• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. adanya perubahan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. adanya perubahan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Otonomi daerah di Indonesia banyak mengalami perkembangan dengan adanya perubahan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pemerintah daerah. Melalui otonomi suatu daerah diberikan kebebasan untuk mengatur dan mengurus pemerintahannya sendiri. Dengan adanya otonomi daerah ini akhirnya banyak daerah yang kemudian melakukan pemekaran menjadi daerah otonom baru untuk mendapatkan kebebasan dan kewenangan penuh dalam mengurus daerahnya dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki. Hal ini juga terjadi di Kota Bima yang merupakan daerah hasil pemekaran wilayah Kabupaten Bima.

Kota Bima terbentuk dari hasil pemekaran wilayah Kabupaten Bima yang terjadi pada tahun 2002 dan ditetapkan melalui UU No.13 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kota Bima di Propinsi Nusa Tenggara Barat (gambar 1.1). Pada dasarnya pemekaran wilayah dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan publik guna mencapai kesejahteraan masyarakat. Namun dalam prakteknya tidak jarang pemekaran wilayah justru menimbulkan berbagai persoalan baru yaitu persoalan pembagian aset antara daerah induk dan daerah pemekaran seperti yang terjadi antara pemerintah Kabupaten dan Kota Bima. Pasca pemekaran wilayah banyak aset-aset milik pemerintah Kabupaten Bima yang belum seluruhnya diserahkan kepada pemerintah Kota Bima termasuk salah satunya aset PDAM Kabupaten Bima.

(2)

2 Gambar 1.1. Peta Pemekaran Wilayah Kota Bima

Sumber: Dinas PU Pertambangan dan Energi Kota Bima, 2014

PDAM Kabupaten Bima sendiri dibangun pada tahun 1977 yang dibiayai oleh dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun anggaran 1977-1978 dan berlokasi di Raba-Bima. Peningkatan pelayanan air bersih saat itu terus dilakukan dengan mulai beroperasinya Badan Pengelola Air Minum (BPAM) Kabupaten Bima yang pembentukannya disahkan melalui Perda Kabupaten Bima No.6 Tahun 1985 sampai dengan dilakukannya alih status dari BPAM Kabupaten Bima menjadi PDAM Kabupaten Bima pada tanggal 27 Agustus 1992. Keberadaan aset PDAM Kabupaten Bima dengan sistem jaringannya sudah melayani hampir sebagian besar wilayah permukiman yang ada di Kota Bima seperti terlihat pada gambar 1.2.

Pelayanan air bersih di Kota Bima sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Mengingat air bersih merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting

Kab. Bima Kota Bima Kab. Bima Sebelum Setelah

(3)

3 bagi aktivitas kehidupan manusia baik untuk kebutuhan air minum, kebutuhan rumah tangga dan aktivitas kehidupan lainnya. Oleh sebab itu ketersediaan dan pelayanan air bersih untuk kebutuhan masyarakat sangat perlu untuk diperhatikan dan pelayanan air bersih pada suatu daerah biasanya menjadi tanggung jawab dari pemerintah daerah yang pelaksanaannya dilakukan melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

Gambar 1.2. Peta Daerah Cakupan Pelayanan PDAM di Kota Bima Sumber : Dinas PU Pertambangan dan Energi Kota Bima. 2014

Untuk Kota Bima sendiri sampai saat ini belum memiliki PDAM sendiri sehingga untuk melayani kebutuhan air bersih penduduknya masih sepenuhnya bergantung pada pelayanan PDAM Kabupaten Bima yang secara administratif berlokasi dan berkegiatan di Kota Bima dengan sistem jaringan yang ada sudah meliputi hampir seluruh wilayah Kota Bima. Hal ini terjadi akibat belum diserahterimakannya aset PDAM Kabupaten Bima kepada Pemerintah Kota Bima. Meskipun dalam UU No.13 Tahun 2002 diamanatkan paling lambat satu tahun

(4)

4 sejak terbentuknya Kota Bima pemerintah Kabupaten Bima harus menyerahkan aset-aset yang berlokasi dan berkegiatan di Kota Bima kepada pemerintah Kota Bima namun ternyata dalam prakteknya belum juga dilakukan sampai dengan saat ini. Sedangkan untuk membentuk PDAM sendiri dengan aset yang baru membutuhkan investasi yang tidak sedikit. Sementara kemampuan keuangan Pemerintah Kota Bima terbatas oleh karena itu pelayanan air bersih di Kota Bima masih bergantung pada pelayanan PDAM Kabupaten Bima.

Total pelanggan PDAM Kabupaten Bima sampai dengan tahun 2014 berdasarkan data yang ada tercatat sebesar 11.188 pelanggan dengan jumlah pelanggan yang ada di Kota Bima sebanyak 5.334 pelanggan, dapat dikatakan hampir separuh dari pelanggan PDAM adalah penduduk Kota Bima. Akan tetapi dari tahun ke tahun jumlah pelanggan PDAM di Kota Bima cenderung mengalami penurunan. Menurut data yang tercatat di Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bima tahun 2012 jumlah pelanggan PDAM Kota Bima tercatat sebesar 5.331 kemudian tahun 2013 turun menjadi 5.144 dan tahun 2014 meskipun ada penambahan jumlah pelanggan namum tidak terlalu signifikan yaitu sebesar 199 sambungan rumah.

Menurunnya jumlah pelanggan sebagai akibat dari rendahnya tingkat pelayanan air bersih PDAM Kabupaten Bima yang sudah terjadi selama bertahun-tahun dan kondisi ini sudah sangat dirasakan oleh masyarakat Kota Bima. Akibat dari rendahnya pelayanan air bersih PDAM menyebabkan banyak masyarakat yang kemudian melakukan eksploitasi air tanah secara mandiri untuk memenuhi

(5)

5 kebutuhan air bersihnya yang tidak dapat disediakan secara memadai oleh PDAM Kabupaten Bima.

Eksploitasi air tanah yang dilakukan secara masif oleh masyarakat akibat dari rendahnya pelayanan PDAM menjadi perhatian serius bagi pemerintah Kota Bima. Hal ini kemudian dituangkan sebagai salah satu isu strategis dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bima dan peningkatan pelayanan PDAM dengan melakukan koordinasi dengan pemerintah Kabupaten Bima menjadi salah satu program utama dalam RPJMD untuk mengatasi permasalahan yang ada.

Akan tetapi dengan status kepemilikan aset yang masih merupakan hak milik pemerintah Kabupaten Bima menyebabkan pemerintah Kota Bima tidak dapat melakukan intervensi terhadap pengelolaan aset PDAM. Oleh karena itu pemerintah Kota Bima sendiri masih belum bisa berbuat banyak untuk optimalisasi kinerja PDAM. Sementara di sisi lain pemerintah Kabupaten Bima sendiri sebagai pemilik dan pengelola aset PDAM tidak terlihat memberikan perhatian serius terhadap perbaikan kinerja pengelolaan aset PDAM.

Hal ini sangat disayangkan mengingat aset yang ada tidak bisa memberi nilai manfaat yang sebanding dengan besarnya nilai investasi. Oleh sebab itu untuk dapat mengoptimalkan keberadaan aset untuk pelayanan air bersih khususnya di wilayah Kota Bima maka perlu untuk dilakukan penelitian mengenai prospek pengelolaan aset PDAM Kabupaten Bima yang secara administratif berlokasi dan berkegiatan di Kota Bima. Dengan demikian dapat diketahui

(6)

6 bagaimana peluang pengelolaan terhadap aset itu sendiri dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mendapatkan manfaat yang optimal dari aset tersebut.

1.2. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas muncul pertanyaan “bagaimana sebenarnya prospek pengelolaan aset pelayanan publik milik daerah induk yang berlokasi di daerah pemekaran untuk pelayanan publik di daerah pemekaran”.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) mengevaluasi kinerja PDAM Kabupaten Bima; (2) mengidentifikasi prospek pengelolaan aset PDAM Kabupaten Bima yang berlokasi di Kota Bima untuk pelayanan air bersih di Kota Bima.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:

1. sebagai bahan masukan bagi pemerintah Kabupaten Bima dalam membuat kebijakan yang berkenaan dengan pengelolaan aset PDAM, khususnya dalam hal meningkatkan kinerja pelayanan terhadap masyarakat atau pelanggan; 2. sebagai bahan masukan bagi pemerintah Kota Bima dalam membuat kebijakan

mengenai penyediaan air bersih terkait dengan pemanfaatan aset PDAM Kabupaten Bima yang secara admistratif berlokasi di Kota Bima;

(7)

7 3. menambah pengetahuan bagi penulis dan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain khususnya yang akan menyoroti masalah mengenai kinerja dan prospek aset PDAM untuk pelayanan air bersih masyarakat.

1.5. Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini disajikan dalam 6 bab yang terdiri dari pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, deskripsi wilayah penelitian, hasil analisa dan pembahasan serta kesimpulan dan saran. Selanjutnya masing-masing bab tersebut menjelaskan mengenai hal-hal sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka merupakan hasil studi literatur terhadap teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini untuk dapat menjawab pertanyaan dan mencapai tujuan dari penelitian.

BAB III METODOLOGI

Dalam bab ini dijelaskan mengenai pendekatan penelitian, ruang lingkup penelitian, variabel dan indikator penelitian, populasi dan sampel, , metode pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas instrumen dan metode analisis data.

(8)

8 BAB IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

Deskripsi wilayah penelitian menjelaskan secara singkat mengenai sejarah perkembangan Kota Bima, karakteristik wilayah Kota Bima dan gambaran umum PDAM Kabupaten Bima.

BAB V HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai hasil analisa dan pembahasan yang dilakukan terhadap data dengan menggunakan metode analisis yang dipilih dan temuan penelitian.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menjelaskan kesimpulan dari hasil penelitian secara keseluruhan berdasarkan hasil analisis yang dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian serta memberikan saran atau rekomendasi berdasarkan hasil temuan atau kesimpulan penelitian.

Gambar

Gambar 1.2.  Peta Daerah Cakupan Pelayanan PDAM di Kota Bima

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh ekstrak daun Avicennia alba dengan berbagai konsentrasi terhadap serangan Vibrio harveyi pada udang

4.2 Kondisi Pendukung Dalam Penerapan Aplikasi Pencatatan Penjualan Secara Komputerisasi Pada Toko Buku Penuntun Palembang

Strategi merupakan salah satu cara yang sangat efektif digunakan oleh seorang guru dalam meningkatkan motivasi atau minat belajar siswa, karena dengan adanya strategi yang

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) minat olahraga siswa kelas V di MI Kresna Mlilir Dolopo Madiun, (2) hasil belajar siswa kelas V pada mata

Tujuan dari penelitian yaitu untuk menganalisis, mengevaluasi sistem informasi akuntansi persediaan CV Liem San pada siklus pengeluaran, penyimpanan, pemesanan

Landasan dalam melakukan desain produk mengacu pada pendapat Sugiyono (2008: 301) menyatakan bahwa desain produk harus diwujudkan dalam gambar atau bagan, sehingga

2009/2010” menyimpulkan Pembelajaran kelas rangkap dengan menggunakan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 dan kelas 5 denagn semua siswa mengalami

Tidak sejalan dengan penelitian Monika, et al (2009) yang mengatakan bahwa Buying unobserve dan Product and information variety pembeli kompulsif tidak mau orang lain tahu apa