PENYIMPANGAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA PADA ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB (ILC) DI TV ONE
(KAJIAN PRAGMATIK)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra
Oleh
Sari Uli Octaria Panggabean
NIM 209210027
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan
Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, April 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi penelitian ini diajukan
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana sastra di Jurusan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Unimed. Skripsi
penelitian berjudul “Penyimpangan Prinsip Kesantunan Berbahasa pada Program Indonesia Lawyers Club di TV One: Kajian Pragmatik”
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis sangat mengharapkan berbagai
saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis
juga tak lupa menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri
Medan,
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan,
3. Drs. Syamsul Arif, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia,
4. Drs. Sanggup Barus, M.Pd. selaku Sekretaris Jurusan Bahasa dan
Sastra Indonesia,
5. M. Surif, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Prodi Sastra Indonesia,
6. Drs. Azhar Umar, M.Pd. sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah banyak memberikan arahan, bimbingan, masukan, dan motivasi
dalam penyusunan Skripsi ini,
7. Prof. Dr. Khairil Ansari, M.Pd. Sebagai Dosen Pembimbing Akademik
yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan, masukan, dan
motivasi dalam penyusunan Skripsi ini,
8. Dr. Wisman Hadi, M.Hum. selaku Dosen Pengarah yang telah
memberikan arahan, bimbingan, dan masukan dalam penyusunan
Skripsi ini,
9. Drs. Syahnan Daulay, M.Pd. selaku Dosen Pengarah yang telah
memberikan arahan, bimbingan, dan masukan dalam penyusunan
Skripsi ini,
10.seluruh Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah
memberikan ilmu dan bimbingan selama perkuliahan,
11.teristimewa Ayahanda dan Ibunda tercinta T.S.H. Panggabean dan D.
Hutasoit yang telah banyak berkorban selama perkuliahan dan
penyusunan Skripsi ini, baik secara moril maupun material,
12.seluruh teman-teman seangkatan dan adik-adik stambuk yang telah
membantu dan meringankan beban penulis.
Akhir kata, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan rahmat dan berkat-Nya kepada kita
dan semoga penelitian ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan dalam
khasanah ilmu pengetahuan.
Medan, April 2014
Penulis,
Sari Uli Octaria Panggabean
NIM 209210027
ABSTRAK
Sari Uli Octaria Panggabean. 209210027. Penyimpangan Prinsip Kesantunan Berbahasa pada Acara Indonesia Lawyers Club (ILC) di TV One (Kajian Pragmatik). Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penyimpangan
prinsip kesantunan berbahasa yang dilakukan oleh peserta diskusi pada
acara Indonesia Lawyers Club (ILC) dan memaparkan penyimpangan
prinsip kesantunan berbahasa yang dominan pada acara Indonesia
Lawyers Club (ILC). Metode yang digunakan metodologi kualitatif
deskriptif dengan teknik pengumpulan data adalah teknik simak, pilah,
dan catat. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
menggunakan tabel analisis sedangkan data penelitian ini adalah tuturan
peserta Indonesia Lawyers Club (ILC).
Berdasarkan hasil analisis data, diketahui bahwa, terdapat
penyimpangan prinsip kesantunan berbahasa yang dilakukan oleh peserta
diskusi. Dengan penyimpangan maksim kebijaksanaan berjumlah 20
tuturan dengan persentase 29,85%. Penyimpangan maksim
kedermawanan berjumlah 5 tuturan dengan persentase 7,46%.
Penyimpangan maksim penghargaan berjumlah 25 tuturan dengan
persentase 37,31%. Penyimpangan maksim permufakatan berjumlah 9
dengan persentase 13,43%. Penyimpangan maksim kesederhanaan
berjumlah 3 tuturan dengan persentase 4,47%. Penyimpangan maksim
kesimpatian berjumlah 16 tuturan dengan persentase 23,88%. Di antara
maksim-maksim tersebut, maksim yang paling dominan disimpangkan
adalah maksim penghargaan berjumlah 25 denganpersentase 32,84%.
Karena, peserta diskusi banyak yang menggunakan tuturan langsung
dalam berpendapat, menyanggah dan memberikan kritikan yang
menyinggung perasaan peserta diskusi lain.
Kata kunci : Penyimpangan, Kesantunan Berbahasa, Peserta.
DAFTAR ISI
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN PERTANYAAN PENELITIAN... 7
A. Kajian Teori... 7
1. Pragmatik... 7
2. Prinsip Kesantunan Berbahasa... 9
a. Definisi Kesantunan... 9
b. Kesantunan Berbahasa... 10
c. Bentuk Kesantunan... 13
d. Penggolongan Prinsip Kesantunan Berbahasa... 16
BAB IV HASIL PENELITIAN... 36
A. Hasil Penelitian... 36
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Penyimpang Kesantunan Berbahasa Peserta Indonesia Lawyers Club (ILC)... 36 Tabel 4.2. Penyimpang Kesantunan Berbahasa yang Dominan Dilakukan
Peserta Indonesia Lawyers Club (ILC)... 81
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN Penyimpang Kesantunan Berbahasa Peserta Indonesia Lawyers Club (ILC)... 88
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk
berinteraksi. Menurut Kridalaksana (1993: 21), bahasa adalah sistem lambang
bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk
bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasikan diri. Dalam kehidupan
sehari-hari, manusia pasti menggunakan bahasa untuk berinteraksi satu sama lain. Chaer
dan Agustina (2004:14) menyatakan bahwa fungsi bahasa adalah alat untuk
berinteraksi atau sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan informasi,
perasaan, gagasan ataupun konsep. Selain sebagai alat komunikasi, bahasa juga
berfungsi sebagai alat pengungkap perasaan atau emosi atau disebut fungsi
emotif, bahkan juga sebagai alat penggerak untuk menimbulkan emosi pada orang
lain.
Kehidupan dewasa ini, prinsip kesantunan dalam bahasa Indonesia
tampaknya semakin mewarnai aktivitas berbahasa manusia, baik dalam bahasa
lisan maupun tulisan. Sehubungan dengan hal itu, salah satu hal yang menarik dari
implementasi pemakaian bahasa dilihat dari aspek prinsip kesantunan berbahasa
melalui tindak tutur pada program acara-acara diskusi di stasiun televisi. Diskusi
merupakan sebuah interaksi komunikasi bertukar pendapat antara dua orang atau
lebih untuk memperoleh kesepakatan atau keputusan bersama.
Biasanya komunikasi antara dua orang atau lebih tersebut berupa salah
satu ilmu atau pengetahuan dasar yang akhirnya akan memberikan rasa
pemahaman yang baik dan benar. Diskusi bisa berupa apa saja yang awalnya
disebut topik. Dari topik inilah diskusi berkembang dan diperbincangkan yang
pada akhirnya akan menghasilkan suatu pemahaman dari topik tersebut.
Indonesia Lawyers Club (ILC) merupakan salah satu tayangan diskusi
yang berhasil membuat sebagian penontonnya setia menonton tayangan tersebut.
Indonesia Lawyers Club adalah sebuah program acara talkshow di TV One yang
membahas berbagai topik hangat yang sedang terjadi di Indonesia. Peserta di
acara tersebut bukan orang sembarangan melainkan orang-orang yang memiliki
nama besar di panggung politik, hukum hingga seni dan budaya di Indonesia,
seperti pengacara, anggota parlemen sampai ke tingkat menteri.
Acara Indonesia Lawyers Club (ILC) memberikan wawasan dan
pengetahuan kepada pemirsanya tentang berbagai masalah yang dihadapi bangsa
ini dari sudut pandang yang lebih luas. Namun beberapa bulan terakhir ini,
program dialog yang kerap membahas situasi terkini di Indonesia ini dinilai telah
melanggar aturan penyiaran. Indonesia Media Watch mengatakan, Indonesia
Lawyers Club kerap sekali melanggar aturan penyiaran, terutama pelanggaran
prinsip kesantunan berbahasa. Tuturan yang menyimpang dari prinsip kesantunan
berbahasa yang ada dalam program acara Indonesia Lawyers Club (ILC) salah
satu contohnya dapat dilihat padatayangan 28 Agustus 2012 pukul 19.31 WIB
yang menampilkan adegan salah seorang pesertanya, Indra Sahnun Lubis yang
mengomentari pernyataan Denny Indrayana. Saat itu pembicaraan sedang
membahas komentar Wakil Menteri dengan tema Advokat Koruptor = Koruptor.
"Kalau seperti yang dikatakan Denny ini, pantasnya itu sebagai penjaga
seperti ada gangguan jiwa pada dirinya". Pada situasi tersebut, mereka yang
terlibat dalam situasi pertuturan di acara Indonesia Lawyers Club (ILC),
menganggap bahwa tuturan Pengacara IndraSahnun Lubis merupakan sesuatu
yang dianggap lazim diterima oleh umum. Berdasarkan realita di atas, peneliti
melihat bahwa tindak tutur dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) di TV One
secara leluasa tanpa terikat oleh santun tidak santun bahasa yang dituturkan atau
terlepas dari pelanggaran itu disengaja agar terbentuk ketidaklarasan yang
berujung kepada kesan kelucuan.
Hubungan berinteraksi manusia dan fungsi bahasa di atas, maka
diperlukan aturan-aturan yang mengatur penutur dan lawan tutur agar nantinya
dapat terjalin komunikasi yang baik diantara keduanya. Aturan-aturan tersebut
terlihat pada kajian pragmatik yaitu melalui prinsip kesantunan berbahasa yang
dikemukakan oleh leech (1993:206). Leech (dalam Rahardi, 2005:59-60)
membagi prinsip kesantunan menjadi enam, yakni maksim kebijaksanaan,
maksim kedermawanan, maksim penghargaan, maksim keserdehanaan, maksim
permufakatan dan maksim simpati. Prinsip kesatunan tersebut hadir agar manusia
menggunakan bahasa yang santun dan tidak melakukan kesalahan dalam
berbahasa ketika berkomunikasi dengan manusia lainnya.
Tuturan dikatakan santun atau tidak, sangat tergantung pada ukuran
kesantunan masyarakat penutur bahasa yang dipakai. Tuturan dalam bahasa
Indonesia secara umum sudah dianggap santun jika penutur menggunakan
kata-kata yang tidak menyinggung kepribadian atau mengandung ejekan secara
One, antara peserta kurang saling menghargai. Beberapa di antaranya masih
terlihat kesalahan dalam pemilihan kata dan cara berdiskusi yang santun. Tuturan
yang dipakai terkadang berupa sindiran, ejekan, atau bantahan yang dapat
menyinggung perasaan orang lain. Berdasarkan uraian di atas, peneliti berusaha
mengembangkan sebuah penelitian mengenai “Penyimpangan Prinsip
Kesantunan Berbahasa pada Program Acara Indonesia Lawyers Club (ILC) di
TV One”.
B. Identifikasi Masalah
Penelitian terhadap kesantunan berbahasa dapat di analisis dari dua sisi
berikut:
1. Kesantunan sebagai strategi interaksi.
2. Kesantunan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari bahasa.
Sebagai strategi interaksi, kesantunan berbahasa dilakukan penutur untuk
menjaga martabat diri dan martabat mitra tuturnya dalam satu peristiwa
komunikasi. Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari bahasa, kesantunan lebih
dari sekedar cara penutur memilih strategi interaksi. Dalam konteks ini,
kesantunan merupakan sesuatu yang dilibatkan dalam mempertahankan
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penelitian ini hanya memusatkan
perhatian pada kesantunan berbahasa sebagai strategi interaksi pada tayangan
diskusi Indonesia Lawyers Club (ILC) di TV One pada 13 Maret 2012.
D. Rumusan Masalah
Dari pembatasan masalah di atas, masalah penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1. Penyimpangan prinsip kesantunan berbahasa apa saja yang dilakukan oleh
peserta diskusi pada acara Indonesia Lawyers Club (ILC)?
2. Penyimpangan prinsip kesantunan berbahasa apakah yang dominan dilakukan
peserta diskusi pada acara Indonesia Lawyers Club (ILC)?
E. Tujuan Penelitian
Suatu penelitian pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai melalui
penelitian tersebut, maka tujuan dari penelitian ini berdasarkan rumusan masalah
di atas adalah :
1. Mendeskripsikan penyimpangan prinsip kesantunan berbahasa yang dilakukan
oleh peserta diskusi pada acara Indonesia Lawyers Club (ILC).
2. Memaparkan penyimpangan prinsip kesantunan berbahasa yang dominan pada
acara Indonesia Lawyers Club (ILC).
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat :
1. Bagi peneliti, menambah pengetahuan tentang pragmatif, khususnya mengenai
kajian prinsip kesantunan.
2. Menambah kajian tentang pragmatik, terutama tentang fenomena bahasa,
karena pada saat ini banyak sekali fenomena bahasa yang terjadi di masyarakat.
3. Untuk perkembangan ilmu bahasa khususnya untuk mengembangkan teori
kesantunan.
4. Untuk Public Figure menjadi bahan referensi dalam bertutur di media
elektronik sehingga dalam bertutur mereka dapat memperhatikan prinsip
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Pada bagian ini akan dibahas mengenai simpulan dan saran hasil penelitian
Penyimpangan Prinsip Kesantunan Berbahasa pada Acara Diskusi Indonesia
Lawyers Club (ILC) di TV One.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dibahas di bab IV, diperoleh
kesimpulan sebagai berikut. Penyimpangan prinsip kesantunan pada acara diskusi
Indonesia Lawyers Club (ILC) TV One berupa penyimpangan maksim
kebijaksanaan berjumlah 22 tuturan dengan persentase 32,84%. Penyimpangan
maksim kedermawanan berjumlah 5 tuturan dengan persentase 7,46%.
Penyimpangan maksim penghargaan berjumlah 25 tuturan dengan persentase
37,31%. Penyimpangan maksim permufakatan berjumlah9 dengan persentase
13,43%. Penyimpangan maksim kesederhanaan berjumlah 3 tuturan dengan
persentase 4,47%. Penyimpangan maksim kesimpatian berjumlah 16 tuturan
dengan persentase 23,88%.
Di antara maksim-maksim tersebut, maksim yang paling dominan
disimpangkan adalah maksim penghargaan berjumlah 25 dengan persentase
32,84%. Pada maksim penghargaan, indikator yang paling banyak disimpangkan
adalah peserta diskusi menggunakan tuturan langsung dalam berpendapat,
menyanggah, dan memberikan kritikan menyinggung perasaan peserta diskusi
lainnya.
B. Saran
Penelitian ini bisa dikembangkan lebih lanjut untuk penelitian-penelitian
yang lebih spesifik terhadap kesantunan berbahasa dengan kajian yang menarik,
sampel besar, dan teknik analisis yang lebih mendalam untuk mendapatkan hasil
kajian yang sempurna, diantaranya menganalisis kesantunan berbahasa dalam
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2010. Kesantunan Berbahasa. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.
Dharma, Surya. 2008. Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya. Jakarta: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan TenagaKependidikan Departemen Pendidikan Nasional.
Leech. Geoffrey. 1993. The Principles of Pragmatics, diterjemahkan oleh M.D.D. Oka. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nadar, F.X. 2009. Pragmatik dan Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Parera, Jos Daniel. 1988. Belajar Mengemukakan Pendapat. Jakarta: Erlangga.
Rahardi, R. Kunjana. 2005. Pragmatik, Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Yogyakarta: PT Gelora Aksara Pratama.
Sudaryanto. 1998. Metode Linguistik Bagian Kedua: Metode dan Teknik Pengumpulan Data. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Wijana, I Dewa Putu. 1996. Dasar-dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi.
Zamzani, dkk. 2010. “Pengembangan Alat Ukur Kesantunan Bahasa Indonesia dalam Interaksi Sosial Bersemuka dan Non Bersemuka.” Laporan Penelitian Hibah Bersaing (Tahun Kedua). Yogyakarta: UniversitasNegeri Yogyakarta.