PERAN DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
DALAM MENINGKATKAN KUNJ UNGAN WISATAWAN
(Studi Pengembangan Ekowisata Di Kabupaten Nganjuk)
SKRIPSI
Untuk memenuhi persyar atan memper oleh Gelar Sar jana Pada FISIP UPN “Veter an” J awa Timur
Oleh :
DHANAR ARDHA YUASTA
NPM. 0841010037
YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
yang berjudul “PERAN DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DALAM
MENINGKATKAN KUNJ UNGAN WISATAWAN” (Studi Pengembangan
Ekowisata Di Kabupaten Nganjuk). Tugas ini dibuat dalam memenuhi persyaratan
kurikulum pada Program Studi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur.
Dalam tersusunnya tugas ini penulis mengucapakan terima kasih sebesar
besarnya kepada Drs. Pudjo Adi, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan kepada penulis. Disamping itu
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Hj. Suparwati, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik.
2. Bapak Dr. Lukman Arif, M.Si, selaku Ketua Program Studi Administrasi
Negara.
3. Ibu Dra. Susi Hardjati, MAP selaku Sekretaris Program Studi Administrasi
Negara.
4. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
5. Ibu Lies Nurhayati, S.H, M.Si selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Nganjuk
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
6. Ibu Dra. IIT Herlyana, MM selaku Kepala Bidang Usaha dan Pemasaran
Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Nganjuk.
7. Seluruh pejabat, pegawai dan pembantu dilingkugan Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Nganjuk yang telah banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari masih ada
kekurangan-kekurangan dalam penyusunannya. Oleh karena itu penulis senantiasa bersedia dan
terbuka dalam menerima saran, kritik dari semua pihak yang dapat menambah
kesempurnaan skripsi.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih serta besar harapan penulis
skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surabaya, Maret 2012
iv
c. Strategi Promosi Pariwisata Daerah... 29
d. Faktor dan Langkah-langkah Strategi Promosi... 30
C. Kerangka Berpikir ... 33
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
BAB III METODE PENELITIAN ...……..………...…... 34
A. Jenis Penelitian....………..…....……... 34
B. Fokus Penelitian………..…...…... 35
C. Lokasi Penelitian... 37
D. Sumber Data...……….………. 37
E. Pengumpulan Data……….…...……... 39
F. Analisis Data………..…………..…... 41
G. Keabsahan Data...………..…..………... 44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kabupaten Nganjuk... 47
1. Sejarah Kabupaten Nganjuk... 47
a. Nganjuk Pada Permulaan Tahun 1811... 47
b. Nganjuk Sekitar Tahun 1830... 50
c. Berbek Cikal Bakal Kabupaten Nganjuk... 54
d. Boyongan Pusat Pemerintahan... 54
e. Nganjuk Sebagai Ibukota... 56
2. Visi Misi Kabupaten Nganjuk... 57
a. Visi Kabupaten Nganjuk... 57
b. Misi Kabupaten Nganjuk... 58
3. Gambaran Umum Wisata Nganjuk... 58
a. Air Terjun Sedudo... 59
b. Air Terjun Roro Kuning... 59
c. Goa Margo Tresno... 59
d. Taman Rekreasi Anjuk Ladang (TRAL)... 60
e. Candi Lor... 60
f. Candi Ngetos... 60
g. Museum Anjuk Ladang... 61
h. Monumen dan Padepokan Jendral Sudirman... 61
i. Masjid Al Mubaroq... 61
j. The Legend Water Park Kertosono... 62
vi
l. Klentheng Hok Yoe Kiong... 62
B. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Nganjuk... 63
1. Sejarah Dinas Kebudayaaan dan Pariwisata Kabupaten Nganjuk... 63
2. Visi dan Misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Nganjuk... 64
a. Visi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Nganjuk... 64
b. Misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Nganjuk... 64
3. Struktur Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Nganjuk... 64
4. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Nganjuk... 66
5. Karakteristik Jumlah Pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Nganjuk... 80
6. Sarana dan Prasarana Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Nganjuk... 83
C. Gamabaran Umum Situs Penelitian Ekowisata Kabupaten Nganjuk... 83
1. Air Terjun Sedudo... 83
2. Air Terjun Roro Kuning... 86
3. Goa Margo Tresno... 88
4. Taman Rekreasi Anjuk Ladang... 90
D. Hasil Penelitian... 92
1. Promosi Obyek Wisata... 93
a. Promosi melalui Media Cetak... 93
b. Promosi Melalui Media Elektronik... 101
c. Promosi Melalui Media Internet... 103
d. Promosi Melalui Duta Wisata... 107
2. Bimbingan Sadar Wisata... 112
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
3. Melestarikan Kawasan Ekowisata... 117
4. Perbaikan dan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pariwisata... 120
E. Pembahasan... 124
1. Promosi Obyek Wisata... 126
a. Promosi melalui Media Cetak... 126
b. Promosi Melalui Media Elektronik... 131
c. Promosi Melalui Media Internet... 134
d. Promosi Melalui Duta Wisata... 136
2. Bimbingan Sadar Wisata... 139
3. Melestarikan Kawasan Ekowisata... 142
4. Perbaikan dan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pariwisata... 144
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 147
A. Kesimpulan... 147
B. Saran... 149
DAFTAR PUSTAKA
x ABSTRAKSI
DHANAR ARDHA YUASTA, PERAN DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DALAM MENINGKATKAN KUNJ UNGAN WISATAWAN (Studi Pengembangan Ekowisata di Kabupaten Nganjuk)
Penelitian ini didasarkan pada fenomena yang terjadi yaitu adanya penurunan jumlah kunjungan wisatawan pada tahun 2011 ke kawasan obyek wisata ekowisata yang meliputi Air Terjun Sedudo, Air Terjun Roro Kuning, Goa Margo Tresno, dan Taman Rekreasi Anjuk Ladang (TRAL) akibat adanya bencana alam di Air Terjun Roro Kuning yang berdampak kepada ekowisata yang lain. Permasalahan penelitian ini adalah bagaimana peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Nganjuk dalam meningkatkan ekonomi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Nganjuk dalam meningkatkan ekonomi masyarakat.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan fokus penelitian: promosi obyek, bimbingan sadar wisata, melestarikan kawasan ekowisata, perbaikan dan pembangunan sarana prasarana pariwisata. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dengan key person dan informan serta dokumentasi dari arsip Dinas Kebudyaan dan Pariwisata Kabupaten Nganjuk.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta menggunakan teknik analisis data model interaktif terhadap obyek penelitian yaitu Peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Nganjuk dalam meningkatkan kunjungan wisatawan, dapat disimpulkan bahwa 1) Promosi obyek wisata melalui media cetak yang ditonjolkan hanya obyek wisata Air Terjun Sedudo dibanding tiga obyek ekowisata yang lain sehinga hanya obyek wisata Air terjun sedudo saja yang ramai pengunjung dan menghasilkan peningkatan kunjungan wisatawan. 2) Promosi melalui media elektronik hanya memanfaatkan stasiun televisi lokal yaitu Bayu TV saja. 3) Promosi melalui media internet hanya sebatas iklan di salah satu situs penyedia iklan gratis dan hanya foto-foto tanpa ada deskripsi serta alamat dari masing – masing obyek wisata. 4) Promosi melalui duta wisata hanya dilakukan pada saat ada pameran yang dilaksanakan di dalam maupun di luar Kabupaten Nganjuk serta pada saat adanya bimbingan sadar wisata.5) Bimbingan sadar wisata dengan konsep sapta pesona yang diperuntukan bagi pedagang dan masyarakat di sekitar obyek wisata, namun bimbingan sadar wisata ini hanya dilakukan setahun sekali pada saat mendekati Hari Ulang Tahun Kabupaten Nganjuk. 6) Untuk kelestarian kawasan ekowisata sudah terjaga dengan baik. 7) Untuk pembangunan dan perbaikan akses jalan sudah berjalan dengan baik dengan keadaan sarana dan parasarana pariwisata yang terjaga dengan baik.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejumlah pengamat memperkirakan dalam periode 2011 hingga
2015 bakal banyak wisatawan asing yang datang ke Asia Pasifik. Sebagai
negara yang direkomendasikan untuk dikunjungi adalah Indonesia. Hal
tersebut di jelaskan berdasarkan survei Pacific Asia Travel Association
(PATA) Asia Pasifik. Sementara itu Menurut BPS, selama januari-maret
jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Indonesia
mencapai 1.714.946 orang. Jumlah ini naik 6,44 persen dibanding periode
yang sama tahun lalu. Naiknya jumlah wisatawan mancanegara menjadi
indikasi Indonesia aman untuk dikunjungi. Industry pariwisata sebagai
penyumbang devisa terbesar ketiga dalam negeri kita. Saat ini, wisatawan
terbanyak berasal dari Australia dan meningkat 25 persen dari tahun lalu.
Menurut Undang Undang No. 10/2009 tentang Kepariwisataan, yang
dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang
didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan
masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
Pengembangan sektor pariwisata yang dilakukan dengan baik dan
maksimal akan mampu menarik wisatawan domestik maupun wisatawan
asing untuk datang dan membelanjakan uangnya dalam kegiatan
2
terangkat taraf hidupnya serta negara akan mendapat devisa dari
wisatawan asing yang menukar mata uang negaranya dengan rupiah.
Berdasarkan Pasal 4 Undang-Undang Nomer 33 Tahun 2009
Tentang Kepariwisataan dapat diketahui bahwa pariwisata bertujuan
untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan
rakyat, menghapus kemiskinan, mengatasi pengangguran, melestarikan
alam, lingkungan dan sumber daya, memajukan kebudayaan, mengangkat
citra bangsa, memupuk rasa cinta tanah air, memperkukuh jati diri dan
kesatuan bangsa, mempererat persahabatan antarbangsa.
Dalam Pasal 1 Peraturan Menteri Dalam negeri Nomor 33 tahun
2009 Tentang Pedoman pengembangan ekowisata di daerah, yang
dimaksud dengan ekowisata adalah kegiatan wisata alam di daerah yang
bertanggungjawab dengan memperhatikan unsur pendidikan, pemahaman,
dan dukungan terhadap usaha-usaha konservasi sumberdaya alam, serta
peningkatan pendapatan masyarakat lokal. Saat ini sektor pariwisata di
Indonesia belum berjalan secara optimal padahal aspek ini sangat
berpengaruh terhadap peningkatan devisa negara, pendapatan masyarakat,
serta Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Provinsi Jawa Timur mempunyai banyak tempat wisata yang
sangat potensial jika dikembangkan dengan baik. Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Provinsi Jawa Timur membuat suatu program Visit East Java
2011 untuk menarik para wisatawan domestik maupun wisatawan
mancanegara serta memperkenalkan berbagai tempat wisata yang ada di
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
3
Jawa Timur. Dalam program Visit East Java 2011 ini, Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur menjadikan Gunung Bromo sebagai
icon utama yang menjadi tempat wisata unggulan di Jawa Timur.
Sebagai salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Timur , Kabupaten
Nganjuk juga mempunyai beberapa tempat wisata guna menyukseskan
Program Visit East Java 2011 diantaranya yaitu Taman Rekreasi Anjuk
Ladang (TRAL), Air Terjun Sedudo, Goa Margo Tresno, serta Air Terjun
Roro Kuning. Dari beberpa tempat wisata tersebut, Kabupaten Nganjuk
menjadikan Air Terjun Sedudo sebagai tempat wisata unggulan.
Pembangunan sektor pariwisata di Kabupaten Nganjuk juga
mendapatkan perhatian dari Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk. Hal
ini dapat dilihat di visi Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk yaitu,
meningkatkan ekonomi masyarakat melalui pembangunan pertanian,
industri, perdagangan dan pariwisata yang berwawasan lingkungan
dengan didukung oleh ketersediaan infrastruktur yang memadai. Untuk
meningkatkan pariwisata daerah salah satu ukurannya adalah jumlah
kunjungan wisatawan. Untuk itu perlu dikembangkan obyek –obyek
pariwisata daerah sehingga dapat menarik kunjungan masyarakat. Agar
kunjungan dapat meningkat perlu terjalin koordinasi dan kerjasama
dengan pengusaha pariwisata baik di dalam maupun luar Kabupaten
Nganjuk.
Terdapat beberapa tempat wisata di Kabupaten Nganjuk. Salah
4
Kecamatan Sawahan. sekitar 30 km dari pusat kota Nganjuk. Air Terjun
Sedudo adalah salah satu obyek wisata alam yang terkenal di Kabupaten
Nganjuk. Air terjun yang berada pada ketinggian 1.438 meter di atas
permukaan laut (dpl) memiliki ketinggian sekitar 105 meter. Lokasinya
yang berada di lereng Gunung wilis membuat panorama alam di kawasan
Air terjun Sedudo semakin mempesona (Hamid Bahari, 2010:108).
Selain sebagai objek wisata, Air Terjun Sedudo juga sebagai
tempat pelaksanaan Upacara Parna Prahista setiap tanggal 1 suro yaitu
ritual memandikan arca. Hal ini semakin menambah daya tarik bagi
wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Air Terjun Sedudo juga
termasuk dalam 7 besar Air Terjun tertinggi dan terindah di Indonesia
(Kementrian Budaya dan Pariwisata, 2010).
Meskipun di Kabupaten Nganjuk memiliki sejumlah potensi
wisata alam yang dapat diandalkan, namun sebagian besar belum tergarap
secara maksimal. Buruknya pengelolaan wisata di Kabupaten Nganjuk
dapat dilihat dari keadaan sarana dan prasarana wisata yang ada di
beberapa tempat wisata yang masih belum lengkap dan tidak terawat. Hal
ini diperparah dengan adanya bencana alam tanah longsor dan banjir
bandang di kawasan wisata Air Terjun Roro Kuning yang menelan korban
jiwa.
Bencana ini membuat tempat wisata Air Terjun Roro Kuning
ditutup selama hampir 7 bulan. Ketika tempat wisata Air Terjun Roro
Kuning ditutup.. Ancaman bencana juga mengancam kawasan wisata Air
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
5
Terjun Sedudo. Curah Hujan yang sangat tinggi di sekitar Air Terjun
Sedudo membuat kondisi tanah menjadi labil dan rawan terjadinya
bencana tanah longsor. Keadaan ini harus segera ditangani agar kegiatan
pariwisata di Kabupaten Nganjuk tetap bisa bertahan dan bersaing dengan
obyek wisata lainnya di kawasan Jawa Timur.
Akibat bencana banjir dan ancaman tanah longsor yang terjadi di
kawasan obyek wisata di Kabupaten Nganjuk berdampak langsung
terhadap jumlah pengunjung / wisatawan yang hendak mengunjungi
obyek wisata di Kabupaten Nganjuk khususnya di Air terjun Roro Kuning
dan Air Terjun Sedudo. Bencana tersebut menimbulkan rasa kurang aman
dan khawatir untuk mengunjungi obyek wisata di kawasan Kabupaten
Nganjuk khusunya pada obyek wisata Air Terjun Roro Kuning dan Air
Terjun Sedudo.
Pada tabel dibawah ini menunjukkan jumlah wisatawan yang
mengunjungi beberapa obyek wisata yang ada di daerah Kabupaten
6
Tabel 1.1 J umlah Kunjungan Wisatawan di Kabupaten Nganjuk
Tahun Obyek Wisata
Sumber : Dinas Kebudayan dan Pariwisata Kabupaten Nganjuk Tahun 2011
Berdasarkan pada tabel di atas dapat diketahui bahwa pada tahun
2011 terjadi penurunan kunjungan wisatawan yang jumlahnya cukup
besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Penurunan kunjunagn
wisatawan tersebut terjadi akibat adanya bencana alam tanah longsor dan
banjir. Bencana alam tersebut membuat tempat wisata khususnya Air
Terjun Roro Kuning dan Air Terjun Sedudo ditutup untuk umum dan baru
dibuka kembali pada awal September 2011.
Turunnya kunjungan wisatawan ke tempat wisata yang ada di
Kabupaten Nganjuk secara langsung berpengaruh terhadap pendapatan
masyarakat di sekitar obyek wisata. Masyarakat yang menggantungkan
hidup dari keberadaan obyek wisata seperti pedagang warung nasi dan
kelontong serta angkutan umum terancam gulung tikar karena pendapatan
mereka turun drastis dibandingkan tahun sebelumnya. Disamping itu
penutupan obyek wisata Air Terjun Roro Kuning selama beberapa bulan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
7
secara langsung mematikan sumber pendapatan masyarakat yang
menggantungkan hidupnya pada obyek wisata Air Terjun Roro Kuning.
Penurunan jumlah kunjungan wisatawan juga terjadi akibat kurang
maksimalnya peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Nganjuk di dalam mempromosikan obyek wisata alam yang ada di
Kabupaten Nganjuk. Pengembangan obyek-obyek wisata juga belum
mendapatkan hasil yang optimal dikarenakan ada beberapa peran Dinas
Kenudayaan dan Pariwisata Kabupaten Nganjuk yang belum berjalan
dengan baik seperti promosi melalui media cetak, media internet, media
elektronik serta bimbingan sadar wisata kepada masyarakat.
Untuk meningkatkan pariwisata daerah salah satu ukurannya
adalah jumlah kunjungan wisatawan. Untuk itu perlu dikembangkan
obyek –obyek pariwisata di Kabupaten Nganjuk sehingga dapat menarik
kunjungan masyarakat. Agar kunjungan dapat meningkat perlu terjalin
koordinasi dan kerjasama dengan pengusaha pariwisata baik di dalam
maupun luar kabupaten nganjuk. Selain itu mengingat kabupaten nganjuk
merupakan daerah agraris perlu dikembangkan konsep pariwisata yang
bernuansa agrowisata.
Berdasarkan Undang-Undang Nomer 10 Tahun 2009 Tentang
Kepariwisatan, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2009
Tentang Pedoman Pengembangan Ekowisata Di Daerah, serta Peraturan
Daerah Kabupaten Nganjuk Nomor 08 Tahun 2008 Tentang Organisasi
8
dan Pariwisata Kabupaten Nganjuk dapat melakukan beberapa peran
penting, antara lain dengan pembangunan sarana dan prasarana wisata
pelengkap pada tempat wisata serta promosi obyek wisata. Untuk
pembangunan sarana dan prasarana wisata di kawasan Air Terjun Sedudo
dan Air Terjun Roro Kuning harus senantiasa memperhatikan lahan –
lahan yang akan digunakan untuk pembangunan saran dan prasarana
wisata karena kawasan tersebut termasuk ke dalam kawasan hutan
lindung. Akses jalan menuju tempat wisata juga harus mendapatkan
perhatian karena semakin mudah akses jalan ke lokasi wisata juga akan
membuat pengunjung menjadi lebih banyak. Di samping itu kegiatan
Promosi juga perlu dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Nganjuk untuk memperkenalkan beberapa obyek wisata di
Kabupaten Nganjuk melalui berbagai media antara lain media cetak,
media televisi, maupun melalui internet.
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan diatas, maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PERAN
DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DALAM
MENINGKATKAN KUNJ UNGAN WISATAWAN” (Studi
Pengembangan Ekowisata Di Kabupaten Nganjuk).
B. Per umusan Masalah
Atas dasar latar belakang diatas, maka penelitian ini mempunyai
perumusan masalah sebagai berikut :
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
9
Bagaimana peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Nganjuk
dalam meningkatkan kunjungan wisatawan?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Untuk mengetahui peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Nganjuk dalam meningkatkan kunjungan wisatawan.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Instansi
Diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan
penerapan tanggung jawab sosial secara efektif bagi instansi-instansi di
Indonesia.
2. Bagi Univer sitas
Sebagai tambahan khasanah perpustakaan dan bahan masukan bagi
penelitian lebih lanjut dengan topik yang sama.
3. Bagi Peneliti
Penyusunan skripsi ini diharapkan dapat memperluas wawasan berfikir
serta pengetahuan penulis dalam mengembangkan ilmu dan
pengetahuan yang sudah diperoleh untuk dilaksanakan di lapangan.
10 BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
A. Penelitian Ter dahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan pihak lain dapat
dipakai sebagai bahan pengkajian yang berkaitan dengan penelitian ini,
yaitu:
1. Teguh Hartono (Koordinator Eksekutif Yayasan Ekowisata Halimun
Bogor, Tahun 2005) dalam penelitiannya yang berjudul Pengalaman
Kemitraan Pengelolaan Dan Pemasaran Berbasis Masyarakat Lokal :
Kasus Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Jawa Barat).
Permalasahan yang ada pada penelitian ini adalah masih terbatasnya
tingkat kunjungan wisatawan ke lokasi yang dikembangkan di TNGHS
yang mungkin disebabkan oleh beberapa hal, antara lain aksebilitas jalan
informasi komunikasi yang masih terbatas, sarana dan prasarana
akomodasi yang terbatas, jassa pelayanan pengunjung yang belum
memenuhi standard an adanya anggapan biaya yang dikeluarkan terlalu
mahal dibandingkan rekreasi ke obyek wisata lain seperti di daerah
Puncak, Cibodas, Lido dan sebagainya . Sedangkan untuk pengambilan
data menggunakan teknik purposive sampling dengan sumber data primer
dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara, observasi, dokumentasi serta studi kepustakan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
11
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah terdapat
permintaan yang cukup tinggi ke lokasi TNGHS bagian timur (Cikaniki –
Citalahab) canopy, loop trail, tea walk dan curug piit. Jumlah permintaan
sedang untuk trekking jauh yaitu jalur Citalahab – Ciptagelar – Ciptarasa,
paket Halimun Selatan dan paket Seren Tahun di Ciptagelar. Sedangkan
untuk tahun 2004 sampai bulan Juni lalu, kunjungan untuk sementara
cukup tinggi baru ada di Citalahab dan Halimun Timur
2.Caska, Almasdi Syahza, dan Henny Indrawati (Jurusan Ilmu
Pendidikan, Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurnal
Eksekutif Volume 6 Nomor 1, Februari 2009) dalam strategi
pengembangan industri pengolahan nenas sebagai upaya percepatan
ekonomi masyarakat pedesaan. Permasalahan yang ada pada penelitian ini
adalah bagaimana strategi pengembangan industry pengolahan nenas serta
pola pengembangan yang tepat dalam upaya membangun industry
pengolahan nenas yang tangguh, berbasis pada industry kecil dan
beroirentasi ekspor untuk mempercepat peningkatan ekonomi masyarakat
pedesaan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey di
Kabupaten Bengkalis. Sedangkan untuk pengambilan data berupa primer
yang diperoleh dengan wawancara dan diskusi, serta data sekunder yang
didapat dari instansi terkait, internet, serta kajian pustaka yang dipandang
relevan untuk mengungkapkan masalah yang akan diteliti.
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah faktor internal
12
letak geografis dan konstribusi pertanian pada PDRB, visi dan kebijakan
pembangunan, areal tanam, produk turunanan dan keberadaan industry.
Faktor eksternal yang mempengaruhi pengembangan industry pengolahan
nenas adalah variabel social budaya dan ekonomi.
3.Husyinsyah (Staf Pengajar Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas
Pertanian, Universitas Mulawarman, April 2006) dalam penelitiannya
yang berjudul Sistem Tataniaga Pisang Kepok Untuk Meningkatkan
Ekonomi Masyarakat Tani di Provinsi Kalimantan Timur. Permasalahan
pada penelitian ini adalah bagaimanakah saluran tataniaga pisang di
Kalimantan Timur, Bagaimanakah margin tataniaga pisang dan faktor
yang mempengaruh, serta bagaimana integrasi pasar dan elastisistas
transmisi harga pisang di Kalimantan Timur. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian sampel. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah observasi dan Tanya jawab melalui wawancara terstruktur meliputi
identitas petani, jumlah produksi, biaya produksi, hasil produksi, harga
penjualan tiket di petani dan tingkat pendapatan. Data yang dikumpulkan
bersuber dari kondisi aktual di kawasan, hasil wawancara dengan pihak
terakait dan berbagai referensi serta data kepariwisataan lainnya.
Kesimpulan yang diperoleh dari penelian ini adalah saluran
tataniaga pisang di provinsi Kalimantan Timur relative panjang yang
ditunjukkan nilai margin yang besar, namun share yang diperoleh petani
rendah. Berdasarkan hasil yang telah di analisis, saluran pendek
cenderung lebuh efisisen. Untuk itu diperlukan upaya melakukan integrasi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
13
lembaga tataniaga baik secara vertical maupun horizontal. Yang kedua
perlu adanya sistem dan lembaga tataniaga yang mampu menjamin
terjualnya produk dengan harga yang layak di tingkat petani sehingga
pendapatan petani meningkat. Keadaan ini dapat diciptakan dengan
menjalin kemitraan yang sejajar dan saling menguntungkan antara
kelompok tani koperasi dan pedagang swasta. Disamping itu juga perlu
adanya informasi pasar yang cepat dan tepat kepada petani produsen
maupun konsumen, sehingga harga yang di informasikan sesuai dengan
14
B. Landasan Teor i
1. Per an
a. Penger tian Per an
Pengertian peran menurut Sorjono Soekanto (2002:243)
merupakan aspek dinamisi kedudukan (status), apabila seseorang
melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya,
maka ia menjalankan suatu peran.
Konsep tentang peran (role) menurut Komarudin (1974;768)
dalam buku “Ensiklopedia Manajamen” mengungkapkan sebagai
berikut:
1. Bagian dari tugas utama yang harus dilakukan oleh manajemen.
2. Pola perilaku yang diharapakan dapat menyertai suatu status.
3. Bagian suatu fungsi seseorang dalam kelompok atau pranata.
4. Fungsi yang diharapkan dari seseorang atau menjadi karakteristik
yang ada padanya.
5. Fungsi setiap variabel dalam hunbungan sebab akibat.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat diambil pengertian
bahwa peranan merupakan penilaian sejauh mana fungsi seseorang
atau bagian dalam menunjang usaha pencapaian tujuan yang
ditetapkan atau ukuran mengenai hunbungan 2 variabel yang
mempunyai hubungan sebab akibat.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
15
2. Par iwisata
a. Penger tian Par iwisata
Meskipun pariwisata telah lama di Indonesia tapi baru
sekarang ini giat-giatnya digalakan oleh pemerintah dan telah
dilindungi oleh Undang-Undang. Karena mengingat peranan dari
sektor minyak dan gas bumi yang semakin menurun maka
pemerintah meningkatkan penerimaan dan sumber devisa dari sector
non migas. Disamping pajak juga dari sector pariwisata, oleh karena
itu pariwisata dikembangkan di indonesia
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989 : 649)
dijelasakan bahwa pariwisata merupakan sesuatu yang berhubungan
dengan perjalanan dengan tujuan untuk rekreasi, melancong atau
bertamasya.
Pariwisata dapat digolongkan sebagai ilmu karena ia
merupakan suatu kegiatan dalam kehidupan manusia, memiliki latar
belakang sejarah dan perkembangan. Di Indonesia telah
menampilkan peranannya dengan nyata dalam memberikan
konstribusinya terhadap kegiatan ekonomi, sosial dan budaya
bangsa. Kesempatan kerja bagi orang-orang terampil di bidang ini
maki bertambah jumlahnya keadaan sosial masyarakat yang terlibat
dalam sektor ini makin baik, kebudayaan bangsa makin memperoleh
16
Secara etimologis kata pariwisata berasal dari bahasa
Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu “pari” dan “wisata”.
Menurut Yoeti (1996:112) dalam bukunya Pengantar Ilmu
Pariwisata mengartikan bahwa pariwisata berarti banyak , berkali –
kali atau berputar – putar dari suatu tempat ke tempat yang lain.
Dari pengertian etimologis seperti tersebut diatas ada dua hal yang
harus diperhatikan yaitu perjalanan dan tempat dimana atau kemana
dilakukan perjalanan tersebut.
Selanjutnya pengertian Pariwisata menurut Pendit (2003:35)
mengutip pendapat dari Hunziker dan Krapt yang merupakan
“Bapak pariwisata” menyatakan bahwa pariwisata adalah sejumlah
hubungan-hubungan dari gejala-gejala yang dihasilkan dari
tingginya orang-orang asing, asalkan tinggalnya mereka bersifat
sementara sebagai usaha untuk mencari kerja penuh.
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun
2009 tentang kepariwisataan, menyebutkan bahwa pariwisata adalah
berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas
serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,
Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.
Menurut Salah Wahab (Oka A. Yoeti, 2002 : 8) mengatakan
bahwa pariwisata merupakan suatu aktivitas manusia yang
dilakukan secara sadar yang mendapatkan pelayanan secara
bergantian diantara orang – orang dalam suatu negara itu sendiri
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
17
atau luar negeri, meliputi pendiaman orang – orang untuk sementara
waktu dalam mencapai kepuasan yang beranekaragam dan berbeda
dengan apa yang dialami dimana ia peroleh tanpa bekerja tetap.
Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan oleh ahli
peristiwa tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa maksud
dan tujuan itu bukan berhubungan dengan pekerjaan sehari-hari
melainkan perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu dan
daerah yang dikunjungi tidak untuk ditempati selamanya tetapi
hanya sementara saja yang diselenggarakan dari satu tempat
ketempat lainnya untuk menikmati perjalanan tersebut guna
bertamasya dan berekreasi, melihat dan menyasikan atraksi wisata
di tempat lain atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka
ragam.
b. Bentuk Par iwisata
Menurut pendapat wahab (2003:6) sebenarnya pariwisata
sebagai suatu gejala, terwujudnya dalam beberapa bentuk yang
anatara lain sebagai berikut:
A. Menurut jumlah orang yang yang bepergian dibedakan anatara
lain:
a. Pariwisata Individu, yakni hanya seseorang atau satu
18
b. Pariwisata rombongan, yakni sekelompok orang yang
biasanya terikat oleh hubungan-hubungan tertentu
kemudian melakukan perjalanan bersama-sama.
B. Menurut maksud bepergian dibedakan anatara lain:
a. Pariwisata rekreasi atau pariwisata santai, yang dimaksud
kepergian ini dimaksudkan untuk mulihkan kemampuan fisik
dan mental setiap peserta wisata dan memberikan
kesempatan rileks bagi mereka dari kebosanan dan keletihan
kerja selama di rekreasi.
b. Pariwisata budaya, maksudnya untuk memperkaya informasi
dan pengetahuan tentang Negara lain dan untuk memuaskan
kebutuhan hiburan.
c. Pariwisata pulih sehat, yang memuaskan kebutuhan
perawatan medis air panas, tempat-tempat kubangan lumpur
yang berkhasiat, perawatan dengan air mineral yang
berkhasiat penyembuhan secara teknis, perawatan dengan air
pasir hangat dan lain-lain.
d. Pariwisata sport, yang akan memuaskan hobi seseorang
seperti misalnya mengail ikan, berburu binatang liar,
menyelam ke dasar laut, bermain ski, bertanding dan
mendaki gunung.
e. Pariwisata tema wicara, pariwisata konvensi yang mencakup
pertemuan-pertemuan ilmiah, seprofesi, dan bahkan politik.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
19
C. Menurut Alat Transportasi
a. Pariwisata darat (bus, mobil pribadi, kereta api)
b. Pariwisata tirta (laut, danau, sungai)
c. Pariwisata dirgantara
D. Menurut Letak Geografis
a. Pariwisata domestik nasional, yang menunjukan arus wisata
yang dilakukan oleh warga dan penduduk asing yang
bertugas disana yang terbatas dalam suatu negara tertentu.
b. Pariwisata regional, yakni kepergian wisatawan terbatas
pada beberapa Negara yang membentuk suatu kawasan
pariwisata.
c. Pariwisata international, yang meliputi gerak wisatawan dari
suatu Negara ke negara lain di dunia.
E. Menurut Umur (umur membedakan kebutuhan dan kebiasaan)
a. Pariwisata remaja
b. Pariwisata dewasa
F. Menurut jenis kelamin
a. Pariwisata pria
b. Pariwisata wanita
G. Menurut Tingkat Harga dan Tingkat Sosial
a. Pariwisata taraf lux
b. Pariwisata taraf menengah
20
c. J enis-J enis Par iwisata
Adapun jenis-jenis pariwisata menurut Pendit (2003:38)
antara lain:
A. Wisata Budaya
Ini dimaksudkan agar perjalanan yang dilakukan atas dasar
keinginana untuk memperluas pandangan hidup seseorang
dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ketempat
lain mempelajari keadaan masyarakat, kebiasaan dan adat
istiadat mereka, cara hidup mereka, budaya dan seni mereka.
B. Wisata Kesehatan
Perjalanan seseorang wisatawan dengan tujuan tersebut untuk
menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari dimana ia
tinggal demi kepentingan beristirahat baginya dalam arti jasmani
dan rohani.
C. Wisata Olah Raga
Ini dimaksudkan wisatawan-wisatawan yang melakukan
perjalanan dengan tujan berolahraga.
D. Wisata Komersial
Dalam jenis ini termasuk perjalanan untuk mengunjungi
pameran-pameran dan pecan raya yang bersifat komersial.
E. Wisata Industri
Perjalanan yang dilakukan ole rombongan dengan maksud san
tujuan untuk mengadakan peninjauan dan penelitian.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
21
F. Wisata Politik
Perjalanan yang dilakukan untuk mengunjungi atau mengambil
bagian secara aktif dalam peristiwa dalam kegiatan politik.
G. Wisata Konvensi
Yang dekat dengan jenis wisata politik adalah apa yang
dinamakan wisata konvensi.
H. Wisata Sosial
Pengorganisasian wisata murah serta mudah untuk member
kesempatan pada golongan masyarakat ekonomi lemah.
I. Wisata Pertanian
Pengorganisasian perjalanan yang dilakukan ke proyek-proyek
pertanian.
J. Wisata Maritim
Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan olahraga air.
K. Wisata Cagar Alam
Wisata ini banyak dikaitkan dengan kegemaran wisata alam.
L. Wisata Buru
Jenis wisata ini banyak dilakukan di negeri-negeri yang
memiliki tempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah.
M.Wisata Pilgrim
Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan agama, sejarah, adat
istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat.
22
Yaitu penyelenggaraan perjalanan bagi pasangan-pasangan
pengantin baru.
O. Wisata Petualangan
Wisata petualangan dikenal dengan adventure tourism, seperti
masuk ke hutan belantara.
d. Penger tian Wisatawan
Bila kita perhatikan, orang-orang yang dating dan
berkunjung pada suatu tempat atau negara, biasanya mereka disebut
sebagai pengunjung (visitor) yang terdiri dari banyak orang dengan
bermacam-macam motivasi kunjungan, termasuk di dalamnya
adalah wisatawan. Dalam rangka pengembangan dan pembinaan
kepariwisataan di Indonesia, pemerintah telah pula merumuskan
batasan tentang wisatawan.
Menurut Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 1969 dalam
Yoeti (1996:142) mengemukakan pengertian wisatawan adalah
setiap orang yang bepergian dari tempat tinggalnya untuk
berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dan
kunjungannya itu.
Menurut rekomendasi PATA (Pacific Area Trafel
Asociation) dalam Pendit (2003 : 36) wisatawan diartikan sebagai
orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan dalam jangka
waktu minimal 24 jam dan maksimal 3 bulan di dalam suatu negara
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
23
yang bukan merupakan suatu negara dimana biasanya dia tinggal.
Mereka itu meliputi:
1. Orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan untuk
bersenang-senang, untuk keperluan pribadi, kesehatan dan
sebagainya.
2. Orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan untuk maksud
menghadiri pertemuan, konferensi, musyawarah atau di dalam
hubungan sebagai suatu organisasi.
3. Orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan dengan
maksud bisnis.
4. Pejabat pemerintah dan orang-orang mililter beserta keluarganya
yang diposkan di suatu negara lain hendaknya jangan dimasukan
dalam kategori ini, tapi apabila mereka mengadakan perjalanan
ke negeri lain, maka hal ini dapat digolongkan ke sebagai
wisatawan.
Menurut Norwal dalam Yoeti (1996:142) seorang wisatawan
adalah seseorang yang memasuki wilayah negeri asing dengan
maksud tujuan apapun, asalkan bukan untuk tinggal permanen atau
untuk tinggal permanen atau usaha-usaha yang teratur melintasi
perbatasan dan yang mengeluarkan uangnya di negeri yang
dikunjungi, uang mana telah dperolehnya bukan dari negeri tersebut
24
Demikian konsep definisi wisatawan, walaupun pengertian
wisatawan yang diberikan menyangkut wisatawan international,
namun dari penjelasan beberapa ilmuan diatas dapat berlaku pula
bagi wisatawan dalam negeri.
e. Asas, Fungsi dan Tujuan Par iwisata
Di dalam kegiatan kepariwisataan terdapat asas, fungsi dan
tujuan kepariwisataan. Berdasarakan Undang – Undang Tentang
Kepariwisataan Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan,
kepariwisataan diselenggarakan berdasarkan asas:
1.Manfaat
Kepariwisataan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
jasmani, rohani, dan intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi
dan perjalanan serta meningkatkan pendapatan Negara untuk
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
25
mewujudkan kesejahteraan rakyat. Sedangkan kepariwisataan
bertujuan untuk:
1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
2. Meningkatka kesejahteraan rakyat.
3. Menghapus kemiskinan.
4. Mengatasi pengangguran.
5. Melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya.
6. Memajukan kebudayaan.
7. Mengangkat citra bangsa.
8. Memupuk rasa cinta tanah air.
9. Memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa.
10.Mempererat persahabatan antarbangsa.
3. Pemasar an dan Pr omosi Par iwisata
a. Penger tian Pemasar an
Pemasaran pariwisata sangat kompleks sifatnya,
keberhasilan suatu program pemasaran dalam bidang kepariwisataan
sangat ditentukan oleh factor kesamaan pandangan terhadap peranan
pariwisata bagi pembangunan daerah. Menurut Krippendorf dalam
Yoeti (2005:1) pemasarann pariwisata adalah suatu sistem dan
koordinasi yang harus dilakukan sebagai kebijaksanaan bagi
26
swasta atau international untuk mecapai kepuasan wisatawan
dengan memperoleh keuntungan yang wajar.
Menurut Wahab dan kawan-kawannya dalam Yoeti (2005:2)
mengatakan pemasaran pariwisata adalah suatu proses manajemen
yang dilakukan oleh organisasi pariwisata nasional atau
perusahaan-perusahaan termasuk dalam kelompok industry pariwisata untuk
melakukan identifikasi terhadap wisatawan yang sudah punya
keinginan untuk melakukan perjalanan wisata dan wisatawan yang
punya potensi akan melakukan perjalanan wisata dengan jalan
melakukan komunikasi dengan mereka, mempengaruhi keinginan,
kebutuhan, dan motivasinya terhadap apa yang disukai dan tidak
disukai pada tingkat daerah-daerah lokal, regional, nasional ataupun
international dengan memperoleh kepuasann yang optimal.
Pada dasarnya, pemasaran pariwisata adalah usaha yang
dilakukan suatu organisasi pariwisata daerah untuk menarik
wisatawan lebih banyak dating, lebih lama tinggal dan lebih banyak
membelanjakan dollar atau rupiahnya pada daerah tujuan wisata.
Menurut Lazar dan Kelly yang dikutip Heberstreit dalam
Yoeti (2005:9) ada 3 hal yang harus diperhatikan di dalam
pemasaran pariwisata, yaitu:
1.Perlu diciptakannya Product instrument
Untuk memudahkan wisatawan yang ingin berkunjung pada suatu
daerah tujuan wisata sangat dianjurkan untuk menawarkan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
27
produk dalam bentuk paket wisata (Package tour), terutama
untuk medapatkan pelayanan terpadu.
2.Perlu ada perantara yang disebut sebagai Product Instrumen
Dalam rangka memberikan kemudahan kepada wisatawan, perlu
ditunjuk Biro Perjalanan Wisata atau Tour Operator yang
berfungsi sebagai perantara.
3.Menggunakan Promotion Instrument
Wisatawan harus diberikan informasi yang terbaru tentang
produk yang ditawarkan. Untuk itu organisasi Pariwisata
Nasional atau daerah hendaknya melakukan komunikasi dengan
wisatawan actual dan wisatawan potensial dengan mengirimkan
brosur, leaflet, booklets atau pemasangan iklan melalui media
yang dianggap sesuai sehingga calon wisatawan secara lebih rinci
tentang daya tarik yang dimiliki oleh suatu daerah tujuan wisata
tertentu.
b.Penger tian Pr omosi
Promosi merupakan salah satu variabel di dalam marketing
mix yang sangat penting untuk dilaksanakan oleh perusahaan dalam
memasarkan produk-produknya dalam dunia perdagangan yang
telah maju, para pengusaha telah mengetahui betapa pentingnya
kegiatan promosi ini karena konsumen agar mau menggunakan
28
Untuk melaksanakan kegiatan promosi yang baik, teratur dan
terarah, maka perusahaan harus berusaha mengetahui bagaimana
sifat-sifat dan keinginan daripada konsumen yang akan dilayani oleh
konsumen.
Mengenai pengertian dari promosi menurut Bash Swasta
dalam bukunya “Manajemen Pemasaran Moderen” (1985 : 349)
menyatakan bahwa:
a. Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat
untuk mengarahkan seseorang atau organisasi dan tindakan yang
menciptakan pertukaran dalam pemasaran.
b. Promosi adalah semua jenis kegiatan pemasaran yang ditujukan
untuk mendorong permintaan.
Selain pengertian promosi diatas, maka dikemukakan juga
mengenai bentuk-bentuk promosi, macam-macam promosi, tujuan
promosi serta strategi dan taktik promosi yaitu sebagai berikut:
1) Periklanan
Bentuk presentasi dan promosi non pribadi tentang ide, barang
dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu.
2) Personal Selling
Presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan calon pembeli
atau lebih yang ditujukan untuk menciptakann penjualan.
3) Publisitas
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
29
Pendorong permintaan secara non pribadi untuk suatu produk,
jasa atau ide dengan menggunakan berita komersial di dalam
media massa dan sponsor tidak dibebani sejumlah bayaran
secara langsung.
4) Promosi Penjualan
Kegiatan pemasaran selain personal selling, periklanan dan
publisitas yang mendorong pembelian konsumen dan efektivitas
pengecer. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain: peragaan,
pertunjukan dan pameran, demonstrasi dan sebagainya.
c. Str ategi Pr omosi Par iwisata Daer ah
Promosi adalah variabel kunci dalam rencana strategi
pemasaran dan dapat dipandang sebagai suatu unsure untuk
menciiptakan kesempatan-kesempatan-kesempatan meguasai pasar.
Fungsi promosi dalam strategi pemasaran pariwisata pada
umumnya adalah untuk merangsang transaksi. Bagi suatu daerah
seperti kabupaten atau kotamadya, perlu strategi promosi secara
terpadu yang terdiri dari beberapa metode yang mungkin dapat
diterapkan di daerah tersebut. Metode promosi seperti itu harus
diciptakan untuk menyakinkan bahwa wisatawan dalam suatu target
pasar tertentu dapat mengetahi secara persis apa yang ditawarkan
dalam suatu target pasar tertentu dapat mengetahui secara persis apa
30
secara persis apa yang akan ditawarkan oleh suatu daerah sebagai
daerah tujuan wisata.
d. Faktor dan Langkah-Langkah Str ategi Pr omosi
Dalam Yoeti (2005:174) faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap piliihan untuk strategi promosi yaitu:
1. Karakter wisatawan.
2. Informasi yang sebenarnya dibutuhkan oleh para wisatawan.
3. Karakter dari produk wisatawan itu sendiri.
4. Sumber-sumber daya yang dimiliki suatu daerah sebagai suatu
tujuan wisata.
5. Ciri atau bentuk komunikasa yang digunakan untuk setiap
komponen promosi yang dapat digunakan atau tersedia.
6. Posisi atau kedudukan dihadapkan dengan pesaing-pesaing
utama.
Langkah-langkah penting selanjutnya yang perlu dilakukan
dalam mengembangkan strategi promosi wisata suatu daerah dalam
Yoeti (2005:174) adalah:
1. Menentukan target pasar yang akan dipengaruhi oleh kegiatan
promosi yang akan dilakukan. Dengan mengetahui target pasar,
kita akan lebih mudah melakukan pemilihan terhadap media yang
akan digunakan, bahasa yang akan dipakai, dan waktu-waktu
biasanya mereka melakukan perjalanan wisata.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
31
2. Menetapkan kelayakan promosi yang akan dipakai. Maksudnya
jenis dan macam promosi apa saja yang akan dilakukan dan
berapa anggaran yang akan digunakan untuk suatu target pasar
tertentu.
3. Mengatur komposisi unsure-unsur bauran pasaran yang akan
digunakan.
4. Mempersiapkan bentuk-bentuk desain iklan yang akan
digunakan, mulai dari ukuran (size), bewarna atau hitam putih,
bahasa yang digunakan, produk yang ditonjolkan dan copy
writing yang menegnai sasaran.
5. Merumuskan bentuk-bentuk kegiatan sales promotions yang akan
dilakukan.
6. Perencanaan pembuatan promositions materials, termasuk
bentuk-bentuk hand out yang akan diberikan pada setiap
pertemuan formal pada pejabat-[ejabat pariwisata dari luar negeri
dan percetakan brosus yang berkualitas.
7. Rencana dan jadwal mengundang Biro Perjalanan Wisata, Tour
Operator, dan Travel Writer dari luar negeri untuk melihat secara
langsung dan menyaksikan produk-produk suatu daerah tujuan
wisata yang siap jual.
8. Menunjuk seorang Public Relation Officer, untuk menjaga atau
32
mengcounter berita-berita negative untuk konsumsi luar negeri,
khususnya target pasar yang dituju.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
33
C. Ker angka Ber pikir
Kerangka berfikir merupakan bagian dari penelitian yang
menggambarkan alur peneliti dalam memberikan penjelasan kepada orang
lain. Untuk lebih jelasnya akan disajikan dalam gambar berikut:
Gambar 1.Ker angka Ber pikir
Sumber : Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2009Tentang Pedoman Pengembangan Ekowisata di Daerah, Peraturan Daerah Kabupaten Nganjuk Nomor 08 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Nganjuk.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pengembangan Ekowisata Di Daerah
Peraturan Daerah Kabupaten Nganjuk Nomor 08 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Nganjuk
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 4. Pembanguanan Sarana dan Prasarana
34 BAB III
METODE PENELITIAN
A. J enis Penelitian
Untuk memperoleh metode yang tepat dalam penelitian maka
tergantung maksud dan tujuan penelitian, Karena penelitian ini
merupakan penelitian yang dilakukan terhadap variable mandiri tanpa
membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variable lain maka
penelitian ini menggunakan metode penelitian yang bersifat deskriptif.
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif dengan
maksud ingin memperoleh gambaran yang komprehensif dan mendalam
tentang peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam rangka
meningkatkan ekonomi masyarakat. Secara teoritis, menurut Bagdan dan
Taylor (dalam Moleong, 2004:4), penelitian kualitatif sebagai penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Prosedur penelitian ini diarahkan pada situasi dan individu secara
utuh sebagai obyek penelitian sebagaimana dinyatakan Moleong (2004:4)
bahwa pendekatan kualitatif diarahkan pada situasi dan invidu tersebut
secara holistic (utuh) dalam hal peneliti tidak boleh mengisolasikan
individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu
memandangnya sebagai suatu keutuhan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
35
Sejalan dengan definisi tersebut, Kirk dan Miller mengungkapkan,
bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan
sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada
manusia baik dalam kawasannya maupun peristilahannya. Sehingga
dalam penelitian ini, penulis berusaha menggambarkan dan ingin
mengetahui tentang Peran Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Dalam
Rangka Meningkatkan Kunjungan Wisatawan. (Studi Pengembangan
Ekowisata Di Kabupaten Nganjuk).
B. Fokus Penelitian
Masalah yang akan diteliti pada awalnya masih umum dan
samar-samar akan bertambah jelas dan mendapat fokus setelah peneliti berada
dalam lapangan. Fokus ini masih mungkin akan mengalami perubahan
selama berlangsungnya penelitian itu.
Menurut Moleong (2004:97), fokus penelitian dalam penelitian
kualitatif merupakan batas yang harus dilalui oleh seorang peneliti dalam
melaksanakan suatu penelitian. Berkaitan dengan hal tersebut, bahwa
fokus penelitian pada dasarnya adalah masalah pokok yang bersumber
dari pengalaman peneliti atau melalui pengetahuan yang diperolehnya
melalui kepustakaan ilmiah ataupun kepustakaan lainnya.
Fokus dalam penelitian kualitatif berkaitan erat dengan rumusan
masalah dimana masalah penelitian dijadikan sebagai acuan dalam
36
berkembang atau berubah sesuai dengan perkembangan masalah
penelitian di lapangan.
Berdasarkan Undang-Undang Nomer 10 Tahun 2009 Tentang
Kepariwisatan, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2009
Tentang Pedoman Pengembangan Ekowisata Di Daerah, serta Peraturan
Daerah Kabupaten Nganjuk Nomor 08 Tahun 2008 Tentang Organisasi
dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Nganjuk, penelitian tentang
“Peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam meningkatkan kunjungan
wisatawan” (Studi Pengembangan Ekowisata di Kabupaten Nganjuk)
akan difokuskan pada 4 hal yaitu :
1. Promosi obyek wisata
a. Promosi melalui media cetak.
b. Promosi melalui media elektronik.
c. Promosi melalui internet
d. Promosi melalui duta wisata
2. Bimbingan sadar wisata
Meningkatkan peran masyarakat sebagai tuan rumah dalam upaya
untuk menciptakan lingkungan dan suasana kondusif yang mampu
mendorong tumbuh dan berkembangnya industri pariwisata.
3. Melestarikan Kawasan Ekowisata
Di dalam melakukan pengembangan ekowisata di Kabupaten Nganjuk
harus senantiasa memperhatikan kelestarian alam yang ada di sekitar
obyek wisata karena termasuk kedalam kawasan hutan lindung.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
37
4. Perbaikan dan pembangunan sarana dan prasarana pariwisata
Pembangunan Infrastruktur ini meliputi pembangunan sarana dan
prasarana pelengkap sebagai penunjang kegiatan wisata namun harus
senantiasa memperhatikan lahan-lahan yang digunakan karena
termasuk ke dalam kawasan hutan lindung.
C. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat yang digunakan oleh peneliti
untuk mendapatkan keadaan sebenarnya dari obyek yang diteliti guna
memperoleh data yang akurat. Agar memperoleh data yang akurat atau
mendekati kebenaran sesuai dengan fokus penelitian, maka penulis
memilih dan menetapkan lokasi penelitian ini di wilayah Kabupaten
Nganjuk dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Nganjuk
sebagai Dinas yang mengelola pariwisata di Kabupaten Nganjuk .
Pemilihan lokasi penelitian ini ditentukan secara “purposive”,
yaitu didasarkan pada pertimbangan bahwa di kabupaten Nganjuk
terdapat obyek wisata yang sangat potensial namun pada tahun 2011 ini
mengalami penurunan jumlah wisatawan yang cukup drastis.
D. Sumber Da ta
Menurut Lofland dalam Moleong (2004:157), sumber data utama
dalam penelitian kualitatif ialah berasal dari informan yang berupa
kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan
lain-lain. Adapun jenis data dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi
38
1. Data Primer
Yaitu data dan informan yang diperoleh secara langsung dari
informan atau aktor pada saat dilaksanakan penelitian ini. Dalam hal
ini data dan informasi mengenai Peran Dinas Kebudayaan Dan
Pariwisata Dalam Rangka Meningkatkan Ekonomi Masyarakat.
(Studi Pengembangan Ekowisata Di Kabupaten Nganjuk) diperoleh
dari Ibu Dra. IIT Herlyana, MM selaku Kepala Bidang Usaha dan
Pemasaran Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Nganjuk.
2. Data Sekunder
Yaitu data berupa dokumen-dokumen, laporan-laporan dan arsip-arsip
lain yang ada relevansinya dengan penelitian ini yang berada pada
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Nganjuk.
Menurut Lofland dalam Moleong (2004:157) sumber data utama
dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut :
1. Informan Kunci (Key Person)
Informan kunci, dimana pemilihannya secara purposive sampling dan
diseleksi melalui teknik snowball sampling yang didasarkan atas
subyek yang menguasai permasalahan, memiliki data dan bersedia
memberikan data yang benar-benar relevan dan kompeten. Sebagai
informan awal adalah Ibu Dra. IIT Herlyana, MM selaku Kepala
Bidang Usaha dan Pemasaran Pariwisata Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Nganjuk. Sedangkan informan selanjutnya
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
39
diminta kepada informan awal untuk menunjuk orang lain yang dapat
memberikan informasi, maka untuk triangulasi data tersebut informan
tersebut ditemukan dengan cara snow ball.
2. Tempat dan Peristiwa
Tempat dan peristiwa dimana fenomena yang terjadi atau yang pernah
terjadi berkaitan dengan fokus penelitian yaitu Peran Dinas
Kebudayaan Dan Pariwisata Dalam Meningkatkan Kunjungan
Wisatawan.
3. Dokumen
Dokumen sebagai sumber daya yang sifatnya melengkapi data utama
yang relevan dengan masalah dan fokus penelitian antara lain meliputi
: ketentuan peraturan perundangan yang berlaku mengenai Pariwisata,
mengenai data monografi Kabupaten Nganjuk, Obyek Wisata, dan
lain sebagainya.
E. Pengumpulan Data
Data merupakan bagian terpenting dalam penelitan karena hakekat
dari penelitian adalah pencarian data yang nantinya dianalisa dan
diinterpretasikan. Dalam penelitian kualitatif, sumber data yang utama
adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti
dokumen. Dalam rangkaian pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
40
1. Proses memasuki lokasi penelitian (Getting In)
Agar proses pengumpulan data dari informasi berjalan baik, peneliti
terlebih dahulu menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan, baik
kelengkapan administratif maupun semua persoalan yang
berhubungan dengan setting dan subyek penelitian dan mencari relasi
awal. Dalam memasuki lokasi penelitian, peneliti menempuh
pendekatan formal dan informal serta menjalin hubungan baik dengan
informan (Moleong, 2004:128). Maka dalam tahap ini peneliti
memasuki lokasi penelitian guna memperoleh gambaran aktifitasnya
dengan membawa surat ijin penelitian Universitas Pembangunan
Nasional.
2. Ketika Berada di Lokasi Penelitian (Getting Along)
Pada tahap ini peneliti melakukan wawancara maupun observasi
untuk mencari informasi yang lengkap dan tepat serta menangkap
makna intisari dari informasi dan fenomena yang diperoleh tentang
Peran Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Dalam Meningkatkan
Kunjungan Wisatawan. (Studi Pengembangan Ekowisata Di
Kabupaten Nganjuk).
3. Teknik Pengumpulan Data (Logging The Data)
Setelah kedua langkah diatas maka peneliti melakukan pengumpulan
data, dimana teknik yang digunakan adalah :
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
41
a. Wawancara mendalam (Indepth Interview)
Wawancara mendalam dilakukan untuk memperoleh informasi
tentang kualitas pelayanan yaitu dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan secara langsung dengan informan
mengenai Peran Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Dalam Rangka
Meningkatkan Kunjungan Wisatawan. (Studi Pengembangan
Ekowisata Di Kabupaten Nganjuk).
b. Dokumentasi
Teknik dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan data sekunder
yang dilaksanakan dengan cara mengumpulkan data yang
berkaitan dengan Peran Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Dalam
Rangka Meningkatkan Kunjungan Wisatawan. (Studi
Pengembangan Ekowisata Di Kabupaten Nganjuk).
c. Pengamatan (Observation)
Teknik ini dilakukan untuk mengungkap dan memperoleh
deskripsi secara utuh dengan pengamatan langsung dengan
masyarakat.
F. Analisis Data
Menurut Miles dan Huberman (1992:16), teknik analisa data
kualitatif meliputi tiga alur kegiatan sebagai sesuatu yang terjalin pada
saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang
sejajar untuk membangun suatu analisis, yaitu reduksi data, penyajian
42
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisa dengan menggunakan model interaktif (interactive models of
analysis) yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1992:16).
Dalam model ini terdapat tiga komponen analisis, yaitu sebagai berikut :
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data yaitu data yang dikumpulkan berupa wujud kata-
kata bukan rangkaian kata. Dan itu mungkin telah dikumpulkan
dengan aneka macam cara (observasi, wawancara, dokumen, pita
rekaman). Dan yang biasanya diproses kira-kira sebelum siap
digunakan (melalui pencatatan, pengetikan atau alat tulis).
2. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar
yang muncul dari catatan tertulis di lapangan. Reduksi data
merupakan suatubentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan
data dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat ditarik kesimpulan
atau verifikasi. Data yang diperoleh dari lokasi penelitian atau data
lapangan ditulis dalam uraian yang jelas dan lengkap yang nantinya
akan direduksi, dirangkum, dan difokuskan pada hal-hal yang
berkaitan dengan penelitian kemudian dicari tema atau pola (melalui
proses penyuntingan, pemberian kode, dan pembuatan tabel).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
43
3. Penyajian Data
Penyajian data dilakukan dengan cara mendeskripsikan data yang ada
secara sederhana, rinci, utuh, dan integrative yang digunakan sebagai
pijakan untuk menentukan langkah berikutnya dalam menarik
kesimpulan dari data yang ada.
4. Penarikan Kesimpulan (Verifikasi)
Penarikan kesimpulan dilakukan secara terus menerus sepanjang
proses penelitian berlangsung. Sejak awal memasuki lokasi penelitian
dan selama proses pengumpulan data berlangsung, peneliti berusaha
untuk menganalisis dan mencari makna dari data yang dikumpulkan,
yaitu dengan mencari pola, tema, hubungan, persamaan dan hal-hal
yang sering timbul yang dituangkan dalam kesimpulan yang tentative
namun dengan bertambahnya data melalui verifikasi terus menerus
akan memperoleh kesimpulan-kesimpulan yang bersifat grounded
(dasar)
Proses analisis data secara interaktif dapat disajikan dalam bentuk
44
Gambar 2. Analisis Model Inter aktif Menur ut Miles dan Huber man
Sumber : Analisis Data Kualitatif , Miles dan Huberman terjemahan Tjetjep
Rohendi Rohedi UI Press, (1992:20)
Berdasarkan gambaran diatas maka menjelaskan bahwa data yang
diperoleh dilapangan tidak dibuktikan dengan angka-angka tetapi
berisikan uraian sehingga menggambarkan hasil yang sesuai dengan data
yang sudah dianalisa kemudian diinterpretasikan. Masalah yang dihadapi
diuraikan dengan berpatokan pada teori-teori dan temuan-temuan yang
diperoleh pada saat penelitian tersebut, kemudian dicarikan kesimpulan
dan pemecahannya.
G. Keabsahan Data
Dalam setiap penelitian memerlukan standar untuk melihat derajat
kepercayaannya atau kebenarannya dari hasil penelitiannya. Dalam
penelitian kualitatif, standar tersebut disebut dengan keabsahan data.
Menurut Lincoln dan Guba (dalam Moleong, 2004:324). Untuk
menetapkan keabsahan data maka diperlukan teknik pemeriksaan.
Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas empat kriteria yang
digunakan yaitu :
Pengumpulan Data
Kesimpulan dan verifikasi
Reduksi Data Penyajian Data
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
45
1. Derajat Kepercayaan (Credibility)
Pada dasarnya penerapan kriterium derajat kepercayaan menggantikan
konsep validitas internal dari non kualitatif. Kriterium ini berfungsi
untuk melakukan inkuiri (penyelidikan) sedemikian rupa, sehingga
tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai serta untuk
menunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan
pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti.
2. Keteralihan (Transferability)
Keteralihan sebagai persoalan empiris yang bergantung pada
kesamaan antara konteks pengirim dan penerima. Untuk melakukan
pengalihan tersebut seorang peneliti hendaknya mencari dan
mengumpulkan kejadian empiris tentang kesamaan konteks. Dengan
demikian peneliti bertanggung jawab untuk menyediakan data
deskriptif secukupnya, jika ia ingin membuat penelitian kecil untuk
memastikan usaha memverifikasi tersebut.
3. Kebergantungan (Dependability)
Merupakan substitusi istilah rehabilitas dalam penelitian non
kualitatif. Yaitu dengan diadakan pengulangan studi dalam suatu
kondisi yang sama hasilnya secara esensial sama maka berarti
reabilitasnya tinggi. Penelti sebagai instrument penelitian bisa saja
membuat kesalahan karena keterbatasan yang dimiliki atau bisa juga
karena keletihan, untuk itu digunakan kriterium ini dimana konsepnya
46
peninjauannya dari segi bahwa konsep itu memperhitungkan
segala-galanya, yaitu yang ada pada rehabilitas itu sendiri ditambah
faktor-faktor lainnya yang tersangkut. Hal tersebut akan dibahas dalam
konteks pemeriksaan.
4. Kepastian (Conformability)
Kepastian di sini adalah bahwa sesuatu itu obyektif atau tidak
bergantung pada persetujuan beberapa orang terhadap pandangan,
pendapat, dan penemuan seseorang. Sesuatu yang obyektif berarti
dapat dipercaya, faktual dan dapat dipastikan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambar an Umum Kabupaten Nganjuk
Kabupaten Nganjuk adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur.
Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro di utara, Kabupaten
Jombang di timur, Kabupaten Kediri dan Kabupaten Ponorogo di selatan,
serta Kabupaten Madiun di barat.
Kabupaten Nganjuk merupakan salah satu daerah tujuan wisata di
Jawa Timur, memiliki berbagai potensi wisata dan keindahan alam yang
mengagumkan seperti panorama Ngliman di kaki Gunung Wilis, Air Terjun
Sedudo, Air Terjun Ror Kuning, Goa Margo Tresno dan lain sebagainya.
Kabupaten Nganjuk sebagian besar wilayahnya merupakan daerah pedesaan
yang asri, udaranya sejuk dan nyaman untuk dikunjungi.
Sebelum diuraikan secara lengkap gambaran umum tentang situs
penelitian yaitu ekowisata di Kabupaten Nganjuk perlu diuraikan hal-hal yang
berkaitan dengan Kabupaten Nganjuk secra umum termasuk sejarah
Kabupaten Nganjuk yang turut mempengaruhi perkembangan Kabupaten
maupun Pemerintahan serta kehidupan masyarakat Kabupaten Nganjuk.
1. Seja rah Kabupaten Nganjuk
a.Nganjuk pada permulaan tahun 1811
Sejarah pemerintahan kabupaten pace sangat sulit diungkapkan