• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN PRODUK, HARGA, LOKASI TERHADAP MINAT BELI ULANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN PRODUK, HARGA, LOKASI TERHADAP MINAT BELI ULANG"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN PRODUK, HARGA,

LOKASI TERHADAP MINAT BELI ULANG

Oleh : Bambang Sarjono

Staf Pengajar Jurusan Elektro Politeknik Negeri Semarang Jln Prof Sudarto SH , Tembalang , Semarang, 50275

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan menguji pengaruh produk, harga, dan kemudahan lokasi terhadap minat beli ulang pada suatu produk. Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, pengujian hipotesis dan koefisien determinasi sehingga mendapatkan hasil persamaan regresi :Y = 0,228 X1 + 0,238 X2 + 0,373 X3.Hasil analisis mendapatkan bahwa ketiga faktor produk, harga dan kemudahan lokasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli ulang. Pengujian hipotesis menggunakan uji t menunjukkan bahwa tiga variabel independen yang diteliti terbukti secara signifikan mempengaruhi variabel dependen minat beli ulang. Angka Adjusted R square sebesar 0,621 menunjukkan bahwa 62,1 persen variasi minat beli ulang bisa dijelaskan oleh ketiga variabel independen yang digunakan dalam persamaan regresi. Sedangkan sisanya sebesar 37,9 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar ketiga variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

Kata kunci : produk, harga, kemudahan lokasi, minat beli ulang 1. Latar Belakang

Persaingan dalam bisnis yang sekarang ini semakin ketat memaksa para pengusaha bisnis saling bersaing untuk berusaha menarik perhatian konsumen. Berbagai macam kegiatan dilakukan, seperti meningkatkan kualitas pelayanan, meningkatkan kenyamanan suasana dalam berbelanja, atau melakukan potongan harga. Selain faktor lokasi, harga merupakan faktor yang sangat penting yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian. Harga menurut Kotler dan Amsstrong (2001) adalah sejumlah uang yang ditukarkan untuk sebuah produk atau jasa. Namun harga juga dapat menjadi indikator kualitas dimana suatu produk dengan kualitas tinggi akan berani dipatok dengan harga yang tinggi pula.

Menurut Philip Kotler (2002) kelengkapan produk adalah tersedianya semua jenis produk yang ditawarkan untuk dimiliki, dipakai atau dikonsumsi olehkonsumen yang dihasilkan oleh suatu produsen. Sedangkan pengertian keragaman produk menurut James F. Engels, keragaman produk adalah kelengkapan produk yang menyangkut kedalaman, luas dan kualitas produk yang ditawarkan juga ketersediaan produk tersebut setiap saat di toko ( Engels, 1995).

Produk merupakan pengetahuan dasar yang harus diketahui oleh seseorang yang bekerja atau mempelajari di bidang bisnis ritel. Dengan pengetahuan produk yang baik akan dapat mengembangkan bisnis dan dapat melayani target pasar yang telah ditentukan, dalam hal pemenuhan

kebutuhan dan keinginan konsumen.Dengan semakin banyaknya bisnis yang muncul di maka persaingan dalam bisis semakin ketat. Untuk dapat memenangkan persaingan agar tidak ditinggalkan konsumen, maka pelaku binis ritel harus mampu bersaing, salah satu hal yang dapat dilakukan adalah memahami dan memeuhi kebutuhan maupun keinginan konsumen dengan selalu mengikuti perubahan yang terjadi dan mampu mengetahui kebutuhan konsumen (Purwanti, 2011).

Menurut Fandy Tjiptono (2007) mayoritas konsumen ritel mempertimbangkan faktor seperti citra merek, lokasi toko, layanan, nilai (value), kualitas dan lebih sensitif terhadap harga. Menurut Raharjani (2005), beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keputusan konsumen dalam melakukan pembelian pada suatu pasar ritel dianalisis melalui lokasi, pelayanan, fasilitas, dan keragaman barang. Sedangkan menurut Swasta dan Handoko (2000), beberapa

▸ Baca selengkapnya: tujuan digunakannya paparan argumentatif dalam pemasaran produk adalah

(2)

H1

H3 faktor yang mempengaruhi keputusan

pembelian adalah bauran pemasaran yang terdiri dari : produk, harga, promosi, dan distribusi.

Dalam penelitian ini dipilih variabel produk, harga, dan kemudahan lokasi sebagai fokus dari penelitian. Penelitian difokuskan pada tiga variabel tersebut karena diduga variable-variabel tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan konsumen untuk melakukan pembelian berulang pada suatu produk. Setelah mendapat informasi dan masalah yang diterima maka dipilih penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Produk, Harga, Lokasi Terhadap Minat Beli Ulang “

1.1 Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian adalah berikut :

a) Apakah faktor produk

mempengaruhi minat beli ulang b) Apakah faktor harga mempengaruhi

minat beli ulang

c) Apakah faktor kemudahan lokasi mempengaruhi minat beli ulang

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

a) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh produk yang dijual terhadap minat beli ulang

b) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh harga terhadap minat beli ulang

c) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kemudahan lokasi terhadap minat beli ulang

1.3 Hipotesis

Hipotesis penelitian adalah sebagai berikut :

H1 : Harga berpengaruh positif terhadap minat beli ulang.

H2

H

: Produk berpengaruh positif terhadap minat beli ulang.

3

1.4 Kerangka Pemikiran Teoritis

: Lokasi berpengaruh positif terhadap minat beli ulang.

Gambar kerangka pemikiran penelitian adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

2. Tinjauan Pustaka 2.1 Pemasaran

Dalam bisnis selalu ada kompetisi antar perusahaan. Perusahaan akan terus berusaha untuk memperluas pasar dan mempertahankan eksistensi perusahaan. Aktivitas perusahaan dalam pemasaran ini untuk menentukan arah perusahaan agar mampu bersaing dalam dunia persaingan yang makin ketat. Pemasaran merupakan unsur penting dalam perusahaan untuk menentukan sukses tidaknya suatu bisnis. Untuk itu perusahaan harus menerapkan pengertian pemasaran dengan benar agar tetap bertahan.

Pengertian pemasaran menurut American Marketing Association (AMA) yang dikutip Kotler dan Keller ( 2007) yang diterjemahkan oleh Benyamin Molan adalah sebagai berikut :

“Satu fungsi organisasi dan seperangkat

proses untuk menciptakan, mengomunikasikan, dan menyerahkan nilai

kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya”.

Pemasaran adalah proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok

Produk (X2) Harga (X1) Lokasi (X3) Minat Beli Ulang (Y) H2

(3)

mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain (Kotler 1997). Stanton menyatakan bahwa pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan–kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Dharmmesta dan Irawan, 2001).

Pemasaran memiliki dua hal. Pertama, pemasaran merupakan filosofi, sikap, perspektif atau orientasi manajemen yang menekankan pada kepuasan konsumen. Kedua, pemasaran adalah sekumpulan aktivitas yang digunakan untuk mengimplementasikan filosofi tersebut.

2.2 Minat Beli Ulang

Minat merupakan salah satu aspek psikologis yang mempunyai pengaruh cukup besar terhadap sikap perilaku dan minat juga merupakan sumber motivasi yang akan mengarahkan seseorang dalam melakukan apa yang mereka lakukan. Gunarso (2005), mengartikan bahwa minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan dengan sikap, individu yang berminat terhadap suatu obyek akan mempunyai kekuatan atau dorongan untuk melakukan serangkaian tingkah laku untuk mendekati atau mendapatkan objek tersebut.

Sab’atun (2001) berpendapat, minat merupakan suatu motif yang menyebabkan individu berhubungan secara aktif dengan obyek yang menarik baginya. Oleh karena itu minat dikatakan sebagai suatu dorongan untuk berhubungan dengan lingkungannya, kecenderungan untuk memeriksa, menyelidiki atau mengerjakan suatu aktivitas yang menarik baginya. Apabila individu menaruh minat terhadap sesuatu hal ini disebabkan obyek itu berguna untuk menenuhi kebutuhannya.

Kecenderungan seseorang untuk memberikan perhatian apabila disertai dengan perasaan suka atau sering disebut dengan minat (Rustan, 2008). Minat tersebut apabila sudah terbentuk pada diri seseorang maka cenderung menetap sepanjang obyek minat tersebut efektif baginya, sehingga apabila obyek minat tersebut tidak efektif lagi maka minatnya pun cenderung berubah. Pada dasarnya minat merupakan suatu sikap yang dapat membuat seseorang merasa senang terhadap obyek situasi ataupun ide-ide tertentu yang biasanya diikuti oleh perasaan senang dan kecenderungan untuk mencari obyek yang disenangi tersebut. Minat seeorang baik yang bersifat menetap atau yang bersifat sementara, dan berbagai sistem motivasi yang dominan merupakan faktor penentu internal yang benar-benar mendasar dalam mempengaruhi perhatiannya (Marx dalam Suntara, 2008).

The Liang Gie (2005) menyatakan bahwa minat merupakan landasan bagi konsentrasi dalam belajar, sedangkan Crow & Crow (Gie, 2005) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Seseorang yang mempunyai minat terhadap sesuatu maka akan menampilkan suatu perhatian, perasaan dan sikap positif terhadap sesuatu hal tersebut. Ratnawati (2002) mengemukakan bahwa minat merupakan suatu kecenderungan untuk bertingkah laku yang berorientasi pada obyek, kegiatan dan pengalaman tertentu, selanjutnya menjelaskan bahwa intensitas kecenderungan yang dimiliki seseorang berbeda dengan yang lainnya, mungkin lebih besar intensitasnya atau lebih kecil tergantung pada masing-masing individu. Menurut Chaplin (2005) minat merupakan suatu sikap yang kekal, mengikut sertakan perhatian individu dalam memilih obyek yang dirasakan menarik bagi dirinya dan minat juga merupakan suatu keadaan dari motivasi yang mengarahkan tingkah laku pada tujuan tertentu. Sedangkan

(4)

Witheringan (2005) menyatakan bahwa minat merupakan kesadaran individu terhadap suatu obyek tertentu (benda, orang, situasi, masalah) yang mempunyai sangkut paut dengan dirinya. Minat dipandang sebagai reaksi yang sadar, karena itu kesadaran atau info tentang suatu obyek harus ada terlebih dahulu dari pada datangnya minat terhadap obyek tersebut, cukup kalau individu merasa bahwa obyek tersebut menimbulkan perbedaan bagi dirinya.

Dari beberapa uraian di atas, secara umum dapat diambil kesimpulan bahwa minat merupakan suatu kecenderungan seseorang untuk bertindak dan bertingkah laku terhadap obyek yang menarik perhatian disertai dengan perasaan senang. Sikap seorang konsumen terhadap minat dalam penelitian ini merupakan suatu sikap tindakan yang dilakukan oleh konsumen untuk memenuhi kebutuhan batinnya.

Minat membeli adalah suatu tahapan terjadinya keputusan untuk membeli suatu produk. Susanto (2007) menyatakan bahwa individu dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu barang atau jasa.

2.3 Harga

Menurut Amir (2005), harga adalah jumlah keseluruhan nilai yang diperlukan konsumen untuk manfaat yang didapatkan atau digunakannya atas produk dan jasa. Tjiptono (2002) mendefinisikan harga dari dua sudut pandang, yaitu dari sudut pandang pemasaran, harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Sementara itu, dari sudut pandang konsumen, harga seringkali digunakan sebagai indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau jasa. Kotler (2003) menyatakan bahwa terdapat enam usaha utama yang dapat diraih suatu perusahaan melalui harga, yaitu : bertahan

hidup (survival), maksimalisasi labajangka pendek, maksimalisasi pendapatan jangka pendek, maksimalisasi pertumbuhan penjualan, unggul dalam pangsa pasar, dan unggul dalam mutu produk. Indriyo Gitosudarmo, (1999) menjelaskan perusahaan harus selalu memonitor keadaan pasar dan dari hasil monitor inilah perusahaan tahu adanya perubahan pasar dan adanya perbedaan konsumen.

2.4 Produk

Produk adalah semua yang bisa ditawarkan dipasar untuk mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan konsumen (Sumarni dan J. Supranto, 1997 dalam Tjiptono, 2006 : 95).

Kualitas produk mencerminkan kemampuan produk untuk menjalankan tugasnya yang mencakup daya tahan, kehandalan, kemajuan, kekuatan, kemudahan dalam pengemasan, dan reparasi produk dan ciri-ciri lainnya (Kotler dan Armstrong, 1997 : 279).

Mutu atau kualitas dipengaruhi oleh faktor-faktor yang menentukan bahwasuatu barang dapat memenuhi tujuannya. Mutu atau kualitas merupakan tingkatan pemuasan suatu barang.

2.5 Lokasi

Menentukan lokasi tempat untuk setiap bisnis merupakan suatu tugas penting bagi pemasar, karena keputusan yang salah dapat mengakibatkan kegagalan sebelum bisnis dimulai. Memilih lokasi berdagang merupakan keputusan penting untuk bisnis yang harus membujuk pelanggan untuk datang ke tempat bisnis dalam pemenuhan kebutuhannya.

Lokasi berarti berhubungan dengan tempat di mana perusahaan harus bermarkas melakukan operasi menurut (Lupiyoadi 2001:61-62). Lokasi yaitu keputusan yang dibuat perusahaan berkaitan dengan dimana

(5)

operasi dan staffnya akan ditempatkan (Lupiyoadi, 2001 : 61-62).

Menurut Akhmad (1996: 19), lokasi merupakan tempat yang strategis dimanakonsumen dapat menjangkau tempat usaha (tempat makan, pusat perbelanjaan, dan lainnya) dengan mudah, aman dan memiliki tempat parkir yang luas. Komponen yang menyangkut lokasi (Tjiptono, 2001) meliputi : pemilihan lokasi yang strategis (mudah dijangkau), di daerah sekitar pusat perbelanjaan, dekat pemukiman penduduk, aman, dan nyaman bagi pelanggan, adanya fasilitas yang mendukung seperti adanya lahan parkir, serta faktor-faktor yang lainnya.

Lokasi memegang peranan yang penting dalam melakukan usaha. Karena berkaitan dengan dekatnya lokasi usaha dengan pusat keramaian, mudah dijangkau (aksesbilitas), aman, dan tersedianya tempat parkir yang luas, pada umumnya lebih disukai konsumen. Lokasi yang strategis membuat konsumen lebih mudah dalam menjangkau dan juga keamanan yang terjamin. Sehingga dengan demikian, ada hubungan antara lokasi yang strategis dengan daya tarik konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk (Akhmad, 1996).

3. Metode Penelitian a) Variabel Penelitian

Variabel dependen adalah Minat Beli Ulang (Y) dan variabel independen adalah : Variabel Harga (X1), Variabel Produk (X2), dan Variabel Kemudahan Lokasi (X3)

b) Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan kuesioner

c) Pengujian Dan Analisis 1) Uji Reliabiltas

Uji reliabilitas memakai uji statistik Cronbach Alpha. Apabila hasil koefisien Alpha lebih besar

dari taraf signifikansi 60% atau 0,6 maka kuesioner tersebut reliable.

2) Uji Validitas

Uji validitas dengan tingkat kepercayaan = 95 persen (α = 5 persen), derajat kebebasan (df) = n –3 = 100 – 3 = 97, didapat r tabel = 0,198. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai r positif, maka butir pernyataan dikatakan valid.

3) Uji Asumsi Klasik

• Uji Multikolonieritas dengan melihat Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai tolerance lebih besar dari 0,10 atau sama dengan nilai VIF kurang dari 10, hal ini berarti tidak terjadi multikolonieritas dalam model regresi.

• Uji Heteroskedastisitas dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dependen yaitu ZPRED dan nilai residualnya SRESID.

• Uji Normalitas dilakukan dengan metode : Metode Grafik dan Metode Statistik. Uji statistik menggunakan uji normalitas dari Kolmogorov Smirnov, dengan melihat nilai signifikansi variable, jika signifikan lebih besar dari alpha 5% maka menunjukkan distribusi data normal.

4) Analisis Regresi Linier

Berganda

Dalam penelitian ini digunakan analisis Regresi Linier Berganda sebagai berikut :

(6)

5) Pengujian Hipotesis (Uji t )

Kriteria Pengujian hipotesis adalah :

• Jika angka probabilitas atau tingkat sign < 0.05 maka Ho gagal ditolak.

• Jika angka probabilitas atau tingkat sign > 0.05 maka Ho ditolak.

4. Analisis Data Dan Pembahasan 4.1 Analisis Data

a. Uji Validitas

Dalam penelitian dioperoleh tingkat kepercayaan = 95 persen (= 5 persen), derajat kebebasan (df) = n –3 = 100 – 3 = 97, didapat r tabel = 0,198. Koefisien korelasi lebih besar dari rtable = 0,198 (nilai r tabel untuk n=100), sehingga semua indikator tersebut adalah valid.

b. Uji Reliabilitas

Semua variabel mempunyai Cronbach Alpha yang cukup besar yaitu di atas 0,60 sehingga dapat dikatakan semua konsep pengukur masing-masing variabel dari kuesioner adalah reliabel sehingga untuk selanjutnya item-item pada masing-masing konsep variabel tersebut layak digunakan sebagai alat ukur.

c. Uji Asumsi Klasik

Grafik normal probability plot menunjukkan bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti

arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

d. Uji Multikolinearitas

Diperoleh bahwa, tidak ada variabel yang memiliki nilai VIF lebih besar dari 10 dan nilai toleransi yang lebih kecil dari 10%, yang berarti bahwa tidak terdapat korelasi antar variabel bebas yang lebih besar dari 95%. Sedangkan dari matrix korelasi variabel independen, bahwa variabel bebas yang memiliki korelasi tertinggi adalah X3 (lokasi) denganX2 (harga) dengan nilai korelasi 27,7%. Sehingga dari hal-hal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi.

e. Uji Heteroskedastisitas

Hasil pengujian heteroskedastisitas menunjukkan bahwa titik-titik tidak membentuk pola tertentu atau tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Dengan demikian,

asumsi-asumsi normalitas,

multikolinearitas dan

heteroskedastisitas dalam model regresi dapat dipenuhi dari model ini.

f. Analisis Regresi Linear Berganda

Ringkasan hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS tersebut adalah sebagai berikut :

(7)

Tabel 4.1

Ringkasan Hasil Regresi Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) 8.430 1.786 4.719 .000

x1 .279 .116 .228 2.410 .018 .908 1.102 x2 .288 .089 .238 3.233 .002 .911 1.098 x3 .396 .103 .373 3.844 .000 .860 1.162

a. Dependent Variable: y

Persamaan regresinya adalah sebagai berikut :Y = 0,228 X1 + 0,238 X2 + 0,373 X3 g. Uji t

Hasil pengujian dengan SPSS diperoleh untuk variabel X1 (Kualitas produk) diperoleh nilai t hitung = 2,410 dengan tingkat signifikansi 0,000. Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari taraf 5%, yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, maka Hipotesis pertama diterima.

h. Variabel Produk, Harga Dan Lokasi

Dari hasil regresi linear berganda dan uji t menunjukkan bahwa kelima koefisien regresi tersebut bertanda positif dan signifikan. Dari model regresi tersebut dapat dijelaskan lebih lanjut yakni sebagai berikut :

• Variabel Produk (X1) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Beli Ulang (Y) dengan nilai regresi 0,228 dan nilai t hitung = 2,410 dengan tingkat signifikansi 0,000.

• Variabel Harga (X1) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Beli Ulang (Y) dengan nilai regresi 0,238 dan nilai t hitung = 3,233 dengan tingkat signifikansi 0,000.

• Variabel Kemudahan Lokasi (X1) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Beli Ulang (Y) dengan nilai regresi

0,373 dan nilai t hitung = 3,844 dengan tingkat signifikansi 0,000.

i. Koefisien Determinasi (R2

Hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS, diperoleh nilai koefisien determinasi (R

)

2

) sebesar 0,621. Hal ini berati menunjukkan bahwa 62,1% dari minat beli ulang konsumen dapat dijelaskan oleh variabel dependen, antara lain : produk, harga, dan lokasi, sedangkan sisanya 37,9% minat beli pelanggan dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4.2 Pembahasan

a. Pengaruh Produk Terhadap Minat Beli Ulang

Hasil pengujian hipotesis 1 mendapatkan bahwa variabel Produk memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat bli ulang . Hal ini berarti bahwa konsumen akan memilih produk dengan kualitas produk yang baik. Hasil ini menunjukkan bahwa produk yang ditentukan dalam proses pembelian akan menentukan tingkat beli ulang pada produk tersebut.

b. Pengaruh Harga terhadap Minat Beli Ulang

Hasil pengujian hipotesis 2, mendapatkan bahwa harga memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli ulang. Hal ini

(8)

berarti bahwa harga yang semakin wajar akan meningkatkan minat beli ulang.

c. Pengaruh Kemudahan Lokasi terhadap Minat Beli Ulang

Hasil pengujian hipotesis 3, mendapatkan bahwa kemudahan lokasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli beli ulang. Hal ini berarti bahwa lokasi yang strategis akan meningkatkan minat beli ulang. Hal ini menunjukan bahwa konsumen pada masa kini lebih mementingkan kecepatan dan kepraktisan, dalam membeli barang.

5. Penutup a. Kesimpulan

Dari hasil regresi linear berganda dan uji t menunjukkan bahwa ketiga koefisien regresi tersebut bertanda positif dan signifikan. Dari model regresi tersebut dapat dijelaskan lebih lanjut yakni sebagai berikut:

1) Dari hasil regresi linier didapat persamaan sebagai berikut

Y = 0,228 X1 + 0,238 X2 + 0,373 X3

2) Dari hasil penelitian lebih lanjut didapat bahwa variabel yang sangat menentukan dalam tingkat pembelian ulang suatu produk adalah kemudahan lokasi diikuti oleh variable produk dan harga menjadi variabel terakhir.

b. Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap faktor-faktor selain produk, harga dan kemudahan lokasi yang berpengaruh terhadap minat beli ulang pada suatu produk. Hal ini dikarenakan, dalam penelitian ini kelima variabel tersebut hanya mampu menjelaskan 62,1 persen variasi minat beli ulang. Penelitian ini belum memasukkan variabel atas aspek lain yang mungkin dapat mempengaruhi dan menyempurnakan hasil penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Calantone .,1992, Organisasional Technical and

Marketing Antecede nts for Successful

New Management , R&D Management

Vol 23

Kotler, Philip.,2002, Marketing Management,

Millennium Edition, New Jersey :

Prentice Hall International, Inc.

Patterson, Paul G., 2003. The Impact of Key Personality Constructs on Satisfaction, Marketing Mix, Purchase intention

Relationship in a Service Context,

Journal of Services Marketing, vol. 18 (5).

Tjiptono, Fandy., 2005. Strategi Pemasaran.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian dapat terlihat bahwa besarnya pengaruh bauran pemasaran (produk, harga, distribusi dan promosi) terhadap proses keputusan pembelian adalah sebesar 20% dan sisanya

Sehingga dapat disimpulkan variabel bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri dari produk, harga, lokasi, promosi, karyawan, proses dan bukti fisik berpengaruh

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui variabel bauran pemasaran yang meliputi produk, harga, promosi dan saluran distribusi berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian

Berdasarkan hasil analisis mengenai pengaruh antara bauran pemasaran (produk, harga, promosi dan lokasi) dengan loyalitas pelanggan pada UD.. Langgeng Pasuruan,

Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh bauran pemasaran, dalam hal ini produk, harga, lokasi, dan promosi, terhadap keputusan pembelian ulang konsumen Wingko

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel bauran pemasaran jasa yang terdiri dari produk ( product ), harga ( price ), promosi ( promotion ), lokasi ( place

kuesioner untuk variabel bauran pemasaran eceran ( retailing mix ) yang terdiri dari produk, harga, promosi, pelayanan, lokasi, suasana toko dan keputusan pembelian. berbentuk

Bauran pemasaran merupakan kegiatan pemasaran yang terdiri dari empat variabel, yakni produk, harga, saluran distribusi, dan promosi yang digunakan perusahaan untuk