• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DAN KOMPETENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT INTERNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DAN KOMPETENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT INTERNAL"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DAN KOMPETENSI AUDITOR

TERHADAP KUALITAS AUDIT INTERNAL ( Survey pada Auditor di Inspektorat Kota Tasikmalaya

dan Wilayah Kerjanya)

Deanti Nurfitriani S 103403115

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi deanti_nurfitriani@yahoo.com

ABSTRACT

The research objective to know (1) influence functional position auditor to internal audit quality (2) the influence competence auditor to internal audit quality (3) influence of functional position auditor and competence auditor to internal audit qualityon auditor at Inspektorat Tasikmalaya. Method used in this research is the analysis descriptive method with survey approach. Technique collecting the data is done by research field and literature conducted by interview and questionnaire while literature of the research is the literature related with the problem determined. The result showed that: (1) functional position auditor and competence auditor partially positive and significant influence on internal audit quality (2) functional position auditor and competence auditor simultaneously have a positive and significant impact on internal audit quality.

Keywords: functional position auditor, competence auditor and internal audit quality

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh jabatan fungsional auditor terhadap kualitas audit internal (2) pengaruh kompetensi auditor terhadap kualitas audit internal (3) pengaruh jabatan fungsional auditor dan kompetensi auditor terhadap kualitas audit internal pada auditor di Inspektorat Kota

(2)

Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan survey. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan. Penelitian lapangan dilakukan dengan wawancara, dan kuesioner sedangkan penelitian kepustakaan yaitu dari berbagai literatur yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Hasil penelitian menujukan bahwa (1) jabatan fungsional auditor dan kompetensi auditor secara parsial mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit internal (2) jabatan fungsional auditor dan kompetensi auditor secara simultan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit internal.

Kata kunci : Jabatan Fungsional Auditor, Kompetensi Auditor dan Kualitas Audit Internal

PENDAHULUAN

Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, adil, transparan, dan akuntabel harus disikapi dengan serius dan sistematis. Segenap jajaran penyelenggara negara, baik dalam tataran eksekutif, legislatif, dan yudikatif harus memiliki komitmen bersama untuk menegakkan good governancedan clean government.

Beberapa hal yang terkait dengan kebijakan untuk mewujudkan good governance pada sektor publik antara lain meliputi penetapan standar etika dan perilaku aparatur pemerintah, penetapan struktur organisasi dan proses pengorganisasian yang secara jelas mengatur tentang peran dan tanggung jawab serta akuntabilitas organisasi kepada publik, pengaturan sistem pengendalian organisasi yang memadai, dan pelaporan eksternal yang disusun berdasarkan sistem akuntansi yang sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan.

Kondisi saat ini, masih ada daerah dalam penyelenggaraan pemerintahannya yang belum siap dengan sistem pemerintahan yang baru untuk menyelenggarakan pemerintahan daerah sesuai dengan tatakelola pemerintahan yang baik. Banyak terjadi kasus di sejumlah daerah yang berkaitan dengan masalah korupsi, ketidakberesan, penyalahgunaan wewenang dan jabatan, pelanggaran, dan masih banyak lagi kasus pidana lainnya.

(3)

pengetahuan dan pengalaman. Untuk melakukan tugas pengauditan, auditor memerlukan pengetahuan pengauditan (umum dan khusus) dan pengetahuan mengenai bidang auditing, akuntansi, dan industri klien. Syarat pengauditan pada Standar Auditing, meliputi tiga hal, yaitu : (SA Seksi 150 SPAP, 2001)

1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup.

2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya (kompetensinya) dengan cermat dan seksama.

Selanjutnya, Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (MENPAN) No. Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagaimana yang tercantum dalam diktum kedua menegaskan bahwa standar Audit APIP wajib dipergunakan sebagai acuan bagi seluruh APIP untuk melaksanakan audit sesuai dengan mandat audit masing – masing, dalam rangka peningkatan kualitas auditor pada saat melakukan pemeriksaan.

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 19/1996 lahir sebuah ketetapan baru pada PNS yang bekerja di instansi pemerintah yaitu Jabatan Fungsional Auditor (JFA) dan angka kreditnya. Instansi Pemerintah yang pertama kali menerapkan JFA adalah Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Sebelum lahirnya JFA, di BPKP telah dikenal adanya Pejabat Pengawas Keuangan dan Pembangunan (PKP) yang telah dirintis sejak tahun 1983. Penerapan JFA mulai merambah ke instansi pengawasan lain seperti di lingkungan Inspektorat Jenderal Departemen/LPND pada tahun 2000 dan selanjutnya pada tahun 2003 mulai muncul di lingkungan Badan Pengawasan Daerah (Bawasda). Dengan penerapan JFA tersebut diharapkan akan tercipta profesionalisme di bidang pengawasan.

OBJEK PENELITIAN

Objek penelitian atau sering disebut unit pengamatan sesuatu yang akan menghasilkan karakteristik – karakteristik atau sifat – sifat yang akan menjadi

(4)

perhatian peneliti (Ahmad, Harapan : 2003). Tempat penulis melakukan penelitian serta mendapatkan bahan – bahan yang dibutuhkan dalam penyusunan ini dijadikan sebagai unit analisis atau subjek penelitian. Penulis melakukan penelitian pada auditor pemerintahan di Inspektorat Daerah Kota Tasikmalaya. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian yaitu terdiri dari : 1). Jabatan Fungsional Auditor; 2). Kompetensi Auditor; dan 3). Kualitas Audit Intern.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah (Sugiyono, 2009 : 2).

Prosedur Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan, penulis menggunakan prosedur pengumpulan data sebagai berikut :

a. Penelitian Kepustakaan

Yaitu mengadakan penelitian kepustakaan untuk mendapatkan dasar – dasar teori yang baik melalui literatur yang ada serta bahan perkuliahan yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

b. Penelitian Lapangan

Yaitu pengembangan data mengenai audit sektor publik dan audit internal terhadap kualitas auditor yang ada untuk dijadikan analisa dan ditarik kesimpulan. Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah diperoleh dan dikumpulkan melalui :

1. Wawancara, yaitu cara untuk mendapatkan data dengan mengadakan komunikasi secara langsung terhadap orang – orang yang mengerti objek penelitian.

2. Kuesioner, yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan daftar pertanyaan. Jenis Kuesioner yang akan digunakan adalah kuesioner tertutup, responden dapat memilih jawaban yang telah disediakan.

(5)

UJI KUALITAS DATA

Pengujian Validitas Alat Ukur (Test Of Validity)

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang di gunakan mengukur apa yang perlu di ukur. Suatu alat ukur yang validitasnya tinggi akan mempunyai tingkat kesalahan yang kecil, sehingga data yang terkumpul merupakan data yang memadai.

Jika dari hasil analisis tersebut diperoleh rhitung≥ rtabelpada α = 0,05 maka data tersebut adalah signifikan (valid) berarti layak untuk digunakan dalam pengujian hipotesis. Sebaliknya bila rhitung < rtabel maka data tersebut tidak signifikan (tidak valid) dan tidak dapat diikutsertakan dalam pengujian hipotesis penelitian.

Pengujian Reliabilitas Alat Ukur (Test Of Realibility)

Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah alat pengumpul data yang digunakan konsisten dalam mengungkapkan fenomena tertentu dari sekelompok individu meskipun dilakukan dalam waktu yang berbeda.

Koefisien reliabilitas skala haruslah diusahakan setinggi mungkin, yang besarnya mendekati satu. Dalam menggunakan korelasi Cronbach’s Alpha, keputusan uji reliabelitas ditentukan dengan menggunakan ketentuan jika reliabilitas intern seluruh item (r1) ≥ rtabel (taraf signifikan 5%) maka item instrumen dinyatakan reliabel. Tapi jika reliabilitas intern seluruh item (r1) < rtabel maka instrumen dinyatakan tidak reliabel.

Analisis Regresi Linier Ganda

Dalam penelitian ini analisis regresi linier ganda dimaksudkan untuk memprediksi seberapa besar pengaruh variabel independen, dalam hal ini Jabatan Fungsional Auditor sebagai (X1) dan kompetensi auditor sebagai (X2) terhadap kualitas audit internal (Y).

(6)

Analisis Data dan Rancangan Pengujian Hipotesis Analisis Data

Prinsip pengklasifikasian jawaban responden yaitu berdasarkan jumlah skor tanggapan responden yang diperoleh, kemudian disusun kriteria penilaian terhadap setiap item pertanyaan. Penentuan kriteria penilaian skor jawaban responden didasarkan pada persentase skor yang dicapai terhadap skor yang ditargetkan. Skor yang dicapai diperoleh dari tanggapan responden, sementara skor yang ditargetkan adalah skor maksimum yang mungkin diperoleh dari total keseluruhan responden yang dihitung berdasarkan jumlah kuesioner yang kembali (Sugiyono : 2007).

Pengujian Hipotesis

1. Analisis Koefisien Korelasi Ganda

Analisis korelasi merupakan alat analisis yang digunakan untuk menghitung atau mengukur keeratan hubungan antara variabel yang akan diteliti. Jenis korelasi yang digunakan adalah korelasi pearson.

Untuk mengukur derajat hubungan antara variabel Jabatan Fungsional Auditor (X1) dan variabel kompetensi auditor (X2) terhadap variabel kualitas audit internal (Y), maka dilakukan analisis koefisien korelasi pearson berganda. Korelasi berganda menurut Sugiyono (2009) yaitu “angka yang menunjukan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel secara bersama-sama atau lebih dengan variabel lain”. Adapun rumus korelasi pearson berganda adalah sebagai berikut: 2. Analisis Koefisien Determinasi

Analsis koefesien determinasi merupakan pengkuadratan dari nilai korelasi (r2). Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh independensi dan kompetensi auditor intern terhadap kinerja auditor intern.

3. Uji t

Uji t digunakan dalam pengujian terhadap korelasi dimana dua atau lebih variabel independen berhubungan secara parsial (tidak bersamaan).

4. Uji F

Uji F digunakan dalam pengujian signifikansi terhadap korelasi ganda dimana dua atau lebih variabel independen berhubungan secara simultan (bersamaan) terhadap variabel dependen

(7)

5. Penetapan Tingkat Signifikasi

Taraf signifikasi (α) ditetapkan 5% ini berartikemungkinan kebenaran hasil penarikan kesimpulan mempunyai probabilitas 95% atau toleransi kekeliruan 5%. Taraf signifikasi ini adalah tingkat yang umum digunakan dalam penelitian sosial karena dianggap cukup lekat untuk mewakili hubungan antara variabel-variabel

(8)

PEMBAHASAN

Jabatan Fungsional Auditor dibentuk tahun 1996 dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara 19/1996, dan diterapkan pertama kali di BPKP sebagai bentuk pengembangan lebih lanjut dari Pejabat Pengawas Keuangan dan Pembangunan (PKP) yang telah dirintis sejak tahun 1983 di lingkungan BPKP. Sejalan dengan adanya tuntutan peningkatan profesionalisme di bidang pengawasan, maka pada tahun 2000/2001 JFA juga diterapkan di lingkungan Itjen Dep/LPND. Sedangkan di lingkungan Bawasda Prov/Kab/Kota, penerapan JFA baru mulai tahun 2003/2004.

Menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 40 Tahun 2012 Jabatan Fungsional Auditor Kepegawaian adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak untuk melakukan kegiatan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan peraturan perundang-undangan bidang kepegawaian (wasdalpeg) pada instansi pemerintah pusat dan daerah, sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Internal auditor harus mencerminkan keahlian dan ketelitian professional, seperti yang dikemukakan Hiro Tugiman (2009:27), adalah sebagai berikut : “Kemampuan profesional merupakan tanggung jawab bagian audit internal dan setiap audit internal. Pimpinan audit internal dalam setiap pemeriksaan haruslah menugaskan orang-orang secara bersama atau keseluruhan memiliki pengetahuan, kemampuan dari berbagai disiplin ilmu yang diperlukan untuk melaksanakan pemeriksaan secara tepat dan pantas”.

Internal auditor harus mencerminkan keahlian dan ketelitian professional, seperti yang dikemukakan Hiro Tugiman (2009:27), adalah sebagai berikut : “Kemampuan profesional merupakan tanggung jawab bagian audit internal dan setiap audit internal. Pimpinan audit internal dalam setiap pemeriksaan haruslah menugaskan orang-orang secara bersama atau keseluruhan memiliki pengetahuan, kemampuan dari berbagai disiplin ilmu yang diperlukan untuk melaksanakan pemeriksaan secara tepat dan pantas”.

Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan informasi yang terdapat antara manajer dan para pemegang saham dengan menggunakan pihak luar untuk memberikan pengesahan terhadap laporan

(9)

keuangan. Para penggguna laporan keuangan terutama para pemegang saham akan mengambil keputusan berdasarkan pada laporan yang telah dibuat oleh auditor mengenai pengesahan laporan keuangan suatu perusahaan. Hal ini berarti auditor mempunyai peranan penting dalam pengesahan laporan keuangan suatu perusahaan. Oleh karena itu, kualitas audit merupakan hal penting harus dipertahankan oleh para auditor dalam proses pengauditan.

AAA Financial Accounting Standard Committee (2000) dalam Christiawan (2002:83) menyatakan bahwa :

“kualitas audit ditentukan oleh 2 hal, yaitu kompetensi (keahlian) dan independensi, kedua hal tersebut berpengaruh langsung terhadap kualitas dan secara potensial saling mempengaruhi. Lebih lanjut, persepsi pengguna laporan keuangan atas kualitas audit merupakan fungsi dari persepsi mereka atas independensi dan keahlian auditor”.

HASIL PENGUJIAN DATA PENELITIAN

Hasil pengujian data penelitian diperoleh dari hasil uji validitas dan uji reliabilitas instrument penelitian. Berdasarkan hasil perhitungan product moment pearson dengan menggunakan program aplikasi SPSS 18.0, untuk variabel X1 (Jabatan Fungsional Auditor), variabel X2 (Kompetensi Auditor) dan variabel Y (Kualitas Audit Internal) semua pertanyaan dinyatakan valid karena rhitung > rtabel, yaitu lebih besar dari 0,468. Sedangkan untuk uji reliabiltas semua variabel dikatakan valid karena nilai alfanya mendekati 1.

Jabatan Fungsional Auditor pada Auditor di Inspektorat Kota Tasikmalaya Berdasarkan rekapitulasi uji validitas dan rekapitulasi tanggapan responden mengenai Jabatan Fungsional Auditor menyatakan bahwa auditor di Inspektorat Kota Tasikmalaya yang telah masuk dalam kategori Jabatan Fungsional Auditor merupakan yang telah profesional. Auditor telah mengikuti ujian sertifikasi dan diklat-diklat yang diselenggarakan pemerintah untuk menambah keahlian. Bahkan auditor telah mampu menemukan sekecil apapun penyimpangan yang terjadi pada objek yang diperiksanya sehingga dapat menyajikan laporan audit yang baik, akurat dan berkualitas.

(10)

Kompetensi Auditor pada Auditor di Inspektorat Kota Tasikmalaya

Berdasarkan rekapitulasi uji validitas dan rekapitulasi tanggapan responden mengenai Kompetensi Auditor menyatakan bahwa kompetensi auditor pada auditor di Inspektorat Kota Tasikmalaya itu baik dan menunjang pada kinerja auditor untuk menghasilkan kualitas audit yang baik pula. Dilihat dari pemahaman para auditor terhadap standar auditing yang berlaku dan pengetahuan lainnya yang mereka dapat dari pendidikan formal dan non formal. Faktor lamanya melakukan audit, jumlah klien dan jenis kasus juga akan menambah pengalaman auditor dan menjadi faktor utama untuk melahirkan diri yang lebih berkompeten. Sehingga pelaporan audit yang disajikan oleh orang-orang yang berkompeten akan meyakinkan auditeedan mampu memecahkan masalah yang terjadi.

Kualitas Audit Internal pada Auditor di Inspektorat Kota Tasikmalaya Berdasarkan rekapitulasi uji validitas dan rekapitulasi tanggapan responden mengenai Kualitas Audit Internal menyatakan bahwa Kualitas Audit Internal yang disajikan oleh auditor dari Inspektorat Kota Tasikmalaya sangat baik. Menurut responden dari beberapa OPD di Kota Tasikmalaya sebagai wilayah kerja audior menilai kualitas audit internal yang disajikan auditor sangat akurat. Mereka menilai bahwa laporan selalu disajikan tepat waktu, jelas dan logis. Laporan dari auditor di Inspektorat Kota Tasikmalaya juga selalu memberikan rekomendasi untuk memecahkan masalah atau penyimpangan yang terjadi sesuai dengan temuan-temuan audit. Sehingga OPD pun dapat mengevaluasi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ditemukan auditor tersebut.

Pengaruh Jabatan Fungsional Auditor Secara Parsial Terhadap Kualitas Audit Internal

Untuk mengetahui pengaruh Jabatan Fungsional Auditor secara parsial terhadap Kualitas Audit Internal, maka dilakukan uji hipotesis. Hipotesis yang diajukan adalah Jabatan Fungsional Auditor secara parsial berpengaruh terhadap Kualitas Audit Internal. Untuk menguji hipotesis di atas, maka dilakukan pengolahan atas data hasil penelitian. Dari hasil perhitungan SPSS 16.0 (Tabel Coefficient), diperoleh data mengenai nilai R (Koefisien Korelasi) dan R Square/R2(Koefisien Determinasi). Nilai R menunjukkan besarnya hubungan atau

(11)

korelasi antara Jabatan Fungsional Auditor terhadap Kualitas Audit Internal sebesar 0,547 atau 54,7% dengan kategori sedang (Sugiyono, 2003:216). Sedangkan nilai koefisien determinasi (R2) menunjukkan besarnya pengaruh Jabatan Fungsional Auditor terhadap Kualitas Audit Internal yaitu sebesar 0,300 atau 30%.

Dengan kriteria tolak Ho jika t hitung> t tabel, maka berdasarkan perhitungan SPSS diperoleh nilai t hitung sebesar 2,533. Dengan mengambil taraf signifikansi

α sebesar 5% maka t tabel sebesar 2,120 sehingga t hitung> t tabel( 2,533 > 2,120) dengan tingkat signifikansi 0,023 < 0,05. Dikarenakan t hitung > t tabel dan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka kaidah keputusannya adalah tolak Ho atau terima Ha, artinya Jabatan Fungsional Auditor secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit Internal.

Atas dasar uraian di atas, maka dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa sebuah jabatan akan mempengaruhi kualitas audit yang disajikan. Jabatan yang tinggi dan disyahkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai peraturan perundang-undangan pasti akan menghasilkan laporan yang akurat untuk membantu organisasi dalam memecahkan masalah yang terjadi sehingga semua aktivitas OPD akan berjalan lancar berkat rekomendasi dari auditor.

Dengan demikian Jabatan Fungsional Auditor merupakan salah satu faktor penting dalam mengembangkan kinerja auditor yang baik dalam pelaksanaan proses audit, kemampuan temuan audit, maupun dalam menerapkan sistem atau standar yang telah ditetapkan dalam melakukan pemeriksaan dan dapat menghasilkan hasil audit yang berkualitas.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu, dalam penelitian Moh. Bahrunsyah Lamatenggo, dkk (2011) tentang faktor-faktor kompetensi aparatur Inspektorat yang di dalamnya dibahas mengenai pengaruh sertifikasi Jabatan Fungsional Auditor yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Apabila kinerja auditor baik maka akan menghasilkan kualitas audit yang baik pula.

Pengaruh Kompetensi Auditor Secara Parsial terhadap Kualitas Audit Internal

Untuk mengetahui pengaruh Kompetensi Auditor secara parsial terhadap Kualitas Audit Internal, maka dilakukan uji hipotesis. Hipotesis yang diajukan

(12)

adalah “Kompetensi Auditor berpengaruh secara parsial terhadap Kualitas Audit Internal”. Untuk menguji hipotesis di atas, maka dilakukan pengolahan atas data hasil penelitian. Dari hasil perhitungan SPSS 16.0 (Tabel Coefficient), diperoleh data mengenai nilai R (Koefisien Korelasi) dan R Square/R2 (Koefisien Determinasi). Nilai R menunjukkan besarnya hubungan atau korelasi antara Kompetensi Auditor terhadap Kualitas Audit Internal sebesar 0,527 atau 52,7% dengan kategori sedang (Sugiyono, 2003:216). Sedangkan nilai koefisien determinasi (R2) menunjukkan besarnya pengaruh Kompetensi Auditor terhadap Kualitas Audit Internal yaitu sebesar 0,278 atau 27,8%

Dengan kriteria tolak Ho jika t hitung> t tabel, maka berdasarkan perhitungan SPSS diperoleh nilai t hitungsebesar 2,403. Dengan mengambil taraf signifikansi α

sebesar 5% maka t tabel sebesar 2,120 sehingga t hitung > t tabel (2,403 > 2,120) dengan tingkat signifikansi 0,030 < 0,05. Dikarenakan t hitung > t tabel dan tingkat signifikansi lebih kcil dari 0,05 maka kaidah keputusannya adalah tolak Ho atau terima Ha, artinya Kompetensi Auditor secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit Internal.

Atas dasar uraian di atas, Kompetensi Auditor yang dimiliki auditor dalam suatu organisasi salah satu faktor penting dalam pencapaian kualitas audit internal yang baik. Semakin baik kompetensi auditor tersebut semakin baik dan akurat pula penyajian laporan auditnya. Apabila seorang auditor tidak berkompeten maka kemungkinan akan terjadi salah saji dalam pelaporan audit. Sesuai dengan hasil penelitian terdahulu Christiawan (2002) yang menyatakan bahwa kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

Kompetensi Auditor yang dimiliki seorang auditor dalam sebuah organisasi menjadi hal penting karena kompetensi turut menentukan seberapa baik keterampilan yang dimiliki auditor. Dengan memenuhi standar auditing, kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan, auditor akan lebih mudah menyajikan pelaporan dengan akurat.

Berdasarkan hasil pengujian yang menunjukkan bahwa kemampuan yang dimiliki auditor APIP semakin meningkat maka kualitas hasil pemeriksaan akan semakin meningkat pula. Hasil pengujian ini sekaligus mendukung Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER/05/M.PAN/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah tentang Kompetensi.

(13)

Pengaruh Secara Simultan Jabatan Fungsional Auditor dan Kompetensi Auditor terhadap Kualitas Audit Internal pada Auditor di Inspektorat Kota Tasikmalaya

Untuk mengetahui pengaruh Jabatan Fungsional Auditor dan Kompetensi Auditor secara simultan terhadap Kualitas Audit Internal, maka dilakukan uji atas hipotesis. Hipotesis yang diajukan adalah “Jabatan Fungsional Auditor dan Kompetensi Auditor berpengaruh secara simultan terhadap Kualitas Audit Internal”, yang berarti apabila Jabatan Fungsional Auditor dan Kompetensi Auditor ada dalam diri seorang auditor, maka akan menyebabkan pencapaian Kualitas Audit Internal yang baik pula.

Untuk menguji hipotesis di atas, maka dilakukan pengolahan atas data hasil penelitian. Dari hasil perhitungan SPSS 16.0 (Tabel Coefficient), diperoleh data mengenai nilai R (Koefisien Korelasi) dan R Square/R2 (Koefisien Determinasi). Nilai R menunjukkan besarnya hubungan atau korelasi antara Jabatan Fungsional Auditor dan Kompetensi terhadap Kualitas Audit Internal sebesar 0,698 atau 69,8% dengan kategori kuat (Sugiyono, 2003:216). Sedangkan nilai koefisien determinasi (R2) menunjukkan besarnya pengaruh Jabatan Fungsional Auditor dan Kompetensi Auditor terhadap Kualitas Audit Internal yaitu sebesar 0,487 atau 48,7%. Artinya 48,7% variabilitas variabel Kualitas Audit Internal dipengaruhi secara simultan oleh variabel bebas yang dalam hal ini adalah Jabatan Fungsional Auditor dan Kompetensi Auditor. Pengaruh variabel lainnya (faktor residu) terhadap Kualitas Audit Internal selain Jabatan Fungsional Auditor dan Kompetensi Auditor adalah sebesar 51,2%.

Dengan kriteria tolak Ho jika F hitung > F tabel, maka berdasarkan perhitungan SPSS diperoleh nilai F hitung sebesar 7,126. Dengan mengambil taraf

signifikansi α sebesar 5% maka F tabel sebesar 3,68 sehingga F hitung > F tabel

(7,126 > 3,68) dengan tingkat signifikansi 0,007 yang berarti lebih kecil dari

tingkat α = 0,05. Dikarenakan F hitung > F tabel dan tingkat signifikansi lebih

kecil dari 0,05 maka kaidah keputusannya adalah tolak Ho atau terima Ha, artinya Jabatan Fungsional Auditor dan Kompetensi Auditor secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit Internal. Dengan demikian, apabila Jabatan Fungsional Auditor dan Kompetensi ditanamkan pada diri seorang auditor maka Kualitas Audit Internalnyapun akan baik dan akurat.

(14)

Auditor harus terus –menerus meningkatkan kemampuan/kompetensi dan metedologi audit. Dengan memperbaiki kemampuan dan metedologi audit, auditor dapat meningkatkan kualitas audit dan mempunyai keahlian yang lebih baik untuk menilai ukuran kinerja atau pedoman kerja yang digunakan oleh auditor. Komponen pedoman auditor yang harus ditingkatkan meliputi kemampuan/kompetensi, manajerial dan konseptual yang terkait dengan auditor menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER/05/M.PAN/03/2008.

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai pengaruh Jabatan Fungsional Auditor dan Kompetensi Auditor terhadap Kualitas Audit Internal, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Jabatan Fungsional Auditor pada auditor di Inspektorat Kota Tasikmalaya menunjukkan bahwa auditor tersebut telah menjadi tenaga profesionalisme. Artinya Jabatan Fungsional Auditor telah membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistematis. Kompetensi auditor di Inspektorat Kota Tasikmalaya sekarang ini dikatakan baik karena auditor tersebut memiliki pengetahuan, kemampuan dari berbagai disiplin ilmu yang diperlukan untuk melaksanakan pemeriksaan secara tepat dan pantas sehingga laporan audit akan objektif . Kualitas Audit Internal yang disajikan auditor kepada OPD di Kota Tasikmalaya umumnya sangat akurat. Hal ini terlihat dari interprestasi nilai total jawaban responden mengenai Kualitas Audit Internal dikatakan sangat baik karena auditor melakukan audit dan menyajikan audit tepat waktu, meyakinkan, jelas dan objektif.

2. Berdasarkan uji hipotesis dapat ditarik kesimpulan bahwa Jabatan Fungsional Auditor secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit internal pada auditor di Inspektorat Kota Tasikmalaya. Hal ini terlihat dari interpretasi nilai total jawaban responden menunjukkan kategori sangat baik. Apabila seorang auditor disyahkan sebagai auditor ahli yang dalam hal ini Jabatan Fungsional maka kualitas auditnyapun akan baik dan akurat.

(15)

3. Berdasarkan uji hipotesis dapat ditarik kesimpulan bahwa kompetensi auditor secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit internal pada auditor di Inspektorat Kota Tasikmalaya. Hal ini terlihat dari interpretasi nilai total jawaban responden menunjukkan kategori sangat baik. Apabila kompetensi auditor mendukung setiap aktivitas-aktivitas dalam proses auditing maka akan menunjang untuk menghasilkan kualitas audit yang baik dan akurat. 4. Pengujian secara simultan menunjukkan bahwa, Jabatan Fungsional Auditor

dan kompetensi auditor secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit internal. Artinya apabila seorang auditor memiliki jenjang yang profesional dan berkompeten maka akan menghasilkan laporan audit yang berkualitas baik, jelas dalam menyajikan temuan audit dan memberikan rekomendasi yang baik untuk memecahkan masalah yang terjadi di OPD Kota Tasikmalaya.

Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan di atas, penulis mencoba memberikan saran-saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu sebagai berikut :

1. Bagi Inspektorat

Dilihat dari data kepegawaian Inspektorat diketahui jumlah auditor yang termasuk dalam kategori auditor ahli 8 orang dan auditor terampil 10 orang. Memang lebih banyak auditor yang telah berada dalam jenjang yang lumayan tinggi yaitu pada auditor terampil namun diharapkan semua auditor bisa naik ke jenjang jabatan yang lebih tinggi lagi agar Inspektorat Kota Tasikmalaya dikenal oleh OPD maupun masyarakat bahwa terdapat orang-orang ahli yang berkompeten untuk melakukan proses audit.

Auditor juga harus mengikuti pelatihan-pelatihan untuk lebih meningkatkan profesionalismenya seperti mengikuti diklat-diklat yang telah ditetapkan pemerintah. Disamping taat terhadap Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Permenpan), juga bisa menambah keahlian yang lebih dalam untuk melahirkan diri yang lebih berkompeten.

(16)

Selain itu, walaunpun banyak yang berpendapat bahwa seorang auditor tidak harus berpendidikan S1 Akuntansi namun dalam hal melakukan proses audit harus berpedoman pada standar auditing yang berlaku agar dapat menghasilkan kualitas audit internal yang baik sehingga mampu menemukan sekecil apapun penyimpangan untuk dapat diselesaikan dan ditindaklanjuti juga untuk dapat memberikan rekomendasi kepada OPD dalam menyelesaikan masalah yang terjadi.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian yang dilakukan penulis meliputi pengaruh Jabatan Fungsional Auditor dan kompetensi auditor terhadap kualitas audit internal, untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas audit internal selain Jabatan Fungsional Auditor dan kompetensi auditor sehingga hasil penelitian tersebut dapat diperbandingkan dengan hasil penelitian penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Al Haryono Jusup. 2001. Auditing. Yogyakartaa: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

Amir Abadi Jusuf. 1993. Auditing. Jakarta: Salemba Empat.

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia, 2007. Peraturan BPK-RI No. 1 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN).

Harvita Yulian Ayuningtyas, 2012. Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas, Integritas dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Audit. Jurnal Skripsi. Program Sarjana Universitas Diponegoro Semarang. Hiro Tugiman. 2006.Internal Auditing. Yogyakarta: Kanisius.

Hiro Tugiman. 2006. Standar Profesional Audit Internal. Yogyakarta: Kanisius. Huntoyungo, Siti Badriyah. 2009. Faktor – Faktor Yang Berpengaruh Terhadap

Kualitas Audit. (Studi Pada Inspektorat Daerah Gorontalo). Tesis Ihyaul Ulum. 2009. Audit Sektor Publik. Jakarta: Bumi Aksara.

(17)

Inspektorat Jenderal Kementrian Pertanian. Jabatan Fungsional Auditor (http://itjen.deptan.go.id/index.php/jabatan-fungsional-auditor). Diakses: 28 Maret 2014.

Mariani. Mahasiswa Akuntansi Indonesia. Proposal Pengaruh Kompetensi Terhadap Kualitas Audit Dengan Motivasi Auditor Pada Inspektorat Kolaka Utara (http://anhyfreedom.blogspot.com/2013/01/proposal-pengaruh-kompetensi-terhadap.html). Diakses: 28 Maret 2014.

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. 2008. “Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah.”

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. 2012. “Jabatan Fungsional Auditor Kepegawaian dan Angka Kreditnya”.

Prima Consulting Group. Standar Profesi Audit Internal. ( http://primaconsultinggroup.blogspot.com/2007/05/standar-profesi-audit-internal.html).Diakses: 28 Maret 2014.

Rakata rakata. Standar Audit Internal

(https://www.academia.edu/3797005/Standar_Auditor_Internal). Diakses: 28 Maret 2014.

Ruslan Ashari, 2011. Pengaruh Keahlian, Independensi dan Etika Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Maluku Utara. Jurnal Skripsi. Program Sarjana Universitas Hasanudin Makassar.

Sofyan Antonius. Pola Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor. (jdih.ristek.go.id/?q system/files/dokumentasi/118956574533.pdf ). Diakses: 28 Maret 2014.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed Methods)Bandung: Alfabeta.

Tedi Rustendi. Audit Sektor Publik. Peraturan BPK No 1 2007 Standar

Pemeriksaan Keuangan Negara

(http://tedirustendi32.wordpress.com/tedi-rustendi/audit-sektor-publik/). Diakses: 28 Maret 2014.

Referensi

Dokumen terkait

Komunikasi dalam timbang terima pasien berhubungan dengan proses pemberian/perpindahan informasi spesifik tentang pasien yang bertujuan untuk menjamin kesinambungan

Net Benefit merupakan selisih antara penerimaan dengan biaya produksi yang dinilai dalam satuan rupiah per tahun. Net Benefit usahatani sawi hijau hidroponik yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang tua di Desa Pattiroang berpandangan bahwa pendidikan ekonomi keluarga sangat penting diterapkan kepada anak mereka terutama

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan pihak sekolah dalam menerapkan pendidikan karakter dan untuk mengetahui perilaku sosial

Komponen evaluasi dalam kurikulum ialah memeriksa tingkat ketercapaian tujuan suatu kurikulum dalam proses dan hasil belajar peserta didik yang memiliki peranan penting dalam

[r]

Sehubungan dengan hal tersebut, yang diuraikan pada artikel ini meliputi (1) pembelajaran pada pendidikan anak usia dini , (2) pegembangan potensi bahasa dan

baru dapat diterapkan pasal ini? Jika baru hanya sebahagian saja terwujud, dapatkah pasal ini diterapkan? Pertanyaan- pertanyaan ini erat sekali hubungannya dengan