34
BAB IV
PEMBAHASAN
PT. TEIJIN INDONESIA FIBER, Tbk merupakan sebuah perusahaan PMA bergerak dibidang manufaktur yang kegiatan utamanya adalah memproduksi Polyester Chips, Filament Yarn dan Staple Fibre. Untuk penjualannya PT. TEIJIN INDONESIA FIBER, Tbk menjual produk yang diproduksinya di dalam dan juga di luar negeri.
Saat pajak terutang PT. TEIJIN INDONESIA FIBER, Tbk adalah pada saat penyerahan Barang Kena Pajak, sedangkan tempat terutang adalah sesuai dengan tempat di mana pengusaha dikukuhkan sebagai berikut :
1. Memungut Pajak Pertambahan Nilai sebesar 10% (sepuluh persen) atas penyerahan Barang Kena Pajak (BKP).
2. Membuat Faktur Pajak untuk setiap penyerahan Barang Kena Pajak (BKP).
3. Melakukan setoran pajak yang terutang ke Kas Negara selambat-lambatnya tanggal 15 (lima belas) hari setelah Masa Pajak.
4. Menyampaikan Laporan Perhitungan pajak dengan Surat Pemberitahuan Masa dalam jangka waktu 20 (dua puluh) hari setelah akhir Masa Pajak.
5. Menyimpan Faktur Pajak dengan rapih dan tertib.
6. Menyelenggarakan pencatatan dalam pembukuan perusahaan mengenai perolehan dan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP).
7. Melampirkan Daftar Ringkasan Pembelian dan Daftar Ringkasan Penjualan pada Surat Pemberitahuan Masa apabila diminta.
35 IV.1 Mekanisme Tata Cara Perhitungan dan Pencatatan Pajak Pertambahan
Nilai .
Pajak Masukan adalah PPN yang seharusnya dibayar oleh PKP karena perolehan BKP atau penerimaan JKP dan atau pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar daerah pabean dan atau pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean dan atau impor.
Pajak Masukan terdiri dari 2 (dua) kategori, yakni : 1. Pajak Masukan yang bisa dikreditkan
2. Pajak Masukan yang tidak bisa dikreditkan
Pajak Masukan yang bisa dikreditkan, ada beberapa persyaratan, diantaranya :
• Syarat formil :
- Tercantum dalam Faktur Pajak Standar dan dalam dokumen yang dilakukan sebagai Faktur Pajak Standar dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. - Belum dilakukan pemeriksaan sebagaimana diatur dalam pasal 9 ayat (2) dan
ayat (9) UU PPN tahun 1984 Jo Pasal 12 ayat (3) PP No. 143 Tahun 2000 Jo PP No. 24 Tahun 2002.
• Syarat Materiil :
- Berhubungan langsung dengan kegiatan usaha, melakukan penyerahan kena pajak sebagaimana diatur dalam pasal 9 ayat (5) Jo ayat (8) huruf b UU PPN tahun 1984.
- Belum dibebankan sebagai biaya
Pajak keluaran yang dipungut oleh perusahaan berasal dari Pajak Pertambahan Nilai atas penyerahan Barang Kena Pajak. Penyerahan Barang Kena Pajak dilakukan dalam bentuk penjualan produk. Penyerahan barang digolongkan sebagai penyerahan Barang
36 Kena Pajak karena memenuhi syarat yang ditetapkan dalam pasal 1 ayat 4 Undang-Undang No. 18 Tahun 2000 tentang Pajak Pertambahan Nilai.
IV.1.1. Perhitungan dan Pencatatan Pajak Pertambahan Nilai
Masa Januari 2006
Pembelian pada CV. Jaya Sakti Chrome yang mempunyai NPWP
02.288.320.1-411.000 dengan dan no. seri faktur pajak 010.000-06.00000275 pada tanggal 25 Januari 2007 sebesar :
DPP : Rp. 6,300,000 Uang Muka Pajak (PM) : Rp. 630.000 Jurnal pada saat transaksi
Dr. Pembelian Rp. 6.300.000
Uang Muka Pajak (PM) Rp. 630.000
Cr. Kas / Bank Rp. 6.930.000
Pada akhir masa Januari 2006, diketahui bahwa PT. TEIJIN INDONESIA FIBER,Tbk mengalami Lebih Bayar, karena terbukti pada masa Januari 2006 Pajak Masukan lebih besar dari Pajak Keluaran, yaitu :
Hutang Pajak (PK) : Rp. 14.534.217.828 Uang Muka Pajak (PM) : Rp. 27.402.620.060 Jurnal Lebih Bayar pada akhir masa Januari 2006
Dr. Hutang Pajak (PK) Rp. 14.534.217.828 Lebih Bayar Rp. 12.868.402.232
37 Untuk masa Januari 2006 yang ternyata Lebih Bayar, oleh PT. TEIJIN INDONESIA FIBER ,Tbk direstitusikan atau dimintakan kembali.
Jurnal pada saat restitusi
Dr. Kas / Bank Rp. 12.868.402.232
Cr. Lebih Bayar Rp. 12.868.402.232
Masa Februari 2006
Penjualan Polyester Chips pada PT. KUKUH TANGGUH SANDANG MILLS dengan NPWP 01.000.600.5-057.000 dan no seri faktur pajak 010.000-06.00000405 pada tanggal 25 Februari 2006 adalah sebagai berikut :
DPP : Rp. 1,164,399,468 Hutang Pajak (PK) : Rp. 116.439.946 Jurnal pada saat transaksi
Dr. Kas / Bank Rp. 1.280.839.414
Cr. Penjualan Rp. 1.164.399.468 Hutang Pajak (PK) Rp. 116.439.946
Pada akhir masa Februari 2006,diketahui bahwa PT. TEIJIN INDONESIA FIBER,Tbk mengalami Lebih Bayar, karena terbukti pada masa Februari 2006 Pajak Masukan lebih besar dari Pajak Keluaran, yaitu :
Hutang Pajak (PK) : Rp. 13.063.506.682 Uang Muka Pajak (PM) : Rp. 22.397.529.584 Jurnal Lebih Bayar pada akhir masa Februari 2006
38 Dr. Hutang Pajak (PK) Rp. 13.063.506.682
Lebih Bayar Rp. 9.334.022.902
Cr. Uang Muka Pajak (PM) Rp. 22.397.529.584
Untuk masa Februari 2006 yang ternyata Lebih Bayar, oleh PT. TEIJIN INDONESIA FIBER ,Tbk direstitusikan atau dimintakan kembali.
Jurnal pada saat restitusi
Dr. Kas / Bank Rp. 9.334.022.902 Cr. Lebih Bayar Rp. 9.334.022.902
39 Tabel 4.1.1.1
Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai
PT. TEIJIN INDONESIA FIBER, Tbk Tahun 2006 Pajak Keluaran yang dipungut
MasaPajak Tahun 2006 DPP PPN PPN Masukan Kurang bayar / (Lebih Bayar) Januari 145,575,340,930 14,557,534,093 27,402,620,060 (2,420,551,569) Februari 130,635,066,820 13,063,506,682 22,397,529,584 (9,334,022,902) Maret 145,727,740,320 14,572,774,032 19,845,328,794 (5,272,554,762) April 123,407,364,010 12,340,736,401 22,706,391,520 (10,365,655,119) Mei 145,128,578,150 14,512,857,815 21,690,474,421 (7,177,616,606) Juni 144,205,691,330 14,420,569,133 18,851,671,503 (4,431,102,370) Juli 153,752,813,810 15,375,281,381 23,939,900,616 (8,564,619,235) Agustus 176,878,114,300 17,687,811,430 23,503,268,218 (5,815,456,788) September 124,646,333,450 12,464,633,345 23,386,558,391 (10,921,925,046) Oktober 120,638,102,190 12,063,810,219 20,646,617,754 (8,582,807,535) November 161,371,409,400 16,137,140,940 24,210,736,206 (8,073,595,266) Desember 161,568,047,730 16,156,804,773 18,577,356,342 (2,420,551,569)
40 Masa Mei 2007
Pembelian pada PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDUSTRIES dengan NPWP 01.543.132.3-092.000 dan no seri dan kode faktur pajak 010.000-07.00000905 pada tanggal 29 Mei 2007 adalah sebesar :
DPP : Rp. 82.124.689.730 Uang Muka Pajak (PM) : Rp. 8.212.468.973 Jurnal pada saat transaksi
Dr. Pembelian Rp. 82.124.689.730
Uang Muka Pajak (PM) RP. 8.212.468.973
Cr. Kas / Bank Rp. 90.337.158.703
Pada akhir masa Mei 2007, diketahui bahwa PT. TEIJIN INDONESIA FIBER, Tbk mengalami Lebih Bayar, karena terbukti pada masa Mei 2007 Pajak Masukan lebih besar dari Pajak Keluaran, yaitu :
Hutang Pajak (PK) : Rp. 15,185,510,469 Uang Muka Pajak (PM) : Rp. 19,292,039,365 Jurnal Lebih Bayar pada akhir masa Mei 2007
Dr. Hutang Pajak (PK) Rp. 15,185,510,469 Lebih Bayar Rp. 4,106,528,896
Cr. Uang Muka Pajak (PM) Rp. 19,292,039,365
Untuk masa Mei 2007 yang ternyata Lebih Bayar, oleh PT. TEIJIN INDONESIA FIBER, Tbk direstitusikan atau dimintakan kembali.
41 Jurnal pada saat restitusi
Dr. Kas / Bank Rp. 4,106,528,896
Cr. Lebih Bayar Rp. 4,106,528,896
Masa Juni 2007
Penjualan Polyester Chip pada PT. Central Georgette Nusantara dengan NPWP 01.280.548.7-421.000 serta no.seri dan kode faktur pajak 010.000-07.00001302 pada tanggal 21 Juni 2007 adalah sebagai berikut :
DPP : Rp. 9.893.514.431 Hutang Pajak (PK) : Rp. 989.351.443 Jurnal pada saat transaksi
Dr. Kas / Bank Rp. 10.882.865.874 Cr. Penjualan Rp. 9.893.514.431 Hutang Pajak (PK) Rp. 989.351.443
Pada akhir masa Juni 2007,diketahui bahwa PT. TEIJIN INDONESIA FIBER, Tbk mengalami Lebih Bayar, karena terbukti pada masa Juni 2007 Pajak Masukan lebih besar dari Pajak Keluaran, yaitu :
Hutang Pajak (PK) : Rp. 17,775,480,179 Uang Muka Pajak (PM) : Rp. 21,479,606,549 Jurnal Lebih Bayar pada akhir masa Juni 2007
Dr. Hutang Pajak (PK) Rp. 17,775,480,179 Lebih Bayar Rp. 3,704,126,370
42 Untuk masa Juni 2007 yang ternyata Lebih Bayar, oleh PT. TEIJIN INDONESIA FIBER, Tbk direstitusikan atau dimintakan kembali.
Jurnal pada saat restitusi
Dr. Kas / Bank Rp. 3,704,126,370
43 Tabel 4.1.1.2
Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai
PT. TEIJIN INDONESIA FIBER, Tbk Tahun 2007 Pajak Keluaran yang dipungut
Masa Pajak Tahun 2007 DPP PPN PPN Masukan Kurang bayar / (Lebih Bayar) Januari 137,188,479,535 13,718,847,954 21,947,040,251 (8,228,192,298) Februari 146,419,490,563 14,641,949,056 24,728,388,742 (10,086,439,686) Maret 147,806,679,566 14,780,667,957 22,974,322,991 (8,193,655,034) April 118,727,903,989 11,872,790,399 14,093,565,592 (2,220,775,193) Mei 151,855,104,688 15,185,510,469 19,292,039,365 (4,106,528,896) Juni 177,754,801,793 17,775,480,179 21,479,606,549 (3,704,126,370) Juli 163,213,793,874 16,321,379,387 20,132,131,664 (3,810,752,277) Agustus 165,364,155,084 16,536,415,508 24,457,191,686 (7,920,776,178) September 164,369,733,572 16,436,973,357 22,872,678,266 (6,435,704,909) Oktober 147,275,152,884 14,727,515,288 20,423,406,822 (5,695,891,534) November 163,024,276,021 16,302,427,602 24,770,603,525 (8,468,175,923) Desember 171,571,433,165 17,157,143,317 19,411,978,716 (2,254,835,400)
44 Masa Oktober 2008
Pembelian pada PT. KEMILAU INDAH dengan NPWP 01.444.7-890.526.000
dan no.seri serta kode Faktur Pajak 010.000-08..00001504 pada tanggal 23 Oktober 2008 adalah sebesar :
DPP : Rp. 1,225,000 Uang Muka Pajak (PM) : Rp. 122.500 Jurnal pada saat transaksi
Dr. Pembelian Rp. 1.225.000
Uang Muka Pajak (PM) RP. 122.500
Cr. Kas / Bank Rp. 1.347.500
Pada akhir masa Oktober 2008,diketahui bahwa PT. TEIJIN INDONESIA FIBER, Tbk mengalami Lebih Bayar, karena terbukti pada masa Oktober 2008 Pajak Masukan lebih besar dari Pajak Keluaran, yaitu :
Hutang Pajak (PK) : Rp. 10,810,407,253 Uang Muka Pajak (PM) : Rp. 22,026,924,358 Jurnal Lebih Bayar pada akhir masa Oktober 2008 : Dr. Hutang Pajak (PK) Rp. 10,810,407,253 Lebih Bayar Rp. 11.216.517.105
Cr. Uang Muka Pajak (PM) Rp. 22,026,924,358
Untuk masa Oktober 2008 yang ternyata Lebih Bayar, oleh PT. TEIJIN INDONESIA FIBER, Tbk direstitusikan atau dimintakan kembali.
45 Dr. Kas / Bank Rp. 11.216.517.105
Cr. Lebih Bayar Rp. 11.216.517.105 Masa November 2008
Penjualan PT. UNITEX dengan NPWP 01.000.654.2-054.000 dan no. seri serta kode faktur Pajak 010.000-08.00001703 pada tanggal 11 November 2008 adalah sebagai berikut :
DPP : Rp. 716,041,868
Hutang Pajak (PK) : Rp. 71.604.186 Jurnal pada saat transaksi :
Dr. Kas / Bank Rp. 787.646.054
Cr. Penjualan Rp. 716.041.868 Hutang Pajak (PK) Rp. 71.604.186
Pada akhir masa November 2008,diketahui bahwa PT. TEIJIN INDONESIA FIBER, Tbk mengalami Lebih Bayar, karena terbukti pada masa November 2008 Pajak Masukan lebih besar dari Pajak Keluaran, yaitu :
Hutang Pajak (PK) : Rp. 9,670,146,078 Uang Muka Pajak (PM) : Rp. 15,647,002,966 Jurnal Lebih Bayar pada akhir masa November 2008 Dr. Hutang Pajak (PK) Rp. 9,670,146,078 Lebih Bayar Rp. 5.976.856.888
Cr. Uang Muka Pajak (PM) Rp. 15,647,002,966
Untuk masa November 2008 yang ternyata Lebih Bayar, oleh PT. TEIJIN INDONESIA FIBER, Tbk direstitusikan atau dimintakan kembali.
46 Jurnal pada saat restitusi
Dr. Kas / Bank Rp. 7.539.048.387
47 Tabel 4.1.1.3
Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai
PT. TEIJIN INDONESIA FIBER, Tbk Tahun 2008 Pajak Keluaran yang dipungut
Masa Pajak
Tahun 2008 DPP PPN PPN Masukan Kurang bayar / (Lebih Bayar)
Januari 177,262,042,460 17,726,204,246 26,548,892,264 (8,822,688,018) Februari 162,175,722,845 16,217,572,285 23,756,620,600 (7,539,048,316) Maret 168,186,288,701 16,818,628,870 28,225,903,838 (11,407,274,968) April 155,416,670,029 15,541,667,003 28,993,534,137 (13,451,867,134) Mei 158,569,514,197 15,856,951,420 24,819,149,465 (8,962,198,045) Juni 191,406,248,231 19,140,624,823 23,626,905,709 (4,486,280,886) Juli 150,978,695,806 15,097,869,581 31,512,974,123 (16,415,104,542) Agustus 134,993,009,140 13,499,300,914 20,377,002,651 (6,877,701,737) September 106,891,472,320 10,689,147,232 20,109,988,604 (9,420,841,372) Oktober 108,104,072,527 10,810,407,253 22,026,924,358 (11,216,517,105) November 96,701,460,783 9,670,146,078 15,647,002,966 (5,976,856,888) Desember 107,066,509,755 10,706,650,976 14,718,287,694 (4,011,636,719)
48 IV.1.2. Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai PT. TEIJIN INDONESIA FIBER,Tbk
Pengusaha Kena Pajak atau Wajib Pajak, wajib melaporkan seluruh kegiatan usahanya dalam Surat Pemberitahuan Masa PPN sesuai dengan sistem self assesment
yang terdapat dalam undang-undang yang telah diberikan kepercayaannya oleh pemerintah kepada Wajib Pajak sendiri. Dalam hal ini PT. Teijin Indonesia Fiber, Tbk wajib melaporkan dan mempertanggung jawabkan pajak yang terutang serta melaporkan pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran dengan menggunakan Surat Pemberitahuan dalam bentuk formulir 1195 dan 1107, lengkap beserta dengan lampirannya.
Surat Pemberitahuan Masa PPN Ini disampaikan secara langsung oleh PT. Teijin Indonesia Fiber, Tbk di mana perusahaan terdaftar sebagai Pengusaha Kena Pajak paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya setelah Masa Pajak yang bersangkutan, diperiksa dan ditanda tangani oleh yang bertugas di Kantor Pelayanan Pajak Pratama tersebut. Apabila tanggal jatuh tempo pada hari Minggu atau hari libur, maka SPT Masa PPN tersebut harus disampaikan pada hari kerja sebelum tanggal 20 bulantersebut.Sewaktu penelitian dilakukan oleh penulis, PT.Teijin Indonesia Fiber,Tbk tidak pernah terlambat melaporkan SPT Masa PPN dalam tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 sehingga tidak pernah dikenakan sanksi baik sanksi administrasi maupun sanksi lainnya.
Untuk pelaporan SPT Masa PPN PT. Teijin Indonesia Fiber, Tbk apakah sudah sesuai dengan Undang-Undang Pajak dapat dilihat pada tabel dibawah ini
49 Tabel IV.1.2.1
Pelaporan SPT Pajak Pertambahan Nilai PT. TEIJIN INDONESIA FIBER, Tbk Tahun 2006
Keterangan Masa Pajak
Tahun 2006
Kurang bayar /
(Lebih Bayar) Tanggal Lapor Sesuai dengan UU PPN
Januari (2,420,551,569) 20-Mar-06 Tidak Sesuai
Februari (9,334,022,902) 20-Mar-06 Sesuai
Maret (5,272,554,762) 20-Apr-06 Sesuai
April (10,365,655,119) 19-May-06 Sesuai
Mei (7,177,616,606) 20-Jun-08 Sesuai
Juni (4,431,102,370) 26-Jul-07 Tidak Sesuai
Juli (8,564,619,235) 16-Aug-06 Sesuai
Agustus (5,815,456,788) 20-Sep-06 Sesuai
September (10,921,925,046) 20-Oct-06 Sesuai
Oktober (8,582,807,535) 20-Nov-06 Sesuai
November (8,073,595,266) 20-Dec-06 Sesuai
Desember (2,420,551,569) 2-Mar-07 Tidak Sesuai
50 Tabel IV.1.2.2
Pelaporan SPT Pajak Pertambahan Nilai PT. TEIJIN INDONESIA FIBER, Tbk Tahun 2007
Keterangan Masa Pajak Tahun
2007
Kurang bayar /
(Lebih Bayar) Tanggal Lapor Sesuai dengan UU PPN
Januari (8,228,192,298) 20-Feb-07 Sesuai
Februari (10,086,439,686) 20-Mar-07 Sesuai
Maret (8,193,655,034) 20-Apr-07 Sesuai
April (2,220,775,193) 16-May-07 Sesuai
Mei (4,106,528,896) 20-Jun-07 Sesuai
Juni (3,704,126,370) 20-Jul-07 Sesuai
Juli (3,810,752,277) 22-Aug-07 Tidak Sesuai
Agustus (7,920,776,178) 20-Sep-07 Sesuai
September (6,435,704,909) 20-Oct-07 Sesuai
Oktober (5,695,891,534) 20-Nov-07 Sesuai
November (8,468,175,923) 19-Dec-07 Sesuai
Desember (2,254,835,400) 18-Jan-08 Sesuai
51 Tabel IV.1.2.3
Pelaporan SPT Pajak Pertambahan Nilai PT. TEIJIN INDONESIA FIBER, Tbk Tahun 2008
Keterangan Masa Pajak Tahun
2008
Kurang bayar /
(Lebih Bayar) Tanggal Lapor Sesuai dengan UU PPN
Januari (8,822,688,018) 18-Feb-08 Sesuai
Februari (7,539,048,316) 20-Mar-08 Sesuai
Maret (11,407,274,968) 20-Apr-08 Sesuai
April (13,451,867,134) 21-May-08 Tidak Sesuai
Mei (8,962,198,045) 19-Jun-09 Sesuai
Juni (4,486,280,886) 20-July-08 Sesuai
Juli (16,415,104,542) 20-Aug-08 Sesuai
Agustus (6,877,701,737) 20-Sept-08 Sesuai
September (9,420,841,372) 18-Okt-08 Sesuai
Oktober (11,216,517,105) 17-Nov-08 Sesuai
November (5,976,856,888) 19-Dec-08 Sesuai
Desember (4,011,636,719) 20-Jan-09 Sesuai
52 IV.2. Pembahasan Hasil Temuan
Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh penulis terhadap penerapan Pajak Pertambahan Nilai yang dilakukan oleh PT. Teijin Indonesia Fiber, Tbk diperoleh temuan-temuan sebagai berikut:
1. Pada Faktur Pajak Gabungan tahun2007 ada beberapa Faktur Pajak yang cacat, yaitu dengan tidak mencoret yang seharusnya perlu dicoret.
Contoh :
Penjualan Polyester Chips pada H. ZAENAL.MT dengan NPWP 07.908.500.7-402.000 dengan no. seri dan kode faktur pajak 010.000-07.00000174 pada tanggal 26 January 2007 sebesar Rp. 36.865.772. Penulisan pada Faktur Pajaknya adalah :
Harga Jual / Penggantian / Uang Muka / Termijn **) 36.865.772 **)Coret yang tidak perlu
Seharusnya kita perlu mencoret agar dapat diketahui bahwa jumlah yang tertera pada faktur pajak tersebut adalah salah satu diantara keempat hal tersebut, yaitu sebagai berikut :
Harga Jual / Penggantian / Uang Muka / Termijn **) 36.865.772 **) Coret yang tidak perlu
Dengan melakukan pencoretan tersebut maka dapat diketahui bahwa jumlah yang tertera tersebut merupakan Harga Jual. Penulisan Faktur Pajak diatas merupakan penulisan yang sesuai dengan UU No.18 Tahun 2000.
2. Pada Faktur Pajak Gabungan Tahun 2007 terdapat beberapa faktur pajak cacat yang mengakibatkan Pajak Masukannya tidak dapat dikreditkan karena penulisannya
53 tidak lengkap, yaitu dengan tidak mencantumkan alamat dan NPWP. Seharusnya dalam Faktur Pajak Gabungan itu paling sedikit harus memuat :
a. Nama, alamat, Nomor Pokok Wajib Pajak yang menyerahkan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak.
b. Nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak.
c. Jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan potongan harga. d. Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut.
e. Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang dipungut f. Kode nomor seri dan tanggal pembuatan Faktur Pajak
g. Nama jabatan dan tanda tangan yang berhak menandatangani Faktur Pajak. 3. Pada SPT Masa PPN tahun 2006 sampai dengan 2008 ada beberapa yang telat
dilaporkan oleh PT. Teijin Indonesia Fiber,Tbk. Jadi dengan kata lain. PT. Teijin Indonesia Fiber,Tbk belum sepenuhnya melaporkan sesuai dengan UU No.18 Tahun 2000, yang perlu diperhatikan adalah bahwa :
a. Setiap Pemungut PPN wajib mengisi dan menyampaikan SPT Masa PPN dengan benar, lengkap, jelas dan menandatanganinya serta melaporkannya sesuai tanggal yang telah ditentukan, yaitu setiap tanggal 20 bulan berikutnya.
Beberapa contoh Faktur Pajak Cacat yang ada pada PT. Teijin Indonesia Fiber,Tbk pada tahun 2007 beserta penyebab Faktur Pajak tersebut bisa dikategorikan Faktur Pajak Cacat, dapat dilihat pada Tabel 4.2.1
54 Tabel 4.2.1
Klasifikasi Faktur Pajak Gabungan Cacat Tahun 2007
No.
Nama Pembeli BKP / Penerima
JKP No.Seri FP
Masa FP
Tanggal
Pelaporan FP Alasan cacat
1 PT Bina Teknik Rekayasa 010.000-07.00000075 Januari 11 Januari 2007 Alamat tidak ada
2 H.ZAENAL . M 010.000-07.00000174 Januari 26 Januari 2007 tidak dicoret
3 PT. Kurnia Damai Sejahtera 010.000-07.00000189 Febuary 19 Febuari 2007 tidak dicoret
4 PT. Maju Jaya Agung Labelindo 010.000-07.00000312 Febuary 19 Febuari 2007 Alamt tidak ada
5 PT. Ikeda Indonesia 010.000-07.00000250 Febuary 19 Febuari 2007 tidak dicoret
6 PT. IndonesiaTeijin Dupont Films 010.000-07.00000215 Febuary 19 Febuari 2007 tidak dicoret
7 PT.Central Georgette Nusantara 010.000-07.00000354 Maret 22 Maret 2007 tidak dicoret
8 PT. Vastex Prima Industries 010.000-07.00000458 Maret 26 Maret 2007 tidak dicoret
9 PT. Multi Spunindo Jaya 010.000-07.00000478 Maret 29 Maret 2007 NPWP dan alamat tidak ada
10 PT. Putranta Adi Mandiri 010.000-07.00001454 Agustus 25 Agustus 2007 tidak dicoret
11 PT. Kasen Indonesia 010.000-07.00001784 Oktober 31 Oktober 2007 tidak dicoret
12 PT. Caraka Jaya Abadi 010.000-07.00001795 Oktober 31 Oktober 2007 NPWP tidak ada
55 IV.3. Pengisian SPT Masa PPN PT. Teijin Indonesia Fiber,Tbk
Pada pembahasan skripsi ini penulis membatasi untuk analisis perhitungan PPN tahun 2006 sampai dengan tahun 2008. Untuk masa pajak tahun yang bersangkutan, maka PT. Teijin Indonesia Fiber, Tbk mengunakan formulir SPT PPN seri 1195 dan 1107.
Pada SPT Masa PPN tahun 2006 sampai PT. Teijin Indonesia Fiber,Tbk ada beberapa SPT yang dilaporkan tidak sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku mengenai penulisan SPT.dengan 2008
Diantaranya ada beberapa SPT yang kurang lengkap dicantumkan, antara lain tanggal pelaporan tidak dicantumkan, kemudian ada beberapa bagian yang seharusnya diberi tanda silang tetapi tidak dilakukan, hal ini perlu dilakukan agar dapat diketahui bagian tersebut masuk di dalam kelompok yang mana seperti contoh
Pada SPT Masa PPN Maret 2008 dinyatakan lebih bayar, akan tetapi kelebihan bayar tersebut tidak di silang sehingga disini akan terlihat membingungkan karena kelebihan tersebut akan dialokasikan kemana. Pada SPT Masa PPN Maret 2008 tertera :
Butir II.D atau Butir II.F (Diisi dalam hal SPT Pembetulan Dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya Dikompensasikan ke Masa Pajak ………
Dokumen terlampir PPN lebih dibayar pada :
Dokumen disusulkan Kegiatan Tertentu
Butir II.D (Diisi dalam hal SPT Bukan Pembetulan)
Dikembalikan (Restitusi)
Gambar 4.3.1. Kesalahan penulisan SPT PT. Teijin Indonesia Fiber,Tbk
Seharusnya kolom tersebut harus diberi tanda silang sesuai dengan yang seharusnya. Karena pada Masa Maret 2008 trjadi lebih bayar dan kelebihan tersebut akan direstitusi, maka seharusnya dalam SPT Masa Maret adalah sebagai berikut :
56
x Butir II.D atau Butir II.F (Diisi dalam hal SPT Pembetulan
Dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya Dikompensasikan ke Masa Pajak ………
x Dokumen terlampir
PPN lebih dibayar pada :
Dokumen disusulkan Kegiatan Tertentu
Butir II.D (Diisi dalam hal SPT Bukan Pembetulan)
Dikembalikan (Restitusi)
Gambar 4.3.2.Penulisan SPT yang sudah sesuai dengan UU PPN
Dengan diberi tanda tersebut, maka dapat diketahui bahwa kelebihan tersebut akan direstitusi dan SPT tersebut bukanlah SPT pembetulan melainkan SPT normal. Tetapi memang kadang hal-hal seperti ini sering terlewatkan.
Untuk formulir SPT PT. Teijin Indonesia Fiber, Tbk pada masa pajak tahun 2006 menggunakan SPT masa PPN 1195 dengan uraian sebagai berikut :
Formulir 1195 :
Kolom A : Berisi mengenai Identitas PKP
Kolom B : Berisi mengenai Penyerahan yang terutang PPN, penyerahan tidak terutang PPN dan jumlah penyerahan.
Kolom C : Pajak Keluaran
Kolom D : Pajak yang dapat diperhitungkan Kolom E : Pajak yang kurang / Lebih Bayar
Kolom F : Jumlah Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan Kolom G : Pembetulan ( hanya diisi jika terdapat pembetulan) Kolom H : Kompensasi /Pengembalian (Restitusi)
Kolom I : Kegiatan membangun sendiri dan penyerahan aktiva yang menurut Tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan
Kolom J : Lampiran Kolom K : Pernyataan
57 Formulir 1195 A1 : Daftar Pajak Keluaran dan PPnBM
Formulir 1195 A2 : Daftar Pajak Keluaran dan PPnBM yang tidak dipungut / ditunda / Ditangguhkan / dibebaskan/ ditanggung pemerintah (DTP)
Formulir 1195 A3 : Daftar Pajak Keluaran dan PPnBM kepada pemungut PPN Formulir 1195 B1 : Daftar Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan
Formulir 1195 B2 : Daftar pajak Masukan dan PPnBM yang memperoleh pembayaran Pendahuluan dari BAPEKSTA keuangan
Formulir 1195 B3 : Hasil perhitungan kembali Pajak Masukan yang telah dikreditkan / Tidak dipungut / ditangguhkan / dibebaskan
Formulir 1195 B4 : Daftar Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan
Sedangkan untuk masa pajak 2007 dan 2008 PT. Teijin Indonesia Fiber, Tbk sudah menggunakan SPT masa PPN yang baru yaitu 1107 dengan uraian sebagai berikut :
Formulir 1107 :
Kolom I : Penyerahan barang dan jasa Kolom II : Penghitungan PPN kurang bayar
Kolom III : PPN Terutang atas kegiatan membangun sendiri Kolom IV : Pajak Penjualan atas Barang Mewah
Formulir 1107 A : Daftar Pajak Keluaran dan PPnBM Kolom I : Ekspor
Kolom II : Penyerahan Dalam Negeri dengan Faktur Pajak
58 Kolom IV : Penyerahan yang PPN atau PPnBM nya harus dipungut sendiri Kolom V : Penyerahan yang PPN atau PPnBM nya dipungut oleh pemungut
PPN
Kolom VI : Penyerahan yang PPN atau PPnBM nya tidak dipungut
Kolom VII : Penyerahan yang dibebaskan dari pengenaan PPN atauPPnBM Formulir 1107 B : Daftar Pajak Masukan dan PPnBM
Kolom I : Pajak Masukan yang dapat dikreditkan dan PPnBM
Kolom II : Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan dan Pajak masukan Atas impor atau perolehannya mendapat fasilitas
59 IV.4. Perencanaan Pajak Pertambahan Nilai PT. Teijin Indonesia Fiber,Tbk
PT. Teijin Indonesia Fiber, Tbk pada dasarnya sudah hampir sepenuhnya menerapkan Pajak Pertambahan Nilai sesuai dengan UU PPN No. 18 tahun 2000 baik dari segi pencatatan, pemungutan, maupun pelaporan. Akan tetapi masih terdapat kesalahan-kesalahan yang terjadi yang disebabkan oleh pelbagai hal.
Oleh karena hal tersebut, maka PT. Teijin Indonesia Fiber, Tbk melakukan perencanaan pajak diantaranya, yaitu :
• Menerbitkan Faktur Pajak pada batas jatuh tempo
Jika sebelumnya PT. Teijin Indonesia Fiber, Tbk selalu membuat Faktur Pajak pada saat terjadinya transaksi penyerahan BKP, maka untuk perencanaannya PT. Teijin Indonesia Fiber, Tbk akan menerbitkan Faktur Pajak ketika Faktur Pajak tersebut jatuh tempo, yaitu setiap akhir bulan pada bulan berikutnya setelah penyerahan BKP.
• Mengoptimalisasi Pajak Masukan yang dapat dikreditkan
Untuk menghindari Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan akibat faktur pajak yang cacat, maka PT. Teijin Indonesia Fiber, Tbk melakukan perencanaan, yaitu untuk setiap bagian yang bertugas menangani Faktur Pajak agar lebih teliti jika menerima Faktur Pajak dari PKP atas penerimaan BKP / JKP, jika terdapat adanya kecacatan maka petugas tersebut wajib untuk mengkonfirmasikannya dan meminta Faktur Pajak pembetulan kepada PKP yang bersangkutan.