• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AGAMA K-07. Hukum dan HAM dalam Islam. Kelompok 3.a. Anngota kelompok: Kartika Trianita Zihnil Adha Islamy Mazrad

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AGAMA K-07. Hukum dan HAM dalam Islam. Kelompok 3.a. Anngota kelompok: Kartika Trianita Zihnil Adha Islamy Mazrad"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Hukum dan HAM dalam Islam

Kelompok 3.a Anngota kelompok:

Kartika Trianita 10510007

Zihnil Adha Islamy Mazrad 10510011

Widya Tania Artha 10510026

Dewi Ratna Sari 10510028

Nilam Wahyu Nur Sarwendah 10510051

Gina Maulia 10510064

MATA KULIAS DASAR UMUM FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2011

(2)

AAEI Institut Teknologi Bandung 2011 K-07 1 Hukum dan HAM dalam Islam

A. Definisi hukum

Hukum adalah undang- undang, peraturan, dan sebagainya untuk mengatur pergaulan masyarakat. (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Hukum itu berarti

menetapkan suatu pekerjaan dan meniadakan suatu pekerjaan. Hukum terbagi atas tiga bagian, yaitu :

1. Hukum Syara' 2. Hukum Adat 3. Hukum Akal

Hukum syara', hukum yang datangnya atas perintah Allah Ta'ala (misalanya shalat lima waktu, puasa ramadhan, menuntut ilmu agama, dan lain-lainnya. Hukum syara' juga terbagi kembali, yaitu: Haram, Sunat, Makruh, Mubah, Sah, Batal.

Haram : adalah suatu pekerjaan yang apabila dikerjakan mendapatkan siksa, dan apabila ditinggalkan (mampu menahan hawa nafsu) mendapat pahala.

Sunnat : adalah suatu pekerjaan yang apabila dikerjakan mendapatkan pahala, dan apabila ditinggalkan maka tidak mendapat pahala.

Makruh : adalah suatu pekerjaan yang apabila dikerjakan tidak berdosa, dan apabila ditinggalkan maka mendapat pahala.

Mubah (Jaiz) : adalah suatu pekerjaan yang apabila dikerjakan tidak berdosa, dan apabila ditinggalkan maka tidak mendapat pahala. Terkadang yang mubah itu bisa menjadi sunnat (umpamanya ketika makan diniatkan aga kuat beribadah kepada Allah SWT.

Sah : adalah suatu pekerjaan yang cukup pada rukun dan syaratnya.

(3)

AAEI Institut Teknologi Bandung 2011 K-07 2 Hukum adat itu artinya menetapkan sesuatu yang telah dikenal oleh orang banyak dan telah menjadi kebiasaan mereka, baik perkataan maupun perbuatan, ataupun perbuatan yang mereka tinggalkan. Adapun hukum adat itu terbagi atas dua bagian :

1. Hukum Adat yang shahih 2. Hukum Adat yang fasid

Hukum Adat yang shahih adalah sesuatu yang saling dikenal oleh manusia, dan tidak bertentangan dengan dalil syara', tidak menghalalkan sesuatu yang

diharamkan, dan tidak pula membatalkan sesuatu yang wajib. Misalnya kebiasaan memberikan perhiasan dan pakaian oleh peminang kepada wanita yang

dipinangnya adalah hadiah, bukan bagian dari maskawin.

Adapun hukum adat yang fasid adalah sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan manusia, akan tetapi kebiasaan itu bertentangan dengan syara', atau menghalalkan sesuatu yang diharamkan, atau membatalkan sesuatu yang wajib. Misalnya pada adat kebiasaan manusia terhadap berbagai kemungkaran ( mabuk-mabukan, judi, dll) dalam berbagai acara seperti dalam pernikahan, sedekah bumi, sedekah laut dan sebagainya.

Hukum akal yaitu menetapkan sesuatu atau meniadakannya menurut akal sehat. Sedangkan akal yang sempurna (sehat) yaitu nur (cahaya) yang dimasukkan kedalam hati seorang mukimin. Dengan cahaya itulah ia dapat mengetahui suatu ilmu yang tidak membutuhkan dalil nadhari ( ilmu yang dapat diterangkan) . Hukum akal terbagi atas tiga bagian, yaitu : wajib, mustahil, jaiz yang penjelasannya adalah sebagia berikut :

Wajib menurut akal : sesuatu yang tidak dapat diterima oleh akal atas ketiadaanya. Misalnya - adanya sebuah rumah, tentu ada tukang yang membuat rumah itu.

Mustahil menurut akal : sesuatu yang tidak dapat diterima oleh akal keberadaannya.

Jaiz menurut akal : sesuatu yang dapat diterima oleh akal, akan ada dan tiadanya. Misalnya Allah Ta'ala menciptakan alam semesta ini ataupun tidak

(4)

AAEI Institut Teknologi Bandung 2011 K-07 3 Seruan Allah sebagai pembuat hukum yang berkaitan dengan amal perbuatan hamba.(Peraturan Hidup dalam Islam :115).

Sumber hukum: Al-Qur’an Hadist Ijma Qiyas

Islam menyatakan bahwa Allah SWT sajalah yang layak bertindak sebagai Musyarri’ (pembuat hukum).

Allah SWT berfirman :

“Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah.” (QS. Al An’aam: 57)

“Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki? (Hukum) mana yang lebih baik daripada (hukum) Allah? Bagi orang-orang yang meyakini?” (Al Maidah: 50).

Terikat dengan hukum syara’ bagi seorang muslim adalah wajib dan sekaligus merupakan pertanda adanya iman padanya.

“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu (Muhammad) hakim (pemutus) terhadap perkara yang mereka perselisihkan.” (QS. An Nisaa’: 65)

Tujuan hukum syariah ada tiga macam, yaitu:

1. Pensucian jiwa, menjadikan muslim penyebar kebaikan bukan penyebab keburukan.

2. Menegakkan keadilan dalam masyarakat baik dengan sesama muslim maupun non muslim.

(5)

AAEI Institut Teknologi Bandung 2011 K-07 4 HAK ASASI MANUSIA

Secara Umum:Hak asasi manusia adalah hak-hak yang telah dipunyai seseorang sejak ia dalam kandungan dan merupakan pemberian dari Tuhan.

Hak asasi dalam Islam berbeda dengan hak asasi menurut pengertian yang umum dikenal. Sebab seluruh hak wajib diperhatikan oleh negara dan individu.

Hak asasi dalam Islam berbeda dengan hak asasi menurut pengertian yang umum dikenal. Sebab seluruh hak merupakan kewajiban bagi negara maupun individu yang tidak boleh diabaikan.

Rasulullah saw pernah bersabda: "Sesungguhnya darahmu, hartamu dan kehormatanmu haram atas kamu." (HR. Bukhari dan Muslim).

Maka negara bukan saja menahan diri dari menyentuh hak-hak asasi ini, melainkan mempunyai kewajiban memberikan dan menjamin hak-hak ini.

Sebagai contoh, negara berkewajiban menjamin perlindungan sosial bagi setiap individu tanpa ada perbedaan jenis kelamin, tidak juga perbedaan muslim dan non-muslim. Nabi saw telah menegaskan hak-hak ini dalam suatu pertemuan besar internasional, yaitu pada haji wada’.Dari Abu Umamah bin Tsa’labah, Nabi saw bersabda: "Barangsiapa merampas hak seorang muslim, maka dia telah berhak masuk neraka dan haram masuk surga." Seorang lelaki bertanya: "Walaupun itu sesuatu yang kecil, wahay rasulullah ?" Beliau menjawab: "Walaupun hanya sebatang kayu arak." (HR. Muslim).

2Islam berbeda dengan sistem lain dalam hal bahwa hak-hak manusia sebagai hamba Allah tidak boleh diserahkan dan bergantung kepada penguasa dan undang-undangnya. Tetapi semua harus mengacu pada hukum Allah.

Konsep Hak Asasi dalam Islam

Hak asasi manusia dalam islam tertuang secara transeden untuk kepentingan manusia lewat syariah islam yang diturunkan melalui sebuah wahyu. Menurut syariah, manusia adalah makhluk yang bebas yang mempunyai tugas dan tanggung jawab, dan

karenanya ia juga mempunyai hak dan kebebasan. Dasarnya adalah keadilan yang ditegakkan atas dasar persamaan dan egaliter, tanpa pandang bulu. Artinya, tugas yang diemaban tidak akan terwujud tanpa adanya kebebasan, sementara kebebasan secara ekstensial tidak terwujud tanpa adanya tanggung jawab sendiri. Islam berbeda dengan sistem lain dalam hal bahwa

(6)

AAEI Institut Teknologi Bandung 2011 K-07 5 hak-hak manusia sebagai hamba Allah tidak boleh diserahkan dan bergantung kepada penguasa dan undang-undangnya. Tetapi semua harus mengacu pada hukum Allah.

a. HAK-HAK ALAMIAH

1. Hak hidup

Allah menjamin kehidupan, diantaranya dengan melarang pembunuhan dan meng-qishas pembunuh (lihat QS. 5: 32, QS. 2: 179)

2. Hak kebebasan beragama dan kebebasan pribadi

Kerukunan hidup beragama bagi golongan minoritas diatur oleh prinsip umum ayat "Tidak ada paksaan dalam beragama." (QS. 2: 256).

Jaminan hak-hak pribadi dalam sejarah umat manusia adalah dijelaskan Al-Qur’an: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya... dst." (QS. 24: 27-28)

b. HAK HIDUP 1. Hak Pemilikan

Islam menjamin hak pemilikan yang sah dan mengharamkan penggunaan cara apapun untuk mendapatkan harta orang lain yang bukan haknya,

sebagaimana firman Allah: "Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain diantara kamu dengan jalan bathil dan janganlah kamu bawa urusan harta itu kepada hakim agar kamu dapat memakan sebagian harta benda orang lain itu dengan jalan berbuat dosa padahal kamu mengetahuinya." (QS. 2: 188).

Oleh karena itulah Islam melarang riba dan setiap upaya yang merugikan hajat manusia. Islam juga melarang penipuan dalam perniagaan.

2. Hak berkeluarga

Allah menjadikan perkawinan sebagai sarana mendapatkan ketentraman. Bahkan Allah memerintahkan para wali mengawinkan orang-orang yang bujangan di bawah perwaliannya (QS. 24: 32).

Pada tingkat negara dan keluarga menjadi kepemimpinan pada kepala keluarga yaitu kaum laki-laki. Inilah yang dimaksudkan sebagai kelebihan laki-laki atas wanita (QS. 4: 34). Tetapi dalam hak dan kewajiban masing-masing memiliki beban yang sama. "Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan

(7)

AAEI Institut Teknologi Bandung 2011 K-07 6 kewajibannya menurut cara yang ma’ruf, akan tetapi para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan dari istrinya." (QS. 2: 228)

3. Hak keamanan

Diantara jaminan keamanan adalah hak mendapat suaka politik. Ketika ada warga tertindas yang mencari suaka ke negeri yang masuk wilayah Darul Islam. Dan masyarakat muslim wajib memberi suaka dan jaminan keamanan kepada mereka bila mereka meminta. Firman Allah: "Dan jika seorang dari kaum musyrikin minta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ke tempat yang aman baginya." (QS. 9: 6).

4. Hak saling membela dan mendukung

Kesempurnaan iman diantaranya ditunjukkan dengan menyampaikan hak kepada pemiliknya sebaik mungkin, dan saling tolong-menolong dalam membela hak dan mencegah kedzaliman. Bahkan rasul melarang sikap mendiamkan sesama

muslim, memutus hubungan relasi dan saling berpaling muka. Sabda nabi saw: "Hak muslim terhadap muslim ada lima: menjawab salam, menjenguk yang sakit,

mengantar ke kubur, memenuhi undangan dan mendoakan bila bersin." (HR. Bukhari).

(8)

AAEI Institut Teknologi Bandung 2011 K-07 7 DAFTAR PUSAKA

1. http://hmibecak.wordpress.com/2007/02/14/hak-asasi-manusia-dalam-islam/ 2. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1612/1/perdata-yefrizawati.pdf 3. http://www.angelfire.com/id/sidikfound/ham.html

Referensi

Dokumen terkait

Prosedur Pendaftaran Anggota Anggota SIPTU SIPTU BSPA Arsip SIPTU Prosedur Simpanan BSPA Arsip Copy BSPA Data Simpanan Prosedur Pengajuan Pinjaman BSPA Ketua FPP FPP Acc

Penggunaan metode inkuiri sebagai upaya untuk menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan dengan mengacu kepada minat peserta didik dengan mengangkat

Berdasarkan tujuan-tujuan tersebut penulis membuat kerangka penelitian disertai beberapa hipotesa mengenai wallpaper “Ragnarok” Online Games versi Indonesia yaitu

Modul ini merupakan pegangan dan pengantar dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PM) yang diberikan untuk Ibu-ibu kader PKK Kelurahan Kebon Bawang,

Berdasarkan analisis varian terhadap 5 parameter, menunjukkan bahwa faktor perlakuan berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi dan nilai kekokohan stump keben yang

Kemudian usaha kedua yaitu merencanakan kampanye diawali dengan menyusun tujuan dari kampanye Counting Down ini yaitu: untuk menberikan informasi kepada

Meskipun menggambarkan relasi, representasi dengan graf juga dapat menggambarkan tingkat urgensi kebutuhan manusia dengan teknik pewarnaan simpul. Penulis tidak menggunakan