A. Latar Belakang Masalah
Era globalisasi saat ini, masih saja terdapat siswa tidak bisa memahami, melakukan atau mempraktikkan tentang suatu hal dari materi yang sudah disampaikan oleh gurunya. Padahal, jika dilihat dari kondisi siswanya tidak mengalami adanya kekurangan secara fisiknya artinya kalaupun ada kekurangan itu tidak berbeda jauh denganteman sekelasnya. Lantas kenapa hal ini bisa terjadi? Apakah seorang guru tersebut masih saja hanya menggunakan cara konvensional dalam mengajarnya?. Sebenarnya hal tersebut tidak akan terjadi manakala antara guru dan siswa terdapat suatu interaksi timbal balik dimana guru tidak berperan sangat dominan dalam proses belajar mengajarnya. Hal ini juga sangat erat kaitannya dengan penggunaan variasi mengajar oleh guru yang dilakukan dalam setiap proses
pembelajarannya.1
Siswa dianggap berhasil manakala dia telah mengalami perubahan dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari yang paham menjadi paham, yang mana perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas. Dan hal itulah yang perlu diperhatikan oleh seorang guru, tidak hanya mentransfer ilmu tapi juga memberikan nilai – nilai dari apa saja yang terdapat pada ilmu tersebut.
1
Hasil Obervasi di lingkungan sekolah pada tanggal 12 Mei 2014
Sejatinya, mengajar merupakan suatu proses yang kompleks. Tidak hanya sekedar menyampaikan informasi dari guru ke siswa. Banyak kegiatan maupun tindakan harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik pada seluruh siswa. Oleh karena itu, rumusan pengertian mengajar tidaklah sederhana. Dalam arti, membutuhkan rumusan yang dapat meliputi seluruh kegiatan dan tindakan dalam perbuatan mengajar itu sendiri.
Bohar Suharto (1997) mendefinisikan, mengajar sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur (mengelola) lingkungan sehingga tercipta suasana yang sebaik – baiknya dan menghubungkannya dengan peserta didik
sehingga terjadi proses belajar yang menyenangkan.2
Melihat sedikit teori diatas, rasanya pembelajaran yang baik tidak bisa dilakukan dengan hanya mengandalkan gaya pengajaran konvensional saja, namun perlu adanya pengembangan – pengembangan dalam setiap proses pembelajaran. Perpaduan antara pembelajaran konvensional dengan modern juga bisa menjadi alternatif yang perlu dilakukan oleh seorang guru. Tak hanya itu, guru juga dituntut untuk bisa menguasai atau mengkondisikan kelas dengan tidak hanya bertumpu pada bangku guru saja namun melakukan gerak – gerak yang memang dianggap perlu untuk mengadakan interaksi dengan siswa secara menyeluruh di dalam kelas yang inilah merupakan salah satu teknik variasi mengajar.
Variasi mengajar merupakan faktor yang terpenting dalam
menyelenggarakan pengajaran disekolah. Oleh karena itu, dalam menjalankan
2
Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung : Refika Aditama, 2010), hlm. 7.
pengajaran guru harus berpikir sistem artinya dalam penyelenggaraan pengajaran guru harus memiliki keunikan agar anak didik tidak merasakan kejenuhan dalam memperoleh pelajaran.
Variasi mengajar dapat berwujud perubahan – perubahan atau perbedaan – perbedaan yang sengaja diciptakan atau dibuat untuk memberikan kesan yang unik kepada anak didik. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam proses belajar mengajar adakalanya siswa, bahkan guru mengalami kejenuhan. Maka dari itu, untuk menghindari problema tersebut perlu diciptakannya situasi dan kondisi belajar mengajar yang bervariasi. Apabila guru mampu menghadirkan proses mengajar bervariasi kemungkinan besar kejenuhan tidak akan terjadi.
Penggunaan variasi mengajar harus tersusun berdasarkan rencana yang jelas yang didasarkan pada rujukan tujuan pembelajaran. Untuk mencapai keharusan tersebut maka seorang guru dituntut kearifan dalam menggunakan variasi mengajar. Kearifan itulah setidak – tidaknya yang diperlukan seorang guru dalam penggunaan variasi pengajaran. Kearifan itu menunjukkan bahwa dalam penggunaan variasi mengajar, guru memperhatikan keberadaan siswa, situasi, dan kondisi lingkungan. Kearifan tersebut dapat dijabarkan dalam
dimensi – dimensi sebagai berikut :3
1. Variasi suara dan sikap guru
Variasi suara adalah perubahan suara dari keras menjadi lemah, dan tinggi menjadi rendah, dari cepat menjadi lambat dan sebaliknya.
3
Zaenal Mustakim, Strategi Dan MetodePembelajaran (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2011),hlm. 240
2. Variasi media dan bahan pengajaran
Variasi bahan ajar adalah bahwa guru dalam proses belajar mengajar tidak hanya mengajarkan materi-materi pokok saja tetapi juga harus diselingi dengan materi-materi penunjang seperti cerita atau anekdot. Sedangkan variasi media dimaksudkan agar kelemahan indra yang dimiliki siswa dapat dikurangi.
3. Variasi interaksi
Interaksi dapat terjadi antar pihak jika pihak yang terlibat saling memberikan aksi dan reaksi.
Berkaitan dengan masalah variasi mengajar khususnya pada mata pelajaran fiqih kelas V di MIS Kertijayan Pekalongan belum banyak memberikan dampak pada hasil belajar siswanya. Hal ini dibuktikan dengan indikator sebagai berikut :
1. Masih terdapat kesenjangan nilai dari hasil belajar siswa
2. Masih terdapat siswa yang berbicara sendiri atau tidak memperhatikan
dalam proses belajar mengajar.
3. Guru kurang memahami lebih mendalam mengenai variasi mengajar.
Berangkat dari pemikiran di atas penulis bermaksud untuk mengkaji secara lebih mendalam dan mengadakan sebuah penulisan dengan judul “ PENGARUH VARIASI MENGAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH KELAS V MIS KERTIJAYAN KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015”.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana variasi mengajar guru mata pelajaran fiqih kelas V di MIS
Kertijayan Kecamatan Buaran Kabupaten Pekalongan?
2. Bagaimana pencapaian hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih
Kelas V di MIS Kertijayan Buaran Pekalongan?
3. Apakah terdapat pengaruh variasi mengajar terhadap hasil belajar siswa
pada mata pelajaran fiqih Kelas V di MIS Kertijayan Buaran Pekalongan?
C. Penegasan Istilah
1. Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari seseorang (orang, benda, dan sebagainya) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau
perbuatan seseorang, atau yang berkemampuan ghaib.4
2. Variasi Mengajar
Menurut Uzer Usman variasi mengajar adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid, sehingga dalam situasi belajar mengajar,
4
W.J.S. Poerwadarminta, KamusBesarBahasa Indonesia, (Jakarta :BalaiPustaka : 1976),, hlm. 731.
murid senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh
partisipasi.5
3. Hasil Belajar Fiqih
Hasil belajara dalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran fiqih, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru (penilaian/test
formatif).6
4. MIS Kertijayan
MIS Kertijayan merupakan salah satu sekolah dibawah Lembaga Pendidikan Ma‟arif NU yang beralamatkan di Desa Kertijayan Gang 2 No. 03 Kecamatan Buaran Kabupaten Pekalongan.
Adapun penulisan di atas adalah untuk mengetahui pengaruh variasi mengajar yang dilakukan oleh guru pada mata pelajaran fiqih kelas V dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa.
D. Tujuan Penulisan
Dalam penulisan ini ada beberapa tujuan yang ingin dicapai, yaitu :
a. Untuk memperoleh deskripsi yang jelas tentang penerapan variasi
mengajar guru di MIS Kertijayan Buaran Pekalongan khususnya pada mata pelajarah fiqih kelas V.
b. Untuk mengetahui hasil belajar siswa di MIS Kertijayan Buaran
Pekalongan khususnya pada mata pelajarah fiqih kelas V.
5
Zaenal Mustakim, Strategi & Metode Pembelajaran, (Pekalongan : STAIN Press : 2011), hlm. 220.
6
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka : 2005), hlm. 408.
c. Untuk mengetahui pengaruh variasi mengajar guru terhadap hasil belajar siswa di MIS Kertijayan Buaran Pekalongan pada mata pelajarah fiqih kelas V.
E. Kegunaan Penulisan
1. Secara Teoritis
Penulisan ini berguna untuk menambah wawasan tentang pentingnya penerapan variasi mengajar bagi dunia pendidikan dalam peningkatan prestasi belajar siswa.
2. Secara Praktis
a. Bagi Pendidik
Hasil penulisan ini diharapkan menjadi bahan pengetahuan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
b. Bagi Lembaga Pendidikan MIS Kertijayan
Penulisan ini berguna bagi lembaga pendidikan MIS Kertijayan Buaran Kabupaten Pekalongan, guna membantu meningkatkan mutu pendidikan dan peningkatan prestasi belajar siswa dengan menggunakan teknik mengajar yang baik.
c. Bagi penulis.
Penulisan ini menjadi pengalaman yang pertama dalam melakukan sebuah penulisan. Hal ini sangat berguna bagi kelanjutannya kedepan jika suatu saat diberi kepercayaan untuk menjadi seorang pendidik di sekolah.
F. Tinjauan Pustaka
1. Analisis Teoritis
a. Pengertian Variasi Mengajar
Pengertian “variasi” menurut kamus ilmiah popular adalah „selingan‟, selang – seling, atau pergantian. Udin S. Winataputra (2004) mengartikan “variasi” sebagai keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton. Kejenuhan siswa dalam memperoleh pelajaran dapat diamati selama proses belajar mengajar berlangsung seperti kurang perhatian, mengantuk, mengobrol dengan sesama teman atau pura-pura mau kekamar kecil hanya untuk menghindari kebosanan.
Karenanya, pengajaran yang bervariasi sangat urgen sehingga situasi
dan kondisi belajar mengajar berjalan normal.7
b. Tujuan Variasi Mengajar
Penggunaan variasi terutama ditujukkan pada perhatian siswa, motivasi, dan belajar siswa. Tujuan mengadakan variasi dimaksud adalah :
1) Meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap relevansi
proses belajar mengajar.
2) Memberikan kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi
3) Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah
4) Memberikan kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individual
7
5) Mendorong anak didik untuk belajar.8
c. Prinsip – prinsip Variasi Mengajar
Penggunaan variasi belajar harus tersusun berdasarkan rencana yang jelas yang didasarkan pada rujukkan tujuan pembelajaran. Untuk mencapai keharusan tersebut maka seorang guru dituntut kearifan dalam menggunakan variasi mengajar. Beberapa langkah untuk mewujudkan kearifan tersebut diantaranya sebagai berikut:
1) Variasi pengajaran yang diselenggarakan harus menunjang dan
dalam rangka mereliasasikan tujuan pembelajaran;
2) Penggunaan variasi mengajar harus lancar dan berkesinambungan
tidak mengganggu proses belajar mengajar, dan anak didik akan lebih memperhatikan berbagai proses pengajaran secara utuh;
3) Penggunaan variasi mengajar harus bersifat terstruktur, terencana,
dan sistematik;
4) Penggunaan variasi mengajar harus luwes (tidak kaku) sehingga
kehadiran variasi itu semakin mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar.
Kearifan itulah setidaknya yang diperlukan seorang guru saat menggunakanan variasi mengajar. Kearifan inu menunjukkan bahwa dalam penggunaan variasi mengajar, guru hendaklah memperhatikan
keberadaan siswa, situasi dan kondisi lingkungan.9
8
Zaenal Mustakim, op. cit., hlm. 223-224. 9
d. Manfaat Variasi Mengajar
Adapun manfaat dari variasi mengajar seperti yang dikutip oleh Abdul Majid adalah sebagai berikut :
1) Meningkatkan, menimbulkan dan memelihara perhatian siswa
terhadap aspek – aspek belajar yang relevan.
2) memberi kesempatan untuk meningkatkan dan berkembangnya
bakat ingin tahu dan berfungsinya motivasi belajar.
3) Memupuk dan membentuk sikap positif terhadap guru dan
sekolah dengan berbagai gaya mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang baik.
4) Memberi pelayanan yang baik kepada siswa secara individual
dalam menerima pelajaran agar mudah dan senang belajar.10
e. Komponen – komponen Variasi Mengajar
Beberapa dimensi yang harus diperhatikan juga dalam variasi
mengajar adalah sebagai berikut:11
1) Variasi suara dan sikap guru
Suara guru memiliki peranan penting dalam melahirkan kualitas variasi mengajar. Karena itu, intonasi, nada, volume, dan kecepatan suara guru perlu diatur dengan baik. Umpamannya dalam melukiskan atau mendramatisasikan suatu peristiwa atau kata, guru mesti mengetahui kata atau peristiwa yang harus mendapat penekanan. Penekanan ini penting agar siswa
10
Ibid., hlm. 227. 11
mengetahui hal-hal yang dianggap penting dari materi pelajaran yang disampaikan guru. Dalam konteks di atas, beberapa hal perlu diperhatikan guru, sebagai berikut:
Penekanan
Pemberian waktu
Kontak pandang
Gerakkan anggota badan
Pindah posisi
2) Variasi media dan bahan ajaran
Penggunaan media belajar akan menghindari kejenuhan siswa terhadap gurunya atau terhadap materi pelajaran yang disampaikan guru. Melalui media, ada alih pandang, dengar dan objek perhatian yang mungkin lebih menarik dibandingkan dengan guru yang hanya berceramah saja. Bahkan melalui media memungkinkan konsentrasi dan perhatian siswa terhadap pelajaran akan lebih baik.
Ada tiga komponen dalam variasi media, yaitu media pandang, (visual), media dengar (audio), dan media taktik. Ketiga media ini harus digunakan secara bervariasi dalam arti
berganti-ganti bahkan mungkin ketiganya digunakan:12
Variasi media pandang
Variasi media dengar
12
Variasi media taktik
3) Variasi interaksi
Variasi dalam pola interaksi yang lazim dilakukan guru ada dua hal yaitu :
Siswa bealajar atau melakukan aktivitas lainnya dalam ruang
lingkup pembelajaran secara bebas tanpa campur tangan dari guru.
Siswa hanya mendengarkan secara pasif sedangkan guru
berbicara secara aktif sehingga seluruh proses belajar
mengajar didemonisasi guru.13
2. Penulisan yang Relevan
Dalam penulisan yang dilakukan oleh Masruri dengan judul “Pemakaian Variasi Metode dan Pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar Siswa di MI Karanganyar Tirto Pekalongan” menyebutkan bahwa penggunaan variasi metode (ceramah, tanya jawab, resitasi) dalam suatu pembelajaran mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas IV dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dengan dibuktikan nilai rata – rata
formatifnya adalah 7,8.14
Selain itu juga dari penulisan yang dilakukan oleh Husnawati yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran Berbasis Multimedia Terhadap Prestasi Belajar Siswa di SDN 06 Kedungwuni” merepresentasikan bahwa
13
Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, op. cit., hlm. 97.
14Masruri, “Pemakaian Variasi Metode dan Pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar Siswa di MI Karanganyar Tirto Pekalongan”, Skripsi Sarjana Pendidikan, (Semarang : Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang, 2005), hlm. 57.
penggunaan ataupun penerapan media ( gambar dan alat peraga ) dan metode ( ceramah,tanya jawab, dan resitasi ) dalam suatu pembelajaran pada mata pelajaran fiqih kelas IV dapat mempengaruhi prestasi belajar
siswa. Hal ini dibuktikan dengan nilai formatifnya adalah 7,9.15
Kemudian dalam skripsi yang ditulis oleh Syafi‟i dengan judul “Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Di SDN 02 Pedawang Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan”. Dalam skripsi tersebut menyimpulkan bahwa pengelolaan kelas berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI.Hal ini ditunjukkan dengan nilai indeks korelasi sebesar rxy = 0,872, dimana nilai rt pada taraf signifikan 5% = 0,361 dan taraf
signifikan 1% = 0,463.16
Serta penulisan dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Cetak Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Di MI Islamiyah Pucanggading Bandar Batang” yang ditulis oleh Qodriyah menjelaskan, bahwa penggunaan media cetak dapat mempengaruhi motivasi siswa dengan hasil perhitungan rata – rata 44 termasuk dalam kategori cukup baik yang
berada pada interval 42 – 46.17
15Husnawati, “Pengaruh Pembelajaran Berbasis Multimedia Terhadap Prestasi Belajar Siswa di SDN 06 Kedungwuni”,Skripsi Sarjana Pendidikan, (Pekalongan : Perpustakaan STAIN Pekalongan, 2012), hlm. 83.
16Syafi‟i, “Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Di SDN 02 Pedawang Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan”, Skripsi Sarjana Pendidikan, (Pekalongan : Perpustakaan STAIN Pekalongan, 2012), hlm. 68-69
17Qodriyah, “Pengaruh Penggunaan Media Cetak Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Di MI Islamiyah Pucanggading Bandar Batang”,Skripsi Sarjana Pendidikan, (Pekalongan : Perpustakaan STAIN Pekalongan, 2013), hlm 71.
Perbedaan dari penulisan yang dilakukan penulis dengan penulisan – penulisan di atas adalah letak pembahasan yang akan dilaksanakan, dimana penulis memfokuskan pada masalah pelaksanaan variasi mengajar dan pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih kelas V di MIS Kertijayan Pekalongan.
3. Kerangka Berfikir
Berdasarkan teori – teori di atas maka penulis berasumsi bahwa variasi mengajar itu sangat penting dilakukan oleh setiap pendidik dalam proses pembelajaran. Karena, selain hal itu bisa menimbulkan interaksi antara guru dan siswa juga bisa mengantisipasi apabila ada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar. Kerangka berfikir penulis dapat digambarkan dalam skema sebagai berikut :
Skema/bagan kerangka berfikir
Guru Variasi
Mengajar Siswa
Prestasi Belajar siswa Meningkat
4. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.18
Berdasarkan teori – teori tersebut, maka hipotesis yang penulis rumuskan dalam penulisan ini adalah adanya pengaruh variasi mengajar terhadap hasil belajar siswa di MIS Kertijayan Buaran Pekalongan khususnya pada mata pelajaran fiqih kelas V. Maksudnya adalah bahwa penerapan variasi mengajar oleh guru dalam setiap pertemuan akan berdampak semakin baik bagi hasil belajar siswa.
G. Metode Penulisan
1. Desain Penulisan
a. Pendekatan
Pendekatan yang digunakan dalam penulisan ini adalah
pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang analisisnya
menekankan pada data – data numerikal (angka) yang diolah dengan
metode statistika.19
b. JenisPenulisan
Jenis penulisan ini adalah penulisan lapangan (filed research)
yaitu jenis penulisan yang dilakukan secara intensif, terperinci dan
mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga dan gejala tertentu.20
2. Variabel Penulisan
18
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendidikan Praktek, Revisi IV, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm. 67.
19
Saifudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 9. 20
Variabel adalah obyek penulisan, atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penulisan.21 Dalam penulisan hal ini yang menjadi
variabel penulisan yaitu :
a) Variabel Independent :variasi mengajar, indikatornya dibatasi yaitu :22
1) Pelaksanaan variasi suara dan sikap guru
2) Pelaksanaan variasi media dan bahan pengajaran
3) Pelaksanaan variasi interaksi mengajar guru dan siswa
b) Variabel Dependent : Hasil belajar siswa mata pelajaran fiqih kelas V,
indikatornya yaitu :
1) Mengerti dan memahami materi fiqih kelas V tentang tata cara
pelaksanaan ibadah haji.
2) Dapat mempraktikkan tatacara pelaksanaan ibadah haji secara
tertib danbenar.
Untuk melihat hasil belajar siswa tersebut adalah dengan melihat hasil dari ulangan harian (test formatif).
3. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan obyek penulisan. Sedangkan sampel
adalah bagian atau wakil dari populasi.23 Dalam penulisan ini yang
menjadi populasi adalah siswa kelas V MIS Kertijayan Buaran Pekalongan tahun pelajaran 2014/2015. Penulis mengambil sampel seluruh siswa kelas V MIS Kertijayan tahun pelajaran 2014/2015 dengan rincian sebagai berikut :
21
Suharsimi Arikunto, op. cit., hlm. 112. 22
Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Op. cit, hlm. 95-97. 23
a. Kelas V putra berjumlah 39 anak.
b. Kelas V putri berjumlah 30 anak.
Jadi jumlah keseluruhan adalah 69 anak.
Dengan melihat jumlah populasi yang ada di atas maka penulis mengambil sampel secara keseluruhan sehinggan penulis namakan dengan penulisan populasi. Hal ini penulis lakukan sesuai dengan aturan pengambilan sampel untuk penulisan yaitu apabila obyeknya kurang dari 100 maka lebih baik diambil semuanya dan jika obyeknya lebih besar
dapat diambil 10 - 15% atau 20 - 25%.24
4. Teknik Pengumpulan Data
Berkaitan dengan judul ini untuk memperoleh data – data yang diperlukan penulis menggunakan metode sebagai berikut:
a. Metode Interview
Teknik interview yaitu suatu dialog pewawancara untuk
memperoleh informasi dari terwawancara.25 Dalam hal ini penulis
menggunakan interview bebas terpimpin, yaitu peng-interview membawa kerangka pertanyaan untuk disajikan, tetapi bagaimana pertanyaan diajukan dan irama interview diserahkan kepada kebijaksanaan pewawancara. Pihak yang diinterview dapat bebas memberi jawaban, dan ini akan diperoleh data secara mendalam. Pihak penulis dapat menyerahkan secara langsung pokok persoalan yang sebenarnya. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data
24
Suharsimi Arikunto, op. cit., hlm. 109.
25
tentang pelaksanaan variasi mengajar serta upaya–upaya yang dilakukan pendidik dalam melaksanakan variasi mengajar di MIS Kertijayan Buaran Pekalongan.
b. Metode Observasi
Metode Observasi yaitu metode ilmiah dimana penulis menggunakan dan mengumpulkan data dengan menggunakan pengamatan dan pendataan dengan sistematis terhadap fenomena
yang diselidiki.26
Metode yang digunakan untuk mengadakan pengamatan secara langsung terhadap situasi dan kondisi lapangan serta sikap yang diambil atau dilaksanakan oleh guru dan peserta didik dalam situasi yang kongkret. Dengan demikian data yang diperoleh dapat
digunakan untuk melengkapi data hasil interview.27
Dalam hal ini penulis mengadakan pengamatan secara langsung tanpa perantara terhadap obyek yang diteliti untuk memperoleh data data tentang gambaran pelaksanaan variasi mengajar di MIS Kertijayan.
c. Metode Angket
Metode angket disebut metode questioner atau suatu metode penulisan dengan menggunakan daftar-daftar pertanyaan tertulis mengenai suatu hal atau dalam suatu bidang untuk memperoleh data
26
Ibid, hlm. 16. 27
Muhammad Ali, Penelitian Pendiikan Prosedur dan Strategi, (Bandung : Angkasa, 1982),hlm. 91.
tentang jawaban dari responden.28 Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang valid mengenai pengaruh variasi mengajar terhada phasil belajar siswa. Dalam hal ini responden yang penulis ambil sebanyak 69 siswa.
d. Metode Dokumentasi.
Dokumentasi yaitu suatu cara untuk mengumpulkan data dari dokumen yang berupa tulisan – tulisan, maupun catatan – catatan, diagram dan lainnya yang ada kaitannya dengan data yang dibutuhkan. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu.29 Metode ini digunakan untuk memperoleh data penting
yang berhubungan penelitian, yaitu : Sejarah berdirinya sekolah, letak geografis, profil sekolah, visi dan misi, struktur organisasi, keadaan guru, staf tata usaha dan siswa, sarana dan prasarana yang tersedia.
5. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, selanjutnya dianalisis secara sistematis. Adapun pengolahan data disusun langkah-langkah sebagai berikut :
a. Analisis Pendahuluan
Analisis pendahuluan merupakan langkah awal yang dilakukan dalam penulisan dengan cara memasukkan hasil pengolahan data angket responden kedalam data tabel distribusi frekuensi.
28
Koentjaraningrat, MetodePenelitianMasyarakat, Gramedia, Jakarta, 1985, hlm. 173. 29
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif , Kualitatif dan R & D, (Bandung : Alfa Beta, 2012), hlm. 240.
Untuk menganalisis data dalam penulisan ini, digunakan teknik analisis statistik yang menghitung nilai kualitas dan kuantitas dengan cara memberikan penilaian berdasarkan atas jawaban angket yang telah disebarkan kepada responden, dimana masing–masing tema diberikan alternatif jawaban.
Adapun criteria nilainya sebagai berikut :
1) Untuk penilaian jawaban a diberi skor 4
2) Untuk penilaian jawaban b diberi skor 3
3) Untuk penilaian jawaban c diberi skor 2
4) Untuk penilaian jawaban d diberi skor 1
b. Analisis Uji Hipotesa
Dalam tahapan ini diadakan perhitungan yakni antara variasi mengajar dengan hasil belajar siswa menggunakan rumus regresi
linear sederhana :30
1) Menyusun persamaan linear
Y= a + bX Keterangan :
Y : Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan.
a : Harga Y bila X = 0 (hargakonstan)
b : Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka
kemungkinan ataupun penurunan variable dependen yang didasarkan pada variable independen.
30
M. Iqbal Ihsan, Pokok-pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensif), Bumi Aksara, Jakarta, 2003, hlm. 219-228.
X : Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
2) Menghitung harga a dan b dengan rumus sebagai berikut :
a =
) ( ) )( ( ) )( ( 1 2 1 1 1 1 2 1 1 x x n y x x x y b =
2 1 2 1 1 1 1 1 ) ( ) )( ( x x n y x y x n c. Analisis LanjutanPersamaan regresi yang diperoleh dalam suatu proses perhitungan tidak selalu tepat. Untuk itu perlu dilakukan analisis persamaan regresi. Dalam analisis ini dilakukan pengujian terhadap koefisien regresi. Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah variable independen berpengaruh secara signifikan terhadap variable dependen. Pengujian dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menghitung kesalahan baku
Kesalahan baku atau selisih taksir standar merupakan indeks yang digunakan untuk mengukur tingkat ketepatan regresi (pendugaan) dan koefisien regresi (penduga) atau mengukur variasi titik-titik observasi disekitar garis regresi. Dengan kesalahan baku, batasan seberapa jauh melesetnya perkiraan kita dalam meramal data dapat diketahui. Apabila semua titik observasi berada tepat pada garis regresi maka kesalahan baku
akan bernilai sama dengan nol. Hal itu berarti perkiraan yang kita lakukan terhadap data sesuai dengan data yang sebenarnya.
a) Kesalahan baku didapat dengan rumus:
Se = ∑Y2−a∑Y−b∑XYN−2
b) Untuk kesalahan baku penduga b didapat dengan rumus :
𝑆𝑏 = 𝑆𝑒
∑𝑋2 − 𝑋 2 𝑁
2) Merumuskan Hipotesis
a) Formulasi hipotesis untuk parameter A
H0 : A = A0 (tidak ada pengaruh X terhadap Y)
H1: A ≠ A0 (ada pengaruh positif X terhadap Y)
b) Formulasi hipotesis untuk parameter B
H0 : B = B0 (tidak ada pengaruh X terhadap Y)
H1 : B ≠ B0 (ada pengaruh positif X terhadap Y)
c) Nilai uji statistik
𝐹 =𝑏
2. Σ(X − X ) 𝑆𝑒2 H. Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk memperoleh pembahasan yang sistematis, maka penulis menyajikan penulisan skripsi menjadi lima bab yaitu:
Bab I pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, penegasan istilah, tujuan penulisan, kegunaan penulisan, tinjauan pustaka, metode penulisan dan sistematika penulisan.
Bab II variasi mengajar, hasil belajarsiswa dan mata pelajaran fiqih Sub bab pertama meliputi : pengertian variasi mengajar, tujuan dan prinsip variasi mengajar, manfaat variasi mengajar dan komponen – komponen yang ada dalam variasi mengajar. Sub bab kedua meliputi : pengertian hasil belajar dan faktor – faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Sub bab ketiga meliputi : pengertian fiqih, tujuan pembelajaran fiqih, ruang lingkup pembelajaran fiqih, dan standar kompetensi serta kompetensi dasar.
Bab III Kondisi MIS Kertijayan yang meliputi : Sejarah berdirinya sekolah, letak geografis, profil sekolah, visi dan misi, struktur organisasi, keadaan guru, staf tata usaha dan siswa, sarana dan prasarana, dan strategi pelaksanaan variasi mengajar di MIS Kertijayan.
Bab IV Analisis implementasi variasi mengajar di MIS Kertijayan, yang meliputi analisis pelaksanaan variasi mengajar dalam mencapai hasil belajar siswa di MIS Kertijayan.