• Tidak ada hasil yang ditemukan

REVIU RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PENGADILAN NEGERI, HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN TINDAK PIDANA KORUPSI YOGYAKARTA KELAS IA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "REVIU RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PENGADILAN NEGERI, HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN TINDAK PIDANA KORUPSI YOGYAKARTA KELAS IA"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

REVIU RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2015-2019

PENGADILAN NEGERI, HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN TINDAK

PIDANA KORUPSI YOGYAKARTA KELAS IA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. KONDISI UMUM

Reformasi sistem peradilan membawa perubahan yang mendasar bagi Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA dalam menjalankan tugas dan fungsi pokoknya, dibidang Administrasi, Organisasi, Perencanaan dan Keuangan, Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA sebagai Badan Peradilan Umum tingkat pertama yang melaksanakan kekuasaan kehakiman terlepas dari pengaruh pemerintah dan pengaruh luar lainnya sebagai lembaga yudikatif mempunyai tugas dan fungsi menerima, memeriksa, mengadili, memutus dan menyelesaikan perkara-perkara pidana, perdata, PHI maupun Tipikor yang masuk di tingkat pertama. Sedangkan dalam bidang administrasi yang diselenggarakan oleh Kepaniteran Pengadilan yang dipimpin Panitera yang mempunyai tugas pelayanan di bidang teknis administrasi perkara sedangkan untuk administrasi non teknis perkara dipimpin oleh sekretaris dengan fungsi menjalankan manajerial dan operatif pada sebuah Peradilan.

(2)

Perencanaan strategis, suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun secara sistematis dan berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada, dijabarkan pada lingkungan Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Rencana Strategis ini dijabarkan ke dalam program yang kemudian diuraikan kedalam rencana tindakan. Rencana Strategis ini kelak didukung dengan anggaran yang memadai, dilaksanakan oleh sumber daya manusia yang kompeten, ditunjang sarana dan prasarana serta memperhitungkan perkembangan lingkungan Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA, baik lingkungan internal maupun eksternal sebagai variabel strategis Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA dalam menjalankan tugas dan fungsinya tersebut adalah untuk mendukung tercapainya visi dan misi Mahkamah Agung Republik Indonesia sebagai lembaga pelaksana kekuasaan kehakiman di Indonesia

1.2. POTENSI DAN PERMASALAHAN

Hal-hal yang mempengaruhi organisasi tidak hanya berasal dari dalam organisasi, namun juga dari luar organisasi

1.2.A. Lingkungan Internal.

(3)

budaya dan sumber daya. Lingkungan internal perlu dianalisis untuk mengetahui kekuatan ( strength) dan Kelemahan ( weakness ) yang ada menjadi variabel atau besaran yang akan menjadi faktor kekuatan atau menunjang keberhasilan. dalam upaya pencapaian target rencana strategis ini.

a. Strength (Kekuatan).

Kekuatan Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA mencakup hal-hal yang memang sudah dicapai dalam Lingkungan internal Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA yang kemungkinan menjadi kekuatan dalam pelaksanaan Renstra ini adalah:

• Visi dan misi yang jelas serta mungkin dicapai.

• Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA Telah berhasil meraih sertifikasi ISO 9001 : 2015 dan Akreditasi pada tahun 2016 dengan Nilai A.

• Masuk sebagai sepuluh besar dalam kompetisi inovasi yang diselenggarakan Mahkamah Agung Tahun 2015

• Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA menyediakan fasilitas pemeriksaan kesehatan bagi pegawai dan pencari keadilan

(4)

yang bekerja sama dengan Rumah Sakit Umum Daerah Yogya. • Tersedianya penitipan anak bagi pengunjung yang membawa

anak kecil agar tidak mengganggu jalannya persidangan. • Adanya system pelayanan terpadu sehingga memudahkan

para pencari keadilanuntuk mendapatkan informasi.

• Pemisahan tempat parkir pegawai dan pengunjung sehingga keamanan lebih terjamin.

• Ruang tunggu pengunjung yang luas.

• Tersedianya ruang aula untuk pertemuan rutin

• Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA mempunyai dukungan sumber daya manusia yang cukup banyak.

• Untuk memupuk rasa kebersamaan di Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA mempunyai yel-yel.

• Selalu diadakan pertemuan rutin SIPPuntuk Panitera Pengganti dan Hakim sehingga dapat menjawab tantangan keterbukaan informasi yang tepat dan akurat.

• Pengambil keputusan dalam pertimbangan karir (promosi dan mutasi) pegawai Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA.

(5)

• Tersusunnya data arsip dalam rak yang rapi dan urut serta sudah dikomputerisasi sehingga memudahkan untuk mencari arsip berkas perkara.

• Tersedianya fasilitas untuk penyandang difabel.

• Tersedianya CCTV, Pemadam Kebakaran, titik kumpul dan ATM

• Tersedianya pos layanan Hukum ( POSBAKUM )

• Telah adanya sistem manajemen perkara berbasis teknologi informasi.

b. Weakness (Kelemahan).

Lingkungan internal Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA yang kemungkinan menjadi kelemahan dalam pelaksanakaan rencana strategis ini adalah:

1. Aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan

• Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA belum mempunyai kewenangan untuk merekrut pegawai sendiri sesuai kebutuhan

• Penambahan pegawai belum sesuai dengan kapasitas dan kemampuan kerja yang dibutuhkan di Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA.

(6)

2. Aspek Sarana dan Prasarana

• Belum sesuainya anggaran untuk pengadaan sarana dan prasarana yang diterima Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA dengan kebutuhan dan rencana yang diajukan

• Masih terbatasnya alokasi anggaran bagi Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA.

1.2.B. Lingkungan Eksternal.

Apabila lingkungan internal dapat menjadi besaran kekuatan dan kelemahan, maka lingkungan eksternal dapat menjadi peluang

dan ancaman bagi keberhasilan rencana strategis ini. Oleh karena itu,

peluang sekecil mungkin harus dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya, sedang ancaman dieliminasi sampai sekecil mungkin.

c. Opportunity (Peluang).

Berikut adalah peluang-peluang yang dimiliki Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA untuk melakukan perbaikan ditinjau dari beberapa aspek:

1. Aspek Proses Peradilan:

• Adanya website Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA yang

(7)

memberikan informasi kepada masyarakat tentang alur proses berperkara

2. Aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan

• Adanya tunjangan kinerja/remunerasi sebagai motivasi dalam peningkatan kinerja

• Adanya sosialisasi, bimbingan teknis, pelatihan yang dilaksanakan Pengadilan Tinggi Yogyakarta maupun Mahkamah Agung untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia

3. Aspek Pengawasan dan Pembinaan

• Adanya kegiatan pengawasan yang dilaksanakan secara berkala baik untuk internal maupun ekseternal ke pengadilan sewilayah hukum Pengadilan Tinggi Yogyakarta.

4. Aspek tertib Admiistrasi dan manajemen peradilan

• Dukungan dan koordinasi yang baik antar pengadilan di wilayah hukum Pengadilan Tinggi Yogyakarta

(8)

5. Aspek sarana dan Prasarana

• Sudah tersedianya fasilitas Teknologi Informasi di Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA berupa internet, website dan aplikasi SIPP untuk mempermudah pelayanan informasi Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA.

d. Threat (Tantangan yang dihadapi).

Berikut adalah tantangan - tantangan di Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA yang dihadapi dan harus dipikirkan cara terbaik untuk tetap dapat melakukan perbaikan sebagaimana diharapkan:

1. Aspek Proses Peradilan

• Masih adanya sorotan masyarakat terhadap kinerja Mahkamah Agung khususnya Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA.

• Tuntutan masyarakat untuk mendapatkan informasi yang tepat dan akurat

• Masyarakat menginginkan adanya keterbukaan proses peradilan ( proses yang sedang dijalani ).

(9)

• Masyarakat menginginkan kemudahan akses ke badan peradilan.

• Peningkatan pelayanan kepada masyarakat sebagai wujud dari Good Corporate Governance.

2. Aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan

• Belum tersedianya suatu alat pengukuran kepuasan pengguna jasa pengadilan

• Personil Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA belum seluruhnya menguasai visi dan misi Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA

3. Aspek Pengawasan dan Pembinaan

• Belum adanya sistem reward dan punishment untuk mengontrol kinerja aparat peradilan

4. Aspek sarana dan prasarana

• Anggaran yang diberikan pusat untuk pengadaan sarana dan prasaran tidak sesuai kebutuhan

(10)

BAB II

VISI, MISI DAN TUJUAN

Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA tahun 2015-2019 merupakan komitmen bersama dalam menetapkan kinerja dengan tahapan-tahapan yang terencana dan terprogram secara sistematis melalui penataan, penertiban, perbaikan, pengkajian, pengelolaan terhadap sistem kebijakan dan peraturan perundang-undangan untuk mencapai efektifitas dan efisiensi

Selanjutnya untuk memberikan gambaran arah dan sasaran yang jelas serta sebagaimana pedoman dan tolok ukur kinerja Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA diselaraskan dengan arah kebijakan dan program Mahkamah Agung, yang disesuaikan dengan rencana pembangunan nasional yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan nasional Jangka Panjang gambaran atau visionable dari kinerja lembaga Badan Peradilan, dalam kurun waktu 5 tahunan sehingga dengan Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2015-2019 merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai sebagai sarana atau proses untuk tercapainya Visi, Misi, Tujuan, Sasaran yang telah ditetapkan organisasi

2.1. VISI

Visi adalah suatu gambaran tentang keadaan masa depan dengan yang berisikan cita-cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh Pengadilan

(11)

Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA.

Visi Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA adalah :

"Terwujudnya Pengadilan Negeri Yogyakarta yang Agung". 2.2. MISI

Untuk mencapai visi tersebut, Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA menetapkan misi yang menggambarkan hal-hal yang harus dilaksanakan, yaitu :

1. Menjaga kemadirian Pengadilan Negeri Yogyakarta

2. Memberikan pelayanan Hukum yang berkeadilan kepada pencari keadilan.

3. Meningkatkan kualitas kepemimpinan di Pengadilan Negeri Yogyakarta 4. Meningkatkan kredibilitas dan transparansi di Pengadilan Negeri

Yogyakarta

Upaya untuk mencapai visi dan misi yang agung tersebut jelaslah bukan suatu pekerjaan yang mudah. Diperlukan suatu pemahaman yang mendalam atas permasalahan yang dihadapi Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA dan rencana strategi yang tepat dan menyeluruh untuk menjawab permasalahan yang ada. Tujuannya agar dapat mendorong terwujudnya lembaga peradilan yang bermartabat, beribawa dan dihormati serta tegaknya supremasi hukum

(12)

serta meningkatnya kepercayaan publik kepada lembaga peradilan.. 2.3. TUJUAN DAN SASARAN

TUJUAN

Tujuan strategis merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan visi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sampai 5 (lima) tahun. Dengan diformulasikan tujuan strategis Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA akan dapat secara tepat mengetahui apa yang harus dilaksanakan oleh organisasi dalam memenuhi visi misinya untuk kurun waktu satu sampai dengan lima tahun ke depan dan memungkinkan untuk mengukur sejauh mana visi dan misi organisasi telah dicapai mengingat tujuan strategis dirumuskan berdasarkan visi dan misi dari organisasi. Adapun tujuan yang hendak dicapai Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA adalah sebagai berikut: 1. Pencari keadilan merasa kebutuhan dan kepuasannya terpenuhi 2. Setiap pencari keadilan dapat menjangkau badan peradilan

3. Publik percaya bahwa Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA dapat memenuhi butir 1 dan butir 2 diatas.

SASARAN

Sasaran adalah penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan akan dicapai dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 .

(13)

Sasaran strategis yang akan dicapai Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan penyelesaian perkara 2. Peningkatan aksepbilitas putusan Hakim

3. Peningkatan Efektifitas Pengelolaan penyelesaian perkara 4. Peningkatan Aksebilitas terhadap peradilan (acces to justice) 5. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan 6. Meningkatnya kualitas pengawasan

INDIKATOR KINERJA UTAMA

Indikator Kinerja utama diperlukan sebagai tolok ukur atas keberhasilan sasaran strategis dalam mencapai tujuan. Hubungan tujuan, sasaran dan indikator kinerja utama dengan digambarkan sebagai berikut:

No SASARAN INDIKATOR KINERJA

1 2 3

1 Meningkatnya penyelesaian perkara (jenis perkara)

a. Persentase mediasi yang menjadi akta perdamaian

b.Persentase sisa perkara Perdata Permohonan yang diselesaiakan: c. Persentase sisa perkara perdata

gugatan yang diselesaiakan

d. Persentase sisa perkara Pidana yang diselesaiakan

e. Persentase sisa perkara PHI yang diselesaikan

f. Persentase sisa perkara Tipikor yang diselesaikan

g. Persentase perkara perdata pemohonan yang diselesaiakan h. Persentase perkara perdata gugatan

yang diselesaiakan

(14)

diselesaiakan

j. Persentase perkara PHI yang diselesaiakan

k. Persentase perkara TIPIKOR yang diselesaiakan

l. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 5 bulan m. Persentase perkara yang diselesaikan

dalam jangka waktu lebih 5 bulan 2. Peningaktan Akseptabilitas

Putusan Hakim

a. Persentase perkara perdata yang tidak mengajukan upaya hukum Banding b. Prosentase perkara Pidana yang tidak

mengajukan upaya hukum Banding c. Prosentase Perkara Tipikor yang tidak

mengajukan upaya hukum Banding d. Prosentase perkara perdata yang tidak

mengajukan upaya hukum Kasasi e. Prosentase perkara pidana yang tidak

mengajukan upaya hukum Kasasi f. Prosentase perkara PHI yang tidak

mengajukan upaya hukum Kasasi g. Prosentase perkara Tipikor yang tidak

mengajukan upaya hukum Kasasi h. Presentase perkara Perdata yang tidak

mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali

i. Presentase perkara Pidana yang tidak mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali

j. Presentase perkara PHI yang tidak mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali

k. Presentase perkara Tipikor yang tidak mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali

3 Peningaktan Efektifitas Pengelolaan penyelesaian perkara

a. Persentase berkas yang diajukan kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap

b. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis

c. Persentase penyampaian

pemberiatahuan relaas putusan tepat waktu dan tempat

d. Persentase penyitaan tepat waktu dan tempat

(15)

f. Prosentase responden yang puas terhadap proses peradilan

4 Peningkatan Aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice)

a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan

b. Persentase masyarakat pencari keadilan yang mendapat layanan bantuan Hukum (POSBAKUM)

c. Persentase amar putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses online dalam waktu maksimal 1 (satu) hari kerja sejak diputus

5 Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan

pengadilan

Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang

berkekuatan hukum tetap yang ditindak lanjuti

6 Meningkatnya kualitas pengawasan

a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindak lanjuti

b. Persentase temuan hasil pemeriksaan yang ditindak lanjuti

2.4. PROGRAM DAN KEGIATAN

Enam sasaran strategis tersebut merupakan arahan bagi Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan dan membuat rincian Program dan Kegiatan Pokok yang akan dilaksanakan sebagai berikut: a. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum.

Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum merupakan program untuk mencapai sasaran strategis dalam hal penyelesaian perkara, tertib administrasi perkara dan aksebilitas masyarakat terhadap peradilan. Kegiatan pokok yang dilaksanakan Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA dalam pelaksanaan program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum adalah:

(16)

1. Penyelesaian perkara Pidana, Perdata, PHI dan Tipikor 2. Penyelesaian sisa perkara Pidana, Perdata, PHI dan Tipikor

3. Penelitian berkas perkara banding disampaikan secara lengkap dan tepat waktu

4. Register dan pendistribusian berkas perkara ke Majelis yang tepat waktu

5. Publikasi dan transparasi proses penyelesaian dan putusan perkara

b. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung

Program dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung dibuat untuk mencapai sasaran strategis menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan mencapai pengawasan yang berkualitas.

Kegiatan pokok yang dilaksanakan dalam program ini adalah: 1. Tindak lanjut pengaduan yang masuk

2. Tindak lanjut temuan yang masuk dari tim pemeriksa

c. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung.

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung bertujuan untuk mencapai sasaran strategis dalam penyediaan sarana dan prasarana.

(17)

Kegiatan pokok program ini adalah pengadaan sarana dan prasarana di lingkungan Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA

(18)

BAB III

ARAH DAN KEBIJAKAN UMUM

Arah dan Kebijakan Strategi Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA

Kebijakan Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA adalah mendukung program

reformasi judicial / pembaharuan peradilan yang dilakukan Mahkamah

Agung dapat berjalan seperti yang diharapkan. Dalam rangka mewujudkan visi dan misi, tujuan dan sasaran yang ditetapkan, Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA menetapkan arah dan strategi sebagai berikut:

1. Peningkatan Kinerja.

Peningkatan kinerja sangat menentukan dalam meningkatkan sistem manajemen perkara yang akuntabel dan transparan sehingga masyarakat pencari keadilan dapat memperoleh kepastian hukum. Kinerja sangat mempengaruhi tinggi rendahnya angka penyelesaian perkara, proses peradilan yang cepat, sederhana, transparan dan akuntabel. Peningkatan kinerja yang bertujuan untuk meningkatkan integritas sumber daya aparatur peradilan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mendukung kebijakan dan strategi peningkatan kinerja: .

(19)

• Sitem karier yang merupakan perbaikan dalam mekanisme promosi dan mutasi sesuai dengan kompetensi aparatur pengadilan

• Pengawasan eksternal dan internal. Hal ini diperlukan untuk menjamin berjalannya proses penegakan hukum yang akuntabel dan memenuhi rasa keadilan masyarakat.

• Menguasai Standar Operasional Pekerjaan (SOP) sesuai bidangnya

• Disamping itu, perlu adanya dukungan sarana dan prasarana dan teknologi informasi yang memadai untuk meningkatkan kinerja khususnya memudahkan pelayanan informasi kepada masyarakat. 2. Peningkatan kualitas pelayanan publik

• Memiliki standar pelayanan bagi pencari keadilan mengatur dengan jelas hak dan kewajiban penyelenggaraan pelayanan maupun penerima layanan

• Memiliki mekanisme penanganan pengaduan

• Meningkatkan sarana prasarana dan teknologi informasi untuk pelayanan publik

3. Peningkatan Manajemen Peradilan Umum • Peningakatan tertib administras perkara • Penyeragaman penyusunan berkas perkara

4. Peningkatan Fasilitas Sarana maupun Prasarana Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA :

(20)

• Tahun 2017 pengusulan Anti virus, Komputer desktop, printer, meubelair, AC Split, Rak Server, dan alat pengolah data dan komunikasi untuk pendukung Program SIPP berupa Laptop, Komputer Desktop, Printer, TV. LED, UPS, ATR dan E. SKUM • Tahun 2018 pengusulan Rehab Rumah Dinas dan Rehab Gedung

dan Bangunan sesuai Prototype beserta jaringan fasilitas pendukung seperti komputer, laptop, printer, server, audio visual ruang sidang, CCTV, Standing AC, Kursi kerja Hakim, Mesin Hitung, Electronik Copyboard, Mesin potong rumput, Tangga, Lemari Arsip Mekanik, meubelair maupun perlengkapan Audio Visual sentral maupun perlengkapan Teknologi Informasi.

• Tahun 2019 pengusulan Kendaraan Dinas maupun perlengkapan Teknologi Informasi serta pengusulan penambahan Rumah Dinas Hakim.

(21)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah tersedianya informasi mengenai komunitas lamun di Kepulauan Banda, diketahuinya sebaran spasial bulu babi di padang lamun

Hubungan antara Stres Kerja dengan Kelelahan Kerja yang Dikendalikan Umur dan Masa Kerja pada Perawat Rumah Sakit Swasta X di Kota Yogyakarta.. Universitas

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Tujuannya untuk memperoleh gambaran faktual mengenai model keterlibatan orangtua

Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika untuk mengetahui perubahan tahanan jenis lapisan batuan di bawah permukaan tanah dengan cara mengalirkan arus

Anak autis merupakan salah satu jenis anak berkebutuhan khusus dengan bentuk gangguan tumbuh kembang, berupa sekumpulan gejala akibat adanya kelainan syaraf-syaraf

Untuk variabel lingkungan kerja fisik, item-item disusun sendiri oleh Peneliti dan pada variabel semangat kerja, menggunakan item-item yang telah disusun oleh Azwar (2002).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum Terkait Rekrutmen Calon Legislatif Oleh Partai Politik di

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2020 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang