• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN. Peneliti melaksanakan penelitian dengan menerapkan model

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN. Peneliti melaksanakan penelitian dengan menerapkan model"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

73 A. Deskripsi Data Awal Penelitian

Peneliti melaksanakan penelitian dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray pada kelas VIII-3 di MTsN 1 Model Palangka Raya.

Penelitian dilaksanakan sebanyak 3 (tiga) kali pertemuan dan 1 (satu) kali tes hasil belajar (THB) pada siswa penelitian. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 13 november 2014, pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 15 november 2014 dan pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 20 november 2014. Pertemuan keempat dilaksanakan pada tanggal 27 November 2014 dengan melakukan tes hasil belajar (THB) di kelas penelitian.

B. Hasil Penelitian

1. Pengelolaan Pembelajaran Pokok Bahasan Usaha dan Energi dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

Pengelolaan pembelajaran fisika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray ini dinilai dengan menggunakan lembar pengamatan pengelolaan yang telah disediakan oleh peneliti. Pengamatan dilakukan oleh dua orang pengamat yang terdiri dari seorang Dosen IAIN Palangka Raya dan seorang guru fisika di MTs

(2)

Negeri-1 Model Palangka Raya yang sudah dilatih untuk mengisi lembar pengamatan pengelolaan secara benar.

Kedua pengamat ini mengamati pengelolaan pembelajaran untuk tiga kali pertemuan. Kedua pengamat memberikan tanda cek list (√) pada kolom skor penilaian aspek pengelolaan yang ditetapkan. Kriteria penilaian dengan skala 1-4 dengan skor 1 menyatakan pengelolaan pembelajaran tidak baik, skor 2 menyatakan pengelolaan pembelajaran kurang baik, skor 3 menyatakan pengelolaan pembelajaran cukup baik dan skor 4 menyatakan pengelolaan pembelajaran baik. Aspek pengelolaan yang diamati terdiri atas aspek pendahuluan (kegiatan awal), kegiatan inti, kegiatan penutup, pengelolaan waktu, dan suasana kelas.

Penilaian pengelolaan pembelajaran pada penerapan pembelajaran model kooperatif tipe Two Stay Two Stray secara ringkas dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1

Pengelolaan Pembelajaran Model Kooperatif tipe Two Stay Two Stray

No Aspek yang diamati

Skor pengamatan tiap

RPP Skor

Rata-rata Kategori RP-I RP-II RP-III

I Kegiatan Awal 3 3,2 3,2 3,13 Cukup baik

II Kegiatan Inti 3 3,19 3,25 3,15 Cukup baik III Kegiatan Penutup 3 3 3 3 Cukup baik

IV Pengelolaan Waktu 3 3 3,5 3,17 Cukup baik

VI Suasana Kelas 3 3,17 3,33 3,17 Cukup baik

Rata-rata 3 3,11 3,26 3,12 Cukup baik

(3)

Keterangan:

1,00 - 1,49 = Tidak baik 1,50 - 2,49 = Kurang baik 2,50 - 3,49 = Cukup baik 3,50 - 4,00 = Baik.93

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, penilaian pengelolaan pembelajaran fisika menggunakan tipe Two Stay Two Stray menunjukkan pada tahap kegiatan awal, kegiatan inti dan penutup guru memperoleh penilaian rata-rata dengan kategori cukup baik. Pada aspek lain yaitu pengelolaan kelas dan suasana kelas juga memperoleh nilai rata-rata dengan kategori cukup baik. Penilaian pengelolaan pembelajaran fisika secara keseluruhan didapat rata-rata penilaian sebesar 3,12 dengan kategori cukup baik. 2. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pokok Bahasan Usaha dan Energi

setelah diterapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray.

Tes Hasil Belajar (THB) digunakan untuk mengetahui seberapa jauh ketuntasan hasil belajar siswa dalam aspek kognitif setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray pada pokok bahasan Usaha dan Energi. Tes Hasil Belajar dianalisis menggunakan ketuntasan individu dan klasikal, serta ketuntasan TPK terhadap indikator yang ingin dicapai. Pedoman penentuan tingkat ketuntasan individu mengacu pada standar ketuntasan dari MTs Negeri 1 Model Palangka Raya yang menggunakan standar ketuntasan ≥ 75.94 Ketuntasan klasikal dikatakan tuntas jika persentase individu yang tuntas

93

M. Taufik Widiyoko, Pengembangan Model Pembelajaran., 2005., h. 53. 94 Guru mata pelajaran fisika MTs Negeri 1 Model Palangkaraya.

(4)

mencapai ≥ 85%. Batas ketuntasan TPK yang sudah ditetapkan oleh sekolah di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya sebesar 75%.

a. Ketuntasan Individu dan Klasikal

Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah soal berbentuk pilihan ganda sebanyak 27 soal yang sudah diuji keabsahannya. Hasil analisis data tes hasil belajar dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini:

Tabel 4.2

Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

No Nama Siswa Skor Persentase % Keterangan

1 EAO 25 93 Tuntas 2 NW 21 78 Tuntas 3 SB 22 81 Tuntas 4 GAA 25 93 Tuntas 5 MA 24 89 Tuntas 6 N 24 89 Tuntas 7 YK 23 85 Tuntas 8 NF 22 81 Tuntas 9 MF 22 81 Tuntas 10 Sa 23 85 Tuntas 11 AFS 26 96 Tuntas 12 Mu 23 85 Tuntas 13 So 21 78 Tuntas 14 MR 26 96 Tuntas 15 AAN 24 89 Tuntas 16 SA 24 89 Tuntas 17 FRAR 22 81 Tuntas 18 RM 24 89 Tuntas 19 MRZ 24 89 Tuntas 20 DAS 24 89 Tuntas 21 MA 24 89 Tuntas 22 FR 22 81 Tuntas 23 AE 25 93 Tuntas 24 FNA 25 93 Tuntas

(5)

25 NFJ 24 89 Tuntas 26 CKP 25 93 Tuntas 27 AV 24 89 Tuntas 28 MAFF 23 85 Tuntas 29 FS 26 96 Tuntas 30 QHS 15 56 Tidak Tuntas

31 PRA 16 59 Tidak Tuntas

32 AK 22 81 Tuntas

33 MSA 20 74 Tidak Tuntas

34 KZ 20 74 Tidak Tuntas

35 Nu 19 70 Tidak Tuntas

36 SY 17 63 Tidak Tuntas

37 MRH 16 59 Tidak Tuntas

38 DHY 20 74 Tidak Tuntas

Jumlah Siswa Tuntas 30

Jumlah Siswa Tidak Tuntas 8

Persentase siswa yang tuntas 78,95%

persentase siswa yang tidak tuntas 21.05%

Tabel 4.3

Keberhasilan siswa secara klasikal Jumlah siswa Jumlah siswa tuntas Jumlah siswa tidak tuntas Ketuntasan Klasikal (%) 38 30 8 78,95

Berdasarkan tabel 4.2 dan 4.3 di atas, dapat diketahui bahwa dari 38 orang siswa yang mengikuti tes akhir, terdapat 30 orang siswa yang hasil belajarnya tuntas dan 8 orang siswa yang hasil belajarnya tidak tuntas. Siswa hasil belajarnya tuntas karena telah memenuhi kriteria ketuntasan belajar dari pihak sekolah yang KKM sebesar ≥ 75. Siswa yang hasil belajarnya tidak tuntas dikarenakan nilai hasil belajar

(6)

yang diperoleh siswa tersebut tidak mencapai nilai KKM yang telah ditentukan. Berdasarkan ketuntasan klasikal siswa tidak tuntas hasil belajarnya, karena hasil belajar siswa secara klasikal belum memenuhi/ melebihi batas standar ketuntasan klasikal sebesar ≥85%.

b. Ketuntasan TPK

Suatu TPK (tujuan pembelajaran khusus) dikatakan tuntas bila persentase siswa yang mencapai TPK tersebut ≥ 75%. Hasil analisis data ketuntasan TPK dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini:

Tabel 4.4

Ketuntasan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)

TPK No Soal Aspek Keterc apaian TPK (%) Kategori 1 Menyebutkan pengertian usaha

dalam fisika. 1 C1 92,11 Tuntas

2 Mencontohkan usaha yang ada

dalam kehidupan sehari-hari. 2 C2 81,6 Tuntas 3 Menjelaskan hubungan usaha (W),

gaya (F) dan perpindahan (s). 3 C2 76 Tuntas 4 Menyebutkan satuan usaha dalam SI

4 C1 97,4 Tuntas

5 Menjelaskan macam-macam usaha yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

5 C2 82 Tuntas

6 Menghitung soal matematis yang

berhubungan dengan usaha. 6 C3 92 Tuntas

7 Menjelaskan pengertian daya. 7 C1 84 Tuntas

8 Menjelaskan hubungan persamaan antara daya (P), usaha (W) dan waktu (t)

8 C2 50 Tidak Tuntas

9 Menyebutkan pengertian energy

9 C1 100 Tuntas

10 Menyebutkan macam-macam

bentuk energi dalam kehidupan sehari-hari.

(7)

11 Menyebutkan Konversi satuan

energi. 11 C1 71,1 Tidak Tuntas

12 Menghitung soal-soal yang

berhubungan dengan daya dan usaha

12 C1 61 Tidak Tuntas

13 Mencontohkan bentuk energi yang

ada dalam kehidupan sehari-hari 13 C2 86,8 Tuntas 14 Menjelaskan perubahan bentuk

energi

14 C2 87 Tuntas

15 Menentukan proses terjadinya

perubahan energi. 15 C3 100 Tuntas

16 Menyebutkan alat perubahan energi dalam kehidupan sehari-hari.

16 C1 92 Tuntas

17 Menjelaskan adanya hubungan

antara usaha dan energi. 17 C2 97 Tuntas

18 Menjelaskan pengertian energi

kinetik. 18 C2 97,4 Tuntas

19 Menuliskan persamaan dan satuan

energi kinetik. 19 C2 89,5 Tuntas

20 Menjelaskan pengertian energi

potensial. 20 C2 68,42 Tidak Tuntas

21 Menuliskan persamaan dan satuan

energi potensial. 21 C2 81,6 Tuntas

22 Membedakan energi kinetik dan energi potensial dalam kehidupan sehari-hari.

22 C3 53 Tidak Tuntas

23 Menghitung soal yang berhubungan

dengan energi kinetik. 23 C3 89 Tuntas

24 Menghitung besarnya energi

potensial yang dimiliki benda. 24 C3 79 Tuntas 25 Menjelaskan pengertian energi

mekanik. 25 C2 87 Tuntas

26 Menuliskan persamaan energi

mekanik. 26 C1 95 Tuntas

27 Menyebutkan bunyi hukum

(8)

Berdasarkan tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa dari 27 TPK yang dirumuskan terdapat 21 TPK yang tuntas dan 6 TPK yang tidak tuntas.

3. Respon Siswa Setelah Proses belajar Mengajar Pokok Bahasan Usaha dan Energi dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray.

Respon siswa dilakukan dengan memberikan angket yang berisi pernyataan-pernyataan tentang pembelajaran tipe Two Stay Two Stray yang telah dilaksanakan selama 3 pertemuan selesai dan tes soal akhir. Dan pengisian angket ini diberikan pada siswa kelas VIII-3 sebagai objek penelitian dengan memberikan jawaban pada pernyataan yang telah disediakan dalam angket tersebut.

Hasil analisis terhadap angket respon siswa dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini:

Tabel 4.5

Persentase respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray

No Pernyataan SS S TS STS

N % N % N % N %

1

Model pembelajaran yang digunakan lebih memotivasi saya untuk aktif dalam pembelajaran.

5 12,5 35 87,5 - - - - 2

Proses pembelajaran fisika yang digunakan guru kali ini berbeda dengan yang selama ini saya alami.

9 22,5 31 77,5 - - - - 3 Model pembelajaran yang digunakan

merupakan model pembelajaran baru. 4 10 36 90 - - - - 4

Model pembelajaran Two Stay Two Stray ini, memudahkan saya memahami materi Usaha dan Energi.

6 15 28 70 5 12,5 1 2,5 5

a. Model pembelajaran Two Stay Two Stray yang digunakan merupakan model pembelajaran yang

(9)

membosankan.

b. Model pembelajaran Two Stay Two Stray yang digunakan merupakan model pembelajaran yang menyenangkan.

4 10 32 80 4 10 - -

6 a. Penjelasan guru tentang Usaha dan Energi dalam pembelajaran tidak jelas dan sukar dimengerti sehingga saya sulit memahami materi Usaha dan Energi tersebut.

- - 12 30 27 67,5 1 2,5 b. Penjelasan guru tentang Usaha dan

Energi dalam pembelajaran jelas, sederhana dan mudah dimengerti sehingga saya mudah memahami materi.

5 12,5 32 80 3 7,5 - - 7

8

Pembelajaran dengan Two Stay Two Stray dapat meningkatkan kami dalam memecahkan masalah yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari.

8 20 23 57,5 9 22,5 - - Arahan pertanyaan-pertanyaan dalam

LKPD membingungkan saya untuk

dipahami. - - 10 25 28 70 2 5

9

Kegiatan pengamatan dan pertanyaan yang ada di LKPD dapat lebih memudahkan saya untuk memahami materi Usaha dan Energi.

6 15 28 70 6 15 - -

10

Kegiatan pengamatan yang dilakukan dalam pembelajaran Model pembelajaran kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dipandu dengan LKPD.

8 20 28 70 4 10 - -

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa pada respon nomor 1, sebanyak 5 siswa menyatakan sangat setuju (12,5%) , dan 35 siswa menyatakan setuju (87, 5%) terhadap model pembelajaran yang digunakan lebih memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Pada respon nomor 2, sebanyak 9 siswa menyatakan sangat setuju (22,5%), dan 31 siswa menyatakan setuju (77,5%) terhadap proses pembelajaran fisika yang

(10)

digunakan guru kali ini berbeda dengan yang selama ini siswa alami. Pada respon nomor 3, sebanyak 4 siswa menyatakan sangat setuju (10%), dan sebanyak 36 siswa menyatakan setuju (90%) terhadap pembelajaran yang digunakan merupakan model pembelajaran baru.

Pada respon nomor 4, sebanyak 6 siswa menyatakan sangat setuju (15%), sebanyak 28 siswa menyatakan setuju (70 %), sebanyak 5 siswa menyatakan tidak setuju dan sebanyak 1 siswa menyatakan sangat tidak setuju (2,5%) terhadap model pembelajaran yang digunakan memudahkan siswa memahami materi usaha dan energi.

Respon nomor 5a, sebanyak 4 siswa menyatakan setuju (10%), 34 siswa menyatakan tidak setuju ( 85%), dan 2 siswa menyatakan sangat tidak setuju (5%) terhadap model pembelajaran Two Stay Two Stray yang digunakan merupakan strategi pembelajaran yang membosankan. Pada respon nomor 5b, sebanyak 4 siswa menyatakan sangat setuju (10%), 32 siswa menyatakan setuju (80%), dan 4 siswa menyatakan tidak setuju (10%) terhadap model pembelajaran Two Stay Two Stray yang digunakan merupakan strategi pembelajaran yang menyenangkan.

Pada respon nomor 6a, sebanyak 12 siswa menyatakan setuju (30%), 27 siswa menyatakan tidak setuju (67,5 %) dan 1 siswa menyatakan sangat tidak setuju (2,5%) terhadap penjelasan guru tentang konsep usaha dan energi dalam pembelajaran tidak jelas dan sukar dimengerti sehingga siswa sulit memahami materi tersebut. Pada respon nomor 6b, sebanyak 5 siswa menyatakan sangat setuju (12,5%), 32 siswa

(11)

menyatakan setuju (80%) dan 3 siswa menyatakan tidak setuju (7,5%) terhadap penjelasan guru tentang konsep usaha dan energi dalam pembelajaran jelas, sederhana dan mudah dimengerti sehingga siswa mudah memahami materi.

Pada respon nomor 7, sebanyak 8 siswa menyatakan sangat setuju (20%), 23 siswa menyatakan setuju (57,5%) dan 9 siswa menyatakan tidak setuju (22,5%) terhadap pembelajaran dengan Two Stay Two Stray dapat meningkatkan siswa dalam memecahkan masalah yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari. Pada respon nomor 8, sebanyak 10 siswa menyatakan setuju (25%), 28 siswa menyatakan tidak setuju (70%), dan 2 siswa menyatakan sangat tidak setuju (5%) terhadap arahan pertanyaan-pertanyaan dalam LKS membingungkan siswa untuk dipahami.

Pada respon nomor 9, sebanyak 6 siswa menyatakan sangat setuju (15%), 28 siswa menyatakan setuju (80%) dan 6 siswa menyatakan tidak setuju (15%) terhadap kegiatan pengamatan dan pertanyaan yang ada di LKS dapat lebih memudahkan siswa untuk memahami materi. Pada respon nomor 10, sebanyak 8 siswa menyatakan sangat setuju (20%), 28 siswa menyatakan setuju (70%) dan 4 siswa menyatakan tidak setuju (10%) terhadap kegiatan pengamatan yang dilakukan dalam pembelajaran Two Stay Two Stray dipandu dengan LKS.

Gambar

Tabel 4.5 menunjukkan  bahwa pada respon nomor 1, sebanyak 5  siswa  menyatakan  sangat  setuju  (12,5%)  ,  dan  35    siswa  menyatakan  setuju  (87,  5%)  terhadap  model  pembelajaran  yang  digunakan  lebih  memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelaj

Referensi

Dokumen terkait

Maka dari itu, sesuai dengan penjelasan latar belakang diatas, dengan menggunakan Information System Success Model yang memiliki enam dimensi terintegrasi, penelitian ini

Penambahan luas ini sebagai bagian dari komitmen pemerintah kabupaten terutama DKP yang terus melakukan pembangunan dan optimalisasi TPST untuk dapat memenuhi Sidoarjo Zero

Biaya'operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 digunakan untuk pembayaran honorarium, pengadaan bahan, alat tulis kantor, cetak/stensil, fotocopy/penggandaan,

Selain itu, dapat kami sampaikan pula bahwa dalam melaksanakan tugasnya, Komite Remunerasi dan Nominasi mengacu kepada regulasi yang berlaku, diantaranya adalah

Dan dari itu semua sampah pasti nya menimbulkan dampak yang kurang baik untuk lingkungan maupun untuk manusianya, baik itu penyemaran lingkungan hingga berdampak banjir, banjir

Pelaksanaan dan proses pembelajaran yang menarik perhatian siswa dengan pemilihan metode yang baik, penggunaan metode pembelajaran akan mempermudah mentor untuk

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan limbah abu bawah batubara (bottom ash) teraktivasi sebagai adsorben alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah

Meyerhoff (2006) states that code mixing “generally refers to the alternation between varieties, or codes within a clause or phrase.” Code mixing occurs when speaker use