• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II RERANGKA TEORITIS. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini. adalah konsep pengelolaan aset organisasi sebagai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II RERANGKA TEORITIS. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini. adalah konsep pengelolaan aset organisasi sebagai"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

17 BAB II

RERANGKA TEORITIS

Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep pengelolaan aset organisasi sebagai konsep utama dan dikaitkan dengan konsep lainnya yaitu konsep sumber daya manusia (Warga Gereja). 2.1. Pengelolaan Aset Organisasi

Mengembangkan, mengelola dan memanfaatkan aset merupakan hal yang melekat dalam hidup dan kerja setiap organisasi entah itu organisasi laba maupun organisasi nirlaba. Aset yang dimiliki oleh organisasi laba maupun nirlaba memiliki nilai tambah sehingga dapat dikelola dan dimanfaatkan untuk pengembangan organisasi kedepan. Aset-aset organisasi berfungsi bukan untuk mensejahterakan lembaga semata tetapi karyawan dan masyarakat diluar organisasi.

(2)

18

Pengelolaan aset organisasi harus dinilai dari aktualisasi nilai-nilai potensial dari aset (barang) tersebut yaitu: (a) perubahan kenaikan nilai ekonomi dari barang tersebut, dimana barang itu mampu memberi nilai tambah bagi organisasi, (b) perubahan kenaikan nilai komersial dari barang tersebut, dimana dari tidak laku menjadi laku, dan (c) perubahan kenaikan nilai tukar dari barang tersebut, dimana ada harga yang memuaskan dari barang tersebut (Siregar, 2004).

Pengelolaan aset organisasi merupakan sebuah kegiatan yang direncanakan secara sadar, terorganisir, pelaksanaannya terkontrol, dan diawasi untuk mencapai tujuan organisasi dengan memberdayakan sumber daya organisasi yang meliputi sumber daya manusia dan sumber daya alam yang ada, untuk mencapai perubahan dan nilai dalam sebuah organisasi (Migliore Henry dkk, 2010). Perubahan tersebut dapat meliputi nilai-nilai

(3)

19

ekonomi, nilai komersial dan nilai tukar dari barang-barang yang dimiliki oleh organisasi melalui proses produksi, pemasaran dan pelayanan kepada konsumen (Dessler, 1998) .

Fahey (2001) menjelaskan bahwa setiap tindakan yang manajer lakukan, berhubungan dengan pengembangan aset, menciptakan dan mengembangkan hal-hal baru yang dibutuhkan organisasi seperti keuangan, karyawan, fisik, pengetahuan, yang berhubungan dengan persepsi, politik dan organisasi. Kegiatan mengelola aset-aset atau barang suatu organisasi bertujuan agar organisasi tetap ada dan melakukan aktifitasnya secara berkelanjutan.

Kegiatan mengelola aset-aset atau barang suatu institusi atau lembaga, termasuk gereja bertujuan agar institusi itu selalu eksis secara berkelanjutan. Seorang pemimpin dalam organisasi harus dapat menjalankan empat fungsi utama

(4)

20

manajemen dengan fungsi kegiatan dalam bidang perencanaan (planning), disusul dengan kegiatan pengorganisasian (organizing), lalu kegiatan pelaksanaan (actuating), dan diakhiri dengan kegiatan pengawasan (controling) (Prodjowijono, 2008: 7).

Kewajiban melakukan empat fungsi utama tersebut tidak hanya menjadi tugas seorang pemimpin pada level atas tapi juga harus didistribusikan sampai ke level bawah organisasi. Seorang pemimpin dalam organisasi haruslah dapat menjalankan empat fungsi utama manajemen dengan fungsi kegiatan dalam bidang perencanaan (planning), disusul dengan kegiatan pengorganisasian (organizing), lalu kegiatan pelaksanaan (actuating), dan diakhiri dengan kegiatan pengawasan (controling) (Prodjowijono, 2008: 7). Kewajiban melakukan empat fungsi utama tersebut tidak hanya menjadi tugas

(5)

21

seorang pemimpin pada level atas tapi juga harus didistribusikan sampai ke level bawah organisasi.

Pada level atas, keahlian konseptual menjadi sebuah tolok ukur karena yang akan diatur adalah manusia-manusia dalam organisasi yang melakukan kegiatan dalam mengelola barang-barang yang dimiliki untuk kemajuan dari organisasi tersebut. Keahlian konseptual adalah kemampuan mental untuk mengkoordinasikan dan mengintegrasikan seluruh kepentingan dan kegiatan organisasi (Katz, 1970). Mencakup kemampuan mental pemimpin untuk melihat organisasi sebagai suatu keseluruhan dan memahami hubungan antara bagian yang saling bergantung serta mendapatkan, menganalisa dan menginterpretasikan informasi yang diterima dari bermacam-macam sumber.

Organisasi bisa menciptakan, mengelola dan memanfaatkan aset secara efektif, maka langkah yang harus diambil adalah memahami terlebih dulu

(6)

22

apa sebenarnya aset itu. Menurut Siregar (2004:178) aset adalah barang (thing) atau sesuatu barang (anything) yang mempunyai nilai ekonomi (economic value), nilai komersial (commercial value) atau nilai tukar (excange value) yang dimiliki oleh badan usaha, instansi atau individu (perorangan). Dalam menjalankan organisasi, diperlukan aset-aset tersebut untuk dimanfaatkan dalam membangun strategi pelayanan organisasi untuk itu, diperlukan kemampuan teknis dari seorang pemimpin. Kemampuan teknis adalah kemampuan untuk menggunakan peralatan-peralatan, prosedur-prosedur, atau teknik-teknik dari suatu bidang tertentu, seperti akuntansi, produksi, penjualan atau permesinan dan sebagainya (Katz, 1970).

Aset organisasi laba statusnya berbeda dengan aset organisasi nirlaba, status aset pada organisasi nirlaba tidak dapat dijual tetapi dilimpahkan statusnya atas nama individu atau perorangan.

(7)

23

Aturan pemanfaatan aset diatur oleh mereka yang mempunyai wewenang dalam organisasi seperti pemimpin maupun pengelola aset, cara mengelolanyapun diatur oleh pemimpin tetapi atas persetujuan bidang-bidang dalam organisasi tersebut. Dari hasil pengelolaan aset tersebut maka yang akan menerima hasilnya adalah organisasi dan karyawan serta kelompok sasaran yaitu mereka yang membutuhkan kesejahteraan hidup.

2.2 Pengelolaan Aset Organisasi Gereja

Penelitian ini adalah mengenai aset-aset yang dimiliki oleh organisasi gereja, dan melihat cara orang-orang dalam organisasi gereja mengelola aset-aset yang dimiliki untuk kepentingan organisasi dan kesejahteraan orang-orang di dalamnya. Fokusnya pada pengelolaan aset berupa barang yang mempunyai nilai ekonomi, nilai komersial dan nilai tukar (Siregar, 2004).

(8)

24

Gereja sebagai sebuah organisasi nirlaba yang berbasis ajaran Tuhan, berupaya untuk melakukan pelayanan dengan memberdayakan manusia untuk mengolah sumber daya alam bagi kepentingan warga gereja. Untuk menjalankan misinya, gereja memanfaatkan tiga sumber daya utama yaitu manusia, uang dan ruang (Walz, 2011). Dalam kajian ini unsur yang akan dibahas adalah berkaitan dengan aspek ruang. Ruang berhubungan dengan ternak dan lahan yang diolah untuk mendatangkan uang bagi organisasi gereja. Aset-aset yang ada terbukti telah dikelola gereja meliputi, (1) aset material (tanah, hasil bumi, bangunan, uang, tabungan, dana lestari, dana abadi dan barang atau surat berharga), (2) aset sosial (yayasan gereja yang bergerak dalam bidang Sosial-Kemanusiaan-Pemberdayaan-Kesejahteraan, Rumah Sakit, Poliklinik, Panti, Sekolah, Lembaga Sosial Penelitian Berteologi, dan (3) aset intelektual (ide-ide atau

(9)

25

gagasan, keahlian, kecerdasan, pengetahuan, motivasi, spesialisasi yang dituangkan dalam program dan kegiatan yang dikembangkan untuk menghasilkan nilai) (Polattu, 2012). Pengelolan aset yang ada dimiliki oleh organisasi gereja, diperlukan orang-orang yang handal, memiliki keahlian dan kecakapan khusus dalam mengelola aset tersebut. Pengelolaan dan pemanfaatan aset-aset yang ada membutuhkan peran seorang pemimpin dan peran serta tanggungjawab setiap orang dalam organisasi tersebut yang berkompeten di dalam bidang pengelolaan aset.

Menurut Becker, Husselid & Ulrich, (2001) dalam Human Resources Scorecard, Dewasa ini berkembang pengakuan bahwa satu-satunya sumber daya yang mampu memberikan keunggulan kompetitif yang berkesinambungan bagi organisasi akan terletak pada kepemilikan sumber daya yang bersifat intangibel, yaitu sumber daya manusia.

(10)

26

Sumber daya manusia sebagai sebuah investasi yang akan memberikan nilai tambah organisasi, akan berpengaruh terhadap praktek-praktek pengelolaan sumber daya manusia maupun sumber daya alam. Ketidakpastian yang tinggi yang dihadapi oleh organisasi hanya dapat dikendalikan dengan adanya pemikiran, sikap dan perilaku kreatif serta inovatif. Hal ini tidak dapat dilakukan tanpa adanya praktek-praktek pengelolaan sumber daya manusia yang menempatkan kapabilitas intelektual manusia sebagai sumber daya untuk menghadapi ketidak pastian lingkungan (Wijayanto, 2008).

Manusia merupakan aset organisasi gereja karena melalui manusia juga organisasi bisa mendapatkan uang melalui persembahan jemaat, perpuluhan maupun pendapatan yang diperoleh dari investasi lainnya. Ruang juga merupakan aset karena mendatangkan uang melalui pemanfaatannya yaitu lahan yang digarap atau dikelola dengan cara,

(11)

27

ditanami tanaman umur panjang maupun umur pendek, dan hasilnya mendatangkan uang bagi organisasi gereja sendiri. Aset ruang (lahan yang digarap atau dikelola) oleh organisasi gereja dimanfaatkan sehingga memberi hasil yang mempunyai nilai ekonomi, nilai tukar maupun nilai komersial. Lahan digarap untuk ditanami tanaman umur panjang maupun umur pendek, hasilnya dijual dan uang yang diterima dibagi hasilnya untuk penggarap atau petani dan untuk organisasi gereja sendiri dan yang menjadi bagian organisasi gereja dikelola oleh gereja untuk kepentingan gereja dan pemberdayaan warga gereja sendiri.

Organisasi Gereja sebagai organisasi nirlaba dapat dikatakan berhasil karena ditopang bukan saja oleh sumber manusia yang berkualitas belaka tetapi juga dengan sumber daya alam lainnya yang dapat menghasilkan uang untuk membiayai kebutuhan gereja dan orang-orang di dalamnya. Sumber daya

(12)

28

manusia dan sumber dana sangat berpengaruh untuk keberhasilan dari organisasi gereja. Uang adalah sumber yang penting juga, dengan uang organisasi gereja dapat melaksanakan banyak program sesuai tujuan yang ingin dicapainya. Untuk menggunakannya secara tepat, gereja membutuhkan sistem manajemen keuangan yang baik (Walz, 2008). Sistem tersebut meliputi setiap orang yang menangani uang. Mereka membutuhkan kebijakan dan ketetapan prosedur untuk membimbing mereka, sehingga dana itu bisa dipakai untuk melayani kepentingan organisasi dan orang-orang di dalamnya.

Orang yang memiliki tanggungjawab mengelola keuangan tidak hanya membutuhkan perhatian dalam masalah keuangan tetapi lebih dari itu, harus mendapatkan pelatihan dan pengalaman dalam menangani uang yang bukan milik mereka, sehingga uang tersebut benar-benar digunakan untuk

(13)

29

membiayai kebutuhan organisasi. Rencana untuk bertindak secara kristiani dalam menangani keuangan gereja adalah bersumber dari keyakinan bersama bahwa uang diberikan kepada manusia oleh Allah, agar digunakan secara tepat uang harus dikelola untuk suatu tujuan, yaitu untuk memenuhi kebutuhan pelayanan bagi kelompok sasaran.

2.3 Peran Sumber Daya Manusia dalam Pengelolaan Aset Organisasi

Sumber daya manusia merupakan aset utama dalam organisasi. Seseorang yang menjadi perencana dan pelaku aktif dari setiap aktifitas organisasi mempunyai pikiran, perasaan, keinginan, status dan latar belakang pendidikan, usia, jenis kelamin yang heterogen yang dibawa ke dalam organisasi (Sedarmayanti, 2003). Menurut Sejathi (2011) sumber daya manusia adalah potensi yang merupakan aset dan berfungsi sebagai modal (non

(14)

30

material atau non finansial) di dalam organisasi, yang dapat mewujudkan potensi nyata (real) secara fisik dan non fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi.

Dari keseluruhan sumber daya yang tersedia dalam suatu organisasi, baik organisasi publik maupun swasta, sumber daya manusialah yang paling penting dan sangat menentukan. Sumber daya manusia merupakan satu-satunya sumber daya yang memiliki akal, perasaan, keinginan, kemampuan, ketrampilan, pengetahuan, dorongan, daya dan karya. Satu-satunya sumber daya yang memiliki ratio, rasa, dan karsa. Semua potensi sumber daya manusia tersebut sangat berpengaruh terhadap upaya organisasi dalam pencapaian tujuannya (Cardoso, 2003).

Dalam penelitian ini akan diteliti sumber daya manusia yang memberdayakan potensi diri: kemampuan, keahlian dan keterampilan yang

(15)

31

dimiliki untuk mengelola aset-aset organisasi untuk menjawab kebutuhan organisasi maupun orang-orang dalam organisasi (organisasi yang dimaksud disini adalah organisasi gereja). Untuk mempertimbangkan apa yang dilakukan seorang pemimpin organisasi, memeriksa keahlian yang dimiliki oleh karyawan diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi merupakan hal yang penting.

Menurut Manaf (2002) keahlian adalah hal-hal yang berkenaan dengan kemampuan individu dalam menguasai bidang tertentu.

Katz (1970) mengidentifikasikan tiga keahlian manajemen yang perlu yaitu teknis, manusiawi, dan konseptual. Keahlian teknis (technical skills) adalah kemampuan untuk menggunakan peralatan-peralatan, prosedur-prosedur, atau teknik-teknik dari suatu bidang tertentu, seperti akuntansi, produksi, penjualan, permesinan atau sebagainya. Keahlian kemanusiaan (humanistic skill) adalah

(16)

32

kemampuan untuk bekerja dengan memahami, dan memotivasi orang lain, baik secara individu ataupun kelompok. Keahlian konseptual (conseptual skills) adalah kemampuan mental untuk mengkoordinasikan dan mengintegrasikan seluruh kepentingan dan kegiatan organisasi.

Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin (2008) menambahkan dua keterampilan dasar yang perlu dimiliki manajer atau pemimpin, yaitu (a) Keterampilan manajemen waktu, merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana, (b) Keterampilan membuat keputusan, merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Tetapi dalam penelitian ini yang digunakan adalah konsep keahlian dari Katz (1970).

(17)

33 Keahlian Konseptual

Keahlian konseptual (conseptual skills) adalah kemampuan mental untuk mengkoordinasikan dan mengintegrasikan seluruh kepentingan dan kegiatan organisasi (Katz, 1970). Ini mencakup kemampuan pemimpin untuk melihat organisasi sebagai suatu keseluruhan dan memahami hubungan antara bagian yang saling bergantung serta mendapatkan, menganalisa dan menginterpretasikan informasi yang diterima dari bermacam-macam sumber. Keahlian konseptual merupakan skill yang lebih advance artinya banyak membutuhkan analisa berfikir yang dapat mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu dalam menyelesaikan permasalahan organisasi dan mengembangkan organisasi secara keseluruhan.

Pemimpin tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah

(18)

34

dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konseptual juga merupakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.

Organisasi nirlaba juga sama dengan organisasi laba, dimana memiliki pemimpin yang paling atas adalah manajer tingkat atas, terdiri dari beberapa orang terpilih seperti halnya organisasi pada umumnya. Fungsi-fungsi dalam struktur organisasinya juga tidak jauh berbeda dengan organisasi pada umumnya, oleh karena itu dalam susunan kepengurusan majelis selalu terdapat fungsi-fungsi dan jabatan. Penamaan fungi dan jabatan dalam struktur organisasi sangat tergantung dari besar atau kecilnya organisasi yang dikelola.

(19)

35

Dalam hal ini, para pengelola atau pemimpin perlu membuat suatu landasan kerja manajerial secara garis besar, berupa pola pikir makro pengelolaan sumber daya organisasi, sehingga semua aktivitas manajemen dapat selalu diorientasikan pada pola pikir tersebut (Prodjowijono, 2008). Segala bentuk kegiatan di dalam organisasi dilakukan oleh seluruh unsur yang ada di dalamnya, yaitu pemimpin atau manajer beserta pegawai atau karyawan. Pola pikir makro perlu disosialisasikan kepada pegawai, dengan demikian bisa memahami kemudian menjadikan itu sebagai landasan dan orientasi berpikir dalam segala kegiatan, sesuai dengan posisi dan keberadaan masing-masing.

Pemimpin sebagai pengambil keputusan atau kebijakan dalam sebuah organisasi berperan penting dalam mengelola aset yang dimiliki. Dengan ide, konsep berpikir yang cerlang bisa memberikan masukan yang baik bagi pelaksana kegiatan

(20)

36

pengelolaan aset. Pemimpin juga berperan penting dalam menentukan aset tersebut hasilnya dipakai untuk apa dan kepada siapa.

Keahlian kemanusiaan

Keahlian kemanusiaan (humanistic skill) adalah kemampuan untuk bekerja dengan memahami, dan memotivasi orang lain, baik secara individu ataupun kelompok (Katz, 1970). Suatu kenyataan hidup dalam sebuah organisasi adalah faktor pemimpin juga memberikan peran yang dominan bahkan sangat menentukan terhadap keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Siagian (1998) menyatakan bahwa keberhasilan atau kegagalan yang dialami sebagian besar dari organisasi ditentukan oleh kualitas kepemimpinan yang dimiliki orang-orang yang diserahi tugas memimpin organisasi itu.

Pendapat diatas mencerminkan betapa besar peran kepemimpinan dalam suatu organisasi,

(21)

37

dengan begitu seorang pemimpin diharapkan mempunyai kemampuan untuk memotivasi, mengarahkan, memengaruhi dan berkomunikasi dengan bawahannya supaya tujuan organisasi itu dapat tercapai secara efektif dan efisien. Pendapat senada dikemukakan Adikusumo (2001), setiap kelompok kerja diperlukan orang yang menjadi penanggungjawab semua kegiatan yang membantu kelompok apabila menemui kesulitan dan yang memberi dorongan kerja kepada anggota kelompoknya. Pemimpin harus pandai memotivasi anggota atau karyawannya dengan tepat sesuai lingkungan kerjanya dan menyampaikan perintah maupun keterangan-keterangan kepada bawahannya dengan baik. Pemimpin dalam organisasi yang di dalamnya terdapat fungsi dan jabatan ketua, sekretaris, bendahara, pembukuan, serta para anggota (Prodjowijono, 2008:9).

(22)

38

Dalam proses pengelolaan aset organisasi seorang pemimpin harus dapat berpartisipasi aktif dengan memberikan berbagai ide, konsep pemikiran atau pendapat dalam pengembangan organisasi. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Tuhan telah memberikan modal yang luar biasa dalam bentuk talenta-talenta kepada setiap orang dengan potensi kemampuan yang bervariasi. Pemimpin organisasi gereja harus dapat berperan aktif dalam mendayagunakan talenta yang ada pada diri sendiri, mampu melihat dan mengembangkan talenta yang ada dalam diri warga jemaat dan gereja untuk dijadikan sumber daya yang nyata. Sumber daya nyata inilah yang dibutuhkan dalam pelaksanaan misi dan tugas organisasi.

Adanya hubungan yang baik antara pemimpin dan karyawan dalam sebuah organisasi akan mendorong orang untuk melakukan pekerjaan mereka dengan mudah, sehingga proses interaksi

(23)

39

dalam mengerjakan pekerjaan tidak ada hambatan dan semua akan lebih mudah dikerjakan secara bersama-sama baik oleh pemimpin maupun karyawan. Bukan saja ide yang akan diberikan tetapi pemimpin pun mengambil alih posisi sebagai pihak yang juga bisa bersama-sama melakukan pekerjaan pengelolaan aset untuk pengembangan organisasi kedepan.

Pemimpin juga bertugas untuk mensosialisasikan hal yang belum diketahui oleh karyawannya mengenai pemanfaatan aset, sebagai pengawas dalam megawasi setiap pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan. Pada akhirnya pemimpin dan karyawan akan bersama-sama melakukan evaluasi, sejauhmana pekerjaan yang dilakukan dan apa nilainya bermanfaat bagi pengembangan organisasi kedepan atau tidak.

(24)

40 Keahlian teknis

Keahlian teknis (technical skills) adalah kemampuan untuk menggunakan peralatan-peralatan, prosedur-prosedur, atau teknik-teknik dari suatu bidang tertentu, seperti akuntansi, produksi, penjualan, permesinan atau sebagainya (Katz, 1970). Organisasi dapat mencapai tujuannya dengan baik, diperlukan orang-orang yang mampu atau cakap pada setiap bidang kegiatan organisasi (Wiryoputro, 2009). Dengan kata lain pada setiap tempat atau posisi kegiatan organisasi diperlukan orang-orang yang cakap sesuai dengan tuntutan masing-masing bidang dalam organisasi. Setiap orang yang ada dalam organisasi perlu ditempatkan pada tempat yang sesuai dengan tingkat kecakapan atau kemampuannya agar mampu melaksanakan tugasnya secara baik.

Berhubung tantangan organisasi dari waktu ke waktu cenderung meningkat, maka diperlukan

(25)

41

kualitas sumber daya manusia yang semakin meningkat pula. Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia organisasi perlu menyelenggarakan pengembangan sumber daya manusia, agar setiap orang yang ada dalam organisasi mampu atau cakap pada tugasnya masing-masing. Masalah persyaratan atau kualifikasi calon, seleksi, pemilihan, penempatan, dan pengembangan sumber daya manusia merupakan sesuatu yang teramat penting dalam organisasi (Wiryoputro, 2009). Itulah sebabnya mengapa manajer sebagai pengelola, berupaya untuk bisa memenuhi kebutuhan akan sumber-sumber daya tersebut dengan sebaik-baiknya. Tujuannya adalah agar tugas-tugas pelayanan organisasi dapat dilakukan dengan baik.

Suatu organisasi entah organisasi laba maupun nirlaba yang memiliki sumber daya manusia yang bisa diandalkan, akan semakin mudah mencapai

(26)

42

tujuannya. Untuk itulah, suatu organisasi perlu memperhatikan faktor-faktor yang memengaruhi kinerja sumber daya manusia yang dimiliki. Permasalahan yang sering terjadi dalam sebuah organisasi entah organisasi laba maupun nirlaba adalah kecenderungan pegawai maupun karyawan yang bekerja hanya sebagai formalitas tanpa mempedulikan tugas dan tanggungjawab yang dilaksanakannya (Elisabeth, 2004). Pelayanan oleh organisasi atau lembaga kepada masyarakat memiliki tantangan yang semakin kompleks, dan hal ini sangat menuntut sumber daya manusia yang memiliki keunggulan kualitas, sedangkan kualitas itu sendiri banyak ditentukan oleh sejauh mana kinerja pegawai atau karyawan mampu mencapai target dari tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi atau lembaga sesuai keahlian yang dimiliki.

(27)

43

Keterampilan teknis pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, membuat kursi, akuntansi dan sebagai pekerja diladang atau juga dapat mengerjakan sesuatu yang mendatangkan nilai jual bagi organisasi dengan keahlian yang dimilikinya.

Kompetensi sumber daya manusia merupakan karakteristik yang mendasari seseorang dan berkaitan dengan efektivitas kinerja individu dalam pekerjaannya (Dharman Surya, 2002) yang memiliki keterkaitan dengan “pendidikan yang relevan, pelatihan, keterampilan dan pengalaman (Gaspersz, Vincen, 2002)”. Indikator yang menunjukan kompetensi sumber daya manusia dalam mengelola sumber daya alam yang ada disekitar lingkungan

(28)

44

hidupnya adalah kepemimpinan, pendidikan, dan keahlian.

Sumber daya manusia adalah aset yang unik dan berbeda dalam setiap organisasi, semakin suatu organisasi mampu mengembangkan dan mengelola aset “kapasitas” sumber daya manusia disitu terletak kunci sukses organisasi. Sumber daya manusia harus dapat dikelola dengan baik sehingga mempunyai nilai tambah atau competitive advantage yang diyakini tidak dapat diambil dalam diri masing-masing individu tersebut. Nilai inilah yang dipercayai sangat mempengaruhi sebuah organisasi dalam berkembang dan mencapai tujuan organisasi.

Agar dapat memenuhi kebutuhan tersebut, Tuhan telah memberikan talenta-talenta yang luar biasa kepada setiap orang untuk mengembangkan potensi diri dengan memberdayakan aset-aset yang dimiliki untuk kesejahteraan hidupnya, organisasi maupun orang lain. Oleh sebab itu, setiap pemimpin

(29)

45

dalam organisasi perlu diarahkan untuk mendayagunakan talenta dari anggotanya untuk pelaksanaan misi dan tugas-tugas pelayanan dalam organisasinya. Pelayanan organisasi nirlaba akan semakin berkembang apabila karyawan dan kelompok sasaran memiliki motivasi yang kuat untuk melakukan usaha-usaha pengembangan talenta diri dalam mengelola aset-aset yang dimiliki untuk pencapaian dan rencana misi yang strategis. Jika karyawan yang tidak atau kurang mengembangkan talenta dan potensi diri dalam memanfaatkan aset-aset yang dimiliki maka itu menggambarkan suatu sikap yang kurang peka sebagai penanggungjawab pengelolaan aset organisasi.

Kepentingan dari tiap-tiap sumber daya (sumber daya manusia dan sumber dana) terkait sangat erat, karena masing-masing sumber daya saling membutuhkan. Dana diperlukan untuk

(30)

46

meningkatkan kondisi sosial-ekonomi karyawannya, disamping juga melakukan investasi terhadap berbagai aset organisasi yang menguntungkan. Selanjutnya, sumber daya manusia yang handal dibutuhkan untuk mengelola berbagai sumber daya lain yang dibutuhkan tersebut. Pada akhirnya yang diharapkan adalah cara kerja yang menguntungkan dapat terpenuhinya kebutuhan yang dibutuhkan oleh organisasi nirlaba, sehingga karyawan mampu melaksanakan kegiatan pelayanan sesuai visi, misi dan tujuan organisasi.

2.4 Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Pengelolaan Aset Organisasi

Manajemen sumber daya manusia berkisar pada upaya mengelola unsur manusia dengan segala potensi yang dimilikinya seefektif mungkin sehingga, dapat diperoleh sumber daya manusia yang puas (statisfied) dan memuaskan (statisfactory) bagi

(31)

47

organisasi (Cardoso, 2003). Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari ilmu manajemen yang memfokuskan perhatiannya pada pengaturan peranan sumber daya manusia dalam sebuah organisasi. Selama ini peran dari manajemen sumber daya manusia lebih dikenal hanya sebagai bagian personalia yang mengurusi masalah karyawan dan masalah administrasi. Ketika zaman dan lingkungan serta teknologi yang semakin hari semakin maju dan berubah maka didapati bahwa peran manajemen sumber daya manusia yang ada ikut berubah sesuai dengan perubahan yang ada. Manajemen sumber daya manusia bukan lagi sebagai bagian yang hanya mengurusi administrasi organisasi saja namun mulai bergerak serta berubah bersama seiring dengan perubahan dan perkembangan zaman dalam mencapai tujuan organisasi.

Menurut Kiggundu (1989), “human resource management...is the development and utilization of

(32)

48

personnel for the effective achievement of individual, organizational, community, national, and international

goals and objectives, (manajemen sumber daya

manusia adalah pengembangan dan pemanfaatan personil (pegawai) bagi pencapaian yang efektif mengenani sasaran-sasaran dan tujuan-tujuan individu, organisasi, masyarakat, nasional dan internasional). Menurut Handoko (1994), manajemen sumber daya manusia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia, agar tercapai berbagai tujuan individu, organisasi dan masyarakat.

Setiap organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan visi dan misinya karena itu, organisasi mempunyai sistem dan mekanisme yang diterapkan sebagai upaya agar program maupun

(33)

49

rencana-rencana dapat dijalankan. Pada kenyataannya sistem dan mekanisme yang diterapkan sering menghadapi kendala-kendala, karenanya diperlukan pengendalian yang tepat. Seorang pemimpin (manajerial) memiliki fungsi untuk melihat, mengamati dan menilai tindakan atau pekerjaan pegawai, apakah mereka benar-benar melaksanakan hasil yang dicapai pegawai dengan hasil atau target yang direncanakan (Patricia, 2011). Apabila terjadi penyimpangan dari rencana semula perlu diperbaiki dengan memberi arahan-arahan kepada pegawai. Dalam pengendalian sangat diperlukan pengelolaan yang efektif, agar mendukung strategi organisasi untuk memberikan kontribusi dalam menciptakan keunggulan kompetitif. Hal ini akan berhasil jika organisasi mampu mengelola dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

(34)

50

Iswanto (2010) dalam modulnya yang berjudul tantangan manajemen sumber daya manusia kini dan masa mendatang mengatakan bahwa manajemen sumber daya manusia telah berubah dan berkembang menjadi luas, bermula dari administrasi aktivitas-aktivitas pekerjaan, hubungan buruh, kompensasi dan kesejahteraan yang bersifat tradisional maka, saat ini manajemen sumber daya manusia lebih banyak berintegrasi baik ke dalam manajemen maupun ke dalam proses perencanaan strategis organisasi.

Proses manajemen adalah pertama-tama manajemen menetapkan rencana atau melakukan perencanaan. Perencanaan sebagai bagian dari proses manajemen adalah penting bagi keberhasilan suatu organisasi. Perencanaan itu sendiri merupakan suatu aktivitas manajerial yang mencakup menganalisis lingkungan, menetapkan tujuan, menentukan tindakan yang khas yang

(35)

51

diperlukan untuk mencapai tujuan dan untuk juga memberikan hasil umpan balik atas hasil yang dicapai.

Nawawi (2005) organisasi yang memiliki prospek maju ke masa depan, tidak boleh mengabaikan kegiatan perencanaan sumber daya manusia. Suatu hasil perencanaan yang baik tidak akan berjalan dengan sendirinya bila tidak diikuti oleh pengorganisasian dari semua sumber daya yang dimiliki. Setelah ada rencana dan pengorganisasian, juga tidak akan berjalan dengan baik bila sumber daya manusia yang ada tidak diberikan pengarahan. Demikian pula setelah ada rencana, pengorganisasian dan pengarahan juga tidak akan berjalan dengan baik bila tidak diikuti oleh pengorganisasian.

Melakukan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan selalu diikuti oleh pengendalian dimana setiap proses

(36)

52

dinilai dan dikoreksi agar rencana untuk pekerjaan awal sesuai dengan harapan. Dengan adanya manajemen yang baik dari organisasi maka dapat dipastikan, upaya untuk mengolah aset-aset yang dimiliki pasti berhasil karena untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan dengan baik maka perencanaan, pengawasan, pengontrolan dan pengorganisasian itu sangat penting.

Perencanaan adalah suatu proses terus-menerus yang mendahului dan mengikuti fungsi-fungsi lainnya, dimana rencana-rencana dibuat dan dilaksanakan, dan hasilnya digunakan untuk membuat rencana-rencana baru (Migliore, 2010). Rencana-rencana yang strategis meliputi suatu periode waktu yang panjang atau rencana jangka panjang, rencana jangka menengah merupakan tahapan menuju sasaran akhir dan periode waktu yang pendek disebut rencana jangka pendek atau rencana operasional sehingga bisa langsung

(37)

53

dilaksanakan dilapangan (Prodjowijono, 2008). Dalam tahap perencanaan aset-aset ada yang dikelola membutuhkan jangka waktu yang panjang seperti kelapa, jambu mete, dan ternak. Membutuhkan dua sampai lima tahun, sedangkan aset yang bisa dikelola dalam jangka waktu menengah dan pendek adalah tanaman umur pendek seperti, kacang tanah, jagung, sayur-sayuran dan lain sebagainya.

Rencana harus dibuat sedemikian rupa sehingga tersusun rencana yang harmonis antara jangka panjang dengan jangka menengah dan jangka pendek. Disamping itu, masing-masing harus selaras dengan tujuan, misi, visi, sasaran, dan rencana strategis yang telah ditetapkan, dengan demikian dalam menyusun rencana diperlukan pengkoordinasian. Pengkoordinasian sangat diperlukan dalam pengelolaan aset artinya sumber daya manusia perlu saling menciptakan

(38)

hubungan-54

hubungan yang baik antara pihak-pihak yang lain dalam pengeloaan aset sehingga rencana atau program yang telah ditetapkan bersama dalam mengelola dan memanfaatkan aset itu akan berjalan dengan baik, sesuai sasaran dan tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi.

Pendampingan dilakukan terus-menerus oleh pemimpin dalam melihat para karyawan mengerjakan pekerjaan mengolah aset sehingga dapat diketahui sejauhmana proses yang terjadi, perkembangannya sudah ada pada tahap seperti apa dan hasil yang akan terima sesuai harapan atau masih jauh dari yang diharapkan. Para pendamping adalah mereka yang menduduki jabatan struktural dalam organisasi yang tugasnya khusus untuk mendampingi karyawan dalam melihat cara kerja mereka dalam mengelola aset organisasi.

Fungsi terakhir dalam manajemen sumber daya manusia dalam mengelola aset adalah controling.

(39)

55

Dimana mulai dari tahap perencanaan sampai pendampingan, fungsi kontrol sangat penting pula dalam memanajemeni segala aktivitas yang dilakukan oleh karyawan dalam organisasi sehingga dapat menghasilkan hasil yang baik sesuai dengan penetapan rencana dalam mengerjakan pekerjaan. Pada akhirnya ketika evaluasi terjadi antara pemimpin dan karyawan mereka dapat mengukur pencapain hasil akhir.

Penelitian mengenai peran manajemen sumber daya manusia dalam mengelola aset-aset organisasi, fokusnya pada organisasi nirlaba yaitu gereja. Dimana ingin mengetahui sejauhmana peran manajemen sumber daya manusia dalam perkembangan organisasi dalam memanfaatkan aset-aset yang dimiliki oleh organisasi dalam mencapai visi,misi dan tujuannya. Senada dengan Cardoso (2003), yaitu bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan suatu gerakan pengakuan

(40)

56

terhadap pentingnya unsur manusia sebagai sumber daya yang cukup potensial, yang perlu dikembangkan sedemikian rupa sehingga mampu memberikan kontribusi yang maksimal bagi organisasi dan pengembangan dirinya.

Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari ilmu manajemen yang memfokuskan perhatiannya pada pengaturan peranan sumber daya manusia, dalam kegiatan mengelola aset suatu organisasi. Dalam mencapai tujuannya, tentu suatu organisasi memerlukan sumber daya manusia sebagai pengelola sistem agar sistem ini berjalan. Tentu dalam pengelolaannya harus memperhatikan beberapa aspek penting seperti pelatihan, pengembangan, motivasi dan aspek-aspek lainnya. Hal ini akan menjadikan manajemen sumber daya manusia sebagai salah satu indikator penting pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

(41)

57

Dalam pengelolaan aset organisasi nirlaba dalam hal ini gereja, manajemen sumber daya manusia sangat mendukung keberhasilan organisasi gereja. Sumber daya manusia yang terdidik, terampil, cakap, kreatif, mau bekerja keras, setia kepada cita-cita dan tujuan organisasi, akan sangat berpengaruh positif terhadap keberhasilan dan kemajuan organisasi. Dalam sumber daya yang tersedia, sumber daya manusia memegang peranan sentral dan paling menentukan.

Tanpa manajemen sumber daya manusia yang handal, pengolahan, penggunaan dan pemanfaatan sumber daya alam akan menjadi tidak efektif, efisien dan produktif. Dalam keadaan yang demikian tidak mengherankan bahwa cita-cita dan tujuan serta program organisasi yang telah dirumuskan dengan baik, hanya akan tetap menjadi impian tidak akan pernah terwujud. Disinilah letak relevansi dan pentingnya manajemen sumber daya manusia dalam

(42)

58

mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam. Perencanaan kegiatan dalam gereja sangat tergantung pada kemampuan pembuat perencana, kemampuan yang dimaksud menyangkut kepiawaian dalam memperkirakan dan memproyeksikan kebutuhan dan permasalahan menurut asumsi sebagai faktor yang mempengaruhinya. Kemampuan lain yaitu, untuk memperkirakan berbagai sumber daya yang dibutuhkan untuk dapat merealisasikannya. Semua hal ini sangat menentukan tingkat keberhasilan gereja dalam mencapai berbagai sasaran yang diharapkan.

Gereja berperan sebagai alat yang berusaha melayani dengan cara menjembatani kebutuhan umat dan masyarakat dengan keberadaan hidup sehingga merasa terlayani (self interest), gereja juga bukan saja sebagai alat tetapi juga tempat untuk melayani dengan cara memberdayakan sejumlah keahlian dan keterampilan yang dimiliki. Meyakininya sebagai talenta yang diberikan Tuhan

(43)

59

(technical interest), kini gereja mulai melangkah menjadi sarana untuk mencapai tujuan dalam pelayanan dengan cara melayani kebutuhan umat dan masyarakat (practical interest) dengan memanfaatkan potensi alam yang ada untuk kesejateraan dan upaya memelihara keselamatan umat. Ini juga merupakan bagian dari pelaksanaan mandat dari Tuhan (Kejadian 1:26).

Referensi

Dokumen terkait

Leksem-leksem tersebut terdiri atas delapan ranah makna, yaitu ranah makna kesenangan (10 leksem), kesedihan (6 leksem), kemararahan (8 leksem), keheranan (4 leksem), rasa malu (2

Tabel 4.2 Deskripsi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor Minimum, Skor Maksimum dan Skor Rata-rata Siswa Kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang Pra Siklus

KITA & HARADA (1962) memban- dingkan komposisi jenis fitoplankton pada padang lamun Zostera dengan mikroalgae pada helai daun kira-kira 70 cm dari dasar pada inang pada

Al Mahaidi (2008) menunjukkan bahwa semua tipe mortar yang digunakan sebagai perekat memberikan kontribusi yang efektif dalam meningkatkan kapasitas beban dan lendutan

Pembantu Deputi Urusan Lingkungan Alam, yang selanjutnya dalam Keputusan Presiden ini disebut Bandep Lingal, adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi Desisnas yang berada

Lowokwaru sangat menentukan bagaimana tujuan dari instansi tersebut dapat tercapai. Dalam rangka meningkatkan kinerja, Kecamatan Lowokwaru melaksanakan pengembangan sumber

Hal ini disebabkan karena dengan ukuran biji kara benguk yang semakin kecil, maka luas permukaan kontak antara biji kara benguk dengan pelarut semakin besar

ABSTRAK : Kajian adalah berkaitan mereka bentuk dan membangunkan sebuah satu perisian pembelajaran berbantukan komputer yang menggunakan pendekatan Teori Kecerdasan Pelbagai di