• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis kualitas soal pilihan ganda ulangan tengah semester II mata pelajaran matematika kelas 1 tahun ajaran 2013/2014 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Analisis kualitas soal pilihan ganda ulangan tengah semester II mata pelajaran matematika kelas 1 tahun ajaran 2013/2014 - USD Repository"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

SEMESTER II MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS I TAHUN AJARAN 2013 / 2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar

Disusun Oleh

Theresia Yogi Wirastri

101134106

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

ANALISIS KUALITAS SOAL PILIHAN GANDA ULANGAN TENGAH SEMESTER II MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS I TAHUN

AJARAN 2013 / 2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar

Disusun Oleh

Theresia Yogi Wirastri

101134106

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)

ii

SKRIPSI

ANALISIS KUALITAS SOAL PILIHAN GANDA ULANGAN TENGAH

SEMESTER II MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS I TAHUN

AJARAN 2013 / 2014

Oleh:

Theresia Yogi Wirastri

101134106

Telah disetujui oleh:

Pembimbing I,

Dra. Haniek Sri Pratini, M. Pd. Tanggal: 24 Juli 2014

Pemimbing II,

(4)

iii SKRIPSI

ANALISIS KUALITAS SOAL PILIHAN GANDA ULANGAN TENGAH SEMESTER II MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS I TAHUN

AJARAN 2013 / 2014

Dipersiapkan dan disusun oleh :

Theresia Yogi Wirastri NIM : 101134106

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji

Pada tanggal 11 Agustus 2014

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A

Sekretaris : Christiyanti Aprinastuti., S.Si., M.Pd.

Anggota 1 : Dra. Haniek Sri Pratini, M. Pd.

Anggota 2 : Eny Winarti, S.Pd., M.Hum., Ph.D.

Anggota 3 : Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A

Yogyakarta, 11 Agustus 2014

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

Dekan,

(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan untuk:

 Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa

memberikan rahmat dan karunia

 Kedua orang tua saya Tarsisius Paulus Wardi

(alm) dan Francisca Tutik Murdiyati yang

selalu memberikan doa, semangat, kasih

sayang, dan dukungan baik moril maupun

materiil

 Kedua kakak saya CM Puri Estiningtyas dan

FX Nurwidi Nugroho yang selalu

memberikan doa dan semangat

 Sahabat dan teman-teman PGSD kelas E

 Sahabat dan teman-teman PGSD maupun

diluar PGSD

(6)

v

Motto

Bagaimana aku tahu kemampuanku jika aku belum mencobanya?

(anonim)

Mintalah, maka akan diberikan padamu; carilah maka kamu akan

mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu

(Matius 7: 7)

Dari ibu kita belajar mengasihi, dari ayah kita belajar tanggungjawab,

dari teman kita belajar memahami, dari Tuhan Yesus kita belajar cinta

kasih yang tulus.

(anonim)

Jika kamu bertemu dengan orang yang bisa membuatmu tersenyum

ketika orang lain membuatmu menangis teruslah bersamanya, karena

itulah sahabat.

(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 11 Agustus 2014

Penulis

(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Theresia Yogi Wirastri

Nomor Mahasiswa : 101134106

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

ANALISIS KUALITAS SOAL PILIHAN GANDA ULANGAN TENGAH SEMESTER II MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS I TAHUN

AJARAN 2013 / 2014

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma

hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam

bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

internet maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama

saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 11 Agustus 2014

Yang menyatakan

(9)

viii

ABSTRAK

Analisis Kualitas Soal Pilihan Ganda Ulangan Tengah Semester II Mata Pelajaran Matematika Kelas I Tahun Ajaran 2013/2014

Oleh:

Theresia Yogi Wirastri NIM : 101134106

Masyarakat berasumsi bahwa siswa yang cerdas/pandai adalah siswa yang memperoleh nilai tes tinggi. Masyarakat selama ini kurang memperkarakan kualitas tes tersebut. Melihat realita seperti itu penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kualitas soal ulangan tengah semester II kelas 1 mata pelajaran matematika di salah satu sekolah X di Yogyakarta dilihat dari kaidah pembuatan soal pilihan ganda, syarat pembuatan soal pilihan ganda, validitas soal, indeks diskriminasi, dan kesukaran item

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif deskriptif non experimental. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara informal dan studi pustaka. Populasi penelitian ini adalah semua Sekolah Dasar (SD) Kanisius di kota Yogyakarta (Kodya), sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas 1 SD X di kota Yogyakarta (Kodya). Instrumen penelitian adalah tes dari Yayasan Kanisius yang diujikan di SDtanggal 17 maret 2014. Hasil pekerjaan siswa dalam bentuk dokumen menjadi data penelitian yang diambil pada tanggal 31 Maret 2014 di SD X di kota Yogyakarta (Kodya). Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan bantuan softwareTAP (Test Analysis Program) version 12. 9. 23 yang dipetakan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas soal.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas soal ulangan tengah semester II kelas 1 mata pelajaran matematika cenderung belum baik, masalah-masalah yang ditemukan dalam soal tersebut adalah tidak menggunakan struktur kata dan kalimat yang baik; tidak terdapat kisi-kisi soal; soal banyak yang tidak valid dilihat dari kadar validitas dan validitas isi; tingkat kesukaran soal tidak seimbang proporsinya; daya pembeda soal rendah.

(10)

ix ABSTRACT

Quality Analysis of Mutiple Choice Question of Second Semester Mathematics Exam for First Graders Academic Year 2013/2014

By:

Theresia Yogi Wirastri NIM : 101134106

People assumed that briliant students are those who can earn high score in academic test. People tend to negleet the quality of the test. Looking at the fact that people tend to negleet the quality of the test, this research is done to analyze the quality of midterm test of the second semester on first grade mathematics exam at school X in Yogyakarta, seen from the rules and guidainees of making multiple choice questions, validity, reliability, discrimination index, and difficulty of items

This research is a descriptive quantitative non-experimental research. Techniques used in this study were informal interviews and literature. Population in this research was all Kanisius elementary school in Yogyakarta (Kodya) while the sample is first grade student at school X in Yogyakarta (Kodya). Research instrument was mathematics midterm test of the Kanisius school tested at March 17, 2014. Results of student’s work on March 31, 2014 at school X in Yogyakarta (Kodya) were taken as research data.. Data analysis techniques in this study used TAP software (Test Analysis Program) version 12. 9 23 mapped to the factors affecting the quality of question.

The results indicated that the quality of the midterm test of the second semester of grade 1 mathematics courses tend to be not good, the problems found in the question is the usage of incorrect sentence; there are many invalid questions seen in the levels of validity and content validity; unbalanced item difficulty proportion; and low discrimination index.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih

dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat melaksanakan penelitian serta menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Kualitas Soal Pilihan Ganda Ulangan Tengah Semester II Mata Pelajaran Matematika Kelas I Tahun Ajaran

2013/2014”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Peneliti menyadari penulisan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa arahan,

bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan

ucapan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian skripsi;

2. Gregorius Ari Nugrahanta, S. J., S. S., BST., M. A., selaku Ketua Program Studi PGSD yang telah memberikan kesempatan dan dukungan peneliti untuk melakukan penelitian;

3. Christiyanti Aprinastuti., S.Si., M.Pd. selaku Wakil ketua program studi PGSD yang telah memberikan dukungan kepada sehingga penulisan skripsi dapat berjalan lancar;

4. Dra. Haniek Sri Pratini, M. Pd., selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan, dorongan, tenaga, dan pikiran sehingga penulisan skripsi dapat berjalan lancar;

5. Eny Winarti, S.Pd., M.Hum., Ph.D., selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, dorongan, tenaga, pikiran, dan kesabaran sehingga penulisan skripsi dapat berjalan lancar;

(12)

xi

7. Keluarga peneliti tercinta, Tarsisius Paulus Wardi (alm), Francisca Tutik Murdiyati, CM Puri Estiningtyas, FX Nurwidi Nugroho, Yohanes Budi Setyawan, dan Patrick Kurnia N.P. yang selalu memberikan semangat dan dorongan kepada peneliti selama menyelesaikan skripsi ini;

8. Teman seperjuangan Yolanda Elzanuari Puspaningtyas yang senantiasa mendukung dan memberi semangat hingga selesainya skripsi ini.

9. Sahabat-sahabatku Yosefine Anisa KP, Lucia Dian Rosita, Avi Yanti Ratna K, Patricia Risma Ananti, Fransisca Christy Rosana, dan Viannyta D.M. Terima kasih buat dukungan, ejekan dan semangat kalian sehingga skripsi ini bisa selesai.

10.Teman-teman PGSD’10 Kelas E atas kebersamaan dan keceriannya.

11.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama penelitian dan penyusunan skripsi.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu

dengan rendah hati peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk

menyempurnakan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis

dan pembaca pada umumnya.

Peneliti,

(13)

xii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

(14)

xiii

3. Reliabilitas ... 14

4. Tes Hasil Belajar ... 15

5. Pilihan Ganda ... 17

6. Tujuan Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar ... 28

7. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Matematika SD ... 29

8. Ulangan Tengah Semester ... 31

F. Instrumen Pengumpulan Data ... 42

G. Teknik Analisis Data ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 44

A. Hasil Penelitian ... 44

B. Pembahasan ... 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

A. Kesimpulan ... 66

B. Keterbatasan Penelitian ... 68

C. Saran ... 69

DAFTAR REFERENSI ... 70

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kriteria Daya Pembeda... 25

Tabel 2.4 SK dan KD Kelas 1 yang Diajarkan di Semester 1 ... 29

Tabel 2.5 SK dan KD Kelas 1 yang Diajarkan di Semester 2 ... 30

Tabel 4.1 Analisis Masalah yang Ada Dalam Soal Pilihan Ganda Kelas 1 ... 45

Tabel 4.2 Total Nilai yang Didapatkan Siswa... 50

Tabel 4.4 Analisis Item Tes ... 53

Tabel 4.5 Item Difficulty ... 54

Tabel 4.6 Discrimination Indeks ... 56

Tabel 4.7 Kadar Validitas ... 58

(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2 Kurva Skewness ... 26

Gambar 2.3 Kurva Kurtosis ... 27

(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN SKRIPSI

Lampiran 1. Examinee Analysis... 74

Lampiran 2. Item and Tes Analysis ... 76

Lampiran 3. Options Analysis ... 79

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab I membahas mengenai latar belakang penelitian yang menjadi dasar

dalam melakukan penelitian. Selain itu dalam bab ini juga akan membahas

mengenai batasan masalah, rumusan masalah, serta tujuan dan manfaat dalam

melakukan penelitian ini.

A. Latar Belakang Masalah

Dalam lingkungan masyarakat khususnya di daerah Yogyakarta, sebagai

mahasiswa jurusan pendidikan guru Sekolah Dasar peneliti telah menemukan

beberapa pendapat atau anggapan mengenai pengertian siswa pintar. Peneliti

melakukan wawancara informal dengan seorang guru TK untuk mengetahui

pandangan guru TK tersebut mengenai definisi siswa pintar. Guru TK

mengatakan bahwa siswa yang pintar adalah siswa yang mendapatkan nilai yang

baik dan mendapatkan peringkat dan prestasi di sekolahnya. Peneliti juga

melakukan wawancara dengan seorang guru SD di sebuah sekolah swasta di

Yogyakarta. Menurut guru tersebut siswa yang pintar adalah siswa yang aktif

dalam kegiatan sekolah, kegiatan luar sekolah, dan siswa tersebut juga

mendapatkan peringkat juga nilai yang baik di kelas. Menurut peneliti pemikiran

masyarakat kita sudah tertanam bahwa anak yang pintar adalah anak yang

(19)

Pendapat lain mengenai definisi pintar didapatkan peneliti dari sebuah

artikel yang berjudul “Prestasi Belajar” yang ditulis oleh Rosyid (Kompas Siang:

1 Maret 2014). Artikel ini membahas mengenai apa yang dimaksud dengan

prestasi belajar siswa terutama di jenjang pendidikan dasar sembilan tahun, dan

bagaimana peran orangtua dan sekolah dalam membantu siswa mencapai prestasi

tersebut. Rosyid mengatakan siswa dikatakan berprestasi dinilai dari hasil akhir

yang dicapai dilihat dari nilai yang bagus dan mendapatkan berbagai penghargaan

dari lomba akademik.. Jika hasil yang dicapai siswa sesuai dengan harapan yang

sudah dibuat sebelumnya oleh instansi yang terkait, maka siswa tersebut

dikatakan berprestasi.

Peneliti membuat interpretasi yang semakin dikuatkan oleh artikel yang

berjudul “Peringkat, Nilai UN, dan IPK” yang ditulis oleh Gunawan

(www.bincangedukasi.com). Isi dari artikel yang ditulis oleh Gunawan

mempunyai kemiripan dengan artikel yang ditulis oleh Rosyid yaitu masyarakat

relatif menganggap angka atau nilai dalam pendidikan adalah sesuatu yang utama.

Semakin tinggi nilai yang didapatkan maka semakin bangga orangtua dan mereka

akan dianggap sebagai anak yang pintar. Siswa harus mengerjakan soal-soal yang

diberikan kepada mereka untuk mendapatkan angka atau nilai dalam suatu mata

pelajaran tentunya. Jawaban yang diteliti akan menunjukkan nilai yang akan

menjadi tolok ukur tingkat kepintaran siswa.

Peneliti berasumsi bahwa masyarakat berpendapat bahwa siswa yang pintar

(20)

sekolah. Rata-rata yang di setiap sekolah berbeda karena tergantung kemampuan

siswa dan sekolah dalam menentukan nilai batas minimal dalam setiap pelajaran.

Menurut peneliti pendapat yang menyatakan siswa yang mendapatkan nilai di atas

rata-rata melalui tes dan mendapatkan juara adalah anak pintar belum tentu benar.

Menurut Sudjana (2010: 35) tes adalah pertanyaan-pertanyaan yang

diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan

(tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes

tindakan). Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil

belajar siswa. Tes yang diujikan kepada siswa belum tentu mempunyai kualitas

yang baik. Ciri-ciri tes yang baik menurut Basuki (2014: 22) adalah tes tersebut

sah atau valid, dapat dipercaya (reliable), objektif, dan praktis.

Soal tes yang valid berarti soal tersebut mengukur secara tepat sesuatu yang

diinginkan untuk diukur (Purwanto, 2009: 114). Tes tersebut benar-benar dapat

memberikan gambaran tentang apa yang diinginkan untuk diukur. Soal yang baik

adalah soal yang dapat dipercaya (reliable) artinya suatu tes dikatakan dapat

dipercaya apabila hasil yang dicapai oleh tes itu konstan atau tetap (Basuki, 2014:

22). Soal yang baik adalah soal yang mempuyai objektivitas, artinya proses

pemberian nilai atau skor tes tersebut tidak ikut terpengaruh pada pendapat atau

pertimbangan dari pemeriksa. Tes tersebut tidak ada unsur-unsur subjektif dari

pemeriksa di dalam menentukan skor jawaban tes. dengan kata lain, jika hasil tes

(21)

24). Soal yang baik adalah soal yang memiliki praktikabilitas tinggi artinya tes

tersebut bersifat praktis dan mudah pengadministrasiannya (Basuki, 2014: 25).

Peneliti jarang menemukan indikasi bahwa masyarakat kurang menyadari

tes yang menghasilkan nilai bagi siswa mempunyai kriteria. Masyarakat

cenderung berpendapat bahwa siswa hanya menjawab soal tes dan mendapatkan

nilai yang bagus. Nilai yang bagus belum tentu mengindikasikan bahwa siswa

menguasai materi yang diujikan. Ketika soal yang diujikan ternyata tidak valid

maka soal tersebut tidak mengukur apa yang seharusnya diukur, yang berarti

siswa tidak mendapatkan pengetahuan materi yang seharusnya didapatkan. Selain

itu ada banyak faktor yang seperti subjektivitas oleh guru kepada siswa yang

membuat siswa tidak mendapatkan nilai yang seharusnya.

Melihat realita bahwa masyarakat umum relatif belum mengetahui mengenai

ciri-ciri soal tes yang baik dan anggapan meraka bahwa anak yang pintar adalah

yang mendapatkan nilai tinggi, maka peneliti bermaksud meneliti mengenai

analisis kualitas soal Ulangan Tengah Semester pada pelajaran pelajaran

matematika di salah satu Sekolah Dasar swasta di kota Yogyakarta. Peneliti

memilih soal matematika karena peneliti memiliki intepretasi matematika adalah

mata pelajaran yang oleh sebagian besar orang dianggap sebagai mata pelajaran

yang sulit. Peneliti memilih sekolah tersebut karena sekolah tersebut termasuk

dalam sekolah yang memiliki akreditasi A dan sekolah tersebut akhir-akhir ini

sedang melakukan peningkatan mutu sekolah. Dan alasan mengapa peneliti

mengambil kelas 1 adalah karena siswa yang berada di kelas 1 masih baru dalam

(22)

B. Batasan Masalah

Penelitian ini dibuat untuk menganalisis butir soal Ulangan Tengah

Semester II pada mata pelajaran matematika kelas 1. Penelitian ini menganalisis

butir soal pilihan ganda kelas I di sebuah Sekolah Dasar swasta di kota

Yogyakarta. Karena keterbatasan waktu dan biaya peneliti menganalisis butir soal

pilihan ganda mencakup validitas soal, indeks diskriminasi, dan item kesukaran.

Dalam penelitian ini peneliti tidak meneliti reliabilitas soal karena reliabilitas soal

bersifat tentatif, yang artinya tes reliabilitas bergantung dari hasil validitas. Tes

reliabilitas akan dilakukan jika hasil tes sudah valid.

Penelitian ini menganalisis tentang soal pilihan ganda karena menurut

peneliti soal yang paling banyak digunakan dalam tes adalah soal pilihan ganda.

C. Rumusan Masalah

Apakah soal pilihan ganda ulangan tengah semester II mata pelajaran

matematika kelas 1 ditinjau dari analisis butir soal di salah satu sekolah X di

Yogyakarta sudah berkualitas?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk:

Menganalisis kualitas soal ulangan tengah semester II kelas 1 mata pelajaran

matematika di salah satu sekolah X di Yogyakarta dilihat dari kaidah pembuatan

soal pilihan ganda, syarat pembuatan soal pilihan ganda, validitas soal, indeks

(23)

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Peneliti belajar mengenai bagaimana cara menyusun soal yang baik

menurut standar penyusunan soal dan mengetahui bagaimana cara

menganalisa kualitas soal pilihan ganda.

2. Bagi Siswa Sekolah Dasar

Siswa bisa secara perlahan-lahan mengerjakan soal dengan kualitas soal

yang baik

3. Bagi Praktisi Pendidikan

Praktisi pendidikan secara perlahan-lahan bisa membuat soal yang

mempunyai kualitas yang baik.

4. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini membuka wawasan bahwa nilai yang tinggi yang

didapatkan siswa belum tentu menunjukkan bahwa siswa tersebut pintar.

F. Definisi Operasional

1. Analisis kualitas soal adalah analisis yang dilakukan untuk melihat

karakteristik dari butir soal tersebut, yang meliputi struktur bahasa, validitas,

reliabilitas, tingkat kesukaran soal, daya beda soal, dan pola distribusi

jawaban sehingga nantinya bisa ditarik kesimpulan bagaimana kualitas dari

soal tersebut.

2. Kualitas soal yang baik adalah soal yang dibuat memenuhi kaidah dalam

(24)

tersebut menunjukkan bahwa soal valid dan reliabel, daya pembeda tinggi,

tingkat kesukaran soal merata, dan pengecoh dalam soal pilihan ganda

berfungsi.

3. Soal pilihan ganda adalah soal yang menyajikan pilihan jawaban pada setiap

soal dimana hanya ada satu jawaban benar pada soal tersebut, pilihan

jawaban soal yang salah dinamakan pengecoh soal.

4. Ulangan Tengah Semester adalah evaluasi yang dilakukan pada tengah

semester atau biasanya 6-7 minggu setelah KBM seperti biasa yang mana tes

ini bertujuan untuk mengukur progress belajar siswa selama 6-7 minggu

(25)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bab II ini mengulas kajian teori, penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir.

Kajian teori berisi mengenai teori-teori yang membantu peneliti dalam melakukan

pembahasan. Penelitian yang relevan berisi tentang penelitian yang sudah dilakukan

sebelumnya yang mana penelitian tersebut mendukung dalam penelitian ini.

Kerangka berpikir adalah ide-ide atau konsep yang saling berhubungan yang mana

ide-ide atau konsep tersebut dirumuskan berdasarkan kajian teori dan hasil-hasil

penelitian terdahulu yang relevan.

A. Kajian Teori

Kajian teori berisi tentang kualitas soal yang baik, validitas, reliabilitas, tes soal

pilihan ganda, tujuan pembelajaran matematika di Sekolah Dasar, Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran matematika di Sekolah Dasar.

1. Kualitas Soal

Kualitas soal pilihan ganda dapat dilihat dari kesesuaian isi soal yang

bergantung pada kaidah pembuatan soal pilihan ganda dan analisis butir soal yang

terdiri atas validitas soal, reliabilitas soal, daya pembeda, tingkat kesukaran soal, dan

(26)

menunjukkan soal itu dibuat sesuai dengan kaidah pembuatan soal pilihan ganda

(Depdiknas, 2008: 15-16), soal tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur atau

valid, soal tersebut dapat dipercaya atau reliabel, soal tersebut berdasarkan kriteria

daya pembeda soal menunjukkan bahwa soal tersebut mampu membedakan antara

siswa yang memiliki kemampuan tinggi dengan siswa yang memiliki kemampuan

rendah, soal tersebut berdasarkan tingkat kesulitan soal mempunyai bobot yang

seimbang antara soal yang mudah, soal yang sedang, dan soal yang sulit ( 25% soal

mudah, 50% soal sedang, dan 25% soal sulit), soal tersebut mempunyai homogenitas

pilihan jawaban yang baik dilihat dari berfungsi tidaknya distraktor pada soal pilihan

ganda (Kunandar, 2014: 201 ).

2. Validitas

a. Definisi Validitas

Menurut Azwar ( 2012: 40), validitas adalah sejauh mana ketepatan suatu tes

atau skala dalam menjalankan fungsi pengukurannya. Pengukuran dikatakan

mempunyai validitas yang tinggi apabila menghasilkan data yang secara akurat

memberikan gambaran yang sesuai dengan tujuan pengukuran tersebut. Jadi

penelitian dianggap valid jika mengukur apa yang seharusnya diukur. Sebagai contoh

tes yang menyuruh siswa membuat cerita tertulis akan valid jika tujuan dari tes

tersebut adalah mengukur sejauh mana kemampuan siswa dalam bercerita secara

(27)

b. Macam-Macam Validitas

Secara metodologis, validitas suatu test dapat dibedakan menjadi 4, yaitu

validasi isi, validasi konstruk, validasi konkuren, dan validasi prediksi.

1) Validitas isi

Menurut Suraprana (2009: 51) validitas isi sering juga disebut dengan validitas

kurikulum, yang artinya suatu alat ukur dipandang valid apabila sesuai dengan isi

kurikulum yang hendak diukur. Salah satu cara untuk memperoleh validitas isi adalah

dengan melihat soal-soal yang membentuk tes tersebut. Jika keseluruhan soal terlihat

mengukur apa yang seharusnya tes tersebut digunakan, maka tidak diragukan lagi

bahwa validitas isi sudah terpenuhi.sebuah tes akan dikatakan memiliki isi apabila

mengukur sesuai dengan domain dan tujuan khusus tertentu yang sama dengan isi

pelajaran yang telah diberikan di dalam kelas. Sebagai contoh, soal matematika akan

valid jika soal tersebut digunakan untuk mengukur kemampuan matematika, buka

kemampuan bahasa. Contohnya sebuah tes dirancang untuk mengukur kemampuan

dalam berhitung dalam pelajaran metematika, hal-hal yang harus diukur haruslah

berkaitan dengan pertambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.

2) Validitas konstruk

Menurut Suraprana (2009: 53) validitas konstruk adalah suatu alat ukur yang

dikatakan valid apabila telah cocok dengan konstruksi teoritik di mana tes tersebut

dibuat. Dengan kata lain sebuah tes yang memiliki validitas konstruksi apabila

(28)

kompetensi, kompetensi dasar, ataupun indikator yang terdapat dalam kurikulum.

Contohnya dalam kompetensi dasar tertulis melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka, maka dilihat dari validitas kontruk soal akan valid jika dalam soal tersebut membahas mengenai penjumlahan dan pengurangan bilangan yang melibatkan 2 angka.

3) Validitas Konkuren

Sukardi (2008: 34) menyatakan bahwa validitas konkuren adalah derajat dimana

skor dalam suatu test dihubungkan dengan skor lain yang telah dibuat. Tes dengan

validasi konkuren biasanya dilakukan atau diberikan dalam waktu yang sama atau

dengan kriteria valid yang sudah ada. Validitas konkuren ditentukan dengan

membangun analisis hubungan atau perbedaan. Metode hubungan pada umumnya

dilakukan dengan cara melibatkan antara skor-skor pada tes dengan skor tes yang

telah baku atau kriteria tes yang sudah ada. Cara-cara membuat tes dengan validitas

konkuren dapat dilakukan dengan beberapa langkah yaitu, a) Administrasi tes yang

baru dilakukan terhadap grup atau anggota kelompok, b) Catat tes baku yang ada

termasuk beberapa koefisien validitasnya jika ada, c) hubungkan atau korelasikan dua

tes skor tersebut. Hasil yang dicapai atau koefisien validitas yang muncul

menunjukkan derajat hubungan validitas tes yang baru. Jika koefisien tinggi, berarti

tes yang baru tersebut mempunyai validitas konkuren yang baik. Sebaliknya, tes yang

baru dikatakan mempunyai validitas konkuren jelek, apabila koefisien yang

(29)

4) Validitas prediksi

Validitas prediksi menunjukkan kepada hubungan antara tes skor yang

diperoleh peserta tes dengan keadaan yang akan terjadi diwaktu yang akan datang.

Sebuah tes dikatakan mempunyai validitas prediksi apabila tes tersebut mempunyai

kemampuan untuk memprediksikan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang

(Suraprana, 2009:54).

Contoh dari validitas prediksi adalah seorang anak yang telah lulus Sekolah

Dasar kemudian mendaftar di salah satu SMP, anak tersebut mengikuti tes seleksi

masuk SMP tersebut dan mendapatkan nilai yang tinggi. Karena mendapatkan nilai

yang tinggi anak tersebut diterima di SMP tersebut dan diperkirakan anak tersebut

akan belajar dengan baik. Jika anak tersbut memang bisa belajar dengan baik maka

tes seleksi masuk SMP tersebut memiliki validitas prediksi yang bagus. Namun jika

anak tersebut tidak bisa belajar dengan baik maka tes seleksi masuk SMP tersebut

memiliki hasil validitas prediksi yang tidak baik.

. Untuk acuan seberapa tinggi dan seberapa rendah koefisien korelasi dalam

suatu tes adalah “Koefisien 0.5 mungkin dapat diterima, jika hanya ada satu-satunya

tes. Sebaliknya, koefisien 0.5 tidak diterima, jika ternyata ada tes prediksi lain yang

(30)

c. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Validitas

Nurgiantoro (2010; 163) mengatakan ada 10 faktor yang mempengaruhi tinggi

rendahnya kadar validitas suatu alat tes yaitu:

1) Petunjuk yang tidak jelas. Petunjuk yang tidak jelas menyebabkan siswa

kehilangan waktu untuk sekedar memahami petunjuk pengerjaan atau bahkan

tidak dapat melakukan apa yang seharusnya dilakukan.

2) Penggunaan kosa kata dan struktur kalimat yang sulit. Penggunaan kosa kata

atau struktur kalimat yang sulit dapat menyebabkan siswa terjebak untuk

pemahaman terhadap pemahaman maksud dari sebuah pertanyaan bukan untuk

menyelesaikan pertanyaan itu sendiri.

3) Ambiguitas yang terdapat pada kalimat dalam soal. Ambiguitas yaitu adanya

kemungkinan soal tersebut mempunyai dua arti atau mempunyai makna ganda

yang menyebabkan menurunnya validitas sebuah tes.

4) Alokasi waktu yang tidak cukup. Sebaiknya sebuah tes disediakan waktu yang

cukup untuk mengerjakan seluruh butir tes yang ada. Kekurangan waktu dalam

menyelesaikan sebuah tes bisa jadi bukan karena siswa tidak mampu untuk

menyelesaikan tesnya tetapi karena keterbatasan kesempatan untuk

mengerjakannya.

5) Penekanan yang berlebihan terhadap aspek tertentu, sehingga terlalu mudah

ditebak kecenderungan dari jawaban soal akan menyebabkan menurunnya

(31)

6) Kualitas butir tes yang tidak memadai untuk mengukur hasil belajar . Kualitas

yang tidak memadai misalnya tes dimaksudkan untuk megukur kemampuan

berpikir tingkat tinggi (higher order thinking) jelas tidak cukup hanya

digunakan tes yang bersifat untuk mengungkap pengetahuan faktual saja.

7) Susunan tes yang jelek artinya soal yang ada di dalam test tidak diurutkan

berdasarkan tingkat kesukaran soal. Soal baik memiliki susunan soal mudah

sebanyak 30%, soal yang memiliki tingkat kesukaran soal sedang sebanyak

50%, dan soal yang mempunyai tingkat kesuukaran sulit sebanyak 20%.

8) Tes terlalu pendek mengakibatkan siswa tidak bisa merasakan variasi soal yang

berbeda. Siswa hanya akan mengerjakan soal yang monoton.

9) Penyusunan butir tes yang tidak runtut dilihat dari SK, KD, dan indikator.

10) Pola jawaban yang mudah ditebak, misalnya pada soal pilihan ganda

jawabannya adalah A semua, atau B semua atau menunjukkan pola tertentu

misalnya D, C, B, A, D, C, B, A, dan sebagainya.

3. Reliabilitas

a. Definisi Reliabilitas

Menurut Suraprana (2009: 49) reliabilitas berkaitan dengan sejauhmana tes

yang diberikan ajeg dari waktu ke waktu. Artinya reliabilitas berkaitan dengan

(32)

diujikan pada kesempatan yang berbeda kepada siswa dan hasil yang didapatkan

sama dengan kurang lebih sama atau mirip.

b. Hubungan Validitas Dengan Reliabilitas

Terdapat hubungan antara validitas dan reliabilitas dalam suatu alat tes. Suatu

tes yang reliabel adalah suatu tes yang hasil pengukurannya ajeg. Akan tetapi hasil

pengukuran yang ajeg dari suatu tes belum menjamin bahwa hasil pengukuran yang

demikian itu merupakan hasil mengukur apa yang ingin diukur dalam suatu tes.

Dengan kata lain hasil pengukuran dari suatu tes yang ajeg belum tentu valid (Azwar,

2012: 53). Reliabilitas memiliki sifat tentatif, yang artinya reliabilitas bergantung dari

hasil validitas. Dalam penelitian ini reliabilitas akan dilakukan bila hasil analisis butir

soal adalah valid.

4. Tes Hasil Belajar

a. Definisi tes hasil belajar

Menurut Arikunto (2009: 51) tes adalah alat atau prosedur yang digunakan

untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan

aturan-aturan yang sudah ditentukan. Bisa diintepretasikan bahwa tes hasil belajar adalah

alat atau prosedur yang digunakan untuk mengukur atau menilai hasil belajar siswa

(33)

b. Tahapan Penyusunan Test Hasil Belajar

Menurut Silverius (1991: 12) langkah-langkah dalam menyusun tes adalah a)

menetapkan tujuan, b) analisis kurikulum, c) analisis buku pelajaran dan sumber

materi belajar, d) menyusun kisi-kisi, e) menulis indikator, f) menulis soal, g)

reproduksi tes terbatas, h) uji coba, i) analisis soal, j) revisi soal, k) menentukan soal

yang baik, l) merakit soal menjadi tes.

c. Penyusunan Kisi-Kisi

Menurut Pusat Penilaian Pendidikan BALITBANG DEPDIKNAS (2007; 6 )

kisi-kisi dapat didefinisikan sebagai matrik informasi yang dapat dijadikan pedoman

untuk menulis dan merakit soal menjadi tes. Menurut Setiawan (2008:13) kisi-kisi

adalah suatu format atau matrik yang memuat kriteria tentang butir-butir soal yang

ditulis. Dengan menggunakan kisi-kisi, penulis soal akan dapat menghasilkan

soal-soal yang sesuai dengan tujuan tes dan perakit tes akan mudah menyusun perangkat

tes. Berbagai paket tes yang memiliki tingkat kesulitan, kedalaman materi, dan

cakupan materi sama (paralel) akan mudah dihasilkan hanya dengan satu kisi-kisi

yang baik. Kisi-kisi soal yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1) mewakili isi kurikulum yang akan diujikan;

2) komponen-komponennya rinci, jelas, dan mudah dipahami; dan

3) soal-soalnya dapat dibuat sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang

(34)

Pemilihan materi dalam penyusunan kisi-kisi hendaknya memperhatikan empat

aspek sebagai berikut:

1) urgensi, secara teoretis materi yang akan diujikan mutlak harus dikuasai siswa;

2) relevansi, materi yang dipilih sangat diperlukan untuk mempelajari atau

memahami bidang lain;

3) kontinuitas, materi yang dipilih merupakan materi lanjutan atau pendalaman

materi dari yang sebelumnya pernah dipelajari dalam jenjang yang sama

maupun antar jenjang;dan

4) kontekstual, materi memiliki daya terap dan nilai guna yang tinggi dalam

kehidupan sehari-hari.

Suatu kisi-kisi untuk tes hasil belajar di sekolah harus memiliki

komponen-komponen seperti: 1) jenis sekolah/satuan pendidikan, 2) program/jurusan, 3) bidang

studi/mata pelajaran, 4) kurikulum yang diacu, 5) tujuan pembelajaran, 6) pokok

bahasan/sub pokok bahasan, 7) bahan kelas, 8) uraian materi, 9) ranah kognitif/aspek

tingkah laku, 10) indikator kompetensi, 11) bentuk soal, 12) tingkat kesukaran soal,

13) jumlah soal dan waktu yang diperlukan (Silverius, 1991:16). Pada penelitian ini

tidak ada kisi-kisi soal. Ketika peneliti mengambil instrumen penelitian, Kepala

Sekolah mengatakan bahwa untuk soal matematika tidak ada kisi-kisi karena pembuat

soal yang berasal dari sekolah lain memang tidak membuat kisi-kisi soal untuk mata

(35)

5. Pilihan Ganda

Pilihan ganda mencakup mengenai definisi pilihan ganda, kaidah penulisan soal

pilihan ganda, syarat penulisan soal pilihan ganda, kelebihan soal pilihan ganda, dan

kekurangan soal pilihan ganda.

a. Definisi Pilihan Ganda

Menururt Sukardi (2008: 125) item tes pilihan ganda adalah tes yang digunakan

untuk mengevaluasi aplikasi pengetahuan hasil belajar yang telah diberikan kepada

siswa selama satu semester. Item tes pilihan ganda juga dapat digunakan untuk

mengukur batasan atau definisi pengetahuan yang sudah jelas, sedangkan untuk

pengetahuan yang masih kurang jelas para guru dianjurkan untuk menggunakan item

menjodohkan.

Menurut BALITBANG DEPDIKNAS (2007: 13) soal pilihan ganda adalah

bentuk soal yang jawabannya dapat dipilih dari beberapa kemungkinan jawaban yang

telah disediakan. Kontruksinya terdiri dari pokok soal dan pilihan jawaban. Pilihan

jawaban terdiri atas kunci dan pengecoh. Kunci jawaban harus merupakan jawaban

benar atau paling benar sedangkan pengecoh merupakan jawaban tidak benar, namun

daya jebaknya harus berfungsi, artinya siswa memungkinkan memilihnya jika tidak

menguasai materinya.

Soal pilihan ganda dapat diskor dengan mudah, cepat, dan memiliki objektivitas

yang tinggi, mengukur berbagai tingkatan kognitif, serta dapat mencakup ruang

(36)

ujian berskala besar yang hasilnya harus segera diumumkan, seperti ujian nasional,

ujian akhir sekolah, dan ujian seleksi pegawai negeri. Hanya saja, untuk menyusun

soal pilihan ganda yang bermutu perlu waktu lama dan biaya cukup besar, disamping

itu, penulis soal akan kesulitan membuat pengecoh yang homogen dan berfungsi,

terdapat peluang untuk menebak kunci jawaban, dan peserta mudah mencotek kunci

jawaban. Secara umum, setiap soal pilihan ganda terdiri dari pokok soal (stem) dan

pilihan jawaban (option). Pilihan jawaban terdiri atas kunci jawaban dan pengecoh

(distractor).

Dalam penyusunan soal tes tertulis, penulis soal harus memperhatikan

kaidah-kaidah penulisan soal dilihat dari segi materi, konstruksi, maupun bahasa. Selain itu

soal yang dibuat hendaknya menuntut penalaran yang tinggi.

b. Kaidah Penulisan Soal Pilihan Ganda

Kaidah penulisan soal pilihan ganda dalam Depdiknas (2008: 15-16) sebagai

berikut.

1) Materi

Soal harus sesuai dengan indikator (artinya soal harus menanyakan perilaku dan

materi yang hendak diukur sesuai dengan rumusan indikator dalam kisi-kisi),

pengecoh harus berfungsi, dan setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar

(artinya, satu soal hanya mempunyai satu kunci jawaban). Selain itu menurut Wijaya

(37)

a) Soal harus sesuai dengan indikator yang merupakan penjabaran dari kompetensi

dasar yang terdapat dalam kurikulum.

b) Pilihan jawaban harus berfungsi, homogen, dan logis.

c) Setiap soal harus mempunyai satu jawaban benar.

2) Konstruksi

a) Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas. Artinya,

kemampuan/materi yang hendak diukur/ditanyakan harus jelas, tidak

menimbulkan pengertian atau penafsiran yang berbeda dari yang dimaksudkan

penulis. Setiap butir soal hanya mengandung satu persoalan/gagasan

b) Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang

diperlukan saja. Artinya apabila terdapat rumusan atau pernyataan yang

sebetulnya tidak diperlukan, maka rumusan atau pernyataan itu dihilangkan

saja.

c) Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar. Artinya,

pada pokok soal jangan sampai terdapat kata, kelompok kata, atau ungkapan

yang dapat memberikan petunjuk ke arah jawaban yang benar.

d) Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.

Artinya, pada pokok soal jangan sampai terdapat dua kata atau lebih yang

mengandung arti negatif. Hal ini untuk mencegah terjadinya kesalahan

(38)

keterampilan bahasa, penggunaan negatif ganda diperbolehkan bila aspek yang

akan diukur justru pengertian tentang negatif ganda itu sendiri.

e) Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi. Artinya,

semua pilihan jawaban harus berasal dari materi yang sama seperti yang

ditanyakan oleh pokok soal, penulisannya harus setara, dan semua pilihan

jawaban harus berfungsi.

f) Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan “Semua pilihan jawaban di

atas salah" atau "Semua pilihan jawaban di atas benar". Artinya dengan adanya

pilihan jawaban seperti ini, maka secara materi pilihan jawaban berkurang satu

karena pernyataan itu bukan merupakan materi yang ditanyakan dan pernyataan

itu menjadi tidak homogen.

g) Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama. Kaidah ini diperlukan

karena adanya kecenderungan peserta didik memilih jawaban yang paling

panjang karena seringkali jawaban yang lebih panjang itu lebih lengkap dan

merupakan kunci jawaban.

h) Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan

urutan besar kecilnya nilai angka atau kronologis. Artinya pilihan jawaban yang

berbentuk angka harus disusun dari nilai angka paling kecil berurutan sampai

nilai angka yang paling besar, dan sebaliknya. Demikian juga pilihan jawaban

yang menunjukkan waktu harus disusun secara kronologis. Penyusunan secara

(39)

i) Gambar, grafik, tabel, diagram, wacana, dan sejenisnya yang terdapat pada soal

harus jelas dan berfungsi. Artinya, apa saja yang menyertai suatu soal yang

ditanyakan harus jelas, terbaca, dapat dimengerti oleh peserta didik. Apabila

soal bisa dijawab tanpa melihat gambar, grafik, tabel atau sejenisnya yang

terdapat pada soal, berarti gambar, grafik, atau tabel itu tidak berfungsi.

j) Rumusan pokok soal tidak menggunakan ungkapan atau kata yang bermakna

tidak pasti seperti: sebaiknya, umumnya, kadang-kadang.

k) Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya. Ketergantungan

pada soal sebelumnya menyebabkan peserta didik yang tidak dapat menjawab

benar soal pertama tidak akan dapat menjawab benar soal berikutnya.

3) Bahasa/budaya

Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa

Indonesia. Kaidah bahasa Indonesia dalam penulisan soal di antaranya meliputi: a)

pemakaian kalimat: (1) unsur subjek, (2) unsur predikat, (3) anak kalimat; b)

pemakaian kata: (1) pilihan kata, (2) penulisan kata, dan c) pemakaian ejaan; (1)

penulisan huruf, (2) penggunaan tanda baca. Bahasa yang digunakan harus

komunikatif, sehingga pernyataannya mudah dimengerti peserta didik. Pilihan

jawaban jangan mengulang kata/frase yang bukan merupakan satu kesatuan

pengertian. Letakkan kata/frase pada pokok soal. Menurut Wijaya (2010: 24) sebagai

(40)

jika soal akan digunakan untuk daerah atau secara nasional maka jangan

menggunakan bahasa yang hanya berlaku setempat.

Contoh soal yang berkaitan dengan kaidah-kaidah penulisan butir soal dengan

aturan yang berhubungan dengan materi, konstruksi, dan bahasa adalah:

Tentukan hasil dari: 30 – 4 x 5 + 16 : (-2) = ?

a. 73

b. 18

c. 2

d. -73

Kunci jawaban : c

Penyelesaian:

30 – 4 x 5 + 16 : (-2) = 30 – 20 + (-8) = 30 – 28 = 2

Alternatif pengecoh:

Pengecoh pertama kemungkinan salah konsep prosedur operasi

30 – 4 x 5 + 16 : (-2) = 26 x 5 + 16 : (-2) = 130 + 16 : (-2) = -73

Pengecoh kedua kemungkinan salah prosedur dan sifat pembagian

30 – 4 x 5 + 16 : (-2) = 26 x 5 + 16 : (-2) = 130 + 16 : (-2) = 73

Pengecoh ketiga kemungkinan salah konsep pengurangan

30 – 4 x 5 + 16 : (-2) = 30 – 20 + 16 : (-2) = 30 – 20 + 16 : (-2) = 30 – 20 – 8 = 30 –

(41)

c. Syarat Tes Tertulis Pilihan Ganda

Menurut Kunandar (2014: 201 ) tes tertulis memiliki beberapa syarat yaitu:

1) Memiliki validitas yang tinggi, artinya mampu mengungkapkan aspek hasil

belajar tertentu secara tepat. Aspek hasil belajar berhubungan dengan tujuan

pembelajaran tersebut. Jika validitas tinggi berarti tes tersebut berhasil

mengukur apa yang ingin diukur.

2) Memiliki reliabilitas yang tinggi, artinya mampu memberikan gambaran yang

relatif tepat dan konsisten tentang kompetensi yang dimiliki oleh siswa. Tes

yang memiliki reliabilitas yang tinggi berarti tes itu memiliki keajegan atau

konsistensi, yang artinya bila tes tersebut diujikan pada siswa di lain

kesempatan maka hasil yang didapatkan adalah kurang lebih sama atau mirip.

3) Tiap butir soal memiliki daya pembeda yang memadai, artinya setiap butir soal

dalam tes itu dapat membedakan siswa yang belajar atau menguasai materi dan

peserta didik yang belum belajar atau belum menguasai materi. Dalam daya

pembeda, siswa yang siswa yang belajar atau menguasai materi dan peserta

didik yang belum belajar atau belum menguasai materi dapat dilihat

perbedaannya melalui nilai akhir yang didapatkan siswa. Discrimination indeks

atau daya pembeda ( D ) menurut Arikunto ( 2012 ; 226 ) adalah kemampuan

sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan

tinggi) dengan siswa yang bodoh ( berkemampuan rendah ). Indeks diskriminasi

(42)

kualitas testee, yaitu anak pandai disebut bodoh dan anak bodoh disebut pandai.

Klasifikasi daya pembeda menurut Arikunto ( 2012: 232 ) adalah :

Tabel 2.1 Klasifikasi Daya Pembeda

D 0.00 – 0.20 Jelek ( poor )

D 0.21 – 0.40 Cukup ( satistifactory )

D 0.41 – 070 Baik ( good )

D 0.71 – 1.00 Baik sekali ( excellent )

Keterangan tabel:

Tabel 2.1 menunjukkan klasifikasi dari daya pembeda soal. Jika hasil dari perhitungan daya pembeda semakin mendekati 1 berarti daya pembeda soal semakin baik, sebaliknya jika semakin mendekati 0 daya pembeda soal tersebut semakin jelek.

4) Tingkat kesukaran tes berdasar kelompok yang akan dites, kira-kira 30% soal

mudah, 50% soal sedang, dan 20% soal sulit. Menurut Arikunto (2012 : 207)

tingkat kesukaran tes adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya

sesuatu soal. Besarnya indeks kesukaran antara 0.00 sampai dengan 1.0. Indeks

kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks kesukaran

0.0 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1.0

menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah. Klasifikasi indeks kesukaran

menurut Arikunto (2012 : 225) adalah soal dengan P 0.00 sampai 0.30 adalah

soal sukar, soal dengan P 0.31 sampai 0.70 adalah soal sedang, soal dengan P

0.71 sampai 1.00 adalah soal mudah. Tingkat kesukaran butir soal dapat

mempengaruhi bentuk distribusi total skor tes. Untuk tes yang sangat sukar

(43)

ditunjukkan dengan kurva yang menceng ke kanan, sedangkan tes yang mudah

(Tingkat Kesukaran≥ 0.80) distribusinya berbentuk negatif skewed yang

ditunjukkan dengan kurva yang menceng ke kiri (Suprananto, 2012:175).

Berikut adalah gambar kurva skeness.

Gambar 2.2 Kurva Skewness

Hasan (2009:125) menyatakan skewness (kemencengan atau kecondongan)

adalah tingkat ketidaksimetrisan atau kejauhan simetri dari sebuah distribusi.

Bentuk kurva skewness terdapat puncak keruncingan atau sering disebut dengan

kurtosis. Hasan (2009:137) menjelaskan bahwa keruncingan atau kurtosis

adalah tingkat kepuncakan dari sebuah distribusi yang biasanya diambil secara

relatif terhadap suatu distribusi normal. Berdasarkan keruncingannya, kurva

distribusi dibedakan menjadi 3 yaitu:

a) Leptokurtik yaitu distribusi yang memiliki puncak relatif tinggi, yang memiliki

nilai lebih besar dari 3.

b) Platikurtik yaitu distribusi yang memiliki puncak hampir mendatar, yang

(44)

c) Mesokurtik yaitu distribusi yang memiliki puncak tidak tinggi dan tidak

mendatar, yang memiliki nilai sama dengan 3.

Gambar 2.3 Kurva Kurtosis

5) Mudah diadministrasikan, artinya tes tersebut memiliki petunjuk tentang

bagaimana cara pelaksanaannya, cara pengerjaannya dan cara mengkoreksinya.

d. Kelebihan soal pilihan ganda

Kelebihan soal pilihan ganda menurut Hamzah (2014: 36) adalah 1)

Pemeriksaan dan pemberian skor jauh lebih mudah dan cepat, 2) Hasil penilaian

bersifat obyektif karena tidak dipengaruhi oleh subyektivitas penilai, 3) Ruang

lingkup materi yang diujikan luas dan menyeluruh, 4) Jawaban yang benar sudah

tertentu dan pasti, 5) Pemeriksaan bisa diserahkan ke orang lain, 6) Analisis butir tes

(45)

e. Kelemahan soal pilihan ganda

Menurut Hamzah (2014: 37) kelemahan dari soal pilihan ganda antara lain: 1)

Proses pembuatan soal sukar dan lama, 2) Proses berpikir siswa untuk menemukan

jawaban tidak dapat diukur, 3) Ada faktor menebak dari siswa, 4) Lebih

mementingkan hasil akhir daripada proses pengerjaan soal, 5) Kurang bisa

menggambarkan daya pikir dan analisis siswa, 6) Biaya perbanyakan relatif lebih

mahal, 7) Siswa mudah melakukan kerja sama dengan temannya.

6. Tujuan Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar

Menurut Standar Isi (2006: 146), mata pelajaran matematika mempunyai tujuan

agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika

(46)

d. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah

e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

7. Standar Kompetensi dan Kompentensi Dasar Matematika SD

Di dalam Standar Isi terdapat Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dari

setiap mata pelajaran dan dari setiap kelas di Sekolah Dasar. Berikut ini adalah adalah

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dari mata pelajaran matematika kelas 1

Sekolah Dasar. Peran Standar Isi dalam penelitian ini adalah untuk melihat apakah

soal yang dibuat memang diturunkan dari Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

yang ada di dalam Standard Isi.

Tabel 2.4 SK dan KD Kelas 1 yang Diajarkan di Semester I

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

Bilangan

1. Melakukan penjumlahan dan

pengurangan bilangan sampai 20.

1.1Membilang banyak benda 1.1Mengurutkan banyak benda 1.2Melakukan penjumlahan dan

pengurangan bilangan sampai 20 1.3Menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan sampai 20

(47)

2 Menggunakan pengukuran waktu dan

2.3Mengenal panjang suatu benda melalui kalimat sehari-hari (pendek, panjang) dan membandingkannya

2.4 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu dan panjang

3 Mengenal beberapa bangun ruang 3.1Mengelompokkan berbagai bangun ruang sederhana (balok, prisma, tabung, bola, dan kerucut) 3.2Menentukan urutan benda-benda ruang yang sejenis menurut besarnya

Tabel 2.5 SK dan KD Kelas 1 yang Diajarkan di Semester II

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

Bilangan

4. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dua angka dalam pemecahan masalah

4.1Membilang banyak benda 4.2Mengurutkan banyak benda 4.3Menentukan nilai tempat puluhan

dan satuan

(48)

pertukaran dan pengelompokan

4.6 Menyelesaikan masalah yang melibatkan penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka

Geometri dan Pengukuran

5. Menggunakan pengukuran berat

5.1Membandingkan berat benda (ringan, berat)

5.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan berat benda

6. Mengenal bangun datar sederhana 6.1Mengenal segitiga, segi empat, dan lingkaran

6.2Mengelompokkan bangun datar menurut bentuknya

8. Ulangan Tengah Semester

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2007 mengenai Standar

Penilaian Pendidikan tertulis bahwa yang dimaksud dengan Ulangan Tengah

Semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian

kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran.

Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD

pada periode tersebut. Menurut Wardhani (2008: 18) Ulangan Tengah Semester

adalah suatu evaluasi kepada siswa yang dilakukan pendidik untuk mengetahui

prestasi belajar siswa stetelah menempuh pembelajaran sekitar 6-7 kali pertemuan

atau kalau dalam perhitungan bulan yakni setelah belajar selama hampir 2 bulan.

(49)

di tengah program pembelajaran untuk memantau atau memonitor kemajuan belajar

siswa demi memberikan umpan balik baik kepada siswa maupun kepada guru

(Hamzah, 2014: 60)

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan adalah penelitian yang sudah dilakukan oleh orang lain

yang mana penelitian tersebut mendukung dan memberi gambaran mengenai

penelitian ini. Ada 4 penelitian yang relevan yang mendukung penelitian ini.

Keempat penelitian tersebut adalah:

1. Winarty (2010) melakukan penelitian untuk meneliti validitas soal ujian

nasional bagian bahasa Indonesia. Penelitian ini selain menggunakan data ujian

nasional bahasa Indonesia juga menggunakan soal try out ujian nasional bahasa

Indonesia dari 2 sekolah, 1 kecamatan, 1 kabupaten, dan 1 provinsi. Hasil penelitian

ini adalah bahwa masih perlu banyak usaha untuk meningkatkan validitas UASBN

bahasa Indonesia. Salah satu alasan mengapa UASBN gagal dalam validitas atau soal

tidak valid adalah ketidakadaan deskripsi yang cukup yang menghubungkan antara

bahasa Indonesia dan pembelajaran bahasa Indonesia, yang mana hal tersebut sangat

penting untuk menggeneralisasikan silabus, RPP, dan aturan-aturan guru serta siswa

di dalam konteks pembelajaran, dan penilaian siswa. Penelitian ini relevan karena

(50)

2. Bagus (2011) melakukan penelitian untuk mengetahui kualitas butir soal tes

ditinjau dari relevansi antara kisi-kisi, SK, KD, dan indikator mata pelajaran, validitas

isi tes, validitas butir soal, reliabilitas tes, taraf kesukaran butir soal, daya beda butir

soal, dan efektivitas pengecoh butir soal. Penelitian ini adalah penelitian ex-post

pacto dengan mengambil populasi seluruh hasil tes berupa lembar jawaban siswa

kelas VII dari lima sekolah SMP terpilih di Kabupaten Gianyar yang bisa mewakili

sekolah negeri dan swasta dari 45 SMP dilihat status sekolah yaitu RSBI, SSN,

Sekolah Potensial dan Sekolah Swasta. Sedangkan sampel yang digunakan adalah

sebesar 1000 sampel dipilih. Analisis yang dilakukan adalah analisis tes dan analisis

butir soal.

Hasil penelitian menunjukkan relevansi antara Standar Kompetensi,

Kompetensi Dasar, dan Indikator dengan butir soal dari 60 butir soal terdapat 56

(93%) butir soal relevan dan 4 butir soal (7%) tdak relevan dengan indikator soal.

Validitas isi yang diuji dengan Uji Gregory menunjukkan validitas yang sangat tinggi

(0,933). Bila ditinjau dari validitas butir didapatkan 53 butir soal (88%) dinyatakan

valid dan 7 butir soal (8%) dinyatakan tdak valid. Reabilitas tes didapatkan r11 =

0,860 dengan formula KR 20. Jika ditinjau dari taraf kesukarantes didapatkan 23%

butir soal kategori soal mudah, 62 % butir kategori soal sedang, dan 15 % butir

kategori soal sukar. Dilihat dari daya beda, 82 % memiliki daya beda yang dapat

(51)

5%. Dan jika ditinjau dari efektivitas pengecoh 85% memiliki pengecoh yang

berfungsi dengan baik dan 15% tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik.

Berdasarkan temuan tersebut, dalam meningkatkan kualitas tes Ulangan Akhir

Semester IPS Terpadu untuk tingkat SMP hendaknya MGMP IPS Kabupaten Gianyar

lebih memperhatikan Relevansi SK, KD dan Indikator dengan butir soal, validitas,

reliabilitas, tingkat kesukaran, daya beda, dan efektivitas pengecoh dari butir soal.

Penelitian ini relevan karena sama-sama meneliti mengenai kualitas butir soal

tes ditinjau dari relevansi antara kisi-kisi, SK, KD, dan indikator mata pelajaran,

validitas isi tes, validitas butir soal, reliabilitas tes, taraf kesukaran butir soal, daya

beda butir soal, dan efektivitas pengecoh butir soal.

3. Suminarsih (2012) melakukan penelitian untuk mengetahui kualitas butir soal

mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa MI Negeri Jejeran, Bantul, Yogyakarta

ditinjau dari analisis: validitas, reliabilitas, daya pembeda, fungsi pengecoh, derajat

kesukaran, dan pencapaian kompetensi. Penelitian ini merupakan penelitian

kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan

statistik, dengan mengambil latar MI Negeri Jejeran, Bantul, Yogyakarta.

Pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis

data dengan program Microcat Model Iteman versi 3.00 dan Anates versi 4.0.5.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa soal Ulangan Tengah Semester genap

mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas 3 MI Negeri Jejeran Bantul Yogyakarta

(52)

valid, reliabilitas soal pilihan ganda sebesar 0,88 berarti reliabilitasnya tinggi,

sedangkan soal essay reliabilitasnya sebesar 0,81 berarti reliabilitasnya tinggi, derajat

kesukaran item butir tes pilihan ganda dan essay terlalu mudah, daya pembeda item

yang diterima sebanyak 27 butir, fungsi pengecohnya yaitu sebanyak 30 dari 50

pengecoh berfungsi dengan baik, soal tersebut belum mampu mengukur semua

kompetensi yang harus dicapai siswa pada semester genap, karena kisi-kisi

pembuatan soal dikerjakan setelah soal diujikan. Kualitas soalnya tergolong kurang

baik, karena yang memiliki kriteria validitas, reliabilitas, derajat kesukaran item, daya

pembeda item, dan fungsi pengecoh yang baik hanya berjumlah 12atau 29,27 %.

Penelitian ini relevan karena isi penelitian yang saling mendukung diantaranya

sama-sama menganalisis kualitas butir soal mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa

ditinjau dari analisis: validitas, reliabilitas, daya pembeda, fungsi pengecoh, derajat

kesukaran, dan pencapaian kompetensi.

4. Purnomo (2006) melakukan penelitian mengenai kemampuan guru dalam

merancang tes berbentuk pilihan ganda. Penelitian ini menggunakan 3 sekolah

sebagai sampel penelitian. Hasil penelitiannya adalah dari hasil uji validitas terhadap

soal pilihan ganda terlihat bahwa ternyata banyak sekali ditemukan butir-butir soal

yang tidak valid yang digunakan pada UAS. Kesimpulan yang ditarik oleh beliau

adalah erdasarkan hasil temuan penelitian dan pembahasan dapat dikemukakan

bahwa berdasarkan hasil analisis perangkat tes IPS yang diujikan pada UAS di tiga

(53)

tidak dapat dipakai karena tidak memenuhi persyaratan validitas, reliabilitas, tingkat

kesukaran soal dan daya beda soal.

Penelitian ini relevan karena sama-sama melakukan analisis terhadap kualitas soal

yang ditinjau dari analisis butir soal.

C. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir adalah ide-ide atau konsep yang saling berhubungan yang

mana ide-ide atau konsep tersebut dirumuskan berdasarkan kajian teori dan

hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan. Analisis butir soal dilakukan untuk mengukur

sejauh mana kualitas dari suatu soal. Hal-hal yang bisa dianalisis antara lain adalah

validitas soal, reliabilitas soal, daya pembeda soal, tingkat kesulitan soal, tingkat

homogenitas pilihan jawaban, dan kesesuaian antara kisi-kisi dengan soal. Dengan

melakukan analisis butir soal ini peneliti akan mengatahui sejauh mana kualitas soal

yang diberikan kepada siswa saat ini. Penelitian ini menggunakan soal Ujian Tengah

Semester 2 kelas 1 mata pelajaran matematika.

Melalui penelitian ini peneliti akan mengetahui apakah soal yang diujikan valid,

reliable, lalu apakah soal ini tingkat kesulitan pada setiap soal merata, apakah soal ini

bisa membedakan antar siswa yang pintar dengan siswa yang kurang pintar. Dan

apakah soal yang dibuat sesuai dengan kisi-kisi soal.

Hasil penelitian ini nantinya akan berguna sebagai refleksi baik bagi peneliti

(54)

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah soal pilihan ganda ulangan tengah

semester II mata pelajaran matematika kelas 1 ditinjau dari analisis butir soal di

(55)

38

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III membahas tentang jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian,

populasi dan sampel, variabel, metode pengumpulan data, instrumen penelitian, dan

teknik analisis data. Jenis penelitian adalah deskripsi mengenai kategori penelitian,

waktu dan tempat penelitian menunjukkan kapan penelitian ini dilangsungkan,

populasi dan sampel adalah subyek atau obyek yang berhubungan dengan data dalam

penelitian, variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai, metode

pengumpulan data adalah cara yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data,

instrumen penelitian adalah data yang gunakan dalam penelitian, teknik analisis

adalah cara yang digunakan peneliti untuk mengolah data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif deskriptif non experimental

(Johnson & Christensen, 2012: 366 ). Penelitian ini termasuk ke dalam kuantitatif non

experimental karena penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan analisis butir soal

soal.

Penelitian deskriptif adalah penelitian mendeskripsikan hal-hal yang saat ini

berlaku secara apa adanya sesuai dengan variabel yang diteliti. Hal ini dimaksudkan

(56)

keadaan-keadaan. Penelitian deskriptif berusaha memberikan dengan sistematis dan

cermat fakta-fakta aktual dan sifat populasi tertentu (Darmawan 2013: 38). Sistematis

maksudnya penelitian ini dilakukan secara terstruktur dari awal penelitian sampai

akhir penelitian.

Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan suatu obyek atau

kegiatan yang menjadi perhatian peneliti yang dapat berupa penelitian akhir atau

penelitian perantara, yaitu sebagai perantara bagi penelitian lanjut. Dalam

penerapannya di lapangan penelitian deskriptif banyak digunakan untuk kalangan

pendidik. ( Darmawan, 2013: 49).

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif karena peneliti memberikan

gambaran mengenai kualitas suatu soal yang ada saat ini. Penelitian ini menggunakan

sumber data dokumentasi. Penelitian ini menggambarkan apa adanya kualitas dari

soal ujian ujian tengah semester II tahun 2014 yang diadakan di sekolah X di

Yogyakarta.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini mengambil data penelitian pada tanggal 31 Maret 2014 di salah

satu SD X di daerah Yogyakarta. Penelitian dilakukan pada tanggal tersebut karena

(57)

C. Populasi dan Sampel

Menurut Sukardi (2003:53), populasi pada prinsipnya adalah semua anggota

kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu

tempat, dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu

penelitian. Dalam penelitian ini populasinya adalah semua Sekolah Dasar (SD)

Kanisius di kota Yogyakarta (Kodya).

Menurut Sukardi (2003: 54) sampel adalah sebagian dari populasi. Menurut Ali

(1985: 54) sampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek

yang diteliti yang dianggap mewakili terhadap seluruh populasi dan diambil dengan

menggunakan teknik tertentu. Dalam penelitian ini sampel yang dimaksud adalah

siswa kelas 1 SD X di kota Yogyakarta (Kodya). Peneliti menggunakan teknik

pengambilan sampel acak berstrata. Sampel acak berstrata adalah sampel yang

diambil berdasarkan populasi yang dibagi menjadi beberapa kelompok dan sampel

diambil dari setiap kelompok tersebut (Sanders, 1990: 222). Dalam penelitian ini

strata yang dimaksudkan adalah populasi dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 yaitu

Sekolah Dasar (SD) Kanisius yang berada di daerah kota Yogyakarta (Kodya) dan

Sekolah Dasar (SD) Kanisius yang berada di daerah pinggiran kota Yogyakarta

(Kodya). Lalu sampel diambil dari satu sekolah yang berada di daerah kota

Yogyakarta (Kodya) dan satu sekolah yang berada di daerah pinggiran kota

Yogyakarta (Kodya). Namun karena keterbatasan waktu peneliti hanya mengambil

(58)

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai. Variabel dapat

dikategorikan ke dalam variabel diskrit atau variabel kategorikal dan variabel

bersambungan atau kontinu. dalam menentukan variabel penelitian, ada 3 jenis

hubungan antar variabel yaitu 1) hubungan simetris, 2) hubungan timbal balik, 3)

hubungan asimetris (Sugiono, 2009: 152). Dalam penelitian ini tidak menggunakan

variabel karena dalam penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif deskriptif.

E. Teknik Pengumpulan Data

Ada 2 teknik yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu wawancara informal

dan studi dokumenter. Wawancara informal dilakukan dengan tujuan untuk

mengumpulkan beberapa pendapat yang nantinya dijadikan sebagai dasar dalam

penelitian ini. Wawancara adalah pertemuan 2 orang untuk bertukar informasi dan ide

melalui tanya jawab dengan tujuan tertentu (Sugiyono, 2009;317).

Studi dokumenter adalah metode pengumpulan data pelengkap, untuk

memperoleh data-data yang menjunjang dalam penelitian (Tukiran, 2011: 51). Studi

dokumenter dalam penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan soal, kunci jawaban,

Gambar

Gambar  4.3 Kurva Skewness dan Kurtosis ....................................................
Tabel 2.1 Klasifikasi Daya Pembeda
Gambar 2.2 Kurva Skewness
Tabel 2.4 SK dan KD Kelas 1 yang Diajarkan di Semester I
+7

Referensi

Dokumen terkait

In this ‘moment of truth’, it is very important that the service employee speaks the ‘right’ words in the ‘right’ way so that the guest will a first good impression about

[r]

[r]

Demikianlah informasi yang bisa kami sampaikan, mudah-mudahan dengan adanya 55+ Contoh Soal UAS Seni Budaya Kelas 10 SMA/MA dan Kunci Jawabnya Terbaru ini para siswa akan

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah informasi keungan dan non keuangan yang terdapat dalam website perusahaan dan Volume perdagangan saham yang

There was a significant reduction in glucose release from the GTE-fortified steamed and baked bread during the first 90 min of pancreatic digestion phase, particularly at

Proyek pendirian bengkel motor dan jasa pencucian motor ini layak untuk dilaksanakan karena proyek ini telah dikatakan layak jika dilihat dari analisis semua aspek-aspeknya,

Forum, Facebook , Twitter , ataupun media sosial lain dimanfaatkan oleh masyarakat untuk. mendiskusikan isu – isu politik