commit to user
30BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.Hasil Penelitian
Tanggal dan jam masuk : 27 Februari 2013, Pukul 09.11 WIB
Tempat : RSUD Sukoharjo
No. register : 221.816
1. Pengumpulan atau Penyajian Data Dasar Secara Lengkap
Tanggal : 27 Februari 2013 Pukul : 09.20 WIB a. Data Subjektif
1) Identitas
Nama Pasien : Ny. T Nama Suami : Tn. W
Umur : 32 tahun Umur : 31 tahun
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
Alamat rumah : Pondowo RT/RW 1/ VI Joho Sukoharjo 2) Keluhan utama pada waktu masuk
Ibu merasa hamil 8 bulan, mengatakan mengeluarkan darah berwarna merah segar, encer dan banyak dari jalan lahir sejak tanggal 27 Februari 2013 pukul 06.15 WIB. Namun, tidak merasakan nyeri perut, gerakan
janin masih dirasakan, dan kenceng-kenceng belum dirasakan. Ibu mengatakan tidak melakukan hubungan suami istri ataupun jatuh sebelumnya.
3) Data kebidanan a) Riwayat menstruasi
Menarche : 13 tahun
Banyaknya : 2 kali ganti pembalut/hari
Siklus : ± 28 hari
Lamanya : 7-8 hari
Jenis dan warna : encer, warna merah tua
Keluhan : tidak ada
b) Status pernikahan
Nikah atau tidak nikah : nikah sah Usia nikah pertama : 28 tahun
Lama pernikahan : 4 tahun
c) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu Tabel 4.1. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu
No Kehamilan Umur kehamilan Tanggal partus Jenis Partus Tempat partus Penolong Penyulit 1 2 Pertama Kedua Abortus 7 minggu Sekarang 04-11-2009 Kuretase RSUD Sukoha rjo Dokter Data primer, 2013
Keadaan anak dan nifas yang lalu Tabel 4.2. Keadaan Anak dan Nifas yang Lalu
Anak Nifas No Jenis
Kelamin (gr) BB (cm)PB KeadaanAnak
Laktasi Perdarahan Nifas
Tidak ada
Data primer, 2013
d) Riwayat kehamilan sekarang HPHT : 29 Juni 2012 HPL : 06 April 2013 UK : 34+5 minggu
Keluhan : TM I : Ibu mengatakan mengalami mual muntah ringan TM II : Ibu mengatakan tidak ada keluhan.
TM III : Ibu mengatakan mengeluarkan darah berwarna
merah segar, encer dan banyak dari jalan lahir sejak tanggal 27 Februari 2013 pukul 06.15 WIB, gerakan janin masih dirasakan, dan kenceng-kenceng belum dirasakan
ANC : 8 kali secara teratur di bidan.
Imunisasi TT : 2 kali, saat umur kehamilan 18 dan 22 minggu. Penyuluhan yang pernah didapat : Pemenuhan nutrisi ibu hamil.
e) Riwayat keluarga berencana
Ibu mengatakan bahwa ia tidak pernah menggunakan KB jenis apapun.
4) Data kesehatan
a) Data kesehatan sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit hepatitis,
hipertensi, jantung, DM, TBC, asma, dan penyakit menular seksual.
b) Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit hepatitis,
hipertensi, jantung, DM, TBC, asma, dan penyakit menular seksual.
Ibu mengatakan pernah menjalani perawatan di RSUD Sukoharjo pada tahun 2009 saat kuretase karena keguguran.
c) Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit hepatitis, hipertensi, jantung, DM, TBC, asma, dan
penyakit menular seksual. d) Riwayat penyakit keturunan
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat keturunan kembar.
5) Data kebiasaan sehari-hari
Tabel 4.3. Data Kebiasaan Sehari-hari
No Kebutuhan Sebelum hamil Selama hamil
1 Nutrisi a. Makan b. Minum c. Jenis makanan d. Jenis minum e. Makanan pantang f. Alergi makanan ± 2 kali / hari ± 6-7 gelas / hari nasi, sayur, lauk, buah air putih, teh
tidak ada tidak ada
± 3 kali / hari ± 10 gelas / hari nasi, sayur, lauk, buah air putih, teh
tidak ada tidak ada 2 Eliminasi a. BAK Frekuensi Warna Bau b. BAB Frekuensi Konsistensi ± 5 kali / hari kuning jernih khas urin ± 1 kali / hari Lunak ± 5 kali / hari kuning jernih khas urin ± 1 kali / hari Lunak 3 Istirahat a. Tidur siang b. Tidur malam c. Keluhan Tidak pernah ± 6 jam tidak ada ± 1 jam ± 7 jam tidak ada 4 Personal hygiene a. Mandi b. Keramas c. Gosok gigi d. Ganti baju 2 kali / hari 2-3 kali / minggu 2 kali / hari 2 kali / hari 2 kali / hari 2-3 kali / minggu 2 kali / hari 2 kali / hari 5 Seksual a. Frekuensi b. Keluhan ± 2-3 kali / minggu tidak ada 2-4 kali / bulan tidak ada Data primer, 2013
6) Data psikososial dan agama a) Data psikologis ibu
b) Hubungan dengan keluarga
Ibu mengatakan bahwa hubungan dengan keluarga baik, keluarga menemani selama ibu menjalani perawatan di rumah sakit.
c) Hubungan dengan masyarakat
Ibu mengatakan bahwa ibu aktif mengikuti kegiatan sosial di masyarakat, misalnya arisan RT .
d) Kegiatan ibadah
Ibu mengatakan bahwa ibu rajin melaksanakan ibadah, yaitu sholat lima waktu dan ibadah lainnya.
b. Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum
a) Keadaan umum : baik
b) Kesadaran : composmentis
c) Vital Sign :
Tekanan darah: 120/80 mmHg Suhu : 36,3 oC
Nadi : 80 kali/menit Respirasi : 20 kali/menit
d) Tinggi badan : 155 cm
e) Berat badan sekarang : 63 kg BB sebelum hamil : 55 kg
f) Lingkar lengan atas : 26 cm 2) Pemeriksaan Fisik
a) Muka : tidak pucat, tidak ada oedema, tidak
terdapat chloasma gravidarum.
b) Abdomen
(1)Inspeksi
Pembesaran : memanjang tidak sesuai usia kehamilan.
Linea alba/nigra : terdapat linea nigra.
Striae albican/livide : tidak terdapat striae albican/livide.
Bekas operasi : tidak terdapat luka bekas operasi.
(2)Palpasi
Kontraksi : tidak ada
Nyeri : tidak ada
Leopold I : TFU 3 jari di atas pusat, pada fundus teraba
bagian bulat lunak tidak melenting (bokong).
Leopold II : pada lateral kiri abdomen ibu teraba
tahanan memanjang seperti papan (punggung), lateral kanan teraba
bagian-bagian kecil (ekstremitas).
Leopold III : bagian terbawah janin teraba bagian bulat
keras melenting (kepala), belum masuk PAP, mudah digerakkan.
Leopold IV : bagian terbawah janin belum masuk PAP
(konvergen).
TFU Mc Donald : 26 cm.
(3)Auskultasi
DJJ : teratur, 155 kali/menit, punctum maksimum
terdengar jelas di kuadran kiri bawah
umbilicus. Mengukur DJJ dengan doppler.
c) Genital
Pengeluaran : darah berwarna merah segar, ± setengah
tella.
Inspekulo : v/u tenang, dinding vagina dalam batas
normal, portio utuh, ostium uteri eksternum
tertutup, darah (+) flek, discharge (-).
d) Ekstremitas
Atas : tidak oedema, jari lengkap, tidak ada
varises, gerakan aktif, terpasang infus RL
500 ml 20 tetes per menit pada tangan kiri.
Bawah : tidak oedema, jari lengkap, tidak ada
c. Data Penunjang
(1)Pemeriksaan laboratorium pada tanggal 27 Februari 2013 pukul 09.28 WIB.
NO Jenis Pemeriksaan Hasil Normal
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. Hb Hematokrit Leukosit Trombosit Eritrosit Golongan Darah PT APTT
Gula Darah Sewaktu Albumin Kreatinin Ureum Natrium Kalium Klorida HbsAg 11,4 g/dl 36 % 7,3 x 103 /ul 207 x 103 /ul 4,2 x 106 /ul O 13 detik 21,4 detik 110 mg/dl 3,7 g/dl 0,6 mg/dl 10 mg/dl 137 mmol/L 3,7 mmol/L 104 mmol/L Non Reaktif 12-15,6 g/dl 33-45 % 4,5-11 x 103/ul 150-450 x 103 /ul 4,1 – 5,1 x 106 /ul 10-15 detik 20-40 detik 60-140 mg/dl 3,5-5,2 g/dl 0,6-1,1 mg/dl <50 mg/dl 136-145 mmol/L 3,3-5,1 mmol/L 98-106 mmol/L Non Reaktif Data sekunder, 2013
(2) Pemeriksaan USG pada tanggal 27 Februari 2013 pukul 09.35 WIB. Tampak janin tunggal, intrauterin, memanjang, preskep, DJJ (+),
tampak plasentainsersi di segmen bawah rahim meluas menutupi OUI,
air ketuban kesan cukup, tak tampak jelas kelainan kongenital mayor,
kesan plasentaprevia totalis, saat ini janin dalam keadaan baik.
2. Intepretasi Data Dasar
Tanggal : 27 Februari 2013 Pukul: 10.00 WIB a. Diagnosis Kebidanan
Ny. T G2P0A1 umur 32 tahun hamil 34+5 minggu dengan plasenta previa
Dasar
Data Subjektif :
1) Ibu mengatakan bahwa ini adalah kehamilan kedua, belum pernah
melahirkan dan pernah mengalami keguguran 1x. 2) Ibu mengatakan bahwa umur ibu 32 tahun.
3) Ibu mengatakan bahwa HPHT tanggal 29 Juni 2012.
4) Ibu mengatakan bahwa ibu mengeluarkan darah berwarna merah segar, encer dan banyak dari jalan lahir sejak tanggal 27 Februari 2013 pukul 06.15 WIB. Namun, tidak merasakan nyeri perut, gerakan janin masih dirasakan, dan kenceng-kenceng teratur belum dirasakan.
Data Objektif :
1) KU Ibu baik, kesadaran composmentis.
2) VS : TD : 120/80 mmHg Suhu : 36,3 oC
Nadi : 80 kali/menit Respirasi : 20 kali/menit
3) Palpasi abdomen : his (-), TFU 3 jari di atas pusat.
4) DJJ : teratur, 155 kali/menit, punctum maksimum
terdengar jelas di kuadran kiri bawah umbilicus.
Mengukur DJJ dengan doppler.
5) Pemeriksaan genetalia
Pengeluaran : darah berwarna merah segar, ± 30 cc.
Inspekulo : v/u tenang, dinding vagina dalam batas normal,
portio utuh, OUE tertutup, darah (+) flek,
USG : tampak janin tunggal, intrauterin, memanjang,
preskep, DJJ (+), tampak plasentainsersi di segmen
bawah rahim meluas menutupi OUI, air ketuban kesan cukup, tak tampak jelas kelainan kongenital
mayor, kesan plasenta previa totalis, saat ini janin
dalam keadaan baik. b. Masalah
Ibu cemas dengan kondisi kehamilannya.
Dasar : Ibu mengatakan bahwa ia cemas dengan kondisi kehamilannya. Ibu terlihat gelisah.
c. Kebutuhan
1) Informasi mengenai kondisi kehamilan kepada ibu dan keluarga. 2) Informasi mengenai tindakan yang akan dilakukan kepada ibu.
3. Mengidentifikasi Diagnosis atau Masalah Potensial atau Diagnosis
Potensial dan Antisipasi Penanganannya
a. Diagnosis potensial pada kasus ini adalah : Pada ibu : perdarahan, anemia ringan.
Pada janin : prematuritas.
b. Antisipasi bidan
1) Pantau KU dan vital sign secara ketat.
2) Pantau PPV. 3) Pantau DJJ.
4. Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera
Kolaborasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan untuk pemberian terapi dan tim gizi untuk pemberian diit makanan.
5. Perencanaan Asuhan yang Menyeluruh
Tanggal : 27 Februari 2013 Pukul :10.15 WIB a. Berikan informasi tentang kondisi ibu saat ini dengan tujuan agar ibu
mengerti dan memahami kondisi yang di alaminya.
b. Berikan dukungan moril kepada ibu, dengan tujuan agar ibu bisa
menerima keadaan kehamilanya dan tetap semangat melanjutkan kehamilanya.
c. Anjurkan ibu untuk istirahat total (bedrest), dengan tujuan agar aliran
oksigen dari ibu ke janin lancar dan perdarahan tidak bertambah banyak. d. Observasi keadaan umum, vital sign, DJJ, dan pengeluaran pervaginam.
Dengan tujuan untuk mengetahui gambaran kondisi ibu, janin dan perdarahanya.
e. Kolaborasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan untuk
pemberian terapi berupa :
1) Pemberian infus RL 500 ml 20 tetes per menit.
2) Injeksi asamtraneksamat 500mg (hemostatik)/8 jam secara intravena.
Dengan tujuan infus untuk menganti volume cairan yang hilang,
hemostatik untuk menghentikan perdarahan dan antibiotik profilaksis
untuk pencegahan infeksi.
f. Kolaborasi dengan tim gizi untuk pemberian diit makanan kaya zat besi, dengan tujuan pencegahan anemia karena perdarahan melalui asupan nutrisi yang cukup.
6. Pelaksanaan Langsung Asuhan Dengan Efisien dan Aman
Tanggal : 27 Februari 2013 Pukul : 10.30 WIB
a. Memberikan informasi kepada ibu dan keluarga tentang keadaan
kehamilan pada pukul 10.30 WIB. Dengan cara memberitahu ibu berdasarkan hasil pemeriksaan, ibu mengalami kehamilan dengan plasenta
previa totalis yaitu plasenta menutupi seluruh jalan lahir.
b. Memberikan dukungan moril kepada ibu pada pukul 10.40 WIB. Dengan
cara menenangkan hati ibu dan melibatkan suami atau keluarga dalam perawatan.
c. Menganjurkan ibu untuk istirahat total (bedrest) mulai pukul 10.45 WIB
dengan cara tidur posisi miring kiri atau sesekali terlentang.
d. Melakukan observasi keadaan umum, vital sign, his, denyut jantung janin,
dan pengeluaran pervaginam setiap 6 jam mulai pukul 11.00 WIB dengan
melihat keadaan ibu serta mengukur tekanan darah, menghitung nadi,
menghitung denyut jantung janin dan mengukur pengeluaran pervaginam pada ibu dengan melihat darah yang ada pada pembalut ibu
e. Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan untuk pemberian terapi berupa :
1) Pemberian infus RL 500 ml 20 tetes per menit.
2) Injeksi asamtraneksamat (hemostatik)/Intra Vena/8 jam pada pukul
11.00, 19.00 dan 03.00 WIB, dengan cara disuntikan melalui selang infus.
3) Injeksi ampicilin (antibiotik terapi)/Intra Vena/8 jam pada pukul
11.00, 19.00 dan 03.00 WIB, dengan cara disuntikan melalui selang infus.
f. Melakukan kolaborasi dengan tim gizi untuk pemberian diit makanan kaya zat besi pada pukul 12.00 dan 18.00 WIB. Dengan cara meminta tim gizi untuk menyediakan diit makanan kaya zat besi pada ibu.
7. Evaluasi
Tanggal : 27 Februari 2013 Pukul : 20.30 WIB a. Ibu dan keluarga telah mengerti bahwa ibu mengalami kehamilan dengan
plasentaprevia totalis.
b. Ibu dapat menerima keadaan kehamilannya, keluarga ikut serta
mendukung ibu selama perawatan.
c. Ibu bersedia untuk istirahat total (bedrest) dengan posisi miring kiri.
Tabel 4.4. Hasil Observasi KU, VS, his, DJJ, dan PPV 27 Februari 2013. Pukul (WIB) KU TD (mmHg) R (x/’) N (x/’) S (0C) His DJJ (x/’) PPV 10.00 16.00 22.00 baik baik baik 110/70 120/80 120/80 20 20 22 80 82 82 36 366 367 (-) (-) (-) 150 146 144 (+) (+) (+) Data primer, 2013
e. Telah dilakukan kolaborasi dengan dokter spesialis kebidanan dan
kandungan dengan advice :
1) Pemberian infus RL 500 ml 20 tetes per menit telah dilanjutkan. Infus terpasang pada lengan kiri pasien pada punggung tangan.
2) Injeksi asamtraneksamat 500mg/IV/8 jam telah diberikan pada pukul
11.00 WIB dan 19.00WIB, dengan cara disuntikkan melalui selang infus.
3) Injeksi ampicillin 1gr/IV/8 jam telah diberikan pada pukul 11.01 WIB
dan 19.01WIB, dengan cara disuntikkan melalui selang infus.
f. Ibu telah mendapatkan diit makanan kaya zat besi dari tim gizi pada pukul 12.00 dan 18.00 WIB dan setiap kali makan ibu selalu menghabiskan makanannya.
CATATAN PERKEMBANGAN I
Tanggal : 28 Februari 2013 Pukul : 08.00 WIB
S : Ibu mengatakan sekarang masih mengeluarkan flek darah dari jalan
lahir.
Vital sign = TD: 120/80 mmHg N: 76x/menit
R : 20 x/menit S : 36 oC
His : (+) 1 kali/10 menit
DJJ : 144 x/menit
PPV : terdapat flek darah sedikit Hb : 11,4 g/dl (Normal : 11 g/dl)
Konjungtiva merah muda.
A : Ny. T G2P0A1 umur 32 tahun hamil 34+6 minggu dengan plasenta
previa totalis.
P :
1. Pukul 08.00 WIB : Menganjurkan ibu untuk istirahat total (bedrest total).
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia untuk bedrest total dengan posisi
miring kiri dan bersedia untuk BAK dan BAB dengan menggunakan pispot.
2. Pukul 08.10 WIB : Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan untuk pemberian terapi.
Hasil : Telah dilakukan kolaborasi dengan dokter spesialis
kebidanan dan kandungan dengan advice :
a. Melanjutkan pemberian Infus RL 500 ml 20 tetes per menit.
b. Injeksi asamtraneksamat 500mg/IV/8 jam pada pukul
c. Injeksi ampicillin 1gr/IV/8 jam pada pukul 03.01, 11.01
dan 19.01 WIB.
d. Terapi oral hystolan isoksuprin HCL 20 mg (2x1).
3. Pukul 08.20 WIB : Melakukan kolaborasi dengan tim gizi untuk pemberian diit makanan kaya zat besi pada pukul 08.00 WIB, 13.00
WIB dan18.30 WIB.
Hasil : Ibu telah mendapatkan diit makanan kaya zat besi dari tim gizi dan setiap kali makan ibu selalu menghabiskan makanannya.
4. Pukul 09.00 WIB : Melakukan observasi keadaan umum, vital sign, his,
denyut jantung janin, dan pengeluaran pervaginam tiap 6
jam.
Hasil :
Tabel 4.5. Hasil Observasi KU, VS, his, DJJ, dan PPV 28 Februari 2013.
Pukul (WIB) KU TD (mmHg) R (x/’) N (x/’) S (0C) His DJJ (x/’) PPV 09.00 15.00 21.00 Baik Baik Baik 120/80 110/70 110/80 20 20 20 80 84 82 36 36 36 (+) (+) (-) 144 140 140 (+) (+) (+) Data primer, 2013 CATATAN PERKEMBANGAN II
Tanggal : 1 Maret 2013 Pukul : 09.00 WIB S : Ibu mengatakan sudah tidak mengeluarkan flek darah dari jalan lahir.
Vital sign = TD: 120/80 mmHg, R: 20 x/menit, N: 80 x/menit, S: 363oC
His : (-) DJJ : 136 x/menit
PPV : (-)
A : Ny. T G2P0A1 umur 32 tahun hamil 35minggu dengan plasenta previa
totalis.
P :
1. Pukul 09.00 WIB : Menganjurkan ibu untuk istirahat total (bedrest total).
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia untuk bedrest total dengan posisi
miring kiri dan bersedia untuk BAK dan BAB dengan menggunakan pispot.
2. Pukul 09.15 WIB : Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan untuk pemberian terapi.
Hasil :Telah dilakukan kolaborasi dengan dokter spesialis
kebidanan dan kandungan dengan advice :
a. Pemberian infus RL 500 ml 20 tetes per menit telah dilanjutkan.
b. Melanjutkan pemberian terapi oral hystolan isoksuprin HCL 20mg (2x1).
3. Pukul 09.30 WIB : Melakukan kolaborasi dengan tim gizi untuk pemberian diit makanan kaya zat besi pada pukul 09.00, 13.00, dan 18.30 WIB.
Hasil : Ibu telah mendapatkan diit makanan kaya zat besi dari tim gizi dan setiap kali makan ibu selalu menghabiskan makanannya.
4. Pukul 10.00 WIB :Melakukan observasi keadaan umum, vital sign, his, denyut
jantung janin, dan pengeluaran pervaginam tiap 6 jam.
Hasil :
Tabel 4.6. Hasil Observasi KU, VS, his, DJJ, dan PPV 1 Maret 2013
Pukul (WIB) KU TD (mmHg) (x/’) R (x/’) N (0S C) His (x/’) DJJ PPV 10.00 16.00 22.00 Baik Baik Baik 120/80 110/80 110/70 20 20 20 82 84 80 36 36 363 (-) (-) (-) 140 138 140 (-) (-) (-) Data primer, 2013
CATATAN PERKEMBANGAN III
Tanggal : 2 Maret 2013 Pukul : 08.00 WIB
S : Ibu mengatakan sekarang sudah tidak mengeluarkan darah dari jalan
lahir.
O : Keadaan umum baik, kesadaran composmentis.
Vital sign = TD: 120/80 mmHg, R: 20 x/menit, N: 82 x/menit, S: 363oC
His : (-) DJJ : 136 x/menit
PPV : (-).
A : Ny. T G2P0A1 umur 32 tahun hamil 35+1 minggu dengan plasentaprevia
totalis.
1. Pukul 08.00 WIB :Menganjurkan ibu untuk istirahat total (bedrest total).
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia untuk bedrest total dengan
posisi miring kiri dan bersedia untuk BAK atau BAB dengan menggunakan pispot.
1. Pukul 08.30 WIB :Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan untuk pemberian terapi :
Hasil :Telah dilakukan kolaborasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan dengan advice :
a.Pemberian infus RL 500 ml 20 tetes per menit telah dilanjutkan.
b. Melanjutkan pemberian terapi oral hystolon isoksuprin HCL 20mg (2x1).
2. Pukul 09.00 WIB :Melakukan kolaborasi dengan tim gizi untuk pemberian diit makanan kaya zat besi pada pukul 09.00 WIB.
Hasil : Ibu telah mendapatkan diit makanan kaya zat besi dari tim gizi dan ibu selalu menghabiskan makanannya.
3. Pukul 10.00 WIB :Melakukan observasi keadaan umum, vital sign, his,
denyut jantung janin, dan pengeluaran pervaginam.
Hasil :
Tabel 4.7. Hasil Observasi KU, VS, his, DJJ, dan PPV 2 Maret 2013
Pukul (WIB) KU TD (mmHg) R (x/’) N (x/’) S (0C) His DJJ (x/’) PPV 10.00 Baik 110/70 20 80 363 (-) 138 (-) Data primer, 2013
4. Pukul 11.00 WIB : Memberikan nasehat pulang untuk pasien dan keluarganya yaitu :
a. Untuk tetap minum obat sesuai anjuran.
b. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dengan makan
makanan bergizi terutama sayuran hijau, daging berwarna merah tua, hati, dan kacang-kacangan.
Hasil : Ibu bersedia untuk tetap minum obat sesuai anjuran dan memenuhi nutrisi dengan makan makanan bergizi.
6. Pukul 11.10 WIB : Mempersiapkan ibu pulang dan menganjurkan ibu kontrol 4 hari kemudian.
Hasil : Ibu telah pulang pada tanggal 2 Maret 2013 pukul 12.00 WIB
dalam kondisi baik dan ibu bersedia kontrol 4 hari kemudian, yaitu tanggal 6 Maret 2013.
CATATAN PERKEMBANGAN IV
(Kunjungan Ulang ke Poliklinik Kebidanan dan Kandungan
RSUD Sukoharjo)
Tanggal : 6 Maret 2013 Pukul : 10.30 WIB
S : Ibu mengatakan keadaannya sudah cukup baik.
Ibu mengatakan sudah tidak mengeluarkan flek darah dari jalan lahir.
O : Keadaan umum baik, kesadaran composmentis.
His : (-), nyeri abdomen : (-), gerakan janin : (+)
PPV : tidak ada
Muka ibu tidak pucat, konjungtiva merah muda.
A : Ny. T G2P0A1 umur 32 tahun hamil 35+5 minggu dengan plasentaprevia
totalis.
P :
1. Pukul 10.30 WIB : Melakukan observasi keadaan umum, vital sign, his, DJJ,
dan pengeluaran pervaginam.
Hasil : KU: baik, kesadaran composmentis.
TD: 120/80 mmHg, R : 20 x/menit, N: 88 x/menit, S : 362oC,
his (-), DJJ : 155 x/menit, PPV flek darah (-), discharge (-)
2. Pukul 10.40 WIB : Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan untuk pemeriksaan USG untuk menilai keadaan kehamilan ibu.
Hasil : Pemeriksaan USG telah dilakukan, dengan hasil :
Tampak janin tunggal, intrauterin, memanjang, puka,
preskep, DJJ 155 kali/menit, tampak plasenta insersi di
segmen bawah rahim meluas menutupi OUI, air ketuban kesan cukup, tak tampak jelas kelainan kongenital mayor,
kesan plasenta previa totalis, saat ini janin dalam keadaan
baik.
3. Pukul 11.00 WIB : Memberitahu ibu dan keluarga bahwa plasenta masih
dilakukan secara sectio caesaria (SC) jika usia kehamilan
sudah ≥ 37 minggu atau berat janin ≥ 2500 gram.
Hasil : Ibu dan keluarga mengerti tentang keadaan kehamilannya
dan bersedia untuk melakukan persiapan persalinan secara SC.
4. Pukul 11.10 WIB : Menganjurkan ibu untuk istirahat total (bedrest total).
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia untuk bedrest total dengan posisi
miring kiri.
5. Pukul 11.15 WIB : Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
Hasil : Ibu bersedia untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dengan
makan makanan bergizi terutama sayuran hijau, daging berwarna merah tua, hati, dan kacang-kacangan.
6. Pukul 11.20 WIB : Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan untuk pemberian terapi.
Hasil : Telah dilakukan kolaborasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan dengan advice :
a. Hystolan isoksuprin HCL 20 mg (2x1), bila ada his
7. Pukul 11.30 WIB : Menganjurkan ibu kontrol satu minggu kemudian, dan
memberitahu ibu dan keluarga untuk langsung datang ke RSUD Sukoharjo apabila mengalami perdarahan yang banyak.
Hasil : Ibu bersedia kontrol satu minggu kemudian, yaitu tanggal 13 Maret 2013 dan bersedia untuk langsung datang ke RSUD Sukoharjo apabila mengalami perdarahan yang banyak.
B. Pembahasan
Pada bab ini penulis akan melakukan pembahasan dengan membandingkan antara tinjauan teori dengan kasus nyata yang ditemukan. Penulis menggunakan pendekatan manajemen tujuh langkah Varney. Penatalaksanaan asuhan kebidanan ibu hamil dengan plasentaprevia totalis menurut tujuh langkah
Varney, sebagai berikut:
1. Pengumpulan atau Penyajian Data Dasar Secara Lengkap
Dengan adanya kerjasama yang baik antara ibu dengan penulis, maka pengumpulan data dasar melalui anamnesis dan observasi pemeriksaan dapat
dilakukan dengan lancar.
Pada pemeriksaan fisik Ny. T hamil 34+5 minggu dengan
plasenta
previa totalis didapatkan hasil :
a) Inspeksi
Terdapat pengeluaran darah berwarna merah segar, encer dan
banyak dari jalan lahir, namun tidak merasakan nyeri perut, gerakan janin masih dirasakan, kenceng-kenceng teratur belum dirasakan. Sofian (2012) menjelaskan bahwa hasil inspeksi pada pasien plasenta
previa totalis yaitu dapat dilihat perdarahan yang keluar pervaginam,
yaitu berwarna merah segar, banyak, sedikit, darah beku dan sebagainya. Pada hasil inspeksi telah sesuai dengan teori.
b) Palpasi abdomen
Leopold I didapatkan hasil TFU = 26 cm, janin dengan presentasi kepala, Leopold II didapatkan hasil punggung janin berada pada lateral kiri ibu, Leopold III didapatkan hasil kepala janin masih
dapat digoyangkan, Leopold IV didapatkan hasil kepala belum masuk PAP (konvergen).
Winkjosastro (2009) menjelaskan bahwa sering dijumpai kesalahan letak janin dan kepala janin belum masuk PAP, tidak terjadi kesalahan letak janin dan kepala janin belum masuk PAP. Menurut teori Winkjosastro (2009) kesalahan letak janin tidak selalu terjadi pada kasus plasenta previa totalis..
c) Auskultasi
Pada kasus Ny. T dengan plasenta previa totalis dilakukan
pemeriksaan DJJ untuk memantau kesejahteraan janin dengan hasil
DJJ teratur 155x/menit. Cunningham (2013) menjelaskan bahwa
pemeriksaan auskultasi pada kasus plasenta previa totalis didapatkan
hasil DJJ 120-160x/menti, tidak terjadi perubahan apapun karena perdarahan masih bisa di kompensasi oleh ibu. Hal ini sudah sesuai dengan teori.
d) Inspekulo
Pada kasus Ny. T dengan plasenta previa totalis dilakukan
pemeriksaan inspekulo dengan hasil dinding vagina dalam batas
discharge (-). Winkjosastro (2009) menjelaskan bahwa pada kasus
Ny. T dengan plasenta previa totalis didapatkan hasil perdarahan yang
berasal dari ostium uteri eksternum.
e) USG
Pada kasus Ny. T dilakukan USG dengan hasil tampak janin tunggal, intrauterin, memanjang, preskep, DJJ (+), tampak plasenta
insersi di segmen bawah rahim meluas menutupi OUI, air ketuban
kesan cukup, tak tampak jelas kelainan kongenital mayor, kesan
plasentaprevia totalis, saat ini janin dalam keadaan baik.
f) Laboratorium
Pada kasus Ny. T dilakukan pemeriksaan spesimen darah dengan hasil semua masih dalam batas normal Hb 11,4 g/dl.
Pada pemeriksaan fisik Ny. T hamil 34+5 minggu dengan
plasenta
previa totalis telah dilakukan dengan metode yang benar dan tidak terdapat
kesenjangan dengan teori.
Tanda dan gejala plasenta previa totalis yaitu adanya darah segar
berupa flek sedikit atau banyak yang keluar dari jalan lahir tanpa sebab dan pasien tidak merasa nyeri (Wiknjosastro, 2009). Tanda dan gejala pada kasus Ny. T hamil 34+5 minggu dengan tidak terdapat kesenjangan dengan teori.
Pengumpulan data dasar pada kasus Ny. T hamil 34+5 minggu dengan
2. Interpretasi data dasar
Dari pengumpulan data dasar meliputi data subjektif dan data objektif yang diperoleh, pada kasus ini dapat ditegakkan diagnosis kebidanan Ny. T G2P0A1 umur 32 tahun hamil 34+5 minggu dengan plasenta previa totalis dan melalui
pemeriksaan USG dengan hasil tampak janin tunggal, intrauterin, memanjang,
preskep, DJJ (+), tampak plasenta insersi di segmen bawah rahim meluas
menutupi OUI, air ketuban kesan cukup, tak tampak jelas kelainan kongenital
mayor, kesan plasenta previa totalis, saat ini janin dalam keadaan baik. Pada
pemeriksaan inspekulo terdapat pengeluaran berupa darah.
Diagnosis plasenta previa totalis dapat ditegakkan berdasarkan data :
a. Anamnesis Perdarahan : pasien mengalami perdarahan tanpa rasa nyeri
(Sofian, 2012).
b. Inspeksi : terdapat perdarahan berwarna merah segar, encer dan banyak
dari jalan lahir (Cunningham, 2013).
c. Palpasi abdomen
1) Fundus uteri masih rendah karena janin belum cukup bulan.
2) Sering dijumpai kesalahan letak janin (sungsang atau lintang).
3) Bagian terbawah janin belum turun, apabila letak kepala biasanya kepala masih goyang atau terapung (floating) di atas pintu panggul.
4) Pada ibu yang kurus, dapat dirasakan suatu bantalan pada segmen bawah rahim (Sofian, 2012).
d.Pemeriksaan auskultasi
1) Tidak terjadi perubahan apapun karena terjadi perdarahan sedikit sehingga masih dapat dikompensasi oleh ibu.
2) DJJ 120-160x/menit.
3) Terjadi asfiksia ringan sampai berat yang dapat direkam oleh
cardiotocography intermiten.
4) Keadaan anemia berat sehingga janin tidak dapat dipertahankan
(Cunningham, 2013). e. Pemeriksaan inspekulo
Dengan memakai spekulum secara hati-hati dilihat darimana asal
perdarahan, apakah dari dalam uterus atau dari kelainan serviks, vagina,
varises, dan lain-lain. Pada plasenta previa perdarahan berasal dari
ostium uteri eksternum (Sofian, 2012).
f. Pemeriksaan penunjang
1). Pemeriksaan USG ditemukan plasenta meluas ke arah bawah menuju
serviks menutupi ostium uteri interna.
2). Pemeriksaan laboratorium yaitu hemoglobin, leukosit, trombosit,
waktu bekuan, waktu perdarahan, dan gula darah sesaat (Varney, 2007)
Pada diagnosis kasus Ny. T hamil 34+5 minggu dengan plasenta previa
totalis tidak terdapat perbedaan dengan teori.
Masalah yang ditemukan pada kasus Ny. T hamil 34+5 minggu dengan
plasenta previa totalis adalah munculnya rasa cemas pada ibu sehubungan
muncul pada ibu hamil dengan plasenta previa totalis berkaitan dengan
kecemasan pasien terhadap keadaan yang dialaminya, dan kecemasan pasien terhadap keadaan janinnya (Sulistyawati, 2009).
Berdasarkan masalah yang ditemukan, pasien diberikan informasi mengenai kondisinya saat ini dan tindakan yang akan dilakukan. Sulistyawati (2009) menjelaskan bahwa informasi tentang kondisi kehamilan ibu adalah kebutuhan yang harus terpenuhi untuk mengatasi cemas. Hal ini tidak terdapat kesenjangan dengan teori.
3. Identifikasi Diagnosis atau Masalah Potensial atau Diagnosis Potensial
dan Antisipasi Penanganannya
Pada kasus Ny. T hamil 34+5 minggu dengan plasenta previa totalis
dapat terjadi komplikasi pada ibu yaitu perdarahan tambahan, anemia,
sedangkan pada janin yaitu prematuritas, infeksi, asfiksia intrauterin dan
kematian (Saifuddin, 2006).
Antisipasi yang dilakukan bidan pada kasus Ny. T hamil 34+5 minggu dengan plasenta previa totalis yaitu memantau keadaan umum, vital sign,
PPV, DJJ dan menganjurkan ibu bedrest total. Green (2012) menjelaskan
bahwa antisipasi oleh bidan untuk mencegah komplikasi tersebut yaitu
dengan mengobservasi perdarahan pervaginam dan pemantauan denyut
jantung janin.
Pada kasus Ny. T hamil 34+5 minggu dengan plasenta previa totalis
tidak ditemukan komplikasi tersebut karena telah dilakukan antisipasi oleh bidan untuk mencegah komplikasi.
4. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera.
Pada kasus Ny. T hamil 34+5 minggu dengan plasenta previa totalis
kebutuhan terhadap tindakan segera yaitu kolaborasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan untuk pemberian terapi dan tim gizi untuk pemberian diit makanan kaya zat besi.
Menurut teori kebutuhan terhadap tindakan segera yaitu:
a. Konsultasi dan kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pemeriksaan
ultrasonografi, pemeriksaan darah, pemantauan ketat kondisi janin dan
pemberian terapi serta melakukan rujukan terhadap kegawatdaruratan (Green, 2012).
Pada kasus Ny. T ditetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera yaitu dengan melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan dan tim gizi untuk pemberian diit makanan kaya zat besi.
Kebutuhan terhadap tindakan segera pada kasus Ny. T hamil 34+5
minggu dengan plasenta previa totalis untuk pemeriksaan ultrasonografi,
pemeriksaan darah tidak dimasukkan pada kebutuhan terhadap tindakan segera karena tindakan tersebut telah dilakukan saat pasien berada di IGD. Kebutuhan terhadap tindakan segera pada kasus Ny. T hamil 34+5 minggu dengan plasentaprevia totalis tidak terdapat kesenjangan dengan teori.
5. Perencanaan asuhan yang menyeluruh
Rencana asuhan kebidanan yang diberikan kepada Ny.T hamil 34+5 minggu dengan plasentaprevia totalis pada studi kasus ini yaitu :
a. Pemberian informasi tentang keadaan kehamilan dan dukungan psikis/psikoterapi kepada ibu. Menurut Saifudin (2009) pemberian dukungan pada ibu bertujuan agar tidak terjadi gangguan psikis dan mengembalikan kepercayaan diri pada ibu, serta menghilangkan kecemasan pada ibu.
b. Anjurkan ibu untuk rawat inap dan bedrest total. Menurut Saifudin (2009)
rawat inap dan tirah baring pada ibu dengan plasenta previa dengan tujuan agar perdarahan tidak bertambah banyak.
c. Observasi keadaan umum, vital sign, DJJ dan pengeluaran pervaginam tiap
6jammenurut Saifudin (2009), tujuan agar kondisi ibu dan janin terpantau. d. Kolaborasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan untuk pelaksanaan USG dan pemberian terapi berupa infus RL 20 tpm untuk menggantikan volume cairan yang hilang, injeksi asamtraneksamat 500
mg/IV/8 jam sebagai hemostatik untuk menggentikan perdarahan, injeksi
ampicilin 1gr/IV/8 jam sebagai antibiotik terapi dan terapi oral hystolan
isoksuprin HCL 20mg (2x1) sebagai tokolitik. Menurut Saifudin (2009)
terapi yang diberikan pada ibu hamil dengan plasenta previa meliputi pemberian:
1) Pemberian terapi infus Ringer laktat untuk mengatasi kondisi
kekurangan volume darah.
2) Pemberian terapi betamethason 24mg/IV dosis tunggal untuk
pematangan paru janin pada umur kehamilan kurang dari 34 minggu. 3) Pemeriksaan USG untuk konfirmasi diagnosis.
4) Pemberian antibiotik profilaksis untuk pencegahan infeksi. 5) Pemberian tokolitik bila ada his untuk relaksan uterus.
e. Kolaborasi dengan tim gizi untuk pemberian diit makanan kaya zat besi.
f. Kolaborasi dengan bagian laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan
kadar Hb dan golongan darah. Menurut Saifudin (2009) dengan tujuan mengetahui kadar Hb dan golongan darah jika sewaktu-waktu membutuhkan tranfusi.
Rencana asuhan yang diberikan pada kasus Ny. T hamil 34+5
minggu dengan plasenta previa totalis, terdapat kesenjangan teori yaitu
pemberian asamtraneksamat/hemostatik ini bertentangan dengan teori
Saifudin (2009), Winkjosastro (2009) dan Dutton (2012) yang tidak menyebutkan pemberian hemostatik pada ibu dengan plasenta previa totalis.
pemberian antibiotik yang diberikan sebagai terapi ini bertentangan dengan teori Saifudin (2006) dan Saifudin (2009) yang menjelaskan pemberian antibiotik pada plasenta previa totalis adalah antibiotik profilaksis.
6. Pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman
Pelaksanaan asuhan telah sesuai dengan rencana yang disusun. Kolaborasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan untuk pemberian terapi dan tindakan pada dasarnya memiliki konsep yang sama antara teori menurut Saifuddin (2009) dengan kasus, yaitu terapi ekspektatif.
a. Pemberian informasi tentang keadaan kehamilan dan dukungan psikis/ psikoterapi kepada ibu. Dengan komunikasi secara verbal. Hal ini sudah sesuai denagn teori Saifudin (2009).
b. Anjurkan ibu untuk rawat inap dan bedrest total. Dengan komunikasi
secara verbal mengganjurkan ibu untuk tirah baring dan rawat inap, hal ini sudah sesuai dengan teori Saifudin (2009).
c. Observasi keadaan umum, vital sign, DJJ dan pengeluaran pervaginam tiap
6 jam. Pengukuran vital sign meliputi pengukuran tekanan darah dengan
tensimeter pada 5 cm dari lengkung siku, penghitungan nadi dengan mengitung denyut nadi pada pergelangan tangan 1 menit penuh, penghitungan pernapasan dengan melihat naik turun nya dada dihitung 1 menit penuh dan pengukuran suhu tubuh dengan termometer pada axila. Terdapat kesenjangan pada pelaksanaan pengukuran vital sign menurut
Kusmiyati (2008), yaitu termometer tidak di desinfeksi setelah di gunakan, tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan.
d. Kolaborasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan untuk pemberian terapi berupa infus RL 20 tpm, injeksi asamtraneksamat 500
mg/IV/8 jam, injeksi ampicilin 1gr/IV/8 jam dan terapi oral hystolan
isoksuprin HCL 20mg (2x1). Menurut Saifudin (2009) terapi yang
diberikan pada ibu hamil dengan plasenta previa meliputi pemberian:
1) Pemberian terapi infus Ringer laktat untuk mengatasi kondisi
kekurangan volume darah.
2) Pemberian terapi betamethason 24mg/IV dosis tunggal untuk
pematangan paru janin untuk umur kehamilan kurang dari 34 minggu. 3) Pemeriksaan USG untuk konfirmasi diagnosis.
7) Pemberian tokolitik bila ada his untuk relaksan uterus.
Dalam hal ini terdapat perbedaan dimana pada Ny. T diberikan hemostatik dan antibiotik terapi.
g. Kolaborasi dengan tim gizi untuk pemberian diit makanan kaya zat besi.
h. Kolaborasi dengan bagian laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan
kadar Hb dan golongan darah. Menurut Saifudin (2009) dengan tujuan mengetahui kadar Hb dan golongan darah jika sewaktu-waktu membutuhkan tranfusi.
Pada tahap pelaksanaan nampak ada kesenjangan dengan teori.
7. Evaluasi
Evaluasi pada pasien hamil dengan plasenta previa totalis menurut
Sulistyawati (2009) yaitu perdarahan berhenti, kadar Hb >11 g/dl dan janin dalam keadaan baik.
Evaluasi yang dilakukan pada kasus Ny. T hamil 34+5 minggu dengan
plasenta previa totalis yaitu dengan perawatan di rumah sakit selama 4 hari,
perdarahan pervaginam telah berhenti dengan tidak adanya darah pada tela
ibu, Hb 11,4 g/dl dalam batas normal karena perdarahan bukan termasuk perdarahan aktif dan bisa di kompensasi oleh ibu dan denyut jantung janin dalam batas normal yaitu 138 kali/menit. Ibu sudah tidak cemas lagi, ditandai dengan ibu sudah tidak gelisah lagi. Ibu diperbolehkan rawat jalan dengan anjuran untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dengan makan makanan bergizi dan kembali ke rumah sakit apabila mengalami perdarahan yang banyak. Ibu
merespon setiap tindakan yang diberikan dengan baik, hal ini telah sesuai dengan teori Saifudin (2009).