• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, PERILAKU BELAJAR, DAN BUDAYA TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA JURUSAN Pengaruh Kecerdasan Emosional, Perilaku Belajar, Dan Budaya Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Pada Mahasiswa Jurusan Akuntansi Di U

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, PERILAKU BELAJAR, DAN BUDAYA TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA JURUSAN Pengaruh Kecerdasan Emosional, Perilaku Belajar, Dan Budaya Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Pada Mahasiswa Jurusan Akuntansi Di U"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, PERILAKU BELAJAR, DAN BUDAYA TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA JURUSAN

AKUNTANSI

DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun Oleh : Inda Rezki Wardhani

B 200 080 010

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

ABSTRAKSI

Akuntansi merupakan jurusan yang banyak diminati mahasiswa. Rata-rata mahasiswa memilih jurusan akuntansi, didorong oleh keinginan mereka untuk menjadi profesional di bidang akuntansi (Basuki dalam Ariani, 2004). Mereka berusaha untuk dapat memahami dan menafsirkan tentang akuntansi, serta berusaha untuk meningkatkan kemampuan yang berkualitas.

Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 100 mahasiswa. Metode pengambilan sampel dengan menggunakan metode convenience sampling yaitu pengumpulan informasi dari anggota populasi yang dengan senang hati bersedia memberikannya. Alat analisa data yang digunakan dalam penelitian adalah regresi linier berganda.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kecerdasan emosional, perilaku belajar dan budaya berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntasi ditunjukkan dengan nilai Fhitung > Ftabel (10,937 > 2,76) dan nilai probabilitas sebesar 0,000 < 0,05. Kecerdasan

emosioanl berpengaruh secara signifikan terhadap pemahaman akuntansi ditunjukkan dengan nilai thitung > ttabel (2,801 > 1,985) dan nilai probabilitas < 0,05 (taraf signifikansi 5%). Perilaku

belajar berpengaruh secara signifikan terhadap pemahaman akuntasi ditunjukkan dengan nilai thitung < ttabel (3,282 > 1,985) dan nilai probabilitas < 0,05 (taraf signifikansi 5%). Budaya

berpengaruh secara signifikan terhadap pemahaman akuntasi ditunjukkan dengan nilai thitung <

ttabel (2,249 > 1,985) dan nilai probabilitas < 0,05 (taraf signifikansi 5%).

(4)

I. PENDAHULUAN

Akuntansi merupakan jurusan yang banyak diminati mahasiswa. Rata-rata mahasiswa memilih jurusan akuntansi, didorong oleh keinginan mereka untuk menjadi profesional di bidang akuntansi (Basuki dalam Ariani, 2004). Mereka berusaha untuk dapat memahami dan menafsirkan tentang akuntansi, serta berusaha untuk meningkatkan kemampuan yang berkualitas.

Banyaknya teknologi yang berkembang saat ini seperti internet, komputerisasi, dan sebagainya sangat memudahkan seorang mahasiswa dalam mengembangkan ilmu pengetahuannya. Namun, teknologi yang semakin berkembang tersebut bukanlah jaminan bagi dunia pendidikan untuk berhasil dan mencapai hasil yang maksimal. Hal ini sangat tergantung dari konsistensi dunia pendidikan di Indonesia itu sendiri. Salah satu faktor yang dapat mendukung keberhasilan pendidikan tinggi adalah sikap dan mental mahasiswa dalam mengembangkan kepribadiannya. Kemampuan untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa pada masa sekarang ini lebih dikenal dengan istilah emotional quotient (EQ) atau kecerdasan emosional.

Mahasiswa dituntut tidak hanya mempunyai keterampilan teknis tetapi

juga memiliki daya dan kerangka pikir serta sikap mental dan kepribadian tertentu

sehingga mempunyai wawasan yang luas dalam menghadapi masalah-masalah di

dunia. Oleh karena itu, secara tidak langsung mahasiswa akan belajar untuk

mengelola kecerdasan emosional secara baik dan menggunakan perilaku belajar

yang baik dalam peningkatan pemahaman akuntansi.

(5)

menghadapi ujian pun amat sangat penting peranannya dalam mendukung program development country (Hariyoga dan Suprianto, 2011). Selain kecerdasan emosional dan perilaku belajar, budaya juga merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat pemahaman akuntansi.

Tujuan Penelitian ini adalah menguji pengaruh antara kcerdasan emosional, perilaku belajar dan budaya terhadap tingkat pemahaman akuntansi. II. LANDASAN TEORI

1. Kecerdasan Emosional

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) dalam Hariyoga dan Suprianto (2011) mendefinisikan emosi sebagai luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat serta keadaan dan reaksi psikologi dan fisiologis seperti kegembiraan, kesedihan, keharuan dan kecintaan. Goleman (2003) menganggap emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan yang biologis dan psikologis serta serangkaian kecenderungan untuk bertindak. 2. Perilaku Belajar

Belajar merupakan salah satu konsep menarik dalam teori-teori psikologi dan pendidikan, sehingga para ahli memberi bermacam-macam pengertian mengenai belajar. Belajar merupakan kegiatan individual, kegiatan yang dipilih secara sadar karena seseorang mempunyai tujuan individual tertentu (Suwardjono, 1991).

3. Budaya

(6)

1980:25). Setiap kelompok manusia memiliki norma-normanya sendiri, yang terdiri dari karakteristik umum, seperti sistem nilai yang diadopsi oleh mayoritas konstituen.

III. METODE PENELITIAN 1. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Dalam penelitian ini mengambil populasi mahasiswa akuntansi tingkat akhir di Universitas Muhammadiyah Surakarta, yaitu angkatan tahun 2007, 2008,dan 2009.

b. Sampel

Sampel penelitian ini diambil dari mahasiswa akuntansi tingkat akhir angkatan tahun 2007, 2008, dan 2009. Sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 100 responden.

2. Metode Pengambilan Sampel

Cara pengambilan sampel menggunakan probability sampling, disebut juga dengan metode pemilihan sampel secara acak (randomly sampling method) (Indriantoro dan Supomo, 1999:120). Metode ini berupa convenience sampling. Berdasarkan hasil survey pada BAA di UMS tahun 2012 jumlah populasi total sebesar 868 orang. Berdasar hasil survei tersebut maka peneliti mendistribusikan 100 kuesioner, jumlah tersebut dapat mewakili mahasiswa jurusan akuntansi.

Jumlah sampel mahasiswa didapatkan dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut :

2

1 Ne

N n

(7)

Keterangan :

n : ukuran sampel N : ukuran populasi

e : kemungkinan ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir (e = 10%).

3. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode survei, dimana alat pengumpulan data yang pokok dari sumber primer yaitu: kuesioner, studi pustaka, dan dokumentasi.

4. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Berdasarkan masalah dan hipotesis yang akan diuji, maka variabel-variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

a. Variabel Independen 1) Kecerdasan Emosional 2) Perilaku Belajar 3) Budaya

(8)

b. Variabel Dependen

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemahaman akuntansi. Menurut American Accounting Association (AAA) dalam Amsi Amalia Lutfi (2007) mendefinisikan akuntansi sebagai “suatu proses pengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penelitian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut”.

Tingkat pemahaman akuntansi ditentukan berdasarkan IPK mata kuliah akuntansi pengantar 1, akuntansi pengantar 2, akuntansi keuangan menengah 1, akuntansi keuangan menengah 2, akuntansi keuangan lanjutan, pengauditan 1, pengauditan 2, dan teori akuntansi. Mata kuliah tersebut merupakan mata kuliah yang didalamnya menggambarkan akuntansi secara umum. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel tingkat pemahaman akuntansi adalah dengan kuesioner.

5. Metode Analisis Data

a. Uji kualitas pengumpulan data

Untuk menguji data yang diperoleh digunakan 2 teknik yaitu: 1) Uji Validitas

(9)

2) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya, untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya berupa skala bertingkat (rating scala) dapat juga dengan menggunakan teknik cronbach alpha.

b. Uji Asumsi Klasik 1) Uji Normalitas

Kenormalan data diperlukan untuk menguji keselerasan akan kepastian data yang dipeloleh pengujian normalitas fapat dilakukan dengan SPSS.Uji normalitas menggunakan kolmogarovsmirnov (K-S).

Hasil dari uji normalitas:

Nilai signifikan < 0,05 maka ho ditolak, hal ini berarti bahwa data tidak berdistribusi normal. Nilai signifikan > 0,05 maka Ho diterima, hal ini berarti bahwa data berdistribusi normal.

2) Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain-lain. Hasil analisis terhadap asumsi normalitas dengan uji scatterplot menunjukan bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan hal ini menunjukan bahwa residual terdistribusi secara normal.

3) Uji Mutikolinearitas

(10)

VIF (Variance Inflation Foctor) atau nilai kolerasi. Menurut Ghozali (2001 : 63) mutikolinearitas terjadi jika VIF di atas nilai 10 atau toleransi value di bawah 0,10.

4) Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah adanya korelasi antara data pada suatu waktu tertentu dengan nilai data tersebut pada satu periode sebelumnya atau lebih pada data runtut waktu. Pengujian uji DW (Durbin Watson) untuk mendeteksi adanya korelasi antar error, maka nilai DW diharapkan berada disektor angka 2 (dari 1,5 sampai 2,5) Setiaji (2004 : 13).

c. Pengujian Hipotesis 1) Analisis Regresi Berganda

Analisis yang digunakan untuk menemukan atau mengetahui persamaan regresi yang menunjukkan hubungan antar variabel dependen (Pemahaman Akuntansi) dengan variabel independen (Kecerdasan Emosional, Perilaku Belajar, dan Budaya) secara umum.

Rumus regresi berganda yaitu: Y= βo + βı Xı + β2 X2+β3 X3

Keterangan :

Y = Pemahaman Akuntansi

X1 = Variabel Kecerdasan Emosional

X2 = Variabel Perilaku Belajar

(11)

2) Uji Hipotesis

Untuk mengetahui keakuratan model yang digunakan, maka digunakan pengujian hipotesis sebagai berikut:

a) Uji F

Uji F bertujuan untuk menentukan signifikansi variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Dengan α :5% , Bila F sig < α Berarti semua variabel independen signifikan terhadap variabel dependen. Apabila F sig > α maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan antar variabel independen dengan variabel dependen.

b) Uji t

Uji t dilakukan untuk melihat signifikansi variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Dengan α: 5% , bila t sig < α berarti variabel tersebut signifikan artinya terdapat pengaruh yang nyata antara variabel independen bersangkutan dengan variabel dependen atau sebaliknya bila t sig > α berarti variabel tersebut tidak signifikan

IV. Hasil Penelitian

a. Hipotesis Pertama

H1= Hasil perhitungan diketahui bahwa thitung > ttabel (2,801 > 1,985) dan nilai

probabilitas < 0,05 (taraf signifikansi 5%), maka untuk variabel kecerdasan emosional hipotesis H1 diterima artinya bahwa kecerdasan emosional

(12)

Dalam mengasah kecerdasan emosional pada diri seseorang mahasiswa, maka perlu dibiasakan untuk menghadapi tantangan untuk mengatasi masalah sehingga dalam memahami suatu hal akan menjadi pengalaman dan lebih baik.

Konsistensi dengan Penelitian Terdahulu:

Ike Nuraeni (2008) mengadakan penelitian mengenai pengaruh kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual, dan kepercayaan diri terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Penelitian mengambil lingkup mahasiswa akuntansi pada perguruan tinggi di Surakarta. Hasi penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual, dan kepercayaan diri berpengaruh positif terhadap tingkat pemahaman akuntansi.

b. Hipotesis Kedua

H2= Hasil perhitungan diketahui bahwa thitung < ttabel (3,282 > 1,985) dan nilai

probabilitas < 0,05 (taraf signifikansi 5%), maka untuk variabel perilaku belajar hipotesis H2 diterima artinya bahwa perilaku belajar berpengaruh

secara signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi.

Perilaku belajar pada seorang mahasiswa sangat mempengaruhi tingkat pemahaman materi yang dipelajari, misal perilaku belajar yang dijalankan melakukan persiapan bahan kuliah sebelum kuliah dimulai. Ini sangat bermanfaat sekali karena sebelum dimulai dia sudah sedikit banyak tahu tentang materi yang akan diajarkan.

(13)

Septian Hariyoga dan Edy Suprianto (2011) mengadakan penelitian tentang pengaruh kecerdasan emosional, perilaku belajar, dan budaya terhadap tingkat pemahaman akuntansi dengan kepercayaan diri sebagai variabel moderasi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut : Pertama, ada pengaruh positif secara signifikan antara kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Kedua, ada pengaruh positif secara signifikan antara perilaku belajar terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Ketiga, tidak ada pengaruh positif secara signifikan antara budaya terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Keempat, variabel kepercayaan diri bukan merupakan variabel moderating antara kecerdasan emosional dengan tingkat pemahaman akuntansi. Kelima, variabel kepercayaan diri merupakan variabel moderating antara perilaku belajar dengan tingkat pemahaman akuntansi. Keenam, variabel kepercayaan diri bukan merupakan variabel moderating antara budaya dengan tingkat pemahaman akuntansi.

c. Hipotesis Ketiga

H3= Hasil perhitungan diketahui bahwa thitung < ttabel (2,249 > 1,985) dan nilai

probabilitas < 0,05 (taraf signifikansi 5%), maka untuk variabel budaya hipotesis H3 diterima artinya bahwa budaya kepemimpinan berpengaruh

secara signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi.

(14)

memahami suatu materi akan menjadi optimal karena lingkungannya mendukung mahasiswa melakukan hal tersebut.

Konsistensi dengan Penelitian Terdahulu:

Septian Hariyoga dan Edy Suprianto (2011) mengadakan penelitian tentang pengaruh kecerdasan emosional, perilaku belajar, dan budaya terhadap tingkat pemahaman akuntansi dengan kepercayaan diri sebagai variabel moderasi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut : Pertama, ada pengaruh positif secara signifikan antara kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Kedua, ada pengaruh positif secara signifikan antara perilaku belajar terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Ketiga, tidak ada pengaruh positif secara signifikan antara budaya terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Keempat, variabel kepercayaan diri bukan merupakan variabel moderating antara kecerdasan emosional dengan tingkat pemahaman akuntansi. Kelima, variabel kepercayaan diri merupakan variabel moderating antara perilaku belajar dengan tingkat pemahaman akuntansi. Keenam, variabel kepercayaan diri bukan merupakan variabel moderating antara budaya dengan tingkat pemahaman akuntansi.

V. Simpulan dan Saran 1. Simpulan

a. Kecerdasan emosional berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi ditunjukkan dengan nilai thitung > ttabel (2,801 > 1,985) dan nilai probabilitas

(15)

b. Perilaku belajar berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi ditunjukkan dengan nilai thitung > ttabel (3,282 > 1,985) dan nilai probabilitas

< 0,05 (taraf signifikansi 5%).

c. Budaya berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi ditunjukkan dengan nilai thitung > ttabel (2,249 > 1,985) dan nilai probabilitas < 0,05

(taraf signifikansi 5%).

d. Kecerdasan emosional, perilaku belajar dan budaya secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi Ditunjukkan dengan nilai Fhitung > Ftabel (10,937 > 2,76) dan nilai probabilitas sebesar 0,000 < 0,05.

2. Saran

a. Melihat dari hasil penelitian bahwa tingkat pemahaman akuntansi dapat dipengaruhi oleh faktor kecerdasan emosional, perilaku belajar dan budaya, oleh karena itu sebagai tenaga pengajar diharuskan untuk lebih berperan dalam membimbing serta membina mahasiswanya dalam upaya meningkatkan prestasi pada mata kuliah tersebut.

(16)

c. Disarankan peneliti selanjutnya dapat memperluas daerah penelitiannya serta mengembangkan variabel penelitannya agar hasil yang dicapai dapat lebih maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Amsi Amalia Lutfi. 2007. Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi. Skripsi Fakultas Ekonomi. Universitas Islam Sultan Agung. Semarang (tidak dipublikasikan).

Ariani, Dorothea Wahyu. 2004. Pengendalian Kualitas Statistik. Penerbit Andi. Yogyakarta. Calhoun, J.F. dan Acocella, J.R. Alih bahasa oleh RS. Satmoko. (1995). Psikologi tentang

Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan. Semarang: IKIP Semarang Press.

Damayanti, Titien. 2010. Pengaruh Pendidikan Tinggi Akuntansi Terhadap Kecerdasan Emosional Dengan On-The Job Training Sebagai Variabel Moderating. SNA XIII. Purwokerto.

Dwijayanti, Arie Pangestu. 2009. Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spiritual, dan Kecerdasan Sosial terhadap Pemahaman Akuntansi. Skripsi. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS, Badan Penerbit: Universitas Diponegoro, Semarang.

Goleman, Daniel. 2000. Emotional Intelegence (Kecerdasan Emosional). Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Umum.

(17)

Gujarati, Damodar. 2003 . Ekonometrika Dasar Edisi Kedua, Jakarta : Erlangga.

Hanifah, Syukriy Abdullah. 2001. Pengaruh Perilaku Belajar Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Akuntansi, Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi, Volume 1, No. 3, 63-86.

Hariyoga, Septian dan Suprianto, Edy. 2011. Pengaruh Kecerdasan Emosional, Perilaku Belajar, Dan Budaya Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Dengan Kepercayaan Diri Sebagai Variabel Pemoderasi. SNA XIV. Aceh.

Hofstede, Geert, 1980. Culure’s Consequences, International Differences In Work Related Values, Sage Publications, Beverly Hills, London.

Indriantoro dkk,. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi Pertama BPFe. Yogyakarta.

Maslahah, Ratna Eka. 2007. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Dengan Kepercayaan Diri. Skripsi, tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

Nuraeni, Ike, 2008. Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, dan Kepercayaan Diri Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi (Studi Kasus Perguruan Tinggi Se Surakarta). Skripsi. Surakarta.

Nurna Aziza dan Rissyo Melandy R.M. 2006. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi, Kepercayaan Diri Sebagai Variabel Pemoderasi. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang.

(18)

Santi, Setiawan. Tjun tjun, Lauw dan Setiana, Sinta. 2009. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Pemahaman Akuntansi Dilihat dari Perspektif Gender. Jurnal Akuntansi Vol.1 No.2 November 2009:101-118.

S. Munawir. 2004. Analisa Laporan Keuangan (Edisi Keempat). Yogyakarta : Liberty.

Sar’i, Muhammad. SE. Irsadsyah, muhammad, dan Djamil, Nasrullah. 2010. Analisis Tingkat Pemahaman Mahasiswa Akuntansi Terhadap Konsep Dasar Akuntansi. SNA XIII. Purwokerto.

Shapiro,E.L. 2003. Mengajarkan Emotional Intelegence Pada Anak. Jakarta: Gramedia.

Sriwardany, SE.MSi. Pengaruh Perilaku Belajar Mahasiswa Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi. Skripsi. (tidak dipublikasikan).

Suryaningrum dkk,. 2004. Pengaruh Pendidikan Tinggi Akuntansi Terhadap Kecerdasan Emosional Mahasiswa. SNA VII. Denpasar. Bali.

Suwardjono (1991), Perilaku Belajar di Perguruan Tinggi, Jurnal Akuntansi, edisi Maret, Yogyakarta: STIE YKPN.

Referensi

Dokumen terkait

untuk tujuan sebagai data dalam penyususan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Komitmen Organisasional Dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja Pada Pegawai PT PLN

Pokja Pengadaan Bar ang ULP Pemer intah Pr ovinsi Jaw a Barat Tahun Anggaran 2015, akan melaksanakan Pelelangan Sederhana dengan pascakualifikasi secar a elektr onik

Pelatihan budidaya jamur tiram merupakan upaya memfasilitasi peserta pelatihan agar dapat mengembangkan kemandirian berwirausahanya dengan cara diberikan pengetahuan dan

The type of the result is indicated in the instance using the standard xsi:type attribute [W3C XML Schema].. In this example it is swe:ScopedNameType, so the required

For example, in a notification that contains a CapabilitiesChanged event as message, the service identifier could be used to indicate which service's Capabilities document

Sebagai solusi, maka dalam penelitian ini dilakukan proses fermentasi secara kontinyu dalam bioreaktor packed bed secara immobilisasi sel dengan Zymomonas mobilis

Pulau Pramuka saat ini memiliki potensi sebagai tujuan wisata, selain sebagai ibu kota kabupaten, Pulau Pramuka memiliki banyak tempat kegiatan yang dapat dikembangkan

[r]