• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Kesantrian di Pondok Pesantren Salafiyah dan Modern (Studi Pada Pondok Pesantren Assunniyyah Rantau dan Ibnu Mas ud Kandangan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Manajemen Kesantrian di Pondok Pesantren Salafiyah dan Modern (Studi Pada Pondok Pesantren Assunniyyah Rantau dan Ibnu Mas ud Kandangan)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

https://www.ojsps.org/index.php/ajie/index ISSN: 2685-5070 (p); 2685-8061 (e), Vol. 1 (1), 2018

Manajemen Kesantrian

di Pondok Pesantren Salafiyah dan Modern (Studi Pada Pondok Pesantren Assunniyyah Rantau dan Ibnu Mas’ud Kandangan)

Noor Hayati

Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin noorhayati913@gmail.com

Husnul Yaqin

Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin husnulyaqin@uin-antasari.ac.id

Ani Cahyadi

Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin anic@uin-antasari.ac.id

ABSTRACT

The purpose of this study is to obtain a visible description of the management of santri at Assunniyyah and Ibnu Mas'ud Islamic Boarding Schools which includes: 1) recruitment of new santri, 2) placement (division of classes) of new santri, 3) guidance and development of santri, 4) santri grade passing, 5) graduation of santri, and 6) alumni monitoring. The type of this research is field research that is research conducted by the researcher directly into the field of Assunniyyah Rantau and Ibnu Mas'ud Kandangan Islamic Boarding Schools to explore and examine data and information relating to the management of santri at Assunniyyah Rantau and Ibnu Mas'ud Kandangan Islamic Boarding Schools by using qualitative descriptive approach. The results showed: 1) Recruitment of new santri at Assunniyyah and Ibnu Mas'ud Islamic Boarding Schools was conducted by publication through banners, brochures, and social media such as facebook. Particularly at Assunniyyah Islamic Boarding School announcements in the mosques were conducted by teachers who have majelis taklim. While at Ibnu Mas'ud Islamic Boarding school socialization to the villages was conducted by implemening of Field Dakwah Practice. 2) Placement of new santri at Assunniyyah and Ibnu Mas'ud Islamic Boarding Schools was divided into class form. Specifically, at Assunniyyah Islamic Boarding School the santri clacification was based on test results, santri previous schools and gender (separated between male and female santri). While at Ibnu Mas’ud Islamic Boarding School the santri clacification was only based on the santri previous school. 3) Guidance and development of santri at Assunniyyah and Ibnu Mas'ud Islamic Boarding Schools are in the form of curricular and extracurricular. The curricular activities is school and boarding subjects that must be followed by santri. While the forms of extracurricular activities at Assunniyyah Islamic Boarding School are: Learning Islamic books like tauhid and fiqih, muhadarah, habsyi, burdah, and sports like table tennis, volleyball, and soccer. While the forms of extracurricular at Ibnu Mas’ud

(2)

Islamic Boarding School are: muhadarah, muhadatsah, tambourine, dance, rudat, scout, habsyi, burdah, drum band, silat, taekwondo, and English Club. 4) The santri grad passing at Assunniyyah and Ibnu Mas'ud Islamic Boarding Schools is determined by conducting tests of each subject in each grade. 5) The graduation of santri at Assunniyyah and Ibnu Mas'ud Islamic Boarding Schools determined when santri have completed the entire program of learning, get the value of attitudes/behavior at least well, and pass the National Exam. 6) Alumni monitoring at Assunniyyah Islamic Boarding School has no special organization that handle it. While Ibnu Mas’ud Islamic Boarding School has a special organization for alumni which is called ISIM (Ikatan Santriwati Ibnu Mas'ud).

Keywords: Management, Student, Islamic Boarding School, Salafiyah, Modern

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran dan mendeskripsikan dengan jelas tentang manajemen kesantrian di pondok pesantren Assunniyyah dan Ibnu Mas’ud yang meliputi: 1) rekrutmen santri baru, 2) penempatan (pembagian kelas) santri baru, 3) pembinaan dan pengembangan santri, 4) kenaikan kelas santri, 5) kelulusan santri, dan 6) pemantauan alumni. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yakni penelitian yang dilaksanakan dengan cara peneliti terjun langsung ke lapangan yaitu pondok pesantren Assunniyyah Rantau dan Ibnu Mas’ud Kandangan untuk menggali dan meneliti data dan informasi yang berkaitan dengan manajemen santri pada pondok pesantren Assunniyyah Rantau dan Ibnu Mas’ud Kandangan dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan: 1) Rekrutmen santri baru pada pondok pesantren Assunniyyah dan Ibnu Mas’ud dilakukan dengan cara mengadakan publikasi melalui spanduk, brosur-brosur, media sosial seperti facebook. Secara khusus pada pondok pesantren Assunniyyah dilakukan pengumuman di mesjid-mesjid oleh para ustadz yang memiliki majelis taklim. Sedangkan pada pondok pesantren Ibnu Mas’ud dilakukan sosialisasi ke desa-desa dengan pelaksanaan Praktek Dakwah Lapangan. 2) Penempatan santri baru pada pondok pesantren Assunniyyah dan Ibnu Mas’ud dibagi dalam bentuk kelas. Secara khusus, di pondok pesantren Assunniyyah pembagian kelas berdasarkan hasil tes, lulusan asal sekolah dan jenis kelamin (dipisah antara santri putra dan putri). Sedangkan di pondok pesantren Ibnu Mas’ud hanya berdasarkan asal lulusan sekolah. 3) Pembinaan dan pengembangan santri di pondok pesantren Assunniyyah dan Ibnu Mas’ud berbentuk kurikuler dan ekstra kurikuler. Kegiatan kurikuler berupa mata pelajaran sekolah dan pondok yang wajib diikuti oleh santri. Sementara bentuk kegiatan ekstra kurikuler pada pondok pesantren Assunniyyah antara lain: Pengajian kitab fiqih, tauhid, muhadarah, habsyi, burdah, tenis meja, bola voli, sepak bola. Sedangkan di pondok pesantren Ibnu Mas’ud antara lain: muhadarah, muhadatsah, rebana, tari, rudat, pramuka, habsyi, burdah, drum band, silat, taekwondo, English Club. 4) Kenaikan kelas santri pada pondok pesantren Assunniyyah dan Ibnu Mas’ud ditentukan dengan mengadakan ulangan kenaikan kelas pada setiap mata pelajaran yang diajarkan. 5) Kelulusan santri pada pondok pesantren Assunniyyah dan Ibnu mas’ud ditentukan apabila: santri menyelesaikan seluruh program pembelajaran, memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik, dan lulus Ujian Nasional.6) Pemantauan alumni pada pondok pesantren Assunniyyah belum ada wadah khusus yang menanganinya. Sedangkan pada pondok pesantren Ibnu Mas’ud memiliki wadah khusus bagi alumninya yang diberi nama ISIM (Ikatan Santriwati Ibnu Mas’ud).

Kata kunci: Manajemen, Kesantrian, Pesantren, Salafiyah, Modern

(3)

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah suatu proses kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Hampir semua orang akan dikenai pendidikan dan melaksanakan pendidikan. Oleh karena itu pendidikan tidak pernah terpisah dengan kehidupan manusia. Bahkan pendidikan dapat menjadi tuntutan dalam kehidupan.

Pendidikan merupakan usaha yang sengaja dan terencana untuk membantu perkembangan potensi dan kemampuan anak agar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya sebagai seorang individu dan sebagai warga negara/masyarakat, dengan memilih isi (materi), strategi kegiatan, dan teknik penilaian yang sesuai (B. Suryosubroto, 1990).

Kebijakan tentang pendidikan telah dirumuskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjelaskan bahwa tujuan dan fungsi pendidikan adalah sebagai berikut:

Pendidikan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab (Pasal 3 UU RI No 20/2003).

Tujuan pendidikan Nasional di atas sejalan dengan tujuan yang dikehendaki dalam Islam. Dengan kata lain keduanya sama-sama ingin menjadikan manusia yang berbudi luhur dan mulia, mempunyai tanggung jawab yang mantap serta yang lebih utama adalah menjadikan manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt. Pendidikan dapat menjadi suatu tolok ukur untuk menilai kualitas kemampuan dan watak suatu bangsa. Dengan demikian pendidikan sangat berpengaruh pada baik buruknya output yang dihasilkan. Oleh karena itu pendidikan keagamaan menjadi sangat penting bagi kehidupan setiap manusia.

Salah satu bentuk pendidikan keagamaan ialah pondok pesantren.

Menurut Jaja Jahari dan Amirullah Syarbini (2013) manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumberdaya-sumberdaya para anggota organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu komponen dari manajemen pendidikan di pondok pesantren adalah manajemen kesantrian. Manajemen kesantrian menempati posisi yang sangat penting, karena sentral layanan pendidikan di pondok pesantren adalah santri.

Semua kegiatan yang ada di pondok pesantren diarahkan agar santri mendapat layanan yang baik dan tercipta suasana belajar yang kondusif.

Santri dalam perspektif psikologi pendidikan Islam adalah makhluk yang sedang berada dalam perkembangan dan pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing. Oleh karena itu memerlukan bimbingan yang konsisten dan terarah menuju ke arah optimal kemampuan dan fitrahnya (Muhaimin, 2001). Berdasarkan pengertian tersebut yang dimaksud dengan manajemen kesantrian ialah usaha pengaturan terhadap santri mulai dari mereka masuk sampai dengan mereka lulus dari pondok pesantren.

Adapun menurut Rohiat (2008) ruang lingkup manajemen kesantrian meliputi perencanaan penerimaan santri baru, pembinaan santri dan kelulusan. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana (2008) ruang lingkup manajemen kesantrian yaitu:

penerimaan santri, ketatausahaan santri, pencatatan bimbingan dan penyuluhan, serta pencatatan prestasi belajar. Menurut Sukarti Nasihin dan Sururi (2011) ruang lingkup manajemen kesantrian meliputi: analisis kebutuhan santri, rekrutmen santri baru, orientasi, penempatan santri baru (pembagian kelas), pembinaan dan pengembangan santri, pencatatan dan pelaporan serta kenaikan kelas dan kelulusan santri.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut maka pada pembahasan ini yang dimaksud dengan manajemen kesantrian yaitu meliputi: rekrutmen santri baru, penempatan

(4)

(pembagian kelas) santri baru, pembinaan dan pengembangan santri, kenaikan kelas dan kelulusan santri serta pemantauan alumni.

Seiring dengan kemajuan zaman pondok pesantren pun semakin berkembang pesat.

Termasuk di Provinsi Kalimantan Selatan. Pondok pesantren Assunniyyah dan pondok pesantren Ibnu Mas’ud merupakan pondok pesantren yang ada di Kalimantan Selatan. Pondok pesantren Assunniyyah beralamat di Jl. A. Yani KM.104 Tambarangan Kabupaten Tapin.

Sedangkan pondok pesantren Ibnu Mas’ud putri beralamat di Jl. Jend. Sudirman KM.9 Desa Hariti, Kec. Sungai Raya, Kab.Hulu Sungai Selatan.

Berdasarkan penjajakan awal penulis ke pondok pesantren Assunniyyah Rantau dan Ibnu Mas’ud Kandangan diketahui bahwa pesantren ini selalu melakukan rekrutmen santri baru pada tiap tahunnya. Peminatnya pun terus meningkat dari awal berdirinya pesantren sampai saat ini sehingga jumlah santrinya terus meningkat dari tahun ke tahun.

Penelitian ini hanya memfokuskan pada 2 (dua) jenjang pendidikan saja yakni jenjang Madrasah Tsanawiyah (MTs)/Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Aliyah (MA)/Sekolah Menengah Atas (SMA).

Perkembangan jumlah santri yang terus meningkat dari tahun ke tahun di pondok pesantren Assunniyyah Rantau dan Ibnu Mas’ud putri Kandangan ini menjadi bahan pertimbangan yang menarik untuk diteliti. Diperoleh data santri, tiga tahun terakhir yakni dapat dilihat dalam tabel berikut:

Data Santri MTs Assunniyyah

Rantau Data Santri MA Assunniyyah

Rantau

Tahun Jumlah Santri Tahun Jumlah Santri

2014/2015 467 2014/2015 245

2015/2016 483 2015/2016 240

2016/2017 501 2016/2017 247

Data santri SMP Ibnu Mas’ud putri Kandangan

Data Santri SMA Ibnu Mas’ud putri Kandangan

Tahun Jumlah Santri Tahun Jumlah Santri

2014/2015 127 2014/2015 119

2015/2016 134 2015/2016 121

2016/2017 143 2016/2017 128

Pondok pesantren Assunniyyah Rantau dan Ibnu Mas’ud Kandangan menunjukkan eksistensinya sebagai lembaga pendidikan yang memadukan antara pengetahuan umum dengan pengetahuan agama. Muatan kurikulum yang dipakai menggunakan kurikulum Pemerintah yang dipadukan dengan kurikulum lokal atau pondok sehingga ada pelajaran tambahan beberapa pelajaran pesantren salafiyah di antaranya nahwu, sharaf, tarikh, faraid dan kajian kitab kuning sebagai ciri khasnya. Sehingga telah berhasil menjadikan santri yang berkarakter dan mempunyai pengetahuan keagamaan yang baik.

Pondok pesantren Assunniyyah Rantau dan Ibnu Mas’ud Kandangan menarik untuk diteliti karena karakteristiknya yang berbeda dengan lembaga pendidikan Islam yang lain.

Menurut penuturan Wakil Kepala Madrasah Aliyah Assunniyyah Rantau santri laki-laki dan santri perempuan dipisah pada kelas yang berbeda. Begitu juga dengan santri di Madrasah Tsanawiyah Assunniyyah.

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan sebelumnya maka yang menjadi fokus penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Bagaimana rekrutmen santri baru pada pondok pesantren Assunniyyah dan Ibnu Mas’ud? 2) Bagaimana penempatan (pembagian kelas) santri baru pada pondok pesantren Assunniyyah dan Ibnu Mas’ud? 3) Bagaimana

(5)

pembinaan dan pengembangan santri pada pondok pesantren Assunniyyah dan Ibnu Mas’ud?

4) Bagaimana kenaikan kelas santri pada pondok pesantren Assunniyyah dan Ibnu Mas’ud? 5) Bagaimana kelulusan santri pada pondok pesantren Assunniyyah dan Ibnu Mas’ud? 6) Bagaimana pemantauan alumni pada pondok pesantren Assunniyyah dan Ibnu Mas’ud?

Sesuai dengan fokus penelitian di atas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Memperoleh gambaran dan mendeskripsikan dengan jelas tentang rekrutmen santri baru di pondok pesantren Assunniyyah dan Ibnu Mas’ud. 2) Memperoleh gambaran dan mendeskripsikan dengan jelas tentang penempatan (pembagian kelas) santri baru di pondok pesantren Assunniyyah dan Ibnu Mas’ud. 3) Memperoleh gambaran dan mendeskripsikan dengan jelas tentang pembinaan dan pengembangan santri di pondok pesantren Assunniyyah dan Ibnu Mas’ud. 4) Memperoleh gambaran dan mendeskripsikan dengan jelas tentang kenaikan kelas santri di pondok pesantren Assunniyyah dan Ibnu Mas’ud. 5) Memperoleh gambaran dan mendeskripsikan dengan jelas tentang kelulusan santri di pondok pesantren Assunniyyah dan Ibnu Mas’ud. 6) Memperoleh gambaran dan mendeskripsikan dengan jelas tentang pemantauan alumni di pondok pesantren Assunniyyah dan Ibnu Mas’ud. Santri yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peserta didik yang belajar di MTs dan MA Assunniyyah Rantau serta peserta didik yang belajar di SMP dan SMA Ibnu Mas’ud putri Kandangan.

Manajemen ialah proses penggunaan sumberdaya secara efektif untuk mencapai sasaran. Manajemen adalah pengaturan atau pengorganisasian segala unsur atau unit dari sebuah lembaga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.

Kesantrian berasal dari kata santri yang berarti peserta belajar atau murid/siswa pada tingkat sekolah dasar, menengah, dan tingkat atas di pondok pesantren. Adapun kesantrian berarti segala sesuatu yang berhubungan dengan santri. Jadi manajemen kesantrian adalah pengaturan atau pengorganisasian segala sesuatu yang berhubungan dengan santri dari masuk sampai peserta didik/santri tersebut menyelesaikan pendidikan di sekolah tersebut, meliputi rekrutmen santri baru, penempatan (pembagian kelas) santri baru, pembinaan dan pengembangan santri, dan kenaikan kelas santri, kelulusan santri serta pemantauan alumni.

Pondok pesantren Assunniyyah yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu lembaga yang menyelenggarakan pendidikan Islam tingkat Tsanawiyah dan Aliyah. Pondok pesantren ini beralamat di Jalan A.Yani Desa Tambarangan Kecamatan Tapin Selatan Kabupaten Tapin (Rantau). Pondok pesantren Ibnu Mas’ud yang dimaksud dalam penelitian ini ialah pondok pesantren Ibnu Mas’ud Putri yaitu lembaga yang menyelenggarakan pendidikan Islam tingkat SMP dan SMA. Pondok pesantren Ibnu Mas’ud putri beralamat di Jalan Jend. Sudirman KM.9 Desa Hariti Kabupaten Hulu Sungai Selatan (Kandangan).

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Manajemen Kesantrian di Pondok Pesantren Salafiyah dan Modern (Studi pada pondok pesantren Assunniyyah Rantau dan Ibnu Mas’ud Kandangan) adalah proses pengelolaan dibidang kesantrian meliputi rekrutmen santri baru, penempatan (pembagian kelas) santri baru, pembinaan dan pengembangan santri, kenaikan kelas santri, kelulusan santri serta pemantauan alumni yang dilaksanakan di pondok pesantren Assunniyyah Rantau dan Ibnu Mas’ud Kandangan.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yakni penelitian yang dilaksanakan dengan cara peneliti terjun langsung ke lapangan yaitu pondok pesantren Assunniyyah Rantau dan Ibnu Mas’ud Kandangan untuk menggali dan meneliti data dan informasi yang berkaitan dengan manajemen santri pada pondok pesantren Assunniyyah Rantau dan Ibnu Mas’ud Kandangan dengan pendekatan deskriptif kualitatif.

(6)

Untuk memperoleh data dan informasi dilakukan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Wawancara peneliti lakukan dengan cara terstruktur dan non struktur dengan menggunakan alat tulis dan rekaman. Wawancara ini dilakukan kepada pimpinan pondok pesantren Assunniyyah dan Ibnu Mas’ud untuk mendapatkan informasi tentang proses penerimaan santri baru dimulai dari pembentukan panitia penerimaan santri baru sampai kepada proses pembagian kelas santri baru. Selanjutnya wawancara kepada kepala sekolah dan wakil kepala sekolah tingkat MTs dan MA Assunniyyah dan tingkat SMP dan SMA Ibnu Mas’ud untuk mendapatkan informasi tentang proses kenaikan kelas dan kelulusan santri.

Wawancara kepada beberapa orang guru, staf Tata Usaha, serta beberapa orang santri di pondok pesantren Assunniyyah dan Ibnu Mas’ud untuk mendapatkan informasi tentang kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler dalam proses pembinaan dan pengembangan santri juga untuk mendapatkan informasi tentang pemantauan alumni.

Teknik observasi digunakan untuk mengamati secara langsung dan tidak langsung tentang manajemen kesantrian di pondok pesantren Assunniyyah Rantau dan Ibnu Mas’ud Kandangan. Pada penelitian ini observasi dilakukan di dalam kelas dan di luar kelas. Studi dokumentasi dilakukan untuk melengkapi data/informasi yang telah diperoleh melalui wawancara dan observasi. Sumber informasi dari teknik dokumentasi ini berupa bahan tertulis atau tercatat berupa arsip atau dokumen baik yang berada di pondok pesantren maupun yang berada di luar pondok pesantren, yang ada hubungannya dengan penelitian tersebut.

Analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, pengambilan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan diambil dari data yang bersifat khusus kepada data yang bersifat umum.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Pertama, pada pondok pesntren Assunniyyah Rantau dan Ibnu Mas’ud untuk pelaksanaan rekrutmen santri baru sebelumnya kepala sekolah dan para dewan guru mengadakan rapat perencanaan yakni membentuk panitia penerimaan santri baru yang bertugas menangani kegiatan penerimaan santri baru. Seluruh dewan guru terlibat dalam pelaksanan penerimaan santri baru. Sebagai tahapan awalnya dilaksanakan publikasi kepada masyarakat melalui spanduk yang dipasang di depan pintu gerbang pondok pesantren dan melalui siaran pengumuman di mesjid, melalui praktek dakwah lapangan dan melalui media sosial.

Kedua, penempatan/pembagian kelas pada pondok pesantren Assunniyyah Rantau dan Ibnu Mas’ud Kandangan sama-sama dibagi dalam bentuk kelas, dan juga berdasarkan lulusan sekolah sebelumnya dipisah antara lulusan sekolah umum dan madrasah. Pada pondok pesantren Assunniyyah Rantau karena terdiri atas santri putra dan putri maka dilakukan pemisahan kelas antara santri putra dan putri/ dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin.

Ketiga, pembinaan dan pengembangan santri pada pondok pesantren Assunniyyah Rantau dan Ibnu Mas’ud Kandangan sama-sama berbentuk kurikuler dan ekstra kurikuler.

Pembinaan OSIS juga dilaksanakan. Kegiatan kurikuler berupa mata pelajaran sekolah dan mata pelajaran pondok. Kegiatan ekstra kurikuler yang pelaksanaannya pada sore dan malam hari pada pondok pesantren Assunniyyah hanya terbatas untuk santri yang tinggal di asrama yang dapat mengikuti kegiatan ini, sedangkan untuk santri yang tidak tinggal di asrama tidak dapat mengikutinya.

Keempat, kenaikan kelas santri pada pondok pesantren Assunniyyah Rantau dan Ibnu Mas’ud Kandangan sama-sama ditentukan dengan mengadakan ulangan kenaikan kelas pada setiap mata pelajaran yang diajarkan. Apabila santri telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada semua mata pelajaran maka santri tersebut dinyatakan naik kelas.

(7)

Kelima, kelulusan santri pada pondok pesantren Assunniyyah Rantau dan Ibnu Mas’ud Kandangan sama-sama ditentukan setelah santri mengikuti Ujian Sekolah dan Ujian Nasional sebagaimana ketentuan dari Pemerintah.

Keenam, pemantauan alumni pada pondok pesantren Assunniyyah Rantau belum memiliki wadah khusus yang menanganinya. Akan tetapi hubungan antara pihak pondok pesantren dengan para alumni tetap terjalin baik, hal ini dapat dilihat dengan adanya acara haul pendiri pondok yang diadakan setiap tahun yang biasanya dilaksanakan pada bulan puasa dengan acara buka puasa bersama banyak para alumni yang hadir pada acara tersebut.

Adapun untuk pondok pesantren Ibnu Mas’ud Kandangan memiliki wadah khusus bagi alumninya yang diberi nama ISIM (Ikatan Santriwati Ibnu Mas’ud).

Pembahasan

Berdasarkan temuan tersebut memberikan gambaran bahwa pondok pesantren Assunniyyah Rantau dan Ibnu Mas’ud dalam pelaksanaan manajemen kesantriannya sama- sama melaksanakan rekrutmen santri baru, penempatan kelas santri baru, pembinaan dan pengembangan santri, kenaikan kelas santri, kelulusan santri dan pemantauan alumni.

1. Pelaksanaan rekrutmen santri baru pada pondok pesantren Assunniyyah Rantau dan Ibnu Ma’ud Putri Kandangan

Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah Assunniyah Rantau berada di bawah yayasan Assunniyyah. Kebijakan semua jenjang ditangani langsung oleh yayasan, akan tetapi pada teknis pelaksanaan panitia penerimaan santri baru diserahkan kepada masing-masing jenjang yang dipimpin oleh kepala sekolah. Proses penerimaan santri baru pada Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah Assunniyyah Rantau yaitu mengadakan publikasi kepada masyarakat melalui spanduk yang dipasang di depan gerbang masuk pondok pesantren Assunniyyah Rantau, menyebarkan brosur, pengumuman di mesjid-mesjid oleh para ustadz, melalui media sosial seperti facebook. Tes secara tertulis dan lisan serta membaca Al-qur’an merupakan bentuk seleksi penerimaan santri baru di MTs dan MA Assunniyyah Rantau.

Adapun untuk proses rekrutmen santri baru pada pondok pesantren Ibnu Mas’ud Putri Kandangan yang terdiri dari jenjang Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas yaitu kepala sekolah mengadakan rapat pembentukan penitia penerimaan santri baru. Seluruh dewan guru dilibatkan dalam kepanitiaan penerimaan santri baru. Sebelumnya pihak panitia melakukan sosialisasi ke desa-desa dengan pelaksanaan Praktek Dakwah Lapangan/PDL, selain itu juga disebar brosur-brosur penerimaan santri baru, dipasang spanduk penerimaan santri baru, kemudian juga sosialisasi tentang penerimaan santri baru melalui media sosial.

Selanjutnya panitia penerimaan santri baru mengadakan tahap seleksi pada jenjang SMP Ibnu Mas’ud Putri Kandangan, berupa tes wawancara dan membaca Al-Qur’an. Wawancara bagi calon santri baru dilaksanakan untuk mengetahui seberapa besar minatnya bersekolah di SMP Ibnu Mas’ud Putri Kandangan. Sedangkan untuk tingkat SMA Ibnu Mas’ud Putri Kandangan tahap awal rekrutmen santri baru ialah kepala sekolah mengadakan rapat pembentukan panitia penerimaan santri baru dengan melibatkan seluruh dewan guru. Selanjutnya tingkat SMA Ibnu Mas’ud Putri Kandangan tidak melaksanakan tahap seleksi, hal ini dengan pertimbangan bahwa apabila calon santri bersedia tinggal di asrama/di pondok pesantren maka secara langsung mereka diterima secara resmi menjadi santri di pondok pesantren Ibnu Mas’ud Putri Kandangan pada jenjang SMA.

Hal-hal tersebut selaras dengan teori Sukarti Nasihin dan Sururi (2011) yang menyatakan bahwa langkah-langkah rekrutmen santri baru yaitu sebagai berikut: 1) pembentukan panitia penerimaan santri baru, 2) pembuatan dan pemasangan pengumuman

(8)

penerimaan santri baru, meliputi: a) gambaran singkat lembaga pendidikan, b) persyaratan pendaftaran santri baru seperti surat keterangan berkelakuan baik, salinan nilai dari sekolah sebelumnya, batasan usia dibuktikan dengan akta kelahiran, melampirkan pas foto, c) cara pendaftaran, secara mandiri maupun kolektif dari pihak sekolah di mana santri menempuh pendidikan sebelumnya, d) waktu pendaftaran yakni kapan waktu dimulainya pendaftaran serta kapan waktu pendaftaran diakhiri, e) berapa jumlah uang pendaftaran dan kepada siapa menyerahkan atau melalui bank yang ditunjuk serta bagaimana pembayarannya tunai/bisa diangsur, f) waktu dan tempat seleksi, g) pengumuman hasil dari seleksi.

2. Penempatan/pembagian kelas santri baru pada pondok pesantren Assunniyyah Rantau dan Ibnu Mas’ud Putri Kandangan

Tahap penempatan (pembagian) kelas pada MTs dan MA Assunniyyah dilaksanakan berdasarkan kemampuan santri/hasil tes seleksi, kemudian berdasarkan jenis kelamin antara santri putra dan putri kelasnya dipisah.

Adapun untuk proses penempatan santri baru pada pondok pesantren Ibnu Mas’ud Kandangan pada jenjang SMP dikelompokkan berdasarkan hasil tes wawancara dan membaca Al-Qur’an serta berdasarkan lulusan asal sekolahnya SD/MI sehingga mempermudah dalam membimbing santri baru tersebut. Sedangkan untuk tingkat SMA Ibnu Mas’ud Putri Kandangan hanya dibagi menjadi satu rombongan belajar. Proses penempatan santri baru di pondok pesantren Assunniyyah Rantau dan Ibnu Mas’ud Kandangan dilaksanakan berdasarkan pengelompokkan dalam kelas-kelas telah sesuai dengan teori Sukarti Nasihin dan Sururi (2011) bahwa pengelompokkan santri yang dilaksanakan di pondok pesantren sebagian besar didasarkan pada sistem kelas.

3. Pembinaan dan pengembangan santri pada pondok pesantren Assunniyyah Rantau dan Ibnu Mas’ud Putri Kandangan

Pembinaan dan pengembangan santri di pondok pesantren Assunniyyah Rantau dan Ibnu Mas’ud Kandangan berbentuk kegiatan kurikuler dan ekstra kurikuler. Kegiatan kurikuler di pondok pesantren Assunniyyah Rantau berupa kurikulum pondok pesantren seperti nahwu, sharaf, fiqih, hadis, tauhid, ushul hadis, tarikh, tajwid, akhlak, balagah, faraid, mantiq, tasauf, tafsir, dan ushul tafsir. Sedangkan kurikulum pondok pesantren Ibnu Mas’ud Kandangan antara lain nahwu, sharaf, fiqih, tauhid, tafsir, akhlak, hadis, tajwid, tasauf, tarikh, balagah dan tasauf.

Jenis pembinaan ekstra kurikuler yang diberikan pada santri pondok pesantren Ibnu Mas’ud Putri Kandangan antara lain drum band, pramuka, English Club, silat, taekwondo, habsyi, burdah, rudat, rebana, tari, muhadarah, dan muhadasah. Sedangkan di pondok pesantren Assunniyyah Rantau kegiatan ekstra kurikuler seperti tenis meja, sepak bola, bola voli. Dalam bentuk kegiatan keagamaan seperti pengajian kitab fiqih, tauhid, burdah, habsyi, muhadarah. Sementara ini untuk kegiatan pramuka masih belum aktif. Pembinaan dan pengembangan santri yang dilaksanakan pada pondok pesantren Assunniyyah Rantau dan Ibnu Mas’ud Kandangan berupa pembinaan kurikuler dan ekstra kurikuler, hal ini sesuai dengan pendapat Sukarti Nasihin dan Sururi (2011) yang menyatakan bahwa lembaga pendidikan dalam pembinaan dan pengembangan santri biasanya melaksanakan kegiatan yang disebut dengan kegiatan kurikuler dan kegiatan ekstra kurikuler.

4. Kenaikan kelas santri pada pondok pesantren Assunniyyah Rantau dan Ibnu Mas’ud Putri Kandangan

Kenaikan kelas santri di pondok pesantren Assunniyyah Rantau dan Ibnu Mas’ud Kandangan ditentukan setelah diadakan penilaian terhadap hasil belajar santri selama satu tahun dengan mengadakan ulangan pada mata pelajaran yang diajarkan di pondok pesantren.

Kenaikan kelas ditentukan oleh nilai semester dua dan nilai semester satu sebagai

(9)

pertimbangan. Santri dinyatakan naik kelas apabila telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada semua mata pelajaran yang diajarkan. Kenaikan kelas santri pada pondok pesantren Assunniyyah Rantau dan Ibnu Mas’ud Putri Kandangan mengacu pada teori Opram (2011) yaitu sebagai berikut: santri dinyatakan naik kelas apabila yang bersangkutan telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada semua mata pelajaran. Santri dapat dinyatakan naik kelas apabila memiliki 3 maksimal mata pelajaran yang belum tuntas. Apabila terdapat 4 mata pelajaran yang memiliki nilai dibawah KKM masing-masing mata pelajaran maka harus dihitung nilai rata-rata semester satu dan dua pada mata pelajaran tersebut, jika nilai rata-rata semester satu dan dua mata pelajaran tersebut sama atau lebih besar dari rata- rata KKM, maka mata pelajaran tersebut dinyatakan tuntas. Tetapi apabila ternyata dari keempat mata pelajaran tersebut tidak ada yang tuntas maka dinyatakan tidak naik kelas.

5. Kelulusan santri pada pondok pesantren Assunniyyah Rantau dan Ibnu Mas’ud Putri Kandangan

Pondok pesantren Assunniyyah Rantau dan Ibnu Mas’ud Kandangan menetapkan kelulusan santri dengan mengadakan ujian sekolah dan Ujian Nasional sebagaimana ketentuan dari Pemerintah. Untuk pengumuman kelulusan dilakukan secara langsung santri dikumpulkan di musolla dan juga lewat papan pengumuman sekolah. Acara seremonial kelulusan santri pada pondok pesantren Assunniyyah Rantau dan Ibnu Mas’ud Kandangan turut menghadirkan orang tua/wali santri, diharapkan dengan adanya kehadiran orang tua/wali santri dapat terjalin komunikasi yang efektif antara orang tua/wali santri dengan pihak pondok pesantren. Adapun pelaksanaan kelulusan santri di pondok pesantren Assunniyyah Rantau dan Ibnu Mas’ud Putri Kandangan selaras dengan persyaratan lulus dari satuan pendidikan menurut pasal 18 Permendikbud No 3 Tahun 2017 adalah sebagai berikut: 1) menyelesaikan seluruh program pembelajaran, 2) memperoleh nilai sikap atau perilaku minimal baik, 3) lulus ujian satuan pendidikan/program pendidikan.

6. Pemantauan alumni pada pondok pesantren Assunniyyah Rantau dan Ibnu Mas’ud Putri Kandangan

Pemantauan/pengaturan alumni pada pondok pesantren Assunniyyah Rantau masih belum memiliki wadah khusus untuk pemantauan alumni. Akan tetapi hubungan antara alumni dengan pondok pesantren terjalin dengan baik hingga saat ini. Hal ini dapat dilihat dengan setiap tahun ada acara rutin haul pendiri pondok walau tanpa undangan resmi para alumni tetap hadir, ini membuktikan bahwa pihak pondok pesantren dengan para alumni memiliki hubungan silaturrahmi yang sangat baik. Adapun pemantauan alumni pada pondok pesantren Ibnu Mas’ud Putri Kandangan tergabung dalam sebuah ikatan yang disebut dengan ISIM (Ikatan Santriwati Ibnu Mas’ud Putri). Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Organisasi Alumni/ISIM ini ialah menyelenggarakan pertemuan alumni (reuni) yang biasanya dilakukan setiap satu tahun sekali dibulan sawal setelah hari raya idul fitri

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pondok pesantren Assunniyyah Rantau dan Ibnu Mas’ud Kandangan pada tahap rekrutmen santri baru sama-sama melaksanakan proses publikasi, seleksi dan melakukan pengumuman kelulusan penerimaan santri baru. Selanjutnya untuk penempatan santri baru sama-sama dilaksanakan dengan sistem kelas. Adapun untuk pembinaan dan pengembangan santri sama-sama berbentuk kurikuler dan ekstra kurikuler. Kegiatan ekstra kulikuler dilaksanakan diluar jam pelajaran sekolah. Untuk tahap kenaikan kelas dilaksanakan dengan mengadakan ulangan kenaikan kelas tiap satu tahun sekali. Adapun dalam menetapkan kelulusan santri dilaksanakan

(10)

dengan mengadakan ujian sekolah dan Ujian Nasional sebagaimana ketentuan dari Pemerintah. Untuk pengumuman kelulusan dilakukan secara langsung santri dikumpulkan di musolla dan juga lewat papan pengumuman sekolah. Acara seremonial kelulusan santri pada pondok pesantren Assunniyyah Rantau dan Ibnu Mas’ud Kandangan turut menghadirkan orang tua/wali santri. Terakhir dalam tahap pemantauan alumni pada pondok pesantren Assunniyyah Rantau masih belum memiliki wadah khusus untuk menanganinya. Sedangkan pada pondok pesantren Ibnu Mas’ud Putri Kandangan pemantauan alumninya tergabung dalam sebuah ikatan yang disebut dengan ISIM (Ikatan Santriwati Ibnu Mas’ud Putri).

Dari hasil penelitian ada beberapa saran untuk pihak lembaga pendidikan antara lain sebagai berikut:

Pertama, Pihak MTs dan MA pondok pesantren Assunniyyah Rantau agar segera mencari pelatih pramuka sebagai kegiatan ekstra kurikuler khusus perempuan sehingga kegiatan ekstra kurikuler pramuka dapat aktif kembali. Kedua, Pondok Pesantren Assunniyyah Rantau agar dapat membentuk wadah organisasi khusus alumninya sehingga kedepannya jauh lebih terorganisir lagi hubungan antara pihak pondok pesantren dengan para alumninya.

Ketiga, Panitia penerimaan santri baru untuk jenjang SMA pondok pesantren Ibnu Mas’ud Kandangan hendaknya melaksanakan tes seleksi penerimaan santri baru untuk memudahkan memilih calon santri baru yang berkualitas. Keempat, Panitia penerimaan santri baru pada pondok pesantren Ibnu Mas’ud Kandangan hendaknya mengadakan sosialisasi ke sekolah- sekolah baik tingkat Sekolah Dasar maupun tingkat SLTP untuk memperluas peluang informasi untuk memperbesar jumlah pendaftar calon santri baru.

DAFTAR PUSTAKA

A.L.Hartani, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta: Laks Bang, 2011.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:

Rineka Cipta, 2002.

_________________, Manajemen Penelitian, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000.

_________________, dan Yuliana, Lia, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media, 2008.

B. Suryosubroto, Beberapa Aspek Dasar-dasar Kependidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1990.

_________________, Manajemen Pendidikan Di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

Bungin, Burhan, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007.

Daryanto, Administrasi Pendidikan, Cet. IV, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006.

Dhofier, Zamakhsyari, Tradisi Pesantren, Jakarta: LP3ES, 1982.

(11)

Departemen Agama RI, Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah, Jakarta:

Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2003.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:

Balai Pustaka, 1990.

Faisal, Sanapiah, Format-format Penelitian Sosial, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2005.

Fattah, Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.

Faiq, Muhammad, Penelitian Tindakan Kelas, dalam http://Penelitian-Tindakan- Kelas.blogspot.com/2010/Perbedaan-Kegiatan-Ekstra kurikuler-dan- Kurikuler.html, diakses pada 29/08/2017.

Hamalik, Oemar, Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.

Ikalda, “Pentingnya Alumni bagi Sekolah” , dalam http:ikalda.tarutung.blogspot.com/2013/09/pentingnya-alumni-bagi- sekolah, diakses pada 14/08/2017.

Jahari, Jaja dan Syarbini, Amirullah, Manajemen Madrasah Teori, Strategi, dan Implementasi, Bandung: Alfabeta, 2013.

Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Kalimantan Selatan, Profil Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah Provinsi Kalimantan Selatan, Banjarmasin: Bidang Pekapontren, 2010.

Khozin, Jejak-Jejak Pendidikan Islam di Indonesia Rekonstruksi Sejarah untuk Aksi, Malang: UMM Press, 2006.

Lestari, Prawidya dan sukanti, Jurnal Penelitian Vol.10, no.1, Membangun Karakter Siswa melalui Kegiatan Intrakurikuler, STAINU Purworejo Jawa Tengah, 2016.

Lugtyastyono, Pengembangan Siswa, dalam

http://lugtyastyono60.wordpress.com/Pengembangan-Intra-dan-Ekstra Kurikuler, diakses pada 12-09-2017.

M. Echols, Jhon, dan Shadily, Hasan, Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1995.

M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), Jakarta: Bumi Aksara,

1991.

(12)

Malida, “Psikologi Pendidikan”, dalam http://lokapau.blogspot.co.id/2014/Psikologi-Pendidikan-Belajar-dan Mengajar,html. diakses pada 02-10-2017.

Moleong, J. Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1989.

Mulyana, Aina, “Kriteria Kelulusan Sekolah” dalam http://ainamulyana.blogspot.com/2017/01/03kriteria-kelulusan-

sekolah.html, diakses pada 08-07-2017.

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, Bandung: Rosdakarya, 2001.

Mustari, Mohamad, Manajemen Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014.

Nawawi, Hadari, Administrasi Pendidikan, Jakarta: CV Haji Masagung, 1989.

Nasution, Sarimuda, Metodologi Penelitian Naturalistik dan Kualitatif, Bandung, 1998.

Organisasi Santriwati Ibnu Mas’ud Putri, Al-Hikma; Media Kreativitas Santriwati, Kandangan, tp, 2014.

Opram, “Kriteria Kenaikan Kelas” dalam

http://opram.wordpresscom/2011/09/kriteria-kenaikan-kelas diakses pada 07-07-2017.

P Siagian, Sondang, Filsafat Administrasi, Jakarta: CV Bumi Aksara, 2004.

Peraturan Pemerintah tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan, Nomor 55 Tahun 2007.

Qomar, Mujamil, Manajemen Pendidikan Islam Strategi Baru Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam, Yogyakarta: PT Geloa Aksara Pratama, 2002.

Rahmat, “Pondok Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan Islam” dalam http://Rahmat.blogspot.co.id/pondok-pesantren-sebagai-lembaga-

pendidikan-Islam, diakses pada 12-06-2017.

Rivai, “Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan” dalam http://rivai.blogspot.co.id/2010/02/ruang-lingkup-manajemen-pendidikan, diakses pada 28-06-2017.

Robbin dan Coulter, Manajemen (edisi kedelapan), Jakarta: PT Indeks, 2007.

Rohiat, Manajemen Sekolah Teori Dasar dan Praktik Dilengkapi Contoh Rencana

Strategis dan Rencana Operasional, Bandung: Refika Aditama, 2010.

(13)

Sagala, Syaiful, Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat Strategi Menangkan Persaingan Mutu, Jakarta: Nimas Multima, 2004.

Soetopo, Hendyat, Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan, Surabaya:

Usaha Nasional, 1982.

Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam, Yogyakarta: Teras, 2009.

Sudjana, Pendidikan Nonformal; Wawasan, Sejarah Perkembangan, Filsafat &

Teori Pendukung, serta Asas, Bandung: Falah Production, 2004.

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &

B, Cet.VIII, Bandung: Alfabeta, 2009.

Suryadi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah; Konsep, Strategi dan Aplikasi, Bandung: PT Sarana Panca Karya Nusa, 2009.

Sutarto, Joko, Pendidikan Nonformal, Semarang: UPT UNNES PRESS, 2007.

Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang, Administrasi Pendidikan, Malang: IKIP Malang, 1989.

Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2011.

Tim Penulis Departemen Agama, Pola Pembelajaran Pesantren, Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2003.

Tjuparnah, Yooke dan S. Komarudin, Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah, Jakarta:

Bumi Aksara, 2000.

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Citra Umbara, 2003.

Yaqin, Husnul, Sistem Pendidikan Pesantren Di Kalimantan Selatan, Banjarmasin:

Antasari Press, 2009.

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan proyek akhir ini yang berjudul Perancangan Kampanye

Pada saat penghentian pengakuan atas aset keuangan secara keseluruhan, maka selisih antara nilai tercatat dan jumlah dari (i) pembayaran yang diterima, termasuk

Sehingga jika merujuk pada konsepsi sistem ekonomi dan perburuhan yang dilandaskan pada nilai-nilai Pancasila yang kemudian diatur melalui ketentuan dalam UUD 1945, maka

Aplikasi Decision Support Systems (DSS) atau Sistem Penunjang Keputusan (SPK) penentuan Uang Kuliah Tunggal (UKT) Mahasiswa Politeknik Negeri Malang adalah aplikasi yang

Selain itu, masyarakat di perbatasan itu memiliki bahasa yang sama, yaitu bahasa Dawan walaupun ada mayarakat Napan yang berakomodasi terhadap bahasa Tetun Portu atau

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui biomassa karbon yang terkandung pada vegetasi mangrove, tingkat kerusakan ekosistem mangrove di Pesisir Lampung, Desa

Sebanyak lima kecamatan memiliki rata-rata anggota rumah tangga lebih besar dari rata-rata kabupaten, yaitu Kecamatan Selemadeg Timur, Kerambitan, Kediri, Marga, dan

Berdasarkan hasil penelitian sebaran sedimen tersuspensi yang telah dilakukan di perairan sungai Padang maka dapat disimpulkan bahwa pola sebaran sedimen tersuspensi