• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam Bab 4 ini Peneliti akan melakukan pembahasan dari hasil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam Bab 4 ini Peneliti akan melakukan pembahasan dari hasil"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam Bab 4 ini Peneliti akan melakukan pembahasan dari hasil penelitian. Pertama-tama pembahasan dilakukan dengan memberikan penggambaran tentang PT Bukit Asam (Persero) Tbk., yang kemudian mendeskripsikan hasil penelitian yang telah didapat selama Peneliti melakukan penelitian pada periode bulan Juli sampai dengan bulan November tahun 2011. Penelitian difokuskan kepada strategi humas PT Bukit Asam (Persero), Tbk. dalam mengimplementasikan program-program CSR yang bersifat pemberdayaan masyarakat sekitar dalam program penjagaan lingkungan. Selanjutnya diakhir Bab 4 diberikan ulasan dan pembahasan terhadap hasil penelitian yang dibandingkan dengan teori-teori yang didapat atau dengan wawancara dan observasi Peneliti.

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1 Sejarah Perusahaan

Sejarah pertambangan batubara di Tanjung Enim dimulai sejak zaman kolonial Belanda tahun 1919 dengan menggunakan metode penambangan terbuka (open pit mining) di wilayah operasi pertama, yaitu di Tambang Air Laya.

Selanjutnya mulai 1923 beroperasi dengan metode penambangan bawah tanah (underground mining) hingga 1940, sedangkan produksi untuk kepentingan komersial dimulai pada 1938.

(2)

Seiring dengan berakhirnya kekuasaan kolonial Belanda di tanah air, para karyawan Indonesia kemudian berjuang menuntut perubahan status tambang menjadi pertambangan nasional. Pada 1950, Pemerintah RI kemudian mengesahkan pembentukan Perusahaan Negara Tambang Arang Bukit Asam (PN TABA).

Pada 1981, PN TABA kemudian berubah status menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero), yang selanjutnya disebut Perseroan. Dalam rangka meningkatkan pengembangan industri batubara di Indonesia, pada 1990 Pemerintah menetapkan penggabungan Perum Tambang Batubara dengan Perseroan.

Sesuai dengann program pengembangan ketahanan energi nasional, pada 1993 Pemerintah menugaskan Perseroan untuk mengembangkan usaha briket batubara.

Pada 23 Desember 2002, Perseroan mencatatkan diri sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia dengan kode “PTBA”.

4.1.2 Kegiatan Usaha

Sesuai Anggaran Dasar Perseroan Pasal 3, maksud dan tujuan Perseroan ialah berusaha dalam bidang pengembangan bahan-bahan galian, terutama pertambangan batubara sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan terbatas.

(3)

Perseroan melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut :

1. Mengusahakan pertambangan yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian, pengangkutan dan perdagangan bahan-bahan galian terutama batubara.

2. Mengusahakan pengolahan lebih lanjut atas hasil produksi bahan-bahan galian terutama batubara.

3. Memperdagangkan hasil produksi sehubungan dengan usaha di atas, baik hasil sendiri maupun hasil produksi pihak lain, baik di dalam maupun luar negeri. 4. Mengusahakan dan mengoperasikan pelabuhan dan dermaga khusus batubara,

baik untuk keperluan sendiri maupun keperluan pihak lain.

5. Mengusahakan dan mengoperasikan pembangkit tenaga listrik uap, baik untuk keperluan sendiri maupun untuk keperluan pihak lain.

6. Memberikan jasa-jasa konsultasi dan rekayasa dalam bidang yang terkait dengan pertambangan batubara beserta hasil-hasil olahannya.

4.1.3 Visi, Misi, dan Strategi Perusahaan

4.1.3.1 Visi

Menjadi Perusahaan energi berbasis batubara yang ramah lingkungan.

4.1.3.2 Misi

1. Fokus kepada core competency dan pertumbuhan yang berkesinambungan. 2. Memberikan tingkat pengembalian yang optimal kepada pemegang saham. 3. Meningkatkan budaya korporasi yang mengutamakan kinerja.

(4)

4. Memberikan kontribusui pengembangan ekonomi nasional.

5. Memberikan kontribusi yang maksimal dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan.

4.1.3.3 Strategi

Perusahaan energi berbasis batubara yang ramah lingkungan dan terkemuka di Indonesia yang menerapkan Enam Langkah Strategis :

1. Fokus pada pertumbuhan produksi/penjualan batubara. 2. Fokus pada proyek-proyek dengan skala kesiapan 1 3. Restrukturisasi korporasi.

4. Meningkatkan kompetensi dan regenerasi SDM serta meningkatkan budaya korporasi yang mengutamakan kinerja.

5. Meningkatkan sistem remunerasi yang berdasarkan kinerja (performance based reward)

(5)

4.1.4 Lokasi Operasi Perseroan

4.1.5 Sumber Daya dan Cadangan Batubara

Perseroan memegang hak izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi sebagai berikut :

Tambang batubara Tanjung Enim seluas 66.414 hektar yang meliputi Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, yang terdiri atas:

• Air Laya (751/KPTS/Dispertamben/2010, 29 Okt 2010) : 7.621 Ha • Muara Tiga Besar (304/KPTS/Distamben/2010, 30 Apr 2010): 3.300 Ha • Banko Barat (390/KPTS/Tamben/2010, 13 Apr 2010) : 4500 Ha

(6)

• Banko-Tengah Blok Timur (389/KPTS/Tamben/2010, 13 Apr 2010: 22.937 Ha

• Banjarsari, Kungkilan, Bunian, Arahan Utara, Arahan Selatan (461/KPTS/HK-KS/Pertamben/2003): 24.751 Ha

• Bukit Kendi (305/KPTS/Distamben/2010, 20 Apr 2010): 882 Ha Tambang batubara Ombilin seluas 2.950 hektar, yakni:

• Lembah Segar dan Talawi (05.87.Perindagkop, 30 Apr 2010): 2.950 Ha

Selain IUP Operasi Produksi tersebut, Perseroan juga memegang hak IUP Operasi Produksi di lokasi Peranap, Indragiri Hulu Riau (09/IUP/545-02/IV/2010, 27 Apr 2010) seluas 18.230 Ha dan di lokasi Kecamatan Palaran, Kotamadya Samarinda (melalui anak perusahaan PT International Prima Coal) dengan No. Keputusan (454/375/HK-KS/VIII/2010, 19 Jul 2010) seluas 3.238 Ha.

Merujuk pada hasil penilaian sumber daya (resources) dan cadangan

(reserve) oleh pihak independen yaitu “International Mining Consultant (IMC)” pada Desember 2008, total sumber daya batubara (resources) Perseroan mencapai 7,3 miliar ton yang tersebar di seluruh KP tersebut di atas. Sedangkan jumlah cadangan tertambang mencapai 1,8 miliar ton, belum termasuk cadangan tertambang pada KP yang berlokasi di Kabupaten Lahat yang berstatus sedang dalam tahap penyelesaian dengan Pemda setempat. Apabila cadangan tertambang pada KP di Kabupaten Lahat diperhitungkan, maka jumlah cadangan tertambang menjadi 2,0 miliar ton.

(7)

4.1.6 Produk Batubara

Perseroan memiliki beragam jenis produk batubara sesuai dengan kadar kualitas yang terkandung yang ada di dalamnya.

4.1.7 Struktur Organisasi

Perseroan menerapkan struktur organisasi yang dinamis, efisien dan efektif sesuai dengan perkembangan industri serta dalam rangka mencapai pertumbuhan kinerja yang optimal.

(8)

4.1.8 Pelaksanaan Tanggungjawab Sosial Perusahaan

Dengan pengawasan Dewan Komisaris, Direksi telah merencanakan secara intensif dan melaksanakan program tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) yang berkelanjutan sebagai salah satu bentuk penerapan prinsip GCG.

Perseroan telah menunjukkan komitmen dan inisiatif tanggung jawab sosial dan lingkungan melalui pelaksanaan serangkaian program yang meliputi PKBL, Bina Wilayah, pengelolaan dan pemantauan lingkungan, serta program-program yang berhubungan dengan pemenuhan hak-hak karyawan yang memberikan dampak ganda bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar dan pegawai.

Berbagai program tersebut dilaksanakan secara terintegrasi dan melibatkan berbagai unsur masyarakat, lingkungan dan internal Perseroan. Cakupan program yang menyeluruh ini juga berhasil menciptakan keseimbangan antara operasional bisnis dan CSR Perseroan dimana setiap pihak tidak hanya cukup menjadi penerima manfaat semata, namun juga turut memegang andil dalam penerapan program-program CSR secara berkelanjutan.

Dalam bidang lingkungan, Perseroan menerapkan sistem akreditasi ISO 9001 : 2000 dan ISO 14001 : 2004 demi menjamin terlaksananya aplikasi sistem kerja yang berkualitas dan ramah lingkungan, sehingga berhasil terus

(9)

       

mempertahankan peringkat PROPER Hijau, dari Kementerian Lingkungan Hidup.1

1.2 Hasil Penelitian

Sebagai perusahaan tambang batubara yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh Pemerintah, PT Bukit Asam (Persero), Tbk. adalah satu-satunya perusahaan tambang batubara yang saat ini berusaha secara skala besar di Sumatera Selatan, wilayah Kabupaten Muara Enim dan Lahat. Dalam proses operasinya PT Bukit Asam (Persero), Tbk. selalu mengutamakan kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat di sekitar tambang, sesuai dengan Visi, Misi dan Strategi Perusahaan. Karena bagi PT Bukit Asam (Persero), Tbk. perkembangan dan kesejahteraan lingkungan merupakan tanggung jawab dalam hal meningkatkannya.

Peneliti melakukan penelitian di Divisi Hubungan Eksternal (Hubeks) PT Bukit Asam (Persero), Tbk. untuk meneliti Strategi Humas PT Bukit Asam (Persero), Tbk. dalam melakukan program Corporate Social Responsibility (CSR) yang bersifat pemberdayaan masyarakat sekitar, dalam ikut serta melestarikan lingkungan. Dalam penelitian ini Peneliti melakukan wawancara mendalam dengan delapan orang key informan yang kesemuanya memiliki keterkaitan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian Peneliti.Key informan-key informan

pada penelitian ini adalah Bapak Achmad Sudarto selaku Senior Manajer

Corporate Secretary PT Bukit Asam (Persero), Tbk. yang diwawancarai pada hari  

1

PT Bukit Asam (Persero), Tbk. Laporan Tahunan 2010 PT Bukit Asam (Persero), Tbk. “Memacu Daya, Meningkatkan Hasil”. Jakarta: Optima. 2010

(10)

Jumat tanggal 28 Oktober 2011, beliau adalah key informan yang mewakili PT Bukit Asam (Persero), Tbk., serta Bapak Zulfahmi selaku Manager Umum & Hubeks PT Bukit Asam (Persero), Tbk. yang diwawancarai pada hari Jumat tanggal 4 November 2011, dan untuk perwakilan dari karyawan PT Bukit Asam (Persero), Tbk. yaitu Ibu Yuliana selaku Asisten Manajer Pengelolaan Lingkungan yang diwawancarai pada hari Jumat tanggal 4 November 2011, key informan berikutnya yang mewakili masyarakat sekitar tambang yang diwawancarai pada hari yang sama yaitu pada hari Jumat tanggal 4 November 2011 adalah Bapak Haris selaku Ketua Koperasi Kokarbara (Koperasi Karyawan Batubara), Bapak Luthfi selaku Kepala Desa Lingga, Bapak Husni selaku Kepala Desa Tanjung Enim, serta Bapak Iwan selaku Kepala Dusun Tanjung, dan Bapak Sonny selaku Lurah Desa Lingga yang sekaligus juga sebagai kader penting dalam pelaksanaan program CSR yang bersifat pemberdayaan masyarakat sekitar.

1.2.1 Membangun Dukungan dengan Manajemen Senior dan Karyawan

Peran Hubeks dalam menjalin dan menjaga hubungan dengan para

stakeholders adalah sangat penting. Dalam hal ini PT Bukit Asam (Persero), Tbk. telah banyak melakukan berbagai upaya dan usaha dalam hal menjalin hubungan dengan para stakeholders. Salah satunya adalah dengan melaksanakan program CSR yang bersifat pemberdayaan masyarakat sekitar dalam melestarikan lingkungan tambang, sebagai tanggung jawabnya terhadap masyarakat sekaligus menjaga dan menjalin goodwill yang baik dengan para stakeholders. Selain itu dalam misi PT Bukit Asam (Persero), Tbk. untuk para stakeholders dinyatakan bahwa PT Bukit Asam (Persero), Tbk. juga mempunyai misi untuk meningkatkan

(11)

kesejahteraan masyarakat sekitar serta berkembang secara harmonis dengan lingkungan.

Dalam hal ini dukungan stakeholders internal atau manajemen senior dan karyawan PT Bukit Asam (Persero), Tbk. sangatlah penting, karena keberhasilan program CSR tidak hanya ditentukan oleh peran Divisi Hubeks dan Corporate Secretary saja, namun semua karyawan dan manajemen haruslah kompak. Hal ini karena program CSR ini merupakan suatu tanggung jawab sosial perusahaan, sehingga agar menjadi komitmen bersama dan mendapatkan dukungan semua lini manajemen termasuk karyawan, maka PT Bukit Asam (Persero), Tbk. perlu menerapkan program ini dalam visi dan misi perusahaannya.

Hal tersebut sesuai dengan definisi menurut WBCSD (World Business Council for Sustainable Development) menyebutkan tanggung jawab sosial sebagai “komitmen berkelanjutan kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan memberikan sumbangan pada pembangunan ekonomi sekaligus memperbaiki mutu hidup angkatan kerja dan keluarganya serta komunitas lokal dan masyarakat secara keseluruhan”. Hal ini sesuai dengan semangat kerja dan tujuan dari Divisi Hubeks dalam menjadikan CSR sebagai komitmen perusahaan dalam mensejahterakan masyarakat dengan tidak hanya memberikan bantuan dalam bentuk ikan tapi juga dalam bentuk pancing.

Menurut Bapak Achmad Sudarto, CSR yang dilakukan PT Bukit Asam (Persero), Tbk. sebagai wujud visi dan misi perusahaan bukan hanya karena peraturan atau dorongan Pemerintah yang mengharuskan setiap perusahaan

(12)

melakukan tanggung jawab sosial kepada masyarakat, sebagaimana yang disampaikan beliau dalam satu wawancara Peneliti yang kutipannya sebagai berikut :

“Pada dasarnya PT Bukit Asam (Persero), Tbk. sejak dulu sudah melakukan apa yang sekarang disebut sebagai program CSR karena PT Bukit Asam (Persero), Tbk. sudah berdiri di Tanjung Enim ini secara historis sejak tahun 1919. Jadi program bantuan kepada masyarakat dilakukan karena sesuai dengan visi dan misi PT Bukit Asam (Persero), Tbk. bukan karena adanya Peraturan Undang-Undang PT No. 40 tahun 2007.”

Dalam penelitian ini Peneliti lebih menspesifikasikan bagaimana CSR yang dilakukan PT Bukit Asam (Persero), Tbk dalam program pemberdayaan masyarakat sekitar yang ada di Desa Lingga, Desa Tanjung Enim dan Dusun Tanjung serta penggunaan strategi Humas PT Bukit Asam (Persero), Tbk dalam pelaksanaan program CSR tersebut.

Berdasarkan fokus penelitian yang menjadi landasan Peneliti dalam mewawancarai Bapak Achmad Sudarto, ada beberapa hal mendasar yang dilakukan Bapak Achmad Sudarto dalam merancang strategi CSR dalam program pemberdayaan masyarakat sekitar tambang ini. Diantaranya mengadakan identifikasi prinsip yang melandasi pelaksanaan program dalam perencanaan strategi yang ada, Divisi Hubeks secara keseluruhan mengajukan kepada Manajemen Puncaknya atas persetujuan perusahaan melaksanakan program CSR tersebut.

(13)

Untuk mengetahui lebih dalam tentang dukungan manajemen senior dan karyawan, Peneliti mewawancarai Bapak Achmad Sudarto yang hasilnya sebagai berikut :

“Ya memang masalah mendapatkan dukungan internal tidak mudah, yang kami lakukan selain mencantumkan dalam visi dan misi perusahaan juga kami secara intensif melakukan sosialisasi untuk mendapatkan kebersamaan baik manajemen senior maupun seluruh karyawan bahwa program ini merupakan program bersama dan juga merupakan keberhasilan bersama-sama. Selain itu, kami masukkan dalam tolok ukur keberhasilan perusahaan.”

Untuk mendukung hasil wawancara dari Bapak Achmad Sudarto, Peneliti pun melakukan wawancara terhadap karyawan PT Bukit Asam (Persero), Tbk., yaitu Ibu Yuliana selaku Asisten Manajer Pengelolaan Lingkungan :

“Saya mendukung kegiatan program CSR bantuan pemberdayaan masyarakat sekitar tambang ini karena dari kegiatan ini kita dapat membantu dan meningkatkan tingkat ekonomi dan kesejahteraan masyarakat sekitar. Sebenarnya selain saya, kawan-kawan juga pada prinsipnya berpendapat sama, sangat setuju dengan adanya program ini karena selain memudahkan kami-kami bekerja juga perusahaan sangat terbantu dan kami dalam melaksanakan tugas jadi lebih mudah.”

Dengan adanya dukungan dari manajemen senior dan karyawan, maka dapat diketahui bahwa program CSR pemberdayaan masyarakat sekitar tambang ini memang ada karena adanya persetujuan juga kesadaran dari internal PT Bukit Asam (Persero), Tbk. dan memang sudah dipersiapkan dari awal, bukan karena adanya paksaan atau kewajiban dari Pemerintah.

4.2.2 Pengamatan terhadap Pihak Lain

Dalam komitmen PT Bukit Asam (Persero), Tbk. untuk melaksanakan program pemberdayaan masyarakat sekitar tambang, Divisi Hubeks menerapkan

(14)

prinsip kemandirian masyarakat dengan memberikan kegiatan ekonomi yang dapat berputar terus jadi semacam pemberian pancing bukan ikan.

Namun program ini apakah akan tepat sasaran atau tidak, perlu juga dilihat dari pengamatan terhadap pihak lain. Yang dimaksud dengan pihak lain disini adalah selain stakeholder internal PT Bukit Asam (Persero), Tbk. Jadi perlu dilakukan penelitian dari pihak lain selain pihak PT Bukit Asam (Persero), Tbk. seperti dari perangkat Pemerintah atau Kepala Desa, Koperasi, LSM ataupun penduduk yang berada di sekitar PT Bukit Asam (Persero), Tbk..

Untuk melihat hal tersebut dapat dibandingkan pertama pendapat dari pihak PT Bukit Asam (Persero), Tbk. sendiri mengenai program ini dan kemudian dilakukan wawancara dengan pihak lain selain PT Bukit Asam (Persero), Tbk. terhadap apa yang dilakukan PT Bukit Asam (Persero), Tbk. dengan melakukan wawancara kepada pihak aparat pemerintahan yaitu Kepala Desa Lingga, Kepala Desa Tanjung Enim, dan Kepala Dusun Tanjung. Hal ini dengan pertimbangan bahwa mereka merupakan tokoh masyarakat yang sangat mewakili penduduknya dalam arti bahwa mereka secara kualifikasi dapat menyuarakan pendapat keseluruhan penduduknya jadi pendapat pihak lain ini dapat diwakili mereka secara baik.

Jadi dalam hal ini pihak yang melakukan pengamatan terhadap program kerja PT Bukit Asam (Persero), Tbk. diwakili oleh masyarakat sekitar Tanjung Enim dan dalam hal ini diwakili penuh oleh para kepala desanya yang Peneliti

(15)

wawancarai untuk mendapatkan respons atau pendapat mereka terhadap program CSR PT Bukit Asam (Persero), Tbk. ini.

Pertama, tahapan penelitian ini Peneliti mulai dengan melakukan kajian melalui wawancara dan pengamatan terhadap pihak PT Bukit Asam (Persero), Tbk., kemudian Peneliti melakukan konfirmasi dan kajian melalui pengamatan dan wawancara dengan para Kepala Desa yang mendapatkan bantuan program CSR yang bersifat pemberdayaan masyarakat ini.

Adapun program CSR yang bersifat pemberdayaan masyarakat ini sudah menjadi komitmen dan rencana perusahaan sebagaimana dengan hasil wawancara Peneliti dengan Bapak Achmad Sudarto sebagai berikut :

“Sebenarnya program pemberdayaan masyarakat ini memang sudah dipikirkan cukup lama yaitu dengan berbagai bentuk misalnya penyediaan

sparepart untuk bagian pemeliharaan alat. Namun karena jumlahnya dan kualitasnya sering kurang sesuai antara permintaan dan penawaran maka kami mencari upaya bantuan yang bersifat pemberian pancing, dan penyediaan bibit tanaman untuk penghijauan ini sangat cocok kami kembangkan mengingat kebutuhannya hampir bersifat menerus dan cukup besar secara ekonomi. Jadi dari sisi pasarnya kami bisa memberikan komitmen untuk bisa menjamin.”

Dan dari hasil wawancara berikutnya dengan Bapak Achmad Sudarto alasan PT Bukit Asam (Persero), Tbk. melakukan CSR lewat program ini karena fenomena yang terjadi saat itu adalah kurangnya kesempatan kerja serta semakin banyaknya tenaga kerja produktif di sekitar tambang, sementara penyerapan tenaga kerja di sektor formal sangat terbatas sekali bahkan dari tahun 1997 sampai dengan 2008 PT Bukit Asam (Persero), Tbk. tidak pernah mengadakan rekrutmen untuk tenaga tetap PT Bukit Asam (Persero), Tbk.. Jadi PT Bukit Asam (Persero),

(16)

Tbk. memikirkan kegiatan apa saja yang dapat menyerap tenaga kerja sambil secara ekonomi juga tidak membebani PT Bukit Asam (Persero), Tbk.. Jadi ada prinsip simbiosis mutualistis disini. Setelah melakukan identifikasi dan uji coba ternyata program penyediaan bibit tanaman untuk keperluan penghijauan ini sangat tepat untuk dilakukan.

Desa Lingga, Desa Tanjung Enim dan Dusun Tanjung dipilih sebagai desa utama untuk program CSR karena desa ini di Kecamatan Tanjung Enim merupakan desa paling dekat ke lokasi tambang dan juga merupakan desa yang terbanyak jumlah penduduknya.

Kegiatan yang telah dilaksanakan sebelumnya adalah identifikasi kebutuhan untuk kegiatan penyediaan pasokan bibit tanaman untuk penghijauan di ketiga desa tersebut diatas, dengan cara diskusi bersama tokoh masyarakat disana dan Aparat Desa, Kecamatan, Dan Kabupaten. Diskusi juga dilakukan beberapa kali dengan mengundang perusahaan lain di wilayah Kabupaten Muara Enim serta beberapa LSM dan koperasi juga diundang.

Telah banyak sebelumnya Strategi Humas PT Bukit Asam (Persero), Tbk. yang dilakukan namun kurang membuahkan hasil yang optimal. Untuk tidak mengulangi kesalahan seperti ini Divisi Hubeks PT Bukit Asam (Persero), Tbk. telah melakukan analisis Strategi Humas bagaimana yang harus diterapkan agar program ini berhasil.

(17)

Dalam hal ini Divisi Hubeks PT Bukit Asam (Persero), Tbk. terlebih dahulu menggunakan strategi pengenalan, melakukan pendekatan secara emosional dengan masyarakat agar adanya keterbukaan yang ada.

Dari hasil wawancara dengan Bapak Achmad Sudarto menjelaskan metode penelitian yang digunakan dalam program CSR ini adalah sebagai berikut :

”Dalam strategi kita mengajak serta kerjasama dalam bidang kemitraan dengan koperasi-koperasi di sekitar tambang yang dikoordinir oleh Koperasi Kokarbara (Koperasi Karyawan Batubara) untuk melibatkan masyarakat dalam pemenuhan pasokan pembibitan tanaman kebutuhan penghijauan dengan masyarakat. Strategi pertama yang dibuat adalah pertama kami meneliti terlebih dahulu keperluan yang dibutuhkan masyarakat dan mengenali permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat setempat yaitu dengan cara terjun langsung ke daerah tersebut dan melakukan survey secara personal dengan masyarakat. Setelah itu kami membuat perencanaan program pelaksanaannya sesuai dengan data-data yang telah kami dapat.”

Berdasarkan pengalaman, pada program-program CSR yang bersifat bantuan fisik dan insidentil hanya memberikan manfaat sesaat, masyarakat tidak mempunyai rasa memiliki, ketika bantuan habis atau rusak masyarakat tidak mampu mengganti atau meneruskannya. Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Zulfahmi yaitu sebagai berikut :

“Beberapa bantuan kami yang bersifat fisik seringkali tidak pernah dirasakan sebagai bantuan nyata karena memang sifatnya insidentil dan seringkali tidak sesuai dengan yang mereka butuhkan. Lagipula yang mereka perlukan saat ini memang kebutuhan adanya pekerjaan yang tetap dan memberikan kepastian kedepannya.”

Dari pernyataan 2 key informan tersebut di atas, maka Peneliti dapat mengetahui bahwa program CSR ini sudah lama ingin dilakukan oleh PT Bukit Asam (Persero), Tbk., namun dalam pelaksanaannya PT Bukit Asam (Persero), Tbk. melakukan pengamatan terlebih dahulu. Pengamatan atau survey ini

(18)

dilakukan bertujuan agar tepat sasaran tidak ada kesalahan dalam pelaksanaannya, sehingga apa yang diberikan oleh PT Bukit Asam (Persero), Tbk. sesuai dengan apa yang dibutuhkan masyarakat.

Kemudian Peneliti melakukan kajian terhadap program CSR yang bersifat pemberdayaan lingkungan ini dengan melihat dari perspektif pihak lain melalui wawancara dan kajian pengamatan Peneliti yaitu pertama dengan pihak Aparat Desa sendiri yaitu Bapak Husni selaku Kepala Desa Tanjung Enim mengungkapkan :

“Program penyediaan bibit tanaman untuk keperluan penghijauan di tambang ini memang sudah menjadi salah satu program kerja saya mengingat banyaknya tuntutan masyarakat untuk ikut bekerja membantu operasi penambangan. Permasalahannya kan penduduk di sekitar sini banyak yang menganggur tapi mereka kan tidak mau minta-minta walau sumbangan PT Bukit Asam (Persero), Tbk. sangat banyak tapi kami mau pekerjaan dan penyediaan bibit tanaman ini termasuk tidak susah, dapat dilakukan siapa saja asal mau bekerja keras dan mengikuti tata cara yang diajarkan penyuluh atau kader yang sudah dipilih PT Bukit Asam (Persero), Tbk.. Dengan adanya program ini serta dukungan PT Bukit Asam (Persero), Tbk. kami sangat senang sekali.”

Peneliti menyimpulkan dari hasil wawancara dengan salah satu kader yang sekaligus juga adalah Kepala Desa Lingga yaitu Bapak Luthfi bahwa antara kebutuhan yang ada di masyarakat dengan program yang akan dilaksanakan oleh PT Bukit Asam (Persero), Tbk. terdapat suatu kesinambungan antara satu dengan yang lainnya. Hal ini terjadi karena sebelumnya Divisi Hubeks telah melakukan penelitian terhadap kebutuhan masyarakat, sehingga apa yang dilakukan PT Bukit Asam (Persero), Tbk. telah tepat sasaran dalam melaksanakan kegiatan ini. Pernyataan tersebut juga senada dengan pendapat Lurah Desa Lingga, Bapak Sonny, sebagai kader untuk program ini yaitu :

(19)

“Program pemberdayaan masyarakat sekitar ini sebenarnya sudah ditunggu-tunggu sejak lama dan kami sangat beruntung sekali pada saat PT Bukit Asam (Persero), Tbk. mendekati kami untuk dapat menggulirkan dan melaksanakan program penyediaan bibit tanaman ini. Padahal tidak semua perusahaan mau membantu kami untuk ikut dalam menyelesaikan permasalahan yang kami hadapi, ini termasuk mengembangkan kami dan mengajarkan kami untuk dapat mandiri. Kami berterimakasih atas kepedulian Pemerintah dan PT Bukit Asam (Persero), Tbk. untuk mengadakan program ini.”

Dari hasil penelitian di lapangan Peneliti menyimpulkan bahwa strategi yang dibuat oleh PT Bukit Asam (Persero), Tbk. dalam membuat program CSR yang berupa pemberdayaan masyarakat sekitar tambang ini disambut sangat baik oleh masyarakat di ketiga desa tersebut. Dalam strategi program partisipasi masyarakat terhadap program kerja menjadi hal utama sehingga peran serta warga menjadi salah satu kunci utama berjalannya program ini, hal ini didukung dengan pernyataan Bapak Iwan selaku Kepala Dusun Tanjung sebagai berikut :

“Program yang PT Bukit Asam (Persero), Tbk. selenggarakan sebenarnya juga merupakan salah satu misi kami sebagai aparat Pemerintah Pusat. Untuk itulah kami sebagai wakil Pemerintah Pusat sangat mendukung sekali program ini terutama saat pemberian proses training kepada para kader dan anggota masyarakat yang akan turut serta dalam kegiatan ini.” Dari pernyataan yang diungkapkan oleh Bapak Zulfahmi (Manajer Umum & Hubeks.), Bapak Husni (Kepala Desa Tanjung Enim), Bapak Luthfi (Kepala Desa Lingga), dan Bapak Sonny (Lurah Desa Lingga), serta Bapak Iwan (Kepala Dusun Tanjung), Peneliti berkesimpulan bahwa apa yang diberikan dan diharapkan oleh PT Bukit Asam (Persero), Tbk. sesuai dengan apa yang diinginkan dan diharapkan oleh kader-kader tersebut di atas juga, mereka memiliki keinginan yang sama yaitu berkeinginan bahwa masyarakat mereka dapat maju dan mandiri dalam meningkatkan ekonominya.

(20)

4.2.3 Mempersiapkan Matriks Aktivitas CSR yang Diusulkan

Dalam melakukan suatu kegiatan atau program tentunya perusahaan harus memiliki rencana agar apa yang akan dilakukan dalam prosesnya memiliki alur dan tujuan yang jelas. Sama halnya dengan PT Bukit Asam (Persero), Tbk., yang dalam melakukan program CSR ini memiliki matriks aktivitas CSR yang diusulkan.

Adapun Matriks Kegiatan Program CSR Bantuan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Tambang di PT Bukit Asam (Persero), Tbk. adalah sebagai berikut :

No. Uraian Penanggungjawab

1 Rencana Program Bapak Achmad Sudarto 2 Sosialisasi Stakeholders Internal Bapak Zulfahmi

3 Pendekatan dengan LSM & Tokoh Masyarakat Bapak Achmad Sudarto & Bapak Zulfahmi

4 Workshop Bapak Hasbi Alhamdy

5 Pelaksanaan Program Bapak Amri Rozi

Program CSR dalam hal pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh PT Bukit Asam (Persero), Tbk. ini secara garis besar sebagaimana yang dijelaskan Bapak Achmad Sudarto adalah sebagai berikut :

”Yang dimaksud dengan program CSR yang bersifat pemberdayaan masyarakat sekitar adalah begini ya, kan kami ini ada program penghijauan kembali lahan bekas tambang nih. Nah dalam rangka penghijauan biasanya sekitar 3 bulan sekali kita perlu bibit tanaman yang diperlukan untuk keperluan penghijauan tersebut. Biasanya kalau jumlahnya sedikit kami ini mencukupi sendiri kebutuhan bibit tanaman, kalau perlu tambahan biasanya kami beli ke Lampung atau ke Bogor. Nah

(21)

dengan perkembangan luas bukaan tambang maka kebutuhan luas yang direklamasi menjadi bertambah otomatis kebutuhan bibit tanaman juga senantiasa nambah sehingga pasokan dari dalam dan dari luar kota Tanjung Enim menjadi tidak mencukupi. Makanya kami terpikir untuk membuat masyarakat sekitar mampu menyediakan bibit tanaman yang mereka buat dari sejak penanaman benih sampai usia yang dapat ditanam atau dapat dijual ke kami. Jadi terpikir kenapa memberi bantuan hanya berupa ikan kenapa kita tidak beri pancing saja, jadi kita berikan juga lahan pekerjaan buat mereka karena program penyediaan bibit ini kan terus menerus dan dari sisi ekonomi lumayan juga. Kami juga terbantu dengan adanya ketersediaan bibit dari masyarakat sekitar. Nah bantuan yang kami berikan adalah bantuan training ke masyarakat yang akan melakukan pasokan bibit tanaman ini serta kami memberikan modal untuk dapat menyediakan benih sampai biaya pembuatan bibit. Setelah mereka untung bantuan dihentikan. Jadi mereka menjadi mandiri karena adanya lapangan pekerjaan baru.”

Dari penjelasan Senior Manager Corporate Secretary jelaslah bahwa program CSR ini berupa bantuan yang awalnya berupa ikan (dana segar untuk biaya training dan biaya modal awal) dan pancing yang berupa kesediaan PT Bukit Asam (Persero), Tbk. menjadi pembeli dari bibit-bibit tanaman yang mereka sediakan secara periodik.

Lebih Lanjut Bapak Zulfahmi menjelaskan mengenai program ini adalah sebagai berikut :

“Pelaksanaan program CSR yang bersifat pemberdayaan masyarakat sekitar tambang diutamakan untuk ring 1 yaitu terutama Desa Lingga, Desa Tanjung Enim dan Dusun Tanjung. Daerah ini menjadi yang utama dalam strategi yang kita buat karena masyarakat di desa ini yang paling dekat dan paling terkena dampak oleh kegiatan tambang sehingga adalah wajar jika mereka mendapatkan yang lebih baik.”

Adapun strategi yang dilakukan oleh Divisi Hubeks dalam melaksanakan program CSR yang bersifat pemberdayaan masyarakat sekitar tambang adalah pertama dengan cara meyakinkan dan mengajarkan kepada para kader yang ada di tiga desa tersebut diatas. Dengan menggunakan metode pendekatan kepada para

(22)

kader maka diharapkan kepercayaan masyarakat akan program tersebut akan meningkat karena kader yang dipilih adalah orang yang dikenal dan terpercaya menjadi panutan di ketiga desa tersebut. Sedangkan program yang dilakukan dengan masyarakat langsung adalah dengan melakukan training ke masyarakat yang tertarik pada kegiatan ini. Dimana para peserta diberikan penyuluhan dan

training tentang cara-cara menanam benih sampai menjadi bibit yang siap dipasok ke PT Bukit Asam (Persero), Tbk.

Masih berdasarkan fokus penelitian yang menjadi landasan Peneliti dalam mewawancarai Bapak Achmad Sudarto, berkaitan dengan proses keefektifan operasional dari sebuah komitmen CSR yang dibangun oleh PT Bukit Asam (Persero), Tbk. dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat sekitar tambang. Pelaksanaannya dari program CSR ini adalah bekerja sama dengan Depertemen Pertanian di Kabupaten Muara Enim dan juga dengan koperasi-koperasi disekitar Tanjung Enim.

Hal ini dikemukakan oleh Bapak Achmad Sudarto dalam wawancara dengan Peneliti sebagai berikut :

“Telah saya sampaikan bahwa CSR ini kan baru timbul pada era tahun 2007-an yakni belakangan ini lah sedangkan PT Bukit Asam (Persero), Tbk. telah melakukan CSR jauh sebelum tahun 2007, walaupun namanya tidak disebut sebagai CSR. Sejak tahun 2007 masalah ini dipacu oleh adanya Undang-Undang PT yang menyebutnya kegiatan tersebut sebagai CSR. Jadi dari dahulu PT Bukit Asam (Persero), Tbk. telah menganggap program ini sangat penting bagi kelangsungan perusahaan dan hal ini sesuai dengan visi dan misi perusahaan untuk dapat berkembang bersama lingkungan, jadi program ini bukan program sampingan.”

(23)

Pernyataan tersebut didukung dengan pernyataan yang diberikan oleh Bapak Zulfahmi sebagai berikut :

“PT Bukit Asam (Persero), Tbk. mengadakan CSR dengan alasan sebagai perwujudan visi, misi perusahaan, khususnya bersahabat dengan lingkungan serta mewujudkan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai bagian dari tata kelola perusahaan yang baik, dengan maksud untuk mewujudkan tanggung jawab moral perusahaan terhadap lingkungan di sekitarnya, memberikan dukungan terhadap keberhasilan bisnis secara jangka panjang, mempromosikan niat baik perusahaan dan membangun reputasi positif diantara masyarakat dan pemerintahan daerah setempat serta stakeholder perusahaan pada umumnya dan menciptakan lingkungan yang kondusif dan harmonis antara perusahaan dengan masyarakat di sekitar kegiatan perusahaan. Jadi adanya CSR diperlukan karena visi dan misi perusahaan mengharuskan PT Bukit Asam (Persero), Tbk. bertanggung jawab akan keberadaan lingkungan disekitar PT Bukit Asam (Persero), Tbk.”

Berdasarkan pernyataan dari 2 key informan tersebut di atas, Peneliti berkesimpulan bahwa PT Bukit Asam (Persero), Tbk. memang sudah lama melakukan kegiatan CSR namun namanya tidak disebut sebagai CSR saat itu, dan baru sejak tahun 2007 disebutkan di Undang-Undang PT bahwa kegiatan ini disebut sebagai CSR. Kegiatan CSR ini dilakukan karena sesuai dengan visi dan misi perusahaan dan telah menjadi bagian dari kegiatan perusahaan, sehingga tidak ada keterpaksaan dalam melaksanakannya, bahkan PT Bukit Asam (Persero), Tbk. menganggap ini sebagai tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan sehingga menciptakan lingkungan yang kondusif dan harmonis antara perusahaan dengan masyarakat di sekitar perusahaan.

Dalam program pemberdayaan masyarakat ring 1 dalam penyediaan bibit tanaman untuk kebutuhan penghijauan ini sangat diperlukan dukungan dan kepastian pembelian pasokan dari perusahaan. Dukungan awal dalam bentuk

(24)

bantuan langsung yaitu berupa training kepada kader yang dipilih, koperasi dan masyarakat yang akan berpartisipasi dalam pelaksanaan program ini.

Sejalan dengan pernyataan tersebut diatas, Manajer Umum & Hubeks, Bapak Zulfahmi pun mengungkapkan sebagai berikut :

“Secara strategi yaitu bagaimana kita memberikan kemandirian untuk masyarakat, dan strategi yang ada atas persetujuan dari tingkat manajemen diatas. Jadi strategi ini dibuat secara bottom up tapi dalam pelaksanaannya kita meminta persetujuan manajemen. Jauh sebelum adanya Undang-Undang PT memang PT Bukit Asam (Persero), Tbk. telah melaksanakan program CSR, dan ketika adanya aturan pada Undang-Undang kita merasa terpacu dan lebih tergerak membuat suatu program yang lebih baik lagi daripada yang kemarin. Dan hal ini bisa diukur dari dua sisi sistem dan program yang kita buat, dengan strategi yang lebih baik lagi yaitu bukan hanya sekedar memberikan umpan tapi juga pancing. Dan juga dengan merubah pola pikir dan tatanan hidup yang lebih baik lagi. Kita ingin agar program CSR kita dapat menjadikan masyarakat sekitar menjadi masyarakat yang mandiri.”

Strategi yang meningkatkan kemandirian dan peran masyarakat sekitar dalam kegiatan utama penambangan dianggap tepat oleh PT Bukit Asam (Persero), Tbk., karena dengan adanya peran serta masyarakat maka masyarakat menjadi semakin merasa memiliki keberadaan PT Bukit Asam (Persero), Tbk. ditengah-tengah mereka. Selain itu dengan ikut berperan serta maka masyarakat semakin mandiri sehingga bantuan yang berupa bantuan sosial yang insidentil akan semakin berkurang dan kepercayaan diri dan harga diri mereka semakin meningkat.

Dalam pelaksanaan workshop, lokasi yang dipilih Divisi Hubeks adalah di GOR Serbaguna Bukit Asam yang dekat dengan ketiga desa percontohan program CSR tersebut.

(25)

Alasan yang dikemukan oleh Bapak Zulfahmi mengenai pemilihan lokasi tersebut adalah sebagai berikut :

“Kami memilih lokasi untuk bantuan CSR ini di 3 desa yang dekat dengan perusahaan yaitu Desa Lingga, Desa Tanjung Enim, dan Dusun Tanjung karena memang mereka yang terkena paling besar dampak tambang. Sehingga lokasi workshop yang kami adakan adalah lokasi yang dekat dengan warga ke tiga desa tersebut yaitu di Gedung Serba Guna milik kami. Jadi sekalian memberikan fasilitas yang kami miliki untuk keperluan mereka juga. Memang kami inginnya bisa membantu seluruh anggota masyarakat termasuk di luar Sumatera, namun sementara ini kami utamakan pada ring 1 dahulu.”

Untuk tujuan dari pelaksanaan workshop ini adalah sebagai berikut :

1. Mampu memetakan masalah kebutuhan masyarakat dalam hal pengembangan ekonominya.

2. Mampu mengidentifikasi potensi dan dukungan masyarakat untuk pengembangan ekonomi masyarakat dalam bentuk penyediaan bibit tanaman untuk kebutuhan penghijauan di tambang.

3. Mampu menyusun rencana kegiatan untuk dapat mewujudkan program penyediaan bibit tanaman oleh masyarakat secara kontinyu.

4. Mampu meyakinkan masyarakat bahwa program ini akan meningkatkan keadaan ekonomi mereka dan bisa memberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan penambangan.

5. Mampu melakukan sosialisai dan advokasi rencana kegiatan penyediaan bibit tanaman sebagai media pengembangan ekonomi masyarakat kepada para pemangku kepentingan terkait (stakeholder).

(26)

Tujuan dari workshop ini diharapkan dapat tercapai setelah workshop

diadakan sehingga pada saat pelaksanaan workshop maka proses pelaksanaan kegiatan CSR yang berbentuk penyediaan tanaman untuk keperluan tambang dapat dilaksanakan dengan baik. Dan tujuan program yang dilakukan PT Bukit Asam (Persero), Tbk. ini telah sesuai dengan apa yang diinginkan masyarakat sekitar, antara lain pendapat Bapak Sonny sebagai berikut :

“Saya senang dengan adanya penyuluhan ini, karena mengajak kami untuk bekerjasama dan ini membantu kami memahami permasalahan yang dihadapi oleh penduduk sekitar kami. Kami diajak juga untuk bertanggungjawab bagi diri kami dan juga dengan masyarakat sekitar kami.”

Walaupun secara keseluruhan program ini belum benar-benar dimengerti tujuannya oleh masyarakat namun kader-kader yang dipersiapkan telah memahami benar cara pemetaan permasalahan yang dihadapi masyarakat sekitar. Pendapat lainnya yang mendukung adanya tujuan ini Peneliti dapat dari Ketua Koperasi Kokarbara yaitu Bapak Haris sebagai berikut :

“Saya senang dengan penyuluhan ini, kita bisa mengetahui bagaimana masalah yang terjadi di masyarakat yang sesungguhnya dan disini kita bisa bersama-sama terbuka menyelesaikan permasalahan yang ada, selain itu disini ada diskusi untuk warga setempat. Selain itu kami koperasi sebagai salah satu pilar ekonomi masyarakat merasa ikut dibina dan dikembangkan serta diberi alat untuk membuat aktivitas perekonomian berjalan.”

Dari apa yang diungkapkan oleh 2 key informan tersebut di atas, Peneliti berkesimpulan bahwa mereka senang dengan adanya penyuluhan atau workshop

yang diadakan oleh PT Bukit Asam (Persero), Tbk., karena dengan diadakannya penyuluhan atau workshop ini, mereka dapat menambah pengetahuan tentang hal-hal baru seperti yang disebutkan di atas mengenai tujuan dari penyuluhan ini.

(27)

Jika dilihat dari alasan pelaksanaan CSR yang dilakukan oleh PT Bukit Asam (Persero), Tbk. dengan kebutuhan masyarakat sekitar, terlihat adanya keterkaitan yang kuat antara tujuan pelaksaanaan CSR ini dan program yang telah direncanakan PT Bukit Asam (Persero), Tbk. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Achmad Sudarto :

“Program pemberdayaan masyarakat adalah juga program nasional untuk dapat menjadikan masyarakat Indonesia mandiri secara ekonomi, namun tidak semua program dan rencana Pemerintah dapat dijalankan oleh Pemerintah. Oleh sebab itu peran PT Bukit Asam (Persero), Tbk. sebagai salah satu BUMN berkewajiban untuk dapat membantu Pemerintah.” Dari pernyataan tersebut diatas ternyata motivasi menjadi dasar atas pelaksanaan program yang dibuat oleh PT Bukit Asam (Persero), Tbk. Mulai dari tujuan program diadakannya CSR pemberdayaan masyarakat semua berdasarkan motivasi. Membangun kepercayaan untuk menjadikan mereka mandiri secara ekonomi, yang mana dalam program CSR ini terbentuk suatu motivasi untuk menjadi masyarakat yang mandiri secara ekonomi.

Dalam pelaksanaan workshop ada beberapa hal yang menjadi target yang ingin dicapai oleh PT Bukit Asam (Persero), Tbk. untuk menciptakan kemandirian masyarakat secara ekonomi antara lain :

1. Membangun kesepakatan kerjasama Tim.

2. Cara memetakan masalah yang dihadapi oleh masyarakat sekitar tambang dan identifikasi potensi untuk menjadikan mereka mandiri.

3. Penyajian hasil temuan permasalahan oleh masing-masing masyarakat di desa yang dipilih.

(28)

4. Penyusunan proposal kegiatan.

5. Mempersiapkan advokasi dan sosialisasi proposal. 6. Menyusun jadwal kegiatan dan monitoring evaluasinya.

4.2.4 Mengembangkan Opsi bagi Kelanjutan Program CSR

Sebagaimana telah dijelaskan pada penelitian Peneliti diatas bahwa CSR di PT Bukit Asam (Persero), Tbk. pada dasarnya telah dilakukan jauh sebelum ada kewajiban dalam bentuk perundang-undangan, karena PT Bukit Asam (Persero), Tbk. merupakan perusahaan yang sudah tua yang kalau dilihat dari sisi historis telah mengalami berbagai generasi dan berbagai pemerintahan. Selain itu PT Bukit Asam (Persero), Tbk. menyadari bahwa CSR adalah suatu keharusan karena akan memberikan dampak positif bagi PT Bukit Asam (Persero), Tbk. sendiri.

Opsi bagi kelanjutan program CSR ini perlu dilakukan pengembangan sehubungan dengan pengalaman-pengalaman terdahulu yang sering menyebabkan kegagalan dalam proses kelanjutan dari program CSR apapun yang semula direncanakan untuk mendapatkan program yang berkelanjutan.

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa program CSR PT Bukit Asam (Persero), Tbk. telah dilakukan jauh kebelakang mengingat PT Bukit Asam (Persero), Tbk. secara perusahaan tambang sudah berdiri sejak tahun 1919. Namun berbagai upaya bantuan atau pengembangan kehidupan sosial ekonomi

(29)

masyarakat terhenti atau bahkan sia-sia karena tidak diterima atau dilupakan masyarakat sekitar karena satu dan lain hal.

Untuk melakukan opsi pengembangan kelanjutan program yang baik maka seyogyanyalah kegagalan masa lalu dikaji dan dilakukan perbaikan untuk ke depannya. Untuk itu Peneliti melakukan wawancara dengan Bapak Achmad Sudarto mengenai masalah kegagalan masa lalu ini, berikut yang disampaikan oleh Bapak Achmad Sudarto :

“Banyak sih program-program CSR di masa lalu yang juga dapat dikatakan pemberdayaan masyarakat misalnya pernah saya sampaikan juga bahwa PT Bukit Asam (Persero), Tbk. pernah melakukan upaya pengadaan sparepart untuk kebutuhan perawatan yang disediakan oleh penduduk sekitar melalui binaan PT Bukit Asam (Persero), Tbk.. Walau masih dalam program kami kedepan, dan sekarang terseok-seok namun yang kami dapat adalah pengalaman dari ketidakberhasilan tersebut untuk keperluan masa depan.”

Lebih Jauh Bapak Achmad Sudarto menyatakan dalam wawancara dengan Peneliti tentang program CSR dimasa lalu yaitu :

“Telah saya jelaskan sebelumnya bahwa PT Bukit Asam (Persero), Tbk. telah banyak berbuat untuk masyarakat dalam bentuk pengembangan wilayah sekitar tambang. Dulu kami pernah membentuk Yayasan Pengembangan Sumber Daya dan Wilayah atau disingkat YPSDW yang bertujuan tidak hanya memberikan bantuan insidentil namun benar-benar bantuan yang bersifat langgeng. Namun kami sadari ada yang kurang dalam strategi pelaksanaan bantuan ini. Nah sejak adanya pengalaman-pengalaman yang kurang tepat antara yang kami lakukan dan harapan masyarakat maka kami sekarang melakukan CSR melalui berbagai tahapan sebagai strategi kami dalam memenangkan target kami dalam visi dan misi untuk berkembang secara harmonis dengan lingkungan. Strategi yang dilakukan adalah dengan melakukan penelitian terlebih dahulu terhadap kebutuhan dan harapan masyarakat. Kemudian kami lakukan perencanaan program yang dilanjutkan dengan proses sosialisasi dan training. Baru setelah semuanya siap program tersebut dilaksanakan.”

(30)

Dari penjelasan Bapak Achmad Sudarto tersebut jelas kita dapat simpulkan bahwa strategi yang dilakukan Divisi Hubeks dalam pelaksanaan CSR ini ditekankan pada komunikasi yang intens antara PT Bukit Asam (Persero), Tbk. dengan masyarakat yang bentuknya dilakukan dengan workshop sebagaimana yang dijelaskan oleh Manajer Umum & Hubeks Bapak Zulfahmi sebagai berikut :

“Iya memang kita sekarang selalu melakukan proses komunikasi yang intens dengan masyarakat dalam penerapan program CSR. Untuk kasus yang terkini yaitu program penyediaan bibit tanaman untuk penghijauan, kami melakukan proses penelitian akan kebutuhan masyarakat melalui

workshop.”

Lebih lanjut Bapak Achmad Sudarto menyatakan :

“Kan saat ini PT Bukit Asam (Persero), Tbk. sudah membina penduduk sekitar untuk dapat menyediakan bibit tanaman untuk keperluan penghijauan. Nah sejalan dengan rencana PT Bukit Asam (Persero), Tbk. untuk membuat lahan pasca tambang menjadi lahan hutan raya dan perkebunan. Maka penduduk yang sudah terlatih dapat diikutsertakan dalam bisnis perkebunan ini dalam plasma-plasma dimana PT Bukit Asam (Perseo), Tbk. membentuk badan usaha perkebunan sebagai intinya.” Dari pernyataan-pernyataan tersebut diatas, Peneliti berkesimpulan bahwa PT Bukit Asam (Persero), Tbk. saat ini dalam memulai suatu program selalu melakukan strateginya yaitu komunikasi yang intens antara PT Bukit Asam (Persero), Tbk. dengan masyarakat agar apa yang dilakukan oleh PT Bukit Asam (Persero), Tbk. sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat. Selain itu PT Bukit Asam (Persero), Tbk. yang awalnya hanya berniat untuk memberi bantuan kepada masyarakat sekitar berupa modal awal seperti benih dan training

untuk mengetahui cara-cara menanam benih sampai menjadi bibit yang siap dipasok ke PT Bukit Asam (Persero) Tbk., akhirnya berniat untuk memberdayakan masyarakat yang sudah terlatih tersebut untuk ikut serta dalam

(31)

rencana PT Bukit Asam (Persero), Tbk. yang akan membuat lahan pasca tambang menjadi lahan hutan raya dan perkebunan.

4.2.5 Membuat Keputusan dalam Hal Arah, Pendekatan, dan Fokus

Untuk ke depannya PT Bukit Asam (Persero), Tbk. memiliki rencana program CSR pemberdayaan masyarakat sekitar tambang dengan lokasi ringnya yang diperluas lagi dan lebih banyak lagi program CSR yang berkesinambungan, seperti yang diungkapkan oleh Bapak Achmad Sudarto :

“Alhamdulillah, program CSR pemberdayaan masyarakat yang dilakukan PT Bukit Asam (Persero), Tbk di ring I ini berhasil dan berjalan lancar, sehingga lebih memotivasi kami untuk mengembangkan program CSR ini dan lebih banyak lagi program CSR yang berkesinambungan dalam arti bukan program-program insidentil, terutama yang bersifat meningkatkan ekonomi masyarakat. Jadi yang dapat merasakan kemajuan dalam ekonominya bukan hanya ring I yang paling dekat dengan lokasi tambang karena memiliki dampak lebih banyak daripada ring lainnya, namun juga di ring II, III, dan seterusnya.”

Pernyataan lain juga diikuti oleh Bapak Zulfahmi mengenai ini yaitu :

“Kami senang dengan hasil positif dari program bantuan CSR pemberdayaan masyarakat yang telah dilakukan ini, hasil ini bukan hanya menyenangkan bagi masyarakat yang menerima bantuan saja namun juga bagi PT Bukit Asam (Persero), Tbk., dan mendengar hasil positif ini kami berencana dan termotivasi untuk memperluas lokasi bantuan CSR pemberdayaan masyarakat ini sehingga mudah-mudahan saja PT Bukit Asam (Persero), Tbk. dapat memperluas bantuan dan tanggung jawabnya pada lingkungan sekitar tambang.”

Dari pernyataan tersebut di atas, Peneliti berkesimpulan bahwa PT Bukit Asam (Persero), Tbk. merencanakan perluasan lokasi dan perluasan bentuk program CSR yang bersifat pemberdayaan masyarakat sekitar tambang dan peningkatan ekonomi masyarakat dengan harapan akan memberi hasil positif seperti yang telah dilakukan sebelumnya sehingga tujuan PT Bukit Asam

(32)

(Persero), Tbk. tercapai yaitu dapat mensejahterakan masyarakat sekitar tambang secara berkesinambungan.

1.3 Pembahasan

PT Bukit Asam (Persero), Tbk. adalah perusahaan milik negara (BUMN) yang bergerak di bidang pertambangan. Dalam menjalankan fungsi humasnya, program CSR di PT Bukit Asam (Persero), Tbk. dilakukan oleh Divisi Hubungan Eksteral (Hubeks). Untuk melakukan tanggung jawab sosial perusahaannya, PT Bukit Asam (Persero), Tbk. melaksanakan program CSR bantuan pemberdayaan masyarakat sekitar tambang di Tanjung Enim, Sumatera Selatan, yang dalam penelitian ini Peneliti sebut sebagai daerah ring I. Daerah ring I ini adalah Desa Lingga, Desa Tanjung Enim, dan Dusun Tanjung. Pelaksanaan program CSR ini dilakukan karena kesadaran dari PT Bukit Asam (Persero), Tbk. sendiri, selain itu juga program CSR sudah termasuk di dalam visi dan misi perusahaan, sehingga ini menjadi tanggung jawab PT Bukit Asam (Persero), Tbk. dalam mengerjakannya.

Tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh PT Bukit Asam (Persero), Tbk. memang seharusnya dilakukan, apalagi PT Bukit Asam (Persero), Tbk. ini bergerak di bidang pertambangan sehingga pasti akan memberikan dampak bagi masyarakat dan lingkungan sekitar, baik dampak positif maupun dampak negatif. Pernyataan ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Nursahid yang mendefinisikan CSR sebagai tanggung jawab moral suatu organisasi bisnis terhadap kelompok yang menjadi pemangku kepentingan (stakeholder)-nya yang

(33)

       

terkena pengaruh baik secara langsung ataupun tidak langsung dari operasi perusahaan.2 Dari penelitian dan teori yang diungkapkan di atas, Peneliti berkesimpulan bahwa PT Bukit Asam (Persero), Tbk. adalah perusahaan yang memiliki tanggung jawab dan memiliki pandangan yang positif dari

stakeholdernya.

Untuk menjalakankan program CSR bantuan pemberdayaan masyarakat, Divisi Hubeks menggunakan strategi humas yang telah dibuat untuk digunakan dalam pelaksanaan program CSR agar kegiatan yang dilakukan tepat sasaran dan apa yang diberikan PT Bukit Asam (Persero), Tbk. sesuai dengan harapan masyarakat sekitar tambang. Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Ahmad S. Adnanputra yaitu stategi public relations adalah “Alternatif optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan public relations dalam kerangka suatu rencana public relations (public relations plan).”3

Strategi pertama terlebih dulu PT Bukit Asam (Persero), Tbk. harus didukung oleh stakeholders internal atau manajemen senior dan karyawan PT Bukit Asam (Persero), Tbk. Dukungan ini sangatlah penting karena dari dukungan ini Peneliti dapat mengetahui bahwa pelaksanaan program CSR ini dilakukan karena keinginan dari perusahaan sendiri yang berdasarkan visi dan misi perusahaan dan bukan paksaan atau kewajiban dari Pemerintah. Berdasarkan teori yang ada, tanpa adanya dukungan dari pemimpin perusahaan, peluang

 

2

Fajar Nursahid. Tanggung Jawab Sosial BUMN: Analisis Terhadap Model Kedermawanan Sosial PT Krakatau Steel, PT Pertamina dan PT Telekomunikasi Indonesia. Depok: Piramedia. 2006

3

 Rosady Ruslan. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2010 hal 133-135 

(34)

       

keberhasilan program CSR akan menipis. Di samping itu juga penting untuk terus membangun dukungan di antara karyawan, karena merekalah yang akan memainkan peran kunci dalam implementasi CSR.4

Agar tujuan PT Bukit Asam (Persero), Tbk. dalam pelaksanaan program CSR bantuan pemberdayaan masyarakat ini berjalan sesuai rencana, maka PT Bukit Asam (Persero), Tbk. melakukan pengamatan terhadap pihak lain yaitu masyarakat sekitar tambang. PT Bukit Asam (Persero), Tbk. mengamati masyarakat sekitar tambang agar mengetahui apa yang diharapkan mereka pada bantuan yang akan diberikan oleh PT Bukit Asam (Persero), Tbk. nantinya. Pengamatan terhadap pihak lain adalah sangat bermanfaat untuk belajar dari pengalaman dan keahlian pihak lain.

Berdasarkan teori, tiga sumber informasi yang berguna adalah perusahaan lain, asosiasi industri, dan organisasi yang khusus bergerak di bidang CSR. Mengamati visi, nilai-nilai, dan pernyataan kebijakan pesaing, demikian juga dengan produk-produk baru atau pendekatan yang berkaitan dengan CSR, serta inisiatif-inisiatif dan program-program yang mereka ikuti, dapat sangat bermanfaat.5 Dan dalam program ini PT Bukit Asam (Persero), Tbk. mengamati masyarakat sekitar tambang sebagai objek dalam penelitian Peneliti.

Tujuan strategi ini juga sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa untuk mencapai tujuan Humas/PR, strategi kegiatan Humas/PR semestinya

 

4

A.B. Susanto. Reputation-Driven Corporate Social Responsibility Pendekatan Strategic Management dalam CSR. Jakarta: Erlangga. 2009 hal 51-53

5

(35)

       

diarahkan pada upaya menggarap persepsi para stakeholder, akar sikap tindak dan persepsi mereka. Konsekuensinya, jika strategi penggarapan itu berhasil maka akan diperoleh sikap tindak dan persepsi yang menguntungkan dari stakeholder

khalayak sasaran. Pada akhirnya akan tercipta suatu opini dan citra yang menguntungkan.6 Dan dari pengamatan PT Bukit Asam (Persero), Tbk. terhadap

stakeholdernya yaitu masyarakat sekitar tambang, PT Bukit Asam (Persero), Tbk. mendapat persepsi yang positif dari masyarakat yang tentunya akan tercipta opini dan citra yang baik. Persepsi yang positif ini tercipta karena dari pengamatan tersebut masyarakat tahu bahwa mereka diperhatikan dan akan diberikan bantuan oleh PT Bukit Asam (Persero), Tbk. sesuai dengan harapan mereka.

Di program CSR bantuan pemberdayaan masyarakat sekitar ini pun PT Bukit Asam (Persero), Tbk. mempersiapkan matriks aktivitas CSR yang diusulkan terlebih dulu. Matriks aktivitas ini membantu PT Bukit Asam (Persero), Tbk. agar pelaksanaannya memiliki alur yang jelas dan teratur sehingga tidak ada

“miss” saat kegiatan ini berjalan. Sesuai dengan teori yang ada bahwa dalam mempersiapkan matriks aktivitas CSR yang diusulkan Perusahaan dapat merencanakan aktivitas CSR, baik yang sedang dilakukan pada saat ini maupun yang mungkin akan dilakukan di masa mendatang, berkaitan dengan proses produk, serta pengaruh yang mungkin ditimbulkannya.7 Matriks aktivitas CSR ini dibuat oleh Divisi Hubeks yang menjalankan fungsi humas, pengertian humas ini sejalan dengan teori Denny Griswod, editor PR News, yang mengungkapkan

 

6

Rosady Ruslan. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2010 hal 133-135 

7

A.B. Susanto. Reputation-Driven Corporate Social Responsibility Pendekatan Strategic Management dalam CSR. Jakarta: Erlangga. 2009 hal 51-53

(36)

       

bahwa Public Relations adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi publik, memperkenalkan berbagai kebijakan dan prosedur dari suatu individu atau organisasi berdasarkan kepentingan publik, dan membuat perencanaan dan melaksanakan suatu program kerja dalam upaya memperoleh pengertian dan pengakuan publik.8 Fungsi humas yang dijalankan PT Bukit Asam (Persero), Tbk. pun sesuai dengan teori Edward L. Bernay, seperti dikutip oleh Rosady Ruslan yang memiliki tiga fungsi utama humas (Public Relations), yaitu :

1. Memberikan penerangan kepada masyarakat.

2. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat secara langsung.

3. Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu badan/lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat.9

Tiga fungsi tersebut sama dengan fungsi humas yang dijalankan PT Bukit Asam (Persero), Tbk. yang menerangkan, mengajak, dan berupaya agar masyarakat turut serta dalam program CSR pemberdayaan masyarakat yang diadakan oleh PT Bukit Asam (Persero), Tbk.

Setelah mengadakan program CSR bantuan pemberdayaan masyarakat ini, PT Bukit Asam (Persero), Tbk. mengembangkan opsi bagi kelanjutan program CSRnya. Dalam pengembangan opsi, berdasarkan dengan teori, pengembangan opsi bagi kelanjutan program CSR ini tersedia dua opsi, yaitu mengambil pendekatan yang sifatnya incremental ataupun memutuskan perubahan arah yang

 

8

Soleh Soemirat dan Elvirano Ardianto. Dasar-Dasar Public Relations. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya. 2002 hal 14

9

Rosady Ruslan. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2005 hal 18

(37)

       

lebih komprehensif.10 Di sini PT Bukit Asam (Persero), Tbk. memutuskan untuk perubahan arah yang lebih komprehensif yaitu berniat untuk memberdayakan masyarakat yang sudah terlatih tersebut untuk ikut serta dalam rencana PT Bukit Asam (Persero), Tbk. yang akan membuat lahan pasca tambang menjadi lahan hutan raya dan perkebunan.

Setelah PT Bukit Asam (Persero), Tbk. menjalankan strategi-strateginya, PT Bukit Asam (Persero), Tbk. membuat keputusan dalam hal arah, pendekatan, dan fokus seperti yang diterangkan pada teori yang ada. Menentukan arah berarti memutuskkan area utama dimana perhatian ditujukan. Pendekatan mengacu kepada bagaimana sebuah perusahaan berencana untuk bergerak menuju arah yang telah ditentukan. Sedangkan fokus harus diselaraskan dengan tujuan bisnis perusahaan, dan oleh karenanya harus menjadi prioritas. Dengan adanya fokus, dapat diidentifikasikan kesenjangan dalam proses-proses perusahaan, pemanfaatan peluang-peluang yang muncul, serta perhatian terhadap kebutuhan-kebutuhan

stakeholder-stakeholder kunci tertentu.11 Dan disini PT Bukit Asam (Persero), Tbk. memiliki rencana ke depannya untuk membuat program CSR pemberdayaan masyarakat sekitar tambang lagi dengan mengembangkan atau memperluas lokasi ringnya dan lebih banyak lagi program CSR yang berkesinambungan.

Dalam melaksanakan program CSR, PT Bukit Asam (Persero), Tbk. telah melakukan tahapan fungsi-fungsi manajemen yaitu PT Bukit Asam (Persero), Tbk. memiliki tujuan dalam pelaksanaan program CSR yaitu untuk meningkatkan tingkat ekonomi serta mensejahterakan masyarakat sekitar tambang, kemudian

 

10

A.B. Susanto. Reputation-Driven Corporate Social Responsibility Pendekatan Strategic Management dalam CSR. Jakarta: Erlangga. 2009 hal 51-53

11

(38)

       

melaksanakan program CSR sesuai dengan strategi yang dibuat oleh Divisi Hubeks, dan PT Bukit Asam (Persero), Tbk. memiliki anggaran tersendiri tiap tahunnya untuk program CSR. Anggaran ini ada karena memang program CSR adalah kegiatan rutin yang dilakukan oleh PT Bukit Asam (Persero), Tbk. tiap tahunnya.

Hal ini sesuai dengan teori yang menjelaskan tahapan fungsi-fungsi manajemen, tahap pertama adalah menetapkan tujuan (objektif) yang hendak diraih, posisi tertentu atau dimensi yang ingin dicapai sesuai dengan perencanaan (statement of organization destination) yang telah diperhitungkan dengan baik oleh pihak-pihak yang terlibat dalam manajemen suatu organisasi bersangkutan. Berikutnya adalah strategi “apa dan bagaimana” yang digunakan dalam perencanaan untuk mencapai suatu tujuan organisasi/lembaga. Kemudian, program kerja (action plan) yang merupakan suatu strategi yang “dijabarkan” dalam langkah-langkah yang telah dijadwalkan (direncanakan semula). Terakhir, yang paling menentukan adalah unsur anggaran (budget) yang sudah dipersiapkan, yang merupakan “dana dan daya”, berfungsi sebagai pendukung khusus yang dialokasikan untuk terlaksananya suatu strategi program kerja Humas/PR.12

 

12

 Rosady Ruslan. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2010 hal 133-135 

Referensi

Dokumen terkait

TEMPAT PELAYANAN di PROVINSI BANTEN S.D FEBRUARI 2012. Provinsi Pandeglang Lebak Tangerang

Jika kita berada pada satu jaringan yang sama denganorang yang mengirim email, atau yang dilalui oleh email, maka kita bisa menyadap email dengan memantau port 25,yaitu port

Ketepatan (berasal dari kata dasar “tepat” yang berarti cocok atau betul) data kita artikan sebagai ketepatan dalam hal waktu pengumpulan, jenis dan macam data,

Pengujian proporsional + integral + derivatif pada PID dilakukan dengan mengganti nilai konstanta dari integral, menggunakan nilai konstanta proporsional +

Selain dari perintah Pasal 43 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20

Setelah menempuh mata kuliah ini, mahasiswa mampu menerapkan dan menguasai konsep dasar analisis survival dalam melakukan inferensi pada bidang ilmu kehidupan

Dipping dengan Menggunakan Larutan Kaporit terhadap Tampilan Total Bakteri dan Derajat Keasaman Susu Sapi Perah” dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai

Dari hasil pre tes yang diperoleh dalam siklus III ini, hanya ada beberapa siswa yang belum tuntas dalam kata lain nilai yang diperoleh siswa belum memenuhi