• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. kestabilan produksi. Aktivitas produksi melibatkan banyak aspek dalam perusahaan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. kestabilan produksi. Aktivitas produksi melibatkan banyak aspek dalam perusahaan."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.1.1. Isu Konseptual

Perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur dituntut untuk selalu menjaga kestabilan produksi. Aktivitas produksi melibatkan banyak aspek dalam perusahaan. Kompleksitas tersebut menyebabkan perusahaan perlu melakukan pengelolaan terhadap produksi secara baik agar proses produksi berjalan lancar (Russel dan Taylor, 2009).

Salah satu aspek utama yang mendukung produksi adalah persediaan. Pengelolaan persediaan secara tepat penting dilakukan, karena persediaan merupakan aset yang mahal, namun berperan penting dalam memenuhi permintaan konsumen, sehingga perusahaan perlu menjaga keseimbangan antara tingkat persediaan tinggi dan rendah (Render, Stair, Hanna, dan Hale, 2015). Russel dan Taylor (2009) menambahkan, perusahaan perlu menyimpan persediaan untuk menghindari terjadinya kemunduran jadwal produksi yang disebabkan oleh keterlambatan pengiriman atau kekosongan pasokan dari pemasok.

Bagi perusahaan minuman tradisional, pengelolaan persediaan berupa persediaan bahan baku adalah aspek yang sangat penting. Hal tersebut dikarenakan perusahaan minuman tradisional menggunakan bahan baku produksi berupa tanaman herbal yang ketersediaannya dipengaruhi oleh faktor cuaca, contohnya jahe dan gula aren. Tanaman jahe dapat tumbuh dengan baik pada daerah yang tingkat hujannya 2500-4000 mm/tahun dengan 7-9 bulan basah (Muchlas dan Slameto, 2008). Dengan kata lain, pada musim kemarau jahe tidak dapat tumbuh dengan baik dikarenakan kurangnya asupan air, sehingga ketersediaan jahe akan berkurang pada saat musim kemarau.

(2)

Gula aren dihasilkan dari nira pohon aren. Perolehan nira akan mengalami penurunan dan mengalami peningkatan pada musim hujan (Mariati, 2013) Berdasarkan hal tersebut, ada kemungkinan perusahaan akan mengalami kekurangan bahan baku pada saat musim kemarau apabila persediaan bahan baku tidak mencukupi kebutuhan produksi selama musim kemarau. Maka dari itu, perusahaan perlu mengestimasi jumlah kebutuhan bahan baku di awal periode agar kegiatan produksi tetap dapat berjalan dengan lancar selama musim kemarau.

Salah satu cara untuk mengestimasi jumlah kebutuhan bahan baku adalah dengan menggunakan perencanaan agregat. Dengan melakukan perencanaan agregat, perusahaan dapat menentukan jumlah produksi, kapasitas, dan persediaan yang diperlukan perusahaan untuk memenuhi permintaan (Chopra dan Meindl, 2010). Sehingga, perusahaan dapat menentukan jumlah bahan baku yang harus tersedia agar produksi dapat berjalan lancar dan permintaan dapat terpenuhi.

1.1.2. Isu Kontekstual

CV. Cihanjuang Inti Teknik merupakan salah satu produsen minuman di Jawa Barat yang fokus pada minuman tradisional. Jenis minuman tradisional yang diproduksi oleh CV. Cihanjuang Inti Teknik antara lain bandrek, kopi bandrek, enteh bandrek, coklat bandrek, bajigur, kopi bajigur, enteh bajigur, coklat bajigur, beas cikur, dan sekoteng. Dari sekian banyak produk yang dimiliki CV. Cihanjuang Inti Teknik, produk yang menjadi unggulan adalah bandrek. Bandrek khas CV. Cihanjuang Inti Teknik dibuat dengan bahan alami tanpa menggunakan pengawet buatan. Bahan-bahan yang digunakan antara lain gula aren, gula putih, jahe, cabai jawa dan cengkeh.

Produk minuman dari CV. Cihanjuang Inti Teknik saat ini telah banyak tersebar bukan hanya di Bandung dan sekitar Jawa Barat saja, akan tetapi telah beredar pula di berbagai kota besar di Indonesia, mulai dari Aceh (Kuala Simpang, Takengon), Sumatera Barat (Padang), Riau (Pekanbaru), Jawa (Depok, Surabaya, Kediri, Pasuruan, Malang), Bali

(3)

(Denpasar),dan Kalimantan (Balikpapan, Bontang, Samarinda) (Hanjuang.com; diakses pada tanggal 10 Agustus 2016).

Sampai saat ini CV. Cihanjuang Inti Teknik terus berusaha memenuhi kebutuhan dari para pelanggannya yang tersebar di seluruh Indonesia. Dalam memenuhi kebutuhan konsumen, pengadaan bahan baku merupakan salah satu komponen penting yang perlu diperhatikan. Bahan baku bandrek diperoleh dari berbagai macam sumber yang tersebar di Indonesia. Jahe dan gula aren diperoleh dari pemasok yang berada di Sukabumi. Gula pasir, cabai jawa dan cengkeh diperoleh dari pemasok yang berada di Bandung. Creamer diperoleh dari pemasok yang berada di Sidoarjo.

Pemesanan jahe dilakukan dengan cara mengirim purchase order (PO) kepada pemasok, kemudian pemasok mengirimkan pesanan kepada perusahaan. Dalam kondisi normal, pesanan sampai ke CV. Cihanjuang Inti Teknik dalam waktu 7 hari. Setelah CV. Cihanjuang Inti Teknik menerima barang sesuai dengan pesanan, maka CV. Cihanjuang Inti Teknik membayar pesanan tersebut kepada pemasok secara tunai.

Bahan baku yang baru datang dari pemasok dimasukkan ke gudang bahan baku. Di dalam gudang bahan baku, bahan baku di klasifikasikan berdasarkan jenisnya. Apabila ada permintaan dari bagian produksi, bahan baku langsung diolah oleh tenaga kerja produksi. Bahan baku jenis jahe diterima dalam keadaan sudah dikeringkan, sehingga bahan baku jahe langsung digiling tanpa diroasting terlebih dahulu. Setelah digiling, jahe kemudian dikirim ke bagian mixing untuk dicampur dengan bahan lainnya.

Bahan baku jenis gula aren diterima dalam keadaan sudah menjadi bubuk, namun terkadang terdapat gula aren yang menggumpal, sehingga gula aren perlu digiling agar tidak menggumpal. Setelah digiling, gula aren kemudian dikirim ke bagian mixing untuk dicampur dengan bahan lainnya.

(4)

Bahan baku jenis cengkeh dan cabai harus melalui proses roasting atau penyangraian guna mendapatkan cabai dan cengkeh dalam kondisi kering. Setelah itu, proses pengolahan sama dengan proses pengolahan jahe. Creamer dan gula putih, tidak melalui proses roasting maupun grinding. Creamerdan gula putih langsung masuk ke proses pencampuran (mixing). Dalam proses mixing, seluruh bahan baku dicampur sehingga didapatkan bandrek curah yang siap dikemas ke dalam kemasan kantong tradisional.

Persediaan bahan baku tidak selalu dapat memenuhi kebutuhan produksi. Seringkali bahan baku tidak mencukupi kebutuhan produksi atau bahkan tidak ada sama sekali. Hal tersebut disebabkan oleh sifat bahan baku khususnya gula aren dan jahe yang ketersediaannya dipengaruhi oleh musim.

1.2. Rumusan Masalah

Persediaan bahan baku merupakan salah satu aspek utama dalam produksi. Kekurangan bahan baku menyebabkan produksi tidak bisa dilakukan, sementara setiap perusahaan dituntut untuk dapat selalu memenuhi permintaan.

CV. Cihanjuang Inti Teknik selalu dihadapkan oleh permasalahan yang sama setiap tahunnya, yaitu kekurangan bahan baku jenis gula aren pada musim kemarau. Akibatnya, jumlah produksi bandrek mengalami penurunan. Kekurangan bahan baku terjadi karena ketersediaan gula aren dipengaruhi oleh cuaca. Pada musim kemarau, persediaan gula aren di pemasok sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali. Bahan baku lainnya yang bergantung dengan cuaca adalah jahe. Jahe juga sulit untuk diperoleh pada musim kemarau. Jahe dan gula aren merupakan bahan utama dalam pembuatan bandrek, sehingga ketersediaan kedua bahan baku tersebut menjadi penting.

Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan melakukan perhitungan perencanaan agregat untuk menentukan keputusan jumlah produksi, kapasitas dan persediaan. Dengan melakukan perhitungan perencanaan agregat, perusahaan dapat

(5)

menghitung estimasi kebutuhan bahan baku bandrek pada awal periode, sehingga kebutuhan bahan baku selama masa periode produksi dapat terpenuhi. Berdasarkan penjelasan di atas, penulis memutuskan untuk melakukan penelitian mengenai analisis kebutuhan bahan baku bandrek dengan menggunakan perencanaan agregat pada CV. Cihanjuang Inti Teknik.

1.3. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan, peneliti merumuskan pertanyaan terkait dengan permasalahan penelitian, yaitu :

a. Apa strategi perencanaan agregat untuk mengatasi masalah kekurangan bahan baku bandrek pada CV. Cihanjuang Inti Teknik periode April-Juni 2016?

b. Berapakah jumlah estimasi kebutuhan jahe dan gula aren untuk produk bandrek pada bulan April-Juni 2016 ?

1.4. Tujuan

Tujuan peneliti melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Mengidentifikasi strategi perencanaan agregat produk bandrek pada bulan April-Juni 2016 yang dapat mengatasi masalah kekurangan bahan baku.

b. Mengestimasi jumlah kebutuhan jahe dan gula aren untuk produk bandrek pada bulan April-Juni 2016.

(6)

1.5. Lingkup Penelitian

Agar penelitian memiliki batasan masalah yang jelas dan lingkup yang spesifik, maka peneliti membatasi lingkup penelitian sebagai berikut:

a. Penelitian ini dilakukan di divisi makanan dan minuman, subdivisi minuman tradisional CV. Cihanjuang Inti Teknik.

b. Penelitian ini berfokus pada lini produk Bandrek dari CV. Cihanjuang Inti Teknik. Bandrek dipilih karena bandrek menggunakan gula aren dan jahe sebagai bahan baku.

1.6. Manfaat Penelitian

a. Bagi perusahaan, hasil dari penelitian diharapkan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan perusahaan dalam hal perencanaan agregat sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan manajer untuk mengambil keputusan terkait dengan produksi, kapasitas,

b. Bagi akademisi, hasil dari penelitian diharapkan memberikan pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam mengenai perencanaan agregat dan dapat menjadi contoh yang baik dalam melakukan penelitian.

1.7 . Sistematika Penulisan BAB I: PENDAHULUAN

Bab I menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, lingkup penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II: LANDASAN TEORI

Bab II menjelaskan mengenai teori-teori yang terkait dengan penelitian, seperti teori peramalan permintaan, dan perencanaan agregat. Teori-teori tersebut digunakan peneliti sebagai dasar dalam melakukan pengolahan dan analisis data.

(7)

BAB III: METODE PENELITIAN

Bab III menjelaskan mengenai metode yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian, serta menjelaskan mengenai tahapan yang dilakukan peneliti dalam melakukan penelitian. Bab III terdiri dari jenis penelitian, unit analisis, horison waktu, objek penelitian, pengumpulan data, dan metode analisa data.

BAB IV: ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab IV menjelaskan mengenai hasil pengolahan data penelitian. Hasil pengolahan data akan dianalisis peneliti untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan penelitian.

BAB V: PENUTUP

Bab V berisi kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran. Kesimpulan diperoleh dari hasil analisis data. Keterbatasan penelitian merupakan penjelasan mengenai keterbatasan yang dimiliki peneliti dalam melakukan penelitian. Saran diberikan kepada perusahaan dan penelitian selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

Pada Metode Algoritma Naive Bayes Casifier lebih mudah untuk digunkan karena hanya memiliki alur perhitungan yang tidak panjang sedangkan pada Metode

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektifitas LBB-AVBP dalam menyisihkan Fe dan Mn pada air sumur bor menggunakan tanaman Typha latifolia dan Cyperus papyrus

Berdasarkan hasil regresi diketahui bahwa Pertumbuhan Ekonomi, Pertumbuhan Penduduk, Investasi, Tingkat Upah, dan Inflasi di Indonesia secara bersama - sama memberikan

Penyesuaian dalam keluarga (family adjustment) pada warga desa Tambakbulusan termasuk dalam kategori sedang. Hal ini berarti orangtua cukup mampu menyeimbangkan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sharing economy, sistem bagi hasil, dan flextime terhadap intensi pengemudi gojek area jakarta pusat dengan

Pengukuran unsur cuaca dan iklim dilakukan dengan berbagai jenis peralatan.Alat ukur unsur cuaca dan iklim antara lain Gun Bellani yang digunakan untuk mencatat

Dalam tahap persiapan pembelajaran pada SBI, guru harus menyusun strategi pembelajaran, ialah mulai dari bagaimana mengorganisasi bahan ajar, memilih model/

Ini berarti bahwa : variabel kredibilitas pegawai dapat menjelaskan setiap variasi perubahan kepuasan masyarakat sebesar 0,147 dengan asumsi bahwa variabel lainnya