UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH
DASAR MELALUI METODE KERJA KELOMPOK
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SD Negeri Hegarmanah 03 Kecamatan Cikarang Timur Kabupaten Bekasi Tahun Ajaran 2012/2013)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Universitas Pendidikan Indonesia Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
ASEP MUHIDIN
NIM.0809797
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
LEMBAR PENGESAHAN
UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR
MELALUI METODE KERJA KELOMPOK
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Hegarmanah 03 Kecamatan Cikarang Timur Kabupaten Bekasi)
Oleh :
ASEP MUHIDIN NIM. 0809797
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I
Pembimbing II
Hayani Wulandari, M.Pd NIP. 19790522 200812 2 002
Mengetahui
Ketua Prodi S1 PGSD
Dra. Puji Rahayu, M.Pd
DAFTAR ISI
BAB II UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN IPS di SD MELALUI METODE KERJA KELOMPOK ... 9
A. Pengertian Pembelajaran ... 9
B. Pengertian Hasil Pembelajaran ... 12
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 14
D. Evaluasi Hasil Belajar... 16
C. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 37
D. Teknik Pengelolaan dan Analisis Data ... 38
E. Prosedur Penelitian ... 40
B. Pelaksanaan dan Hasil Tindakan Kelas ... 52
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 65
A. Kesimpulan ... 65
B. Saran ... 66
DAFTAR PUSTAKA ... 68
UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR
MELALUI METODE KERJA KELOMPOK
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SD Negeri Hegarmanah 03 Kecamatan Cikarang Timur Kabupaten Bekasi Tahun Ajaran 2012/2013)
Oleh: Asep Muhidin
ABSTRAK
Penelitian ini mengangkat tema peningkatan kualitas pembelajaranIPS di kelas V sekolah dasar melalui penggunaan metode kerja kelompok.pengambilan tema tersebut berangkat dari satu pemikiran bahwa kualitas pembelajaran di sekolah, khususnya IPS di kelas V sekolah dasar yang masih kurang memuaskan. Seperti guru yang belum menggunakan metode yang bervariasi dan masih kurangnya penggunaan alat atau media yang sesuai.
Penelitian ini mengangkat masalah keadaan awal pemahaman siswa terhadap pembelajaran IPS, kerjasama siswa dalam pembelajaran IPS dengan memakai metode kerja kelompok, dan hasil belajar siswa setelah menggunakan metode kerja kelompok, sehingga penelitian ini diharapkan seyogyanya guru sekolah dasar dapat meningkatkan mutu pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas.
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V SDN Hegarmanah 03 yang berjumlah 35 orang. Jenis penelitian yang diterapkan yaitu melalui penelitian tindakan kelas dengan guru sebagai peneliti. Guru bertindak sebagai pelaksana proses pembelajaran sekaligus berperan sebagai peneliti. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan tes hasil belajar siswa. Analisis data dilakukan secara deskriptif dari awal sampai akhir pelaksanaan tindakan pada setiap siklus.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Lembaga pendidikan dipertimbangkan sebagai jalur strategis yang
memberikan harapan untuk menunjang upaya pemecahan masalah jangka
panjang. Program pembinaan dan pengendalian kependudukan dan lingkungan
perilaku dilaksanakan secara terlaksana, sistematik, terarah dan
ketersinambungan. Program pendidikan selalu berkembang dan maju dengan
berbagai inovasi agar sesuai dengan aspirasi masyarakat.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai mata pelajaran pokok khususnya di
lingkungan sekolah dasar memegang peranan penting dalam mencapai tujuan
pendidikan seperti yang telah dimaksudkan dalam Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yakni agar peserta didik mampu
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Untuk dapat terlaksananya pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan
baik pada jenjang pendidikan sekolah dasar diperlukan suatu proses pembelajaran
seluruh potensi yang ada pada diri anak. Selain itu, diperlukan juga seorang guru
atau sumber pendidik yang terampil dan handal dalam merancang, mendesain
serta mengelola seluruh proses pembelajaran seperti yang tercermin dalam
rambu-rambu pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006.
Rambu-rambu tersebut antara lain menjelaskan bahwa seorang guru hendaknya
dapat memilih serta menggunakan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa
aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik dan sosial.
Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 pasal 3 tentang
Sistem Pendidikan Nasional juga mengungkapkan :
“pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa.bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab”.
Pengembangan aspek-aspek tersebut bermuara pada peningkatan dan
pengembangan kecakapan hidup yang diwujudkan melalui pencapaian kompetensi
peserta didik untuk bertahan hidup serta menyesuaikan diri dan berhasil dalam
kehidupan.
Pengembangan kurikulum ilmu pengetahuan sosial merespon secara
positif sebagai pengembangan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
3
pembelajaran ilmu pengetahuan sosial(IPS) dengan keadaan dan kebutuhan
manusia setempat dengan sejumlah aktivitas sosialnya. Kompetensi sosial
menjamin kebutuhan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
penguasaan prinsip-prinsip sosial, ekonomi, budaya, dan kewarganegaraan
sehingga tumbuh generasi yang kuat dan berakhlak.
Tujuan pendidikan IPS dikembangkan atas dasar pemikiran bahwa
pendidikan IPS merupakan suatu disiplin ilmu. Oleh kerena itu, pendidikan IPS
harus mengacu pada tujuan pendidikan nasional. Dengan demikian tujuan
pendidikan IPS mengembangkan kemampuan peserta didik dalam disiplin
ilmu-ilmu sosial( membentuk warga Negara yang baik).
Selain itu, tujuan IPS dapat dikelompokan ke dalam tiga kategori, yaitu
pengembangan intelektual peserta didik, pengembangan kemampuan rasa
tanggung jawab sebagai anggota masyarakat dan bangsa serta pengembangan diri
peserta didik sebagai pribadi. Tujuan pertama berorientasi pada pengembangan
kemampuan intelektual yang berhubungan dengan diri peserta didik dan
kepentingan ilmu pengetahuan khususnya ilmu-ilmu sosial. Tujuan kedua
berorientasi pada pengembangan diri peserta didik dan kepentingan masyarakat.
Sedangkan tujuan ketiga lebih berorientasi pada pengembangan pribadi peserta
didik baik untuk kepentingan dirinya, masyarakat maupun ilmu.
Pendidikan IPS tidak hanya mempelajari konsep-konsep yang relevan
mempelajari tujuan pendidikan dan pembangunan serta masalah-masalah sosial
dalam kehidupan bermasyarakat.
Berdasarkan uraian di atas, pendidikan seharusnya menghasilkan suatu
kondisi pembelajaran yang memenuhi kriteria, baik ditinjau dari pengembangan,
isi, bahan pelajaran yang tepat dan sesuai dengan tuntutan kurikulum dan
bagaimana pula pendekatan strategi dan metode serta teknik mengajar yang harus
dilakukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sepenuhnya.
Berdasarkan pengalaman mengajar, kenyataan di lapangan menunjukan
bahwa hasil belajar IPS belum begitu bermakna, masih ada siswa yang pasif
dalam pembelajaran di kelas, belum optimalnya nuansa kreatif dialog,
ditemukannya hafalan-hafalan yang menjenuhkan sehingga tidak berkembangnya
daya pikir siswa. Guru melaksanakan pembelajaran secara monoton menggunakan
metode ceramah. Oleh sebab itu, kegiatan-kegiatan intelektual belum terlaksana
sepenuhnya.
Sesuai dengan fungsi dan tujuan pembelajaran IPS, motode ini sengaja
menjadi bahan penelitian agar guru tidak hanya memakai atau menggunakan
metode ceramah saja dalam menyampaikan pelajaran IPS, karena dalam metode
kerja kelompok siswa dilibatkan secara langsung sehingga akan menimbulkan
kegiatan belajar yang aktif dan diharapkan dapat meningkatkan perolehan nilai
5
Berdasarkan uraian di atas, kajian ini terfokus pada penggunaan metode
kerja kelompok dalam pembelajaran IPS dengan judul, “Upaya Peningkatan Hasil
Pembelajaran IPS di SD Melalui Metode Kerja Kelompok”. (Penelitian Tindakan
Kelas pada Kelas V SD Negeri Hegarmanah 03 Kecamatan Cikarang Timur
Kabupaten Bekasi Tahun Ajaran 2012/2013).
B. Rumusan Masalah
Berangkat dari uraian diatas, rumusan masalah yang diangkat dalam
kajian ini adalah “ model apa yang dianggap tepat dalam meningkatkan hasil
pembelajaran IPS?”. Dengan rumusan masalahnya:
1. Bagaimana hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Hegarmanah 03 pada
pembelajaran IPS sebelum menggunakan metode kerja kelompok?
2. Bagaimana proses pembelajaran siswa kelas V SD Negeri Hegarmanah 03
dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan metode kerja kelompok?
3. Bagaimana hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Hegarmanah 03 pada
pembelajaran IPS setelah menggunakan metode kerja kelompok?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Hegarmanah 03 pada pembelajaran
2. Proses pembelajaran siswa Kelas V SD Negeri Hegarmanah 03 dalam
pembelajaran IPS dengan menggunakan metode kerja kelompok.
3. Hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Hegarmanah 03 pada pembelajaran
IPS setelah menggunakan metode kerja kelompok.
D. Manfaat Penelitian
Secara umum, manfaat hasil penelitian ini adalah untuk memperoleh
informasi baru tentang kemajuan prestasi siswa pada mata pelajaran IPS melalui
penggunaan metode kerja kelompok, terutama informasi tentang :
1. Hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Hegarmanah 03 pada pembelajaran
IPS sebelum menggunakan metode kerja kelompok.
2. Proses pembelajaran siswa Kelas V SD Negeri Hegarmanah 03 dalam
pembelajaran IPS dengan menggunakan metode kerja kelompok.
3. Hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Hegarmanah 03 pada pembelajaran
IPS setelah menggunakan metode kerja kelompok.
E. Klarifikasi Konsep
Untuk menghindari kemungkinan terjadinya salah penafsiran terhadap
istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, perlu adanya penjelasan yang
berhubungan dengan judul penelitian.
7
1. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian,sikap-sikap, apresiasi, abilitas dan kemampuan yang dicapai oleh
peserta didik. Hasil belajar bukan sekedar penguasaan suatu hasil latihan
melainkan adanya perubahan perilaku secara bertahap, baik dalam ranah kognitif,
afektif, ataupun psikomotor, yang lambat laun akan terintegrasi menjadi suatu
kepribadian. Seseorang yang melakukan proses belajar akan terlihat perubahan
tingkah lakunya.
Sudjana(2004: 22), hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar.
2. Pembelajaran IPS di SD
IPS adalah bidang studi yang mempelajari dan menelaah serta
menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat ditinjau dari berbagai aspek
kehidupan secara terpadu, sedangkan pengertian ilmu sosial adalah semua bidang
ilmu yang berkenaan dengan manusia dalam konteks sosialnya atau semua bidang
ilmu yang mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat. (Nana Supriatna,
2007).
Sagala (2012: 215) metode kerja kelompok adalah dimana anak didik
dalam suatu kelompok di pandang sebagai suatu kesatuan tersendiri untuk
mencari satu tujuan pelajaran yang tentu dengan bergotong royong.
Sedangkan menurut Moedjiono, Sumantri, dan Permana (1998/1999:148)
metode kerja kelompok adalah format belajar mengajar yang menitik beratkan
kepada interaksi antara anggota yang lain dalam suatu kelompok guna
menyelesaikan tugas-tugas belajar secara bersama-sama. Karena itu guru dituntut
untuk mampu menyediakan bahan- bahan pelajaran yang secara manifulatif
mampu mengaktifkan anak untuk bekerja sama dan berkolaborasi dalam
kelompok.
F. Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri atas lima bab, diawali dengan bab pendahuluan dan
diakhiri dengan bab kesimpulan dan saran.
Bab I merupakan bab pendahuluan yang meliputi: a) latar belakang
masalah, b) rumusan masalah, c) tujuan penelitian, d) manfaat penelitian, e)
klarifikasi konsep, dan f) sistematika penulisan.
Bab II berisikan kajian pustaka yang berisi tentang: a) pengertian
pembelajaran, b) pengertian hasil pembelajaran, c) faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar, d) evaluasi hasil belajar, e) metode pembelajaran, f)
9
Bab III berisikan metode penelitian, meliputi: a) jenis penelitian, b) lokasi
dan subjek penelitian, c) teknik pengumpulan data, d) teknik pengelolaan dan
analisis data, e) prosedur penelitian.
Bab IV berisikan tentang hasil penelitian, meliputi: a) deskripsi lokasi
penelitian, b) pelaksanaan dan hasil penelitian tindakan kelas, c) pembahasan hasil
penelitian.
Asep Muhidin ,2013
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas (PTK) atau istilah dalam bahasa Inggris yaitu classroom action
research. Menurut Arikunto (dalam Sukajati, 2008:7) ada tiga kata yang
membentuk pengertian PTK, yaitu “penelitian, tindakan, dan kelas.”
Arikunto (2009:2) mengemukakan pengertian dari PTK yaitu :
Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.
Sedangkan menurut Suyanto (dalam Sukajati, 2008:8) secara singkat PTK
dapat didefinisikan sebagai, “suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif
dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu, untuk memperbaiki dan atau
meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional.”
Oleh karena itu, PTK terkait erat dengan persoalan praktek pembelajaran
sehari-hari yang dialami guru guna melakukan perbaikan pembelajaran.
Selanjutnya Kemis dan Tagart, dalam Yatim Rianto (2001:49),
menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian
refleksi diri yang secara kolektif dilakukan peneliti dalam situasi sosial untuk
35
pemahaman mereka mengenai praktek ini dan tahap situasi tempat dilakukan
praktek-praktek ini.
Demikian juga dikemukakan oleh Ebbut, dalam Kasbolah (1998/1999:13),
penelitian tindakan kelas merupakan study yang sistematis yang dilakukan dalam
upaya memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan dengan melakukan tindakan
praktis serta refleksi dari tindakan tersebut.
Secara lebih luas penelitian tindakan diartikan sebagai penelitian yang
berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau
pemecahan masalah pada sekelompok subyek yang diteliti dan mengamati tingkat
keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan
yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi dan
situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik.
Dalam konteks pekerjaan guru, penelitian tindakan kelas adalah suatu
kegiatan penelitian dengan mencermati sebuah kegiatan belajar yang diberikan
tindakan, yang secara sengaja dipaparkan dalam sebuah kelas, yang bertujuan
memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas tersebut.
Tindakan yang secara sengaja dimunculkan tersebut diberikan oleh guru atau
berdasarkan arahan guru yang kemudian dilakukan oleh siswa. Dalam hal ini arti
kelas tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih
spesifik, yaitu kelas adalah sekelompok siswa dalam waktu yang sama, menerima
Asep Muhidin ,2013
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan
kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan
menekankan kegiatan uji coba suatu ide ke dalam prakek atau situasi nyata dalam
skala yang lebih kecil ( kelas) agar dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas
proses pembelajaran di kelas secara professional.
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang bertujuan untuk
memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran. Penelitian ini bersifat luwes.
Guru sebagai peneliti memahami betul permasalahan yang dihadapi, penelitian
tindakan kelas tidak banyak menyita waktu sebab peneliti melakukan penelitian
tanpa meninggalkan kegiatan mengajarnya. Penelitian tindakan dapat
memecahkan masalah, penelitian ini merupakan suatu proses dinamis mulai dari
perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Hegarmanah 03
Kecamatan Cikarang Timur Kabupaten Bekasi.
Untuk lebih jelasnya, dipandang perlu untuk mengungkapkan keseluruhan
siswa yang sedang menuntut ilmu di SD Negeri Hegarmanah 03, yaitu sebanyak
231 orang siswa, yang terdiri dari 110 orang siswa laki-laki dan 121 orang siswa
perempuan. Adapun yang menjadi sampel/subyek penelitian ialah 35 orang siswa
37
Table 3.1
Keadaan Siswa SD Negeri Hegarmanah 03 Tahun Pelajaran 2012/2013
NO KELAS LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 I 15 15 30
2 II 18 28 46
3 III 19 20 39
4 IV 27 21 48
5 V 16 19 35
6 VI 15 18 33
JUMLAH 110 121 231
Sumber: Data Siswa SDN Hegarmanah 03 ( Tahun 2012)
C. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Teknik pengumpulan data, atau teknik penilaian, merupakan cara yang
dipakai untuk mengumpulkan data. Sedangkan instrumen penelitian merupakan
alat penelitian/alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data tersebut
(Suyatna, 2008: 157).
Beberapa metode dan jenis instrumen yang dibagi oleh Suharsimi
Asep Muhidin ,2013
1. Instrumen untuk metode tes ialah tes/soal tes.
2. Instrumen untuk metode angket ialah angket/kuesioner.
3. Instrumen untuk metode observasi ialah daftar cek/check-list.
4. Instrumen untuk metode dokumentasi adalah pedoman dokumentasi, atau
dapat juga check-list.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode observasi dan tes
dalam mengumpulkan data.
“Observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang
dilakukan secara sistematis dengan prosedur terstandar.”(Arikunto,2006:222)
“Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan,
atau bakat yang dimiliki secara individu maupun kelompok.
“Tes prestasi adalah tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian
seseorang setelah mempelajari sesuatu.”(Arikunto, 2006:150)
Observasi dilakukan oleh para guru observer guna menelaah bagaimana
proses pembelajaran IPS yang menggunakan metode kerja kelompok berlangsung.
Segala hal yang terjadi selama kegiatan pembelajaran dicatat dalam suatu lembar
observasi. Sedangkan tes digunakan untuk mengukur peningkatan hasil
39
metode kerja kelompok. Lembar observasi dan tes ini digunakan di setiap siklus
penelitian.
D. Teknik Pengelolaan dan Analisis Data
Untuk mendapatkan data yang akurat, peneliti melakukan analisis data dari
setiap instrumen penelitian pada setiap siklus. Selanjutnya data-data tersebut
diklarifikasikan sesuai dengan kebutuhan kemudian dianalisis kembali hasilnya
untuk membandingkan perkembangan yang terjadipada setiap siklus.
Pengklarifikasian data diantaranya meliputi data tentang minat dan
tanggapan siswa maupun guru terhadap pembelajaran IPS melalui observasi,
sedangkan pengukuran keberhasilan siswa dapat diperoleh melalui tes.
Untuk mendapatkan keabsahan data dalam penelitian ini digunakan teknik
analisis data sebagai berikut:
1. Triangulasi Data
Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain untuk keperluan pengecekan atau pembandingan terhadap data
itu (Moelong, 2004:330). Analisis data dengan cara membandingkan data hasil
observasi dan tes dilakukan pada setiap siklus.
Asep Muhidin ,2013
Penelusuran audit trail tidak dapat dilaksanakan apabila tidak dilengkapi
dengan catatan-catatan pelaksanaan keseluruhan proses dan hasil studi
(Moelong,2004:338).
3. Member Check
Pengecekan anggota dapat dilaksanakan secara formal maupun
non-formal. yang dicek adalah seluruh anggota yang terlibat meliputi data, penafsiran,
dan kesimpulan.
E. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas dikenal penelitian model Ebbut, model
Elliot, model Mc Kernan dan model Kemmis dan Taggart ( Kasbolah, 1999 :
112-119 ). Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kemmis dan
Taggart. Model Spiral dengan alur: rencana tindakan, pelaksanaan tindakan,
observasi, refleksi kembali ke rencana tindakan baru dan seterusnya. Secara
41
Identifikasi Masalah
Refleksi Pokok Permasalahan dan Pemecahan Masalah Serta Rencana Tindakan
Siklus I
Penyusunan
Rencana Tindakan
Observasi
Pelaksanaan Tindakan
Penyusunan
Rencana Tindakan
Refleksi I Pelaksanaan
Asep Muhidin ,2013
Siklus ini terdiri dari pelaksanaan refleksi, dan observasi yang dilakukan
secara berulang. Secara rinci, prosedur penelitian ini melalui tahapan-tahapan
sebagai berikut:
1. Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan adalah merencanakan tindakan dengan melakukan
diskusi tentang metode yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil pendataan yang
sudah terdokumentasi, seperti daftar nilai ataupun nilai rapot siswa pada pelajaran
43
Dalam perencanaan tindakan ini, peneliti menyusun rancangan untuk
melaksanakan tindakan yang akan dilakukan, antara lain:
a. Menentukan materi ajar dan metode pembelajaran, dengan cara
menganalisis kurikulum yang sesuai dengan permasalahan.
b. Menyusun jadwal pelaksanaan tindakan sebanyak tiga siklus, disesuaikan
dengan jadwal yang sudah ada.
c. Memilih instrumen penelitian dengan membuat format-format observasi
dan tes hasil belajar siswa.
2. Pelaksanaan Tindakan
Sesuai dengan rencana yang telah disusun, pelaksanaan tindakan
dilaksanakan sesuai jadwal. Dalam proses ini peneliti melakukan pengamatan
terhadap pelaksanaan tindakan.hasil pengamatan dari pelaksanaan tindakan
merupakan dokumentasi data untuk melaksanakan langkah-langkah tindakan
selanjutnya.
Untuk kelancaran pelaksanaan tindakan agar sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai, maka fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan garus sudah
dipersiapkan sesuai rencana, seperti media dan alat pembelajaran, format-format
pengumpulan data, soal-soal tes dan sebagainya.
3. Observasi
Observasi adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk mengenali,
Asep Muhidin ,2013
dicapai ( perubahan yang terjadi baik yang ditimbulkan oleh tindakan yang
terencana maupun akibat sampingannya.(Kasbolah, 1998/1999:91).
Jadi observasi dilakukan untuk mengetahui perubahan yang terjadi selama
pelaksanaan proses pembelajaran dan hasil pembelajaran yang telah dicapai oleh
siswa.
Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yang kemudian untuk
menyebut jenis observasi yaitu:
a. Observasi non sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak
menggunakan instrumen pengamatan.
b. Observasi sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan
pedoman sebagai pengamatan.
4. Refleksi
Dalam kegiatan refleksi tercakup kegiatan analisis, interpretasi, dan
evaluasi atas informasi yang diperoleh dari hasil observasi pada pelaksanaan
tindakan. Data yang telah terkumpul dalam kegiatan observasi harus segera
dianalisis dan diinterpretasi. Inilah inti dari penelitian tindakan, yaitu ketika guru
pelaku tindakan mengatakan kepada peneliti/pengamat tentang hal-hal yang
dirasakan sudah berjalan baik dan bagaimana yang belum. Apabila guru pelaksana
45
Untuk menjaga obyektifitas tersebut seringkali hasil refleksi ini diperiksa ulang
atau divalidasi oleh guru lain, misalnya guru/ mitra penelitian yang diminta
mengamati, kepala sekolah atau narasumbar yang menguasai bidang tersebut. Jadi
pada intinya kegiatan refleksi adalah kegiatan evaluasi, analisis, pemaknaan,
penjelasan, penyimpulan, dan identifikasi tindak lanjut dalam perencanaan siklus
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Setelah melakukan kegiatan penelitian pada proses pembelajaran IPS
dengan menggunakan metode kerja kelompok di kelas V SD Negeri Hegarmanah
03 yang dilaksanakan sebanyak tiga kali tindakan, dapat disimpulkan bahwa
sasaran menunjukan hasil yang baik, sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Hegarmanah 03 sebelum tindakan
belum mencapai tingkat yang maksimal , hanya 12 siswa yang berhasil
mencapai KKM 60. Sedangkan sisanya 23 siswa belum dapat mencapai KKM
60. Nilai rata-rata yang diperoleh hanya 55. Melalui metode kerja kelompok
keaktifan siswa meningkat, juga pembentukan sikap, tanggung jawab,
peningkatan proses sosialisasi, serta pengerjaan soal-soal lebih mudah
dikerjakan dan penggunaan waktu yang relative efisien.
2. Penggunaan metode kerja kelompok berdampak positif terhadap peningkatan
hasil belajar siswa sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Hal ini tergambar
dari nilai evaluasi yang terus meningkat dari pra tindakan, tindakan pertama
dan tindakan kedua. Pada pra tindakan ,berhasil diperoleh nilai rata-rata
sebesar 55, dengan 12 siswa lulus dan 23 siswa tidak lulus. Pada tindakan
66
12 siswa tidak lulus. Pada tindakan kedua, berhasil diperoleh nilai rata-rata
sebesar 74, dengan 34 siswa lulus dan 1 siswa tidak lulus.
3. Hasil belajar siswa untuk bidang studi IPS yang menggunakan metode kerja
kelompok menunjukan peningkatan yang cukup menggembirakan. Hal ini
dapat tergambar dari meningkatnya nilai rata-rata disetiap tindakannya.
B.Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, dalam rangka perbaikan tindakan proses
pembelajaran serta peningkatan prestasi belajar IPS, khususnya materi ajar
keragaman kenampakan alam dan buatan di Indonesia dapat disampaikan sebagai
berikut:
1. Bagi Guru Sekolah Dasar
Guru hendaknya terus mengembangkan kemampuan diri serta
menyerap informasi berbagai model pembelajaran yang banyak
dikembangkan oleh para ahli, salah satunya adalah metode kerja
kelompok. Selain itu guru pun harus bijaksana dalam memahami
tingkat berfikir siswa.
2. Bagi Kepala Sekolah
Dukungan dan perhatian dari kepala sekolah terhadap tugas mengajar
guru di depan kelas sangat dibutuhkan. Memberi motivasi dan
saran-saran kepada guru untuk membuat dan menggunakan berbagai
pendekatan, dengan asumsi setiap pendekatan memiliki kelebihan dan
3. Bagi Pengelola Pendidikan
Penggunaan metode kerja kelompok dapat memberikan daya dukung
terhadap pelaksanaan pendidikan yang lebih menekankan pada
penguasaan kompetensi. Untuk hal tersebut perlu ada pemikiran untuk
meningkatkan upaya fasilitas pendidikan dari pemerintah guna