• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan kemampuan mengingat dan memahami atas penggunaan media timeline pada mata pelajaran IPS kelas V SD Negeri Percobaan 3 Pakem - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Perbedaan kemampuan mengingat dan memahami atas penggunaan media timeline pada mata pelajaran IPS kelas V SD Negeri Percobaan 3 Pakem - USD Repository"

Copied!
206
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI ATAS PENGGUNAAN MEDIA TIMELINE PADA MATA PELAJARAN IPS

KELAS V SD NEGERI PERCOBAAN 3 PAKEM

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Ika Lusiana Ratnasari NIM: 101134134

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

PERBEDAAN KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI ATAS PENGGUNAAN MEDIA TIMELINE PADA MATA PELAJARAN IPS

KELAS V SD NEGERI PERCOBAAN 3 PAKEM

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Ika Lusiana Ratnasari NIM: 101134134

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini mungkin terlalu sederhana....

Namun, biarkanlah ini kupersembahkan bagi yang aku sayangi dan yang

menyayangiku....

 Tuhan Yang Maha Esa yang selalu memberikan rahmat dan

hidayah-Nya dalam menjalani kehidupan ini.

 Ibuku Sumiyati, Bapakku Sukimin, dan Adikku Musliana Ratnasari,

yang selalu mendoakan, mendukung, serta melimpahkan kasih

sayangnya kepadaku.

 Sahabat terbaik yang selama ini setia, Nanda Juanda, yang selalu

memberikan semangat untukku dan selalu membuatku tersenyum

menjalani hari-hariku.

 Teman-teman Kelas C PGSD 2010 yang berjuang bersama selama

kuliah.

Terima kasih telah memberikan doa, semangat, perhatian, bantuan,

serta kasih sayang yang tiada hentinya mengalir sehingga aku

mendapatkan secerah harapan yang selama ini bersemayam dalam

(6)

v MOTTO

“Mulailah bermimpi, mimpikanlah mimpi baru dan berusahalah untuk

merubah mimpi menjadi kenyataan”

-Soichiro Honda-

”Tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan, dan saya percaya pada diri saya sendiri”

-Muhammad Ali-

“Yakinlah pada dirimu bahwa kamu bisa, maka kamu akan mendapatkan apa yang kamu yakini”

(7)
(8)
(9)

viii ABSTRAK

PERBEDAAN KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI ATAS PENGGUNAAN MEDIA TIMELINE PADA MATA PELAJARAN IPS

KELAS V SD NEGERI PERCOBAAN 3 PAKEM Ika Lusiana Ratnasari

Universitas Sanata Dharma 2014

Kata kunci: media timeline, kemampuan mengingat, kemampuan memahami, mata pelajaran IPS.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pemanfaatan media pembelajaran dalam menyampaikan materi pelajaran IPS kepada siswa di sekolah dasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan 1) kemampuan mengingat dan 2) kemampuan memahami atas penggunaan media timeline kelas V SD Negeri Percobaan 3 Pakem tahun pelajaran 2013/2014, mata pelajaran IPS materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi

eksperimental design tipe non-equivalent control group design. Populasi

penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Percobaan 3 Pakem yang berjumlah 64 siswa. Sampel yang digunakan adalah 32 siswa kelas VA sebagai kelompok eksperimen dan 32 siswa kelas VB sebagai kelompok kontrol. Instrumen penelitian berupa soal esai yang valid dengan taraf signifikansi < 0,05 dan reliabel dengan taraf signifikansi 0,625 termasuk kategori cukup. Data dianalisis dengan menggunakan uji independent samples t-test.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) ada perbedaan kemampuan mengingat atas penggunaan media timeline yang ditunjukkan dengan nilai sig. (2-tailed) < 0,05, yaitu 0,000 sehingga Hi gagal ditolak maka Hnull ditolak, artinya ada perbedaan kemampuan mengingat secara signifikan atas penggunaan media

timeline, 2) ada perbedaan kemampuan memahami atas penggunaan media

(10)

ix ABSTRACT

REMEMBERING AND UNDERSTANDING ABILITY DIFFERENCES IN USING TIMELINE IN 5TH GRADE SOCIAL SCIENCE SUBJECT OF

SD NEGERI PERCOBAAN 3 PAKEM Ika Lusiana Ratnasari

Sanata Dharma University 2014

Keywords: timeline media, remembering ability, understanding ability, social science subjects.

This research was triggered by the lack of media utilization in delivering social science subject materials for elementary school students. This research aims to figure out the differences in 1) remembering abilities and 2) understanding abilities in using timeline media in 5th grade of SD Negeri Percobaan 3 Pakem, academic year 2013/2014 in the Social Science subject with the topic called strunggles for maintaining the independence of Indonesia.

The quasi experimental research used a non-equivalent control group design. The population consisted of 64 5th grade students of SD Negeri Percobaan 3 Pakem. The samples were 32 students of class VA as the experimental group and 32 students of VB as the control group. The instrument comprised valid essays with the level of significance of < 0,05 and the reliability with the level of significance of 0,625 which was categorized as sufficient. The data was analyzed using an independent samples t-test.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa atas karunia dan rahmat yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Perbedaan Kemampuan Mengingat Dan Memahami Atas Penggunaan Media Timeline Pada Mata Pelajaran IPS Kelas V SD Negeri Percobaan 3 Pakem” yang ditulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak akan berjalan dengan baik dan lancar tanpa adanya bimbingan, dukungan, dan kerjasama yang baik dari berbagai pihak, maka dari itu dengan sepenuh hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

4. Rusmawan, S.Pd., M.Pd., selaku dosen Pembimbing I, yang memberikan bimbingan dan bantuan sehingga karya ilmiah ini dapat selesai.

5. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A., selaku dosen Pembimbing II, yang memberikan bimbingan, motivasi, serta membantu dengan sabar sehingga karya ilmiah ini dapat selesai.

6. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd., selaku dosen penguji III yang telah memberikan saran yang membangun untuk menyelesaikan karya ilmiah ini.

7. Ibu Dra. Hj. Sudaryatun, M.Pd., selaku Kepala Sekolah SD Negeri Percobaan 3 Pakem yang telah memberikan izin dalam pelaksanaan penelitian di SD Negeri Percobaan 3 Pakem.

(12)
(13)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Pembatasan Masalah ... 5

1.3 Rumusan Masalah ... 6

(14)

xiii

1.5 Manfaat Penelitian ... 7

BAB 2 LANDASAN TEORI ... 9

2.1 Kajian Pustaka ... 9

2.1.1 Kemampuan Berpikir ... 9

2.1.2 Taksonomi Kognitif Benjamin Samuel Bloom ... 10

2.2 Media Pembelajaran Timeline ... 13

2.2.1 Media Pembelajaran... 13

2.2.2. Media Pembelajaran Timeline ... 15

2.3 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ... 17

2.3.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial ... 17

2.3.2 Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial ... 18

2.3.3 Materi Ajar IPS Kelas V ... 18

2.4 Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 19

2.4.1 Penelitian Tentang Media Pembelajaran Timeline ... 19

2.4.2 Penelitian Tentang Kemampuan Kognitif ... 21

2.5 Kerangka Berpikir ... 23

2.6 Hipotesis Penelitian ... 24

BAB 3 METODE PENELITIAN... 25

3.1 Jenis Penelitian ... 25

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

(15)

xiv

3.3.1 Populasi ... 28

3.3.2 Sampel... 29

3.4 Variabel Penelitian ... 29

3.4.1 Variabel independen (bebas) ... 29

3.4.2 Variabel dependen (terikat) ... 30

3.5 Definisi Operasional Variabel ... 30

3.5.1 Penggunaan Media Timeline ... 30

3.5.2 Kemampuan Mengingat ... 31

3.5.3 Kemampuan memahami ... 31

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.6.1 Tes ... 31

3.6.2 Observasi... 33

3.7 Instrumen Penelitian ... 33

3.7.1 Tes ... 34

3.7.2 Observasi... 35

3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 36

3.8.1 Validitas ... 36

3.8.2 Reliabilitas ... 39

3.9 Teknik Analisis Data ... 40

3.9.1 Analisis Deskriptif ... 40

3.9.2 Uji Prasyarat... 40

(16)

xv

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN... 45

4.1 Deskripsi Data Penelitian ... 45

4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 45

4.1.2 Deskripsi Pelaksanaan Pretest ... 46

4.1.3 Deskripsi Pelaksanaan Posttest ... 48

4.2 Deskripsi Analisis Data Penelitian ... 49

4.2.1 Deskripsi Analisis Data Penelitian Pretest ... 49

4.2.2 Deskripsi Analisis Data Penelitian Posttest ... 51

4.3 Uji Prasyarat Analisis ... 52

4.3.1 Uji Normalitas Data ... 52

4.3.2 Uji Homogenitas ... 54

4.4 Uji Hipotesis ... 56

4.4.1 Perbedaan Kemampuan Mengingat atas Penggunaan Media Timeline... 57

4.4.2 Perbedaan Kemampuan Memahami atas Penggunaan Media Timeline... 60

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 64

4.5.1 Perbedaan Kemampuan Mengingat atas Penggunaan Media Timeline... 64

(17)

xvi

BAB 5 KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ... 71

5.1 Kesimpulan ... 71

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 72

5.3 Saran ... 72

(18)

xvii

DAFTAR TABEL

HALAMAN

Tabel 1. Jadwal Pengambilan Data ... 28

Tabel 2. Teknik Pengumpulan Data ... 33

Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 34

Tabel 4. Kisi-kisi Lembar Observasi ... 35

Tabel 5. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaaran ... 36

Tabel 6. Kriteria Perangkat Pembelajaran ... 36

Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Validitas Instrumen ... 38

Tabel 8. Kriteria Koefisien Reliabilitas ... 39

Tabel 9. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 40

Tabel 10. Skor Pretest Kelompok Eksperimen ... 47

Tabel 11. Skor Pretest Kelompok Kontrol ... 47

Tabel 12. Skor Posttest Kelompok Eksperimen ... 48

Tabel 13. Skor Posttest Kelompok Kontrol ... 49

Tabel 14. Rangkuman Hasil Skor Pretest Kelompok Eksperimen ... 49

Tabel 15. Rangkuman Hasil Skor Pretest Kelompok Kontrol ... 50

Tabel 16. Rangkuman Hasil Skor Posttest Kelompok Eksperimen ... 51

Tabel 17. Rangkuman Hasil Skor Posttest Kelompok Kontrol ... 52

Tabel 18. Hasil Uji Normalitas Kemampuan Mengingat... 53

Tabel 19. Hasil Uji Normalitas Kemampuan Memahami ... 53

(19)

xviii

Tabel 21. Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Memahami ... 56

Tabel 22. Uji Kenaikan Skor Pretest dan Posttest Kemampuan Mengingat ... 58

Tabel 23. Uji Perbedaan Skor Posttest Kemampuan Mengingat ... 60

Tabel 24. Uji Kenaikan Skor Pretest dan Posttest Kemampuan Memahami ... 61

(20)

xix

DAFTAR GAMBAR

HALAMAN

Gambar 1. Media Pembelajaran Timeline ... 17

Gambar 2. Literature Map ... 22

Gambar 3. Desain Penelitian ... 26

(21)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

HALAMAN

Lampiran 1. Silabus Kelompok Eksperimen ... 77

Lampiran 2. RPP Kelompok Eksperimen ... 81

Lampiran 3. LKS Kelompok Eksperimen ... 100

Lampiran 4. Silabus Kelompok Kontrol ... 106

Lampiran 5. RPP Kelas Kontrol... 109

Lampiran 6. LKS Kelas Kontrol ... 119

Lampiran 7. Materi Pelajaran IPS Kelas V SD ... 121

Lampiran 8. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran... 126

Lampiran 9. Validasi Perangkat Pembelajaran ... 128

Lampiran 10. Hasil Uji Validitas Instrumen Tes ... 153

Lampiran 11. Uji Reliabilitas Instrumen Tes ... 153

Lampiran 12. Instrumen Penelitian ... 154

Lampiran 13. Hasil Rekapan Nilai Pretest dan Posttest Siswa ... 160

Lampiran 14. Hasil Analisis Data dengan SPSS 20 ... 168

Lampiran 15. Surat Izin Penelitian dari Kampus ... 177

Lampiran 16. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 178

Lampiran 17. Foto Kegiatan ... 179

(22)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

Bab 1 ini membahas mengenai latar belakang penelitian, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Manfaat penelitian dibagi menjadi dua, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia secara sengaja untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya (Sa’ud dan Makmun, 2007:6). Salah satu potensi dalam diri manusia yang dapat ditingkatkan melalui tujuan pembelajaran dalam pendidikan adalah kemampuan berpikir atau kemampuan kognitif (Djamarah, 2011:26). Kegiatan pembelajaran di sekolah diharapkan dapat terus meningkatkan kemampuan kognitif dari tahap yang lebih rendah ke tahap yang lebih tinggi sesuai dengan tujuan pendidikan. Tingkatan berpikir ini dimulai dari tahap yang sering dijumpai dalam tujuan-tujuan pendidikan, yaitu mengingat, memahami, dan menganalisis, ke tahap kognitif yang jarang dijumpai, yaitu mengaplikasi, mengevaluasi, dan membuat (Anderson & Krathwohl, 2010:43).

(23)

dipelajari, seperti yang ditulis, diucapkan, dan digambar oleh guru. Dari pengertian mengingat dan memahami yang dijabarkan oleh Anderson dan Krathwohl tersebut terlihat bahwa pada tahap kognitif mengingat menekankan pada kemampuan siswa dalam mengambil kembali pengetahuan yang telah dimiliki siswa sebelumnya. Sedangkan pada tahap kognitif memahami lebih menekankan pada kemampuan siswa dalam mengkonstruksi makna dari pengetahuan yang dimilikinya. Kegiatan pembelajaran di sekolah dasar diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mengingat dan memahami siswa.

Berdasarkan hasil observasi pada kegiatan pembelajaran yang peneliti lakukan di SD Negeri Percobaan 3 Pakem pada tanggal 14 September 2013, guru cenderung menggunakan metode ceramah dalam melaksanakan pembelajaran. Siswa mendengarkan penjelasan guru dan kemudian mencatat hal-hal penting mengenai materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Kegiatan ini membuat siswa menjadi kurang terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran, sehingga siswa kurang memaksimalkan kemampuan mengingat dan memahami materi pelajaran yang telah disampaikan.

(24)

siswa belum dapat menjawab soal-soal dengan tepat tanpa membaca materi pelajaran yang terdapat di buku paket pelajaran. Siswa yang tidak dapat menjawab pertanyaan dari guru serta tidak dapat menjawab soal-soal latihan tersebut, terlihat bahwa siswa kurang dapat memaksimalkan kemampuan mengingat serta memahami materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru.

Proses menyampaikan materi pelajaran kepada siswa dilakukan oleh guru dengan bantuan media pembelajaran berupa papan tulis, namun belum memanfaatkan media pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan mengingat dan memahami siswa secara maksimal. Arsyad (2010:15-16) menuliskan bahwa penggunaan media pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dalam menyampaikan pesan dan isi pelajaran yang diberikan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Media pembelajaran sebetulnya sangat dibutuhkan oleh siswa agar memudahkan siswa dalam meningkatkan kemampuan kognitif siswa, khususnya pada kemampuan mengingat dan memahami materi pelajaran yang diberikan. Kemampuan kognitif siswa dapat ditingkatkan salah satunya dengan mengembangkan media pembelajaran dalam setiap mata pelajaran yang dipelajari siswa di sekolah. Media pembelajaran juga akan dapat memaksimalkan belajar siswa apabila media yang digunakan disesuaikan dengan materi pada mata pelajaran yang dipelajari.

(25)

sehingga siswa mudah lupa mengenai materi yang sudah diberikan. Materi pelajaran IPS yang banyak ini memerlukan kemampuan berpikir siswa dalam mengingat serta memahami isi dari materi pelajaran IPS, sehingga dalam menyampaikan materi pelajaran diperlukan suatu perantara yang dapat memudahkan siswa dalam mengingat serta memahami materi pelajaran yang diberikan. Salah satu perantara yang dapat digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran adalah dengan menggunakan media pembelajaran, karena dengan menggunakan media pembelajaran siswa akan terlibat aktif dalam belajar dan siswa akan lebih mudah dalam mengingat serta memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.

Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan agar siswa lebih mudah dalam mengingat dan memahami materi pelajaran, khususnya pada materi pelajaran IPS mengenai peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi di Indonesia adalah dengan menggunakan media pembelajaran timeline. Media pembelajaran

timeline ini akan dapat membantu mempermudah siswa dalam mengingat dan

(26)

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan mengenai peningkatan kemampuan mengingat dan memahami siswa dengan menggunakan media

timeline dalam pembelajaran, peneliti ingin mengetahui adanya perbedaan

kemampuan mengingat dan memahami siswa atas penggunaan media pembelajaran timeline. Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul “Perbedaan Kemampuan Mengingat dan Memahami atas Penggunaan Media Timeline pada Mata Pelajaran IPS Kelas V SD Negeri Percobaan 3 Pakem.”

Penelitian ini menggunakan metode penelitian quasi eksperimen. Penelitian dilakukan pada dua kelompok belajar, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada siswa kelas V di SD Negeri Percobaan 3 Pakem semester genap tahun ajaran 2013/2014 untuk mengetahui perbedaan kemampuan mengingat dan memahami atas penggunaan media pembelajaran timeline pada mata pelajaran IPS kelas V pada Standar kompetensi (SK) 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, Kompetensi dasar (KD) yang diteliti yaitu 2.4 Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.

1.2 Pembatasan Masalah

Peneliti membatasi penelitian hanya pada mata pelajaran IPS dengan materi

“menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan” pada

siswa Sekolah Dasar kelas V semester genap tahun ajaran 2013/2014 di SD Negeri Percobaan 3 Pakem dengan menggunakan media pembelajaran timeline

(27)

Kompetensi dasar (KD) yang diteliti yaitu 2.4 Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan. Jenis keterampilan berpikir yang digunakan dalam penelitian adalah kemampuan mengingat dan memahami pada dimensi proses kognitif taksonomi Bloom. Kemampuan mengingat yang diteliti meliputi mengidentifikasi dan mengingat kembali, sedangkan kemampuan memahami yang diteliti meliputi merangkum, menafsirkan, dan memprediksi. 1.3 Rumusan Masalah

1.3.1 Apakah ada perbedaan kemampuan mengingat atas penggunaan media

timeline pada siswa kelas V SD Negeri Percobaan 3 Pakem pada mata

pelajaran IPS semester genap tahun ajaran 2013/2014?

1.3.2 Apakah ada perbedaan kemampuan memahami atas penggunaan media

timeline pada siswa kelas V SD Negeri Percobaan 3 Pakem pada mata

pelajaran IPS semester genap tahun ajaran 2013/2014? 1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Mengetahui adanya perbedaan kemampuan mengingat atas penggunaan media timeline pada siswa kelas V SD Negeri Percobaan 3 Pakem pada mata pelajaran IPS semester genap tahun ajaran 2013/2014.

(28)

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian mengenai perbedaan kemampuan mengingat dan memahami atas penggunaan timeline pada mata pelajaran IPS di SD Negeri Percobaan 3 Pakem kelas V terdapat 2 jenis, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Kedua manfaat tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

1.5.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian mengenai perbedaan kemampuan mengingat dan memahami atas penggunaan media timeline pada mata pelajaran IPS di SD Negeri Percobaan 3 Pakem kelas V diharapkan dapat menambah wawasan dalam menerapkan media timeline sehingga dapat membantu meningkatkan keterampilan berpikir siswa, khususnya pada mata pelajaran IPS.

1.5.2 Manfaat Praktis

1.5.2.1 Manfaat bagi sekolah

Sekolah dapat menambah wawasan mengenai penggunaan media pembelajaran timeline.

1.5.2.2 Manfaat bagi guru

Menambah wawasan guru mengenai media pembelajaran timeline, sehingga guru dapat menerapkan media pembelajaran timeline pada mata pelajaran lain selain IPS.

1.5.2.3 Manfaat bagi siswa

(29)

mudah memahami materi dalam belajar dengan menggunakan media pembelajaran timeline.

1.5.2.4 Manfaat bagi peneliti

Peneliti mendapatkan pengalaman dalam menerapkan media pembelajaran

timeline pada mata pelajaran IPS, sehingga kelak dapat mengajar

(30)

9 BAB 2

LANDASAN TEORI

Bab 2 ini membahas mengenai kajian pustaka, penelitian terdahulu yang relevan, kerangka berpikir, dan dugaan sementara atau hipotesis. Kajian pustaka membahas mengenai kemampuan berpikir, media pembelajaran timeline, dan beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan. Kerangka berpikir berisi landasan pemikiran. Hipotesis membahas dugaan sementara atau jawaban sementara dari rumusan masalah yang telah dibuat dalam penelitian.

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kemampuan Berpikir

(31)

Berdasarkan ketiga pendapat mengenai berpikir tersebut dapat penulis simpulkan, bahwa berpikir merupakan suatu kemampuan kognitif jiwa manusia yang cukup kompleks untuk meletakkan hubungan antara bagian-bagian pengetahuan yang dimiliki sesuai dengan tahapan kemampuan berpikir anak. Anak yang berada di sekolah dasar (umur 7-12 tahun) memiliki kemampuan berpikir yang terbatas dan berdasarkan sesuatu yang konkrit. Kemampuan berpikir yang akan dibahas pada penelitian ini adalah kemampuan berpikir siswa pada tahapan proses kognitif taksonomi Bloom.

2.1.2 Taksonomi Kognitif Benjamin Samuel Bloom

Kategori proses kognitif pada taksonomi Bloom dalam berpikir dijabarkan menjadi 6 kategori yaitu: mengingat, memahami, menganalisis, mengaplikasi, mengevaluasi, dan mencipta (Anderson & Krathwohl, 2010:99). Namun pada penelitian ini, peneliti membatasi hanya pada kategori proses kognitif mengingat dan memahami.

2.1.2.1 Kemampuan Mengingat

(32)

Berdasarkan kedua pendapat mengenai pengertian mengingat tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa mengingat merupakan suatu aktivitas kognitif yang dilakukan seseorang untuk mengambil kembali pengetahuan yang dimilikinya pada masa lampau.

(33)

2.1.1.2 Kemampuan Memahami

Tahap kedua dalam dimensi proses kognitif taksonomi Bloom adalah memahami. Anderson & Krathwohl (2010:105) menuliskan bahwa memahami merupakan suatu proses mengkonstruksi makna dari suatu materi pembelajaran. Makna yang dikonstruksi misalnya apa saja yang diucapkan, ditulis, dan digambarkan oleh guru. Proses kognitif pada kemampuan memahami meliputi menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan (Anderson & Krathwohl, 2010:106). Kemampuan memahami seseorang dalam taksonomi kognitif Bloom dapat dilihat dengan beberapa kata kerja kunci untuk menandai adanya kemampuan memahami yang dimiliki seseorang. Kata kerja kunci untuk melihat kemampuan memahami tersebut antara lain: menginterpretasikan, memberikan contoh, memberikan ringkasan, menjelaskan, menyimpulkan, membandingkan, memperkirakan, membuat generalisasi, memprediksikan, menerjemahkan, membedakan, dan menguraikan lebih lanjut (Supratiknya, 2012:9). Peneliti menggunakan 3 proses kognitif pada kemampuan memahami, yaitu merangkum, menafsirkan, dan memprediksi.

(34)

mengabstraksi atau menggeneralisasi. Merangkum merupakan proses merepresentasikan atau mengabstraksikan sebuah tema dari informasi yang diterima dengan melibatkan proses membuat ringkasan dari suatu informasi yang didapatkan (Anderson & Krathwohl, 2010:110). 3) Menyimpulkan disebut juga dengan memprediksi atau menyarikan. Menyimpulkan merupakan suatu proses kognitif yang menyertakan proses menemukan ciri-ciri atau pola-pola ke dalam contoh-contoh. Pada penelitian kemampuan memahami ini, penulis menggunakan kata kerja memprediksi untuk mengetahui kemampuan memahami yang dimiliki oleh siswa (Anderson & Krathwohl, 2010:111).

2.2 Media Pembelajaran Timeline

2.2.1 Media Pembelajaran

2.2.1.1 Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan suatu sarana yang digunakan untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar (Kustandi dan Sutjipto, 2011:9). Yudhi (2010:7-8) mendefinisikan bahwa media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.

(35)

sehingga proses belajar dapat berjalan secara efektif dan efisien. Media pembelajaran menjadi penting digunakan dalam pembelajaran, karena akan membantu memudahkan guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan.

2.2.1.2 Manfaat Media Pembelajaran

Media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar memiliki beberapa manfaat. Manfaat penggunaan media dalam pembelajaran diungkapkan oleh Sadiman (2009:17-18), yaitu untuk 1) memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat visual, 2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu,

dan daya indera, 3) penggunaan media secara tepat dapat mengatasi sikap pasif

siswa, 4) memberikan rangsangan yang sama, serta dapat menyamakan

pengalaman dan persepsi siswa terhadap materi pelajaran, dan 5) memungkinkan

siswa untuk berinteraksi secara langsung dengan guru, masyarakat, dan

lingkungan sekitarnya.

Berdasarkan pendapat mengenai manfaat dari media pembelajaran, dapat

peneliti simpulkan bahwa penggunaan media dalam pembelajaran dapat

membantu memudahkan kegiatan belajar mengajar dalam memperjelas isi dari

suatu pembelajaran, dapat menimbulkan sikap aktif siswa dalam belajar,

memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi secara langsung dengan

lingkungannya, dan dapat memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran

(36)

2.2.2. Media Pembelajaran Timeline

Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah media pembelajaran timeline. Mityasari (2013) menuliskan bahwa, media pembelajaran bagan garis waktu (timeline chart) merupakan suatu media yang berupa garis-garis yang ditekankan pada suatu perkembangan atau proses berdasarkan urutan waktu terjadinya dan berfungsi sebagai penyalur pesan dengan tujuan agar dapat merangsang pikiran, perhatian, perasaan, dan minat sehingga akan terjadi proses belajar yang menarik dan berkesan bagi siswa. Arsyad (2010:136-137) menuliskan, bahwa bagan waktu dalam media pembelajaran menggambarkan suatu hubungan yang kronologis antara peristiwa-peristiwa yang telah terjadi.

Media pembelajaran bagan garis waktu (timeline chart), mempunyai beberapa manfaat bagi pembelajaran di sekolah dasar, Sadiman (2009:37,40) menuliskan beberapa manfaat bagan garis waktu (timeline chart), yaitu untuk menggambarkan hubungan antara suatu peristiwa dengan waktu yang disajikan dalam bagan secara kronologis. Misalnya ketika akan menunjukkan kapan suatu peristiwa sejarah mulai dan berakhir peristiwa-peristiwa apa yang terjadi lebih dahulu dan peristiwa apa pula yang terjadi kemudian, kita dapat memperjelas runtutan kejadian-kejadian peristiwa tersebut dengan menggunakan bagan garis waktu. Arsyad (2010:136-137) juga menuliskan manfaat penggunaan bagan garis waktu, yaitu untuk meringkas suatu urutan waktu dari serangkaian peristiwa yang terjadi.

(37)

antara peristiwa dan waktu yang disajikan dalam bagan secara kronologis. Misalnya untuk menunjukkan kapan sesuatu peritiwa sejarah mulai dan berakhir peristiwa-peristiwa apa yang terjadi lebih dahulu dan peristiwa apa pula yang terjadi kemudian, maka kita dapat memperjelas dengan menggunakan bagan garis waktu. Pendapat yang hampir sama mengenai manfaat dari media timeline

diungkapkan oleh Kathryn (2011:186), bahwa dengan menggunakan media

timeline dapat membantu siswa dalam memahami suatu pelajaran yang masih

abstrak, untuk mengetahui suatu peristiwa yang terjadi dan urutan dimana peristiwa terjadi, yaitu dengan membuat garis waktu dengan tanggal, gambar, dan peristiwa.

Berdasarkan kelima pendapat yang disampaikan mengenai media pembelajaran bagan garis waktu (timeline chart) tersebut, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran bagan garis waktu (timeline chart) merupakan suatu media pembelajaran yang berupa garis-garis yang menggambarkan waktu suatu kejadian atau peristiwa-peristiwa secara runtut agar dapat mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran yang diberikan. Media timeline yang digunakan dalam penelitian ini yaitu media yang dapat digunakan oleh siswa secara langsung.

(38)

tertentu secara berurutan. Contoh media pembelajaran timeline yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

Gambar 1. Media Pembelajaran Timeline

2.3 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 2.3.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan-kegiatan dasar manusia untuk memberikan wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada siswa sekolah dasar dan menengah (Susanto, 2013:137). Sapriya (2009:7) mengungkapkan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan gabungan dari mata pelajaran Geografi, Sejarah, Ekonomi, dan pelajaran ilmu sosial lainnya yang di berikan pada siswa sekolah dasar dan sekolah menengah. Selain kedua pendapat mengenai IPS tersebut, Trianto (2010:171) mengungkapkan bahwa, IPS merupakan gabungan dari berbagai ilmu-ilmu sosial, seperti ekonomi, sejarah, geografi, hukum, sosiologi, politik, dan budaya.

(39)

ilmu-ilmu sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, politik, dan budaya serta kegiatan dasar manusia untuk memberikan wawasan dan pemahaman yang mendalam mengenai ilmu sosial pada siswa sekolah dasar dan menengah.

2.3.2 Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial

Susanto (2013:145) menuliskan tujuan IPS yaitu untuk mengembangkan potensi siswa agar peka terhadap permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental yang positif terhadap permasalahan yang terjadi, serta dapat terampil dalam mengatasi setiap masalah dalam dirinya maupun dalam masyarakat di dalam kehidupan sehari-hari. Pendapat lain disampaikan oleh Sapriya (2009:12), bahwa tujuan IPS antara lain untuk mempersiapkan siswa agar menjadi sebagai warga negara yang menguasai pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai yang dapat digunakan untuk memecahkan suatu masalah pribadi maupun sosial serta kemampuan untuk mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat. Berdasarkan kedua pendapat tersebut, IPS yang diterapkan di sekolah mengajarkan siswa untuk dapat memahami bahwa manusia hidup di dalam lingkungan masyarakat tidak lepas dari permasalahan-permasalahan sosial yang memerlukan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai dalam menyelesaikan suatu permasalahan diri dan sosialnya sehingga dapat menjadi warga negara yang baik.

2.3.3 Materi Ajar IPS Kelas V

(40)

yang diteliti yaitu 2.4 Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan. Materi pelajaran yang diteliti yaitu perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Zuber (2012:177-190) menuliskan perjuangan-perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dalam buku mata pelajaran IPS kelas V yang berjudul “Aktif Belajar IPS Kelas V SD”. Materi dalam bab 11 ini terdapat dua sub bab, yaitu perjuangan di medan pertempuran dan perjuangan melalui perundingan. Peristiwa yang terjadi dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia di medan pertempuran antara lain, Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, Pertempuran Ambarawa, Peristiwa Bandung Lautan Api, dan Pertempuran Medan Area. Peristiwa mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang melalui perundingan antara lain: Perjanjian Linggarjati, Agresi Militer Belanda I, Perjanjian Renville, Agresi Militer Belanda II, Serangan Umum 1 Maret 1949, Perjanjian Roem-Royen, Konferensi Meja Bundar (KMB), serta Pembentukan Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Pengakuan Kedaulatan.

2.4 Penelitian Terdahulu yang Relevan

2.4.1 Penelitian Tentang Media Pembelajaran Timeline

(41)

II menunjukkan peningkatan, bahwa 18 siswa dari 20 siswa mendapatkan nilai mencapai 75 atau lebih, dan 2 siswa mendapatkan nilai kurang dari 75. Hasil nilai rata-rata siswa telah melampaui KKM, yaitu meningkat menjadi 79,5. Mityasari menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media bagan garis waktu dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.

Mayasari (2013) meneliti peningkatan hasil belajar siswa menggunakan media timeline chart wayang dengan menerapkan metode STAD. Subjek yang diteliti yaitu siswa kelas V SDN Lurah, Cirebon yang berjumlah 40 siswa. Hasil penelitian menunjukkan pada siklus I terdapat 28 siswa yang mendapatkan kriteria tuntas dengan presentase 70℅. Pada siklus II terdapat 34 siswa yang mendapatkan kriteria tuntas dengan presentase sebesar 85℅. Pada siklus III siswa yang mendapatkan kriteria tuntas adalah sebanyak 37 siswa atau 92,5℅. Mayasari menyimpulkan bahwa penggunaan media timeline chart wayang dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Lurah, Kabupaten Cirebon pada materi peristiwa-peristiwa menjelang proklamasi kemerdekaan Indonesia.

(42)

memanfaatkan media timeline video pembelajaran IPS kelas IV Sekolah Dasar

dapat meningkatkan proses dan hasil belajar siswa.

2.4.2 Penelitian Tentang Kemampuan Kognitif

Yanti & Arcana (2013) meneliti pengaruh model pembelajaran Course

Review Horay terhadap kemampuan berpikir kritis mata pelajaran IPS siswa kelas

V SD Negeri 1 Pandak Bandung dan SD Negeri 2 pandak Bandung. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Course Review

Horay terdapat perbedaan pada kemampuan berpikir kritis siswa. Hasil analisis

data menunjukkan t hitung = 6,4 dan t tabel = 1,684 maka H0 ditolak dan Hi

diterima. Yanti & Arcana menyimpulkan bahwa kelompok siswa yang

dibelajarkan menggunakan model pembelajaran course review horay

menunjukkan kemampuan berpikir kritis yang lebih baik dibandingkan

dengan kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran

konvensional pada mata pelajaran IPS.

Hartati (2010) melakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan Alat

Peraga Gaya Gesek untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa

SMA” dengan subjek yang diteliti siswa kelas X SMA N 2 Pekalongan sebanyak

(43)

2.4.3 Literature Map

Gambar 2. Literature map dari penelitian-penelitian terdahulu

Pada penelitian-penelitian terdahulu belum ada yang meneliti mengenai perbedaan kemampuan mengingat dan memahami atas penggunaan media pembelajaran timeline pada mata pelajaran IPS, sehingga diharapkan dengan menerapkan pembelajaran menggunakan media pembelajaran timeline pada mata pelajaran IPS di kelas V ini dapat membantu meningkatkan kemampuan mengingat dan memahami siswa.

Mityasari (2013) Media Timeline

Peningkatan Hasil Belajar

Mayasari (2014) Media Timeline Chart

Wayang – Peningkatan hasil Belajar

Penggunaan Media Timeline

Yanti & Arcana (2013) Berpikir kritis – Model

Course Review Horay

Kemampuan Berpikir Kritis

Yang perlu diteliti penggunaan media timeline

-kategori kognitif

(44)

2.5 Kerangka Berpikir

Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah media

timeline. Media timeline atau yang biasa disebut dengan media bagan garis waktu,

diterapkan dengan menggunakan gambar atau angka-angka dan tulisan mengenai terjadinya suatu peristiwa-peristiwa penting yang diurutkan sesuai dengan urutan terjadinya suatu peristiwa. Penggunaan media timeline ini bertujuan untuk membantu memudahkan siswa dalam mengingat dan memahami materi pelajaran mengenai kejadian dari suatu peristiwa-peristiwa penting, yang meliputi nama peristiwa, waktu terjadinya, tokoh-tokoh yang berperan, dan peristiwa penting yang terjadi pada materi pelajaran yang diberikan.

(45)

2.6 Hipotesis Penelitian

2.6.1 Ada perbedaan kemampuan mengingat atas penggunaan media timeline

siswa kelas V SD Negeri Percobaan 3 Pakem pada mata pelajaran IPS semester genap tahun ajaran 2013/2014.

2.6.2 Ada perbedaan kemampuan memahami atas penggunaan media timeline

(46)

25 BAB 3

METODE PENELITIAN

Bab 3 ini membahas mengenai metode penelitian yang digunakan dalam penelitian. Metode penelitian yang dibahas yaitu mengenai jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, definisi operasional variabel, instrumen penelitian, uji validitas dan reliabilitas, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen. Penelitian eksperimental merupakan suatu penelitian yang memenuhi persyaratan untuk menguji hubungan sebab-akibat pada suatu variabel terhadap variabel lain (Sukmadinata, 2011:194). Penelitian eksperimen ini menggunakan jenis penelitian

quasi-eksperimental. Creswell (2012:242) menjelaskan bahwa jenis penelitian

quasi-eksperimental merupakan suatu penelitian yang melibatkan dua kelompok,

satu kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol yang diseleksi tanpa prosedur penempatan acak dan sama-sama diberikan pretest dan posttest, hanya kelompok eksperimen saja yang diberikan perlakuan.

Penelitian eksperimen ini termasuk dalam jenis penelitian

quasi-eksperimental karena menggunakan dua kelompok dalam penelitian, yaitu

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Sugiyono, 2010:114). Penelitian eksperimen ini menggunakan desain penelitian nonequivalent control group

(47)

dipilih secara random (Sugiyono, 2010:116). Desain penelitian yang diberikan dalam penelitian eksperimen ini terlihat pada gambar 3.

Gambar 3. Desain Penelitian Nonequivalent Control Group

Keterangan:

X = Perlakuan atau treatment penggunaan media pembelajaran timeline

Q1 = Rerata skor pretest kelompok eksperimen Q2 =Rerata skor posttest kelompok eksperimen Q3 = Rerata skor pretest kelompok kontrol Q4 = Rerata skor posttest kelompok kontrol

Garis putus-putus pada gambar 3 berarti antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol jelas terpisah. Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan dari perlakuan yang diberikan, dihitung dengan cara: (Q2 - Q1) – (Q4 - Q3). Apabila hasilnya negatif, artinya tidak ada perbedaan yang terjadi pada kemampuan mengingat dan memahami atas penggunaan media timeline dan apabila hasilnya lebih dari 0 berarti ada perbedaan kemampuan mengingat dan memahami atas penggunaan media timeline.

Pemilihan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dalam penelitian ini dilakukan dengan cara pengundian. Kemudian masing-masing kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberikan pretest berupa 5 soal esai yang sama. Hasil pretest ini digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan. Setelah mendapatkan pretest, kelompok eksperimen akan diberikan perlakuan (treatment) berupa pembelajaran dengan menggunakan media timeline, sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan tetapi tetap melaksanakan pembelajaran seperti biasanya, yaitu dengan

Q1 X Q2 ...

(48)

metode konvensional. Setelah itu, kedua kelompok, baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen diberikan posttest dengan 5 soal yang sama pada saat pretest. Posttest ini digunakan untuk mengetahui kemajuan belajar siswa, kemampuan akhir siswa, dan untuk membandingkan hasil belajar siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah siswa menyelesaikan seluruh kegiatan pembelajaran.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

(49)

Tabel 1. Jadwal Pengambilan Data

Kelompok Kegiatan Alokasi

Waktu Pembelajaran mengenai perjuangan di

medan pertempuran

2 x 35 menit

Rabu, 16 April 2014 Pembelajaran mengenai di meja

perundingan

2 x 35 menit

Sabtu, 19 April 2014 Pembelajaran mengenai perjuangan di

medan pertempuran dan di meja Pembelajaran mengenai perjuangan di

medan pertempuran

2 x 35 menit

Senin, 21 April 2014 Pembelajaran mengenai perjuangan di

meja perundingan

2 x 35 menit

Selasa, 22 April 2014 Pembelajaran mengenai perjuangan di

medan pertempuran dan di meja

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi

(50)

3.3.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi (Sugiyono, 2010:118). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan sampel convenience, dimana peneliti memilih menggunakan kelompok-kelompok yang sudah terbentuk secara alami (Cresswell, 2010:232), yaitu seluruh siswa kelas VA dan VB. Sampel dalam penelitian ini yaitu 32 siswa kelas VA menjadi kelas eksperimen dan 32 siswa kelas VB menjadi kelas kontrol yang dipilih dengan cara pengundian yang disaksikan oleh guru kelas.

Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru mata pelajaran IPS, karena guru dianggap lebih mengenal dan memahami sifat-sifat atau karakteristik siswa kelas V di SD Negeri Percobaan 3 Pakem. Kegiatan pembelajaran ini dilakukan oleh guru yang sama di kelas eksperimen dan kelas kontrol agar tidak ada perbedaan kemampuan guru dalam mengajar mata pelajaran IPS di kelas. Peneliti dalam penelitian ini melaksanakan fungsi sebagai pengamat selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan segala sesuatu berbentuk apa saja yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari agar memperoleh informasi dari hal-hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:60). Variabel yang akan peneliti teliti dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu:

3.4.1 Variabel independen (bebas)

(51)

sebab atau yang mempengaruhi terjadinya perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan media timeline. Penggunaan media timeline ini disebut sebagai variabel bebas karena diketahui akan mempengaruhi perubahan atau timbulnya variabel terikat.

3.4.2 Variabel dependen (terikat)

Variabel dependen merupakan suatu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat dari adanya variabel independen (Sugiyono, 2010:61). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan mengingat dan kemampuan memahami. Kemampuan mengingat dan kemampuan memahami ini disebut sebagai variabel terikat karena diketahui akan dipengaruhi oleh variabel bebas, yaitu penggunaan media timeline.

Variabel bebas dan terikat tersebut dapat dilihat pada gambar 4. Variabel bebas Variabel terikat

Gambar 4. Variabel Bebas dan Variabel Terikat dalam Penelitian 3.5 Definisi Operasional Variabel

3.5.1 Penggunaan Media Timeline

Pengunaan media timeline yaitu menyampaikan suatu materi pada mata pelajaran IPS dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan media timeline yang meliputi kejadian-kejadian atau

Penggunaan media

timeline

Kemampuan mengingat

(52)

peristiwa-peristiwa penting yang digambarkan dalam bentuk garis secara berurutan. Media timeline yang digunakan berbentuk seperti papan yang dapat digunakan untuk mengurutkan suatu kejadian dari peristiwa-peristiwa tertentu secara berurutan.

3.5.2 Kemampuan Mengingat

Kemampuan mengingat merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh manusia (individu) untuk mengambil kembali atau memunculkan kembali pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.

3.5.3 Kemampuan memahami

Kemampuan memahami merupakan suatu kemampuan yang dimiliki manusia (individu) untuk membangun sendiri makna dari suatu materi pembelajaran melalui kegiatan pembelajaran yang diperolehnya.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian eksperimen ini dilakukan dengan melakukan tes dan observasi.

3.6.1 Tes

Qodratilah (2011:53) menyebutkan pengertian tes, yaitu ujian secara tertulis, lisan, atau wawancara untuk mengetahui kemampuan yang terdapat dalam diri seseorang. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa tes untuk mengetahui kemampuan kognitif atau prestasi belajar siswa sebelum dan setelah siswa menggunakan media pembelajaran bagan garis waktu (timeline chart)

(53)

pretest dan posttest yang diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pretest yang diberikan digunakan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa mengenai materi pelajaran yang diberikan, sedangkan posttest digunakan untuk membandingkan pengetahuan siswa antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Setelah kedua kelas diberikan pretest, kemudian kedua kelompok tersebut diberikan treatment (perlakuan) yang berbeda, dengan tujuan untuk membedakan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kegiatan pembelajaran IPS pada kelompok eskperimen diberikan perlakuan, yaitu dengan menggunakan media timeline, sedangkan kelompok kontrol diberikan pembelajaran IPS yang tidak menggunakan timeline atau dengan melakukan pembelajaran seperti biasanya, yaitu dengan menggunakan metode ceramah. Pada akhir pertemuan, kedua kelompok tersebut diberikan posttest yang sama dengan pretest, dengan tujuan untuk membandingkan dan mengetahui adanya perbedaan penggunaan

treatment atau media pembelajaran timeline yang diberikan.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen pretest dan

(54)

Tabel 2. Teknik Pengumpulan Data No Kelompok Variabel Pengukuran

data

Teknik pengumpulan data selanjutnya adalah non tes, yaitu observasi (pengamatan). Observasi dilakukan oleh peneliti selama kegiatan berlangsung di dalam kelas. Observasi/pengamatan merupakan suatu proses pengambilan data yang dilakukan dalam penelitian di mana peneliti atau pengamat melihat situasi yang terjadi dalam penelitian (Kusumah & Dwitagama, 2009:66).

Observasi dilakukan pada awal penelitian hingga berakhirnya penelitian pada seluruh kegiatan pembelajaran. Observasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media timeline

pada mata pelajaran IPS materi “perjuangan mempertahankan kemerdekaan

Indonesia,” dengan menggunakan lembar observasi.

3.7 Instrumen Penelitian

(55)

mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Kompetensi dasar yang diteliti yaitu 2.4 Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu dengan menggunakan tes esai dan lembar observasi.

3.7.1 Tes

Instrumen tes yang digunakan oleh peneliti terdiri dari 5 soal esai yang terdiri dari 2 soal untuk mengukur kemampuan mengingat dan 3 soal untuk mengukur kemampuan memahami. Soal-soal tersebut diujikan agar memenuhi syarat instrumen penelitian yang valid dan reliabel. Kisi-kisi instrumen penelitian yang dibuat oleh peneliti untuk mengukur kemampuan mengingat dan memahami terlihat pada tabel 3.

Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Variabel Proses Kognitif Indikator No.

Soal Mengingat Mengidentifikasi Mengidentifikasi waktu terjadinya

peristiwa mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

1 Mengingat

kembali

Menyebutkan nama-nama peristiwa melalui perundingan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

2

Memahami Merangkum Menceritakan kembali secara singkat perjuangan para pejuang Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

3

Menafsirkan Menafsirkan akibat buruk dari peristiwa mempertahankan kemerdekaan Indonesia terhadap kehidupan rakyat Indonesia.

4

Memprediksi Memprediksi hasil yang diperoleh rakyat Indonesia setelah berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

(56)

3.7.2 Observasi

Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti selanjutnya adalah lembar observasi atau lembar pengamatan. Observasi dilakukan oleh peneliti selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Kisi-kisi lembar observasi yang digunakan oleh peneliti terlihat pada tabel 4.

Tabel 4. Kisi-kisi Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran No Aspek yang

diamati Fokus yang diamati Ya Tidak Keterangan 1 Cara guru

pembelajaran IPS kelas V

Guru menunjukkan sikap

peduli dalam

menghadapi siswa

Guru menyampaikan cara penggunaan media

timeline pada

pembelajaran IPS kelas V

2 Keterlibatan siswa dalam pembelajaran

Siswa mengikuti seluruh proses pembelajaran Siswa terlibat aktif dalam penggunaan media timeline dengan cara yang tepat

Media timeline bermanfaat bagi siswa Media dapat digunakan dengan mudah oleh siswa Media membantu pemahaman siswa dalam belajar

Media menarik perhatian siswa

(57)

3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.8.1 Validitas

Instrumen yang telah selesai dibuat, kemudian diuji agar mendapatkan instrumen yang valid. Validitas merupakan suatu derajat ketepatan antara data yang terjadi pada suatu obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh seorang peneliti (Sugiyono, 2010:363). Validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas konstruk dan validitas isi.

Validitas konstruk berkenaan dengan sejauh mana suatu instrumen mengukur suatu konsep dari suatu teori yang menjadi dasar dalam penyusunan instrumen (Widoyoko, 2009:131). Uji validitas konstruk ini dilakukan dengan memberikan instrumen penelitian untuk dikonsultasikan kepada dosen ahli dan guru ahli, yaitu kepala sekolah, dan dua guru kelas sekolah dasar. Rangkuman hasil uji validitas kontruk yang telah dilakukan oleh peneliti terlihat pada tabel 5 dan kriteria perangkat pembelajaran terlihat pada tabel 6.

Tabel 5. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran Perangkat

(58)

Berdasarkan hasil uji validitas instrumen perangkat pembelajaran pada tabel 5 yang berupa Silabus, RPP, LKS, bahan ajar, media pembelajaran timeline, dan instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini, kemudian dimasukkan dalam kriteria pada tabel 6, menunjukkan hasil bahwa silabus termasuk dalam kategori baik dengan rerata 4,14, RPP termasuk dalam kategori baik dengan rerata 4,26, LKS termasuk dalam kategori cukup dengan rerata 3,96, bahan ajar termasuk dalam kategori baik dengan rerata 4,06, media pembelajaran timeline

termasuk dalam kategori cukup dengan rerata 3,61, dan instrumen tes termasuk dalam kategori cukup dengan rerata 3,85. Berdasarkan hasil uji validitas perangkat pembelajaran ini, diketahui bahwa seluruh perangkat pembelajaran sudah layak digunakan untuk pembelajaran dalam melaksanakan penelitian.

(59)

program komputer SPSS (Statistical Package for Social Sciences) for Windows

dengan urutan langkah-langkah menghitung validitas instrumen: membuka program, memasukkan data (entry data), mengolah data, dan menganalisis output

(Widoyoko, 2009:155). Instrumen tersebut berupa soal esai materi pelajaran IPS kelas V pada Standar Kompetensi 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, Kompetensi dasar yang diteliti yaitu 2.4 Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan. Instrumen atau item yang dinyatakan valid adalah item yang memiliki nilai signifikansi (sig. 2-tailed) < 0,05, dan item yang dinyatakan tidak valid adalah item yang memiliki nilai signifikansi (sig. 2-tailed)

> 0,05 (Priyatno, 2012:101). Hasil uji validitas instrumen dengan menggunakan program komputer SPSS 20 for Windows dapat dirangkum pada tabel 7.

Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Validitas Instrumen No. Soal Proses Kognitif Pearson

Correlation Sig. (2-tailed) Keputusan

1 Mengidentifikasi 0,716** 0,000 Valid

2 Mengingat kembali 0,657** 0,000 Valid

3 Merangkum 0,625** 0,000 Valid

4 Menafsirkan 0,587** 0,000 Valid

5 Memprediksi 0,574** 0,000 Valid

Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa kelima item tersebut memiiki nilai

sig. (2-tailed) < 0,05, yaitu 0,000 untuk mengidentifikasi, 0,000 untuk mengingat

(60)

3.8.2 Reliabilitas

Uji reliabilitas instrumen dilakukan setelah melakukan uji validitas instrumen pada soal yang valid. Widoyoko (2009:99) menuliskan bahwa kata

“reliabilitas” diambil dari bahasa Inggris “reliability” yang berarti “dapat

dipercaya.” Tes dikatakan dapat dipercaya (reliabel) apabila memberikan hasil

yang tetap atau ajek jika diteskan berkali-kali (Widoyoko, 2012:144).

Pengujian reliabilitas instrumen yang valid menggunakan program komputer SPSS 20 for Windows. Besarnya tingkat suatu reliabilitas dinyatakan dengan menggunakan koefisien reabilitas. Koefisien reliabilitas suatu tes dinyatakan dalam suatu bilangan koefisien antara -1,00 sampai dengan 1,00. Masidjo (2012:209) menjabarkan koefisien korelasi reliabilitas dan disajikan dalam bentuk tabel yang terlihat pada tabel 8.

Tabel 8. Kriteria Koefisien Reliabilitas Koefisien Korelasi Kualifikasi

0,91 – 1,00 Sangat Tinggi 0,71 – 0,90 Tinggi 0,41 – 0,70 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah Negatif – 0,20 Sangat Rendah

(61)

Tabel 9. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Sekolah Alpha Cronbach Kategori SD Negeri Percobaan 3 Pakem 0,625 Cukup

Berdasarkan hasil uji reliabilitas dari kelima item yang valid pada kemampuan mengingat dan memahami, hasil pada tabel 9 menunjukkan Cronbach Alpha

adalah 0,625. Jika hasil uji reliabilitas tersebut dikonversikan ke dalam kriteria koefisien reliabilitas pada tabel 8, maka reliabilitas kelima item tersebut termasuk dalam kategori cukup.

3.9 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini dengan menggunakan program komputer yang disebut SPSS 20 for Windows, yang meliputi langkah-langkah analisis data sebagai berikut:

3.9.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui nilai maximum, minimum, mean, median, dan standar deviasi dari masing-masing skor

pretest dan posttest kemampuan mengingat serta skor pretest dan posttest

kemampuan memahami pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 3.9.2 Uji Prasyarat

3.9.2.1 Uji Normalitas Data

(62)

digunakan dalam penelitian ini (Sarwono, 2010:27), dengan kriteria yang digunakan yaitu: 1) Apabila nilai signifikansi (Asymp. Sig.) > 0,05 maka data didistribusikan sebagai data normal. 2) Apabila nilai sig. (2-tailed) < 0,05 maka didistribusikan sebagai data tidak normal (Priyatno, 2012:136). Data yang didistribusikan sebagai data normal, maka teknik statistik yang digunakan selanjutnya adalah statistik parametrik, yaitu independent samples t-test (Priyatno, 2012:17). Data yang didistribusikan sebagai data tidak normal, maka teknik statistik yang digunakan selanjutnya adalah statistik non parametrik, yaitu

Mann-Whitney (Priyatno, 2012:137)

3.9.2.2 Uji Homogenitas Skor Pretest

Uji homogenitas dilakukan pada hasil skor pretest kelompok eksperimen

dan pretest kelompok kontrol pada kemampuan mengingat dan memahami untuk

mengetahui kesamaan atau memiliki kemampuan awal yang sama atau tidak. Uji perbedaan skor pretest ini dilakukan dengan menganalisis hasil skor pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan menggunakan program komputer SPSS 20 for Windows, yaitu statistik parametrik independent sample t-tes denganuji Levene’s (Priyatno, 2012:23).

Hipotesis statistik yang digunakan yaitu:

(63)

Hi = Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, atau dengan kata lain antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki kemampuan awal yang berbeda.

Kriteria persamaan data yang digunakan yaitu: 1) Jika signifikansi < 0,05, maka Hnull ditolak dan Hi gagal ditolak (Priyatno, 2012:23), artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, atau dengan kata lain kedua data memiliki persamaan. 2) Jika signifikansi> 0,05, maka Hnull gagal ditolak dan Hi ditolak (Priyatno, 2012:23), artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, atau dengan kata lain kedua data tidak memiliki persamaan. 3.9.3 Uji Hipotesis

3.9.3.1 Uji Kenaikan Skor Pretest ke Posttest

Uji kenaikan skor pretest ke posttest dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS 20 for Windows, yaitu paired samples

t-test untuk data yang didistribusikan sebagai data normal (Priyatno, 2012:25) dan

Wilcoxon untuk data yang didistribusikan sebagai data tidak normal (Priyatno,

2012:141). Uji kenaikan skor pretest ke posttest ini dilakukan pada data hasil skor

pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk

(64)

atas penggunaan media timeline siswa kelas V SD Negeri Percobaan 3 Pakem. Hipotesis statistik yang digunakan yaitu:

Hnull = Tidak ada perbedaan antara skor pretest dan posttest, atau dengan kata lain tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Hi = Ada perbedaan antara skor pretest dan posttest, atau dengan kata lain ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Kriteria yang digunakan yaitu: 1) Jika nilai sig. (2-tailed) > 0,05, maka Hnull gagal ditolak dan H1 ditolak (Priyatno, 2012:31), artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest ke posttest,atau dengan kata lain tidak ada kenaikan yang signifikan antara skor pretest ke posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 2) Jika nilai sig. (2-tailed) ≤ 0,05, maka Hnull ditolak dan H1 gagal ditolak (Priyatno, 2012:31), artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest ke posttest, atau dengan kata lain ada kenaikan yang signifikan antara skor pretest ke posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

3.9.3.2 Uji Perbedaan Skor Posttest

Uji perbedaan skor posttest ini dilakukan pada masing-masing hasil skor

(65)

sebagai data tidak normal (Priyatno, 2012:137). Analisis data perbedaan skor

posttest menggunakan analisis hipotesis sebagai berikut:

Hnull = Tidak ada perbedaan skor posttest kemampuan mengingat atas penggunaan media timeline, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan pada kemampuan mengingat atas penggunaan media timeline kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tidak ada perbedaan skor posttest

kemampuan memahami atas penggunaan media timeline, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan pada kemampuan memahami atas penggunaan media timeline kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Hi = Ada perbedaan skor posttest kemampuan mengingat atas penggunaan media timeline, artinya ada perbedaan yang signifikan pada kemampuan mengingat atas penggunaan media timeline kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Ada perbedaan skor posttest kemampuan memahami atas penggunaan media timeline, artinya ada perbedaan yang signifikan pada kemampuan memahami atas penggunaan media timeline kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Kriteria yang digunakan yaitu: 1) jika nilai sig. (2-tailed) ≤ 0,05, maka Hnull ditolak dan Hi gagal ditolak (Priyatno, 2012:24), artinya ada perbedaan yang signifikan posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dan 2) jika nilai

(66)

45 BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab 4 ini membahas hasil penelitian dan pembahasan untuk mengetahui perbedaan kemampuan mengingat dan memahami atas penggunaan media

timeline. Pembahasan pada bab 4 ini mengenai perbedaan kemampuan mengingat

dan memahami atas penggunaan media timeline. Hasil dan pembahasan yang dibahas pada bab 4 ini antara lain: Deskripsi Data Penelitian, Deskripsi Analisis Data Penelitian, Uji Prasyarat, Uji Hipotesis, serta Hasil Penelitian, dan Pembahasan.

4.1 Deskripsi Data Penelitian 4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian eksperimen ini dilaksanakan di SD Negeri Percobaan 3 Pakem. SD Negeri Percobaan 3 Pakem terletak di Jalan Kaliurang Km. 17, Sukunan, Pakembinangun, Sleman, Yogyakarta Kodepos 55582. SD Negeri Percobaan 3 Pakem terletak tepat dipinggir Jalan Kaliurang, tepat berada di depan Rumah Sakit Panti Nugroho dan Taman Kanak-kanak (TK) Bina Kasih, dan berada di utara Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 4 Pakem.

(67)

peralatan musik, aula, ruang untuk kantin sekolah, ruang perpustakaan, ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), mushola, serta kamar mandi/WC siswa dan kamar mandi/WC guru yang terdiri dari 6 kamar mandi untuk guru dan 4 kamar mandi untuk siswa. Selain itu, terdapat lapangan bulutangkis yang berada di tengah-tengah gedung sekolah, lapangan upacara pada bagian selatan sekolah, halaman sekolah yang cukup sejuk yang berada di bagian depan gedung sekolah, serta tempat parkir untuk guru dan karyawan.

SD Negeri Percobaan 3 Pakem memiliki 25 guru, yang terdiri dari 12 guru tetap dan 13 guru tidak tetap. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VA dan VB di SD Negeri Percobaan 3 Pakem, dengan jumlah siswa seluruhnya adalah 64 siswa, yang terdiri dari 32 siswa kelas VA dan 32 siswa kelas VB. Penelitian eksperimen yang dilaksanakan di SD Negeri Percobaan 3 Pakem ini menggunakan media pembelajaran timeline. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan mengingat dan memahami atas penggunaan media timeline pada mata pelajaran IPS materi “Perjuangan Mempertahankan

Kemerdekaan Indonesia.”

4.1.2 Deskripsi Pelaksanaan Pretest

4.1.2.1 Deskripsi Pelaksanaan Pretest Kelompok Eksperimen

Data awal kemampuan mengingat dan memahami siswa diperoleh dari hasil pelaksanaan pretest pada mata pelajaran IPS materi “Perjuangan Mempertahankan

Kemerdekaan Indonesia” pada kelas eksperimen, yaitu siswa kelas VA yang

(68)

kemampuan memahami. Pelaksanaan pretest kelas eksperimen dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 16 April 2014 pukul 07.00-08.10 WIB atau selama 2 jam pelajaran. Rangkuman hasil skor pretest kelompok eksperimen terlihat pada tabel 10.

Tabel 10. Skor Pretest Kelompok Eksperimen No. Kelompok Variabel Skor Total Rerata

1

Eksperimen Mengingat 1438 44,93

2 Memahami 1558 48,68

Berdasarkan tabel 10, hasil skor pretest kelompok eksperimen didapatkan skor total kemampuan mengingat 1438 dengan rerata 44,93 dan skor total kemampuan memahami 1558 dengan rerata 48,68.

4.1.2.2 Deskripsi Pelaksanaan Pretest Kelompok Kontrol

Data awal kemampuan mengingat dan memahami siwa diperoleh dari hasil pelaksanaan pretest pada mata pelajaran IPS materi “Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia” pada kelas kontrol, yaitu siswa kelas VB yang berjumlah 32 siswa. Pretest yang diberikan menggunakan 5 soal esai, yang terdiri dari 2 soal untuk menguji kemampuan mengingat dan 3 soal untuk menguji kemampuan memahami. Pelaksanaan pretest kelas kontrol dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 19 April 2014 pukul 07.00-08.10 WIB atau selama 2 jam pelajaran. Rangkuman hasil skor pretest kelompok kontrol terlihat pada tabel 11.

Tabel 11. Skor Pretest Kelompok Kontrol No. Kelompok Variabel Skor Total Rerata

1

Kontrol Mengingat 1350 42,18

Gambar

Tabel 25. Uji Perbedaan Skor Posttest Kemampuan Memahami .......................... 63
Gambar 4. Variabel Penelitian ..............................................................................
Gambar 1. Media Pembelajaran Timeline
Gambar 2. Literature map dari penelitian-penelitian terdahulu
+7

Referensi

Dokumen terkait

Karakteristik dadih sebelum penyimpanan Setelah fermentasi lanjutan sampai jam ke- 48, hampir semua dadih susu sapi yang terbentuk pada penggunaan berbagai jenis kemasan

Gejala serangan nimfa dan imago pada tanaman padi adalah dengan cara menghisap cairan tanaman pada pelepah daun. Setelah dihisap, daun-daun kemudian berubah warna menjadi

Industri penggergajian kayu tergolong dalam industri pengolahan kayu hulu dimana industri ini memanfaatkan bahan baku kayu bulat untuk kemudian diolah menjadi kayu

Analisis data merupakan langkah yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian, dan tujuan adalah untuk mendapat kesimpulan dari hasil penelitian, untuk

Berdasarkan hasil pengembangan dapat disimpulkan beberapa hal yaitu (1) E-module IPA berbasis Lectora Inspire yang telah dikembangkan layak untuk digunakan sebagai

[r]

Hak selanjutnya yang paling dibutuhkan oleh konsumen adalah hak untuk didengarkan keluhan atau klaimnya tersebut, dimana pihak pelaku usaha harus memberikan

Saran yang dianjurkan dapat penelitian lebih lanjut pada zat pewarna yang berbahaya yang terdapat dalam lipstik misalnya merah K3 dan Jingga K1, dan tentang zat