• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN (Studi Pengembangan Ekowisata Di Kabupaten Nganjuk).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERAN DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN (Studi Pengembangan Ekowisata Di Kabupaten Nganjuk)."

Copied!
161
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

DALAM MENINGKATKAN KUNJ UNGAN WISATAWAN

(Studi Pengembangan Ekowisata Di Kabupaten Nganjuk)

SKRIPSI

Untuk memenuhi persyar atan memper oleh Gelar Sar jana Pada FISIP UPN “Veter an” J awa Timur

Oleh :

DHANAR ARDHA YUASTA

NPM. 0841010037

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan

rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

yang berjudul “PERAN DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DALAM

MENINGKATKAN KUNJ UNGAN WISATAWAN” (Studi Pengembangan

Ekowisata Di Kabupaten Nganjuk). Tugas ini dibuat dalam memenuhi persyaratan

kurikulum pada Program Studi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik, Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur.

Dalam tersusunnya tugas ini penulis mengucapakan terima kasih sebesar

besarnya kepada Drs. Pudjo Adi, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan kepada penulis. Disamping itu

penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Hj. Suparwati, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik.

2. Bapak Dr. Lukman Arif, M.Si, selaku Ketua Program Studi Administrasi

Negara.

3. Ibu Dra. Susi Hardjati, MAP selaku Sekretaris Program Studi Administrasi

Negara.

4. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur.

5. Ibu Lies Nurhayati, S.H, M.Si selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kabupaten Nganjuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(3)

6. Ibu Dra. IIT Herlyana, MM selaku Kepala Bidang Usaha dan Pemasaran

Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Nganjuk.

7. Seluruh pejabat, pegawai dan pembantu dilingkugan Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kabupaten Nganjuk yang telah banyak membantu penulis dalam

menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari masih ada

kekurangan-kekurangan dalam penyusunannya. Oleh karena itu penulis senantiasa bersedia dan

terbuka dalam menerima saran, kritik dari semua pihak yang dapat menambah

kesempurnaan skripsi.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih serta besar harapan penulis

skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surabaya, Maret 2012

(4)

iv

c. Strategi Promosi Pariwisata Daerah... 29

d. Faktor dan Langkah-langkah Strategi Promosi... 30

C. Kerangka Berpikir ... 33

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(5)

BAB III METODE PENELITIAN ...……..………...…... 34

A. Jenis Penelitian....………..…....……... 34

B. Fokus Penelitian………..…...…... 35

C. Lokasi Penelitian... 37

D. Sumber Data...……….………. 37

E. Pengumpulan Data……….…...……... 39

F. Analisis Data………..…………..…... 41

G. Keabsahan Data...………..…..………... 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kabupaten Nganjuk... 47

1. Sejarah Kabupaten Nganjuk... 47

a. Nganjuk Pada Permulaan Tahun 1811... 47

b. Nganjuk Sekitar Tahun 1830... 50

c. Berbek Cikal Bakal Kabupaten Nganjuk... 54

d. Boyongan Pusat Pemerintahan... 54

e. Nganjuk Sebagai Ibukota... 56

2. Visi Misi Kabupaten Nganjuk... 57

a. Visi Kabupaten Nganjuk... 57

b. Misi Kabupaten Nganjuk... 58

3. Gambaran Umum Wisata Nganjuk... 58

a. Air Terjun Sedudo... 59

b. Air Terjun Roro Kuning... 59

c. Goa Margo Tresno... 59

d. Taman Rekreasi Anjuk Ladang (TRAL)... 60

e. Candi Lor... 60

f. Candi Ngetos... 60

g. Museum Anjuk Ladang... 61

h. Monumen dan Padepokan Jendral Sudirman... 61

i. Masjid Al Mubaroq... 61

j. The Legend Water Park Kertosono... 62

(6)

vi

l. Klentheng Hok Yoe Kiong... 62

B. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Nganjuk... 63

1. Sejarah Dinas Kebudayaaan dan Pariwisata Kabupaten Nganjuk... 63

2. Visi dan Misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Nganjuk... 64

a. Visi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Nganjuk... 64

b. Misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Nganjuk... 64

3. Struktur Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Nganjuk... 64

4. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Nganjuk... 66

5. Karakteristik Jumlah Pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Nganjuk... 80

6. Sarana dan Prasarana Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Nganjuk... 83

C. Gamabaran Umum Situs Penelitian Ekowisata Kabupaten Nganjuk... 83

1. Air Terjun Sedudo... 83

2. Air Terjun Roro Kuning... 86

3. Goa Margo Tresno... 88

4. Taman Rekreasi Anjuk Ladang... 90

D. Hasil Penelitian... 92

1. Promosi Obyek Wisata... 93

a. Promosi melalui Media Cetak... 93

b. Promosi Melalui Media Elektronik... 101

c. Promosi Melalui Media Internet... 103

d. Promosi Melalui Duta Wisata... 107

2. Bimbingan Sadar Wisata... 112

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(7)

3. Melestarikan Kawasan Ekowisata... 117

4. Perbaikan dan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pariwisata... 120

E. Pembahasan... 124

1. Promosi Obyek Wisata... 126

a. Promosi melalui Media Cetak... 126

b. Promosi Melalui Media Elektronik... 131

c. Promosi Melalui Media Internet... 134

d. Promosi Melalui Duta Wisata... 136

2. Bimbingan Sadar Wisata... 139

3. Melestarikan Kawasan Ekowisata... 142

4. Perbaikan dan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pariwisata... 144

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 147

A. Kesimpulan... 147

B. Saran... 149

DAFTAR PUSTAKA

(8)

x ABSTRAKSI

DHANAR ARDHA YUASTA, PERAN DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DALAM MENINGKATKAN KUNJ UNGAN WISATAWAN (Studi Pengembangan Ekowisata di Kabupaten Nganjuk)

Penelitian ini didasarkan pada fenomena yang terjadi yaitu adanya penurunan jumlah kunjungan wisatawan pada tahun 2011 ke kawasan obyek wisata ekowisata yang meliputi Air Terjun Sedudo, Air Terjun Roro Kuning, Goa Margo Tresno, dan Taman Rekreasi Anjuk Ladang (TRAL) akibat adanya bencana alam di Air Terjun Roro Kuning yang berdampak kepada ekowisata yang lain. Permasalahan penelitian ini adalah bagaimana peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Nganjuk dalam meningkatkan ekonomi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Nganjuk dalam meningkatkan ekonomi masyarakat.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan fokus penelitian: promosi obyek, bimbingan sadar wisata, melestarikan kawasan ekowisata, perbaikan dan pembangunan sarana prasarana pariwisata. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dengan key person dan informan serta dokumentasi dari arsip Dinas Kebudyaan dan Pariwisata Kabupaten Nganjuk.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta menggunakan teknik analisis data model interaktif terhadap obyek penelitian yaitu Peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Nganjuk dalam meningkatkan kunjungan wisatawan, dapat disimpulkan bahwa 1) Promosi obyek wisata melalui media cetak yang ditonjolkan hanya obyek wisata Air Terjun Sedudo dibanding tiga obyek ekowisata yang lain sehinga hanya obyek wisata Air terjun sedudo saja yang ramai pengunjung dan menghasilkan peningkatan kunjungan wisatawan. 2) Promosi melalui media elektronik hanya memanfaatkan stasiun televisi lokal yaitu Bayu TV saja. 3) Promosi melalui media internet hanya sebatas iklan di salah satu situs penyedia iklan gratis dan hanya foto-foto tanpa ada deskripsi serta alamat dari masing – masing obyek wisata. 4) Promosi melalui duta wisata hanya dilakukan pada saat ada pameran yang dilaksanakan di dalam maupun di luar Kabupaten Nganjuk serta pada saat adanya bimbingan sadar wisata.5) Bimbingan sadar wisata dengan konsep sapta pesona yang diperuntukan bagi pedagang dan masyarakat di sekitar obyek wisata, namun bimbingan sadar wisata ini hanya dilakukan setahun sekali pada saat mendekati Hari Ulang Tahun Kabupaten Nganjuk. 6) Untuk kelestarian kawasan ekowisata sudah terjaga dengan baik. 7) Untuk pembangunan dan perbaikan akses jalan sudah berjalan dengan baik dengan keadaan sarana dan parasarana pariwisata yang terjaga dengan baik.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejumlah pengamat memperkirakan dalam periode 2011 hingga

2015 bakal banyak wisatawan asing yang datang ke Asia Pasifik. Sebagai

negara yang direkomendasikan untuk dikunjungi adalah Indonesia. Hal

tersebut di jelaskan berdasarkan survei Pacific Asia Travel Association

(PATA) Asia Pasifik. Sementara itu Menurut BPS, selama januari-maret

jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Indonesia

mencapai 1.714.946 orang. Jumlah ini naik 6,44 persen dibanding periode

yang sama tahun lalu. Naiknya jumlah wisatawan mancanegara menjadi

indikasi Indonesia aman untuk dikunjungi. Industry pariwisata sebagai

penyumbang devisa terbesar ketiga dalam negeri kita. Saat ini, wisatawan

terbanyak berasal dari Australia dan meningkat 25 persen dari tahun lalu.

Menurut Undang Undang No. 10/2009 tentang Kepariwisataan, yang

dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang

didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan

masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

Pengembangan sektor pariwisata yang dilakukan dengan baik dan

maksimal akan mampu menarik wisatawan domestik maupun wisatawan

asing untuk datang dan membelanjakan uangnya dalam kegiatan

(10)

2

terangkat taraf hidupnya serta negara akan mendapat devisa dari

wisatawan asing yang menukar mata uang negaranya dengan rupiah.

Berdasarkan Pasal 4 Undang-Undang Nomer 33 Tahun 2009

Tentang Kepariwisataan dapat diketahui bahwa pariwisata bertujuan

untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan

rakyat, menghapus kemiskinan, mengatasi pengangguran, melestarikan

alam, lingkungan dan sumber daya, memajukan kebudayaan, mengangkat

citra bangsa, memupuk rasa cinta tanah air, memperkukuh jati diri dan

kesatuan bangsa, mempererat persahabatan antarbangsa.

Dalam Pasal 1 Peraturan Menteri Dalam negeri Nomor 33 tahun

2009 Tentang Pedoman pengembangan ekowisata di daerah, yang

dimaksud dengan ekowisata adalah kegiatan wisata alam di daerah yang

bertanggungjawab dengan memperhatikan unsur pendidikan, pemahaman,

dan dukungan terhadap usaha-usaha konservasi sumberdaya alam, serta

peningkatan pendapatan masyarakat lokal. Saat ini sektor pariwisata di

Indonesia belum berjalan secara optimal padahal aspek ini sangat

berpengaruh terhadap peningkatan devisa negara, pendapatan masyarakat,

serta Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Provinsi Jawa Timur mempunyai banyak tempat wisata yang

sangat potensial jika dikembangkan dengan baik. Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Provinsi Jawa Timur membuat suatu program Visit East Java

2011 untuk menarik para wisatawan domestik maupun wisatawan

mancanegara serta memperkenalkan berbagai tempat wisata yang ada di

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(11)

3

Jawa Timur. Dalam program Visit East Java 2011 ini, Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur menjadikan Gunung Bromo sebagai

icon utama yang menjadi tempat wisata unggulan di Jawa Timur.

Sebagai salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Timur , Kabupaten

Nganjuk juga mempunyai beberapa tempat wisata guna menyukseskan

Program Visit East Java 2011 diantaranya yaitu Taman Rekreasi Anjuk

Ladang (TRAL), Air Terjun Sedudo, Goa Margo Tresno, serta Air Terjun

Roro Kuning. Dari beberpa tempat wisata tersebut, Kabupaten Nganjuk

menjadikan Air Terjun Sedudo sebagai tempat wisata unggulan.

Pembangunan sektor pariwisata di Kabupaten Nganjuk juga

mendapatkan perhatian dari Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk. Hal

ini dapat dilihat di visi Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk yaitu,

meningkatkan ekonomi masyarakat melalui pembangunan pertanian,

industri, perdagangan dan pariwisata yang berwawasan lingkungan

dengan didukung oleh ketersediaan infrastruktur yang memadai. Untuk

meningkatkan pariwisata daerah salah satu ukurannya adalah jumlah

kunjungan wisatawan. Untuk itu perlu dikembangkan obyek –obyek

pariwisata daerah sehingga dapat menarik kunjungan masyarakat. Agar

kunjungan dapat meningkat perlu terjalin koordinasi dan kerjasama

dengan pengusaha pariwisata baik di dalam maupun luar Kabupaten

Nganjuk.

Terdapat beberapa tempat wisata di Kabupaten Nganjuk. Salah

(12)

4

Kecamatan Sawahan. sekitar 30 km dari pusat kota Nganjuk. Air Terjun

Sedudo adalah salah satu obyek wisata alam yang terkenal di Kabupaten

Nganjuk. Air terjun yang berada pada ketinggian 1.438 meter di atas

permukaan laut (dpl) memiliki ketinggian sekitar 105 meter. Lokasinya

yang berada di lereng Gunung wilis membuat panorama alam di kawasan

Air terjun Sedudo semakin mempesona (Hamid Bahari, 2010:108).

Selain sebagai objek wisata, Air Terjun Sedudo juga sebagai

tempat pelaksanaan Upacara Parna Prahista setiap tanggal 1 suro yaitu

ritual memandikan arca. Hal ini semakin menambah daya tarik bagi

wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Air Terjun Sedudo juga

termasuk dalam 7 besar Air Terjun tertinggi dan terindah di Indonesia

(Kementrian Budaya dan Pariwisata, 2010).

Meskipun di Kabupaten Nganjuk memiliki sejumlah potensi

wisata alam yang dapat diandalkan, namun sebagian besar belum tergarap

secara maksimal. Buruknya pengelolaan wisata di Kabupaten Nganjuk

dapat dilihat dari keadaan sarana dan prasarana wisata yang ada di

beberapa tempat wisata yang masih belum lengkap dan tidak terawat. Hal

ini diperparah dengan adanya bencana alam tanah longsor dan banjir

bandang di kawasan wisata Air Terjun Roro Kuning yang menelan korban

jiwa.

Bencana ini membuat tempat wisata Air Terjun Roro Kuning

ditutup selama hampir 7 bulan. Ketika tempat wisata Air Terjun Roro

Kuning ditutup.. Ancaman bencana juga mengancam kawasan wisata Air

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(13)

5

Terjun Sedudo. Curah Hujan yang sangat tinggi di sekitar Air Terjun

Sedudo membuat kondisi tanah menjadi labil dan rawan terjadinya

bencana tanah longsor. Keadaan ini harus segera ditangani agar kegiatan

pariwisata di Kabupaten Nganjuk tetap bisa bertahan dan bersaing dengan

obyek wisata lainnya di kawasan Jawa Timur.

Akibat bencana banjir dan ancaman tanah longsor yang terjadi di

kawasan obyek wisata di Kabupaten Nganjuk berdampak langsung

terhadap jumlah pengunjung / wisatawan yang hendak mengunjungi

obyek wisata di Kabupaten Nganjuk khususnya di Air terjun Roro Kuning

dan Air Terjun Sedudo. Bencana tersebut menimbulkan rasa kurang aman

dan khawatir untuk mengunjungi obyek wisata di kawasan Kabupaten

Nganjuk khusunya pada obyek wisata Air Terjun Roro Kuning dan Air

Terjun Sedudo.

Pada tabel dibawah ini menunjukkan jumlah wisatawan yang

mengunjungi beberapa obyek wisata yang ada di daerah Kabupaten

(14)

6

Tabel 1.1 J umlah Kunjungan Wisatawan di Kabupaten Nganjuk

Tahun Obyek Wisata

Sumber : Dinas Kebudayan dan Pariwisata Kabupaten Nganjuk Tahun 2011

Berdasarkan pada tabel di atas dapat diketahui bahwa pada tahun

2011 terjadi penurunan kunjungan wisatawan yang jumlahnya cukup

besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Penurunan kunjunagn

wisatawan tersebut terjadi akibat adanya bencana alam tanah longsor dan

banjir. Bencana alam tersebut membuat tempat wisata khususnya Air

Terjun Roro Kuning dan Air Terjun Sedudo ditutup untuk umum dan baru

dibuka kembali pada awal September 2011.

Turunnya kunjungan wisatawan ke tempat wisata yang ada di

Kabupaten Nganjuk secara langsung berpengaruh terhadap pendapatan

masyarakat di sekitar obyek wisata. Masyarakat yang menggantungkan

hidup dari keberadaan obyek wisata seperti pedagang warung nasi dan

kelontong serta angkutan umum terancam gulung tikar karena pendapatan

mereka turun drastis dibandingkan tahun sebelumnya. Disamping itu

penutupan obyek wisata Air Terjun Roro Kuning selama beberapa bulan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(15)

7

secara langsung mematikan sumber pendapatan masyarakat yang

menggantungkan hidupnya pada obyek wisata Air Terjun Roro Kuning.

Penurunan jumlah kunjungan wisatawan juga terjadi akibat kurang

maksimalnya peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten

Nganjuk di dalam mempromosikan obyek wisata alam yang ada di

Kabupaten Nganjuk. Pengembangan obyek-obyek wisata juga belum

mendapatkan hasil yang optimal dikarenakan ada beberapa peran Dinas

Kenudayaan dan Pariwisata Kabupaten Nganjuk yang belum berjalan

dengan baik seperti promosi melalui media cetak, media internet, media

elektronik serta bimbingan sadar wisata kepada masyarakat.

Untuk meningkatkan pariwisata daerah salah satu ukurannya

adalah jumlah kunjungan wisatawan. Untuk itu perlu dikembangkan

obyek –obyek pariwisata di Kabupaten Nganjuk sehingga dapat menarik

kunjungan masyarakat. Agar kunjungan dapat meningkat perlu terjalin

koordinasi dan kerjasama dengan pengusaha pariwisata baik di dalam

maupun luar kabupaten nganjuk. Selain itu mengingat kabupaten nganjuk

merupakan daerah agraris perlu dikembangkan konsep pariwisata yang

bernuansa agrowisata.

Berdasarkan Undang-Undang Nomer 10 Tahun 2009 Tentang

Kepariwisatan, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2009

Tentang Pedoman Pengembangan Ekowisata Di Daerah, serta Peraturan

Daerah Kabupaten Nganjuk Nomor 08 Tahun 2008 Tentang Organisasi

(16)

8

dan Pariwisata Kabupaten Nganjuk dapat melakukan beberapa peran

penting, antara lain dengan pembangunan sarana dan prasarana wisata

pelengkap pada tempat wisata serta promosi obyek wisata. Untuk

pembangunan sarana dan prasarana wisata di kawasan Air Terjun Sedudo

dan Air Terjun Roro Kuning harus senantiasa memperhatikan lahan –

lahan yang akan digunakan untuk pembangunan saran dan prasarana

wisata karena kawasan tersebut termasuk ke dalam kawasan hutan

lindung. Akses jalan menuju tempat wisata juga harus mendapatkan

perhatian karena semakin mudah akses jalan ke lokasi wisata juga akan

membuat pengunjung menjadi lebih banyak. Di samping itu kegiatan

Promosi juga perlu dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kabupaten Nganjuk untuk memperkenalkan beberapa obyek wisata di

Kabupaten Nganjuk melalui berbagai media antara lain media cetak,

media televisi, maupun melalui internet.

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan diatas, maka

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PERAN

DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DALAM

MENINGKATKAN KUNJ UNGAN WISATAWAN” (Studi

Pengembangan Ekowisata Di Kabupaten Nganjuk).

B. Per umusan Masalah

Atas dasar latar belakang diatas, maka penelitian ini mempunyai

perumusan masalah sebagai berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(17)

9

Bagaimana peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Nganjuk

dalam meningkatkan kunjungan wisatawan?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Untuk mengetahui peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten

Nganjuk dalam meningkatkan kunjungan wisatawan.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Instansi

Diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan

penerapan tanggung jawab sosial secara efektif bagi instansi-instansi di

Indonesia.

2. Bagi Univer sitas

Sebagai tambahan khasanah perpustakaan dan bahan masukan bagi

penelitian lebih lanjut dengan topik yang sama.

3. Bagi Peneliti

Penyusunan skripsi ini diharapkan dapat memperluas wawasan berfikir

serta pengetahuan penulis dalam mengembangkan ilmu dan

pengetahuan yang sudah diperoleh untuk dilaksanakan di lapangan.

(18)

10 BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

A. Penelitian Ter dahulu

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan pihak lain dapat

dipakai sebagai bahan pengkajian yang berkaitan dengan penelitian ini,

yaitu:

1. Teguh Hartono (Koordinator Eksekutif Yayasan Ekowisata Halimun

Bogor, Tahun 2005) dalam penelitiannya yang berjudul Pengalaman

Kemitraan Pengelolaan Dan Pemasaran Berbasis Masyarakat Lokal :

Kasus Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Jawa Barat).

Permalasahan yang ada pada penelitian ini adalah masih terbatasnya

tingkat kunjungan wisatawan ke lokasi yang dikembangkan di TNGHS

yang mungkin disebabkan oleh beberapa hal, antara lain aksebilitas jalan

informasi komunikasi yang masih terbatas, sarana dan prasarana

akomodasi yang terbatas, jassa pelayanan pengunjung yang belum

memenuhi standard an adanya anggapan biaya yang dikeluarkan terlalu

mahal dibandingkan rekreasi ke obyek wisata lain seperti di daerah

Puncak, Cibodas, Lido dan sebagainya . Sedangkan untuk pengambilan

data menggunakan teknik purposive sampling dengan sumber data primer

dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan

wawancara, observasi, dokumentasi serta studi kepustakan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(19)

11

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah terdapat

permintaan yang cukup tinggi ke lokasi TNGHS bagian timur (Cikaniki –

Citalahab) canopy, loop trail, tea walk dan curug piit. Jumlah permintaan

sedang untuk trekking jauh yaitu jalur Citalahab – Ciptagelar – Ciptarasa,

paket Halimun Selatan dan paket Seren Tahun di Ciptagelar. Sedangkan

untuk tahun 2004 sampai bulan Juni lalu, kunjungan untuk sementara

cukup tinggi baru ada di Citalahab dan Halimun Timur

2.Caska, Almasdi Syahza, dan Henny Indrawati (Jurusan Ilmu

Pendidikan, Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurnal

Eksekutif Volume 6 Nomor 1, Februari 2009) dalam strategi

pengembangan industri pengolahan nenas sebagai upaya percepatan

ekonomi masyarakat pedesaan. Permasalahan yang ada pada penelitian ini

adalah bagaimana strategi pengembangan industry pengolahan nenas serta

pola pengembangan yang tepat dalam upaya membangun industry

pengolahan nenas yang tangguh, berbasis pada industry kecil dan

beroirentasi ekspor untuk mempercepat peningkatan ekonomi masyarakat

pedesaan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey di

Kabupaten Bengkalis. Sedangkan untuk pengambilan data berupa primer

yang diperoleh dengan wawancara dan diskusi, serta data sekunder yang

didapat dari instansi terkait, internet, serta kajian pustaka yang dipandang

relevan untuk mengungkapkan masalah yang akan diteliti.

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah faktor internal

(20)

12

letak geografis dan konstribusi pertanian pada PDRB, visi dan kebijakan

pembangunan, areal tanam, produk turunanan dan keberadaan industry.

Faktor eksternal yang mempengaruhi pengembangan industry pengolahan

nenas adalah variabel social budaya dan ekonomi.

3.Husyinsyah (Staf Pengajar Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas

Pertanian, Universitas Mulawarman, April 2006) dalam penelitiannya

yang berjudul Sistem Tataniaga Pisang Kepok Untuk Meningkatkan

Ekonomi Masyarakat Tani di Provinsi Kalimantan Timur. Permasalahan

pada penelitian ini adalah bagaimanakah saluran tataniaga pisang di

Kalimantan Timur, Bagaimanakah margin tataniaga pisang dan faktor

yang mempengaruh, serta bagaimana integrasi pasar dan elastisistas

transmisi harga pisang di Kalimantan Timur. Penelitian ini menggunakan

metode penelitian sampel. Teknik pengumpulan data yang digunakan

adalah observasi dan Tanya jawab melalui wawancara terstruktur meliputi

identitas petani, jumlah produksi, biaya produksi, hasil produksi, harga

penjualan tiket di petani dan tingkat pendapatan. Data yang dikumpulkan

bersuber dari kondisi aktual di kawasan, hasil wawancara dengan pihak

terakait dan berbagai referensi serta data kepariwisataan lainnya.

Kesimpulan yang diperoleh dari penelian ini adalah saluran

tataniaga pisang di provinsi Kalimantan Timur relative panjang yang

ditunjukkan nilai margin yang besar, namun share yang diperoleh petani

rendah. Berdasarkan hasil yang telah di analisis, saluran pendek

cenderung lebuh efisisen. Untuk itu diperlukan upaya melakukan integrasi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(21)

13

lembaga tataniaga baik secara vertical maupun horizontal. Yang kedua

perlu adanya sistem dan lembaga tataniaga yang mampu menjamin

terjualnya produk dengan harga yang layak di tingkat petani sehingga

pendapatan petani meningkat. Keadaan ini dapat diciptakan dengan

menjalin kemitraan yang sejajar dan saling menguntungkan antara

kelompok tani koperasi dan pedagang swasta. Disamping itu juga perlu

adanya informasi pasar yang cepat dan tepat kepada petani produsen

maupun konsumen, sehingga harga yang di informasikan sesuai dengan

(22)

14

B. Landasan Teor i

1. Per an

a. Penger tian Per an

Pengertian peran menurut Sorjono Soekanto (2002:243)

merupakan aspek dinamisi kedudukan (status), apabila seseorang

melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya,

maka ia menjalankan suatu peran.

Konsep tentang peran (role) menurut Komarudin (1974;768)

dalam buku “Ensiklopedia Manajamen” mengungkapkan sebagai

berikut:

1. Bagian dari tugas utama yang harus dilakukan oleh manajemen.

2. Pola perilaku yang diharapakan dapat menyertai suatu status.

3. Bagian suatu fungsi seseorang dalam kelompok atau pranata.

4. Fungsi yang diharapkan dari seseorang atau menjadi karakteristik

yang ada padanya.

5. Fungsi setiap variabel dalam hunbungan sebab akibat.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat diambil pengertian

bahwa peranan merupakan penilaian sejauh mana fungsi seseorang

atau bagian dalam menunjang usaha pencapaian tujuan yang

ditetapkan atau ukuran mengenai hunbungan 2 variabel yang

mempunyai hubungan sebab akibat.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(23)

15

2. Par iwisata

a. Penger tian Par iwisata

Meskipun pariwisata telah lama di Indonesia tapi baru

sekarang ini giat-giatnya digalakan oleh pemerintah dan telah

dilindungi oleh Undang-Undang. Karena mengingat peranan dari

sektor minyak dan gas bumi yang semakin menurun maka

pemerintah meningkatkan penerimaan dan sumber devisa dari sector

non migas. Disamping pajak juga dari sector pariwisata, oleh karena

itu pariwisata dikembangkan di indonesia

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989 : 649)

dijelasakan bahwa pariwisata merupakan sesuatu yang berhubungan

dengan perjalanan dengan tujuan untuk rekreasi, melancong atau

bertamasya.

Pariwisata dapat digolongkan sebagai ilmu karena ia

merupakan suatu kegiatan dalam kehidupan manusia, memiliki latar

belakang sejarah dan perkembangan. Di Indonesia telah

menampilkan peranannya dengan nyata dalam memberikan

konstribusinya terhadap kegiatan ekonomi, sosial dan budaya

bangsa. Kesempatan kerja bagi orang-orang terampil di bidang ini

maki bertambah jumlahnya keadaan sosial masyarakat yang terlibat

dalam sektor ini makin baik, kebudayaan bangsa makin memperoleh

(24)

16

Secara etimologis kata pariwisata berasal dari bahasa

Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu “pari” dan “wisata”.

Menurut Yoeti (1996:112) dalam bukunya Pengantar Ilmu

Pariwisata mengartikan bahwa pariwisata berarti banyak , berkali –

kali atau berputar – putar dari suatu tempat ke tempat yang lain.

Dari pengertian etimologis seperti tersebut diatas ada dua hal yang

harus diperhatikan yaitu perjalanan dan tempat dimana atau kemana

dilakukan perjalanan tersebut.

Selanjutnya pengertian Pariwisata menurut Pendit (2003:35)

mengutip pendapat dari Hunziker dan Krapt yang merupakan

“Bapak pariwisata” menyatakan bahwa pariwisata adalah sejumlah

hubungan-hubungan dari gejala-gejala yang dihasilkan dari

tingginya orang-orang asing, asalkan tinggalnya mereka bersifat

sementara sebagai usaha untuk mencari kerja penuh.

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun

2009 tentang kepariwisataan, menyebutkan bahwa pariwisata adalah

berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas

serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,

Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.

Menurut Salah Wahab (Oka A. Yoeti, 2002 : 8) mengatakan

bahwa pariwisata merupakan suatu aktivitas manusia yang

dilakukan secara sadar yang mendapatkan pelayanan secara

bergantian diantara orang – orang dalam suatu negara itu sendiri

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(25)

17

atau luar negeri, meliputi pendiaman orang – orang untuk sementara

waktu dalam mencapai kepuasan yang beranekaragam dan berbeda

dengan apa yang dialami dimana ia peroleh tanpa bekerja tetap.

Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan oleh ahli

peristiwa tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa maksud

dan tujuan itu bukan berhubungan dengan pekerjaan sehari-hari

melainkan perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu dan

daerah yang dikunjungi tidak untuk ditempati selamanya tetapi

hanya sementara saja yang diselenggarakan dari satu tempat

ketempat lainnya untuk menikmati perjalanan tersebut guna

bertamasya dan berekreasi, melihat dan menyasikan atraksi wisata

di tempat lain atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka

ragam.

b. Bentuk Par iwisata

Menurut pendapat wahab (2003:6) sebenarnya pariwisata

sebagai suatu gejala, terwujudnya dalam beberapa bentuk yang

anatara lain sebagai berikut:

A. Menurut jumlah orang yang yang bepergian dibedakan anatara

lain:

a. Pariwisata Individu, yakni hanya seseorang atau satu

(26)

18

b. Pariwisata rombongan, yakni sekelompok orang yang

biasanya terikat oleh hubungan-hubungan tertentu

kemudian melakukan perjalanan bersama-sama.

B. Menurut maksud bepergian dibedakan anatara lain:

a. Pariwisata rekreasi atau pariwisata santai, yang dimaksud

kepergian ini dimaksudkan untuk mulihkan kemampuan fisik

dan mental setiap peserta wisata dan memberikan

kesempatan rileks bagi mereka dari kebosanan dan keletihan

kerja selama di rekreasi.

b. Pariwisata budaya, maksudnya untuk memperkaya informasi

dan pengetahuan tentang Negara lain dan untuk memuaskan

kebutuhan hiburan.

c. Pariwisata pulih sehat, yang memuaskan kebutuhan

perawatan medis air panas, tempat-tempat kubangan lumpur

yang berkhasiat, perawatan dengan air mineral yang

berkhasiat penyembuhan secara teknis, perawatan dengan air

pasir hangat dan lain-lain.

d. Pariwisata sport, yang akan memuaskan hobi seseorang

seperti misalnya mengail ikan, berburu binatang liar,

menyelam ke dasar laut, bermain ski, bertanding dan

mendaki gunung.

e. Pariwisata tema wicara, pariwisata konvensi yang mencakup

pertemuan-pertemuan ilmiah, seprofesi, dan bahkan politik.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(27)

19

C. Menurut Alat Transportasi

a. Pariwisata darat (bus, mobil pribadi, kereta api)

b. Pariwisata tirta (laut, danau, sungai)

c. Pariwisata dirgantara

D. Menurut Letak Geografis

a. Pariwisata domestik nasional, yang menunjukan arus wisata

yang dilakukan oleh warga dan penduduk asing yang

bertugas disana yang terbatas dalam suatu negara tertentu.

b. Pariwisata regional, yakni kepergian wisatawan terbatas

pada beberapa Negara yang membentuk suatu kawasan

pariwisata.

c. Pariwisata international, yang meliputi gerak wisatawan dari

suatu Negara ke negara lain di dunia.

E. Menurut Umur (umur membedakan kebutuhan dan kebiasaan)

a. Pariwisata remaja

b. Pariwisata dewasa

F. Menurut jenis kelamin

a. Pariwisata pria

b. Pariwisata wanita

G. Menurut Tingkat Harga dan Tingkat Sosial

a. Pariwisata taraf lux

b. Pariwisata taraf menengah

(28)

20

c. J enis-J enis Par iwisata

Adapun jenis-jenis pariwisata menurut Pendit (2003:38)

antara lain:

A. Wisata Budaya

Ini dimaksudkan agar perjalanan yang dilakukan atas dasar

keinginana untuk memperluas pandangan hidup seseorang

dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ketempat

lain mempelajari keadaan masyarakat, kebiasaan dan adat

istiadat mereka, cara hidup mereka, budaya dan seni mereka.

B. Wisata Kesehatan

Perjalanan seseorang wisatawan dengan tujuan tersebut untuk

menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari dimana ia

tinggal demi kepentingan beristirahat baginya dalam arti jasmani

dan rohani.

C. Wisata Olah Raga

Ini dimaksudkan wisatawan-wisatawan yang melakukan

perjalanan dengan tujan berolahraga.

D. Wisata Komersial

Dalam jenis ini termasuk perjalanan untuk mengunjungi

pameran-pameran dan pecan raya yang bersifat komersial.

E. Wisata Industri

Perjalanan yang dilakukan ole rombongan dengan maksud san

tujuan untuk mengadakan peninjauan dan penelitian.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(29)

21

F. Wisata Politik

Perjalanan yang dilakukan untuk mengunjungi atau mengambil

bagian secara aktif dalam peristiwa dalam kegiatan politik.

G. Wisata Konvensi

Yang dekat dengan jenis wisata politik adalah apa yang

dinamakan wisata konvensi.

H. Wisata Sosial

Pengorganisasian wisata murah serta mudah untuk member

kesempatan pada golongan masyarakat ekonomi lemah.

I. Wisata Pertanian

Pengorganisasian perjalanan yang dilakukan ke proyek-proyek

pertanian.

J. Wisata Maritim

Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan olahraga air.

K. Wisata Cagar Alam

Wisata ini banyak dikaitkan dengan kegemaran wisata alam.

L. Wisata Buru

Jenis wisata ini banyak dilakukan di negeri-negeri yang

memiliki tempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah.

M.Wisata Pilgrim

Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan agama, sejarah, adat

istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat.

(30)

22

Yaitu penyelenggaraan perjalanan bagi pasangan-pasangan

pengantin baru.

O. Wisata Petualangan

Wisata petualangan dikenal dengan adventure tourism, seperti

masuk ke hutan belantara.

d. Penger tian Wisatawan

Bila kita perhatikan, orang-orang yang dating dan

berkunjung pada suatu tempat atau negara, biasanya mereka disebut

sebagai pengunjung (visitor) yang terdiri dari banyak orang dengan

bermacam-macam motivasi kunjungan, termasuk di dalamnya

adalah wisatawan. Dalam rangka pengembangan dan pembinaan

kepariwisataan di Indonesia, pemerintah telah pula merumuskan

batasan tentang wisatawan.

Menurut Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 1969 dalam

Yoeti (1996:142) mengemukakan pengertian wisatawan adalah

setiap orang yang bepergian dari tempat tinggalnya untuk

berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dan

kunjungannya itu.

Menurut rekomendasi PATA (Pacific Area Trafel

Asociation) dalam Pendit (2003 : 36) wisatawan diartikan sebagai

orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan dalam jangka

waktu minimal 24 jam dan maksimal 3 bulan di dalam suatu negara

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(31)

23

yang bukan merupakan suatu negara dimana biasanya dia tinggal.

Mereka itu meliputi:

1. Orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan untuk

bersenang-senang, untuk keperluan pribadi, kesehatan dan

sebagainya.

2. Orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan untuk maksud

menghadiri pertemuan, konferensi, musyawarah atau di dalam

hubungan sebagai suatu organisasi.

3. Orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan dengan

maksud bisnis.

4. Pejabat pemerintah dan orang-orang mililter beserta keluarganya

yang diposkan di suatu negara lain hendaknya jangan dimasukan

dalam kategori ini, tapi apabila mereka mengadakan perjalanan

ke negeri lain, maka hal ini dapat digolongkan ke sebagai

wisatawan.

Menurut Norwal dalam Yoeti (1996:142) seorang wisatawan

adalah seseorang yang memasuki wilayah negeri asing dengan

maksud tujuan apapun, asalkan bukan untuk tinggal permanen atau

untuk tinggal permanen atau usaha-usaha yang teratur melintasi

perbatasan dan yang mengeluarkan uangnya di negeri yang

dikunjungi, uang mana telah dperolehnya bukan dari negeri tersebut

(32)

24

Demikian konsep definisi wisatawan, walaupun pengertian

wisatawan yang diberikan menyangkut wisatawan international,

namun dari penjelasan beberapa ilmuan diatas dapat berlaku pula

bagi wisatawan dalam negeri.

e. Asas, Fungsi dan Tujuan Par iwisata

Di dalam kegiatan kepariwisataan terdapat asas, fungsi dan

tujuan kepariwisataan. Berdasarakan Undang – Undang Tentang

Kepariwisataan Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan,

kepariwisataan diselenggarakan berdasarkan asas:

1.Manfaat

Kepariwisataan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan

jasmani, rohani, dan intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi

dan perjalanan serta meningkatkan pendapatan Negara untuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(33)

25

mewujudkan kesejahteraan rakyat. Sedangkan kepariwisataan

bertujuan untuk:

1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

2. Meningkatka kesejahteraan rakyat.

3. Menghapus kemiskinan.

4. Mengatasi pengangguran.

5. Melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya.

6. Memajukan kebudayaan.

7. Mengangkat citra bangsa.

8. Memupuk rasa cinta tanah air.

9. Memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa.

10.Mempererat persahabatan antarbangsa.

3. Pemasar an dan Pr omosi Par iwisata

a. Penger tian Pemasar an

Pemasaran pariwisata sangat kompleks sifatnya,

keberhasilan suatu program pemasaran dalam bidang kepariwisataan

sangat ditentukan oleh factor kesamaan pandangan terhadap peranan

pariwisata bagi pembangunan daerah. Menurut Krippendorf dalam

Yoeti (2005:1) pemasarann pariwisata adalah suatu sistem dan

koordinasi yang harus dilakukan sebagai kebijaksanaan bagi

(34)

26

swasta atau international untuk mecapai kepuasan wisatawan

dengan memperoleh keuntungan yang wajar.

Menurut Wahab dan kawan-kawannya dalam Yoeti (2005:2)

mengatakan pemasaran pariwisata adalah suatu proses manajemen

yang dilakukan oleh organisasi pariwisata nasional atau

perusahaan-perusahaan termasuk dalam kelompok industry pariwisata untuk

melakukan identifikasi terhadap wisatawan yang sudah punya

keinginan untuk melakukan perjalanan wisata dan wisatawan yang

punya potensi akan melakukan perjalanan wisata dengan jalan

melakukan komunikasi dengan mereka, mempengaruhi keinginan,

kebutuhan, dan motivasinya terhadap apa yang disukai dan tidak

disukai pada tingkat daerah-daerah lokal, regional, nasional ataupun

international dengan memperoleh kepuasann yang optimal.

Pada dasarnya, pemasaran pariwisata adalah usaha yang

dilakukan suatu organisasi pariwisata daerah untuk menarik

wisatawan lebih banyak dating, lebih lama tinggal dan lebih banyak

membelanjakan dollar atau rupiahnya pada daerah tujuan wisata.

Menurut Lazar dan Kelly yang dikutip Heberstreit dalam

Yoeti (2005:9) ada 3 hal yang harus diperhatikan di dalam

pemasaran pariwisata, yaitu:

1.Perlu diciptakannya Product instrument

Untuk memudahkan wisatawan yang ingin berkunjung pada suatu

daerah tujuan wisata sangat dianjurkan untuk menawarkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(35)

27

produk dalam bentuk paket wisata (Package tour), terutama

untuk medapatkan pelayanan terpadu.

2.Perlu ada perantara yang disebut sebagai Product Instrumen

Dalam rangka memberikan kemudahan kepada wisatawan, perlu

ditunjuk Biro Perjalanan Wisata atau Tour Operator yang

berfungsi sebagai perantara.

3.Menggunakan Promotion Instrument

Wisatawan harus diberikan informasi yang terbaru tentang

produk yang ditawarkan. Untuk itu organisasi Pariwisata

Nasional atau daerah hendaknya melakukan komunikasi dengan

wisatawan actual dan wisatawan potensial dengan mengirimkan

brosur, leaflet, booklets atau pemasangan iklan melalui media

yang dianggap sesuai sehingga calon wisatawan secara lebih rinci

tentang daya tarik yang dimiliki oleh suatu daerah tujuan wisata

tertentu.

b.Penger tian Pr omosi

Promosi merupakan salah satu variabel di dalam marketing

mix yang sangat penting untuk dilaksanakan oleh perusahaan dalam

memasarkan produk-produknya dalam dunia perdagangan yang

telah maju, para pengusaha telah mengetahui betapa pentingnya

kegiatan promosi ini karena konsumen agar mau menggunakan

(36)

28

Untuk melaksanakan kegiatan promosi yang baik, teratur dan

terarah, maka perusahaan harus berusaha mengetahui bagaimana

sifat-sifat dan keinginan daripada konsumen yang akan dilayani oleh

konsumen.

Mengenai pengertian dari promosi menurut Bash Swasta

dalam bukunya “Manajemen Pemasaran Moderen” (1985 : 349)

menyatakan bahwa:

a. Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat

untuk mengarahkan seseorang atau organisasi dan tindakan yang

menciptakan pertukaran dalam pemasaran.

b. Promosi adalah semua jenis kegiatan pemasaran yang ditujukan

untuk mendorong permintaan.

Selain pengertian promosi diatas, maka dikemukakan juga

mengenai bentuk-bentuk promosi, macam-macam promosi, tujuan

promosi serta strategi dan taktik promosi yaitu sebagai berikut:

1) Periklanan

Bentuk presentasi dan promosi non pribadi tentang ide, barang

dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu.

2) Personal Selling

Presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan calon pembeli

atau lebih yang ditujukan untuk menciptakann penjualan.

3) Publisitas

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(37)

29

Pendorong permintaan secara non pribadi untuk suatu produk,

jasa atau ide dengan menggunakan berita komersial di dalam

media massa dan sponsor tidak dibebani sejumlah bayaran

secara langsung.

4) Promosi Penjualan

Kegiatan pemasaran selain personal selling, periklanan dan

publisitas yang mendorong pembelian konsumen dan efektivitas

pengecer. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain: peragaan,

pertunjukan dan pameran, demonstrasi dan sebagainya.

c. Str ategi Pr omosi Par iwisata Daer ah

Promosi adalah variabel kunci dalam rencana strategi

pemasaran dan dapat dipandang sebagai suatu unsure untuk

menciiptakan kesempatan-kesempatan-kesempatan meguasai pasar.

Fungsi promosi dalam strategi pemasaran pariwisata pada

umumnya adalah untuk merangsang transaksi. Bagi suatu daerah

seperti kabupaten atau kotamadya, perlu strategi promosi secara

terpadu yang terdiri dari beberapa metode yang mungkin dapat

diterapkan di daerah tersebut. Metode promosi seperti itu harus

diciptakan untuk menyakinkan bahwa wisatawan dalam suatu target

pasar tertentu dapat mengetahi secara persis apa yang ditawarkan

dalam suatu target pasar tertentu dapat mengetahui secara persis apa

(38)

30

secara persis apa yang akan ditawarkan oleh suatu daerah sebagai

daerah tujuan wisata.

d. Faktor dan Langkah-Langkah Str ategi Pr omosi

Dalam Yoeti (2005:174) faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap piliihan untuk strategi promosi yaitu:

1. Karakter wisatawan.

2. Informasi yang sebenarnya dibutuhkan oleh para wisatawan.

3. Karakter dari produk wisatawan itu sendiri.

4. Sumber-sumber daya yang dimiliki suatu daerah sebagai suatu

tujuan wisata.

5. Ciri atau bentuk komunikasa yang digunakan untuk setiap

komponen promosi yang dapat digunakan atau tersedia.

6. Posisi atau kedudukan dihadapkan dengan pesaing-pesaing

utama.

Langkah-langkah penting selanjutnya yang perlu dilakukan

dalam mengembangkan strategi promosi wisata suatu daerah dalam

Yoeti (2005:174) adalah:

1. Menentukan target pasar yang akan dipengaruhi oleh kegiatan

promosi yang akan dilakukan. Dengan mengetahui target pasar,

kita akan lebih mudah melakukan pemilihan terhadap media yang

akan digunakan, bahasa yang akan dipakai, dan waktu-waktu

biasanya mereka melakukan perjalanan wisata.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(39)

31

2. Menetapkan kelayakan promosi yang akan dipakai. Maksudnya

jenis dan macam promosi apa saja yang akan dilakukan dan

berapa anggaran yang akan digunakan untuk suatu target pasar

tertentu.

3. Mengatur komposisi unsure-unsur bauran pasaran yang akan

digunakan.

4. Mempersiapkan bentuk-bentuk desain iklan yang akan

digunakan, mulai dari ukuran (size), bewarna atau hitam putih,

bahasa yang digunakan, produk yang ditonjolkan dan copy

writing yang menegnai sasaran.

5. Merumuskan bentuk-bentuk kegiatan sales promotions yang akan

dilakukan.

6. Perencanaan pembuatan promositions materials, termasuk

bentuk-bentuk hand out yang akan diberikan pada setiap

pertemuan formal pada pejabat-[ejabat pariwisata dari luar negeri

dan percetakan brosus yang berkualitas.

7. Rencana dan jadwal mengundang Biro Perjalanan Wisata, Tour

Operator, dan Travel Writer dari luar negeri untuk melihat secara

langsung dan menyaksikan produk-produk suatu daerah tujuan

wisata yang siap jual.

8. Menunjuk seorang Public Relation Officer, untuk menjaga atau

(40)

32

mengcounter berita-berita negative untuk konsumsi luar negeri,

khususnya target pasar yang dituju.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(41)

33

C. Ker angka Ber pikir

Kerangka berfikir merupakan bagian dari penelitian yang

menggambarkan alur peneliti dalam memberikan penjelasan kepada orang

lain. Untuk lebih jelasnya akan disajikan dalam gambar berikut:

Gambar 1.Ker angka Ber pikir

Sumber : Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2009Tentang Pedoman Pengembangan Ekowisata di Daerah, Peraturan Daerah Kabupaten Nganjuk Nomor 08 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Nganjuk.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pengembangan Ekowisata Di Daerah

Peraturan Daerah Kabupaten Nganjuk Nomor 08 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Nganjuk

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 4. Pembanguanan Sarana dan Prasarana

(42)

34 BAB III

METODE PENELITIAN

A. J enis Penelitian

Untuk memperoleh metode yang tepat dalam penelitian maka

tergantung maksud dan tujuan penelitian, Karena penelitian ini

merupakan penelitian yang dilakukan terhadap variable mandiri tanpa

membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variable lain maka

penelitian ini menggunakan metode penelitian yang bersifat deskriptif.

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif dengan

maksud ingin memperoleh gambaran yang komprehensif dan mendalam

tentang peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam rangka

meningkatkan ekonomi masyarakat. Secara teoritis, menurut Bagdan dan

Taylor (dalam Moleong, 2004:4), penelitian kualitatif sebagai penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Prosedur penelitian ini diarahkan pada situasi dan individu secara

utuh sebagai obyek penelitian sebagaimana dinyatakan Moleong (2004:4)

bahwa pendekatan kualitatif diarahkan pada situasi dan invidu tersebut

secara holistic (utuh) dalam hal peneliti tidak boleh mengisolasikan

individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu

memandangnya sebagai suatu keutuhan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(43)

35

Sejalan dengan definisi tersebut, Kirk dan Miller mengungkapkan,

bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan

sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada

manusia baik dalam kawasannya maupun peristilahannya. Sehingga

dalam penelitian ini, penulis berusaha menggambarkan dan ingin

mengetahui tentang Peran Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Dalam

Rangka Meningkatkan Kunjungan Wisatawan. (Studi Pengembangan

Ekowisata Di Kabupaten Nganjuk).

B. Fokus Penelitian

Masalah yang akan diteliti pada awalnya masih umum dan

samar-samar akan bertambah jelas dan mendapat fokus setelah peneliti berada

dalam lapangan. Fokus ini masih mungkin akan mengalami perubahan

selama berlangsungnya penelitian itu.

Menurut Moleong (2004:97), fokus penelitian dalam penelitian

kualitatif merupakan batas yang harus dilalui oleh seorang peneliti dalam

melaksanakan suatu penelitian. Berkaitan dengan hal tersebut, bahwa

fokus penelitian pada dasarnya adalah masalah pokok yang bersumber

dari pengalaman peneliti atau melalui pengetahuan yang diperolehnya

melalui kepustakaan ilmiah ataupun kepustakaan lainnya.

Fokus dalam penelitian kualitatif berkaitan erat dengan rumusan

masalah dimana masalah penelitian dijadikan sebagai acuan dalam

(44)

36

berkembang atau berubah sesuai dengan perkembangan masalah

penelitian di lapangan.

Berdasarkan Undang-Undang Nomer 10 Tahun 2009 Tentang

Kepariwisatan, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2009

Tentang Pedoman Pengembangan Ekowisata Di Daerah, serta Peraturan

Daerah Kabupaten Nganjuk Nomor 08 Tahun 2008 Tentang Organisasi

dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Nganjuk, penelitian tentang

“Peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam meningkatkan kunjungan

wisatawan” (Studi Pengembangan Ekowisata di Kabupaten Nganjuk)

akan difokuskan pada 4 hal yaitu :

1. Promosi obyek wisata

a. Promosi melalui media cetak.

b. Promosi melalui media elektronik.

c. Promosi melalui internet

d. Promosi melalui duta wisata

2. Bimbingan sadar wisata

Meningkatkan peran masyarakat sebagai tuan rumah dalam upaya

untuk menciptakan lingkungan dan suasana kondusif yang mampu

mendorong tumbuh dan berkembangnya industri pariwisata.

3. Melestarikan Kawasan Ekowisata

Di dalam melakukan pengembangan ekowisata di Kabupaten Nganjuk

harus senantiasa memperhatikan kelestarian alam yang ada di sekitar

obyek wisata karena termasuk kedalam kawasan hutan lindung.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(45)

37

4. Perbaikan dan pembangunan sarana dan prasarana pariwisata

Pembangunan Infrastruktur ini meliputi pembangunan sarana dan

prasarana pelengkap sebagai penunjang kegiatan wisata namun harus

senantiasa memperhatikan lahan-lahan yang digunakan karena

termasuk ke dalam kawasan hutan lindung.

C. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat yang digunakan oleh peneliti

untuk mendapatkan keadaan sebenarnya dari obyek yang diteliti guna

memperoleh data yang akurat. Agar memperoleh data yang akurat atau

mendekati kebenaran sesuai dengan fokus penelitian, maka penulis

memilih dan menetapkan lokasi penelitian ini di wilayah Kabupaten

Nganjuk dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Nganjuk

sebagai Dinas yang mengelola pariwisata di Kabupaten Nganjuk .

Pemilihan lokasi penelitian ini ditentukan secara “purposive”,

yaitu didasarkan pada pertimbangan bahwa di kabupaten Nganjuk

terdapat obyek wisata yang sangat potensial namun pada tahun 2011 ini

mengalami penurunan jumlah wisatawan yang cukup drastis.

D. Sumber Da ta

Menurut Lofland dalam Moleong (2004:157), sumber data utama

dalam penelitian kualitatif ialah berasal dari informan yang berupa

kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan

lain-lain. Adapun jenis data dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi

(46)

38

1. Data Primer

Yaitu data dan informan yang diperoleh secara langsung dari

informan atau aktor pada saat dilaksanakan penelitian ini. Dalam hal

ini data dan informasi mengenai Peran Dinas Kebudayaan Dan

Pariwisata Dalam Rangka Meningkatkan Ekonomi Masyarakat.

(Studi Pengembangan Ekowisata Di Kabupaten Nganjuk) diperoleh

dari Ibu Dra. IIT Herlyana, MM selaku Kepala Bidang Usaha dan

Pemasaran Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten

Nganjuk.

2. Data Sekunder

Yaitu data berupa dokumen-dokumen, laporan-laporan dan arsip-arsip

lain yang ada relevansinya dengan penelitian ini yang berada pada

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Nganjuk.

Menurut Lofland dalam Moleong (2004:157) sumber data utama

dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut :

1. Informan Kunci (Key Person)

Informan kunci, dimana pemilihannya secara purposive sampling dan

diseleksi melalui teknik snowball sampling yang didasarkan atas

subyek yang menguasai permasalahan, memiliki data dan bersedia

memberikan data yang benar-benar relevan dan kompeten. Sebagai

informan awal adalah Ibu Dra. IIT Herlyana, MM selaku Kepala

Bidang Usaha dan Pemasaran Pariwisata Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kabupaten Nganjuk. Sedangkan informan selanjutnya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(47)

39

diminta kepada informan awal untuk menunjuk orang lain yang dapat

memberikan informasi, maka untuk triangulasi data tersebut informan

tersebut ditemukan dengan cara snow ball.

2. Tempat dan Peristiwa

Tempat dan peristiwa dimana fenomena yang terjadi atau yang pernah

terjadi berkaitan dengan fokus penelitian yaitu Peran Dinas

Kebudayaan Dan Pariwisata Dalam Meningkatkan Kunjungan

Wisatawan.

3. Dokumen

Dokumen sebagai sumber daya yang sifatnya melengkapi data utama

yang relevan dengan masalah dan fokus penelitian antara lain meliputi

: ketentuan peraturan perundangan yang berlaku mengenai Pariwisata,

mengenai data monografi Kabupaten Nganjuk, Obyek Wisata, dan

lain sebagainya.

E. Pengumpulan Data

Data merupakan bagian terpenting dalam penelitan karena hakekat

dari penelitian adalah pencarian data yang nantinya dianalisa dan

diinterpretasikan. Dalam penelitian kualitatif, sumber data yang utama

adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti

dokumen. Dalam rangkaian pengumpulan data dalam penelitian ini adalah

(48)

40

1. Proses memasuki lokasi penelitian (Getting In)

Agar proses pengumpulan data dari informasi berjalan baik, peneliti

terlebih dahulu menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan, baik

kelengkapan administratif maupun semua persoalan yang

berhubungan dengan setting dan subyek penelitian dan mencari relasi

awal. Dalam memasuki lokasi penelitian, peneliti menempuh

pendekatan formal dan informal serta menjalin hubungan baik dengan

informan (Moleong, 2004:128). Maka dalam tahap ini peneliti

memasuki lokasi penelitian guna memperoleh gambaran aktifitasnya

dengan membawa surat ijin penelitian Universitas Pembangunan

Nasional.

2. Ketika Berada di Lokasi Penelitian (Getting Along)

Pada tahap ini peneliti melakukan wawancara maupun observasi

untuk mencari informasi yang lengkap dan tepat serta menangkap

makna intisari dari informasi dan fenomena yang diperoleh tentang

Peran Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Dalam Meningkatkan

Kunjungan Wisatawan. (Studi Pengembangan Ekowisata Di

Kabupaten Nganjuk).

3. Teknik Pengumpulan Data (Logging The Data)

Setelah kedua langkah diatas maka peneliti melakukan pengumpulan

data, dimana teknik yang digunakan adalah :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(49)

41

a. Wawancara mendalam (Indepth Interview)

Wawancara mendalam dilakukan untuk memperoleh informasi

tentang kualitas pelayanan yaitu dengan cara mengajukan

pertanyaan-pertanyaan secara langsung dengan informan

mengenai Peran Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Dalam Rangka

Meningkatkan Kunjungan Wisatawan. (Studi Pengembangan

Ekowisata Di Kabupaten Nganjuk).

b. Dokumentasi

Teknik dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan data sekunder

yang dilaksanakan dengan cara mengumpulkan data yang

berkaitan dengan Peran Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Dalam

Rangka Meningkatkan Kunjungan Wisatawan. (Studi

Pengembangan Ekowisata Di Kabupaten Nganjuk).

c. Pengamatan (Observation)

Teknik ini dilakukan untuk mengungkap dan memperoleh

deskripsi secara utuh dengan pengamatan langsung dengan

masyarakat.

F. Analisis Data

Menurut Miles dan Huberman (1992:16), teknik analisa data

kualitatif meliputi tiga alur kegiatan sebagai sesuatu yang terjalin pada

saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang

sejajar untuk membangun suatu analisis, yaitu reduksi data, penyajian

(50)

42

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisa dengan menggunakan model interaktif (interactive models of

analysis) yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1992:16).

Dalam model ini terdapat tiga komponen analisis, yaitu sebagai berikut :

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yaitu data yang dikumpulkan berupa wujud kata-

kata bukan rangkaian kata. Dan itu mungkin telah dikumpulkan

dengan aneka macam cara (observasi, wawancara, dokumen, pita

rekaman). Dan yang biasanya diproses kira-kira sebelum siap

digunakan (melalui pencatatan, pengetikan atau alat tulis).

2. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar

yang muncul dari catatan tertulis di lapangan. Reduksi data

merupakan suatubentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,

mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan

data dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat ditarik kesimpulan

atau verifikasi. Data yang diperoleh dari lokasi penelitian atau data

lapangan ditulis dalam uraian yang jelas dan lengkap yang nantinya

akan direduksi, dirangkum, dan difokuskan pada hal-hal yang

berkaitan dengan penelitian kemudian dicari tema atau pola (melalui

proses penyuntingan, pemberian kode, dan pembuatan tabel).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(51)

43

3. Penyajian Data

Penyajian data dilakukan dengan cara mendeskripsikan data yang ada

secara sederhana, rinci, utuh, dan integrative yang digunakan sebagai

pijakan untuk menentukan langkah berikutnya dalam menarik

kesimpulan dari data yang ada.

4. Penarikan Kesimpulan (Verifikasi)

Penarikan kesimpulan dilakukan secara terus menerus sepanjang

proses penelitian berlangsung. Sejak awal memasuki lokasi penelitian

dan selama proses pengumpulan data berlangsung, peneliti berusaha

untuk menganalisis dan mencari makna dari data yang dikumpulkan,

yaitu dengan mencari pola, tema, hubungan, persamaan dan hal-hal

yang sering timbul yang dituangkan dalam kesimpulan yang tentative

namun dengan bertambahnya data melalui verifikasi terus menerus

akan memperoleh kesimpulan-kesimpulan yang bersifat grounded

(dasar)

Proses analisis data secara interaktif dapat disajikan dalam bentuk

(52)

44

Gambar 2. Analisis Model Inter aktif Menur ut Miles dan Huber man

Sumber : Analisis Data Kualitatif , Miles dan Huberman terjemahan Tjetjep

Rohendi Rohedi UI Press, (1992:20)

Berdasarkan gambaran diatas maka menjelaskan bahwa data yang

diperoleh dilapangan tidak dibuktikan dengan angka-angka tetapi

berisikan uraian sehingga menggambarkan hasil yang sesuai dengan data

yang sudah dianalisa kemudian diinterpretasikan. Masalah yang dihadapi

diuraikan dengan berpatokan pada teori-teori dan temuan-temuan yang

diperoleh pada saat penelitian tersebut, kemudian dicarikan kesimpulan

dan pemecahannya.

G. Keabsahan Data

Dalam setiap penelitian memerlukan standar untuk melihat derajat

kepercayaannya atau kebenarannya dari hasil penelitiannya. Dalam

penelitian kualitatif, standar tersebut disebut dengan keabsahan data.

Menurut Lincoln dan Guba (dalam Moleong, 2004:324). Untuk

menetapkan keabsahan data maka diperlukan teknik pemeriksaan.

Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas empat kriteria yang

digunakan yaitu :

Pengumpulan Data

Kesimpulan dan verifikasi

Reduksi Data Penyajian Data

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(53)

45

1. Derajat Kepercayaan (Credibility)

Pada dasarnya penerapan kriterium derajat kepercayaan menggantikan

konsep validitas internal dari non kualitatif. Kriterium ini berfungsi

untuk melakukan inkuiri (penyelidikan) sedemikian rupa, sehingga

tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai serta untuk

menunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan

pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti.

2. Keteralihan (Transferability)

Keteralihan sebagai persoalan empiris yang bergantung pada

kesamaan antara konteks pengirim dan penerima. Untuk melakukan

pengalihan tersebut seorang peneliti hendaknya mencari dan

mengumpulkan kejadian empiris tentang kesamaan konteks. Dengan

demikian peneliti bertanggung jawab untuk menyediakan data

deskriptif secukupnya, jika ia ingin membuat penelitian kecil untuk

memastikan usaha memverifikasi tersebut.

3. Kebergantungan (Dependability)

Merupakan substitusi istilah rehabilitas dalam penelitian non

kualitatif. Yaitu dengan diadakan pengulangan studi dalam suatu

kondisi yang sama hasilnya secara esensial sama maka berarti

reabilitasnya tinggi. Penelti sebagai instrument penelitian bisa saja

membuat kesalahan karena keterbatasan yang dimiliki atau bisa juga

karena keletihan, untuk itu digunakan kriterium ini dimana konsepnya

(54)

46

peninjauannya dari segi bahwa konsep itu memperhitungkan

segala-galanya, yaitu yang ada pada rehabilitas itu sendiri ditambah

faktor-faktor lainnya yang tersangkut. Hal tersebut akan dibahas dalam

konteks pemeriksaan.

4. Kepastian (Conformability)

Kepastian di sini adalah bahwa sesuatu itu obyektif atau tidak

bergantung pada persetujuan beberapa orang terhadap pandangan,

pendapat, dan penemuan seseorang. Sesuatu yang obyektif berarti

dapat dipercaya, faktual dan dapat dipastikan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(55)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambar an Umum Kabupaten Nganjuk

Kabupaten Nganjuk adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur.

Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro di utara, Kabupaten

Jombang di timur, Kabupaten Kediri dan Kabupaten Ponorogo di selatan,

serta Kabupaten Madiun di barat.

Kabupaten Nganjuk merupakan salah satu daerah tujuan wisata di

Jawa Timur, memiliki berbagai potensi wisata dan keindahan alam yang

mengagumkan seperti panorama Ngliman di kaki Gunung Wilis, Air Terjun

Sedudo, Air Terjun Ror Kuning, Goa Margo Tresno dan lain sebagainya.

Kabupaten Nganjuk sebagian besar wilayahnya merupakan daerah pedesaan

yang asri, udaranya sejuk dan nyaman untuk dikunjungi.

Sebelum diuraikan secara lengkap gambaran umum tentang situs

penelitian yaitu ekowisata di Kabupaten Nganjuk perlu diuraikan hal-hal yang

berkaitan dengan Kabupaten Nganjuk secra umum termasuk sejarah

Kabupaten Nganjuk yang turut mempengaruhi perkembangan Kabupaten

maupun Pemerintahan serta kehidupan masyarakat Kabupaten Nganjuk.

1. Seja rah Kabupaten Nganjuk

a.Nganjuk pada permulaan tahun 1811

Sejarah pemerintahan kabupaten pace sangat sulit diungkapkan

Gambar

Tabel 1.1  Jumlah Kunjungan Wisatawan di Kabupaten Nganjuk
Gambar 1.Kerangka Berpikir
Gambar 2. Analisis Model Interaktif Menurut Miles dan Huberman
Tabel 4.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

pengembangan dan strategi pemasaran objek wisata Danau Siais dalam menarik..

Strategi pengembangan atraksi wisata guna meningkatkan kunjungan wisatawan di kawasan wisata kampung cikidang di kabupaten Bandung Barat.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Berdasarkan dari hasil analisis Pengaruh Jumlah Kunjungan Wisatawan, Obyek Wisata, dan Pendapatan Perkapita tehadap Penerimaan Sektor Pariwisata di Kabupaten Kudus diketahui

obyek wisata di Kawasan Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. Menganalisis pengaruh lama berkunjung terhadap jumlah kunjungan

Menganalisis Strategi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Kabupaten Dairi terkait Pengembangan Taman Wisata Iman dalam upaya meningkatkan pengunjung wisata yang meliputi

Berdasarkan dari hasil analisis Pengaruh Jumlah Kunjungan Wisatawan, Obyek Wisata, dan Pendapatan Perkapita tehadap Penerimaan Sektor Pariwisata di Kabupaten Kudus diketahui

Berdasarkan hasil yang peneliti lakukan mengenai Kinerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Manca

Mengenai aksesibilitas pada wisata budaya Keraton Sambaliung Kabupaten Berau, dalam hal ini peneliti melakukan wawancara dengan Ibu Syahriani, S.Sos selaku Staf Dinas Kebudayaan dan