• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi salah satu tingkat kelayakan kesejahteraan hidupnya. Di

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi salah satu tingkat kelayakan kesejahteraan hidupnya. Di"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

1

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan suatu bangsa erat hubungannya dengan masalah pendidikan. Tingkat pendidikan suatu bangsa merupakan cermin kesejahteraan kehidupan bangsa tersebut. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dimiliki masyarakat menjadi salah satu tingkat kelayakan kesejahteraan hidupnya. Di mana masyarakat yang berpendidikan akan mampu mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya dan mampu untuk melakukan penemuan-penemuan baru. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Pendidikan diharapkan mampu menghasilkan output yang berkualitas. Dari berbagai macam karakteristik input yang masuk, bagaimana pendidikan itu mampu menghasilkan output yang baik dan berkualitas. Setiap usaha pendidikan di Indonesia harus sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional seperti yang tertulis dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003 pasal 3, yaitu :

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah untuk berupaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Namun hal tersebut tidak akan

(2)

tercapai tanpa bantuan dari berbagai pihak, terutama orang-orang yang bergerak dalam bidang pendidikan. Untuk mengukur dan mengevaluasi hasil belajar dapat dikatakan berhasil, salah satu indikatornya adalah dengan melihat hasili belajar siswa yang sudah memenuhi target atau belum. Hasil belajar siswa merupakan hasil belajar yang dapat dicapai siswa pada saat dilakukan penilaian. Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa.

Hasil belajar merupakan suatu masalah dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang kehidupan manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuannya masing-masing. Kata prestasi belajar berasal dari bahasa Belanda “Prestatic” yang berarti hasil usaha. Prestasi belajar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia didefinisikan sebagai hasil penilaian yang diperoleh dari kegiatan persekolahan yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian. Keberhasilan seorang siswa dalam belajar dapat dilihat dari hasil belajar siswa. Di dalam pendidikan, siswa akan dinilai keberhasilannya melalui tes hasil belajar. Hasil yang diharapkan adalah hasil belajar yang optimal dan tinggi karena setiap orang menginginkan hasil belajar yang tinggi, baik siswa, guru, sekolah, maupun orang tua dan masyarakat. Namun antara siswa satu dengan siswa yang lainnya berbeda dalam pencapaian hasil belajar. Ada yang mampu mencapai hasil belajar tinggi, tetapi ada pula siswa yang hasil belajarnya rendah.

SMP Negeri 1 Subah merupakan Sekolah Menengah Pertama Negeri yang beralamat di Jalan Jendral Sudirman Desa Jatisari Kecamatan Subah.

(3)

Penelitian ini memfokuskan pada mata pelajaran PAI kelas VIII yang memiliki tingkat Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu pelajaran yang ada pada setiap semester dan harus dicapai melalui kegiatan pembelajaran. Hasil belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran PAI dapat ditunjukkan dengan rata-rata dua kali nilai ulangan harian dan ujian semester genap (UAS). Berdasarkan hasil dari observasi menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI kelas VIII belum optimal. Kondisi tersebut terlihat bahwa sebanyak 58,23% dari jumlah siswa kelas VIII masih mendapatkan nilai di bawah ketuntasan minimal yaitu 65. Standar keberhasilan belajar minimal yang ditargetkan oleh sekolah adalah sebesar 100% siswa memenuhi KKM yang ditentukan. Hal ini membuktikan bahwa hasil belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran PAI harus dioptimalkan dengan lebih baik. Dengan kondisi yang seperti ini kemudian sekolah memberikan fasilitas penunjang kegiatan belajar mengajar yang nantinya diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Setelah peneliti mengetahui keadaan siswa masih banyak yang belum memenuhi KKM yang ditentukan oleh sekolah, maka peneliti berniat untuk mengetahui sejauh mana perkembangan belajar siswa dalam mengikuti belajar mengajar yang telah diberikan fasilitas oleh sekolah, seperti ruang kelas yang nyaman, pemekaran gedung, penambahan buku-buku perpustakaan, diaktifkannya kegiatan keagamaan, danfasilitas-fasilitas lainnya.

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap hasil belajar dapat digolongkan dalam dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

(4)

Faktor internal yang terbentuk dari dalam diri siswa itu sendiri antara lain kesehatan jasmani rohani, sikap, intelegensi dan bakat, minat, motivasi, kebiasaan belajar, dan lain sebagainya sedangkan faktor eksternal yang berasal dari luar diri siswa itu antara lain lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, guru, masyarakat serta lingkungan sekitar.1

Salah satu faktor yang penting dalam mempengaruhi hasil belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran PAI adalah lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah juga merupakan faktor eksternal yang cukup penting dalam proses belajar mengajar. Lingkungan sekolah merupakan lingkungan pendidikan formal yang mempunyai peran penting dalam mencerdaskan dan membimbing anak didik menjadi pribadi yang berkualitas. Guru merupakan tangan pertama yang langsung berhubungan dengan siswa, sehingga dalam belajar guru harus menggunakan metode pembelajaran yang berbeda agar anak tidak jenuh. Adanya keterbatasan sarana dan prasarana di lingkungan sekolah, diantaranya ruang perpustakaan yang kurang memadai, hal ini dapat dilihat dari kurang relevannya dan up to date dari referensi buku-buku yang tersedia dan belum kondusifnya dikarenakan kurangnya sirkulasi udara yang ada, hal ini akan berpengaruh pada kenyamaman dan konsentrasi siswa saat belajar. Fasilitas yang ada didalam kelas belum terdapat LCD dan screen juga menyebabkan siswa kurang berkonsentrasi dalam belajar untuk mencapai hasil yang optimal. Siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Subah Tahun Ajaran 2013/2014 tidak terlepas dengan persoalan-persoalan tersebut.

1 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010),

(5)

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “ Pengaruh Lingkungan Belajar di Sekolah terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII pada Mata Pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Subah Kabupaten Batang Tahun 2013/2014 ”.

B. Penegasan Istilah

Guna menyamakan persepsi, pandangan dan pengertian serta untuk menghindari kesalahan pengertian dan beda penafsiran maka perlu adanya penjelasan mengenai istilah yang digunakan dalam penulisan skripsi ini, yaitu sebagai berikut :

a. Pengaruh

Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.2 Pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sesuatu yang timbul sebagai akibat dari lingkungan belajar di sekolah untuk meningkatkan hasil balajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Subah Kabupaten Batang.

b. Lingkungan Belajar

Lingkungan adalah jumlah semua benda hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada di dalam ruang yang kita tempati.3

2 Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta :

Balai Pustaka, 2003), hlm. 849

3 Imam Supardi, Lingkungan Hidup dan Kelestariannya, (Bandumg : PT. Alumni, 2003),

(6)

Pengertian belajar adalah usaha untuk mengubah tingkah laku. Belajar pada hakekatnya adalah suatu proses yang berlangsung di dalam diri seseorang yang mengubah tingkah lakunya, baik tingkah laku dalam berpikir, bersikap, dan berbuat.4

Sedangkan belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.5

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan belajar adalah seluruh kondisi yang ada di suatu tempat baik yang berupa benda hidup dan mati yang berpengaruh terhadap diri seseorang dalam mengubah tingkah lakunya sebagai hasil pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkunganya.

c. Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral, spiritual, intelektual, emosional, maupun sosial.6

4

W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002), hlm. 8

5 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : PT. Rineka Cipta,

2010), hlm. 2

6 Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung : PT. Remaja

(7)

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program pendidikan dalam rangka membantu siswa dalam mengembangkan potensinya.

d. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka niai yang diberikan oleh guru.7 Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil yang dicapai dalam mengikuti pelajaran yang dinyatakan dengan nilai raport semester akhir.

Dari seluruh pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud pengaruh lingkungan belajar di sekolah terhadap hasil belajar pada mata pelajaran PAI dalam penelitian ini adalah sesuatu yang timbul dari sikap, prilaku, perbuatan seseorang dengan peraturan yang berlaku, dan seluruh kondisi yang ada di suatu tempat yang berpengaruh terhadap diri seseorang untuk mengubah tingkah laku yang dilaksanakan di lembaga pendidikan formal dalam rangka mengembangkan potensi siswa sesuai hasil yang dicapai dalam mengikuti pelajaran.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan alasan pemilihan judul diatas maka peneliti mengemukakan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :

7 Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta :

(8)

a. Bagaimanakah lingkungan belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Subah Kabupaten Batang tahun pelajaran 2013/2014?

b. Bagaimanakah hasil belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Subah Kabupaten Batang tahun pelajaran 2013/2014?

c. Bagaimanakah pengaruh lingkungan belajar di sekolah terhadap hasil belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Subah Kabupaten Batang tahun pelajaran 2013/2014?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

a. Untuk mengetahui bagaimana lingkungan belajar di sekolah siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Subah Kabupaten Batang tahun pelajaran 2013/2014; b. Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa kelas VIII pada mata

pelajaran PAI yang ada di SMP Negeri 1 Subah Kabupaten Batang tahun pelajaran 2013/2014;

c. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan belajar di sekolah terhadap hasil belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Subah Kabupaten Batang tahun pelajaran 2013/2014.

E. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah : a. Secara Teoritis

(9)

1). Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah Khasanah ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan pengaruh lingkungan belajar di sekolah terhadap hasil belajar siswa.

2). Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi para peneliti yang berminat meneliti masalah yang sama.

b. Secara Praktis

Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi solusi dan sumber inspirasi bagi pelaksana dan pemerhati pendidikan atau pihak yang berwenang dalam mengambil suatu kebijakan dalam menyelesaikan problem pendidikan, khususnya di SMP Negeri 1 Subah Kabupaten Batang.

F. Tinjauan Pustaka

1. Lingkungan Sekolah

a. Pengertian Lingkungan Sekolah

Lingkungan sekolah dipahami sebagai lembaga pendidikan formal, dimana di tempat inilah kegiatan belajar mengajar berlangsung, ilmu pengetahuan diajarkan dan dikembangkan kepada anak didik8.

Lingkungan sekolah juga diartikan sebagai lingkungan dimana para siswa dibiasakan dengan nilai tata tertib sekolah dan

8 Tulus Tu’u, Peran Disiplin Pada Periaku dan Prestasi siswa, (Jakarta : Grasindo, 2004),

(10)

nilai kegiatan pembelajaran berbagai bidang studi yang dapat meresap ke dalam kesadaran hati nuraninya.9

Meskipun lingkungan tidak bertanggung jawab terhadap kedewasaan anak didik, namun merupakan faktor yang sangat menentukan yaitu pengaruhnya yang sangat besar terhadap anak didik, sebab bagaimanapun anak tinggal dalam satu lingkungan yang disadari atau tidak pasti akan mempengaruhi anak.

Lingkungan sekolah terdiri dari dua macam, yaitu ingkungan sosial dan lingkungan nonsosial. Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para tenaga pendidikan, dan teman sekelas. Lingkungan nonsosial sekolah meliputi gedung sekolah, alat-alat belajar, cuaca, dan sebagainya.10

Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar. Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas atau perlengkapan di sekolah, pelaksanaan tata tertib sekolah, dan sebagainya, semua ini turut mempengaruhi keberhasilan anak.11

Sejalan dengan pendapat Slameto faktor sekolah yang mempengaruhi hasil belajar mencakup metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, hubungan siswa dengan siswa, disiplin

9Ibid, hlm.11 10

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 136

(11)

siswa, pelajaran dan waktu di sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.12

Lingkungan sekolah memegang peranan penting bagi perkembangan belajar para siswa. Lingkungan ini meliputi lingkungan fisik sekolah seperti lingkungan kelas, sarana dan prasarana belajar yang ada, sumber-sumber belajar dan media belajar. Juga meliputi lingkungan sosial yang menyangkut hubungan siswa dengan teman-temannya, gurugurunya, serta staf sekolah yang lain. Lingkungan sekolah juga menyangkut lingkungan akademis, yaitu sarana dan pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar, berbagai kegiatan kokurikuler, dan lain sebagainya.

Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa lingkungan sekolah meliputi semua hal yang berpengaruh dan bermakna bagi siswa saat menjalani proses belajar mengajar di sekolah, baik itu lingkungan sosial maupun lingkungan nonsosial. Indikator lingkungan sekolah ini antara lain: keadaan sekolah tempat belajar, kualitas dan metode mengajar guru, keadaan fasilitas atau perlengkapan di sekolah, hubungan siswa dengan teman, guru dan staf sekolah dan Pelaksanaan tata tertib sekolah.

12 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : PT. Rineka

(12)

b. Fungsi Sekolah

Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga, terutama dalam hal pengetahuan dan berbagai macam keterampilan. Oleh karena itu dikirimlah anak ke sekolah.

Menurut Hasbullah Fungsi Lingkungan Sekolah antara lain :13 1) Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan

pengetahuan. Mengembangkan pribadi anak didi secara menyeluruh, menyampaikan pengetahuan dan melaksanakan pendidikan kecerdasan.

2) Spesialisasi

Semakin meningkatnya diferensiasi dalam tugas kemasyarakatan dan lembaga sosial . sekolah juga sebagai lembaga sosial yang spesialisasinya dalam bidang pendidikan dan pengajaran. 3) Efisiensi

Terdapatnya sekolah sebagai lembaga sosial yang berspesialisasi di bidang pendidikan dan pengajaran maka pelaksanaan pendidikan dan pengajaran dalam masyarakat menjadi lebih efisien.

4) Sosialisasi

Sekolah membantu perkembangan individu menjadi makhluk sosial, makhluk yang beradaptasi dengan baik di masyarakat.

5) Konservasi dan transmisi kultural

Memelihara warisan budaya hidup dalam masyarakat dengan jalan menyampaikan warisan kebudayaan (transmisi cultural) kepada generasi muda, dalam hal ini tentunya adalah anak didik.

6) Transisi dari rumah ke masyarakat

Ketika berada di keluarga, kehidupan anak seba menggantungkan diri pada orang tua, maka memasuki sekolah di mana ia mendapat kesempatan untuk melatih berdiri sendiri dan tanggung jawab sebagai persiapan sebelum ke mayarakat.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi Lingkungan Sekolah adalah membantu mengerjakan serta menanamkan budi pekerti yang baik. Selain itu juga memberikan pendidikan untuk

13 Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta : PT. Raja Grasindo Persada, 2008),

(13)

kehidupan di dalam masyarakat yang sukar atau tidak dapat diberikan dirumah.

2. Hasil belajar

a. Pengertian Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran PAI

Hasil belajar adalah merupakan pencapaian siswa dalam bentuk skor atau angka yang didapatkan dari tes yang dilalui.14 Hasil belajar dapat pula diartikan sebagai suatu hasil belajar yang dicapai secara maksimal. Dengan demikian, hasil belajar dapat didefinisikan sebagai suatu hasil yang telah dicapai baik merupakan pemusatan tingkah laku, pengetahuan maupun sikap dalam memahami suatu mata pelajaran yang ditunjukkan dengan angka atau nilai.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pada mata pelajaran PAI adalah hasil dari proses yang telah dilalui siswa. Sehingga menghasilkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan berfikir, kemudian didapatkan data hasil belajar berupa skor atau angka-angka melalui tes secara lisan maupun tertulis yang dilakukan oleh guru. Hasil belajar pada mata pelajaran PAI merupakan hasil yang telah dicapai siswa melalui proses belajar efektif di sekolah. b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu

14 Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(14)

yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu15.

1) Faktor dari Dalam (Internal), meliputi :

a) Faktor Biologis (Jasmaniah) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Kondisi fisik berupa panca indra yang tidak berfungsi sebagai mana mestinya. Seperti mengalami sakit, cacat tubuh atau perkebangan yang tidak sempurna. Kondisi jasmani yang segar akan lebih mudah melakukan proses belajar mengajar daripada yang dalam keadaan lelah.

b) Faktor Psikologis (Rohaniah) terdiri dari :

a) Kecerdasan anak (Intelegensi) seseorang berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar seseorang. Seseorang yang mempunyai intelegensi jauh dibawah normal akan sulit diharapkan untuk mencapai hasil belajar yang tinggi dalam proses belajar.

b) Kemauan, proses belajar yang dilakukan seseorang hasilnya akan kurang memuaskan jika orang tersebut tidak mempunyai kemauan yang keras. Pepatah mengatakan dimana ada kemauan disitu ada jalan. Jadi jika ada kemauan belajar maka akan mendapatkan hasil yang lebih baik.

15 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : PT. Rineka

(15)

c) Bakat adalah kepandaian, sifat yang dibawa sejak lahir. Siswa yang berbakat jika diberi stimulus maka dia akan lebih cepat meresponya sehingga akan lebih cepat paham.

d) Daya ingat dapat didefinisikan daya jiwa untuk memasukkn, menyimpan, dan mengeluarkan kembali suatu kesan.

e) Daya konsentrasi merupakan sutu kemampuan untuk memfokuskan pikiran, perasaan, kemauan, dan segenap panca-indra ke satu objek di dalam stu aktivitas tertentu.

2) Faktor dari Luar (Eksternal), meliputi : a) Faktor Lingkungan Keluarga

Yang sangat menentukan keberhasilan belajar seseorang diantaranya ialah adanya hubungan yang harmonis diantara sesama anggota keluarga, tersedianya tempat dan peralatan belajar yang cukup memadai, keadaan ekonomi keluarga yang cukup, dan suasana lingkungan rumah yang cukup tenang.

b) Faktor Lingkungan Sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.

(16)

c) Faktor Lingkungan Masyarakat

Yang dapat menunjang keberhasilan belajar diantaranya adalah lembaga-lembaga pendidikan nonformal yang melaksanakan kursus-kursus tertentu yang menunjang keberhasilan di sekolah.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar pada mata pelajaran PAI, secara umum terdiri dari faktor yang berasal dari dalam diri siswa (faktor internal) dan faktor dari luar siswa (faktor eksternal). Pada penelitian ini di fokuskan pada faktor eksternal, sedangkan salah satu faktor eksternalnya adalah Lingkungan Sekolah.

G. Kerangka Berpikir

Lingkungan Sekolah merupakan tempat belajar bagi siswa dan teman-temannya untuk menerima ilmu pengetahuan dari gurunya dengan tujuan agar menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan mempunyai tingkah laku yang baik. Lingkungan Sekolah yang meliputi keadaan sekitar sekolah, suasana sekolah, keadaan gedung, masyarakat sekolah, tata tertib, dan fasilitas-fasilitas sekolah, serta sarana-prasarana sekolah memegang peranan penting bagi perkembangan belajar para siswanya. Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah harus mampu mendukung kegiatan belajar-mengajar dengan baik. Lingkungan Sekolah yang mendukung akan menyebabkan siswa dapat belajar dengan lebih optimal sehingga dapat

(17)

mencapai hasil belajar pada mata pelajaran PAI yang tinggi sesuai dengan yang diharapkan oleh semua pihak, baik oleh siswa maupun oleh guru.

Faktor lingkungan belajar di sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.16

Keterkaitan lingkungan belajar di sekolah dengan hasil belajar dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagan sebagai berikut :

H. Hipotesis

Dalam penelitian hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Rumusan masalah tersebut bisa berupa pernyataan tentang hubungan dua variabel atau lebih.17

16 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : PT. Rineka

Cipta, 2010), hlm. 64.

17 Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung : Alfabeta, 2007), hlm. 82 Lingkungan Belajar X

- Metode Mengajar - Kurikulum

- Relasi Guru dengan Siswa - Relasi Siswa dengan Siswa - Disiplin Sekolah

- Alat Pelajaran - Waktu Sekolah

- Standar Pelajaran diatas Ukuran

- Keadaan Gedung - Metode Belajar - Tugas Rumah

Hasil Belajar Siswa

Y

Dilihat dari nilai raport akhir semester

(18)

Yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah Hipotesis Kerja Ha dan Hipotesis Nol H0.

Berdasarkan kerangka berfikir tersebut, maka muncul hipotesis penelitian yaitu ;

Hipotesis Kerja Ha : Ada pengaruh lingkungan belajar di sekolah terhadap hasil belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Subah Kabupaten Batang tahun pelajaran tahun 2013/2014.

Hipotesis Nol H0 : Tidak ada pengaruh lingkungan belajar di sekolah terhadap hasil belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Subah Kabupaten Batang tahun Pelajaran 2013/2014.

I. Metode Pelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilakukan dikancah atau medan terjadinya gejala-gejala.

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menitikberatkan pada data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang di angkakan yang kemudian diolah dengan rumus statistik.18

18 Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002),

(19)

2. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya19. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga benda-benda alam yang lain.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Subah Kabupaten Batang yang berjumlah 213 siswa.

3. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi.20 Dari populasi tersebut diambil sebagian siswa untuk diambil dijadikan sampel guna diambil datanya.

Menurut Arikunto Suharsimi, jika penelitian secara sampling, sedangkan populasinya lebih dari 100, maka dapat diambil sampel antara 15%-20%21. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel 20%. Jadi peserta didik yang di jadikan sample pada penelitian ini adalah 43 siswa.

Setiap kelas mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan sampel, maka pengambilan sampel akan dilakukan dengan metode proporsional

19 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, ( Bandung : Alfabeta, 2007), hlm. 55 20Ibid. hlm. 56

21 Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), hlm.

(20)

cluster random sampling, pengambilan sampel dilakukan secara proporsional.

4. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti baik dalam bentuk apapun untuk dipelajari sehingga dapat diperoleh informasi tentang hal tersebut yang kemudian dapat ditarik kesimpulannya.22

Dalam hal ini peneliti menggunakan dua variabel sebagai berikut : a. Variabel Bebas (Variabel X)

Variabel bebas atau variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau menyebabkan timbulnya variabel dependen.23

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas yaitu:

Lingkungan Belajar (X), yaitu lingkungan belajar di sekolah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Subah Kabupaten Batang.

Dengan indikator sebagai berikut: 1) Metode Mengajar

2) Kurikulum

3) Relasi Guru dengan Siswa 4) Relasi Siswa dengan Siswa 5) Disiplin Sekolah

6) Alat Pelajaran 7) Waktu Sekolah

8) Standar Pelajaran diatas Ukuran

22Ibid. hlm. 2 23Ibid. 4

(21)

9) Keadaan Gedung 10) Metode Belajar 11) Tugas Rumah

b. Variabel Terikat (Variabel Y)

Variabel terikat (variabel dependen) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.24 Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Subah Kabupaten Batang. Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar yang telah dicapai atau telah dikerjakan dilihat dari nilai akhir atau nilai raport semester genap tahun ajaran 2013/2014. 5. Sumber Data

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah data utama yang digunakan dalam penelitian. Dalam hal ini, data yang digunakan yakni informasi dari seluruh responden kelas VIII SMP Negeri 1 Subah dan dokumen yang berhubungan dengan maksud penelitian.

b. Sumber Data Skunder

Sumber data yang digunakan adalah data-data yang ada diluar dari lingkungan SMP Negeri 1 Subah yakni referensi-referensi kepustakaan dan jurnal mengenai permasalahan lingkungan belajar di sekolah dan hasil belajar siswa.

24Ibid.

(22)

6. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang relevan, akurat, dan reliabel. Teknik yang digunakan untuk pengambilan data pada penelitian ini adalah dengan metode angket, metode dokumentasi dan metode observasi.

a. Metode Angket

Metode angket (kuesioner) adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk informasi dari responden dalam arti laporan tertentu tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui.25

Metode ini dilakukan dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan tertulis dengan harapan responden dapat segera langsung menuangkan jawabanya sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Angket ini digunakan untuk mengetahui variabel lingkungan balajar siswa di SMP Negeri 1 Subah Kabupaten Batang.

Item pertanyaan yang diajukan peneliti disediakan pula alternatif jawaban. Jawaban setiap item pertanyaan tersebut menggunakan skala Likert dimana skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.26 Karena data ini berupa data kualitatif maka perlu diubah menjadi data

25 Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002),

hlm. 128

26

Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan Dan Peneliti Pemula,

(23)

kuantitatif dengan memberikan simbol berupa angka, yaitu untuk setiap item pertanyaan disediakan 5 lima jawaban dengan skor yaitu :

Tabel 1.1

KATEGORI DAN SKOR ANGKET

Jawaban Kategori Skor

1 Sangat Tinggi Sangat Baik 5

2 Tinggi Baik 4

3 Sedang Cukup Baik 3

4 Kurang Kurang Baik 2

5 Sangat Kurang Tidak Baik 1

b. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah pengumpulan data yang dilaksanakan dengan melihat, membaca, mempelajari, dan keandalan mencatat informasi yang ada hubungannya dengan objek penelitian.27

Metode ini digunakan untuk mendapatkan jumlah responden

siswa, nama-nama siswa, nilai rata-rata siswa yang menjadi obyek penelitian, gambaran umum sekolah dan data lain yang menunjang. c. Observasi

Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok.28

27

Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 206

28

M. Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 1990), hlm. 149

(24)

Cara atau metode tersebut pada umumnya ditandai oleh pengamatan tentang apa yang benar-benar dilakukan oleh individu, dan membuat pencatatan-pencatatan secara objektif mengenai apa yang diamati.

Dalam metode observasi ini peneliti tidak hanya mengamati obyek studi tetapi juga mencatat hal-hal yang terdapat pada obyek tersebut. Selain itu metode ini peneliti gunakan untuk mendapatkan data tentang situasi dan kondisi secara universal dari obyek penelitian.

J. Sistematika Penulisan Skripsi

Untuk menghindari kesimpangsiuran pemahaman peneliti dalam skripsi ini, maka peneliti menyusun permasalahan yang akan dibahas dalam sistematika penulisan skripsi :

1. Bagian awal berisi :

Halaman sampul luar, halaman sampul judul, halaman pernyataan, halaman nota pembimbing, halaman pengesahaan, halaman persembahan, halaman motto, abstrak, kata pengantar, daftar isi, dan daftar tabel.

2. Bagian Inti meliputi : Bab I PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang : latar belakang masalah, penegasan istilah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, tinjauan pustaka/teori yang digunakan, kerangka berfikir, hipotesis, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

(25)

Bab II LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DAN HASIL BELAJAR SISWA

Bab ini membahas tentang landasan teoristis mengenai hal-hal yang ada dalam skripsi meliputi : Lingkungan belajar yang membahas tentang : pengertian belajar, pengertian lingkungan belajar, macam-macam lingkungan belajar.

Hasil belajar siswa yang membahas tentang : pengertian hasil belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dan Relasi teoristis lingkungan belajar dan hasil belajar.

Bab III LINGKUNGAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SMP NEGERI 1 SUBAH

Bab ketiga ini membahas tentang laporan penelitian terhadap objek yang diteliti yaitu : Situasi umum meliputi : Sejarah singkat, letak geografis, keadaan guru dan siswa.

Data lingkungan belajar disekolah dan data hasil belajar siswa. Deskripsi tentang hasil belajar di SMP Negeri 1 Subah.

BAB IV PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Bab ini memuat analisis tentang : Analisis data lingkungan belajar di sekolah, analisis data hasil belajar, analisis pengaruh lingkungan belajar di sekolah terhadap hasil belajar siswa.

(26)

Bab V PENUTUP

Bab ini meliputi : kesimpulan yang diperoleh peneliti dan saran-saran dari peneliti.

Gambar

Gambar 1. Kerangka Berfikir

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan diadakan kegiatan ini adalah untuk menumbuhkan jiwa kreativitas pada anak dan untuk memanfaatkan barang-barang yang sudah tidak terpakai seperti stik es krim.

Atas permasalahan tersebut di atas, BPK merekomendasikan kepada Gubernur NTT agar melakukan koordinasi dengan Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum dan

Elemen satuan kebahasaan tersebut dikategorikan sesuai penentuan tema dalam majalah Tempo edisi Januari–Juni tahun 2016, yaitu (a) struktur mikro dalam laporan

Organisasi terlibat dalam proses informasi untuk mengurangi. ketidakpastian

Manfaat budaya rimpu mpida adalah untuk menutup tubuh yang tidak sepantasnya terlihat oleh orang lain karena dapat menimbulkan fitnah ( untuk menutup aurat secara

(2011) menunjukkan bahwa secara morfologi kacang komak yang termasuk jenis Lablab purpureus (L.) Sweet memiliki variasi morfologi warna hitam, hitam keunguan, coklat

[r]

Kondisi awal kabilah Saba’ yang tidak perlu bepergian jauh untuk berusaha, keindahan kebun dan taman yang mereka miliki, serta kemampuan merubah pola hidup dari