• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOCRPIJM 1505209413BAB 3 ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DOCRPIJM 1505209413BAB 3 ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 5 KETERPADUAN STRATEGI PEMBANGUNAN KOTA

BAB 3 ARAHAN KEBIJAKAN DAN

RENCANA STRATEGIS

(2)

3.1 Arahan Kebijakan Pembangunan Bidang Cipta Karya dan

Arahan Penataan Ruang

3.1.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

Kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Lampung Timur terdiri dari rencana struktur ruang, rencana pola ruang, penetapan kawasan strategis kabupaten dan indikasi program terkait pengembangan infrastruktur.

I. Rencana Struktur Ruang dan Pola Ruang

Kebijakan rencana struktur ruang Kabupaten Lampung Timur terdiri dari rencana pembagian Bagian Wilayah Kabupaten dan rencana pusat pelayanan, sedangkan rencana pola ruang Kabupaten Lampung Timur terdiri dari rencana kawasan budidaya dan rencana kawasan lindung. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3-1 Arahan RTRW Kabupaten Lampung Timur

No Arahan Struktur Ruang Arahan Pola Ruang

1 Pusat Pelayanan Kota

Hirarki internal di Kabupaten Lampung Timur dalam RTRW 2011-2031 di rencanakan terdiri dari :

1). Pusat Pelayanan Kabupaten, akan diarahkan, yaitu :

2). PPKJabung yang berfungsi sebagai pusat pengembangan

pertanian dan perkebunan, permukiman dan lindung;

3). PPKPurbolinggo yang berfungsi sebagai pusat pengembangan

perdagangan dan jasa pendukung kegiatan pertanian, pusat koleksi dan distribusi hasil pertanian, agrowisata dan sentra pembibitan padi;;

4). PPKMarga Tiga yang berfungsi sebagai pertanian lahan kering

pertambangan dan perkebunan;

5). PPK Pasir Sakti yang berfungsi sebagai pertanian, permukiman

dan pertambangan;

6). PPK Sekampung yang berfungsi sebagai pertanian lahan basah

dan permukiman;

7). PPK Raman Utara yang berfungsi sebagai pertanian lahan

basah, permukiman dan lindung;

8). PPK Melinting yang berfungsi sebagai pertanian, perkebunan permukiman, lindung, dan pariwisata;

9). PPK Gunung Pelindung yang berfungsi sebagai pertanian,

permukiman, pertambangan dan lindung;

10).PPK Marga Sekampung yang berfungsi sebagai pertanian,

perkebunan, permukiman, dan lindung;

11).PPK atanghari yang berfungsi sebagai pertanian dan

perkebunan, permukiman, dan lindung;

Luas rencana pola ruang kawasan lindung dan budi daya di Kabupaten Lampung Timur untuk kurun waktu 20 (dua puluh) tahun mendatang, adalah :

1. Kawasan Lindung, terdiri dari :

a) Hutan Lindung seluas

23.780,86Ha

b) Hutan Gambutseluas

11.068 Ha

c) Resapan air seluas 39.144 Ha

d) Sempadan Pantai seluas

5.588 Ha

e) sempadan sungai seluas

11.087 Ha

f) danau/waduk seluas 358 Ha

g) Hutan bakau seluas 3.203 Ha

h) Taman Nasional dan Taman

Nasional Laut seluas

125.621,30 Ha

2. Kawasan Budidaya, terdiri dari :

a) Hutan Produksi seluas 13.175

Ha

b) Pertaniantanaman pangan

(3)

No Arahan Struktur Ruang Arahan Pola Ruang

12).PPK Metro Kibang yang berfungsi sebagai permukiman, dan perkebunan campur;

13).PPK Batanghari Nuban yang berfungsi sebagai pertanian, dan

permukiman;

14).PPK Bumi Agung yang berfungsi sebagai pertanian, dan

permukiman;

15).PPK Labuhan Ratu yang berfungsi sebagai pertanian,

perkebunan, permukiman, pariwisata, agrowisata; dan

16).PPK Mataram Baru yang berfungsi sebagai pertanian,

permukiman, lindung, dan pariwisata.

Pusat Lingkungan, Kawasan ini direncanakan hanya akan melayani unit

lingkungan/ blok. Jenis kegiatan yang direncanakan di kawasan ini harus

mempertimbangkan kepentingan masyarakat pada blok yang

bersangkutan. Pusat lingkungan akan diarahkan di beberapa kecamatan yang sebagian besar fasilitasnya cenderung berskala kecil (lingkungan), yaitu :

1). PPL Waway Karya yang berfungsi sebagai pertanian,

peternakan, dan permukiman;

2). PPL Braja Selebah yang berfungsi sebagai peternakan,

pertanian, dan permukiman; dan

3). PPL Way Bungur yang berfungsi sebagai pertanian,

peternakan, dan permukiman.

c) Pertanian tanaman pangan

lahan kering seluas 189.430 Ha

d) Holtikultura seluas 2.225 Ha

e) Perkebunan seluas 40.599Ha

f) Perikanan

g) Pariwisata h) Industri

i) Pertambangan

j) Permukiman

k) Peruntukan lainnya

2 Rencana Pengembangan Infrastruktur Air Minum

Pengembangan sistem penyediaan air minum terkait langsung dengan target pencapaian MDGs

(Millenium Development Goals)Kabupaten Lampung Timur. Strategi

pencapaian peningkatan pelayanan sektor air minum dilakukan melalui penambahan cakupan pelayanan dengan cara:

1) peningkatan kualitas air tanah untuk mengoptimalkan produksi air

minum penduduk;

2) pengembangan sistem distribusi melalui pipa transmisi PDAM di Kecamatan Bandar Sribhawono, Kecamatan Way Jepara, Kecamatan Labuhan Ratu, Kecamatan Melinting, Kecamatan Jabung, Kecamatan Marga Sekampung, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kecamatan Pasir Sakti dan Kecamatan Sukadana.

3) rencana distribusi air minum di kawasan perkotaan akan

dikembangkan dengan sistem perpipaan.

Air Limbah

4) pengelolaan limbah buangan rumah tangga dengan sistem saluran

tertutup pada kawasan perkotaa;

5) pengembangan pengelolaan limbah dengan sistem saluran terbuka

pada kawasan permukiman perdesaan;

6) mengarahkan program pemanfaatan septic tank di kawasan

permukiman;

7) penyediaan sarana pendukung, yaitu penyediaan truk tinja untuk membantu masyarakat mengatasi masalah limbah rumah tangga;

Ketentuan Perauran Zonasi :

1. Ruang Terbuka Hijau

a) Tidak diijinkan atau

membiarkan adanya daerah gundul atau terbuka serta menutup areal yang gundul

dengan pepohonan atau

rumput-rumputan/ semak

belukar.

b) Dilarang melakukan

penebangan pohon di

kawasan ini tanpa seijin instansi atau pejabat yang berwenang.

c) Melakukan penguatan

dengan menggunakan

tanaman keras terhadap

tebing-tebing yang lebih

tinggi dari 3 meter dengan kemiringan lebih besar dari 20 %.

d) Kegiatan perkotaan yang

dapat diijinkan di kawasan ruang hijau kota ini hanya berupa kegiatan rekreasidan olahraga alam.

e) Tidak diperkankan melakukan

(4)

No Arahan Struktur Ruang Arahan Pola Ruang

dan

8) membangun Instalasi Pengolahan Limbah Tinja masyarakat di

Kecamatan Bandar Sribhawono.

9) pengadaan instalasi pengolahan limbah untuk B3 pada kegiatan industri;

10)peningkatan akses pengolahan sistem air limbah baik sistem on site maupun off site (terpusat) di perkotaan maupun di perdesaan untuk memperbaiki kesehatan masyarakat;

11)peningkatan peran serta masyarakat dan dunia usaha/swasta

dalam penyelenggaraan pengembangan sistem pengelolaan air limbah;

12)penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas bagi aparat

pengelola air limbah; dan

13)pengembangan alternatif sumber pembiayaan

Persampahan

14)penyusunan rencana induk pengelolaan persampahan kabupaten;

15)pengembangan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di Kecamatan

Way Jepara dan Kecamatan Sukadana dengan system pengurugan berlapis bersih (sanitary landfill);

16)rencana pengembangan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di

Kecamatan Sekampung Udik dan Kecamatan Melinting;

17)tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) di 15 Kecamatan

meliputi Kecamatan Sekampung Udik; Bandar Sribhawono; Sekampung; Pekalongan; Melinting; Jabung; Batanghari; Way Bungur; Gunung Pelindung; Mataram Baru; Batanghari Nuban; Raman Utara; Labuhan Maringgai; Braja Selebah; danLabuhan Ratu.

18)pengembangan sarana pengangkutan sampah dengan

penambahan dump truck, arm roll truck, transfer depo, dan gerobak sampah.

19)Menerapkanpengelolaansampahdenganpendekatankonsep4R.

Drainase

1) rencana pembangunan prasarana drainase dilakukan dengan

menggunakan sistem drainase terbuka;

2) rencana pembangunan prasarana drainase mengikuti jaringan

jalan yang ada;

3) rencana pembangunan prasarana drainase lebih diutamakan pada

kecamatan yang mempunyai fungsi sebagai pusat pemerintahan, pusat pelayanan jasa perkantoran, pusat permukiman kota, pusat pendidikan, dan pusat pengembangan permukiman desa.

4) normalisasi sungai dan jaringan irigasi; dan

5) mengoptimalkan daya resap air kedalam tanah untuk mengurangi

beban saluran drainase dengan penghijauan dan kewajiban pembuatan sumur resapan pada kawasan-kawasan tertentu.

kegiatan budidaya, seperti

mall, perkantoran,

perumahan dan lainnya.

f) Kegiatan sektor informal

diperkenankan denganmenyesuaikan

perencanaan yang telah

ditetapkan pemerintah.

2. Persampahan :

a) Menerapkan pola 3R (Reuse,

Reduce, Recycle) dalam

pengelolaan persampahan

untuk mencapai zero Waste

b) Mengendalikan dampak

akibat bau,lalat,tikus dan

serangga lainya

c) Memperhitungkan dampak

kesehatan terhadap

lingkungan sekitar

d) Berada pada lokasi yang

aman terhadap kegiatan lain dengan memperhatikan jarak bebas dan jarak aman

3. Kawasan Minapolitan

a) Dapat dibangun hunian,

fasilitas sosial dan ekonomi secara terbatas & sesuai kebutuhan.

b) Kawasan budidaya perikanan

tidak diperkenankan

berdekatan dengan kawasan yang bersifat polutif.

c) Dalam kawasan perikanan

masih diperkenankan adanya kegiatan lain yang bersifat

mendukung kegiatan

perikanan dan pembangunan sistem jaringan prasarana

sesuai ketentuan yang

berlaku.

d) Dalam kawasan perikanan

masih diperkenankan

dilakukan kegiatan wisata

alam secara terbatas,

penelitian dan pendidikan.

e) Pengembangan kawasan

minapolitan tidak

diperkenankan mengganggu atau merusak fungsi lindung.

4. Kawasan Perumahan

(5)

No Arahan Struktur Ruang Arahan Pola Ruang

hunian yang sehat, nyaman, selamat, aman dan asri yang

didukung oleh prasarana,

sarana, dan utilitas minimum.

b) Tidak mengganggu fungsi

kawasan lindung serta

memperhatikan aspek

kelestarian dan

keseimbangan lingkungan.

c) Khusus untuk perumahan

pembangunan sarana

komersial diperbolehkan

maksimum 10% dari jumlah rumah.

d) Pembangunan perumahan

baru dengan konsep

intensifikasi (vertikal) atau rumah susun / apartemen

dengan fungsi kegiatan

perumahan permukiman baik pada lahan belum terbangun maupun sudah terbangun

dan terpadu dengan

lingkungan sekitarnya.

e) Pengembangan perumahan

yang sudah ada dan

permukiman kota ditekankan pada peningkatan kualitas lingkungan, dan pembenahan

prasarana dan sarana

perumahan.

f) Penataan dan penanganan

permukiman kumuh

dilakukan dengan

pembangunan rumah susun sederhana sehat baik dengan sistem sewa ataupun milik

yang dilakukan secara

terpadu dengan lingkungan sekitarnya.

g) Pembangunan perumahan

dan permukiman lama

dilakukan secara terpadu baik fisik maupun sosial ekonomi masyarakat melalui program

revitalisasi, rehabilitasi,

renovasi, rekonstruksi, atau preservasi.

(6)

II. Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten

Kawasan strategis adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten terhadap ekonomi, sosial budaya dan lingkungan. Dalam rangka mengembangkan,melestarikan,melindungi atau mengkoordinasikan keterpaduan pembangunan. Kawasan Strategis merupakan kawasan yang diprioritaskan/diperhatikan pertumbuhan dan pembangunannya. Kebijakan penatapan kawasan strategis Kabupaten Lampung Timur dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3-2 Identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) berdasarkan RTRW

No Kawasan Strategis Sudut Kepentingan Lokasi

1 Kawasan strategis berdasarkan RTRW

Nasional:

Taman Nasional Way Kambas dan sekitarnya.

Kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup dan ekonomi

Kabupaten Lampung Timur

2 Kawasan strategis berdasarkan RTRW

Provinsi Lampung 2009 – 2029:

Kecamatan Sukadana sebagai PKWp Ekonomi Kecamatan Sukadana

3 Kawasan strategis berdasarkan RTRW

Kabupaten:

1) Kawasan Gunung Balak

2) Jalur hijau dan kawasan hutan

mangrove.

3) Kawasan hutan kota

Daya dukung lingkungan hidup

1) Kecamatan Marga Sekampung,

Sekampung Udik, Bandar

Sribhawono, Melinting, Way

Jepara dan Jabung

2) Kecamatan Labuhan Maringgai

dan Pasir Sakti

3) Kecamatan Sukadana

3 1) minapolitan

2) pembibitan dan agrobisnis

3) industri terpadu

4) perdagangan, jasa dan

agroindustri

Ekonomi 1) Kecamatan Labuhan Maringgai

dan Pasir Sakti

2) Kecamatan Pekalongan

3) Kecamatan Bandar Sribhawono

4) Sekampung Udik

4 Taman Purbakala Pugung Raharjo Sosial Budaya Sekampung Udik

5 1) pos keamanan laut

2) markas polisi air dan udara

3) Kodim

pertahanan dan keamanan

Kecamatan Labuhan Maringgai dan Sukadana

Sumber : RTRW Kabupaten Lampung Timur Tahun 2011-2031

III. Indikasi Program Pengembangan

(7)

Kabupaten melalui penyusunan dan pelaksanaan programpenataan/pengembangan Kabupaten beserta pembiayaannya, dalam suatu indikasiprogram utama jangka menengah lima tahunan kabupaten yang berisi rencanaprogram utama, sumber pendanaan, instansi pelaksana, dan waktupelaksanaan.

Tabel 3-3 Identifikasi Indikasi Program RTRW Kabupaten terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

No Usulan Program Utama Lokasi

Merupakan KSK (ya/tidak)

Sumber

Pendanaan Instansi Pelaksana

1 Air Minum :

1). Pengembangan

pelayanan air minum melalui pengembangan kapasitas dan jaringan terutama di Kota-kota PKWp dan PKL

2). Pengadaan sistem

penyediaan air minum regional

tidak APBD Kabupaten Dinas PU Kabupaten

2 Air Limbah :

1) Penyusunan Masterplan

Pengelolaan Limbah Perkotaan

Kawasan Perkotaan dan Kawasan Industri

tidak APBD Kabupaten Dinas PU Kabupaten

2) Pembangunan IPAL/IPLT

kawasan Industri terpadu

Bandar Sribawono Ya APBN/APBD

Kabupaten

Dinas PU Provinsi

3 Persampahan :

1) Penyusunan Masterplan

Pengelolaan

2) Pemerataan jumlah TPS Kecamatan Sekampung

Udik,

Sribawono;Sekampung, Pekalongan, Melinting, Jabung, Batanghari, Way Bungur, Gunung Pelindung, Mataram Baru, Batanghari Nuban, Raman Utara, Labuhan Maringgai, Braja Selebah, dan Labuhan Ratu.

tidak APBD Kabupaten Dinas Kebersihan

3) Studi kelayakan

penentuan lokasi TPA baru

Kabupaten Lampung Timur/Zona layak TPA

tidak APBD Dinas Kebersihan

4) Pembangunan TPA baru Kecamatan Sekampung

Udik dan Kecamatan Melinting

tidak APBD

Kabupaten/APBN

Dinas PU

(8)

No Usulan Program Utama Lokasi

Merupakan KSK (ya/tidak)

Sumber

Pendanaan Instansi Pelaksana

5) Pemanfaatan TPA Kecamatan Way Jepara

dan Kecamatan

1) Penyusunan Rencana RTH

Sukadana, Way Jepara, Labuhan Maringgai, Pekalongan, Sekampung Udik, Bandar Sribhawono

Ya APBD Kabupaten Dinas PU

2) Penyusunan Rencana RTH

skala kawasan

Jabung, Purbolinggo, Marga Tiga, Pasir Sakti, Sekampung, Raman Nuban, Bumi Agung, Labuan Ratu, Mataram Baru, Waway Karya, Braja Selebah, Way Bungur.

tidak APBD Kabupaten Dinas PU

5 Permukiman :

1) Pengembangan kawasan

pemukiman berkepadatan tinggi

Sukadana, Way Jepara, Labuhan Maringgai

Ya APBD Kabupaten Dinas PU dan Bappeda

Kabupaten

2) pengembangan kawasan

pemukiman berkepadatan Sedang

Pekalongan, sekampung Udik, Bandar Sribhawono

Ya APBD Kabupaten Dinas PU dan Bappeda

Kabupaten

3) pengembangan kawasan

pemukiman berkepadatan Rendah

Jabung, Purbolinggo, Marga Tiga, Pasir Sakti

Ya APBD Kabupaten Dinas PU dan Bappeda

Kabupaten

4) Pengembangan

Permukiman Pedesaan

Menyebar di seluruh Kabupaten Lampung Timur

tidak APBD Kabupaten Dinas PU dan Bappeda

Kabupaten

5) pemetakan zona

permukiman eksisiting dan kawasan siap bangun;

Sukadana, Way Jepara, Labuhan Maringgai Pekalongan, sekampung Udik, Bandar Sribhawono

Ya APBD Kabupaten Dinas PU dan Bappeda

Kabupaten

6) identifikasi kelengkapan

dan cakupan layanan fasilitas dan utilitas utama pada masing-masing blok;

Sukadana, Way Jepara, Labuhan Maringgai Pekalongan, sekampung Udik, Bandar Sribhawono

Ya APBD Kabupaten Dinas PU dan Bappeda

Kabupaten

7) peningkatan penyehatan

lingkungan permukiman;

Sukadana, Way Jepara, Labuhan Maringgai Pekalongan, sekampung Udik, Bandar Sribhawono

Ya APBD Kabupaten Dinas PU, Bappeda, LH

Kabupaten

8) pengembangan prasarana

dan sarana di kawasan

Sukadana, Way Jepara, Labuhan Maringgai

(9)

No Usulan Program Utama Lokasi

Merupakan KSK (ya/tidak)

Sumber

Pendanaan Instansi Pelaksana

perkotaan; Pekalongan,

sekampung Udik, Bandar Sribhawono

9) menyediakan fasilitas dan

utilitas perkotaan yang proporsional dan efektif terhadap kemampuan pelayanan, tingkat kebutuhan dan tingkat pelayanan kota serta sesuai dengan rencana pengembangannya;

Sukadana, Way Jepara, Labuhan Maringgai Pekalongan, sekampung Udik, Bandar Sribhawono

Ya APBD Kabupaten Dinas PU Kabupaten

10) meningkatkan

Sukadana, Way Jepara, Labuhan Maringgai APBD Kabupaten Pekalongan, sekampung Udik, Bandar Sribhawono

Ya APBD Kabupaten Dinas PU Kabupaten

11) menetapkan 30 (tiga

puluh) persen dari kawasan perkotaan sebagai RTH

Sukadana, Way Jepara, Labuhan Maringgai Pekalongan, sekampung Udik, Bandar Sribhawono

Ya APBD Kabupaten Dinas PU Kabupaten

12) relokasi kelompok

permukiman perdesaan dalam kawasan lindung;

Menyebar di seluruh Kabupaten Lampung Timur

tidak APBD Kabupaten Dinas PU Kabupaten

13) identifikasi kebutuhan perumahan dan penyediaan perumahan perdesaan melalui bantuan pemerintah dan pembangunan

perumahan swadaya;

Menyebar di seluruh Kabupaten Lampung Timur

tidak APBD Kabupaten Dinas PU Kabupaten

14) klasifikasi kelompok permukiman yang berada pada kawasan budi daya yang mempunyai akses tinggi, sedang dan rendah;

Menyebar di seluruh Kabupaten Lampung Timur

tidak APBD Kabupaten Dinas PU Kabupaten

15) identifikasi kelengkapan prasarana dan sarana permukiman pada

Sukadana, Way Jepara, Labuhan Maringgai Pekalongan, sekampung Udik, Bandar Sribhawono

Ya APBD Kabupaten Dinas PU Kabupaten

16) penyediaan prasarana

dan sarana permukiman skala perdesaan dengan memperhatikan prinsip pemerataan, pengentasan

Menyebar di seluruh Kabupaten Lampung Timur

(10)

No Usulan Program Utama Lokasi

Merupakan KSK (ya/tidak)

Sumber

Pendanaan Instansi Pelaksana

kemiskinan, peningkatan kualitas hidup, efesiensi dan efektivitas.

Sumber : RTRW Kabupaten Lampung Timur Tahun 2011-2031

3.1.2 Rencana Pembangunan Daerah Jangka Menengah

Daerah

3.1.2.1 Visi dan Misi

Visi pembangunan yang telah disusun merupakan kondisi akhir daerah yang dikehendaki oleh seluruh stakeholders sampai tahun 2015. Oleh karenanya penting sekali menjadikan visi Kabupaten Lampung Timur menjadi visi bersama (shared vision). Berdasarkan potensi wilayah, tantangan yang dihadapi sampai tahun 2015, serta mengacu pada Visi Provinsi Lampung 2011 -2025 dan Visi Nasional Tahun 2011-2025; maka Visi Kabupaten Lampung Timur 2011-2015 adalah:

“TERWUJUDNYA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR SEBAGAI DAERAH AGRIBISNIS YANG DIDUKUNG OLEH MASYARAKAT YANG MAJU, MANDIRI, SEJAHTERA, DAN DEMOKRATIS”.

Misi pembangunan sebagai penjabaran dari upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi pembangunan Kabupaten Lampung Timur dirumuskan sebagai berikut:

1) Meningkatkan kualitas hidup masyarakat

2) Membangun struktur perekonomian yang kokoh dengan berbasis keunggulan kompetitif

3) Mendorong berkembangnya industri melalui optimasi potensi lokal, dengan mewujudkan iklim investasi yang kondusif berkesinambungan

4) Meningkatkan tatakelola pemerintahan yang baik dan bersih

(11)

6) Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana wilayah yang mendukung pertumbuhan ekonomi daerah, sesuai dengan daya dukung lingkungan dan tata ruang daerah menuju pembangunan berkelanjutan.

Dalam upaya mewujudkan Visi dan Misi Kabupaten Lampung Timur 2011-2015 dimana merupakan Tahapan Kedua Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Lampung Timur 2006-2026, maka strategi dan arah kebijakan Pembangunan Daerah Kabupaten Lampung Timurtahun 2011-2015 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3-4 Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Arah Kebijakan RPJMD Kabupaten Lampung Timur

Visi : TERWUJUDNYA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR SEBAGAI DAERAH AGRARIS YANG DIDUKUNG OLEH MASYARAKAT YANG MAJU, MANDIRI, SEJAHTERA, DAN DEMOKRATIS

Misi 1 : Meningkatkan kualitas hidup masyarakat

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

1. Peningkatan aksesibilitas dan kualitas pendidikan

1. Meningkatnya rata-rata lama sekolah penduduk berusia 15 tahun ke atas dan menurunnya angka buta aksara penduduk berusia 15 tahun ke atas

Pengembangan sekolah murah

1. Subsidi satuan pendidikan sampai dengan pendidikan menengah

2. Fasilitasi kegiatan PKBM, lembaga pendidikan ketrampilan, dan pendidikan anak usia dini 3. Fasilitasi pendidikan nonformal

2. Meningkatnya Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK) pada tiap jenjang pendidikan

Pengembangan kualitas layanan pendidikan

1. Pengembangan manajemen berbasis sekolah (MBS) 2. Peningkatan kualitas dan kualitas tenaga pendidik

dan kependidikan

3. Fasilitasi siswa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi

2. Peningkatan aksesibilitas kesehatan yang berkualitas

1. Meningkatnya angka harapan hidup masyarakat

1. Peningkatan akses dan cakupan serta mutu pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau bagi masyarakat

1. Peningkatan kualitas layanan puskesmas dan rumah sakit

2. Rintisan jaminan kesehatan seluruh masyarakat

(Universal Coverage).

2. Pengurangan resiko terjadinya penyakit dan peningkatan layanan balita & lansia

1. Pengembangan paradigma hidup sehat, 2. Fasilitasi dan pemberdayaan gizi masyarakat; 3. Pengembangan posyandu anak balita;

4. Pengembangan pelayanan kesehatan lansia;

2. Meningkatnya infrastruktur dan manajemen kesehatan dasar bagi masyarakat

1. Peningkatan dan pemerataan infrastruktur dan manajemen kesehatan

1. Menyediakan sarana prasarana dan sumber daya untuk meningkatkan kapasitas dan aksesbilitas kesehatan;

2. Fasilitasi pengawasan obat dan makanan untuk meningkatkan keselamatan masyarakat 3. Mengembangkan sistem penataan peraturan

perundang-undangan 2. Promosi pelayanan dan

pendidikan kesehatan masyarakat

1. Pengembangan upaya kesehatan promotif 2. Fasilitasi standarisasi pelayanan kesehatan

3. Peningkatan kualitas dan kuantitas KB & kependudukan

Meningkatnya kualitas keluarga berencana & kependudukan

1. Pengembangan dan peningkatan penyediaan pelayanan Keluarga Berencana

1. Fasilitasi pelayanan keselamatan ibu melahirkan dan anak

(12)

3. Fasilitasi promosi kesehatan melalui kelompok kegiatan di masyarakat

4. Peningkatan tenaga pendamping kelompok bina keluarga

5. Fasilitasi pengembangan model operasional BKP-Posyandu-Padu

6. Penguatan jejaring operasional lini lapangan yang berbasis masyarakat

7. Fasilitasi dan pengembangan kesadaran masyarakat; 2. Peningkatan menejemen

administrasi kependudukan

1. Fasilitasi sarana prasana Sistem lnformasi Administrasi Kependudukan (SIAK);

2. Peningkatan penataan peraturan perundang-undangan administrasi kependudukan. 4. Peningkatan

Kualitas Tenaga Kerja

Meningkatnya kesempatan kerja dan perlindungan tenaga kerja

Peningkatan perluasan kesempatan kerja dan perlindungan tenaga kerja

1. Fasilitasi pengembangan calon tenaga kerja yang berkualitas dan produksif

2. Fasilitasi penyelesaian perselisihan hubungan industrial dan penguatan lembaga/serikat perburuhan.

5. Peningkatan kualitas pemuda dan olahraga

Meningkatnya kualitas pemuda dan kuantitas sarana dan prasarana masyarakat

1. Peningkatan kualitas kegiatan kepemudaan

1. Fasilitasi penguatan kelembagaan dan kegiatan kepemudaan;

2. Fasilitasi peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda 2. Peningkatan kualitas

dan kuantitas sarana dan prasarana olahraga

Fasilitasi pengembangan sarana dan prasarana olahraga berstandar nasional dan internasional (sport centre).

3. Pemasyarakatan olahraga

Fasilitasi pengembangan olahraga masyarakat;

4. Pembinaan atlit dan pelaku olahraga

Penguatan organisasi dan manajemen pengelolaan olahraga;

6. Peningkatan kualitas hidup masyarakat desa

Meningkatnya fasilitas dan kualitas hidup masyarakat desa

Peningkatan kualitas hidup dan partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan

1. Fasilitasi peningkatan keberdayaan masyarakat perdesaan

2. Pengembangan lembaga ekonomi perdesaan 3. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam

pembangunan desa

4. Pemberdayaan perempuan pedesaan

5. Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan desa 6. Pengendalian administrasi kegiatan pembangunan

7. Peningkatan tatatertib administrasi dan kinerja pemerintah daerah

8. Peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur

Visi : TERWUJUDNYA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR SEBAGAI DAERAH AGRARIS YANG DIDUKUNG OLEH

MASYARAKAT YANG MAJU, MANDIRI, SEJAHTERA, DAN DEMOKRATIS

Misi 2 : Membangun struktur perekonomian yang kokoh dengan berbasis keunggulan kompetitif

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

1. Penguatan

1. Peningkatan kualitas

dan kuantitas produk pertanian tanaman pangan, hortikultura

1. Pengembangan produk pertanian tanaman

pangan dan hortikultura unggulan;

2. Pengembangan dan penerapan teknologi

pertanian;

3. Pengembangan sarana prasarana pengolahan

hasil pertanian/agroindustri;

(13)

infrastuktur yang memadai

pangan dan hortikultura unggulan;

2. Peningkatan kualitas

dan kuantitas produk perkebunan & kehutanan

1. Pengembangan produksi perkebunan dan

kehutanan unggulan;

2. Pengembangan dan penerapan teknologi

perkebunan dan kehutanan;

3. Pengembangan pemasaran produk perkebunan

dan kehutanan;

4. Pengembangan sarana prasarana pengolahan

hasil perkebunan dan kehutanan;

3. Penguatan pertanian

dan hutan lestari

1. Fasilitasi rehabilitasi hutan lestari;

2. Pemanfaatan potensi sumberdaya kehutanan

dan kinservasi lingkungan;

3. Pembinaan, perlindungan dan konservasi

sumberdaya hutan;

4. Perencanaan dan pengembangan hutan;

4. Pemberdayaan petani

miskin

1. Pengembangan konservasi sumberdaya alam

hayati dan ekosistemnya

2. Pengembangan kapasitas kelembagaan petani;

2. Meningkatnya

pertumbuhan ekonomi sektor perikanan & kelautan

1. Pemberdayaan

ekonomi masyarakat pesisir

1. Penguatan kapasitas kelembagaan kelompok

masyarakat pesisir

2. Peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam

pengawasan & pengendalian sumberdaya kelautan

2. Peningkatan produksi

& pemasaran hasil kelautan dan perikanan

1. Peningkatan sarana dan penegakan hukum

dalam pemberdayaan sumberdaya laut;

2. Pengembangan bibit lkan unggul dan kolam

rakyat;

3. Pengembangan kapasitas kelembagaan

kelompok, fasilitasi pembinaan perikanan tangkap;

4. Pengembangan kawasan budidaya laut air

payau dan tawar

5. Fasilitasi sarana dan prasarana pengolahan/

pemasaran hasil olahan ikan

3. Meningkatnya

pertumbuhan ekonomi sektor Peternakan

Peningkatan produksi hasil peternakan

1. Penguatan kapasitas kelembagaan kelompok

peternak

2. Peningkatan pencegahan dan penanggulangan

penyakit ternak

3. Pengembangan bibit ternak unggul;

4. Fasilitasi sarana dan prasarana pengolahan/

pemasaran, pengendalian mutu hasil olahan

5. Peningkatan fasilitas pemasaran hasil produksi

peternakan

4. Meningkatnya kapasitas

Pelaksana Penyuluhan, Pertanian, Perikanan,

Penguatan kelembagaan Pelaksana Penyuluhan, Pertanian, Perikanan,

1. Fasilitasi peningkatan kesejahteraan petani

(14)

dan Kehutanan. dan Kehutanan. 3. Peninkatan penguasaan teknologi

4. Pemberdayaan kelembagaan

5. Peningkatan pemenfaatan potensi sumberdaya

hutan

6. Peningkatan kapasitas budidaya perikanan

2. Penguatan

perekonomian daerah yang berdaya saing tinggi didukung oleh Koperasi & UKM

1. Meningkatnya

pertumbuhan & kualitas Koperasi

1. Pengembangan

kelembagaan koperasi

Penerapan manajemen modern pada koperasi;

2. Pengembangan akses

pelayanan dan sumber pendanaan Koperasi dan UMKM

1. Fasilitasi permodalan koperasidan UMKM;

2. Peningkatan akses permodalan masyarakat

miskin

3. Pengembangan

kualitas SDM koperasi

Pengembangan SDM Kader dan Pengurus Koperasi

2. Meningkatnya tingkat

pencapaian swasembada bahan pokok pangan

Pengembangan

ketahanan, kemandirian, mutu dan keamanan pangan

Peningkatan ketahanan pangan petanian/ perkebunan

Meningkatnya jumlah dan lama tinggal kunjungan pariwisata

1. Pengembangan

jaringan kerjasama promosi pariwisata

Fasilitasi forum kerjasama dan komunikasi pemasaran pariwisata;

2. Pengembangan

kualitas obyek dan event-event pariwisata

Peningkatan kualitas dan kuantitas destinasi pariwisata; perdagangan dan daya saing ekonomi lokal

Pengembangan pola perpasaran tradisional dan modern

1. Revitalisasi pasar-pasar tradisional;

2. Peningkatan efisiensi perdagangan dalam

negeri;

3. Penataan PKL secara humanis dan beradab

serta peningkatan keamanan dan ketertiban pasar

4. Fasilitasi pengembangan data dan informasi

5. Penguatan

1. Fasilitasi pembinaan dan pengawasan bidang

pertambangan

2. Peningkatan penataan pemahaman

perundang-undangan di bidang pertambangan

Visi : TERWUJUDNYA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR SEBAGAI DAERAH AGRARIS YANG DIDUKUNG OLEH

MASYARAKAT YANG MAJU, MANDIRI, SEJAHTERA, DAN DEMOKRATIS

Misi 3 : Mendorong berkembangnya industri melalui optimasi potensi lokal dengan mewujudkan iklim investasi yang

kondusif berkesinambungan

(15)

1. Peningkatan iklim investasi yang kondusif berkesinambung an

1. Berkembangnya ekspor

komoditas non migas melalui kerjasama investasi

1. Pengembangan

ekspor komoditas non migas

1. Perluasan cakupan kerjasama perdagangan

2. Pengembangan iklim investasi yang kondusif

dari segi permodalan, infrastruktur, kelembagaan

3. Pengembangan pranata investasi

4. Pengembangan pranata pelayanan perizinan

investasi

2. Pengembangan

kerjasama investasi yang strategis

1. Fasilitasi kerjasama optimalisasi aset daerah

2. Pengembangan promosi dan kerjasama

investasi daerah

3. Peningkatan kerjasama dalam penyusunan

rencana program tahunan;

2. Berkembangnya dunia usaha dan investasi

1. Peningkatan cakupan perlindungan konsumen

dan pengamanan perdagangan

2. Peningkatan kualitas SDM dalam masyarakat

sekitar perusahaan

3. Pengembangan sistem rantai pasok antara

perusahaan dengan UKM dan masyarakat

2. Peningkatan unggulan yang kondusif berkesinambungan

1. Pengembangan

produk agroindustri unggulan

1. Pengembangan potensi agroindustri berbahan

baku lokal;

2. Peningkatan kualitas dan kuantitas produksi

berbasis teknologi.

2. Penataan pertanahan

untuk mendukung iklim investasi

3. Peningkatan penataan penguasaan, pemilikan,

penggunaan dan pemanfaatan tanah

4. Percepatan penyelesaian konflik-konflik

pertanahan

Visi : TERWUJUDNYA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR SEBAGAI DAERAH AGRARIS YANG DIDUKUNG OLEH

MASYARAKAT YANG MAJU, MANDIRI, SEJAHTERA, DAN DEMOKRATIS

Misi 4 : Meningkatkan Tatakelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

1. Pengembangan

tata

pemerintahan yang baik dan bersih

Meningkatnya layanan dan kualitas kebijakan

pemerintah daerah

Peningkatan kualitas kebijakan pemerintah daerah

1. Fasilitasi dan penguatan pelayanan kebijakan

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

2. Fasilitasi peningkatan kerjasama antar pemerintah daerah

3. Fasilitasi penataan peraturan

perundang-undangan

4. Peningkatan pengendalian administrasi

kegiatan pembangunan

5. Fasilitasi pengaturan jasa konstruksi

6. Fasilitasi pengembangan data dan informasi

(16)

pembangunan

8. Penguatan kelembagaan dan ketatalaksanaan

9. Pengembangan budaya kerja aparatur yang

profesional yang bebas KKN;

10.Peningkatan pelayanan publik;

2. Pengembangan

tata

pemerintahan yang demokratis dan aman

1. Berkembangnya infra

dan suprastruktur politik

1. Pengembangan infra

dan supra struktur politik

1. Fasilitasi peran dan fungsi lembaga legislatif;

2. Penguatan pendidikan politik masyarakat;

3. Penguatan dan penataan peraturan

perundang-undangan

2. Pengembangan

jaringan dan sistem informasi manajeman teknologi informatika

1. Pengembangan pelayanan publik berbasis

digital government service;

2. Pengembangan komunikasi , informasi dan

media massa

3. Pengembangan sistem informasi manajemen

pemerintahan yang terintegrasi.

4. Pengembangan SDM bidang komunikasi dan

informasi;

5. Pengembangan Lembaga Swadaya Masyarakat

(LSM) mandiri dan kontributif

2. Meningkatnya rasa cinta

tanah air dan wawasan kebangsaan

Penanaman rasa cinta tanah air dan wawasan kebangsaan

1. Fasilitasi pendidikan politik dan wawasan kebangsaan

2. Fasilitasi penguatan kemitraan pengembangan

wawasan kebangsaan

3. Berkembangnya situasi

dan kondisi daerah yang tertib dan aman

Pengembangan situasi dan kondisi daerah yang tertib dan aman

1. Peningkatan peran serta masyarakat dalam

menjaga keamanan dan kenyamanan lingkungan

2. Peningkatan kantranstibmas dan pencegahan

tindak kriminal

3. Fasilitasi keamanan dan ketertiban berbasis masyarakat

3. Pengembangan

tata

pemerintahan yang tertib dan akuntabel

Meningkatnya kapasitas

kelembagaan perencana, menejemen aset, keuangan dan kepegawaian

1. Penguatan kapasitas

kelembagaan perencana

Fasilitasi proses perencanaan taktis strategis

bidang pemerintahan, sosial budaya, ekonomi dan perencanaan pengembangan wilayah dan

infrastruktur.

2. Peningkatan

manajemen asset daerah

Peningkatan dan pengembangan sistem pengelolaan aset daerah

3. Peningkatan

manajemen keuangan daerah

Peningkatan dan pembinaan pengelolaan keuangan daerah

4. Peningkatan

manajemen pengelolaan kepegawaian

1. Pengembangan SDM kepegawaian terpadu;

2. Pengembangan Jabatan Fungsional

(17)

pengawasan internal

2. Peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa

dan aparatur pengawasan

4. Pengembangan

tata

pemerintahan berbasis IT

Tertatanya data dan informasi berbasis IT

Pengembangan data dan informasi

1. Pengembangan data dan informasi terintegrasi.

2. Peningkatan sarana dan prasarana kearsipan;

3. Perluasan cakupan penyelamatan dan

pelestarian dokumen/arsip daerah

4. Fasilitasi manajemen pengelolaan arsip menuju

pengelolaan berbasis lT

5. Peningkatan

Peningkatan partisipasi masyarakat dalam

pengamanan lingkungan dan asset negara/daerah;

Visi : TERWUJUDNYA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR SEBAGAI DAERAH AGRARIS YANG DIDUKUNG OLEH

MASYARAKAT YANG MAJU, MANDIRI, SEJAHTERA, DAN DEMOKRATIS

Misi 5 : Meningkatkan tata kehidupan sosial masyarakat yang agamis, berbudaya dan demokratis

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

1. Meningkatkan rehabilitasi PMKS, Anak Jalanan, Anak Terlantar dan Anak berkebutuhan khusus

1. Penguatan

kelembagaan kesejahteraan sosial

1. Penguatan kelembagaan kesejahteraan sosial

2. Peningkatan

penanganan pelayanan dan rehabilitasi PMKS, Anak Jalanan, Anak Terlantar dan Anak berkebutuhan khusus

2. Fasilitasi pengembangan penanganan,

pelayanan dan rehabilitasi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS);

3. Fasilitasi pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial anak terlantar, anak jalanan dan anak berkebutuhan khusus;

4. Fasilitasi dan bantuan para penyandang cacat

dan trauma;

5. Peningkatan kesadaran masyarakat eks

penyandang penyakit sosial (eks narapidana, PSK, Narkoba dan masalah sosial lainnya);

6. Penguatan peran serta masyarakat dan

lembaga peduli permasalahan (PMKS) dan masalah sosial lainnya.

2. Terlindunginya hak-hak

perempuan dan anak dalam kebijakan pembangunan

Perlindungan gender dan perlindungan anak, dengan kebijakan pembangunan

1. Penguatan kelembagaan perlindungan gender

dan anak;

2. Advokasi dan fasilitasi perlindungan Gender

bagi perempuan;

3. Fasilitasi peningkatan peran serta dan

kesetaraan gender dalam pembangunan;

2. Meningkatkan

1. Pencegahan dini bencana kebakaran;

2. Pengembangan manajemen bencana alam

(18)

3. Meningkatkan tata kehidupan harmonis dan kondusif yang peduli terhadap

penyebaran narkotika, serta obat-obatan terlarang

1. Peningkatan kecintaan

terhadap seni dan budaya lokal

Peningkatan kecintaan terhadap seni dan budaya lokal

1. Fasilitasi pengelolaan kekayaan budaya

kebudayaan lokal;

2. Pengembangan sarana dan prasarana

pengelolaan keragaman budaya;

2. Menurunnya

1. Fasilitasi & Sosialisasi penanggulangan narkoba, PMS termasuk HIV/AIDS

2. Fasilitasi peningkatan peran serta kepemudaan

3. Terciptanya kehidupan

masyarakat yang harmonis dan kondusif

Penciptaan kehidupan masyarakat yang harmonis dan kondusif

Pengembangan sikap toleransi inter dan antar pemeluk agama/ kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Visi : TERWUJUDNYA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR SEBAGAI DAERAH AGRARIS YANG DIDUKUNG OLEH

MASYARAKAT YANG MAJU, MANDIRI, SEJAHTERA, DAN DEMOKRATIS

Misi 6 : Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana wilayah yang mendukung pertumbuhan ekonomi daerah,

sesuai dengan daya dukukng lingkungan dan tata ruang daerah menuju pembangunan berkelanjutan

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

1. Percepatan

pembangunan infrastruktur

Peningkatan kapasitas dan kualitas sarana dan

prasarana wilayah dan sistem transportasi yang terintegrasi

1. Peningkatan kapasitas

dan kualitas jalan dan jembatan

1. Fasilitasi analisis kelayakan sarana dan prasarana wilayah

2. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan

prasarana wilayah

2. Pengadaan

rambu-rambu lalu lintas dan informasi fasilitas transportasi yang terintegrasi

1. Pengadaan rambu-rambu lalu lintas yang

informatif;

2. Pengendalian kelayakan angkutan;

3. Peningkatan sistem pengendalian dan

pengamanan lalu lintas

3. Pengembangan moda

transportasi masal yang aman, nyaman serta tepat waktu dan terjangkau

1. Fasilitasi dan bantuan pengembangan kelayakan

dan kenyamanan angkutan massal;

2. Penyediaan sarana prasarana perhubungan dan

informasi fasilitas transportasi yang terintegrasi.

2. Perbaikan

Peningkatan pengelolaan sampah di TPA yang berkelanjutan;

2. Pengendalian jumlah

ruang terbuka hijau di publik area dan private area

2. Pengendalian jumlah

ruang terbuka hijau di publik area dan private area

1. Penyusunan pranata kebijakan Ruang Tata Hijau

(RTH) secara konsisten;

2. Peningkatan peran masyarakat dalam

peningkatan kualitas Ruang Tata Hijau (RTH);

3. Peningkatan

manfaat listrik dan air bersih bagi

masyarakat

1. Tersedianya

sumber-sumber air baku

Optimalisasi sumber-sumber air baku

Fasilitasi pengembangan sumber-sumber air baku yang baru;

2. Meningkatnya cakupan

layanan listrik di perdesaan

Peningkatan cakupan layanan listrik di perdesaan

(19)

4. Pengembangan kawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah

Tersedianya panduan tata ruang yang memadai

Pengendalian tata ruang berdasar pada panduan tata ruang

1. Penyusunan Rencana Tata Ruang, Detail Tata

Ruang serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL);

2. Kajian pengembangan wilayah transmigrasi

5. Pengendalian

kerusahakan lingkungan akibat

pembangunan

1. Terkendalinya

kerusahakan lingkungan akibat pembangunan

Pencegahan dan pengendalian dampak kerusahakan lingkungan

1. Pengendalian polusi dan pencemaran

lingkungan;

2. Peningkatan pengawasan dan penertiban

kegiatan rakyat yang berpotensi merusak lingkungan;

3. Penyusunan pranata pengendalian dampak

kerusakan lingkungan;

4. Pengendalian reklamasi pantai

5. Monitoring dan pengendalian pencemaran dan

perusakan lingkungan hidup

6. Perluasan cakupan perlindungan dan konservasi

sumber daya alam

7. Fasilitasi kajian rehabilitasi dan pemulihan cadangan sumberdaya alam

2. Berfungsinya sistem

jaringan drainase dan pengendalian banjir

Peningkatan penanganan sistem jaringan drainase dan pengendalian banjir

Normalisasi saluran drainase yang ada;

6. Perbaikan

perumahan tidak layak huni

Peremajaan perumahan tidak layak huni

Fasilitasi dan bantuan pemugaran rumah tidak layak huni bagi warga miskin;

2. Meningkatnya

Pengembangan manajemen pengelola TPU milik pemerintah daerah

Sumber : RTRW Kabupaten Lampung Timur, 2011 – 2031

3.1.2.2 Strategi dan Arah Kebijakan

A. Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Lampung Timur

Untuk mencapai tujuan yang akan dicapai, maka dirumuskan 4 (empat) kebijakan yang akan dilaksanakan, yaitu:

1. peningkatan perkembangan ekonomi yang berbasis sektor pertanian, perikanan, pariwisata, industri dan jasa;

(20)

3. perwujudan pembangunan yang merata dalam rangka mengurangi kesenjangan antar wilayah;

4. perwujudan sistem jaringan prasarana seluruh wilayah kabupaten; dan

5. perwujudan kawasan yang dapat menjamin keamanan serta pertahanan yang terintegrasi.

B. Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Lampung Timur

Dengan kebijakan tersebut, diharapkan wilayah Kabupaten Lampung Timur tumbuh menjadi wilayah yang berdaya saing atas potensi yang dimilikinya. Penjabaran strategi yang didasarkan pada kebijakan yang telah ditetapkan di atas antara lain:

1. Strategi untuk peningkatan perkembangan ekonomi yang berbasis sektor pertanian, perikanan, pariwisata, industri dan jasa, terdiri atas:

mempertahankan dan meningkatkan produktivitas pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan sebagai sektor basis perekonomian wilayah Kabupaten Lampung Timur;

mengoptimalkan produksi pertanian yang berbasis agribisinis;

mengembangkan produksi perikanan tangkap dan budidaya yang terintegrasi dengan kawasan minapolitan;

mengembangkan pariwisata yang berbasis pada obyek wisata alam dan budaya;

mengembangkan kawasan industri terpadu dengan memaksimalkan potensi sumber daya yang ada serta mendorong tumbuhnya kegiatan agroindustri; dan

mengembangkan simpul dan pusat-pusat distribusi barang dan jasa dengan mengoptimalkan prasarana wilayah yang ada.

2. Strategi untuk perwujudan pembangunan yang berkelanjutan serta memelihara kelestarian lingkungan hidup, terdiri atas:

mencapai luas kawasan lindung sebesar 30% dari luas DAS Sekampung dan Seputih yang ada di Kabupaten Lampung Timur;

(21)

kawasan perlindungan setempat, memberi perlindungan terhadap keanekaragaman flora dan fauna dan ekosistemnya, serta melindungi kawasan yang rawan bencana alam;

mengendalikan pemanfaatan ruang pada kawasan lindung agar sesuai dengan fungsi lindung yang telah ditetapkan dalam mengupayakan tercapainya kelestarian dan keseimbangan lingkungan dengan tetap mempertimbangkan kebutuhan pembangunan;

merencanakan pemantapan kawasan lindung dilakukan dengan melibatkan masyarakat agar berperan aktif dalam pengawasan dan pengendalian kawasan lindung;

mengendalikan pencemaran serta pembatasan aktivitas pertambangan pada kawasan pesisir; dan

menjaga kelestarian biota laut dan mengendalikan fungsi lindung kawasan pantai timur.

3. Strategi untuk perwujudan pembangunan yang merata dalam rangka mengurangi kesenjangan antar wilayah terdiri atas:

mengembangkan pusat-pusat kegiatan untuk mewujudkan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan perkembangan antar wilayah;

menciptakan sistem pelayanan umum sosial dan ekonomi yang dapat melayani kebutuhan masyarakat;

mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar dapat kompetitif dan lebih efektif dalam pengembangan wilayah di sekitarnya; dan

mendorong perkembangan kawasan agar lebih mampu mempercepat pertumbuhan ekomoni wilayah terutama dalam membuka daerah yang terisolir dan mencukupi kebutuhan wilayah yang bertetangga.

4. Strategi untuk perwujudan sistem jaringan prasarana seluruh wilayah kabupaten terdiri atas:

(22)

rangka mendukung pertumbuhan pusat-pusat kegiatan dan wilayah strategis di wilayah Kabupaten Lampung Timur;

mengembangkan sistem irigasai yang menjamin tersediannya air sepanjang tahun, terutama untuk mengairi pertanian lahan basah;

mengembangkan kawasan permukiman yang memiliki askesibilitas dan pelayanan infrastruktur yang memadai;

menyediakan sistem jaringan infrastruktur yang terintegrasi satu dengan yang lain khususnya moda laut dan moda darat dalam satu sistem yang sinergis dengan tingkat kelayakan dan jaminan keselamatan berdasarkan standar yang berlaku; dan

mengoptimalkan fungsi prasarana lainnya berupa sistem energi, sistem jaringan telekomunikasi, sistem jaringan sumber daya air, dan sistem pengelolaan lingkungan hingga ke seluruh wilayah Kabupaten.

5. Strategi untuk perwujudan kawasan yang dapat menjamin keamanan serta pertahanan yang terintegrasi ;

menciptakan sistem keamanan yang didukung oleh satuan kepolisian dengan membangun markas komando satuan kepolisian;

meningkatkan sistem keamanan perairan dan pulau pulau kecil;

menjadikan kawasan laut sebagai bagian dari kawasan pertahanan; dan mengintegrasikan sistem keamanan hingga ke pelosok kecamatan.

3.1.3 Indikator Kinerja Pembangunan Infrastruktur

Indikator kinerja daerah sebagai alat ukur tercapainya kinerja kebijakan dan program bidang infrastruktur adalah :

1. Meningkatnya jumlah jalan yang kondsisinya mantap (baik); 2. Bertambahnya panjang jalan kota dan jalan lingkungan; 3. Tertatanya daerah bantaran sungai;

4. Berkurangnya sedimentasi sungai dan drainase; 5. Tertatanya kawasan permukiman kumuh;

(23)

7. Tersedianya instalasi penanganan air limbahn yang bersifat komunal; 8. Berkurangnya titik banjir;

9. Berkurangnya titik kemacetan;

10. Bertambahnya fasilitas lalu lintas dan angkutan massal; 11. Meningkatnya kualitas pelayanan pariwisata

12. Meningkatnya sarana dan prasarana wisata;

13. Berkurangnya bangunan yang melanggar peruntukan ruang; 14. Meningkatnya keindahan dan kenyamanan kota;

3.1.4 Arahan Peraturan Daerah tentang Bagunan Gedung

3.1.4.1 Ketentuan Fungsi Bangunan Gedung

Fungsi bangunan gedung meliputi fungsi hunian, keagamaan, usaha, sosial dan budaya, serta fungsi khusus. Bangunan gedung fungsi hunian meliputi bangunan untuk rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret, rumah susun, dan rumah tinggal sementara. Bangunan gedung fungsi keagamaan meliputi masjid, gereja, pura, wihara, dan kelenteng. Bangunan gedung fungsi usaha meliputi bangunan gedung untuk perkantoran, perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal, dan penyimpanan. Bangunan gedung fungsi sosial dan budaya meliputi bangunan gedung untuk pendidikan, kebudayaan, pelayanan kesehatan, laboratorium, dan pelayanan umum. Bangunan gedung fungsi khusus meliputi bangunan gedung untuk reaktor nuklir, instalasi pertahanan dan keamanan, dan bangunan sejenis yang diputuskan oleh menteri. Satu bangunan gedung dapat memiliki lebih dari satu fungsi.

(24)

3.1.4.2 Persyaratan Bangunan Gedung

A. Bangunan Gedung

Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif dan persyaratan teknis sesuai dengan fungsi bangunan gedung. Persyaratan administratif bangunan gedung meliputi persyaratan status hak atas tanah, status kepemilikan bangunan gedung, dan izin mendirikan bangunan.

Persyaratan teknis bangunan gedung meliputi persyaratan tata bangunan dan persyaratan keandalan bangunan gedung. Penggunaan ruang di atas dan/atau di bawah tanah dan/atau air untuk bangunan gedung harus memiliki izin penggunaan sesuai ketentuan yang berlaku.

Persyaratan administratif dan teknis untuk bangunan gedung adat, bangunan gedung semi permanen, bangunan gedung darurat, dan bangunan gedung yang dibangun pada daerah lokasi bencana ditetapkan oleh Pemerintah Daerah sesuai kondisi sosial dan budaya setempat.

B. Persyaratan Administratif Bangunan Gedung

Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif yang meliputi: 1. status hak atas tanah, dan/atau izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah, 2. status kepemilikan bangunan gedung, dan

3. izin mendirikan bangunan gedung, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

C. Persyaratan Tata Bangunan

Persyaratan tata bangunan meliputi persyaratan peruntukan dan intensitas bangunan gedung, arsitektur bangunan gedung, dan persyaratan pengendalian dampak lingkungan. Persyaratan tata bangunan ditetapkan lebih lanjut dalam rencana tata bangunan dan lingkungan oleh Pemerintah Daerah.

(25)

Persyaratan tata bangunan dan lingkungan bangunan gedung meliputi ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi dalam pembangunan bangunan gedung dari segi tata bangunan dan lingkungannya, meliputi persyaratan peruntukan dan intensitas bangunan gedung, arsitektur bangunan gedung, dan persyaratan pengendalian dampak lingkungan sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan/atau Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kabupaten/Kota atau Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung Kabupaten/Kota, yaitu:

a. Peruntukan lokasi

Setiap bangunan gedung negara harus diselenggarakan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam RTRW Kabupaten/Kota dan/atau RTBL yang bebersangkutan. b. Koefisien dasar bangunan (KDB)

Ketentuan besarnya koefisien dasar bangunan mengikuti ketentuan yang diatur dalam peraturan daerah setempat tentang bangunan gedung untuk lokasi yang bersangkutan.

c. Koefisien dasar bangunan (KDB)

Ketentuan besarnya koefisien dasar bangunan mengikuti ketentuan yang diatur dalam peraturan daerah setempat tentang bangunan gedung untuk lokasi yang bersangkutan.

d. Koefisien lantai bangunan (KLB)

Ketentuan besarnya koefisien lantai bangunan mengikuti ketentuan yang diatur dalam peraturan daerah setempat tentang bangunan gedung untuk lokasi yang bersangkutan.

e. Ketinggian bangunan

Ketinggian bangunan gedung negara, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan daerah setempat tentang ketinggian maksimum bangunan pada lokasi, maksimum adalah 8 lantai.

f. Ketinggian langit-langit

(26)

g. Jarak antar blok/massa bangunan

Sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan daerah setempat tentang bangunan gedung, maka jarak antar blok/massa bangunan harus mempertimbangkan hal-hal seperti:

 Keselamatan terhadap bahaya kebakaran; Pedoman Teknis Pembangunan BGN

 Kesehatan termasuk sirkulasi udara dan pencahayaan;

 Kenyamanan;

 Keselarasan dan keseimbangan dengan lingkungan. h. Koefisien daerah hijau (KDH)

Perbandingan antara luas area hijau dengan luas persil bangunan gedung negara, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan daerah setempat tentang bangunan gedung, harus diperhitungkan dengan mempertimbangkan

 daerah resapan air;

 ruang terbuka hijau kabupaten/kota.

Untuk bangunan gedung yang mempunyai KDB kurang dari 40%, harus mempunyai KDH minimum sebesar 15%.

i. Garis sempadan bangunan

Ketentuan besarnya garis sempadan, baik garis sempadan bangunan maupun garis sempadan pagar harus mengikuti ketentuan yang diatur dalam RTBL, peraturan daerah tentang bangunan gedung, atau peraturan daerah tentang garis sempadan bangunan untuk lokasi yang bersangkutan.

j. Wujud arsitektur

Wujud arsitektur bangunan gedung negara harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

 mencerminkan fungsi sebagai bangunan gedung negara;

 seimbang, serasi, dan selaras dengan lingkungannya;

 indah namun tidak berlebihan;

 efisien dalam penggunaan sumber daya baik dalam pemanfaatan maupun dalam pemeliharaannya;

(27)

 mempertimbangkan kaidah pelestarian bangunan baik dari segi sejarah maupun langgam arsitekturnya.

k. Kelengkapan Sarana dan Prasarana Bangunan

Bangunan gedung negara harus dilengkapi dengan prasarana dan sarana bangunan yang memadai, dengan biaya pembangunannya diperhitungkan sebagai pekerjaan non-standar. Prasarana dan sarana bangunan yang harus ada pada bangunan gedung negara, seperti:

 Sarana parkir kendaraan;

 Sarana untuk penyandang cacat dan lansia;

 Sarana penyediaan air minum;

 Sarana drainase, limbah, dan sampah;

 Sarana ruang terbuka hijau;

 Sarana hidran kebakaran halaman;

 Sarana pencahayaan halaman;

 Sarana jalan masuk dan keluar;

 Penyediaan fasilitas ruang ibadah, ruang ganti, ruang bayi/ibu, toilet, dan fasilitas komunikasi dan informasi.

l. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), serta Asuransi

 Setiap pembangunan bangunan gedung negara harus memenuhi persyaratan K3 sesuai yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: Kep.174/MEN/1986 dan 104/KPTS/ 1986 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Tempat Satuan Kerja Konstruksi, dan atau peraturan penggantinya;

 Ketentuan asuransi pembangunan bangunan gedung negara sesuai dengan peraturan perundang -undangan.

D. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas Bangunan Gedung

(28)

memberikan informasi secara terbuka tentang persyaratan peruntukan dan intensitas bangunan gedung bagi masyarakat yang memerlukannya.

Persyaratan peruntukan lokasi dilaksanakan berdasarkan ketentuan tentang tata ruang. Bangunan gedung yang dibangun di atas, dan/atau di bawah tanah, air, dan/atau prasarana dan sarana umum tidak boleh mengganggu keseimbangan lingkungan, fungsi lindung kawasan, dan/atau fungsi prasarana dan sarana umum yang bersangkutan.

Ketentuan mengenai pembangunan bangunan gedung diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Persyaratan kepadatan dan ketinggian bangunan meliputi koefisien dasar bangunan, koefisien lantai bangunan, dan ketinggian bangunan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan untuk lokasi yang bersangkutan. Persyaratan jumlah lantai maksimum bangunan gedung atau bagian bangunan gedung yang dibangun di bawah permukaan tanah harus mempertimbangkan keamanan, kesehatan, dan daya dukung lingkungan yang dipersyaratkan.

Bangunan gedung tidak boleh melebihi ketentuan maksimum kepadatan dan ketinggian yang ditetapkan pada lokasi yang bersangkutan. Ketentuan mengenai tata cara perhitungan dan penetapan kepadatan dan ketinggian diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Persyaratan jarak bebas bangunan gedung meliputi:

a. garis sempadan bangunan gedung dengan as jalan, tepi sungai, tepi pantai, jalan kereta api, dan/atau jaringan tegangan tinggi;

b. jarak antara bangunan gedung dengan batas-batas persil, dan jarak antara as jalan dan pagar halaman yang diizinkan pada lokasi yang bersangkutan.

Persyaratan jarak bebas bangunan gedung atau bagian bangunan gedung yang dibangun di bawah permukaan tanah harus mempertimbangkan batas-batas lokasi, keamanan, dan tidak mengganggu fungsi utilitas kota, serta pelaksanaan pembangunannya.

(29)

E. Persyaratan Arsitektur Bangunan Gedung

Persyaratan arsitektur bangunan gedung meliputi persyaratan penampilan bangunan gedung, tata ruang dalam, keseimbangan, keserasian, dan keselarasan bangunan gedung dengan lingkungannya, serta pertimbangan adanya keseimbangan antara nilai-nilai sosial budaya setempat terhadap penerapan berbagai perkembangan arsitektur dan rekayasa. Persyaratan penampilan bangunan gedung harus memperhatikan bentuk dan karakteristik arsitektur dan lingkungan yang ada di sekitarnya.

Persyaratan tata ruang dalam bangunan harus memperhatikan fungsi ruang, arsitektur bangunan gedung, dan keandalan bangunan gedung. Persyaratan keseimbangan, keserasian, dan keselarasan bangunan gedung dengan lingkungannya harus mempertimbangkan terciptanya ruang luar bangunan gedung, ruang terbuka hijau yang seimbang, serasi, dan selaras dengan lingkungannya.

Ketentuan mengenai penampilan bangunan gedung, tata ruang dalam, keseimbangan, dan keselarasan bangunan gedung dengan lingkungannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

F. Persyaratan Pengendalian Dampak Lingkungan

Penerapan persyaratan pengendalian dampak lingkungan hanya berlaku bagi bangunan gedung yang dapat menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan. Persyaratan pengendalian dampak lingkungan pada bangunan gedung sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.

G. Persyaratan Keandalan Bangunan Gedung

Persyaratan keandalan bangunan gedung meliputi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan. Persyaratan keandalan bangunan gedung ditetapkan berdasarkan fungsi bangunan gedung.

1) Persyaratan Keselamatan

(30)

kemampuan struktur bangunan gedung yang stabil dan kukuh dalam mendukung beban muatan. Persyaratan kemampuan bangunan gedung dalam mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran merupakan kemampuan bangunan gedung untuk melakukan pengamanan terhadap bahaya kebakaran melalui sistem proteksi pasif dan/atau proteksi aktif. Persyaratan kemampuan bangunan gedung dalam mencegah bahaya petir merupakan kemampuan bangunan gedung untuk melakukan pengamanan terhadap bahaya petir melalui sistem penangkal petir.

2) Persyaratan Kesehatan

Persyaratan kesehatan bangunan gedung meliputi persyaratan sistem penghawaan, pencahayaan, sanitasi, dan penggunaan bahan bangunan gedung. Sistem penghawaan merupakan kebutuhan sirkulasi dan pertukaran udara yang harus disediakan pada bangunan gedung melalui bukaan dan/atau ventilasi alami dan/atau ventilasi buatan. Bangunan gedung tempat tinggal, pelayanan kesehatan, pendidikan, dan bangunan pelayanan umum lainnya harus mempunyai bukaan untuk ventilasi alami. Ketentuan mengenai sistem penghawaan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

3) Persyaratan Kenyamanan

Persyaratan Kenyamanan suatu bangunan gedung adalah sebagai berikut :

a. Persyaratan kenyamanan bangunan gedung meliputi kenyamanan ruang gerak dan hubungan antarruang, kondisi udara dalam ruang, pandangan, serta tingkat getaran dan tingkat kebisingan.

b. Kenyamanan ruang gerak merupakan tingkat kenyamanan yang diperoleh dari dimensi ruang dan tata letak ruang yang memberikan kenyamanan bergerak dalam ruangan.

c. Kenyamanan hubungan antarruang merupakan tingkat kenyamanan yang diperoleh dari tata letak ruang dan sirkulasi antarruang dalam bangunan gedung untuk terselenggaranya fungsi bangunan gedung.

(31)

e. Kenyamanan pandangan merupakan kondisi dimana hak pribadi orang dalam melaksanakan kegiatan di dalam bangunan gedungnya tidak terganggu dari bangunan gedung lain di sekitarnya.

f. Kenyamanan tingkat getaran dan kebisingan merupakan tingkat kenyamanan yang ditentukan oleh suatu keadaan yang tidak mengakibatkan pengguna dan fungsi bangunan gedung terganggu oleh getaran dan/atau kebisingan yang timbul baik dari dalam bangunan gedung maupun lingkungannya.

g. Ketentuan mengenai kenyamanan ruang gerak, tata hubungan antarruang, tingkat kondisi udara dalam ruangan, pandangan, serta tingkat getaran dan kebisingandiatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

4) Persyaratan Kemudahan

Persyaratan kemudahan meliputi kemudahan hubungan ke, dari, dan di dalam bangunan gedung, serta kelengkapan prasarana dan sarana dalam pemanfaatan bangunan gedung. Kemudahan hubungan ke, dari, dan di dalam bangunan gedung meliputi tersedianya fasilitas dan aksesibilitas yang mudah, aman, dan nyaman termasuk bagi penyandang cacat dan lanjut usia.

Kelengkapan prasarana dan sarana pada bangunan gedung untuk kepentingan umum meliputi penyediaan fasilitas yang cukup untuk ruang ibadah, ruang ganti, ruangan bayi, toilet, tempat parkir, tempat sampah, serta fasilitas komunikasi dan informasi. Ketentuan mengenai kemudahan hubungan ke, dari, dan di dalam bangunan gedung, serta kelengkapan prasarana dan sarana diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

H. Persyaratan Bangunan Gedung Fungsi Khusus

(32)

3.1.4.3 Penyelenggaraan Bangunan Gedung

Penyelenggaraan bangunan gedung meliputi kegiatan pembangunan, pemanfaatan, pelestarian, dan pembongkaran. Dalam penyelenggaraan bangunan gedung penyelenggara berkewajiban memenuhi persyaratan bangunan gedung.

Penyelenggara bangunan gedung terdiri atas pemilik bangunan gedung, penyedia jasa konstruksi, dan pengguna bangunan gedung. Pemilik bangunan gedung yang belum dapat memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini, tetap harus memenuhi ketentuan tersebut secara bertahap.

A. Pembangunan

Pembangunan bangunan gedung diselenggarakan melalui tahapan perencanaan dan pelaksanaan beserta pengawasannya. Pembangunan bangunan gedung dapat dilakukan baik di tanah milik sendiri maupun di tanah milik pihak lain. Pembangunan bangunan gedung di atas tanah milik pihak lain dilakukan berdasarkan perjanjian tertulis antara pemilik tanah dan pemilik bangunan gedung.

Pembangunan bangunan gedung dapat dilaksanakan setelah rencana teknis bangunan gedung disetujui oleh Pemerintah Daerah dalam bentuk izin mendirikan bangunan, kecuali bangunan gedung fungsi khusus.

Pengesahan rencana teknis bangunan gedung untuk kepentingan umum ditetapkan oleh Pemerintah Daerah setelah mendapat pertimbangan teknis dari tim ahli. Pengesahan rencana teknis bangunan gedung fungsi khusus ditetapkan oleh pemerintah setelah mendapat pertimbangan teknis tim ahli.

Pengesahan rencana teknis bangunan gedung fungsi khusus ditetapkan oleh Pemerintah setelah mendapat pertimbangan teknis tim ahli. Keanggotaan tim ahli bangunan gedung bersifat ad hoc terdiri atas para ahli yang diperlukan sesuai dengan kompleksitas bangunan gedung.

Ketentuan mengenai tata cara pengesahan rencana teknis bangunan gedung dan keanggotaan tim ahli bangunan gedung diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

B. Pemanfaatan

(33)

Bangunan gedung dinyatakan memenuhi persyaratan laik fungsi apabila telah memenuhi persyaratan teknis. Pemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan secara berkala pada bangunan gedung harus dilakukan agar tetap memenuhi persyaratan laik fungsi.

Dalam pemanfaatan bangunan gedung, pemilik atau pengguna bangunan gedung mempunyai hak dan kewajiban. Ketentuan mengenai tata cara pemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan secara berkala bangunan gedung diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

C. Pelestarian

Bangunan gedung dan lingkungannya yang ditetapkan sebagai cagar budaya sesuai dengan peraturan perundang-undangan harus dilindungi dan dilestarikan. Penetapan bangunan gedung dan lingkungannya yang dilindungi dan dilestarikan dilakukan oleh Pemerintah Daerah dan/atau Pemerintah dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan.

Pelaksanaan perbaikan, pemugaran, perlindungan, serta pemeliharaan atas bangunan gedung dan lingkungannya hanya dapat dilakukan sepanjang tidak mengubah nilai dan/atau karakter cagar budaya yang dikandungnya. Perbaikan, pemugaran, dan pemanfaatan bangunan gedung dan lingkungan cagar budaya yang dilakukan menyalahi ketentuan fungsi dan/atau karakter cagar budaya, harus dikembalikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Ketentuan mengenai perlindungan dan pelestarian serta teknis pelaksanaan perbaikan, pemugaran dan pemanfaatan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

D. Pembongkaran

Bangunan gedung dapat dibongkar apabila: a. tidak laik fungsi dan tidak dapat diperbaiki;

b. dapat menimbulkan bahaya dalam pemanfaatan bangunan gedung dan/atau lingkungannya;

c. tidak memiliki izin mendirikan bangunan.

(34)

dilakukan oleh pengkaji teknis dan pengadaannya menjadi kewajiban pemilik bangunan gedung.

Pembongkaran bangunan gedung yang mempunyai dampak luas terhadap keselamatan umum dan lingkungan harus dilaksanakan berdasarkan rencana teknis pembongkaran yang telah disetujui oleh Pemerintah Daerah. Ketentuan mengenai tata cara pembongkaran bangunan gedung diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

E. Hak dan Kewajiban Pemilik dan Pengguna Bangunan Gedung

Dalam penyelenggaraan bangunan gedung, pemilik bangunan gedung mempunyai hak: a. mendapatkan pengesahan dari Pemerintah Daerah atas rencana teknis bangunan

gedung yang telah memenuhi persyaratan;

b. melaksanakan pembangunan bangunan gedung sesuai dengan perizinan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah;

c. mendapatkan surat ketetapan bangunan gedung dan/atau lingkungan yang dilindungi dan dilestarikan dari Pemerintah Daerah;

d. mendapatkan insentif sesuai dengan peraturan perundang-undangan dari Pemerintah Daerah karena bangunannya ditetapkan sebagai bangunan yang harus dilindungi dan dilestarikan;

e. mengubah fungsi bangunan setelah mendapat izin tertulis dari Pemerintah Daerah; f. mendapatkan ganti rugi sesuai dengan peraturan perundangundangan apabila

bangunannya dibongkar oleh Pemerintah Daerah atau pihak lain yang bukan diakibatkan oleh kesalahannya.

g. Dalam penyelenggaraan bangunan gedung, pemilik bangunan gedung mempunyai kewajiban:

h. menyediakan rencana teknis bangunan gedung yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan sesuai dengan fungsinya;

i. memiliki izin mendirikan bangunan (IMB);

Gambar

Tabel 3-4 Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Arah Kebijakan RPJMD
Gambar 3.7 Peta Wilayah yang Dilayani oleh IKK
Gambar 3.8 NRW sebagai key leveraging factor
Gambar 3.9 Diagram kehilangan air dalam sistem penyediaan air minum
+7

Referensi

Dokumen terkait

Simpulan : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kadar kortisol pada kedua kelompok yang diberi obat analgetik ketorolak ataupun kelompok yang diberi

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi 0 PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN - NET PAJAK PENGHASILAN

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang dapat dipakai sebagai acuan bagi peneliti yang berkaitan dengan penggunaan teori Utami

Hal ini bisa dilihat pada program pembelajaran guru, baik pada program semester maupun pada Rencana Pelaksanaan pembelajaran yang secara rinci mencantumkan perencanaan waktu

antara kemahiran berbicara dan prestasi belajar bahasa Indonesia siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2013/2014 tergolong

melakukan sejumlah operasi pemotongan atau pembentukan dalam beberapa stasiun kerja pada setiap langkah penekanan menghasilkan beberapa jenis pengerjaan dan setiap

[r]

DFD Level 0 menggambarkan sistem yang akan dibuat sebagai suatu entitas.. tunggal yang berinteraksi dengan orang maupun sistem