• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR MELALUI METODE KERJA KELOMPOK : Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SD Negeri Hegarmanah 03 Kecamatan Cikarang Timur Kabupaten Bekasi Tahun Ajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR MELALUI METODE KERJA KELOMPOK : Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SD Negeri Hegarmanah 03 Kecamatan Cikarang Timur Kabupaten Bekasi Tahun Ajaran 2012/2013."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH

DASAR MELALUI METODE KERJA KELOMPOK

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SD Negeri Hegarmanah 03 Kecamatan Cikarang Timur Kabupaten Bekasi Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan pada Universitas Pendidikan Indonesia Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

ASEP MUHIDIN

NIM.0809797

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR

MELALUI METODE KERJA KELOMPOK

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Hegarmanah 03 Kecamatan Cikarang Timur Kabupaten Bekasi)

Oleh :

ASEP MUHIDIN NIM. 0809797

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

(3)

Pembimbing II

Hayani Wulandari, M.Pd NIP. 19790522 200812 2 002

Mengetahui

Ketua Prodi S1 PGSD

Dra. Puji Rahayu, M.Pd

(4)

DAFTAR ISI

BAB II UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN IPS di SD MELALUI METODE KERJA KELOMPOK ... 9

A. Pengertian Pembelajaran ... 9

B. Pengertian Hasil Pembelajaran ... 12

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 14

D. Evaluasi Hasil Belajar... 16

C. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 37

D. Teknik Pengelolaan dan Analisis Data ... 38

E. Prosedur Penelitian ... 40

(5)

B. Pelaksanaan dan Hasil Tindakan Kelas ... 52

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 65

A. Kesimpulan ... 65

B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 68

(6)

UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR

MELALUI METODE KERJA KELOMPOK

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SD Negeri Hegarmanah 03 Kecamatan Cikarang Timur Kabupaten Bekasi Tahun Ajaran 2012/2013)

Oleh: Asep Muhidin

ABSTRAK

Penelitian ini mengangkat tema peningkatan kualitas pembelajaranIPS di kelas V sekolah dasar melalui penggunaan metode kerja kelompok.pengambilan tema tersebut berangkat dari satu pemikiran bahwa kualitas pembelajaran di sekolah, khususnya IPS di kelas V sekolah dasar yang masih kurang memuaskan. Seperti guru yang belum menggunakan metode yang bervariasi dan masih kurangnya penggunaan alat atau media yang sesuai.

Penelitian ini mengangkat masalah keadaan awal pemahaman siswa terhadap pembelajaran IPS, kerjasama siswa dalam pembelajaran IPS dengan memakai metode kerja kelompok, dan hasil belajar siswa setelah menggunakan metode kerja kelompok, sehingga penelitian ini diharapkan seyogyanya guru sekolah dasar dapat meningkatkan mutu pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas.

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V SDN Hegarmanah 03 yang berjumlah 35 orang. Jenis penelitian yang diterapkan yaitu melalui penelitian tindakan kelas dengan guru sebagai peneliti. Guru bertindak sebagai pelaksana proses pembelajaran sekaligus berperan sebagai peneliti. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan tes hasil belajar siswa. Analisis data dilakukan secara deskriptif dari awal sampai akhir pelaksanaan tindakan pada setiap siklus.

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Lembaga pendidikan dipertimbangkan sebagai jalur strategis yang

memberikan harapan untuk menunjang upaya pemecahan masalah jangka

panjang. Program pembinaan dan pengendalian kependudukan dan lingkungan

perilaku dilaksanakan secara terlaksana, sistematik, terarah dan

ketersinambungan. Program pendidikan selalu berkembang dan maju dengan

berbagai inovasi agar sesuai dengan aspirasi masyarakat.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai mata pelajaran pokok khususnya di

lingkungan sekolah dasar memegang peranan penting dalam mencapai tujuan

pendidikan seperti yang telah dimaksudkan dalam Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yakni agar peserta didik mampu

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Untuk dapat terlaksananya pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan

baik pada jenjang pendidikan sekolah dasar diperlukan suatu proses pembelajaran

(8)

seluruh potensi yang ada pada diri anak. Selain itu, diperlukan juga seorang guru

atau sumber pendidik yang terampil dan handal dalam merancang, mendesain

serta mengelola seluruh proses pembelajaran seperti yang tercermin dalam

rambu-rambu pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006.

Rambu-rambu tersebut antara lain menjelaskan bahwa seorang guru hendaknya

dapat memilih serta menggunakan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa

aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik dan sosial.

Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 pasal 3 tentang

Sistem Pendidikan Nasional juga mengungkapkan :

“pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa.bertujuan untuk berkembangnya

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri

dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab”.

Pengembangan aspek-aspek tersebut bermuara pada peningkatan dan

pengembangan kecakapan hidup yang diwujudkan melalui pencapaian kompetensi

peserta didik untuk bertahan hidup serta menyesuaikan diri dan berhasil dalam

kehidupan.

Pengembangan kurikulum ilmu pengetahuan sosial merespon secara

positif sebagai pengembangan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta

(9)

3

pembelajaran ilmu pengetahuan sosial(IPS) dengan keadaan dan kebutuhan

manusia setempat dengan sejumlah aktivitas sosialnya. Kompetensi sosial

menjamin kebutuhan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

penguasaan prinsip-prinsip sosial, ekonomi, budaya, dan kewarganegaraan

sehingga tumbuh generasi yang kuat dan berakhlak.

Tujuan pendidikan IPS dikembangkan atas dasar pemikiran bahwa

pendidikan IPS merupakan suatu disiplin ilmu. Oleh kerena itu, pendidikan IPS

harus mengacu pada tujuan pendidikan nasional. Dengan demikian tujuan

pendidikan IPS mengembangkan kemampuan peserta didik dalam disiplin

ilmu-ilmu sosial( membentuk warga Negara yang baik).

Selain itu, tujuan IPS dapat dikelompokan ke dalam tiga kategori, yaitu

pengembangan intelektual peserta didik, pengembangan kemampuan rasa

tanggung jawab sebagai anggota masyarakat dan bangsa serta pengembangan diri

peserta didik sebagai pribadi. Tujuan pertama berorientasi pada pengembangan

kemampuan intelektual yang berhubungan dengan diri peserta didik dan

kepentingan ilmu pengetahuan khususnya ilmu-ilmu sosial. Tujuan kedua

berorientasi pada pengembangan diri peserta didik dan kepentingan masyarakat.

Sedangkan tujuan ketiga lebih berorientasi pada pengembangan pribadi peserta

didik baik untuk kepentingan dirinya, masyarakat maupun ilmu.

Pendidikan IPS tidak hanya mempelajari konsep-konsep yang relevan

(10)

mempelajari tujuan pendidikan dan pembangunan serta masalah-masalah sosial

dalam kehidupan bermasyarakat.

Berdasarkan uraian di atas, pendidikan seharusnya menghasilkan suatu

kondisi pembelajaran yang memenuhi kriteria, baik ditinjau dari pengembangan,

isi, bahan pelajaran yang tepat dan sesuai dengan tuntutan kurikulum dan

bagaimana pula pendekatan strategi dan metode serta teknik mengajar yang harus

dilakukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sepenuhnya.

Berdasarkan pengalaman mengajar, kenyataan di lapangan menunjukan

bahwa hasil belajar IPS belum begitu bermakna, masih ada siswa yang pasif

dalam pembelajaran di kelas, belum optimalnya nuansa kreatif dialog,

ditemukannya hafalan-hafalan yang menjenuhkan sehingga tidak berkembangnya

daya pikir siswa. Guru melaksanakan pembelajaran secara monoton menggunakan

metode ceramah. Oleh sebab itu, kegiatan-kegiatan intelektual belum terlaksana

sepenuhnya.

Sesuai dengan fungsi dan tujuan pembelajaran IPS, motode ini sengaja

menjadi bahan penelitian agar guru tidak hanya memakai atau menggunakan

metode ceramah saja dalam menyampaikan pelajaran IPS, karena dalam metode

kerja kelompok siswa dilibatkan secara langsung sehingga akan menimbulkan

kegiatan belajar yang aktif dan diharapkan dapat meningkatkan perolehan nilai

(11)

5

Berdasarkan uraian di atas, kajian ini terfokus pada penggunaan metode

kerja kelompok dalam pembelajaran IPS dengan judul, “Upaya Peningkatan Hasil

Pembelajaran IPS di SD Melalui Metode Kerja Kelompok”. (Penelitian Tindakan

Kelas pada Kelas V SD Negeri Hegarmanah 03 Kecamatan Cikarang Timur

Kabupaten Bekasi Tahun Ajaran 2012/2013).

B. Rumusan Masalah

Berangkat dari uraian diatas, rumusan masalah yang diangkat dalam

kajian ini adalah “ model apa yang dianggap tepat dalam meningkatkan hasil

pembelajaran IPS?”. Dengan rumusan masalahnya:

1. Bagaimana hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Hegarmanah 03 pada

pembelajaran IPS sebelum menggunakan metode kerja kelompok?

2. Bagaimana proses pembelajaran siswa kelas V SD Negeri Hegarmanah 03

dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan metode kerja kelompok?

3. Bagaimana hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Hegarmanah 03 pada

pembelajaran IPS setelah menggunakan metode kerja kelompok?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Hegarmanah 03 pada pembelajaran

(12)

2. Proses pembelajaran siswa Kelas V SD Negeri Hegarmanah 03 dalam

pembelajaran IPS dengan menggunakan metode kerja kelompok.

3. Hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Hegarmanah 03 pada pembelajaran

IPS setelah menggunakan metode kerja kelompok.

D. Manfaat Penelitian

Secara umum, manfaat hasil penelitian ini adalah untuk memperoleh

informasi baru tentang kemajuan prestasi siswa pada mata pelajaran IPS melalui

penggunaan metode kerja kelompok, terutama informasi tentang :

1. Hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Hegarmanah 03 pada pembelajaran

IPS sebelum menggunakan metode kerja kelompok.

2. Proses pembelajaran siswa Kelas V SD Negeri Hegarmanah 03 dalam

pembelajaran IPS dengan menggunakan metode kerja kelompok.

3. Hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Hegarmanah 03 pada pembelajaran

IPS setelah menggunakan metode kerja kelompok.

E. Klarifikasi Konsep

Untuk menghindari kemungkinan terjadinya salah penafsiran terhadap

istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, perlu adanya penjelasan yang

berhubungan dengan judul penelitian.

(13)

7

1. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,

pengertian-pengertian,sikap-sikap, apresiasi, abilitas dan kemampuan yang dicapai oleh

peserta didik. Hasil belajar bukan sekedar penguasaan suatu hasil latihan

melainkan adanya perubahan perilaku secara bertahap, baik dalam ranah kognitif,

afektif, ataupun psikomotor, yang lambat laun akan terintegrasi menjadi suatu

kepribadian. Seseorang yang melakukan proses belajar akan terlihat perubahan

tingkah lakunya.

Sudjana(2004: 22), hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang

dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar.

2. Pembelajaran IPS di SD

IPS adalah bidang studi yang mempelajari dan menelaah serta

menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat ditinjau dari berbagai aspek

kehidupan secara terpadu, sedangkan pengertian ilmu sosial adalah semua bidang

ilmu yang berkenaan dengan manusia dalam konteks sosialnya atau semua bidang

ilmu yang mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat. (Nana Supriatna,

2007).

(14)

Sagala (2012: 215) metode kerja kelompok adalah dimana anak didik

dalam suatu kelompok di pandang sebagai suatu kesatuan tersendiri untuk

mencari satu tujuan pelajaran yang tentu dengan bergotong royong.

Sedangkan menurut Moedjiono, Sumantri, dan Permana (1998/1999:148)

metode kerja kelompok adalah format belajar mengajar yang menitik beratkan

kepada interaksi antara anggota yang lain dalam suatu kelompok guna

menyelesaikan tugas-tugas belajar secara bersama-sama. Karena itu guru dituntut

untuk mampu menyediakan bahan- bahan pelajaran yang secara manifulatif

mampu mengaktifkan anak untuk bekerja sama dan berkolaborasi dalam

kelompok.

F. Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri atas lima bab, diawali dengan bab pendahuluan dan

diakhiri dengan bab kesimpulan dan saran.

Bab I merupakan bab pendahuluan yang meliputi: a) latar belakang

masalah, b) rumusan masalah, c) tujuan penelitian, d) manfaat penelitian, e)

klarifikasi konsep, dan f) sistematika penulisan.

Bab II berisikan kajian pustaka yang berisi tentang: a) pengertian

pembelajaran, b) pengertian hasil pembelajaran, c) faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar, d) evaluasi hasil belajar, e) metode pembelajaran, f)

(15)

9

Bab III berisikan metode penelitian, meliputi: a) jenis penelitian, b) lokasi

dan subjek penelitian, c) teknik pengumpulan data, d) teknik pengelolaan dan

analisis data, e) prosedur penelitian.

Bab IV berisikan tentang hasil penelitian, meliputi: a) deskripsi lokasi

penelitian, b) pelaksanaan dan hasil penelitian tindakan kelas, c) pembahasan hasil

penelitian.

(16)

Asep Muhidin ,2013

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

tindakan kelas (PTK) atau istilah dalam bahasa Inggris yaitu classroom action

research. Menurut Arikunto (dalam Sukajati, 2008:7) ada tiga kata yang

membentuk pengertian PTK, yaitu “penelitian, tindakan, dan kelas.”

Arikunto (2009:2) mengemukakan pengertian dari PTK yaitu :

Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.

Sedangkan menurut Suyanto (dalam Sukajati, 2008:8) secara singkat PTK

dapat didefinisikan sebagai, “suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif

dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu, untuk memperbaiki dan atau

meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional.”

Oleh karena itu, PTK terkait erat dengan persoalan praktek pembelajaran

sehari-hari yang dialami guru guna melakukan perbaikan pembelajaran.

Selanjutnya Kemis dan Tagart, dalam Yatim Rianto (2001:49),

menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian

refleksi diri yang secara kolektif dilakukan peneliti dalam situasi sosial untuk

(17)

35

pemahaman mereka mengenai praktek ini dan tahap situasi tempat dilakukan

praktek-praktek ini.

Demikian juga dikemukakan oleh Ebbut, dalam Kasbolah (1998/1999:13),

penelitian tindakan kelas merupakan study yang sistematis yang dilakukan dalam

upaya memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan dengan melakukan tindakan

praktis serta refleksi dari tindakan tersebut.

Secara lebih luas penelitian tindakan diartikan sebagai penelitian yang

berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau

pemecahan masalah pada sekelompok subyek yang diteliti dan mengamati tingkat

keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan

yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi dan

situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik.

Dalam konteks pekerjaan guru, penelitian tindakan kelas adalah suatu

kegiatan penelitian dengan mencermati sebuah kegiatan belajar yang diberikan

tindakan, yang secara sengaja dipaparkan dalam sebuah kelas, yang bertujuan

memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas tersebut.

Tindakan yang secara sengaja dimunculkan tersebut diberikan oleh guru atau

berdasarkan arahan guru yang kemudian dilakukan oleh siswa. Dalam hal ini arti

kelas tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih

spesifik, yaitu kelas adalah sekelompok siswa dalam waktu yang sama, menerima

(18)

Asep Muhidin ,2013

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan

kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan

menekankan kegiatan uji coba suatu ide ke dalam prakek atau situasi nyata dalam

skala yang lebih kecil ( kelas) agar dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas

proses pembelajaran di kelas secara professional.

Penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang bertujuan untuk

memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran. Penelitian ini bersifat luwes.

Guru sebagai peneliti memahami betul permasalahan yang dihadapi, penelitian

tindakan kelas tidak banyak menyita waktu sebab peneliti melakukan penelitian

tanpa meninggalkan kegiatan mengajarnya. Penelitian tindakan dapat

memecahkan masalah, penelitian ini merupakan suatu proses dinamis mulai dari

perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Hegarmanah 03

Kecamatan Cikarang Timur Kabupaten Bekasi.

Untuk lebih jelasnya, dipandang perlu untuk mengungkapkan keseluruhan

siswa yang sedang menuntut ilmu di SD Negeri Hegarmanah 03, yaitu sebanyak

231 orang siswa, yang terdiri dari 110 orang siswa laki-laki dan 121 orang siswa

perempuan. Adapun yang menjadi sampel/subyek penelitian ialah 35 orang siswa

(19)

37

Table 3.1

Keadaan Siswa SD Negeri Hegarmanah 03 Tahun Pelajaran 2012/2013

NO KELAS LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1 I 15 15 30

2 II 18 28 46

3 III 19 20 39

4 IV 27 21 48

5 V 16 19 35

6 VI 15 18 33

JUMLAH 110 121 231

Sumber: Data Siswa SDN Hegarmanah 03 ( Tahun 2012)

C. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Teknik pengumpulan data, atau teknik penilaian, merupakan cara yang

dipakai untuk mengumpulkan data. Sedangkan instrumen penelitian merupakan

alat penelitian/alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data tersebut

(Suyatna, 2008: 157).

Beberapa metode dan jenis instrumen yang dibagi oleh Suharsimi

(20)

Asep Muhidin ,2013

1. Instrumen untuk metode tes ialah tes/soal tes.

2. Instrumen untuk metode angket ialah angket/kuesioner.

3. Instrumen untuk metode observasi ialah daftar cek/check-list.

4. Instrumen untuk metode dokumentasi adalah pedoman dokumentasi, atau

dapat juga check-list.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode observasi dan tes

dalam mengumpulkan data.

“Observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang

dilakukan secara sistematis dengan prosedur terstandar.”(Arikunto,2006:222)

“Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan,

atau bakat yang dimiliki secara individu maupun kelompok.

“Tes prestasi adalah tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian

seseorang setelah mempelajari sesuatu.”(Arikunto, 2006:150)

Observasi dilakukan oleh para guru observer guna menelaah bagaimana

proses pembelajaran IPS yang menggunakan metode kerja kelompok berlangsung.

Segala hal yang terjadi selama kegiatan pembelajaran dicatat dalam suatu lembar

observasi. Sedangkan tes digunakan untuk mengukur peningkatan hasil

(21)

39

metode kerja kelompok. Lembar observasi dan tes ini digunakan di setiap siklus

penelitian.

D. Teknik Pengelolaan dan Analisis Data

Untuk mendapatkan data yang akurat, peneliti melakukan analisis data dari

setiap instrumen penelitian pada setiap siklus. Selanjutnya data-data tersebut

diklarifikasikan sesuai dengan kebutuhan kemudian dianalisis kembali hasilnya

untuk membandingkan perkembangan yang terjadipada setiap siklus.

Pengklarifikasian data diantaranya meliputi data tentang minat dan

tanggapan siswa maupun guru terhadap pembelajaran IPS melalui observasi,

sedangkan pengukuran keberhasilan siswa dapat diperoleh melalui tes.

Untuk mendapatkan keabsahan data dalam penelitian ini digunakan teknik

analisis data sebagai berikut:

1. Triangulasi Data

Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain untuk keperluan pengecekan atau pembandingan terhadap data

itu (Moelong, 2004:330). Analisis data dengan cara membandingkan data hasil

observasi dan tes dilakukan pada setiap siklus.

(22)

Asep Muhidin ,2013

Penelusuran audit trail tidak dapat dilaksanakan apabila tidak dilengkapi

dengan catatan-catatan pelaksanaan keseluruhan proses dan hasil studi

(Moelong,2004:338).

3. Member Check

Pengecekan anggota dapat dilaksanakan secara formal maupun

non-formal. yang dicek adalah seluruh anggota yang terlibat meliputi data, penafsiran,

dan kesimpulan.

E. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas dikenal penelitian model Ebbut, model

Elliot, model Mc Kernan dan model Kemmis dan Taggart ( Kasbolah, 1999 :

112-119 ). Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kemmis dan

Taggart. Model Spiral dengan alur: rencana tindakan, pelaksanaan tindakan,

observasi, refleksi kembali ke rencana tindakan baru dan seterusnya. Secara

(23)

41

Identifikasi Masalah

Refleksi Pokok Permasalahan dan Pemecahan Masalah Serta Rencana Tindakan

Siklus I

Penyusunan

Rencana Tindakan

Observasi

Pelaksanaan Tindakan

Penyusunan

Rencana Tindakan

Refleksi I Pelaksanaan

(24)

Asep Muhidin ,2013

Siklus ini terdiri dari pelaksanaan refleksi, dan observasi yang dilakukan

secara berulang. Secara rinci, prosedur penelitian ini melalui tahapan-tahapan

sebagai berikut:

1. Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan adalah merencanakan tindakan dengan melakukan

diskusi tentang metode yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil pendataan yang

sudah terdokumentasi, seperti daftar nilai ataupun nilai rapot siswa pada pelajaran

(25)

43

Dalam perencanaan tindakan ini, peneliti menyusun rancangan untuk

melaksanakan tindakan yang akan dilakukan, antara lain:

a. Menentukan materi ajar dan metode pembelajaran, dengan cara

menganalisis kurikulum yang sesuai dengan permasalahan.

b. Menyusun jadwal pelaksanaan tindakan sebanyak tiga siklus, disesuaikan

dengan jadwal yang sudah ada.

c. Memilih instrumen penelitian dengan membuat format-format observasi

dan tes hasil belajar siswa.

2. Pelaksanaan Tindakan

Sesuai dengan rencana yang telah disusun, pelaksanaan tindakan

dilaksanakan sesuai jadwal. Dalam proses ini peneliti melakukan pengamatan

terhadap pelaksanaan tindakan.hasil pengamatan dari pelaksanaan tindakan

merupakan dokumentasi data untuk melaksanakan langkah-langkah tindakan

selanjutnya.

Untuk kelancaran pelaksanaan tindakan agar sesuai dengan tujuan yang

ingin dicapai, maka fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan garus sudah

dipersiapkan sesuai rencana, seperti media dan alat pembelajaran, format-format

pengumpulan data, soal-soal tes dan sebagainya.

3. Observasi

Observasi adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk mengenali,

(26)

Asep Muhidin ,2013

dicapai ( perubahan yang terjadi baik yang ditimbulkan oleh tindakan yang

terencana maupun akibat sampingannya.(Kasbolah, 1998/1999:91).

Jadi observasi dilakukan untuk mengetahui perubahan yang terjadi selama

pelaksanaan proses pembelajaran dan hasil pembelajaran yang telah dicapai oleh

siswa.

Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yang kemudian untuk

menyebut jenis observasi yaitu:

a. Observasi non sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak

menggunakan instrumen pengamatan.

b. Observasi sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan

pedoman sebagai pengamatan.

4. Refleksi

Dalam kegiatan refleksi tercakup kegiatan analisis, interpretasi, dan

evaluasi atas informasi yang diperoleh dari hasil observasi pada pelaksanaan

tindakan. Data yang telah terkumpul dalam kegiatan observasi harus segera

dianalisis dan diinterpretasi. Inilah inti dari penelitian tindakan, yaitu ketika guru

pelaku tindakan mengatakan kepada peneliti/pengamat tentang hal-hal yang

dirasakan sudah berjalan baik dan bagaimana yang belum. Apabila guru pelaksana

(27)

45

Untuk menjaga obyektifitas tersebut seringkali hasil refleksi ini diperiksa ulang

atau divalidasi oleh guru lain, misalnya guru/ mitra penelitian yang diminta

mengamati, kepala sekolah atau narasumbar yang menguasai bidang tersebut. Jadi

pada intinya kegiatan refleksi adalah kegiatan evaluasi, analisis, pemaknaan,

penjelasan, penyimpulan, dan identifikasi tindak lanjut dalam perencanaan siklus

(28)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Setelah melakukan kegiatan penelitian pada proses pembelajaran IPS

dengan menggunakan metode kerja kelompok di kelas V SD Negeri Hegarmanah

03 yang dilaksanakan sebanyak tiga kali tindakan, dapat disimpulkan bahwa

sasaran menunjukan hasil yang baik, sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Hegarmanah 03 sebelum tindakan

belum mencapai tingkat yang maksimal , hanya 12 siswa yang berhasil

mencapai KKM 60. Sedangkan sisanya 23 siswa belum dapat mencapai KKM

60. Nilai rata-rata yang diperoleh hanya 55. Melalui metode kerja kelompok

keaktifan siswa meningkat, juga pembentukan sikap, tanggung jawab,

peningkatan proses sosialisasi, serta pengerjaan soal-soal lebih mudah

dikerjakan dan penggunaan waktu yang relative efisien.

2. Penggunaan metode kerja kelompok berdampak positif terhadap peningkatan

hasil belajar siswa sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Hal ini tergambar

dari nilai evaluasi yang terus meningkat dari pra tindakan, tindakan pertama

dan tindakan kedua. Pada pra tindakan ,berhasil diperoleh nilai rata-rata

sebesar 55, dengan 12 siswa lulus dan 23 siswa tidak lulus. Pada tindakan

(29)

66

12 siswa tidak lulus. Pada tindakan kedua, berhasil diperoleh nilai rata-rata

sebesar 74, dengan 34 siswa lulus dan 1 siswa tidak lulus.

3. Hasil belajar siswa untuk bidang studi IPS yang menggunakan metode kerja

kelompok menunjukan peningkatan yang cukup menggembirakan. Hal ini

dapat tergambar dari meningkatnya nilai rata-rata disetiap tindakannya.

B.Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, dalam rangka perbaikan tindakan proses

pembelajaran serta peningkatan prestasi belajar IPS, khususnya materi ajar

keragaman kenampakan alam dan buatan di Indonesia dapat disampaikan sebagai

berikut:

1. Bagi Guru Sekolah Dasar

Guru hendaknya terus mengembangkan kemampuan diri serta

menyerap informasi berbagai model pembelajaran yang banyak

dikembangkan oleh para ahli, salah satunya adalah metode kerja

kelompok. Selain itu guru pun harus bijaksana dalam memahami

tingkat berfikir siswa.

2. Bagi Kepala Sekolah

Dukungan dan perhatian dari kepala sekolah terhadap tugas mengajar

guru di depan kelas sangat dibutuhkan. Memberi motivasi dan

saran-saran kepada guru untuk membuat dan menggunakan berbagai

pendekatan, dengan asumsi setiap pendekatan memiliki kelebihan dan

(30)

3. Bagi Pengelola Pendidikan

Penggunaan metode kerja kelompok dapat memberikan daya dukung

terhadap pelaksanaan pendidikan yang lebih menekankan pada

penguasaan kompetensi. Untuk hal tersebut perlu ada pemikiran untuk

meningkatkan upaya fasilitas pendidikan dari pemerintah guna

Gambar

Table 3.1  Keadaan Siswa SD Negeri Hegarmanah 03
Gambar 3.1         Model Spiral PTK (Mc. Taggart, 1992 dalam Kasihani Kasbolah 1998/1999)

Referensi

Dokumen terkait

- Kegiatan latin yang dianggap penting sesuai prioritas ; pemb angu nan Desa... Tu njangan Penghasilan Apa ra tu r Pemerintah Desa;

Taking advantage of a new credit card 0% APR that includes a balance transfer offer can be a wise move if you have a plan and you are able to abide by the rules.. That’s why

Just go to www.LowerYourCostOfGasAndTravel.com, put in the information requested, and an automatic calculator will show you how much money you could save, as well as how much

1 Tahun 1979 pada ketentuan KEDUA titik 1 sub 1.8 yang berbunyi: ”Pengankatan dan pemberhentian Pejabat-pejabat sebagai dimaksud dalam pasal 75 ayat (2) Keputusan Menteri Dalam

Dalam studi perencanaan pembangkit listrik tenaga mikrohidro di Desa Gunung Rintih Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang, dihitung potensi potensi tenaga air

Koordinator Program Studi llmu Ekonomi, Program Magister pada Pascasarjana Universitas Negeri Malang Masa Jabatan Tahun 2OL5-2OL9 dan kepadanya setiap bulan diberikan

Gangguan jiwa adalah kumpulan dari keadaan-keadaan yang tidak.. normal, baik yang berhubungan dengan fisik, maupun dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari struktur anatomi daunsebagai pendukung identifikasi tiga varietas Cursina , mengidentifikasi struktur sekretori yang