BAB VI
KEUANGAN DAN RENCANA PENINGKATAN PENDAPATAN
6.1 Petunjuk Umum
Tujuan pembangunan daerah tidak akan terwujud apabila tidak mendapat dukungan
anggaran yang memadai. Proses perencanaan pembangunan harus memiliki keterkaitan yang
erat dengan proses perencanaan penganggaran. Prakiraan kemampuan keuangan daerah –
yang diformulasikan dalam pagu indikatif anggaran – menjadi bagian yang sangat vital dalam
perencanaan pembangunan. Kondisi demikian akan mengoptimalkan pelaksanaan
pembangunan daerah dalam rangka mencapai visi, misi, dan tujuan pembangunan daerah.
Dalam penyusunan arah kebijakan keuangan daerah diperlukan suatu pendekatan yang
komprehensif dan strategis, baik dari sisi penerimaan maupun pengeluaran, sebab akan
sangat berdampak pada penciptaan kondisi makro ekonomi yang stabil dan berkelanjutan.
Sejalan dengan fungsi alokasi dan kondisi keterbatasan kemampuan keuangan daerah yang
ada, maka perlu diciptakan suatu sistem yang memungkinkan pemerintah daerah menjadi lebih
efisien, efektif dan akuntabel dalam merumuskan kebijakan keuangannya.
Kebijakan otonomi daerah telah memberikan keleluasaan kepada pemerintah daerah
untuk mengelola keuangan daerah. Pelimpahan kewenangan pengelolaan keuangan daerah
lebih dititikberatkan kepada kewenangan pengeluaran (expenditure assignment) dibandingkan
kewenangan penerimaan (revenue assignment) sehingga pemerintah daerah diharapkan dapat
mengalokasikan sumber-sumber keuangannya secara lebih terarah, hemat, dan tepat sasaran
sebagaimana mandat otonomi daerah.
Dalam rangka meningkatkan kemandirian daerah, sudah saatnya digali semua potensi
sumber daya dan modal dasar daerah yang dimiliki. Untuk itu perlu dilakukan identifikasi yang
maksimal atas potensi sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber daya buatan dan
sumber daya keuangan; untuk selanjutnya sumber daya tersebut dikembangkan menjadi
pendukung utama dari berbagai kegiatan yang akan menghasilkan nilai tambah yang berdaya
saing tinggi sehingga mampu mendukung kemandirian daerah. Dalam rangka mewujudkan
kemandirian daerah juga tidak lepas dari wewenang pemerintah pusat untuk sharing pendanaan
dalam program-program yang dilaksanakan daerah. Daerah perlu mengkaji aspek keuangan
Pembahasan mengenai aspek keuangan dalam penyusunan RIPJM pada dasarnya adalah
dalam rangka membuat taksiran dana yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan pembelanjaan
prasarana Kabupaten Banyumas, yang meliputi:
1. Pembelanjaan untuk pengoperasiaan dan pemeliharaan prasarana yang telah
terbangun
2. Pembelanjaan untuk rehabilitasi dan peningkatan prasarana yang telah ada;
3. Pembelanjaan untuk pembangunan prasarana baru.
Pembahasan aspek ekonomi dalam penyusunan RPIJM perlu memperhatikan hasil
total atau produktivitas dan keuntungan yang diperoleh dan penggunaan sumber daya
bagi masyarakat dan keuntungan ekonomis secara menyeluruh tanpa melihat siapa
yang menyediakan sumber dana tersebut dan siapa dalam masyarakat yang menerima
hasil adanya kegiatan.
Pembahasan aspek ekonomi dalam penyusunan RPIJM yang diperhatikan adalah hasil
total atau produktifitas atau keuntungan yang didapat dan semua sumber yang dipakai
dalam proyek untuk masyarakat atau perekonomian secara keseluruhan tanpa melihat siapa
yang menyediakan sumber tersebut dan siapa dalam masyarakat yang menerima hasil proyek
tersebut.
6.1.1 Komponen Keuangan
6.1.1.1 Komponen Penerimaan Pendapatan
Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan yang merupakan hak daerah dalam
satu tahun anggaran yang akan pendapatan daerah, dimana merupakan perkiraan yang
terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan. Sumber-sumber
pendapatan daerah meliputi pendapatan asli daerah (PAD), dana perimbangan, lain-lain
pendapatan daerah dan pinjaman daerah.
6.1.1.1.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan daerah yang dipungut berdasarkan
peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundangan. PAD bersumber dari :
a. Pajak Daerah, antara lain: Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Kendaraan di atas Air,
Pajak Balik Nama, Pajak Bahan Bakar, Pajak Pengambilan Air Tanah, Pajak Hotel,
Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Galian
Golongan C, Pajak Parkir, dan Pajak lain-lain. Pajak-pajak Daerah ini diatur oleh UU No.
34/2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Peraturan Pemerintah No. 65/2001
b. Retribusi Daerah, antara lain: Retribusi Pelayanan Kesehatan, Retribusi Pelayanan
Persampahan, Retribusi Biaya Cetak Kartu, Retribusi Pemakaman, Retribusi Parkir di
Tepi Jalan, Retribusi pasar, Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor, Retribusi
Pemadam Kebakaran, dan lain-lain. Retribusi ini diatur oleh UU No. 34/2000
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dan Peraturan Pemerintah No. 66/2001
tentang Retribusi Daerah.
c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, antara lain hasil deviden BUMD;
dan
d. Lain-lain pendapatan yang sah, antara lain : hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak
dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga, keuntungan selisih nilai tukar, komisi, potongan,
dan lain-lain yang sah.
Realisasi Pendapatan Asli Daerah 2003-2007 menunjukan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) meningkat dua kali lipat selama lima tahun terakhir. Peningkatan PAD terutama
disumbangkan oleh komponen retribusi dan bagian laba usaha daerah. Peningkatan
pendapatan asli daerah dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 6.1
Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Banyumas Tahun 2003-2007
No Komponen Tahun Anggaran
2003 2004 2005 2006 2007
1. Pajak daerah
12.880.000.000 14.710.000.000 17.300.000.000 16.830.000.000 18.890.000.000
2. Retribusi daerah
24.990.000 27.320.000.000 32.780.000.000 48.810.000.000 57.730.000.000
3. Bagian Laba Usaha Daerah
730.000.000 1.280.000.000.000 4.250.000.000 3.500.000.000 4.150.000.000
4. Lain-lain pendapatan asli daerah
6.450.000.000 7.910.000.000 9.440.000.000 16.350.000.000 15.510.000.000
Jumlah pendapatan asli daerah
45.050.000.000 51.220.000.000 63.770.000.000 85.500.000 96.390.000.000
6.1.1.1.2 Dana Perimbangan
Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dan Pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi. Dana Perimbangan terdiri atas :
a. Dana Bagi Hasil terbagi atas Bagi Hasil Pajak (BHP) dan Bagi Hasil Bukan Pajak
(BHBP) atau yang berasal dari hasil pengelolaan sumber daya alam. BHP antara lain:
Pajak Bumi Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB),
dan Pajak Penghasilan Badan maupun Pribadi; sedangkan BHBP atara lain :
kehutanan, pertambangan umum, perikanan, penambangan minyak bumi,
pertambangan gas bumi, dan pertambangan panas bumi.
b. Dana Alokasi Umum (DAU) dibagikan berdasarkan "Celah Fiskal" yaitu selisih antara
Kebutuhan Fiskal dan Kapasitas Fiskal ditambah Alokasi Dasar.
c. Dana Alokasi Khusus (DAK) yang diberikan untuk kegiatan khusus, misalnya: reboisasi, penambahan sarana pendidikan dan kesehatan, dan bencana alam.
Realisasi dana perimbangan di Kabupaten Banyumas pada tahun 2003-2007
menunjukan bahwa bagi hasil pajak dan DAU meningkat dua kali lipat selama lima tahun
terakhir. Dana alokasi khusus (DAK) perilakunya sukar diprediksi, meningkat drastis sejak
tahun 2003 tetapi juga menurun drastis sejak tahun 2007. Perubahan dana perimbangan di
Kabupaten Banyumas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 6.2
Perubahan Dana Perimbangan Kabupaten Banyumas Tahun 2003-2007
No Komponen Tahun Anggaran
2003 2004 2005 2006 2007
1. Bagi hasil pajak dan bukan pajak
25.900.000.000 36.080.000.000 36.050.000.000 42.270.000.000 51.080.000.000
2. Dana alokasi umum
381.940.000.000 374.870.000.000 404.110.000.000 603.890.000.000 654.150.000.000
3. Dana alokasi khusus
5.800.000.000 8.620.000.000 12.860.000.000 30.250.000.000 10.500.000.000
Jumlah Dana Perimbangan
413.640.000.000 419.570.000.000 453.020.000.000 676.410.000.000 715.730.000.000
6.1.1.1.3 Lain-Lain Pendapatan Daerah
Pendapatan daerah selain dari PAD dan Dana Perimbangan, juga didapatkan adanya
Pendapatan Lain-lain yang sah. Pendapatan tersebut menunjukan bagi hasil propinsi yang
meningkat dua setengah kali lipat selama lima tahun terakhir. Sedangkan dana transfer pusat
sukar diprediksikan yang terjadi pada tahun 2004, 2005 dan hanyalah merupakan penyesuaian
dari transisi kebijakan otonomi daerah. Perkembangan pendapatan tersebut dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 6.3
Realisasi Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah Tahun 2003-2007
No Komponen Tahun Anggaran
2003 2004 2005 2006 2007
1. Hibah Propinsi
0 0 0 0 9,58
2. Bagi hasil propinsi
19.280.000.000 24.470.000.000 28.050.000.000 39.950.000.000 47.690.000.000
3. Dana penyesuaian otonomi khusus
0 29.050.000.000 21.320.000.000 1.230.000.000 0
Jumlah
Pendapatan Lain-Lain Daerah
19.280.000.000 53.520.000.000 49.370.000.000 41.180.000.000 57.270.000.000
Sumber: Bappeda Kabupaten Banyumas Tahun 2008
6.1.2 Komponen Pengeluaran Belanja
Belanja daerah meliputi semua pengeluaran dari rekening kas umum daerah yang
mengurangi ekuitas dana, merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak
akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah. Belanja daerah dirinci menurut urusan
pemerintahan daerah, organisasi, program, kegiatan, kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek
belanja. Belanja daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah yang terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan
dan urusan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang dapat dilaksanakan
bersama antara pemerintah dan pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah yang
ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan. Selama lima tahun terakhir belanja daerah
belanja daerah meningkat hampir dua kali lipat. Sedangkan porsi belanja langsung cenderung
meningkat dari tahun ke tahun. Realisasi belanja daerah pada tahun 2003-2007 dapat dilihat
Tabel 6.4
Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Banyumas Tahun 2003-2007
No. Komponen Tahun Anggaran
2003 2004 2005 2006 2007
A. BELANJA TIDAK LANGSUNG
354.910.945.789 389.513.510.297 401.189.993.818 449.148.316.402 577.067.730.131
1. Belanja Pegawai
314.400.815.777 341.481.134.787 343.199.415.668 386.651.389.046 453.012.319.160 2. Belanja
Bunga
14.976.971.163 19.314.857.967 24.888.617.794 127.908.040 129.363.602 3. Belanja
Hibah
- - - - 16.770.329.000
4. Belanja Bantuan Sosial
- - - 58.918.745.839 62.769.885.163
5. Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan
23.715.099.079 23.732.643.690 30.340.829.982 27.240.000 40.743.512.114
6. Belanja Tak Terduga
1.818.059.770 4.984.873.853 2.761.130.374 3.423.033.477 3.642.321.092
B. BELANJA LANGSUNG
116.866.543.456 99.021.105.240 131.678.537.557 270.836.695.592 287.998.263.249 1. Belanja
Pegawai
16.974.098.062 17.955.387.372 18.509.249.655 36.737.576.844 43.042.842.617 2. Belanja
Barang dan Jasa
49.911.661.267 45.881.563.452 53.538.626.748 111.179.655.091 103.521.018.393
3. Belanja Modal
49.980.784.127 35.184.154.415 59.630.661.153 122.919.463.656 141.434.402.239
JUMLAH 471.777.489.245 488.534.615.537 532.868.531.375 719.985.011.994 865.065.993.381 Sumber: Bappeda Kabupaten Banyumas Tahun 2008
6.1.3 Komponen Pembiayaan
Pembiayaan daerah meliputi semua transaksi keuangan untuk menutup defisit atau
untuk memanfaatkan surplus, yang dirinci menurut urusan pemerintahan daerah, organisasi,
kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek pembiayaan. Pembiayaan daerah terdiri dari
penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan.
Pengelolaan pembiayaan daerah diarahkan pada kebutuhan percepatan
pembangunan dengan mempertimbangkan kekuatan APBD. Struktur pembiayaan daerah yang
terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan memungkinkan untuk terjadi
kinerja anggaran defisit atau surplus. Apabila performance budgeting memperlihatkan
terjadinya defisit anggaran, maka harus dikreasi jenis penerimaan daerah yang akan dijadikan
dirumuskan jenis pengeluaran daerah yang akan dijadikan pilihan untuk prioritas distribusi dan
alokasi surplus anggaran.
Selama 5 (lima) tahun terakhir pembiayaan daerah Kabupaten Banyumas cenderung
bersifat fluktuatif, terutama untuk kondisi tahun 2005 karena adanya pengeluaran pembiayaan
untuk pembayaran pokok utang sebesar Rp.38.459.069.756,-. Apabila dilihat dari pembiayaan
netto, pada tahun 2003 sebesar Rp.25.395.138.778,- dan meningkat menjadi
Rp.130.257.602.659,- Kondisi selengkapnya pembiayaan daerah Kabupaten Banyumas
selama tahun 2003-2007 tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 6.5
Realisasi Pembiayaan Daerah Kabupaten Banyumas 2003-2007 No. Sub Komponen
Pembiayaan
2003 2004 2005 2006 2007
A. PENERIMAAN PEMBIAYAAN
35.449.172.268 32.386.939.065 67.553.967.246 63.438.736.929 152.466.362.546 1. SiLPA Tahun
Anggaran sebelumnya
35.449.172.268 32.386.939.065 67.553.967.246 63.438.736.929 135.678.362.546
2. Pencairan dana cadangan
- - - - 10.000.000.000
3. Hasil penjualan kekayaan Daerah yang dipisahkan
- - -
4. Penerimaan pinjaman daerah
- - - - 3.653.000.000
B. PENGELUARAN PEMBIAYAAN
10.054.033.490 710.096.445 42.424.269.490 13.515.855.934 22.208.759.887 1. Pembentukan
dana cadangan
- - - 10.000.000.000 10.000.000.000
2. Penyertaan modal (Investasi) daerah
9.943.937.000 600.000.000 3.965.200.000 3.405.759.445 5.405.759.887
3. Pembayaran pokok utang
110.096.490 110.096.445 38.459.069.490 110.096.489 3.653.000.000 4. Pemberian
pinjaman daerah
- - - - 3.150.000.000
C. PEMBIAYAAN NETTO
25.395.138.778 31.676.842.620 25.129.697.756 49.922.880.995 130.257.602.659
D. SiLPA TAHUN BERKENAAN
Pembiayaan daerah Kabupaten Banyumas selama tahun 2003-2007 masih didominasi
oleh penerimaan pembiayaan rata-rata sebesar 79,8%, kemudian diikuti oleh pengeluaran
pembiayaan rata-rata sebesar 20,2%.
6.2 Profil Keuangan Kabupaten Banyumas 6.2.1 Keuangan Daerah
Profil keuangan daerah ini menjelaskan kondisi keuangan Kabupaten Banyumas
dalam penyusunan RPIJM yang bertujuan untuk membuat taksiran dana yang tersedia untuk
memenuhi kebutuhan investasi program PU/ Cipta Karya Kabupaten Banyumas. Kondisi
keuangan daerah selama 5 tahun untuk mengetahui kemampuan pendanaan RPIJM Bidang
Keciptakaryaan Kabupaten Banyumas.
Pengelolaan keuangan daerah diperlukan suatu pendekatan yang komprehensif dan
strategis, baik dari sisi penerimaan maupun pengeluaran, sebab akan sangat berdampak pada
penciptaan kondisi makro ekonomi yang stabil dan berkelanjutan. Sejalan dengan fungsi
alokasi dan kondisi keterbatasan kemampuan keuangan daerah yang ada, maka perlu
diciptakan suatu sistem yang memungkinkan pemerintah daerah menjadi lebih efisien, efektif
dan akuntabel dalam merumuskan kebijakan keuangannya.
Kebijakan otonomi daerah telah memberikan keleluasaan kepada Pemerintah Kabupaten
Banyumas untuk mengelola keuangan daerah. Pelimpahan kewenangan pengelolaan
keuangan daerah lebih dititikberatkan kepada kewenangan pengeluaran (expenditure
assignment) dibandingkan kewenangan penerimaan (revenue assignment) sehingga
pemerintah daerah diharapkan dapat mengalokasikan sumber-sumber keuangannya secara
lebih terarah, hemat, dan tepat sasaran sebagaimana mandat otonomi daerah.
Dalam rangka meningkatkan kemandirian Kabupaten Banyumas perlu meningkatkan
potensi sumber daya dan modal dasar daerah yang dimiliki. Untuk itu perlu dilakukan
identifikasi yang maksimal atas potensi sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber
daya buatan dan sumber daya keuangan; untuk selanjutnya sumber daya tersebut
dikembangkan menjadi pendukung utama dari berbagai kegiatan yang akan menghasilkan nilai
tambah yang berdaya saing tinggi sehingga mampu mendukung kemandirian daerah.
6.2.2 Keuangan Perusahaan Daerah
Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Banyumas merupakan perusahaan milik
bagi masyarakat Kabupaten Banyumas. Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Banyumas
tergolong perusahaan yang memberikan pelayanan dan jasa serta menyelenggarakan
kemanfaatan umum (public utility) dan meningkatkan pendapatan daerah. Kondisi keuangan
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Banyumas sebagai berikut:
Tabel 6.6
Kontribusi Bagian Laba Dan Pajak ABT PDAM Kabupaten Banyumas
No Uraian Tahun
2003 (Rupiah)
2004 (Rupiah)
2005 (Rupiah)
2006 (Rupiah)
2007 (Rupiah) 1. Laba
Bersih
1.586.860.987,37 1.905.523.525,96 1.843.951.150,13 3.174.534.116,19 3.316.909.029,82 2. Bagian
Laba Pemda
872.773.543,05 1.048.037.939,27 1.014.173.132,57 1.651.531.310,09 1.537.148.000,00
3. Pajak ABT
242.547.915,00 266.188.005,00 282.838.325,00 275.056.250,00 286.103.625,00 Jumlah 1.115.321.458,05 1.314.225.944,27 1.297.011.457,57 1.926.587.560,09 1.823.251.625,00 Sumber: PDAM Kabupaten Banyumas Tahun 2008
Gambar 6.1
Bagan Kontribusi Laba Rugi dan Pajak ABT PDAM Kabupaten Banyumas
0.00 500,000,000.00 1,000,000,000.00 1,500,000,000.00 2,000,000,000.00 2,500,000,000.00 3,000,000,000.00 3,500,000,000.00
2003 2004 2005 2006 2007
Bagan Kontribusi Laba Rugi dan Pajak ABT PDAM Kabupaten Banyumas
1 Laba Bersih 2 Bagian Laba Pemda 3 Pajak ABT
Tabel 6.7
Dana Pinjaman Jangka Panjang PDAM Kabupaten Banyumas No Pinjaman Jangka Waktu
Pinjaman
Pokok pinjaman Bunga Pinjaman Jumlah Pokok dan Bunga
Sisa Pinjaman
1. RDI 1985-1997 438.634.000 428.700.000 867.334.000 Lunas
Berdasarkan tabel di datas dapat diketahui bahwa perusahaan daerah air minum
(PDAM) Kabupaten Banyumas mampu mengembalikan dana-dana pinjaman yang digunakan
untuk pengembangan usaha dengan pengembalian lunas dan tepat pada waktunya dengan
tidak menyisakan adanya hutang. Perusahaan daerah air minum (PDAM) Kabupaten
Banyumas dapat diindikasikan perusahaan yang sehat.
6.3 Permasalahan dan Analisa Keuangan
6.3.1 Kondisi Keuangan Pemerintah Kabupaten Banyumas
6.3.2 Proyeksi Kemampuan Keuangan Kabupaten Banyumas 6.3.2.1 Proyeksi Penerimaan dan Belanja
Dalam waktu selama 5 (lima) tahun terakhir pendapatan daerah Kabupaten Banyumas
cenderung meningkat, dimana pendapatan daerah pada tahun 2003 sebesar
Rp.477.970.051.350,- dan terus meningkat setiap tahun menjadi sebesar
Rp.869.387.057.131,- pada tahun 2007. Kondisi selengkapnya pendapat daerah Kabupaten
Banyumas selama tahun 2003-2007 tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 6.8
Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Banyumas 2003-2007 No. Uraian Bidang
dan Pos
Penerimaan Pendapatan
TA 2003 TA 2004 TA 2005 TA 2006 TA 2007
A. PENDAPATAN ASLI DAERAH
45.045.836.800 51.224.307.534 63.767.247.698 85.499.779.470 96.386.444.659 1. Pajak Daerah 12.881.036.988 14.706.239.634 17.295.119.280 16.832.562.181 18.990.997.657 2. Retribusi
Daerah
24.987.978.890 27.324.455.305 32.781.833.512 48.807.891.600 57.734.035.290 3. Hasil
Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
726.207.000 1.284.181.000 4.250.396.230 3.504.757.059 4.152.405.385
4. Lain-lain PAD yang Sah
6.450.613.922 7.909.431.595 9.439.898.676 16.354.568.630 15.509.006.327
B. DANA PERIMBANGAN
413.641.921.820 419.566.816.418 453.022.840.710 676.406.556.626 715.730.127.218 1. Dana Bagi Hasil 25.899.988.820 36.079.824.418 36.048.840.710 42.269.556.626 51.078.834.051 2. Dana Alokasi
Umum
381.941.933.000 374.866.992.000 404.114.000.000 603.887.000.000 654.154.000.000 3. Dana Alokasi
Khusus
5.800.000.000 8.620.000.000 12.860.000.000 30.250.000.000 10.497.293.167
C. LAIN-LAIN PENDAPATAN
No. Uraian Bidang
19.282.292.730 24.472.825.260 28.053.816.198 39.946.669.035 47.690.485.254
3. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
- 29.048.744.000 21.321.000.000 1.231.829.494 -
JUMLAH 477.970.051.350 524.312.693.212 566.164.904.606 803.084.834.625 869.387.057.131 Sumber: Bappeda Kabupaten Banyumas Tahun 2008
Pendapatan daerah Kabupaten Banyumas selama tahun 2003-2007 masih didominasi
oleh dana perimbangan, yaitu rata-rata sebesar 82,6%; diikuti oleh pendapatan asli daerah
(PAD) rata-rata sebesar 10,6%, terakhir dari lain-lain pendapatan daerah yang sah rata-rata
sebesar 6,8%.
Berdasarkan peningkatan kemampuan pendanaan selama 5 (lima) tahun terakhir
maka pendapatan daerah Kabupaten Banyumas tahun 2008-2013 diperkirakan akan tampak
seperti dalam tabel berikut.
Tabel 6.9
Proyeksi Penerimaan Pendapatan Daerah Kabupaten Banyumas 2009-2013
No. Uraian Bidang dan Pos Penerimaan Pendapatan
TA 2009 TA 2010 TA 2011 TA 2012 TA 20013 A. PENDAPATAN ASLI
DAERAH 1. Pajak Daerah 21.879.688
.702 2. Retribusi Daerah 73.117.458
.557 3. Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
4. Lain-lain PAD yang Sah 21.757.472 .568
B. DANA PERIMBANGAN 880.080.11 2.960 2. Dana Alokasi Umum 793.170.44
1.800 3. Dana Alokasi Khusus 26.015.293
.167
0
Bagan Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
No. Uraian Bidang dan Pos Penerimaan Pendapatan
TA 2009 TA 2010 TA 2011 TA 2012 TA 20013 PENDAPATAN
DAERAH YANG SAH
.121 .552 .984 .416
1. Dana Bagi Hasil Pajak dan Bantuan dari Provinsi dan Pemda Lainnya
215.267 1.497.468.830.565 Sumber: Bappeda Kabupaten Banyumas Tahun 2008
Proyeksi penerimaan terkait dengan proyeksi pendapatan daerah Kabupaten
Banyumas pada tahun 2009-2013 menunjukan pendapatan daerah diperkirakan tumbuh
rata-rata sebesar 9,15% per tahun. Sedangkan rata-rata-rata-rata komposisi pendapatan daerah berasal dari
PAD sebesar 11,64%, Dana Perimbangan sebesar 81,93% dan Lain-Lain Pendapatan Daerah
6,43%. Kondisi yang dapat menjelaskan proyeksi penerimaan pendapatan Kabupaten
Banyumas dapat dijelaskan pada gambar berikut ini:
Gambar 6.2
Bagan Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Banyumas
Sedangkan proyeksi belanja daerah Kabupaten Banyumas pada tahun 2009-2013
menunjukan Kebijakan belanja daerah sampai dengan 2013 diperkirakan akan didominasi oleh
belanja tidak langsung. Belanja daerah Kabupaten Banyumas tahun 2008-2013 diproyeksikan
mengalami kenaikan rata-rata sebesar 9,2% dengan pertumbuhan rata-rata komponen Belanja
Tidak Langsung sebesar 7,4% sedangkan untuk Belanja Langsung sedikit lebih besar yaitu
mungkin untuk mengalami perubahan disesuaikan dengan perkembangan kondisi dan
kebijakan yang ada. Proyeksi belanja daerah Kabupaten Banyumas dapat dilihat dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 6.10
Proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Banyumas 2009-2013
No. URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013 1. Belanja Pegawai 496.706.31
9.298 3. Belanja Tak Terduga 4.160.556.
620
B. BELANJA LANGSUNG 386.911.84 0.994 1. Belanja Pegawai 55.011.702
.344 3. Belanja Modal 190.086.91
1.304 Sumber: Bappeda Kabupaten Banyumas Tahun 2008
Gambar 6.3
Bagan Proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
0
2009 2010 2011 2012 2013
Bagan Proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
6.3.2.2 Proyeksi PAD dan Dana Perimbangan
Proyeksi pendapatan asli daerah Kabupaten Banyumas pada tahun 2008-2013
menunjukan PAD diperkirakan tumbuh rata-rata 10,21% per tahun. Komponen utama PAD
adalah retribusi daerah (59,86%) terutama berasal dari retribusi kesehatan pada RSU
Banyumas. Rata-rata peran pajak daerah terhadap PAD adalah 16,90%, Lain-lain PAD 17,87%
dan hasil BUMD 5,38%. Proyeksi Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan Kabupaten
Banyumas pada tahun 2009-2013 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 6.11
Proyeksi PAD dan Dana Perimbangan Kabupaten Banyumas 2009-2013
No. Uraian Bidang dan Pos Penerimaan Pendapatan
TA 2009 TA 2010 TA 2011 TA 2012 TA 20013 A. PENDAPATAN ASLI
DAERAH 1. Pajak Daerah 21.879.688
.702 2. Retribusi Daerah 73.117.458
.557 3. Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
4. Lain-lain PAD yang Sah 21.757.472 .568
B. DANA PERIMBANGAN 880.080.11 2.960 2. Dana Alokasi Umum 793.170.44
1.800 3. Dana Alokasi Khusus 26.015.293
.167
215.267 1.497.468.830.565 Sumber: Bappeda Kabupaten Banyumas Tahun 2008
6.3.2.3 Proyeksi Public Saving
Proyeksi tabungan masyarakat (Public saving) dihitung berdasarkan proyeksi jumlah
penerimaan APBD dikurangi proyeksi jumlah belanja APBD pada tahun 2009-2013. Dana
public saving Kabupaten Banyumas selama tahun 2009-2013 diprediksikan akan mengalami
peningkatan berdasarkan dengan semakin berkembangnya usaha-usaha yang dapat
meningkatkan pendapatan daerah. Proyeksi Public Saving dapar diuraikan pada gambar
Tabel 6.12
Proyeksi Public Saving Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
No. Uraian Bidang dan Pos
Tahun Anggaran
2009 2010 2011 2012 2013
I PENDAPATAN
A. Pendapatan Asli Daerah 123.167.398.294 136.863.067.059 150.558.735.825 164.254.404.590 177.950.073.355 1 Pajak Daerah 21.879.688.702 23.314.313.091 24.748.937.479 26.183.561.868 27.618.186.256 2 Retribusi Daerah 73.117.458.557 81.815.013.467 90.512.568.376 99.210.123.286 107.907.678.195 3 Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
6.412.778.466 7.320.075.749 8.227.373.032 9.134.670.315 10.041.967.598
4 Lain-lain PAD yang Sah 21.757.472.568 24.413.664.753 27.069.856.937 29.726.049.122 32.382.241.306 B. Dana Perimbangan 880.080.112.960 966.181.728.060 1.052.283.343.160 1.138.384.958.261 1.224.486.573.361
1 Dana Bagi Hasil 60.894.377.993 66.549.120.260 72.203.862.527 77.858.604.794 83.513.347.061 2 Dana Alokasi Umum 793.170.441.800 870.514.856.000 947.859.270.200 1.025.203.684.400 1.102.548.098.600 3 Dana Alokasi Khusus 26.015.293.167 29.117.751.800 32.220.210.433 35.322.669.067 38.425.127.700 C. Lain-LainPendapatan
Yang Sah
69.578.858.121 75.942.189.552 82.305.520.984 88.668.852.416 95.032.183.847 1 Dana Bagi Hasil Pajak
dan Bantuan dari Provinsi dan Pemda Lainnya
60.805.309.224 68.034.332.106 75.263.354.989 82.492.377.871 89.721.400.753
Jumlah Pendapatan 1,072,826,369,375 1,178,986,984,672 1,285,147,599,970 1,391,308,215,267 1,497,468,830,565
II BELANJA
No. Uraian Bidang dan Pos
Tahun Anggaran
2009 2010 2011 2012 2013
2 Belanja Bagi Hasil dan
Bantuan Keuangan 27.852.433.925 28.887.576.163 29.922.718.401 30.957.860.639 31.993.002.877 3 Belanja Tak Terduga 4.160.556.620 4.369.224.847 4.577.893.074 4.786.561.300 4.995.229.527
B. Belanja Langsung 386.911.840.994 438.319.743.988 489.727.646.982 541.135.549.976 592.543.452.970 1 Belanja Pegawai 55.011.702.344 62.103.670.202 69.195.638.060 76.287.605.919 83.379.573.777 2 Belanja Barang dan Jasa 141.813.227.346 159.064.907.936 176.316.588.525 193.568.269.114 210.819.949.703 3 Belanja Modal 190.086.911.304 217.151.165.850 244.215.420.397 271.279.674.943 298.343.929.490 Jumlah Belanja 1,022,857,290,198 1,124,660,030,671 1,226,462,771,144 1,328,265,511,617 1,430,068,252,090 Public Savings 49,969,079,177 54,326,954,001 58,684,828,826 63,042,703,650 67,400,578,475 Sumber: Hasil Analisis dan Perhitungan Tahun 2008
Gambar 6.4
Proyeksi Public Savings Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
0 200,000,000,000 400,000,000,000 600,000,000,000 800,000,000,000 1,000,000,000,000 1,200,000,000,000 1,400,000,000,000 1,600,000,000,000
TA 2009 TA 2010 TA 2011 TA 2012 TA 20013 Bagan Proyeksi Public Savings Kabupaten Banyumas
Tahun 2009-2013
6.4 Analisa Tingkat Ketersediaan Dana 6.4.1 Analisa Kemampuan Keuangan Daerah
Tabel Proyeksi Pembiayaan Daerah Kabupaten Banyumas Tahun 2008-2013 (dalam milyar rupiah)
No Komponen Tahun
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1. Penerimaan Pembiayaan
91,40 103,32 115,23 127,15 139,06 150,97
2. Pengeluaran Pembiayaan
34,91 40,12 45,33 50,54 55,75 60,98
3. Pembiayaan netto 56,49 63,20 69,90 76,60 83,31 89,99 4. Silpa tahun
berkenaan
122,10 113,17 123,23 135,29 146,35 157,39
Sumber: Bappeda Kabupaten Banyumas Tahun 2008
6.4.2 Aspek Keuangan Perusahaan 6.5 Rencana Pembiayaan Program
Sumber-sumber pembiayaan berasal dari Pemerintah Kabupaten Banyumas APBD II,
Pemerintah Pusat melalui APBN, Bantuan Luar Negeri dan masyarakat. Untuk sektor air
minum, limbah dan sampah biasanya komponen yang lebih dominan dalam membiayai adalah
Pemerintah Kabupaten Banyumas, sedangkan pada penanggulangan bencana maupun
pembangunan drainase makro dominan ke pemerintah pusat.
Bantuan Luar Negeri maupun dana Pemerintah Pusat ke Pemerintah Kabupaten
Banyumas sifatnya stimulan dan pelengkap, namun pembangunan harus didasarkan kepada
kekuatannya sendiri. Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Banyumas merupakan
Community Based Development.
6.5.1 Rencana Pembiayaan
6.5.2 Pelaksanaan Pembiayaan RPIJM
6.6 Petunjuk Umum Rencana Peningkatan Pendapatan
Rencana tindak penguatan pendapatan adalah serangkaian kegiatan yang mencakup
kegiatan analisis sumber-sumber pendapatan daerah sebagai salah satu sumber
pendanaan infrastruktur di Kabupaten Banyumas. Kegiatan ini dilakukan dengan
mempertimbangkan faktor internal dan eksternal. Faktor-faktor internal merupakan faktor yang
berpengaruh dan berada di dalam kendali manajemen. Sedangkan faktor
eksternal merupakan faktor yang berpengaruh, namun berada di luar kendali manajemen.
Dimana faktor eksternal bersifat unccertainty.
Tujuan dan pengembangan Rencana Tindak Peningkatan Pendapatan daerah adalah
meningkatnya pendapatan, khususnya pendapatan Kabupaten Banyumas, dalam upaya
mencukupi kebutuhan pembiayaan program investasi pembangunan infrastruktur di
Kabupaten demak termasuk dalam mendanai operasi dan pemeliharaan infrastruktur yang
ada.
Peningkatan Pendapatan Pemerintah Kabupaten Banyumas dilakukan antara lain melalui
optimalisasi sumber pendapatan asli daerah (PAD) yang berasal dan retribusi dan pajak,
termasuk di dalamnya peningkatan fungsi dan peran kelembagaan yang terkait.
6.6.2 Peningkatan Kemampuan Pendanaan
Kemampuan pendanaan sangat diperlukan untuk kontinyuitas pembangunan di
Kabupaten Banyumas. Peningkatan kemampuan pendanaan Kabupaten Banyumas diarahkan
pada usaha optimalisasi potensi PAD dan penerimaan daerah lainnya. Pendapatan daerah
Kabupaten Banyumas tahun 2008-2013 diproyeksikan mengalami kenaikan rata-rata sebesar
9% dengan pertumbuhan rata-rata komponen PAD sebesar 11%, dana perimbangan sebesar
9%, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah sebesar 9%. Peningkatan kemampuan
pendanaan lebih mengoptimalkan PAD bersifat indikatif atau sementara sehingga masih
sangat mungkin untuk mengalami perubahan disesuaikan dengan perkembangan kondisi dan
kebijakan daerah.
Formulasi kebijakan dalam mendukung pengelolaan anggaran pendapatan daerah
diarahkan pada usaha optimalisasi potensi PAD dan penerimaan daerah lainnya. Pendapatan
Kabupaten Banyumas tahun 2008-2013 diproyeksikan mengalami kenaikan rata-rata sebesar
9% dengan pertumbuhan rata-rata komponen PAD sebesar 11%, dana perimbangan sebesar
9%, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah sebesar 9%. Proyeksi pendapatan daerah ini –
termasuk PAD – bersifat indikatif atau sementara sehingga masih sangat mungkin untuk
mengalami perubahan disesuaikan dengan perkembangan kondisi dan kebijakan yang ada.
Terdapat beberapa hal yang cukup penting terkait dengan prospek keuangan daerah ke depan
yang antara lain adalah:
a. Bahwa peranan sektor Pajak Daerah dan BUMD dalam memberikan sumbangan ke
PAD, tampaknya akan semakin penting. Oleh karena itu perlu terus melakukan
ekstensifikasi melalui perluasan basis pajak tanpa harus menambah beban kepada
masyarakat, melakukan intensifikasi melalui perbaikan kedalam dan senantiasa
b. Prioritas pembangunan daerah harus benar-benar fokus pada sektor-sektor yang
mampu menarik investasi guna mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dalam
upaya meningkatkan daya beli masyarakat, menekan ketimpangan pendapatan
masyarakat (menekan angka kemiskinan), dan tetap memperhatikan keseimbangan
dalam segala aspek kehidupan masyarakat.
Kebijakan pengembangan pendapatan daerah yang akan dilaksanakan selama 5 (lima) tahun
kedepan (2008-2013) diarahkan pada:
a. Pajak daerah. Kebijakan yang diformulasikan adalah: perluasan basis sasaran
pajak daerah (ekstensifikasi) dengan prinsip nondiskriminasi dan melindungi usaha
mikro, kecil, dan menengah (UMKM); perbaikan manajemen yang berbasis pada
profesionalisme SDM pemungut pajak, perbaikan/penyederhanaan sistem dan
prosedur tatalaksana pemungutan; peningkatan investasi melalui penciptaan iklim
usaha yang kondusif; optimalisasi pemanfaatan aset-aset daerah yang potensial;
penerapan sistem incentive and disincentive sesuai prinsip tata pemerintahan
yang baik; dan didukung oleh updating data potensi PAD.
b. Retribusi daerah. Kebijakan yang diformulasikan adalah: peningkatan kualitas
pelayanan publik yang terkait dengan penarikan retribusi daerah dan penegakan
aturan secara berkelanjutan sesuai prinsip tata pemerintahan yang baik.
c. Perusahaan daerah. Kebijakan yang diformulasikan adalah: peningkatan
efektivitas pengelolaan perusda berbasis profesionalitas sesuai prinsip tata
pengelolaan bisnis yang baik.
d. Dana perimbangan. Kebijakan yang diformulasikan adalah: peningkatan
koordinasi dan konsultasi yang intensif dengan Pemerintah Pusat dan Provinsi;
dan peningkatan pengelolaan dan pemanfaatan DAU, DAK, pendapatan Bagi
Hasil Pajak.
e. Aspek regulasi. Kebijakan yang diformulasiukan adalah: peningkatan implementasi
peraturan perundangan di bidang pendapatan daerah secara lebih optimal.
f. Aspek makro. Kebijakan yang diformulasikan adalah: penciptaan lingkungan
usaha yang kondusif bagi investasi; pemulihan ekonomi; kestabilan fiskal daerah
serta jalannya pemerintahan; dan peningkatan pendayagunaan potensi sumber
6.6.3 Peningkatan Kapasitas Pembiayaan
Untuk meningkatkan kapasitas pembiayaan untuk Bidang Keciptakaryaan,
Pemerintah Kabupaten Banyumas mencari alternatif sumber-sumber pembiayaan yang dapat
digunakan untuk menutup anggaran defisit. Alternatif sumber pembiayaan antara lain dari Sisa
Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Lalu (SiLPA) tahun sebelumnya, penerimaan dana
cadangan, penerimaan pinjaman dan obligasi, hasil penjualan kekayaan daerah yang