

Skala Ordinal

Faktor Situasional

 Bahwa factor situasional turut mendorong seseorang untuk memberikan pertolongan kepada orang lain.

Skala Ordinal

Sumber.http://personalityazmipriyanda.wordpress.com(2010)

Tabel 3.3

Operasional Variabel Persepsi Kemanfaatan

Variabel Dimensi Indikator Skala

Persepsi Kemanfaatan Meningkatkan kerja Individu (improves job performance)

 Memberikan manfaat bagi penggunanya

 Jika pengguna percaya bahwa system informasi berguna maka dia akan menggunakannya Skala Ordinal Menambah produktifitas (increases productivity)  Penggunaan system

mampu menambah tingkat produktifitas individu dalam bekerja

Skala Ordinal

(6)

Variabel Dimensi Indikator Skala Persepsi Kemanfaatan Bermanfaat (Usefulness)  Terdapat pengaruh penting manfaat dalam pemahaman respon individual dalam teknologi informasi Skala Ordinal Meningkatkan efesiensi waktu kerja

 Pengunaan system mampu meningkatkan efesiensi waktu penggunanya

Skala Ordinal

(Sumber : Davis et al. (dalam jurnal)

Tabel 3.4

Operasional Variabel Penggunaan Jaringan Sosial

Variabel Dimensi Indikator Skala

Penggunaan Layanan Jaringan Sosial Informasi (information utility) Memperoleh informasi

atau berita online Skala Ordinal

Kesenangan (leisure/fun activities)

Online untuk alasan yang tidak istimewa, hanya untuk kesenangan atau untuk menghabiskan waktu Skala Ordinal Komunikasi (communication)

Mengirim atau menerima

pesan, misalnya Email Skala Ordinal

Transaksi (transactions)

Membeli produk secara online, misalnya buku, musik, mainan, atau pakaian

Skala Ordinal (Sumber : Wikipedia, 2011)

(7)

3.5 Metode Pengumpulan Data 3.5.1 Kuesioner

Data yang diperoleh dalam penelitian ini didapatkan langsung dari pengisian kuesioner (angket) yang ditujukan kepada responden tentang tanggapan atau pandanganya terhadap Alturism, persepsi kemanfaatan, dan penggunaan layanan jaringan sosial pada youtube. Pengumpulan data dengan menggunakan kombinasi pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka, yang diberikan kepada responden secara langsung sehingga didapatkan keobjektifan data yang tepat. Data yang dikumpulkan meliputi identitas responden serta tanggapan pengguna media social youtube

Pertanyaan-pertanyaan pada angket tertutup dibuat dengan skala Likert 1-5 dengan menggunakan pertanyaan berskala (scaling questions). Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifikasi oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Dan untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor yang ditunjukkan pada tabel 3.1 diatas.

(8)

3.5.2 Wawancara

Selain kuesioner, juga digunakan teknik wawancara untuk mendukung akurasi dan kelengkapan kuesioner tersebut. Wawancara juga digunakan untuk memperluas pandangan peneliti tentang data-data lain yang tidak terformulasi dalam kuesioner. Namun, akan memiliki implikasi strategis bagi perusahaan, sehingga layak untuk dilakukan penelitian lebih lanjut. Selain itu wawancara juga digunakan untuk melengkapi data yang terkumpul melalui kuesioner.

3.6 Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini menggunakan data primer yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2010:137). Data primer merupakan data kuantitatif yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti dan diperoleh melalui responden untuk mendapat tanggapan terhadap penggunaan youtube dengan cara menggunakan kuesioner yang diberikan kepada responden (sampel) yang menggunakan youtube di Perkantoran PT Axa Mandiri Financial Services

3.7 Populasi dan Sampel 3.7.1 Populasi

“Populasi adalah wilayah generaliasasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2010:80).

(9)

Populasi dari penelitian ini adalah pengguna media sosial youtube yang sudah bekerja. Dari sejumlah populasi ini diambil sampel yang jumlahnya mencukupi sehingga dengan mempelajari dan mengetahui karakteristik sampel tersebut dapat diketahui karakteristik populasi secara keseluruhan. Populasi untuk karakteristik responden ini tidak diketahui.

3.7.2 Sampel

Sampel (sample) didefinisikan sebagai bagian dari jumlah dan kareakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono,2010;81). Sampel diambil karena dalam banyak kasus tidak mungkin peneliti meneliti seluruh anggota populasi. Dengan kata lain, sejumlah tapi tidak semua elemen populasi akan membentuk sampel. Dengan mempelajari sampel, peneliti akan mampu menarik kesimpulan yang dapat digeneralisasikan terhadap populasi penelitian.

Data dikumpulkan dengan cara metode non probability sampling yakni teknik sampling yang memberi peluang atau kesempatan tidak sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Dimana teknik mengambil sampelnya dilakukan dengan cara purposive yang artinya penarikan sampel dengan pertimbangan tertentu, yaitu didasarkan pada kepentingan atau tujuan penelitian dan sampel dari penelitian ini adalah orang yang sudah bekerja dan yang menggunakan youtube.

Sebagai tambahan untuk karakteristik model yang diestimasikan tersebut, ukuran sampel harus ditingkatkan dalam lingkungan dibawah ini :

(10)

1. Data menunjukkan karakteristik yang tidak normal 2. Menggunakan prosedur-prosedur estimasi yang pasti 3. Diharapkan lebih dari 10 persen data yang hilang

Untuk memastikan solusi yang akurat, para peneliti saat ini harus mempertimbangkan sejumlah factor-faktor potensial yang mungkin mempengaruhi peningkatan ukuran sampel melebihi petunjuk yang umum. Dari kriteria ukuran sampel diatas maka dapat dihitung ukuran minimum sampel yang dignaka adalah 5 responden untuk tiap indikator. Penentuan ukuran sampel dari populasi berdasarkan yang diisyaratkan oleh alat analisa yang digunakan. Pedomannya adalah 5-10 kali jumlah parameter yang diestimasikan. Jadi, jumlah sampel 5-10 kali jumlah indikator. Rumus dari Hair et al.,(2006:67)

5 x jumlah indikator

Ukuran sampel minimum yaitu 5 x 22 = 110. Maka dari itu pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah responden yang sudah bekerja dan yang menggunakan youtube, hal ini dilakukan untuk menghindari data yang menyimpang dan juga sesuai dengan prosedur estimasi.

3.8 Metode Analisis Data

Menurut Rosgandika Mulyana (2005:8) analisis data kuantitatif merupakan metode ilmiah untuk pencapaian validitas yang tinggi reabilitasnya dan mempunyai peluang kebenaran ilmiah yang tinggi, sifat kuantitatif memberi bobot (rating), peringkat (rangking), atau skor (scoring).

(11)

Dalam proposal skripsi ini penulis menggunakan model analisis kuantitatif yaitu suatu model analisis yang dipakai untuk mengetahui dan menguji pengaruh Altruisme dan persepsi kemanfaatan terhadap penggunaan media sosial pada pengguna youtube

Model analisis kuantitatif yang dipakai adalah :

3.8.1 Uji Instrument 3.8.1.1 Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2010;267) uji validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan peneliti. Dengan demikian dta yang valid adalah data “yang tidak berdeda” antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian.

Aritonang R (2007;123) uji validitas digunakan untuk mengukur variable yang demikian sulit, untuk mengembangkan instrument yang memiliki validitas yang tinggi karena karakteristik yang akan diukur dari variable yang demikian tidak dapat diobsevasi secara langsung, tetaoi hanya melalui indikator (petunjuk tak langsung) tertentu. Untuk uraian selanjutnya, instrument yang dijadikan contoh adalah angket, yaitu daftar yang terdiri atas beberapa butir pertanyaan.

Uji validitas ini diperoleh dengan cara mengkorelasi setiap skor indikator dengan total skor indikator variabel, kemudian hasil korelasi dibandingkan dengan nilai kritis pada taraf signifikan 0,05. Suatu instrument

(12)

dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan tinggi rendahnya validitas instrument menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud



 

2 2 2 2

)

(

)

(

)

)(

(

x

x

n

i

i

n

x

i

ix

n

r

ix Dimana

rix = koefisien korelasi item total (bivariate pearson)

i = skor item X = Skor total

N = banyaknya subjek

Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikasi 0,05. kriteria pengujian adalah sebagai berikut:

1 Jika r hitung ≥ r tabel ( uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen item -item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid)

2 Jika r hitung < r tabel ( uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid).

(13)

3.8.1.2 Uji Reliabilitas

Sedangkan uji reabilitas dimaksudkan untuk mengetahui adanya konsistensi alat ukur dalam penggunaannya atau kata lain alat ukur tersebut mempunyai hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda. Untuk uji reliabilitas digunakan teknik Alpha Cronbach. (Umar;2005) menyatakan bahwa nilai suatu instrumen dikatakan reliabel bila nilai Alpha Cronbach >0.6. Rumus Alpha Cronbach’s (Umar, 2005) adalah sebagai berikut:

Dimana :

r = Reliabilitas instrument k = Banyaknya butir pertanyaan

αb2 = Jumlah varians butir

(14)

3.8.3 Uji Asumsi Klasik 3.8.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal. Dalam penelitian ini uji no rmalitas dilakukan dengan mengamati penyebaran data pada sumbu diagonal suatu grafik. Ketentuannya adalah jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Untuk menguji apakah distribusi variable pengganggu atau residual normal ataukah tidak, maka dapat dilakukan analisis grafik atau dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal (Ghozali, 2006).

Sedangkan dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas data adalah (Ghozali, 2006):

a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya, menunjukkan distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

(15)

b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram, tidak menunjukkan distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

3.8.3.2 Multikolinearitas

Multikolinearitas digunakan untuk menguji suatu model apakah terjadi hubungan yang sempurna atau hamper sempurna antara variable bebas, sehingga sulit untuk memisahkan pengaruh antara variabel-variabel itu secara individu terhadap variable terikat. Pengujian ini untuk mengetahui apakah antar variable bebas dalam persamaan regresi tersebut tidak saling berkorelasi. Untuk mendeteksi multikolinieritas adalah dengan melihat nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF), dimana menurut Duwi Priyatno (2009) variable dikatakan mempunyai masalah multikolinieritas apabila nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 atau nilai VIF lebih besar dari 10.

3.8.3.3 Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan model karena gangguan varian yang berbeda antar observasi satu ke observasi lain. pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan mengamati grafik scatter plot pada output SPSS, dimana meneurut Duwi Priyatno (2009) ketentuannya adalah sebagai berikut :

a. Jika titik-titiknya membentuk pola tertentu yang teratur maka diindikasikan terdapat masalah heteroskedastisitas.

(16)

b. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titiknya menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka diindikasikan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.

3.8.4 Uji Hipotesis

Analisis regresi berganda yaitu analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara variable bebas dengan variable terikat yaitu antara Alturism (X1) dan persepsi kemanfaatan (X2). Namun selain hal ini

digunakan juga untuk mengetahui sejauh mana Alturism dan persepsi kemanfaatan. Adapun rumus yang digunakan adalah senagai berikut :

Y = a + b

1

X

1

+ b

2

X

2

+ b

3

X

3 Dimana : Y = Keputusan Penggunaan a = Bilangan Konstanta b = Bilangan Koefisien X1 = Alturisme X2 = Persepsi Kemanfaatan

3.8.4.1 Uji Signifikasi Simultan (Uji F Statistik)

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variable bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variable terikat (Ghozali;2006).

Dalam penelitian ini pengujian hipotesis secara simultan dimaksudkan untuk mengukur besarnya pengaruh variable bebas yaitu

(17)

Alturism dan persepsi kemanfaatan terhadap penggunaan jaringan social sebagai variable terikatnya.

Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

H0 : β1 : β2 = 0, variabel-variabel bebas (Alturisme dan Persepsi

Kemanfaatan) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap variable terikatnya (Penggunaan Jaringan Sosial).

H1 : β1 : β2 ≠ 0, variabel-variabel bebas (Alturisme dan Persepsi

Kemanfaatan) mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap variable terikatnya (Penggunaan Jaringan Sosial).

Dasar pengambilan keputusan (Ghozali,2006) yaitu dengan membandingkan nilai F hitung dengan F table :

Apabila F table > F hitung, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Apabila F table < F hitung, maka H0 ditolak dan H1 diterima. 3.8.4.2 Uji Signifikasi Parameter Individual (Uji t Statistik)

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variable bebas secara individual dalam menerangkan variasi variable terikat (Ghozali,2006). Pengujian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variable bebas (Alturism dan Persepsi Kemanfaatan) terhadap variable terikat (Penggunaan Jaringan Sosial) secara terpisah atau parsial.

Hipotesis yang akan digunakan dalam pengujian ini adalah :

H0 : β0 ≠ 0, variable bebas (Alturism dan Persepsi Kemanfaatan) tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variable terikat (Penggunaan Jaringan Sosial).

(18)

H1 : β0 ≠ 0, variable bebas (Alturism dan Persepsi Kemanfaatan)

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variable terikat (Penggunaan Jaringan Sosial).

Dasar pengambilan keputusan (Ghozali,2006) :

1) Dengan membandingkan nilai t hitungnya dengan t table. Apabila t table > t hitung, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Apabila t table < t hitung, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Dengan tingkat signifikasi 95% (α = 5 %).

2) Dengan menggunakan angka probabilitas signifikasi. Apabila angka probabilitas signifikasi > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Apabila angka probabilitas signifikasi < 0,05 maka H0 ditolak dan H1

diterima.

3.8.5 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisisen Determinasi (R2) pada intinya digunakan untuk mengukur

seberapa jauh kemampuan model regresi dalam menerangkan variasi variable dependen (Ghozali, 2006). Nilai koefisian determinasi adalah antara nol (0) dan satu (1). Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekatkati satu (1) berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.

Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi (R2) adalah

(19)

Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak

peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikasi terhadap variabel dependen. Maka digunakan nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi

model regresi yang terbaik karena Adjusted R2 dapat naik turun apabila satu

Gambar

Tabel 3.1  Skala Interval   Penilaian  Skor  Sangat Setuju  5  Setuju  4  Netral  3  Tidak Setuju  2

Referensi

Dokumen terkait

inilah yang akan digunakan sebagai instrument final untuk. mengukur variabel

Validitas adalah suatu pengukuran yang menunjukkan tingkat kehandalan suatu instrument. Suatu instrument yang valid mempunyai validitas tinggi. Indtrument dikatakan valid

Angket yang telah disusun harus diuji cobakan untuk mengukur tingkat validitas dan reliabilitas instrumen dari butir-butir pernyataan-pernyataan. Dari uji coba angket akan

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa instrument yang berjumlah 12 butir pernyataan inilah yang akan digunakan sebagai instrument final untuk mengukur variabel

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keadaan atau kesahihan suatu instrument. Instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya,

Uji validitas sangat penting dilakukan, karena uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah instrument dalam penelitian ini sudah mengukur apa yang seharusnya

Uji Validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi dari suatu instrumen, dengan tujuan mengukur ketepatan instrumen yang digunakan suatu

Untuk mengukur validitas data dalam penulisan skripsi ini peneliti menggunakan program SPSS, dimana menurut Sarwono (2012: 85), untuk menghitung validitas suatu kuesioner