• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG WISATA PANTAI KAHONA KECAMATAN ANDAM DEWI KABUPATEN TAPANULI TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG WISATA PANTAI KAHONA KECAMATAN ANDAM DEWI KABUPATEN TAPANULI TENGAH"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

TAPANULI TENGAH

FITRI NAVA KASAT 140302005

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2019

(2)

TAPANULI TENGAH

SKRIPSI

FITRI NAVA KASAT 140302005

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2019

(3)

TAPANULI TENGAH

SKRIPSI

FITRI NAVA KASAT 140302005

Skripsi sebagai Satu Diantara Beberapa Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan

Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2019

(4)
(5)

ABSTRAK

Pantai Kahona merupakan pantai yang memiliki daya tarik berupa pantai karang berpasir putih yang landai dengan pemandangan bawah laut yang indah.

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Lobu Tua Kecamatan Andam Dewi Kabupaten Tapanuli Tengah Agustus 2018 bertujuan untuk Mengidentifikasi potensi Kawasan Ekowisata Pantai Kahona, Mengetahui kesesuaian Ekowisata Pantai Kahona sebagai Ekowisata Pantai, Menghitung daya dukung Ekowisata Pantai Kahona untuk menjadi kawasan Ekowisata Pantai. Metode yang digunakan yaitu data primer pengambilan data analisis kualitas air, metode penentuan kesesuaian kawasan berdasarkan perkalian skor dan bobot yang diperoleh dari setiap paremeter, kedalaman, tipe pantai, lebar pantai, kecerahan, kecepatan arus, material dasar perairan, pengamatan biota berbahaya, dan ketersediaan air tawar.

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan Potensi ekowisata pantai di Pantai Laguna ada dua kategori yaitu 1) ekowisata kategori rekreasi untuk indeks kesesuaian kawasan kategori ekowisata berenang yaitu

85.89% – 92.30% S1 (sangat sesuai), Rekreasi yaitu 90.47% - 91.96 % (Sangat Sesuai), Duduk santai 97,91% (Sangat Sesuai) dan Berperahu 16 (Sesuai). Daya dukung kawasan kategori ekowisata rekreasi 224 (Orang/hari).

Kata kunci : Ekowisata pantai, kesesuaian kawasan, daya dukung kawasan, pantai Kahona

(6)

ABSTRAC

Kahona Beach is a beach that has the attraction of a gentle white sandy beach with beautiful underwater views. The research was conducted in Lobu Tua Village, Andam Dewi Subdistrict, Central Tapanuli District, August 2018 aimed at Identifying the potential of the Kahona Beach Ecotourism Area, Knowing the suitability of Kahona Beach Ecotourism as a Beach Ecotourism, Calculating the support capacity of Kahona Beach Ecotourism to become a Beach Ecotourism area. The method used is primary data collection of water quality analysis, the method of determining regional suitability based on the multiplication of scores and weights obtained from each parameter, depth, beach type, beach width, brightness, current velocity, water base material, hazardous biota observation, and availability freshwater. Based on the results of the research in the field, the potential of coastal ecotourism on Laguna Beach has two categories, namely 1) recreation category for ecotourism index of swimming ecotourism category namely 85.89% - 92.30% S1 (very suitable), Recreation namely 90.47% - 91.96%

(Very Appropriate), Sit back 97.91% (Very Appropriate) and Boating 16 (Appropriate). Carrying capacity of recreation ecotourism category 224 (Person / day).

Keywords: Coastal ecotourism, regional suitability, regional carrying capacity, Kahona coast

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan hasil penelitian yang berjudul “Analisis Kesesuaian dan Daya Dukung Wisata Pantai Kecamatan Andam Dewi Kabupaten Tapanuli Tengah”. Hasil penelitian ini sebagai syarat untuk melaksanakan penelitian dan menyelesaikan tugas akhir di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua dan keluarga yang selalu mendukung penulis dalam peyelesaian hasil penelitian ini. Penulis mengucapkan terima kasih juga kepada Bapak Zulham Apandy Harahap, S. Kel, M.Si selaku dosen pembimbing, Bapak Dr. Ir. Yoes Soemaryono, M. H., M. Sc selaku penguji I dan Ibu Ipanna Enggar Susetya S. Kel, M.Si selaku penguji II yang telah memberikan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan Hasil penelitian ini.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan hasil penelitian ini. Kritik dan saran membangun sangat diharapkan dari berbagai pihak guna mendapatkan hasil yang lebih baik. Semoga hasil penelitia ini dapat bermanfaat bagi semua yang membacanya.

Medan, April 2019

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRAC ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Perumusan Masalah ... 2

Tujuan Penelitian ... 3

Manfaat Penelitian ... 3

Kerangka Pemikiran Penelitian ... 3

TINJAUAN PUSTAKA Wilayah Pesisir ... 5

Potensi Wisata ... 6

Wisata Pantai ... 7

Daya Tarik Wisata ... 8

Pembangunan Ekowisata Berkelanjutan... 11

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ... 13

Alat dan Bahan ... 13

Diskripsi Area ... 14

Teknik Pengumpulan Data ... 16

Penentuan Responden ... 16

Analisis Indeks Kesesuaian Wisata ... 18

Analisis Daya Dukung Kawasan ... 23

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Pantai Kahona ... 26

Persespsi Wisatawan ... 27

Indeks Kesesuaian ... 35

Daya Dukung Kawasan ... 39

Strategi Pengelolaan ... 45

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 47

Saran ... 47 DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR GAMBAR

No Teks Halaman

1. Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian ... 4

2. Gambar 2 Lokasi Penelitian ... 13

3. Gambar 3 Stasiun 1 ... 14

4. Gambar 4 Stasiun 2 ... 15

5. Gambar 5 Stasiun 3 ... 15

6. Gambar 6 Kegiatan yang dilakukan Wisatawan di Pantai Kahona .. 27

7. Gambar 7 Persepsi Wisatawan Terhadap Sambutan Masyarakata Pantai Kahona ... 28

8. Gambar 8 Persepsi Wisatawan ingin Kembali Berkunjung ke Pantai Kahona ... 29

9. Gambar 9 Persepsi Wisatawan Terhadap Jenis Aksebilitas, Sarana dan Prasarana yang Tersedia di Pantai Kahona ... 30

10. Gambar 10 Persepsi Wisatawan Terhadap Harga Makanan, Penyediaan Pondok dan Fasilitas Kegiatan Wisata Pantai Kahona ... 30

11. Gambar 11 Jenis Wisata yang Perlu Penambahan dan Perbaikan .... 31

12. Gambar 12 Persepsi Wisatawan Terhadap Aktivitas yang Berpotensi Untuk di Kembangkan ... 31

13. Gambar 13 Persepsi Wisatawan Terhadap Daya Tarik Pantai Kahona ... 32

14. Gambar 14 Persepsi Wisatawan Terhadap Kondisi Pasir Pantai Kahona ... 32

15. Gambar 15 Persepsi Wisatawan Terhadap Bau Perairan Pantai Kahona ... 33

16. Gambar 16 Persepsi Wisatawan Terhadap Kesadaran Masyarakat Pantai Kahona ... 33

(10)

17. Gambar 16 Persepsi Wisatawan Terhadap Adanya Pembatasan Pengunjung Pantai Kahona ... 34 18. Gambar 16 Persepsi Wisatawan Terhadap Keindahan Pantai

Kahona ... 35 19. Gambar 16 Persepsi Wisatawan Terhadap Kenyamanan Pantai

Kahona ... 33

(11)

DAFTAR TABEL

No Teks Halaman 1. Tabel 1 Matriks Kesesuaian Wisata Pantai Kategori Berenang ... 21 2. Tabel 2 Matriks Kesesuaian Wisata Pantai Kategori Rekreasi ... 22 3. Tabel 3 Matriks Kesesuaian Wisata Pantai Kategori Duduk Santai . 23 4. Tabel 4 Matriks Kesesuaian Lahan untuk Wisata Pantai Kategori

Berperahu.. ... 24 5. Tabel 5 Potensi Ekologis Pengunjung dan Luas Area Kegiatan ... 25 6. Tabel 6 Prediksi Waktu yang dibutuhkan untuk Setiap Kegiatan

Wisata ... 25 7. Tabel 7 Matriks Hasil Pengukuran Indeks Kesesuaian Wisata Pantai

Kategori Rekreasi ... 38 8. Tabel 8 Matriks Hasil Pengukuran Indeks Kesesuaian Wisata Pantai

Kategori Berenang ... 39 9. Tabel 9 Matriks Kesesuaian Wisata Pantai Kategori Duduk Santai . 40

10. Tabel 10 Matriks Hasil Pengukuran Indeks KesesuaianWisata Pantai

Kategori Berperahu.. ... 40

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No Teks Halaman

1. Lampiran 1 Alat Yang digunakan dalam Penelitian ... 52

2. Lampiran 2 Kondisi Kawasan Pantai Kahona ... 52

3. Lampiran 3 Metode Pengukuran Lapangan ... 56

4. Lampiran 4 Kuisioner Penelitian untuk Pengunjung Pantai Kahona . 57 5. Lampiran 5 Kuisioner Penelitian untuk Masyarakat Pantai Kahona . 63 6. Lampiran 6 Perhitungan Jumlah Responden Wisatawan yang Berkunjung ke Pantai Kahona ... 67

7. Lampiran 7 Daftar Pribadi Responden Wisatawan yan Berkunjung ke Pantai Kahona ... 68

8. Lampiran 8 Daftar Data Pribadi Masyarakat Pantai Kahona ... 72

9. Lampiran 9 Presepsi Wisatawan dikawasan Pantai Kahona ... 73

10. Lampiran 10 Kategori Rekreasi ... 79

11. Lampiran 11 Kategori Berenang ... 80

12. Lampiran 12 Kategori Berperahu ... 81

13. Lampiran 13 Daya Dukung Pantai Kahona ... 81

14. Lampiran 14 Presepsi terhadap Keindahan Kawasan ... 82

15. Lampiran 14 Presepsi terhadap Kenyamanan Kawasan ... 82

(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kota Barus adalah sebuah kecamatan di sebuah Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Indonesian. Ibu kota kecamatan ini berada di kelurahan Padang Masiang. Kota Barus sebagai kota Emporium dan pusat peradaban pada abad 1 – 17 M, dan disebut juga dengan nama lain, yaitu Fansur Kecamatan Barus berada di Pantai Barat Sumatera dengan ketinggian antara 0 – 3 meter di atas permukaan laut. Kecamatan Barus terletak pada Koordinat 02° 02’05” - 02°

09’29” Lintang Utara, 98° 17’18” - 98° 23’28” Bujur Timur. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Andam Dewi, sebelah Selatan dengan

Kecamatan Sosorgadong, sebelah Timur dengan Kecamatan

Barus Utara, sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia (Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Tengah Statistik Daerah Kecamatan

Andam Dewi, 2012).

Pantai Kahona yang berada di Desa Lobu Tua, Kecamatan Andam Dewi, Kabupaten Tapanuli Tengah, diyakini sebagai pantai indah di Sumatera Utara.

Pantai yang memiliki pasir putih yang halus dan deretan kelapa serta rumput hijau semakin menambah keindahan dan keasrian Pantai Kahona. Pantai ini masih alami dan terjaga karena lokasinya yang memang berada cukup jauh dari pusat Kota Barus. Pantai Kahona merupakan potensi wisata yang sangat perlu dikembangkan sehingga menjadi daerah wisata yang semakin menarik dan bersih sehingga semakin banyak wisatawan yang datang (Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Tengah Pantai Kahona. 2012).

(14)

Ekowisata merupakan perjalanan wisata ke suatu lingkungan baik alam yang alami maupun buatan serta budaya yang ada yang bersifat informatif dan partisipatif yang bertujuan untuk menjamin kelestarian alam dan sosial budaya.

Ekowisata menitik beratkan pada tiga hal utama yaitu keberlangsungan alam atau ekologi, memberikan manfaat ekonomi dan secara psikologi dapat diterima dalam kehidupan sosial masyarakat (Satria, 2009).

Banyaknya jumlah pengunjung pada hari libur dapat menganggu atau merusak lingkungan sehingga diperlukan penelitian mengenai kesesuain wisata dan daya dukung kawasan wisata di Pantai Kahona.

Perumusan Masalah

Pantai Kahona merupakan salah satu objek wisata pilihan masyarakat Tapanuli Tengah dan Sibolga. Wisata dapat menjadi pilihan yang tepat untuk refreshing diri dari kesibukan dan pekerjaan sehari-hari. Ada banyak jenis wisata,

salah satunya adalah wisata pantai. Wisata pantai merupakan wisata yang menawarkan keindahan alam pantai baik itu kondisi fisik pantai dan tanaman pantai. Besarnya minat pengunjung untuk berwisata ke Pantai Kahona sehingga perlu untuk melakukan analisis ekowisata.

Berdasarkan perumusan masalah tersebut di harapkan dapat menjawab pertanyaan berikut :

1. Bagaimana Analisis Kesesuaian Wisata dan Daya Dukung Kawasan Wisata Pantai Kahona?

2. Bagaimana Persepsi wisatawan terhadap Pantai Kahona?

(15)

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menganalisis Indeks Kesesuaian Wisata Pantai Kahona serta menganalisis tingkat Daya Dukung Kawasan Wisata Pantai Kahona untuk kegiatan wisata pantai.

2. Mengetahui persepsi wisatawan dan penduduk sekitar terhadap kualitas ekologis kawasan Pantai Kahona.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan informasi kepada masyarakat maupun instansi mengenai kesesuaian dan kemampuan daya dukung kawasana Pantai Kahona serta diharapkan dapat dijadikan pertimbangan dalam kebijakan pengelolaan dan upaya pelestarian wisata Pantai Kahona.

Kerangka Pemikiran

Kawasan Pantai Kahona dimanfaatkan oleh para masyarakat, pengunjung serta pengelolaan dengan kegiatan wisata pantai. Pantai Kahona memiliki keindahan pantai yang cukup indah, para wisatawan melakukan kegiatan wisata di Pantai Kahona dengan berbagai aktivitas seperti, berenang, berkemah, berekreasi dan lain-lain.

Pantai Kahona sering sekali ramai dengan pengunjung, hal ini dapat merusak satu ekosistem yang berada di pantai tersebut, dengan adanya kesesuaian aktivitas wisata serta kemampuan Daya Dukung Wisata Pantai Kahona, maka kondisi ekologi kawasan tersebut dapat lestari dan berkelanjutan. Berikut ini

(16)

adalah kerangka pemikiran dari penelitian yang telah dilakukan, dapat dilhat pada Gambar 1.

Pantai Kahona

Wisata Pantai

Destinasi Wisata Persepsi Masyarakat

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Indeks Kesesuaian Wisata Daya Dukung Wisata

Persepsi Pengujung

Pengelolaan Berkelanjutan

(17)

TINJAUAN PUSTAKA

Wilayah Pesisir

Wilayah pesisir adalah daerah pertemuan antara darat dan laut, dengan batas ke arah darat meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air yang masih mendapat pengaruh sifat - sifat laut seperti angin laut, pasang surut, perembesan air laut (intrusi) yang dicirikan oleh vegetasinya yang khas, sedangkan batas wilayah pesisir ke arah laut mencakup bagian atau batas terluar dari daerah paparan benua (Continental shelf), dimana ciri-ciri perairan ini masih dipengaruhi oleh proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun proses yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran (Sudarsono, 2011).

Melihat karakteristik ekosistem di kawasan pesisir yang kompleks, pengelolaan ekowisata harus mengikuti kaidah-kaidah lingkungan dan berdasarkan pada prinsip keterpaduan. Pengelolaan ekowisata pesisir secara terpadu dimaksudkan untuk mengkoordinasikan dan mengarahkan berbagai aktivitas pengelolaan yang terdiri atas dua atau lebih sektor terkait. Keterpaduan juga dapat diartikan sebagai koordinasi antara tahapan pembangunan di wilayah pesisir dan lautan yang meliputi pengumpulan dan analisa data, perencanaan, implementasi dan pengawasan (Sari et al., 2016).

Ekowisata

Ekowisata didefinisikan sebagai perjalanan bertanggung jawab ke daerah alam yang melestarikan lingkungan, menopang kesejahteraan masyarakat setempat, dan melibatkan interpretasi dan pendidikan. Ekowisata bahari

(18)

merupakan ekowisata yang memanfaatkan karakter sumber daya pesisir dan laut.

Sumber daya ekowisata terdiri dari sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dapat diintegrasikan menjadi komponen terpadu bagi pemanfaatan wisata.

pariwisata yang berkelanjutan adalah pariwisata yang secara ekonomis dan sosial

yang layak tanpa mengurangi dari lingkungan dan budaya lokal (Tanto et al., 2017).

Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain. Pariwisata juga merupakan kegiatan perpindahan/perjalanan orang secara temporer dari tempat mereka biasa bekerja dan menetap ke tempat luar, guna mendapatkan kenikmatan dalam perjalanan atau di tempat tujuan (Rahmawati, 2009).

Ekowisata merupakan salah satu alternatif program yang dapat diterapkan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat sebagai upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan ekosistem. Di sisi lain, sarana dan prasarana penunjang pengelolaan serta pelayanan pengunjung yang dibutuhkan untuk pengembangan ekowisata harus memadai untuk menarik minat pengunjung atau wisatawan (Wardani, 2011).

Potensi Wisata

Menurut Murni et al., (2018) kriteria dasar yang dipakai dalam penilaian potensi ekowisata adalahsebagai berikut:

a. Daya Tarik

Daya tarik wisata alam adalah potensi objek wisata yang menjadi objek kunjungan wisata alam antara lain keindahan sumber daya alam, banyak Noya

(19)

sumberdaya alam yang menonjol, keutuhan sumberdaya alam, pilihan kegiatan rekreasi, dan keanekaragaman. Kriteria daya tarik diberi bobot 6 karena daya tarik merupakan modal utama yang memungkinkan datangnya pengunjung.

b. Kadar hubungan/aksesibilitas

Kadar hubungan/aksesibilitas merupakan faktor yang sangat penting alam mendorong potensi pasar seperti kondisi dan jarak jalan. Kriteria kadar hubungan/aksesibilitas dibobot nilainya 5.

c. Akomodasi

Akomodasi merupakan salah satu faktor yang diperlukan dalam kegiatan wisata yaitu jumlah penginapan dan jumlah kamar bobot nilainya tiga. Jarak tempat akomodasi 5 - 15 km dari objek wisata.

d. Sarana dan Prasarana

Penunjang Sarana/prasarana diberi bobot tiga karena merupakan faktor penunjang dalam kegiatan wisata sarana penunjang seperti rumah makan, pusat perbelanjaan/pasar, bank, dan prasarana seperti jaringan telepon, jaringan listrik, dan jaringan air minum.

Wisata Pantai

Kegiatan wisata yang dikembangkan dengan konsep ekowisata bahari dikelompokkan menjadi wisata pantai dan wisata bahari. Wisata pantai merupakan kegiatan wisata yang mengutamakan sumber daya pantai dan budaya masyarakat pantai seperti rekreasi, olahraga, menikmati pemandangan dan iklim.

Sedangkan wisata bahari merupakan kegiatan wisata yang mengutamakan sumber daya bawah laut dan dinamika air laut (Tanto et al, 2017).

(20)

Pantai merupakan bagian wilayah pesisir yang bersifat dinamis, artinya ruang pantai (bentuk dan lokasi) berubah dengan cepat sebagai respon terhadap proses alam dan aktivitas manusia. Faktor-faktor yang mempengaruhi dinamisnya lingkungan pantai diantaranya adalah iklim (temperatur, hujan), hidro-oseanografi (gelombang, arus, pasang surut), pasokan sedimen (sungai, erosi pantai), perubahan muka air laut (tektonik, pemanasan global) dan aktivitas manusia seperti reklamasi pantai dan penambangan pasir (Sholihudin, 2011).

Wisata pantai dan bahari merupakan salah satu potensi yang sangatmenonjol di sebagai ciri khas daerah yang dikelilingi oleh pulau dan laut pastinya. Untuk itulah perlu adanya pemeliharaan cagar budaya dan laut agar kawasan wisata dapat dikembangkan dan berdampak positif. Bahwa seluruh penyelenggara kegiatan usaha daya tarik wisata alam wajib memperhatikan menjaga pelestarian lingkungan alam dan budaya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undang yang berlaku. Berdasarkan penjelasan diatas wilayah kawasan wisata yang kaya akan cagar budaya alam, laut, serta terumbu karang harus dikelola dengan baik dan sesuai ketentuan agar terciptanya tujuan pariwisata untuk pembangunan daerah (Siam, 2015).

Daya Tarik Wisata

Daya tarik wisata dibagi menjadi daya tarik wisata alam, daya tarik wisata buatan dan budaya. daya tarik wisata yang juga disebut objek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata, terdiri dari pengusahaan daya tarik wisata alam, daya tarik wisata budaya pengusahaan dan daya tarik wisata minat khusus (Widagdyo, 2017).

(21)

Daya tarik wisata adalah suatu nilai yang memiliki sebuah keunikan atau keanekaragaman dari suatu daya tarik wisata sehingga dapat menarik kunjungan bagi wisatawan. Hal ini menarik untuk dikaji karena kawasan ekowisata selain merupakan sumber pendapatan masyarakat juga berfungsi untuk konservasi keanekaraganam hayati dan kelestarian budaya masyarakat lokal. Dengan demikian dipandang perlu diteliti secara mendalam agar masyarakat lokal memiliki pemahaman tentang bentuk kemitraan, yaitu bahwa pentingnya pemasaran produk wisata pada objek wisata dengan menjalin kerjasama dengan pelaku usaha wisata sehingga masyarakat akan memperoleh manfaat dari segi pemberdayaan masyarakat, ekonomi dan ekologis (melestarikan lingkungan kawasan objek wisata) (Wahyuni, 2016).

Menurut Pangesti (2007) unsur-unsur daya tarik wisata pantai meliputi : keindahan pantai, kebersihan, keselamatan/keamanan pantai, jenis dan warna pasir, variasi kegiatan, dan lebar pantai. Semua unsur tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain.

1. Keindahan pantai

Daya tarik utama seseorang atau wisatawan mengunjungi suatu pantai untuk kegiatan rekreasi dan bersenang-senang adalah karena adanya keindahan pemandangan yang menarik untuk dinikmati.

2. Kebersihan

Kebersihan merupakan aspek utama untuk menjamin kenyamanan penglihatan (view) pada suatu lokasi wisata. Kebersihan yang dimaksudkan untuk kegiatan wisata pantai adalah kebersihan alami yaitu pada lokasi wisata tersebut tidak terlalu tercemar dengan sampah yang berasal dari perairan yaitu sampah yang

(22)

terbawa oleh arus atau gelombang. Meskipun suatu pantai memiliki keindahan pemandangan yang menarik namun apabila tidak memperhatikan kebersihan maka tentu hal tersebut dapat mengurangi estetika dari pantai itu sendiri.

3. Keselamatan/Keamanan Pantai

Setiap wisatawan pasti akan selalu mendambakan kenyamanan dan keamanan pada suatu lokasi wisata. Kenyamanan berhubungan erat dengan ketersediaan fasilitas atau sarana dan prasarana yang tersedia dilokasi wisata.

4. Jenis dan Warna Pasir (Substrat)

Secara visual, jenis dan warna pasir pada suatu objek wisata memberikan nilai tersendiri bagi estetika pantai itu sendiri. Pantai yang memiliki jenis pasir putih dan pasir hitam yang berukuran sedang sampai kasar sangat diminati oleh para wisatawan.

5. Variasi Kegiatan

Beragamnya kegiatan pada suatu objek wisata akan menarik perhatian para wisatawan untuk datang berkunjung. Kegiatan tersebut dapat bersifat edukasi atau pendidikan misalnya pengenalan flora dan fauna yang terdapat pada wilayah laut dan pantai, dan secara fisik berupa kegiatan-kegiatan outbond yang bisa memanfaatkan ketersediaan tumbuhan pantai seperti mangrove sebagai lokasi kegiatan.

6. Lebar Pantai

Luasan pantai meliputi : daerah supratidal yaitu daratan pantai yang tidak terkena air pada saat pasang, daerah intertidal yaitu daerah antara batas pasang tertinggi dengan batas surut terendah, dan daerah subtidal yaitu daerah yang selalu tergenang air. Lebar pantai berhubungan dengan kelandaian pantai.

(23)

Semakin landai suatu perairan maka semakin besar pula lebar pantai yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan wisata pantai. Misalnya pada daerah supratidal yang dapat dimanfaatkan untukkegiatan bermain (substrat berpasir) bagi wisatawan terutama anak-anak, sedangkan daerah intertidal untuk kegiatan mandi dan bermain-main dan berenang dalam air dan daerah subtidal untuk mandi dan renang.

Pembangunan Ekowisata Berkelanjutan

Ekowisata berbasis masyarakat menekankan pada usaha pelestarian keanekaragaman hayati dengan menciptakan kerjasama yang erat antara masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan wisata dengan industri pariwisata. Hal mendasar dalam mengembangkan pariwisata yang berbasis masyarakat berdasarkan konsep ekowisata adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia dan keterampilan masyarakat lokal di sekitar kawasan wisata (Yanuar, 2017).

Masaddun et al., (2013) menyatakan bahwa pengembangan parawisata berkelanjutan adalah pengembangan pariwisata yang memperhatikan wilayah konservasi dan perubahan komunitas ekologis yang ditimbulkannya, meliputi terhadap perlindungan satwa liar dan menjaga kualitas kehidupan yang ada di lingkungan tersebut untuk generasi yang akan datang. Jadi pengembangan pariwisata yang berkelanjutan sangat erat kaitannya dengan keramahan lingkungan. Adapun prinsip-prinsip pariwisata pesisir berkelanjutan.

1. Prinsip Keseimbangan

Pengelolaan pariwisata harus berdasarkan pada komitmen pola keseimbangan antar pembangunan ekonomi, sosial budaya dan konservasi.

(24)

2. Prinsip Konservasi

Melibatkan masyarakat dalam pengelolaan usaha pariwisata.

3. Prinsip Konservasi

Memiliki kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan dan budaya pengembangan harus di selenggarakan secara bertanggung jawab dan mengikuti kaidah-kaidah ekologi serta peka dan menghormati nilai-nilai sosial budaya dan tradisi keagamaan masyarakat setempat.

4. Prinsip Keterpaduan

Pengelolaan memperhatikan kondisi ekosistem dan disinerjikan dengan pembangunan berbagai sektor

5. Prinsip penegakan hukum

Pengelolaan pariwisata harus di kembangkan sesuai dengan aturan-aturan yang ada, serta dilaksakan dengan penegakan hukum maupun peraturan yang berlaku untuk menjamin kepastian hukum dalam pengelolaan pariwisata.

(25)

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2018 di Pantai Kahona, Kecamatan Andam Dewi, Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara.

Kegiatan penelitian ini akan dilakukan di Pantai Kahona, Kecamatan Kahona Tapanuli Tengah dengan titik koordinat 2˚01’39” LU dan 98˚21’23” BT dapat dilihat pada Gambar 2 dan rencana kegiatan penelitian dapat dilihat pada lampiran 1.

Gambar 2. Lokasi Penelitian (Geogle Earth, 2018)

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Global Positioning System (GPS), kamera, alattulis, bola duga, stopwatch, secchi disk, dan tali plastik.

(26)

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner yang dibagi kan kepada pengunjung dan masyarakat sekitar, dan data sekunder dari Teknik pengumpulan data Dinas Pariwisata Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah.

Deskripsi Area

Pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik purposive sampling untuk penetuan stasiun. Pertimbangan menggunakan metode purposive sampling karena purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.

a. Stasiun 1

Stasiun secara geografis terletak pada 02°02’42.92” LU dan 098°20’39.02” BT. Daerah ini merupakan daerah yang dijadikan tempat bersantai, dan dijadikan menikmati pemandangan. Kondisi stasiun 1 dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Stasiun 1

b. Stasiun 2

Stasiun 2 secara geografis terletak pada 02°02’42.92” LU dan 098°20’39.02 BT. Pada daerah ini pengunjung menjadikan tempat ini sebagai

(27)

tempat untuk menikmati pemandangan alam serta aktivitas berenang dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Stasiun 2.

c. Stasiun 3

Stasiun 3 ini terletak di sebelah Pantai Kahona. Secara geografis terletak pada 02°02’20.01LU dan 098°20’59.72BT. Daerah ini merupakan daerah yang dijadikan tempat tempat bermain pasir dan aktivas dengan menggunakan kapal nelayan di daerah dan menikmati pemandangan. Kondisi stasiun 3 dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Stasiun 3

(28)

Teknik Pengumpulan Data Data Primer

Data primer diperoleh melalui observasi lapangan, wawancara dan kuisioner. Observasi lapangan yaitu meninjau langsung kondisi lokasi lapangan dengan melakukan pengukuran terhadap kondisi fisik perairan, pengamatan fauna, dan vegetasi yang ada di kawasan Pantai Kahona. Wawancara dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada pengunjung dan masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar tempat wisata untuk mengetahui persepsi wisatawan dan masyarakat terhadap kondisi kawasan wisata Pantai Kahona.

Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari studi pustaka seperti buku-buku penunjang, jurnal, dan penelitian-penelitian sebelumnya untuk mengetahui kondisi lokasi penelitian dan memperoleh informasi data penunjang yang diperlukan dalam penelitian ini.

Penentuan Responden

Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah metode purposive sampling (sampel dengan sengaja), yaitu cara pengambilan sampel

dengan cara disengaja dengan tujuan sampel tersebut dapat mewakili setiap unsur yang ada dalam populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan yang berkunjung ke Pantai Kahona. Pemilihan sampel harus representatif atau mewakili populasi dengan kriteria cukup dewasa (umur 17 tahun keatas), sehat jasmani dan mampu berkomunikasi dengan baik. Dengan rumus slovin dalam Nugraha (2007).

(29)

n =

1 e

Keterangan :

n = Ukuran sampel yang dibutuhkan N = Ukuran populasi

e = Margin error yang diperkenankan (10% - 15%).

Analisis Data

Parameter Biogeofisik Wisata Pantai 1. Lebar Pantai

Pengukuran lebar pantai hubungannya dengan kegiatan wisata dimaksudkan untuk mengetahui seberapa luas wilayah pantai yang dapat digunakan untuk berbagai kegiatan wisata pantai. Lebar pantai dapat diukur dari akhir vegetasi terakhir di daratan hingga batas surut terendah.

2. Kedalaman

Kedalaman perairan (meter) ditentukan dengan menggunakan tali plastik yang diberikan pemberat. Tali plastik yang telah diberi ukuran dimasukkan tegak lurus permukaan ke dalam perairan hingga pertama kali menyentuh substrat. Pengukuran kedalaman disesuaikan dengan kesesuaian sumberdaya untuk setiap kegiatan wisata. Kemudian skala dicatat sebagai data kedalaman perairan yang dinyatakan dalam meter (m).

3. Kecepatan Arus

Arus merupakan gerakan mengalir suatu massa air yang disebabkan oleh tiupan angin, atau karena perbedaan densitas air laut atau dapat pula disebabkan oleh gerakan gelombang yang panjang menyatakan bahwa angin mendorong bergeraknya air permukaan yang menghasilkan suatu gerakan

(30)

horizontal yang lamban dan mampu mengangkut suatu volume air yang sangat besar melintasi jarak jauh di lautan.

4. Tipe pantai

Penentuan tipe pantai dilakukan secara pengamatan visual, yaitu dengan mengamati jenis dan warna pasirnya.

5. Substra dasar perairan

Menentukan supsrat dasar perairan dengan cara mengambil supsrat dasar perairan menggunakan Van veen grab di setiap titik sampling kemudian dilakukan pengamatan secara visual di lapangan, kemudian menggolongkan apakah termasuk supsrat pasir, atau pasir berkarang (Yulisa et at, 2016).

6. Kecepatan arus

Pengukuran kecepatan arus yaitu dengan menetapkan jarak tempuh bola arus (1 meter) kemudian di ukur waktu tempuh bola arus tersebut menggunakan stopwatch. Kecepatan arus dapat diketahui menggunakan rumus (Suryadhi, 2013).

7. Kemiringan pantai

Pengukuran kemiringan pantai dapat diketahui dengan melihat kedalaman pantai maka akan diketahui sudut kemiringan pantai. Hitung ketinggian tongkat atau kedalaman pantai kemudian tarik garis lurus dengan bantuan rollmeter, kemudian akan didapatkan sudut kemiringan pantai tersebut dengan menggunakan rumus Lestari (2013).

(31)

8. Kecerahan perairan

Pengukuran kecerahan perairan adalah berjarak 15 meter ke arah laut dari garis/bibir pantai atau stasiun yang dianggap aman untuk kegiatan wisata pantai. Pengukuran kecerahan dilakukan menggunakan secchi disk modifikasi kemudian diturunkan perlahan ke dalam perairan pada lokasi pengamatan.

Nilai kecerahan perairan adalah rata-rata dari kedalaman secchi disk tidak

terlihat dan kedalaman secchi disk yang sudah terlihat kembali (Pratesthi et al., 2016)

9. Penutupan lahan

Penentuan penutupan lahan dilakukan dengan mengamati daerah sekitar pantai, kemudian menggolongkan apakah lahan terbuka dengan pohon kelapa, savana, semak belukar, atau permukiman.

10. Biota berbahaya

Penentuan biota berbahaya dilakukan dengan mengamati biota-biota yang ada di pantai Jodo pada saat sampling, dengan indikator bulu babi, ikan pari, ular laut, dan ikan berbisa yang menjadi biota berbahaya karena biota laut ini memiliki duri dan racun yang berbahaya bagi manusia.

11. Ketersediaan air tawar

Pengukuran ini dilakukan secara visual dan juga pengukuran, yaitu dengan cara mengamati sumber air tawar yang terdekat dari pantai yang digunakan oleh pengelola untuk menjadi sumber air bersih. Kemudian, jarak antara pantai dengan sumber air di ukur.

(32)

Analisis Indeks Kesesuaian Wisata

Kegiatan wisata yang dikembangkan hendaknya disesuaikan dengan potensi sumberdaya dan peruntukannya. Setiap kegiatan wisata mempunyai persyaratan sumberdaya dan lingkungan yang sesuai obyek wisata yang akan dikembangkan.

Menurut Yulianda (2007) rumus yang digunakan untuk kesesuaian wisata pantai dan wisata bahari adalah :

IKW =   x 100 %

Keterangan :

IKW = Indeks Kesesuaian Wisata

Ni = Nilai parameter ke-i (Bobot x Skor)

Nmaks = Nilai maksimum dari suatu kategori wisata

Penentuan kesesuaian berdasarkan perkalian skor dan bobot yang diperoleh dari setiap parameter. Kesesuaian kawasan dilihat dari tingkat persentase kesesuaian yang diperoleh penjumlah nilai dari seluruh parameter yang diamati untuk kesesuaian wisata kategori rekreasi pantai dapat dilihat pada Tabel 1 untuk berenang, Tabel 2 rekreasi pantai dan Tabel 3 untuk berperahu.

(33)

Tabel 1. Matriks Kesesuaian Wisata Pantai Kategori Berenang

Sumber : Yulianda 2007 Keterangan :

jumlah = (Skor x Bobot) dimana nilai maksimum = 84 S1 = Sangat sesuai dengan nilai 83-100%

S2 = Sesuai dengan nilai 50-<83%

S3 = Sesuai bersyarat dengan nilai 17-<50%

SN = Tidak sesuai dengan nilai <17

No. Parameter Bobot Kategori S1

Skor Kategori S2

Skor Kategori S3

Skor Kategori SN

Skor

1 Kedalaman Perairan (m)

5 0-3 4 >3-6 3 >6-102 >10 1

2 Tipe Pantai 5 Pasir Putih

4 Pasir Putih, sedikit karang

3 Pasir Hitam, Berkarang, sedikit terjal

2 Lumpur, berbatu, Terjal

1

3 LebarPantai (m)

5 >15 4 10-15 3 3-<10 2 <3 1

4 Material Dasar Pantai

4 Pasir 4 Karang Berpasir

3 Pasir berlumpur

2 Lumpur 1

5 Kecepatan Arus (m/d)

4 1-0,17 4 0,17-0,34 3 0,34-0,51 2 >0,51 1

6 Kemiringan Pantai (0)

4 <10 4 10-25 3 >5-45 2 >45 1

7 Kecerahan Perairan (m)

3 >10 4 >5-10 3 3-5 2 <2 1

8 Penutupan lahan Pantai

3 Kelapa, lahan terbuka

4 Semak, belukar, rendah ,savana

3 Belukar tinggi

2 Hutan bakau, pemukiman,

pelabuhan

1

9 Biota berbahaya

3 Tidak ada

4 Bulu babi 3 Bulu babi, ikan pari

2 Bulu babi, ikan pari,

lepu, hiu

1

10 Ketersediaan air tawar (jarak/km)

3 <0,5(km) 4 >0,5- 1(km)

3 >1-2 2 >2 1

(34)

Tabel 2. Matriks Kesesuaian Wisata Pantai Kategori Rekreasi

No. Parameter Bobot Kategori SI

Skor Kategor i S2

Skor Kategori S3

Skor Kategori SN

Skor

1 Kedalaman perairan (m)

5 0-3 4 >3-6 3 >6-10 2 >10 1

2 Material dasar perairan

5 Pasir 4 Karang berpasir

3 Pasir Lumpur

2 Lumpur 1

3 Kecepatan arus(m/det)

5 0-0,17 4 0,17- 0,34

3 0,34-0.51 2 >0,51 1

4 Penutupan lahan pantai

3 Kelapa, lahan terbuka

4 Semak, belukar, rendah savana

3 Belukar timggi

2 Hutan bakau, pemukiman,

pelbh 1

5 Tipe pantai 5 Pasir Putih

4 Pasir putih

3 Pasir hitam, karang

kerjal

2 Lumpur berbatu, terjal

1

6 Lebar pantai (m)

3 >15 4 10-15 3 3-<10 2 <3 1

7 Kecerahan perairan (m)

3 >10 4 >5-10 3 3-5 2 <2 1

8

Ketersediaan air tawar

3 <0,5 (km)

4 >0,5-1 3 >1-2 2 >2 1

Sumber : Setyobudiandi et al., 2013 Keterangan :

TS (Tidak Sesuai) :<37,5%

SB (Sesuai Bersyarat) : 37,5-< 62,5%

S (Sesuai) : 62,5-< 87,5%

SS(Sangat Ssesuai) :87,5-100%

(35)

Tabel 3. Matriks Kesesuaian Kategori Duduk Santai

No Parameter Bobot Kategori Skor

1 Lebar Pantai 1 x 3

4 x<8 2

1 x<4 1

<1

2 Pemandangan 5 Pantai, Hutan, Pengunungan dan Sungai 3 2 s.d 3 dari 4 Pemandangan 2 Satu dari 4 Pemandangan 1

Tidak ada Pemandangan 0

3 Vegetasi yang ada di

tepi pantai

5 Jumla Jenis Pohon 4 3

Jumlah Jenis Pohon 2-3 2

Jumlah Jenis Pohon 1

Semak Belukar 0

4 Hamparan 3 Rumput /Pasir 3

Berbatu 2

Tanah Liat 1

Lumpur 0

5 Biota

Bebahaya

3 1 Jenis 2

1 s.d 3 jenis 1

Lebih dari 3 Jenis 0

Sumber : Modifikasi Yulianda (2007)

Penilaian Kesesuaian Wisata Kategori Pantai Berperahu

Penilaian kesesuaian lahan untuk kegiatan berperahu berdasarkan parameter kedalaman dan kecepatan arus. Matriks kesesuaian wisata Kategori berperahu tabel 4.

(36)

Hasil akhir dari setiap stasiun hanya dilakukan penjumlahan pada parameter kedalaman dan kecepatan arus setelah dilakukan pengalian antara nilai bobot dan skor, setelah itu dapat dihitung indeks kesesuaian wisata kategori berperahu dan (Tambunan, et al., 2013).

Tabel 4. Matriks Kesesuaian Lahan untuk Wisata Pantai Kategori Berperahu (Tambunan et al., 2013)

No Parameter Bobot Kategori

S1 Skor

Kategori S2

Skor Kategori

S3 Skor

1 Kedalaman 5 > 8 3 > 4-8 2 < 4 1

2 Kecepata Arus

3 0-0.15 3 > 0.15- 0.40

2 > 0.40 1

Keterangan :

S1 (Sangat Sesuai) : 18,7-24 S2 = (Sesuai) :13,3-18-6 S3 = (Tidak Sesuai) :< 13,3

Analisis Daya Dukung Kawasan

Adapun rumus untuk menghitung daya dukung kawasan (DDK) dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Yulianda, 2007) yaitu:

DDK = K x

x

Keterangan :

DDK = Daya Dukung Kawasan

K = Potensi ekologis pengunjung per satuan unit area

Lp = Luas area atau pengunjung area yang dapat dimanfaatkan Lt = Unit area yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan tertentu

Wt = Waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata dalam 1 hari Wp = Waktu yang dihabiskan pengunjung untuk setiap kegiatan tertentu

(37)

Luas suatu area yang dapat digunakan oleh wisatawan ditentukan dengan mempertimbangkan kemampuan alam dalam memberi toleransi kepada wisatawan sehingga keaslian sumberdaya alam akan tetap terjaga. Potensi ekologis wisatawan dan luas area kegiatan disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Potensi ekologis pengunjung (K) dan luas area kegiatan (Lt)

No. Jenis Kegiatan

K ( Wisatawan)

Unit Area (Lt)

Keterangan

1. Rekreasi

Pantai 1 50 m2 1 orang setiap 10m x 5m panjang pantai

2. Berenang 1 50 m2 1 orang setiap 10m x 5m panjang pantai

4. Berperahu 1 500 m2 1 orang setiap 100m x 5m panjang pantai

Sumber: Yulianda et al, 2010

Waktu kegiatan wisatawan (Wp) dihitung berdasarkan lamanya waktu yang dihabiskan oleh wisatawan melakukan kegiatan wisata. Waktu wisatawan diperhitungkan dengan mempertimbangkan waktu yang disediakan untuk kawasan (Wt). Prediksi waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan wisata disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Prediksi Waktu yang dibutuhkan untuk Setiap Kegiatan Wisata No. Jenis kegiatan Waktu yang dibutuhkan

(Wp-jam)

Total Waktu 1 hari (Wt-jam) 1.

2.

3.

4.

Rekreasi Pantai Berenang Memancing

Berperahu

3 2 3 1

8 8 8 8 Sumber: (Yulianda, et al, 2010).

Persepsi Wisatawan Terhadap Keindahan dan Kenyamanan Kawasan Analisis mengenai persepsi wisatawan digunakan untuk mengetahui tingkat keindahan dan kenyamanan objek wisata Pantai Kahona. Tingkat

(38)

keindahan dan kenyamanan menurut Yulianda (2004) dibagi atas keindahan dan kenyamanan lokasi wisata.

Penilaian terhadap keindahan kawasan dilakukan dengan membuat daftar pertanyaaan (kuesioner) yang ditujukan kepada masyarakat setempat dan wisatawan. Keindahan yang dinilai adalah keindahan alami, tidak termasuk buatan manusia. Secara kuantitatif dapat dihitung dengan rumus (Yulianda, 2004):

Ka =

x 100%

Keterangan:

ERs : Jumlah responden yang mengatakan indah ERo : Jumlah seluruh responden

Ka : Nilai Keindahan alam (%) Kriteria/ nilai keindahan alam:

Ka  75% : Indah (3)

40  Ka  75% : Cukup Indah (3) Ka < 40% : Tidak Indah (1)

(39)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umum Pantai Kahona

Pantai Kahona merupakan salah satu kawasan wisata yang berada di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Kawasan Pantai Kahona sudah lama di jadikan pemerintah setempat sebagai tempat wisata karena dilihat dikawasan ini memiliki potensi alamiah yang dijadikan sebagai kawasan wisata.

Pantai Kahona memilki fasilitas perahu dayung, pondok, kios, toilet, makanan dan tempat parkir. Selain itu pantai kahona juga berdekatan dengan pulau karang yang bisa sebagai daya tarik pengunjung untuk melakukan penyeberangan ke pantai tersebut.

Potensi pemandangan yang indah dan juga adanya sunset di sore hari adalah menambah daya tarik keindahan alam Pantai Kahona. Pemandangan sunset dapat nikmati oleh pengunjung pada sore hari sambil duduk santai di pinggir pantai dan juga dapat dinikmati pada saat berenang atau aktivitas lainnya yang berada di pantai kahona.

Akses menuju kawasan Pantai Kahona dapat dikatakan sangat rusak dan sampai saat ini belum di lakukan perbaikan. Perjalan menuju kawasan Pantai Kahona dapat ditempuh dengan transportasi darat ( sepeda motor, mobil, bus, dan lain-lain) dan transportasi air (kapal). Namun hal ini sangat jarang dilakukan pengujung datang menggukana transpotasi air. Kawasan wisata ini memiliki hanya satu pintu masuk yang terdapat loket pembayaran dengan sekali Tarif RP (3000.00), sepeda motor dan (5000.00) untuk mobil. Uang tiket masuk tersebut dikumpulkan masyarakat sekitar untuk memperbaiki fasilitas Pantai Kahona.

(40)

Persepsi Wisatawan

Wisatawan yang berkujung kekawasan Pantai Kahona diberikan koisioner untuk mengetahui tanggapan wisatawan terhadap keadaan kawasan, sarana prasarana, kualitas ekologi, isu dan permasalahan, serta harapan untuk pengembangan wisata ini. Jumlah responden yang di bagikan kuisioner adalah 89 orang, diperoleh berdasarkan data wisatawan berdasarkan dalam satu tahun.

Perhitungan jumlah responden dapat di lihat di Lampiran 6 dan daftar data pribadi responden wisatawan dapat dilihat pada Lampiran 7.

Kegiatan wisata saat mengunjungi pantai yang disukai pengunjung yaitu 23,59% menyukai kegiatan berenang karena air Pantai Kahona mendukung kegiatan tersebut. Wisatawan yang menyukai berperahu sebanyak 6,76% karena pantai kahona mendukung kegiatan berperahu. 39,32 wisatawan menikmati pemandangan Pantai Kahona yang memiliki pemandangan yang indah dengan air laut yang jernih dan di kelilingi pemandangan hijau. 23,59% melakukan rekreasi pantai yang bertujuan mengisi kekosongan waktu atau beralih dari kegiatan rutin untuk menikmati keindahan Pantai Kahona (Gambar 6).

Gambar 6. Kegiatan Wisata yang dilakukan Wisatawan di Pantai Kahona 30,33%

6,76%

39,32%

23,59%

Berenang Berperahu Duduk Santai

Rekreasi

(41)

Persepsi wisatawan terhadap sambutan masyarakat di Pantai Kahona dapat dilihat pada (Gambar 7). Wisatawan lebih dominan menyatakan sambutan masyarakat cukup 39,32%, wisatawan menyatakan sambutan masyarakat kurang 26,96%, wisatawan menyatakan sambutan masyarakat baik 24,71%, wisatawan menyatakan sambutan masyarakat sangat baik 5,61% dan sambutan wisatawan menyatakan tidak tahu 3,38%.

Gambar 7. Persepsi Wisatawan terhadap Sambutan Masayarakat Pantai Kahona

Wisatawan 64,04% berkeinginan kembali berkunjung melakukan rekreasi di Pantai Kahona (Gambar 8). Hal ini disebabkan berbagai alasan wisatawan antara lain Pantai Kahona memiliki pemandangan yang indah, air pantai yang jernih untuk berenang dan juga wisatawan ingin menghabiskan waktu luang bersama keluarga sambil menikmati kegiatan – kegiatan yang ada di Pantai Kahona. Wisatawan yang tidak berkeinginan kembali berkunjung ke Pantai Kahona 35,95% dengan alasan lokasi pantai jauh dan juga sarana dan prasarana yang kurang mendukung untuk berekreasi ke Pantai Kahona. Hal ini dapat di jadikan sebagai acuan dalam melakukan pengelola untuk meningkatkan daya tarik obyek wisata tersebut.

24,71%

39,32%

5,61%

26,96%

3,37%

Baik Cukup Sangat

Baik

Kurang Tidak Tahu

(42)

Gambar 8. Persepsi Wisatawan Kembali Berkunjung ke Pantai Kahona

Persepsi wisatawan terhadap aksesbilitas, sarana dan prasarana di Pantai Kahona bervariasi. Persepsi wisatawan terhadap aksesbilitas menuju kawasan Pantai Kahona seperti transportasi dan jalan menuju Pantai Kahona dikatakan kurang baik dikarenakan jalan sangat rusak dan tidak adanya kendaraan umum yang masuk kedalam Pantai Kahona. sarana dan prasarana yang tersedia di kawasan Pantai Kahona antara lain penyediaan pondok, ketersediaan air bersih, kios makanan dan minuman, ketersediaan listrik, tempat sampah, tempat parkir, tempat ibadah dan toilet masih dikatakan kurang baik karena belum ada pengelolaan di lingkungan sekitar. Seperti tidak ada tempat pembuangan sampah khusus, toilet masih ditutupi terpal, belum ada tempat ibadah dan tidak ada tempat parkir khusus. Hal ini perlu di perhatikan oleh pihak pengelola untuk kelestarian lingkungan Pantai Kahona. Grafik persepsi wisatawan terhadap jenis aksesbiilitas, sarana dan prasarana yang tersedia dapat dilihat di (Gambar 9).

64,04%

35,95%

Ya Tidak

(43)

Gambar 9. Persepsi wisatawan terhadap jenis Aksesbilitas, Sarana dan Prasarana yang tersedia di Pantai Kahona

Persepsi wisatawan terhadap penyediaan pondok, kios makanan dan minuman, ketersediaan listrik dan toilet tergolong sedang di kerenakan harga penyewaan pondok dan fasilitas kegiatan wisata sedang sebanyak 59,56%, sedangkan wisatawan yang menyatakan mahal sejumlah 30,33% dan wisatawan yang menyatakan murah 10,11% dapat dilihat pada (Gambar 10).

Gambar 10. Persepsi Wisatawan terhadap Harga Makanan, Penyediaan Pondok dan Fasilitas Kegiatan Wisata Pantai Kahona

Wisatawan sebanyak 39,33% yang berkunjung ke Pantai Kahona lebih menyarankan untuk menambahkan atau memperbaiki dan juga beberapa kegiatan

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

80,00%

90,00%

Penyediaan Pondok Ketersediaan Air Transportasi Kios makanan dan Kondisi Jalan Ketersediaan Listrik Tempat Sampah Tempat Parkir Tempat Ibadah Toilet

Kurang Cukup Baik

Sangat Baik Tidak Tahu

10,11%

59,56%

30,33%

Murah Sedang Mahal

(44)

lainnya yang disarankan wisatawan untuk di lakukan penambahan atau pengelolaan dapat dilihat pada (Gambar 11).

Gambar 11. Jenis wisata yang perlu penambahan atau perbaikan

Selama melakukan kunjungan ke Pantai Kahona sebanyak 68,63%

Wisatawan menyatakan bahwa Pantai Kahona berpotensi untuk di kembangkan sedangkan 31,46% wisatawan menyatakan Pantai Kahona tidak mempunyai potensi untuk di kembangkan dapat dilihat pada (Gambar 12).

Gambar 12. Persepsi wisatawan terhadap Aktivitas yang Berpotensi untuk dikembangkan

Daya tarik sumberdaya alam untuk kegiatan wisata yang terdapat di Pantai Kahona dapat berupa pasir, air laut, dan Pemandangan air laut serta pepohonan yang ada di Pantai Kahona. 42,69% wisatawan Pantai Kahona menikmati

30,33%

6,76%

39,32%

23,59%

Berenang Berperahu Duduk Santai

Rekreasi

68,53%

31,46%

Ya Tidak

(45)

pemandangan, 26,89% wisatawan menyukai pasir Pantai Kahona, 28,08%

wisatawan menikmati air laut Pantai Kahona dan 2,24% wisatawan menyukai pepohonan yang ada disekitar Pantai Kahona (Gambar 13).

Gambar 13. Persepsi Wisatawan terhadap Daya Tarik Sumberdaya Pantai Kahona.

Persepsi wisatawan yang menyatakan baik 64,05% (pasir Putih kecoklatan) dan persepsi wisatawan menyatakan sangat baik 14,60%, persepsi wisatawan yang menyatakan cukup 14,60% dan persepsi wisatwan yang mengatakan pasir kurang baik 6,75% (Gambar 14).

Gambar 14. Persepsi Wisatawan terhadap kondisi Pasir di Pantai Kahona

26,89% 28,08%

2,24%

42,69%

Pasir Pantai Air Laut Tumbuhan Pemandangan

Pantai

6,75%

14,60%

64,05%

14,60%

Kurang (Coklat Kehitaman)

Cukup (Coklat)

Baik (Putih Kecoklatan)

Sangat Baik (Putih)

(46)

Persepsi wisatawan yang dominan menyatakan menyatakan air Pantai Kahona tidak berbau sebanyak 87,64% dan wisatawan yang berpersepsi air Pantai Kahona sedikit Berbau 4,49% dapat dilihat pada (Gambar 15).

Gambar 15. Persepsi Wisatawan terhadap Bau Perairan Pantai Kahona

Persepsi wisatawan terhadap kesadaran masyarakat Pantai Kahona dengan kelestarian lingkungan tergolong cukup 51,68%, persepsi wisatawan yang menjawab baik 30,33% dan wisatawan yang berpersepsi sambutan masyarakat kurang 15,73% dapat dilihat pada (Gambar 15).

Gambar. 15 Persepsi Wisatawan terhadap Kesadaran Masyarakat Pantai Kahona

0% 0% 4,89%

87,64%

7,86%

Sangat Berbau

Berbau Sedikit Berbau

Tidak Berbau

Tidak Tahu

51,68%

15,73%

30,33%

0% 2,24%

Kurang Cukup Baik Sangat

Baik

Tidak Tahu

(47)

Wisatawan dan masyarakat dominan menjawab tidak setuju dengan adanya pembatasan pengunjung. Sebanyak 78,65% wisatawan dan masyarakat menjawab tidak setuju dengan alasan bahwa jika wisatawan dibatasi datang ke Pantai Kahona dapat mengurangi peminat pantai wisata dan juga dapat mengurangi pendapatan masyarakat setempat. Sedangkan wisatawan yang setuju adanya pemabatsan pengunjung sebanyak 21,34% dengan alasan bahwa jika terlalu banyak pengujung dalam suatu wisata dapat menghambat pemandangan dan mengurangi kenyamanan wisatawan yang sedang berkunjung dapat dilihat pada (Gambar 16).

Gambar 16. Persepsi Wisatawan terhadap adanya Pembatasan Pengunjung Pantai Kahona

Persepsi wisatawan terhadap keindahan Pantai Kahona yang diperoleh dari hasil kuisioner yang di bagikan kepada setiap pengunjung yang ada di Pantai Kahona. Wisatawan yang menyatakan cukup indah 59,55%, indah 26,96% sangat indah 5,61%, kurang indah 7,86%. Tingkat persepsi wisatawan tehadap keindahan alam Pantai Kahona dapat di lihat pada (Gambar 17).

21,34%

78,65%

Ya Tidak

(48)

Gambar 17. Persepsi Wisatawan terhadap Keindahan Kawasan Pantai Kahona

Wisatawan yang menyatakan kawasan Pantai Kahona nyaman 41,58%, cukup nyaman 32,58%, sangat nyaman 13,48% sedangkan wisatawan yang berprepsi Pantai Kahona kurang nyaman sebanyak 12,36%. Persepsi wisatawan dapat di lihat pada (Gambar 18).

Gambar 18. Persepsi Wisatawan terhadap Kenyamanan Kawasan Pantai Kahona

Indeks Kesesuaian Wisata

Analisis Kesesuaian Wisata untuk menilai kelayakan suatu wisata dari tiga stasiun pengamatan di kawansan Pantai Kahona. Kegiatan yang ada di Pantai Kahona ada tiga yaitu Rekreasi, Berenang dan Berperahu. Hasil dari penelitian

7,86%

59,55%

26,96%

5,61%

0%

Kurang Indah

Cukup Indah

Indah Sangat Indah

Tidak Tahu

12,36%

32,58%

41,58%

13,48%

0%

Kurang Nyaman

Cukup Nyaman

Nyaman Sangat Nyaman

Tidak Tahu

(49)

tersebut disesuaikan dengan Matriks Kesesuaian untuk memperoleh Indeks Kesesuaian Wisata. Hasil perhitungan Indeks Kesesuaian Wisata dapat dilihat pada Lampiran 11.

Indeks Kesesuian Wisata kategori Rekreasi di Pantai Kahona di lihat dari hasil pengukuran Indeks Kesesuaian Wisata pada Pantai Kahona. Hasil dari Indeks Kesesuaian Wisata dikatagorikan sangat sesusai dengan hasil stasiun I dan II 91,96% dan stasiun III 90,47%. Hasil dari Indeks Kesesuian Wisata dapat dilihat pada Tabel 7.

(50)

Tabel 7. Hasil Pengukuran Indeks Kesesuaian Wisata Kategori Rekreasi di Pantai Kahona

Pantai Kahona

Parameter Bobot Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3

Hasil Skor Ni Hasil Skor Ni Hasil Skor Ni Tipe Pantai 5 Pasir

Putih 3 15 Pasir

Putih 3 15 Pasir

Putih 3 15

Lebar Pantai 5 25 3 15 28 3 15 32 3 15

Kedalaman

Perairan 5 1 3 15 1.2 3 15 1 3 15

Material

dasar 3 Pasir 3 9 Pasir 3 9 Pasir 3 9

Kecepatan

Arus 3 0.43 1 3 0.43 2 3 0.40 1 3

Kemiringan

pantai 3 2.63 3 9 3.33 3 9 3.41 3 9

Kecerahan

perairan 1 6.8 2 2 7.6 2 2 6.1 2 2

Penutupan

Lahan 1

Kelapa dan cemara

3 3

Kelapa dan cemara

3 3

Kelapa dan cemara

3 3

Biota

Berbahaya 1 Tidak

ada 3 3 Tidak

ada 3 3 Tidak

ada 3 3

Ketersediaan air tawar 1

0.2 (km)

3 3

0.3 (km)

3 3

0.5 (km)

2 2

Total Skor 84 77 77 70

Indeks Kesesuaian

Wisata %

91.96

%

91.96

%

90.47

%

Perlu dilakukan suatu analisis untuk mengetahui kesesuaian peruntukan wilayah sebagai wisata pantai. Analisis tersebut menggunakan Indeks Kesesuaian Wisata. Analisis kesesuaian diukur dengan memberikan bobot dan skor pada parameter. Hasil perhitungan Indeks Kesesuaian Wisata untuk kategori Berenang pada Pantai Kahona dapat dilihat pada Tabel 8.

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Gambar 2. Lokasi Penelitian (Geogle Earth, 2018)
Gambar 3. Stasiun 1
Gambar 4. Stasiun 2.
+7

Referensi

Dokumen terkait

langsung mempunyai pengaruh yang dominan terhadap semangat kerja karyawan. Berdasarkan studi lapangan dan wawancara awal dengan pemilik PT. Vermindo Utama bahwa

Definisi Sampah dalam Dinas Kebersihan Kota Kupang, 2005 adalah limbah yang bersifat padat atau setengah padat yang terdiri dari zat organik, berasal dari kegiatan manusia yang

Mengajukan permohonan perpindahan kelas dikarenakan ………..…… ……….…….… dengan data sebagai berikut;. o Matakuliah Asal Mata kuliah

Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan instansi terkait sesuai tugas.

Berdasarkan hasil observasi dengan pengisian angket yang telah penulis sebarkan kepada mahasiswa Diksatrasia tingkat dua Unswagati Cirebon bahwasanya sebanyak 60 mahasiswa dari

“Data International Roaming Flat Rate Per-Day program is especially for our loyal postpaid customers, Matrix, Blackberry and Broadband Data , to provide enjoyment and easiness

Bebas Tanggungan Sumbangan Pengembangan Fasilitas Pendidikan (SPFP) dan Sumbangan Pembanguna Institusi Pendidikan (SPIP) mahasiswa Angkatan 2012

penempatannya dalam memori dapat terpencar-pencar, namun dapat ditelusuri berkat adanya informasi berupa alamat, yang menghubungkan elemen yang satu dengan yang lain. Alamat