PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, PERILAKU BELAJAR, DAN BUDAYA TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA JURUSAN
AKUNTANSI
DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Disusun Oleh : Inda Rezki Wardhani
B 200 080 010
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
ABSTRAKSI
Akuntansi merupakan jurusan yang banyak diminati mahasiswa. Rata-rata mahasiswa memilih jurusan akuntansi, didorong oleh keinginan mereka untuk menjadi profesional di bidang akuntansi (Basuki dalam Ariani, 2004). Mereka berusaha untuk dapat memahami dan menafsirkan tentang akuntansi, serta berusaha untuk meningkatkan kemampuan yang berkualitas.
Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 100 mahasiswa. Metode pengambilan sampel dengan menggunakan metode convenience sampling yaitu pengumpulan informasi dari anggota populasi yang dengan senang hati bersedia memberikannya. Alat analisa data yang digunakan dalam penelitian adalah regresi linier berganda.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kecerdasan emosional, perilaku belajar dan budaya berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntasi ditunjukkan dengan nilai Fhitung > Ftabel (10,937 > 2,76) dan nilai probabilitas sebesar 0,000 < 0,05. Kecerdasan
emosioanl berpengaruh secara signifikan terhadap pemahaman akuntansi ditunjukkan dengan nilai thitung > ttabel (2,801 > 1,985) dan nilai probabilitas < 0,05 (taraf signifikansi 5%). Perilaku
belajar berpengaruh secara signifikan terhadap pemahaman akuntasi ditunjukkan dengan nilai thitung < ttabel (3,282 > 1,985) dan nilai probabilitas < 0,05 (taraf signifikansi 5%). Budaya
berpengaruh secara signifikan terhadap pemahaman akuntasi ditunjukkan dengan nilai thitung <
ttabel (2,249 > 1,985) dan nilai probabilitas < 0,05 (taraf signifikansi 5%).
I. PENDAHULUAN
Akuntansi merupakan jurusan yang banyak diminati mahasiswa. Rata-rata mahasiswa memilih jurusan akuntansi, didorong oleh keinginan mereka untuk menjadi profesional di bidang akuntansi (Basuki dalam Ariani, 2004). Mereka berusaha untuk dapat memahami dan menafsirkan tentang akuntansi, serta berusaha untuk meningkatkan kemampuan yang berkualitas.
Banyaknya teknologi yang berkembang saat ini seperti internet, komputerisasi, dan sebagainya sangat memudahkan seorang mahasiswa dalam mengembangkan ilmu pengetahuannya. Namun, teknologi yang semakin berkembang tersebut bukanlah jaminan bagi dunia pendidikan untuk berhasil dan mencapai hasil yang maksimal. Hal ini sangat tergantung dari konsistensi dunia pendidikan di Indonesia itu sendiri. Salah satu faktor yang dapat mendukung keberhasilan pendidikan tinggi adalah sikap dan mental mahasiswa dalam mengembangkan kepribadiannya. Kemampuan untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa pada masa sekarang ini lebih dikenal dengan istilah emotional quotient (EQ) atau kecerdasan emosional.
Mahasiswa dituntut tidak hanya mempunyai keterampilan teknis tetapi
juga memiliki daya dan kerangka pikir serta sikap mental dan kepribadian tertentu
sehingga mempunyai wawasan yang luas dalam menghadapi masalah-masalah di
dunia. Oleh karena itu, secara tidak langsung mahasiswa akan belajar untuk
mengelola kecerdasan emosional secara baik dan menggunakan perilaku belajar
yang baik dalam peningkatan pemahaman akuntansi.
menghadapi ujian pun amat sangat penting peranannya dalam mendukung program development country (Hariyoga dan Suprianto, 2011). Selain kecerdasan emosional dan perilaku belajar, budaya juga merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat pemahaman akuntansi.
Tujuan Penelitian ini adalah menguji pengaruh antara kcerdasan emosional, perilaku belajar dan budaya terhadap tingkat pemahaman akuntansi. II. LANDASAN TEORI
1. Kecerdasan Emosional
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) dalam Hariyoga dan Suprianto (2011) mendefinisikan emosi sebagai luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat serta keadaan dan reaksi psikologi dan fisiologis seperti kegembiraan, kesedihan, keharuan dan kecintaan. Goleman (2003) menganggap emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan yang biologis dan psikologis serta serangkaian kecenderungan untuk bertindak. 2. Perilaku Belajar
Belajar merupakan salah satu konsep menarik dalam teori-teori psikologi dan pendidikan, sehingga para ahli memberi bermacam-macam pengertian mengenai belajar. Belajar merupakan kegiatan individual, kegiatan yang dipilih secara sadar karena seseorang mempunyai tujuan individual tertentu (Suwardjono, 1991).
3. Budaya
1980:25). Setiap kelompok manusia memiliki norma-normanya sendiri, yang terdiri dari karakteristik umum, seperti sistem nilai yang diadopsi oleh mayoritas konstituen.
III. METODE PENELITIAN 1. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Dalam penelitian ini mengambil populasi mahasiswa akuntansi tingkat akhir di Universitas Muhammadiyah Surakarta, yaitu angkatan tahun 2007, 2008,dan 2009.
b. Sampel
Sampel penelitian ini diambil dari mahasiswa akuntansi tingkat akhir angkatan tahun 2007, 2008, dan 2009. Sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 100 responden.
2. Metode Pengambilan Sampel
Cara pengambilan sampel menggunakan probability sampling, disebut juga dengan metode pemilihan sampel secara acak (randomly sampling method) (Indriantoro dan Supomo, 1999:120). Metode ini berupa convenience sampling. Berdasarkan hasil survey pada BAA di UMS tahun 2012 jumlah populasi total sebesar 868 orang. Berdasar hasil survei tersebut maka peneliti mendistribusikan 100 kuesioner, jumlah tersebut dapat mewakili mahasiswa jurusan akuntansi.
Jumlah sampel mahasiswa didapatkan dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut :
2
1 Ne
N n
Keterangan :
n : ukuran sampel N : ukuran populasi
e : kemungkinan ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir (e = 10%).
3. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode survei, dimana alat pengumpulan data yang pokok dari sumber primer yaitu: kuesioner, studi pustaka, dan dokumentasi.
4. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Berdasarkan masalah dan hipotesis yang akan diuji, maka variabel-variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
a. Variabel Independen 1) Kecerdasan Emosional 2) Perilaku Belajar 3) Budaya
b. Variabel Dependen
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemahaman akuntansi. Menurut American Accounting Association (AAA) dalam Amsi Amalia Lutfi (2007) mendefinisikan akuntansi sebagai “suatu proses pengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penelitian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut”.
Tingkat pemahaman akuntansi ditentukan berdasarkan IPK mata kuliah akuntansi pengantar 1, akuntansi pengantar 2, akuntansi keuangan menengah 1, akuntansi keuangan menengah 2, akuntansi keuangan lanjutan, pengauditan 1, pengauditan 2, dan teori akuntansi. Mata kuliah tersebut merupakan mata kuliah yang didalamnya menggambarkan akuntansi secara umum. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel tingkat pemahaman akuntansi adalah dengan kuesioner.
5. Metode Analisis Data
a. Uji kualitas pengumpulan data
Untuk menguji data yang diperoleh digunakan 2 teknik yaitu: 1) Uji Validitas
2) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya, untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya berupa skala bertingkat (rating scala) dapat juga dengan menggunakan teknik cronbach alpha.
b. Uji Asumsi Klasik 1) Uji Normalitas
Kenormalan data diperlukan untuk menguji keselerasan akan kepastian data yang dipeloleh pengujian normalitas fapat dilakukan dengan SPSS.Uji normalitas menggunakan kolmogarovsmirnov (K-S).
Hasil dari uji normalitas:
Nilai signifikan < 0,05 maka ho ditolak, hal ini berarti bahwa data tidak berdistribusi normal. Nilai signifikan > 0,05 maka Ho diterima, hal ini berarti bahwa data berdistribusi normal.
2) Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain-lain. Hasil analisis terhadap asumsi normalitas dengan uji scatterplot menunjukan bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan hal ini menunjukan bahwa residual terdistribusi secara normal.
3) Uji Mutikolinearitas
VIF (Variance Inflation Foctor) atau nilai kolerasi. Menurut Ghozali (2001 : 63) mutikolinearitas terjadi jika VIF di atas nilai 10 atau toleransi value di bawah 0,10.
4) Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah adanya korelasi antara data pada suatu waktu tertentu dengan nilai data tersebut pada satu periode sebelumnya atau lebih pada data runtut waktu. Pengujian uji DW (Durbin Watson) untuk mendeteksi adanya korelasi antar error, maka nilai DW diharapkan berada disektor angka 2 (dari 1,5 sampai 2,5) Setiaji (2004 : 13).
c. Pengujian Hipotesis 1) Analisis Regresi Berganda
Analisis yang digunakan untuk menemukan atau mengetahui persamaan regresi yang menunjukkan hubungan antar variabel dependen (Pemahaman Akuntansi) dengan variabel independen (Kecerdasan Emosional, Perilaku Belajar, dan Budaya) secara umum.
Rumus regresi berganda yaitu: Y= βo + βı Xı + β2 X2+β3 X3
Keterangan :
Y = Pemahaman Akuntansi
X1 = Variabel Kecerdasan Emosional
X2 = Variabel Perilaku Belajar
2) Uji Hipotesis
Untuk mengetahui keakuratan model yang digunakan, maka digunakan pengujian hipotesis sebagai berikut:
a) Uji F
Uji F bertujuan untuk menentukan signifikansi variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Dengan α :5% , Bila F sig < α Berarti semua variabel independen signifikan terhadap variabel dependen. Apabila F sig > α maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan antar variabel independen dengan variabel dependen.
b) Uji t
Uji t dilakukan untuk melihat signifikansi variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Dengan α: 5% , bila t sig < α berarti variabel tersebut signifikan artinya terdapat pengaruh yang nyata antara variabel independen bersangkutan dengan variabel dependen atau sebaliknya bila t sig > α berarti variabel tersebut tidak signifikan
IV. Hasil Penelitian
a. Hipotesis Pertama
H1= Hasil perhitungan diketahui bahwa thitung > ttabel (2,801 > 1,985) dan nilai
probabilitas < 0,05 (taraf signifikansi 5%), maka untuk variabel kecerdasan emosional hipotesis H1 diterima artinya bahwa kecerdasan emosional
Dalam mengasah kecerdasan emosional pada diri seseorang mahasiswa, maka perlu dibiasakan untuk menghadapi tantangan untuk mengatasi masalah sehingga dalam memahami suatu hal akan menjadi pengalaman dan lebih baik.
Konsistensi dengan Penelitian Terdahulu:
Ike Nuraeni (2008) mengadakan penelitian mengenai pengaruh kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual, dan kepercayaan diri terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Penelitian mengambil lingkup mahasiswa akuntansi pada perguruan tinggi di Surakarta. Hasi penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual, dan kepercayaan diri berpengaruh positif terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
b. Hipotesis Kedua
H2= Hasil perhitungan diketahui bahwa thitung < ttabel (3,282 > 1,985) dan nilai
probabilitas < 0,05 (taraf signifikansi 5%), maka untuk variabel perilaku belajar hipotesis H2 diterima artinya bahwa perilaku belajar berpengaruh
secara signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
Perilaku belajar pada seorang mahasiswa sangat mempengaruhi tingkat pemahaman materi yang dipelajari, misal perilaku belajar yang dijalankan melakukan persiapan bahan kuliah sebelum kuliah dimulai. Ini sangat bermanfaat sekali karena sebelum dimulai dia sudah sedikit banyak tahu tentang materi yang akan diajarkan.
Septian Hariyoga dan Edy Suprianto (2011) mengadakan penelitian tentang pengaruh kecerdasan emosional, perilaku belajar, dan budaya terhadap tingkat pemahaman akuntansi dengan kepercayaan diri sebagai variabel moderasi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut : Pertama, ada pengaruh positif secara signifikan antara kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Kedua, ada pengaruh positif secara signifikan antara perilaku belajar terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Ketiga, tidak ada pengaruh positif secara signifikan antara budaya terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Keempat, variabel kepercayaan diri bukan merupakan variabel moderating antara kecerdasan emosional dengan tingkat pemahaman akuntansi. Kelima, variabel kepercayaan diri merupakan variabel moderating antara perilaku belajar dengan tingkat pemahaman akuntansi. Keenam, variabel kepercayaan diri bukan merupakan variabel moderating antara budaya dengan tingkat pemahaman akuntansi.
c. Hipotesis Ketiga
H3= Hasil perhitungan diketahui bahwa thitung < ttabel (2,249 > 1,985) dan nilai
probabilitas < 0,05 (taraf signifikansi 5%), maka untuk variabel budaya hipotesis H3 diterima artinya bahwa budaya kepemimpinan berpengaruh
secara signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
memahami suatu materi akan menjadi optimal karena lingkungannya mendukung mahasiswa melakukan hal tersebut.
Konsistensi dengan Penelitian Terdahulu:
Septian Hariyoga dan Edy Suprianto (2011) mengadakan penelitian tentang pengaruh kecerdasan emosional, perilaku belajar, dan budaya terhadap tingkat pemahaman akuntansi dengan kepercayaan diri sebagai variabel moderasi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut : Pertama, ada pengaruh positif secara signifikan antara kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Kedua, ada pengaruh positif secara signifikan antara perilaku belajar terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Ketiga, tidak ada pengaruh positif secara signifikan antara budaya terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Keempat, variabel kepercayaan diri bukan merupakan variabel moderating antara kecerdasan emosional dengan tingkat pemahaman akuntansi. Kelima, variabel kepercayaan diri merupakan variabel moderating antara perilaku belajar dengan tingkat pemahaman akuntansi. Keenam, variabel kepercayaan diri bukan merupakan variabel moderating antara budaya dengan tingkat pemahaman akuntansi.
V. Simpulan dan Saran 1. Simpulan
a. Kecerdasan emosional berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi ditunjukkan dengan nilai thitung > ttabel (2,801 > 1,985) dan nilai probabilitas
b. Perilaku belajar berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi ditunjukkan dengan nilai thitung > ttabel (3,282 > 1,985) dan nilai probabilitas
< 0,05 (taraf signifikansi 5%).
c. Budaya berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi ditunjukkan dengan nilai thitung > ttabel (2,249 > 1,985) dan nilai probabilitas < 0,05
(taraf signifikansi 5%).
d. Kecerdasan emosional, perilaku belajar dan budaya secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi Ditunjukkan dengan nilai Fhitung > Ftabel (10,937 > 2,76) dan nilai probabilitas sebesar 0,000 < 0,05.
2. Saran
a. Melihat dari hasil penelitian bahwa tingkat pemahaman akuntansi dapat dipengaruhi oleh faktor kecerdasan emosional, perilaku belajar dan budaya, oleh karena itu sebagai tenaga pengajar diharuskan untuk lebih berperan dalam membimbing serta membina mahasiswanya dalam upaya meningkatkan prestasi pada mata kuliah tersebut.
c. Disarankan peneliti selanjutnya dapat memperluas daerah penelitiannya serta mengembangkan variabel penelitannya agar hasil yang dicapai dapat lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Amsi Amalia Lutfi. 2007. Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi. Skripsi Fakultas Ekonomi. Universitas Islam Sultan Agung. Semarang (tidak dipublikasikan).
Ariani, Dorothea Wahyu. 2004. Pengendalian Kualitas Statistik. Penerbit Andi. Yogyakarta. Calhoun, J.F. dan Acocella, J.R. Alih bahasa oleh RS. Satmoko. (1995). Psikologi tentang
Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan. Semarang: IKIP Semarang Press.
Damayanti, Titien. 2010. Pengaruh Pendidikan Tinggi Akuntansi Terhadap Kecerdasan Emosional Dengan On-The Job Training Sebagai Variabel Moderating. SNA XIII. Purwokerto.
Dwijayanti, Arie Pangestu. 2009. Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spiritual, dan Kecerdasan Sosial terhadap Pemahaman Akuntansi. Skripsi. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS, Badan Penerbit: Universitas Diponegoro, Semarang.
Goleman, Daniel. 2000. Emotional Intelegence (Kecerdasan Emosional). Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Umum.
Gujarati, Damodar. 2003 . Ekonometrika Dasar Edisi Kedua, Jakarta : Erlangga.
Hanifah, Syukriy Abdullah. 2001. Pengaruh Perilaku Belajar Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Akuntansi, Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi, Volume 1, No. 3, 63-86.
Hariyoga, Septian dan Suprianto, Edy. 2011. Pengaruh Kecerdasan Emosional, Perilaku Belajar, Dan Budaya Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Dengan Kepercayaan Diri Sebagai Variabel Pemoderasi. SNA XIV. Aceh.
Hofstede, Geert, 1980. Culure’s Consequences, International Differences In Work Related Values, Sage Publications, Beverly Hills, London.
Indriantoro dkk,. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi Pertama BPFe. Yogyakarta.
Maslahah, Ratna Eka. 2007. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Dengan Kepercayaan Diri. Skripsi, tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.
Nuraeni, Ike, 2008. Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, dan Kepercayaan Diri Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi (Studi Kasus Perguruan Tinggi Se Surakarta). Skripsi. Surakarta.
Nurna Aziza dan Rissyo Melandy R.M. 2006. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi, Kepercayaan Diri Sebagai Variabel Pemoderasi. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang.
Santi, Setiawan. Tjun tjun, Lauw dan Setiana, Sinta. 2009. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Pemahaman Akuntansi Dilihat dari Perspektif Gender. Jurnal Akuntansi Vol.1 No.2 November 2009:101-118.
S. Munawir. 2004. Analisa Laporan Keuangan (Edisi Keempat). Yogyakarta : Liberty.
Sar’i, Muhammad. SE. Irsadsyah, muhammad, dan Djamil, Nasrullah. 2010. Analisis Tingkat Pemahaman Mahasiswa Akuntansi Terhadap Konsep Dasar Akuntansi. SNA XIII. Purwokerto.
Shapiro,E.L. 2003. Mengajarkan Emotional Intelegence Pada Anak. Jakarta: Gramedia.
Sriwardany, SE.MSi. Pengaruh Perilaku Belajar Mahasiswa Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi. Skripsi. (tidak dipublikasikan).
Suryaningrum dkk,. 2004. Pengaruh Pendidikan Tinggi Akuntansi Terhadap Kecerdasan Emosional Mahasiswa. SNA VII. Denpasar. Bali.
Suwardjono (1991), Perilaku Belajar di Perguruan Tinggi, Jurnal Akuntansi, edisi Maret, Yogyakarta: STIE YKPN.